BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Pelaksanaan PKL
Seiring dengan perkembangan teknologi dewasa ini maka dunia pendidikan
pun mengalami kekurangan perkembangan yang sangat pesat. Sektor industri dan
industry berhadapan dengan teknologi, dalam arti siap pakai sehingga masalah mutu
dan kualitas tenaga kerja menjadi perioritas utama dalam merekrut tenaga kerja.
Teori-teori dasar yang diberikan dalam dunia pendidikan baik itu perkuliahan
atau pun praktek kerja laboratorium, dianggap belum cukup untuk melengkapi
kemampuan mahasiswa untuk bisa langsung terjun dalam dunia kerja, maka dengan
itu pihak perguruan tinggi menganggap perlu untuk melakukan kegiatan
ekstrakulikuler yang bertajuk praktek kerja lapangan (PKL). Kegiatan ini bertujuan
untuk menambah keterampilan dan kemampuan mahasiswa dalam kegiatannya nanti
di dunia kerja.
Bagi mahasiswa terutama mahasiswa D-3 Kimia Analis FMIPA USU, kegiatan PKL
ini bertujuan untuk :
1. Meningkatkan ketrampilan dalam melakukan kegiatan di laboratorium.
2. Menambah pengetahuan tentang kegiatan di laboratorium.
3. Menjadi studi perbandingan tentang kegiatan laboratorium dalam kegiatan
dunia kerja dengan kegiatan di dunia pendidikan.
4. Menambah pengetahuan tentang manajemen laboratorium.
5. Mengetahui proses analisis terutama analisa mutu untuk minyak sawit dan
produk-produk lain hasil olahan minyak sawit.
Untuk mencapai tujuan tersebut diatas, dilaksanakan praktek kerja lapangan di
laboratorium-laboratorium, baik swasta, lembaga maupun berbentuk badan usaha
kampus, agar mahasiswa/I dapat membandingkan antara teori yang di dapat dari
kampus dengan praktek kerja lapangan serta penerapannya di dunia kerja dan lebih
jauh lagi adalah untuk merasakan sendiri dan menggali pengalaman sendiri
bagaimana dinamika bekerja dalam arti yang sesungguhnya.
Akhirnya kami mahasiswa berharap agar kegiatan ekstrakurikuler praktek kerja
lapanganini dapat meningkatkan kualitas pendidikan terutama pendidikan perguruan
tinggi, sehingga nanti lulusan dari perguruan tinggi terutama program D-3 Kimia
Analis mampu bersaing dalam dunia kerja.
1.2. Sejarah Berdirinya Perusahaan
Semakin besarnya volume perdagangan (ekspor/import) minyak sawit dan
produk-produk lain hasil olahan minyak sawit serta bahan-bahan kimia, maka
dianggap perlu diadakan suatu pengawasan/pemeriksaan mutu dari minyak sawit dan
produk-produk lain hasil olahan minyak sawit serta bahan-bahan kimia tersebut.
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh pihak-pihak yang akan melakukan kegiatan
ekspor/import adalah bahwa pihak penjual produk (produsen) haruslah mempunyai
sertifikat standart kualitas barang dari pihak atau badan pengawasan/pemeriksaan
mutu (Quality Control) yang independen. Jika persyaratan ini dipenuhi, maka pihak
produsen dapat menjual produknya di pasaran internasional. Berdasarkan hal
tersebut maka suatu badan pengawasan/pemeriksaan mutu barang yang independen
dianggap sangat penting peranannya dalam memperlancar kegiatan ekspor/import.
Sebagai salah satu badan pengawasan/pemeriksaan mutu barang yang independen,
PT. PALMCOCO LABORATORIES didirikan dengan maksud tujuan, yaitu :
-
Berusaha di bidang jasa pengawasan/pemeriksaan laboratorium atas bahanbahan penghasil minyakj kelapa dan minyak kelapa sawit.
PT.
PALMCOCO
LABORATORIES
sebagai
suatu
badan
1,Tanggal 1 November
sebagai
salah
satu
badan
PT.
1. Dewan Komisaris
2. Direktur Utama
3. Direktur Teknik
4. Direktur Pemasaran
5. Kepala Laboratorium
6. Kepala Bidang Akutansi/Keuangan
7. Kepala Bidang Umum DIREKTUR UTAMA
8. Supervisor
9. Staf Pemasaran
10. Staf Bagian Umum
11. Analis
DIREKTUR TEKNIK
DIREKTUR PEMASARAN
SUPERVISOR
ANALIS
Hari Kerja
Jam Kerja
Senin - Kamis
08.00-12.00 Wib
Istirahat
13.00-17.00 Wib
Jumat
08.00-12.00 Wib
Istirahat
14.00-17.00 Wib
Sabtu
08.00-13.00 Wib
PALMCOCO
LABORATORIES
sebagai
suatu
badan
BAB II
SISTEM OPERASI PERUSAHAAN
2.1 MINYAK KELAPA SAWIT
Kelapa sawit (Elaeis guinensis Jack) bukan tanaman asli Indonesia , namun
kenyataan mampu hadir dan berkiprah di Indonesia tumbuh dan berkembang dengan
baik , dan produk olahannya. Minyak sawit menjadi salah satu komoditas
perkebunan yang handal . Kelapa sawit ,merupakan tumbuhan tropis yang tergolong
dalam family Palmae dan berasal dari Afrika Barat , meskipun demikian dapat
tumbuh diluar daerah asalnya , termsuk di Indonesia . Hingga kini tanaman telah
diusahakan dalam bentuk perkebunan dan pabrik dan pengolahan kelapa sawit .
Kelapa sawit merupakan tanaman dengan nilai ekonomis yang cukup tinggi
karena merupakan salah satu tanaman penghasil minyak nabati . Bagi Indonesia
kelapa sawit memilikki arti penting karena mampu menciptakan kesempatan
kesempatan kerja bagi masyarakat dan sebagai sumber perolehan devisa Negara .
Sampai saati ini Indonesia merupakan salah satu produsen utama minyak sawit
(CPO) dunia selain Malaysia dan Nigeria . Minyak sawit diperkirakan bakal
memiliki daya serap tenaga kerja terbesar dibandingkan dengan jenis kelapa sawit
lainnya.
Minyak kelapa sawit dapat dihasilkan dari inti kelapa sawit yang dinamakan
minyak inti kelapa sawit (Palm Kernel Oil) dan sebagai hasi sampinh ialah bungkil
inti kelapa sawit (Palm Kernel Meat atau Pellet) . Bungkil inti kelapa sawit adalah
inti kelapa sawit yang mengalami proses ekstraksi san pengeringan . Sedangkan
Pellet
diameter 80 % perikarp dan 20% buah yang dilapisi kulit yang tipis, kadar minyak
perikarp sekitar 34 % - 40% , minyak kelapa sawit diperoleh dari pohon kelapa sawit
adalah lemak semi yang memiliki komposisi yang tepat.
mempunyai tiga jenis asam lemak, dan untuk menganalisa karakteristik dari suatu
minyak goreng maka jumlah kandungan asam inilah yang dipakai sebagai tolak ukur.
Minyak kelapa sebagai salah satu jenis minyak goreng, mempunyai komposisi yang
di dominasi oleh asam lemak jenuh ( 90-92% ) sedangkan minyak kelapa sawit
mempunyai komposisi yang berimbang. Minyak kedelai sebaliknya kandungan asam
lemak tak jenuh mendominasi sampai 80 %, dan dengan kandungan asam lemak
jenuh yang tinggi, minyak kelapa dan minyak kelapa sawit mempunyai keunggulan
dari pada minyak kedelai yaitu lebih stabil dan tidak mudah teroksidasi pada suhu
tinggi. Banyak peneliti didunia telah mengetahui bahwa asam lemak trans ini sangat
berbahaya bagi kesehatan karena salah satu menjadi penyebab penyakit kanker.
Tabel 2 menunjukkan berbagai jenis minyak goreng yang dapay di jumpai dan
kebutuhannya tiap tahun di Taiwan. Disini terlihat bahwa konsumsi minyak kelapa
sawit menduduki posisi ke dua setelah minyak kedelai.
01/02
02/03
03/04
04/05
1.4
1.1
0.9
1.4
Kelapa sawit
85.3
96.8
109.5
138.3
Kelapa
6.6
8.0
5.8
7.0
Zaitun
6.5
5.5
4.5
4.5
Import
Kanola
19.1
18.0
25.2
27.0
Jagung
0.4
0.1
0.0
0.0
Bunga matahari
24.8
26.9
26.3
24.2
Safflower
0.2
0.1
0.1
0.1
Kedelai
36.0
39.0
61.0
34.6
355.0
355.0
315.0
310
Produksi
Kedelai
Sumber : (Chiou-mey perng, Taiwan Oilseeds and Products Annual Report 2006)
10
dan bilangan peroksida.Mutu minyak kelapa sawit yang baik mempunyai kadar air
kurang dari 0.1 % dan kadar kotoran kecil dari 0.01 %,kandungan asam lemak bebas
serendah mungkin ( kurang lebih 2% atau kurang ), bilangan peroksida dibawah 2
bebas dari warna merah dan kuning ( harus berwarna pucat ) tidak berwarna
hijau,jernih dan kandungan logam berat serendah mungkin atau bebas dari logam
berat.
Standart mutu inti kelapa sawit di Indonesia tercantum didalam standart produksi
SP 10- 1975.inti kelapa sawit digolngkan dalam satu jenis mutu dengan nama
Sumatra Palm Kernel . Adapun syarat mutu inti kelapa awit adalah sebagai
berikut:
a.
b.
c.
d.
Produksi minyak kelapa sawit sebagai bahan makanan mempunyai dua aspek
kualitas . Aspek pertama berhubungan dengan kadar dan kualitas asam lemak,
kelembaban dan kadar kotoran . Aspek kedua berhubungan denga rasa , aroma , dan
kejernihan serta kemurnia produk .
Kelapa sawit dengan mutu prima (SQ, Special Quality) seperti yang dihasilkan
Malaysia mengandung asam lemak ( FFA/Free Fatty Acid) tidak lebih dari 2% pada
saat pengapalan . Kualitas standart minyak kelapa sawit tidak lebih dari 5% FFA .
Setelah pengolahan , kelapa sawit bermutu akan menghasilkan minyak rendemen
minyak 2,1 22,2% (tertinggi) dan asam lemak bebas 1,7 2,1% (terendah).
SPB
Ordinary
1-2
3-5
0.1
0.1
Kotoran (%)
0.02
0.001
11
Besi (ppm)
10
10
Tembaga (ppm)
0.5
0.5
Bilangan Iod
53 1.5
45-56
Karoten (ppm)
500
500-700
Tokoferol (ppm)
800
400-600
Sebagai acuan standart mutu minyak hasil olahan minyak sawit digunakkan
standart PORAM ( Palm Oil Reseach Association of Malaysia ) & MEOMA
( Manufactaru of Edible Oil Malaysia Association ) yang dapat dilihat pada tabel
dbawah ini .
0.25 % max
M&I
0.1 % max
I . V (Wijs)
50 -55
M . Pt degrees
33 39
20 red max
0.1% max
M&I
0.1% max
I.V (wijs)
50-55
33-39
3 red max
12
0.25% max
M&I
0.1 % max
I.V (wijs)
56 min
24 min
20 red max
0.1% max
M&I
0.1 % max
I.V (wijs)
56 min
24 max
3 red max
0.25% max
M&I
0.15 % max
I.V (wijs)
48 min
44 min
0.2% max
M&I
0.15 % max
I.V (wijs)
48 min
44 max
13
3 red max
50% max
M&I
3 % max
70% max
M&I
1.0 % max
Saponifiable Matter
0.1% max
M&I
0.1 % max
I.V (wijs)
19 max
0.1% max
M&I
0.1 % max
I.V (wijs)
21 min
14
0.1% max
M&I
0.1 % max
I.V (wijs)
8 max
4% max
M&I
1 % max
I.V (wijs)
10.5 max
15 red max
5 % max
M&I
0.5 % max
I.V (wijs)
5 % max
M&I
0.5 % max
I.V (wijs)
8 max
50 % max
M&I
1 % max
TFM
95% min
15
Untuk pengambilan sampel ditangki kapal ada beberapa titik pengambilan sampel
yaitu :
1. Starboard
Starboard adalah titik pengambilan sampel , dimana sampel diambil dari
bagian kanan kapal
2. Port
Port adalah titik pengambilan sampel , dimana sampel diambil dari bagian
kiri kapal
3. Center
Center adalah titik pengambilan sampel , dimana sampel diambil dari bagian
tengah kapal
Untuk pengambilan sampel pada tangki darat ( Shore tank ) ada beberapa titik
pengambilan yaitu :
1. Top
Top adalah titik pengambilan sampel dibagian atas permukaam sampel
2. Middle
Middle adalah titik pengambilan sampel dibagian tengah sampel
3. Bottom
Bottom adalah titik pengambilan sampel dibagaian bawah sampel .
Dilihat dari jenisnya , ada dua jenis sampel yaitu :
1. Avarage
Sampel yang diambil hanya dari satu titik pengambilan sampel , baik pada
tangki kapal ataupun tangki darat.
16
2. Composite
Sampel yang diambil dari beberapa titik pengambilan sampel , baik pada
tangki kapal ataupun tangki darat .
3. Sebagai contoh :
Sampel yang diambil dari Starboard dicampur dengan sampel yang berasal
dari Port ( Tangki kapal ) .
Bahan-bahan
Kristal KOH
Aquadest bebas CO2
Prosedur
17
Alat-alat
Erlenmeyer 100ml
Pipet volume 5 ml
Buret 5 ml
Statif dan klem
Bahan-bahan
Prosedur
Erlenmeyer 100 ml
Ditambah 3 tetes indicator Phenolptalein b1%
Dititrasi dengan larutan KOH sampai terbentuk larutan merah rose (pink)
Dicatat volume KOH yang digunakan
Perhitungan
V1 . N1 = V2 . N2
Dimana ; V1 = Volume KOH (ml)
V2 = Volume H2C2O4 (ml)
N1 = Normalitas KOH (yang akan ditentukan)
N2 = Normalitas H2C2o4
2.5.3.2. Pembuatan dan Standarisasi NaOH 0,1N dari NaOH 48%
Pembuatan NaOH 0,1N dari NaOH 48%
Alat-alat
Timbangan anlisis
Baeker glass 100 nml
Labu takar 1000 ml
Magnetic stirrer
Spatula
18
Hot plate
Bahan-bahan
NaOH 48%
Aquadest bebas CO2
Prosedur
Erlenmeyer 100 ml
Pipet volume 5 ml
Buret 5 ml
Statif dan klem
Bahan-bahan
Prosedur
Erlenmeyer 250 ml
Ditambah 3 tetes indikator Phenolptalein 1%
Dititrasi dengan larutan NaOH sampai terbentuk larutan meraaah rooose
(pink)
Dicatat volume NaOH yang digunakan
19
Perhitungan
V1 . N1 = V2 . N2
Dimana;
Bahan
Prosedur
20
Bahan-bahan
Kristal KI
Aquadest bebas CO2
Prosedur
Bahan-bahan
Etanol 96%
Indikator Timol Blue (TB) 1%
Larutan KOH 0,1020 N
Prosedur
21
Bahan-bahan
Kristal KOH
Alkohol 96%
Prosedur
Bahan-bahan
22
Prosedur
a.Pembuatan HCl 5 N sebanyak 100 ml dari HCl pekat 37 %
Timbangan analisis
Beaker glass 100ml
Penjepit
Oven
Desikator
Bahan-bahan
23
Sampel
Prosedur
Dimasukkan sampel sebanyak 10 gr kedalam beaker glass 100ml yang telah
diketahui beratnya
Dimasukkan beaker glass yang berisi sampel tersebut kedalam oven dan
dipanaskan pada suhu 1050C selama 3 jam
Kemudian didinginkan selama 30 m3nit didalam desikator
Setelah itu beaker glass yang berisi sampel tersebut lalu ditimbang dan
dicatat hasilnya.
Perhitungan
Kadar air(%) =
( BA + BS ) BB
BS
x 100%
Keterangan:
BA
BS
BB
Alat-alat
24
Bahan-bahan
Sampel
Prosedur
Diambil sampel
Dicelupkan pipa kapiler kedalam cairan sampel sedalam 1 cm
Disimpan pipa kapiler yang berisi sampel dalam lemari es selama 16 jam
dibiarkan sampai membeku
Ditempatkan didalam beaker glass 250ml yang berisi air suling yang dingin
dan dipanaskan diatas hot plate bagian bawah temperature didalam air hingga
30 mm
Diukur temperature hot plate 60 o C,sampai minyak dalam pipa mencair
Untuk data hasil analisa terlampir pada Tabel.7
Tujuan
Untuk menentukan besarnya kadar asam lemak bebas yang terkandung dalam
sampel sebagai Asam Palmitat,Laurat,oleat,dan Stearat.
25
Alat- alat
Buret 5 ml
Statif dan klem
Timbangan analitis
Erlenmeyer 150 ml
Beaker glass 250 ml
Gelas ukur 10 ml dan 25 ml
Bahan- bahan
Sampel
Alcohol netral
N heksan
Indicator timol blue 1 %
Larutan KOH 0.0940 N
Prosedur
Ditimbang sampel sesuai dengan jenis sampel ( lihat table
) dalam
Erlenmeyer 100 ml
Ditambahkan 10 ml n Heksana dan 25 mk Alcohol netral
Ditambahkan 3 tetes indicator tymol blue 1 %
Kemudian dititrasi dengan larutan standart KOH 0.0940 N sampai terbentuk
lapisan warna hijau muda
Dicatat volume KOH yang digunakan
Untuk data hasil analisa terlampir pada Tabel.8
Catatan
penambahan n-Heksan )
Berat contoh beberapa Kelapa Sawit Dan Penentuan Asam Lemak Bebas
Jenis Contoh
Berat Contoh
RBD P Stearin
5 gr
RBD P Olein
5 gr
RBD P Oil
RBD PKO
CPO
5 gr
5 gr
2.5 gr
CNO
2.5 gr
26
CPKO
2.5 gr
PFAD
0.1 gr
Perhitungan
% FFA =
Keterangan
BM Asam Palmitat = 256
BM Asam Laurat = 200
BM Asam Oleat = 282
BM Asam Stearat = 284
2.6.4. Warna ( Colour )
Pengertian
Minyak sawit mempunyai warna kuning orange sehingga jika digunakan
sebagian bahan baku untuk pangan yang perlu dilakukan pemucatan.Pemucatan ini
dimaksudkan untuk mendapatkan warna minyak sawit yang lebih memikatyang
sesuai dengan kebutuhannya.
Tujuan
Untuk menggambarkan proses pemeriksaan warna pada minyak.
Alat alat
Lovibond tintometer dengan larutan standart warna
Standart merah :
1.0 -0.1- 0.2- 0.3- 0.4- 0.5- 0.6- 0.7- 0.8- 0.9
27
Sampel minyak
Prosedur
yang ditentukan
Dibandingkan warna minyak dengan standart merah dan kuning hingga
warna standart sama dengan warna contoh
Dibaca hasil pada skala
Untuk data hasil analisa terlampir pada Tabel.7
Catatan : Untuk sampel yang warnanya terlalu pekat ( lebih besar dari 5 ),digunakan
sel yang berukuran 1 inci.
28
Untuk mengetahui berapa besar densitas dari suatu sampel pada berbagai
temperature.
Alat alat
Timbangan analitis
Piknometer
Termomter 100 0C
Bahan bahan
Aquadest
Sampel
Prosedur
2.6.5.1 .Prosedur Kalibrasi Piknometer
Ditimbang piknometer kosong dan dicatat hasilnya
Dimasukkan aquadest dalam piknometer sampai penuh
Ditimbang piknometer yang berisi aquadest tersebut lalu diukur suhu
aquadest didalam piknometer
Dilakukan percobaan sebanyak 3 kali
Perhitungan
Densitas (g/ml) =
BABB
V
Kalibrasi :
Volume piknometer (ml) =
BABB
Densitas
Keterangan :
BA = Berat piknometer kosong + Aquadest (g)
BB = Berat piknometer kosong
V = Volume piknometer pada alat (ml)
29
BABB
V
Keterangan :
BA = Berat piknometer kosong + aquadest (g)
BB = Berat piknometer kosong
V = Volume piknometer dalam alat (ml)
30
= 0,00068
= 0,00069
Neraca anlitis
Erlenmeyer 250ml tertutup
Seperangkat alat ekstraksi
Buret 50m
Bahan-bahan
RBD olein
Larutan KOH Alkoholis 0,5N
Larutan HCl 0,5N
Prosedur
Ditimbang Erlenmeyer kosong, dan dicatat beratnya
Dimasukkan sampel kedalam Erlenmeyer yang telah diketahui beratnya
sebanyak 1 gram
Ditambahkan 50ml larutan KOH alkoholis 0,5N dengan menggunakan pipet
volume
Diekstraksi bolak-balik selama 1 jam dan didinginkan
31
SV =
AV =
32
Neraca Analitik
Erlenmeyer
Pipet Volume 20ml dan Buret 50ml
Baeker glass 250ml
Pipet tetes
Bahan
Sampel
Larutan Wijs CO2
Larutan KI 1%
Amilum 1%
Larutan Siklo Hexan : Acetic Acid
Larutan Na2S22O3
Aquadest bebas CO2
Indikator
Prosedur
Timbang 0,5 gr masukkan dalam Erlenmeyer tertutup
Tambahakan 20ml Larutan Siklo Hexane : Acetat Acid ( C6H12 : CH3COOH)
Tambahkan 25 ml larutan wijs.Kemudian disimpan dalam tempat gelap
selama 30 menit.
Tambahkan 20 ml Larutan Ki 15% dan 40 ml aquadest bebas CO2
Titrasi dengan Na2S2O3 0.1 N sampai warna kuning ,kemudian tambahkan
indicator amilum sebanyak 2 pipet
Lanjutkan titrasi sampai larutan tidak bewarna
Catat volume Na2S2O3 yang digunakan
Dilakukan perlakuan yang sama untuk larutan blanko
Perhitungan
I.V =
33
Sebuah
sertifikat
mutu
yang
dikeluarkan
oleh
PT.
PALMCOCO
sampel,analisa
yang
dilakukan
tergantung
dari
permintaan
Order/Permintaan
Pengambilan sampel
Analisa Sampel
Hasil Analisa
Sertifikat
34
BAB III
PERMASALAHAN
Dalam melakukan kegiatan analisis sampel di PT . PALMCOCO LABORATORIES
Ada beberapa permasalahan yang timbul , antara lain :
membutuhkan waktu analisa yang sangat cepat , hal ini disebabkan karena
RBD Palm Stearin sangat cepat membeku sehingga silit untuk dianalisa dan
mempengaruhi ketelitian dalam penentuan warna .
2. Pada analisa density sampel sulit untuk mendapatkan ketelitian berat sampel ,
hali ini disebabkan karena pada saat pengisiin sampel dalam piknometer
nasih ada sampel yang melekat
35
Palmitat
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Dari hasil kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang dilakukan dapat
disimpulkan bahwa ;
PT. PALMCOCO LABORATORIES adalah suatu badan usaha yang bergerak
dibidang jasa sertifikasi mutu, dimana salah satu jasanya adalah jasa
pemeriksaan laboratorium bidang analisa kimia, meliputi analisa kimia
umum, analisa mutu minyak sawit serta hasil olahannya dan produk
konsumen.
Pada analisa nabati yang meliputi : Analisa Asam Lemak Bebas, Bilangan
Iodin serta Kadar Air Dan Zat Yang Mudah Menguap, Kadar Kotoran, Titik
Cair dan Warna diperoleh hasil analisa yang sesuai dengan baku mutu
minyak menurut PORAM (Palm Oil Research Association Of Malaysia) dan
MEOMA.
Metode analisa untuk parameter-parameter yang dikerjakan ditentukan oleh
Federation of Oils, Seeds and Fat Association (FOSFA) Internasional
36
37
DAFTAR PUSTAKA
Chiou Mey-Perng (2006), Oilseeds And Products Annual Report, Taiwan.
Fosfa Internasional,(2001), Technical Manual, Fosfa Qualification And
Procedur For Ship Enganged In The Carriage Of Oil And Fat In The
Bulk For Edible Oleochemical Use .
http : // Kompas. Com / Kesehatan / News / Senior / Gizi / 0207 . htm
Ketaren. S, (1986), Minyak Dan Lemak Pangan, Penerbit Universitas
Indonesia, Jakarta.
Wikipedia Indonesia, Ensiklopedia Bebas Berbahasa Indonesia .