Semester: 2
Kredit: 2 SKS
Contoh : 0.3%C
2. Transformasi baja hypoeutektoid (%C<0.8)
Contoh : 1.0%C
3. Transformasi baja hypereutektoid
(0.8<%C<2.0)
• Pembekuan dimulai pada titik liquidus dengan
terbentuknya austenit.
• Setelah selesai pembekuan seluruhnya menjadi
austenit (a), pendinginan selanjutnya tidak terjadi
perubahan hingga mencapai garis A cm, yang merupakan
batas kelarutan karbon dalam austenit.
• Pada saat mencapai Acm paduan telah mencapai batas
kemampuan melarutkan karbon dalam temperatur itu.
• Dengan turunnya temperatur kemampuan melarutkan
karbon juga turun, sehingga harus ada karbon yang
keluar dar larutan padat austenit.
3. Transformasi baja hypereutektoid
(0.8<%C<2.0)
• Karbon yang keluar ini mengendap di batas butir
austenit sebagai sementit (b).
• Makin rendah temperatur paduan makin banyak
sementit yang mengendap pada batas butir austenit (c)
dan austenit sendiri makin kaya Fe.
• Pada saat mencapai garis A1, komposisi austenit tepat
mencapai komposisi eutektoid, austenit akan
mengalami reaksi eutektoid menjadi perlite.
• Sementit yang mengendap pada batas butir austenit
tidak berupa butiran seperti ferrit (yang terbentuk
setelah melewati garis A1), tetapi hanya menggumpal
pada batas butir austenit, membungkus butir austenit
itu (d).
3. Transformasi baja hypereutektoid
(0.8<%C<2.0)
• Di temperatur eutektoid butir austenit bertransformasi
menjadi perlite sedangkan sementit sudah tidak lagi
mengalami transformasi, sehingga strukturnya setelah
selesai reaksi eutektoid akan berupa perlit yang
terbungkus oleh jaringan sementit.
3. Transformasi baja hypereutektoid
(0.8<%C<2.0)
4. Transformasi baja hypoeutektik
(2.0<%C<4.3)
Contoh : 2.5%C
4. Transformasi baja hypoeutektik
(2.0<%C<4.3)
• Paduan ini mulai membeku pada garis liquidus dengan
terbentuknya inti austenit yang selanjutnya tumbuh
menjadi dendrit austenit.
• Autenit yang mula-mula mengandung sedikit sekali
karbon, makin rendah temperaturnya makin tinggi
kadar karbonnya (mengikuti garis solidus), sedangkan
liquid juga makin kaya karbon dengan makin turunnya
temperatur (mengikuti garis liquidus).
• Ketika paduan mencapai TE, austenit sudah
mengandung 2.0%C sedangkan liquid mengandung
4.3%C (komposisi eutektik).
4. Transformasi baja hypoeutektik
(2.0<%C<4.3)
• Pada saat mencapai TE paduan 2.5%C terdiri dari :
Austenit= x 100% = 78.26%
Liquid= x 100% = 21.74%
• Sisa liquid akan mengalami reaksi eutektik:
liquid → austenit + sementit (ledeburit)
• Setelah reaksi eutektik, paduan akan terdiri dari
austenit (proeutektik) dan ledeburit.
4. Transformasi baja hypoeutektik
(2.0<%C<4.3)
• Pendinginan selanjutnya kemampuan austenit
melarutkan karbon akan menurun (mengikuti A cm),
sehingga akan ada sementit yang keluar dari austenit.
• Keluarnya sementit dari austenit terus berlangsung
sampai temperatur A1 (T. Eutektoid), sehingga kadar
karbon dalam austenit menjadi 0.8% (komposisi
eutektoid), dan austenit akan mengalami reaksi
eutektoid menjadi perlite:
austenit → ferrit + sementit (perlite)
4. Transformasi baja hypoeutektik
(2.0<%C<4.3)
• Pada temperatur kamar paduan ini harusnya terdiri
dari perlit, sementit, dan ledeburit, tetapi seringkali
ledeburit tidak tampak, strukturnya hanya terdiri dari
sementit dan perlit.
• Ini terjadi karena reaksi eutektik berlangsung pada
temperatur yang cukup tinggi dan austenit yang terjadi
pada reaksi itu bergabung dengan austenit primer yang
sudah ada sebelumnya dan meninggalkan sejumlah
sementit.
4. Transformasi baja hypoeutektik
(2.0<%C<4.3)