Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

FENOMENA DASAR MESIN

MISALIGNMENT

Disusun Oleh :
Nama : Hafiz Hade Hisyam
NPM : 3331190045
Kelompok :E
Tanggal Praktikum : 10 November 2021
Tanggal Pengumpulan Lap. :
Asisten : Alfian Firmansyah

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN


FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
CILEGON-BANTEN
2021
LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Hafiz Hade Hisyam


NPM : 3331190045
Kelompok :E
Modul : Misalignment

Tanda
NO Tanggal Keterangan
Tangan / Cap
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
ABSTRAL
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Praktikum
1.4 Batasan Masalah
1.5 Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Misalignment
2.2 Dampak Akibat Misalignment
2.3 Jenis-Jenis Misalignment
2.4 Toleransi Misalignment Pada Kopling
2.5 Alignment
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Diagram Alir Praktikum
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat yang Digunakan
3.2.2 Bahan yang Digunakan
3.3 Prosedur
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Pengujian
4.2 Analisa Data
4.3 Hasil Analisa
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
5.2.1 Laboratorium
5.2.2 Asisten Laboratorium
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Suatu mesin dikatakan ideal apabila seluruh energi dalam mesin tersebut
dapat diubah menjadi kerja. Walaupun demikian tidak ada suatu mesin yang
dikatakan sebagai mesin ideal karena sebagian energi dalam mesin terbuang
menjadi energi bentuk lain seperti getaran(Ganong Zainal Abidin, I Wayan Sujana
2019). Misalignment adalah kondisi dimana terjadi penyimpangan pada titik Pusat
antara dua poros yang dihubungkan (dua poros terletak tidak pada satu sumbu). Jika
misalignment terjadi pada kopling maka akan mempercepat kerusakan kopling,
bearing dan menimbulkan vibrasi berlebihan (Hili, Molka Attia, 2005).
Misalignment sendiri mengakibatkan getaran dalam arah axial. Sedangkan,
alignment adalah suatu pekerjaan yang meluruskan / mensejajarkandua sumbu
poros lurus (antara poros penggerak dengan sumbu poros yangdigerakkan) pada
waktu peralatan itu beroperasi. Tetapi dalam kenyataan,pengertian lurus tidak bisa
didapatkan 100%. Untuk itu harus diberikan toleransikurang dari 0,05 mm.
Pada praktikum kali ini kita akan mengetahui dan mencari solusi dari
permasalahn misalignment ini. Dimana kita nantinya akan mengetahui apa saja
penyebab dari misalignment, jenis misalignment dan metode yang digunakan untuk
mengetahui besarnya misalignment. Pada suatu mesin yang dibuat memungkinkan
untuk terjadinya misalignment ini, maka dari itu praktikum ini pun membantu kita
untuk memahami proses alignment dan metode yang digunakan.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang terdapat pada praktikum kali ini, yaitu :
1. Bagaimana misalignment dapat terjadi?
2. Apa saja jenis-jenis misalignment
3. Bagaimana caranya untuk mengetahui misalignment dengan metode
Rim and Face?
4. Bagaimana proses dari alignment dan metode apa saja yang digunakan?

1.3 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan praktikum yang dilakukan, yaitu sebagai berikut :
1. Memahami penyebab terjadinya misalignment
2. Memahami jenis-jenis misalignment
3. Mengetahui besarnya misalignment dengan metode Rim and Face
4. Memahami proses alignment dan metode yang digunakan

1.4 Batasan Masalah


Variabel terikat pada praktikum kali ini berupa poros , sedangkan variable
bebas nya berupa momen besarnya misalignment yang akan didapat.

1.5 Sistematika Penulisan


Laporan ini dibagi menjadi lima bab. Bab I yaitu pendahuluan yang
menjelaskan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan praktikum, Batasan
masalah dan sistematika penulisan. Bab II menjelaskan mengenai teori dasar yang
berisi mengenai teori singkat yang berkaitan dengan percobaan yang dilakukan
yaitu misalignment. Bab III menjelaskan mengenai metodologi penelitian yang
terdiri dari diagram alir, alat dan bahan, dan prosedur praktikum yang dilakukan.
Bab IV menjelaskan mengenai hasil percobaan dan pembahasan. Bab V
menjelaskan mengenai kesimpulan serta saran dari percobaan. Selain itu juga
terdapat daftar pustaka dan lampiran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Misalignment
Diantara mesin – mesin yang ada, mesin rotasi merupakan salah satu yang
banyak digunakan pada pabrik–pabrik industri karena kuat, handal, perawatannya
mudah dan efisiensi. Bila terjadi kerusakan pada mesin sehingga mesin berhenti
bekerja, yang biasa disebut shutdown, proses produksi akan terhenti. Karena
permintaan terus meningkat, kerugian finansial yang tinggi akan terjadi karena
penundaan tersebut. Sekitar 70% dari penyebab kerusakan mesin rotasi dikarenakan
misalignment, yang dapat menyebabkan gaya yang berlebihan pada bearing,
sehingga menyebabkan kerusakan bearing sebelum waktunya (Deni Dwi
Darmawan, AW, IH, 2016). Mesin-mesin rotasi harus handal agar :
1. Unit Produksi handal, dapat beroperasi sesuai dengan target waktu
operasi yang di inginkan.
2. Ongkos pemeliharaan rendah, karena tidak terjadi kerusakan premature
yang mengakibatkan kehilangan produksi dan membayar ongkos
perbaikan/spare part.
3. Target produksi bisa di capai.sesuai dengan perencaan produksi yang
disesuaikan dengan kebutuhan/ permintaan pasar.

Gambar 2.1 Mesin


Misalignment adalah kondisi dimana terjadinya ketidak sumbuan antara
mesin yang diposisikan pada saat kondisi dicouple. Kondisi misalignment adalah
salah satu penyebab getaran (vibration) pada umumnya(Commtest, 2006).
Misalignment adalah ketidaklurusan antara kedua poros. Misalignment terjadi
karena adanya pergeseran atau penyimpangan salah satu bagian mesin darigaris
pusatnya. Misalignment sendiri mengakibatkan getaran dalam arah axial.
Sedangkan, alignment adalah suatu pekerjaan yang meluruskan / mensejajarkan dua
sumbu poros lurus (antara poros penggerak dengan sumbu poros yang digerakkan)
pada waktu peralatan itu beroperasi. Tetapi dalam kenyataan,pengertian lurus tidak
bisa didapatkan 100%. Untuk itu harus diberikan toleransi kurang dari 0,05 mm.

Gambar 2.2 Misalignment

Dalam proses alignment pada kondisi mesin tidak beroperasi (dingin),


hasilnya bisa saja akan berubah pada saat mesin beroperasi(panas). Hal ini
sangatlah tidak diharapkan terjadi, namun demikian bias saja terjadi dan biasa
disebut “Thermal Growth”. Misalignment adalah suatu keadaan dimana dua sumbu
poros yang mengalami ketidaklurusan antara poros penggerak dan poros yang
digerakan. Untuk mengatasi terjadinya misalignment kita dapat melakukan
optimalisasi dengan cara Alignment (kesejajaran poros) atau biasa disebut dengan
shaft alignment adalah proses dilakukannya menyelaraskan atau mensejajarkan dua
sumbu poros lurus untuk menghasilkan tingkat kesejajaran yang maksimal.
Mensejajarkan poros dapat dilakukan dua sumbu atau lebih. proses mensejajarkan
kedua sumbu poros lurus berlangsung dengan 2 tumpuan antara sumbu poros
penggerak dan yang digerakan untuk menguji tingkat kebulatan dan kelurusan
poros, untuk menghasilkan hasil maksimal diperlukan pengujian untuk memenuhi
standarisasi yang diinginkan atau ditentukan (Darto, Sudjatmiko, 2015).
Berdasarkan dari kondisi di atas maka perlu adanya suatu metode yang
cukup handal dan cepat untuk melakukan proses alignment agar supaya proses
produksi tidak mengalami proses delay ataupun shutdown. Guna melakukan hal
tersebut maka salah satu jalan yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan
pengukuran alignment dibantu dengan menggunakan perangkat lunak. Perangkat
lunak alignment tersebut digunakan sebagai perangkat pengganti perhitungan
manual yang mana perhitungan manual tersebut memakan waktu dan pikiran. Oleh
sebab itu penggunaan perangkat lunak sangat diperlukan untuk mengefisienkan
waktu dan tenaga.
Adanya ketidaklurusan atau misalignment di luar batas yang diijinkan akan
mengakibatkan beberapa kerugian diantaranya:
1. Salah satu penyebab terjadinya getaran berlebih pada mesin.
2. Menimbulkan panas berlebih pada kopling.
3. Terjadinya kelelehan material pada sambungan (kopling).
4. Terjadinya keausan terutama pada komponen yang bergerak dinamis.
5. Dapat menyebabkan keretakan pada poros akibat gaya tekuk yang
berulang.
6. Dapat menyebabkan kerusakan pada bantalan (bearing) akibat sumbu
poros yang tidak sejajar.
Terdapat banyak penyebab misalignment yang terjadi pada poros. Untuk
memastikan suatu proses kerja suatu alat atau industri berjalan dengan baik,
perlunya menganalisa serta mengatasi berbagai macam kemungkinan yang dapat
menyebabkan misalignment pada poros. Berikut ini adalah penyebab misalignment
yang paling umum dan banyak ditemukan :
a) Gerakan Relatif
Peningkatan termal pada alat yang beroperasi dapat menimbulkan
ekspansi atau pemuaian pada alat tersebut, sehingga dapat
menyebabkan suatu alat atau komponen bergerak secara proporsional
pada komponen yang lain dan menyebabkan gerakan relatif yang tidak
selaras. Suatu komponen yang terdiri atas material yang berbeda dapat
terjadi laju pemuaian yang berbeda ketika mengalami peningkatan
termal. Oleh karena itu untuk mengantisipasi Peningkatan termal harus
diperhitungkan dengan baik khususnya pada peralatan yang beroperasi
di atas suhu normalnya.
b) Settling
Seiring dengan berjalannya waktu dan siklus kerja yang terjadi
secara kontinyu, pelat dasar atau fondasi suatu mesin dapat turun pada
pada posisi yang lebih rendah dari settingan awalnya, sehingga
menyebabkan terjadinya ketidakselarasan antara poros
(misalignment).
c) Soft Foot
Soft Foot adalah suatu masalah yang terjadi pada kaki-kaki mesin
(machinery feet) dimana terjadi ketidaksamaan jarak antara kaki-kaki
terhadap fondasi mesin (machinery fondation). Pada kondisi tersebut
kaki mesin tidak dapat menopang beban yang sama karena adanya
kontak antara kaki mesin dengan permukaan fondasi yang tidak
menyentuh dengan benar, misalnya seperti kaki mesin bengkok,
mengantung, miring dan lain sebagainya. Hal tersebut perlu
diperhatikan dengan baik, karena pada kondisi soft foot dapat
menyebabkan terjadinya misalignment pada mesin.
d) Gerakan Torsional
Torsi tinggi awal yang terjadi selama mesin mulai dinyalakan (startup)
dapat memaksa poros menjadi tidak sejajar, dan menyebabkan
terjadinya misalignment akibat gerakan torsional.
e) Masalah pada kopling
Karena kondisi kopling yang tidak baik dan pemasangnnya yang
kurang tepat, dapat membuat sambungan poros kopling menjadi
terdistorsi, sehingga dapat menyebabkan misalignment pada poros.
f) Kesalahan Manusia (Human Error)
Kesalahan dalam prosedur intalasi alat maupun tidak melakukan
prosedur alignment pada alat dengan baik dapat menyebabkan
misalignment pada poros yang berakibat fatal. Oleh karena itu
perlunya prosedur pemasangan dan pemahaman yang baik tehadap alat
yang akan dipasang.
Misalignment yang terjadi pada poros mesin berputar dapat dideteksi
dengan beberapa parameter. Beberapa metode identifikasi misalignment tersebut
termasuk kedalam program pemeliharaan preventif pada mesin. Berikut ini
beberapa indikasi serta parameter terjadinya misalignment yaitu.

1. Frekuensi getaran poros yang meningkat


2. Peningkatan temperatur bantalan yang tidak wajar
3. Terjadi Kebisingan
4. Keausan pada bantalan
5. Keausan pada kopling

2.2 Dampak Akibat Misalignment


Ketidaksejajaran atau misalignment pada suatu komponen mesin dapat
mengganggu kinerja mesin bahkan dapat merugikan baik secara materil maupun
keselamatan. Dampak yang terjaddi akibat kondisi misalignment tentu sangat
merugikan. Agar dapat memahami dampak akibat misalignment, berikut ini
dampak dan kerugian yang terjadi akibat misalignment :
1. Getaran Berlebih
Misalignment adalah salah satu penyebab utama terjadinya getaran
atau vibrasi pada alat dan mesin. Karakteristik getaran yang signifikan
yang diseabkan oleh misalignment berada pada arah radial dan aksial.
Dalam analisa getaran (vibration), spektrum yang dihasilkan mewakili
penyebab vibrasi yang terjadi pada pompa sentrifugal. Masing-masing
penyebab getaran memiliki spektrum vibrasi yang berbeda-
beda(Sumantri K. Risandriya,S, 2016).
2. Kebisingan
Serupa dengan getaran, kebisingan dideteksi dengan memperhatikan
perubahan suara pada mesin selama operasi berlangsung. Komponen
atau mesin yang mengalami misalignment cenderung akan
menghasilkan intesitas suara yang meningkat dibangingkan kondisi
kerja normal. Kebisingan yang terjadi akibat misalignment tentu sangat
menggagu khusunya bagi operator yang mengoperasiakn alat atau
mesin.
3. Mengurangi Produksi
Karena mesin yang tidak bekerja dengan baik misalignment dapat
mengurangi performa dan masa pakai komponen. Dengan masa pakai
yang lebih rendah, peralatan akan membutuhkan perawatan yang
membutuhkan banyak waktu, sehingga mengurangi waktu produksi
yang tersedia.
4. Kualitas Produk yang Buruk
Misalignment dapat berpengaruh terhadap kualitas produk akibat
proses produksi yang tidak sesuai dengan standar dan menghasilkan
produk yang kurang baik atau bahkan dapat merusak produk.
5. Biaya Perawatan Lebih tinggi
Kegagalan operasi yang disebabkan oleh misalignment akan
meningkatkan biaya pemeliharaan yang tidak direncanakan
sebelumnya. Karena biaya pemeliharaan yang meningkat, sehingga
berimbas langsung pada peningkatan pengeluaran operasional dan
inventaris suku cadang.
6. Pengurangan Keuntungan
Karena proses produksi yang tidak berjalan dengan baik dan biaya
perawatan yang tidak terduga, sehingga lebih banyak uang yang harus
dihabiskan. Ditambah lagi dengan proses produksi yang lebih rendah,
oleh karena itu misalignment dapat mengurangi keuntungan atau
profitabilitas.

2.3 Jenis-Jenis Misalignment


Terdapat beberapa jenis misalignment yang seringkali ditemukan dalam
beberapa kasus, berikut ini merupakan jenis-jenis misalignment :
a. Paralell Misalignment
Paralell Misalignment adalah suatu ketidaklurusan pada poros
karena kedudukan poros yang berbeda satu sama lain atau tidak
simetris.

Gambar 2.3 Parallel Misalignment

Akibat yang ditimbulkan dari Parallel Misalignment yaitu


meningkatkan temperature pada motor, kaki mesin bergeser ,
pondasi motor rusak, dan baut kopling menjadi kendur/rusak. Cara
mengatasi Parallel Misalignment yaitu dengan mengganjal
menggunakan plat (Shim Plate) dengan menyesuaikan
penyimpangan yang terjadi, memperbaiki pondasi , dan
mengencangkan baut atau pengikat pada komponen.
b. Angular Misalignment
Angular Misalignment adalah suatu ketidaklurusan pada poros
karena kedudukan poros yang menyimpang dan menyudut
(angular) terhadap kedudukan poros yang lain.

Gambar 2.4 Angular Misalignment


Angular Misalignment terjadi karena adanya salah satu baut
pada kaki mesin yang kendur atau kedudukan mesin dan poros yang
bergeser terhadap sumbu utama. Cara mengatasi Angular
Misalignment yaitu dengan memastikan tingkat kekencangan baut
pada kaki kaki mesin sudah tepat dan menggeser posisi mesin agar
sesuai dengan sumbu poros utama.
c. Combination Misalignment
Combination Misalignment adalah adalah suatu ketidaklurusan
pada poros karena posisi antara kedua sambungan poros yang
saling menyudut dan memiliki ketinggian yang tidak sejajar.

Gambar 2.5 Combination Misalignment


Combination Misalignment disebabkan karena baut pada
salah satu kaki mesin yang terlalu kuat/kencang dan kondisi kaki
mesin yang tidak rata terhadap baseplate/dudukan mesin (Soft
Foot). Cara mengatasi Combination Misalignment yaitu dengan
mensetarakan tingkat kekencangan baut pada kaki mesin,
menambahkan plat pengganjal (Shim Plate) pada pondasi setiap
kaki yang bermasalah dan mengatur kedudukan mesin sejajar
dengan sumbu utama.

2.4 Toleransi Misalignment Pada Kopling


Toleransi Misasalignment Pada Kopling dirancang untuk mengakomodasi
adanya misalignment. Setiap pabrikan kopling menawarkan produknya dengan
harga toleransi tertentu dengan maksud memberikan pengertian bahwa kopling
yang diproduksi cukup aman dipakai dalam kondisi misalignment tertentu. Dalam
penentuan harga toleransi misalignment perlunya menentukan ukuran yang
digunakan dalam pengukuran batas toleransi. Pada pengukuran harga toleransi,
misalignment ditentukan dalam :
1. Offset antara kopling (dalam mils, 1 mils = 0.001 inch)
2. Sudut antara kopling (dalam derajat atau radian, 1 derajat= 0.01745
radian)
Gambar 2.6 Grafik Toleransi Misalignment
Berdasarkan grafik harga toleransi diatas berikut ini merupakan cara menghitung
toleransi misalignment :
1. Toleransi Offset misalignment
• Misal penyimpangan terbesar = 6 mils (0.006”)
• Jarak / diameter kopling hub. = 4”
• Sehingga maximum penyimpangan 6 mils/4inch = 1.5 mils/inch
(masih dalam toleransi
• Berdasarkan grafik toleransi alignment, Jika mesin tersebut bekerja
pada putaran 3000 Rpm, harga tsb masih dapat diterima. jika putaran
mesin lebih dari 3000 Rpm, misal 5000 Rpm maka mesin harus
dilakukan alignment.
2. Toleransi Sudut misalignment
• Misal penyimpangan sudut terbesar = 0,09°
• Berdasarkan grafik toleransi alignment, Jika mesin tersebut bekerja
pada putaran 3000 Rpm, harga tsb masih dapat diterima (masih dalam
toleransi).
• Jika putaran mesin lebih dari 3000 Rpm, misal 5000 Rpm maka
mesin harus dilakukan alignment.

2.5 Alignment
Banyak jenis instalasi dan perlengkapan yang harus dihubungkan ke
perlengkapan lain sebelum dapat dioperasikan, sebagaimana pompa, tidak dapat
beroperasi sendiri. Untuk beroperasi, pompa harus dihubungkan ke sebuah motor
atau sumber tenaga lain(Shofan Syukri, 2015). Alignment adalah suatu pekerjaan
mensimetriskan atau meluruskan dua sumbu poros hingan sentris antara sumbu
yang bergerak dan yang digerakkan. Dalam pengertian umum, kondisi disebut shaft
alignment terjadi ketika sumbu perputaran/kolinier dari dua (atau lebih) poros
mesin segaris satu dengan yang lain, terutama saat di-operasikan. Umumnya mesin
rotasi dipasang dengan kuat dan kokoh di fondasinya sesuai dengan standard mutu
dan sudah harus dilakukan alignment dengan cukup akurat. Namun kadang kala
masih bisa terjadi kondisi offset atau misalignment, karena beberapa hal mesin bisa
berubah dari kondisi alignmen setelah di operasikan.
Alignment merupakan salah satu proses pemeliharaan atau perawatan pada
elemen mesin pemindahan daya, agar perlengkapan yang digunakan berfungsi
secara maksimal. Alignment juga mencegah kerusakan elemen mesin lainnya pada
perlengkapan mesin akibat kesalahan pada saat pemasangan atau pemeliharaan.
Alignment dapat meminimalisir kemungkinan terjadinya proses memperpendek
umur peralatan yang tentu akan mengurangi beban operasional perbaikan(Fathur
Rahman, M.Tamjidillah 2020).
Alignment adalah suatu pekerjaan atau proses mensimetriskan kedua objek
atau sumbu poros sehingga sentris antara poros penggerak dengan sumbu poros
yang digerakan dengan dua tumpuan saling berkaitan (Soesanto & A. Farid (2018).
Pengertian Alignment adalah suatu pekerjaan yang meluruskan/mensejajarkan dua
sumbu poros lurus (antara poros penggerak dengan sumbu poros yang digerakkan)
pada waktu peralatan itu beroprasi, Tetapi dalam kenyataannya. Pengertian lurus
tidak bisa didapatkan 100%. Untuk itu harus diberikan toleransi. Tetapi dilapangan
banyak yang diterapkan dikarenakan untuk meminimalisirkan kerusakan pada
engine tersebut.dimana tekanan dan getaran yang dibuat dengan memutar poros
yang tidak sejajar tidak hanya akan mengakibatkan kerusakan pada unit poros
mesin itu sendiri,tetapi juga dapat mengakibatkan kerusakan pada bushing stern
tube. Metode dial indicator adalah metode yang paling banyak di lakukan, karena
ketelitian cukup dapat dipertanggungjawabkan, terutama jika dilakukan dengan
professional. Dan harga operasional serta peralatannya relative murah.
Terdapat beberapa metode yang digunakan dalam Alignment sumbu poros
pada suatu mesin atau equipment yaitu :
1. Metode Pengamatan Visual dengan mistar
2. Metode Dial indicator : Rim and Face
3. Metode Dial Indicator : Reverse
4. Metode Dial Indicator : Cross Dial
5. Metode Laser

Gambar 2.7 Rim and Face Alignment

Besarnya harga misalignment/offset terbagi menjadi dua jenis


pengukuran yaitu vertical offset dan horizontal offset. Dengan melakukan
perhitungan dapat dilakukan proses koreksi pada poros atau kopling yang
mengalami (misalignment) sesuai dengan pengukuran dial.

1. Vertical Offset

Gambar 2.8 Vertical Offset

• Front Feet Vertical (FFV)


𝐹 𝑅
𝐹𝐹𝑉 = |𝐴 × 𝐵| + 2

………...………(2.1)
• Back Feet Vertical (BFV)
𝐹 𝑅
𝐵𝐹𝑉 = |𝐴 × (𝐵 + 𝐶)| + 2……………(2.2)

Note :
Jika hasil perhitungan (+) kurangi shim/ganjalan
Jika hasil perhitungan (-) tambahkan shim/ganjalan

2. Horizontal Offset

Gambar 2.9 Horizontal Offset

• Front Feet Horizontal (FFH)


𝐹 𝑅
𝐹𝐹𝐻 = |𝐴 × 𝐵| + 2 ……..……..…..…(2.3)

• Back Feet Horizontal (BFH)


𝐹 𝑅
𝐵𝐹𝐻 = |𝐴 × (𝐵 + 𝐶)| + 2 ……………(2.4)

Note :
Jika hasil perhitungan (+) geser dari kanan ke kiri
Jika hasil perhitungan (-) geser dari kiri ke kanan
Keterangan :
A = Diameter kopling yang dilalui face dial indicator
B = Jarak antara Rim dial indicator dan baut bagian depan motor
C = Jarak antara baut bagian depan dan baut bagian belakang motor
F = Pembacaan dial indicator Face
R = Pembacaan dial indicator Rim
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Diagram Alir Praktikum


Adapun diagram alir praktikum yang digunakan pada praktikum kali ini,
yaitu :

Mulai
Lieteratur

Menyiapkan alat dan bahan

Mengukur A,B, C menggunakan meteran

Mengatur base dan support dial indicator


pada poros

Memasang Dial indicator Rim dan Face pada


support

Mengkalibrasi dial indicator Rim dan Face dan


memutar poros jam 6 searah jarum jam

Mencatat hasil pembacaan dial pada blanko


percobaan

Analisa data dan


perhitungan
Kesimpulan

Selesai

Gambar 3.1 Diagram Alir Percobaan


Misalignment

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada saat pengujian yaitu :
3.2.1 Alat-alat yang digunakan
Alat yang digunakan berupa :
1. Instalasi pengujian
2. Dial Indicator Rim dan Face
3. Base dan Support Dial Indicator
4. Penggaris/Meteran
5. Kunci Pas-Ring
6. Kunci L

3.2.2 Bahan-bahan yang digunakan


1. Poros

3.3 Prosedur Percobaan


Berikut ini merupakan tahapan-tahapan dan prosedur yang dilakukan dalam
pengujan misalignment :
1. Menyiapkan alat dan instalasi pengujian.
2. Mengukur jarak : A, B dan C menggunakan meteran.
3. Memasang base dan support dial indicator pada poros, pastikan terpasang
dengan tepat.
4. Memasang Dial Indicator Rim pada support, pastikan ujung dial indicator
terpasang pada bagian atas kopling (Rim).
5. Memasang Dial Indicator Face pada support, pastikan ujung dial indicator
terpasang pada bagian muka/samping kopling (Face).
6. Untuk pengukuran vertical offset : Menahan poros agar tidak berputar dan
memastikan posisi dial berada pada arah jam 12.
7. Mengkalibrasi dial indicator Rim dan Face pada dititik 0.
8. Memutar poros pada jam 6 searah jarum jam.
9. Mencatat hasil pembacaan dial pada blangko percobaan.
10. Untuk pengukuran horizontal offset : Menahan poros agar tidak berputar dan
memastikan posisi dial berada pada arah jam 9.
11. Mengkalibrasi dial indicator Rim dan Face pada dititik 0.
12. Memutar poros pada jam 3 searah jarum jam.
13. Catat hasil pembacaan dial pada blangko percobaan.
14. Percobaan selesai, rapihkan kembali alat-alat praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Asisten Laboratorium Fenomena Dasar Mesin. 2021. Modul Praktikum Fenomena


Dasar Mesin. Cilegon : FT UNTIRTA.
Ganong Zainal Abidin, I Wayan Sujana. 2019. DETEKSI KERUSAKAN BEARING
PADA CONDENSATE PUMP DENGAN ANALISIS SINYAL VIBRASI. Vol
1. Hal 60
Hili, Molka Attia, 2005. Shaft Misalignment Effect on Bearings Dynamical
Behavior. The International Journal of Advanced Manufacturing
Technology, 26, 1433-3015.
Deni Dwi Darmawan, AW, IH, 2016. MISALIGNMENT KOPLING DENGAN
ANALISIS SINYAL GETARAN KONDISI STEADY STATE
MENGGUNAKAN METODE REVERSE, Vol 4, No 2.
Commtest, 2006. “Beginner’s Guide to Machine Vibration”, Revision 28/06/06,
New Zealand
Sumantri K. Risandriya, Suhendra, 2016. Analisa Spektrum Getaran Pada Pompa
Sentrifugal Menggunakan Fluke 810 Vibration Tester Berbasis Neural
Network. Vol 2. Hal 2
Shofan Syukri. 2015. ANALISIS PENYIMPANGAN BATAS TOLERANSI
ALIGNMENT POROS MOTOR LISTRIK DAN POSITIVE PUMP DI PT.
INDOLAKTO PURWOSARI, Vol. 1, Hal 1
Darto, Sudjatmiko, 2015, Mekanisme Proses Alignment Poros Mesin Rotasi
Perbantuan Perangkat Lunak, Info Teknik Vol 16, Teknik Mesin Unmer
Malang.
Fathur Rahman, , Mastiadi Tamjidillah. 2020, ANALISIS JARAK MISALIGNMENT
TERHADAP NILAI VIBRASI DAN NOISE MISALIGNMENT DISTANCE
ANALYSIS OF VIBRATION AND NOISE VALUE. Vol 5. No 2. Hal 76
Soesanto & A. Farid (2018), ANALISIS BATAS TOLERANSI ALIGNMENT
ANTARA POROS MOTOR LISTRIK DAN POROS FRESH WATER
COOLING PUMP DI PT.PINDAD (PERSERO). PROTON, Vol. 10 No. 1/
Hal. 13 - 17

Anda mungkin juga menyukai