1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga pelaksanaan
Kegitan Paktik dan Pembuatan Laporan Praktek Teknologi Mekanik ini dapat terselesaikan.
Yang berjudul ‘’ Pengukuran Pemula Jangka Sorong, Mikrometer Sekrup, Gerinda, Kikir’
dapat terselesaikan dengan baik.
Adapun dalam kegiatan praktik ini berjudul ‘’ Pengukuran Pemula Jangka Sorong,
Mikrometer Sekrup, Gerinda, Kikir’’ bertujuan untuk :
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih atas bantuan semua
pihak dalam proses pelaksanaan praktik dan pembuatan laporan ini sehingga dapat
terselesaikan dengan baik. Kami aturkan terima kasih kepada Yth :
1.Ibu RITA HARININGRUM ST. M.Kom, selaku Direktur di Akademi Teknik
Perkapalan Veteran Semarang.
2. Bapak RATNA DWI KURNIAWAN ST. MT, selaku Wakil Direktur 1 Bidang
Pendidikan di Akademi Teknik Perkapalan Veteran Semarang.
3. Bapak SUYANTO . ST. MT, selaku Administrasi di Akademi Teknik Perkapalan
Veteran Semarang.
4. Bapak TUGINO. SH. MH, selaku Ketarunaan di Akademi Teknik Perkapalan
Veteran Semarang.
5. Bapak SRI PRAMONO. ST.MT, selaku Kepala Jurusan Teknik Mesin kapal di
Akademi Teknik Perkapalan Veteran Semarang.
6. Bapak OKTOBERTY. ST.MT, selaku Kepala Jurusan Teknik Bangunan Kapal di
Akademi Teknik Perkapalan Veteran Semarang.
7. Bapak RUDY SETIAWAN , selaku Kepala Jurusan Teknik Listrik Kapal di
Akademi Teknik Perkapalan Veteran Semarang.
8. Bapak SUTOPO selaku Istruktur di Akademi Teknik Perkapalan Veteran Semarang.
9. Dosen dan Karyawan yang telah membantu proses pembuatan laporan ini dengan
baik dan benar.
2
10. Senior yang telah membantu proses pembuatan laporan ini dengan baik dan benar.
11. Teman-teman / rekan –rekan yang telah membantu juga dalam proses pembuatan
Laporan baik dan benar.
3
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN………………………………………………………………….1
KATA PENGANTAR...................................................................................................2
DAFTAR ISI ................................................................................................................3
LATAR BELAKANG.................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………………
4
3.3 Cara Menggunakan dan Keamanan Diri
3.3.1 Cara Menggunakan………………………………………………...
3.3.2 Pengamanan Diri…………………………………………………...
3.4 Praktek
3.4.1 Benda Kerja yang digunakan………………………………………
3.4.2 Alat yang digunakan……………………………………………….
3.4.3 Cara Praktek………………………………………………………..
3.4.4 Hasil Praktek………………………………………………………..
BAB IV KIKIR
4.1 Sejarah
4.1.1 Penemu…………………………………………………………….
4.1.2 Apa dan Bagaimana………………………………………………..
4.1.3 Fungsi Atau Kegunaan……………………………………………..
4.2 Komponen-komponen
4.2.1 Jenis-jenis………………………………………………………….
4.2.2 Bagian-bagian……………………………………………………...
4.3 Cara Menggunakan dan Keamanan Diri
4.3.1 Cara Menggunakan………………………………………………...
4.3.2 Keamanan Diri……………………………………………………..
4.4 Praktek
4.4.1 Benda Kerja Yang digunakan……………………………………...
4.4.2 Alat yang digunakan……………………………………………….
4.4.3 Cara Praktek………………………………………………………..
4.4.4 Hasil Praktek………………………………………………………..
BAB V PENUTUP
5.1.1 Kesimpulan…………………………………………………………...
5.1.2 Saran………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………..
5
LATAR BELAKANG
6
DAFTAR GAMBAR
7
Gambar 1.24 Jangka Sorong …………………………………………………………..
Bab 3 Gerinda
8
Gambar 3.3 Gerinda Duduk ……………………………………………………….
Bab 4 Kikir
9
BAB I
JANGKA SORONG
1.1 Sejarah
Jangka Sorong digunakan pertama kali ditemukan dalam sebuah kecelakaan yang
terjadi di lepas pantai Italia, kecelakaan ini dikenal dengan nama ‘’ The Greek Giglio
Wreck.’’ Dari reruntuhan kecelakaan kapal tersebut ditemukan semacam alat ukur mirip
dengan jangka sorong. Jadi bisa disimpulkan bahwa bangsa Yunani dan Romawi Kuno telah
menggunakannya sebagai alat ukur.
1.1.1. Penemu
Penemu jangka sorong adalah Pierre Vernie, seorang matematikawan dan penemu
instrumen asal Perancis. Dia adalah penemu dan eponim dari skala vernier yang
digunakan dalam mengukur perangkat. Alat tersebut kini populer dengan nama "Jangka
Sorong."Ia dilahirkan di Ornans , Perancis, pada 1580, ia diajar sains oleh ayahnya. Dia
kemudian menjadi kapten dan castellan kastil di Ornans, untuk Raja Spanyol. Dia juga
anggota dewan kemudian dan direktur jenderal ekonomi di Kabupaten Burgundy .
Nama vernier sekarang diterapkan pada skala bergerak kecil yang melekat pada
caliper, sekstan, barometer, atau instrumen lulus lainnya dan diberikan oleh Jérôme
Lalande. Lalande menunjukkan bahwa nama sebelumnya, nonius setelah Pedro Nunes,
milik lebih baik untuk penemuan yang berbeda. Nama nonius terus diterapkan ke
vernier hingga awal abad ke-19.
10
1.1.2. Apa dan Bagaimana
Jangka sorong adalah alat yang digunakan untuk mengukur suatu benda yang
memiliki tingkat ketelitian satu per-seratus milimeter, dengan memakai alat ukur ini
Anda bisa tahu ukuran suatu benda secara pasti.
Cara mengukur jangka sorong adalah dengan, jika ada kotoran bersihkan
terlebih dahulu agar tidak mempengaruhi hasil pengukuran. Geser jangka sorong
hingga rapat dan pastikan nilai pengukuran berada tepat di angka nol. Siapkan benda
yang akan diukur dan pastikan tidak ada kotoran atau material lain yang bisa
mempengaruhi hasil pengukuran. Lakukan pengukuran dengan menggeser jangka
sorong sehingga cocok dengan benda yang hendak diukur. Pastikan benda yang diukur
benar-benar terjepit. Ketika mengukur, posisikan jangka sorong secara lurus baik
vertikal ataupun horizontal. Juga bisa mengunci jangka sorong sehingga posisinya tidak
berubah. Perhatikan posisi yang ditunjuk oleh garis angka 0 pada skala vernier
(Nonius).
Ada beberapa fungsi dari jangka sorong atau vernier caloper dalam pengukuran
suatu benda, beberapa diantaranya sebagai berikut:
Ada beberapa jenis jangka sorong yang umum digunakan berdasarkan beberapa
kriteria ,yaitu
11
1) Jenis Jangka Sorong Berdasarkan Bentuk Skalanya
a. Jangka Sorong Manual (Vernier Caliper)
Jangka sorong ini memiliki 2 skala, yaitu skala utama yang terdapat pada rahang
tetap dan skala nonius atau vernier yang terdapat pada rahang geser. Tingkat ketelitian
jangka sorong ini adalah 0,1 mm.
Jangka sorong ini umumnya sama dengan jangka sorong manual, hanya saja untuk
skala nonius atau vernier berbentuk Analog atau jarum jam sehingga lebih mudah
dalam membaca skala nonius. Tingkat ketelitian jangka sorong ini adalah 0,05 mm.
Sama halnya dengan jangka sorong analog, jangka sorong digital ini memiliki
bentuk yang sama dengan jangka sorong manual, hanya saja untuk skla noniusnya
berbentuk layar digital dimana hasil pengukuran langsung terbaca pada layar tersebut
sehingga penggunaanya jauh lebih mudah dari 2 jenis jangka sorong di atas. Tingkat
ketelitian jangka sorong ini mencapai 0,01 mm.
12
2) Jenis Jangka Sorong Berdasarkan Fungsinya
a. Jangka Sorong Alur Dalam (Inside Grove caliper)
Jangka sorong ini memiliki bentuk rahang yang lebih panjang dari rahang jangka
sorong manual. Fungsi dari jangka sorong ini adalah untuk mengukur diameter dalam suatu
tabung yang bentuknya berlekuk-lekuk, seperti toples dan botol.
Jangka Sorong ini digunakan untuk mengukur ketinggian suatu benda secara lebih
akurat dan detail
13
c. Jangka Sorong Pipa (Tube Thickness Calipper)
Jangka sorong ini biasanya digunakan untuk mengukur ketebalan pipa atau tabung
yang berdiameter kecil.
Jangka Sorong ini digunakan untuk mengukur jarak antara satu lubang dengan
lubang lainnya atau jarak antara lubang dengan tepi suatu permukaan benda
14
f. Jangka Sorong Cakram (Disc brake vernier calipers)
1) Rahang Dalam
Rahang dalam terdiri atas 2 rahang, yaitu rahang geser dan rahang tetap. Rahang
dalam berfungsi untuk mengukur diameter luar atau ketebalan suatu benda.
2) Rahang Luar
Rahang luar terdiri atas 2 rahang, yaitu rahang geser dan rahang tetap. Rahang luar
berfungsi untuk mengukur diameter dalam suatu benda
15
3) Depth probe atau pengukur kedalaman
Bagian ini berfungsi untuk mengukur kedalaman suatu benda
4) Skala utama (dalam cm)
Skala utama dalam bentuk satuan cm memiliki fungsi untuk menyatakan hasil
pengukuran utama dalam bentuk centimeter (cm).
5) Skala utama (dalam inchi)
Skala utama dalam bentuk satuan cm memiliki fungsi untuk menyatakan hasil
pengukuran utama dalam bentuk inchi.
6) Skala nonius (dalam mm)
Skala nonius dalam bentuk satuan mm memiliki fungsi sebagai skala pengukuran
fraksi dalam bentuk milimeter (mm).
7) Skala nonius (dalam inchi)
Skala nonius dalam bentuk satuan inchi memiliki fungsi sebagai skala pengukuran
fraksi dalam bentuk inchi.
8) Pengunci
Mempunyai fungsi untuk menahan bagian-bagian yang bergerak saat
berlangsungnya proses pengukuran misal rahang dan Depth probe.
16
Gambar 1. 13 Gambar Jangka Sorong Manual
6) Jumlahkan dua angka yang di dapat tadi. Maka diameter dari koin ini adalah
2,51 cm.
a. Memakai wearpack
b. Memakai alas
d. SOP
1. 4 Praktek
1) Ring Putih
17
2) Ring Kuning
3) Ring Per
4) Mur
5) Baut
18
Gambar 1.18 Baut Pendek
6) Baut Panjang
19
Gambar 1. 21 Double Niple pvc
9) Soft Draft
20
1.4.2 Alat yang digunakan
1) Jangka Sorong
2) Penggaris
4) Penghapus
21
Gambar 1.25 Mall Praktek
c. Setelah itu ambil benda yang akan diukur dengan menggunakan jangka sorong
a) Siapkan benda yang akan diukur dan pastikan tidak ada kotoran atau
material lain yang bisa mempengaruhi hasil pengukuran.
22
Gambar 1.26 Mengukur Jangka Sorong
e) Perhatikan posisi yang ditunjuk oleh garis angka 0 pada skala vernier
g) Bila posisi paling lurus berada pada angka nol dari garis skala vernier.
23
angka NOL pada jangka sorong di samping. Yang pertama pada skala atas
(ujung kiri), yang kedua di baris bawahnya agak ke tengah.
c) Perhatikan garis pertama sebelum angka NOL yang bawah (skala utama).
Setelah angka 1 adalah 1, 1, kemudian 1, 2, 1, 3 dan seterusnya. Sehingga
disini kita dapat angka 2, 5.
d) Perhatikan garis yang berhimpit antara skala atas dan skala bawah (skala
nonius). Cari yang menyambung lurus dengan garis dari skala nonius
(2,5). Di sini didapat angka 1 atau sesungguhnya 0,01.
24
1.4.4 Hasil Praktek
1) Ring Putih
2) Ring Kuning
3) Ring Per
4) Mur
25
Gambar 1.17 Mur
5) Baut
26
Gambar 1. 20 Soft Draft
8) Duoble Niple
27
Gambar 1.23 Double Nipple Besi
28
BAB II
MIKROMETER SEKRUP
2.1 Sejarah
2.1.1 Penemu
29
Abad Ke-17 Tahun 1639
W. Gascoigne menemukan untuk pertama kali
mikrometer sekrup yang terdiri dari rahang dan skala.
Abad Ke-18 Tahun 1772
James Watt menemukan tabel top mikrometer
Abad Ke-19 Tahun 1805
H. Maudsly menemukan mikrometer yang kemudian
dinamakan “Lord Chancelor”
Mikrometer sekrup adalah alat pengukuran yang terdiri dari sekrup terkalibrasi dan
memiliki tingkat kepresisian 0.01 mm (10-5 m). Alat ini ditemukan pertama kali oleh
Willaim Gascoigne pada abad ke-17 karena dibutuhkan alat yang lebih presisi dari
jangka sorong. Penggunaan pertamanya adalah untuk mengukur jarak sudut antar
bintang-bintang dan ukuran benda-benda luar angkasa dari teleskop.
Meskipun mengandung kata “mikro”, alat ini tidak tepat digunakan untuk
menghitung benda dengan skala mikrometer. Kata “mikro” pada alat ini diambil dari
Bahasa Yunani micros yang berarti “kecil”, bukan skala mikro yang berarti 10-6.
Penggunaan alat ini untuk mengukur panjang benda kurang umum digunakan,
karena umumnya panjang benda masih dapat diukur dengan baik di tingkat kepresisian 1
mm dan 0,1 mm, dimana masing-masing tingkat kepresisian dimiliki oleh penggaris dan
30
jangka sorong.
2.2 Komponen-komponen
2.2.1 Jenis-jenis
Mikrometer jenis ini, skalanya terdiri atas skala utama dan skala nonius.
Sesuai namanya pembacaan hasil pengukuran masih manual melalui serangkaian
perhitungan dari hasil skala utama dan nonius.
31
2) Jenis-jenis mikrometer sekrup berdasarkan fungsinya
a. Mikrometer Luar
b. Mikrometer Dalam
c. Mikrometer Kedalaman
32
Gambar 2.7 Mikrometer Sekrup
Bagian poros yang tidak bergerak. Objek yang ingin diukur ditempelkan di bagian ini
dan bagian poros geser didekatkan untuk menjepit objek tersebut.
4) Sleeve
5) Thimble
6) Ratchet
Bagian yang dapat membantu menggerakkan poros geser dengan pergerakan lebih
perlahan dibanding menggerakkan thimble.
7) Rangka (Frame)
33
Prinsip kerja mikrometer sekrup adalah menggunakan suatu sekrup untuk memperbesar
jarak yang terlalu kecil untuk diukur secara langsung menjadi putaran suatu sekrup lain yang
lebih besar dan dapat dilihat skalanya. Cara menggunakan mikrometer sekrup adalah:
1) Objek yang ingin diukur diletakkan menempel dengan bagian poros tetap.
2) Setelah itu, bagian thimble diputar hingga objek terjepit oleh poros tetap dan poros geser.
3) Bagian ratchet dapat diputar untuk menghasilkan perhitungan yang lebih presisi dengan
menggerakkan poros geser secara perlahan.
4) Setelah yakin bahwa objek benar-benar terjepit diantara kedua poros, hasil pengukuran
dapat dibaca di skala utama dan skala nonius.
1) Memakai wearpack
4) SOP
2.4 Praktek
1) Ring Putih
2) Ring Kuning
34
Gambar 2. 9 Ring Kuning
3) Ring Per
4) Mur
Gambar 2. 11 Mur
5) Baut
35
Gambar 2.12 Baut Pendek
6) Baut Panjang
Gambar 2. 14 PVC
36
8) Duoble Niple
37
2.4.2 Alat yang digunakan
1) Mikrometer Sekrup
2) Penggaris
4) Penghapus
a. Membuat mal terlebih dahulu dengan menggunakan kertas A4. Lalu dibuat
ukuran sesuai berikut.
38
b. Menyiapkan alat dan benda kerja yang akan di ukur.
a) Objek yang ingin diukur diletakkan menempel dengan bagian poros tetap.
b) Setelah itu, bagian thimble diputar hingga objek terjepit oleh poros tetap dan poros
geser.
c) Bagian ratchet dapat diputar untuk menghasilkan perhitungan yang lebih presisi
dengan menggerakkan poros geser secara perlahan.
d) Setelah yakin bahwa objek benar-benar terjepit diantara kedua poros, hasil
pengukuran dapat dibaca di skala utama dan skala nonius.
d. Setelah itu hasilnya ditulis dikertas sketsa dan benda yang diukur di gambar. Disertai
keterangannya.
e. Setelah semua benda diukur lalu di konsultasikan ke dosen terlebih dahulu. Lalu
setelah mendapatkan konfirmasi, gambar yang di sketsa di salin ke kertas mall.
39
2.4.4 Hasil Praktek
1) Ring Putih
2) Ring Kuning
3) Ring Per
40
Gambar 1.16 Ring Per
4) Mur
5) Baut
41
Gambar 1.19 Baut Panjang
7) Soft Draft Luar
42
Gambar 1. 22 Soft Draft
43
BAB III
GERINDRA
44
Gambar 3. 1 Gerinda
3.1 Sejarah
Mesin perkakas modern dimulai pada tahun 1775, ketika penemu dari negara Inggris
bernamab John Wilkinson membuat mesin bor horizontal untuk mengerjakan permukaan
silinder dalam. Sekitar tahun 1794, Henry membuat mesin bubut pertama.
3.1.1 Penemu
Pada zaman ini sudah dikembangannya Mata Batu Gerinda. Pada zaman ini mata
gerinda sudah dibuat lebih bagus dan lebih baik dalam proses penajaman alat buru maupun
alat perkakas. Dan di awal tahun 1900-an, mengalami perkembangan yang amat pesat
seiring dengan kemampuan manusia membuat butiran abrasive seperti pasir silikon karbida
serta aluminium karbida.
Mesin gerinda adalah suatu alat yang berguna untuk meggerinda permukaan benda
kerja sehingga rata dan halus,khususnya untuk mengasah pahat pemotong dari mesin-mesin
perkakas.
Sebelum memasang steker pada stop kontak, pastikan swithch gerinda pada posisi
off. Dorong switch/saklar untuk menyalakan mesin dan tekan untuk mengunci
switch/saklar. Dengan ini kita tidak perlu terus menekan switch untuk menyalakan mesin.
Pada bagian belakang gerinda terdapat switch untuk mengatur kecepatan putaran
gerinda. Terkadang kita perlu merubah kecepatan menjadi pelan untuk
mengamplas/memoles menggunakan gerinda. Setelah selesai menggunakannya jangan
lupa untuk mencabut steker dari stop kontak dan bersihkan gerinda dari serbuk-serbuk hasil
potongan menggunakan kuas.
Gerinda tangan adalah salah satu power tool yang wajib dimilik di bengkel. Gerinda
memiliki banyak fungsi, untuk memotong besi/keramik,mengamplas, mengikis besi,
bahkan untuk memoles.
3.2 Komponen-komponen
45
1) Mesin Gerinda Permukaan (Surface Grinding)
Mesin Surface Grinding adalah mesin gerinda yang diperuntukan untuk membuat
bentuk datar dan permukaan yang rata pada sebuah benda kerja yang diletakan di bawah
batu gerinda yang berputar. Pada umumnya mesin gerinda ini digunakan untuk
penggerindaan permukaan yang meja mesinnya bergerak horizontal bolak-balik..
Dilihat dari prinsip kerja utama mesin tersebut, mesin gerinda datar secara garis besar
mempunyai tiga gerakan utama, yaitu:
Mesin gerinda tangan merupakan mesin yang berfungsi untuk menggerinda benda kerja
dapat digunakan untuk memotong benda logam dengan menggunakan batu gerinda yang
dikhususkan untuk memotong.
46
Gambar 3.3 Gerinda Duduk
Fungsi utama mesin gerinda duduk adalah untuk mengasah mata bor, tetapi dapat
juga digunakan untuk mengasah pisau lainnya, seperti mengasah pisau dapur, golok, kampak,
arit, mata bajak, dan perkakas pisau lainnya.
Fungsi utama mesin gerinda lurus adalah untuk membuat profil atau ukiran pada
suatu permukaan benda.
Adalah jenis mesin gerinda dengan benda kerja yang mampu di kerjakan adalah
benda dengan bentuk silinder.
47
3.3.1 Cara Menggunakan Gerinda
Sebelum memasang steker pada stop kontak, pastikan swithch gerinda pada posisi off.
Dorong switch/saklar untuk menyalakan mesin dan tekan untuk mengunci switch/saklar.
Dengan ini kita tidak perlu terus menekan switch untuk menyalakan mesin.
Pada bagian belakang gerinda terdapat switch untuk mengatur kecepatan putaran
gerinda. Terkadang kita perlu merubah kecepatan menjadi pelan untuk mengamplas/memoles
menggunakan gerinda. Setelah selesai menggunakannya jangan lupa untuk mencabut steker
dari stop kontak dan bersihkan gerinda dari serbuk-serbuk hasil potongan menggunakan kuas.
1) Memakai wearpack
4) SOP
3.4 Praktek
1) Mesin Gerinda
48
Gambar 3. 6 Gerinda
2) Geraji
3) Penggaris
a. Membuat mal terlebih dahulu dengan menggunakan kertas A4. Lalu dibuat
ukuran sesuai berikut.
b. Menyiapkan alat dan benda kerja yang akan di ukur. Yaitu terdiri dari :
49
a) Sepotong Besi dengan ukuran 10 cm.
b) Mesin Gerinda
c) Penggaris
e) Geraji
d) Setelah itu hubungkan mesin Gerinda dengan stopkontak / colokan agar bisa
d) Pastikan saat megerinda mata jangan terlalu dekat dengan mesin gerinda saat
beroperasi, karena kalo dekat dengan mata bisa berbahaya bagi kesehatan.
50
Gambar 3.10 Cara Menggerinda
e) Kemudian membentuk benda kerja atau mengerinda sesuai berikut. Dengan langkah-
langkah membentuk sebagai berikut :
51
3.4.4 Hasil Praktek
52
BAB IV
KIKIR
4.1 Sejarah
Zaman batu adalah suatu periode ketika peralatan manusia secara dominan terbut dari
batu walaupun ada pula alat-alat penunjang hidup manusia yang terbuat dari kayu ataupun
bambu. Namun alat-alat yang terbuat dari kayu atau tulang tersebut tidak meninggalkan
bekas sama sekali. Hal ini disebabkan karena bahan-bahan tersebut tidak tahan lama. Dalam
zaman ini alat-alat yang dihasilkan masih sangat kasar (sederhana) karena hanya sekadar
memenuhi kebutuhan hidup saja. Zaman batu tua diperkirakan berlangsung kira-kira
600.000 tahun yang lalu, yaitu selama masa pleistosen (diluvium). Pada zaman
paleolithikum ini, alat-alat yang mereka hasilkan masih sangat kasar.
4.1.1 Penemu
Alat perkakas Paleolitikum atau zaman batu tua disebut demikian sebab alat-alat batu
buatan manusia masih dikerjakan secara kasar, tidak diasah atau dipolis. Apabila dilihat dari
53
sudut mata pencariannya periode ini disebut masa berburu dan meramu makanan tingkat
sederhana. Manusia pendukung zaman ini adalah Pithecantropus Erectus, Homo Wajakensis,
Meganthropus Paleojavanicus dan Homo Soloensis. Fosil-fosil ini ditemukan di sepanjang aliran
sungai Bengawan Solo. Mereka memiliki kebudayaan Pacitan dan Ngandong. Kebudayaan
Pacitan pada tahun 1935, Von Koenigswald menemukan alat-alat batu dan kapak genggam di
daerah Pacitan. Cara kerjanya digenggam dengan tangan. Kapak ini dikerjaan dengan cara
masih sangat kasar. Para ahli menyebut alat pada zaman Paleolithikum dengan nama chopper.
Kikir adalah salah satu alat yang paling penting dalam pekerjan kerja
bangku.Kikir memilii batang baja yang mempunyai gigi-gigi pemarut yang bahan
dasarnya dibuat dari bahan baja karbon tinggi.
Adapun fungsi utama dari kikir adalah untuk mengikir dan meratakan permukaan
benda kerja.Ukuran panjang sebuah kikir adalah panjang badan ditambah dengan
tangkainya.
Penampang kikir ada yang dibuat bermacam-macam bentuk, ada yang bulat,
segitiga, persegi, tembareng, segi empat panjang, dan bentuk pipih.Kegunaan dari
macam jenis penampang ini adalah untuk mengikir celah atau lubang bentuk bujur
sangkar dan sebagainya.
Adalah kikir kasar panjang badan 12”, dengan jumlah gigi 9 gigi/cm, cs = 25
,s= 0,01 , n= 40 dan mempunyai tingkat kehalusan N9 s/d N8.
2) Half Smooth
Adalah kikir setengah halus panjang badan 10”, dengan jumlah gigi 12 gigi/cm,
cs = 25 , s 0,005 , n = 40 dan tingkat kehalusan N8 s/d N7.
3) Smooth
54
4) Kikir bujur sangkar
Guratan ganda pada keempat muka. Dipergunakan untuk membuat jalur, menyiku
celah dan pundak bujursangkar. Ukuran panjangnya guratan 100 mm hingga 500 mm.
5) Kikir segitiga
Guratan ganda pada ketiga muka. Digunakan untuk sudut-sudut yang canggung dan
lebih kecil daripada 90°. Ukuran panjangnya 100 mm hingga 300 mm.
6) Kikir Tunggal
8) Kikir tipis
Guratannya ganda. Badannya persegi empat panjang, tetapi jauh lebih tipis
daripada kikir-kikir lainnya. Dipergunakan untuk mengikir alur yang sempit, misalnya
untuk mengepas bubungan kunci pintu.
55
1) Ujung
2) Muka
3) Pangkal
4) tangkai
5) Panjang
3) Pemegangan kikir
5) Gerakan kikir
6) Kebersihan kikir
a. Pemegangan
Usahakan kaki kiri tegak lurus di bawah ragum membentuk sudut 300 dan kaki
kanan membentuk sudut 750 . Jarak antara kaki kiri dan kanan sebanding dengan
panjang kikir yang digunakan., sedangkan jarak antara siku dengan permukaan
ragum lebih kurang 5 – 8 cm. Posisi badan cenderung agak miring ke depan dan
mata konsentrasi menghadap pada benda kerja.
c. Langkah Pengikiran
Langkah optimal, posisi langkah dan langkah nominal arah langkah, jarak gesekan
panjang batang kikir, aktifitas orang (normati stabil/waktu kecepatan potong pada
material (Cs).
56
d. Macam Pengikiran
Lurus : memanjang / standart, melintang , CCF : Cross cut filling ( 450 atau
650 ).
1) Memakai wearpack
4.4 Praktek
1) Ragum
57
Gambar 4. 4 Ragum
2) Kikir
Gambar 4. 5 Kikir
a. Membuat mal terlebih dahulu dengan menggunakan kertas A4. Lalu dibuat
ukuran sesuai berikut.
58
Gambar 4.6 Mall Praktek
b. Menyiapkan alat dan benda kerja yang akan di ukur. Yaitu terdiri dari :
b) Kikir
c) Penggaris
e) Geraji
f) Ragum
59
c) Jepit besi dengan ragum, dengan ¾ bagian benda terjepit. Pastikan telah terjepit.
d) Perlu kita perhatikan Posisi tubuh Selama mengikir, berdiri di sisi sebelahkiri
ragum dengan kaki tetap tidak berubah.
e) Saat mengikir posisi tangan searah agar hasil kikiranya rata.
60
Gambar 4. 10 Tahapan Mengikir
61
4.13 Hasil Praktek Kikir
62
PENUTUP
5.1.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil laporan yang saya buat dapat simpulkan bahwa Praktek
Teknologi Mekanik sangatlah penting bagi mahasiswa. Dikarenakan dengan adanya
praktek dapat menambah ilmu pengetahuan dan skill mahasiswa. Serta mendapatkan
bimbingan dari Dosen membuat laporan yang baik dan benar.
5.1.2 Saran
Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam
penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan kalimat yang kurang
jelas,dimengerti, dan lugas. Karena kami kesalahan dan kami juga sangat mengharapkan
saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Sekian penutup dari
kami semoga dapat diterima dihati dan kami ucapkan terima kasih sebesar-besarnya.
63
Daftar Pustaka
64