SURYADARMA
Jakarta, Indonesia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Teknik (S-1)
DISUSUN OLEH:
IMAM RACHMAN
NPM. 15010016
i
UNIVERSITAS DIRGANTARA MARSEKAL
SURYADARMA
Jakarta, Indonesia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Teknik (S-1)
DISUSUN OLEH:
IMAM RACHMAN
NPM. 15010016
ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN
NPM : 15010016
Peminatan : Propulsi
Dengan ini menyatakan bahwa SKRIPSI saya ini adalah ASLI, yang dibuat
berdasarkan penelitian berdasarkan prosedur ilmiah.
Demikianlah pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menanggung akibat
apabila pernyataan ini tidak benar.
( Imam Rachman)
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya yang
diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir
ini dengan judul “PEMILIHAN ENGINE PESAWAT RC ASTON AIRDROP
121” sebagai salah satu syarat kelulusan program studi Teknik Penerbangan
Fakultas Teknologi Kedirgantaraan Universitas Dirgantara Marsekal
Suryadarma.
Penulis sangat menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari
sempurna, baik mengenai materi maupun penyajiannya. Hal ini disebabkan
oleh kemampuan, pengetahuan, dan pengalaman penulis yang sangat
terbatas. Penulis tetap berusaha dengan segenap kemampuan untuk dapat
menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan sebaik-baiknya.
Kiranya tidak ada kata-kata yang setara untuk menyampaikan rasa
terima kasih penulis pada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan dan
dorongan selama penulis menyelesaikan Tugas Akhir ini, yaitu :
1. Keluarga tersayang. Bapak Thomas Sugiharto, Mama Sri Utami
Wulandari, Adik Mutiara Annissa. atas do’a, dukungan serta perhatian
dan kasih sayang baik materi dan non materi yang tidak dapat
terbayarkan oleh penulis, sehingga penulis dapat menempuh
pendidikan sampai dengan saat sekarang.
2. Marsekal Muda TNI (purn) Potler Gultom, SH., MM. selaku Rektor
Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma.
iv
5. Mufti Arifin, ST, MT. selaku pembimbing I penulisan Tugas Akhir di
Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma.
6. Sahabat yang selalu ada dalam berbagai kondisi dan situasi ASRI
KOST, TEAM ASTON AIRDROP 121, teman seperjuangan selama
PKL, serta teman-teman seperjuangan menyusun skripsi.
IMAM RACHMAN
v
DAFTAR ISI
vi
3.5 Engine yang Tersedia .......................................................... 25
3.5.1 Sunnysky 2820 II 920KV ................................................ 25
3.5.2 Dual Sky Eco 3520 C-V2 1020KV ................................. 25
3.5.3 Sunnysky 2814 III 1000KV ............................................. 26
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................. 27
4.1 Perhitungan Lift RC ASTON Airdrop 121 .............................. 27
4.1.1 Perhitungan Weight pada RC ASTON Airdrop 121 ........ 27
4.1.2 Perhitungan Payload pada RC ASTON Airdrop 121....... 28
4.2 Perhitungan Drag ASTON Airdrop 121 ................................ 30
4.3 Perhitungan Thrust Take-Off ASTON Airdrop 121................ 33
4.4 Perhitungan Estimasi Daya Tahan Batterai .......................... 43
BAB V PENUTUP ................................................................................ 48
5.1 Kesimpulan........................................................................... 48
5.2 Saran .................................................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 49
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Empat Gaya yang Terjadi pada saat Horizontal Flight .......... 7
Gambar 2. 2 Motor Brushless .................................................................. 12
Gambar 2. 3 Motor Rotor ......................................................................... 13
Gambar 2. 4 Motor Stator ........................................................................ 13
Gambar 2. 5 Sensor Hall.......................................................................... 14
Gambar 2. 6 Axle Motor Brushless DC .................................................... 14
Gambar 2. 7 Cara Kerja Motor Brushless ................................................ 15
Gambar 3. 1 Flowchart Penelitian ............................................................ 17
Gambar 3. 2 Flowchart Tahapan Analisis Pesawat RC Aston 121 .......... 21
Gambar 3. 3 Pesawat RC Aston Airdrop 121 tampak depan ................... 22
Gambar 3. 4 Pesawat RC Aston Airdrop 121 tampak belakang .............. 22
Gambar 3. 5 Pesawat RC Aston Airdrop 121 tampak atas ...................... 23
Gambar 3. 6 Pesawat RC Aston Airdrop 121 tampak samping ............... 23
Gambar 3. 7 Lipo Battery 4S 14,8V 5200mAh ......................................... 24
Gambar 3. 8 APC 11x5.5 ......................................................................... 24
Gambar 3. 9 ESC Sky Walker.................................................................. 24
Gambar 3. 10 Brushless Motor 920kv ...................................................... 25
Gambar 3. 11 Brushless Motor 1020kv .................................................... 26
Gambar 3. 12 Brushless Motor 1000kv .................................................... 26
Gambar 4. 1 Drag polar naca 4212 .......................................................... 31
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR SINGKATAN DAN NOTASI
𝐶𝐿 Coefficient of Lift -
W Berat Pesawat N
𝐶𝐷 Coefficient of Drag -
𝑇 Gaya dorong N
D Drag N
AR Aspek Rasio -
𝑒 Bilangan Oswald -
𝑏 Lebar Sayap m
I Arus Listrik A
m massa Kg
𝑔 Gravitasi m/s²
Sg Ground roll m
x
ABSTRAK
Oleh :
Imam Rachman
(15010016)
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
1.2 Perumusan Masalah
BAB I PENDAHULUAN
2
sistematika penulisan.
BAB V PENUTUP
3
BAB II
LANDASAN TEORI
3. Preliminary Design
Langkah selanjutnya dari proses perancangan sudah mulai
pada tahapan yang sedikit lebih rumit dan memuat beberapa
perhitungan-perhitungan untuk menentukan beberapa nilai yang
nantinya akan digunakan pada pesawat rancangan. Ada beberapa
4
aspek yang menjadi fokus bahasan yang menjadi bahan
pertimbangan yang mana mengarah pada persyaratan dan target
rancangan yang telah ditentukan sebelumnya, (1) yaitu:
Aspek konfigurasi dan dimensi pesawat rancangan.
Aspek aerodinamika.
Aspek performa atau prestasi dan kestabilan terbang.
Aspek control dan sistem yang bekerja.
Langkah perancangan awal (preliminary design) merupakan
proses lanjutan dari conceptual design. Konsep yang telah
ditentukan sebelumnya dan gambaran umum akan dibuat menjadi
perhitungan yang lebih rinci dan telah menentukan secara pasti letak
dari masing masing komponen serta keterkaitannya satu sama
lain(3). Langkah-langkahnya sebagai berikut :
Weight sizing
Berat merupakan besaran pertama dan paling
berpengaruh dan perlu diketahui, karena dari nilai ini lah
beberapa besaran lain akan diturunkan dan didapatkan
nilainya. Weight sizing awalnya dapat diambil dari kajian
mengenai pesawat pembanding, dan setelah itu berisikan
tentang penentuan berat maximum yang diijinkan untuk
pesawat terbang pada saat takeoff (MTOW), berat beban
yang dibawa (payload), dan berat kosong pesawat (empty
weight), serta data-data mengenai beban yang akan dibawa
oleh pesawat dan beberapa sistem yang akan digunakan
sebagai berikut(1) :
Berat take off
Berat system pesawat
Berat payload
Berat empty
Penentuan wing loading
5
Geometri sizing
Setelah weight sizing, selanjutnya dilakukan setelah
maximum take-off weight dan wing loading diketahui.
Perhitungan selanjutnya adalah menentukan dimensi sayap.
(1)
4. Detail Design
Langkah selanjutnya adalah tahapan yang lebih detail pada
tiap bagian pesawat. Pada langkah ini akan dibuat model 3-dimensi
dari rancangan pesawat dengan mengacu pada semua nilai-nilai
yang telah didapatkan sebelumnya. Pemodelan biasa digunakan
dengan software computer yang berbasis Computer Aided Design
(CAD). (1)
Setelah pemodelan berhasil dilakukan, hingga didapatkan
model 3- dimensi pesawat yang sesuai dengan perencanaan, akan
dilakukan tahapan analisis untuk mengetahui beberapa aspek-aspek
yang terjadi saat pesawat beroprasi. Aspek-aspek ini berkaitan
dengan karakteristik aerodinamika pesawat, yang nantinya menjadi
acuan apakah pesawat ini mampu terbang atau tidak, berapa gaya
lift yang dihasilkan, dan berapa gaya drag yang terjadi. Analisis ini
biasanya dilakukan juga dengan software komputer yang berbasis
Computational Fluid Dynamics (CFD). Setelah berhasil dilakukan
proses analisis, dan hasil analisis sesuai dengan yang diinginkan,
bagian-bagian pesawat akan dipecah menjadi beberapa bagian-
bagian untuk keperluan manufaktur. Pemisahan bagian-bagian ini
memudahkan dalam menentukan metode apa yang paling cocok
untuk manufaktur pesawat. (1)
6
5. Fabrication
Langkah ini adalah tahapan akhir dari proses perancangan.
Dimana pada tahapan ini rancangan pesawat yang sebelumnya
hanya sebatas sebuah konsep kemudian diwujudkan dalam bentuk
nyata. (1)
Empat gaya dalam pesawat meliputi lift, drag, weight dan thrust,
dilambangkan dengan L, W, T, dan D masing-masing digambarkan dalam
gambar 2.1 untuk sebuah pesawat dalam kondisi terbang.
2.2.1 Lift
Gaya angkat atau lift adalah gaya yang dapat mengangkat pesawat
terbang ke udara dan melawan gaya berat. Gaya lift dihasilkan dari efek
dinamis dari udara yang berembus di bagian atas sayap (airfoil) yang
melengkung memiliki jalan yang lebih luas daripada udara yang berembus
di bagian bawah. Di bagian atas dan bawah, muncul tekanan udara yang
berbeda dan tekanan udara tersebut akan mengangkat sayap, hal ini yang
menciptakan gaya angkat. Dilakukan perhitungan dengan aplikasi autocad
maka didapatkan nilai S = 0,39375m2
Lift pada pesawat dapat dirumuskan sebagi berikut :
L=1/2.𝜌. 𝑉 2 . 𝑆. 𝐶𝐿 ………………………………………………….(2-1)[3]
dimana :
7
L = Gaya angkat
𝜌 = Densitas udara
𝑉 = Kecepatan udara pada sayap
𝑆 = Luas sayap
𝐶𝐿 = koefisien gaya angkat
2.2.2 Weight
Gaya berat atau weight adalah gaya yang selalu menarik ke pusat
bumi. Berat tergantung dari seberapa berat massa dari bagian pesawat itu
sendiri, ditambah jumlah fuel, dan juga beberapa payload seperti
penumpang, bagasi dan lain-lain [3].
Perhitungan berat didapat :
dimana :
𝑤 = Gaya Berat
𝑤 = 𝑚 × 𝑔 …………………………………………………………...(2-3)
dimana :
2.2.3 Thrust
Gaya dorong atau thrust, untuk mengatasi dari gaya hambat.
Pesawat terbang menggunakan sistem propulsi, untuk menghasilkan
8
kekuatan gaya thrust. Arah dari gaya thrust ini tergantung pada bagaimana
sistem propulsi tersebut dipasang ke pesawat terbang.
𝑇 = 𝐷………………………………………………….......…………(2-4)[4]
dimana :
T = Thrust
D = Drag (pada terbang jelajah)
2.2.4 Drag
Gaya hambat atau drag adalah gaya yang bekerja berlawanan atau
menghambat geraknya pesawat dengan menghasilkan gaya gesek
sehingga menahan laju pesawat. Drag biasa juga disebut resistance atau
berlawanan. Hal yang mempengaruhi drag dalam dunia penerbangan
adalah fuselage atau body pesawat itu sendiri, tetapi drag juga bisa
dihasilkan oleh spoiler, flap, dan slat. Drag dapat sangat merugikan karena
dapat menghambat laju pesawat tetapi juga dapat sangat bermanfaat
apabila pesawat sedang melakukan proses pengereman. Perancang
pesawat berupaya untuk meminimalisir gaya ini dengan merancang
jalannya udara agar tidak terlalu terhambat dengan badan pesawat itu
sendiri[5].
D = 1⁄2 . 𝜌. ⋁2 . S. Cd……………………………………………….....(2-5)[6]
1
𝐾 = 𝜋.𝐴𝑅.𝑒 ………………………………………………………..…...(2-7)[1]
dimana:
D = Drag
𝜌 = Densitas udara
V = Kecepatan udara
S = Luas sayap
9
Cd = Coefficient drag
K = induced drag factor
AR = Aspect ratio
e = Koefisien lift sayap yang dipengaruhi geometri sayap (Oswald
factor)
2𝑤
𝑉𝑠 = √𝑝∞𝑆𝐶 ……………….………………………………….…..(2-9)[2]
𝐿𝑚𝑎𝑥
Dimana:
𝐶𝐿𝑚𝑎𝑥 = Coeficient lift max
𝑉𝑠 = Kecepatan stall
s = Luas sayap
𝑉𝐿𝑜 = Kecepatan lift off
W = Berat pesawat
K = induced drag factor
w
1.21( ) 2 W 1
Sg = T D
s
L + 1. IN√𝜌∞ W (C …………(2.11)[2]
g𝜌∞(CL )𝑚𝑎𝑥 [ − −μr (1− )]0.7VLO L )𝑚𝑎𝑥
W W W
10
Persamaan tersebut kemudian diturunkan sehingga menjadi
w
2 W 1 1.21( s )
Sg − 1. IN√ =
𝜌∞ W (CL )𝑚𝑎𝑥 T D L
g𝜌∞(CL )𝑚𝑎𝑥 [W − W − μr (1 − W)]0.7VLO
T D L 2 W 1 w
g𝜌∞(CL )𝑚𝑎𝑥 [W − W − μr (1 − W)]0.7VLO(Sg − 1. IN√𝜌∞ W (C ) = 1.21( s )
L )𝑚𝑎𝑥
w
T D L 1.21( )
g𝜌∞(CL )𝑚𝑎𝑥 [ − − μr (1 − )]0.7VLO = s
W W W 2 W 1
Sg − 1. IN√ )
𝜌∞ W (CL )𝑚𝑎𝑥
w
1.21( s )
2 W 1
T D L Sg − 1. IN√𝜌∞ W )
(CL )𝑚𝑎𝑥
[ − − μr (1 − ) 0.7VLo =
W W W g𝜌∞(CL )𝑚𝑎𝑥
W
1,21( )
S
2W1
Sg −1,1N√ D L
ρ S CL𝑚𝑎𝑥
𝑇= g 𝜌 CL𝑚𝑎𝑥
+ W
+ 𝜇𝑟 (1 − W) 0.7VLo X W ……………..…(2-12)
( )
dimana:
T = Thrust
W = Berat pesawat
𝜌 = Densitas udara
g = Gravitasi
𝐶𝐿𝑚𝑎𝑥 = Coeficient lift max
𝑉𝑠 = Kecepatan stall
s = Luas sayap
𝜇𝑟 = Koefisien gesek
Sg = Ground roll
11
2.3 Teori Dasar Motor Brushless
12
brushless DC bagian rotor-nya tersusun dari 2 hingga 8 pasang kutub
magnet permanen berbentuk persegi panjang yang saling direkatkan
menggunakan semacam “epoxy” dan tidak memiliki sikat[7].
b. Stator
Stator adalah bagian pada motor yang diam atau statis, dimana
fungsinya sebagai medan putar motor untuk memberikan gaya
elektromagnetik pada rotor sehingga motor dapat berputar. Belitan stator
pada motor brushless DC terdiri dua jenis, yaitu belitan stator jenis
sinusoidal dan belitan stator jenis trapezoidal. Adapun yang menjadi dasar
perbedaan kedua jenis belitan tersebut terletak pada hubungan antara koil
dan belitan stator yang bertujuan untuk memberikan EMF (Electro Motive
Force) atau gaya gerak listrik yang berbeda[7].
13
c. Sensor Hall
Sensor hall merupakan sensor yang berada pada motor brushless
DC yang berfungsi untuk memberikan feedback (umpan balik) pada
rangkaian kontrol yang bersifat elektronik yang akan mengendalikan
perubahan komutasi pada motor brushless DC. Hal tersebut dikarenakan
motor brushless DC bagian stator harus diberikan sinyal secara berurutan
sesuai perubahan komutasi[7].
d. Axle
Axle atau sumbu adalah batang yang berfungsi sebagai sumbu
putar motor, terpusat pada rotor dan dirangkai bersama rotor[7].
14
brushless didasarkan pada tarikan kutub magnet. Menggunakan motor tiga
fase yang di tunjukan pada gambar 2.7, proses dimulai ketika arus mengalir
melalui salah satu dari tiga belitan stator dan menghasilkan kutub magnet
yang menarik magnet permanen terdekat dari kutub yang berlawanan.
Rotor akan bergerak jika arus bergeser ke belitan yang berdekatan. Mengisi
secara berurutan setiap belitan akan menyebabkan rotor mengikuti medan
berputar[8].
15
baterai mempunyai kapasitas energi listrik yang dapat disimpan dan
diindikasikan dalam mAh (miliampere hours) yang menjadikan ukuran
berapa banyak beban yang dapat diberikan kepada baterai dalam waktu 1
jam. Lama terbang pesawat akan diketahui dengan mengetahui seberapa
besar kapasitas baterai yang dipakai dan daya listrik yang dibutuhkan.
𝑄
𝑇𝑖𝑚𝑒 = ……………………………………………………….....…(2-14)
𝐼
𝑝𝑟
𝐼= …………………………………………………………..……..(2-15)
𝑉
16
BAB III
METODE PENELITIAN
Mulai
tidak
Engine
Menghitung Thrust yang dibutuhkan mencukupi
?
Ya
Membandingkan engine Sunnysky 2820
II 920kv,Dualsky 3520c 1020kv dan Memilih engine
sunnysky 2814 II 1000kv
17
Dalam flowchart pada gambar 3.1 dapat dijelaskan bahwa penelitian
dimulai dengan menghitung berat pesawat tanpa berat engine (MTOW
tanpa engine) kemudian diakumulasikan dengan berat konfigurasi dari
ketiga variasi engine, setelah berat didapatkan dari tiap akumulasi tipe
engine maka besaran lift dapat dihitung, setelah lift didapatkan barulah
menghitung drag yang terjadi pada saat cruise maupun saat take-off,
setelah nilai drag dihitung maka didapatkanlah thrust minimal dari masing-
masing konfigurasi engine, kemudian menghitung daya yang dibutuhkan
terhadap battery yang kemudian didapatkan endurance dari tiap konfigurasi
engine. Engine dibandingkan dari berat, thrust yang dihasilkan dan
endurance-nya, dari hasil perbandingan tersebut maka didapatkanlah
engine dengan peforma paling tinggi. Engine dengan pefroma paling tinggi
kemudian disesuaikan dengan kebutuhan thrust dari pesawat, jika belum
mencukupi maka mencari tipe engine yang lain dan perhitungan kembali ke
data berat, namun jika kebutuhan thrust terpenuhi maka engine akan dipilih
untuk pesawat RC ASTON Airdrop 121. Jika engine sudah dipilih maka
perhitungan selesai.
18
START
STUDI LITERATUR
DATA PESAWAT
PEMBANDING
PRELIMINARY
DESIGN
MTOW,PAYLOAD, EMPTY
WEIGHT, WING LOADING,WING
AREA, WING SPAN
PERHITUNGAN CG
UNTUK PELETAKAN
KOMPONEN
MENGHITUNG KONFIGURASI
LANDING GEAR
PEMILIHAN ENGINE
KONFIGURASI
LANDING GEAR
A B
19
B
TIPE ENGINE
DENGAN THRUST
TERBAIK
PERHITUNGAN
PROPELLER
PROPELLER
PALING
SESUAI
PERAKITAN
20
A C
PERHITUNGAN GAYA
DORONG TAKE OFF
NILAI GAYA
DORONG
PERHITUNGAN PEFORMA
TERBANG LOITER
PEFORMA TERBANG
V,D,Pr,R DAN
ENDURANCE
UJI TERBANG
SELESAI
21
beserta ramp door sebagai pintu masuk dan keluarnya beban atau muatan
dan berguna untuk menjalankan misi membawa muatan lalu dijatuhkan dari
udara.
data satuan
Berat tanpa engine kg 2,324
payload kg 1
Wing Area m2 0,39375
Wing Span m 1,8
22
Gambar 3.5 pesawat RC Aston Airdrop 121 tampak atas
23
Gambar 3.7 Lipo battery 4s 14.8v 5200mah
3.4.2 Propeller
Propeller Diameter : 11"
Propeller pitch : 5.5"
Berat Propeller : 17g
3.4.3 ESC
Berat : 60 gram
Current : 80 A
24
3.5 Engine yang tersedia
25
Gambar 3.11 Brushless Motor 1020kv[9]
Berat : 113g
RPM/V : 1000KV
Max Thrust : 22.84 N
Max Throttle Current : 38.9 A
Load temperature : 57oC
26
BAB IV
27
4.1.2 Perhitungan Payload pada RC ASTON Airdrop 121
𝐿 = 1⁄2 . 𝜌 . 𝒱 2 . 𝑠 . 𝐶𝑙
35,316 kg.m/𝑠2
CL =
185,2275 kg.m/𝑠2
28
Cl = 0,19
𝐿 = 1⁄2 . 𝜌 . 𝒱 2 . 𝑠 . 𝐶𝑙
36,73 kg.m/𝑠2
CL =
185,2275 kg.m/𝑠2
Cl = 0,198
Jadi untuk ASTON AIRDROP 121 dengan opsi engine DUAL SKY
ECO 3520C-V2 1020KV mempunyai nilai koefisien lift sebesar 0,198
29
V = 100km/h sama dengan 27,78m/s
𝐿 = 1⁄2 . 𝜌 . 𝒱 2 . 𝑠 . 𝐶𝑙
34,82 kg.m/𝑠2
CL =
185,2275 kg.m/𝑠2
Cl = 0,188
30
Gambar 4.1 Drag polar naca 4212[12]
1
𝐾=
𝜋. 𝐴𝑅. 𝑒
1
=
𝑏2
𝜋. 𝑆 . 𝑒
1
=
1,82
3,14. . 0,75
0,39375
= 0,05
31
Cd = Cd0 + K. Cl2
Cd = 0,009+ K. 0,192
Cd = 0,009+ 0,05 . 0,0361
Cd = 0,0108
D = 1⁄2 . 𝜌. ⋁2 . S. Cd
D=2N
Cd = Cd0 + K. Cl2
Cd = 0,009+ K. 0,1982
Cd = 0,009+ 0,05 . 0,0392
Cd = 0,01096
D = 1⁄2 . 𝜌. ⋁2 . S. Cd
32
D = 1⁄2 . 4,0601 kg.m/𝑠 2
D = 2,03 N
Cd = Cd0 + K. Cl2
Cd = 0,009+ K. 0,1882
Cd = 0,009+ 0,05 . 0,0353
Cd = 0,01076
D = 1⁄2 . 𝜌. ⋁2 . S. Cd
D = 1,993 N
33
CLm sebesar 1,71 yang ditentukan dari NACA 4212 maka didapat sebagai
berikut:
a. Kecepatan Stall
Pada saat take off koefesien gaya angkat (𝐶𝐿 )yang digunakan
adalah koefesien gaya angkat maksimum (𝐶𝐿𝑚𝑎𝑥 ) maka diperoleh hasil
sebagai berikut:
2𝑤1
𝑉𝑠 = √𝑝∞𝑆𝐶
𝐿𝑚𝑎𝑥
2 . 35,316 N .1
𝑉𝑠 = √ 2
1,22500 kg/m . 0,39375 m2 . 1,71
70,632
𝑉𝑠 = √
0,8248
𝑉𝑠 = √85,635
𝑉𝑠 = 9,254 m/s
34
L = 1/2.𝜌. V 2 . S. CL𝑚𝑎𝑥
2
L = 1/2.1,22500 kg/m . (0,7 . 10,179)2 m/s. 0,39375 m2. 1,71
L= 20,938 N
d. Menentukan Nilai 𝑪𝑫
Untuk mendapatkan Nilai drag dapat menghitung nilai K
sesuai Persamaan (2.7) sehingga kita dapat hitung dengan :
1
K=
𝑏2
𝜋. s . 𝑒
1
K= (1,8 m)2
3,14. .0,75
0,39375 m2
K = 0,05
2
𝐶𝐷 = 𝐶𝐷0 + 𝐾 . 𝐶𝐿𝑚𝑎𝑥
𝐶𝐷 = 0,2002
D = 1/2.ρ. V 2 . S. CD
35
D = 1/2. 1,22500 kg/m3 . (0,7 . 10,179)2 m/s .0,39375 m2 . 0,2002
D = 2,4513 N
W
1,21( )
S
2W1
Sg −1,1N√ D L
ρ S CLmax
T= + + μr (1 − W) XW
g ρ CLmax W 0,7VLo
( )
35,316 N
1,21( )
0,39375 m2
2 . 35,316 N . 1
30 m−1,1 .1 s√
1,22500 kg/m3 . 0,39375 m2 . 1.71 2,4513 N 20,938 N
T= 9,81 m/s2 . 1,22500 kg/m3 . 1,71
+
35,316 N
+ 0,02 (1 −
35,316 N
) X
( )
35,316 N
1,21(89.691 )
30 − 1,1 . 1 .9,254
T= ( + 0,06941 + 0,02 (0,407 )) X 35,316
20,549
108,527
19,821
T = ( 20,549 + 0,06941 + 0,02 (0,407 )) X 35,316
T = (0,34355) X 35,316
T = 12,1328 N
36
Dengan demikian, dibutuhkan thrust sebesar 12,1328 N untuk pesawat
dapat take-off.
a. Kecepatan Stall
Pada saat take off koefesien gaya angkat (𝐶𝐿 )yang digunakan
adalah koefesien gaya angkat maksimum (𝐶𝐿𝑚𝑎𝑥 ) maka diperolehlah
hasil sebagai berikut:
2𝑤1
𝑉𝑠 = √𝑝∞𝑆𝐶
𝐿𝑚𝑎𝑥
2 . 36,73 N .1
𝑉𝑠 = √ 2
1,225 kg/m . 0,39375 m2 . 1,71
73,46
𝑉𝑠 = √
0,8248
𝑉𝑠 = √89,064
𝑉𝑠 = 9,4374 m/s
L = 1/2.𝜌. V 2 . S. CL𝑚𝑎𝑥
37
2
L = 1/2.1,225 kg/m . (0,7 . 10,381)2 m/s. 0,39375 m2. 1,71
L= 21,776959 N
d. Menentukan Nilai 𝑪𝑫
Untuk mendapatkan Nilai drag dapat menghitung nilai K
sesuai Persamaan (2.7) Sehingga kita dapat hitung dengan :
1
K=
𝑏2
𝜋. s . 𝑒
1
K= (1,8 m)2
3,14. .0,75
0,39375 m2
K = 0,05
2
𝐶𝐷 = 𝐶𝐷0 + 𝐾 . 𝐶𝐿𝑚𝑎𝑥
𝐶𝐷 = 0,2002
D = 1/2.ρ. V 2 . S. CD
38
D = 1/2. 1,22500 kg/m3 . 52,805 m/s .0,39375 m2 . 0,2002
D = 2,5496 N
W
1,21( )
S
2W1
Sg −1,1N√ D L
ρ S CLmax
T= + + μr (1 − ) XW
g ρ CLmax W W 0,7VLo
( )
36,73 N
1,21( )
0,39375 m2
2 . 36,73 N . 1
30 m−1,1 .1 s√
1,225 kg/m3 . 0,39375 m2 . 1.71 2,5496 N 21,776959 N
T= 9,81 m/s2 . 1,225 kg/m3 . 1,71
+ 36,73 N
+ 0,02 (1 − 36,73 N
) X
( )
36,73 N
1,21(93,2825 )
30 − 1,1 . 1 .9,43733
T= ( + 0,06941 + 0,02 (0,4071 )) X 36,73
20,549
112,872
19,62
T = ( 20,549 + 0,06941 + 0,02 (0,4071)) X 36,73
T = (0,357512) X 36,73
T = 13,13 N
39
Engine SUNNYSKY X2814 II 1000KV
a. Kecepatan Stall
Pada saat take off koefesien gaya angkat (𝐶𝐿 )yang digunakan
adalah koefesien gaya angkat maksimum (𝐶𝐿𝑚𝑎𝑥 ) maka diperoleh hasil
sebagai berikut:
2𝑤1
𝑉𝑠 = √𝑝∞𝑆𝐶
𝐿𝑚𝑎𝑥
2 . 34,82 N .1
𝑉𝑠 = √ 2
1,225 kg/m . 0,39375 m2 . 1,71
69,64
𝑉𝑠 = √
0,8248
𝑉𝑠 = √84,4326
𝑉𝑠 = 9,1887 m/s
L = 1/2.𝜌. V 2 . S. CL𝑚𝑎𝑥
2
L = 1/2.1,225 kg/m . (0,7 . 10,10757 )2 m/s. 0,39375 m2. 1,71
40
L= 20,64488 N
d. Menentukan Nilai 𝑪𝑫
Untuk mendapatkan Nilai drag dapat menghitung nilai K
sesuai Persamaan (2.7) Sehingga kita dapat hitung dengan :
1
K=
𝑏2
𝜋. s . 𝑒
1
K= (1,8 m)2
3,14. .0,75
0,39375 m2
K = 0,05
2
𝐶𝐷 = 𝐶𝐷0 + 𝐾 . 𝐶𝐿𝑚𝑎𝑥
𝐶𝐷 = 0,2002
D = 1/2.ρ. V 2 . S. CD
41
D = 1/2. 1,225 kg/m3 . 50,05985 m/s .0,39375 m2 . 0,2002
D = 2,4170 N
( )
34,82 N
1,21( )
0,39375 m2
2 . 34,82 N . 1
30 m−1,1 .1 s√
1,225 kg/m3 . 0,39375 m2 . 1.71 2,4170 N 20,64488 N
T= 9,81 m/s2 . 1,225 kg/m3 . 1,71
+ 34,82 N
+ 0,02 (1 − 34,82 N
) X
( )
34,82 N
1,21(88,432 )
30 − 1,1 . 1 .9,1887
T= ( + 0,069414 + 0,02 (0,4071 )) X 34,82
20,549
107,003
19,89243
T = ( 20,549 + 0,069414 + 0,02 (0,4071)) X 34,82
T = (0,339326) X 34,82
T = 11,815 N
42
4.4 Perhitungan daya dan estimasi daya tahan battery
𝑃𝑎 = 𝐷. 𝑉
𝑃𝑎 = 2 . 27,78
𝑃𝑎 = 55,56 watt
𝑝
𝐼=
𝑉
55,56
𝐼=
14,8
𝐼 = 3,75𝐴
𝑄
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 =
𝐼
𝑚𝐴ℎ
=
𝐴 × 1000
5200 𝑚𝐴ℎ
=
3,75 × 2 × 1000
5200 𝑚𝐴ℎ
=
7500𝑚𝐴
43
Engine DUAL SKY ECO 3520C-V2 1020KV
𝑃𝑎 = 𝐷. 𝑉
𝑃𝑎 = 2,03 . 27,78
𝑃𝑎 = 56,39
𝑝
𝐼=
𝑉
56,39
𝐼=
14,8
𝐼 = 3,81
𝑄
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 =
𝐼
𝑚𝐴ℎ
=
𝐴 × 1000
5200𝑚𝐴ℎ
=
3,81 × 2 × 1000
5200𝑚𝐴ℎ
=
7620𝑚𝐴
𝑃𝑎 = 𝐷. 𝑉
𝑃𝑎 = 1,993 . 27,78
𝑃𝑎 = 55,36
𝑝
𝐼=
𝑉
44
55,36
𝐼=
14,8
𝐼 = 3,74
𝑄
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 =
𝐼
𝑚𝐴ℎ
=
𝐴 × 1000
5200𝑚𝐴ℎ
=
3,74 × 2 × 1000
5200𝑚𝐴ℎ
=
7480𝑚𝐴
Berdasarkan hasil analisa dan data dari spesifikasi tiap engine maka
didapatkan hasil sebagai berikut.
45
Tabel 4.4 perbandingan engine
46
pesawatnya, maka thrust berlebih sebesar 33,825N atau pesawat hanya
membutuhkan 25,88% dari thrust yang tersedia untuk lepas landas.
47
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan untuk penelitian selanjutnya adalah
melakukan uji terbang pesawat RC ASTON Airdrop 121 agar dapat
dilakukan perbandingan dengan perhitungan peforma engine
48
DAFTAR PUSTAKA
4. Saarlas, Maido. 2007. Aircraft Performance. John Wiley & Sons, Inc.,
United States of America.
11. ______- 2009. Sunny Sky X2814 X-Fixed Wing Series-II Brushless
Motor 1000kv. http://en.rcsunnysky.com/x-
fixedwingseries/1103.html, diakses pada tanggal 4 september 2019.
49