Oleh:
Abstrak
GOWA”
Melalui skripsi ini kami mengucapkan terima kasih atas segala bantuan,
bimbingan, saran dan petunjuk sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan rasa hormat dan
1. Bapak Dr. H. Abdul Rahman Rahim, SE., MM. selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Ir. Hamzah Al Imran, ST., MT., IPM selaku Dekan Fakultas
3. Bapak Andi Makbul Syamsuri, ST., MT., IPM selaku Ketua Prodi Sipil
v
4. Bapak Dr. Ir. H. Muhammad Idrus Ompo,Sp., PSDA selaku Pembimbing
I dan Bapak Dr. Muh. Yunus Ali, ST., MT., IPM selaku Pembimbing II
5. Bapak dan Ibu Dosen serta para Staf Administrasi pada Jurusan Teknik
7. Ayah dan Ibu yang tercinta, penulis mengucapkan terima kasih yang
Serta semua pihak yang telah membantu kami. Selaku manusia biasa
tentunya kami tak luput dari kesalahan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
Penulis
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
PERSETUJUAN JUDUL
A. Sungai........................................................................................ 7
vii
5. Struktur Sungai ..................................................................... 11
B. Hidrologi .................................................................................. 20
C. Hidrolika ................................................................................... 32
viii
F. Penanggulangan tebing Sungai dengan Bronjong ..................... 51
ix
5. Perhitungan Kestabilan Lereng Dengan Metode Potongan
Fillenius dan Bishop ........................................................... 109
B. Saran.......................................................................................... 116
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
xi
20. Sketsa Penampang Sungai Jenelata STA 0 + 100 ................................ 83
26. Sketsa Penampang Sungai Jenelata Debit kala ulang 2 tahun ........... 99
27. Sketsa Penampang Sungai Jenelata Debit kala ulang 5 tahun .......... 100
28. Sketsa Penampang Sungai Jenelata Debit kala ulang 10 tahun ........ 100
29. Sketsa Penampang Sungai Jenelata Debit kala ulang 25 tahun ........ 101
30. Sketsa Penampang Sungai Jenelata Debit kala ulang 50 tahun ........ 102
31. Sketsa Penampang Sungai Jenelata Debit kala ulang 100 tahun ...... 102
32. Profil Muka Air Sungai Jenelata Pada Q2, Q5, Q10, Q25, Q50, dan
Q100 ...................................................................................................... 103
33. Analisis lingkarang gelincir dengai memakai cara Fillenius dan Bishop
............................................................................................................. 110
xii
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
11. Analisis Curah Rencana dengan Metode Log Pearson Type III ...... 65
xiii
18. Hasil perhitungan tampungan Sungai Jenelata Kondisi debit
Normal ( Qn ) .................................................................................... 80
23. Rekapitulasi Tinggi Muka Air Sungai Jenelata Pada Debit Q2,
Q5, Q10, Q25, Q50, dan Q100 ............................................................... 103
xiv
DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN
N = jumlah data
Sd = Standar deviasis
Yt = Reduce Variate
Yn = Reduce Mean
K = faktor frekuensi
Sx = standar deviasi
xv
A = luas penampang (m2)
n = Koefisien Manning
L = Jarak Perseksi
m = Kemiringan Talud
Fr = Angka Froude
g = Gaya gravitasi
I = Kemiringan saluran
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bumi yang mengalir menurut kondisi permukaan bumi dari mata air melewati
beberapa alur sungai menuju ke danau atau laut secara dinamis. Air yang
Gerusan adalah fenomena alam yang terjadi karena erosi terhadap aliran air
pada dasar dan tebing saluran alluvial atau proses menurunnya atau semakin
interaksi antara aliran dengan material dasar sungai (Hoffmans and Verheij,
morfologi sungai berupa tikungan dan pelebaran sungai akibat aliran air
sungai yang mengalami kenaikan tinggi muka air. Penambahan gerusan akan
1
2
tebing sungai yang diakibatkan oleh gerusan, salah satunya di Sungai Jenelata
yang merupakan salah satu anak sungai Jeneberang yang berada di Kecamatan
musim penghujan. Bagian kerusakan yang parah yaitu pada bagian tikungan
sungai. Hal ini dikarenakan aliran sungai pada belokan atau tikungan sungai
tebing dan serta memungkinkan terjadinya degradasi pada tebing sungai. Hal
bantaran aliran sungai. Tingkat kerusakan tebing sungai perlu ditekan agar
Adapun titik tinjau pada penelitian berada pada bagian hilir jembatan
dengan jarak 400 m, dan jarak setiap titik penelitian untuk tiap STA berkisar
100 m, tiap titik STA mempunyai kerusakan pada tebing sungai akibat
gerusan yang terjadi, meskipun pada kondisi kecepatan aliran yang normal
tanah pada lokasi yaitu tanah podsolik dengan nilai erodibiltas atau kepekaan
akibat pengaruh dari kecepatan aliran normal ataupun kecepatan aliran pada
sungai yang berfungsi untuk melindungi tebing terhadap gerusan pada tebing
sungai.
4
KABUPATEN GOWA”.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
Gowa.
E. Batasan Masalah
F. Sistematika Penulisan
Bab II Kajian Pustaka yang meliputi ; tentang teori singkat yang digunakan
mencakup lokasi penelitian, jenis penelitian dan sumber data, analisis dan
Bab IV Hasil dan Pembahasan yang meliputi ; tentang tahap penelitian yang
kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis desain serta saran-saran dari
6
penulis yang tentunya diharapkan agar penelitian ini berguna untuk ilmu
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sungai
1. Defenisi Sungai
berat. Alur sungai adalah suatu alur yang panjang di atas permukaan bumi
tersentuh aliran air ini di sebut alur sungai. Dan perpaduan antara alur
2008).
1991 tentang sungai yaitu dalam peraturan pemerintah pasal 1 ayat 1 ini
yang di maksud dengan sungai adalah suatu tempat dan wadah-wadah serta
jaringan pengaliran air mulai dari mata air sampai muara dengan di batasi
merupakan saluran dimana air mengalir dengan muka air bebas. Pada
7
8
saluran terbuka ,misalnya sungai (saluran alam), variabel aliran sangat tidak
teratur terhadap ruang dan waktu. Variabel tersebut adalah tampang lintang
lainnya mirip dengan daerah yang didalamnya terdapat air yang mengalir
2) Suatu daerah yang didalamnya terdapat air yang mengalir secara terus
menerus.
2. Morfologi Sungai
(bentuk atau ukuran), jenis, sifat, dan perilaku sungai dengan segala aspek
permukaan. Aliran air ini melintasi permukaan bumi dan membentuk aliran
9
grafik di bawh ini. Proses tektonik, adanya geografi tanah dan batuan,
morfologi sungai.
Vegetasi
3. Perilaku Sungai
dan sumber utamanya berasal dari alam. Akan tetapi di samping fungsinya
kemiringan sungainya curam, gaya tarik aliran airnya cukup besar. Tetapi
mengendap di bagian hulu, sungai itu lebih besar dari pada di bagian hilir
sungai ke luar dari daerah pegunungan yang curam dan memasuki dataran
yang lebih landai, maka pada lokasi ini terjadi proses pengendapan yang
berbentuk apa yang di sebut kipas pengendapan. Pada lokasi tersebut sunagi
bertambah lebar dan dangkal, erosi dasar sungai tidak lagi dapat terjadi,
secara terus-menerus naik, dan sedimen yang hanyut terbawa arus banjir,
11
bersama dengan luapan air banjir tersebar dan mengendap secara luas
membentuk alluvial. Pada daerah dataran yang rata alur sungai tidak stabil
dan apabila sungai mulai membelok, maka terjadilah erosi pada tebing
meander.
buatan maupun alamiah, yang dapat kita jumpai di perlihatkan pada gambar
berikut.
5. Struktur Sungai
Keterangan :
A = bantaran sungai
B = tebing/jering sungai
C = badan sungai
E = dasar sungai
F = vegetasi riparian
menyebutkan bahwa bagian dari bentuk luar sungai secara rinci dapat di
struktur sungai. Struktur sungai dapat dilihat dari tepian aliran sungai
(tanggul sungai), alur bantaran, bantaran sungai dan tebing sungai, yang
Alur sungai adalah bagian dari muka bumi yang selalu berisi air
yang mengalir yang bersumber dari aliran limpasan, aliran sub surface run-
3) Bantaran sungai
rawan. Terletak antara badan sungai dengan tanggul sungai, mulai dari
tebing sungai hingga bagian yang datar. Peranan fungsinya cukup efektif
4) Tebing sungai
Semakin terjal akan semakin besar sudut lereng yang terbentuk. Tebing
6. Alur Sungai
Suatu alur sungai dapat dibagi menjadi tiga bagian. Tiga bagian
1) Bagian Hulu
erosi karena memiliki kemiringan lereng yang besar (lebih besar dari 15%).
Alur di bagian hulu ini biasanya mempunyai kecepatan yang lebih besar
dari bagian hilir, sehingga saat banjir material hasil erosi yang diangkut
tidak saja partikel sedimen yang halus akan tetapi juga pasir, kerikil bahkan
batu.
2) Bagian Tengah
Bagian ini merupakan daerah peralihan dari bagian hulu dan hilir.
Kemiringan dasar sungai lebih landai sehingga kecepatan aliran relatif lebih
kecil dari bagian hulu. Bagian ini merupakan daerah keseimbangan antara
proses erosi dan sedimentasi yang sangat bervariasi dari musim ke musim.
3) Bagian Hilir
disebabkan oleh daya rusak air. Pengendalian daya rusak air diutamakan
1. Upaya Pencegahan
diakibatkan oleh daya rusak air. Daya rusak air adalah daya air yang dapat
merugikan kehidupan. Contoh dari daya rusak air seperti banjir, erosi,
hulu dan hilir wilayah sungai adalah penyelarasan antara upaya kegiatan
mengenai pencegahan kerusakan dan bencana akibat daya rusak air diatur
2. Upaya Menanggulangi
dilakukan secara terpadu oleh instansi terkait dan masyarakat melalui suatu
bencana akibat daya rusak air diatur lebih lanjut dengan peraturan
pemerintah.
fungsi lingkungan hidup dan sistem prasarana sumber daya air. Pemulihan
daya air, dan masyarakat. Pengendalian daya rusak air dilakukan pada
sungai, danau, waduk dan/atau bendungan, rawa, cekungan air tanah, sistem
irigasi, air hujan, dan air laut yang berada di darat. Ketentuan mengenai
bendungan, rawa, cekungan air tanah, sistem irigasi, air hujan, dan air laut
8. Stabilitas Tanah
sifat teknis tanah itu sendiri, seperti sifat kompresibilitas, kapasitas dukung,
18
teknik yang lebih efektif dan juga memerlukan dana yang cukup besar,
yakni dengan mencampur tanah dengan pasir atau semen, grouting atau
kuat menahan lendutan berlebih yang dapat menyebabkan lapisan atas retak,
mendistribusikan beban lebih jauh lagidengan lebih baik. Selain itu, tebal
lapisan tanah yang harus dibuat juga berkurang sehingga juga mengurangi
biaya pembangunan.
kerja dan jalan yang cukup kuat dan memenuhi syarat sebagai landasan.
b) Meningkatkan sifat tanah yang ada di lokasi sehingga dapat lebih baik
Cara ini dilakukan dengan mencampur dua atau lebih macam tanah
dengan gradasi berbeda sehingga materialnya menjadi lebih baik, kuat dan
20
memenuhi syarat. Cara ini juga bisa dilakukan dengan membongkar tanah di
syarat.
agar dapat memenuhi syarat. Bahan yang ditambahkan biasanya dari pabrik
B. Hidrologi
yang terjadi di daerah tersebut. Pada saat air hujan jatuh ke bumi, sebagian
air jatuh langsung ke permukaan bumi dan ada juga yang terhambat oleh
intersepsi (interception loss), curahan tajuk (through fall) dan aliran batang
(stem flow). Kehilangan intersepsi adalah air yang jatuh ke vegetasi tetapi
belum sampai mencapai tanah sudah menguap. Curahan tajuk adalah air
hujan yang tidak langsung jatuh ke bumi, tetapi terhambat oleh dedaunan
terlebih dahulu. Aliran batang adalah air hujan yang jatuh ke vegetasi dan
Air hujan yang terhambat vegetasi sebagian ada yang menguap lagi
tanah. Air hasil curahan tajuk ini mengalir di permukaan dan berkumpul di
suatu tempat menjadi suatu aliran permukaan (run off) seperti sungai, danau
dan bendungan apabila kapasitas lengas tanah sudah maksimal yaitu tidak
dapat menyerap air lagi. Dalam lengas tanah, ada zona aerasi yaitu zona
kapiler). Semakin besar infiltrasi, tanah akan semakin lembab dan setiap
mengalami perkolasi untuk mengisi persediaan air tanah. Air tanah dapat
Dalam air tanah ada zona penahan air (aquifer) yaitu menyediakan
simpanan air yang besar yang mengatur siklus hidrologi dan berpengaruh
pada aliran air. Air tanah juga dapat menyuplai debit air sungai apabila jalur
air tanah terputus oleh jalur sungai. Air tanah dapat berkurang apabila
flow), aliran langsung di bawah permukaan (sub surface storm flow) dan
aliran dasar (base flow). Aliran di atas permukaan tanah terjadi apabila
yang bergerak horizon tanah. Aliran dasar adalah air yang bergerak di atas
aliran air untuk pengukuran muka air. Tampungan air ini mengalami
infiltrasi untuk mengisi persediaan air tanah apabila dasar suatu tampungan
air jaraknya jauh dari tempat persediaan air tanah. Sebagian air pada
permukaan tanah dan laut, berubah menjadi awan sesudah melalui beberapa
23
proses dan kemudian jatuh sebagai hujan atau salju ke permukaan laut atau
udara dan sebagian tiba ke permukaan bumi. Tidak semua bagian hujan
1. Curah Hujan
hujan di suatu titik tertentu (point rainfall). Jika di dalam suatu areal
terdapat beberapa alat penakar atau pencatat curah hujan, maka dapat
hujan rata-rata pada areal tertentu dari angka-angka curah hujan di beberapa
titik pos penakar atau pencatat (Sosrodarsono dan Takeda, 1987), yaitu
Thiessen.
tegak lurus terhadap garis penghubung antara dua pos hujan. Untuk metode
penggunaan Metode Thiessen lebih teliti, obyektif dan dapat dipakai pada
P= ................................................................. (1)
Keterangan :
2. Parameter Statistik
Variat dari suatu variabel hidrologi tidak semua sama dengan nilai
rata-rata dan kemungkinan nilai variabel lebih kecil atau lebih besar dari
rata-ratanya yang disebut dispersi. Maka dari itu perlu dilakukan parameter
∑
Sd = √ ........................................................................................ (2)
Keterangan :
N = jumlah data
∑
.................................................................................. (3)
Keterangan :
N = jumlah data
c) Koefisien Kurtosis
∑
.......................................................................... (4)
Keterangan :
N = jumlah data
Cv = .................................................................................................... (5)
Keterangan :
Sd = Standar deviasis
a. Metode Gumbel
X = X + S . K t ...................................................................................... (6)
Keterangan :
........................................................................................ (7)
Keterangan :
Yt = Reduce Variate,
Yn = Reduce Mean .
nilai rata- rata, standard deviasi dan koefisien kepencengan. Rumus yang
Keterangan :
Sx = standar deviasi
untuk setiap varian, dari distribusi empiris dan teoritisnya akan terdapat
Dmaks yang dihitung lebih kecil dari Do kritis, namun apabila Dmaks lebih
besar dari Do kritis maka distribusi teoritis yang digunakan tidak dapat
diterima.
30
a. Metode Rasional
laju pengaliran maksimum terjadi jika lama hujan sam adengan waktu
konsentrasi daerah alirannya. Atau dapat juga diartikan debit puncak akibat
intensitas berlangsung selama atau lebih lama dari waktu tiba banjir atau
konsentrasi.
31
kecil. Kira – kira 100 -200 acres atau kira – kira 40 – 80 ha.
aljabar dengan:
Q = C.I.A cfs (cubic feet per second atau second feet) ........................ (9)
Dimana :
Persamaan ini dapat diartikan bahwa jika hujan sebesar 1 mm/jam selama 1
C. Hidrolika
Saluran alam meliputi semua alur air yang terdapat secara alamiah di
bumi, mulai dari anak selokan kecil di pegunungan, selokan kecil, kali,
sungai keci dan sungai besar sampai ke muara sungai. Aliran air di bawah
alamiah.
Dalam beberapa hal dapat dibuat anggapan pendekatan yang cukup sesuai
1. Kecepatan Aliran
adanya perbedaan fluida udara dan air dan juga akibat gaya gesekan pada
dinding saluran (dasar maupun tebing saluran) maka kecepatan aliran pada
33
umumnya terjadi pada jarak 0,05 sampai 0,25 dikalikan kedalaman airnya
dihitung dari permukaan air. Namun pada sungai yang sangat lebar dengan
2. Debit Aliran
Debit aliran adalah laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang
sistem satuan SI besarnya debit dinyatakan dalam satuan meter kubik per
melalui empat kategori (Gordon Et Al, 1992 dalam Chay Asdak, 2014).
Q = V . A ........................................................................................ (10)
2 1
1
V = R 3 I 2 ......................................................................... (11)
n
A
R=
P ........................................................................................... (12)
P = b + 2H 1 m 2 ........................................................................ (13)
( ) ....................................................................... (14)
Dimana :
n = Koefisien Manning
m = Kemiringan Talud
L = Jarak Perseksi
I = Kemiringan saluran
seperti aliran air lambat (weir) atau aliran air cepat (flume).
aliran sub kritis, kritis dan super kritis. Ketiganya dipengaruhi oleh bilangan
Froude yang merupakan fungsi dari kecepatan (V) dan kedalaman aliran
(h). Perbandingan gaya inersia dengan berat suatu aliran disebut bilangan
Froude.
Aliran dikatakan sub kritis apabila lebih besar dari pada gaya inersia,
sehingga air akan mengalir dengan kecepatan rendah. Pada aliran sub kritis
hulu.
Aliran dikatakan super kritis apabila gaya berat sangat lemah bila
c) Aliran kritis
Antara keadaan sub kritis dan super kritis terdapat keadaan kritis. Pada
kedalaman kritis.
empat jenis kemiringan : sub kritis, kritis dan super kritis. Pada kemiringan
permukaan air dari aliran kritis ini tidak stabil. Dibagian tengah dapat
beralih dari keadaan sub kritis menjadi super kritis setelah melalui terjunan
depth).
............................................................................................ (15)
√
Dimana :
Fr = Angka Froude
g = Gaya gravitasi
1. Perkuatan Lereng
ditempatkan di tebing sungai untuk menyerap energi air yang masuk guna
salah satu bangunan persungaian yang sangat vital ini dan pada saat telah
revetment).
gerusan rus sungai dan konstruksi yang kuat perlu dibuat pada tanggul-
tanggul yang sangat dekat dengan tebing alur sungai atau apabila
proses meander pada alur sungai. Selain itu harus diadakan pengamanan-
semacam ini, karena disaat terjadi banjir bangunan tersebut akan tenggelam
seluruhnya.
sungai secara menerus (pada bagian sungai yang tidak ada bantarannya).
1. Pelindung lereng
lokasinya.
3. Sambungan
41
Selain itu apabila lereng yang dilindungi cukup tinggi, maka diadakan pula
sambungan memanjang.
4. Konsolidasi
gerusan arus sungai, maka di atas permukaan dasar sungai di depan pondasi
5. Pelindung mercu
belokan sungai.
42
belokan dalam dan gerusan pada belok luar serta perpindahan mendadak
alur sungai.
2) Gejala Meander
43
pola tertentu yang disebut meander. Akibat dari gejala meander ini, maka
secara lambat pula. Dengan demikian bentuk sungai berubah secara amt
lambat. Jadi agar dapat dicapai kondisi sungai yang stabil haruslah
penentuan trase alur sungai dalam rangka perbaikan dan pengaturan sungai
perkuatan lereng pada lereng tanggul, tebing sungai dan lain-lain dengan
krib, dapat ditetapkan secara rasional baik ditinjau dari segi hidrolika
luarnya
horizontal.
sebagai berikut :
arah trase rencana sesuai dengan arah aliran saat terjadi banjir besar.
penggerusan pada dasar sungai di tempat tersebut akan mudah terjadi dan
daya rusak arus terhadap konstruksi perkuatan lereng akan meningkat pula.
tersebut.
alur sungai.
sungai yang diperlukan saja, yaitu bagian-bagian tebing atau tanggul yang
dapat tergerus dan bagian yang dapat terjadi pukulan air. Mengingat biaya
sungai.
yang akan dilindungi, yaitu pada sungai-sungai yang arusnya deras dan
E. Proses Gerusan
sungai sebagai akibat pengaruh morfologi sungai atau adanya bangunan air.
proses terjadinya gerusan, hal ini di sebabkan oleh aliran saluran terbuka
waktu , disamping itu ada hubungan antara kedalaman aliran, debit air,
partikel tanah. Proses erosi terdiri atas tiga bagian yaitu pengelupasan
daerah tropis yaitu, erosi percikan (splash erosion), erosi kulit (sheet
sungai dan penggerusan dasar sungai oleh aliran air sungai. Dua proses
berlangsungnya erosi tebing sungai adalah adanya gerusan aliran sungai dan
oleh adanya longsoran tanah pada tebing sungai . proses yang pertama
sungai ( debit puncak atau banjir ) semakin besar kemungkinan terjadi erosi
tebing
sebagai berikut :
dengan waktu.
48
gerusan yang terjadi pada suatu struktur berdasarkan dua kategori yaitu :
a. Kondisi clear water scour di mana gerusan dengai air bersih terjadi
akibat dari suatu proses erosi dan deposisi yang dihasilkan oleh perubahan
pola aliran pada sungai alluvial. Berubahnya pola aliran dapat terjadi karena
ini di pandang dapat mengubah geometri alur serta pola aliran, yang
Scour) di alur sungai, tidak berkaitan sama skali dengan terdapat atau
tidaknya bangunan sungai. Gerusan ini disebabkan oleh energi dari aliran.
Ketiga jenis gerusan ini bisa terjadi dalam waktu bersamaan namun
pada tempat yang berbeda. Gerusan dari jenis 2 dan 3 kemudian dibedakan
materi dasar sungai disebelah hulu bangunan dalam keadaan diam atau
tidak ada material tersangkut. Secara matamatis tegangan geser dasar, Ԏ <
yang disertai oleh pemindahan material melalui aksi gerak fluida. Gerusan
50
lokal terjadi karena sedimen yang terangkut lebih besar dari sedimen yang
tersedia.
4. Mekanisme Gerusan
dari arah bawah. Selanjutnya pada bagian bawah komponen tersebut , aliran
gerusan.
a. Besar gerusan akan sama dengan selisih antara jumlah material yang
c. Untuk kondisi aliran akan terjadi suatu keadaan gerusan yang disebut
4. Jenis butiran dasar sungai dan jenis butiran yang dibawa aliran.
gelombang dapat berupa sisi vertikal atau miring. Bangunan ini bisa terbuat
dari pasangan batu, beton, tumpukan pipa (buis) beton, turap, kayu,
dari tumpukan batu dengan lapis luarnya terdiri dari batu dengan ukuran
1. Spesifikasi Bronjong
0090-1999, tentang mutu dan uji bronjong dan kawat bronjong. Dalam
Bronjong adalah kotak yang terbuat dari anyaman kawat baja berlapis seng
52
menggunakan mesin.
Bangunan bronjong adalah struktur yang tidak kaku, oleh karena itu
mempunyai sifat yang lolos terhadap air, sehingga air dapat terus lewat
bangunan ini untuk menahan geseran pada tanah di bawah alasnya. Oleh
53
karena itu, bronjong harus diletakkan pada lapisan yang mantap dengan
tidak memerlukan pelat pondasi, tidak rusak oleh penurunan tanah yang
tidak seragam.
d. Dapat dikerjakan oleh setiap pekerja yang terlatih dan untuk mengisi
bronjong dapat dipakai batu kali atau batu pecahan dan pula dapat
3. Dimensi Bronjong
ukuran anyaman bronjong kawat 80 x 100 mm. Dalam hal ini kami
G = V . Bj .............................................................................................. (15)
Dimana :
METODE PENELITIAN
penelitian berada pada bagian hilir Jembatan Moncongloe dan pada titik
pengambilan data berada pada STA 0 + 000 sampai pada STA 0 + 400
55
56
Kabupaten Gowa yang dilakukan selama 4 bulan (empat bulan) yaitu dari
data dan analisa data, dan pada bulan ke empat adalah proses penyelesaian
penelitian.
1. Jenis penelitian
2. Sumber Data
dimulai pada bulan Mei 2019. Data yang akan digunakan dalam penelitian
tersebut berupa data lebar dan kedalaman sungai yang nantinya akan di
diklat, jurnal, buku lain yang sesuai dengan materi penelitian serta dari
istansi terkait.adapun data yang di peroleh dari istansi yaitu data curah
hujan.
6. Current meter
7. Kertas label
D. Prosedur Penelitian
1) Survei lapangan
2) Studi literatur
3) Pengumpulan data
gambar berikut
Mulai
Study Literatur
Pengumpulan Data
Tidak
Aman
Ya
Selesai
A. Analisis Hidrologi
polygon thiessen yang terdiri dari 3 stasiun pencatatan curah hujan yaitu
curah hujan Stasiun Malino, curah hujan Stasiun Malakaji, curah hujan
tahun mulai tahun 2008 sampai dengan tahun 2017 dan memiliki luas
daerah aliran sungai (DAS) sebesar 222,60 km2. Adapun pembagian daerah
aliran menggunakan metode polygon thiessen dapat dilihat pada tabel 7, dan
hasil perhitungan curah hujan maksimum pada tanggal, bulan dan tahun
tanggal, bulan, dan tahun kejadian yang sama, dapat dilihat pada tabel 8.
60
61
sebagai berikut:
= 40,90
= √
= 26,42
= 0,65
= 1,50
= 6,21
No Tahun CH (mm) (Xi) (Xi - X) (Xi - X)2 (Xi - X)3 (Xi - X)4
1 2013 102.28 61.38 3767.40 231239.87 14193308.20
2 2014 60.53 19.63 385.52 7569.42 148622.13
3 2016 51.61 10.71 114.76 1229.34 13169.26
4 2015 48.67 7.77 60.37 469.06 3644.45
5 2012 38.00 -2.90 8.39 -24.31 70.43
6 2009 26.00 -14.90 221.92 -3305.88 49247.44
7 2008 24.67 -16.23 263.42 -4275.38 69390.35
8 2010 23.16 -17.74 314.54 -5578.57 98938.18
9 2011 18.72 -22.17 491.64 -10901.11 241709.87
10 2017 15.33 -25.56 653.50 -16705.69 427056.96
Jumlah 408.97 6281.45 199716.75 15245157.27
Rata-rata (Xr) = 40.90
jenis metode yang digunakan dapat dilihat pada tabel 10, sebagai berikut;
diperoleh nilai Cs dan Ck tidak memenuhi syarat untuk metode Normal dan
64
Gumbel. Maka, metode yang digunakan adalah metode log pearson type III
karena untuk metode ini tidak memiliki syarat nilai Cs dan Ck seperti
∑
Nilai rata-rata (Log Xi) =
∑
Standar deviasi (Sx) = √
=√
∑( ̅̅̅̅̅̅̅)
Koefisien skewnes (Cs) =
(̅̅̅̅̅̅̅̅̅)
= -0,42
= + (-0,069).(0,26)
= 1,52
X = antilog X
65
Xt = 33,28
yang sama. Adapun hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 11 berikut.
Tabel 11. Analisis Curah Rencana dengan Metode Log Pearson Type III
Periode
No. P (%) Xi Log Xi (Log Xi - Log Xrt)2 (Log Xi - Log Xrt)3
Ulang
Periode
No. P (%) G Log Xt Xt
Ulang
Dari tabel 12, dapat dinyatakan bahwa hasil perhitungan curah hujan
rencana untuk periode ulang 2 tahun = 33,285 mm, 5 tahun = 56,236 mm,
66
Mononobe;
[ ][ ]
Dimana:
sebagai berikut;
[ ] [ ]
= (0,5848R24) – (0 x 0)
= (0,5503R24) – (1 x 0,5848)
= (0,7937R24) – (2 x 0,3467)
= (0,8736R24) – (3 x 0,2646)
= (0,9410R24) – (4 x 0,2184)
Tr = 2 tahun
Rmaks = 33,285
Rn = c . Rmaks
= 0,78 x 33,285
= 25,962 mm/hari
= 58,480% x 25,962
= 15,183 mm/hari
T0,3 = a x tg = 4,566
waktu (t) 4,461 jam, lengkung kurva turun tahap 1 (Qd1) berada pada waktu
70
(t) 9,026 jam, lengkung kurva turun tahap 2 (Qd2) berada pada waktu (t)
15,875 jam, lengkung kurva turun tahap 3 (Qd3) berada pada waktu (t) 24
jam. Untuk hasil perhitungan ordinat hidrograf dapat dilihat pada tabel 15
berikut;
0.000 0.00000
1.000 0.28940
2.000 1.52747
3.000 4.04195 Qd0
4.000 8.06203
4.461 10.47348
5.000 9.08528
6.000 6.97929
Qd1
7.000 5.36148
8.000 4.11868
9.026 3.14204
10.000 2.64773
11.000 2.22087
12.000 1.86282
13.000 1.56250 Qd2
14.000 1.31060
15.000 1.09930
15.875 0.94261
16.000 0.92717
17.000 0.81263
18.000 0.71225
19.000 0.62426
20.000 0.54715 Qd3
21.000 0.47956
22.000 0.42032
23.000 0.36840
24.000 0.32289
Dari tabel 15 di atas, diperoleh grafik hidrograf rancangan dengan
metode HSS Nakayasu. Yang dapat dilihat pada gambar 18 di bawah ini ;
71
855,53 m3/dtk, 100 tahun = 1058,17 m3/dtk. Untuk grafik hidrograf banjir
ulang 100 tahun sebesar 1058,17 m3/dtk pada waktu 4,461 jam.
B. Analisis Hidrolika
Berikut ini adalah perhitungan debit sungai jenelata pada saat sungai
74
di 5 titik pengamatan ;
1) STA 0 + 000
= 33,14 m
h1 h2 h3
( )
( )
Q=VxA
Q = 0,70 x 24,21
Q = 16,95 m3/dtk
2) STA 0 + 100
= 37,74 m
( )
( )
Q=VxA
Q = 0,80 x 27,98
77
Q = 22,39 m3/dtk
3) STA 0 + 200
= 38,10 m
( )
( )
78
Q=VxA
Q = 0,87 x 27,71
Q = 24,01 m3/dtk
4) STA 0 + 300
= 45,11 m
h1 h2 h3
( )
( )
79
Q=VxA
Q = 0,80 x 36,50
Q = 29,20 m3/dtk
5) STA 0 + 400
= 45,11 m
h1 h2 h3
( )
( )
Q=VxA
Q = 0,70 x 39,05
Q = 27,34 m3/dtk
1) STA 0 + 000
= 85,90 m
= 11,72 m
h1 h2 h3
( )
( )
82
( )
Q=A.V
= 710,04 x 2,15
= 1523,23 m3/dtk
2) STA 0 + 100
= 91,00 m
= 11,69 m
h1 h2 h3
( )
( )
√
84
( )
Q=A.V
= 744,62 x 2,87
= 2136,17 m3/dtk
3) STA 0 + 200
= 83,52 m
= 11,64 m
85
h1 h2 h3
( )
( )
( )
86
Q=A.V
= 673,47 x
= 2298,34 m3/dtk
4) STA 0 + 300
= 83,81 m
= 11,80 m
14.30 31.70 30.30 7.51
h1 h2 h3
( )
( )
( )
Q=A.V
= 726,23 x
= 2263,23 m3/dtk
5) STA 0 + 400
= 84,04 m
= 11,77 m
16.14 29.70 30.30 7.90
h1 h2 h3
( )
89
( )
( )
Q=A.V
90
= 700.99 x 2,50
= 1754,73 m3/dtk
Jadi, dari hasil perhitungan kecepata aliran (V) pada STA 0 + 000
dengan nilai V = 2,15, STA 0 + 100 dengan nilai V = 2,87, STA 0 + 200
dengan nilai V = 3,41, STA 0 + 300 dengan nilai V = 3,12 dan STA 0 +
Aliran ( V ) Normal
semua peristiwa pola aliran yang berada dalam saluran. Hal ini bahwa
bilangan Froude sangat penting dalam menentukan kondisi aliran pada saat
̅
√
Dimana :
Fr = Bilangan Froude (Fr)
̅ = kecepatan Rata-Rata (m/s)
92
V = 0,70 m/dtk
h = 0,83 m
g = 9,81
Penyelesaian :
V = 0,80 m/dtk
h = 0,86 m
g = 9,81
Penyelesaian :
V = 0,87 m/dtk
93
h = 0,85 m
g = 9,81
Penyelesaian :
V = 0,80 m/dtk
h = 0,95 m
g = 9,81
Penyelesaian :
V = 0,70 m/dtk
h = 0,98 m
g = 9,81
Penyelesaian :
√
94
pada STA 0 + 300 sampai STA 0 + 400. Dalam hal ini menandakan bahwa
pada daerah tikungan sungai, kecepatan aliran dan hasil perhitungan nilai
Aliran ( V ) Qmax
̅
√
Dimana :
Fr = Bilangan Froude (Fr)
̅ = kecepatan Rata-Rata (m/s)
= Kedalaman Rata-Rata (m)
= Grafitasi (9,81)
V = 2,15 m/dtk
h = 9,34 m
g = 9,81
Penyelesaian :
√
96
V = 2,87 m/dtk
h = 9,35 m
g = 9,81
Penyelesaian :
V = 3,41 m/dtk
h = 9,18 m
g = 9,81
Penyelesaian :
V = 3,12 m/dtk
97
h = 9,67 m
g = 9,81
Penyelesaian :
V = 2,50 m/dtk
h = 9,43 m
g = 9,81
Penyelesaian :
0,25
0,20
0,15
0,10
0,05
0,00
0+000 0+100 0+200 0+300 0+400
STA
pada STA 0 + 300 sampai STA 0 + 400. Dalam hal ini menandakan bahwa
pada daerah tikungan sungai, kecepatan aliran dan hasil perhitungan nilai
memperhitungkan tinggi muka air sesuai dengan debit yang terjadi, adapun
sebagai berikut :
√ √
Q2
H1
Gambar 26. Sketsa Penampang Sungai Jenelata Debit kala ulang 2 tahun
√ √
Q5
H2
Gambar 27. Sketsa Penampang Sungai Jenelata Debit kala ulang 5 tahun
√ √
Q10
H3
Gambar 28. Sketsa Penampang Sungai Jenelata Debit kala ulang 10 tahun
101
√ √
Q25
H4
Gambar 29. Sketsa Penampang Sungai Jenelata Debit kala ulang 25 tahun
√ √
Q50
H5
Gambar 30. Sketsa Penampang Sungai Jenelata Debit kala ulang 50 tahun
√ √
Q100
H6
Gambar 31. Sketsa Penampang Sungai Jenelata Debit kala ulang 100 tahun
103
Tabel 23. Rekapitulasi Tinggi Muka Air Sungai Jenelata Pada Debit Q2, Q5,
Q10, Q25, Q50, dan Q100
Q Vrata-rata A H
Debit
m3/detik m3/detik m2 m
Q2 213.34 2.81 75.92 4.52
Q5 360.45 2.81 128.27 5.88
Q10 486.05 2.81 172.97 6.83
Q25 680.79 2.81 242.27 8.08
Q50 855.53 2.81 304.45 9.06
Q100 1058.17 2.81 376.56 10.08
Dari hasil perhitungan diperoleh profil muka air rata-rata seperti
48
QMax
Q 100
45
Q 50
Q 25
Q10
Q5
40 Q2
HMax
H6 H5 H4 H3 H2 H1
Qnormal
h
Lebar Sungai = 0.00 m
35
= 0.00 m
= 0.00 m
b
= 0.00 m
bidang persamaan
reference level
30.00
ELEVASI TANAH ASLI
ORIGINAL GROUND LEVEL
JARAK (m)
DISTANCE (m)
Gambar 32. Profil Muka Air Sungai Jenelata Pada Q2, Q5, Q10, Q25, Q50, dan
Q100
pada debit Q2, Q5, Q10, Q25, Q50, dan Q100 berada pada titik jagaan tanggul
sungai.
AOB = x AB x OP
Dimana :
AB = = = 5,624 m
OP = R x Sin B’
B’ = b – (i-y)
= 52,03ᵒ
= 5,484 m
= 15,421 m
AOD = x AD x OT
Dimana :
AD = 7,97 m
OT = R x sin b
= 5,703 m
= 22,71 m
ABD = x AD x BD
Dimana :
AD = 7,79 m
BD = AB x sin (i-y)
= 0,247 m
= 0,984 m
= 6,309 m
= 34,321 ton
106
W2 = Luas DOB x γ2
= 6.309 x 2,35
= 14,825 ton
= 43,17
Wtotal = W1 + W2 + W3
= 92,306 ton
Rumus :
OR =
Keterangan :
AD = Panjang AD
R = Jari-jari
OR =
= 7,40
107
Rumus :
r = R x Sin q
Rumus :
Cm =
q1 = 14ᵒ cm = = 3,14
q2 = 16ᵒ cm = = 3,95
q3 = 19ᵒ cm = = 4,82
q4 = 22ᵒ cm = = 5,75
q5 = 24ᵒ cm = = 6,74
Rumus :
Fc =
108
Dimana :
C rata-rata = =
= 4,030 t/m2
Rumus :
Fφn =
φ rata-rata = = = 37
Tan 37 = 0,754
dan Bishop
b. Membagi atas beberapa bagian dimana jarak antar tiap bagian adalah 1
cm
c. Pada potongan yang telah dibagi ditarik garis dari titik 0 hingga tembus
Faktor keamanan yang digunakan adalah 1,45. Jadi, nilai a dan m yang
Gambar 33. analisis lingkaran gelincir dengai memakai cara Fillenius dan
Bishop
a1 = 10 m1 = 2,16
a2 =9 m2 = 2,04
a3 =9 m3 = 2,00
a4 =9 m4 = 2,01
a5 = 10 m5 = 2,08
a6 = 11 m6 = 2,23
a7 = 13 m7 = 2,52
a8 = 16 m8 = 3,17
a9 = 19 m9 = 3,67
Sin a = X = sin a x R
Dimana : R = 10,84 m
1 37 0.70 10 0.662 0.1736 0.9848 0.1149 0.6515 3.86 0.711 2.744 0.7536 2.16 1.535
2 37 1.00 9 2.423 0.1564 0.9877 0.3790 2.3927 3.86 1.012 3.908 0.7536 2.04 2.065
3 37 1.00 9 6.388 0.1564 0.9877 0.9993 6.3094 3.86 1.012 3.908 0.7536 2.00 2.025
4 37 1.00 9 7.320 0.1564 0.9877 1.1451 7.2299 3.86 1.012 3.908 0.7536 2.01 2.035
5 37 1.00 10 7.564 0.1736 0.9848 1.3135 7.4491 3.86 1.015 3.920 0.7536 2.08 2.112
6 37 1.00 11 6.832 0.1908 0.9816 1.3036 6.7065 4.20 1.019 4.279 0.7536 2.23 2.272
7 37 1.00 13 5.612 0.2250 0.9744 1.2624 5.4682 4.2 1.026 4.310 0.7536 2.52 2.586
8 37 1.00 16 4.148 0.2756 0.9613 1.1433 3.9873 4.2 1.040 4.369 0.7536 3.17 3.298
9 37 1.30 19 2.220 0.3256 0.9455 0.7228 2.0991 4.2 1.375 5.775 0.7536 3.67 5.046
Fs = > 1,45
= > 1,45
1 37 1.70 10 0.662 0.1736 0.9848 0.1149 0.6515 3.86 2.16 6.5620 3.672 0.7536 0.1763 5.954
2 37 2.00 9 2.423 0.1564 0.9877 0.3790 2.3927 3.86 2.04 7.7200 4.080 0.7536 0.1584 20.107
3 37 2.00 9 6.388 0.1564 0.9877 0.9993 6.3094 3.86 2.00 7.7200 4.000 0.7536 0.1584 46.632
4 37 2.00 9 7.320 0.1564 0.9877 1.1451 7.2299 3.86 2.01 7.7200 4.020 0.7536 0.1584 46.116
5 37 2.00 10 7.564 0.1736 0.9848 1.3135 7.4491 3.86 2.08 7.7200 4.160 0.7536 0.1763 40.089
6 37 2.00 11 6.832 0.1908 0.9816 1.3036 6.7065 4.2 2.23 8.4000 4.460 0.7536 0.1944 29.378
7 37 2.00 13 5.612 0.2250 0.9744 1.2624 5.4682 4.2 2.52 8.4000 5.040 0.7536 0.2309 18.520
8 37 2.00 16 4.148 0.2756 0.9613 1.1433 3.9873 4.2 3.17 8.4000 6.340 0.7536 0.2867 9.540
9 37 2.43 19 2.220 0.3256 0.9455 0.7228 2.0991 4.2 3.67 10.2060 8.918 0.7536 0.3443 2.887
Fs = x ƩM > 1,45
1. Dimensi Bronjong
ukuran anyaman bronjong kawat 80 x 100 mm. Dalam hal ini kami
V = 2 x 1 x 0,5 = 1 m3
G = V x Bj
= 1 x 1,5
= 1,5 ton
= 9000 ton
= 11400 ton
Maka, volume bronjong pada sisi kanan 9000 ton > Qmax 2011,75
m3 (aman) dan volume bronjong sisi kiri 11400 ton > Qmax 2011,75
m3(aman).
114
3. Desain Bronjong
48
QMax
Q 100
45
Q 50
Q 25
Q10
Q5
40 Q2
Qnormal
Lebar Sungai = 0.00 m
35
= 0.00 m
= 0.00 m
= 0.00 m
bidang persamaan
reference level
30.00
ELEVASI TANAH ASLI
ORIGINAL GROUND LEVEL
JARAK (m)
DISTANCE (m)
tebing sungai lebih besar dari factor keamanan yang di guanakan yaitu
(1,45), akan tetapi dalam hal ini sesuai dengan kondisi pada lokasi sungai
gerusan pada tebing sungai akibat dari kecepatan aliran yang dapat
Bangunan bronjong adalah struktur yang tidak kaku, oleh karena itu
mempunyai sifat yang lolos terhadap air, sehingga air dapat terus lewat
PENUTUP
A. Kesimpulan
Debit maksimum (Qmax) : 1995,14 m3/dtk > dari Debit normal (Qn) :
23,98 m3/dtk, dan nilai rata-rata kecepatan aliran (Vmax) : 2,81 m/dtk >
dari (Vn) : 0,77 m/dtk, maka dapat di simpulkan bahwa pada debit
pada tebing sungai lebih besar dari factor keamanan yang di guanakan
bronjong pada sisi kanan : 9000 ton > Qmax : 1995,14 m3 (aman) dan
volume bronjong sisi kiri : 11400 ton > Qmax : 1995,14 m3(aman).
115
116
B. Saran
1. Hasil penelitian tugas akhir ini diharapkan dapat menjadi masukan yang
Daoed, D., Sunaryo., Istijono B., & Utama W.P., Kinerja Perkuatan Tebing
Saluran dengan Bronjong di Belokan 1200 Akibat Banjir Bandang (UJi
Eksperimental di Laboratorium). Jurnal Rekayasa Sipil Vol. 11 No.1,
Februari 2015 : ISSN 1858-2133.
Elshinta A.B., Made I., Utomo S., Perkuatan Tebing Sungai Menguunakan
Bronjong di Sungai Manikin. Jurusan Teknik Sipil Vol. 6 No. 2,
September 2017.
Kodoatie, R.J., 2001. Hidrolika Terapan Aliran Pada Saluran Terbuka dan
Pipa, Semarang : C.V Andi Offset.
Murri, M.M., Surjandari, N.S., & As’ad, S. Analisis Stabilitas Lereng dengan
Pemasangan Bronjong (Studi Kasus di Sungai Gajah putih, Surakarta).
Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sebelas Maret : e-Jurnal
Matrix Teknik Sipil. Vol. 2 No. 1, Maret 2014 ISSN 2354-8630
Olga, P., Kanjalia T., Asriwiyanti D., Hanny J.B., Angga R.P. Analisis
Stabilitas Struktur Pelindung Pantai Batu Bronjong. Fakultas Teknik
Jurusan Sipil Universitas Kristen Maranatha : Jurnal Teknik Sipil Vol. (
No.1, April 2013 April.
Paresa, J., 2015. Studi Pengaruh Krib Hulu Tipe Impermeabel pada Gerusan
di Belokan Sungai (Studi Kasus Panjang Krib 1/10 dan 1/5 lebar
Sungai). Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Musamus
Merauke. Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol. 4 No. 2, Agustus 2015
ISSN 2089-6697.
Rahayu, S., 2009. Monitoring Air di Daerah Aliran Sungai. Bogor : Worl
Agroforesty Center ICRAF Asia Tenggara.
Raudviki & Attema. 1993. Clear Water Scour at Cylindrical Piers. Journal of
Hydraulic Enggineering Vol. 109 No. 3 PP. 338-350 ASCCE, New
York.
Safrianti, M., & Sari D. P., Studu Perencanaan Bronjong Pada tikungan
Sungai di Desa Meunasah Buloh. Fakultas Teknik Jurusan Sipil
Universitas Andalas : Jurnal Rekayasa Sipil Vol. 14 No. 2, Oktober
2018 ISSN 2477-3484.
STA. 0 + 100
NAMA TUGAS
47.010
46.800
42.220
40.270
700 4477.0
.73 0
4426.2 4 .0130
6 38.740 402.2.2700
410.3.270 70
4
60 40.0
39.7 37.940 00
20 39.8
39.5
PEMBIMBING
36.420 30
60 39.5
39.4 35.370 10
60
38.6 35.280 38.7
0 80
1 35.320
37.9
90 37.9
36.3 35.380
80
36.4
50 00
35.3 35.450
70 35.3
35.2 80
40
35.3
an
35.490 35.3
00
35.3
60
35.3
10
Dr. Ir. H. Muhammad Idrus Ompo,Sp., PSDA
bat
STA. 0 + 300 0
35.570
35.3
35 .48 40
35.640
Dr. Ir. Muh. Yunus Ali, ST., MT
jem
35.3
60 90
35.5 35.750
35.5
90 20
35.5
700 36.810
.2.98 0 30 35.7
4406 .27 70
41 0.2 35.6 37.670
70
4 80 50 35.8
38
.9 35.6 30
30 36.8
.6 90 38.120
38 40
90 36.7
.4 60 38.650
38
37.5 36.8
37
.2
80
36
.7
50
20
38.0 50
38.4
39.870
40.120
42.930
45.870
46.830 38.2
37.8
00
90
NAMA MAHASISWA
90 600 39.3 10
35
.4 3399.5.99 00
700
00 .6450
44256.8
.3 4 .3 440.1
35 20 4 0.3.35300
.4 44763.0
.9080
35 10 300
.3
35
70
.2
35
10
35
.2
.3
00
Maslan 105 81 1981 13
35
35
.3
80 Irwan Kurniawan 105 81 1957 13
90
.4
35
10
.6
35
80
.6
35 60
.5
STA. 0 + 400 36 30
.5 0
37 .31
38
900
.3 6 0
3399.8 .728600
00
.3
442456.2
LOKASI
.0 20 0
4046.7.47 0
40 0.27
4 60
.7
38
30
.5
38
20
.3
38
30
.1
37 80
.6
36
80
.5
35
50
.5
35 80
35
.3
35
.2
70
35
.1
20
Sungai Jenelata
20
35
.0
35
.2
40
80
Kab.Gowa
.2
35
30
.3
35
70
.3
35
60
.4
35
36
40
.3
50
.4 0
37 .74
38
SKALA
50
.1 0
39 .72 24000
39415.9.2.98
445
1 : 100
01 13
KETERANGAN
GAMBAR SITUASI
SUNGAI
gambar penampang dan dimensi sungai JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR
TAHUN AKADEMIK 2019
Jl. St. Alauddin No. 259 Telp. (0411) 866 972 Makassar 90221
NAMA TUGAS
STA. 0+000
48
45
TUGAS AKHIR
PEMBIMBING
40
= 0.00 m
= 0.00 m
bidang persamaan
reference level
30.00
NAMA MAHASISWA
47.030
47.010
42.270
40.270
40.000
39.830
39.510
38.780
37.980
36.400
35.380
35.300
35.310
35.340
35.390
35.520
35.770
35.830
36.840
36.890
37.800
38.210
39.300
40.130
40.350
43.380
46.900
47.030
ELEVASI TANAH ASLI
ORIGINAL GROUND LEVEL
JARAK (m)
0.90
0.75
0.95
0.40
0.50
1.20 1.10 4.11 3.89 4.80 5.30 5.40 3.66 4.54 2.82 2.69 4.63 3.66 4.86 4.84 3.92 3.69 4.69 3.25 3.05 2.00 4.30
DISTANCE (m)
LOKASI
38
1 : 100
L.Atas (B) = 33.39 m
35
L.Dasar (b) = 27.42 m
K.Saluran (S) =
bidang persamaan
reference level
30.00
NO. GAMBAR JML. GAMBAR
ELEVASI TANAH ASLI
ORIGINAL GROUND LEVEL
JARAK (m)
4.18 2.82 2.69 4.63 3.66 4.86 4.84 3.92 1.79
02 13
DISTANCE (m)
KETERANGAN
GAMBAR PENAMPANG
SUNGAI
gambar penampang dan dimensi sungai JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR
TAHUN AKADEMIK 2019
Jl. St. Alauddin No. 259 Telp. (0411) 866 972 Makassar 90221
NAMA TUGAS
STA. 0+100
48
45
TUGAS AKHIR
PEMBIMBING
40
= 0.00 m
= 0.00 m
bidang persamaan
reference level
30.00
NAMA MAHASISWA
47.010
46.800
42.220
40.270
39.870
39.830
39.530
38.740
37.940
36.420
35.370
35.280
35.320
35.380
35.450
35.490
35.570
35.640
35.750
36.810
37.670
38.120
38.650
39.870
40.120
42.930
45.870
46.830
ELEVASI TANAH ASLI
ORIGINAL GROUND LEVEL
JARAK (m)
0.75
0.95
0.40
0.50
1.10 1.30 1.40 4.11 4.89 4.80 5.30 5.40 3.66 4.54 2.82 2.69 4.63 3.66 4.86 4.84 3.92 3.69 4.69 3.25 5.05 3.00 4.80
DISTANCE (m)
LOKASI
38
1 : 100
L.Atas (B) = 37.74 m
35
L.Dasar (b) = 31.11 m
K.Saluran (S) =
bidang persamaan
reference level
30.00
NO. GAMBAR JML. GAMBAR
ELEVASI TANAH ASLI
ORIGINAL GROUND LEVEL
JARAK (m)
4.10 2.82 2.69 4.63 3.66 4.86 4.84 3.92 3.69 2.52
03 13
DISTANCE (m)
KETERANGAN
GAMBAR PENAMPANG
SUNGAI
gambar penampang dan dimensi sungai JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR
TAHUN AKADEMIK 2019
Jl. St. Alauddin No. 259 Telp. (0411) 866 972 Makassar 90221
NAMA TUGAS
STA. 0+200
47
45
TUGAS AKHIR
PEMBIMBING
40
= 0.00 m
= 0.00 m
bidang persamaan
reference level
30.00
NAMA MAHASISWA
42.270
46.730
41.360
40.270
39.760
39.520
39.460
38.660
37.910
36.390
35.350
35.270
35.340
35.360
35.480
35.560
35.590
35.630
35.650
36.790
37.560
38.020
38.450
39.560
39.990
42.870
45.640
46.350
ELEVASI TANAH ASLI
ORIGINAL GROUND LEVEL
JARAK (m)
0.70
0.75
0.40
0.50
1.60 1.10 4.11 3.89 4.30 4.30 3.40 3.66 4.54 2.82 2.69 4.63 3.66 4.86 4.84 3.92 3.69 4.69 3.25 3.05 2.00 4.30 1.87
DISTANCE (m)
LOKASI
38
1 : 100
L.Atas (B) = 38.12 m
35
L.Dasar (b) = 31.11 m
K.Saluran (S) =
bidang persamaan
reference level
30.00
NO. GAMBAR JML. GAMBAR
ELEVASI TANAH ASLI
ORIGINAL GROUND LEVEL
JARAK (m)
3.66 4.23 2.82 2.69 4.63 3.66 4.86 4.84 3.92 3.69 2.78
04 13
DISTANCE (m)
KETERANGAN
GAMBAR PENAMPANG
SUNGAI
gambar penampang dan dimensi sungai JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR
TAHUN AKADEMIK 2019
Jl. St. Alauddin No. 259 Telp. (0411) 866 972 Makassar 90221
NAMA TUGAS
STA. 0+300
48
45
TUGAS AKHIR
PEMBIMBING
40
= 0.00 m
= 0.00 m
bidang persamaan
reference level
30.00
NAMA MAHASISWA
40.270
46.980
41.270
40.270
38.980
38.630
38.490
37.280
36.750
35.490
35.300
35.420
35.310
35.270
35.210
35.300
35.380
35.490
35.610
35.680
36.560
37.530
38.310
39.390
39.860
42.720
45.380
46.260
ELEVASI TANAH ASLI
ORIGINAL GROUND LEVEL
JARAK (m)
0.80
0.75
0.40
0.50
1.30 1.40 3.11 3.89 3.80 5.30 4.40 3.66 4.54 2.82 2.69 4.63 3.66 4.86 4.84 3.92 3.69 4.69 3.25 3.05 2.00 4.30 1.56
DISTANCE (m)
LOKASI
STA. 0+300
37
1 : 100
L.Atas (B) = 45.11 m
35
L.Dasar (b) = 40.34 m
K.Saluran (S) =
bidang persamaan
reference level
30.00
NO. GAMBAR JML. GAMBAR
ELEVASI TANAH ASLI
ORIGINAL GROUND LEVEL
JARAK (m)
2.41 4.54 2.82 2.69 4.63 3.66 4.86 4.84 3.92 3.69 4.69 2.36
05 13
DISTANCE (m)
KETERANGAN
GAMBAR PENAMPANG
SUNGAI
gambar penampang dan dimensi sungai JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR
TAHUN AKADEMIK 2019
Jl. St. Alauddin No. 259 Telp. (0411) 866 972 Makassar 90221
NAMA TUGAS
STA. 0+400
47
45
TUGAS AKHIR
PEMBIMBING
40
= 0.00 m
= 0.00 m
bidang persamaan
reference level
30.00
NAMA MAHASISWA
40.000
46.720
40.470
40.270
38.760
38.530
38.320
37.130
36.680
35.580
35.550
35.380
35.270
35.120
35.020
35.240
35.280
35.330
35.370
35.460
36.340
37.450
38.740
39.150
39.720
41.920
45.240
45.980
ELEVASI TANAH ASLI
ORIGINAL GROUND LEVEL
JARAK (m)
0.95
0.40
0.50
1.20 1.30 1.60 3.19 3.99 4.86 4.30 3.40 3.66 4.54 2.82 2.69 4.63 3.66 4.86 4.84 3.92 3.69 4.69 3.25 3.05 2.00 4.30 1.75
DISTANCE (m)
LOKASI
STA. 0+400
37
1 : 100
L.Atas (B) = 45.97 m
35
L.Dasar (b) = 40.34 m
K.Saluran (S) =
bidang persamaan
reference level
30.00
NO. GAMBAR JML. GAMBAR
ELEVASI TANAH ASLI
ORIGINAL GROUND LEVEL
JARAK (m)
2.46 4.54 2.82 2.69 4.63 3.66 4.86 4.84 3.92 3.69 4.69 3.17
06 13
DISTANCE (m)
KETERANGAN
GAMBAR PENAMPANG
SUNGAI
Galian tanah biasa STA. 0+000
Galian tanah biasa
48
45
Qnormal
Lebar Atas
Lebar Dasar =
= 85.90 m
27.42 m
35 NAMA TUGAS
= 0.00 m
= 0.00 m
bidang persamaan
reference level
30.00
TUGAS AKHIR
47.030
47.010
42.270
40.270
40.000
39.830
39.510
38.780
37.980
36.400
35.380
35.300
35.310
35.340
35.390
35.520
35.770
35.830
36.840
36.890
37.800
38.210
39.300
40.130
40.350
43.380
46.900
47.030
ELEVASI TANAH ASLI
ORIGINAL GROUND LEVEL
JARAK (m)
0.90
0.75
0.95
0.40
0.50
1.20 1.10 4.11 3.89 4.80 5.30 5.40 3.66 4.54 2.82 2.69 4.63 3.66 4.86 4.84 3.92 3.69 4.69 3.25 3.05 2.00 4.30
DISTANCE (m)
PEMBIMBING
45
= 0.00 m
= 0.00 m
LOKASI
bidang persamaan
reference level
30.00
47.010
46.800
42.220
40.270
39.870
39.830
39.530
38.740
37.940
36.420
35.370
35.280
35.320
35.380
35.450
35.490
35.570
35.640
35.750
36.810
37.670
38.120
38.650
39.870
40.120
42.930
45.870
46.830
ELEVASI TANAH ASLI
ORIGINAL GROUND LEVEL
JARAK (m)
0.75
0.95
0.40
0.50
1.10 1.30 1.40 4.11 4.89 4.80 5.30 5.40 3.66 4.54 2.82 2.69 4.63 3.66 4.86 4.84 3.92 3.69 4.69 3.25 5.05 3.00 4.80
DISTANCE (m)
Sungai Jenelata
Galian tanah biasa
Kab.Gowa
STA. 0+200
47 SKALA
45
Qnormal
NO. GAMBAR JML. GAMBAR
Lebar Atas = 83.52 m
35
Lebar Dasar = 31.11 m
= 0.00 m
= 0.00 m
bidang persamaan
reference level
07 13
30.00
42.270
46.730
41.360
40.270
39.760
39.520
39.460
38.660
37.910
36.390
35.350
35.270
35.340
35.360
35.480
35.560
35.590
35.630
35.650
36.790
37.560
38.020
38.450
39.560
39.990
42.870
45.640
46.350
ELEVASI TANAH ASLI
ORIGINAL GROUND LEVEL
JARAK (m)
KETERANGAN
0.70
0.75
0.40
0.50
1.60 1.10 4.11 3.89 4.30 4.30 3.40 3.66 4.54 2.82 2.69 4.63 3.66 4.86 4.84 3.92 3.69 4.69 3.25 3.05 2.00 4.30 1.87
DISTANCE (m)
GAMBAR RENCANA
GALIAN TANAH DASAR
Galian tanah biasa STA. 0+300
Galian tanah biasa
48
Qnormal
NAMA TUGAS
Lebar Atas = 83.81 m
35
Lebar Dasar = 40.34 m
= 0.00 m
= 0.00 m
TUGAS AKHIR
bidang persamaan
reference level
30.00
40.270
46.980
41.270
40.270
38.980
38.630
38.490
37.280
36.750
35.490
35.300
35.420
35.310
35.270
35.210
35.300
35.380
35.490
35.610
35.680
36.560
37.530
38.310
39.390
39.860
42.720
45.380
46.260
ELEVASI TANAH ASLI
ORIGINAL GROUND LEVEL
JARAK (m)
PEMBIMBING
0.80
0.75
0.40
0.50
1.30 1.40 3.11 3.89 3.80 5.30 4.40 3.66 4.54 2.82 2.69 4.63 3.66 4.86 4.84 3.92 3.69 4.69 3.25 3.05 2.00 4.30 1.56
DISTANCE (m)
47
45
NAMA MAHASISWA
Qnormal
Lebar Atas
Lebar Dasar =
=
=
84.04 m
40.34 m
0.00 m
35
NAMA
L OMAHASISWA
KASI
= 0.00 m
bidang persamaan
reference level
30.00
40.000
46.720
40.470
40.270
38.760
38.530
38.320
37.130
36.680
35.580
35.550
35.380
35.270
35.120
35.020
35.240
35.280
35.330
35.370
35.460
36.340
37.450
38.740
39.150
39.720
41.920
45.240
45.980
ELEVASI TANAH ASLI
ORIGINAL GROUND LEVEL
Sungai Jenelata
JARAK (m)
0.95
0.40
0.50
1.20 1.30 1.60 3.19 3.99 4.86 4.30 3.40 3.66 4.54 2.82 2.69 4.63 3.66 4.86 4.84 3.92 3.69 4.69 3.25 3.05 2.00 4.30 1.75
DISTANCE (m)
Kab.Gowa
SKALA
1 : 100
08 13
KETERANGAN
GAMBAR RENCANA
GALIAN TANAH DASAR
STA. 0+000
48
Pemasangan Bronjong Pemasangan Bronjong
Kawat Galvanis QMax Kawat Galvanis
45
Lebar Atas
Lebar Dasar =
= 85.90 m
27.42 m
35 NAMA TUGAS
= 0.00 m
= 0.00 m
bidang persamaan
reference level
30.00
TUGAS AKHIR
47.030
47.010
42.270
40.270
40.000
39.830
39.510
38.780
37.980
36.400
35.380
35.300
35.310
35.340
35.390
35.520
35.770
35.830
36.840
36.890
37.800
38.210
39.300
40.130
40.350
43.380
46.900
47.030
ELEVASI TANAH ASLI
ORIGINAL GROUND LEVEL
JARAK (m)
0.90
0.75
0.95
0.40
0.50
1.20 1.10 4.11 3.89 4.80 5.30 5.40 3.66 4.54 2.82 2.69 4.63 3.66 4.86 4.84 3.92 3.69 4.69 3.25 3.05 2.00 4.30
DISTANCE (m)
PEMBIMBING
STA. 0+100
48
Pemasangan Bronjong Pemasangan Bronjong Dr. Ir. H. Muhammad Idrus Ompo,Sp., PSDA
Kawat Galvanis QMax Kawat Galvanis Dr. Ir. Muh. Yunus Ali, ST., MT
45
Timbunan Timbunan
NAMA MAHASISWA
40
= 0.00 m
= 0.00 m
LOKASI
bidang persamaan
reference level
30.00
47.010
46.800
42.220
40.270
39.870
39.830
39.530
38.740
37.940
36.420
35.370
35.280
35.320
35.380
35.450
35.490
35.570
35.640
35.750
36.810
37.670
38.120
38.650
39.870
40.120
42.930
45.870
46.830
ELEVASI TANAH ASLI
ORIGINAL GROUND LEVEL
JARAK (m)
0.75
0.95
0.40
0.50
1.10 1.30 1.40 4.11 4.89 4.80 5.30 5.40 3.66 4.54 2.82 2.69 4.63 3.66 4.86 4.84 3.92 3.69 4.69 3.25 5.05 3.00 4.80
DISTANCE (m)
Sungai Jenelata
Kab.Gowa
Pemasangan Bronjong STA. 0+200 Pemasangan Bronjong
47 Kawat Galvanis QMax Kawat Galvanis SKALA
45
Timbunan
Timbunan
1 : 100
40
= 0.00 m
= 0.00 m
bidang persamaan
reference level
09 13
30.00
42.270
46.730
41.360
40.270
39.760
39.520
39.460
38.660
37.910
36.390
35.350
35.270
35.340
35.360
35.480
35.560
35.590
35.630
35.650
36.790
37.560
38.020
38.450
39.560
39.990
42.870
45.640
46.350
ELEVASI TANAH ASLI
ORIGINAL GROUND LEVEL
JARAK (m)
KETERANGAN
0.70
0.75
0.40
0.50
1.60 1.10 4.11 3.89 4.30 4.30 3.40 3.66 4.54 2.82 2.69 4.63 3.66 4.86 4.84 3.92 3.69 4.69 3.25 3.05 2.00 4.30 1.87
DISTANCE (m)
GAMBAR RENCANA
BRONJONG
STA. 0+300
48
Pemasangan Bronjong Pemasangan Bronjong
Kawat Galvanis QMax Kawat Galvanis
JURUSAN TEKNIK SIPIL
45
FAKULTAS TEKNIK
Timbunan UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
Timbunan
MAKASSAR
TAHUN AKADEMIK 2019
Jl. St. Alauddin No. 259 Telp. (0411) 866 972 Makassar 90221
40
NAMA TUGAS
Lebar Atas = 83.81 m
35
Lebar Dasar = 40.34 m
= 0.00 m
= 0.00 m
TUGAS AKHIR
bidang persamaan
reference level
30.00
40.270
46.980
41.270
40.270
38.980
38.630
38.490
37.280
36.750
35.490
35.300
35.420
35.310
35.270
35.210
35.300
35.380
35.490
35.610
35.680
36.560
37.530
38.310
39.390
39.860
42.720
45.380
46.260
ELEVASI TANAH ASLI
ORIGINAL GROUND LEVEL
JARAK (m)
PEMBIMBING
0.80
0.75
0.40
0.50
1.30 1.40 3.11 3.89 3.80 5.30 4.40 3.66 4.54 2.82 2.69 4.63 3.66 4.86 4.84 3.92 3.69 4.69 3.25 3.05 2.00 4.30 1.56
DISTANCE (m)
40
Maslan 105 81 1981 13
Irwan Kurniawan 105 81 1957 13
Lebar Atas
Lebar Dasar =
=
=
84.04 m
40.34 m
0.00 m
35
NAMA
L OMAHASISWA
KASI
= 0.00 m
bidang persamaan
reference level
30.00
40.000
46.720
40.470
40.270
38.760
38.530
38.320
37.130
36.680
35.580
35.550
35.380
35.270
35.120
35.020
35.240
35.280
35.330
35.370
35.460
36.340
37.450
38.740
39.150
39.720
41.920
45.240
45.980
ELEVASI TANAH ASLI
ORIGINAL GROUND LEVEL
Sungai Jenelata
JARAK (m)
0.95
0.40
0.50
1.20 1.30 1.60 3.19 3.99 4.86 4.30 3.40 3.66 4.54 2.82 2.69 4.63 3.66 4.86 4.84 3.92 3.69 4.69 3.25 3.05 2.00 4.30 1.75
DISTANCE (m)
Kab.Gowa
SKALA
1 : 100
10 13
KETERANGAN
GAMBAR RENCANA
BRONJONG
U
STA. 0 + 100
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
B T STA. 0 + 200
STA. 0 + 000 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR
TAHUN AKADEMIK 2019
Jl. St. Alauddin No. 259 Telp. (0411) 866 972 Makassar 90221
n
bata
STA. 0 + 300
jem
NAMA TUGAS
STA. 0 + 400
TUGAS AKHIR
PEMBIMBING
S K A L A 1 : 1.000
NAMA MAHASISWA
+ 47.030 + 47.030
+ 46.790
+ 46.530
+ 46.030
+ 45.530
+ 46.380 + 46.290
+
+ 46.100
45.980 LOKASI
+ 45.030
45.00
+ 44.530
+ 44.030
+ 43.530
+ 43.030
+ 42.530
+ 42.030
+ 41.530
+ 41.030
+ 40.530
+ 40.030
40.00
+ 39.530
+ 39.030
+ 38.530
+ 39.530
+ 38.290
Sungai Jenelata
+ 38.030
+ 37.530
+ 37.030
+ 37.530
+ 36.790
Kab.Gowa
+ 36.320 + 36.320
+ 35.300
35.00
+ 35.020
SKALA
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
SV = 1 : 100
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
SH = 1 : 100
bidang persamaan / reference level
30.00
JARAK PATOK
0+000 0+100 0+200 0+300 0+400
1 : 100
JARAK LANGSUNG
46.350 36.320 35.270 46.350 46.910
46.380 36.320 35.300 47.030 47.030
GAMBAR MEMANJANG
SUNGAI
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR
TAHUN AKADEMIK 2019
Jl. St. Alauddin No. 259 Telp. (0411) 866 972 Makassar 90221
NAMA TUGAS
TUGAS AKHIR
Pemasangan Bronjong
48 PEMBIMBING
45
NAMA MAHASISWA
Timbunan
Tanah Dasar
LOKASI
40
Sungai Jenelata
Kab.Gowa
SKALA
1 : 30
12 13
KETERANGAN
RENCANA DESAIN
BRONJONG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
200.00 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
Kawat Sisi Galvanis MAKASSAR
TAHUN AKADEMIK 2019
Jl. St. Alauddin No. 259 Telp. (0411) 866 972 Makassar 90221
50.00 50.00
NAMA TUGAS
Lobang 80 mm x 100 mm
TUGAS AKHIR
100.00
PEMBIMBING
NAMA MAHASISWA
100.00 100.00
200.00
LOKASI
Sungai Jenelata
Lobang 80 mm x 100 mm
Kab.Gowa
SKALA
Kawat Sisi Galvanis
1 : 20
50.00
100.00
Keterangan :
-Lobang 80 mm x 100 mm 13 13
-Kawat Ayaman Galvanis
-Kawat Sisi Galvanis KETERANGAN
-Uk.Bronjong 200 x 100 x 50 cm
DIMENSI DESAIN
BRONJONG