Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNIK MANUFAKTUR I

BUBUT KONVENSIONAL

Nama : Luthfi Aji Pratama


NPM : 3331190039
Kelompok :9

LABORATORIUM TEKNOLOGI MANUFAKTUR


JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
NOVEMBER 2020
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK MANUFAKTUR I

BUBUT KONVENSIONAL

Dipersiapkan dan disusun oleh:


Luthfi Aji Pratama
3331190039

Telah disahkan oleh


Asisten Laboratorium Teknologi Manufaktur FT Untirta,
pada:

Pengumpulan Laporan Pengumpulan Revisi Laporan


Tanggal: 9/11/20 Jam: 17.00 Tanggal: - Jam: -

Keterangan: Keterangan:

Mengetahui,
Asisten Laboratorium

DAMAR ABI RAMADANI


NIM. 3331170010
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kepada
kami nikmat yang teramat banyak. Salah satu wujud dari nikmatnya itu adalah
saya dapat menyelesaikan laporan praktikum “Bubut Konvensional”. Dalam
laporan ini kami membahas tentang Sejarah mesin bubut, pengertian dan prinsip
kerja mesin bubut, jenis pahat yang digunakan, macam proses pembubutan,
Produk yang dihasilkan dari proses pembubutan dan rumus yang digunakan dalam
praktikum pembubutan. Terima kasih kami sampaikan kepada Assisten
Laboratorium serta teman kelompok 9 yang telah memberikan arahan, bimbingan
serta semangat yang pada dasarnya menjadi salah satu faktor terselesaikannya
laporan ini meskipun masih jauh dari kesempurnaan. Saya berharap dengan
terselesaikannya laporan ini dapat menjadi jalan menuju prestasi yang lebih baik.
Besar harapan saya atas saran dan kritik yang bersifat membangun. sehingga akan
saya jadikan pedoman di dalam pembuatan laporan selanjutnya.Terima kasih.

Brebes, November 2020

(Luthfi Aji Pratama)


ABSTRAK

Dalam Proses pemesinan banyak bermacam-macam alat untuk pembantu


pekerjaan di industri .Mesin bubut merupakan salah satu mesin kerja pembubut
yang dapat memotong logam dengan bentuk, ukuran dan kualitas yang
direncanakan. Dalam praktikum kali ini kita ditugaskan untuk mengambarkan
sebuah benda kerja dan sebuah benda tugas kemudian menyebutkan proses
penyayatan yang digunakan kemudian lakukan perhitungan frekuensi pemotongan
dan waktu serta mencari arctan untuk jenis penyayatan tirus.

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii

KATA PENGANTAR ........................................................................................iii

ABSTRAK ....................................................................................................... iv

DAFTAR ISI ..................................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR .........................................................................................vii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1


1.2 Tujuan Percobaan....................................................................... 2
1.3 Batasan Masalah ........................................................................ 2
1.4 Sistematika Penulisan ................................................................. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Mesin Bubut ................................................................... 3


2.2 Pengertian dan Prinsip Kerja Mesin Bubut Konvensional..............7
2.3 Bagian Utama Mesin Bubut Konvensional .................................. 8
2.4 Macam Pahat Mesin Bubut Konvensional ................................... 9
2.4.1 Berdasarkan Bentuk......................................................... 10

2.4.2 Berdasakan Material ........................................................ 13

2.5 Macam Proses Pembubutan ..................................................... 14

2.6 Macam Produk Hasil Pembubutan ............................................ 15

2.7 Rumus Proses Permesinan Bubut Konvensional ...................... 15

v
BAB III METODE PERCOBAAN

3.1 Diagram Alir Percobaan ........................................................... 17


3.2 Prosedur Percobaan ................................................................. 18
3.3 Alat Dan Bahan ......................................................................... 19

BAB IV HASIL

4.1 Gambar Benda Kerja......................................................... ........ 20


4.2 Tahapan Penyayatan Benda Kerja ........................................... 21
4.3 Perhitungan Waktu Permesinan Benda Kerja ........................... 21
4.4 Gambar Benda Tugas......................................................... ....... 24
4.5 Tahapan Penyayatan Benda Tugas .......................................... 25
4.6 Perhitungan Waktu Permesinan Benda Tugas.......................... 25

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ............................................................................... 28


5.2 Saran.. ...................................................................................... 29

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………….......................30

LAMPIRAN

FORM WORK INSTRUCTION ........................................................................ 32

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1.1 Asal Mula Mesin Bubut.................................................................. 3

Gambar 2.1.2 Pembubut Timur............................................................................ 4

Gambar 2.1.3 Pembubut Cina ........................................................................... ..4

Gambar 2.1.4 Pembubut Eropa ......................................................................... ..5

Gambar 2.1.5 Ilustrasi dari Mendelsches Bruderbuch 1395 ................................. 5

Gambar 2.1.6 Desain Mesin Bubut ...................................................................... 6

Gambar 2.1.7 Ilustrasi dari buku Besson ......................................................... ...6

Gambar 2.1.8 Mesin Bubut Screw Cutting Lathe ................................................. 7

Gambar 2.3 Bagian – Bagian Mesin Bubut .......................................................... 8

Gambar 2.4.1 Pahat Rata ............................................................................... ...10

Gambar 2.4.2 Pahat Muka ................................................................................. 10

Gambar 2.4.3 Pahat Potong .............................................................................. 11

Gambar 2.4.4 Pahat Ulir ................................................................................. ...11

Gambar 2.4.5 Pahat Alur ................................................................................... 12

Gambar 2.4.6 Pahat Chamfer ............................................................................ 12

Gambar 3.1 Diagram Alir ................................................................................... 17

Gambar 4.1 Gambar Benda Kerja ..................................................................... 20

Gambar 3.1 Gambar Benda Tugas .................................................................... 24

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Praktikum bubut konvensional merupakan suatu praktikum yang
membahas tentang teknik dasar yang harus dikuasai dalam proses manufaktur
atau dalam proses produksi suatu produk yang dibuat dengan menggunakan
mesin bubut di dunia teknik produksi.
Kualitas benda kerja yang dihasilkan terletak pada pemahaman praktikan
dalam menggunakan mesin bubut yang meliputi tingkat keterampilan dasar
penguasaaan mesin bubut, tingkat kesulitan produk yang dibuat dan tingkat
kepresisian hasil karya.

1.2 Tujuan Percobaan


Tujuan dari percobaan pengukuran intensitas cahaya kali ini antara lain :
1. Memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai mesin
bubut konvensional berdasarkan teori yang didapat dari materi kuliah
proses manufaktur.
2. Memberikan latihan berupa kegiatan membubut konvensional. Mulai
dari persiapan hingga penyelesaian benda kerja, sehingga mahasiswa
yang telah melaksanakan praktikum mempunyai bekal keterampilan
yan dapat dikembangkan dikemudian hari.
3. Dapat melakukan analisis proses manufaktur dari persiapan hingga
penyelesaian. Sehingga ketidasempurnaan yang terjadi dapat
diperbaiki atau bahkan mampu memberi solusi yang lebih baik.
2

1.3 Batasan Masalah


Dalam percobaan Bubut konvensional kali ini terdapat dua variabel yaitu
variabel bebas dan terikat. Variabel bebas pada percobaan kali ini adalah
kecepatan potong dan kedalaman potong. Sedangkan variabel terikatnya adalah
Mesin bubut yang digunakan yaitu mesin bubut konvensional.

1.4 Sistematika Penulisan


Pada laporan praktikum Uji tarik kali ini terdiri dari bab 1 sampai 5. Bab 1
membahas tentang latar belakang, tujuan percobaan, batasan masalah dan
sistematika penulisan. Bab 2 membahas tentang sejarah mesin bubut, pengertian
dan prinsip kerja, bagian bagian utama mesin bubut dan macam – macam pahat
mesin bubut konvensiolan. Bab 3 berisi diagram alir, alat dan bahan yang
digunakan serta prosedur percobaan. Bab 4 berisi tentang gambar benda kerja
beserta tahapan penyayatan dan perhitungan waktu permesinan benda kerja dan
gambar benda tugas beserta tahapan penyayatan serta perhitungan waktu
permesinan benda tugas Terakhir Bab 5 berisi simpulan dan saran dari praktikum
yang telah dilakukan.
3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Mesin Bubut


Sejarah diawali ketika manusia pertama kali merancang sebuah rangka
kaku bantalan guna mendukung benda kerja yang dapat diputar pada sebuah
kumparan dan dipotong menjadi bentuk melingkar dengan alat genggam. Metode
ini digunakan pertama kali untuk pembuatan mangkuk dangkal pada tahun 1200
SM dan ditemukan di sebuah pemakaman di Mycenae yang dipercayai telah
berubah. Contoh paling kuno dari seni pembubutan sejauh ini ditemukan adalah
fragmen dari sebuah mangkuk kayu Etruscan, yang dibuat sekitar tahun 700 SM
dan ditemukan di Makam Pejuang di Cornetto.

Gambar 2.1.1 Asal Mula Mesin Bubut


(Diunduh dari http://pejantanbayu.blogspot.com/ Pada 5 November 2020)

Pembubut dari Timur awalnya membubut dengan cara duduk di tanah


dengan menggunakan satu tangan untuk memutar kumparan sambil membungkuk
sementara tangan lain memegang gagang pahat. Mereka menggunakan satu kaki
untuk menjaga kestabilan mesin bubut dan bertindak sebagai alat penumpu,
sementara ujung kaki yang lain digunakan untuk memandu titik alat pemotongan.
Alat bubut primitif kuno ini masih dapat kita lihat saat ini dan masih digunakan di
pasar-pasar di Timur Dekat dan Asia.
4

Gambar 2.1.2 Pembubut Timur


(Diunduh dari http://pejantanbayu.blogspot.com/ Pada 5 November 2020)

Namun di China, mesin bubut yang digunakan didesain agar operator


pembubutan dapat duduk sejajar dengan mesin bubutnya dan menggunakan
kakinya untuk membuat gerakan bolak-balik dengan menggunakan pedal secara
bergantian kaki kiri dan kanan pada papan yang dikaitkan pada tali yang dililitkan
pada mesin spindle bubut, sehingga membuat kedua tangan bebas untuk
memegang dan mengarahkan pahat pemotong.

Gambar 2.1.3 Mesin pembubut Cina


(Diunduh dari http://pejantanbayu.blogspot.com/ Pada 5 November 2020)

Beda dengan orang timur dan cina, orang Barat, lebih memilih untuk
berdiri dalam menggunakan mesin bubut. Mereka mengembangkan mesin bubut
tiang dimana hanya satu kaki yang dibutuhkan untuk gerakan bolak-balik. Ilustrasi
pertama yang diketahui dari mesin bubut tiang muncul pada abad ke-13 di jendela
kaca patri di Chartres yang diberikan oleh pembubut gilda setempat untuk
menghormati pelindung mereka, Saint Julien.
5

Gambar 2.1.4 Mesin pembubut Eropa


(Diunduh dari http://pejantanbayu.blogspot.com/ Pada 5 November 2020)

Perkembangan selanjutnya, dapat dilihat dalam sebuah ilustrasi dari


Mendelsches Bruderbuch 1395. yang menunjukan bingkai bubut dan eretan yang
terbuat dari kayu - kayu berat. tujuannya untuk meningkatkan kekakuan. Namun
kesulitan memegang alat pemotong dengan kuat ketika memotong material yang
keras melahirkan penemuan eretan utama yang mana alat ini memiliki pegangan
kuat.

Gambar 2.1.5 Ilustrasi dari Mendelsches Bruderbuch 1395


(Diunduh dari http://pejantanbayu.blogspot.com/ Pada 5 November 2020)

Pemanfaatan putaran roda mempunyai keuntungan yang sangat luar biasa


karena dapat menghasilkan kecepatan konstan dan dapat meningkatkan kontrol
atas alat potong. Ilustrasi ini juga yang pertama menunjukkan Drive antara dua
bantalan dari headstock dan sebuah tailstock dengan penyesuaian untuk memutar
sekrup benda kerja panjang yang berbeda antara pusat-pusat.
6

Gambar 2.1.6 Desain mesin bubut


(Diunduh dari http://pejantanbayu.blogspot.com/ Pada 5 November 2020)

Leonardo, pengganti Jacques Besson sebagai insinyur di Pengadilan


Perancis, juga tertarik pada pengembangan mesin bubut dan membawa beberapa
ide menjadi realitas praktisdengan membangun sebuah sekrup-pemotongan dan
dua mesin bubut hias berputar

Gambar 2.1.7 Ilustasi dari buku Besson "Teater Instrumens


Mathématiques et des Mecanique" (1578)
(Diunduh dari http://pejantanbayu.blogspot.com/ Pada 5 November 2020)

Pada tahun 1797, Henry Mauldslay (1771-1831) mendesain dan membuat


mesin bubut yang sering disebut sebagai Screw Cutting Lathe, salah satu karyanya
yang berkembang di Negara bagian New England. Waktu itu. Amerika Serikat
masih mengalami hambatan untuk mendapatkan mesin bubut itu karena ketatnya
undang-undang negeri Inggris yang melarang ekspor mesin-mesin ke luar negeri.
7

Namun tidak membutuhkan waktu terlalu lama untuk bangsa Amerika yang
bersifat revolusioner untuk memberikan modal pada perkembangan mesin bubut
Maudslay. Dan dibuatlah mesin-mesin bubut yang serupa dengan bed-bed mesin
dari kayu dan alurnya terbuat dari besi.

Gambar 2.1.8 Mesin bubut Screw Cutting Lathe


(Diunduh dari http://pejantanbayu.blogspot.com/ Pada 5 November 2020)
Sumber : (http://pejantanbayu.blogspot.com/)
NB : Semua Paragraf di Sub Bab 2.1 Berasal dari Sumber Yang Sama

2.2 Pengertian & Prinsip Kerja Mesin Bubut Konvensional


Mesin bubut merupakan suatu jenis mesin perkakas yang pada Prinsip
kerja dari mesin bubut yaitu benda kerja berputar dan disayat oleh pahat bubut
yang digerakan searah, menyudut, atau tegak lurus,terhadap sumbu benda kerja.
Dilihat dari sistem persumbuannya, mesin bubut konvensional memiliki dua
sumbu koordinat yaitu sumbu x dan sumbu z. Fungsi utama dari mesin bubut
adalah digunakan untuk membuat benda kerja yang berbentuk silinder.

(Sumber : Soen, Peter Stanley. 2017. "Laporan Praktikum Proses Manufaktur


Bubut". Fakltas Teknologi Indsutri. Universitas Kristen Petra. Surabaya)
8

2.3 Bagian – Bagian Utama Mesin Bubut Konvensional


Mesin bubut merupakan salah satu mesin perkakas yang paling banyak
digunakan didunia industri saat ini. Berikut ini saya akan membahas mengenai
bagian-bagian dari mesin bubut yang terdiri dari :

Gambar 2.3 Bagian – Bagian Mesin bubut Konvensional


(Diunduh dari https://achmadarifin.com pada 5 November 2020)

1. Kepala Tetap (Head Stock)


Kepala tetap (head stock), yang berfungsi sebagai dudukan beberapa
perlengkapan mesin bubut diantaranya: cekam, kollet, senter tetap, pelat pembawa
rata dan pelat pembawa berekor. terdapat spindle utama mesin. Alat-alat
perlengkap tersebut dipasang pada spindel mesin berfungsi sebagai pengikat
ataupenahan benda kerja yang akan dikerjakan pada mesin bubut.

2.Kepala Lepas (Tail Stock)


Tail Stock berfungsi sebagai dudukan senter putar, senter tetap, cekam bor
dan dudukan bor tirus. Senter putar dipasang pada Tail Stock Tujuannya adalah
untuk membantu ujung benda kerja agar memiliki putaran yang stabil. Untuk
Cekam bor atau mata bor yang dipasang pada tail stock tujuannya adalah untuk
mempermudah proses pengeboran. Kepala lepas dapat bergeser sepanjang alas
mesin, porosnya berlubang tirus sehingga memudahkan tangkai bor untuk dijepit.
Tinggi kepala lepas sama dengan tinggi senter tetap. Selain itu kepala lepas juga
9

dilengkapai dengan roda putar yang disertai skala garis ukur(nonius) dengan
ketelitian tertentu.
Sumber (http://chamick.blogspot.com/2012/11/mesin-bubut-konvensional.html)

3. Alas/Meja
Alas memiliki fungsi sebagai lintasan, penyangga eretan dan kepala lepas.
Selama proses pembubutan akan ada pergerakan eretan maupun kepala lepas yang
melintas di atas meja/alas tersebut. Agar dapat memperoleh akurasi dan kelurusan
hasil pembubutan, salah satu hal yang dapat dilakukan adalah membuat meja/alas
ini agar memiliki permukaan yang rata, halus dan lurus. Sehingga kepala lepas
dan eretan dapat meluncur tanpa adanya hambatan.
Sumber (https://achmadarifin.com/bagian-bagian-utama-mesin-bubut)

4. Eretan
Eretan adalah bagian dari mesin bubut yang memiliki fungsi sebagai
dudukan sekaligus penghantar alat potong/pahat agar dapat bergerak sepanjang
alas mesin baik bergerak dalam arah membujur maupun melintang. Kondisi eretan
ini mempengaruhi kualitas hasil pemotongan oleh pahat maupun akurasi ukuran
benda kerja. Eretan ini terdiri dari tiga jenis, yaitu:
 Eretan bawah yang berjalan membujur sepanjang alas mesin,
 Eretan lintang yang bergerak tegak lurus terhadap alas mesin.
 Eretan atas yang digunakan untuk menjepit pahat bubut.
Sumber (https://achmadarifin.com/bagian-bagian-utama-mesin-bubut)

2.4 Macam – Macam Pahat Mesin Bubut Konvensional


Pahat bubut merupakan suatu alat potong utama yang biasa digunakan
pada proses pembubutan. Jenis pahat bubut itu bermacam-macam tergantung dari
fungsinya.
2.4.1 Jenis Pahat Berdasarkan Bentuk
 Pahat Rata
10

Pahat rata memiliki dua jenis yaitu pahat kanan yang digunakan untuk
membubut diameter luar benda kerja hingga rata, arah pemakanannya dari
kanan ke kiri. dan bubut kiri yang arah pemakanannya dari kiri ke kanan.
Besar sudut puncaknya 80°

Gambar 2.4.1 Pahat Rata


(Diunduh dari https://teknikkece.com pada 5 November 2020)

 Pahat Muka
Memiliki fungsi yang hampir mirip dengan pahat rata namun memiliki
perbedaan di sudut puncaknya yaitu sebesar 55°. Pemakanannnya juga
dimulai dari area tengah dan geraknya mundur

Gambar 2.4.2 Pahat Muka


(Diunduh dari https://teknikkece.com pada 5 November 2020)

 Pahat Potong
11

Memiliki fungsi untuk memotong benda kerja dimesin bubut. Pada proses
pemotongan tidak boleh terputus agar mendapatkan hasil yang maksimal
serta benda kerja tidak meleset dan menyebabkan pahat patah

Gambar 2.4.3 Pahat Potong


(Diunduh dari https://teknikkece.com pada 5 November 2020)

 Pahat Ulir
Memiliki fungsi untuk membuat ulir. sudut pahatnya memiliki 2 jenis
yaitu. ulir metris dengan sudut 60° dan ulir whitworth dengan sudut 55°

Gambar 2.4.4 Pahat Ulir


(Diunduh dari https://teknikkece.com pada 5 November 2020)

 Pahat Alur
Memiliki fungsi untuk membuat celah alur di benda kerja sesuai dengan
kebutuhan.
12

Gambar 2.4.5 Pahat Alur


(Diunduh dari https://teknikkece.com pada 5 November 2020)

 Pahat Chamfer
Memiliki fungsi untuk menumpulkan bagian benda yang runcing

Gambar 2.4.6 Pahat Chamfer


(Diunduh dari https://teknikkece.com pada 5 November 2020)
13

2.4.2 Jenis Pahat Berdasarkan Material


 Pahat Bubut Baja Karbon Tinggi
Memiliki fungsi untuk pengerjaan baja lunak dan kuningan. Digunakan
sebagai pahat bubut. batas maksimum suhunya 250 C dan kekerasan
sebesar 65 dan kecepatan potong 5m/menit.
 Pahat HSS
Pahat HSS digunakan pada pahat bubut, mata bor, pisau frais. suhu
maksimumnya 600 C HSS memiliki 2 jenis yaitu tungsten dan
molybdenum. bahan molybdenum mimiliki ketangguhan yang tinggi
namun ketahanan air yang rendah.
 Pahat paduan Non Ferro
Memiliki ciri khas tidak bisa dipanaskan. suhu maksimumnya adalah 800
C dapat digunakan dikecepatan tinggi namun memiliki ketegangan yang
lemah sehingga mudah pecah
 Pahat Karbida
Pahat Karbida memiliki suhu maksimum 1000 C mempunyai kekuatan
tekan tinggi namun kekuatan tarik yang rendah. Kelebihan dari pahat
karbida yaitu memiliki kpasistas produktivitas yang tinggi dan
menghasilkan permukaan benda kerja yang bagus.
 Pahat Intan
Pahat ini memiliki tingkat kekerasan yang sangat tinggi dan koefisien
gesek yang rendah. Kecepatan Pahat bubut bisa mencapai 1500 – 2000 dan
memiliki suhu maksimum 1500 C
 Pahat Bubut UCON
Material yang terdiri dari Columbium, Titanium dan tungsten. Memiliki
permukaan luar yang keras dan inti yang lunak. Namun pahat ini memiliki
harga yang mahal.

Sumber (https://teknikece.com/mesin-bubut/pahat-bubut/)
14

2.5 Macam Proses Pembubutan


Adapun beberapa proses permesinan yang dapat dilakukan pada mesin bubut
konvensional yaitu:
 Pembubutan muka (Facing)
Pembubutan muka adalah suatu proses penyayatan benda kerja
yang mana gerakan pahat bubut tegak lurus dengan sumbu putar
benda kerja (radial).
 Pembubutan tirus (Taper turning)
Pembubutan tirus adalah proses penyayatan silindris yang
mendapatkan nilai perbedaan diameter secara konstan. Pembubutan
tirus digunakan untuk membuat poros tirus/konis.
 Pembubutan Ulir
Pembubutan ulir adalah proses penyayatan yang menghasilkan
bentuk ulir.
 Pembubutan Chamfer
Pembubutan Chamfer adalah proses pembubutan pada sudut benda
kerja menggunakan ujung pahat.
 Pembubutan Boring
Boring merupakan pembubutan dengan gerakan pemakanan sejajar
dengan sumbu benda kerja. tujuan boring adalah untuk
memperbesar diameter lubang di benda kerja
 Pembubutan Knurling
Knurling adalah proses pembentukan logam yang digunakan untuk
membuat pola arsiran yang bersilangan pada permukaan benda
kerja.
Sumber (http://teknikmesinmanufaktur.blogspot.com)
15

2.6 Macam Proses Produk Hasil Pembubutan


Adapun beberapa proses permesinan yang dapat dilakukan pada mesin bubut
konvensional yaitu:
 Mur
 Baut
 Bearing
 Drat tirus
 Sambungan pipa
Sumber ( siswateknik99.blogspot.com)

2.7 Rumus Proses Permesinan Bubut Konvensional


Adapun Rumus yang digunakan dalam proses permesinan mesin bubut
konvensional antara lain:
A. Mencari Frekuensi Pemakanan
𝐷−𝑑
𝐼=
𝑡
Keterangan : I = Frekuensi Pemakanan
D = Diameter Awal
d = Diameter yang diingin kan
t = Ketebalan pemakanan
B. Mencari Waktu Permesinan
𝐿−𝐼
𝑇=
𝑆 .𝑛

Keterangan : T = Waktu Pemakanan


L = Panjang pemakanan
S = Kecepatan Asutan
I = Frekuensi Pemakanan
n = Kecepatan Makan
16

C. Mencari Sudut tirus


𝐷−𝑑
𝛼=
2 .𝑙
𝛼 = 𝑎𝑟𝑐𝑡𝑎𝑛
Keterangan : D = Diameter Awal
d = diameter yang diinginkan
l = Panjang Tirus
𝛼 = Sudut tirus
17

BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1 Diagram Alir Percobaan


Diagram alir pada percobaan uji tarik kali ini dapat dilihat pada gambar 3.1
Mulai
Studi Literatur

Membagi tugas Engineering dan


Operator

Menyiapkan Alat dan Bahan Menganalisa Form Work Instruction

Memotong Benda Kerja Melakukan Perhitungan Waktu


Permesinan

Memasang benda kerja di chuck Membuat Program Benda Kerja

Menyalakan dan mengkalibrasi mesin

Input

Proses Permesinan

Analisa Benda
Kerja

X
18

Penulisan Laporan

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 3.1 Diagram Alir Praktikum Bubut Konvensional


3.2 Prosedur Percobaan
Adapun langkah – langkah yang digunakan dalam percobaan bubut
konvensional kali ini adalah
A. Langkah Persiapan
1. Membaca dan memahami prosedur praktikum mesin bubut
konvensional
2. Menghitung waktu proses permesinan dan menghitung pembuatan
proses pembubutan.
3. Menyiapkan benda kerja dan peralatan penunjang proses pembubutan
sesuai dengan Form Work Instruction
4. Menyiapkan mesin pemotong untuk melakukan pemotongan benda
kerja sesuai dengan Form Work Instruction
5. Melakukan proses pemotongan benda kerja menggunakan mesin
pemotong.
B. Langkah Pengerjaaan
1. Meletakan benda kerja yang sudah dipotong pada cekam hingga
menjepit benda kerja
2. Melakukan kalibrasi posisi pahat sebelum melakukan proses
pembubutan
3. Menyalakan switch utama mesin bubut konvensional
19

4. Mengatur tuas pengendali sesuai Form Work Instruction


5. Menarik tuas pengendali untukmemutar spindle
6. Melakukan proses pembubutan sesuai Form Work Istruction
Dan melakukan perhitungan yang sudah dibuat
7. Memberikan coolant pada saat proses pembubutan

C. Langkah Perawatan
1. Memeriksa kelayakan setiap komponen dan peralatan penunjang
2. Membersihkan peralatan yang digunakan dan meja praktikum setelah
penggunaan
3. Memeriksa kondisi sambungan kelistrikan selalu dalam kondisi baik
dan tidak terkena air
4. Meletakan kembali barang yang telah digunakan pada saat praktikum

3.3 Alat dan Bahan


Pada percobaan bubut konvensional kali ini Membutuhkan Alat dan Bahan
guna mempermudah proses pekerjaan antara lain
1. Mesin Bubut EMCO TU
2. Mesin pemotong
3. Jangka Sorong
4. Peralatan Penunjang
5. Benda Kerja (Silinder pejal Alumunium)
6. Coolant
7. Pahat Rata, Pahat Alur
20

BAB IV
HASIL

4.1 Gambar Benda Kerja


Dari percobaan bubut konvensiona yang dilakukan didapat sebuah sketch
benda kerja beserta skalanya yang mana sebagai berikut.

Gambar 4.1 Gambar Benda Kerja


21

4.2 Tahapan Penyayatan Benda Kerja


Tahapan penyayatan yang digunakan pada benda kerja ini adalah pertama
dengan penyayatan rata terlebih dahulu sejauh 96 cm dari panjang benda
kerja kemudian dilanjutkan penyayatan alur untuk membuat celah benda di
bagian 2. selanjutnya adalah penyayatan tirus agar menghasilkan bentuk
yang menyerupai segitiga kemudian buat lakukan penyayatan alur untuk
bagian 4 dan penyayatan rata untuk bagian 5 yang dilajut dengan
penyayatan tirus setelah penyayatan rata sudah mencapai ujung.
4.3 Perhitungan Gambar Benda Kerja
Dari gambar diatas maka dapat diperoleh berhitungan Frekuensi
Pemakanan dan Waktu Pemakanan Dengan perhitungan sebagai berikut :
 Bagian 1 (Pembubutan Rata)
𝐃−𝐝
𝐈=
𝐭
60 − 50
I=
0,5
I = 20 x Pemakanan
𝐋𝐗𝐈
𝐓=
𝐒𝐗𝐧
96 x 20
T=
0,09 x 440
T = 48,48 Menit
 Bagian 2 (Alur)
𝐃−𝐝
𝐈=
𝐭
50 − 36
I=
0,5
I = 28 x Pemakanan
𝐋𝐗𝐈
𝐓=
𝐒𝐗𝐧
13 x 28
T=
0,09 x 220
T = 18,38 Menit
22

 Bagian 3 (Tirus)
𝐷−𝑑
𝛼=
2𝑥𝑙
50 − 36
𝛼=
2 𝑥 40
𝛼 = 0,175
Arctan = 9,92
𝐃−𝐝
𝐈=
𝐭
50 − 36
I=
0,5
I = 28 x Pemakanan
𝐋𝐗𝐈
𝐓=
𝐒𝐗𝐧
40 x 28
T=
0,09 x 440
T = 28,28 Menit
 Bagian 4 (Alur)
𝐃−𝐝
𝐈=
𝐭
50 − 20
I=
0,5
I = 60 x Pemakanan
𝐋𝐗𝐈
𝐓=
𝐒𝐗𝐧
13 x 60
T=
0,09 x 220
T = 39,39 Menit
 Bagian 5 (Rata)
𝐃−𝐝
𝐈=
𝐭
50 − 36
I=
0,5
I = 28 x Pemakanan
23

𝐋𝐗𝐈
𝐓=
𝐒𝐗𝐧
13 x 28
T=
0,09 x 440
T = 9,19 Menit
 Bagian 6 (Tirus)
𝐷−𝑑
𝛼=
2𝑥𝑙
36 − 20
𝛼=
2 𝑥 20
𝛼 = 0,4
Arctan = 21.80
𝐃−𝐝
𝐈=
𝐭
36 − 20
I=
0,5
I = 16 x Pemakanan
𝐋𝐗𝐈
𝐓=
𝐒𝐗𝐧
20 x 16
T=
0,09 x 440
T = 8,08 Menit
T Total = 18,38 + 48,48 + 28,28 + 39,39 + 9,19 + 8,08
T Total = 151,18 Menit / 2 Jam 31 Menit 18 Detik
24

4.4 Gambar Benda Tugas


Dari percobaan bubut konvensiona yang dilakukan didapat sebuah sketch
benda kerja beserta skalanya yang mana sebagai berikut.

Gambar 4.3 Sketch benda Tugas


4.5 Tahapan Penyayatan pada Benda Tugas
Tahapan penyayatan yang digunakan pada benda kerja ini adalah pertama
dengan penyayatan rata terlebih dahulu kemudian dilanjutkan penyayatan
alur untuk membuat celah benda dibagian 2 selanjutnya adalah penyayatan
tirus agar menghasilkan bentuk yang menyerupai segitiga dibagian 3
selanjutnya lakukan penyayatan alur untuk membuat celah dibagian 4 dan
diakhiri dengan penyayatan rata untuk bagian 5.
4.6 Perhitungan Gambar Benda Tugas
Dari gambar diatas maka dapat diperoleh berhitungan Frekuensi
Pemakanan dan Waktu Pemakanan Dengan perhitungan sebagai berikut :
 Bagian 1 (Rata)
𝐃−𝐝
𝐈=
𝐭
25

80 − 70
I=
0,5
I = 20 x Pemakanan
𝐋𝐗𝐈
𝐓=
𝐒𝐗𝐧
125 x 20
T=
0,09 x 440
T = 63,13 Menit
 Bagian 2 (Pembubutan alur)
𝐃−𝐝
𝐈=
𝐭
70 − 60
I=
0,5
I = 20 x Pemakanan
𝐋𝐗𝐈
𝐓=
𝐒𝐗𝐧
20 x 20
T=
0,09 x 220
T = 20,20 Menit
 Bagian 3 (Tirus)
𝐷−𝑑
𝛼=
2𝑥𝑙
70 − 40
𝛼=
2 𝑥 60
𝛼 = 0,25
Arctan = 14,03
𝐃−𝐝
𝐈=
𝐭
70 − 40
I=
0,5
I = 60 x Pemakanan
𝐋𝐗𝐈
𝐓=
𝐒𝐗𝐧
60 x 60
T=
0,09 x 440
26

T = 90,90 Menit
 Bagian 4 (Pembubutan alur)
𝐃−𝐝
𝐈=
𝐭
70 − 10
I=
0,5
I = 120 x Pemakanan
𝐋𝐗𝐈
𝐓=
𝐒𝐗𝐧
30 x 120
T=
0,09 x 220
T = 181,81Menit
 Bagian 5 (Rata)
𝐃−𝐝
𝐈=
𝐭
70 − 60
I=
0,5
I = 20 x Pemakanan
𝐋𝐗𝐈
𝐓=
𝐒𝐗𝐧
5 x 20
T=
0,09 x 440
T = 2,52 Menit
T Total = 63,13 + 20,20 + 90,90 + 181,81 + 2,52
T Total = 358,56 Menit / 3 Jam 59 Menit 6 Detik
27

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari percobaan pembubutan konvensional kali ini diperoleh kesimpulan
yaitu :
1. Dari praktikum ini dapat diketahui bahwasannya mesin bubut
konvensional dibutuhkan untuk membentuk benda yang berbentuk
silindris yang mana prinsip kerja dari mesin bubut ini adalah benda
kerja di putar kemudian disayat menggunakan pahat yang sesuai
dengan kebutuhan.
2. Dari latihan yang berupa gambar kerja kali ini dapat diketahui
bahwasannya dalam bubut konvensional ada 3 jenis sayatan yang
dipakai yaitu sayatan rata untuk meratakan, sayatan alur untuk
membuat celah dan sayatan tirus untuk membuat benda
mengkerucut.
3. Dari analisas perhitungan diketahui bahwasanya untuk
membentuk benda kerja dibutuhkan Frekuensi pemakanan yang
dibutuhkan agar mendapatkan ukuran benda kerja yang sesuai dan
juga perhitungan waktu yang fungsinya untuk mengetahui estimasi
waktu yang dibutuhkan untuk membentuk benda kerja yang di
inginkan
28

5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan pada percobaan pembubutan
konvensional kali ini antara lain :
1. Dalam menggunakan pahat lebih hati – hati dan konsisten agar hasil
yang diperoleh bisa sesuai dengan perhitungan
2. Saat membuat pahat tirus pasang sudut eretan sesuai dengan hasil
arctan yang didapat agar benda kerja yang diinginkan memiliki
bentuk yang sesuai
3. Lebih hati-hati dan perhatikan K3 dalam menggunakan alat di
praktikum kali ini
29

DAFTAR PUSTAKA

1. Atmantawarna, P, Henggar. 2013. "Perbaikan Mesin Bubut dan Uji Untuk

Benda Kerja Dengan Bahan Besi Pejal". Fakultas Teknik. Universitas

Diponegoro. Semarang

2. Soen, Peter Stanley. 2017. "Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Bubut". Fakutlas Teknologi Industri. Universitas Kristen Petra. Surabaya.

3. http://pejantanbayu.blogspot.com/ (Diakses pada 5 November 2020)

4. https://achmadarifin.com (Diakses pada 5 November 2020)

5. https://teknikece.com/ (Diakses pada 5 November 2020)

6. https://teknikmesinmanufaktur.blogspot.com (Diakses pada 5 November

2020)
30

LAMPIRAN

FORM WORK INSTRUCTION


LABORATORIUM TEKNOLOGI MANUFAKTUR
JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman Km 3 Cilegon

FORM WORK INTRUCTION

Asisten : Damar Abi Ramadani LUTHFI AJI PRATAMA


Nama :
3331190039
NPM :
9
Kelompok :
Tanggal 4 November 2020
:
Praktikum

MESIN BUBUT KONVENSIONAL

Instruksi : Data yang Dibutuhkan :


n = rata 440 rpm 1. 1. Frekuensi Pemakanan (I)
n = alur 220 rpm 2. 2. Waktu yang dibutuhkan untuk Pemakanan (t)
s = 0.09 3. 3. Besar Arctan untuk membuat Pemakanan
t = 0.5 4. Tirus (arctan)
5.

Anda mungkin juga menyukai