Anda di halaman 1dari 18

BAB I Pendahuluan

I-1

BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik
Vinyl Chloride Monomer (VCM) merupakan senyawa organik dengan
rumus molekul C2H3Cl. Dalam perkembangannya, VCM diproduksi sebagai
produk antara dan digunakan untuk bahan baku pembuatan polimer terutama
Polivinyl Chloride (PVC). PVC memiliki kegunaan yang sangat luas, antara lain
sebagai bahan pembentuk bermacam-macam plastik, lapisan pelindung, dan
lapisan perekat. Dari kegunaan yang beragam tersebut, tidak heran jika
kebutuhan PVC semakin bertambah. Sehingga kebutuhan VCM juga terus
meningkat.
Pertimbangan untuk membangun suatu pabrik kimia adalah sama dengan
investasi-investasi disektor lain, yaitu untuk mendapatkan keuntungan yang
optimal. Industri yang dibuat harus bersifat prospektif dan inovatif, yaitu :
memiliki pasar, bahan baku yang mudah dan kepastian keberadaannya,
transportasi yang mendukung, kemampuan dalam modal, teknologi dan tenaga
kerja yang terampil, serta mampu menghasilkan produk yang inovatif. Faktorfaktor pendukung lainnya misalnya kesetabilan politik dalam dan luar negeri,
ekonomi dunia, peraturan-peraturan pemerintah.
Industri kimia khususnya petrokimia semakin mengalami peningkatan.
Dengan demikian permintaan akan

bahan baku semakin tinggi, sehingga

produksi dalam negeri tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan tersebut, untuk
pemenuhan kebutuhan tersebut, Indonesia melakukan impor bahan baku.
Kebutuhan Vinyl Chloride Monomer di Indonesia semakin meningkat
seiring dengan perkembangan industri di Indonesia. Saat ini, Indonesia masih
mengimpor VCM dari Jepang, Singapura, Amerika Serikat, Perancis, Belanda,
Belgia, India, Inggris, Iran, Korea Selatan, Malaysia, Norwegia, Qatar, Cina,
Arab Saudi, Spanyol, Swiss, Taiwan, Thailand, dan Jerman untuk memenuhi
kebutuhan dalam negeri. Untuk mengatasi semakin memburuknya perekonomian
negara, salah satu kebijakan yang diambil pemerintah adalah mengurangi impor.
Pra Rancangan Pabrik Vinil Klorida Monomer
Budiana (11410 2505)
Berbahan Baku Ethylene
(11413 2503)

Edi Tulanto

BAB I Pendahuluan

I-2

Kota Cilegon dipilih sebagai tempat pabrik Vinyl Chloride Monomer ini
didirikan. Pertimbangan ini didasarkan pada letak beberapa industri yang
memproduksi bahan baku pabrik berupa Ethylene Dichloride (EDC) seperti PT.
Asahimas Chemical dan PT. Sulfindo Adiusaha juga berlokasi di kota tersebut.
Selain itu, industri pengolah VCM menjadi PVC seperti PT. Asahimas Chemical,
Eastern Polymer, Satomo Indovyl Monomer, Siam Maspion Polymers, Standard
Toyo Polymer dan TPC Indopolimer juga berlokasi di pulau jawa, sehingga
diharapkan akan memudahkan trasnportasi produk.
Melihat kebutuhan Vinyl Chloride Monomer yang terus meningkat dari
tahun ke tahun dan masih mengandalkan impor dari negara lain, maka industri
ini diperkirakan akan menjadi industri yang strategis untuk dikembangkan.
I.2. Penentuan Kapasitas Pabrik
I.2.1. Analisa Pasar
Kebutuhan terhadap Vinyl Chloride Monomer di daerah tertentu dapat
dijadikan indikasi dari langkah awal perencanaan pendirian suatu pabrik, dengan
mengetahui keadaan pasar dalam rangka pemasaran produk akan berakibat juga
terhadap penjualan produk tersebut dan keuntungan maksimal yang akan
diperoleh.
I.3.1. Perkembangan Impor Vinyl Chloride Monomer
Berdasarkan data yang diperoleh dari Kementrian Perindustrian,
komoditas Vinyl Chloride Monomer mengalami fluktuasi, negara pengimpor
Vinyl Chloride Monomer berasal dari kawasan Asia, Eropa, Amerika.
Perkembangan impor VCM dapat dilihat pada Tabel I.1.

Pra Rancangan Pabrik Vinil Klorida Monomer


Budiana (11410 2505)
Berbahan Baku Ethylene
(11413 2503)

Edi Tulanto

BAB I Pendahuluan

I-3

Tabel I.1
Perkembangan Impor Vinyl Chloride Monomer Tahun 2009 2013

Tahun

Impor (ton)

% Pertumbuhan
Impor

2009

109.920

2010

106.645

-2,9794

2011

135.372

26,9370

2012

128.312

-5,2152

2013

123.191

-3,9910

3,68785
Sumber : Kementrian Perindustrian
Perkembangan impor Vinyl Chloride Monomer mengalami peningkatan
setiap tahunnya dengan rata-rata persen pertumbuhan sebesar 3,68785 % sehingga
dapat diproyeksikan impor Vinyl Chloride Monomer sampai tahun 2018 sebesar
147.644,8583 ton/tahun, seperti terlihat pada Tabel I.2.
Tabel I.2
Proyeksi Pertumbuhan Impor Vinyl Chloride Monomer di Indonesia
Tahun 2014 - 2018
Tahun

Impor (ton)

2014

127.734,0993

2015

132.444,7413

Pra Rancangan Pabrik Vinil Klorida Monomer


Budiana (11410 2505)
Berbahan Baku Ethylene
(11413 2503)

Edi Tulanto

BAB I Pendahuluan

I-4

2016

137.329,1047

2017

142.393,5961

2018

147.644,8583

GRAFIK IMPOR DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN IMPOR (Ton/Tahun)


160,000
140,000
120,000
100,000
Impor (Ton)

80,000

Impor

60,000
40,000
20,000
0
2008 2010 2012 2014 2016 2018 2020
Tahun

Gambar I.1 Impor Vinyl Chloride Monomer Dalam Negeri


I.3.2. Perkembangan Ekspor Vinyl Chloride Monomer
Untuk ekspor Vinyl Chloride Monomer mengalami penurunan. Nilai
Pra Rancangan Pabrik Vinil Klorida Monomer
Budiana (11410 2505)
Berbahan Baku Ethylene
(11413 2503)

Edi Tulanto

BAB I Pendahuluan

I-5

ekspor terendah terlihat pada tahun 2013 sebesar 28.521 ton. Selama lima tahun
terakhir menurut data yang diolah oleh Kementrian Perindustrian nilai ekspor
Vinyl Chloride Monomer mengalami penurunan setiap tahunnya, terlihat pada
Tabel I.3 pada tahun 2009 sebesar 65.700 ton/tahun menjadi 28.521 ton/tahun
pada tahun 2013. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel I.3 berikut ini.
Tabel I.3
Perkembangan Ekspor Vinyl Chloride Monomer Tahun 2009 2013
Tahun

Ekspor (ton)

2009
2010
2011
2012
2013

65.700
61.716
38.156
36.048
28.521
-17,6609

% Penurunan
Ekspor
-6,0639
-38,1748
-5,5246
-20,8804

Sumber : Kementrian Perindustrian


Dari data tersebut di atas dapat disimpulkan, terjadi penurunan rata-rata
sebesar 17,6609 %, sehingga proyeksi VCM pada tahun 2018 sebesar
10.801,1248 ton/tahun. Untuk lebih jelasnya proyeksi Vinyl Chloride Monomer
pada tahun 2018 dapat dilihat pada Tabel I.4 berikut ini.
Tabel I.4
Proyeksi Penurunan Ekpor Vinyl Chloride Monomer di Indonesia
Tahun 2014 - 2018
Tahun

Ekspor (ton)

2014

23.483,9348

2015

19.348,6488

2016

15.931,5032

2017

13.117,8563

Pra Rancangan Pabrik Vinil Klorida Monomer


Budiana (11410 2505)
Berbahan Baku Ethylene
(11413 2503)

Edi Tulanto

BAB I Pendahuluan

I-6

2018

10.801,1248

GRAFIK EKSPOR DAN PROYEKSI PENURUNAN EKSPOR (Ton/Tahun)


70,000
60,000
50,000
40,000

Ekspo
r

Ekspor (Ton) 30,000


20,000
10,000
0
2008 2010 2012 2014 2016 2018 2020
Tahun

Gambar I.2 Ekspor Vinyl Chloride Monomer Dalam Negeri

I.3.3. Perkembangan Produksi Vinyl Chloride Monomer


Selama ini baru ada dua buah pabrik yang memproduksi Vinyl Chloride
Monomer yaitu, PT. Asahimas Chemical dan PT. Sulfindo Adiusaha. Berdasarkan
data dari Kementrian Perindustrian, PT. Asahimas Chemical sebagai perusahaan
yang memproduksi Vinyl Chloride Monomer di Indonesia mempunyai kapasitas
sebesar 400.000 ton/tahun, sedangkan PT. Sulfindo Adiusaha yang memproduksi
Vinyl Chloride Monomer sebesar 100.000 ton/tahun.
Perkembangan produksi Vinyl Chloride Monomer selama lima tahun
Pra Rancangan Pabrik Vinil Klorida Monomer
Budiana (11410 2505)
Berbahan Baku Ethylene
(11413 2503)

Edi Tulanto

BAB I Pendahuluan

I-7

terakhir menunjukan pertumbuhan yang terus meningkat. Pertumbuhan produksi


tersebut tidak lepas dari bertambahnya konsumsi Vinyl Chloride Monomer, hal
ini disebabkan semakin banyaknya industri PVC di Indonesia. Jumlah perusahaan
PVC saat ini sebanyak 72 perusahaan. Perkembangan produksi Vinyl Chloride
Monomer selama tahun 2013 sebesar 498.141 ton/tahun, yang diperoleh data dari
Kementrian Perindustrian. Untuk lebih jelas mengenai perkembangan produksi
Vinyl Chloride Monomer di dalam negeri dapat dilihat pada Tabel I.5 berikut.
Tabel I.5
Perkembangan Produksi Vinyl Chloride Monomer di Indonesia
Tahun 2014 - 2018

Sumber :

Tabel I.6

Tahun

Produksi (ton)

2009

479.835

2010

482.673

2011

488.213

2012

491.762

Proyeksi
Vinyl

Kementrian Perindustrian

Pertumbuhan Produksi
2013

498.141

Chloride Monomer di
Indonesia

Tahun 2014 - 2018


Tahun

Produksi (ton)

2014

501.928,2

2015

505.715,4

2016

509.502,6

Pra Rancangan Pabrik Vinil Klorida Monomer


Budiana (11410 2505)
Berbahan Baku Ethylene
(11413 2503)

Edi Tulanto

BAB I Pendahuluan

I-8

2017

513.289,8

2018

517.077,0

Dengan asumsi bahwa dari tahun 2014 sampai tahun 2018 tidak ada
pabrik baru yang berdiri dan pada tahun 2018 kapasitas terpasang dari pabrik
yang ada sebelumnya hanya dapat dimanfaatkan untuk berproduksi sebesar
517.077 ton/tahun.

GRAFIK PRODUKSI DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN PRODUKSI (Ton/Tahun)


520,000
510,000

f(x) = 4252.07x - 8062722.53


R = 1

500,000
Produksi (Ton)

490,000

Linear ()

480,000

Produk
si

470,000
460,000
2008 2010 2012 2014 2016 2018 2020
Tahun

Gambar I.3 ProduksiVinyl Chloride Monomer Dalam Negeri

I.3.4. Perkembangan Konsumsi Vinyl Chloride Monomer


Berdasarkan data yang didapat dari Kementrian Perindustrian, kebutuhan
konsumsi Vinyl Chloride Monomer di Indonesia mengalami peningkatan, hal ini
Pra Rancangan Pabrik Vinil Klorida Monomer
Budiana (11410 2505)
Berbahan Baku Ethylene
(11413 2503)

Edi Tulanto

BAB I Pendahuluan

I-9

dapat dilihat dari kebutuhan konsumsi Vinyl Chloride Monomer pada tahun 2013
sebesar 592.811 ton/tahun. Untuk lebih jelas mengenai perkembangan konsumsi
dari Vinyl Chloride Monomer di dalam negri dapat dilihat pada Tabel I.7.
Tabel I.7
Perkembangan Konsumsi Vinyl Chloride Monomer di Indonesia
Tahun 2009 - 2013
Tahun

Konsumsi (ton)

2009
2010
2011
2012
2013

524.055
527.602
585.429
584.026
592.811
3,2254

% Pertumbuhan
Konsumsi
0,6768
10,9603
-0,2396
1,5042

Sumber: Kementrian Perindustrian


Perkembangan

konsumsi

Vinyl

Chloride

Monomer

mengalami

peningkatan, dengan rata-rata persen pertumbuhan sebesar 3,2254 % sehingga


dapat diproyeksikan konsumsi Vinyl Chloride Monomer sampai tahun 2018
sebesar 592.811 ton/tahun, seperti terlihat pada tabel I.8 berikut ini.
Tabel I.6
Proyeksi Pertumbuhan Produksi Vinyl Chloride Monomer di Indonesia
Tahun 2014 - 2018
Tahun

Konsumsi (ton)

2014

611.931,5260

2015

631.668,7654

2016

652.042,6098

2017

673.072,9823

Pra Rancangan Pabrik Vinil Klorida Monomer


Budiana (11410 2505)
Berbahan Baku Ethylene
(11413 2503)

Edi Tulanto

BAB I Pendahuluan

I-10

2018

694.781,2960

GRAFIK KONSUMSI DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN KONSUMSI (Ton/Tahun)


800,000
700,000
600,000
500,000
Konsumsi (Ton)

400,000
300,000
200,000
100,000
0
2008 2010 2012 2014 2016 2018 2020
Tahun

Gambar I.4 Konsumsi Vinyl Chloride Monomer Dalam Negeri


I.4. Penentuan Kapasitas Produksi
Pabrik yang ingin di dirikan pada tahun 2018, dengan memperhatikan data
produksi, impor, ekspor, dan konsumsi di Indonesia. Maka kapasitas produksi
pada tahun 2018 dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut:
Produksi

Supply

Demand

Impor

Ekspor

Konsumsi

Sehingga,

Pra Rancangan Pabrik Vinil Klorida Monomer


Budiana (11410 2505)
Berbahan Baku Ethylene
(11413 2503)

Edi Tulanto

BAB I Pendahuluan

I-11

Supply

Tahun

Produksi

Impor

2014

501.928,2

127.734,0993

2015

505.715,4

2016

Jumlah

Demand

Jumlah

Konsumsi

Ekspor

629.662,2993

611.931,5260

23.483,9348

635.415,4608

132.444,7413

638.160,1413

631.668,7654

19.348,6488

651.017,4142

509.502,6

137.329,1047

646.831,7041

652.042,6098

15.931,5032

667.974,1130

2017

513.289,8

142.393,5961

655.683,3961

673.072,9823

13.117,8563

686.190,8386

2018

517.077,0

147.644,8583

664.721,8583

694.781,2960

10.801,1248

705.582,4208

Sehingga,
Peluang = (Konsumsi + Ekspor) (Produksi + Impor)

Impor VCM tahun 2018


Ekspor VCM tahun 2018
KonsumsiVCM tahun 2018
Produksi VCM tahun 2018

: 147.644,8583
: 10.801,1248
: 694.781,2960
: 517.077,0

ton
ton
ton
ton

Dari data di atas, dapat dilakukan perhitungan peluang Vinyl Chlorida


Monomer, sehingga kapasitas produksi pabrik dapat ditentukan.
Peluang

(Konsumsi + Ekspor) (Produksi + Impor)

(705.582,4208) ton (664.721,8583) ton

40.860,5625

ton

Dari perhitungan diatas terdapat kelebihan pada aliran masuk (Demand)


yang merupakan peluang pabrik ini. Kapasitas ekonomis dari dua pabrik yang
sudah ada adalah antara 100.000 400.000 ton/tahun, sehingga pabrik yang akan
didirikan diambil pada kapasitas 150.000 ton/tahun, yang merupakan
pemanfaatan 100% peluang dan memperkecil nilai impor. Diharapkan pabrik ini
akan menutupi kebutuhan Vinyl Chlorida Monomer di dalam negeri, khususnya
untuk mengurangi ketergantungan impor.
I.5. Penentuan Lokasi Pabrik
Lokasi pendirian pabrik merupakan salah satu faktor yang penting
dalam perancangan pabrik, karena sangat mempengaruhi kegiatan industri,
baik di dalam kegiatan produksi maupun distribusi untuk kelangsungan dari
suatu industri, baik produksi sekarang maupun untuk masa yang akan datang.
Pra Rancangan Pabrik Vinil Klorida Monomer
Budiana (11410 2505)
Berbahan Baku Ethylene
(11413 2503)

Edi Tulanto

BAB I Pendahuluan

I-12

Seperti perluasan pabrik, daerah pemasaran produksi, perubahan bahan baku dan
lain-lain, harus mendapat perhatian khusus dalam pendirian suatu pabrik. Hal ini
diperlukan

untuk

meminimalisasi

memaksimalkan

biaya

produksi

dan

keuntungan
distribusi,

suatu
sehingga

pabrik

dengan

pabrik

dapat

berkembang.
Pabrik ini direncanakan akan didirikan di kawasan Industri Cilegon,
Banten. Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam menentukan lokasi
tersebut adalah sebagai berikut :
1.

Persediaan Bahan Baku


Pabrik VCM memakai bahan baku Ethylene Dichloride (EDC)
yang diperoleh dari PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk dengan
kapasitas produksi EDC sebesar 600.000 ton/tahun yang terletak di
kawasan industri Cilegon Banten. Bahan baku Ethylene Dichloride (EDC)
juga didapat dari impor berbagai negara di Asia, Eropa dan Amerika.

2.

Letak Pasar
Produk VCM yang dihasilkan merupakan barang setengah jadi
(intermediate product) yang digunakan sebagai bahan baku utama untuk
pabrik PVC. Berdasarkan data dari Kementrian Perindustrian di Indonesia
pabrik PVC hanya ada 72 diantaranya yaitu, PT. Asahimas Chemicals, PT.
Satomo Indovyl Monomer, PT. Standart Toyo Polimer, PT. Eastern
Polimer, dan PT. Sian Maspion Polimer, sehingga lokasi pabrik ini harus
dapat mensuplai produknya ke pabrik-pabrik yang memerlukan.

3.

Utilitas
Kebutuhan air diperoleh dari sungai maupun air PDAM setempat
sedangkan kebutuhan listrik dipenuhi dari PLN dan menggunakan
generator listrik serta penyedia utilitas kawasan industri.

3.

Transportasi
Kawasan Cilegon sangat strategis untuk dijadikan kawasan
pengembangan perdagangan, karena Cilegon berada di kawasan lintas
perdagangan Pelabuhan Laut Cigading dan Merak. Sarana transportasi
dari atau ke lokasi pabrik sangat memungkinkan untuk terjadinya
pengiriman bahan baku dan produk dengan lancar.

Pra Rancangan Pabrik Vinil Klorida Monomer


Budiana (11410 2505)
Berbahan Baku Ethylene
(11413 2503)

Edi Tulanto

BAB I Pendahuluan

4.

I-13

Iklim dan Letak Geografis


Keadaan iklim yang stabil, tidak pernah terjadi bencana alam
sehingga memungkinkan pengoperasian pabrik. Rata-rata ketinggian
adalah 3 meter di atas muka laut. Wilayah Kota Cilegon beriklim tropis
dengan curah hujan antara 100-300 cm dan suhu udara 24-30 C dengan
kondisi tanah rawa bergambut. Dilihat dari letak geografisnya masih
dimungkinkannya perluasan dan pengembangan pabrik.

5.

Tenaga Kerja
Dalam mendirikan pabrik ini, tenaga kerja yang diperkerjakan
sebanyak 60% berasal dari masyarakat lokal Cilegon dan sisanya berasal
dari luar daerah, seperti Serang, Tangerang dan Jakarta.

Gambar I.5 Letak kota Cilegon.

Pra Rancangan Pabrik Vinil Klorida Monomer


Budiana (11410 2505)
Berbahan Baku Ethylene
(11413 2503)

Edi Tulanto

BAB I Pendahuluan

I-14

Lok
asi
Pab
rik

Gambar I.6 Lokasi Pabrik di Cilegon


I.6. Seleksi Proses
Proses produksi pembuatan VCM di industri ada 2 proses, yaitu :
1. Perengkahan Thermal 1,2 Etilen Dikhlorida (EDC)
2. Hidroklorinasi Asetilen,
I.6.1 Proses Perengkahan Thermal 1,2 Etilen Diklorida (EDC)
Pra Rancangan Pabrik Vinil Klorida Monomer
Budiana (11410 2505)
Berbahan Baku Ethylene
(11413 2503)

Edi Tulanto

BAB I Pendahuluan

I-15

Pada reaksi ini terjadi secara sederhana dibandingkan dengan proses


Hidroklorinasi Asetilen. Sebab bahan baku utama yaitu EDC tidak dibuat
sendiri melainkan diambil dari produsen EDC, tingkat kemurnian EDC yang
digunakan sekitar 99 %, sehingga EDC murni langsung direkahkan secara
thermal (mengalami reaksi Pyrolisis) untuk menghasilkan VCM dan Hidrogen
Klorida. Reaksi berlangsung dalam fasa gas. Persamaan reaksi dapat ditulis
sebagai berikut :
C2H4Cl2

C2H3Cl + HCl

Proses perengkahan thermal (Pyrolisis) EDC pada temperatur 713-742


K. Proses ini terjadi dalam suatu furnance perengkahan, konversi dari sekitar
50 %-60 %, sedangkan VCM yang dihasilkan sekitar 99 %. Proses ini
berlangsung pada tekanan 2 atm.
I.6.2 Proses Hidroklorinasi Asetilen
Digunakan oleh dunia industri sekitar tahun 1940-1950. Pada reaksi ini
sintesa terjadi secara sederhana yaitu dengan penambahan Asetilen dan Hidrogen
Klorida yang berlangsung dalam fasa gas. Pada reaksi ini selain terbentuk EDC
yang merupakan hasil reaksi antara VCM dengan Hidrogen Klorida, reaksi total :

C 2H 2

CH 2

HCL

CHCl

CH2

HCl

CHCl

(VCM)

CH 3CHCl 2

(EDC)

Reaksi ini berlangsung pada tekanan rendah (0,1-0,3 Mpa), dan temperatur
sekitar 373 K, reaksi berlangsung dalam suatu reaktor Fixbed bed multitube.
Jadi reaksi ini dibutuhkan HCl yang berlebih, konversi Asetilen pada reaksi ini
sekitar 99 %, sedangkan konversi HCl 98 %, VCM yang dihasilkan sekitar 98
%, sisanya adalah EDC.
Proses Perengkahan Thermal 1,2

Proses Hidroklorinasi Asetilen

Pra Rancangan Pabrik Vinil Klorida Monomer


Budiana (11410 2505)
Berbahan Baku Ethylene
(11413 2503)

Edi Tulanto

BAB I Pendahuluan

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Etilen Diklorida
Bahan baku : Asetilen, HCl
Produk samping : EDC
Kondisi reaksi Eksoterm
Tekanan 2 atm, T = 373 K
Konversi 98 %
Katalis Merkuri

I-16

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Bahan Baku : EDC


Produk samping : HCl
Kondisi reaksi Endoterm
Tekanan 2 atm, T = 753-813 K
Konversi 60%
Katalis FeCl3

Berdasarkan uraian di atas maka dipilih proses yang sesuai adalah proses
perengkahan 1,2 Etilen Diklorida (EDC) dengan mempertimbangkan beberapa
hal :
1.
2.
3.
4.

Bahan baku utama mudah diperoleh


Biaya operasi lebih ekonomis
Menggunakan katalis ramah lingkungan
Limbah tidak mencemari lingkungan

I.6. Dasar Prarancangan


Dengan melihat latar belakang dan analisa pasar, maka pabrik ini
direncanakan akan didirikan pada tahun 2018 dengan kapasitas 200.000
ton/tahun. Kapasitas ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam
negeri, dengan dasar pertimbangan antara lain :
1. Dapat menunjang industri lain yang menggunakan VCM sebagai bahan
baku.
2. Dapat membuka lapangan pekerjaan dan menghidupkan perekonomian
disekitar lokasi pabrik.
3. Dengan kapasitas 200.000 ton/tahun diharapkan dapat memberikan
keuntungan dan memenuhi konsumsi dalam negeri.

Pra Rancangan Pabrik Vinil Klorida Monomer


Budiana (11410 2505)
Berbahan Baku Ethylene
(11413 2503)

Edi Tulanto

BAB I Pendahuluan

Pra Rancangan Pabrik Vinil Klorida Monomer


Budiana (11410 2505)
Berbahan Baku Ethylene
(11413 2503)

I-17

Edi Tulanto

BAB I Pendahuluan

Pra Rancangan Pabrik Vinil Klorida Monomer


Budiana (11410 2505)
Berbahan Baku Ethylene
(11413 2503)

I-18

Edi Tulanto

Anda mungkin juga menyukai