Anda di halaman 1dari 37

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Pelaksanaan PKL
Seiring dengan perkembangan teknologi dewasa ini maka dunia pendidikan
pun mengalami kekurangan perkembangan yang sangat pesat. Sektor industri dan
industry berhadapan dengan teknologi, dalam arti siap pakai sehingga masalah mutu
dan kualitas tenaga kerja menjadi perioritas utama dalam merekrut tenaga kerja.
Teori-teori dasar yang diberikan dalam dunia pendidikan baik itu perkuliahan
atau pun praktek kerja laboratorium, dianggap belum cukup untuk melengkapi
kemampuan mahasiswa untuk bisa langsung terjun dalam dunia kerja, maka dengan
itu pihak perguruan tinggi menganggap perlu untuk melakukan kegiatan
ekstrakulikuler yang bertajuk praktek kerja lapangan (PKL). Kegiatan ini bertujuan
untuk menambah keterampilan dan kemampuan mahasiswa dalam kegiatannya nanti
di dunia kerja.
Bagi mahasiswa terutama mahasiswa D-3 Kimia Analis FMIPA USU, kegiatan PKL
ini bertujuan untuk :
1. Meningkatkan ketrampilan dalam melakukan kegiatan di laboratorium.
2. Menambah pengetahuan tentang kegiatan di laboratorium.
3. Menjadi studi perbandingan tentang kegiatan laboratorium dalam kegiatan
dunia kerja dengan kegiatan di dunia pendidikan.
4. Menambah pengetahuan tentang manajemen laboratorium.
5. Mengetahui proses analisis terutama analisa mutu untuk minyak sawit dan
produk-produk lain hasil olahan minyak sawit.
Untuk mencapai tujuan tersebut diatas, dilaksanakan praktek kerja lapangan di
laboratorium-laboratorium, baik swasta, lembaga maupun berbentuk badan usaha
kampus, agar mahasiswa/I dapat membandingkan antara teori yang di dapat dari
kampus dengan praktek kerja lapangan serta penerapannya di dunia kerja dan lebih
jauh lagi adalah untuk merasakan sendiri dan menggali pengalaman sendiri
bagaimana dinamika bekerja dalam arti yang sesungguhnya.
Akhirnya kami mahasiswa berharap agar kegiatan ekstrakurikuler praktek kerja
lapanganini dapat meningkatkan kualitas pendidikan terutama pendidikan perguruan

tinggi, sehingga nanti lulusan dari perguruan tinggi terutama program D-3 Kimia
Analis mampu bersaing dalam dunia kerja.
1.2. Sejarah Berdirinya Perusahaan
Semakin besarnya volume perdagangan (ekspor/import) minyak sawit dan
produk-produk lain hasil olahan minyak sawit serta bahan-bahan kimia, maka
dianggap perlu diadakan suatu pengawasan/pemeriksaan mutu dari minyak sawit dan
produk-produk lain hasil olahan minyak sawit serta bahan-bahan kimia tersebut.
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh pihak-pihak yang akan melakukan kegiatan
ekspor/import adalah bahwa pihak penjual produk (produsen) haruslah mempunyai
sertifikat standart kualitas barang dari pihak atau badan pengawasan/pemeriksaan
mutu (Quality Control) yang independen. Jika persyaratan ini dipenuhi, maka pihak
produsen dapat menjual produknya di pasaran internasional. Berdasarkan hal
tersebut maka suatu badan pengawasan/pemeriksaan mutu barang yang independen
dianggap sangat penting peranannya dalam memperlancar kegiatan ekspor/import.
Sebagai salah satu badan pengawasan/pemeriksaan mutu barang yang independen,
PT. PALMCOCO LABORATORIES didirikan dengan maksud tujuan, yaitu :
-

Melakukan jasa pengawasan/pemeriksaan mutu (Quality Control) minyak


kelapa dan minyak kelapa sawit. Untuk mencapai maksud dan tujuan
tersebut, PT. PALMCOCO LABOTORIES mempunyai ruang lingkup usaha,
yaitu :

Berusaha di bidang jasa pengawasan/pemeriksaan laboratorium atas bahanbahan penghasil minyakj kelapa dan minyak kelapa sawit.

Berusaha di bidang jasa pengawasan/pemeriksaan laboratorium di bidang


mutu minyak kelap dan minyak kelapa sawit.

Berusaha di bidang jasa pengawasan/pemeriksaan atas produk yang besaral


dari minyak kelapa dan minyak kelapa sawit.

PT.

PALMCOCO

LABORATORIES

sebagai

suatu

badan

pengawasan/pemeriksaan mutu barang yang independen didirikan atas akte notaris

SUPRAYITNO, SH/PPAT KODYA MEDAN, NOMOR

1,Tanggal 1 November

2001.Suatu badan pengawasan/pemeriksaan mutu barang internasional PT.


PALMCOCO LABORATORIES

sebagai

salah

satu

badan

pengawasan/pemeriksaan mutu barang yang independen di awasi oleh Federation Of


Oils, Seeds and Fats Association (FOSFA) Internasional London dan menjadi
anggota FOSFA Internasional London. Seperto Perseroan Terbatas lainnya,

PT.

PALMCOCO LABORATORIES memiliki modal awal usaha dari saham yang


dimiliki oleh dua orang pemegang saham yang merupakan dewan komisaris.Kedua
orang tersebut adalah :
1. Zulkifli Tiloli
2. Zul Alkaf B.Sc
Sebagai ketua dewan komisaris adalah Zulkifli Tiloli.
1.3 .Struktur Organisasi
PT. PALMCOCO LABORATORIES memiliki struktur organisasi sebagai berikut :
DEWAN KOMISARIS

1. Dewan Komisaris
2. Direktur Utama
3. Direktur Teknik
4. Direktur Pemasaran
5. Kepala Laboratorium
6. Kepala Bidang Akutansi/Keuangan
7. Kepala Bidang Umum DIREKTUR UTAMA
8. Supervisor
9. Staf Pemasaran
10. Staf Bagian Umum
11. Analis

DIREKTUR TEKNIK

DIREKTUR PEMASARAN

KEPALA BIDANG UMUM

Struktur Organisasi PT. PALMCOCO LABORATORIES Dapat Dilihat


PadaBagan 1.
KEPALA LABORATORIUM
KEPALA BIDANG PEMASARAN

STAF BIDANG UMUM

Bagan 1.Struktur Organisasi PT. PALMCOCO LABORATORIES

SUPERVISOR

ANALIS

STAF BIDANG PEMASARAN

1.4 Sistem Kerja


Sistem kerja di PT.PALMCOCO LABORATORIES

adalah 6 hari kerja

dengan jam kerja sebanyak 40 jam per minggu.


Kegiatan kerja di PT.PALMCOCO LABORATORIES ditunjukkan oleh tabel
1.

Tabel 1.Kegiatan kerja di PT. PALMCOCO LABORATORIES


No

Hari Kerja

Jam Kerja

Senin - Kamis

08.00-12.00 Wib
Istirahat
13.00-17.00 Wib

Jumat

08.00-12.00 Wib
Istirahat
14.00-17.00 Wib

Sabtu

08.00-13.00 Wib

Sumber: PT. PALMCOCO LABORATORIES

1.5 Lokasi Perusahaan


PT.

PALMCOCO

LABORATORIES

sebagai

suatu

badan

pengawasan/pengendalian mutu minyak sawit dan produk-produk lain hasil olahan


minyak sawit yang independen, berlokasi di Jl.Kapten Muslim Komplek Milennium
Indah No 23 B (Lantai 3) Medan-Indonesia

BAB II
SISTEM OPERASI PERUSAHAAN
2.1 MINYAK KELAPA SAWIT
Kelapa sawit (Elaeis guinensis Jack) bukan tanaman asli Indonesia , namun
kenyataan mampu hadir dan berkiprah di Indonesia tumbuh dan berkembang dengan
baik , dan produk olahannya. Minyak sawit menjadi salah satu komoditas
perkebunan yang handal . Kelapa sawit ,merupakan tumbuhan tropis yang tergolong
dalam family Palmae dan berasal dari Afrika Barat , meskipun demikian dapat

tumbuh diluar daerah asalnya , termsuk di Indonesia . Hingga kini tanaman telah
diusahakan dalam bentuk perkebunan dan pabrik dan pengolahan kelapa sawit .
Kelapa sawit merupakan tanaman dengan nilai ekonomis yang cukup tinggi
karena merupakan salah satu tanaman penghasil minyak nabati . Bagi Indonesia
kelapa sawit memilikki arti penting karena mampu menciptakan kesempatan
kesempatan kerja bagi masyarakat dan sebagai sumber perolehan devisa Negara .
Sampai saati ini Indonesia merupakan salah satu produsen utama minyak sawit
(CPO) dunia selain Malaysia dan Nigeria . Minyak sawit diperkirakan bakal
memiliki daya serap tenaga kerja terbesar dibandingkan dengan jenis kelapa sawit
lainnya.
Minyak kelapa sawit dapat dihasilkan dari inti kelapa sawit yang dinamakan
minyak inti kelapa sawit (Palm Kernel Oil) dan sebagai hasi sampinh ialah bungkil
inti kelapa sawit (Palm Kernel Meat atau Pellet) . Bungkil inti kelapa sawit adalah
inti kelapa sawit yang mengalami proses ekstraksi san pengeringan . Sedangkan
Pellet

adalah bubuk yang dicetak kecil-kecil berbentuk bulat panjang dengan

diameter 80 % perikarp dan 20% buah yang dilapisi kulit yang tipis, kadar minyak
perikarp sekitar 34 % - 40% , minyak kelapa sawit diperoleh dari pohon kelapa sawit
adalah lemak semi yang memiliki komposisi yang tepat.

2.2. KEUNGGULAN DAN MAMFAAT HASIL OLAHAN


Berbagai hasil penelitian mengungkapkan bahwa minyak sawit memiliki
keunggulan dibandingkan dengan minyak nabati lainnya.
Beberapa keunggulan minyak sawit antara lain adalah sebagai berikut:
1. Tingkat efisiensi minyak sawit tinggi sehingga mampu mendapatkan CPO
menjadi sumber minyak nabati yang murah.
2. Produktivitas minyak kelapa sawit tinggi yaitu3,2 ton /ha, sedangkan minyak
nabati yang lain hanya sekitar 0,34 sampai 0,53 ton/ha.

3. Sekitar 80 % dari penduduk dunia khususnya di Negara yang sedang


berkembang masih meningkatkan konsumsi per kapita untuk minyak dan
lemak terutama minyak yang berharga murah dalam hal ini minyak sawit.
4. Terjadi pergeseran dalam industri yang menggunakan bahan baku minyak ke
bumi bahan yang lebih bersahabat dengan lingkungan yaitu oleokimia yang
berbahan baku CPO terutama di beberapa Negara yang sedang berkembang
5. Minyak sawit mengandung asam linoleat dan linolenat yang rendah sehingga
minyak goreng yang terbuat dari sawit memiliki kemantapan kalor yang
tinggi dan tidak mudah teroksidasi sehingga membuat minyak lebih awet dan
tidak mudah tengik.
6. Minyak sawit mengandung karoten yang berfungsi sebagai anti kanker dan
juga mengandung tokoferol sebagai sumber vitamin C
7. Keluwesan dan keluasan beragam dan kegunaan baik dalam pangan maupun
non pangan.
Ketujuh sifat unggul yang di punyai minyak sawit di atas, saat ini mampu
menjamin daya saing minyak sawit, baik dalam harga, kelanggengan, pengadaan,
dan keanekaragaman penggunaannya.
Pemamfaatan minyak kelapa sawit telah dimulai sejak abad ke-15, dan
pemasarannya ke Eropa baru dimulai pada tahun 1800-an. Minyak kelapa sawit yang
digunakan berasal dari daging buah (mesocarp) dan inti sawir atau kernel
(endosperm).

Berdasarkan kegunaanya, minyak nabati terbagi menjadi dua golongan.


Pertama minyak nabati yang dapat digunakan dalam makanan (edible oils) dan di
kenal nama minyak goring meliputi minyak kelapa, minyak kelapa sawit, minyak
zaitun, minyak kedelai, minyak kanola dan sebagainya. Kedua, minyak yang
digunakan dalam industry non makanan (non edible oils) misalnya minyak kayu
putih, minyak jarak, dan minyak intaran.
Bagaimana hal nya dengan komposisi atau kandungan di dalam minyak
goreng yang selalu menemani kita dalam kehidupan sehari-hari? Minyak goreng
adalah hasil akhir (refined oils) dari sebuah proses pemurnian minyak nabati
(golongan yang bisa di makan) dan terdiri dari berbagai senyawa trigliserida

mempunyai tiga jenis asam lemak, dan untuk menganalisa karakteristik dari suatu
minyak goreng maka jumlah kandungan asam inilah yang dipakai sebagai tolak ukur.
Minyak kelapa sebagai salah satu jenis minyak goreng, mempunyai komposisi yang
di dominasi oleh asam lemak jenuh ( 90-92% ) sedangkan minyak kelapa sawit
mempunyai komposisi yang berimbang. Minyak kedelai sebaliknya kandungan asam
lemak tak jenuh mendominasi sampai 80 %, dan dengan kandungan asam lemak
jenuh yang tinggi, minyak kelapa dan minyak kelapa sawit mempunyai keunggulan
dari pada minyak kedelai yaitu lebih stabil dan tidak mudah teroksidasi pada suhu
tinggi. Banyak peneliti didunia telah mengetahui bahwa asam lemak trans ini sangat
berbahaya bagi kesehatan karena salah satu menjadi penyebab penyakit kanker.
Tabel 2 menunjukkan berbagai jenis minyak goreng yang dapay di jumpai dan
kebutuhannya tiap tahun di Taiwan. Disini terlihat bahwa konsumsi minyak kelapa
sawit menduduki posisi ke dua setelah minyak kedelai.

Tabel 2. Jumlah import dan produksi minyak goreng di Taiwan, dalam


thousand metric tons,TMT.
Jenis minyak goreng

01/02

02/03

03/04

04/05

Kernel kelapa sawit

1.4

1.1

0.9

1.4

Kelapa sawit

85.3

96.8

109.5

138.3

Kelapa

6.6

8.0

5.8

7.0

Zaitun

6.5

5.5

4.5

4.5

Import

Kanola

19.1

18.0

25.2

27.0

Jagung

0.4

0.1

0.0

0.0

Bunga matahari

24.8

26.9

26.3

24.2

Safflower

0.2

0.1

0.1

0.1

Kedelai

36.0

39.0

61.0

34.6

355.0

355.0

315.0

310

Produksi
Kedelai

Sumber : (Chiou-mey perng, Taiwan Oilseeds and Products Annual Report 2006)

2.3. OMEGA-3, OMEGA-6 DAN OMEGA-9


komposisi asam lemak minyak sawit terutama :
Oleat (8: 1) adalah omega 9
Linoleat 9 18; 2 ) adalah omega 6
Lonolenat ( 18 : 3) adalah kemiripan dengan komposisi asam lemak ASI (Air
Susu Ibu ), keberadaan asam lemak itu penting dalam makanan.
Beberapa hal yang mempengaruhi sifat sifat minyak adalah asam lemak
penyusunnya,yaitu asam lemak jenuh (Saturated Fatty Acid/SFA) dan asam lemak
tak jenuh ( Unsaturated Fatty Acid /UFA).Minyak omega merupakan minyak yang
memiliki kadar tinggi asam lemak omega (omega berarti akhir).Jadi asam lemak
omega 3 memiliki ikatan rangkap tak jenuh yang terdapat pada atom C ketiga dan
keempat terakhir dihitung dari gugus methylnya,demikian dengan omega-6 dan
omega -9.
2.4. STANDART MUTU
Standart mutu adalah merupakan hal yang penting untuk menetukan minyak
yang bermutu baik.Ada beberapa factor yang menentukan standart mutu yaitu :
kandungan air dan kotoran dalam minyak,kandungan asam lemak bebas,warna dan
bilangan peroksida.
Factor lain yang mempengaruhi standart mutu adalah titik cair dan kandungan
gliserida,refining loss plastisitas dan speadability,kejernihan kandungan logam berat

10

dan bilangan peroksida.Mutu minyak kelapa sawit yang baik mempunyai kadar air
kurang dari 0.1 % dan kadar kotoran kecil dari 0.01 %,kandungan asam lemak bebas
serendah mungkin ( kurang lebih 2% atau kurang ), bilangan peroksida dibawah 2
bebas dari warna merah dan kuning ( harus berwarna pucat ) tidak berwarna
hijau,jernih dan kandungan logam berat serendah mungkin atau bebas dari logam
berat.
Standart mutu inti kelapa sawit di Indonesia tercantum didalam standart produksi
SP 10- 1975.inti kelapa sawit digolngkan dalam satu jenis mutu dengan nama
Sumatra Palm Kernel . Adapun syarat mutu inti kelapa awit adalah sebagai
berikut:
a.
b.
c.
d.

Kadar minyak minimum 48%


Kadar air maksimum 8,5%
Kontaminasi maksimum 4,0%
Kadar inti pecah maksimum 15%

Produksi minyak kelapa sawit sebagai bahan makanan mempunyai dua aspek
kualitas . Aspek pertama berhubungan dengan kadar dan kualitas asam lemak,
kelembaban dan kadar kotoran . Aspek kedua berhubungan denga rasa , aroma , dan
kejernihan serta kemurnia produk .
Kelapa sawit dengan mutu prima (SQ, Special Quality) seperti yang dihasilkan
Malaysia mengandung asam lemak ( FFA/Free Fatty Acid) tidak lebih dari 2% pada
saat pengapalan . Kualitas standart minyak kelapa sawit tidak lebih dari 5% FFA .
Setelah pengolahan , kelapa sawit bermutu akan menghasilkan minyak rendemen
minyak 2,1 22,2% (tertinggi) dan asam lemak bebas 1,7 2,1% (terendah).

Tabel 3 . Standart Mutu SPB dan Ordinary


Kandungan

SPB

Ordinary

Asam Lemak Bebas (%)

1-2

3-5

Kadar Air (%)

0.1

0.1

Kotoran (%)

0.02

0.001

11

Besi (ppm)

10

10

Tembaga (ppm)

0.5

0.5

Bilangan Iod

53 1.5

45-56

Karoten (ppm)

500

500-700

Tokoferol (ppm)

800

400-600

Sebagai acuan standart mutu minyak hasil olahan minyak sawit digunakkan
standart PORAM ( Palm Oil Reseach Association of Malaysia ) & MEOMA
( Manufactaru of Edible Oil Malaysia Association ) yang dapat dilihat pada tabel
dbawah ini .

Tabel 4. Spesifikasi Minyak Sawit Standart PORAM


4.1 Neutralisasi dan Bleached Palm Oil
FFA ( As . Palmitic )

0.25 % max

M&I

0.1 % max

I . V (Wijs)

50 -55

M . Pt degrees

33 39

Colour ( 5 1/4 Lovibond cell )

20 red max

4.2 Refind , Bleached & Deodorised (RBD) / Neturalised , Bleached &


Deodorised ( NBD) Palm Oil
FFA ( As. Palmitic )

0.1% max

M&I

0.1% max

I.V (wijs)

50-55

M.Pt degrees C (AOCS Cc-3-25)

33-39

Colour (5 1/4 Lovibond cell)

3 red max

12

4.3 Neutralised & Bleached Palm Oil


FFA (As.Palmitic)

0.25% max

M&I

0.1 % max

I.V (wijs)

56 min

M.Pt degrees C (AOCS Cc-3-25)

24 min

Colour (5 1/4 Lovibond cell)

20 red max

4.4 Refined, Bleached & Deodorised (RBD)/ Neutralised, Bleached &


Deodorised (NDB) Palm Olein
FFA (As.Palmitic)

0.1% max

M&I

0.1 % max

I.V (wijs)

56 min

M.Pt degrees C (AOCS Cc-3-25)

24 max

Colour (5 1/4 Lovibond cell)

3 red max

4.5 Neutralised dan Bleached Palm Stearin


FFA (As.Palmitic)

0.25% max

M&I

0.15 % max

I.V (wijs)

48 min

M.Pt degrees C (AOCS Cc-3-25)

44 min

4.6 Refined, Bleached & Deodorised (RBD) / Neutralised, Bleached &


Deodorised (NBD) Palm Stearin
FFA (As.Palmitic)

0.2% max

M&I

0.15 % max

I.V (wijs)

48 min

M.Pt degrees C (AOCS Cc-3-25)

44 max

13

Colour (5 1/4 Lovibond cell)

3 red max

4.7 Palm Acid Oil


FFA (As.Palmitic)

50% max

M&I

3 % max

Total Fatty Matter

95% min (Basic 97%)

4.8 Palm Fatty Acid Distillate


FFA (As.Palmitic)

70% max

M&I

1.0 % max

Saponifiable Matter

95% min (Basic 97%)

Tabel 5 Standart Mutu Minyak Menurut MEOMA


5.1 Refined, Bleached & Deodorised Palm Kernel Oil
FFA (As.Lauric)

0.1% max

M&I

0.1 % max

I.V (wijs)

19 max

Colour (5 1/4 Lovibond cell)

1.5 red max

5.2 Refined, Bleached & Deodorised Palm Kernel Olein


FFA (As.Laurit)

0.1% max

M&I

0.1 % max

I.V (wijs)

21 min

Colour (5 1/4 Lovibond cell)

1.5 red max

14

5.3 Refined, Bleached & Deodorised Palm Kernel Stearin


FFA (As.Laurit)

0.1% max

M&I

0.1 % max

I.V (wijs)

8 max

Colour (5 1/4 Lovibond cell)

1.5 red max

5.4 Crude Coconut Oil (CCO/CNO)


FFA (As.Laurit)

4% max

M&I

1 % max

I.V (wijs)

10.5 max

Colour (5 1/4 Lovibond cell)

15 red max

5.5 Crude Palm Kernel Oil (CPKO)


FFA (As.Laurit)

5 % max

M&I

0.5 % max

I.V (wijs)

19 max at time of shipment

5.6 Crude Palm Kernel Stearin


FFA (As.Laurit)

5 % max

M&I

0.5 % max

I.V (wijs)

8 max

5.7 Palm Kernel Fatty Acid Distillate


FFA (As.Laurit)

50 % max

M&I

1 % max

TFM

95% min

15

2.5 Persiapan Analisa


2.5.1 Penyediaan dan Pengambilan Sampel
Sampel berasal dari perusahaan yang ingin mengetahui kualitas produknya
( minyak sawit dan hasil olahan minyak sawit ) . Ada dua sumber pengambilan
sampel yang biasa dilakukan yaitu :

Tangki Darat ( Shore Tank )


Tangki Kapal ( Ship Tank )

Untuk pengambilan sampel ditangki kapal ada beberapa titik pengambilan sampel
yaitu :
1. Starboard
Starboard adalah titik pengambilan sampel , dimana sampel diambil dari
bagian kanan kapal
2. Port
Port adalah titik pengambilan sampel , dimana sampel diambil dari bagian
kiri kapal
3. Center
Center adalah titik pengambilan sampel , dimana sampel diambil dari bagian
tengah kapal
Untuk pengambilan sampel pada tangki darat ( Shore tank ) ada beberapa titik
pengambilan yaitu :

1. Top
Top adalah titik pengambilan sampel dibagian atas permukaam sampel
2. Middle
Middle adalah titik pengambilan sampel dibagian tengah sampel
3. Bottom
Bottom adalah titik pengambilan sampel dibagaian bawah sampel .
Dilihat dari jenisnya , ada dua jenis sampel yaitu :
1. Avarage
Sampel yang diambil hanya dari satu titik pengambilan sampel , baik pada
tangki kapal ataupun tangki darat.

16

2. Composite
Sampel yang diambil dari beberapa titik pengambilan sampel , baik pada
tangki kapal ataupun tangki darat .
3. Sebagai contoh :
Sampel yang diambil dari Starboard dicampur dengan sampel yang berasal
dari Port ( Tangki kapal ) .

2.5.2. Persiapan Sampel


Sampel minyak yang akan dianalisa biasanya berbentuk padat dan cair, untuk
sampel minyak yang berbentuk padat terlebih dahulu dipanaskan dalam oven pada
suhu 70-800 C hingga mencair.
2.5.3. Pembuatan Larutan Pereaksi
2.5.3.1. Pembuatan dan Standarisasi KOH 0,1N
Pembuatan KOH0,1N
Alat-alat

Timbangan analisis sartosius


Baeker glass 50 ml
Labu takar 1000 ml
Magnetic stirrer
Spatula
Hot plate

Bahan-bahan

Kristal KOH
Aquadest bebas CO2

Prosedur

Ditimbang 5,8 gram Kristal KOH


Dilarutkan dengan aquadest bebas CO2
Dimasukkan kedalam labu takar 1000 ml kemudian diencerkan dengan

aquadest bebas CO2 sampai garis batas


Dihomogenkan dengan stirrer

Standarisasi KOH 0,1N

17

Alat-alat

Erlenmeyer 100ml
Pipet volume 5 ml
Buret 5 ml
Statif dan klem

Bahan-bahan

Larutan H2C2O4 0,1N


Indikator phenolphthalein (PP) 1%
Larutan KOH

Prosedur

Dipipet 5 ml larutan H2C2O4 0,1N kemudian dimasukkan kedalam

Erlenmeyer 100 ml
Ditambah 3 tetes indicator Phenolptalein b1%
Dititrasi dengan larutan KOH sampai terbentuk larutan merah rose (pink)
Dicatat volume KOH yang digunakan

Perhitungan
V1 . N1 = V2 . N2
Dimana ; V1 = Volume KOH (ml)
V2 = Volume H2C2O4 (ml)
N1 = Normalitas KOH (yang akan ditentukan)
N2 = Normalitas H2C2o4
2.5.3.2. Pembuatan dan Standarisasi NaOH 0,1N dari NaOH 48%
Pembuatan NaOH 0,1N dari NaOH 48%
Alat-alat

Timbangan anlisis
Baeker glass 100 nml
Labu takar 1000 ml
Magnetic stirrer
Spatula

18

Hot plate
Bahan-bahan

NaOH 48%
Aquadest bebas CO2
Prosedur

Ditimbang 8,33 gram larutan NaOH 48%


Dilarutkan dalam aquadest bebas CO2
Dimasukkan dalam labu takar 1000 ml kemudian diencerkan dengan

aquadest bebas CO2 sampai garis tanda


Dihomogenkan dengan stirrer

Standarisasi NaOH 0,1N


Alat-alat

Erlenmeyer 100 ml
Pipet volume 5 ml
Buret 5 ml
Statif dan klem

Bahan-bahan

Larutan H2C2O4 0,1N


Indikator Phenolptalein (PP) 1%
Larutan NaOH

Prosedur

Dipipet 5 ml larutan H2C2O4 0,1N kemudian dimasukkan kedalam

Erlenmeyer 250 ml
Ditambah 3 tetes indikator Phenolptalein 1%
Dititrasi dengan larutan NaOH sampai terbentuk larutan meraaah rooose

(pink)
Dicatat volume NaOH yang digunakan

19

Perhitungan
V1 . N1 = V2 . N2
Dimana;

V1 = Volume NaOH (ml)


V2 = Volume H2C2O4 (ml)
N1 = Normalitas NaOH (yang akan ditentukan)
N2 = Normalitas H2C2O4

2.5.3.3. Pembuatan Amilum 1%


Alat-alat

Timbangan analisis Sartorius


Baeker glass 100 ml
Labu takar 50 ml
Magnetic stirrer
Hot plate
Spatula

Bahan

Aquadest bebas CO2


Kristal amilum

Prosedur

Ditimbang beaker glass dan dicatat hasilnya


Ditambah 0,5 gram kristal amilum
Dilarutkan dengan aquadest bebas CO2 didalam beaker glass
Ditambahkan aquadest hingga 100 ml
Dihomogenkan dengan magnetic stirrer
Dipanaskan hingga menjadi 50 ml
Setelah homogenkan dimasukkan kedalam wadah dan diberi label

20

2.5.3.4. Pembuatan KI 15%


Alat-alat

Timbangan analisis sartosius


Spatula
Baeker glass 50 ml
Magnetic stirer
Labu takar 100 ml

Bahan-bahan

Kristal KI
Aquadest bebas CO2

Prosedur

Ditimbang 15 gram Kristal KI kemudian dimasukkan kedalam beaker glass

50 ml (dengan menggunakan spatula)


Dilarutkan dengan menggunakan aquadest bebas CO2
Kemudian dipindahkan kedalam labu takar 100 ml dan kemudian diencerkan

dengan menggunakan aquadest bebas CO2 sampai garis tanda


Lalu dihomogenkan dengan magnetic stirrer

2.5.3.5. Pembuatan Alkohol Netral


Alat-alat

Erlenmeyer bertutup 250 ml


Pipet tetes

Bahan-bahan

Etanol 96%
Indikator Timol Blue (TB) 1%
Larutan KOH 0,1020 N

Prosedur

Dimasukkan 250 ml etanol 96% kedalam Erlenmeyer 250 ml


Ditambahkan beberapa tetes indicator Timol Blue 1%
Ditambahakan lagi beberapa tetes larutan KOH 0,1020 N sampai terbentuk
warna hijau muda pada larutan

21

2.5.3.6. Pembuatan KOH Alkohol 0,5N


Alat-alat

Timbangan analisis Sartorius


Baeker glass 250 ml
Labu takar 500 ml
Magnetic stirrer
Spatula
Hotplate

Bahan-bahan

Kristal KOH
Alkohol 96%

Prosedur

Ditimbang Kristal 10,1448 gram dalam beaker glass 250 ml


Dilarytakan dengan alkohol 96%
Dimasukkan kedalam labu takar 500 ml lalu diencerkan dengan alkohol 96%

sampai garis tanda


Dihomogenkan dengan stirrer

2.5.3.7. Pembuatan HCl 0,5N


Alat-alat

Gelas ukur 100 ml


Erlenmeyer 250 ml
Baeker glass 100 ml
Magnetic stirrer
Labu takar 500 ml
Pipet tetes
Pipet volume 25ml

Bahan-bahan

Aquadest bebas CO2


Larutan HCl pekat 37%

22

Prosedur
a.Pembuatan HCl 5 N sebanyak 100 ml dari HCl pekat 37 %

Ditimbang sebanyak 49,4 gram larutan HCl pekat 37%


Dimasukkan kedalam labu takar 100 ml yang telah berisi aquadest bebas CO2

sebanyak 20 ml melalui dinding labu takar secara perlahan lahan


Diencerkan dengan aquadest bebas CO2 sampai garis batas
Dihomogenkan

b . Pembuatan HCl 0.5 N sebanyak 250 ml dari HCl 5 N

Dipipet 25 ml larutan HCl 5N dengan pipet volume


Dimasukkam kedalam labu takar 250ml
Diencerkan dengan aquadest bebas CO2 sampai garis batas
Dihomogenkan dengan stirrer

2.6 Proses Analisa


2.6.1 Kadar air dan zat yang mudah menguap
Pengertian
Kandungan air dan zat-zat yang mudah menguap yang terdapat didalam
minyak atau lemak.
Tujuan
Untuk mengetahui besar kadar air dan zat yang mudah menguap yang
dikandung oleh sampel
Alat-alat

Timbangan analisis
Beaker glass 100ml
Penjepit
Oven
Desikator

Bahan-bahan

23

Sampel
Prosedur
Dimasukkan sampel sebanyak 10 gr kedalam beaker glass 100ml yang telah
diketahui beratnya
Dimasukkan beaker glass yang berisi sampel tersebut kedalam oven dan
dipanaskan pada suhu 1050C selama 3 jam
Kemudian didinginkan selama 30 m3nit didalam desikator
Setelah itu beaker glass yang berisi sampel tersebut lalu ditimbang dan
dicatat hasilnya.
Perhitungan
Kadar air(%) =

( BA + BS ) BB
BS

x 100%

Keterangan:
BA

=Berat beaker glass kosong sebelum pemanasan (gr)

BS

=Berat sampel (gr)

BB

= Berat beaker glass dan sampel setelah pemanasan (gr)

Untuk data hasil analisa terlampir pada Tabel.6


2.6.2 . Titik Cair (Melting Point)
Pengertian
Temperatur akan naik dengan lambat dan temperature pada saat permukaan
dari minyak atau lemak dalam tabung kapiler mulai naik.
Tujuan
Untuk identifikasi sifat fisik dari sampel minyak atau lemak yang akan
dianalisa

Alat-alat

24

Pipa kapiler (diameter 1 mm)


Beaker glass 50ml
Termometer
Lemari Es
Hot Plate
Magnetic stirrer

Bahan-bahan
Sampel
Prosedur
Diambil sampel
Dicelupkan pipa kapiler kedalam cairan sampel sedalam 1 cm
Disimpan pipa kapiler yang berisi sampel dalam lemari es selama 16 jam
dibiarkan sampai membeku
Ditempatkan didalam beaker glass 250ml yang berisi air suling yang dingin
dan dipanaskan diatas hot plate bagian bawah temperature didalam air hingga
30 mm
Diukur temperature hot plate 60 o C,sampai minyak dalam pipa mencair
Untuk data hasil analisa terlampir pada Tabel.7

2.6. 3. Asam Lemak Bebas ( FFA )


Pengertian
Asam lemak bebas ( Free Fatty Acid )adalah asam lemak bebas yang tidak
terikat oleh struktur molekul gliserin. Asam lemak bebas terbentuk karena terjadinya
proses hodrolisa minyak menjadi asam asamnya.asam lemak bebas didalam
minyak dapat diukur dengan cara titrasi dengan menggunakan alkali ( KOH 0.0940).

Tujuan
Untuk menentukan besarnya kadar asam lemak bebas yang terkandung dalam
sampel sebagai Asam Palmitat,Laurat,oleat,dan Stearat.

25

Alat- alat

Buret 5 ml
Statif dan klem
Timbangan analitis
Erlenmeyer 150 ml
Beaker glass 250 ml
Gelas ukur 10 ml dan 25 ml

Bahan- bahan

Sampel
Alcohol netral
N heksan
Indicator timol blue 1 %
Larutan KOH 0.0940 N

Prosedur
Ditimbang sampel sesuai dengan jenis sampel ( lihat table

) dalam

Erlenmeyer 100 ml
Ditambahkan 10 ml n Heksana dan 25 mk Alcohol netral
Ditambahkan 3 tetes indicator tymol blue 1 %
Kemudian dititrasi dengan larutan standart KOH 0.0940 N sampai terbentuk
lapisan warna hijau muda
Dicatat volume KOH yang digunakan
Untuk data hasil analisa terlampir pada Tabel.8
Catatan

: ( Bila sampel tidak larut seluruhnya maka dilakukan pemanasan setelah

penambahan n-Heksan )
Berat contoh beberapa Kelapa Sawit Dan Penentuan Asam Lemak Bebas
Jenis Contoh

Berat Contoh

RBD P Stearin

5 gr

RBD P Olein

5 gr

RBD P Oil
RBD PKO
CPO

5 gr
5 gr
2.5 gr

CNO

2.5 gr

26

CPKO

2.5 gr

PFAD

0.1 gr

Perhitungan
% FFA =

BM Asam x N KOH x ml titrasi(KOH )


x 100
Berat Sampel x 1000

Keterangan
BM Asam Palmitat = 256
BM Asam Laurat = 200
BM Asam Oleat = 282
BM Asam Stearat = 284
2.6.4. Warna ( Colour )
Pengertian
Minyak sawit mempunyai warna kuning orange sehingga jika digunakan
sebagian bahan baku untuk pangan yang perlu dilakukan pemucatan.Pemucatan ini
dimaksudkan untuk mendapatkan warna minyak sawit yang lebih memikatyang
sesuai dengan kebutuhannya.
Tujuan
Untuk menggambarkan proses pemeriksaan warna pada minyak.

Alat alat
Lovibond tintometer dengan larutan standart warna
Standart merah :
1.0 -0.1- 0.2- 0.3- 0.4- 0.5- 0.6- 0.7- 0.8- 0.9

27

0.0.- 1.0- 2.0-3.0- 4.0- 5.0- 6.0- 7.0-8.0- 9.0


0.0- 10- 20- 30- 40- 50- 60- 70
Standart kuning :
0.0-0.1- 0.2- 0.3- 0.4- 0.5- 0.6- 0.7- 0.8- 0.9
0.0.- 1.0- 2.0-3.0- 4.0- 5.0- 6.0- 7.0-8.0- 9.0
0.0- 10- 20- 30- 40- 50- 60- 70
Bahan bahan

Sampel minyak

Prosedur

Diambil contoh yang diperiksa mutunya


Diaduk hingga homogen
Dituangkan contoh kedalam sel sampai pada batas 5.25 inci sel
Dimasukkan sel berisi contoh kedalam Lovibond Tintometer pada tempat

yang ditentukan
Dibandingkan warna minyak dengan standart merah dan kuning hingga
warna standart sama dengan warna contoh
Dibaca hasil pada skala
Untuk data hasil analisa terlampir pada Tabel.7
Catatan : Untuk sampel yang warnanya terlalu pekat ( lebih besar dari 5 ),digunakan
sel yang berukuran 1 inci.

2.6.5.Penentuan Density Minyak Sawit


Pengertian
Densitas suatu zat adalah perbandingan antara massa dengan volume
zat.Densitas suatu zat dapat berubah terhadap temperature. Untuk minya dan lemak
dinyatakan dalam gram per militer.
Tujuan

28

Untuk mengetahui berapa besar densitas dari suatu sampel pada berbagai
temperature.
Alat alat
Timbangan analitis
Piknometer
Termomter 100 0C
Bahan bahan
Aquadest
Sampel
Prosedur
2.6.5.1 .Prosedur Kalibrasi Piknometer
Ditimbang piknometer kosong dan dicatat hasilnya
Dimasukkan aquadest dalam piknometer sampai penuh
Ditimbang piknometer yang berisi aquadest tersebut lalu diukur suhu
aquadest didalam piknometer
Dilakukan percobaan sebanyak 3 kali

Perhitungan
Densitas (g/ml) =

BABB
V

Kalibrasi :
Volume piknometer (ml) =

BABB
Densitas

Keterangan :
BA = Berat piknometer kosong + Aquadest (g)
BB = Berat piknometer kosong
V = Volume piknometer pada alat (ml)

29

Untuk data hasil analisa terlampir pada Tabel.9.a

2.6.5.2. Prosedur Analisa Density Sampel


Ditimbang piknometer kososng
Dimasukkan sampel ke dalam piknometer sampai penuh
Ditimbang piknometer yang berisi sampel kemudian diukur suhu sampel di
dalam piknometer
Dilakukan percobaan yang sama sebanyak tiga kali
Perhitungan
Densitas (g/ml) =

BABB
V

Keterangan :
BA = Berat piknometer kosong + aquadest (g)
BB = Berat piknometer kosong
V = Volume piknometer dalam alat (ml)

Densitas sampel pada berbagai variasi suhu :


Jika t0>t1
P1 = P0 + (t0 t1). Fk
Jika t0t1
P1= P0 (t0 t1). Fk
Keterangan :
P1 = Densitas sampel yang dihitung ( g/ml )
P0 = Densitas sampel hasil pengukuran ( g/ml )
t1 = suhu sampel yang dihitung ( 0C )

30

t0 = suhu sampel hasil pengukuan ( 0C )


Fk = Faktor konversi ; CPKO
Soyabean

= 0,00068
= 0,00069

Untuk data hasil analisa terlampir pada Tabel.9.c

2.6.6. Penentuan Bilangan Penyabunan (Saponofication Value)


Pengertian
Jumlah mg KOH yang diperlukan untuk menyabunkan asam-asam bebas
dalam satu gram minyak.
Tujuan
Untuk menentukan besarnya bilangan penyabunan yang terkandung didalam sampel.
Alat-alat

Neraca anlitis
Erlenmeyer 250ml tertutup
Seperangkat alat ekstraksi
Buret 50m

Bahan-bahan
RBD olein
Larutan KOH Alkoholis 0,5N
Larutan HCl 0,5N
Prosedur
Ditimbang Erlenmeyer kosong, dan dicatat beratnya
Dimasukkan sampel kedalam Erlenmeyer yang telah diketahui beratnya
sebanyak 1 gram
Ditambahkan 50ml larutan KOH alkoholis 0,5N dengan menggunakan pipet
volume
Diekstraksi bolak-balik selama 1 jam dan didinginkan

31

Dititrasi dengan larutan HCl 0,5N dan ditambahkan indicator Phenolptalein


1% sebanyak 3 tetes
Perhitungan
ml HCl x N HCl x 56,1
Berat sampel

SV =

2.6.7. Penentuan bilangan asam (Acid Value)


Pengertian
Jumlah mg KOH yang diperlukan untuk menetralkan asam-asam lemak
bebas yang terdapat dalam 1 gram minyak.
Tujuan
Untuk menentukan besarnya bilangan asam yang terkandung di dalam
sampel
Prosedur
Sama dengan prosedur penentuan Asam Lemak Bebas (FFA)
Perhitungan
V KOH x N KOH x 56,1
Berat Sampel

AV =

2.6.8 Penentuan Bilangan Iodin (Iodin Value)


Pengertian
Pengertian Iodine adalah jimlah (gram) iodine yang dapat diikat oleh
100gram minyak atau lemak. Ikatan rangkap yang terdapat pada asam lemak yang
tidak jenuh akan bereaksi dengan iodine atau senyawa-senyawa iodine. Gliserida
dengan tingkat kejenuhan yang akan mengikat iodine dealam jumlah yang besar.
Tujuan

32

Untuk menentukan derajat ketidakjenuhan dari minyak atau lemak,


Alat

Neraca Analitik
Erlenmeyer
Pipet Volume 20ml dan Buret 50ml
Baeker glass 250ml
Pipet tetes

Bahan

Sampel
Larutan Wijs CO2
Larutan KI 1%
Amilum 1%
Larutan Siklo Hexan : Acetic Acid
Larutan Na2S22O3
Aquadest bebas CO2
Indikator

Prosedur
Timbang 0,5 gr masukkan dalam Erlenmeyer tertutup
Tambahakan 20ml Larutan Siklo Hexane : Acetat Acid ( C6H12 : CH3COOH)
Tambahkan 25 ml larutan wijs.Kemudian disimpan dalam tempat gelap
selama 30 menit.
Tambahkan 20 ml Larutan Ki 15% dan 40 ml aquadest bebas CO2
Titrasi dengan Na2S2O3 0.1 N sampai warna kuning ,kemudian tambahkan
indicator amilum sebanyak 2 pipet
Lanjutkan titrasi sampai larutan tidak bewarna
Catat volume Na2S2O3 yang digunakan
Dilakukan perlakuan yang sama untuk larutan blanko

Perhitungan
I.V =

V . titrasi blancoV . titrasi sample x N . N 2 S 2 O 3


x 12.692
Berat sample

2.6 Sistem Sertifikasi

33

Sebuah

sertifikat

mutu

yang

dikeluarkan

oleh

PT.

PALMCOCO

LABORATORIES sebagai salah satu badan pemeriksaan /pengawasan mutu barang


yang independent merupakan suatu rangkaian dari beberapa tahapan kegiatan kerja,
yaitu :
Permintaan/order dari pihak/perusahaan yang menginginkan sertifikat mutu
barang yang dimilikinya.
Pengambilan sampel ,ini dilakukan oleh pihak yang mengeluarkan sertifikat
atau telah disediakan oleh perusahaan yang menginginkan sertifikat mutu
barang.
Analisa

sampel,analisa

yang

dilakukan

tergantung

dari

permintaan

perusahaan yang menginginkan sertifikat mutu


Hasil dari proses analisa dijadikan sebuah sertifikat yang nantinya akan
dikembalikan kepada pihak/perusahaan yang menginginkan sertifikat mutu
barang yang dianalisa
Untuk lebih jelasnya tahap-tahap proses sertifikat dapat dilihat pada bagan 2

Bagan 2 : Sistem Sertifikasi

Order/Permintaan
Pengambilan sampel

Analisa Sampel

Hasil Analisa

Sertifikat

34

BAB III
PERMASALAHAN
Dalam melakukan kegiatan analisis sampel di PT . PALMCOCO LABORATORIES
Ada beberapa permasalahan yang timbul , antara lain :

1. Pada analisa warna

(Colour ) untuk sampel RBD Palm Stearin

membutuhkan waktu analisa yang sangat cepat , hal ini disebabkan karena
RBD Palm Stearin sangat cepat membeku sehingga silit untuk dianalisa dan
mempengaruhi ketelitian dalam penentuan warna .
2. Pada analisa density sampel sulit untuk mendapatkan ketelitian berat sampel ,
hali ini disebabkan karena pada saat pengisiin sampel dalam piknometer
nasih ada sampel yang melekat

pada dinding luar piknometer sehingga

mempengaruhi berat sampel .


3. Pada penyajian hasil analisa FFA tidak selamanya dinyatakan sebagai Asam
Palmitat , Asam Stearat , Asam Laurat dan Asam Oleat .Karena kandungan

35

sampel yang dianalisa menurut PORAM hanya sebagai Asam

Palmitat

sedangkan menurut MEOMA hanya sebagai Asam laurat saja.


4. Pada penentuan titik lebur ( Melting Point) waktu yang dibutuhkan untuk
penyimpanan sampel dalam pipa kapiler didalam lemari es membutuhkan
waktu yang sangat lama ( 16 jam ) sehingga memperlambat proses analisa .
5. Pada analisa kadar air ( Moisture) untuk sampel RBD Palm Stearin
pemanasan

didalam oven membutuhkan

waktu yang lama sehingga

memperlambat proses analisa .

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan
Dari hasil kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang dilakukan dapat
disimpulkan bahwa ;
PT. PALMCOCO LABORATORIES adalah suatu badan usaha yang bergerak
dibidang jasa sertifikasi mutu, dimana salah satu jasanya adalah jasa
pemeriksaan laboratorium bidang analisa kimia, meliputi analisa kimia
umum, analisa mutu minyak sawit serta hasil olahannya dan produk
konsumen.
Pada analisa nabati yang meliputi : Analisa Asam Lemak Bebas, Bilangan
Iodin serta Kadar Air Dan Zat Yang Mudah Menguap, Kadar Kotoran, Titik
Cair dan Warna diperoleh hasil analisa yang sesuai dengan baku mutu
minyak menurut PORAM (Palm Oil Research Association Of Malaysia) dan
MEOMA.
Metode analisa untuk parameter-parameter yang dikerjakan ditentukan oleh
Federation of Oils, Seeds and Fat Association (FOSFA) Internasional

36

London, sehingga hasil analisa yang disajikan oleh PT. PALMCOCO


LABORATORIES yang diakui secara internasional dalam perdagangan.
Parameter yang diakui dalam analisa mutu minyak sawit dan hasil olahan
minyak sawit antara lain ;
a. Minyak sawit dan derivatnya :
Asam Lemak Bebas (Free Fatty Acid)
Kadar Air dan Zat yang mudah menguap (Moisture)
Kadar Kotoran dan zat yang tidak dapat larut dengna pelarut
tertentu (Impurities)
DOBI dan Warna (Colour)
Bilangan Asam dan Bilangan Iodin
Titik lebur (Melting Point)
b. Inti sawit, Palm Kernel Expeller (PKE) dan Copra :
Kadar Air (Moisture)
Kadar Minyak (Oil Content)
Asam Lemak Bebas dalam minyak hasil ekstraksi
Protein
Lemak (Fat)
Profat
Serat (Fibre)
Sand & Silica
Afla toxin
4.2. Saran
Diharapkan kepada
pihak PT.PALMCOCO LABORATORIES kami
menyarankan hendaknya lebih melengkapi perlengkapan analisa terutama
spektofotometer yang digunakan untuk menganalisa kadar DOBI dan
karoten atau analisa minyak lainnya serta lemari asam yang bertujuan untuk
mengurangi resiko kecelakaan kerja dan analisa berjalan dengan lancer.
Diharapkan kepada pihak Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan alam
agar lebih memberikan bimbingan, sosialisasi lingkungan dunia kerja kepada
mahasiswa yang ingin melakukan Praktek Kerja Lapangan serta memberikan
tambahan ilmu dalam pendidikan komputer yang sangat berguna bagi
mahasiswa ketika memasuki perusahaan dapat memahami pengetahuan hal
tersebut.
Diharapkan kepada adik adik mahasiswa selanjutnya yang akan melakukan
Praktik Kerja Lapangan agar lebih disiplin dalam melakukan praktek kerja
lapangan baik dalam disiplin waktu dan disiplin kerja serta agar lebih
mempersiapkan diri dalam bidang ilmu yang berhubungan dengan tempat
Praktek Kerja Lapangan dengan baik sebelum memulai Praktek Kerja
Lapangan agar terjalin komunikasi yang baik antara adik- adik mahasiswa
dan pihak PT. PALMCOCO LABORATORIES.

37

DAFTAR PUSTAKA
Chiou Mey-Perng (2006), Oilseeds And Products Annual Report, Taiwan.
Fosfa Internasional,(2001), Technical Manual, Fosfa Qualification And
Procedur For Ship Enganged In The Carriage Of Oil And Fat In The
Bulk For Edible Oleochemical Use .
http : // Kompas. Com / Kesehatan / News / Senior / Gizi / 0207 . htm
Ketaren. S, (1986), Minyak Dan Lemak Pangan, Penerbit Universitas
Indonesia, Jakarta.
Wikipedia Indonesia, Ensiklopedia Bebas Berbahasa Indonesia .

Anda mungkin juga menyukai