Anda di halaman 1dari 26

MATERIAL TEKNIK

Semester: 2
Kredit: 2 SKS

Eli Novita Sari, S.T., M.T.

DIAGRAM FASE BESI-KARBIDA BESI

JURUSAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BILLFATH
Besi

Sifat allotropi pada besi,


yaitu sifat dimana besi
memiliki bentuk lattice
yang berbeda pada
temperatur yang berbeda.
Besi

• Besi, titik lebur 1535 oC, memiliki sifat allotropi:


1. Besi α (BCC) s/d 910 oC
2. Besi γ (FCC) 910 s/d 1400 oC
3. Besi δ (BCC) 1400 s/d 1535 oC
• Kelarutan karbon dalam besi sangat terbatas:
1. Maks. 0,025 % dalam besi α, pada 723 oC
2. Maks. 2,0 % dalam besi γ, pada 1130 oC
3. Maks. 0,10 %, dalam besi δ, pada 1496 oC
• Di dalam besi, karbon dapat berupa:
1. Senyawa (karbida besi Fe3C, kadar karbon 6,67%)
2. Larutan padat interstisial
3. Karbon bebas (grafit)
Diagram Fase Fe-Fe3C
Diagram Fase Fe-Fe3C

1. Sementit : karbida besi Fe3C, adalah senyawa


interstisial mengandung 6,67 %C. Sangat keras (650
BHN), getas, kekuatan rendah (350 kg/cm2). Struktur
kristal orthorhombik.
2. Austenit : larutan padat karbon dalam besi γ. Kelarutan
maksimum 2,0 %C, pada 1130 oC. Kekuatan tarik 1050
kg/cm2, kekerasan 40 RC, ketangguhan tinggi. Biasanya
tidak stabil pada temperatur kamar. Struktur kristal
FCC.
3. Ledeburit : suatu campuran eutektik dari austenit dan
sementit, mengandung 4,3 %C, terbentuk pada 1130
oC.
Diagram Fase Fe-Fe3C

4. Ferrit : larutan padat karbon dalam besi α. Kelarutan


maksimum 0,025 %C (pada 723 oC), dan hanya 0,008
% di temperatur kamar. Struktur kristal BCC. Kekuatan
rendah (± 28 kg/mm2), tetapi keuletan tinggi (sampai
40%), kekerasan kurang dari 90 RB.
5. Perlit : suatu campuran eutektoid dari sementit dan
ferrit, berselang-seling, berlapis-lapis. Mengandung
0,8 % C, terbentuk pada 723 oC. Kekuatan tarik 84
kg/mm2, keuletan (elongation) 20 %, kekerasan 95-100
RB atau ± 250-300 BHN.
Diagram Fase Fe-Fe3C

6. Lower Critical Temperature (Temperature kritis


bawah) A1, temperatur eutektoid. Pada diagram Fe-
Fe3C tampak berupa garis mendatar di temperatur 723
oC. Pada temperatur ini terjadi reaksi eutektoid:

austenit → ferrit + sementit (pearlite)


7. Upper Critical Temperature (Temperatur kritis atas)
A3, temperatur awal terjadinya perubahan allotropik
dari γ ke α (pada pendinginan) atau akhir perubahan
allotropik dari ferrit (α) ke austenit (γ) (pada
pemanasan).
8. Garis solvus Acm merupakan batas kelarutan karbon
dalam austenit, di bawah garis ini terjadi
pengendapan.
1. Transformasi baja Eutektoid (0.80%C)
1. Transformasi baja Eutektoid (0.80%C)

• Pada temperatur di atas liquidus berupa larutan cair


(liuqid).
• Temperatur diturunkan hingga mencapai T1 mulai
terbentuk inti austenit yang selanjutnya akan tumbuh
menjadi dendrit austenit.
• Pembekuan selesai di T2 (garis solidus), seluruhnya
sudah menjadi austenit.
• Pada pendinginan selanjutnya tidak terjadi perubahan
hingga mencapai temperatur TE (menyentuh garis A1),
disini austenit yang mempunyai komposisi eutektoid
akan mengalami reaksi eutektoid:
austenit → ferrit + sementit (perlite)
1. Transformasi baja Eutektoid (0.80%C)

• Terbentuknya perlite ini dimulai dengan terbentuknya


inti sementit (pada batas butir austenit).
• Inti akan tumbuh dengan mengambil sejumlah karbon
dari austenit sekitarnya (sementit, Fe3C, mengandung
6.67%C sedangkan austenit mengandung 0.8% C).
• Sehingga austenit di sekitar inti sementit akan
kehabisan karbon dari austenit dengan kadar karbon
yang sangat rendah sehingga bertransformasi menjadi
ferrit (allotropik).
1. Transformasi baja Eutektoid (0.80%C)

• Ferrit ini juga akan tumbuh yaitu dengan mengambil


besi dari austenit disekitar sehingga austenit di sekitar
ferrit akan kelebihan karbon dan membentuk sementit
di sekitar ferrit yang ada.
• Demikian selanjutnya sampai seluruh austenit habis,
dan terjadi struktur yang berlapis-lapis (lamellar) yang
terdiri dari sementit-ferrit-sementit-ferrit-...(dst)
2. Transformasi baja hypoeutektoid (%C<0.8)

Contoh : 0.3%C
2. Transformasi baja hypoeutektoid (%C<0.8)

• Pembekuan dimulai pada titik liquidus dengan


terbentuknya austenit.
• Setelah selesai pembekuan seluruhnya menjadi
austenit (a), pendinginan selanjutnya tidak terjadi
perubahan hingga mencapai garis A3, terjadi
transformasi allotropik γ menjadi α, transformasi ini
dimulai dengan terbentuknya inti-inti ferrit pada batas
butir austenit (b).
• Disini austenit mengandung 0.3%C sedangkan ferrit di
temperatur ini hanya mampu melarutkan sedikit
karbon, karena itu austenit yang akan menjadi ferrit
harus mengeluarkan karbonnya sehingga sisa austenit
menjadi lebih kaya karbon.
2. Transformasi baja hypoeutektoid (%C<0.8)

•  Makin rendah temperaturnya makin banyak ferrit yang


terjadi, inti tumbuh menjadi besar (c), makin tinggi
kadar karbon pada sisa austenit (komposisi austenit
akan mengikuti garis A3).
• Pada saat mencapai A1 dengan menggunakan aturan
Lever rule:
Ferrit = x 100% = 64.52%
Austenit= x 100% = 35.48%
• Sisa austenit akan mengalami reaksi eutektoid menjadi
perlite.
2. Transformasi baja hypoeutektoid (%C<0.8)

• Pada temperatur di bawah A1, paduan akan terdiri dari


butiran kristal ferrit (proeutektoid) dan butiran kristal
perlite.
• Makin tinggi kadar karbon dalam baja makin banyak
perlitnya, makin sedikit ferritnya.
3. Transformasi baja hypereutektoid
(0.8<%C<2.0)

Contoh : 1.0%C
3. Transformasi baja hypereutektoid
(0.8<%C<2.0)
• Pembekuan dimulai pada titik liquidus dengan
terbentuknya austenit.
• Setelah selesai pembekuan seluruhnya menjadi
austenit (a), pendinginan selanjutnya tidak terjadi
perubahan hingga mencapai garis A cm, yang merupakan
batas kelarutan karbon dalam austenit.
• Pada saat mencapai Acm paduan telah mencapai batas
kemampuan melarutkan karbon dalam temperatur itu.
• Dengan turunnya temperatur kemampuan melarutkan
karbon juga turun, sehingga harus ada karbon yang
keluar dar larutan padat austenit.
3. Transformasi baja hypereutektoid
(0.8<%C<2.0)
• Karbon yang keluar ini mengendap di batas butir
austenit sebagai sementit (b).
• Makin rendah temperatur paduan makin banyak
sementit yang mengendap pada batas butir austenit (c)
dan austenit sendiri makin kaya Fe.
• Pada saat mencapai garis A1, komposisi austenit tepat
mencapai komposisi eutektoid, austenit akan
mengalami reaksi eutektoid menjadi perlite.
• Sementit yang mengendap pada batas butir austenit
tidak berupa butiran seperti ferrit (yang terbentuk
setelah melewati garis A1), tetapi hanya menggumpal
pada batas butir austenit, membungkus butir austenit
itu (d).
3. Transformasi baja hypereutektoid
(0.8<%C<2.0)
• Di temperatur eutektoid butir austenit bertransformasi
menjadi perlite sedangkan sementit sudah tidak lagi
mengalami transformasi, sehingga strukturnya setelah
selesai reaksi eutektoid akan berupa perlit yang
terbungkus oleh jaringan sementit.
3. Transformasi baja hypereutektoid
(0.8<%C<2.0)
4. Transformasi baja hypoeutektik
(2.0<%C<4.3)

Contoh : 2.5%C
4. Transformasi baja hypoeutektik
(2.0<%C<4.3)
• Paduan ini mulai membeku pada garis liquidus dengan
terbentuknya inti austenit yang selanjutnya tumbuh
menjadi dendrit austenit.
• Autenit yang mula-mula mengandung sedikit sekali
karbon, makin rendah temperaturnya makin tinggi
kadar karbonnya (mengikuti garis solidus), sedangkan
liquid juga makin kaya karbon dengan makin turunnya
temperatur (mengikuti garis liquidus).
• Ketika paduan mencapai TE, austenit sudah
mengandung 2.0%C sedangkan liquid mengandung
4.3%C (komposisi eutektik).
4. Transformasi baja hypoeutektik
(2.0<%C<4.3)
•  Pada saat mencapai TE paduan 2.5%C terdiri dari :
Austenit= x 100% = 78.26%
Liquid= x 100% = 21.74%
• Sisa liquid akan mengalami reaksi eutektik:
liquid → austenit + sementit (ledeburit)
• Setelah reaksi eutektik, paduan akan terdiri dari
austenit (proeutektik) dan ledeburit.
4. Transformasi baja hypoeutektik
(2.0<%C<4.3)
• Pendinginan selanjutnya kemampuan austenit
melarutkan karbon akan menurun (mengikuti A cm),
sehingga akan ada sementit yang keluar dari austenit.
• Keluarnya sementit dari austenit terus berlangsung
sampai temperatur A1 (T. Eutektoid), sehingga kadar
karbon dalam austenit menjadi 0.8% (komposisi
eutektoid), dan austenit akan mengalami reaksi
eutektoid menjadi perlite:
austenit → ferrit + sementit (perlite)
4. Transformasi baja hypoeutektik
(2.0<%C<4.3)
• Pada temperatur kamar paduan ini harusnya terdiri
dari perlit, sementit, dan ledeburit, tetapi seringkali
ledeburit tidak tampak, strukturnya hanya terdiri dari
sementit dan perlit.
• Ini terjadi karena reaksi eutektik berlangsung pada
temperatur yang cukup tinggi dan austenit yang terjadi
pada reaksi itu bergabung dengan austenit primer yang
sudah ada sebelumnya dan meninggalkan sejumlah
sementit.
4. Transformasi baja hypoeutektik
(2.0<%C<4.3)

Anda mungkin juga menyukai