Anda di halaman 1dari 82

Universitas Sumatera Utara

Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id


Departemen Teknik Sipil Skripsi Sarjana

2018

Analisa Ketersediaan dan Kebutuhan


Air pada Daerah Aliran Sungai Sei Silau
untuk Memenuhi Kebutuhan Air Bersih
di Kota Kisaran

Tambunan, Christo Tri Agung


Universitas Sumatera Utara

http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/11079
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
ANALISA KETERSEDIAAN AIR PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI
SEI SILAU UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN AIR BERSIH DI KOTA
KISARAN

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi syarat penyelesaian


Pendidikan Sarjana Teknik Sipil

CHRISTO TRI AGUNG TAMBUNAN


14 0404 005

DOSEN PEMBIMBING : Dr. Ir. AHMAD PERWIRA MULIA, M.Sc

BIDANG STUDI TEKNIK SUMBER DAYA AIR


DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

Kebutuhan akan sumberdaya air pada saat ini cenderung meningkat seiring
dengan bertambahnya jumlah penduduk sehingga terjadi ketidakseimbangan
dalam memenuhi kebutuhan di sektor kebutuhan air baku. Sungai Sei Silau
merupakan salah satu sumber mata air yang digunakan untuk kebutuhan air baku
baik domestik dan non domestik di Kota Kisaran Kabupaten Asahan.
Lokasi studi penelitian berada di Sungai Sei Silau, di Kota Kisaran
Kabupaten Asahan. Setelah memperoleh data yang diperlukan, di hitung besarnya
ketersediaan air Sungai Sei Silau dengan menggunakan metode F.J Mock. Dari
hasil analisis didapat besarnya debit andalan DAS Sei Silau. Menghitung
kebutuhan air domestik dan non domestik untuk Kota Kisaran, dengan proyeksi
sampai 30 tahun mendatang.
Berdasarkan perhitungan, debit andalan yang didapat berdasarkan metode
F.J Mock adalah sebesar 9,69 m3/detik. Kebutuhan air untuk pemeliharaan sungai
adalah sebesar 1,94 m3/detik. Kebutuhan air domestik dan non domestik untuk
Kota Kisaran Kabupaten Asahan untuk proyeksi 10 tahun kedepan adalah sebesar
0,191 m3/detik dan 30 tahun mendatang adalah sebesar 0,196 m3/detik.
Berdasarkan penelitian ini, distribusi untuk kebutuhan air pemeliharaan
sungai sebesar 20%, dan kebutuhan air domestik dan non domestik sebesar 1,97%
pada proyeksi 10 tahun kedepan dan 2,02% pada 30 tahun mendatang. Maka,
ketersediaan air sungai Sei Silau hingga 30 tahun mendatang masih mencukupi
kebutuhan air keseluruhan untuk Kota Kisaran.

Kata kunci: Ketersediaan Air, Kebutuhan Air, DAS Sei Silau

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga Tugas Akhir ini dapat diselesaikan
dengan baik.
Penulisan Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan
studi pada Program Studi Strata Satu (S1) Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara. Adapun judul tugas akhir yang digunakan adalah:
“Analisa Ketersediaan Dan Kebutuhan Air Pada Daerah Aliran Sungai Sei Silau
Untuk Memenuhi Kebutuhan Air Bersih Di Kota Kisaran”.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini tidak terlepas
dari dukungan, bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada beberapa
pihak yang berperan penting yaitu:

1. Orangtua tercinta, Ayahanda Harry Naldo Tambunan, SE yang merupakan


motivator penulis dan ibunda Mart Linda Sinaga, Amd yang selalu memberi
kasih sayangnya serta adik penulis Christianto Calvincent Wijaya Tambunan,
Christeas Budianto Tambunan, Chrisdinata Brilliando Tambunan yang telah
memberi doa, motivasi dan semangat.
2. Bapak Ahmad Perwira Mulia Tarigan, M.Sc selaku dosen pembimbing dan
koordinator tugas akhir sub jurusan Teknik Sumber daya Air Departemen
Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara, yang telah banyak
memberikan bimbingan yang sangat bernilai, masukan, nasehat yang selalu
mendidik, dukungan serta meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam
membantu penulis menyelesaikan Tugas Akhir ini.
3. Bapak Medis Sejahtera Surbakti, S.T., M.T., Ph.D selaku Ketua Departemen
Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Dr. M. Ridwan Anas, S.T., M.T. selaku Sekretaris Departemen Teknik
Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

ii
Universitas Sumatera Utara
5. Bapak Ivan Indrawan, S.T., M.T., dan Ibu Nurul Ika Putri Dalimunthe, S.T.,
MPSDA selaku Dosen Pembanding, atas saran dan masukan yang diberikan
kepada penulis terhadap Tugas Akhir ini.
6. Untuk yang terkasih Mia Febrina Peranginangin yang telah memberi doa,
motivasi, semangat, dan mendukung, sehingga dapat menyelesaikan Tugas
Akhir ini.
7. Bapak/Ibu seluruh staff pengajar serta pegawai Departemen Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
8. Untuk Balai Wilayah Sungai II Sumatera Utara, dan untuk BMKG Sampali-
Medan yang telah memberikan sambutan yang baik dan mempermudah semua
urusan yang berkenaan dengan penyelesaian Tugas Akhir ini.
9. Untuk sahabat saya Dian Reynaldo, Kiteng yang selalu menyemangati,
mendukung, dan membantu penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas
Akhir ini
10. Kawan-kawan seperjuangan angkatan 2014, Tonny, Linus, Roimer, Bandry,
Feri, Rozi, Vivi, Anshari, serta teman-teman angkatan 2011 yang tidak
disebutkan seluruhnya, terima kasih atas semangat dan bantuannya selama ini.
11. Abangda angkatan 2013 Panji Boi yang telah meluangkan waktu, tenaga
dalam membantu penulis menyelesaikan Tugas Akhir ini.
12. Adik - adik angkatan 2017, Josep Tambunan, Aldi, Yogi, Yosua, Gilbert,
Afan, Haris, serta adik – adik angkatan 2017 yang tidak disebutkan
seluruhnya, terima kasih atas semangat dan bantuannya selama ini.
Dan segenap pihak yang belum penulis sebut disini atas jasa-jasanya dalam
mendukung dan membantu penulis dari segi apapun, sehingga Tugas Akhir ini dapat
diselesaikan dengan baik.
Mengingat adanya keterbatasan-keterbatasan yang penulis miliki, maka penulis
menyadari bahwa laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
segala saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca diharapkan untuk
penyempurnaan laporan Tugas Akhir ini.

iii
Universitas Sumatera Utara
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga laporan Tugas Akhir
ini bermanfaat bagi para pembaca.

Medan,
Penulis,

Christo Tri Agung Tambunan


14 0404 005

iv
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI

Daftar Halaman
ABSTRAK ........................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix
DAFTAR NOTASI ........................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1


1.1. Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................... 3
1.3. Batasan Masalah .............................................................................. 3
1.4. Tujuan Penelitian ............................................................................. 3
1.5. Manfaat Penelitian ........................................................................... 4
1.6. Sistematika Penulisan ...................................................................... 4
1.7. Jadwal Penelitian .............................................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 6


2.1. Siklus Hidrologi .............................................................................. 6
2.2. Pengertian Sungai ............................................................................ 8
2.3. Daerah Aliran Sungai (DAS) .......................................................... 8
2.4. Analisis Curah Hujan Kawasan ....................................................... 12
2.5. Evapotranspirasi .............................................................................. 13
2.6. Debit Andalan Metode FJ. Mock .................................................... 14
2.7. Kebutuhan Air Baku ........................................................................ 19
2.8. Proyeksi Pertumbuhan Jumlah Penduduk ....................................... 21
2.9. Kebutuhan Air untuk Pelestarian Sungai ........................................ 23

Universitas Sumatera Utara


BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 34
3.1. Deskripsi Daerah Penelitian ............................................................ 34
3.2. Desain Penelitian ............................................................................. 34
3.3. Metode Analisis dan Pengolahan Data ............................................ 35
3.3.1. Analisis Hidrologi ................................................................. 35
3.3.2. Menghitung Kebutuhan Air untuk Pelestarian Sungai ........... 35
3.3.3. Menghitung Kebutuhan Air Penduduk .................................. 36
3.4. Analisa Data Perancangan ................................................................ 37

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ................................................... 38


4.1. Analisa Hidrologi ............................................................................ 38
4.1.1. Daerah Tangkapan Hujan DAS Sei Silau ............................. 38
4.1.2. Daerah Aliran Sungai Sei Silau ............................................. 41
4.1.3. Evapotranspirasi ..................................................................... 42
4.2. Analisa Debit ................................................................................... 43
4.2.1. Debit Andalan Sei Silau dengan F.J. Mock .......................... 43
4.3. Analisa Kebutuhan Air .................................................................... 49
4.3.1. Kebutuhan Air Penduduk ( Domestik dan Non Domestik )... 49
4.3.1.1. Analisa Proyeksi Penduduk ....................................... 49
4.3.1.2. Kebutuhan Air Domestik ........................................... 51
4.3.1.3. Kebutuhan Air Bersih untuk Fasilitas Pendidikan..... 54
4.3.1.4. Kebutuhan Air Bersih untuk Fasilitas Ibadah ............ 55
4.3.1.5. Kebutuhan Air Bersih untuk Fasilitas Kesehatan ...... 56
4.3.1.6. Kebutuhan Air Bersih untuk Fasilitas Perkantoran ... 57
4.3.1.7. Kebutuhan Air Bersih untuk Fasilitas Niaga Besar ... 58
4.3.1.8. Kebutuhan Air Bersih untuk Fasilitas Niaga Kecil ... 59
4.3.1.9. Kebutuhan Air Total Domestik dan Non Domestik .. 60
4.4. Kebutuhan Air untuk Pemeliharaan Sungai ..................................... 61
4.5. Evaluasi Ketersediaan Air dan Kebutuhan Air ................................ 63

vi

Universitas Sumatera Utara


BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 65
5.1. Kesimpulan ..................................................................................... 65
5.2. Saran ............................................................................................... 65

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1. Siklus Hidrologi ............................................................................ 8

Gambar 2.2. Daerah Aliran Sungai (DAS) ........................................................ 9

Gambar 2.3. DAS Bentuk Memanjang .............................................................. 10

Gambar 2.4. DAS Bentuk Radial ....................................................................... 11

Gambar 2.5. DAS Bentuk Paralel ...................................................................... 11

Gambar 2.6. DAS Bentuk Komplek .................................................................. 12

Gambar 3.1. Sungai Sei Silau ............................................................................ 34

Gambar 3.2. Diagram Alur Metode Penelitian .................................................. 37

Gambar 4.1. Koordinat Stasiun penakar Hujan .................................................. 38

Gambar 4.2. Daerah Aliran Sungai Sei Silau...................................................... 41

Gambar 4.3. Luas Daerah Tangkapan Hujan Sungai Sei Silau........................... 42

Gambar 4.4. Grafik FDC Debit Q95 ................................................................... 49

Gambar 4.5. Kebutuhan Air Tahun 2018 – 2048 ............................................... 64

Gambar 4.6. Grafik Perbandingan Ketersediaan Air dan Kebutuhan Air Tahun

2018 - 2048 ................................................................................... 64

viii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1.1 Schedule Penelitian ............................................................................. 5

Tabel 2.1. Kriteria Perencanaan Air Bersih ....................................................... 19

Tabel 2.2. Kebutuhan Air Non Domestik untuk Kategori I, II, III, IV .............. 20

Tabel 2.3. Kebutuhan Air Non Domestik untuk Kategori V ............................. 21

Tabel 2.4. Kebutuhan Air Non Domestik untuk Kategori Lain .......................... 21

Tabel 2.5. Kebutuhan Air untuk Pemeliharaan Sungai ...................................... 23

Tabel 2.6 Penelitian sebelumnya......................................................................... 25

Tabel 4.1. Rata – Rata Curah Hujan Selama 10 Tahun ..................................... 40

Tabel 4.2. Rekapitulasi Perhitungan Evapotranspirasi Potensial ....................... 43

Tabel 4.3. Perhitungan Debit Andalan F.J. Mock Tahun 2008 .......................... 46

Tabel 4.4. Perhitungan Debit Andalan Selama 10 Tahun .................................. 48

Tabel 4.5. Jumlah Penduduk Tahun 2008 - 2017 .............................................. 50

Tabel 4.6. Proyeksi Penduduk ............................................................................ 50

Tabel 4.7. Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU Tahun 2000 ..... 51

Tabel 4.8. Kebutuhan Air Unit Sambungan Rumah .......................................... 52

Tabel 4.9. Kebutuhan Air Unit Hidran Umum .................................................. 53

Tabel 4.10. Kebutuhan Air Domestik ................................................................ 53

Tabel 4.11. Perkiraan Jumlah Siswa dan Guru .................................................. 54

Tabel 4.12. Kebutuhan Air Fasilitas Pendidikan ................................................ 55

Tabel 4.13. Perkiraan Jumlah Fasilitas Ibadah ................................................... 55

Tabel 4.14. Kebutuhan Air Fasilitas Peribadatan ............................................... 56

Tabel 4.15. Perkiraan Jumlah Fasilitas Kesehatan ............................................. 56

Tabel 4.16. Kebutuhan Air Fasilitas Kesehatan ................................................. 57

ix

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.17. Perkiraan Jumlah Tenaga Kerja Perkantoran .................................. 57

Tabel 4.18. Kebutuhan Air Perkantoran ............................................................ 58

Tabel 4.19. Perkiraan Jumlah Niaga Besar ........................................................ 58

Tabel 4.20. Kebutuhan Air Niaga Besar ............................................................ 59

Tabel 4.21. Perkiraan Jumlah Niaga Kecil ......................................................... 59

Tabel 4.22. Kebutuhan Air Niaga Kecil ............................................................. 60

Tabel 4.23. Rekapitulasi Kebutuhan Air Total Domestik dan Non Domestik.... 60

Tabel 4.24. Rekapitulasi Debit Sungai Sei Silau selama 10 Tahun .................... 62

Tabel 4.25. Kebutuhan Air untuk Pemeliharaan Sungai .................................... 63

Tabel 4.26. Perbandingan Ketersediaan dan kebutuhan Air .............................. 63

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR NOTASI

Notasi Halaman

A = Luas daerah tangkapan (km )................................................ 18

a = Konstanta ............................................................................... 23

BF = Aliran dasar (m3/dtk/km2) ...................................................... 18

b = Koefisien arah regresi linear .................................................. 23

DRO = Limpasan langsung ................................................................ 18

Ea = Evapotranspirasi aktual (mm) ................................................. 15

ETo = Evapotranspirasi potensial (mm/hari) ..................................... 13

e = Bilangan pokok sistem logaritma natural .............................. 23

ed = Tekanan uap nyata ................................................................. 14

F = Catchment area (km )............................................................. 18

f (ed) = Fungsi tekanan uap nyata ....................................................... 14

f (n/N) = Fungsi rasio lama penyinaran ................................................ 14

Ka = Konstanta arithmatik .............................................................. 22

I = Infiltrasi (mm) ........................................................................ 17

in = Infiltrasi bulan ke n (mm) ...................................................... 17

n = Banyak pos penakar curah hujan ........................................... 13

n = Jumlah hari hujan dalam sebulan ........................................... 15

n = Periode waktu yang ditinjau .................................................. 23

P1 = Jumlah penduduk yang diketahui pada tahun ke I ................. 22

P2 = Jumlah penduduk yang diketahui pada tahun terakhir .......... 22

Pn = Jumlah penduduk pada tahun ke n ......................................... 23

Po = Jumlah penduduk pada tahun awal ........................................ 22

xii
Universitas Sumatera Utara
Q = Debit sungai (m3/detik) .......................................................... 18

Qf = Kebutuhan air untuk pelestarian sungai.................................. 24

Qn = Banyaknya air yang tersedia dari sumbernya ........................ 18

qf = Kebutuhan air untuk pemeliharaan sungai (liter/hari) ............. 24

qo = Aliran tanah pada awal (bulan ke 0) ...................................... 17

qt = Aliran tanah pada waktu t (bulan ke t) ................................... 17

R = Hujan bulanan (mm/hari) ....................................................... 16

= Curah hujan rata-rata................................................................. 13

Rn = Radiasi netto .......................................................................... 14

Rs = Radiasi yang dating ................................................................ 14

Rnl = Radiasi netto gelombang panjang .......................................... 14

Rns = Radiasi netto gelombang pendek ........................................... 14

Ron = Limpasan periode n (m3/detik/km2) ....................................... 18

r = Pertumbuhan geometrikal penduduk tiap tahun (%) ............. 23

S = Kebutuhan air untuk penjenuhan ........................................... 16

S(∆) = Keseimbangan air di permukaan tanah (mm/hari) ................. 16

T1 = Tahun ke 1 yang diketahui ..................................................... 23

T2 = Tahun ke 2 yang diketahui ..................................................... 23

Tn = Tahun ke n ............................................................................. 22

To = Tahun dasar ............................................................................ 22

Vn = Volume simpanan air tanah periode n (m3) ........................... 17

Vn(∆) = Perubahan volume aliran tanah (m3) ...................................... 18

Vn-1 = Volume simpanan air tanah periode n-1 (m3) ........................ 17

WS = Kelebihan air (water surplus) ................................................ 16

xiii
Universitas Sumatera Utara
X = Variabel independen .............................................................. 23

Ŷ = Nilai variabel berdasarkan garis regresi ................................ 23

xiv
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Perkembangan wilayah pada suatu daerah akan menyebabkan kebutuhan air


akan terus meningkat seiring dengan laju pertumbuhan penduduk. Pemenuhan
kebutuhan pangan dan aktivitas penduduk selalu erat kaitannya dengan kebutuhan
akan air. Tuntutan tersebut tidak akan dapat dihindari, tetapi haruslah diprediksi
dan direncanakan pemanfaatannya sebaik mungkin.
Kecenderungan yang sering terjadi adalah adanya ketidakseimbangan antara
ketersediaan dan kebutuhan air. Untuk mencapai keseimbangan antara kebutuhan
air dan ketersediaan air di masa mendatang, diperlukan upaya pengkajian
komponen-komponen kebutuhan air, serta efisiensi penggunaan air.
Komponen-komponen yang paling berpengaruh untuk menghitung neraca air
adalah kebutuhan air irigasi dan kebutuhan air untuk domestik dan non domestik.
Dengan demikian hendaknya dilakukan suatu perencanaan yang tepat agar
kebutuhan air dapat terpenuhi. Khusus kebutuhan air untuk irigasi diperlukan
pengkajian dan perencanaan unit kebutuhan airnya secara cermat dan teliti, hal ini
penting dilakukan karena kebutuhan air untuk irigasi merupakan komponen yang
paling tinggi kebutuhan airnya.
Mengingat kecenderungan ketersediaan air khususnya dari air permukaan
(sungai) yang tetap sedangkan kebutuhan yang terus meningkat akibat semakin
bertambahnya jumlah penduduk, agar tidak terjadi kekurangan air maka harus
segera dilakukan upaya-upaya efisiensi pemakaian air.
Sungai merupakan salah satu sumber air di daratan, yang mempunyai fungsi
mengumpulkan curah hujan dalam suatu daerah tertentu. Saat ini sungai telah
menjadi alternatif pilihan yang paling banyak dimanfaatkan untuk memenuhi
kebutuhan manusia akan air. Ketersediaan air dalam pengertian sumberdaya air
pada dasarnya berasal dari air hujan (atmosferik), air permukaan dan air tanah.
Hujan yang jatuh di atas permukaan pada suatu Daerah Aliran Sungai (DAS) atau
Wilayah Sungai (WS) sebagian akan menguap kembali sesuai dengan proses
iklimnya, sebagian akan mengalir melalui permukaan dan sub permukaan masuk

Universitas Sumatera Utara


ke dalam saluran, sungai atau danau dan sebagian lagi akan meresap jatuh ke
tanah sebagai pengisian kembali (recharge) pada kandungan air tanah yang ada
(Anonim, 2006). Secara keseluruhan jumlah air di planet bumi ini relatif tetap dari
masa ke masa (Suripin, 2002). Ketersediaan air yang merupakan bagian dari
fenomena alam, sering sulit untuk diatur dan diprediksi dengan akurat. Hal ini
karena ketersediaan air mengandung unsur variabilitas ruang (spatial variability)
dan variabilitas waktu (temporal variability) yang sangat tinggi. Konsep siklus
hidrologi adalah bahwa jumlah air di suatu luasan tertentu di hamparan bumi
dipengaruhi oleh masukan (input) dan keluaran (output) yang terjadi. Kebutuhan
air di kehidupan kita sangat luas dan selalu diinginkan dalam jumlah yang cukup
pada saat yang tepat. Oleh karena itu, analisis kuantitatif dan kualitatif harus
dilakukan secermat mungkin agar dapat dihasilkan informasi yang akurat untuk
perencanaan dan pengelolaan sumberdaya air. Sungai Sei Silau terletak di kota
Kisaran provinsi Sumatera Utara dan merupakan salah satu sumber utama dalam
memenuhi kebutuhan air bersih di daerah sekitarnya.
Secara geografis DAS Sei Silau terletak pada 02°58’23,65” Lintang Utara
dan 99°36’42,23” Bujur Timur. Luas total daerah pengaliran sungai Sei Silau
sebesar 960 km2. Sungai Sei Silau sendiri mengalir dari daerah hulu yang terletak
di Pegununggan Bukit Barisan Hutan Lindung Tormatutung hingga bermuara
pada daerah hilir di Kota Tanjung Balai.
Perkembangan Kota Kisaran terus mengalami peningkatan. Dengan angka
pertumbuhan penduduk yang terus meningkat dari tahun 2011 - 2016 ± 1,08%
dari total penduduk sebanyak 712.684 jiwa (tahun 2016). Banyak lahan yang
semula berupa lahan terbuka atau hutan berubah menjadi areal permukiman
maupun industri. Dengan adanya faktor tersebut tentu akan mempengaruhi sistem
penyediaan air bersih yang mempergunakan ketersediaan air sungai Sei Silau.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas maka dibutuhkan adanya studi neraca air
untuk melihat keseimbangan antara ketersediaan air di sungai Sei Silau dan
kemungkinan penggunaan air pada masa mendatang untuk daerah sekitarnya,
khususnya wilayah pelayanan PDAM Tirta Silaupiasa, apakah ketersediaan air di
sungai Sei Silau mencukupi untuk kebutuhan air bersih di wilayah pelayanan
PDAM Tirta Silaupiasa. Jika terjadi kekurangan air maka diperlukan adanya

Universitas Sumatera Utara


perencanaan bangunan air untuk menanggulangi kekurangan air di DAS Sei Silau,
seperti kolam retensi ataupun waduk. Dengan adanya analisis ini diharapkan
pemakaian air sungai Sei Silau dapat dilakukan dengan suatu perencanaan yang
lebih teratur dan terarah, sambil memperhatikan faktor ketersediaan air sungai
tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah yang
akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Dengan adanya peningkatan kebutuhan air bersih di kota Kisaran, maka


perlu dilakukan analisa kebutuhan air di wilayah tersebut.
2. Ketersediaan air di sungai Sei Silau untuk memenuhi kebutuhan air bersih
di kota Kisaran.

1.3 Batasan Masalah


Mengingat sangat luasnya permasalahan yang bisa didapatkan dalam
penelitian ini, maka saya membatasi ruang lingkup permasalahan yaitu:
1. Lokasi yang akan ditinjau ketersediaan airnya adalah kota Kisaran.
2. Perhitungan terhadap debit andalan menggunakan metode FJ Mock yang
terdapat pada sungai Sei Silau.
3. Prediksi kebutuhan air di wilayah pelayanan PDAM Tirta Silaupiasa
dilakukan dalam kurun waktu 30 tahun mendatang dan hanya meliputi
kebutuhan air bersih.

1.4 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penulisan tugas akhir ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui ketersediaan air pada DAS Sei Silau.
2. Mengetahui kebutuhan air di kota Kisaran.
3. Mendapatkan perbandingan antara ketersediaan air dan kebutuhan air saat
ini hingga 30 tahun mendatang.

Universitas Sumatera Utara


1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi penulis: sebagai studi mahasiswa tentang mata kuliah yang berkaitan
dengan ketersediaan dan kebutuhan air (keseimbangan air) pada sungai.
2. Bagi akademik: sebagai mutu pembelajaran bagi pihak-pihak yang
membutuhkan khususnya pada pembelajaran yang berhubungan dengan
ketersediaan dan kebutuhan air pada sungai.
3. Bagi masyarakat: dengan adanya analisa ketersediaan dan kebutuhan air
pada DAS Sei Silau ini diharapkan dapat membantu dalam penerapan
pengelolaan air untuk masyarakat khususnya yang berada di sekitar DAS
Sei Silau.

1.6 Sistematika Penulisan


Adapun tahapan sistematika penulisan tugas akhir ini:

Bab I, Pendahuluan, merupakan bingkai studi atau rancangan yang akan


dilakukan meliputi tinjauan umum, latar belakang, ruang lingkup permasalahan,
pembatasan masalah, tujuan, manfaat ,dan sistematika penulisan.

Bab II, Tinjauan Pustaka, menguraikan tentang teori yang berhubungan dengan
penelitian agar dapat memberikan gambar model dan metode analisis yang akan
digunakan dalam menganalisa masalah.

Bab III, Metodologi Penelitian dan Karakteristik Pelaksanakan Penelitian,


menguraikan tentang metode yang akan digunakan dan rencana kerja dari
penelitian serta mendeskripsikan lokasi penelitian.

Bab IV, Analisis Pembahasan, merupakan analisa tentang permasalahan, evaluasi


dan perhitungan terhadap masalah yang ada pada penelitian.

Bab V, Kesimpulan dan Saran, merupakan kesimpulan dari butir–butir hasil


analisa dan pembahasan yang telah dilakukan. Kesimpulan juga disertai dengan

Universitas Sumatera Utara


rekomendasi saran yang ditujukan untuk penelitian selanjutnya atau untuk
penerapan hasil penelitian di lapangan.

1.7 Jadwal Penelitian


Tabel 1.1 menunjukkan schedule dalam penelitian ini.
Tabel 1.1 Schedule Penelitian

Bulan
No Kegiatan
Jun Jul Agus Sep Okt Nov Des

1 Seminar Proposal

2 Survei Lapangan

3 Pengumpulan Data

4 Pengolahan Data

5 Seminar Hasil

6 Revisi

7 Laporan Akhir

Universitas Sumatera Utara


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Siklus Hidrologi


Air di bumi antara lain meliputi yang ada di atmosfir, di atas permukaan tanah
dan di bawah permukaan tanah . Jumlah air di bumi kurang lebih berjumlah 1400 x

10 = 1400 x 10 , yang terdiri dari:
1. Air laut = 97%
2. Air tawar = 3%, yang meliputi:
a. Salju, es, gletser = 75%
b. Air tanah = 24%
c. Air danau = 0,3%
d. Butir-butir daerah tak jenuh = 0,065%
e. Awan, kabut, embun, hujan = 0,035%
f. Air sungai = 0,030%
Air permukaan adalah air yang mengalir secara berkesinambungan atau
dengan terputus-putus dalam alur sungai atau saluran dari sumbernya yang
tertentu, dimana semua ini merupakan bagian dari sistem sungai yang
menyeluruh. Yang termasuk air permukaan meliputiair sungai (rivers), saluran
(stream), sumber (springs), danau dan waduk. Jumlah air permukaan diperkirakan
hanya 0,35 juta km atau hanya sekitar 1% dari air tawar yang ada di bumi
(Suripin, 2002). Aliran yang terukur di sungai atau saluran maupun danau
merupakan ketersediaan debit air permukaan, begitu halnya dengan air yang
mengalir ke dalam tanah, kandungan air yang tersimpan dalam tanah merupakan
ketersediaan debit air tanah. Dari ketiga sumber air tersebut di atas, yang
mempunyai ketersediaan paling besar untuk dimanfaatkan adalah sumber air
permukaan dalam bentuk air di sungai, saluran, danau, waduk dan lainnya.
Penggunaan air tanah sangat membantu pemenuhan kebutuhan air baku maupun
air irigasi pada daerah yang sulit mendapatkan air permukaan, namun
pemanfaatan air tanah membutuhkan biaya operasional pompa yang sangat mahal
(M. Anis A dkk, 1980). Air permukaan yang dibutuhkan untuk kehidupan dan

Universitas Sumatera Utara


produksi adalah air yang terdapat dalam proses sirkulasi air (siklus hidrologi), jika
sirkulasi tidak merata maka akan terjadi bermacam kesulitan diantaranya sirkulasi
yang kurang, maka kekurangan air ini harus ditambah dalam suatu usaha
pemanfaatan air. (Sosrodarsono, 2003). Untuk analisis ketersediaan air
permukaan, yang akan digunakan sebagai acuan adalah andalan dari pencatatan
yang ada. Yang paling berperan dalam studi ketersediaan air permukaan adalah
data rekaman debit aliran sungai. Rekaman tersebut harus berkesinambungan
dalam periode waktu yang dapat digunakan untuk pelaksanaan proyek penyediaan
air. Apabila penyadapan air akan dilakukan dari sungai yang masih alami, maka
diperlukan rekaman data dari periode-periode aliran rendah yang kristis yang
cukup panjang, sehingga besar pasok air dapat diketahui. (Prakarsa Strategis
Pengelolaan Sumber Daya Air Untuk Mengatasi Banjir Dan Kekeringan Di Pulau
Jawa, 2006).
Siklus hidrologi merupakan rangkaian proses berpindahnya air permukaan
bumi dari suatu tempat ke tempat lainnya hingga kembali ke tempat asalnya.
Air naik ke udara dari permukaan laut atau dari daratan melalui evaporasi. Air di
atmosfer dalam bentuk uap air atau awan bergerak dalam massa yang besar di atas
benua dan dipanaskan oleh radiasi tanah. Panas membuat uap air lebih naik lagi
sehingga cukup tinggi dan dingin untuk terjadi kondensasi. Uap air berubah jadi
embun dan seterusnya jadi hujan atau salju. Curahan (precipitation) turun ke
bawah, ke daratan atau langsung ke laut. Air yang tiba di daratan kemudian
mengalir di atas permukaan sebagai sungai, terus kembali ke laut. (Limantara,
2010).

Universitas Sumatera Utara


Gambar 2.1 Siklus Hidrologi

2.2 Pengertian Sungai


Sungai adalah air hujan atau mata air yang mengalir secara alami melalui
suatu lembah atau diantara dua tepian dengan batas jelas, menuju tempat lebih
rendah (laut, danau atau sungai lain). Dengan kata lain sungai merupakan tempat
terendah dipermukaan bumi yang terbentuk secara alamiah, bebrbentuk
memanjang dan bercabang tempat mengalirnya air dalam jumlah besar. Sungai
terdiri dari 3 bagian, yaitu bagian hulu, bagian tengah dan bagian hilir.

2.3 Daerah Aliran Sungai (DAS)


Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah daratan yang merupakan suatu
kesatuan dengan sungai dan anak – anak sungainya, yang berfungsi menampung,
menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke
laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografi dan batas di
laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktifitas daratan.
Air pada DAS merupakan aliran air yang mengalami siklus hidrologi secara
alamiah. Selama berlangsungnya daur hidrologi, yaitu perjalanan air dari
permukaan laut ke atmosfer kemudian ke permukaan tanah dan kembali lagi ke
laut yang tidak pernah berhenti tersebut, air tersebut akan tertahan sementara di

Universitas Sumatera Utara


sungai, danau, dan dalam tanah. Pembagian daerah aliran sungai berdasarkan
fungsi hulu, tengah dan hilir (KP Irigasi 01, 2010) yaitu:

1. Bagian hulu didasarkan pada fungsi konservasi yang dikelola untuk


mempertahankan kondisi lingkungan DAS agar tidak terdegradasi, yang
antara lain dapat diindikasikan dari kondisi tutupan vegetasi lahan DAS,
kualitas air, kemampuan menyimpan air, dan curah hujan.
2. Bagian tengah didasarkan pada fungsi pemanfaatan air sungai yang dikelola
untuk memberikan manfaat bagi kepentingan sosial dan ekonomi, yang antara
lain dapat diindikasikan dari kuantitas air, kualitas air, kemampuan
menyalurkan air, dan ketinggian muka air tanah, serta terkait pada prasarana
pengairan seperti pengolahan sungai, waduk, dan danau.
3. Bagian hilir didasarkan pada fungsi pemanfaatan air sungai yang dikelola
untuk dapat memberikan manfaat bagi kepentingan sosial dan ekonomi, yang
diindikasikan melalui kuantitas dan kualitas air, kemampuan menyalurkan air,
ketinggian curah hujan, dan terkait untuk kebutuhan pertanian, air bersih,
serta pengolahan air limbah.

Gambar 2.2 Daerah Aliran Sungai (DAS)

Universitas Sumatera Utara


Bentuk bentuk DAS dapat dibagi dalam empat, antara lain:
A. Bentuk memanjang
B. Bentuk radial
C. Bentuk paralel
D. Bentuk komplek

A. Bentuk memanjang
Biasanya induk sungainya akan memanjang dengan anak anak sungai
langsung mengalir ke induk sungai kadang kadang berbentuk seperti bulu burung.
Bentuk ini biasanya akan menyebabkan besar aliran banjir relatif lebih kecil
karena perjalanan banjir dari anak sungai itu berbeda beda, dan banjir berlangsung
agak lama. Bentuk dari DAS ini ditunjukkan pada gambar 2.3.

Gambar 2.3 DAS bentuk memanjang

B. Bentuk radial
Bentuk DAS ini seolah olah memusat pada satu titik sehingga
menggambarkan adanya bentuk radial, kadang kadang gambaran tersebut
memberi bentuk kipas atau lingkaran. Sebagai akibat dari bentuk tersebut maka
waktu yang diperlukan aliran yang datang dari segala penjuru anak sungai
memerlukan waktu yang hampir bersamaan. Sebagai contoh DAS Bengawan Solo
seperti pada gambar 2.4.

10

Universitas Sumatera Utara


Gambar 2.4 DAS bentuk radial

C. Bentuk paralel
DAS ini dibentuk oleh dua jalur DAS yang bersatu dibagian hilir. Apabila
terjadi banjir di daerah hilir biasanya terjadi setelah dibawah titik pertemuan.
Sebagai contoh adalah banjir di Batang Hari di bawah pertemuan Batang Tembesi
seperti pada gambar 2.5.

Gambar 2.5 DAS bentuk paralel

11

Universitas Sumatera Utara


D. Bentuk komplek
DAS Bentuk komplek merupakan bentuk kejadian gabungan dari beberapa
bentuk DAS yang dijelaskan di atas, sebagai contoh pada gambar 2.6.

Gambar 2.6 DAS bentuk komplek

2.4 Analisis Curah Hujan Kawasan


Hujan merupakan faktor terpenting dalam analisis hidrologi. Intensitas hujan
yang tinggi pada suatu kawasan hunian yang kecil dapat mengakibatkan genangan
pada jalan-jalan, tempat parker, dan tempat-tempat lainnya karena fasilitas
drainase tidak didesain untuk mengalirkan air akibat intensitas hujan yang tinggi.
Sebaliknya, tidak ada hujan untuk jangka lama dapat berakibat mengecilnya aliran
sungai dan turunnya air waduk dan danau. Pendek kata, hujan dengan kejadian
ekstrim, baik ekstrim tinggi maupun ekstrim rendah, dapat menimbulkan bencana
bagi makhluk di bumi.
Hujan merupakan komponen masukan yang paling penting dalam proses
hidrologi. Karena jumlah kedalaman hujan ini yang dialihragamkan menjadi
aliran disungai, baik melalui limpasan permukaan maupun aliran dasar. Jadi besar
kecilnya jumlah kedalaman hujan akan berpengaruh terhadap besar kecilnya aliran
sungai.
Ada tiga macam cara yang umum dipakai dalam menghitung hujan rata-rata
kawasan, yaitu metode rata-rata aljabar, metode poligon Thiessen, dan metode
Isohyet. Dalam Tugas Akhir ini, penulis hanya akan membahas metode rata-rata
aljabar (Aritmatik) untuk menghitung hujan rata-rata kawasan.

12

Universitas Sumatera Utara


Metode ini menggunakan perhitungan curah hujan wilayah dengan merata-
ratakan semua jumlah curah hujan yang ada pada wilayah tersebut. Metode rata-
rata aritamatik ini adalah cara yang paling mudah diantara cara lainnya (poligon
dan isohet). Digunakan khususnya untuk daerah seragam dengan variasi CH kecil.
Cara ini dilakukan dengan mengukur serempak untuk lama waktu tertentu dari
semua alat penakar dan dijumlahkan seluruhnya. Kemudian hasil penjumlahannya
dibagi dengan jumlah penakar hujan maka akan dihasilkan rata-rata curah hujan di
daerah tersebut. Menurut Sosrodarsono (2003), secara matematik ditulis
persamaan sebagai berikut:
R1 + R2 + R3 + ⋯ Rn
R=

di mana:
= curah hujan rata-rata (mm)
n = jumlah stasiun pengukuran hujan
R1….Rn = besarnya curah hujan pada masing-masing stasiun (mm)

2.5 Evapotranspirasi
Evapotranspirasi adalah penguapan yang terjadi dari permukaan yang
bertanaman (vegetated surface). Nilai evapotranspirasi merupakan penjumlahan
dari evaporasi (evaporation) dan transpirasi (transpiration) secara bersama-sama.
Evapotranspirasi (Eto) dapat diartikan sebagai kehilangan air dari lahan dan
permukaan air pada DAS. Evapotranpirasi potensial dapat dihitung dengan
metode Penman yang dipengaruhi oleh faktor-faktor klimatologi yaitu:
Temperatur, Penyinaran Matahari, Kelembaban Udara, Penyinaran Matahari,
Jumlah Hari Hujan, Kecepatan Angin, dan Expose Surface (Permukaan Luar).
Penelitian ini akan menggunakan Metode Penman yang dapat dihitung
berdasarkan persamaan:

ETo = C(W.Rn+(1-W)(ea-ed).f(U)) (2.2)

Tahapan perhitungan Evapotranspirasi dengan Metode Penman adalah


sebagai berikut:

13

Universitas Sumatera Utara


1) Menghitung radiasi yang dating (Rs)
Rs = (0.25 + 0.5 n/N) Ra (2.3)

2) Menghitung tekanan uap nyata (ed)


ed = Rh x ea (2.4)

3) Menghitung radiasi netto gelombang pendek


Rns = Rs . (1 – α) (2.5)

4) Menghitung fungsi tekanan uap nyata


f (ed) = 0,33 – 0,044 . (ed)0.5 (2.6)

5) Menghitung fungsi rasio lama penyinaran


f (n/N) = 0,1 + 0,9 n/N (2.7)

6) Menghitung radiasi netto gelombang panjang


Rnl = f (T) . f (ed) . f (n/N) (2.8)

7) Menghitung radiasi netto


Rn = Rns – Rnl (2.9)

8) Menghitung evapotranspirasi
ETo = C(W.Rn+(1-W)(ea-ed).f(U)) (2.10)

2.6 Debit Andalan Metode Dr. F. J. Mock


Metode ini ditemukan oleh Dr. F. J. Mock. Metode ini dikembangkan untuk
menghitung debit bulanan rata-rata. Dengan metode ini, besarnya aliran dari data
curah hujan, karakteristik hidrologi daerah pengaliran dan evapotranspirasi dapat
dihitung. Pada dasarnya metode ini adalah hujan yang jatuh pada catchment area
sebagian akan hilang sebagai evapotranspirasi, sebagian akan langsung menjadi
aliran permukaan (direct run off) dan sebagian lagi akan masuk ke dalam tanah
(infiltrasi), dimana infiltrasi pertama-tama akan menjenuhkan top soil, kemudian

14

Universitas Sumatera Utara


menjadi perkolasi membentuk air bawah tanah (ground water) yang nantinya akan
keluar ke sungai sebagai aliran dasar (base flow). Prinsip metode Dr. F. J. Mock
adalah:
1. Memperhitungkan volume air yang masuk (hujan), keluar (infiltrasi, perkolasi
dan evapotranspirasi) dan yang disimpan dalam tanah (soil storage).
2. Dalam sistem mengacu pada water balance, volume air total yang berada di
Bumi tetap, hanya sirkulasi dan distribusi yang bervariasi.
Adapun ketentuan dari metode ini adalah sebagai berikut:

1. Data meteorologi
Data meteorologi yang digunakan mencakup:
a. Data presipitasi dalam hal ini adalah data curah hujan bulanan dan data
curah hujan harian.
b. Data klimatologi berupa data kecepatan angin, kelembapan udara,
temperatur udara dan penyinaran Matahari untuk menentukan
evapotranspirasi potensial (Eto) yang dihitung berdasarkan metode
“Penman Modifikasi”.

2. Evapotranspirasi aktual (Ea)


Penentuan harga evapotranspirasi aktual ditentukan berdasarkan persamaan:
E = Eto x d / 30 x m (2.11)
E = Eto x (m / 20) x (18 – n) (2.12)
Ea = Eto – E (2.13)
di mana:
Ea = Evapotranspirasi aktual (mm)
Eto = Evapotranspirasi potensial (mm)
d = 27 – (3 / 2) x n
n = Jumlah hari hujan dalam sebulan
m = Perbandingan permukaan tanah yang tidak tertutup dengan tumbuh-
tumbuhan penahan hujan koefisien yang tergantung jenis areal dan musiman
dalam %.

15

Universitas Sumatera Utara


3. Keseimbangan air dipermukaan tanah (∆S)
a. Air hujan yang mencapai permukaan tanah dapat dirumuskan sebagai
berikut:
∆S = R – Ea (2.14)
di mana:
∆S = Keseimbangan air dipermukaan tanah
R = Hujan bulanan
Ea = Evapotranspirasi actual
Bila harga positif (R > Ea) maka air akan masuk ke dalam tanah bila
kapasitas kelembapan tanah belum terpenuhi. Sebaliknya, jika kondisi
kelembapan tanah sudah tercapai maka akan terjadi limpasan
permukaan (surface run off).
Bila harga tanah ∆S negative (R > Ea), air hujan tidak dapat masuk
ke dalam tanah (infiltrasi) tetapi air tanah akan keluar dan tanah akan
kekurangan air (defisit).
b. Perubahan kandungan air tanah (soil storage) tergantung dari harga ∆S.
Bila ∆S negative, maka kapasitas kelembapan tanah akan kekurangan dan
bila harga ∆S positif akan menambah kekurangan kapasitas kelembapan
tanah bulan sebelumnya.
c. Kapasitas kelembapan tanah (soil moisture capacity). Di dalam
memperkirakan kapasitas kelembapan tanah awal diperlukan pada saat
dimulainya perhitungan dan besarnya tergantung dari kondisi porositas
lapisan tanah atas dari daerah pengaliran. Biasanya diambil 50 s/d 250
mm, yaitu kapasitas kandungan air di dalam tanah per m3. Semakin besar
porositas tanah maka kelembapan tanah akan besar pula.
d. Kelebihan air (water surplus)
Besarnya air lebih dapat mengikuti formula sebagai berikut:
WS = ∆S – Tampungan tanah (2.15)
di mana:
WS = Water surplus
S = R – Ea
Tampungan tanah = Perbedaan kelembapan tanah

16

Universitas Sumatera Utara


4. Limpasan dan penyimpanan air tanah (run off dan ground water storage)
a. Infiltrasi (i)
Infiltrasi ditaksir berdasarkan kondisi porositas tanah dan kemiringan
daerah pengaliran. Daya infiltrasi ditentukan oleh permukaan lapisan atas
dari tanah. Misalnya kerikil mempunyai daya infiltrasi yang lebih tinggi
dibandingkan dengan tanah liat yang kedap air. Untuk lahan yang terjal
dimana air sangat cepat menipis diatas permukaan tanah sehingga air tidak
dapat sempat berinfiltrasi yang menyebabkan daya infiltrasi lebih kecil.
Formula dari infiltrasi ini adalah sebagai berikut:
i = Koefisien infiltrasi x WS (2.16)
di mana:
i = Infiltrasi (koefisien infiltrasi, (i) = 0 s/d 1,0)
WS = Kelebihan air

b. Penyimpanan air tanah (ground water storage)


Pada permulaan perhitungan yang telah ditentukan penyimpanan air awal
yang besarnya tergantung dari kondisi geologi setempat dan waktu.
Persamaan yang digunakan adalah:
Vn = k (Vn-1) + ½ (1 + k ) in (2.17)
di mana:
Vn = Volume simpanan air tanah periode n (m3),
Vn-1 = Volume simpanan air tanah periode n – 1 (m3)
k = qt / qo = Faktor resesi aliran tanah (k) berkisar antara 0 s/d 1
qt = Aliran tanah pada waktu t (bulan ke t)
qo = Aliran tanah pada awal (bulan ke 0)
in = Infiltrasi bulan ke n (mm)
Untuk mendapatkan perubahan volume aliran air dalam tanah mengikuti
persamaan:
∆Vn = Vn – Vn-1 (2.18)

17

Universitas Sumatera Utara


c. Limpasan (run off)
Air hujan atau presipitasi akan menempuh tiga jalur menuju ke sungai.
Satu bagian akan mengalir sebagai limpasan permukaan dan masuk ke
dalam tanah lalu mengalir ke kiri dan kanan nya membentuk aliran antara.
Bagian ketiga akan ber-perkolasi jauh ke dalam tanah hingga mencapai
lapisan air tanah. Aliran permukaan tanah serta aliran antara sering
digabungkan sebagai limpasan langsung (direct run off). Untuk
memperoleh limpasan, maka persamaan yang digunakan adalah:
BF = I – (∆ Vn) (2.19)
Dro = WS – I (2.20)
Ron = BF + Dro (2.21)
di mana:
BF = Aliran dasar (m3/dtk/km)
I = Infiltrasi (mm)
∆Vn = Perubahan volume aliran tanah (m3)
Dro = Limpasan langsung (mm)
WS = Kelebihan air
Ron = Limpasan periode n (m3/dtk/km2)

d. Banyaknya air yang tersedia dari sumbernya


Persamaan yang digunakan adalah:
Qn = Ron x A (2.22)
di mana:
Qn = Banyaknya air yang tersedia dari sumbernya
A = Luas daerah tangkapan (catchment area) km2

Neraca air metode FJ Mock dirumuskan sebagai berikut:


Q = (Dro + Bf) F (2.23)
di mana:
Q = Debit andalan (m3/dtk)
Dro = Direct run off (m3/dtk/km2)
Bf = Base flow (m3/dtk/km2)

18

Universitas Sumatera Utara


F = Catchment area (km2)

2.7 Kebutuhan Air Baku


Dilihat dari pengertiannya air baku adalah air yang digunakan untuk
kepentingan manusia sehari-hari.
Data –data yang mempengaruhi neraca air baku:
1. Hubungan debit andalan 20% terkering dengan jumlah penduduk yang dapat
dilayani.
2. Kebutuhan air baku untuk penduduk / liter / hari.
3. Kebutuhan air baku untuk penduduk dan atau hewan.
Menurut Ditjen Cipta Karya (1996) standar kebutuhan air ada 2 (dua)
macam yaitu:
a. Standar kebutuhan air domestik
Standar kebutuhan air domestik yaitu kebutuhan air yang digunakan pada
tempat-tempat hunian pribadi untuk memenuhi keperluan sehari-hari. Seperti
memasak, minum, mencuci dan keperluan rumah tangga lainnya. Satuan yang
dipakai adalah liter/orang/hari.
Tabel 2.1 Kriteria Perencanaan Air Bersih

>1.000.000 500.000 100.000 20.000 <20.000


NO s/d s/d s/d
URAIAN
1.000.000 500.000 100.000
METRO BESAR SEDANG KECIL DESA

Konsumsi unit
1 sambungan rumah 190 170 130 100 80
(SR) l/o/h
Konsumsi unit
2 hidran umum (HU) 30 30 30 30 30
l/o/h
Konsumsi unit non
3 20-30 20-30 20-30 20-30 20-30
domestik l/o/h (%)
4 Kehilangan air (%) 20-30 20-30 20-30 20-30 20-30
Faktor hari
5 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1
maksimum
6 Faktor jam puncak 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5
7 Jumlah jiwa per SR 5 5 5 5 5
8 Jumlah jiwa per HU 100 100 100 100 100
Sisa tekan di
9 10 10 10 10 10
penyediaan distribusi

19

Universitas Sumatera Utara


(mka)
10 Jam operasi 24 24 24 24 24
Volume reservoir (%
11 20 20 20 20 20
max day demand)
50:50 s/d 50:50 s/d
12 SR : HR 80:20 70:30 70:30
80:20 80:20
Cakupan Pelayanan
13 *) 90 90 90 90 **) 70
(%)
Sumber: Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU, 1996

b. Standar kebutuhan air non domestik


Standar kebutuhan air non domestik adalah kebutuhan air bersih diluar
keperluan rumah tangga. Kebutuhan air non domestik antara lain:
1) Penggunaan komersil dan industri, yaitu penggunaan air oleh badan-badan
komersil dan industri.
2) Penggunaan umum, yaitu penggunaan air untuk bangunan-bangunan
pemerintah, rumah sakit, sekolah-sekolah dan tempat-tempat ibadah.
Kebutuhan air non domestik untuk kota dapat dibagi dalam beberapa
kategori antara lain:
▪ Kota kategori I (Metro)
▪ Kota kategori II (Kota besar)
▪ Kota kategori III (Kota sedang)
▪ Kota kategori IV (Kota kecil)
▪ Kota kategori V (Desa)
Lebih jelasnya akan dijelaskan satu persatu melalui tabel dibawah ini:
Tabel 2.2 Kebutuhan Air Non Domestik untuk Kategori I, II, III, IV
SEKTOR NILAI SATUAN
Sekolah 10 Liter/Murid/Hari
Rumah Sakit 2000 Liter/Unit/Hari
Masjid 2000 Liter/Unit/Hari
Kantor 10 Liter/Pegawai/Hari
Pasar 12000 Liter/Hektar/Hari
Hotel 150 Liter/Bed/Hari
Rumah Makan 100 Liter/Tempat Duduk/Hari
Kompleks Militer 60 Liter/Orang/Hari

20

Universitas Sumatera Utara


Kawasan Industri 0,2 - 0,8 Liter/Detik/Hektar
Kawasan Pariwisata 0,1 - 0,3 Liter/Detik/Hektar
Sumber: Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU, 1996

Tabel 2.3 Kebutuhan Air Non Domestik untuk Kategori V


SEKTOR NILAI SATUAN
Sekolah 5 Liter/Murid/Hari
Rumah Sakit 200 Liter/Bed/Hari
PUSKESMAS 1200 Liter/Unit/Hari
Masjid 3000 Liter/Unit/Hari
Musholla 2000 Liter/Unit/Hari
Pasar 12000 Liter/Hektar/Hari
Komersial/Industri 10 Liter/Hektar/Hari
Sumber: Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU, 1996

Tabel 2.4 Kebutuhan Air Non Domestik untuk Kategori Lain


SEKTOR NILAI SATUAN
Lapangan Terbang 10 Liter/Orang/Detik
Pelabuhan 50 Liter/Orang/Detik
Stasiun Kereta Api
10 Liter/Orang/Detik
dan Terminal Bus
Kawasan Industri 0,75 Liter/Detik/Hektar
Sumber: Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU, 1996

2.8 Proyeksi Pertumbuhan Jumlah Penduduk


Proyeksi kebutuhan air bersih dapat ditentukan dengan memperhatikan
pertumbuhan penduduk untuk diproyeksikan terhadap kebutuhan air bersih
sampai dengan lima puluh tahun mendatang atau tergantung dari proyeksi yang
dikehendaki.(Soemarto, 1999).
Umur rencana yang ditetapkan sebagai dasar perencanaan kebutuhan air
baku adalah dua puluh tahun. Dari angka pertumbuhan penduduk digunakan

21

Universitas Sumatera Utara


untuk memproyeksikan jumlah penduduk sesuai dengan umur rencana. Hal ini
dijadikan sebagai dasar perhitungan volume kebutuhan air di masa mendatang.
Macam-macam metode yang digunakan untuk memproyeksikan jumlah
penduduk yaitu:
a) Metode Arithmatik
Pn = Po + Ka . (Tn – To) (2.24)
Ka = (2.25)

di mana:
Pn = Jumlah penduduk pada tahun ke n
Po = Jumlah penduduk pda tahun dasar
Tn = Tahun ke n
To = Tahun dasar
Ka = Konstanta arithmatik
P1 = Jumlah penduduk yang diketahui pada tahun ke I
P2 = Jumlah penduduk yang diketahui pada tahun terakhir
T1 = Tahun ke I yang diketahui
T2 = Tahun ke II yang diketahui

b) Metode Geometrik
Pn = Po + (1 + r)n (2.26)
di mana:
Pn = Jumlah penduduk pada tahun ke-n
Po = Jumlah penduduk pada awal tahun
r = Presentase pertumbuhan geometrical penduduk tiap tahun
n = Periode waktu yang ditinjau

c) Metode Eksponensial
Pn = Po × e r n (2.27)
di mana:
Po = Penduduk pada tahun awal
n = Waktu dalam tahun (periode proyeksi)
r = Angka pertumbuhan penduduk (%)

22

Universitas Sumatera Utara


Pn = Penduduk pada tahun n
e = Bilangan pokok system logaritma natural (2,7182818)

d) Metode Least Square


Ŷ = a + bX (2.28)
di mana:
Ŷ = Nilai variabel berdasrkan garis regresi
X = Variabel independen
a = Konstanta
b = Koefisien arah regresi linear

2.9 Kebutuhan Air untuk Pelestarian Sungai


Kebutuhan air untuk pemeliharaan sungai/penggelontoran saluran diestimasi
berdasarkan perkalian antara jumlah penduduk perkotaan dengan kebutuhan air
untuk pemeliharaan/penggelontoran perkapita. Menurut IWRM (Integrated Water
Resources Management), besar kebutuhan air untuk pemeliharaan sungai/saluran
akan semakin berkurang dengan semakin bertambahnya penduduk yang memiliki
sistem pengelolaan limbah. Proyeksi kebutuhan air untuk pemeliharaan sungai
adalah sesuai dengan ketentuan berikut:
Tabel 2.5 Kebutuhan Air untuk Pemeliharaan Sungai
Kebutuhan Air Pemeliharaan Sungai
Proyeksi Tahun
(Liter/Kapita/Hari)
1990 – 2000 330
2000 – 2015 360
2015 – 2020 300
Sumber: Bambang Triatmodjo, 2008,321

Kebutuhan air untuk pemeliharaan sungai dapat dihitung dengan


persamaan sebagai berikut:
Qf = 365 hari x q(f) x P(n) (2.29)
di mana:
Qf = Jumlah kebutuhan air untuk pemeliharaan sungai (m3/tahun)

23

Universitas Sumatera Utara


q(f) = Kebutuhan air untuk pemeliharaan sungai (liter/kapita/hari)
P(n) = Jumlah penduduk (jiwa)

24

Universitas Sumatera Utara


Tabel 2.6 Penelitian Sebelumnya

No. Nama Judul Lokasi Metode Hasil


peneliti Penelitian Penelitian Penelitian Penelitian
1. Raden Analisa dan Daerah Menggunak Perbandingan antara
Mohamad Kebutuhan Air Aliran an Metode ketersediaan air daerah
Barly Pada Daerah Sungai Analitis dan aliran sungai Percut
Sukmanda, Aliran Sungai Percut Pengolahan dengan total kebutuhan
Terunajaya Percut Untuk Kecamatan Data air keseluruhan, dapat
(2016) Memenuhi Percut Sei disimpulkan bahwa
Kebutuhan Air Tuan ketersediaan air pada
Bersih Di Kabupaten proyeksi 2 tahun
Kabupaten Deli mendatang hingga 50
Deli Serdang Serdang tahun mendatang masih
Provinsi mencukupi untuk
Sumatera memenuhi kebutuhan
Utara air total.
2. Jeffry S.F. Aanalisis Kabupaten a. Survey 1. Perhitungan dengan
Sumarauw, Neraca Air Sangihe dan Metode Nreca
Lambertus Sungai Provinsi Investiga didapatkan besarnya
Tanudjaja Akembuala Sulawesi si debit andalan sungai
(2015) Di Kota Utara b. Observa Akembuala tahun
Tahunan si 2033, dimana debit
Kabupaten /Pengam minimum pada bulan
Sangihe atan September yaitu
c. Perumus 0,032 m 3 /dtk, dan
an debit maksimum
masalah berada pada bulan
Mei dan Juni yaitu
0,50 m 3/dtk.
2. Kebutuhan air bersih

25

Universitas Sumatera Utara


untuk prediksi tahun
2033 di DAS
Akembuala sebesar
0,03365568 m 3 /dtk.
3. Dari hasil analisis
neraca air di DAS
Akembula
menunjukkan bahwa
debit sungai
Akembuala pada
bulan Januari sampai
Juni ketersediaan air
masih melebihi
kebutuhan air, untuk
bulan-bulan tertentu.
3. Meri Optimasi Daerah Menggunak A. Optimasi terhadap
Gustian. Parameter Aliran an Metode parameter model
Azmeri. Model DR. Sungai Analitis dan yang berhubungan
Krueng
Alfiansyah Mock Data dengan karakteristik
Keumireu
Yulianur Uuntuk Sekunder hidrologi DAS
Kabupaten
Pengelolaan Dengan mampu memberikan
Aceh Besar
Daerah Aliran Parameter nilai yang optimal
Provinsi
Sungai Aceh
Model DR. terhadap parameter
Mock tersebut sehingga
error antara nilai
debit sungai hasil
pemodelan dan
observasi dapat
diminimalkan.
B. Besarnya error pada
kondisi optimal
adalah 0,288 dengan

26

Universitas Sumatera Utara


R 2 sebesar 0,60.
Nilai optimal
parameter model
yang berhubungan
dengan karakteristik
hidrologi DAS
adalah sebagai
berikut:
Faktor m berkisar
30,00% - 33,76%, hal
ini menggambarkan
proporsi permukaan
lahan yang tidak
tertutup oleh vegetasi
relatif besar.
Kapasitas
kelembapan tanah
(SMC) yang
mencapai 400 mm
menunjukkan bahwa
tanah memiliki
kemampuan
menyerap air yang
tinggi.
Faktor kontribusi
curah hujan areal
bulanan terhadap
limpasan (PF) adalah
sebesar 0,10.
Konstanta resesi air
tanah (proporsi air
tanah bulan t-1 yang

27

Universitas Sumatera Utara


masih ada pada bulan
t, RC) adalah sebesar
0,60 - 0,68.
Kemiringan lereng
yang relatif landai
dan tanah yang
memiliki
kemampuan
menyerap air tinggi
memberikan nilai
faktor infiltrasi (IF)
berkisar 0,50 0,70.
4. Androniku Perencanaan Desa a. Survey 1. Ketersediaan air yang
s Sistem Munte dan bersumber dari
Pebakirang Penyediaan Kecamatan Investigas sungai terdekat
Lambertus Air Bersih Di Likupang i berdasarkan analisis
Tanudjaja, Desa Barat b. Observasi debit andalan 90%
Jeffry S. F. Munte Kabupaten /Pengamat bulanan adalah
Sumarauw Kecamatan Minahasa an sebesar 4,491
(2015) Likupang Utara c. Perumusa liter/detik.
Barat n masalah 2. Kebutuhan air bersih
Kabupaten penduduk Desa
Minahasa Munte sesuai tahun
Utara rencana yaitu hingga
tahun 2024 dengan
jumlah 2939 jiwa,
diperoleh dari hasil
analisa regresi
polinomial didapat
sebesar 2,1564
liter/detik.
3. Untuk penyaluran air

28

Universitas Sumatera Utara


dari sungai ke Desa
Munte, direncanakan
dengan tipe
pengambilan
langsung (free
intake) dengan
saluran pengambilan
menuju ke IPA, dari
IPA dengan
menggunakan pipa
HDPE diameter 2”,
air dialirkan ke
reservoir distribusi
berkuran 4m x 4m x
3,35m dan dari
reservoir air dialirkan
melalui pipa
distribusi induk
HDPE diameter 2”
menuju desa dimana
untuk pelayanan bagi
masyarakat dipasang
30 kran umum.
5. Indra Analisa Daerah a. Survey 1. Ketersediaan air pada
Kusuma Ketersediaan Aliran dan DAS Sampean
Sari, Lily Dan Sungai Investiga untuk pemenuhan
Montarcih Kebutuhan Air Sampean si sektor domesik dan
Limantara, Pada DAS Kabupaten b. Observasi non domestik
Dwi Sampean Bondowoso /Pengamat berasal dari mata air
Priyantoro dan an yang dikelola oleh
(2013) Kabupaten c. Perumusa Perusahaan Daerah
Situbondo n masalah Air Minum pada

29

Universitas Sumatera Utara


enam bangunan
penangkap dengan
kapasitas total
sebesar 44 lt/dt.
Berdasarkan data
selama 10 tahun
terakhir debit relatif
tidak mengalami
perubahan yang
signifikan dengan
pergeseran 25,2 %
untuk debit mata air
dan debit sungai
yang diamati pada
21 daerah layanan
dan diwakili 21
bendung pada
sungai 20 sungai
orde 1 dan 20 sungai
orde 2 mengalami
debit air cukup
dengan keandalan
26,0 % mencapai
594.222,98 lt/dt,
sedangkan debit air
musim kering
dengan keandalan
97,3 % mencapai
85.6 lt/dt.
2. Kebutuhan air yang
digunakan pada
DAS Sampean

30

Universitas Sumatera Utara


sebagai berikut:
a. Kebutuhan air
domestik dan Non
Domestik sebesar
50,93 lt/dt untuk
saat ini, 68,34 lt/dt
untuk 2 tahun
mendatang, 87,09
lt/dt untuk 5 tahun
mendatang, 111,96
lt/dt untuk 10 tahun
mendatang dan
sebesar 160,06 lt/dt
untuk 20 tahun
mendatang.
b. Kebutuhan air
irigasi total sebesar
37.836.04 lt/dt
mengairi sawah
seluas 29.344 ha.
c. Kebutuahan air
Industri sebesar 4,96
lt/dt untuk saat ini,
4,74 lt/dt untuk 2
tahun mendatang,
4,84 lt/dt untuk 5
tahun mendatang,
5,04 lt/dt untuk 10
tahun mendatang
dan sebesar 5,54
lt/dt untuk 20 tahun
mendatang.

31

Universitas Sumatera Utara


d. Kebutuhan air
Perikanan sebesar
303,72 lt/dt untuk
saat ini, 319,46 lt/dt
untuk 2 tahun
mendatang, 345,42
lt/dt untuk 5 tahun
mendatang, 396,07
lt/dt untuk 10 tahun
mendatang dan
sebesar 535,17 lt/dt
untuk 20 tahun
mendatang.
3. Daerah layanan yang
mengalami defisit
air pada:
a. Saat ini: Pakem,
Botolinggo,Tlogosar
i, Bondowoso
b. 2 tahun mendatang:
Pakem, Botolinggo,
Tlogosari,
Bondowoso
c. 5 tahun mendatang:
Pakem, Botolinggo,
Tlogosari,
Bondowoso,
Tenggarang,
Sukosari
d. 10 tahun mendatang:
Pakem, Botolinggo,
Tlogosari,

32

Universitas Sumatera Utara


Bondowoso,
Tenggarang,
Sukosari, Maesan
e. 20 tahun mendatang:
Pakem, Botolinggo,
Tlogosari,
Bondowoso,
Tenggarang,
Sukosari, Maesan,
Prajekan,
Curahdami

33

Universitas Sumatera Utara


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Deskripsi Daerah Penelitian


Kegiatan penelitian tugas akhir ini dilakukan di Sungai Sei Silau yang
terletak di Kota Kisaran, Kabupaten Asahan. Dengan posisi geografis
02°58’23,65” Lintang Utara dan 99°36’42,23” Bujur Timur. Sungai Sei Silau
dapat dilihat pada gambar 3.1.

Gambar 3.1 Sungai Sei Silau

3.2 Desain Penelitian


Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode
pendekatan kuantitatif bersifat deskriptif, yakni melalui studi pustaka,
pengumpulan data, dan analisis data. Proses tahap penelitian ini dibagi menjadi 3
tahap, yaitu: tahap pengumpulan data sekunder dan literatur, tahapan analisa data
dan tahapan penyusunan laporan.
Kegiatan penelitian yang dilakukan dengan beberapa tahap adalah sebagai
berikut:

34

Universitas Sumatera Utara


• Tahapan pendahuluan, tahapan ini merupakan tahapan studi pustaka, yakni
dengan cara mengumpulkan dan mempelajari literatur-literatur yang terkait
dengan penelitian ini. Hasil dari tahapan ini berupa sketsa dan penafsiran
sementara keadaan daerah penelitian yang akan digunakan pada tahap
pengambilan data.
• Tahapan pengambilan data sekunder, tahapan ini meliputi pengambilan data,
meliputi: data curah hujan daerah penelitian, data klimatologi.
• Tahapan analisa dan perhitungan data, melakukan pengolahan data dari hasil
pengambilan yaitu analisa debit andalan untuk memperoleh besar
ketersediaan air, menganalisa curah hujan efektif.
• Tahapan penyusunan laporan, merupakan tahapan akhir dari tahap penelitian
di mana tahap ini hanya menyusun data – data di tahap awal hingga akhir
yang selanjutnya akan dirangkum menjadi sebuah laporan penelitian.

3.3 Metode Analisis dan Pengolahan Data


3.3.1. Analisis Hidrologi
Analisis hidrologi bertujuan untuk menyajikan data-data dalam analisis
hidrologi. Adapun langkah-langkah dalam analisis hidrologi antara lain:
a. Menentukan Daerah Aliran Sungai ( DAS ) beserta luasnya.
b. Menentukan rata-rata curah hujan bulanan selama kurun waktu 30 tahun.
c. Menentukan rata-rata bulanan dari suhu udara, kelembaban udara,
penyinaran matahari dan kecepatan angin dari data klimatologi.
d. Menghitung angka evapotranspirasi menggunakan data-data tersebut.

3.3.2. Menghitung Kebutuhan Air untuk Pelestarian Sungai


Kebutuhan air untuk pemeliharaan sungai/penggelontoran saluran
diestimasi berdasarkan perkalian antara jumlah penduduk perkotaan dengan
kebutuhan air untuk pemeliharaan/penggelontoran perkapita. Proyeksi kebutuhan
air untuk pemeliharaan sungai dapat dilihat pada tabel 2.6.

35

Universitas Sumatera Utara


3.3.3. Menghitung Kebutuhan Air Penduduk
Kebutuhan air penduduk perlu dihitung untuk mengetahui berapa besar
jumlah air baku yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan air penduduk.
Adapun langkah-langkah dalam menghitung kebutuhan air penduduk adalah
sebagai berikut:
a. Menghitung proyeksi pertumbuhan penduduk tiap tahun, dengan
menggunakan beberapa metode yaitu: metode arithmatik, metode geometrik,
metode eskponensial, dan metode last square.
b. Menghitung standar deviasi untuk menentukan metode proyeksi yang mana
yang akan digunakan untuk proyeksi pertumbuhan penduduk.
c. Menghitung kebutuhan air domestik, meliputi konsumsi sambungan rumah
tangga (SR) dan konsumsi unit hidran umum (HU).
d. Menghitung kebutuhan air non domestik.
e. Menghitung besarnya kehilangan air terhadap kebutuhan air domestik dan
non domestik.
f. Menghitung total kebutuhan air penduduk.

36

Universitas Sumatera Utara


3.4 Analisa Data Perancangan
Tahapan-tahapan penelitian dapat dilihat pada diagram alur berikut ini.

Mulai

Tinjauan Pustaka

Pengumpulan

Data Klimatologi Data Penduduk

• Curah Hujan • Proyeksi


Rata-Rata Pertumbuhan
• Analisa Penduduk
Evapotranspirasi • Perhitungan
• Perhitungan Kebutuhan Air
Debit Andalan Penduduk

Analisa Analisa
Ketersediaan Kebutuhan Air

Evaluasi Ketersediaan
Air Dengan Besar
Kebutuhan Air

Hasil

Kesimpulan & Saran

Selesai

Gambar 3.2 Diagram Alur Metode Penelitian

37

Universitas Sumatera Utara


BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisa Hidrologi


4.1.1 Daerah Tangkapan Hujan DAS Sei Silau
Sumber air pada penelitian ini berasal dari Sungai Sei Silau. Dalam
penelitian ini, dalam dipilih 3 stasiun curah hujan, yaitu, Stasiun Simpang Kawat,
Stasiun Ujung Seribu, Stasiun Terusan Tengah. Dari ketiga stasiun curah hujan ini
akandi hitung besar curah hujan dari setiap stasiunnya. Setelah mencari besar
curah hujan setiap stasiun selanjutnya mencari peta DAS sungai dengan
menggunakan aplikasi Google Earth.
.

20 KM

Gambar 4.1 Koordinat Stasiun Penakar Hujan

Setelah peta DAS Sei Silau didapat selanjutnya menghitung rata-rata besar
curah hujan tiap bulannya selama 10 tahun untuk mencari debit inflow sungai.
Berikut contoh perhitungannya.

38
Universitas Sumatera Utara
Diketahui:
Curah hujan bulan Januari tahun 2008.
(Data curah hujan tercantum di lampiran).
Stasiun Simpang Kawat (R1) = 59,9 mm/bulan
Stasiun Ujung Seribu (R2) = 153,3 mm/bulan
Stasiun Terusan Tengah (R3) = 63 mm/bulan
Maka,
1+ 2+ 3
=
3
59,9 + 153,3 + 63
=
3
276,2
=
3
= 92,07 mm/bulan
Dengan cara yang sama, maka diperoleh nilai curah hujan rata-rata selama
10 tahun, dapat dilihat pada tabel 4.1.

39
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1 Tabel Rata – Rata Curah Hujan Selama 10 Tahun

Bulan
Tahun Total
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Jul Agust Sept Okt Nov Des
2008 92,07 47,87 181,17 120,30 143,43 138,13 170,57 264,80 382,30 306,23 153,57 191,73 2192,17
2009 136,03 77,93 337,80 156,83 157,67 67,93 142,37 156,13 315,43 229,40 99,00 67,03 1943,57
2010 65,83 27,20 51,20 80,93 88,57 137,30 175,83 101,80 167,90 175,63 265,60 129,93 1467,73
2011 88,70 73,20 180,73 92,23 153,50 142,93 115,30 341,71 293,17 229,63 169,27 75,93 1956,31
2012 74,97 148,40 200,40 142,43 123,47 97,00 298,23 114,93 189,20 336,17 114,73 209,60 2049,53
2013 110,30 191,27 185,93 326,63 297,13 87,17 91,30 192,17 219,77 323,90 236,60 262,37 2524,53
2014 50,80 37,83 76,20 138,27 114,63 57,63 107,63 220,87 161,77 206,70 132,83 243,73 1548,90
2015 177,07 72,27 90,00 55,17 88,17 101,37 246,67 378,97 322,07 259,07 91,80 42,10 1924,70
2016 29,43 98,33 47,37 35,60 153,53 95,37 138,77 48,67 153,63 158,00 62,82 121,00 1142,51
2017 221,60 82,43 145,17 149,30 267,85 44,90 110,77 174,40 263,57 201,28 358,43 284,87 2304,57
Σ Total 1046,80 856,73 1495,97 1297,70 1587,95 969,73 1597,43 1994,45 2468,80 2426,02 1684,65 1628,30
Max 221,60 191,27 337,80 326,63 297,13 142,93 298,23 378,97 382,30 336,17 358,43 284,87
Rerata 104,68 85,67 149,60 129,77 158,79 96,97 159,74 199,44 246,88 242,60 168,47 162,83
Min 29,43 27,20 47,37 35,60 88,17 44,90 91,30 48,67 153,63 158,00 62,82 42,10

40
Universitas Sumatera Utara
4.1.2 Daerah Aliran Sungai Sei Silau
Daerah aliran sungai merupakan daerah dimana semua airnya mengalir ke
dalam sungai. Daerah ini umumnya dibatasi oleh batas topografi yang berarti
ditetapkan berdasarkan aliran air permukaan. Batas ini tidak ditetapkan air bawah
tanah, karena permukaan air tanah selalu berubah sesuai dengan musim dan
tingkat pemakaian. Daerah aliran sungai Sei Silau dapat dilihat pada Gambar 4.3.

10 KM

Gambar 4.2 Daerah Aliran Sungai Sei Silau

Dengan menggunakan aplikasi Google Earth maka akan di dapat luas


daerah tangkapan hujan dari sungai Sei Silau. Luasan daerah tangkapan hujan
sungai Sei Silau dapat dilihat pada gambar 4.4.

41
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.3 Luas Daerah Tangkapan Hujan Sungai Sei Silau

4.1.3 Evapotranspirasi
Evapotranspirasi adalah gabungan evaporasi dan transpirasi tumbuhan
yang hidup. Evapotranspirasi sangat dipengaruhi oleh keadaan iklim.
Menghitung besarnya evapotranspirasi, dibutuhkan data-data klimatologi
yang meliputi:
1. Temperatur udara
2. Kelembaban udara,
3. Lama penyinaran matahari dan
4. Kecepatan angin.
Rekapitulasi perhitungan evapotranspirasi potensial (mm/bulan) dapat
dilihat pada Tabel 4.2.

42
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2 Rekapitulasi Perhitungan Evapotranspirasi Potensial (mm/bulan)

4.2 Analisa Debit


4.2.1 Debit Andalan Sei Silau dengan F.J.Mock
Dalam menentukan besarnya ketersediaan air atau debit andalan pada DAS
Sei Silau, digunakan Metode F.J.Mock. Data yang menjadi parameter dalam
menentukan debit andalan antara lain:
1. Data jumlah harian hujan
2. Data curah hujan bulanan rata rata
3. Data evapotranpirasi potensial
Adapun langkah perhitungan ketersedian air atau debit andalan pada DAS
Sei Silau dengan Metode F.J.Mock dapat dilihat pada contoh perhitungan pada
bulan Januari tahun 2008 sebagai berikut:
Dihitung debit andalan untuk bulan Januari 2008
1. Data Meteorologi
a. Curah hujan bulanan (R) = 181,17 mm/bulan
b. Jumlah hari hujan (n) = 15 hari
2. Evapotranspirasi aktual (Ea)

43
Universitas Sumatera Utara
a. Evapotranspirasi potensial (Eto) = 4,86 x 31 = 150,52 mm/bulan
b. Permukaan lahan terbuka (m) = 30%
c. Eto/Ea = (m/30)*(-1.0412n+30.908) = 0,16
d. Evapotranspirasi terbatas (E)
= Eto x (m/20) x (m/30)*(-1.0412n+30.908)
= 150,52 x 0,16
= 23,54 mm/bulan
e. Ea = Eto – E = 150,52 – 23,54 = 126,98 mm/bulan

3. Keseimbangan air
a. ∆S = Jika P - Et < 0 ; ∆S = 0, jika P – Et > 0; ∆S = P – Et = 54,19
b. Limpasan Badai (PF =5%). Jika ∆S ≥ 0; PF= 0, jika ∆S≤0;
PF = R x 0,05
c. Kandungan air tanah (SS). Jika R>Ea; SS = 0, jika R<Ea;
SS = ∆S – PF
d. Kapasitas kelembaban air tanah. Jika SS=0, maka kelembaban air tanah=
200, jika SS≠0 maka kapasitas kelembaban air tanah= kandungan air
tanah.
SS = 200
e. Kelebihan air (WS) = ∆S – SS = 54,19 + 0 = 54,19 mm/bulan

4. Limpasan dan penyimpanan air


a. Faktor infiltrasi (i) diambil 0,4
b. Faktor resesi air tanah (k) diambil 0,6
c. Infiltrasi (I) = i x WS =0,40 x 54,19 = 21,67 mm/bulan
d. Volume air tanah (G) = 0,5 (1+k) I = 0,5 x (1+0,6) x 21,67 = 17,34
mm/bulan
e. Penyimpanan volume air tanah (L) = k (Vn-1) = 0,6 x 36 = 21,60
f. Total volume penyimpanan air tanah (Vn) = G + L = 17,34 +21,60 = 38,94
g. Perubahan volume aliran dalam tanah (∆Vn),
∆Vn = Vn - Vn-1 = 38,94 – 36 = 2,94
h. Interflow,

44
Universitas Sumatera Utara
Interflow = I - ∆Vn = 21,67 – 2,94 = 18,73 mm/bulan
i. Limpasan langsung (DR),
DR = WS – I = 54,19 – 21,67 = 32,51 mm/bulan
j. Run off,
Run off = Interflow + DR = 18,73 + 32,51 = 51,25 mm/bulan
k. Debit sungai (Q),
Q = Run off x A/n
= (51,25 x 960 km2)/(31x24x3600/1000000)/1000 = 54,34 m3/det

45
Universitas Sumatera Utara
Menghitung debit andalan pada bulan yang lain mengunakan cara yang sama seperti contoh diatas. Hasil perhitungan debit andalan
menggunakan metode F.J Mock tahun 2008 dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Perhitungan Debit Andalan Metode F.J. Mock Tahun 2008

46
Universitas Sumatera Utara
Dengan metode F.J Mock yang sama dilakukan untuk tahun yang lain
selama 10 tahun. Untuk tabel perhitungan debit F.J Mock di tahun lainnya akan
dicantumkan pada lampiran. Setelah dilakukan perhitungan dengan F.J Mock
maka debit sungai tiap tahunnya diurutkan mulai dari yang terbesar sampai
terkecil, lalu dihitung probabilitasnya dan diambil debit andalan Q95. Debit yang
sudah diurutkan dapat dilihat pada tabel 4.4.

47
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4 Perhitungan Debit Andalan Selama 10 Tahun

DEBIT PROB. DEBIT PROB. DEBIT PROB.


NO. 3
NO. 3
NO. 3
m /det % m /det % m /det %
1 133,09 0,83 41 59,51 34,17 81 30,53 67,50
2 128,48 1,67 42 58,16 35,00 82 28,53 68,33
3 126,35 2,50 43 55,62 35,83 83 27,89 69,17
4 125,77 3,33 44 54,34 36,67 84 27,77 70,00
5 125,17 4,17 45 54,34 37,50 85 26,59 70,83
6 123,67 5,00 46 54,16 38,33 86 26,32 71,67
7 122,57 5,83 47 51,99 39,17 87 26,28 72,50
8 118,98 6,67 48 48,73 40,00 88 26,26 73,33
9 113,72 7,50 49 48,60 40,83 89 25,75 74,17
10 106,02 8,33 50 48,54 41,67 90 25,47 75,00
11 101,80 9,17 51 48,27 42,50 91 25,38 75,83
12 101,75 10,00 52 46,89 43,33 92 24,95 76,67
13 100,45 10,83 53 46,00 44,17 93 21,78 77,50
14 98,58 11,67 54 44,97 45,00 94 21,64 78,33
15 94,65 12,50 55 42,72 45,83 95 20,87 79,17
16 91,10 13,33 56 42,30 46,67 96 20,45 80,00
17 90,57 14,17 57 41,40 47,50 97 19,56 80,83
18 87,55 15,00 58 40,85 48,33 98 19,46 81,67
19 87,28 15,83 59 40,66 49,17 99 19,29 82,50
20 83,64 16,67 60 40,45 50,00 100 18,59 83,33
21 83,33 17,50 61 40,43 50,83 101 17,88 84,17
22 81,28 18,33 62 40,27 51,67 102 16,41 85,00
23 80,96 19,17 63 39,69 52,50 103 16,23 85,83
24 77,16 20,00 64 39,68 53,33 104 15,66 86,67
25 72,18 20,83 65 39,51 54,17 105 15,30 87,50
26 72,16 21,67 66 37,84 55,00 106 14,83 88,33
27 71,39 22,50 67 37,63 55,83 107 14,57 89,17
28 71,17 23,33 68 37,33 56,67 108 14,48 90,00
29 71,12 24,17 69 37,10 57,50 109 13,10 90,83
30 70,46 25,00 70 37,09 58,33 110 12,40 91,67
31 69,51 25,83 71 34,82 59,17 111 12,24 92,50
32 68,93 26,67 72 34,01 60,00 112 11,84 93,33
33 68,28 27,50 73 33,52 60,83 113 10,45 94,17
34 67,98 28,33 74 33,52 61,67 114 9,69 95,00
35 66,14 29,17 75 33,21 62,50 115 9,50 95,83
36 63,28 30,00 76 32,84 63,33 116 9,14 96,67
37 62,60 30,83 77 32,07 64,17 117 8,61 97,50
38 62,45 31,67 78 31,88 65,00 118 7,79 98,33
39 60,67 32,50 79 31,57 65,83 119 7,04 99,17
40 60,51 33,33 80 30,93 66,67 120 5,53 100,0

48
Universitas Sumatera Utara
Setelah diurutkan maka di dapat Q95 = 9,69 m3/det. Di bawah ini dapat
dilihat grafik Flow Duration Curve (FDC) Gambar 4.4.

Gambar 4.4 Grafik FDC Debit Q95

4.3 Analisa Kebutuhan Air


4.3.1 Kebutuhan Air Penduduk (Domestik dan Non Domestik)
4.3.1.1 Analisa Proyeksi Penduduk
Seiring dengan pertumbuhan penduduk yang terus bertambah, tentunya
mempunyai dampak terhadap pemenuhan kebutuhan-kebutuhan penduduk baik
kebutuhan primer, kebutuhan sekunder maupun kebutuhan tersier. Dalam
menghitung perkiraan jumlah penduduk sampai tahun 2048, dapat dilakukan
dengan menggunakan empat metode yaitu metode Arithmatik, metode Geometri,
metode Eksponensial dan metode Last Square. Pada tugas akhir ini, proyeksi
penduduk dihitung menggunakan metode Arithmatik, karena pertumbuhan
penduduk di Kabupaten Asahan yang relatif konstan.
Dalam memperkirakan jumlah penduduk, digunakan data-data jumlah
penduduk pada tahun-tahun sebelumnya. Dalam penelitian ini, untuk

49
Universitas Sumatera Utara
memproyeksikan jumlah penduduk sampai tahun 2048 dilakukan dengan
memproyeksikan jumlah penduduk dengan memakai data penduduk tahun 2008
sampai 2017. Berikut adalah beberapa kecamatan di kota Kisaran kabupaten
Asahan yang akan dihitung kebutuhan airnya serta jumlah penduduknya pada
tabel 4.5.
Tabel 4.5 Jumlah Penduduk Tahun 2008 – 2017
Jumlah Penduduk (Jiwa)
Kecamatan
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Kisaran
62917 64021 55175 55691 55969 56509 57994 58543 59071 59215
Barat
Kisaran
68139 69334 68549 69424 69771 70415 72267 72958 73611 73755
Timur
Total 131056 133355 123724 125115 125740 126924 130261 131501 132682 132970

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Asahan (2008 – 2017)

Kemudian setelah diketahui jumlah penduduk seperti tertera pada tabel


diatas, maka dilakukan proyeksi pertumbuhan penduduk sampai 30 tahun kedepan
(tahun 2048). Berikut adalah contoh perhitungannya.

I =

= = 191,4

Maka, jumlah penduduk untuk tahun 2018 adalah:


Pn = Pt + I (n)
= 132.970 + 191,4 (1)
= 133.161 Jiwa
Dengan cara yang sama, maka didapat hasil perhitungan proyeksi
penduduk hingga tahun 2048 (30 tahun ke depan) pada tabel 4.6 berikut.
Tabel 4.6 Proyeksi Penduduk
No. Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa)
1 2018 133161
2 2028 133736
3 2038 134693
4 2048 136607

50
Universitas Sumatera Utara
4.3.1.2 Kebutuhan Air Domestik
Dari hasil proyeksi jumlah penduduk yang diperlihatkan pada tabel 4.7,
diperoleh hasil proyeksi jumlah penduduk sampai tahun 2048 yaitu sekitar
137.181 jiwa. Karena kabupaten Asahan adalah kabupaten yang berpenduduk
712.684 jiwa (BPS Asahan: Asahan Dalam Angka, 2017), maka Kisaran termasuk
dalam kategori III (Kota Kecil). Maka, sesuai dengan kriteria perencanaan ditjen
cipta karya dinas PU 1996 pada tabel 4.7 standar kebutuhan air untuk setiap orang
adalah 80 liter/orang/hari.
Tabel 4.7 Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU Tahun 1996

500.000
>1.000.000 100.000 20.000 <20.000
s/d
NO s/d s/d
URAIAN 1.000.00
500.000 100.000
0
METRO SEDANG KECIL DESA
BESAR

Konsumsi unit
1 sambungan rumah 190 170 130 100 80
(SR) l/o/h
Konsumsi unit
2 hidran umum (HU) 30 30 30 30 30
l/o/h
Konsumsi unit non
3 20-30 20-30 20-30 20-30 20-30
domestik l/o/h (%)
4 Kehilangan air (%) 20-30 20-30 20-30 20-30 20-30
Faktor hari
5 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1
maksimum
6 Faktor jam puncak 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5
7 Jumlah jiwa per SR 5 5 5 5 5
8 Jumlah jiwa per HU 100 100 100 100 100
Sisa tekan di
9 penyediaan distribusi 10 10 10 10 10
(mka)
10 Jam operasi 24 24 24 24 24
Volume reservoir (%
11 20 20 20 20 20
max day demand)
50:50 s/d 50:50 s/d
12 SR : HR 80:20 70:30 70:30
80:20 80:20
Cakupan Pelayanan
13 *) 90 90 90 90 **) 70
(%)
Sumber: Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU, 1996

51
Universitas Sumatera Utara
Berikut adalah contoh perhitungan kebutuhan air untuk tahun 2028:
a) Konsumsi Unit Sambungan Rumah (SR)
Jumlah Terlayani (Jiwa) = Jumlah Penduduk (Jiwa) x Tingkat pelayanan (%)
= 133.736 jiwa x 80%
= 106.988 Jiwa
Kebutuhan Air = Jumlah Terlayani (Jiwa) x Konsumsi Air (liter/orang/hari)
= 106.988 Jiwa x 80 liter/orang/hari
= 0,099 m3/detik
Dengan cara dan metode yang sama, maka diperoleh jumlah kebutuhan air
unit sambungan rumah pada tabel 4.8 dibawah ini.
Tabel 4.8 Kebutuhan Air Unit Sambungan Rumah
Jumlah
Jumlah Tingkat Jumlah Konsumsi Air
Kebutuhan
No. Tahun Penduduk Pelayanan Terlayani Rata-Rata
Air
(Jiwa) (%) (Jiwa) (Liter/Org/Hari)
(m3/Detik)
[a] [b] [c] [d] [e] [f] [g]
1 2018 133161 80 106529 80 0,099
2 2028 133736 80 106988 80 0,099
3 2038 134693 80 107754 80 0,100
4 2048 136607 80 109285 80 0,101
Keterangan: [a] = Nomor urut
[b] = Tahun proyeksi
[c] = Hasil perhitungan proyeksi jumlah penduduk (tabel 4.12)
[d] = Tabel 4.11 , No.12, Kolom 2 (Kota Kecil)
[e] = [c] x [d]
[f] = Tabel 4.11, No.1, Kolom 2 (Kota Kecil)
[g] = (([e] x [f])/86400)/1000

b) Konsumsi Unit Hidran Umum (HU)


Jumlah terlayani (jiwa) = jumlah penduduk (jiwa) x tingkat pelayanan (%)
= 133.736 jiwa × 20%
= 26.747 jiwa
Kebutuhan air = Jumlah terlayani (jiwa) x konsumsi air (liter/orang/hari)
= 26.747 jiwa x 20 liter/orang/hari
= 0,006 m3/detik

52
Universitas Sumatera Utara
Dengan cara dan metode yang sama, maka diperoleh jumlah kebutuhan air
unit hidran umum pada tabel 4.9 dibawah ini.
Tabel 4.9 Kebutuhan Air Unit Hidran Umum
Jumlah
Jumlah Tingkat Jumlah Konsumsi Air
Kebutuhan
No. Tahun Penduduk Pelayanan Terlayani Rata-Rata
Air
(Jiwa) (%) (Jiwa) (Liter/Org/Hari) 3
(m /Detik)
[a] [b] [c] [d] [e] [f] [g]
1 2018 133161 20 26632 20 0,006
2 2028 133736 20 26747 20 0,006
3 2038 134693 20 26939 20 0,006
4 2048 136607 20 27321 20 0,006
Keterangan: [a] = Nomor urut
[b] = Tahun proyeksi
[c] = Hasil perhitungan proyeksi jumlah penduduk (tabel 4.13)
[d] = Tabel 4.11 , No.12, Kolom 2 (Kota Kecil)
[e] = [c] x [d]
[f] = Tabel 4.11, No.2, Kolom 2 (Kota Kecil)
[g] = (([e] x [f])/86400)/1000)
Maka, rekapitulasi kebutuhan air domestik dapat dilihat pada tabel 4.10.
Tabel 4.10 Kebutuhan Air Domestik
Jumlah Jumlah
Total
Kebutuhan Kebutuhan
Kebutuhan
Air Unit Air Unit
No. Tahun Air
Sambungan Hidran
Domestik
Rumah Umum
(m3/detik)
(m3/detik) (m3/detik)
1 2018 0,099 0,006 0,105
2 2028 0,099 0,006 0,105
3 2038 0,100 0,006 0,106
4 2048 0,101 0,006 0,108

53
Universitas Sumatera Utara
4.3.1.3 Kebutuhan Air Bersih untuk Fasilitas Pendidikan
Sesuai dengan standar dari Ditjen Cipta Karya Dinas PU tahun 1996,
kebutuhan air untuk fasilitas pendidikan adalah 10 liter/orang/hari (tabel 2.2).
Jumlah siswa dan guru pada tahun 2017 didapat dari BPS Asahan.
Kemudian dari data tersebut, maka dapat di proyeksikan jumlah siswa dan guru
sampai 2048. Berikut adalah perkiraan jumlah siswa dan guru sampai tahun 2048
pada tabel 4.11.
Tabel 4.11 Perkiraan Jumlah Siswa dan Guru

Jumlah Penduduk (Jiwa)


Jenis
No.
Pendidikan Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
2017 2018 2028 2038 2048
1 TK 1056 1058 1073 1089 1105
2 SD 15519 15542 15768 15999 16232
3 SLTP 7406 7417 7525 7635 7746
4 SMA/SMK 5532 5540 5621 5703 5786
Total 29513 29556 29987 30425 30870

Setelah diketahui proyeksi pertumbuhan jumlah siswa dan guru sampai


2048, maka dapat dihitung kebutuhan air untuk fasilitas pendidikan. Berikut
adalah contoh perhitungan kebutuhan air untuk fasilitas pendidikan pada tahun
2028:
diketahui: Jumlah siswa dan guru tahun 2028 = 29.944 jiwa
maka, Qmd = Jumlah orang × q (liter/orang/hari)
= 29.987 jiwa × 10 liter/orang/hari
= 299.870 liter/orang/hari
= 0,0035 m3/detik
Menghitung kebutuhan air pada tahun yang lain, digunakan cara yang
sama seperti contoh diatas. Hasil perhitungan kebutuhan air sampai tahun 2048
dapat dilihat pada Tabel 4.12.

54
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.12 Kebutuhan Air Fasilitas Pendidikan
Jumlah Siswa Kebutuhan
Konsumsi Air
No. Tahun dan Guru Air
(Liter/Orang/Hari)
(Jiwa) (m³/detik)
1 2018 29556 10 0,0034
2 2028 29987 10 0,0035
3 2038 30425 10 0,0035
4 2048 30870 10 0,0036

4.3.1.4 Kebutuhan Air Bersih untuk Fasilitas Ibadah


Sesuai dengan standar dari Ditjen Cipta Karya Dinas PU tahun 1996,
kebutuhan air untuk fasilitas peribadatan adalah 2000 liter/unit/hari (tabel 2.2).
Berikut adalah jumlah fasilitas ibadah sampai tahun 2048:
Tabel 4.13 Perkiraan Jumlah Fasilitas Ibadah

Jumlah Sarana (Unit)


Jenis
No.
Sarana Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
2017 2018 2028 2038 2048
1 Masjid 66 66 67 68 69
2 Mushola 121 121 123 125 126
3 Gereja 41 41 42 42 43
4 Kuil 0 0 0 0 0
5 Vihara 9 9 9 9 9
Total 237 237 241 244 248

Setelah diketahui proyeksi jumlah fasilitas ibadah sampai 2048, maka


dapat dihitung kebutuhan air untuk fasilitas peribadatan. Berikut adalah contoh
perhitungan kebutuhan air untuk fasilitas peribadatan pada tahun 2028:
diketahui: Jumlah sarana ibadah tahun 2028 = 241 unit
maka, Qmd = Jumlah unit x q (liter/unit/hari)
= 241 unit x 2.000 liter/orang/hari
= 482.000 liter/unit/hari
= 0,0084 m3/detik
Menghitung kebutuhan air pada tahun yang lain, digunakan cara yang
sama seperti contoh diatas. Hasil perhitungan kebutuhan air sampai tahun 2048
dapat dilihat pada Tabel 4.14.

55
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.14 Kebutuhan Air Fasilitas Peribadatan

Standar Kebutuhan Kebutuhan


Jumlah
No. Tahun Air Sarana Ibadah Air
Sarana (Unit)
(Liter/Unit/Hari) (m³/detik)

1 2018 237 3000 0,0082


2 2028 241 3000 0,0084
3 2038 244 3000 0,0085
4 2048 248 3000 0,0086

4.3.1.5 Kebutuhan Air Bersih untuk Fasilitas Kesehatan


Sesuai dengan standar dari Ditjen Cipta Karya Dinas PU tahun 1996,
kebutuhan air untuk fasilitas kesehatan adalah 2000 liter/unit/hari (tabel 2.2).
Berikut adalah jumlah fasilitas kesehatan sampai tahun 2048:
Tabel 4.15 Perkiraan Jumlah Fasilitas Kesehatan
Jumlah Sarana (Unit)
No. Jenis Sarana Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
2017 2018 2028 2038 2048
1 Rumah Sakit 3 3 3 3 3
2 Puskesmas 3 3 3 3 3
3 Rumah Bersalin 0 0 0 0 0
4 Balai Pengobatan 1 1 1 1 1
5 Poskesdes 0 0 0 0 0
Total 7 7 7 7 7

Setelah diketahui proyeksi jumlah fasilitas kesehatan sampai 2048, maka


dapat dihitung kebutuhan air untuk fasilitas kesehatan. Berikut adalah contoh
perhitungan kebutuhan air untuk fasilitas kesehatan pada tahun 2028:
diketahui: Jumlah sarana kesehatan tahun 2028 = 7 unit
maka, Qmd = Jumlah unit x q (liter/unit/hari)
= 7 unit x 2.000 liter/orang/hari
= 14.000 liter/unit/hari
= 0,0002 m3/detik
Menghitung kebutuhan air pada tahun yang lain digunakan cara yang sama
seperti contoh diatas. Hasil perhitungan kebutuhan air fasilitas kesehatan sampai
tahun 2048 dapat dilihat pada Tabel 4.16.

56
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.16 Kebutuhan Air Fasilitas Kesehatan
Standar
Jumlah Kebutuhan Air Kebutuhan
No. Tahun
Sarana (Unit) Sarana Kesehatan Air (m³/detik)
(Liter/Unit/Hari)
1 2018 7 2000 0,0002
2 2028 7 2000 0,0002
3 2038 7 2000 0,0002
4 2048 7 2000 0,0002

4.3.1.6 Kebutuhan Air Bersih untuk Fasilitas Perkantoran


Sesuai dengan standar dari Ditjen Cipta Karya Dinas PU tahun 1996,
kebutuhan air untuk fasilitas perkantoran 10 liter/orang/hari (tabel 2.2).
Kebutuhan air untuk fasilitas perkantoran ini dapat diketahui dengan cara mencari
berapa orang yang menempati berbagai instansi pemerintah maupun swasta.
Adapun jumlah pegawai atau karyawan sesuai yang tertera dalam BPS
Asahan Dalam Angka 2017 yaitu sekitar 4.570 jiwa. Sehingga jumlah pegawai
sampai tahun 2028 bisa dilihat pada tabel 4.17.
Tabel 4.17 Perkiraan Jumlah Tenaga Kerja Perkantoran
Jumlah Tenaga Kerja Perkantoran/Industri (Jiwa)
No. Kecamatan Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
2017 2018 2028 2038 2048
1 Kisaran Barat 4153 4159 4220 4281 4344
2 Kisaran Timur 417 418 424 430 436
Total 4570 4577 4643 4711 4780

Setelah diketahui proyeksi jumlah tenaga kerja perkantoran sampai 2048,


maka dapat dihitung kebutuhan air untuk perkantoran. Berikut adalah contoh
perhitungan kebutuhan air untuk perkantoran pada tahun 2028:
diketahui: Jumlah tenaga kerja tahun 2028 = 4.643 jiwa
maka, Qmd = Jumlah orang x q (liter/orang/hari)
= 4.643 jiwa x 10 liter/orang/hari
= 46.430 liter/orang/hari
= 0,0005 m3/detik

57
Universitas Sumatera Utara
Menghitung kebutuhan air pada tahun yang lain digunakan cara yang
sama seperti contoh diatas. Hasil perhitungan kebutuhan air untuk perkantoran
sampai tahun 2048 dapat dilihat pada Tabel 4.18.
Tabel 4.18 Kebutuhan Air Perkantoran

Jumlah Standar Kebutuhan Kebutuhan


No. Tahun Tenaga Kerja Air Tenaga Kerja Air
(Jiwa) (Liter/Orang/Hari) (m³/detik)
1 2018 4577 10 0,0005
2 2028 4643 10 0,0005
3 2038 4711 10 0,0005
4 2048 4780 10 0,0006

4.3.1.7 Kebutuhan Air Bersih untuk Niaga Besar


Sesuai dengan standar dari Ditjen Cipta Karya Dinas PU tahun 1996,
kebutuhan air untuk niaga besar adalah 1000-5000 liter/unit/hari. Kebutuhan air
untuk niaga besar ini dapat diketahui dengan cara mencari berapa jumlah niaga
besar di masing-masing kecamatan di kota Kisaran.
Adapun jumlah niaga besar sesuai yang tertera dalam BPS Asahan Dalam
Angka 2017 yaitu sekitar 81 unit. Sehingga jumlah niaga besar sampai tahun 2048
bisa dilihat pada tabel 4.19.
Tabel 4.19 Perkiraan Jumlah Niaga Besar
Jumlah Niaga Besar
No. Kecamatan Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
2017 2018 2028 2038 2048
1 Kisaran Barat 29 29 29 30 30
2 Kisaran Timur 52 52 53 54 54
Total 81 81 82 84 85

Setelah diketahui proyeksi jumlah niaga besar sampai 2048, maka dapat
dihitung kebutuhan air untuk niaga besar. Berikut adalah contoh perhitungan
kebutuhan air untuk niaga besar pada tahun 2028:
diketahui: Jumlah niaga besar tahun 2028 = 82 unit
Maka, Qmd = Jumlah unit x q (liter/unit/hari)
= 82 x 5000
= 410.000 liter/unit/hari

58
Universitas Sumatera Utara
= 0,0048 m3/detik
Menghitung kebutuhan air pada tahun yang lain digunakan cara yang sama
seperti contoh diatas. Hasil perhitungan kebutuhan air untuk niaga besar sampai
tahun 2048 dapat dilihat pada Tabel 4.20.
Tabel 4.20 Kebutuhan Air Niaga Besar

Standar Kebutuhan Kebutuhan


Jumlah Niaga
No. Tahun Air Niaga Besar Air
Besar (Unit)
(Liter/Unit/Hari) (m³/detik)
1 2018 81 5000 0,0047
2 2028 82 5000 0,0048
3 2038 84 5000 0,0048
4 2048 85 5000 0,0049

4.3.1.8 Kebutuhan Air Bersih untuk Niaga Kecil


Sesuai dengan standar dari Ditjen Cipta Karya Dinas PU tahun 1996,
kebutuhan air untuk niaga kecil adalah 600-900 liter/unit/hari. Kebutuhan air
untuk niaga kecil ini dapat diketahui dengan cara mencari berapa jumlah niaga
kecil di kecamatan Kota Kisaran.
Adapun jumlah niaga kecil sesuai yang tertera dalam BPS Asahan Dalam
Angka 2017 yaitu sekitar 6.455 unit. Sehingga jumlah niaga kecil sampai tahun
2048 bisa dilihat pada tabel 4.21.
Tabel 4.21 Perkiraan Jumlah Niaga Kecil
Jumlah Niaga Kecil
No. Kecamatan Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
2017 2018 2028 2038 2048
1 Kisaran Barat 1174 1176 1193 1210 1228
2 Kisaran Timur 5281 5289 5366 5444 5524
Total 6455 6464 6559 6655 6752

Setelah diketahui proyeksi jumlah niaga kecil sampai 2048, maka dapat
dihitung kebutuhan air untuk niaga kecil. Berikut adalah contoh perhitungan
kebutuhan air untuk niaga kecil pada tahun 2028 :
Diketahui : Jumlah niaga kecil tahun 2028 = 6.559 unit
Maka, Qmd = Jumlah unit x q (liter/unit/hari)
= 6.559 unit × 900 liter/unit/hari

59
Universitas Sumatera Utara
= 5.903.100 liter/unit/hari
= 0,0683 m3/detik
Menghitung kebutuhan air pada tahun yang lain digunakan cara yang sama
seperti contoh diatas. Hasil perhitungan kebutuhan air untuk niaga kecil sampai
tahun 2048 dapat dilihat pada Tabel 4.22.
Tabel 4.22 Kebutuhan Air Niaga Kecil

Standar Kebutuhan Kebutuhan


Jumlah Niaga
No. Tahun Air Niaga Kecil Air
Kecil (Unit)
(Liter/Unit/Hari) (m³/detik)
1 2018 6464 900 0,0673
2 2028 6559 900 0,0683
3 2038 6655 900 0,0693
4 2048 6752 900 0,0703

4.3.1.9 Kebutuhan Air Total Domestik dan Non Domestik


Dari hasil perhitungan kebutuhan air bersih di beberapa kecamatan di
Kabupaten Asahan, maka dapat dibuat tabel rekapitulasi kebutuhan air bersih
seperti dapat dilihat pada Tabel 4.23. Pada tahun 2018 (proyeksi 1 tahun)
diketahui bahwa total kebutuhan air domestik dan non domestik adalah sebesar
0,303 m3/detik dan pada tahun 2048 (proyeksi 30 tahun) didapat total kebutuhan
air bersih adalah sebesar 0,313 m3/detik. Untuk lebih jelas dapat di lihat pada
Tabel 4.23 sebagai berikut:
Tabel 4.23 Rekapitulasi Kebutuhan Air Total Domestik dan Non Domestik

Kebutuhan Air Bersih (m³/detik)


No. Uraian
Tahun Tahun Tahun Tahun
2018 2028 2038 2048
I Sektor Domestik
Sambungan Rumah
1 0,099 0,099 0,100 0,101
Tangga
2 Hidran Umum 0,006 0,006 0,006 0,006
Sektor Non
II
Domestik
3 Pendidikan 0,003 0,003 0,004 0,004
4 Peribadatan 0,008 0,008 0,008 0,009
5 Kesehatan 0,000 0,000 0,000 0,000
6 Perkantoran 0,001 0,001 0,001 0,001

60
Universitas Sumatera Utara
7 Niaga Besar 0,005 0,005 0,005 0,005
8 Niaga Kecil 0,067 0,068 0,069 0,070
Total 0,189 0,191 0,193 0,196

4.4 Kebutuhan Air untuk Pemeliharaan Sungai


Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2011
pasal 25 ayat 3 dan 4 tentang sungai:
Ayat 3: Perlindungan aliran pemeliharaan sungai dilakukan dengan
mengendalikan ketersediaan debit andalan 95% (sembilan puluh lima persen).
Ayat 4: Dalam hal debit andalan 95% (sembilan puluh lima persen) tidak tercapai,
pengelola sumber daya air harus mengendalikan pemakaian air di hulu.
Maka untuk pemeliharaan sungai diambil dari sisa pemakaian dari
kebutuhan air domestik dan non domestik pada debit Q95.

61
Universitas Sumatera Utara
Pada tabel 4.24 dapat dilihat debit minimum pada sungai Sei Silau yang terjadi hanya selama 2 bulan dalam periode ulang selama
10 tahun. Maka, debit sungai masih dapat memenuhi kebutuhan air untuk kota Kisaran.
Tabel 4.24 Rekapitulasi Debit Sungai Sei Silau selama 10 Tahun
NO. TAHUN SATUAN JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES
3
1 2008 m /det 54,34 33,52 37,10 27,77 30,53 31,88 39,69 70,46 126,35 128,48 90,57 80,96
2 2009 m3/det 62,45 37,63 91,10 68,28 58,16 34,01 32,84 30,93 83,33 81,28 46,89 27,89
3
3 2010 m /det 54,34 33,52 19,56 11,84 7,04 19,29 32,07 17,88 28,53 34,82 71,39 44,97
4 2011 m3/det 26,59 16,41 26,26 14,83 14,57 15,30 8,61 72,16 94,65 87,28 72,18 41,40
3
5 2012 m /det 98,58 55,62 60,67 48,27 40,85 39,51 83,64 40,66 87,55 125,17 59,51 77,16
6 2013 m3/det 37,84 48,54 48,73 101,80 118,98 67,98 40,43 48,60 63,28 101,75 100,45 106,02
7 2014 m3/det 60,51 37,33 21,78 26,32 20,87 12,24 9,69 40,27 40,45 54,16 42,72 69,51
8 2015 m3/det 62,60 37,09 21,64 13,10 7,79 9,50 51,99 113,72 133,09 122,57 71,12 42,30
9 2016 m3/det 25,38 15,66 9,14 5,53 20,45 12,40 18,59 10,45 19,46 25,47 14,48 16,23
10 2017 m3/det 46,00 25,75 24,95 31,57 71,17 39,68 26,28 33,21 68,93 66,14 123,67 125,77
Average 52,86 34,11 36,09 34,93 39,04 28,18 34,38 47,83 74,56 82,71 69,30 63,22

62
Universitas Sumatera Utara
Kebutuhan air untuk pemeliharaan sungai dapat dihitung dengan
persamaan sebagai berikut:

diketahui: Debit andalan Q95 adalah 9,69 m3/detik


maka, Qpemeliharaan sungai = Debit andalan Q95 x 20%
= 9,69 x 0,2
= 1,94 m3/detik
Hasil perhitungan kebutuhan air untuk pemeliharaan sungai dapat dilihat
pada Tabel 4.25.
Tabel 4.25 Kebutuhan Air untuk Pemeliharaan Sungai
Debit Andalan (Q95) Kebutuhan Air Pemeliharaan Sungai
3
(m /detik) (m3/detik)
9,69 1,94

Maka, berdasarkan perhitungan diatas, kebutuhan air untuk pemeliharaan


sungai adalah sebesar 1,94 m3/detik.

4.5 Evaluasi Ketersediaan Air dan Kebutuhan Air


Evaluasi ketersediaan dan kebutuhan air bertujuan untuk mengetahui
apakah air yang tersedia dari debit andalan sungai Sei Silau mencukupi besar
kebutuhan air domestik dan non domestik dan kebutuhan air untuk pemeliharaan
sungai. Evaluasi ketersediaan air dan kebutuhan air dapat dilihat pada tabel 4.26.
Tabel 4.26 Perbandingan Ketersediaan dan Kebutuhan Air
Kebutuhan Kebutuhan
Ketersediaan Total
Air Untuk Air Domestik Neraca
Air DAS Sei Kebutuhan
No. Tahun Pelestarian & Non Air
Silau Air
Sungai Domestik (m³/detik)
(m³/detik) (m³/detik)
(m³/detik) (m³/detik)
1 2018 9,69 1,94 0,189 2,13 7,56
2 2028 9,69 1,94 0,191 2,13 7,56
3 2038 9,69 1,94 0,193 2,13 7,56
4 2048 9,69 1,94 0,196 2,13 7,56

63
Universitas Sumatera Utara
Di bawah ini dapat dilihat grafik kebutuhan air tahun 2018 sampai tahun
2048 pada Gambar 4.5. dan grafik perbandingan kebutuhan air dengan
ketersediaan air pada Gambar 4.6.

80%
70%
60%
50%
Percentage (%)

40%
30%
20%
10%
0%
2018 2028 2038 2048
Pemeliharaan Sungai 20% 20% 20% 20%
Domestik & Non Domestik 1,95% 1,97% 1,99% 2,02%
Air Sungai Sisa 78,05% 78,03% 78,01% 77,98%

Gambar 4.5 Grafik Kebutuhan Air Tahun 2018 – 2048

10,00
9,00
8,00
7,00
Percentage (%)

6,00
5,00
4,00
3,00
2,00
1,00
0,00
2018 2028 2038 2048
Ketersediaan Air (m3/detik) 9,69 9,69 9,69 9,69
Kebutuhan Air (m3/detik) 2,13 2,13 2,13 2,13

Gambar 4.6 Grafik Perbandingan Ketersediaan Air dan Kebutuhan Air


Tahun 2018 – 2048

64
Universitas Sumatera Utara
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
1. Dari perhitungan didapat ketersediaan air sungai Sei Silau berdasarkan nilai
debit andalan Q95 = 9,69 m3/det.
2. Dari hasil perhitungan perbandingan antara ketersediaan air daerah aliran
sungai Sei Silau dengan total kebutuhan air keseluruhan, dapat disimpulkan
bahwa ketersediaan air pada proyeksi 10 tahun mendatang hingga 30 tahun
mendatang masih mencukupi untuk memenuhi kebutuhan air total.

5.2. Saran
1. Untuk menjaga kuantitas debit air sungai Sei Silau, maka perlu diadakan
konservasi lahan dan diharapkan kepada masyarakat agar menjaga kelestarian
sungai Sei Silau.
2. Untuk kedepannya perlu direncanakan bangunan air seperti embung atau
waduk untuk menambah ketersediaan air mengingat semakin meningkatnya
jumlah penduduk.

65
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Sukmanda, Raden Mohamad Barly. Terunajaya. 2016. Analisis Ketersediaan Dan
Kebutuhan Air Pada Daerah Aliran Sungai Percut Untuk Memenuhi
Kebutuhan Air Bersih Di Kabupaten Deli Serdang, dalam jurnal: Teknik
Sipil Universitas Sumatera Utara.
Kansil, Glend Randy. Dkk. 2015, Analisis Neraca Air Sungai Akembuala di Kota
Tahuna Kabupaten Sangihe, dalam jurnal: Sipil Statik, Vol. 3 No. 7, 503 –
514, ISSN 2337-6732.
Gustian, Meri. Dkk. 2014. Optimasi Parameter Model Dr. Mock Untuk
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, dalam jurnal: Teknik Sipil Pascasarjana
Universitas Syiah Kuala, Vol. 3 No. 1, 36-45, ISSN 2302-0253.
Tanudjaja, Andronikus Pebakirang. Sumarauw, Lambertus Jeffry S. F. 2015.
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Bersih Di Desa Munte Kecamatan
Likupang Barat Kabupaten Minahasa Utara, dalam jurnal: Jurnal Sipil
Statik Vol.3 No.8 Agustus 2015 (531-542) ISSN: 2337-6732.
Sari, Indra Kusuma. Dkk. 2013. Analisa Ketersediaan dan Kebutuhan Air Pada
DAS Sampean, dalam jurnal: Teknik Sipil , Vol. 2 No.6, 57-68. ISSN 2407-
7332.
Suripin. 2004. Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan. Yogyakarta : C.V.
Andi Offset.
Zulkipli, dkk. 2012. Analisa Neraca Air Permukaan DAS Renggung untuk
Memenuhi Kebutuhan Air Irigasi dan Domestik. Jurnal Teknik Pengairan.
(Online). Volume 3. Nomor 2.
Makwiza, Chikondi. Dkk. 2015. A Conceptual Theoretical Framework to
Integrally Assess the Possible Impacts of Climate Change on Domestic
Irrigation Water Use, dalam jurnal: Water SA, Vol. 41 No. 5, 586-593,
ISSN 1816-7950.
Limantara, Lily Montarcih. 2010. Hidrologi Praktis. Bandung: Lubuk Agung.
Ginting, Makmur. 2014. Rekayasa Irigasi. Medan, USU Press
Guo, Bin. Dkk. 2015. Risk Assessment of Regional Irrigation Water Demand and
Supply in an Arid Inland River Basin of Northwestern China, dalam jurnal:
Sustainability, Vol. 7, 12958-12973, ISSN 2071-1050.

Universitas Sumatera Utara


Eteng, E. U. Dkk. 2014. Estimating Water Needs of Soybean (Glycine Max) Using
the Penman Model Method in Umudike Southeastern Nigeria, dalam jurnal:
International Journal of Agricultural Science and Research, Vol. 4 No. 4,
49-58, ISSN(P) : 2250-0057 ; ISSN(E) : 2321-0087.
Direktorat Jenderal Pengairan. 1986. Buku Petunjuk Perencanaan Irigasi Bagian
Penunjang untuk Standar Perencanaan Irigasi. Bandung : CV. Galang
Persada.
Direktorat Jenderal Pengairan. 1986. Standar Perencanaan Irigasi (KP-01 & KP-
03). Departemen Pekerjaan Umum. Bandung: CV. Galang Persada.
Direktorat Jenderal Cipta Karya. 2000. Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya.
Dinas Pekerjaan Umum. Jakarta.
Sutapa, I Wayan. 2015. Study Water Availability of Malino River to Meet the
Need of Water Requirement in District Ongka Malino, Central Sulawesi of
Indonesia, dalam jurnal: International Journal of Engineering and
Technology, Vol. 7 No. 3, 1069 – 1075, ISSN 0975-4024.
Syahyadi, Rizal. 2010. Optimasi Sungai Krueng Keureuto Bagi Pengembangan
Kota Lhoksukon Aceh Utara, dalam jurnal : Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Lhokseumawe.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai