TUGAS AKHIR
Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan
memenuhi syarat untuk menempuh Colloqium Doqtum/
Ujian Sarjana Teknik Sipil
Disusun Oleh :
MARLINA SILITONGA
07 0404 155
ABSTRAK
Di Sungai Indragiri Hulu sering terjadi gerusan atau erosi di tebing sungai yang
disebabkan oleh banjir. Gerusan atau erosi itu sendiri dapat menyebabkan longsor
yang membahayakan pemukiman penduduk di sepanjang pinggir sungai. Selain
itu erosi juga menyebabkan terjadinya longsor yang memutus akses jalan di Desa
Pasir Kemilu. Untuk itu perlu dibangun bangunan air yang berguna untuk
megurangi dampak yang merugikan penduduk tersebut. Dalam perencanaan
bangunan ini perlu diketahui data debit banjir dan elevasi muka air banjirnya.
Dalam menganalisis debit banjir, terlebih dahulu dilakukan analisa frekuensi dan
penetapan distribusi curah hujan dengan menggunakan program Smada. Lalu diuji
dengan Chi kuadrat dan Smirnov - Kolmogorov, dimana distribusi yang sesuai
adalah distribusi Gumbel, sehingga curah hujan rencana menggunakan distribusi
Gumbel. Kemudian selanjutnya intensitas hujan dihitung dengan menggunakan
metode mononobe dan untuk menghitung debit puncak dengan metode rasional.
Curah hujan yang dipilih selanjutnya akan dipakai untuk menghitung hidrograf.
Hidrograf yang dipakai adalah hidrograf sintetik Nakayasu. Setelah didapat
hidrograf maka debit puncak diketahui sehingga pemodelan debit banjir dengan
program HEC-RAS dapat dilakukan.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini
dengan baik.
Adapun judul dari tugas akhir ini adalah “ANALISA DEBIT BANJIR
INDRAGIRI HULU”. Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas akhir ini tidak terlepas
dari bimbingan, dukungan dan bantuan dari semua pihak. Penulis hanya dapat
mengucapkan terima kasih atas segala jerih payah, motivasi dan doa yang
1. Bapak Ir. Terunajaya, M.Sc selaku Dosen Pembimbing sekaligus orang tua
bagi penulis yang telah berkenan meluangkan waktu, tenaga dan pikiran
2. Bapak Prof. Dr. Ing. Johannes Tarigan, selaku Ketua Departemen Teknik
4. Bapak Dr. Ir. Ahmad Perwira Mulia, M.Sc dan Bapak Ivan Indrawan,ST.
menyelesaikan tugas akhir ini yang penulis tidak dapat sebutkan satu
persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas akhir ini masih banyak
kesalahan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
Marlina Silitonga
DAFTAR ISI
ABSTRAK................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Umum...........................................................................................................1
1.6. Manfaat........................................................................................................3
4.3.Analisis Hidrolika........................................................................................80
5.2. Saran..........................................................................................................84
ABSTRAK
Di Sungai Indragiri Hulu sering terjadi gerusan atau erosi di tebing sungai yang
disebabkan oleh banjir. Gerusan atau erosi itu sendiri dapat menyebabkan longsor
yang membahayakan pemukiman penduduk di sepanjang pinggir sungai. Selain
itu erosi juga menyebabkan terjadinya longsor yang memutus akses jalan di Desa
Pasir Kemilu. Untuk itu perlu dibangun bangunan air yang berguna untuk
megurangi dampak yang merugikan penduduk tersebut. Dalam perencanaan
bangunan ini perlu diketahui data debit banjir dan elevasi muka air banjirnya.
Dalam menganalisis debit banjir, terlebih dahulu dilakukan analisa frekuensi dan
penetapan distribusi curah hujan dengan menggunakan program Smada. Lalu diuji
dengan Chi kuadrat dan Smirnov - Kolmogorov, dimana distribusi yang sesuai
adalah distribusi Gumbel, sehingga curah hujan rencana menggunakan distribusi
Gumbel. Kemudian selanjutnya intensitas hujan dihitung dengan menggunakan
metode mononobe dan untuk menghitung debit puncak dengan metode rasional.
Curah hujan yang dipilih selanjutnya akan dipakai untuk menghitung hidrograf.
Hidrograf yang dipakai adalah hidrograf sintetik Nakayasu. Setelah didapat
hidrograf maka debit puncak diketahui sehingga pemodelan debit banjir dengan
program HEC-RAS dapat dilakukan.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Umum
material yang membuat kehidupan terjadi di bumi. Semua organisme yang hidup
ketersediaan air dari segi kualitas maupun kuantitas mutlak diperlukan. Di sisi
lain, akibat pengelolaan yang salah, air dapat menjadi bencana bagi kehidupan.
Air yang berlebihan di suatu tempat akibat hujan yang besar, dapat menjadi banjir
yang terjadi karena limpasan air banjir dari sungai. Curah hujan yang tinggi
mengakibatkan debit air sungai menjadi lebih besar. Debit air sungai yang besar
tidak mampu dialirkan oleh alur sungai, atau debit air sungai lebih besar dari
Dalam penulisan ini, banjir yang terjadi di sungai Indragiri hulu disebabkan
oleh curah hujan yang tinggi pada sungai. Akibat banjir itu sendiri adalah
terjadinya erosi/ gerusan di pinggir sungai, yang akan berdampak buruk bagi
melakukan kegiatan pada daerah dataran banjir. Seperti halnya yang terjadi di
pinggir Sungai Indragiri Hulu. Banyak warga yang bermukim di pinggir sungai
Di Sungai Indragiri Hulu sering terjadi gerusan/ erosi di tebing sungai yang
disebabkan oleh banjir. Gerusan/ erosi itu sendiri dapat menyebabkan longsor
itu erosi juga menyebabkan terjadinya longsor yang memutus akses jalan di Desa
Pasir Kemilu.
bangunan ini perlu diketahui data debit banjir dan elevasi muka air banjirnya.
Hulu, maka permasalahan dalam analisa ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Berapakah debit banjir maksimum kala ulang 5, 10, 25, 50 dan 100 tahun di
2. Berapakah elevasi muka air banjir untuk setiap periode ulang tersebut diatas?
maka batasan masalah dalam kajian ini yaitu perhitungan debit banjir dan elevasi
Untuk memperoleh nilai debit banjir dan elevasi muka air banjirnya,
Mulai
Data Primer
Pengumpulan data
Data Sekunder
Perhitungan CH max tahunan (smada)
Pengolahan data
Perhitungan CH max tahunan (excel)
. Software HECRAS
Kesimpulan
banjir rencana untuk periode ulang 5, 10, 25, 50 dan 100 tahun. Nilai debit banjir
1.6. Manfaat
Dengan adanya perhitungan debit banjir, maka akan didapat nilai debit
banjir dan muka air banjir yang bermanfaat untuk perencanaan bangunan air
Bab I. Pendahuluan
Bab ini merupakan bingkai studi atau rancangan yang akan dilakukan,
agar dapat memberikan gambar model dan metode analisis yang akan
Bab ini menguraikan tentang metode yang akan digunakan, dan rencana
Bab ini merupakan analisa dan perhitungan terhadap masalah yang ada di
lokasi penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Umum
Banjir adalah aliran air yang relatif tinggi, dimana air tersebut melimpah
terhadap beberapa bagian sungai. Ketika sungai melimpah, air menyebar pada
aliran air akibat kapasitas penampang Sungai Indragiri Hulu yang tidak dapat
menampung debit air yang mengalir di atasnya. Selanjutnya aliran yang melimpah
tersebut menyebar pada bantaran banjir yang pada umumnya sudah dihuni atau
Sungai Indragiri Hulu. Debit banjir yang dihitung adalah debit banjir maksimum
dengan periode ulang 5, 10, 25, 50, 100 tahun di Sungai Indragiri.
a. Distribusi Normal
d. Distribusi Gumbel
a. Metode Smirnov-Kolmogorov
b. Metode Chi-kuadrat
Debit banjir rencana adalah debit maksimum dari suatu sungai, yang
besarnya didasarkan kala ulang atau periode yang telah ditentukan. Probabilitas
atau kejadian banjir untuk masa mendatang dapat diramalkan melalui analisis
Pemilihan banjir rencana untuk bangunan air sangat tergantung pada analisis
stastistik dari urutan kejadian banjir, baik berupa debit air dari sungai, maupun
Dalam hal ini penentuan debit banjir dianalisis melalui metode Hidrograf
tinggi muka air banjir, yang berguna sebagai acuan untuk menentukan elevasi
puncak krib.
disamai atau dilampaui. Sebaliknya, kala ulang (return period) adalah waktu
perkiraan di mana hujan dengan suatu besaran tertentu akan disamai atau
dilampaui. Dalam hal ini kejadian tersebut tidak akan berulang secara teratur
setiap kala ulang tersebut. Misalnya, hujan dengan kala-ulang 10-tahunan, tidak
berarti akan terjadi sekali setiap 10 tahun, akan tetapi ada kemungkinan dalam
jangka 1000 tahun akan terjadi 100 kali kejadian hujan 10-tahunan. Ada
kemungkinan selama kurun waktu 10 tahun terjadi hujan 10-tahunan lebih dari
Data hujan yang digunakan adalah data curah hujan harian maksimum.
Pada penulisan ini digunakan beberapa metode distribusi yang umum dipakai
untuk memperkirakan curah hujan dengan tahun periode ulang tertentu. Metode
hujan daerah setempat. Periode ulang yang akan dihitung pada masing – masing
metode adalah untuk periode ulang 5, 10, 25, 50, dan 100 tahun.
Dalam tugas akhir ini akan digunakan beberapa distribusi frekuensi yang
menggunakan Excel.
Distribusi normal atau kurva normal disebut pula distribusi Gauss. Fungsi
dikenal adalah bentuk bell dan dikenal sebagai distribusi normal. PDF distribusi
normal dapat dituliskan dalam bentuk rata – rata dan simpangan bakunya, sebagai
berikut:
x 2
P X
1
Exp x ...................................(2.1)
2 2
2
Dimana :
P(X) = Fungsi densitas peluang normal
X = Variabel acak kontinu
µ = Rata – rata nilai X
σ = Simpangan baku dari nilai X
dimana µ dan σ adalah parameter statistik, yang masing – masing adalah nilai
rata–rata dan standar deviasi dari variant. Analisa kurva normal cukup
X = µ dan grafiknya selalu di atas sumbu datar X, serta mendekati sumbu datar X,
dan dimulai dari X = µ + 3σ dan X = µ - 3σ. Nilai mean = median = modus. Nilai
X T KT .....................................(2.2)
X T X KT S ....................................(2.3)
XT X
KT .....................................(2.4)
S
X
n
2
Standart deviasi (S) = i X ...................................(2.5)
i 1
n 1
Dimana :
X T = Perkiraan nilai yang diharapkan terjadi dengan periode ulang T-tahunan
X = Nilai rata – rata hitung variat
S = Deviasi standar nilai variat
KT = Faktor frekuensi, merupakan fungsi dari peluang atau periode ulang dan
tipe model matematik distribusi peluang yang digunakan untuk analisis
peluang.
Adapun faktor frekuensi, KT di atas dapat dilihat pada tabel 2.1 di bawah ini.
Y Y 2
P X
1
Exp x0 ………………….........(2.6)
X 2 2 Y
2
Y = Log X ...………………..........(2.7)
Dimana :
P(X) = Peluang log normal
X = Nilai variat pengamatan
Y = Rata – rata nilai populasi Y
Y = Standar deviasi dari nilai variat Y
YT K T ………………….......(2.8)
YT Y K T S .………………..........(2.9)
YT Y
KT .………………........(2.10)
S
S
Log xi Log x 2 .................................(2.11)
n 1
Dimana :
YT = Perkiraan nilai yang diharapkan terjadi dengan periode ulang T tahun
Y = Nilai rata – rata hitung variat
S = Standar deviasi nilai variat
K T = Faktor frekuensi, merupakan fungsi dari peluang atau periode
ulang dan tipe model matematik distribusi peluang digunakan untuk
analisis peluang
Secara sederhana fungsi kerapatan peluang distribusi Pearson Type III ini
Log X
Log x i
…………….............(2.13)
n
Log xi Log x 2
Si ………………….....(2.14)
n 1
n Log x i Log x
3
log X i
log X i 1
………………….......(2.16)
n
n 1n 2s 3
- Hitung logaritma hujan atau banjir dengan periode ulang T dengan rumus :
Dimana:
K = variabel standard (standardized variable) untuk X, yang besarnya tergantung
koefisien kemencengan G.