Anda di halaman 1dari 27

KATA PENGANTAR

Ide penulisan pompa hidram ini muncul ketika penulis menjadi saiah seorang
koordinator perkebunan teh di wilayah Purwakarta, Jawa Barat. Lokasi perkebunan
tempat penulis bekerja, berbukit-bukit dengan ketinggian antara 500 m - 700 m dari
permukaan laut. Semula penulis merasa heran melihat pipa -pipa saluran air pada
pungggung-punggung bukit pada tempat kedudukan yang jauh lebih tinggi dan aliran
sungai yang ada ataupun~ sumber-sumber mata air lainnya. Setelah mendapat penjelasan
dan penduduk asli di daerah itu, yaitu Bapak H. Sopandi dan Bapak Mimik, kemudian
menyaksikan sendiri penyebab naiknya air tersebut di salah satu lokasi bekerjanya pompa
hidram, barulah penulis tahu hal ikwal mengenai pompa hidram ini. Berhari-hari bahkan
berbulan-bulan penulis mencoba mengamati dan mempelajari bekerjanya“pompa ajaib”
ini yang memang sungguh-sungguh mengagumkan. Pompa ini memang betul-betul
bekerja secara Otomatis tanpa adanya motor listrik sehingga tidak memerlukan BBM
(bahan bakar minyak). Tenaga yang dihasilkan dan pompa hidram ini amat luar biasa
karena mampu menaikkan air hingga ketinggian antara7O m-150 m dan rurnah pompa.
Rasa ingin tahu penulis sangat menggebu-nggebu, sehingga mencoba mendiskusikannya
dengan salah seorang ahli dan LPM-UGM yaitu Bapak FX. Sudarto serta para
pakar teknik lainnya mengenai mekanisme kerja pompa hidram ini.
Buku kecil ini membahas cara pembuatan pompa hidram dan pemasangannya di
lapangan. Penulis percaya bahwa buku ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan tegur sapa, kritik, dan saran dan para pembaca deini
kesempurnaan buku im. Pada kesempatan ini pula penulis tidak lupa mengucapkan terima
kasih kepada Bapak H. Sopandi dan Bapak Mimik dan Purwakarta beserta seluruh staf
LPM -UGM di Yogyakarta dan semua pihak yang telah membantu deini terbitnya buku
ini.
Akhirnya, penulis berharap semoga buku ini bermanfaat bagi yang
memerlukannya, terutama bagi para mahasiswa yang melaksanakan KKN dan para pakar
serta masyarakat luas di daerah perbukitan yang kesulitan mendapatkan pasokan air.

Yogyakarta 1996

Penulis

Ir. L. Widarto
FX. Sudarto C,PH
DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR ...........................................................................................5

DAFTAR
ISI ..........................................................................................................7

BAB. I.
PENDAHULUAN.......................................................................................9

BAB. II.
FUNGSI BAGIAN-BAGIAN POMPA HIDRAM ....................14

A. Skema Pompa Hidram .................................................14


B. Fungsi Masing-masing Bagian .....................................14

BAB. III.
BAHAN DAN PERALATAN MEMBUAT POMPA HIDRAM .16

A. Kebutuhan Bahan ........................................................16


B. Kebutuhan Peralatan .................................................18

BAB. IV.
LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN POMPA HIDRAM ..21

A. Penibuatan Rumah Pompa .............................................21


B. Pembuatan Klep Limbah .................................................22
C. Pembuatan Tabung Kompresor ....................................25
D. Modifikasi Pembuatan Pompa ......................................28
BAB. V.
PEMASANGAN POMPA HIDRAM DI LAPANGAN ........29

A. Pengukuran Debit Air .................................................29


B. Pengukuran Tinggi Tempat ........................................31
C. Pelaksanaan Pemasangan Pompa ..............................33

BAB. VI.
ANALISIS EKONOMI............................................................ 36

DAFTAR PUSTAKA ............................................................... 38


BAB. I

PENDAHULUAN

Air merupakan kebutuhan mutlak bagi kelangsungan kehidupan,


tanpa air tidak akan ada kehidupan di dunia ini. Khusus untuk daerah
-daerah yang berdekatan dengan sumber air atau lokasinya berada di
bawah mata air, kebutuhan air tidak terlalu menjadi masalah. Sesuai dengan
hukum fisika, air dengan sendirinya akan mengalir dan tempat yang tinggi ke
tempat yang lebih rendah. Akan tetapi, kenyataannya permukaan tanah itu
tidak selalu rata, ada daerah yang berbukit-bukit atau bergelombang. Daerah
yang permuukaan tanahnya lebih tinggi daripada sumber air dan daerah yang
bergelombang, akan mengalami kesulitan mendapatkan pasokan air secara
kontinu.
Salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan air, terutama di
lokasi yang posisinya lebih tinggi daripada mata air adalah menggunakan
pompa air Jenis pompa yang lazim digunakan saat ini adalah pompa air
bertenaga motor listrik yang menggunakan bahan bakar minyak (solar atau
bensin). Untuk daerah perkotaan kebutuhan BBM tidak terlalu menjadi
masalah. Sementara itu, di daerah pedesaan atau daerah terpencil keberadaan
BBM sangat langka,, bila ada, harganya pun sangat mahal. Untuk mengatasi
masalah inilah timbul peinikiran untuk menciptakan pompa air tanpa tenaga
motor listrik sehingga tidak memerlukan BBM. Hal itu dipenuhi oleh pompa
hidram sebagai pilihan yang paling tepat.
Pompa hidram atau singkatan dan hidraulik ram berasal dari kata
hidro = air (cairan), ram = hantaman, pukulan atau tekanan, sehingga
terjemahan bebasnya menjadi tekanan air. Jadi, pompa hidram adalah
sebuah pompa yang energi atau tenaga penggeraknya berasal dan tekanan
atau hantaman air yang masuk ke dalam pompa melalui pipa. Masuknya air
yang berasal dari berbagai sumber air ke dalam pompa harus berjalan
secara kontinu atau terus menerus. Karena pompa ini bekerja tanpa
memerlukan BBM (bahan bakar ininyak) atau tanpa motor listrik maka
disebut juga “Pompa Air Tanpa Motor” (Motorless Water Pump) dan
disingkat PATM.Pompa hidram mempunyai kemampuan memindahkan air
dan sumber air, sungai, danau, ataupun kolam ke tempat yang lebih tinggi
daripada sumber air semula.
Banyak sekali manfaat dan hasil kerja pompa hidram ini, antara lain
sebagai berikut.

1. Untuk mengairi sawah dan ladang ataupun areal pekebunan yang


membutuhkan pasokan air secara kontinu Hal ini cocok diterapkan di
daerah pertanian dan persawahan tadah hujan yang tidak terjangkau oleh
jaringan irigasi dan terletak di tempat yang lebih tinggi daripada sumber
air, karena pompa hidram dapat memompa air dari bawah ke tempat
yang lebih tinggi dalam jumlah yang memadai.
2. Sebagai sumber air minum atau kebutuhan rumah tangga misalnya
sebagai bahan pencuci bahan makanan, tentunya setelah mengalami
penyaringan terlebih dahulu sebelum dipergunakan.
3. Untuk mengairi kolam dalam usaha perikanan.
4. Mampu menyediakan air untuk usaha peternakan.
5. Pasokan air untuk kebutuhan industri atau pabrik-pabrik pengolahan.
6. Air yang dihasilkan mampu menggerakkan turbin yang berputar karena
kekuatan air yang masuk dan pompa hidram, sehingga dapat
menghasilkan listrik bila dihubungkan dengan generator.

Kejadian yang sering dialami dalam pengoperasian pompa hidram ini adalah
bila klep limbah tidak mau bekerja dengan baik, misalnya :

1. Tidak dapat naik/menutup, disebabkan beban klep terlalu berat atau


debit air yang masuk pompa kurang. Hal ini dapat diatasi dengan
mengurangi beban atau memperpendek langkah klep limbah;
2. Klep tidak mau turun membuka, disebabkan beban klep terlalu ringan,
dapat diatasi dengan menambah beban atau memperpanjang langkah klep
limbah.

Agar dapat bekerja baik dengan hasil yang maksimal, pompa hidram
memerlukan beberapa persyaratan khusus, antara lain sebagai berikut.

1. Adanya terjunan air sebagai sumber tenaga potensial minimal setinggi 1


meter.
2. Debit air yang cukup untuk menggerakkan pompa minimal 7 (tujuh) liter
per menit. Besarnya debit pemompaan dapat dihitung dengan rumus:
Q2 = Q1 x H1/H2 x j.
Q2 = debit air yang dipompakan (liter/menit)
Q1 = debit air yang masuk pompa (liter/menit)
Hi = tinggi terjunan (m)
H2 = tinggi pemompaan (m)
j = efisiensi pompa 0,5 — 0,75.

Dalam praktek penggunaannya, untuk perbandingan tinggi terjunan air


dan tinggi pengangkatan air sebesar 1 : 6 akan menghasilkan debit
pemompaan sebesar 1/3 debit masukan air dalam pompa.

3. Sudut terjunan air adalah 1:5, yang merupakan perbandingan antara


tinggi terjunan air atau tinggi air yang masuk ke dalam pompa dan tinggi
pengangkatan air atau tinggi yang diukur dan rumah pompa ke bak
penampung pengeluaran air.
4. Besarnya diameter pompa disesuaikan dengan debit air yang masuk ke
dalam pompa, misalnya: diameter pompa 1,25 inci, debit air 7 — 16
l/menit diameter 2,5 inci, debit air 45—96 l/menit. Kesimpulannya
semakin besar debit air yang masuk ke dalam pompa, diameter pompa
semakin besar pula. Selengkapnya untuk menentukan diameter pompa
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Diameter pompa 1,25 1,50 2,00 2,50 3,00 4,00
(inci)
Debit air 7-16 12-25 27-55 45-96 68- 136-
(liter/menit) 137 270

Mekanisme kerja pompa hidram adalah pelipat-gandakan kekuatan


pukulan sumber air yang merupakan input ke dalan tabung pompa hidram
dan menghasilkan output air dengai volume tertentu sesuai dengan lokasi
yang memerlukan. Dalan mekanisme kerja ini terjadi proses perubahan
energi kinetis berupa aliran air menjadi tekanan dinamis yang mengakibatkan
timbulnya palu air (water hammer), sehingga terjadi tekanan yang tinggi di
dalam pipa. Dengan perlengkapan klep liinbah dan klep penghantar terbuka
dan tertutup secara bergantian, tekanan dinamik diteruskan ke dalam tabung
udara yang berfungsi sebagai kompresor, yang mampu mengangkat air dalam
pipa penghantar.
Bagi para pembaca yang ingin mengetahui atau melihat langsung
mekanisme kerja pompa hidram ini, dapat datang di daerah-daerah yang
memasang “pompa ajaib” ini di desa-desa antara lain:
 Neglasari, Kecamatan Darang dan, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat;
 Prigi, Kebumen; Kaloran, Temanggung;
 Panca Kuah, Purbalingga;
 Kaliwiro, Wonosobo;
 Pakis, Magelang, dan lain-lain.
BAB. II

FUNGSI BAGIAN-BAGIAN POMPA HIDRAM

Sebelum membahas pembuatan pompa hidram, terlebih dahulu perlu


diketahui bentuk atau skema pompa hidram, bagian-bagiannya, serta fungsi
masing-masing bagian tersebut

A. SKEMA POMPA HIDRAM

Pompa mini dalam pameran, ½ inci.

B. FUNGSI MASING-MASING BAGIAN

1. Rumah Pompa

Rumah pompa merupakan tempat terjadiriya proses pemompaan.


Bagian ini dilengkapi dengan dudukan agar pompa dapat berdiri tegak dan
kokoh.

2. Klep Limbah
Klep limbah merupakan klep pembuangan air sisa (limbah) yang
berfungsi memancing gerakan air yang berasal dari bak mata air; sehingga
dapat menimbulkan aliran air yang bekerja sebagai sumber tenaga pompa.

3. Tabung Kompresor

Tabung kompresor berfungsi meneruskan dan melipatgandakan


tenaga pernompaan, sehingga air yang masuk ke tabung kompresor dapat
dipompa naik.
4. Klep Hantar

Klep ini menghantarkan air dan pompa ke tabung udara serta


menahan air yang teiah masuk agar tidak kembali ke rumah pompa.

Model klep penghantar, dari bawah


BAB. III

BAHAN DAN PERALATAN


MEMBUAT POMPA HIDRAM

Pompa hidram dapat dibuat sendiri dengan mudah apabila tersedia


bahan dan peralatan yang lengkap. Mengingat bentuk pompa hidram terdiri
dari beberapa ukuran, yakni 1,25 inci; 1,5 inci; 2 inci, dan 3 inci, maka dalam
penjelasan selanjutnya akan diuraikan salah satu dari ke-4 (empat) jenis
pompa Hidram tersebut, yakni yang berukuran 1,5 inci. Adapun untuk pompa
yang berukuran lain, bahan-bahan disesuaikan dengan ukurannya.

A. KEBUTUHAN BAHAN

Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat pompa hidram


berukuran 1,5 inci dapat dilihat pada tabel berikut ini.
B. KEBUTUHAN PERALATAN

Alat-alat yang diperlukan untuk membuat pompa hidram adalah


seperangkat alat pertukangan (tukang besi) antara lain:
Catatan:

Alat lain yang sangat penting adalah seperangkat alat las. Karena
pertimbangan ekonomis, maka alat ini tidak harus kita sediakan sendiri,
cukup diserahkan kepada tukang las saja untuk pekerjaan yang membutuhkan
pengelasan.
Bab IV

LANGKAH-LANGKAH
PEMBUATAN POMPA HIDRAM

Pembuatan pompa hidram terdiri atas tiga bagian pekerjaan, yakni


pembuatan rumah pompa, klep limbah, dan tabung kompresor pompa.

A. PEMBUATAN RUMAH POMPA

1. Persiapan bahan yang meliputi: elbow; tee; dobel nepel; knee


berukuran 1,5 inci; dan 2 buah besi siku berukuran 5 cmx 5, 9 cm,
2. Ambil besi siku, lalu salah satu sisinya dilubangi berdiameter 12mm
di kedua sudutnya. Mula-mula tentukan posisi as lubang, lalu buat
titik dengan drip. Selanjutnya, titik dibor dengan mata bor yang kecil,
lalu dibor lagi dengan mata bor berukuran 12 mm.
3. Pasangkan kedua besi siku yang telah dilubangi di kiri kanan tee,
usahakan tee dapat berdiri tegak lurus. Pemasangan dilakukan dengan
las.
4. Gabungkan elbow, tee, dobel nepel, dan knee secara berurutan dengan
arah mendatar untuk merakit rumah pompa. Usahakan salah satu
lubang knee menghadap ke atas seperti posisi tee. Pada setiap
penggabungan semua drat yang bekerja diberi seal tape agar rapat dan
mudah dilepaskan apabila perlu perbaikan.

Untuk lebih jelasnya bisa dilihat gambar proses pembuatan rumah pompa di
bawah ini.
Dengan demikian, selesailah pembuatan “rumah pompa” yang siap
digabungkan dengan klep limbah dan tabung kompresor pompa.

B. PEMBUATAN KLEP LIMBAH

1. Persiapan bahan yang terdiri dan: dobel nepel 1,5 inci; 2 buah plat 5
mm ukuran 10 cm x 10 cm dan ukuran 3 cmx 3 cm 1 buah; tee 1,5
inci; verlop ring 0,75 x 0,5; pen seker berlubang diameter 12 mm,
baut berdiameter 12 mm, panjang 30cm dengan 4 buah mur dan 4
buah ring per.
2. Ambil 1 buah plat ukuran 8 cm x 8 cm, dapat berbentuk segi empat,
segi delapan, atau dibulatkan. Selanjutnya, di tengah-tengahnya
dibuat lubang berdiameter sama dengan diameter dobel nepel sebelah
luar, yakni sekitar 3,7 cm.
3. Ambil plat 5 mm berikutnya yang berukuran 8 cmx 8 cm, bentuknya
disesuaikan dengan plat no. 2 di atas. Selanjutnya, buat lubang di
bagian tengahnya dengan diameter 2,0 cm—2,5 cm.
4. Gabungkan kedua plat tadi dengan las (tipis saja), kemuthan
tinggimya dibor untuk lubang baut dengan jumlah sesuai bentuknya,
maksimal 8 lubang. Tujuan penggabungan ini agar posisi lubang
kedua plat dapat pas (tepat persis). Bekas las dijadikan tanda/titik
penggabungan.
5. Ambil plat no.2, pasangkan pada salah satu ujung dobel nepel dengan
las, pengelasan dilakukan dan sisi luar, dilas rapat.
6. Pada plat no. 3 pasangkan pengarah as klep, yaitu tee ¾ inci dipasang
tegak lurus pada plat dengan dilas. Ujung tee sebelah atas ditutup
verlop ring ¾ x ½. Selanjutnya pada lubang verlop ring dipasang pen
seker dengan las, posisi pengarah harus betul-betul ditengah (senter)
dan tegak lurus.
7. Gabungkan hasil pekerjaan no.5 dan no.6 tersebut di atas dengan baut
10(6 mm) sehingga terbentuk rumah klep limbah. Untuk memperkuat
penggabungan, sebaiknya dipasang perpak agar rapat.
8. Ambil plat besi 5 mm, 3 cm x 3 cm, bulatkan sedemikian rupa
sehingga diameternya sedikit lebih kecil daripada diameter dobel
nepel, bor pada titik pusatnya sehingga diperoleh lubang berdiameter
sesuai dengan ukuran baut yang akan digunakan sebagai as klep.
9. Ambil ban dalam mobil atau sepeda motor, kemudian buat bulatan-
bulatan berukuran sama dengan plat no.8 di atas sebanyak 3 - 4
lembar, kemudian gabungkan menjadi satu dengan lem, lalu ditempel
pada plat no.8 di atas. Karet ini berfungsi sebagai peredam suara
ketukan klep limbah. Lapisan im dapat diganti dengan ban luar yang
ditipiskan. Bila tanpa lapisan karet akan bersuara nyaring saat
bekerja. Hal ini dapat dipakai sebagai indikator atau tanda pompa
sedang bekerja.

10. Buat as klep limbah dari besi 12 mm, sepanjang 30 cm. Kedua
ujungnya sepanjang 10cm dibuat ulir diperkecil dengan alat bubut,
masing-masing diberi ring per dan mur dobel. Pada salah satu
ujungnya dipasangkan hasil pekerjaan no.9 di atas. Pasang komponen
ini pada hasil pekerjaan no. 7 dengan posisi klep menutup ke arah
atas (piringan klep berada di dalam dobel nepel). Atur gerak langkah
klep 1 cm—1 ,5 cm, kancing dengan mur. Dengan demikian,
selesailah pembuatan klep limbah yang siap dipasang pada rumah
pompa.
11. Untuk berjaga-jaga apabila klep limbah perlu beban, dibuat beberapa
buah beban tambahan dan adukan pasir, kedkil, dan semen. Bentuk
dalam cetakan bulat, tebal 3 cm, dan dibuat lubang di tengahnya
dengan diameter 12mm.
C. PEMBUATAN TABUNG KOMPRESOR

Tabung kompresor pompa terdiri dan klep penghantar dan tabung


kompresi.

1. Tabung Kompresi

Tabung kompresi ini berupa pipa air 3 inci yang salah satu sisinya
ditutup rapat dengan plat besi, urutan pembuatannya sebagai berikut.

a. Ambil pipa 3 inci, sepanjang 40 cm, tutup salah satu ujungnya


dengan plat besi 5 mm berukuran 10 cm x 10 cm
menggunakan las.
b. Padajarak 10 cm dan ujung yang lain dipasang sok 1 inci,
pengelasan harus betul-betul rapat, dilengkapi dengan elbow
0,5 inci.

2. Klep Penghantar
Bahan pembuatan klep penghantar adalah dobel nepel, karet, plat 5
mm berukuran 10cm x 10cm, sebanyak 3 buah; baut ukuran 10(6mm)
lengkap dengan ring dan mur. Langkah pembuatannya sebagai
berikut.

a. Ambil ketiga plat besi 5mm, 12cm x 12cm, buat bentuk


seperti plat pada klep limbah yang berbentuk segi empat, segi
delapan, atau bulat, bentuk disamakan agar serasi. Buat
lubang untuk pemasangan baut dengan menggabungkan ketiga
plat, dengan 2—3 titik las tipis agar posisi lubang dapat persis
sama.
b. Ambil 2 plat yang telah jadi, di tengahnya dibuat lubang
berdiameter 5,0 cm dan 7,5 cm. Plat pertama disatukan
dengan dobel nepel, plat keduanya dengan tabung kompresor,
dengan pengelasan yang rapat.
c. Plat ketiga dipergunakan untuk landasan klep, yaitu dengan
membuat lubang 6 mm —7 mm sesuai ukuran baut no. 10 di
bagian tengahnya dengan alat bor. Selanjutnya, di sekitar
lubang pada radius 5 cm dan lubang tersebut dibuat lubang-
lubang berderet melingkar dengan jarak tidak terlalu rapat,
sekitar 3 mm karena plat ini akan menahan tekanan yang
cukup besar dan ruang kompresi seberat beban air yang
dinaikkan.
d. Ambil ban dalam mobil yang lentur tapi kuat, buat lingkaran
berdiameter 6 cm, 5 cm, 4 cm, dan 3 cm. Pada titik tengahnya
buat lubang sesuai dengan ukuran baut no. 10. Selanjutnya,
disusun berurutan mulai dan yang paling kecil, yang besar di
bawah.
e. Buat ring dan plat 3 mm dengan diameter 5 cm, kemudian
dibentuk seperti mangkok.
f. Pasang guntingan ban dalam (d), ring (e) pada plat (c) dengan
baut no. 10. Posisi ring (e) seperti mangkok terbuka. Dengan
demikian, selesailah pembuatan klep penghantar.

g. Gabungkan (f) dan (b), dengan posisi (f) berada di tengah,


antara ketiga bagian dipasang perpak dan karet ban dalam.
Posisi klep penghantar membuka ke arah tabung kompresi.

D. MODIFIKASI PEMBUATAN POMPA

Modifikasi sering dilakukan untuk mencapai tingkat kepraktisan,


penghematan biaya. dan kemudahan penanganan dalam pemasangan pompa.

1. Untuk pompa-pompa kecil yang berukuran 0,5 inci —1 inci, klep


penghantar seningkali sukardibuat. Hal ini dapat diatasi menggunakan
tursen klep yang seukuran dengan pompa yang dikehendaki. Dengan
demikian, kita tidak usah membuat klep penghantar yang ruinit,
tinggal beli di toko saja.
2. Untuk pompa yang lebih dan 3 inci, rumah pompa lebih murah
apabila dibuat dan pipa seukuran pompa yang dikehendaki dan
dikerjakan dengan sistim las; karena join-join pipa yang berukuran
besar relatif sangat mahal, ditambah lagi problem kunci pipa untuk
penyetelan.
3. Pen seker dapat diganti dengan dobel nepel 0,5 inci.
Bab V

PEMASANGAN POMPA HIDRAM


DI LAPANGAN

Saat memasang pompa hidram perlu diperhatikan tiga hal, yakni debit
air yang akan dinaikkan, tinggi terjunan dan sumber air ke pompa, dan tinggi
pemompaan.

A. PENGUKURAN DEBIT AIR

Untuk sumber air yang relatif kecil, debit dapat diukur dengan alat
yang sederhana, yakni ember plastik atau jerigen dan anloji dengan cara
sebagai berikut.

1. Ember atau jirigen yang akan digunakan ditandai dulu isinya dan satu
liter sampai 10 liter, makin teliti makin baik.
2. Dan sumber air yang akan diukun, dipasang pipa plastik atau bambu
atau pipa Ilainnya, yang penting air dapat keluar menyatu dan mudah
ditampung.
3. Jika mata air cukup besan, debit lebih dan 10 liter permenit, yang
diukur adalah berapa lama (menit atau detik) mata air dapat
mengeluarkan air 10 liter, yaitu dengan menampung air dan pancuran
sampai baths 10 liter, tepat pada garis 10 liter wadah ditarik dan
waktunya dicatat.
4. Apabila diperkirakan debit kurang dan 10 liter per menit, pengukuran
ditentukan dalam waktu 1 menit dapat ditampung berapa liter air,
yaitu dengan menampung air dan pancuran, saat tepat 1 menit wadah
ditarik dan dilihat berapa strip air yang ditampung.
5. Pengukuran sebaiknya dilakukan 3—5 kali dalam waktu yang
berbeda-beda untuk mendapatkan hasil yang akurat.

Untuk mengukur debit air yang relatif besar, hingga membentuk


aliran seperti parit, digunakan alat ukur yang disebut “Celah Thompson”.
Celah atau sekat ini mudah dibuat, merupakan sekat dan papan yang diberi
celah bentuk v dengan sudut 90 derajat (siku-siku). Pada salah satu sisinya
dibuat sudut miring. Pengukuran dilakukan secara membendung parit dengan
sekat tersebut sampai meluap. Setelah luapan konstan, tinggi air pada celah
diukur tingginya (cm).
Hasil pengukuran ini dapat dihitung dengan rumus:

Q = 0,013 8 h 512 liter per detik

Keterangan:

Q = debit air yang diukur (liter per detik)


h = tinggi pengukuran pada celah (cm)

Untuk mempermudah perhitungan, dapat dilihat pada tabelbenilcutini:


B. PENGUKURAN TINGGI TEMPAT

Pengukuran tinggi terjunan dan pemompaan secara Sederhana


menggunakan alat bantu berupa teropong terbuat dan pipa. Alat tersebut
diletakkan path ujung tongkat setinggi 150 cm dan dilengkapi dengan slang
plastik bening yang dilengkungkan berbentuk “U”. Slang plastik diisi cairan
berwarna.
Permukaan cairan dibuat rata atau pas dengan pipa teropong.

Pelaksanaan pengukuran dapat dilakukan dengan 2—3 orang yang bertugas


meneropong; membawa dan memasang patok; serta mencatat dan membantu
mengamati permukaan cairan agar teropong tidak miring ke atas maupun ke
bawah.
Pengukuran dimulai dan bawah, setiap kali naik 150 cm. Untuk
pengukuran kurang dan 150cm dapat mempergunakan batang kayu yang
diberi skala per sepuluh cm.

Contoh perhitungan:
Peneropongan terjadi: 10 kali (utuh), lebih 30cm.
Hal ini berarti tinggi tempat = 10 x 150cm +30cm
= 1500 cm + 30 cm
= l5m lebih 30 cm
Slang plastik sebagai penyipat datar dapat juga diganti dengan
penyipat datar tukang kayu/batu.

Pengukuran tinggi tempat secara sederhana


C. PELAKSANAAN PEMASANGAN POMPA

Tahap-tahap pelaksanaan pemasangan pompa di lapangan adalah


sebagai berikut.

1. Pemasangan Landasan Pompa

Landasan dibuat dengan pasangan batubata atau batu kali, apabila


sulit didapat dapat mempergunakan kayu. Pada landasan pasang baut
dudukan pompa, tiap baut dilengkapi dengan 2 ring dan mur. Plat
dudukan pompa dipasang di antara kedua mur dan ring. Kedua mur
ini berfungsi untuk mengatur agar pompa tegak lurus.

2. Pemasangan Pipa Penggerak

Pipa penggerak adalah pipa yang dipasang dan sumber air yang
berupa bendungan atau bak tandon/penampung.
Idealnya pipa ini terbuat dan bahan logam, namun bila tidak
memungkinkan dapat digunakan pipa PVC yang kuat, misal merek
Wavin atau sejenisnya. Sambungan harus betul-betul rapat. Pada
ujung pipa yang masuk ke dalam bendungan atau bak tandon
dipasang saringan, misalnya dan kawat kasa.

3. Pemasangan Pipa Penghantar

Pipa penghantar adalah pipa yang menyalurkan air pompaan ke atas


dan pompa/tabung kompresor. Pipa ini pun minimal PVC Wavin atau
sekelasnya.
Perkuatan tali pada penyambungan pipa penghantar, pada percobaan
sambungan belum dilem.

4. Langkah Penyetelan

a. Pada saat pemasangan pertama, pompa tidak selalu dapat berjalan


sendiri, perlu digerakkan, bahkan perlu beban pada klep limbahnya.
Akan tetapi, setelah kondisi seimbang, pompa dapat bekerja dengan
sendirinya.
b. Klep limbah yang tidak lancar biasanya akibat posisi tidak tegak lurus
dan kurang beban (bila tidak mau membuka). Bila klep membuka
terus berarti klep terlalu berat atau tekanan air kurang kuat, tinggi
terjunan kurang, atau ada hambatan arus air dalam pipa penggerak.
c. Jika klep limbah bekerja dengan baik tetapi air tidak mau naik berarti
klep penghantar bocor, mungkin terganjal pasir atau kotoran.
Kemungkinan lain karena klep tidak dapat menutup rapat akibat karet
kurang lentur.
d. Seandainya terjadi klep limbah naik, klep penghantar rapat tapi air
tidak naik, berarti tabung kompresor bocor.

4. Langkah Penyetelan

a. Pada saat pemasangan pertama, pompa tidak selalu dapat berjalan


sendiri, perlu digerakkan, bahkan perlu beban pada klep limbahnya.
Akan tetapi, setelah kondisi seimbang, pompa dapat bekerja dengan
sendirinya.
b. Klep limbah yang tidak lancar biasanya akibat posisi tidak tegak lurus
dan kurang beban (bila tidak mau membuka). Bila klep membuka
terus berarti klep terlalu berat atau tekanan air kurang kuat, tinggi
terjunan kurang, atau ada hambatan arus air dalam pipa penggerak
c. Jika klep iimbah bekerja dengan baik tetapi air tidak mau naik berarti
klep penghantar bocor, mungkin terganjal pasir atau kotoran.
Kemungkinan lain karena klep tidak dapat menutup rapat akibat karet
kurang lentur.
d. Seandainya terjadi klep limbah naik, klep penghantar rapat tapi air
tidak naik, berarti tabung kompresor bocor.
Bab VI

ANALISIS EKONOMI

Pompa hidram dapat dibuat dalamberbagai ukuran, mulai dan yang


terkecil berukuran 1,25 inci; 1,5 inci; 2 inci; 2,5 inci; dan 3 inci. Dalam
perhitungan berikut ini akan disajikan tabel biaya pembuatan pompa hidram
yang berukuran 1,5 inci. Untuk pompa yang berukuran lebih kecil atau lebih
besar, berdasar perhitungan ini akan dapat diperkirakan biaya pembuatannya,
inisalnya untuk yang berukuran 3 inci, biayanya sekitar dua kali biaya
pembuatan pompa berukuran 1,5 inci.
Selengkapnya biaya pembuatan pompa hidram berukuran 1,5 inci adalah
sebagai berikut.

Anda mungkin juga menyukai