Kelas : 3 KB
Npm : 061930400579
Mk : Proses Industri Kimia
Hari/tanggal : Kamis/3 Desember 2020
BAB I
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
1
1) Jarak Hutan Tanam Industri (HTI) dengan lokasi pabrik PT TeLPP yaitu
30 km.
2) Jarak PT TeLPP dengan sumber air kurang dari 2 km, yaitu sungai
lematang
3) Terdapat fasilitas transportasi darat, pelabuhan serta kota penunjang
seperti Prabumulih, Palembang, dan Bandar Lampung.
2
BAB II
URAIAN PROSES
3
4
2.2.1.1.Penyimpanan Kayu
Kayu yang diterima oleh PT TeLPP yaitu kayu dengan ukuran panjang 2,4
m dan diameter berkisar antara 5-60 cm dari area HTI dan non HTI (kayu dari
masyarakat). Kayu-kayu tersebut dikirim menggunakan truk dan disimpan di area
penyimpanan (wood yard) untuk dikeringkan secara alami selama 23 hari untuk
menghilangkan senyawa organik yang mudah menguap karena dapat mengganggu
berlangsungnya proses pemasakan (cooking) dan pemutihan (bleacing).
mengganggu proses. Proses pengambilan chip pada chip yard menerapkan sistem
FIFO (First In First Out), dimana chip yang lebih dahulu diproduksi akan berada
di paling bawah tumpukan dan dimasak terlebih dahulu. Pengambilan chip ini
menggunakan screw conveyor.
selama 30 menit sesuai dengan kapasitas. Temperatur awal proses yaitu 117oC dan
berakhir pada temperatur 129oC. Cairan pemasak yang telah melewati zona
impregnasi akan diekstrak dan dikirim ke evaporator untuk dipekatkan.
Keberhasilan dari proses impregnasi sangatlah mempengaruhi proses selanjutnya
sehingga sangat perlu pengendalian temperatur proses.
White liquor dan cold blow kemudian diinjeksikan ke bagian input pompa
lower cooking dan masuk ke sirkulasi cairan cooking. Penambahan white liquor
ini bertujuan untuk menjaga chip dengan konsentrasi kimia yang merata di dalam
digester, sedangkan penambahan cold blow bertujuan untuk menurunkan
konsentrasi solid dalam filtrat selama pemasakan chip.
Cairan tersebut dipanaskan menggunakan heater hingga suhu ±162oC dan
kemudian dikembalikan ke tengah digester (di atas saringan sirkulasi lower)
melalui pipa sentral. Pemasakan chip dilakukan hingga mencapai kappa number
yang rendah sekitar 20-45 menit. Kappa number merupakan nilai yang
menunjukkan banyaknya lignin yang terkandung pada chip.
3) Extraction Zone
Cairan pemasak dari cooking zone setelah melewati waktu tinggal selama
105 menit pada co-current (upper cooking) dan counter current (lower cooking)
kemudian di ekstraksi dari digester melalui saringan ekstraksi. Tujuan dari
ekstraksi ini yaitu untuk mengeluarkan black liquor dengan kandungan residual
alkalinya yang sudah rendah yang dapat meningkatkan kappa number.
11
Aliran ekstraksi masuk ke flash tank 1 untuk membuat steam yang dimana
flash steam tersebut digunakan untuk memanaskan chip ke steaming vessel dan
sisanya masuk ke chip bin. Jumlah flash steam yang dihasilkan tergantung dari
jumlah aliran cairan dan temperatur cairan ekstraksi. Cairan dari flash tank 1
kemudian dialirkan ke flash tank 2 dan menghasilkan steam yang akan masuk ke
chip bin dan flash steam condensor. Pada daerah ekstraksi terdapat dua baris
saringan plate, aliran airan melalui saringan plate ke internal header, dua nozzle
ekstraksi, dan dua switching valve setiap header, sebuah timer yang diatur selama
90 detik pada masing-masing valve.
4) Washing Zone
Setelah melalui proses ekstraksi pada daerah ekstraksi, chip akan turun
masuk ke daerah pencucian di dalam digester yang disebut dengan Hi-Heat
Washing. Pada zona ini terjadi aliran counter current cooking dan penambahan
white liquor untuk mempertahankan residual alkali. Pada daerah Hi-Heat Wash,
terdapat dillution factor yang merupakan perbedaan antara aliran cairan pencuci
(white liquor) yang naik dan aliran cairan bersama pulp yang turun. Rancangan
produksi volume daerah pencucian sekitar 120 menit untuk Hi-Heat Washing.
12
5) Blowing
Cairan pencuci (cold blow) berasal dari tangki filtrate pressure diffuser
yang dipompakan ke bagian bawah digester, tujuan penambahan cairan ini untuk
mendinginkan pulp sebelum dikeluarkan dan untuk menjaga tekanan pada
digester. Cairan tersebut juga berperan sebagai pengganti cairan pemasak dan
sebagai pengencer konsentrasi pulp sebelum keluar hingga 10%. Perbedaan
tekanan yang ada di antara digester bagian dalam dengan outlet device dan blow
line akan mengakibatkan chip yang telah masak menjadi serat dan kemudian
dikeluarkan melalui outlet device.
Pulp yang telah keluar kemudian dimasukkan ke dalam PDW (Pressure
Diffuse Washer) untuk mencuci kembali pulp dari cairan hasil dari pemasakan.
Proses ini berlangsung dengan memasukkan air ke sekeliling diffuser, kemudian
masuk ke dalam pulp dan naik ke atas saringan ekstraksi. Setelah itu pulp masuk
ke zona washing. Pada zona ini diinjeksikan hot water untuk mencuci pulp dan
menurunkan kadar lignin pada pulp.
13
2.2.3.1.Deknoting
Pulp hasil proses pemasakan masih mengandung knot atau mata kayu yang
tidak masak, sehingga harus dipisahkan karena dapat mengurangi nilai hasil akhir
14
serta menyebabkan penurunan kualitas dan gangguan pada proses lain. Pemisahan
knot terdiri dari tiga proses yaitu primary knotter, secondary knotter, dan
mengurangi kandungan pulp sekecil apapun yang masih terdapat knot.
Proses deknoting ini menggunakan prinsip Cascade System, yaitu pulp
yang masuk ke primary knotter. Semua knot yang bersifat reject pada primary
knotter disaring kembali pada secondary knotter karena masih mengandung
banyak serat (fiber). Pada secondary knotter, sebagian pulp dipisahkan dari knot
sebelum dikirim ke coarse screen, lalu di dalam coarse screen knot dan pulp
dipisahkan secara sempurna. Knot kemudian dikembalikan menuju digester
sedangkan pulp dilanjutkan ke sistem. Reject hasil secondary knotter diumpan ke
deknotting reject cleaner yang dilengkapi dengan pasir besi.
Bahan kimia seperti lignin dan kotoran-kotoran yang ikut terbawa pada
pulp akan dicuci di brown stock dengan arah yang berlawanan, dimana air panas
digunakan sebagai pencuci pada tahap akhir dari rantai pencucian. Pada proses
pencucian tersebut, filtrat yang berasal dari tahap pencucian akhir akan digunakan
sebagai cairan pencuci pada tahap awal pencucian. Sehingga dengan cara ini pulp
dapat dicuci secara efisien dengan hanya memakai satu aliran air panas.
Pencucian brown stock mengalami dua tahapan, tahapan pertama di hi-
heat washing zone dan continous digester kemudian di dalam pressure diffuser
washer. Tahapan ketiga atau tahapan terkahir dalam tahapan pencucian brown
stock adalah pre-O2 washing jenis dewatering press sebelum O2 menuju ke
reaktor. Pada Dewatering Press, pulp dicuci dengan filtrat hasil dari pencuci di
first post oxygen yang terjadi sesuai dengan pengenceran dan pengentalan,
sehingga tidak ada pergantian cairan dalam dewatering press. Pada proses
dewatering press, pulp ditekan untuk mencapai sekitar 30% konsistensi dan
setelah itu pulp diencer dengan menggunakn filtrat dari first post O2 washing pada
screw dilution sehingga konsistensinya menjadi 12%. Alkali yang digunakan
untuk delignifikasi ditambahkan bersama dengan cairan pengencer. Sebelum
masuk ke O2 delignifikasi, pulp yang telah dicuci kemudian dicuci lagi di dalam
twin roll press ini merupakan alat baru yang dimiliki oleh PT. Tanjungenim
Lestari.
2.2.3.5.Twin Roll Press Evolution (TRPE)
Tujuan penggunaan alat ini hampir sama dengan yang lainnya.
Perbedaannya pada prinsip kerja, dimana prinsip kerja dari TRPE adalah pulp
yang masuk akan disebarkan melalui rotofonmer dan menyebabkan pulp tersebar
secara merata ke bagian penekanan (pengepressan). TRPE juga ditambahkan
cairan pencuci sehingga dapat meningkatkan efisiensi dari pencucian.
Selanjutnya, pulp akan diencerkan kembali dan ditampung dalam LC
accumulator tank.
2.2.3.6.Delignifikasi Oksigen
Proses delignifikasi dapat ditunjukkan dari hasil penentuan bilangan kappa
(kappa number). Kappa number digunakan untuk menyatakan berapa jumlah
lignin yang masih tersisa di dalam pulp setelah pemasakan, pencucian, dan
16
D1 D2 Pulp
D2 Stage Press Bleached HDT
delignifikasi dengan mengatur reaktor pada suhu tinggi. Kelemahan pertama dari
proses ini adalah proses pemutihannya memakan waktu yang lama.
Kelemahan kedua dari proses ini adalah penghilangan seluruh kadar lignin
dengan pemanasan pada suhu tinggi dalam proses delignifikasi dapat
menyebabkan putusnya rantai-rantai panjang selulosa dan hemiselulosa menjadi
rantai yang lebih pendek. Pulp yang memiliki rantai selulosa dan hemiselulosa
pendek akan sulit dijadikan kertas karena tensile strength dari kertas-kertas ini
sangat rendah. Selulosa dan hemiselulosa merupakan senyawa organik yang
sensitive terhadap suhu tinggi. Oleh karena itu diperlukan proses pemutihan dan
penghilangan lignin lanjutan agar pulp memiliki brightness yang sesuai untuk
dijual
Proses pemutihan di PT. Tanjungenim Lestari Pulp and Paper
menggunakan proses ECF (elementary chlorine free) yaitu proses pemutihan
dengan menggunakan senyawa klor dalam bentuk ClO2, juga ditambah peroksida
untuk meningkatkan derajat keputihan jika derajat keputihan yang diinginkan
belum tercapai. Proses pemutihan memiliki beberapa tahapan proses yang harus
dilalui, tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
2.2.4.1.Second Post Washing
Tahap ini melakukan pencucian dengan menggunakan air panas dimana
jumlah air yang digunakan didasarkan pada dilution factor. Filtrat dari second
post washing digunakan di first post washing dan filtrate dari first post washing
19
dipakai untuk cairan pengencer di screen room yang terdapat sebelum pre- O2
washing.
2.2.4.2.DO Stage
Awalnya pulp akan diencerkan menggunaka filtrat D1D2 di screw
conveyor serta ditambah larutan asam seperti HCl dan H2SO4 untuk menstabilkan
pH. Pulp yang telah diatur keasamannya akan dipompakan menuju ke mixer untuk
ditambahkan ClO2. Selanjutnya, pulp akan direaksikan di dalam DO Tower.
Tujuan dari tahap ini adalah untuk menurunkan kandungan lignin di dalam pulp.
Kondisi operasi dari proses ini adalah temperatur berkisar 60-70oC dengan
konsitensi 10%, dan waktu selama 60 menit. Pulp kemudian akan dicuci di bagia
DO Pulp press menggunakan dewatering tipe A.
2.2.4.3. EO Stage
Tahap ekstraksi (Eop) adalah suatu tahapan ekstraksi lignin yang telah
didegradasi dari dalam pulp menggunakan NaOH, O2, H2O2 yang berfungsi untuk
mengikat zat-zat organik dan kandungan lignin dalam pulp serta memperkuat
ikatan selulosa. Pada tahap ini lignin dari pulp yang telah dilepaskan sebagian
pada tahap D0 akan diekstraksi dan dioksidasi sehingga lignin tersebut bisa hilang
dari dalam pulp. H2O2 ditambahkan pada tahap ini yang berguna sebagai pemutih
dari pulp. Sementara NaOH digunakan untuk melarutkan lignin yang telah dilepas
pada tahap DO dan yang akan dilepas oleh O2 dari proses oksidasi. Pada tahap ini
kappa number dari pulp akan turun drastis karena mulai banyak lignin yang lepas.
Pulp yang telah encer dipompakan dari MC-pump melalui pulp heater
yang juga ditambahkan oksigen masuk ke E0 mixer sebelum masuk ke dalam E0
upflow tower. Di E0 stage, lignin yang telah bereaksi di D0 stage akan dilarutkan
oleh alkali dan gas oksigen. Di E0 stage hampir semua zat pewarna dihilangkan.
Konsistensi pada E0 stage harus tinggi untuk menghemat penggunaan bahan kimia
dan steam. Pada E0 upflow tower konsistensi dijaga untuk mencegah terjadinya
chanelling. Setelah melewati E0 upflow tower, kemudian pulp jatuh ke E0
downflow tower.
Adapun tujuan dari mekanisme upflow dan downflow ini adalah untuk
memperbesar waktu tinggal atau retention time sehingga kandungan lignin yang
20
secara kimiawi telah selesai diputihkan dengan brightness 89% ISO. Pulp
kemudian dikirim ke tangki penyimpanan yang disebut Bleached High Density
Tank (BHDT) untuk menurukan suhunya dan homogenisasi. Proses pemutihan
semuanya berlangsung pada konsistensi medium 10–12%. Temperatur yang
diinginkan untuk tahap-tahap pemutihan antara 60–70oC untuk tahap D0, 60–80oC
untuk tahap Eop, dan 70–80oC untuk tahap D1/D2.
2.2.5. Pembentukan Lembaran Pulp (Pulp Machine)
Tujuan dari perancangan pulp mesin adalah untuk membuat pulp
berbentuk lembaran dengan kapasitas sebesar 1500 ton/ hari. Perkiraan teori dari
kadar air lembaran pulp yang ingin dibentuk adalah berkisar 10%. Proses ini
terbagi menjadi beberapa tahapan diantaranya Screening (Tahap Penyaringan),
Wet End (Tahap Pembentukan), Drying (Tahap Pengeringan), Cutting (Tahap
Pemotongan).
Marking Warehouse
menghasilkan produk seperti NaOH, Cl2, H2, NaClO3, HCl, dan ClO2.
Sedangkan N2 dan O2 diproduksi pada plant yang terpisah.
1) Chloroalkali Plant
Pada chloroalkali plant digunakan bahan baku NaCl (garam) untuk
menghasilkan larutan NaOH dan gas chlorine dengan proses elektrolisis.
Reaksi yang terjadi:
2 NaCl + 2 H 2 O → 2 NaOH +Cl 2 + H 2
sedangkan lime kiln adalah suatu proses daur ulang lime mud yang terbentuk dari
proses recausticizing menjadi kapur kembali dengan cara kalsinasi di dalam
rotary kiln. Reaksi yang terjadi:
H 2 O+CaO→ Ca( OH )2 + kalor
Reaksi di atas disempurnakan dalam ketiga causticizer, dengan reaksi:
Ca(OH )2 +Na2 CO 3 → 2 NaOH +CaCO3
Dilakukan pemisahan antara larutan NaOH dan CaCO3. sedangkan di dalam lime
kiln terjadi reaksi:
CaCO 3 →CaO+CO 2
BAB III
PERALATAN PRODUKSI
2) Rotary barker bekerja hampir sama dengan drum barker, akan tetapi hal
yang membedakannya adalah letak bagian yang bergerigi. Rotary barker pada
dinding-dindingnya memiliki gerigi-gerigi untuk menguliti kulit kayu namun
tidak berputar dan memiliki alat penggerus di bagian dasar drum guna melepaskan
kulit kayu. Kelebihan rotary barker dibanding dengan drum barker yaitu efisien
27
pengulitan kayu lebih tinggi karena gerigi menggerus permukaan kayu yang
diiringi
28
dengan perputaran kayu sehingga pengulitan terjadi lebih merata. Akan tetapi
rotary barker ini memiliki kapasitas yang lebih kecil.
29
3.1.2. Tahap Pemasakan
1) Top Separator terdiri dari saringan silinder dan screw conveyor serta
bekerja dengan berputar berlawanan arah jarum jam. Jika dilihat ke bawah pada
poros utama screw conveyor, yang menyebabkan chip akan terdorong masuk ke
digester dengan bantuan aliran cairan ke bawah, pada waktu bersamaan
membersihkan gasket saringan silinder dari chip dan fines. Top separator tersebut
memisahkan cairan dari chip, kemudian secara bersama masuk menuju digester.
2) Digester adalah alat pemasak chip yang berbentuk silinder yang disusun
tegak dan dirancang untuk tekanan serta temperatur yang tinggi. Continuous
digester merupakan tempat terjadinya proses pemasakan yang mempunyai daerah
pemasakan (cooking zone) 4 tingkat dimana pipa sirkulasi bagian atas
mengalirkan chip dan cairan dari pengeluaran HP-Feeder ke top separator di
bagian atas digester dan mengembalikan cairan yang diekstrak melalui saringan
top separator ke pemasukan pompa sirkulasi bagian atas. Chip level digester
dikendalikan dengan menjaga keseimbangan antara laju chip yang masuk dan
keluar digester.
Kelebihan dari penggunaan digester continuous karena digester
continuous lebih efisien dalam hal ruang, lebih mudah untuk mengontrol dan
memeberikan hasil yang lebih baik, serta mudah untuk mengontrol komposisi
liquor dan mengurangi penggunaan bahan kimia, hemat tenaga, dan lebih efisien
dari digester batch dalam segi energi dan biaya, lebih mudah mengatur non
30
condensable gases, space efficient, laju alir steady state namun instalasinya lebih
kompleks
3) Brown Stock Washing (Pressure diffuser washer), alat ini digunakan untuk
menghilangkan lignin dan kotoran yang turut terbawa dalam pulp dan dicuci
31
dengan arah yang berlawanan, dimana air panas digunakan sebagai pencucian
tahap akhir.
4) Dewatering press tipe A merupakan alat untuk pre O 2 washing yang bekerja
dengan prinsip kerja yaitu pulp dengan konsentrasi sekitar 10% didistribusikan langsung
ke pulp press tanpa penambahan cairan pencuci kembali.
5) TRPE (Twin Roll Press Evaluation) memiliki prinsip kerja yaitu pulp yang
masuk akan disebar melalui rotoformer, sehingga pulp terebut secara merata ke
pengepresan. Keuntungan dari alat ini adalah meningkatkan efisiensi dari
pencucian pulp dengan tambahan cairan pencuci sehingga pulp yang dihasilkan
lebih baik.
6) O2 reaktor merupakan tempat terjadinya pemisahan zat organik dan sisa
alkali dari kayu. Pemisahan zat kimia tersebut ditujukan untuk didaur ulang di
recovery boiler sehingga dapat digunakan sebagai bahan baku untuk produksi
steam. Kondisi operasi yang terjadi di O 2 reaktor ditujukan untuk menaikkan
temperatur dari 101oC menjadi 106oC. Selain itu, gas buangan yang tidak berguna
akan dikeluarkan menggunakan condenser dan fan buangan.
3.1.4. Tahap Bleacing
1) DO tower tempat proses reaksi pulp dengan bahan kimia bleaching.
Keuntungan dari DO Tower ini sendiri adalah suhu yang cukup rendah dan
waktu yang cukup cepat.
2) Up flow tower dan Down flow tower
3) Alat D1/D2 stage untuk meningkatkan kualitas dari bleaching itu sendiri
dengan menggunakan larutan ClO2 sebagai agen pemutih.
3.1.5. Tahap Pembentukan Lembaran Pulp
1) Screener untuk memisahkan kontaminan berdasarkan perbedaan ukuran
2) Cleaner untuk memisahkan kontaminan berdasarkan perbedaan berat jenis.
3) Foward cleaner, accept pulp akan terpental ke atas dan reject akan ke
bawah.
4) Reverse cleaner, accept akan ke bawah dan reject akan ke atas.
5) Vacuum untuk pengisapan kandungan air pada pulp.
32
6) Dryer untuk memberikan uap panas secara kontinyu sehingga dapat
mengeringkan lembaran pulp.
2) Chip Bin merupakan vessel penampungan chip dengan dua fungsi utama
yaitu menyediakan waktu tinggal dan kesinambungan pengoperasian digester
33
selama ada masalah mengenai aliran chip yang masuk ke digester. Kedua, untuk
pemanasan awal (pre-steaming) sehingga dapat menyediakan waktu tinggal yang
cukup selama proses pemanasan awal. Pada bagian bawah chip bin berbentuk
diamondback dengan tujuan untuk mendapatkan aliran chip yang merata masuk
ke dalam chip meter.
3) Chip meter berbentuk bintang yang berputar dengan tujuh buah kantong
untuk mengukur besarnya jumlah chip untuk setiap putarannya. Chip meter juga
berfungsi menentukan laju produksi digester.
34
Gambar 3.8. Low Pressure Feeder
(Sumber: Jonathan, 2018)
6) Nozzle utama pada pipa utama saluran masuk steaming vessel memiliki
saringan untuk menjaga agar chip tidak terdorong dari steaming vessel ke flash
tank 1 saat tekanan tidak seimbang dalam sistem.
7) Chip Chute merupakan tabung tegak yang bertekanan (vertical pressure
vessel) yang menghubungkan steaming vessel dengan HP-feeder.
35
8) Pada chip chute terdapat level controller valve untuk mengendali level
chip berkisar 40-60%.
9) High Pressure Feeder memiliki rotor dengan empat kantong pengisi
(pocket helical) yang mengalir dari satu sisi rotor ke sisi lainnya. HPF bekerja
berputar searah jarum jam, arah putaran sangat penting untuk diamati dikarenakan
mencegah pergeseran putaran rotor dengan rumah HPF. Tekanan HPF adalah
1375 kPa yang dapat menyebabkan chip dikirim menuju bagian atas digester atau
top separator.
36
1) Pada screening room dilengkapi dengan reject screen, reject press, dan
sand separator. Reject press digunakan untuk mengurangi hilangnya bahan kimia
dan mempermudah penanganan reject.
2) Low Consistency Storage Tank untuk menampung accept pulp.
3) Pre O2 pulp press untuk mengurangi kadar black liquor pada pulp.
4) Pre O2 filter tank untuk menampung filtrat yang berasal dari pre O2 pulp press.
5) Rotary former merupakan alat yang digunakan untuk penyebaran pulp pada saat
dewatering press cairan pencuci ditambahkan pada TRPE.
3.2.4. Tahap Bleacing
1) Screw conveyor untuk mengangkut pulp yang telah dicuci menuju ke DO
tower.
2) Mixer untuk mempercepat proses pencampuran pulp dengan menambah
ClO2.
3) Pulp heater digunakan karena memiliki keunggulan dengan kondisi suhu
yang lebih rendah dan dapat ditambahan oksigen dengan masuk ke bagian
E0 mixer.
4) EO Pulp Press
3.2.5. Tahap Pembentukan Lembaran Pulp
1) Blow box, untuk menjaga agar lembaran tetap mengambang dari
permukaan blow bar
2) Blow bar, tempat setiap lembaran pulp bergerak (seperti conveyor)
3) Lay Boy merupakan tempat penampungan potongan lembaran pulp.
4) Wrapper merupakan alat pembungkus lembaran-lembaran kertas.
3.2.6. Proses Pendukung
1) chlorate electrolyzer sebagai tempat dilakukan elektrolisis larutan NaCl
untuk menghasilkan NaClO3
2) HCl burner
3) Entrainment separator
4) Recovery boiler yang tersusun dari tight membran wall construction
furnance, tempat pembakaran black liquor
5) Smelt dissolving tank
37
6) Rotary kiln sebagai tempat terjadinya proses kalsinasi lime mud menjadi
kapur.
BAB IV
SISTEM PENGELOLAHAN LINGKUNGAN DAN LIMBAH
38
2) Untuk menanggulangi, mengurangi, dan mengendalikan dampak negatif
baik saat usaha ataupun kegiatan beroperasi maupun berakhir (contoh:
rehabilitasi lokasi proyek).
3) Memberikan pertimbangan ekonomi lingkungan sebagai dasar untuk
memberikan kompensasi atas sumber daya yang tidak dapat
diperbaharui,
39
40
5. Counter current washing system (untuk brown stock dan bleaching stock
washing).
6. Sirkulasi air pendingin pada cooling tower.
7. Re-cooking knot.
8. Bark, chip, reject, dan sludge cake yang digunakan pada unit pengolah
limbah cair tersebut akan digunakan sebagai bahan bakar di power boiler.
Tujuan dari pelaksanaan terhadap pemantauan lingkungan adalah untuk
meningkatkan kualitas dari lingkungan agar dapat berjadalan sesuai dengan
fungsinya. Pada dasarnya, pengolahan limbah yang dilakukan oleh PT.
Tanjungenim Lestari Pulp & Paper ini terbagi menjadi tiga jenis, yaitu pengolahan
limbah cair, pengolahan limbah padat, dan pengendalian pencemaran udara.
equalization basin untuk penyetaraan cairan sebelum masuk ke tahap kedua yaitu
activated sludge dimana sebelumnya temperatur cairan akan diturunkan menjadi
35oC di cooling tower. Cairan yang telah dingin dialirkan ke aeration basin
sebagai penampungan sementara dilengkapi surface aerator untuk mensuplai
oksigen.
Proses yang terjadi pada aerator basin yaitu penguraian senyawa organik
oleh bakteri sehingga menyebabkan terjadinya pengurangan kandungan pencemar
dalam limbah cair Pada proses dekomposisi atau penguraian senyawa-senyawa
organik, bakteri akan membutuhkan nutrient seperti nitrogen dan phospat yang
dapat disuplai dari urea dan asam fosfat. Limbah dari aeration basin akan
dialirkan lebih lanjut menuju ke secondary clarifier untuk dipisahkan dari limbah
cair hasil olahan dan hasil sebagian sludge (biomass) akan dikembalikan ke
aeration basin.
Overflow limbah cair dari secondary clarifier tersebut akan dilakukan
pengontrolan kualitas yang ketat sebelum dialirkan dan dibuang ke sungai
sehingga kualitas dari buangan limbah cair olahan memiliki nilai yang tidak
melebihi standar dari kualitas baku mutu limbah cair industri pulp yang telah
ditetapkan pemerintah pada peraturan Kep-51/MENLH/10/1995 dan Keputusan
oleh Gubernur Sumatera Selatan No. 407/XI/1991. Limbah cair olahan ditampung
di holding pond sebelum dibuang ke sungai Lematang. Limbah dari holding pond
akan masuk ke sungai melalui satu buah saluran pipa dengan diameter 1,2 m dan
limbah tersebut akan dianalisa kandungan AOX-nya (Absorsable Organo
Halogen) untuk mengetahui kandungan halogen dalam limbah terolah, sebelum
dibuang ke sungai Lematang.
Kualitas limbah cair akan dikontrol dengan permulaan dari pengontrolan
sumber buangan, proses pengolahan limbah cair, hingga pembuangan limbah cair
olahan menuju ke sungai Lematang. Effluent treatment beroperasi secara terus
menerus selama 24 jam. Apabila terjadi masalah di effluent treatment, maka
limbah cair akan ditampung di dalam emergency basin hingga kondisi di effluent
treatment kembali normal. Sludge dari primary clarifier dan secondary clarifier
dicampur dengan sludge dari fresh water treatment akan ditampung di sludge
44
mixing tank untuk dikirim ke dewatering. Sludge tersebut akan dipress di belt
filter press untuk menghasilkan sludge cake dengan konsistensi berkisar sebesar
36%. Filtrat dari dewatering dikembalikan ke aeration basin sedangkan sludge
cake sebagai produk samping effluent treatment dikirim ke sebagai bahan bakar
untuk power boiler.
PT. Tanjungenim Lestari Pulp & Paper juga memiliki IPAL lainnya yang
digunakan sebagai pengolahan limbah domestik yang berasal dari perumahan atau
townsite. Prinsip pengolahan limbah domestik adalah tahap pemisahan kotoran,
tahap sedimentasi, dan tahap aerasi secara biologi untuk menguraikan senyawa-
senyawa organik, serta tahap desinfektan dengan tujuan untuk menghilangkan
bakteri-bakteri yang berbahaya seperti bakteri coli. Tahap desinfektan dilakukan
dilakukan karena limbah domestik memiliki karakteristik yang berbeda dengan
limbah industri sehingga proses dan sistem pengolahannya pun harus berbeda
pula.
41