Pendahuluan
Hidrometri adalah ilmu yang mempelajari cara-cara
pengukuran air.
Cek data
muka air Rating
Curve
Q t
Q Analisis:
• Banjir rancangan
Data muka air • Debit andalan
• Kekeringan, dll.
Qs
Stage
Lengkung Sediment
H Hydrograph
Hydr. Sedimen
Variabel
Qs
hidrologi lain
&
Pos duga air t data klimatologi
t
Pengukuran Analisis:
debit Variabel penggerusan
hidrologi lain pengendapan
Pengambilan Analisis & sedimentasi waduk
sampel sedimen Laboratorium parameter DAS dll.
Pendahuluan
Perencanaan dan pelaksanaan survey sungai harus
memperhatikan faktor-faktor berikut:
1. Luas daerah survey,
2. Keragamanan data yang diperlukan,
3. Kerapatan titik pengukuran
4. Frekuensi pengukuran,
5. Periode atau jangka waktu pengukuran,
6. Waktu pengukuran dalam kaitannya dengan
regim sungai,
7. Akurasi pengukuran, dan
8. Metode pengolahan data.
Jenis Survey Sungai
Jenis survey yang umum dilakukan:
1. Pemetaan,
2. Pengukuran dasar sungai,
3. Pengamatan duga muka air,
4. Pengukuran kecepatan arus,
5. Pengukuran sedimen,
6. Pengamatan kualitas air sungai.
Pemetaan Sungai
Pemetaan topografi sungai dimaksudkan untuk
mendapatkan peta sungai yang berupa peta situasi,
tampang memanjang serta tampang melintang
sungai.
Untuk pengukuran
sungai dengan fluktuasi
muka air yang tinggi,
digunakan alat perekam
tinggimuka air otomatis
(Automatic Water Level
Recorder).
Pengukuran Debit
Pengukuran Kecepatan Arus dengan Pelampung
Pengukuran kecepatan aliran dengan menggunakan
pelampung dapat dilakukan apabila dikehendaki
besaran kecepatan aliran dengan tingkat ketelitian
yang relatif rendah.
Cara pengukuran adalah dengan prinsip mencari
besarnya waktu yang diperlukan untuk bergeraknya
pelampung pada sepanjang jarak tertentu. Kecepatan
arus dapat dihitung dengan L/T (m/det).
Pelampung dapat berupa sembarang benda yang
dapat terapung, misal bola ping-pong, gabus, kayu
dll.
Pengukuran Debit
Pengukuran Kecepatan Arus dengan Pelampung
Kabel Kontak
Propeler (baling-baling)
Body
Current Ekor Current Meter
Meter
Pengukuran Debit
Ada beberapa cara pengukuran kecepatan aliran
dalam satu penampang basah, antara lain:
1. Garis lengkung kecepatan ke arah vertikal,
2. Pengukuran dua titik kedalaman,
3. Pengukuran pada titik 0,6 kedalaman,
4. Pengukuran pada titik 0,2 kedalaman,
5. Pengukuran pada tiga titik kedalaman,
6. Pengukuran bawah permukaan.
Pengukuran Debit
Pelaksanaan pengukuran aliran (arus) dapat
dilakukan dengan:
1. Pengukuran dengan merawas
2. Pengukuran dengan perahu
3. Pengukuran dengan kabel gantung melintang
4. Pengukuran dari jembatan
Kecepatan aliran yang diukur dengan alat ukur arus dapat
dilaksanakan diantaranya dengan cara :
merawas
kereta gantung
perahu melintang
Pelampung
jembatan
merawas
Kereta gantung
PERAHU
JEMBATAN
Pengukuran kecepatan aliran
Cara satu titik dilakukan pada titik 0,6 kedalaman
dari permukaan air. Kecepatan
aliran pada 0,6 kedalaman tersebut
merupakan kecepatan rata-rata
vertikal kedalaman. Metode ini
digunakan apabila kedalaman air < 6
x propeler + 2 x jarak antara
sumbu alat ukur arus dan dasar
0,6
pemberat (pengukuran
menggunakan kabel penduga dan
pemberat). Metode ini juga
digunakan apabila metode lain tidak
mungkin dilakukan.
Q=Σ(a*v)
Q = debit (m3/detik)
a = luas bagian penampang basah (m2)
v = kecepatan aliran rata‑rata pada luas
bagian penampang basah (m/detik)
Pengukuran Debit Pengukura
Metode penampang tengah (Mid Section Method)
b
b n 1
q x V xd x x 1
2
x -1
Q i 1
q i
Pengukuran Debit Pengukura
Metode penampang rata-rata (Mean Section Method)
q
V V d d
x
.x -1 x x -1
. b x b x-1 Q
n 1
i 1
qi
x
2 2
Pengukuran Debit Pengukura
contoh sketsa pengukuran kecepatan aliran dengan
current meter
no. 106
M.A: + 2.81 m
Sakala V:1, H:4 Muka air
7.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.50 11.00 8.50 6.00
0.52
Rai 0 0.90 Rai 123
Rai 7 1.96
2.75 Rai 117
3.58 3.52 3.60 3.40
3.70
4.02
Rai 17 4.50
5.02
Rai 108
Rai 67
Rai 27 Rai 37 Rai 57
Rai 47
Rai 77
Dasar sungai Rai 87
Rai 97
Q a*H b
Pengukuran Sedimen
Pada umumnya, transpor sedimen dasar mudah
dihitung tetapi sulit diukur. Sebaliknya, transpor
sedimen suspensi mudah diukur tetapi sulit
dihitung.
Pembedaan kedua jenis transpor sedimen ini
sangat penting dalam kaitannya dengan instrumen
pengukur sedimen.
Pengukuran Sedimen Dasar
Transpor sedimen dasar umumnya diukur sebagai
berat per satuan waktu dan per satuan lebar
sungai.
Sedimen dasar dapat diukur dengan dua cara, yaitu
cara langsung dan tidak langsung.
Pengukuran Sedimen Dasar
Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam
pengukuran transpor sedimen dasar adalah:
Instrumen alat harus dikalibrasi,
Pengukuran sebaiknya dilakukan di beberapa
titik di setiap tampang pengukuran (jangka
panjang)
Pengukuran harus dilakukan dengan hati-hati
agar sediman dasar dan sedimen suspensi tidak
tercampur,
Tebal lapis sediman dasar setidaknya sama
dengan diameter butir terbesar.
Pengukuran Langsung
Pengukuran transpor sedimen dasar secara
langsung dapat dilakukan dengan instrumen:
• Keranjang (box-and basket-type)
• Panci (pan-type)
• Perangkap (pit-type)
Pengukuran Langsung
• Keranjang (box-and basket-type)
Muhlhofer sampler
Pengukuran Langsung
• Keranjang (box-and basket-type)
Karolyi sampler
Pengukuran Langsung
• Keranjang (box-and basket-type)
VUV sampler
Pengukuran Langsung
• Panci (pan-type)
Bedload Transport
Meter of Arnhem
(BTMA)
Pengukuran Langsung
• Perangkap (pit-type)
Pit sampler
Pengukuran Tak Langsung
Pengukuran transpor sedimen dasar secara tak
langsung dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
• Dengan pengukuran material dasar
pada pengukuran cara ini, material dasar diambil
pada berbagai duga muka air
Contoh Sedimen
sampler
Contoh Hitungan transpor sedimen dasar (dengan BTMA)
No Waktu sampling Volume Transpor (m3/hari)
(menit) sampel (cm3)
(1) (2) (3) (4) (5)= [(3)/
(4)]x[(24x60)/106)]
1 1 28 0.085 0.47
2 1 22 0.085 0.37
3 1 25 0.085 0.42
4 1 25 0.085 0.42
5 1 20 0.085 0.34
6 1 30 0.085 0.51
7 1 20 0.085 0.34
8 1 25 0.085 0.42
9 1 15 0.085 0.25
10 1 18 0.085 0.30
Jumlah 3.84
Rata-rata 0.384