Besi, titik lebur 1535 o C, memiliki sifat allotropi: 1. Besi a (BCC) s/d 910 o C 2. Besi g (FCC) 910 s/d 1400 o C 3. Besi d (BCC) 1400 s/d 1535 o C Kelarutan karbon dalam besi sangat terbatas: 1. Maks. 0,025 % dalam besi a, pada 723 oC 2. Maks. 2,0 % dalam besi g, pada 1130 oC 3. Maks 0,10 %, dalam besi d, pada 1496 oC Di dalam besi, Karbon dapat berupa: 1. Senyawa (karbida besi Fe 3 C, kadar karbon 6,67%) 2. Larutan padat interstisial 3. Karbon bebas (grafit) Besi d BCC Besi g FCC Besi a BCC non magnetik Besi a BCC magnetik Besi cair W a k t u T e m p e r a t u r
o C
1535 1400 910 768 Cooling curve besi murni, menunjukkan adanya allotropi Diagram Fase Besi Karbida Besi dengan label nama fase umum Liquid % berat karbon Fe 1 3 2,0 6 5 4 6,67 A 1 = 723 1130 200 1400 1200 1000 600 400 800 1535 910 T e m p e r a t u r
o C
4,3 0,8 g 1496 a d d+g L+d Likuid + g Likuid + karbida g + karbida a + karbida g + karbida g + eutektik + karbida eutektik + karbida a + g a + eutektoid eutektoid + karbida eutektoid + eutektik + karbida eutektik + karbida e u t e k t o i d
e u t e k t i k
1. Sementit : karbida besi Fe 3 C, adalah senyawa interstisial mengandung 6,67 %C. Sangat keras (650 BHN), getas, kekuatan rendah (350 kg/cm 2 ). Struktur kristal orthorhombik. 2. Austenit : larutan padat karbon dalam besi g. Kelarutan maksimum 2,0 %C, pada 1130 o C. Kekuatan tarik 1050 kg/cm 2 , kekerasan 40 R C , ketangguhan tinggi. Biasanya tidak stabil pada temperatur kamar. Struktur kristal FCC 3. Ledeburit : suatu campuran eutektik dari austenit dan sementit, mengandung 4,3 %C, terbentuk pada 1130 o C. 4. Ferrit : larutan padat karbon dalam besi a. Kelarutan maksimum 0,025 %C (pada 723 o C), dan hanya 0,008 % di temperatur kamar. Struktur kristal BCC. Kekuatan rendah ( 28 kg/mm 2 ), tetapi keuletan tinggi (sampai 40%), kekerasan kurang dari 90 R B . 5. Perlit : suatu campuran eutektoid dari sementit dan ferrit, berselang-seling, berlapis-lapis. Mengandung 0,8 % C, terbentuk pada 723 o C. Kekuatan tarik 84 kg/mm 2 , keuletan (elongation) 20 %, kekerasan 95-100 R B atau 250-300 BHN. 6. Lower Critical Temperature (Temperature kritis bawah) A 1 , temperatur eutektoid. Pada diagram Fe-Fe 3 C tampak berupa garis mendatar di temperatur 723 o C. Pada temperatur ini terjadi reaksi eutektoid
7. Upper Critical Temperature (Temperatur kritis atas) A 3 , temperatur awal terjadinya perubahan allotropik dari g ke a (pada pendinginan) atau akhir perubahan allotropik dari ferrit (a) ke austenit (g) (pada pemanasan). 8. Garis solvus A cm merupakan batas kelarutan karbon dalam austenit, di bawah garis ini terjadi pengendapan.
perlit n pendingina sementit ferrit austenit + Diagram Fase Besi Karbida Besi dengan label nama fase khusus Liquid % berat karbon Fe 1 3 2,0 6 5 4 6,67 1130 200 1400 1200 1000 600 400 800 1535 910 T e m p e r a t u r
o C
4,3 0,8 austenit 1496 ferrit ferritd ferritd+ austenit L+ ferrit d L + austenit L + sementit austenit + sementit ferrit + sementit austenit+ ledeburit + sementit ledeburit +sementit ferrit + perlit perlit + sementit perlit + ledeburit + sementit ledeburit +sementit p e r l i t
l e d e b u r i t
B a j a Besi tuang hypo eutektoid hyper eutektoid hypo eutektik hyper eutektik Paduan 1 Paduan 5 Paduan 4 Paduan 3 Paduan 2 austenit +sementit 723 A 1
ferrit + austenit Paduan1 (besi tuang eutektik) 4,3 %C 1. Pembekuan akan dimulai pada 1130 o C dengan ter- bentuknya karbida besi, sementit, kadar karbon 6,67. 2. Liquid di sekitar sementit kadar karbonnya turun, <4,3, karenanya di sebelah sementit terbentuk g (2,0 %C) 3. Karbon yang tadinya ada di tempat g didorong ke liquid disekitar g sehingga kadar karbon dalam liquid tsb naik >4,3 sehingga segera terbentuk lagi sementit 4. Demikian seterusnya akan terjadi secara bergantian sementit-g-sementit-g-sementit-g-dst sampai semua liquid habis. Ini berlangsung pada temperatur konstan. 5. Diperoleh solid dengan struktur berselang-seling sementit-g-sementit-g-sementit-g- bentuk khas dari suatu struktur eutektik, diberi nama Ledeburit Ledeburit (seringkali ledeburit tidak lagi tampak, karena reaksi eutektik terjadi pada temperatur cukup tinggi, sehingga austenit pada eutektik cenderung bergabung dengan austenit proeutektik, yang tinggal hanya sementit saja) Besi tuang hypoeutektik Liquid % berat karbon Fe 1 3 2,0 6 5 4 6,6 7 723 1130 200 1400 1200 1000 600 400 800 1535 910 T e m p e r a t u r
o C
4,3 0,8 Likuid + g Likuid + karbida e u t e k t i k
Kurva Pendinginan Waktu T e m p e r a t u r
Reaksi eutektik Paduan 2, baja eutektoid, 0,8 %C 1.Pembekuan dimulai pada saat mencapai temperatur liquidus dengan terbentuknya kristal austenit. Pembekuan berlangsung dengan menurunnya temperatur, makin turun temperatur makin banyak austenit yang terjadi, sampai di solidus pembekuan selesai, seluruhnya menjadi austenit 2.Pada pendinginan selanjutnya tidak terjadi perubahan, tetap austenit, 3.Perubahan baru terjadi pada saat mencapai 723, mulai terjadi reaksi eutektoid. Dari austenit mulai keluar sementit yang diikuti ferrit-sementit-ferrit. 4.Akhirnya diperoleh struktur berselang-seling (lamellar) sementit-ferrit-sementit-ferrit .dinamakan perlit Side nucleation s e m e n t i t
sementit nucleus a Edge growth Liquid pembekuan austenit Reaksi eutektoid Perlit W a k t u T e m p e r a t u r
Paduan 3, baja hipoeutektoid, 0,4 %C 1. Pembekuan dimulai pada saat mencapai temperatur liquidus dengan terbentuknya ferrit d. Pembekuan berlangsung dengan menurunnya temperatur, makin turun temperatur makin banyak ferrit d yang terjadi 2. Sampai di 1496, antara liquid yang masih ada dengan ferrit d yang sudah ada mengalami reaksi peritektik menjadi austenit (setelah reaksi masih ada tersisa likuid, likuid yang masih tersisa akan membeku menjadi austenit pada pendinginan selanjutnya) 3. Setelah seluruhnya menjadi austenit tidak ada perubahan dengan turunnya temperatur, sampai mulai mencapai garis temperatur A 3
4. Di A 3 austenit mulai bertransformasi (allotropik) menjadi ferrit a dengan mulai membentuk inti ferrit di batas butir austenit 5. Makin turun temperatur makin banyak austenit yang bertransformasi menjadi ferrit, inti 2 ferrit tumbuh menjadi butiran yang lebih besar 6. Sampai di temperatur A 1 yang adalah temperatur eutektoid, sudah ada (0,8 0,4)/(0,8 0,0025) bagian ferrit dan masih ada (0,4 0,0025)/(0,8 0,0025) bgn austenit. Kadar karbon dalam ferrit 0,0025 % dan kadar karbon dalam austenit 0,8 % (= komposisi eutektoid), maka austenit yang tersisa akan mengalami reaksi eutektoid, menjadi perlit 7. Setelah selesai pendinginan struktur akan terdiri dari butiran 2 kristal ferrit (pro eutectoid) dan butiran 2 kristal perlit austenit austenit ferrit b c d e austenit Paduan 2 perlit + ferrit austenit + ferrit A 3
A 1
A cm
a Fe %C 0,4 0,8 Hypo eutektoid T
e
m
p
e
r
a
t
u
r
T
e
m
p
e
r
a
t
u
r
W a k t u perlit ferrit Perubahan allotropi g a Reaksi eutektoid Paduan 4, baja hyper eutektoid, 1 %C 1. Pembekuan dimulai pada saat mencapai temperatur liquidus dengan terbentuknya kristal austenit. Pembekuan berlangsung dengan menurunnya temperatur, makin turun temperatur makin banyak austenit yang terjadi, sampai di solidus pembekuan selesai, seluruhnya menjadi austenit 2. Pada pendinginan berikutnya tidak terjadi perubahan, hanya saja dengan turunnya temperatur kemampuan austenit melarutkan karbon makin berkurang, pada 1130 mampu melarutkan sampai 2,0 %C, pada temperatur di bawah itu akan kurang dari 2 % 3. Pada temperatur A cm yang merupakan garis solvus, austenit tepat jenuh 4. Dengan pendinginan di bawah A cm austenit menjadi larutan lewat jenuh dan akan mulai ada karbon yang harus keluar (mengendap) dari austenit. Karbon yang keluar ini akan keluar sebagai sementit dan mengendap di batas butir austenit 5. Makin turun temperatur makin banyak sementit yang terjadi dan makin rendah kadar karbon dalam austenit. Pada 723 (temperatur eutektoid) kadar karbon dalam austenit tinggal 0,8 %, sehingga austenit yang ada akan mengalami reaksi eutektoid, menjadi perlit 6. Setelah selesai reaksi struktur akan terdiri dari perlit yang dikelilingi oleh sementit (di mikroskop sementit ini tampak seperti jaring, sehingga dinamakan jaringan sementit, cementite network) austenit Paduan 4 Baja hipereutektoid %C 1,0 0,8 perlit + sementit austenit + sementit A 3
A 1
A cm
2,0 Fe austenit sementit perlit a. b. c. d. perlit Jaringan sementit Fe %C 300 900 600 0 0,6 0,8 1,0 1,2 0,4 0,2 K e k u a t a n
t a r i k
( N / m m 2 )
Keuletan (% elongation) Kekuatan Kekerasan 200 20 100 300 10 30 BHN % elong. Pengaruh kadar karbon dalam baja terhadap sifat mekaniknya Paduan 5,besi tuang hypoeutektik (3 %C) 1. Pembekuan dimulai pada saat mencapai temperatur liquidus dengan terbentuknya kristal austenit. Pembekuan berlangsung dengan menurunnya temperatur, makin turun temperatur makin banyak austenit yang terjadi 2. Pada awal pembekuan terbentuk austenit dengan kadar karbon yang rendah (tarik garis mendatar dari titik likuidus sampai memotong solidus, ini menunjukkan komposisi solid), makin turun temperatur makin tinggi kadar karbon dalam solid (mengikuti garis solidus), dan dalam likuid (mengikuti garis likuidus) 3. Sampai temperatur 1130 (temperatur eutektik) sudah ada (4,3 3,0)/(4,3 2) bgn solid dan (3-2)/(4,3-2) bgn likuid 4. Kadar karbon dalam solid 2,0%, dalam likuid 4,3% 5. Selanjutnya sisa likuid mengalami reaksi eutektik pada temperatur konstan, menjadi Ledeburit, setelah selesai pembekuan strukturnya terdiri dari austenit dan ledeburit 6. Pada akhir pembekuan austenit mengandung kadar karbon maksimum, pada pendinginan selanjutnya kelarutan karbon dalam austenit berkurang, dari austenit akan keluar karbon berupa karbida sekunder (sementit sekunder, karena tidak berasal dari likuid) 7. Dengan keluarnya karbon (menjadi karbida) maka pada 723 kadar C dalam austenit tinggal 0,8 % dan akan mengalami reaksi eutektoid, menjadi perlit 8. Pada temperatur kamar strukturnya terdiri dari perlit (berasal dari austenit primer) + ledeburit + sementit sekunder Liquid % berat karbon Fe 1 3 2 6 5 4 6,67 723 1130 200 1400 1200 1000 600 400 800 1535 910 T e m p e r a t u r
o C
4,3 0,8 Likuid + austenit Likuid + sementit e u t e k t i k
Eutektik+austenit + sementit Eutektik+perlit + sementit W a k t u T e m p e r a t u r
Fe 1 2,0 200 1400 1200 1000 600 400 800 1535 910 T e m p e r a t u r