Anda di halaman 1dari 5

Proposal Pembuatan Tungku Peleburan Untuk Daur Ulang Limbah

Alumunium

A.Latar Belakang
Aluminium dan paduannya adalah material logam ke dua terbanyak yang digunakan setelah
baja. Aplikasi aluminium dan paduannya sangat beragam, mulai dari bangunan, bodi
kendaraan, komponen mesin, komponen pada kapal, hingga aplikasi pada pesawat. Pada
umumnya aplikasi aluminium menitikberatkan pada karakternya yang ringan dan tahan korosi.
Kekuatan dan kekerasan paduan aluminium tergolong tinggi. Sebagai contoh aluminium A206
yang mengandung unsur paduan utama berupa Cu, Mn, dan Mg, mempunyai kekuatan tarik
436 MPa dan kekerasan 137 HV. Aluminium A360 atau ADC 3 yang mengandung unsur paduan
utama berupa Si dan Mg mempunyai kekuatan tarik 325 MPa. Aluminium paduan jenis tersebut
mempunyai sifat ketahanan korosi yang baik, kekuatan tinggi, serta mampu tuang yang
baik.Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, fasilitas yang diperlukan manusia pada saat ini
sangat beragam sesuai dengan fungsi yang diinginkannya dengan berbagai macam produk yang
berupa peralatan, kemasan, dan lain-lain. Produk –produk tersebut berasal dari jenis-jenis
material yang berbeda-beda diantaranya logam. plastik, kertas, daun-daunan (organik) dan
lain-lain. Dampak dari penggunaan berbagai produk tersebut adalah timbulnya sampah.
Sampah adalah bagian dari sesuatu yang tidak dapat dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang
harus di buang, pada umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan manusia, termasuk
kegiatan industry

Dapur peleburan logam aluminium dengan bahan bakar gas merupakan sarana yang sangat
penting dalam praktikum pengecoran. Untuk itu dibuat dapur peleburan logam aluminium
dengan skala laboratorium dan mudah dalam pembuatannya serta pengoperasianya sehingga
dapat digunakan secara efisien untuk praktikum pengecoran. Dapur peleburan logam aluminium
dengan memanfaatkan material rockwool dan bahan bakar gas. Pengujian material rockwool
untuk dalam peleburan logam aluminium untuk mengetahui kelayakan material rockwool dalam
menahan suhu tinggi yang akan digunakan pada peleburan logam aluminium dan proses
pengecoran. Hasil analisa dari dapur peleburan logam aluminium dengan memanfaatkan
material rockwool ialah material rockwool mampumenahan suhu tinggi. Proses peleburan
aluminium membutuhkan waktu cukup singkat. Material rockwool tidak mudah terbakar sehingga dapat
dijadikan bahan untuk pembuatan dapur peleburan logam.
Untuk meminimalkan dampak dari sampah adalah dengan menerapkan konsep 3R yaitu reduce,
reuse, dan recycle. Reduce berarti mengurangi, dengan sebisa mungkin meminimalkan barang
atau material yang dipergunakan..Reuse adalah memakai kembali dengan sebisa mungkin
memilih barang yang bisa dipakai kembali. Recycle adalah dengan cara mendaur ulang. Sebisa
mungkin barang yang sudah tidak berguna diolah lagi menjadi barang yang dapat digunakan.
Salah satu produk sampah dari rumah tangga adalah jenis sampah dari aluminium. Hal ini dapat
kita jumpai dalam peralatan dapur, peralatan mainan anak, komponen sepeda motor dan lain-
lain. Untuk menyelesaikan persoalan sampah aluminuim dapat kita terapkan konsep recycle atau
daur ulang. Karena aluminium merupakan jenis logam yang akan terurai cukup lama sekitar 10
tahun jika kita timbun dalam tanah.

B.Rumusan Masalah

1.Bagaimana Mendaur Ulang Limbah Alumunium

2.Bagaimana Cara Mendaur Ulang Tanur

3.Bagaimana Cara Menguji Ketahanan Tanur Tersebut.

C.Batasan Masalah

1.Bahan Dapur Peleburan ,Bahan Bakar Dan Bahan Leburan Pada Dapur Peleburan

Dapur peleburan logam aluminium dengan bahan bakar gas merupakan sarana yang sangat
penting dalam praktikum pengecoran. Untuk itu dibuat dapur peleburan logam aluminium
dengan skala laboratorium dan mudah dalam pembuatannya serta pengoperasianya sehingga
dapat digunakan secara efisien untuk praktikum pengecoran. Dapur peleburan logam aluminium
dengan memanfaatkan material rockwool dan bahan bakar gas. Pengujian material rockwool
untuk dalam peleburan logam aluminium untuk mengetahui kelayakan material rockwool dalam
menahan suhu tinggi yang akan digunakan pada peleburan logam aluminium dan proses
pengecoran. Hasil analisa dari dapur peleburan logam aluminium dengan memanfaatkan
material rockwool ialah material rockwool mampumenahan suhu tinggi. Proses peleburan
aluminium membutuhkan waktu cukup singkat. Material rockwool tidak mudah terbakar sehingga dapat
dijadikan bahan untuk pembuatan dapur peleburan logam.
D.Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui proses pengecoran logam dari awal sampai hasil akhir.

2. Untuk melakukan pengujian benda hasil coran pada pengecoran logam.

E.Metode Penelitian

A. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:

1. Pengecoran logam dilakukan lingkungan SMK pengecoran logam.

2. Pembuatan spesimen dan pembubutan dilakukan di SMK Muhammadiyah Bangunjiwo.

3. pengujian komposisi kimia pada aluminium setelah remelting.

4. Pengujian kekerasan dan impack dilakukan sendiri. B. Bahan dan Alat Adapun material yang
digunakan pada penelitian ini adalah: 1. Aluminium yang digunakan dalam pengujian ini adalah
aluminium sisa dari rangka etalase dan panci bekas. Bahan almunium etalase dan panci bekas
Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. furnace funace peleburan logam aluminium yang berada di lingkungan SMK.

2. Pasir cetak / pasir silica. Digunakan sebagai cetakan pada saat pengecoran aluminium.

3. Batang besi. Digunakan sebagai penyambung bucket (gagang) pada saat pengambilan dan
penuangan aluminium cair ke dalam cetakan.

4. Gergaji besi. Digunakan untuk memotong specimen.

5. Mesin amplas (grinding). Mesin amplas berfungsi untuk mengamplas permukaan spesimen uji
agar lebih halus sebelum di autosol.

6. Thermokopel. Alat untuk mengukur suhu saat proses peleburan pada alumium dan saat
penuangan kedalam cetakan.
7. Mesin bubut, Dipakai untuk membentuk spesimen uji agar benar-benar sesuai standar uji yakni
ASTM E23-05 impack.

8. hardeness testing machine (HTM). Mesin uji kekerasan yang digunakan untuk menguji material
hingga didapat nilai kekuatan kekerasan.

9. Mikroskop optic. Mikroskop berfungsi untuk mengamati struktur makro pada spesimen uji.

10. Spetrometer – spectromax. Alat uji ini digunakan untuk melihat unsur kimia yang terkandung
pada spesimen uji.

11. Alat uji impack Alat uji ini di gunakan untuk menguji spesimen agar dapat mengetahui nilai
ketangguhan lalah pada spesimen tersebut.

12. Alat pendukung. Digunakan untuk membantu pada saat proses pengecoran aluminium dan
pembuatan spesimen uji, misalnya amplas, sikat baja, dan kuas kecil. Serta kamera yang
digunakan untuk mengambil gambar sebelum spesimen diuji dan setelah spesimen selesai diuji.

F. Keaslian penelitian

Dari beberapa hasil data penelitian sebelumnya sudah ada yang melakukan penelitian tentang
pada daur ulang aluminium tetapi belum ada yang mengarah ke pembuatan pelek sepeda motor dengan
perlakuan panas pengerasan dan penemperan, sehingga ini sepengetahuan penulis baru pertama kali
dilakukan.Dalam penggunaannya pada bidang teknk diharuskan memilih bahan logam yang sesuai dengan
keperluan aplikasi dalam halini kekuatan,kekerasan,kekuatan lelah,ketahanan korosi,dan
sebagainyasehingga dalam pemakaiannya akan memberikan hal yang paling optimal.

G.Tujuan Pembuatan

1.Membuat Dapur Peleburan Dengan Bahan Bakar Sederhana Dan Bahan Bakar minyak/Oli
Bekas.

2.Memanfaatkan Limbah Alumunium Dan Oli Bekas.

H.Manfaat Penelitian
Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu : a)
Manfaat Langsung Dapat diketahui secara langsung harga kekerasan, struktur mikro dan
komposisi kimia dari kuningan. b) Manfaat tak langsung Secara tak langsung dari data-data hasil
penelitian ini diharapkan dapat diambil manfaat yang berguna bagi industri produsen sendiri
dan konsumen pemakai kuningan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Ana, G., Wanga, Y., Lia, W., Liub, J., 2012, "Research on key designing parameters of
destruction furnace for explosive waste" ,Procedia Environmental Sciences 16 - Science Direct,
pp. 202-207. [2] Akuan, A., 2009. “Tungku Peleburan Logam”, Universitas Jendral Ahmad Yani,
Bandung. [3] Hill, R., C., 1979, “Design, Construction and Performance of Stick-Wood Fire Furnace
for Residental and Commercial Application” University of Maine Orono, Maine, pp. 1- 7. [4]
Mubarak, A., Z., dan Akhyar, 2013, "Perancangan dan Pembuatan Dapur Peleburan Logam
dengan Menggunakan Bahan Bakar Gas (LPG)" Jurnal Teknik Mesin Unsyiah, Vol. 1, No. 3 Juni
2013 pp. 128-132.

Anda mungkin juga menyukai