PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
industri makanan, indutri pemrosesan plastik, pipa dan semen, 10% digunakan
dalam pengeboran minyak dan gas, 5% untuk pembuatan beton dan 5% untuk
kegunaan kegunaan lainnya (Kirk Orthmer, 1991).
Kemampuan kalsium klorida untuk menyerap banyak cairan merupakan
salah satu kualitas yang membuatnya begitu serbaguna. Zat ini bekerja jauh lebih
efisien daripada natrium klorida dalam hal mencairkan es. Kalsium klorida juga
dapat digunakan dalam sejumlah aplikasi lain. Misalnya sebagai sumber ion
kalsium untuk mengurangi erosi beton di dalam kolam renang, untuk
mengeringkan rumput laut sehingga dapat menghasilkan abu soda dan untuk
keperluan medis..
Karena kegunaan kalsium klorida sebagai bahan baku maupun sebagai
bahan penunjang pada sektor industri di Indonesia terus meningkat setiap tahun.
Sementara itu, kebutuhan akan kalsium klorida masih diimpor dari negara-negara
lain, maka pabrik pembuatan kalsium klorida dari batu kapur perlu untuk
didirikan.
1.2 Penentuan Kapasitas Rancangan
Ada beberapa pertimbangan dalam pemilihan kapasitas pabrik kalsium klorida
dari limestone dan asam klorida. Penentuan kapasitas pabrik dengan
pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:
1.2.1 Ketersediaan bahan baku
Keberadaan dan ketersediaan bahan baku merupakan faktor yang penting
bagi kelangsungan proses produksi dari suatu pabrik atau industri kimia, di
Indonesia sendiri memiliki banyak potensi untuk dapat memproduksi kalsium
klorida secara mandiri dengan menggunakan batu kapur yang cukup melimpah
ada di Indonesia sehinga tidak memerlukan impor bahan baku. Jumlah produksi
batu kapur di Indonesia dapat dilihat pada tabel 1.1.
Tabel 1.1 Jumlah Produksi Batu Kapur di Indonesia
Tahun Jumlah Produksi (Ton)
2011 12.394.563
2012 5.067.234
2013 7.835.405
2014 13.317.839
2015 23.969.459
(Sumber: BPS, 2016)
Bahan baku utama pabrik pembuatan kalsium klorida ini yaitu batu kapur
(limestone) dan asam klorida sedangkan bahan baku tambahan berupa kalsium
hidroksida dan air. Berikut data ketersediaan bahan baku yang ditunjukkan pada
Tabel 1.2.
Tabel 1.2 Ketersediaan Bahan Baku
Bahan Baku Sumber Bahan Baku Lokasi Kapasitas Produksi
Limestone Rembang, 81.300 ton/tahun
PT. Sinar Asia Fortune
Jawa Tengah
PT. Industri Soda Sidoarjo, 79.400 ton/tahun
HCl Indonesia Jawa Timur
Ca(OH)2 PT. Pentawira Agraha Tuban, Jawa 1.980.000 ton/tahun
Sakti Timur
H2O Rembang, 2 m3/s
Sungai Lasem
Jawa Tengah
10
mengeringkan rumput laut, yang kemudian digunakan untuk menghasilkan
abu soda. Kalsium klorida telah disetujui oleh FDA (Food and Drug
Administration) sebagai bahan kemasan untuk memastikan kekeringan. Zat
ini juga dapat digunakan untuk mengikat partikel debu dan menjaga
kelembaban pada permukaan jalan beraspal.
2. Sebagai zat pencair es (De-icing) dan penekanan titik beku dengan menekan
titik beku, kalsium klorida digunakan untuk mencegah terbentuknya es dan
untuk mencairkan es pada permukaan jalan. Tidak seperti natrium klorida
yang lebih umum digunakan, kalsium klorida relatif tidak berbahaya untuk
tanaman dan tanah. Pemakaian kalsium klorida juga lebih efektif pada suhu
yang lebih rendah daripada natrium klorida. Larutan kalsium klorida dapat
mencegah pembekuan pada suhu serendah -52C (-62F).
3. Sebagai sumber ion kalsium
Kalsium klorida umumnya ditambahkan untuk meningkatkan jumlah
kalsium terlarut dalam air kolam renang. Kalsium klorida digunakan untuk
meningkatkan kekerasan di kolam renang. Hal ini dapat mengurangi erosi
beton di kolam renang.
4. Sebagai zat aditif dalam industri makanan
Kalsium klorida telah terdaftar sebagai zat aditif dalam makanan. Rata-rata
konsumsi kalsium klorida sebagai bahan tambahan pangan adalah sekitar
160-345 mg/hari untuk individu. Kalsium klorida juga digunakan zat
pengawet dalam sayuran kalengan, dalam pemrosesan dadih kacang kedelai
menjadi tahu dan dalam memproduksi pengganti kaviar dari jus sayuran atau
buah. Dalam pembuatan minuman bir, kalsium klorida digunakan untuk
memperbaiki kekurangan mineral dalam air pembuatan bir. Hal ini
mempengaruhi rasa dan reaksi kimia selama proses pembuatan bir, dan juga
dapat mempengaruhi fungsi ragi selama fermentasi. Kalsium klorida
terkadang ditambahkan ke dalam susu olahan untuk mengembalikan
keseimbangan kalsium yang hilang selama pemrosesan dan untuk menjaga
keseimbangan protein dalam kasein pada pembuatan keju.
5. Dalam bidang kedokteran
Kalsium klorida dapat disuntikkan sebagai terapi intravena untuk pengobatan
hipokalsemia, yaitu penyakit berkurangnya kadar kalsium dalam tubuh.
6. Kalsium klorida dapat digunakan sebagai zat aditif dalam pemrosesan plastik,
pipa dan semen.
1.4.3 Macam-macam Proses Pembuatan Kalsium Klorida
Kalsium klorida (CaCl2) diproduksi secara komersial dengan berbagai
proses, diantaranya proses pemurnian dari garam alami yangberasal dari garam
air laut, proses solvay terbentuk dari batu kapur dan natrium klorida dengan
katalis ammonia, dan proses netralisasi dari batu kapur dan asam aklorida.
1. Proses Pemurnian dari Garam Alami
Proses pemurnian ini merupakan proses yang paling sederhana dalam
pembuatan kalsium klorida, tetapi kemurnian kalsium klorida dari proses ini
sangatlah rendah, yaitu di bawah 10% (Tetra, 2010). Air garam alami dalam hal
ini air laut, mengandung kalsium, magnesium, natrium, klorida, bromida dan ion
lainnya. Berdasarkan literatur yang diperoleh persentase kandungan kimia yang
terdapat dalam air laut adalah sebagai berikut ditunjukkan pada tabel 1.6.
Tabel 1.6 Kandungan Kimia pada Air Laut
Zat Kimia Konsentrasi (mg/kg) Jumlah (%)
Klorida (Cl) 19345 55,03
Natrium (Na) 10752 30,59
Magnesium (Mg) 1295 3,68
Kalsium (Ca) 416 1,18
Kalium (Ka) 390 1,11
Bromida (Br) 66 0,19
Berdasarkan Tabel 1.6 diketahui bahwa kandungan kimia pada air laut
terdiri dari klorida (Cl) dengan konsentrasi 19345 mg/kg sebesar 55,03%, natrium
(Na) dengan konsentrasi 10752 mg/kg sebesar 30,59%, magnesium (Mg) dengan
konsentrasi 1295 mg/kg sebesar 3,68%, kalsium (Ca) dengan konsentrasi 416
mg/kgsebesar 1,18%, kalium (Ka) dengan konsentrasi 390 mg/kg sebesar 1,11%
dan bromida (Br) dengan konsentrasi 66 mg/kg sebesar 0,19%.
Dalam proses yang lebih tua, elektrolisis digunakan untuk
menghilangkan bromida. Pada zaman sekarang, larutan garam ini ditambahi
dengan gas klorin untuk mengoksidasi bromida ke bromin. Bromintersebut
kemudian ditiupkeluar darilarutan dengan udara dan dikumpulkan sebagaibromin
bebas atau sebagaibromida. Gas klorin, digunakan dalam proses pemurnian,
namun terbuang dengan pemanasan air garam sebelum kalsium klorida terisolasi.
Pada kondisi ini, kalsium klorida dari air garam alam tidak berubah secara kimia.
Larutan tersebut kemudian ditambahi dengan kalsium oksida untuk
membuat larutan garam tersebut bersifat alkali. Kalsium oksida yang
ditambahkan diperoleh dari bahan batu kapur (CaCO3) melalui proses pemanasan
secara kalsinasi. Ketika kapur ditambahkan ke larutan air garam, magnesium
hidroksida (Mg(OH)2) yang tidak larut akan mengendap dan tersaring. Beberapa
batu kapur yang ditambahkan tetap berada dalam air garamsebanyak 0,2 % dan
terisolasi dengan produk kalsium klorida akhir. Larutan air garam kemudian
dipekatkan lebih lanjut melalui evaporasi. Karena natrium klorida kurang larut
dibandingkan kalsium klorida, natrium klorida akan mengendap, dan kemudian
disaring. Kalsium klorida tidak terpengaruh pada langkah ini. Larutan kalsium
klorida yang tersisa dipekatkan dan dikeringkan (Dow, 2001).
2. Proses Solvay
Metode yang paling umum untuk menghasilkan kalsium klorida "sintetik"
adalah proses Solvay. Bahan baku dasar yang digunakan adalah batu kapur dan
larutan garam (natrium klorida) dengan katalis amoniak. Natrium karbonat
(Na2CO3), juga dikenal dengan nama soda abu dapat diproduksi dengan proses
Solvay. Soda abu ini dapat digunakan dalam pemrosesan gelas, sabun, detergen,
pulp dan kertas. Proses ini melibatkan banyak reaksi dan konsentrasi kalsium
klorida yang dihasilkan dari proses ini juga rendah, yaitu sekitar 10-15% (Tetra,
2010). Adapun flow diagram proses Solvay pembuatan natrium karbonat dengan
kalsium klorida sebagai produk sampingnya ditunjukkan pada Gambar 1.6.
Gambar 1.4 Flow Diagram Proses Solvay Pembuatan Kalsium Klorida
Pada Gambar 1.4 menjelaskanbahwa tahapan proses dan reaksi yang
terjadi pada proses Solvay pembuatan soda abu dengan kalsium klorida sebagai
hasil produk sampingnya yaitu:
a) Purifikasi larutan garam dengan penambahan amoniak dalam amoniak
absorber, dengan reaksi : NH3 + H2O NH4OH
b) Kalsinasi batu kapur dengan pemakaian coke sebagai fuel pada suhu 950-
1100oC, dengan reaksi : CaCO3 CaO + CO2
c) Mereaksikan amoniak brine dengan CO2 yang dihasilkan pada tahap
sebelumnya dalam carbonating towerpada suhu 20-55oC, dengan reaksi
ditunjukkan pada reaksi (1), (2) dan (3):
2 NH4OH + CO2 (NH4)2CO3 + H2O..(1)
(NH4)2CO3 + CO2 +H2O 2 NH4HCO3...(2)
2 NH4HCO3 + 2 NaCl 2 NH4Cl + 2 NaHCO3...(3)
d) NH4Cl dan NaHCO3yang dihasilkan dipisahkan dalam bikarbonat filter.
e) NaHCO3 yang telah dipisahkan dikalsinasi pada suhu 175-225oC, dengan
reaksi yang ditunjukkan pada reaksi (4):
2NaHCO3 Na2CO3 + CO2 + H2O...(4)
f) CaO yang dihasilkan pada proses kalsinasi batu kapur ditambahkan air hingga
terbentuk larutan kapur Ca(OH)2.
g) NH4Cl direaksikan dengan larutan kapur Ca(OH)2 untuk menghasilkan
kalsium karbonat pada ammonia recovery pada suhu 100oC, dengan reaksi
yang ditunjukkan pada reaksi (5):
NH4Cl + Ca(OH)2 2NH3 + CaCl2 + H2O(5)
h) Na2CO3 yang dihasilkan berupa soda abu ringan dengan densitas 0,59 gr/ml
sebagai produk utama dan CaCl2 sebagai produk samping.
3. Proses Netralisasi dari Limestone dan Asam Klorida
Proses ini merupakan proses pembuatan kalsium klorida yang paling
umum digunakan di seluruh dunia, disebabkan karena bahan baku yang tersedia
banyak dan murah. Batu kapur dapat direaksikan dengan larutan asam klorida
menghasilkan kalsium klorida, magnesium klorida, karbon dioksida dan air,
berikut adalah reaksi yang terjadi ditunjukkan pada reaksi (6) dan (7):
I. CaCO3 + 2 HCl CaCl2 + CO2 + H2O(6)
II. MgCO3 + 2 HCl MgCl2 + CO2 + H2O(7)
Asam klorida dicampur dengan batu kapur di dalam reaktor pada
temperatur ruang sekitar 32oC dan tekanan 1 atm. Adapun konsentrasi asam
klorida yang digunakan adalah maksimum 32%, dan konsentrasi CaCl2 dalam
larutan yang dihasilkan adalah sekitar 36%. Semakin tinggi konsentrasi asam
klorida yang digunakan, maka semakin tinggi konsentrasi produk kalsium klorida
yang dihasilkan. Dalam proses ini, senyawa magnesium hidroksida (Mg(OH)2)
juga dihasilkan sebagai produk samping dengan penambahan larutan alkali.
Proses penguapan lebih lanjut juga diperlukan untuk menghilangkan kadar air
dalam kalsium klorida sehingga kalsium klorida yang dihasilkan lebih murni.
Kemudian proses pengeringan dibutuhkan untuk menghasilkan produk kalsium
klorida dalam bentuk serbuk (Tetra, 2010).
1.4.4 Seleksi Proses
Perbandingan kelebihan dan kekurangan dari beberapa proses pembuatan
kalsium klorida dapat dilihat pada Tabel 1.7 di bawah ini (Tetra, 2010):
Tabel 1.7 Perbandingan Kelebihan dan Kekurangan dari Beberapa Proses
Pembuatan Kalsium Klorida
Proses
Pemurnian Solvay Netralisasi
Parameter
Limestone, Limestone dan
Bahan baku Larutan brine
natrium klorida asam klorida
murni
dan katalis
amonium
Kontinyuitas Bergantung pabrik Bergantung Mudah didapat
bahan lain pabrik lain dan tidak
tergantung pabrik
lain
Tipe reaksi Batch Continuous Continuous
Suhu reaksi 600C 820C 60-800C
Instalasi Sederhana Rumit Sederhana
Kemurnian 94-95% 55% 96%
Pada sisi atas reaktor akan keluar gas CO2. Pada sisi bawah reaktor akan
keluar hasil reaksi berupa slurry. Sisa reaktan CaCO3 yang berupa padatan
kemudian dipisahkan di Rotary Drum Filter (RDF). Cake kalsium karbonat yang
keluar dari RDF diangkut ke unit pengolah limbah. Filtrat yang terdiri atas H2O,
CaCl2, dan pengotor berupa MgCl2 dan MgCl2 kemudian diumpankan ke dalam
tangki neutralizer. Didalam tangki neutralizer produk hasil reaksi dari reaktor
dicampurkan dengan Ca(OH)2 20%. Proses ini berlangsung pada suhu 50C.
Melalui reaksi netralisasi pada reaktor penetralan, kandungan MgCl2 dapat
menghasilkan larutan basa Mg(OH)2 dan CaCl2 tambahan. Selain itu Ca(OH)2
dapat bereaksi dengan sisa HCl menghasilkan CaCl2. Senyawa FeCl3 yang
berasal dari komposisi batu kapur sebesar 0,12% juga mampu ternetralkan
menghasilkan CaCl2 dan endapan Fe(OH)3. Berikut adalah reaksi pada reaktor
penetralan:
MgCl2(s) + Ca(OH)2(aq) Mg(OH)2(s) + CaCl2(s)(11)
2FeCl3(s) + 3 Ca(OH)2(aq) 2 Fe(OH)3(s) + 3 CaCl2(s) (12)
HCl(l) + Ca(OH)2 (aq) CaCl2 (aq) + H2O (l) .............................(13)
Parameter Nilai
Bentuk fisik Padatan
Warna Putih
Bau Tidak berbau
pH padatan 4,5-8,5 (suhu 25 oC)
8-8,5 (CaCl2 anhidrat)
Titik beku 175 oC
Kelarutan dalam air Terlarut
Berat molekul 110,98 gram/mol
Densitas 2,15 gram/cm3
Titik leleh 772-775 oC
Titik didih 1935 oC
Kelarutan dalam air 0,745 mg/L
Daya larut Larut dalam CH3COOH dan semua
alcohol
Viskositas 3,34 cP (787 oC)
1,44 cP (967 oC)
29x10-3Ns/m2(31 oC)
Specific heat capacity (Cp) 72,89 J/mol K
Entropi 108,4 J/mol K (pada 298 K)
Entalpi pembentukan (rHfo) -795,42 KJ/mol
Entalpi Bebas Gibbs (rGo) -748,81 KJ/mol
Enthalpy of Vaporization (vapH) 225 KJ/mol
(Sumber: Labchem, 2000)
Sementara itu, limestone yang diperoleh dari PT. Sinar Asia Fortun
memiliki spesifikasi seperti yang ditunjukkan pada table 1.9:
Tabel 1.9 Spesifikasi Limestone PT. Sinar Asia Fortun
Komponen Persentase (%)
CaCO3 99,10
MgCO3 0,49
Fe2O3 0,04
Al2O3 0,05
Mouisture content 0,27
Insoluble matter including SiO2 0,05
(Sumber: PT. Sinar Asia Fortune)
Batu kapur di alam jarang ada yang murni, karena umumnya mineral ini
selalu terdapat partikel kecil kuarsa, felspar, mineral lempung, pirit, siderit dan
mineral lainnya. Dalam mineral batu kapur terdapat juga pengotor, terutama ion
besi.
Batu kapur akan menjadi semakin tidak larut dalam air dengan naiknya
temperatur. Klasifikasi batu kapur dalam perdagangan mineral industri
didasarkan atas kandungan unsur kalsium (Ca) dan unsur magnesium (Mg).
Misalnya, batu kapur yang mengandung 90 % CaCO3 disebut batu kapur
kalsit, sedangkan bila mengandung 19% MgCO3 disebut dolomit. Adapun batu
kapur lebih banyak digunakan dalam industri karena banyak terdapat di alam
dan banyak manfaatnya, misalnya dalam pembuatan kalsium klorida (Amethyst,
2010). Dalam hal ini harga batu kapur adalah Rp 790.200,00/ ton (ICIS, 2016).
20
2. Asam Klorida (HCl)
Sifat fisika dan kimia asam klorida dapat dilihat pada tabel 1.10.
Tabel 1.10 Sifat Fisika dan Kimia Asam Klorida
Parameter Nilai
Berat molekul 36 g/mL
Densitas 1,19 g/mL
Titik didih 50,50C (1 atm)
Titik lebur -250C (1 atm)
Tekanan uap 16 kPa (200C)
Bentuk Cairan
Warna Bening
Bau Tajam
Sifat Volatil
Asam kuat
Kelarutan dalam air Mudah larut
Reaksi dengan air Eksoterm
Korosifitas Konsentrasi tinggi korosif
(Sumber: Science Lab, 2009 dan Greenwood, 1997) .
Harga: Rp 1.975.500,00/ 10 MT (ICIS, 2016). HCl yang digunakan
sebagai bahan baku diperoleh dari PT. Industri Soda Indonesia yang memiliki
spesifikasi seperti yang ditunjukkan pada table 1.11.
Tabel 1.11 Spesifikasi HCl PT. Industri Soda Indonesia
Komponen Persentase Sifat
(%)
Konsentrasi 32 Cair, tidak berwarna
SO4 0,012 -
Pb 0,0005 -
Cl2 0,005 -
H2O 67,98 -
(Sumber: PT. Industri Soda Indonesia)
3. Air (H2O)
Aquades adalah air yang dimurnikan yang diperoleh dengan destilasi,
perlakuan dengan destilasi, perlakuan dengan menggunakan penukar ion,
osmosis balik atau proses lain yang sesuai.
Tabel 1.12 Sifat Fisika dan Kimia Air
Parameter Nilai
Berat molekul 18,016 g/mol
Densitas 1 gr/mL (4C)
Titik lebur 0C (1 atm)
Titik didih 100C (1 atm)
Spesifik gravity 1,00 (4C)
Viskositas 0,8949 Cp
Kapasitas panas 1 kal/g
Panas pembentukan 80 kal/g
Panas penguapan 540 kal/g
Temperature kritis 374C
Tekanan kritis 217 atm
pH 5,0-7,0
(Sumber: Perry, 1999)
Sedangkan sifat sifat kimia H2O lainnya menurut (Alma, 2011) adalah
bersifat polar, H2O merupakan pelarut yang baik bagi semua senyawa organik,
memiliki konstanta ionisasi yang kecil, merupakan elektrolit lemah, memiliki
ikatan hydrogen, memerlukan wadah dan penyimpanan yang tertutup rapat.
4. Kalsium Hidroksida (Ca(OH)2)
Tabel 1.13 Sifat Fisika dan Kimia Kalsium Hidroksida
Parameter Nilai
Berat molekul 74,10 g/mol
Densitas 2,24 g/cm3
Titik lebur 580oC
pH 14
Kelarutan (g/100 g H2O) 0,185 g (0C)
0,173 g (20C)
Warna putih
Bentuk Serbuk atau larutan bening
(Sumber: Science Lab, 2008)
Sifat sifat kimia Ca(OH)2 menurut (Greenwood, 1997) adalah pada suhu
512oC dapat terurai menjadi kalsium oksida dan air, merupakan basa dengan
kekuatan sedang. Senyawa ini juga dapat dihasilkan dalam bentuk endapan
melalui pencampuran larutan kalsium klorida (CaCl2) dengan larutan natrium
hidroksida (NaOH).Banyak digunakan sebagai flokulan dalam air, pengolahan
limbah, serta pengolahan tanah asam. Larut dalam gliserol dan asam serta tidak
larut dalam alkohol. Harga: Rp 179.770,50,- /ton (ICIS, 2016)
Kalsium hidroksida yang digunakan sebagai bahan baku diperoleh dari
PT. Pentawira Agraha Sakti yang memiliki spesifikasi seperti yang ditunjukkan
pada tabel 1.14.
Tabel 1.14 Spesifikasi Kalsium Hidroksida PT. Pentawira Agraha Sakti
Komponen Persentase (%)
Ca(OH)2 98,99
MgO 0,62
Fe2O3 0,07
Al2O3 0,06
Mouisture content 0,23
Insoluble matter including SiO2 0,03
(Sumber: PT.Pentawira Agraha Sakti)
1.6.2 Sifat Fisika dan Kimia Produk
1. Produk Utama
Kalsium Klorida (CaCl2)
Tabel 1.15 Sifat Fisika dan Kimia Kalsium Klorida
Parameter Nilai
Berat molekul 110,99 g/mol
Densitas 2,15 g/mL
Konsentrasi 94%
Titik didih 1670oC
Titik lebur 772oC
pH 8 9 (untuk larutan)
Kelarutan (g/100 g H2O) 74,5 g (20oC)
Bentuk Solid
Warna Putih
(Sumber: Science Lab, 2008)
Kalsium klorida bersifat higroskopis, larut dalam asam asetat, etanol, dan
aseton, dapat bertindak sebagai sumber untuk ion kalsium dalam suatu larutan,
tidak seperti senyawa kalsium lainnya yang tidak dapat larut, kalsium klorida
dapat berdisosiasi. Mempunyai rasa seperti garam sehingga dapat digunakan
sebagai bahan untuk makanan (Patnaik, 2003). Berikut spesifikasi standar
kalsium klorida menurut JECFA dapat dilihat pada tabel 1.16.
Tabel 1.16 Spesifikasi Standar Kalsium Klorida
Parameter Nilai
Chemical CaCl2
Bentuk Serbuk
Warna Putih
Bau Tidak ada
Konsentrasi 96%
Bulk density 0,88 g/cm3
pH 7-10,5
CaCl2 > 94%
Total Magnesium (MgCl2) < 0,1%
Impuritis (Selain H2O) < 1%
Besi (Fe) < 15 mg/kg
Heavy metal < 20 mg/kg
Timbal < 5 mg/kg
Alkali bebas (Ca(OH)2) < 0, 15%
(Sumber: JECFA, 2004 )
2. Produk Samping
a. Magnesium Hidroksida (Mg(OH)2)
Endapan magnesium hidroksida merupakan hasil produk samping yang
dihasilkan dari reaksi penetralan dengan larutan Ca(OH)2 dalam reaktor
netralisasi. Produk samping ini berasal dari MgCl2 dari kandungan dolomit
pada batu kapur. Mg(OH)2 mudah larut dalam HCl namun tidak mudah larut
dalam air. Magnesium hidroksida diplikasikan pada industri farmasi
Tabel 1.17 Sifat Fisika dan Kimia Magnesium Hidroksida
Parameter Nilai
Berat molekul 58,32 g/mol
Densitas 2,3 g/cm3
Titik lebur 350oC
Kelarutan air 0,004 g/100 mL (100 C)
Bentuk Solid
Warna Tidak berwarna
Rasa Seperti garam
Entalpi pembentukan 925 kJ/mol
standar (fHo298)
Entropi molar standar 63 JK1mol1
pH 9,5-10,5
(Sumber: Perry, 1999)
b. Karbon Dioksida (CO2)
Gas CO2 relatif tidak berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan, namun
CO2 mungkin dapat bereaksi dengan air pada suhu dan tekanan tinggi
menghasilkan metana (CH4), gas H2 dan gas CO.
Tabel 1.18 Sifat Fisika dan Kimia Karbon Dioksida
Parameter Nilai
Berat molekul 44 g/mol
Densitas 1,98 g/L
Titik didih 78 C (195 K)
Titik lebur 57 C (216 K)
Kelarutan dalam air 1,45 g/L
Bentuk Gas
Warna Tidak berwarna
(Sumber: Perry,1999)
c. Besi (III) Klorida (FeCl3)
Tabel 1.19 Sifat Fisika dan Kimia Ferri Klorida
Parameter Nilai
Berat molekul 162,22 g/mol
Densitas 2,898 g/cm3
Titik didih 315OC
Titik lebur 282OC
Kelarutan (g/100 g H2O) 74,4 (0OC)
Bentuk Solid
Warna Tidak berwarna (suhu
kamar)
(Sumber: Perry, 1999)
Sifat sifat kimia FeCl3 (Patnaik, 2003):
Dapat membentuk larutan FeCl2 dengan mereaksikan besi murni dengan
larutan FeCl3seperti yang ditunjukkan pada reaksi (13):
Fe + 2 FeCl3 3 FeCl2...(13)
Reaksi pembentukan FeCl3 dari larutan FeCl2 ditunjukkan pada reaksi (14):
FeCl2 + Cl2 2 FeCl3(14)
Reaksi pembentukan FeOCl ditunjukkan pada reaksi (15):
FeCl3 + Fe2O3 3 FeOCl..(15)
Dapat larut dalam air dan jika bereaksi dengan air merupakan reaksi
eksoterm.
d. Ferri Hidroksida (Fe(OH)3)
Endapan besi hidroksida merupakan produk samping yang dihasilkan dari
kandungan FeCl3 pada batu kapur yang direaksikan dengan larutan Ca(OH)2.
Tabel 1.20 Sifat Fisika dan Kimia Ferri Hidroksida
Parameter Nilai
Berat molekul 106,87 g/mol
Densitas 3,4 g/cm3
Kelarutan (g/100 g H2O) 0,00015 (20OC)
Bentuk Solid
Warna Merah
Bau Tidak berbau
Entalpi pembentukan 197,3 kJ/mol
standar pada (fHo298)
(Sumber: Perry, 1999)
29
Wallas, Stanley. M (1999) Chemical Process Equipment Selection and Design.
United State: Departmen of Chemical and Petroleum Engineering.
University of Kansas.
www.icispricing.com. Diakses 7 November 2016
www.icis.com. Diakses 7 November 2016
30