Nama Kelompok :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Penyusunan laporan ini
disusun untuk memenuhi tugas Manajemen Bengkel semester genap 2019/2020.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................iv
DAFTAR TABEL....................................................................................................iv
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Rasional.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................1
1.3 Tujuan................................................................................................................2
BAB II. KONDISI UMUM BENGKEL CNC
2.1 Identitas Bengkel CNC .....................................................................................3
2.2 Kondisi Bengkel CNC ......................................................................................3
BAB III. EVALUASI
3.1 Jenis dan Fungsi Peralatan/Mesin-mesin pada Bengkel CNC ..........................6
3.2 Tata Letak Bengkel CNC ..................................................................................8
3.3 Utilitas ...............................................................................................................10
3.4 Penerangan Pengaturan Utilitas, Suhu, Udara, dan Kelembaban .....................11
BAB IV. KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
4.1 Konsep dasar Kesehatan dan Keselamatan Kerja S...........................................12
4.2 Petunjuk Umum Keselamatan Kerja di Bengkel ..............................................13
4.3 Peralatan Keselamatan Kerja ............................................................................15
4.4 Undang-undang yang Berkaitan dengan Kesehatan dan Keselamatan Kerja ...19
BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan .......................................................................................................22
5.2 Saran .................................................................................................................22
iii
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................23
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Struktur Organisasai Bengkel CNC.....................................................4
Gambar 3.1 Perencanaan Layout Laboratorium CNC.............................................9
Gambar 3.2 Jaringan Transportasi pada Bengkel CNC...........................................10
Gambar 4.1 Sabuk Keselamatan..............................................................................15
Gambar 4.2 Sepatu Karet.........................................................................................16
Gambar 4.3 Sarung Tangan.....................................................................................16
Gambar 4.4 Masker..................................................................................................16
Gambar 4.5 Tali Pengaman.....................................................................................17
Gambar 4.6 Penutup Telinga...................................................................................17
Gambar 4.7 Sepatu Pelindung.................................................................................18
Gambar 4.8 Kacamata Pengaman............................................................................18
Gambar 4.9 Helm Pelindung Kepala.......................................................................19
Gambar 4.10 Pelindung Wajah................................................................................19
DAFTAR TABEL
2.1 Tabel Peralatan Kerja pada Bengkel CNC........................................................4
3.1 Data kebutuhan mesin CNC untuk kelas berkapasitas 36 orang.......................6
iv
v
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Rasional
Laboratorium CNC merupakan salah satu fasilitas yang digunakan
oleh peserta didik dengan bidang keahlian teknik permesinan. Karena jurusan
teknik mesin tidak hanya berorientasi pada pembelajaran teoritik, namun juga
berorientasi pada pembelajaran yang menggunakan unjuk kerja atau praktik.
Computer Numerical Control, disingkat CNC, (berarti "komputer kontrol
numerik") ini sendiri merupakan sistem otomasi mesin perkakas yang
dioperasikan oleh perintah yang diprogram secara abstrak dan disimpan di
media penyimpanan, hal ini berlawanan dengan kebiasaan sebelumnya di
mana mesin perkakas biasanya dikontrol dengan putaran tangan atau otomasi
sederhana menggunakan cam.
Dari pentingnya CNC pada teknik permesinan, Jurusan Teknik Mesin
di Universitas Negeri Malang pun memiliki bengkel CNC. Untuk itulah
penyusun melakukan observasi dalam rangka memenuhi tugas Manajemen
Bengkel, yaitu untuk mengetahui identitas bengkel CNC, kondisi bengkel
CNC, struktur organisasi bengkel CNC, jenis dan fungsi alat dan mesin-mesin
pada bengkel CNC, tata letak pada bengkel CNC, pengaturan utilitas pada
bengkel CNC, penerangan, pengaturan ventilasi, suhu udara dan kelembaman
pada bengkel CNC, analisis terhadap kondisi bengkel CNC, analisis terhadap
keselamatan kerja di bengkel CNC Universitas Negeri Malang.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui identitas bengkel CNC di Universitas Negeri Malang.
2. Untuk mengetahui kondisi bengkel CNC di Universitas Negeri Malang.
3. Untuk mengetahui struktur organisasi bengkel CNC di Universitas Negeri
Malang.
4. Untuk mengetahui jenis dan fungsi alat dan mesin-mesin pada bengkel
CNC di Universitas Negeri Malang.
5. Untuk mengetahui tata letak pada bengkel CNC di Universitas Negeri
Malang.
6. Untuk mengetahui pengaturan utilitas pada bengkel CNC di Universitas
Negeri Malang.
7. Untuk mengetahui penerangan, pengaturan ventilasi, suhu udara dan
kelembaman pada bengkel CNC di Universitas Negeri Malang.
8. Untuk mengetahui analisis terhadap kondisi bengkel CNC di Universitas
Negeri Malang.
9. Untuk mengetahui analisis terhadap keselamatan kerja di bengkel CNC di
Universitas Negeri Malang.
2
BAB II
3
8. Besi Menyesuaikan
9. Lemari job sheet 1
10. Lemari alat 2
11. Meja mesin Menyesuaikan
12. Meja alat/perkakas potong -
13. Kursi 25
14. Stempel huruf dan angka 1
15. V blocks 4
16. Mistar baja 6
17. Siku 2
18. High gauge 3
19. Jangka sorong 6
20. Mikrometer sekrup 3
21. Mata bor 8
22. Pahat 8
23. Palu Ketua Jurusan
3
Tabel 2.1 Tabel Peralatan Kerja pada Bengkel CNC
Sekretaris Jurusan
Kepala Bengkel
Toolman Dosen
Mahasiswa
4
Gambar diatas adalah struktur organisasi bengkel CNC yang ada di Universitas
Negeri Malang. Setiap mahasiswa praktik akan diawasi oleh seorang dosen sebagai
pengawas praktik dan peralatan kerja bengkel diawasi oleh seorang Toolman yang
mengkoordinasi peminjaman dari alat kerja itu sendiri. Untuk dosen dan toolman
bertanggung kepada kepala bengkel. Sedangkan untuk pengadaan alat dan bahan akan
dikoordinasikan bendahara jurusan. Sekretaris jurusan dan kepala bengkel dengan
ketua jurusan.
5
BAB III
PENGORGANISASIAN BENGKEL
6
EPS (External Programing System). Mesin CNC jenis Training Unit hanya
mampu dipergunakan untuk pekerjaan-pekerjaan ringan dengan bahan yang
relatif lunak. Untuk Production Unit dipergunakan untuk produksi massal,
sehingga mesin ini dilengkapi dengan aksesoris tambahan seperti sistem pembuka
otomatis yang menerapkan prinsip kerja hidrolis, pembuangan tatal dan tambahan
lainnya yang dibutuhkan.
2. Mesin Frais CNC Training Unit dan Production Unit
Digunakan untuk latihan – latihan dasar pengoperasian dan pemrograman CNC
yang dilengkapi dengan EPS (External Programming System) dan juga dapat
digunakan untuk mengerjakan pekerjaan ringan. Digunakan untuk produksi
massal, sehingga mesin ini dilengkapi dengan aksesoris yang lebih mahal, seperti
sistem chuck otomatis, pembuka pintu otomatis pembuang tatal.
3. Unit FMS
FMS adalah suatu set CNC machine tools dan stasiun kerja penunjang yang
dihubungkan oleh suatu sistem penanganan material terotomasi dan dikontrol oleh
satu komputer pusat. FMS memiliki beberapa keuntungan antara lain:
a. Meningkatkan utilitas mesin
b. Mengurangi jumlah mesin
c. Mengurangi ukuran lantai produksi yang dibutuhkan
d. Responsibilitas meningkat
e. Mengurangi tenaga kerja langsung
4. Personal Computer untuk Program CAD/CAM dan EPS
Merupakan perangkat komputer berisi software CAD/CAM dan EPS untuk
menunjang pelaksanaan programming pada mesin CNC. Software CAD
merupakan software komputer yang digunakan untuk mendesain sebuah produk
di dalam proses engineering baik berupa 2 dimensi maupun 3 dimensi yang dapat
dilihat dari segala pandangan. Fasilitas yang dimiliki CAD terdapat pemilihan
material, proses, dimensi, dan toleransi. CAM ialah software komputer untuk
mengkontrol peralatan mesin selama proses manufaktur. Secara sederhana CAM
digunakan pada saat tahap fabrikasi. CAM sendiri merupakan kelanjutan dari
7
proses CAD dan CAE. Prinsip adanya CAM yang utama digunakan untuk
mempercepat proses produksi dengan dimensi yang lebih presisi serta
meminimalisir raw material yang terbuang sia-sia.
3.2 Tata Letak Bengkel CNC
A. Karakteristik Bengkel CNC
Penentuan tata letak dalam bengkel merupakan hal yang vital karena akan
memengaruhi suasana kerja daripada mahasiswa maupun praktikan yang
melakukan praktikum pada lab tersebut. Terdapat beberapa perbedaan
karakteristik pada tiap bengkel bergantung pada kebutuhan bengkel tersebut.
Berikut karakteristik pada bengkel CNC:
1. Luas : 180 m2
2. Jenis Lantai : Beton dengan permukaan kasar
3. Ventilasi : Luas ventilasi sekitar 20% dari luas lantai
4. Tinggi Langit-langit : Sekitar 4-5 m
5. Penerangan : Luas kaca sekitar 25% dari luas lantai dan dengan besar
kisar cahaya 500 lux
6. Utilitas : Suplai daya 1 phase dan 3 phase dilengkapi dengan stabilizer.
8
B. Tata Letak Peralatan / Mesin-mesin
9
software CAD ataupun CAM yang merupakan dasar perencanaan pengerjaan
benda sebelum masuk pengerjaan pada mesin CNC. Peletakan Mesin CNC
berada tepat dibelakang tempat duduk siswa sehingga memudahkan proses
pengerjaan karena letaknya tidak terlalu jauh dari PC yang digunakan untuk
merencanakan pengerjaan pada benda melalui software CAD maupun CAM.
C. Instalasi Listrik dan Kebutuhan Daya
Instalasi Listrik pada lab CNC yang digunakan minimal berasal dari supply
daya 1 phase dan 3 phase dilengkapi dengan stabilizer tegangan. Instalasi listrik
ini dapat menunjang daya daripada mesin CNC ketika digunakan, hal ini karena
jumlah mesin CNC yang terbilang cukup banyak untuk kapasitas kelas 36 orang.
Instalasi listrik ini juga digunakan untuk penerangan yang ada pada lab CNC,
kebutuhan air, serta kebutuhan lain yang membutuhkan listrik. Dengan adanya
stabilizer, penggunaan tegangan listrik pada lab ini dapat distabilkan kembali
ketika terjadi perbedaan tegangan.
3.3 Utilitas
A. Pengaturan Jaringan Transportasi
Keterangan :
10
B. Pengaturan dan Perawatan Jaringan Air
Kebutuhan serta penggunaan air dalam bengkel CNC ini hanya ada pada
penggunaan toilet dan wastafel. Toilet berjumlah 2 yang masing-masing untuk
laki-laki dan wanita dirasa sudah cukup. Penggunaan 2 wastafel sendiri untuk
keperluan cuci tangan dirasa cukup efektif dalam pengguaan bengkel CNC yang
mSDADBBBGBGemiliki kapasitas kelas 36 menurut Soelipan (1992).
Pengadaan 2 wastafel ini dirasa kondusif karena dapat mengatasi terjadinya
antrean wastafel.
C. Pengaturan Limbah
Sisa pengerjaan CNC tentu akan menghasilkan banyak limbah logam dalam
bentuk padat maupun cair. Setelah melakukan praktik atau pengerjaan dengan
mesin CNC perlu segera dilakukan pembersihan terhadap sisa logam hasil benda
kerja. Limbah logam ini terlebih dahulu dikumpulkan dan diletakkan pada bak
sampah khusus logam lalu diangkut menuju tempat pembuangan akhir khusus
limbah logam.
11
BAB IV
12
3. Resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja
13
mesti ahli dalam bidangnya masing-masing. Seorang kepala bengkel
atau pengawas yang tak menguasai prosedur keselamatan kerja akan
membiarkan begitu saja keadaan tempat kerja yang tak kondusif,
sehingga walaupun para mekanik sudah berpengalaman atau
profesional, maka kecelakaan dapat terjadi karena lingkungan kerja
yang tak kondusif tersebut.
Faktor Gerakan
Faktor lainnya yaitu gerakkan, yang dimaksud dengan faktor gerakan
ialah daerah atau area gerakan yang cukup untuk menjalankan
pekerjaan serta pemakaian alat yang tersedia, termasuk sewaktu
memindahkan alat yang hendak diperbaiki. Luas area yang cukup
maka gerakan pun akan optimal.
Faktor Menunggu
Sementara yang dimaksud faktor menunggu ialah menyediakan ruang
khusus untuk menyimpan kendaraan yang hendak diperbaiki, telah
diperbaiki ataupun masih setengah diperbaiki. Membedakan area
tempat menunggu ataupun menyimpan kendaraan akan memudahkan
para mekanik bekerja serta akan terhindar dari sejumlah kecelakaan di
bengkel yang disebabkan kesemrawutan tempat.
Memelihara mesin agar selalu berada dalam kondisi yang baik, dan
setelah dipakai perlu dibersihkan.
Seorang operator harus mengetahui bagaimana mengoperasikan mesin
yang dioperasikan.
Jangan mencoba menjalankan mesin bila belum atau tidak mengetahui
cara mengoperasikan mesin.
Jangan menjalankan mesin untuk hal-hal yang tidak berguna
Jangan menggunakan jam tangan, cincin dan lain-lain saat
mengoperasikan mesin.
14
Jangan menyimpan alat-alat yang runcing atau tajam di dalam saku
pakaian kerja.
Jangan mencuci tangan di dalam coolant (bak cairan pendingin)
Jangan menghilangkan serbuk atau geram dengan menggunakan
tangan telanjang
Jangan melakukan mengangkat perlengkapan-perlengkanan atau benda
kerja yang berat dengan tangan
4.3 Peralatan Keselamatan Kerja
Beberapa kelengkapan atau peralatan yang "WAJIB" digunakan saat
melakukan aktivitas bekerja yang disesuaikan dengan potensi risiko bahaya
dalam kaitannya untuk menjaga kesehatan dan keselamatan kerja baik pada
pekerja itu sendiri maupun orang disekitarnya disebut juga dengan Alat
Pelindung Diri (APD). Penggunaan APD tersebut telah diatur oleh pemerintah
melalui peraturan menteri Tenaga Kerja. Beberapa alat pelindung diri yang
dimaksudkan dapat dilihat di bawah ini:
1. Sabuk Keselamatan (Safety Belt)
Alat pelindung ini digunakan untuk menghindari terjadinya benturan pada
saat berkendara, misalnya mobil, pesawat terbang, alat berat dan lain-lain.
15
Gambar 4.2 Sepatu Karet
3. Sarung Tangan (Gloves)
Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau
situasi yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung
tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-masing pekerjaan.
16
Gambar 4.4 Masker
5. Tali Pengaman (Safety Harness)
Pada pekerjaan yang berada di ketinggian, sangat memerlukan alat
pelindung diri berupa tali pengaman (safety harness). Alat pelindung diri
ini digunakan jika bekerja pada ketinggian lebih dari 1.8 meter. Hal ini
akan melindungi pekerja agar terhindar dari potensi jatuh dari ketinggian.
17
Gambar 4.6 Penutup Telinga
7. Sepatu Pelindung (Safety Shoes)
Seperti sepatu biasa, tapi dari bahan kulit dilapisi metal dengan sol dari
karet tebal dan kuat. Berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang
menimpa kaki karena tertimpa benda tajam atau berat, benda panas, cairan
kimia, dsb.
18
Gambar 4.8 Kacamata Pengaman
9. Helm Pelindung Kepala (Safety Helmet)
Alat ini berfungsi untuk melindungi kepala dari benda yang berpotensi
mengenai kepala secara langsung maupun tidak langsung.
19
4.4 Undang-Undang yang Berkaitan dengan Kesehatan dan Keselamatan
Kerja
Keselamatan kerja diartikan sebagai suatu upaya agar pekerja selamat
di tempat kerjanya sehingga terhindar dari kecelakaan termasuk juga untuk
menyelamatkan peralatan serta produksinya. Kesehatan kerja diartikan
sebagai suatu upaya untuk menjaga kesehatan pekerja dan mencegah
pencemaran di sekitar tempat kerjanya (masyarakat dan lingkungan). Di
Undang-undang No. 14, Tahun 1969 tentang : Ketentuan-Ketentuan Pokok
Mengenai Tenaga Kerja, disebutkan bahwa “Tiap tenaga kerja berhak
mendapat perlindungan atas keselamatan, kesehatan, kesusilaan, dan
pemeliharaan moral kerja serta perlakuan yang sesuai dengan martabat
manusia, moral dan agama. Kemudian menurut UU No.1 Tahun 70 tahun,
mengatur tentang keselamatan kerja di segala tempat kerja, baik di darat, di
dalam tanah, di permukaan air, di dalam air, maupun di udara yang berada di
wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia. Kemudian menurut ILO
(International Labour Organisation) fungsi kesehatan adalah : melindungi
pekerja terhadap kesehatan yang mungkin timbul dari pekerjaan dan
lingkungan kerja. Membantu pekerja menyesuaikan diri dengan pekerjaan
baik fisik maupun mental serta menyadari kewajiban terhadap pekerjaannya.
Memperbaiki memelihara keadaan fisik mental maupun sosial pekerja sebaik
mungkin.
Menurut Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 1 tahun 1970
tentang Keselamatan Kerja bab 2 pasal 2 ayat 2, bahwa dibuat, dicoba, dipakai
atau dipergunakan mesin, pesawat, alat, perkakas, peralatan atau instalasi
yang berbahaya atau dapat menimbulkan kecelakaan, kebakaran atau
peledakan. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11
tahun 1979 tentang Keselamatan Kerja pada Pemurnian dan Pengolahan
Minyak dan Gas Bumi pasal 9 ayat (1), bahwa pesawat, pesawat pengangkat,
mesin perkakas dan perkakas harus terbuat dan terpelihara sedemikian rupa,
sehingga memenuhi syarat-syarat teknis yang baik dan aman. "mesin
20
perkakas" ialah mesin bubut, mesin bor, mesin frains dan sebagainya. Pasal 10
ayat (1), bahwa bagian-bagian pesawat; mesin perkakas dan alat transmisi
yang bergerak, yang dapat membahayakan pekerja yang melayaninya dan
membahayakan lalu lintas, harus terlindung dengan baik dan aman. Pasal 10
ayat (2) bahwa, pesawat dan mesin perkakas yang dalam penggunaannya
dapat menimbulkan bahaya terhadap pekerja yang melayaninya harus diberi
pelindung dan dipasang sedemikian rupa sehingga tidak membahayakan.
Pasal 10 ayat (3) bahwa, ruangan diantara pesawat atau mesin perkakas harus
cukup lebar dan bebas dari benda-benda yang dapat merintangi dan
menimbulkan bahaya terhadap pekerja yang melayaninya dan lalu lintas.
Pasal 10 ayat (4), bahwa pesawat dan mesin perkakas yang karena akibat
perputaran yang sangat tinggi mungkin dapat pecah beterbangan harus
dilindungi dengan baik, serta kecepatan putarannya tidak boleh melebihi batas
kecepatan aman yang telah ditentukan untuk pesawat tersebut. Pasal 10 ayat
(5), bahwa masing-masing mesin perkakas yang digerakan oleh pesawat
secara sentral, harus dapat dihentikan secara sendiri. Pasal 10 ayat (6), bahwa
apabila sesuatu pesawat atau mesin perkakas perlu dijalankan untuk
percobaan atau hal-hal lain yang
bersifat sementara dengan tidak memakai alat pelindung maka pada tempat
yang mereka terlihat harus dipasang rambu-rambu tanda bahaya yang jelas.
21
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Laboratorium CNC merupakan salah satu fasilitas yang digunakan
oleh peserta didik dengan bidang keahlian teknik permesinan. Computer
Numerical Control, disingkat CNC, (berarti "komputer kontrol numerik") ini
sendiri merupakan sistem otomasi mesin perkakas yang dioperasikan oleh
perintah yang diprogram secara abstrak dan disimpan di media penyimpanan,
hal ini berlawanan dengan kebiasaan sebelumnya di mana mesin perkakas
biasanya dikontrol dengan putaran tangan atau otomasi sederhana
menggunakan cam. Dari pentingnya CNC pada teknik permesinan, Jurusan
Teknik Mesin di Universitas Negeri Malang pun memiliki bengkel CNC.
Observasi yang dilakukan di Bengkel CNC Universitas Negeri Malang
menejemen dalam bengkel juga dapat diperoleh mulai dari identitas bengkel,
kondisi bengkel, dan struktur organisasi bengkel. Bengkel Pemesinan ini
terletak di gedung G2 lantai I Universitas Negeri Malang, tepatnya di dalam
Workshop Mesin. Luas bengkel ini adalah 180 m 2 untuk menampung 25
mahasiswa, yang meliputi area kerja CNC.
Struktur organisasi tertinggi pada bengkel CNC Universitas Negeri
Malang terletak pada ketua jurusan. Di bawah ketua jurusan adalah kepala
bengkel. Di bawah kepala bengkel adalah dosen dan toolman. Di bawah dosen
dan toolman dan mahasiswa. Di dalam bengkel CNC terdapat 9 mesin bubut
CNC training unit, 4 mesin bubut production unit, 9 mesin frais CNC training
unit, 4 mesin frais production unit, 1 unit FMS, 2 personal computer untuk
program CAD/CAM, dan 4 personal computer untuk program EPS.
Karakteristik pada bengkel CNC ialah jenis lantai beton dengan
permukaan kasar, ventilasi luas ventilasi sekitar 20% dari luas lantai, tinggi
langit-langit sekitar 4-5 m, penerangan luas kaca sekitar 25% dari luas lantai
22
dan dengan besar kisar cahaya 500 lux, dan utilitas suplai daya 1 phase dan 3
phase dilengkapi dengan stabilizer.
Sisa pengerjaan CNC tentu akan menghasilkan banyak limbah logam
dalam bentuk padat maupun cair. Setelah melakukan praktik atau pengerjaan
dengan mesin CNC perlu segera dilakukan pembersihan terhadap sisa logam
hasil benda kerja. Limbah logam ini terlebih dahulu dikumpulkan dan
diletakkan pada bak sampah khusus logam lalu diangkut menuju tempat
pembuangan akhir khusus limbah logam.
Pada dasarnya observasi yang penulis lakukan dalam bengkel CNC
Universitas Negeri Malang selain untuk memenuhi tugas mata kuliah
Menejemen Bengkel juga untuk mengetahui dan menambah pengetahuan
mengenai menejemen perbengkelan utamannya bengkel CNC.
5.2 Saran
Sebagai bengkel yang berada di lingkungan akademik, bengkel CNC
Universitas Negeri Malang tentu harus memiliki sarana dan prasarana yang
sesuai standart kelayakan bengkel. Di bengkel CNC Universitas Negeri
Malang ini terdapat beberapa unit mesin bubut yang berada dalam kondisi
tidak layak, maka mesin yang seperti itu harus mendapat perlakuan khusus,
seperti perbaikan atau jika perlu dilakukan penambahan atau penggantian
dengan mesin yang baru. Selain itu penataan penyimpanan peralatan dan
bahan di bengkel ini juga kurang baik. Masih ada beberapa alat dan bahan
yang berserakan atau tidak tertata rapi. Beberapa sarana dan prasarana juga
mengalami kerusakan, kotak Pertolongan Pertama pada Kecelakaan juga
terlihat kosong, seharusnya bengkel menyediakan obat-obatan yang mungkin
dibutuhkan oleh pratikan jika ada kejadian yang tidak diinginkan. Sehingga
proses belajar mengajar dan praktik di bengkel CNC Universitas Negeri
Malang dapat terlaksana dengan efektif dan efisien serta mampu
menghasilkan peserta didik yang berkompeten di bidangnya.
23