Ide penulisan pompa hidram ini muncul ketika penulis menjadi saiah seorang
koordinator perkebunan teh di wilayah Purwakarta, Jawa Barat. Lokasi perkebunan
tempat penulis bekerja, berbukit-bukit dengan ketinggian antara 500 m - 700 m dari
permukaan laut. Semula penulis merasa heran melihat pipa -pipa saluran air pada
pungggung-punggung bukit pada tempat kedudukan yang jauh lebih tinggi dan aliran
sungai yang ada ataupun~ sumber-sumber mata air lainnya. Setelah mendapat penjelasan
dan penduduk asli di daerah itu, yaitu Bapak H. Sopandi dan Bapak Mimik, kemudian
menyaksikan sendiri penyebab naiknya air tersebut di salah satu lokasi bekerjanya pompa
hidram, barulah penulis tahu hal ikwal mengenai pompa hidram ini. Berhari-hari bahkan
berbulan-bulan penulis mencoba mengamati dan mempelajari bekerjanya“pompa ajaib”
ini yang memang sungguh-sungguh mengagumkan. Pompa ini memang betul-betul
bekerja secara Otomatis tanpa adanya motor listrik sehingga tidak memerlukan BBM
(bahan bakar minyak). Tenaga yang dihasilkan dan pompa hidram ini amat luar biasa
karena mampu menaikkan air hingga ketinggian antara7O m-150 m dan rurnah pompa.
Rasa ingin tahu penulis sangat menggebu-nggebu, sehingga mencoba mendiskusikannya
dengan salah seorang ahli dan LPM-UGM yaitu Bapak FX. Sudarto serta para
pakar teknik lainnya mengenai mekanisme kerja pompa hidram ini.
Buku kecil ini membahas cara pembuatan pompa hidram dan pemasangannya di
lapangan. Penulis percaya bahwa buku ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan tegur sapa, kritik, dan saran dan para pembaca deini
kesempurnaan buku im. Pada kesempatan ini pula penulis tidak lupa mengucapkan terima
kasih kepada Bapak H. Sopandi dan Bapak Mimik dan Purwakarta beserta seluruh staf
LPM -UGM di Yogyakarta dan semua pihak yang telah membantu deini terbitnya buku
ini.
Akhirnya, penulis berharap semoga buku ini bermanfaat bagi yang
memerlukannya, terutama bagi para mahasiswa yang melaksanakan KKN dan para pakar
serta masyarakat luas di daerah perbukitan yang kesulitan mendapatkan pasokan air.
Yogyakarta 1996
Penulis
Ir. L. Widarto
FX. Sudarto C,PH
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ...........................................................................................5
DAFTAR
ISI ..........................................................................................................7
BAB. I.
PENDAHULUAN.......................................................................................9
BAB. II.
FUNGSI BAGIAN-BAGIAN POMPA HIDRAM ....................14
BAB. III.
BAHAN DAN PERALATAN MEMBUAT POMPA HIDRAM .16
BAB. IV.
LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN POMPA HIDRAM ..21
BAB. VI.
ANALISIS EKONOMI............................................................ 36
PENDAHULUAN
Kejadian yang sering dialami dalam pengoperasian pompa hidram ini adalah
bila klep limbah tidak mau bekerja dengan baik, misalnya :
Agar dapat bekerja baik dengan hasil yang maksimal, pompa hidram
memerlukan beberapa persyaratan khusus, antara lain sebagai berikut.
1. Rumah Pompa
2. Klep Limbah
Klep limbah merupakan klep pembuangan air sisa (limbah) yang
berfungsi memancing gerakan air yang berasal dari bak mata air; sehingga
dapat menimbulkan aliran air yang bekerja sebagai sumber tenaga pompa.
3. Tabung Kompresor
A. KEBUTUHAN BAHAN
Alat lain yang sangat penting adalah seperangkat alat las. Karena
pertimbangan ekonomis, maka alat ini tidak harus kita sediakan sendiri,
cukup diserahkan kepada tukang las saja untuk pekerjaan yang membutuhkan
pengelasan.
Bab IV
LANGKAH-LANGKAH
PEMBUATAN POMPA HIDRAM
Untuk lebih jelasnya bisa dilihat gambar proses pembuatan rumah pompa di
bawah ini.
Dengan demikian, selesailah pembuatan “rumah pompa” yang siap
digabungkan dengan klep limbah dan tabung kompresor pompa.
1. Persiapan bahan yang terdiri dan: dobel nepel 1,5 inci; 2 buah plat 5
mm ukuran 10 cm x 10 cm dan ukuran 3 cmx 3 cm 1 buah; tee 1,5
inci; verlop ring 0,75 x 0,5; pen seker berlubang diameter 12 mm,
baut berdiameter 12 mm, panjang 30cm dengan 4 buah mur dan 4
buah ring per.
2. Ambil 1 buah plat ukuran 8 cm x 8 cm, dapat berbentuk segi empat,
segi delapan, atau dibulatkan. Selanjutnya, di tengah-tengahnya
dibuat lubang berdiameter sama dengan diameter dobel nepel sebelah
luar, yakni sekitar 3,7 cm.
3. Ambil plat 5 mm berikutnya yang berukuran 8 cmx 8 cm, bentuknya
disesuaikan dengan plat no. 2 di atas. Selanjutnya, buat lubang di
bagian tengahnya dengan diameter 2,0 cm—2,5 cm.
4. Gabungkan kedua plat tadi dengan las (tipis saja), kemuthan
tinggimya dibor untuk lubang baut dengan jumlah sesuai bentuknya,
maksimal 8 lubang. Tujuan penggabungan ini agar posisi lubang
kedua plat dapat pas (tepat persis). Bekas las dijadikan tanda/titik
penggabungan.
5. Ambil plat no.2, pasangkan pada salah satu ujung dobel nepel dengan
las, pengelasan dilakukan dan sisi luar, dilas rapat.
6. Pada plat no. 3 pasangkan pengarah as klep, yaitu tee ¾ inci dipasang
tegak lurus pada plat dengan dilas. Ujung tee sebelah atas ditutup
verlop ring ¾ x ½. Selanjutnya pada lubang verlop ring dipasang pen
seker dengan las, posisi pengarah harus betul-betul ditengah (senter)
dan tegak lurus.
7. Gabungkan hasil pekerjaan no.5 dan no.6 tersebut di atas dengan baut
10(6 mm) sehingga terbentuk rumah klep limbah. Untuk memperkuat
penggabungan, sebaiknya dipasang perpak agar rapat.
8. Ambil plat besi 5 mm, 3 cm x 3 cm, bulatkan sedemikian rupa
sehingga diameternya sedikit lebih kecil daripada diameter dobel
nepel, bor pada titik pusatnya sehingga diperoleh lubang berdiameter
sesuai dengan ukuran baut yang akan digunakan sebagai as klep.
9. Ambil ban dalam mobil atau sepeda motor, kemudian buat bulatan-
bulatan berukuran sama dengan plat no.8 di atas sebanyak 3 - 4
lembar, kemudian gabungkan menjadi satu dengan lem, lalu ditempel
pada plat no.8 di atas. Karet ini berfungsi sebagai peredam suara
ketukan klep limbah. Lapisan im dapat diganti dengan ban luar yang
ditipiskan. Bila tanpa lapisan karet akan bersuara nyaring saat
bekerja. Hal ini dapat dipakai sebagai indikator atau tanda pompa
sedang bekerja.
10. Buat as klep limbah dari besi 12 mm, sepanjang 30 cm. Kedua
ujungnya sepanjang 10cm dibuat ulir diperkecil dengan alat bubut,
masing-masing diberi ring per dan mur dobel. Pada salah satu
ujungnya dipasangkan hasil pekerjaan no.9 di atas. Pasang komponen
ini pada hasil pekerjaan no. 7 dengan posisi klep menutup ke arah
atas (piringan klep berada di dalam dobel nepel). Atur gerak langkah
klep 1 cm—1 ,5 cm, kancing dengan mur. Dengan demikian,
selesailah pembuatan klep limbah yang siap dipasang pada rumah
pompa.
11. Untuk berjaga-jaga apabila klep limbah perlu beban, dibuat beberapa
buah beban tambahan dan adukan pasir, kedkil, dan semen. Bentuk
dalam cetakan bulat, tebal 3 cm, dan dibuat lubang di tengahnya
dengan diameter 12mm.
C. PEMBUATAN TABUNG KOMPRESOR
1. Tabung Kompresi
Tabung kompresi ini berupa pipa air 3 inci yang salah satu sisinya
ditutup rapat dengan plat besi, urutan pembuatannya sebagai berikut.
2. Klep Penghantar
Bahan pembuatan klep penghantar adalah dobel nepel, karet, plat 5
mm berukuran 10cm x 10cm, sebanyak 3 buah; baut ukuran 10(6mm)
lengkap dengan ring dan mur. Langkah pembuatannya sebagai
berikut.
Saat memasang pompa hidram perlu diperhatikan tiga hal, yakni debit
air yang akan dinaikkan, tinggi terjunan dan sumber air ke pompa, dan tinggi
pemompaan.
Untuk sumber air yang relatif kecil, debit dapat diukur dengan alat
yang sederhana, yakni ember plastik atau jerigen dan anloji dengan cara
sebagai berikut.
1. Ember atau jirigen yang akan digunakan ditandai dulu isinya dan satu
liter sampai 10 liter, makin teliti makin baik.
2. Dan sumber air yang akan diukun, dipasang pipa plastik atau bambu
atau pipa Ilainnya, yang penting air dapat keluar menyatu dan mudah
ditampung.
3. Jika mata air cukup besan, debit lebih dan 10 liter permenit, yang
diukur adalah berapa lama (menit atau detik) mata air dapat
mengeluarkan air 10 liter, yaitu dengan menampung air dan pancuran
sampai baths 10 liter, tepat pada garis 10 liter wadah ditarik dan
waktunya dicatat.
4. Apabila diperkirakan debit kurang dan 10 liter per menit, pengukuran
ditentukan dalam waktu 1 menit dapat ditampung berapa liter air,
yaitu dengan menampung air dan pancuran, saat tepat 1 menit wadah
ditarik dan dilihat berapa strip air yang ditampung.
5. Pengukuran sebaiknya dilakukan 3—5 kali dalam waktu yang
berbeda-beda untuk mendapatkan hasil yang akurat.
Keterangan:
Contoh perhitungan:
Peneropongan terjadi: 10 kali (utuh), lebih 30cm.
Hal ini berarti tinggi tempat = 10 x 150cm +30cm
= 1500 cm + 30 cm
= l5m lebih 30 cm
Slang plastik sebagai penyipat datar dapat juga diganti dengan
penyipat datar tukang kayu/batu.
Pipa penggerak adalah pipa yang dipasang dan sumber air yang
berupa bendungan atau bak tandon/penampung.
Idealnya pipa ini terbuat dan bahan logam, namun bila tidak
memungkinkan dapat digunakan pipa PVC yang kuat, misal merek
Wavin atau sejenisnya. Sambungan harus betul-betul rapat. Pada
ujung pipa yang masuk ke dalam bendungan atau bak tandon
dipasang saringan, misalnya dan kawat kasa.
4. Langkah Penyetelan
4. Langkah Penyetelan
ANALISIS EKONOMI