Anda di halaman 1dari 64

LAPORAN

PRAKTEK TEKNOLOGI MEKANIK

PENGUKURAN PEMULA JANGKA SORONG, MIKROMETER


SEKRUP, GERINDA DAN KIKIR
Dipergunakan Sebagai Persyaratan Mengikuti Ujian Praktik Teknologi Mekanik
Akademi Teknik Perkapalan (ATP) Veteran
Semarang

Nama : Dimas Adi Saputra


NIT : 19.017.005

TEKNIK BANGUNAN KAPAL


AKADEMI TEKNIK PERKAPALAN VETERAN SEMARANG
TAHUN 2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga pelaksanaan
Kegitan Paktik dan Pembuatan Laporan Praktek Teknologi Mekanik ini dapat terselesaikan.
Yang berjudul ‘’ Pengukuran Pemula Jangka Sorong, Mikrometer Sekrup, Gerinda, Kikir’
dapat terselesaikan dengan baik.

Adapun dalam kegiatan praktik ini berjudul ‘’ Pengukuran Pemula Jangka Sorong,
Mikrometer Sekrup, Gerinda, Kikir’’ bertujuan untuk :

1. Meningkatkan pengetahuan Taruna /Taruni dalam pengenalan alat ukur Jangka


Sorong dan Mikrometer Sekrup.
2. Mengetahui langkah –langkah penggunaan Gerinda dan Kikir dalam pembuatan
benda kerja.
3. Agar dapat memberikan bimbingan dan instruksi kepada calon praktikan yang lain
sebagai bukti salah satu syarat kelulusan kegiatan praktik.
4. Memperdalam cara penulisan laporan praktek dengan menggunakan Metode Tata
Tulis
5. Memberikan kontribusi penambahan jumlah judul buku bagi perpustakaaan Akademi
Teknik Perkapalan Veteran Semarang.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih atas bantuan semua
pihak dalam proses pelaksanaan praktik dan pembuatan laporan ini sehingga dapat
terselesaikan dengan baik. Kami aturkan terima kasih kepada Yth :
1.Ibu RITA HARININGRUM ST. M.Kom, selaku Direktur di Akademi Teknik
Perkapalan Veteran Semarang.
2. Bapak RATNA DWI KURNIAWAN ST. MT, selaku Wakil Direktur 1 Bidang
Pendidikan di Akademi Teknik Perkapalan Veteran Semarang.
3. Bapak SUYANTO . ST. MT, selaku Administrasi di Akademi Teknik Perkapalan
Veteran Semarang.
4. Bapak TUGINO. SH. MH, selaku Ketarunaan di Akademi Teknik Perkapalan
Veteran Semarang.
5. Bapak SRI PRAMONO. ST.MT, selaku Kepala Jurusan Teknik Mesin kapal di
Akademi Teknik Perkapalan Veteran Semarang.
6. Bapak OKTOBERTY. ST.MT, selaku Kepala Jurusan Teknik Bangunan Kapal di
Akademi Teknik Perkapalan Veteran Semarang.
7. Bapak RUDY SETIAWAN , selaku Kepala Jurusan Teknik Listrik Kapal di
Akademi Teknik Perkapalan Veteran Semarang.
8. Bapak SUTOPO selaku Istruktur di Akademi Teknik Perkapalan Veteran Semarang.
9. Dosen dan Karyawan yang telah membantu proses pembuatan laporan ini dengan
baik dan benar.

2
10. Senior yang telah membantu proses pembuatan laporan ini dengan baik dan benar.
11. Teman-teman / rekan –rekan yang telah membantu juga dalam proses pembuatan
Laporan baik dan benar.

Penulis menyadari bahwa pelaksanaan kegiatan Praktek dan pembuatan laporan


Teknologi Mekanik jauh dari sempurna, oleh sebab itu pada kesempatan ini penuli mohon
saran dan kritikan yang membangun untuk perbaikan dimasa mendatang. Berharap penulis
laporan bermanfaat bagi kita semua.

3
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN………………………………………………………………….1
KATA PENGANTAR...................................................................................................2
DAFTAR ISI ................................................................................................................3
LATAR BELAKANG.................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………………

BAB I JANGKA SORONG


1.1 Sejarah
1.1.1 Penemu…………………………………………………………..
1.1.2 Apa dan Bagaimana……………………………………………...
1.1.3 Fungsi Atau Kegunaan…………………………………………..
1.2 Komponen-komponen
1.2.1 Jenis-jenis………………………………………………………..
1.2.2 Bagian-bagian……………………………………………………
1.3 Cara Menggunakan dan Pengamanan Diri
1.3.1 Cara Menggunakan……………………………………………...
1.3.2 Pengamanan Diri…………………………………………….......
1.4 Praktek
1.4.1 Benda Kerja yang digunakan……………………………………
1.4.2 Alat yang digunakan…………………………………………….
1.4.3 Cara Praktek……………………………………………………..
1.4.4 Hasil Praktek…………………………………………………….

BAB II MIKRO METER SEKRUP


2.1 Sejarah
2.1.1 Penemu………………………………………………………….
2.1.2 Apa dan Bagaimana………………………………………..........
2.1.3 Fungsi Atau Kegunaan…………………………………………...
2.2 Komponen-komponen
2.2.1 Jenis-jenis………………………………………………………..
2.2.2 Bagian-bagian………………………………………………........
2.3 Cara Menggunakan dan Keamanan Diri
2.3.1 Cara Menggunakan………………………………………………
2.3.2 Pengamanan Diri…………………………………………………
2.4 Praktek
2.4.1 Benda Kerja yang digunakan……………………………………...
2.4.2 Alat Yang digunakan……………………………………………...
2.4.3 Cara Praktek……………………………………………………….
2.4.4 Hasil Praktek……………………………………………………….

BAB III GERINDRA


3.1 Sejarah
3.1.1 Penemu…………………………………………………………….
3.1.2 Apa dan Bagaimana……………………………………………….
3.1.3 Fungsi Atau Kegunaan……………………………………………..
3.2 Komponen-komponen
3.2.1 Jenis-jenis…………………………………………………………
3.2.2 Bagian-bagian……………………………………………………..

4
3.3 Cara Menggunakan dan Keamanan Diri
3.3.1 Cara Menggunakan………………………………………………...
3.3.2 Pengamanan Diri…………………………………………………...
3.4 Praktek
3.4.1 Benda Kerja yang digunakan………………………………………
3.4.2 Alat yang digunakan……………………………………………….
3.4.3 Cara Praktek………………………………………………………..
3.4.4 Hasil Praktek………………………………………………………..

BAB IV KIKIR
4.1 Sejarah
4.1.1 Penemu…………………………………………………………….
4.1.2 Apa dan Bagaimana………………………………………………..
4.1.3 Fungsi Atau Kegunaan……………………………………………..
4.2 Komponen-komponen
4.2.1 Jenis-jenis………………………………………………………….
4.2.2 Bagian-bagian……………………………………………………...
4.3 Cara Menggunakan dan Keamanan Diri
4.3.1 Cara Menggunakan………………………………………………...
4.3.2 Keamanan Diri……………………………………………………..
4.4 Praktek
4.4.1 Benda Kerja Yang digunakan……………………………………...
4.4.2 Alat yang digunakan……………………………………………….
4.4.3 Cara Praktek………………………………………………………..
4.4.4 Hasil Praktek………………………………………………………..
BAB V PENUTUP
5.1.1 Kesimpulan…………………………………………………………...
5.1.2 Saran………………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………..

5
LATAR BELAKANG

Di dunia internasional tenaga kerja dibidang teknik sangat dibutuhkan. Khususnya di


bidang perkapalan tenaga kerja masih dibutuhkan sangat banyak. Tenaga yang dibutuhkan di
dunia internasional adalah tenaga kerja yang professional dan berkualitas.

Maka untuk mewujudkan sebagai jalur maritim internasional pemerintah Indonesia


mendirikan industri kapal atau galangan diberbagai daerah Nusantara. Karena dengan adanya
galangan kapal atau industri maka bisa mendorong Negara Indonesia sebagai poros maritim
dunia perkapalan. Dengan adanya perguruan tinggi yang menjurus dunia perkapalan maka
dapat menciptakan lulusan / tenaga kerja yang profesional. Salah satu kegiatan pemerintah
Indonesia dalam meningkatkan kualitas tenaga kerja adalah dengan memberikan bantuan
kepada Perguruan Tinggi yang ada di Indonesia sehingga adanya bantuan ini bisa
meningkatkan kualitas lulusan tenaga kerja.

Di Akademi Teknik Perkapalan Veteran Semarang yang merupakan salah satu


perguruan tinggi yang bergerak di bidang perkapalan yang mencetak lulusan tenaga kerja yang
berprofesional dan berkualitas yang tercermin dari Kurikulum pendidikannya mengedepankan
Praktek lapangan berupa Praktikum Teknologi Mekanik yang bertujuan untuk membekali
keahlian di bidang mekanik bagi para lulusannya:

1. Agar meningkatkan pengetahuan taruna /taruni dalam penggunaan alat ukur.


2. Agar bisa mengetahui langkah –langkah pengoperasian alat ukur dengan baik.
3. Agar bisa mengetahui jenis –jenis alat ukur.
4. Agar dapat memberikan bimbingan dan instruksi kepada calon praktikan yang lain
sebagai bukti salah satu syarat kelulusan kegiatan praktik.
Melalui Praktek Teknologi Mekanik ini bertujuan menambahkan pengetahuan dan
wawasan para mahasiswa dan mengetahui penggunaan berbagai macam alat yang akan
digunakan dalam bengkel tersebut sesuai dengan fungsinya diantaranya : Jangka Sorong,
Mikrometer Sekrup, Gerinda, Kikir. Setelah mendapatkan bimbingan dan pelatihan oleh Dosen
di dalam bengkel mekanik ini , para Praktikan juga mendapatkan bimbingan penulisan laporan
dengan menggunakan metode Tata Tulis Laporan yang Baik dan Benar dengan judul
Pengukuran Pemula Jangka Sorong, Mikrometer Sekrup, Gerinda, dan Kikir.

6
DAFTAR GAMBAR

Bab 1 Jangka Sorong

Gambar 1.1 Jangka Sorong …………………………………………………………….

Gambar 1.2 Jangka Sorong Manual………………………………………………….....

Gambar 1.3 Jangka Sorong Manual ……………………………………………………

Gambar 1.4 Jangka Sorong Analog …………………………………………………….

Gambar 1.5 Jangka Sorong Digital …………………………………………………….

Gambar 1.6 Jangka Sorong Alur Dalam………………………………………………..

Gambar 1.7 Jangka Sorong Ketinggian………………………………………………...

Gambar 1.8 Jangka Sorong Pipa ………………………………………………………

Gambar 1.9 Jangka Sorong Jarak Pusat ……………………………………………….

Gambar 1.10 Jangka Sorong Gigi Gear ………………………………………………

Gambar 1.11 Jangka Sorong Cakram …………………………………………………

Gambar 1.12 Bagian- Bagian Jangka Sorong ………………………………………...

Gambar 1.13 Jangka Sorong Manual ……………………………………………….....

Gambar 1.14 Ring Putih ……………………………………………………………….

Gambar 1.15 Ring Kuning……………………………………………………………...

Gambar 1.16 Ring Per…………………………………………………………………..

Gambar 1.17 Mur ……………………………………………………………………....

Gambar 1.18 Baut Pendek ……………………………………………………………..

Gambar 1.19 Baut Panjang ………………………………………………………….....

Gambar 1.20 Soft Draft Luar …………………………………………………………..

Gambar 1.21 Double Nipple PVC………………………………………………..…….

Gambar 1.22 Soft Draft Dalam ………………………………………………………..

Gambar 1.23 Double Nipple Besi ……………………………………………………..

7
Gambar 1.24 Jangka Sorong …………………………………………………………..

Gambar1.25 Mall Praktek……………………………………………………………..

Gambar 1.26 Mengukur Jangka Sorong………………………………………………..

Bab 2 Mikrometer Sekrup

Gambar 2.1 Mikrometer Sekrup ……………………………………………………...

Gambar 2.2 Mikrometer Sekrup Manual…………………………………………..

Gambar 2.3 Mikrometer Sekrup Digital …………………………………………..

Gambar 2.4 Mikrometer Sekrup Luar……………………………………………...

Gambar 2.5 Mikrometer Sekrup Dalam…………………………………………...

Gambar 2.6 Mikrometer Sekrup Kedalaman………………………………………

Gambar 2.7 Mikrometer Sekrup …………………………………………………...

Gambar 2.8 Ring Putih ……………………………………………………………

Gambar 2.9 Ring Kuning…………………………………………………………..

Gambar 2.10 Ring Per……………………………………………………………...

Gambar 2.11 Mur…………………………………………………………………..

Gambar 2.12 Baut Pendek ………………………………………………………...

Gambar 2.13 Baut Panjang…………………………………………………….......

Gambar 2.14 Soft Draft ……………………………………………………………

Gambar 2.15 Double Nipple PVC …………………………………………………

Gambar 2.16 Soft Draft Dalam…………………………………………………….

Gambar 2.17 Double Nipple Besi………………………………………………….

Gambar 2.18 Mikrometer Sekrup………………………………………………….

Gambar 2.19 Mall Praktek…………………………………………………………

Gambar 2.20 Cara Mengukur Mikrometer Sekrup…………………………………

Bab 3 Gerinda

Gambar 3.1 Mesin Gerinda………………………………………………………...

Gambar 3.2 Gerinda Permukaan …………………………………………………...

8
Gambar 3.3 Gerinda Duduk ……………………………………………………….

Gambar 3.4 Gerinda Lurus…………………………………………………………

Gambar 3.5 Sepotong Besi…………………………………………………………

Gambar 3.6 Gerinda…………………………………………………………………

Gambar 3.7 Geraji…………………………………………………………………...

Gambar 3.8 Mall Praktek…………………………………………………………….

Gambar 3.9 Ukuran Besi……………………………………………………………..

Gambar 3.10 Cara Menggerinda……………………………………………………...

Gambar 3.11 Urutan Menggerinda……………………………………………………

Gambar 3.12 Urutan Menggerinda……………………………………………………

Gambar 3.13 Urutan Menggerinda……………………………………………………

Gambar 3.14 Urutan Menggerinda……………………………………………………

Gambar 3.15 Hasil Praktek……………………………………………………………

Bab 4 Kikir

Gambar 4.1 Kikir……………………………………………………………………….

Gambar 4.2 Bagian- Bagian Kikir ……………………………………………………

Gambar 4.3 Sepotong Besi……………………………………………………………

Gambar 4.4 Ragum………………………………………………………………….

Gambar 4.5 Kikir ……………………………………………………………………

Gambar 4.6 Mall Praktek………………………………………………………….

Gambar 4.7 Ukuran Besi…………………………………………………………

Gambar 4.8 Cara Mengkikir…………………………………………………….

Gambar 4.9 Tahapan Mengkikir………………………………………………..

Gambar 4.10 Tahapan Mengkikir……………………………………………..

Gambar 4.11 Tahapan Mengkikir……………………………………………..

Gambar 4.12 Tahapan Mengkikir……………………………………………..

Gambar 4.13 Hasil Praktek…………………………………………………..

9
BAB I

JANGKA SORONG

Gambar 1.1. Jangka Sorong

1.1 Sejarah

Jangka Sorong digunakan pertama kali ditemukan dalam sebuah kecelakaan yang
terjadi di lepas pantai Italia, kecelakaan ini dikenal dengan nama ‘’ The Greek Giglio
Wreck.’’ Dari reruntuhan kecelakaan kapal tersebut ditemukan semacam alat ukur mirip
dengan jangka sorong. Jadi bisa disimpulkan bahwa bangsa Yunani dan Romawi Kuno telah
menggunakannya sebagai alat ukur.

1.1.1. Penemu

Penemu jangka sorong adalah Pierre Vernie, seorang matematikawan dan penemu
instrumen asal Perancis. Dia adalah penemu dan eponim dari skala vernier yang
digunakan dalam mengukur perangkat. Alat tersebut kini populer dengan nama "Jangka
Sorong."Ia dilahirkan di Ornans , Perancis, pada 1580, ia diajar sains oleh ayahnya. Dia
kemudian menjadi kapten dan castellan kastil di Ornans, untuk Raja Spanyol. Dia juga
anggota dewan kemudian dan direktur jenderal ekonomi di Kabupaten Burgundy .

Di Brussels , pada 1631, ia menerbitkan, risalahnya La konstruksi, l'usage, et les


propriétés du kuadrat nouveau de mathématique, dan mendedikasikannya kepada
Infanta. Di dalamnya ia menggambarkan perangkat cerdik yang sekarang menyandang
namanya, skala yang lebih tinggi.

Nama vernier sekarang diterapkan pada skala bergerak kecil yang melekat pada
caliper, sekstan, barometer, atau instrumen lulus lainnya dan diberikan oleh Jérôme
Lalande. Lalande menunjukkan bahwa nama sebelumnya, nonius setelah Pedro Nunes,
milik lebih baik untuk penemuan yang berbeda. Nama nonius terus diterapkan ke
vernier hingga awal abad ke-19.

10
1.1.2. Apa dan Bagaimana

Jangka sorong adalah alat yang digunakan untuk mengukur suatu benda yang
memiliki tingkat ketelitian satu per-seratus milimeter, dengan memakai alat ukur ini
Anda bisa tahu ukuran suatu benda secara pasti.
Cara mengukur jangka sorong adalah dengan, jika ada kotoran bersihkan
terlebih dahulu agar tidak mempengaruhi hasil pengukuran. Geser jangka sorong
hingga rapat dan pastikan nilai pengukuran berada tepat di angka nol. Siapkan benda
yang akan diukur dan pastikan tidak ada kotoran atau material lain yang bisa
mempengaruhi hasil pengukuran. Lakukan pengukuran dengan menggeser jangka
sorong sehingga cocok dengan benda yang hendak diukur. Pastikan benda yang diukur
benar-benar terjepit. Ketika mengukur, posisikan jangka sorong secara lurus baik
vertikal ataupun horizontal. Juga bisa mengunci jangka sorong sehingga posisinya tidak
berubah. Perhatikan posisi yang ditunjuk oleh garis angka 0 pada skala vernier
(Nonius).

1.1.3. Fungsi Atau Kegunaan

Ada beberapa fungsi dari jangka sorong atau vernier caloper dalam pengukuran
suatu benda, beberapa diantaranya sebagai berikut:

1) Digunakan untuk mengukur tinggi suatu benda yang bertingkat.


2) Digunakan untuk mengukur ketebalan suatu benda, seperti bagian dalam atau luar.
Benda yang diukur dapat berbentuk bulat, kubus, bujur sangkar, persegi,dan
berbagai macam bentuk lainnya.
3) Dapat difungsikan saat mengukur Inner ring atau diameter bagian dalam
suatu benda.
1.2. Komponen-komponen

1.2.1. Jenis - Jenis

Gambar 1.2 Jangka Sorong Manual

Ada beberapa jenis jangka sorong yang umum digunakan berdasarkan beberapa
kriteria ,yaitu

11
1) Jenis Jangka Sorong Berdasarkan Bentuk Skalanya
a. Jangka Sorong Manual (Vernier Caliper)

Gambar 1.3 Jangka Sorong Manual

Jangka sorong ini memiliki 2 skala, yaitu skala utama yang terdapat pada rahang
tetap dan skala nonius atau vernier yang terdapat pada rahang geser. Tingkat ketelitian
jangka sorong ini adalah 0,1 mm.

b. Jangka Sorong Analog (dial Caliper)

Gambar 1.4 Jangka Sorong Analog

Jangka sorong ini umumnya sama dengan jangka sorong manual, hanya saja untuk
skala nonius atau vernier berbentuk Analog atau jarum jam sehingga lebih mudah
dalam membaca skala nonius. Tingkat ketelitian jangka sorong ini adalah 0,05 mm.

c. Jangka Sorong Digital (digital caliper)

Gambar 1.5 Jangka Sorong Digital

Sama halnya dengan jangka sorong analog, jangka sorong digital ini memiliki
bentuk yang sama dengan jangka sorong manual, hanya saja untuk skla noniusnya
berbentuk layar digital dimana hasil pengukuran langsung terbaca pada layar tersebut
sehingga penggunaanya jauh lebih mudah dari 2 jenis jangka sorong di atas. Tingkat
ketelitian jangka sorong ini mencapai 0,01 mm.

12
2) Jenis Jangka Sorong Berdasarkan Fungsinya
a. Jangka Sorong Alur Dalam (Inside Grove caliper)

Gambar 1.6 Jangka Sorong Alur Dalam

Jangka sorong ini memiliki bentuk rahang yang lebih panjang dari rahang jangka
sorong manual. Fungsi dari jangka sorong ini adalah untuk mengukur diameter dalam suatu
tabung yang bentuknya berlekuk-lekuk, seperti toples dan botol.

b. Jangka Sorong Ketinggian (Height Vernier Caliper)

Gambar 1.7 Jangka Sorong Ketinggian

Jangka Sorong ini digunakan untuk mengukur ketinggian suatu benda secara lebih
akurat dan detail

13
c. Jangka Sorong Pipa (Tube Thickness Calipper)

Gambar 1.8 Jangka Sorong Pipa

Jangka sorong ini biasanya digunakan untuk mengukur ketebalan pipa atau tabung
yang berdiameter kecil.

d. Jangka Sorong Jarak Pusat (Centerline Caliper)

Gambar 1.9 Jangka Sorong Jarak Pusat

Jangka Sorong ini digunakan untuk mengukur jarak antara satu lubang dengan
lubang lainnya atau jarak antara lubang dengan tepi suatu permukaan benda

e. Jangka Sorong Gigi Gear (Gear Tooth Vernier Calipers)

Gambar 1.10 Jangka Sorong Gigi Gear

Digunakan untuk mengukur ketebalan gigi-gigi pada gear yang umumnya


ditemukan pada alat-alat kendaraan atau pada spare part mesin.

14
f. Jangka Sorong Cakram (Disc brake vernier calipers)

Gambar 1. 11 Jangka Sorong Cakram


Digunakan untuk mengukur ketebalan suatu lempengan cakram logam.

1.2.2 Bagian-Bagian Jangka Sorong

Gambar 1.12 Bagian-Bagian Jangka Sorong

1) Rahang Dalam
Rahang dalam terdiri atas 2 rahang, yaitu rahang geser dan rahang tetap. Rahang
dalam berfungsi untuk mengukur diameter luar atau ketebalan suatu benda.
2) Rahang Luar
Rahang luar terdiri atas 2 rahang, yaitu rahang geser dan rahang tetap. Rahang luar
berfungsi untuk mengukur diameter dalam suatu benda

15
3) Depth probe atau pengukur kedalaman
Bagian ini berfungsi untuk mengukur kedalaman suatu benda
4) Skala utama (dalam cm)
Skala utama dalam bentuk satuan cm memiliki fungsi untuk menyatakan hasil
pengukuran utama dalam bentuk centimeter (cm).
5) Skala utama (dalam inchi)
Skala utama dalam bentuk satuan cm memiliki fungsi untuk menyatakan hasil
pengukuran utama dalam bentuk inchi.
6) Skala nonius (dalam mm)
Skala nonius dalam bentuk satuan mm memiliki fungsi sebagai skala pengukuran
fraksi dalam bentuk milimeter (mm).
7) Skala nonius (dalam inchi)
Skala nonius dalam bentuk satuan inchi memiliki fungsi sebagai skala pengukuran
fraksi dalam bentuk inchi.
8) Pengunci
Mempunyai fungsi untuk menahan bagian-bagian yang bergerak saat
berlangsungnya proses pengukuran misal rahang dan Depth probe.

1.3 Cara Menggunakan dan Keamanan Diri

1.3.1 Cara Menggunakan Jangka Sorong


1) Pertama-tama siapkan objek yang kalian ingin tahu berapa diameternya. Untuk
kami, kami menggunakan sebuah koin.
2) Buka rahang geser jangka sorong ke sebelah kanan untuk memudahkan
memasukkan benda yang akan diukur.Geser lagi rahang ke sebelah kiri dengan
rapat agar mendapatkan hasil pengukuran yang optimal.Ada dua angka NOL
pada jangka sorong di samping. Yang pertama pada skala atas (ujung kiri),
yang kedua di baris bawahnya agak ke tengah.
3) Perhatikan garis pertama sebelum angka NOL yang bawah (skala utama).
Setelah angka 1 adalah 1, 1, kemudian 1, 2, 1, 3 dan seterusnya. Sehingga
disini kita dapat angka 2, 5.
4) Perhatikan garis yang berhimpit antara skala atas dan skala bawah (skala
nonius).
5) Cari yang menyambung lurus dengan garis dari skala nonius (2,5). Di sini
didapat angka 1 atau sesungguhnya 0,01.

16
Gambar 1. 13 Gambar Jangka Sorong Manual

6) Jumlahkan dua angka yang di dapat tadi. Maka diameter dari koin ini adalah
2,51 cm.

1.3.2 Keamanan Diri

1) Adapun keamanan diri dalam praktik jangka sorong yaitu:

a. Memakai wearpack

b. Memakai alas

c. Mematuhi peraturan yang ada di bengkel

d. SOP

1. 4 Praktek

1.4.1. Benda Kerja yang digunakan

1) Ring Putih

Gambar 1.14 Ring Putih

17
2) Ring Kuning

Gambar 1.15 Ring Kuning

3) Ring Per

Gambar 1.16 Ring Per

4) Mur

Gambar 1.17 Mur

5) Baut

18
Gambar 1.18 Baut Pendek
6) Baut Panjang

Gambar 1.19 Baut Panjang


7) Soft Draft Luar

Gambar 1. 20 Soft Draft


8) Duoble Niple

19
Gambar 1. 21 Double Niple pvc
9) Soft Draft

Gambar 1. 22 Soft Draft

10) Double Nipple Besi

Gambar 1.23 Double Nipple Besi

20
1.4.2 Alat yang digunakan

1) Jangka Sorong

Gambar 1. 24 Gambar Jangka Sorong

2) Penggaris

3) Pensil Atau Bolpen

4) Penghapus

1.4.3 Cara Praktek

1) Cara pengukuran jangka sorong bagi pemula adalah sebagai berikut:

a. Mempersiapkan jangka sorong dan benda-benda yang akan diukur.

b.Membuat mall terlebih yang nantinya dijadikan untuk mencatat hasil


pengukuran.

21
Gambar 1.25 Mall Praktek

c. Setelah itu ambil benda yang akan diukur dengan menggunakan jangka sorong

a) Siapkan benda yang akan diukur dan pastikan tidak ada kotoran atau
material lain yang bisa mempengaruhi hasil pengukuran.

b) Lakukan pengukuran dengan menggeser jangka sorong sehingga cocok


dengan benda yang hendak diukur.

c) Pastikan benda yang diukur benar-benar terjepit.

22
Gambar 1.26 Mengukur Jangka Sorong

d) Ketika mengukur, posisikan jangka sorong secara lurus baik vertikal


ataupun horizontal. Juga bisa mengunci jangka sorong sehingga posisinya
tidak berubah.

e) Perhatikan posisi yang ditunjuk oleh garis angka 0 pada skala vernier

f) Selanjutnya perhatikan garis angka lainnya pada skala vernier

g) Bila posisi paling lurus berada pada angka nol dari garis skala vernier.

d. Cara membaca menghitung ketelitian jangka sorong adalah

Gambar 1.27 Cara Membaca Ketelitian Jangka Sorong

a) Pertama-tama siapkan objek yang kalian ingin tahu berapa diameternya.


Untuk kami, kami menggunakan sebuah koin.
b) Buka rahang geser jangka sorong ke sebelah kanan untuk memudahkan
memasukkan benda yang akan diukur.Geser lagi rahang ke sebelah kiri
dengan rapat agar mendapatkan hasil pengukuran yang optimal.Ada dua

23
angka NOL pada jangka sorong di samping. Yang pertama pada skala atas
(ujung kiri), yang kedua di baris bawahnya agak ke tengah.
c) Perhatikan garis pertama sebelum angka NOL yang bawah (skala utama).
Setelah angka 1 adalah 1, 1, kemudian 1, 2, 1, 3 dan seterusnya. Sehingga
disini kita dapat angka 2, 5.
d) Perhatikan garis yang berhimpit antara skala atas dan skala bawah (skala
nonius). Cari yang menyambung lurus dengan garis dari skala nonius
(2,5). Di sini didapat angka 1 atau sesungguhnya 0,01.

24
1.4.4 Hasil Praktek

1) Ring Putih

Gambar 1.14 Ring Putih

2) Ring Kuning

Gambar 1.15 Ring Kuning

3) Ring Per

Gambar 1.16 Ring Per

4) Mur

25
Gambar 1.17 Mur

5) Baut

Gambar 1.18 Baut Pendek


6) Baut Panjang

Gambar 1.19 Baut Panjang


7) Soft Draft Luar

26
Gambar 1. 20 Soft Draft
8) Duoble Niple

Gambar 1. 21 Double Niple pvc


9) Soft Draft

Gambar 1. 22 Soft Draft

10) Double Nipple Besi

27
Gambar 1.23 Double Nipple Besi

28
BAB II

MIKROMETER SEKRUP

Gambar 2.1 Mikrometer Sekrup

2.1 Sejarah

Mikrometer sekrup pertama ditemukan oleh William Gascoigne, pada awalnya


digunakan pada teleskop untuk mengukur jarak angular (sudut) antara bintang –bintang
terhadap ukuran relative objek –objek angkasa.

2.1.1 Penemu

Periode (Tahun) Sejarah Mikrometer


Sebelum Masehi Pada 200 Sebelum Masehi Bentuk Ulir Sekrup
ditemukan
Sebelum tahun 1600 –
masehi

29
Abad Ke-17 Tahun 1639
W. Gascoigne menemukan untuk pertama kali
mikrometer sekrup yang terdiri dari rahang dan skala.
Abad Ke-18 Tahun 1772
James Watt menemukan tabel top mikrometer
Abad Ke-19 Tahun 1805
H. Maudsly menemukan mikrometer yang kemudian
dinamakan “Lord Chancelor”

2.1.2 Apa dan Bagaimana

Mikrometer sekrup adalah alat pengukuran yang terdiri dari sekrup terkalibrasi dan
memiliki tingkat kepresisian 0.01 mm (10-5 m). Alat ini ditemukan pertama kali oleh
Willaim Gascoigne pada abad ke-17 karena dibutuhkan alat yang lebih presisi dari
jangka sorong. Penggunaan pertamanya adalah untuk mengukur jarak sudut antar
bintang-bintang dan ukuran benda-benda luar angkasa dari teleskop.

Meskipun mengandung kata “mikro”, alat ini tidak tepat digunakan untuk
menghitung benda dengan skala mikrometer. Kata “mikro” pada alat ini diambil dari
Bahasa Yunani micros yang berarti “kecil”, bukan skala mikro yang berarti 10-6.

2.1.3 Fungsi Atau Kegunaan

Fungsi atau kegunaan mikrometer sekrup ada empat, yaitu:


1) Untuk mengukur ketebalan suatu benda yang sangat tipis seperti lempeng baja,
aluminium bahkan kertas
2) Untuk mengukur diameter luar suatu benda yang sangat kecil seperti diameter
bantalan peluru, kabel, kawat dan sebagainya.
3) Untuk mengukur garis tengah lubang pada suatu benda yang cukup kecil.
4) Untuk mengukur kedalaman suatu lubang yang cukup kecil seperti lubang pada
pipa dan sebagainya.

Mikrometer sekrup pada umumnya digunakan untuk mengukur diameter atau


ketebalan suatu benda yang ukurannya kecil. Seperti dijelaskan sebelumnya, alat ini
memiliki kepresisian 10x lipat dari jangka sorong sehingga dapat mengukur benda yang
lebih kecil tepatnya pada ketelitian 0,01 mm.

Penggunaan alat ini untuk mengukur panjang benda kurang umum digunakan,
karena umumnya panjang benda masih dapat diukur dengan baik di tingkat kepresisian 1
mm dan 0,1 mm, dimana masing-masing tingkat kepresisian dimiliki oleh penggaris dan

30
jangka sorong.

2.2 Komponen-komponen

2.2.1 Jenis-jenis

Macam-macam mikrometer sekrup dibedakan menjadi dua, yaitu berdasarkan jenis


skala dan berdasarkan fungsinya

1) Jenis-jenis mikrometer sekrup berdasarkan jenis skalanya


a. Mikrometer Sekrup Manual

Gambar 2.2 Mikrometer Sekrup Manual

Mikrometer jenis ini, skalanya terdiri atas skala utama dan skala nonius.
Sesuai namanya pembacaan hasil pengukuran masih manual melalui serangkaian
perhitungan dari hasil skala utama dan nonius.

b. Mikrometer Sekrup Digital

Gambar 2.3 Mikrometer Sekrup Digital

Skala mikrometer digital berbentuk layar digital dimana hasil pengukuran


dengan mikrometer ini langsung terbaca oleh layar tanpa harus melalui proses
perhitungan.

31
2) Jenis-jenis mikrometer sekrup berdasarkan fungsinya
a. Mikrometer Luar

Gambar 2.4 Mikrometer Luar

Mikrometer luar adalah jenis mikrometer yang digunakan untuk mengukur


diameter luar suatu benda.

b. Mikrometer Dalam

Gambar 2.5 Mikrometer Dalam

Mikrometer dalam adalah jenis mikrometer yang digunakan untuk mengukur


diameter suatu lubang.

c. Mikrometer Kedalaman

Gambar 2.6 Mikrometer Kedalaman

Mikrometer dalam adalah jenis mikrometer yang digunakan untuk mengukur


kedalaman suatu lubang.

2.2.3 Bagian-Bagian Mikrometer Sekrup

32
Gambar 2.7 Mikrometer Sekrup

1) Poros Tetap (Anvil)

Bagian poros yang tidak bergerak. Objek yang ingin diukur ditempelkan di bagian ini
dan bagian poros geser didekatkan untuk menjepit objek tersebut.

2) Poros Geser (Spindle)

Poros bergerak berbentuk komponen silindris yang digerakkan oleh thimble.

3) Pengunci (Lock Nut)

Bagian yang dapat digunakan untuk mengunci pergerakan poros geser.

4) Sleeve

Bagian statis berbentuk lingkaran yang merupakan tempat ditulisnya skala


pengukuran. Terdapat dua skala, yaitu skala utama dan skala nonius.

5) Thimble

Bagian yang dapat digerakkan oleh tangan penggunanya.

6) Ratchet

Bagian yang dapat membantu menggerakkan poros geser dengan pergerakan lebih
perlahan dibanding menggerakkan thimble.

7) Rangka (Frame)

Komponen berbentuk C yang menyatukan poros tetap dan komponen-komponen lain


mikrometer sekrup. Rangka mikrometer sekrup dibuat tebal agar kokoh dan mampu
menjaga objek pengukuran tidak bergerak, bergesar, atau berubah bentuk.

2.3 Cara Menggunakan dan Keamanan Diri

2.3.1 Cara Menggunakan Mikrometer Sekrup

33
Prinsip kerja mikrometer sekrup adalah menggunakan suatu sekrup untuk memperbesar
jarak yang terlalu kecil untuk diukur secara langsung menjadi putaran suatu sekrup lain yang
lebih besar dan dapat dilihat skalanya. Cara menggunakan mikrometer sekrup adalah:

1) Objek yang ingin diukur diletakkan menempel dengan bagian poros tetap.

2) Setelah itu, bagian thimble diputar hingga objek terjepit oleh poros tetap dan poros geser.

3) Bagian ratchet dapat diputar untuk menghasilkan perhitungan yang lebih presisi dengan
menggerakkan poros geser secara perlahan.

4) Setelah yakin bahwa objek benar-benar terjepit diantara kedua poros, hasil pengukuran
dapat dibaca di skala utama dan skala nonius.

2.3.2 Pengamanan Diri

Adapun pengamanan diri dalam praktik jangka sorong yaitu:

1) Memakai wearpack

2) Memakai alas kaki

3) Mematuhi peraturan yang ada di bengkel/ tempat praktek

4) SOP

2.4 Praktek

2.4.1 Benda Kerja yang digunakan

1) Ring Putih

Gambar 2.8 Ring Putih

2) Ring Kuning

34
Gambar 2. 9 Ring Kuning

3) Ring Per

Gambar 2. 10 Ring Per

4) Mur

Gambar 2. 11 Mur

5) Baut

35
Gambar 2.12 Baut Pendek

6) Baut Panjang

Gambar 2.13 Baut Panjang

7) Soft Draft PVC

Gambar 2. 14 PVC

36
8) Duoble Niple

Gambar 2. 15 Double Nipple


9) Soft Draft

Gambar 2.16 Soft Draft

10) Double Nipple Besi

Gambar 2. 17 Double Nipple Besi

37
2.4.2 Alat yang digunakan

1) Mikrometer Sekrup

Gambar 2.18 Mikrometer Sekrup

2) Penggaris

3) Pensil dan Polpen

4) Penghapus

2.4.3 Cara Praktek

1) Cara Praktek Mikrometer Sekrup adalah

a. Membuat mal terlebih dahulu dengan menggunakan kertas A4. Lalu dibuat
ukuran sesuai berikut.

Gambar 2.19 Mall Praktek

38
b. Menyiapkan alat dan benda kerja yang akan di ukur.

c. Melakukan pengukuran benda yang akan diukur.

Yaitu dengan cara sebagai berikut:

a) Objek yang ingin diukur diletakkan menempel dengan bagian poros tetap.

b) Setelah itu, bagian thimble diputar hingga objek terjepit oleh poros tetap dan poros
geser.

Gambar 2.20 Cara Mengukur Mikrometer Sekrup

c) Bagian ratchet dapat diputar untuk menghasilkan perhitungan yang lebih presisi
dengan menggerakkan poros geser secara perlahan.

d) Setelah yakin bahwa objek benar-benar terjepit diantara kedua poros, hasil
pengukuran dapat dibaca di skala utama dan skala nonius.

d. Setelah itu hasilnya ditulis dikertas sketsa dan benda yang diukur di gambar. Disertai
keterangannya.

e. Setelah semua benda diukur lalu di konsultasikan ke dosen terlebih dahulu. Lalu
setelah mendapatkan konfirmasi, gambar yang di sketsa di salin ke kertas mall.

39
2.4.4 Hasil Praktek

1) Ring Putih

Gambar 1.14 Ring Putih

2) Ring Kuning

Gambar 1.15 Ring Kuning

3) Ring Per

40
Gambar 1.16 Ring Per

4) Mur

Gambar 1.17 Mur

5) Baut

Gambar 1.18 Baut Pendek


6) Baut Panjang

41
Gambar 1.19 Baut Panjang
7) Soft Draft Luar

Gambar 1. 20 Soft Draft


8) Duoble Niple

Gambar 1. 21 Double Niple pvc


9) Soft Draft

42
Gambar 1. 22 Soft Draft

10) Double Nipple Besi

Gambar 1.23 Double Nipple Besi

43
BAB III
GERINDRA

44
Gambar 3. 1 Gerinda

3.1 Sejarah

Mesin perkakas modern dimulai pada tahun 1775, ketika penemu dari negara Inggris
bernamab John Wilkinson membuat mesin bor horizontal untuk mengerjakan permukaan
silinder dalam. Sekitar tahun 1794, Henry membuat mesin bubut pertama.

3.1.1 Penemu

Pada zaman ini sudah dikembangannya Mata Batu Gerinda. Pada zaman ini mata
gerinda sudah dibuat lebih bagus dan lebih baik dalam proses penajaman alat buru maupun
alat perkakas. Dan di awal tahun 1900-an, mengalami perkembangan yang amat pesat
seiring dengan kemampuan manusia membuat butiran abrasive seperti pasir silikon karbida
serta aluminium karbida.

Selanjutnya pada masa-masa selanjutnya mulai dikembangkan mesin pengasah


dengan mata gerinda yang lebih efektif dan efisien yang lebih efektif dan efisien yang
disebut dengan mesin gerinda. Mesin ini dapat mengikis permukaan logam dengan cepat
dan mempunyai tingkat akurasi yang tinggi sesuai dengan bentuk yang diinginkan.

3.1.2 Apa dan Bagaimana

Mesin gerinda adalah suatu alat yang berguna untuk meggerinda permukaan benda
kerja sehingga rata dan halus,khususnya untuk mengasah pahat pemotong dari mesin-mesin
perkakas.

Sebelum memasang steker pada stop kontak, pastikan swithch gerinda pada posisi
off. Dorong switch/saklar untuk menyalakan mesin dan tekan untuk mengunci
switch/saklar. Dengan ini kita tidak perlu terus menekan switch untuk menyalakan mesin.

Pada bagian belakang gerinda terdapat switch untuk mengatur kecepatan putaran
gerinda. Terkadang kita perlu merubah kecepatan menjadi pelan untuk
mengamplas/memoles menggunakan gerinda. Setelah selesai menggunakannya jangan
lupa untuk mencabut steker dari stop kontak dan bersihkan gerinda dari serbuk-serbuk hasil
potongan menggunakan kuas.

3.1.3 Fungsi Atau Kegunaan

Gerinda tangan adalah salah satu power tool yang wajib dimilik di bengkel. Gerinda
memiliki banyak fungsi, untuk memotong besi/keramik,mengamplas, mengikis besi,
bahkan untuk memoles.

3.2 Komponen-komponen

3.2.1 Jenis-jenis mesin gerinda

45
1) Mesin Gerinda Permukaan (Surface Grinding)

Gambar 3.2 Gerinda Permukaan

Mesin Surface Grinding adalah mesin gerinda yang diperuntukan untuk membuat
bentuk datar dan permukaan yang rata pada sebuah benda kerja yang diletakan di bawah
batu gerinda yang berputar. Pada umumnya mesin gerinda ini digunakan untuk
penggerindaan permukaan yang meja mesinnya bergerak horizontal bolak-balik..
Dilihat dari prinsip kerja utama mesin tersebut, mesin gerinda datar secara garis besar
mempunyai tiga gerakan utama, yaitu:

a. Gerak putar batu gerinda.

b. Gerak meja memanjang dan melintang.

c. Gerak pemakanan (feeding).

2) Mesin Gerinda Tangan

Mesin gerinda tangan merupakan mesin yang berfungsi untuk menggerinda benda kerja
dapat digunakan untuk memotong benda logam dengan menggunakan batu gerinda yang
dikhususkan untuk memotong.

3) Mesin Gerinda Duduk

46
Gambar 3.3 Gerinda Duduk

Fungsi utama mesin gerinda duduk adalah untuk mengasah mata bor, tetapi dapat
juga digunakan untuk mengasah pisau lainnya, seperti mengasah pisau dapur, golok, kampak,
arit, mata bajak, dan perkakas pisau lainnya.

4) Mesin Gerinda Lurus

Gambar 3. 4 Gerinda Lurus

Fungsi utama mesin gerinda lurus adalah untuk membuat profil atau ukiran pada
suatu permukaan benda.

3.3.2 Bagian-bagian gerinda

1) Mesin Gerinda Datar

Penggerindaan datar adalah suatu teknik penggerindaan yang mengacu pada


pembuatan bentuk datar, bentuk dan permukaan yang tidak rata pada suatu benda
kerja yang berada di bawah batu gerinda yang berputar

2) Mesin Gerindra Silindris

Adalah jenis mesin gerinda dengan benda kerja yang mampu di kerjakan adalah
benda dengan bentuk silinder.

3. 3 Cara Menggunakan dan Keamanan Diri

47
3.3.1 Cara Menggunakan Gerinda

Sebelum memasang steker pada stop kontak, pastikan swithch gerinda pada posisi off.
Dorong switch/saklar untuk menyalakan mesin dan tekan untuk mengunci switch/saklar.
Dengan ini kita tidak perlu terus menekan switch untuk menyalakan mesin.

Pada bagian belakang gerinda terdapat switch untuk mengatur kecepatan putaran
gerinda. Terkadang kita perlu merubah kecepatan menjadi pelan untuk mengamplas/memoles
menggunakan gerinda. Setelah selesai menggunakannya jangan lupa untuk mencabut steker
dari stop kontak dan bersihkan gerinda dari serbuk-serbuk hasil potongan menggunakan kuas.

3.3.2 Keamanan Diri

Adapun pengamanan diri dalam praktik jangka sorong yaitu:

1) Memakai wearpack

2) Memakai alas kaki

3) Mematuhi peraturan yang ada di bengkel/ tempat praktek

4) SOP

3.4 Praktek

3.4.1 Benda kerja yang digunakan

1) Sepotong besi dengan ukuran 10 cm

Gambar 3. 5 Sepotong Besi

3.4.2 Alat yang digunakan

1) Mesin Gerinda

48
Gambar 3. 6 Gerinda

2) Geraji

Gambar 3.7 Geraji

3) Penggaris

4) Sepidol atau bolpoin

3.4.3 Cara Paraktek

1) Pembuatan Pahat Ulir

2) Cara Praktek dengan Alat Gerinda adalah sebagai berikut:

a. Membuat mal terlebih dahulu dengan menggunakan kertas A4. Lalu dibuat
ukuran sesuai berikut.

Gambar 3.8 Mall Praktek

b. Menyiapkan alat dan benda kerja yang akan di ukur. Yaitu terdiri dari :

49
a) Sepotong Besi dengan ukuran 10 cm.

b) Mesin Gerinda

c) Penggaris

d) Sepidol atau Bolpoin

e) Geraji

c. Cara praktek gerinda adalah sebagai berikut:

a) Memotong besi dengan ukuran 10 cm, kemudian di potong memakai geraji.

Gambar 3.9 Ukuran Besi

b) Setelah terpotong dengan ukuran 10 cm . Kemudian ukur dari ujung sepanjang 2


cm, atau 20 mm

c) Sebelum mesin Gerinda digunakan, pastikan steker/colokan gerinda tidak terhubung


dengan stop kontak untuk mengindari hal yang tidak diinginkan.

d) Setelah itu hubungkan mesin Gerinda dengan stopkontak / colokan agar bisa

d) Pastikan saat megerinda mata jangan terlalu dekat dengan mesin gerinda saat
beroperasi, karena kalo dekat dengan mata bisa berbahaya bagi kesehatan.

50
Gambar 3.10 Cara Menggerinda

e) Kemudian membentuk benda kerja atau mengerinda sesuai berikut. Dengan langkah-
langkah membentuk sebagai berikut :

Gambar 3.11 Urutan Menggerinda

Gambar 3.12 Urutan Menggerinda

Gambar 3.13 Urutan Menggerinda

Gambar 3.14 Urutan Menggerinda

51
3.4.4 Hasil Praktek

Gambar 3.15 Hasil Praktek Gerinda

52
BAB IV
KIKIR

Gambar 4.1 Kikir

4.1 Sejarah
Zaman batu adalah suatu periode ketika peralatan manusia secara dominan terbut dari
batu walaupun ada pula alat-alat penunjang hidup manusia yang terbuat dari kayu ataupun
bambu. Namun alat-alat yang terbuat dari kayu atau tulang tersebut tidak meninggalkan
bekas sama sekali. Hal ini disebabkan karena bahan-bahan tersebut tidak tahan lama. Dalam
zaman ini alat-alat yang dihasilkan masih sangat kasar (sederhana) karena hanya sekadar
memenuhi kebutuhan hidup saja. Zaman batu tua diperkirakan berlangsung kira-kira
600.000 tahun yang lalu, yaitu selama masa pleistosen (diluvium). Pada zaman
paleolithikum ini, alat-alat yang mereka hasilkan masih sangat kasar.

4.1.1 Penemu

Alat perkakas Paleolitikum atau zaman batu tua disebut demikian sebab alat-alat batu
buatan manusia masih dikerjakan secara kasar, tidak diasah atau dipolis. Apabila dilihat dari

53
sudut mata pencariannya periode ini disebut masa berburu dan meramu makanan tingkat
sederhana. Manusia pendukung zaman ini adalah Pithecantropus Erectus, Homo Wajakensis,
Meganthropus Paleojavanicus dan Homo Soloensis. Fosil-fosil ini ditemukan di sepanjang aliran
sungai Bengawan Solo. Mereka memiliki kebudayaan Pacitan dan Ngandong. Kebudayaan
Pacitan pada tahun 1935, Von Koenigswald menemukan alat-alat batu dan kapak genggam di
daerah Pacitan. Cara kerjanya digenggam dengan tangan. Kapak ini dikerjaan dengan cara
masih sangat kasar. Para ahli menyebut alat pada zaman Paleolithikum dengan nama chopper.

4.1.2 Apa dan Bagaimana

Kikir adalah salah satu alat yang paling penting dalam pekerjan kerja
bangku.Kikir memilii batang baja yang mempunyai gigi-gigi pemarut yang bahan
dasarnya dibuat dari bahan baja karbon tinggi.

4.1.3 Fungsi Atau Kegunaan

Adapun fungsi utama dari kikir adalah untuk mengikir dan meratakan permukaan
benda kerja.Ukuran panjang sebuah kikir adalah panjang badan ditambah dengan
tangkainya.
Penampang kikir ada yang dibuat bermacam-macam bentuk, ada yang bulat,
segitiga, persegi, tembareng, segi empat panjang, dan bentuk pipih.Kegunaan dari
macam jenis penampang ini adalah untuk mengikir celah atau lubang bentuk bujur
sangkar dan sebagainya.

4.2 Komponen-komponen kikir


4.2.1 Jenis-Jenis Kikir
1) Bastard

Adalah kikir kasar panjang badan 12”, dengan jumlah gigi 9 gigi/cm, cs = 25
,s= 0,01 , n= 40 dan mempunyai tingkat kehalusan N9 s/d N8.

2) Half Smooth

Adalah kikir setengah halus panjang badan 10”, dengan jumlah gigi 12 gigi/cm,
cs = 25 , s 0,005 , n = 40 dan tingkat kehalusan N8 s/d N7.

3) Smooth

Adalah kikir halus, panjang badan 8” dengan jumlah gigi 20 gigi/cm cs = 25 s =


0,0025 , n = 40 dengan tingkat kehalusan N7 s/d N6.

54
4) Kikir bujur sangkar

Guratan ganda pada keempat muka. Dipergunakan untuk membuat jalur, menyiku
celah dan pundak bujursangkar. Ukuran panjangnya guratan 100 mm hingga 500 mm.

5) Kikir segitiga

Guratan ganda pada ketiga muka. Digunakan untuk sudut-sudut yang canggung dan
lebih kecil daripada 90°. Ukuran panjangnya 100 mm hingga 300 mm.

6) Kikir Tunggal

Guratan tunggal atau ganda. Digunakan untuk permukaan yang lengkung,


meluaskan lubang. Ukuran panjangnya 100 mm hingga 500 mm. Kikir bulat kecil
dikenal sebagai alat kikir buntut tikus.

7) Kikir setengah bulat

Guratan ganda satu permukaan berbentuk cembung. Dipergunakan untuk pekerjaan


yang bersifat umum dan mengikir lengkungan bagian dalam. Ukuran panjangnya 100
mm hingga 450 mm.

8) Kikir tipis

Guratannya ganda. Badannya persegi empat panjang, tetapi jauh lebih tipis
daripada kikir-kikir lainnya. Dipergunakan untuk mengikir alur yang sempit, misalnya
untuk mengepas bubungan kunci pintu.

4.2.2 Bagian - bagian kikir

Gambar 4. 2 Bagian Kikir

55
1) Ujung
2) Muka
3) Pangkal
4) tangkai
5) Panjang

4. 3 Cara Menggunakan dan Keamanan Diri

4.3.1 Cara menggunakan kikir

1) Tinggi ragum terhadap orang yang bekerja

2) Pencekaman benda kerja

3) Pemegangan kikir

4) Posisi kaki dan badan

5) Gerakan kikir

6) Kebersihan kikir

Langkah pengikiran yang baik adalah sebagai berikut:

a. Pemegangan

Cara pemegangan tangkai kikir pihak pabrik sudah memperhatikan anatomi


tangan kita. Tangan kanan memegang tangkai dan tangan kiri memegang ujung
kikir sebagai pengarah dan pengimbang tenaga dan dorongan.

b. Posisi kaki dan badan

Usahakan kaki kiri tegak lurus di bawah ragum membentuk sudut 300 dan kaki
kanan membentuk sudut 750 . Jarak antara kaki kiri dan kanan sebanding dengan
panjang kikir yang digunakan., sedangkan jarak antara siku dengan permukaan
ragum lebih kurang 5 – 8 cm. Posisi badan cenderung agak miring ke depan dan
mata konsentrasi menghadap pada benda kerja.

c. Langkah Pengikiran

Langkah optimal, posisi langkah dan langkah nominal arah langkah, jarak gesekan
panjang batang kikir, aktifitas orang (normati stabil/waktu kecepatan potong pada
material (Cs).

56
d. Macam Pengikiran

Lurus : memanjang / standart, melintang , CCF : Cross cut filling ( 450 atau
650 ).

4.3.2 Keamanan Diri

Adapun pengamanan diri dalam praktik jangka sorong yaitu:

1) Memakai wearpack

2) Memakai alas kaki

3) Mematuhi peraturan yang ada di bengkel/ tempat praktek

4.4 Praktek

4.4.1 Benda Kerja yang digunakan

1) Besi dengan ukuran 10 cm.

Gambar 4. 3 Sepotong Besi

4.4.2 Alat yang digunakan

1) Ragum

57
Gambar 4. 4 Ragum

2) Kikir

Gambar 4. 5 Kikir

4.4.3 Cara Praktek

1) Pembuatan Pahat Ulir

2) Cara Praktek dengan Alat Gerinda adalah sebagai berikut:

a. Membuat mal terlebih dahulu dengan menggunakan kertas A4. Lalu dibuat
ukuran sesuai berikut.

58
Gambar 4.6 Mall Praktek

b. Menyiapkan alat dan benda kerja yang akan di ukur. Yaitu terdiri dari :

a) Sepotong Besi dengan ukuran 10 cm.

b) Kikir

c) Penggaris

d) Sepidol atau Bolpoin

e) Geraji

f) Ragum

c. Cara praktek gerinda adalah sebagai berikut:

a) Memotong besi dengan ukuran 10 cm, kemudian di potong memakai geraji.

Gambar 4.7 Ukuran Besi

b) Setelah terpotong dengan ukuran 10 cm . Kemudian ukur dari ujung sepanjang 2


cm, atau 20 mm

59
c) Jepit besi dengan ragum, dengan ¾ bagian benda terjepit. Pastikan telah terjepit.

d) Perlu kita perhatikan Posisi tubuh Selama mengikir, berdiri di sisi sebelahkiri
ragum dengan kaki tetap tidak berubah.
e) Saat mengikir posisi tangan searah agar hasil kikiranya rata.

Gambar 4.8 Cara Mengikir

f) Kemudian membentuk benda kerja atau mengerinda sesuai berikut. Dengan


langkah-langkah membentuk sebagai berikut :

Gambar 4.9 Tahapan Mengikir

60
Gambar 4. 10 Tahapan Mengikir

Gambar 4.11 Tahapan Mengikir

Gambar 4.12 Tahapan Mengikir

4.4.4 Hasil Praktek

61
4.13 Hasil Praktek Kikir

62
PENUTUP

5.1.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil laporan yang saya buat dapat simpulkan bahwa Praktek
Teknologi Mekanik sangatlah penting bagi mahasiswa. Dikarenakan dengan adanya
praktek dapat menambah ilmu pengetahuan dan skill mahasiswa. Serta mendapatkan
bimbingan dari Dosen membuat laporan yang baik dan benar.

5.1.2 Saran

Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam
penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan kalimat yang kurang
jelas,dimengerti, dan lugas. Karena kami kesalahan dan kami juga sangat mengharapkan
saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Sekian penutup dari
kami semoga dapat diterima dihati dan kami ucapkan terima kasih sebesar-besarnya.

63
Daftar Pustaka

Dimas Adi Saputra.2018. Semarang : Pengukuran Pemula Jangka Sorong, Mikrometer


Sekrup, Gerinda, Kikir. Makalah. http://aldongutra.blogspot.com/2012/02/cara-
menggunakan-kikir.html

64

Anda mungkin juga menyukai