Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

TEKNOLOGI PULP DAN KERTAS


KERTAS SEMEN

Dosen Pengampu:
Prima Astuti Handayani, S.T.,M.T.

Kelompok:

1. Habib Faisal Yahya 5213416058


2. Sindu Padeswara 5213416062
3. Fahreza Pracenda 521341606

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SEMARANG
2018
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kebutuhan akan semen di Indonesia makin meningkat dari tahun ke tahun.


Asosiasi Semen Indonesia menyebut permintaan semen di Indonesia meningkat 3 juta
ton pada 2016 dari 62 juta ton pada 2015 disebabkan oleh peningkatan kebutuhan
semen untuk percepatan pembangunan insfrasuktur, khususnya pada era pemerintahan
Presiden Joko Widodo
Semen terdiri dari semen curah (bulk cement) dan semen bag (bag cement).
Penggunaan semen bag lebih tinggi dibandingkan dengan semen curah karena
konsumen lebih terbiasa dengan penggunaan semen bag ini. Selain itu, penggunaan
semen bag lebih fleksibel dari sisi jumlahnya jika dibandingkan dengan semen curah.
Peningkatan penggunaan atau konsumsi terhadap semen curah mengalami peningkatan
dari tahun ke tahun lebih tinggi maka terlihat bahwa masyarakat mulai terbiasa juga
dengan penggunaan semen curah, khususnya untuk penggunaan semen dalam skala
besar seperti untuk bangunan tinggi ataupun jembatan dan sebagainya.
Kantong semen merupakan bagian dari produksi semen yang juga harus
mendapat perhatian. Paper Bag Factory Section harus mempertahankan kualitas dan
kuantitas kantung semen untuk dapat dilakukan proses pengemasan pada bagian
Packing.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui karakteristik dan
proses pembuatan dari kertas semen.

Rumusan Masalah

1. Apa jenis kertas yang digunakan dalam pembuatan kertas semen


2. Apa itu kertas kraft
3. Bagaimana proses pembuatan pulp kraft
4. Bagaimana proses pembuatan kertas semen

Tujuan
1. Mengetahui jenis kertas yang digunakan dalam pembuatan kertas semen
2. Mengetahui pengertian kertas kraft
3. Mengetahui proses pembuatan pulp kraft
4. Mengetahui proses pembuatan kertas semen
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pulp
Pulp merupakan hasil pemisahan serat kayu atau tanaman berserat yang terdiri dari
komponen kimia, yaitu: selulosa, hemiselulosa, lignin ekstraktif, dan mineral melalui
bermacam- macam proses yang di sebut pulping. Pulp memiliki kandungan serat yang berasal
dari kayu atau bahan lignocellulosic lainnya yang dipisahkan melalui aksi mekanis dan atau
kimia (Kocurek, 1983).
Berdasarkan metodologi yang digunakan, secara garis besar proses pembuatan pulp
(pulping) dibagi menjadi empat bagian :
a) Kimia
b) Semi kimia
c) Mekanis kimia
d) Mekanis
Proses kimia (kraft) memanfaatkan efek reaksi bahan kimia untuk memisahakan serat
sedangkan proses mekanis sepenuhnya menggunakan aksi fisik (mekanis). Semakin banyak
bahan kimia yang digunakan dalam proses pulping maka akan semakin rendah rendemen yang
dihasilkan dan semakin sedikit kandungan lignin dalam pulp, hal ini diakibatkan karena
banyaknya komponen kayu yang bereaksi dengan bahan kimia terutama lignin dan
hemiselulosa (Kardiyansyah, 2009).
2.2. proses kraft
Proses pulping secara kimia (kraft) dapat didefinisikan sebagai proses pemisahan serat
menggunakan bahan kimia dengan sedikit atau tanpa aksi mekanis, prinsip utamanya adalah
dengan cara melarutkan lignin sebanyak-banyaknya, oleh karena itu proses ini disebut juga
proses delignifikasi (Casey, 1980). Pulp yang dihasilkan memiliki rendemen rendah karena
sebagian besar lignin terlarut dan ada sebagian karbohidrat yang terdegradasi. Proses ini
menggunakan alat yang dinamakan digester baik itu sistem batchmaupun kontinyu, bahan
bakunya berupa serpih kayu (chips), sedangkan bahan kimianya tergantung proses yang
digunakan.
Proses kraft ditemukan oleh C.F Dahl (Jerman) dimana ia menambahkan sodium sulfat
(salt cake) kedalam recovery furnace sebagai pengganti bahan kimia yang hilang selama
operasi proses soda. Proses kraft disebut juga proses sulfat karena pemakaian
Na2SO4 sebagai make up pada proses perolehan kembali bahan kimia pemasak yang
menggantikan Na2CO3 pada proses soda (Kocurek, 1983). Komponen aktif dalam cairan
pemasak adalah ion OH- (hidroksil) dan ion SH- (hidrosulfida) yang berasal dari NaOH dan
Na2S.
Pada proses kraft digunakan NaOH dan Na2S sebagai bahan pemasak dan temperatur
165-170 0C. Tujuan pemasakan kraft adalah pemisahan serat dari serpih kayu secara kimia dan
melarutkan lignin semaksimal mungkin yang terdapat pada dinding serat. Pemisahan serat
dicapai dengan pelarutan lignin pada lamella tengah serat yang mengikat serat satu sama lain.
Bahan kimia dalam cairan pemasak menembus dinding serat dan melarutkan lignin.
2.3. kertas semen
kertas untuk kantong semen adalah kertas kraft yang digunakan untuk mengemas
semen. Kertas kraft merupakan kertas yang dibuat khusus dari pulp kraft, pulp yang dibuat
khusus dengan proses kraft. Pada SNI 0498:2010 yang sedang direvisi dijelaskan bahwa ada
2 jenis kantong semen, yaitu kantong semen yang seluruhnya terbuat dari kertas dan kantong
semen yang terbuat dari kertas berlaminasi anyaman plastik (woven).
sampai saat ini, belum ada pabrik kertas di Indonesia yang memproduksi kertas kraft
kantong semen yang seluruhnya terbuat dari kertas. Baru ada satu pabrik kertas di Indonesia
yang memproduksi kertas berlaminasi anyaman plastik (woven).
Menurut Tillmann (2006), kertas kraft untuk kantong semen memiliki gramatur 60–115
g/ m2, bleached dan unbleached, termasuk kertas dasar kantong asphalt yang digunakan untuk
memproduksi asphalt paper. Gramatur adalah massa dari satuan luas tertentu dari kertas atau
karton yang ditetapkan melalui cara uji yang spesifik. Gramatur dinyatakan dalam gram per
meter persegi. Pengujian gramatur dilakukan berdasarkan SNI ISO 536, Kertas dan karton -
Cara uji gramatur. Di Indonesia, kertas kantong semen yang banyak digunakan memiliki
gramatur 70–90 g/m2.
Kertas kraft untuk kantong semen extensible (Clupak) memiliki elongasi yang lebih
tinggi pada arah longitudinal (> 6%) dibandingkan kertas kraft untuk kantong semen reguler.
Jadi, berdasarkan perbandingan nilai daya regang arah mesin (AM) dan silang mesin (SM),
kertas kraft untuk kantong semen diklasifikasikan menjadi Extensible dan Reguler. Menurut
Tillmann (2006), secondary kraft sack paper (70–350 g/m2) dibuat sedikitnya dari 50% serat
virgin unbleached kraft. Kertas ini juga dapat digunakan sebagai kertas dasar untuk kertas salut
plastik (45–350 g/m2).
Menurut Dina dkk. (1999), sesuai dengan penggunaannya, kertas kraft untuk kantong
semen akan mengalami gaya tekanan sejak proses pengantongan, proses pemuatan semen
sampai dengan proses transportasi. Jadi, kertas ini harus mampu menahan gaya tekanan yang
diterima baik dari semen yang dikemasnya maupun gaya tekanan dari luar. Parameter sifat fisik
yang berkorelasi dengan kertas kraft untuk kantong semen sehubungan dengan kepentingan
tersebut adalah daya serap energi (TEA) yang diwakili oleh ketahanan tarik dan daya regang,
ketahanan sobek dan porositas. Sebagai pengemas semen, kekuatan kertas kraft untuk kantong
semen dibuat dengan cara menggunakan lebih dari satu lapis kertas yang dikenal dengan istilah
multiwall paper (MWP).
Pada SNI 0498:2010 parameter gramatur yang dipersyaratkan adalah gramatur 70, 75,
80, dan 90 g/m2 dengan toleransi gramatur sesuai SNI 0440 (±4%). Dengan menggunakan
persyaratan tersebut maka terlihat bahwa terjadi tumpang tindih untuk gramatur 72 dan 73 yang
dapat masuk ke kelas gramatur 70 atau 75 serta gramatur 77 dan 78 yang dapat masuk ke kelas
gramatur 75 atau 80. Selain itu untuk gramatur 84 dan 85 tidak terakomodasi oleh persyaratan
ini (tidak masuk dalam kelas 80 maupun 90), padahal Kertas kraft kantong semen gramatur 85
cukup banyak terdapat di pasaran. usulan baru persyaratan mutu gramatur, pada usulan baru
ini toleransi gramatur ±2% dengan penambahan kelas baru untuk gramatur 85.
Kajian persyaratan mutu yang kedua kertas kraft untuk kantong semen yaitu ketahanan
sobek, merupakan gaya dalam miliNewton (mN) yang diperlukan untuk menyobek kertas pada
kondisi standar. Seperti telah dikemukakan sebelumnya, kertas kraft untuk kantong semen
harus mampu menahan gaya tekanan yang diterima baik dari semen yang dikemasnya maupun
gaya tekanan dari luar, karena itu kertas ini dibuat dari pulp kraft belum putih kayujarum
(Needle Unbleached Kraft Pulp atau NUKP). Ciri khas NUKP adalah seratnya termasuk serat
panjang karena itu memiliki ketahanan sobek yang tinggi. Nilai ketahanan sobek selain
dipengaruhi oleh panjang serat juga oleh penggilingan bahan baku. Untuk mendapatkan nilai
ketahanan sobek yang tinggi dan memenuhi persyaratan mutu RSNI ini, penggilingan
sebaiknya dilakukan sampai mencapai angka freeness 400 mL CSF. Pengujian ketahanan
sobek dilakukan berdasarkan SNI 0436, kertas - Cara uji ketahanan sobek - Metode Elmendorf.
Persyaratan mutu yang ketiga kertas kraft untuk kantong semen yaitu daya regang,
merupakan pengukuran elongasi sesaat sebelum contoh uji kertas atau karton putus ketika
ditarik sesuai kondisi yang ditetapkan dalam metode uji standar ini. Nilai daya regang
dinyatakan sebagai persen dari panjang uji awal. Daya regang dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya elastisitas serat, tingkat fibrilasi, ikatan antar serat serta pengaturan kondisi
pengempaan dan sheet draw. Perubahan daya regang mempengaruhi daya serap energi atau
Tensile Energy Absorption (TEA) secara signifikan.
Persyaratan mutu yang keempat kertas kraft untuk kantong semen yaitu TEA,
merupakan jumlah energi per satuan luas permukaan (panjang uji x lebar uji) dari kertas atau
karton yang diserap selama penarikan contoh uji sampai putus. TEA menunjukkan kemampuan
untuk menahan beban sehingga menunjukkan keamanan bahan yang dikantonginya, nilai
tergantung pada karakteristik energi material (Waterhouse, J. F., 1992). Menurut Dina dkk.
(1999), semakin tinggi nilai TEA maka semakin kuat kertas tersebut menahan beban yang
diterimanya selama proses pengantongan. Nilai daya regang dan TEA dipengaruhi oleh metode
pengeringan (Smook, 2002). Daya regang dan TEA diuji berdasarkan SNI ISO 1924-2, Kertas
dan karton - Cara uji sifat tarik - Bagian 2: Metode kecepatan elongasi tetap. Dalam hal
pemberlakuan regulasi teknis kertas kraft untuk kantong semen, maka parameter TEA
merupakan persyaratan yang perlu diwajibkan karena parameter ini menunjukkan kekuatan
kertas pada saat menahan beban yang diterimanya selama proses pengantongan.Jika TEA tidak
memenuhi syarat, maka kantong bisa jebol pada saat diisi semen dan debu semen akan
berhamburan, menyebabkan polusi udara.
Selain TEA, parameter yang perlu diperhatikan adalah daya tembus udara (Metode
Gurley), yaitu jumlah waktu dalam sekon yang diperlukan oleh 100 mL udara untuk menembus
selembar kertas atau karton berbentuk lingkaran seluas 645 mm², diukur pada kondisi standar.
Parameter ini diuji berdasarkan SNI 0585, Cara uji daya tembus udara pada kertas dan karton
(Metode Gurley). Parameter ini dipersyaratkan untuk mencegah retaknya kemasan kantong
akibat tekanan balik udara yang ada di dalam kantong pada saat pengisian semen.
2.4. proses pembuatan kertas semen
Pada proses produksi kantong semen Paper Bag Factory Section menggunakan mesin
dan bahan baku yang digunakan untuk membuat kantong semen. Mesin dan kantong semen
yang digunakan adalah:
A. Mesin
Peralatan utama yang digunakan meliputi: (1) 1 unit Tubing Machine M645; (2) 1
unit Tubing Machine M12; (3) 1 unit Bottomer, Newlong Type 712 B, dan (4) 1
unit Bottomer, Newlong Type 712.
B. Bahan Baku
Bahan utama kertas kraft yang digunakan untuk Pasted adalah Kertas Kraft
Extensibel yang diimpor. Selain bahan utama yaitu kertas kraft, bahan lain
pembentuk katong semen adalah Rope Polyamida, tinta warna merah dan biru, lem
Procol 45, dan lem Emcol KP-45-KP
Proses pembuatan:
1. Persiapan bahan,
bahan-bahan yang telah disebutkan tadi disiapkan menjadi Raw Materials Storage.
2. Proses Produksi,
Terdiri dari Tubing dan Bottomer
Proses Tubing meliputi: paper roll stand, printing, EPC Web Draw, Cross Pasting,
Perforation, Longitudinal Pasting, Tube Forming, Tear Off
Proses Bottomer meliputi: Rottary Feeder, Tube Aligning, Diagonal Creasing, Bottom
opening, valve, Bottom pasting. Bottom Forming, Bottom turning, pressing.
3. Penyimpanan dan Pemakaian,
terdiri dari Finished Bags Storage dan Packing Plants.

BAB III
PENUTUP
Demikianlah isi makalah kami, atas kekurangan dan kesalahan kami dalam penulisan
makalah ini, kami mengucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya. Atas keritik dosen
pemhampu mata kuliah Teknologi Pulp dan Kertas, kami ucapkan termakasih.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Dina, S. F, D. Mas, A. Rachmawaty, A. Bunyamin, 1999. Upaya Perbaikan Kualitas Kertas
Kantong Semen Melalui Proses Alkali. Berita Selulosa. Vol. XXXV, No. 1-2, 6 – 15
SNI 0498:2010 Kertas kraft untuk kantong semen
Kinanti, Ken Putri. 2017. DELIGNIFIKASI PADA PROSES PEMBUATAN PULP KRAFT.
Bandung:Politeknik Negeri Bandung
Masriani, Rina, dkk. 2014. KAJIAN KERTAS KRAFT UNTUK KANTONG SEMEN SEBAGAI
ACUAN PEMBERLAKUAN REGULASI TEKNIS DALAM MENGHADAPI
MASYARAKAT EKONOMI ASEAN. Bandung: Balai Besar Pulp dan Kertas
Helia, Vembri Noor, Ayu Wulandari Suyoto. 2017. PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK
KANTONG SEMEN DENGAN MENGGUNAKAN SEVEN QUALITY CONTROL
TOOLS (STUDI KASUS DI PT XYZ: Jurnal Ilmiah Teknik Industri (2017), Vol. 5
No. 3, 148 – 156. Yojakarta: Universitas Islam Indonesia

Anda mungkin juga menyukai