Anda di halaman 1dari 27

Teknik Mesin UNTAG Surabaya Fatkhurrohman, ST., M.

Eng
TRANSFORMASI
DIAGRAM FASA Fe – Fe3C
Baja dan besi tuang yang banyak digunakan pada dasarnya
adalah paduan besi dengan karbon. Karbon didalam paduan ini
dapat berupa karbon bebas (grafit), atau berupa senyawa
interstisial (sementit, Fe3C). Grafit adalah karbon dalam bentuk
yang paling stabil, karena itu system paduan dimana karbonnya
berupa grafit dinamakan system paduan fe-c yang stabil. Sedang
sementit adalah suatu struktur yang metastabil, dan system paduan
ini dinamakan system paduan Fe-C yang metastabil.
Dari diagram Fe – Fe3C tampak bahwa dalam jumlah yang
terbatas karbon (C) dapat larut dalam besi (hanya sedikit
sekali pada besi alpha dan sampai sekitar 2% pada besi
gamma). Besi dengan karbon juga dapat membentuk eutektik
pada temperature sekitar 1130 C dengan kadar karbon
sekitar 4,3 %. Disamping itu pada 723 C terbentuk eutectoid,
mengandung 0,8 %C. Eutectoid terdiri dari lamel-lamel ferrit
(larutan padat karbon dalam besi alpha) dan sementit.
Dari diagram itu juga tampak bahwa paduan dengan kadar
karbon lebih dari 2% akan terdiri dari sejumlah eutectoid (disebut
ledeburit). Eutektik ini akan bersifat getas, karenanya paduan ini
juga getas, sehingga tidak dapat dikerjakan dengan cara lain
selain dengan penuangan (kemudian dimachining), karena itu
paduan dengan komposisi ini dinamakan besi tuang.
Paduan dengan kadar karbon dibawah 2% mempunyai sifat
lebih ulet, dapat dibentuk dengan berbagai proses pembentukan,
dinamakan baja. Sifat baja banyak tergantung pada kadar
karbonnya, makin tinggi kadar karbonnya baja itu makin kuat,
makin keras tetapi juga makin getas. Ini tertjadi karena perbedaan
strukturmikronya. Pada kadar karbon yang sangat rendah semua
karbon dapat larut di dalam besi alpha, strukturmikro seluruhnya
ferrit, yang sangat lunak dan ulet.
Bila kadar karbon dalam baja itu sedikit lebih tinggi dari
kemampuan besi alpha melarutkan karbon, maka karbon yang
tidak dapat larut dalam besi alpha itu menjadi smentit dan
merupakan bagian dari perlit (eutectoid). Baja ini disebut baja
hypoeutektoid, strukturnya terdiri dari butir kristal ferrit dan
perlit. Dibawah mikroskop perlit tampak bewarna
hitam/kehitaman (pada pembesaran rendah), sedang ferrit
putih.
Pada 0.8% (komposisi eutoktoid) struktur
seluruhnya perlit terdiri dari lamel-lamel ferrit dan
sementit berselang seling. Ferrit sangat lunak dan
ulet sedang sementit keras dan getas. Kombinasi ini
menghasilkan struktur yang cukup kuat dan keras,
tetapi agak getas (dibandingkan dengan ferrit).
Karena itu pada baja makin banyak perlitnya
(semakin tinggi kadar karbonya) makin kuat dan
keras baja itu, tetapi juga semakin berkurang
keuletannya. Kenaikan kekuatan dengan naiknya
kadar karbon berlaku sampai komposisi eutectoid.
Bila kadar karbon lebih dari komposisi eutectoid (baja
hypereutectoid), paduan mengandung karbon lebih dari yang
diperlukan untuk membentuk perlit, maka akan ada sebagian
karbon yang berupa sementit, yang “membungkus” butir Kristal
perlit, disebut cementite network. Cementite network ini
menyebabkan baja menjadi keras dan getas, dan kekuatannya
sedikit menurun (dibandingkan dengan baja eutectoid). Gambar
2.6 memperlihatkan hubungan antara kadar karbon strukturmikro
dan sifat mekanik baja
❑Struktur mikro diatas adalah struktur yang diperoleh pada pendinginan
yang equilibrium, yang sangat lambat. Struktur ini akan berbeda bila
baja mengalami pendinginan dengan laju yang berbeda, seperti halnya
pada proses perlakuan panas. Pada suatu proses perlakuan panas baja
dipanaskan hingga mencapai temperatur tertentu, ditahan beberapa
saat lalu didinginkan dengan laju tertentu.
❑Temperatur pemanasan untuk suatu proses perlakuan panas biasanya
hingga mencapai daerah austenit (larutan padat karbon dalam besi
gamma), karena itu akan dibahas beberapa perubahan (transformasi)
yang terjadi selama pemanasan dan pendinginan ke dan dari daerah
auenstenit ini, baik laju yang equlibrium maupun yang non-equilbrium.
TRANSFORMASI PADA SAAT PEMANASAN

Pada pemanasan yang equlibrium terhadap besi murni


transformasi allotropik dari besi alpha menjadi besi gamma
berlangsung pada temperature 911 C, transformasi ini mulai dan
selesai pada temperature yang sama/tetap. Hal yang sama juga
terjadi pada pendinginan equilibrium. Dengan adanya unsur lain
(misalnya karbon) yang larut dalam besi maka transformasi
allotropic ini mulai dan selesai pada temperatur yang berbeda,
seperti yang dapat terlihat pada diagram fasenya.
Pada baja eutectoid, 0,8% C, struktur mikro seluruhnya perlite,
pada pemanasan equilibrium akan mengalami reaksi eutectoid
pada temperatur kritis bawah A1, 723 C, perlite akan menjadi
austenite. Reaksi ini berlangsung pada temperatur konstan. Setelah
perlit habis menjadi austenite baru kemudian temperaturnya akan
naik lagi, dan struktur sekarang seluruhnya austenite.
Baja hypoeutektoid, kadar karbon kurang dari 0.8 %, dengan
strukturmikro terdiri dari ferrit dan perlit, juga akan mengalami
reaksi eutectoid pada temperatur yang sama, temperatur kritis
bawah A1, perlitnya akan menjadi aunstenit. Setelah perlit habis
baru temperature akan naik lagi, dan ferrit sedikit mulai
bertransformasi menjadi aunstenit. Transformasi allotropic ini selesai
pada temperature kritis atas A3. Di atas temperature ini struktur
seluruhnya aunstenit.
Baja hypereutectoid, kadar karbon lebih dari 0,8% dengan
struktur mikro terdiri dari perlit yang terbungkus oleh jaringan
sementit (cementite network), juga mengalami reaksi eutectoid di A1,
sesudah itu jaringan sementit akan mulai larut ke dalam austenite.
Jaringan sementit ini akan habis larut ke dalam austenite pada
temperature Acm. Temperature pada pemanasan ekuilibrium ini
dapat digambarkan secara skematis pada diagram fase baja,
seperti yang tampak pada gambar di slide berikutnya.
▪ Pada saat struktur austenite fase tunggal baru tercapai butiran
kristal austenite masih halus, bila setelah tiu temperature
dinaikkan terus maka akan terjadi pertumbuhan butir kristal
austenite dengan sangat drastis.
▪ Pada saat baru terbentuk pada temperatur A1, butiran austenite
ini masih sangat halus dan akan bertumbuh lebih besar bila
temperature naik. Tetapi selama masih ada fase lain, ferit pada
baja hypoeutektoid atau sementit pada baja hypereutectoid,
pertumbuhan butir ini sangat terhambat. Pertumbuhan ini akan
sangat cepat bila sudah tidak ada fase lain. Besarnya butir
austenite akan mempengaruhi sifat dari struktur dari hasil
dekomposisi austenite.
TRANSFORMASI PADA SAAT PENDINGINAN

Austenit fase tunggal dari baja eutectoid bila didinginkan


secara ekuilibrium akan mengalami reaksi eutectoid pada
A1, bertransformasi menjadi perlit sedangkan austenite
fase tunggal dari baja hypoeutektoid terlebih dulu akan
mengalami transformasi allotropic sebelum reaksi eutectoid.
Pada A3 sebagian austenite mulai berubah menjadi ferrit
yaitu dengan terbentuknya inti ferrit pada batas butir
austenite. Dengan turunnya temperatur inti ini tumbuh makin
besar, makin banyak austenite yang berubah menjadi ferrit.
Ferrit sedikit sekali melarutkan karbon, sedangkan sebagai
austenite kadar karbonnya lebih tinggi, karena itu austenite yang
berubah menjadi ferrit harus mengeluarkan karbonnya sehingga
sisa austenite yang (belum menjadi ferrit) kadar karbonnya akan
naik (mengikuti garis GJ pada gambar). sehingga pada saat
mencapai temperature A1 komposisi sisa austenite mencapai
komposisi eutectoid dan sisa austenite ini akan bertransformasi
menjadi perlit, sedang ferrit yang sudah terbentuk sebelumnya
(ferrit proeutektoid) tidak lagi mengalami perubahan, struktur pada
temperature kamar terdiri dari ferrit dan perlit, peristiwa ini
digambarkan pada gambar slide berikutnya.
Perubahan fase dari austenite fase tunggal baja hypereutectoid
digambarkan pada gambar 2.9. Bila austenite (larutan karbon
dalam besi gamma) ini didinginkan secara ekuilibrium akan
mencapai batas jenuhnya pada temperature Acm. Acm adalah
garis solvus, yang merupakan batas kelarutan karbon dalam
austenite. Makin rendah temperature makin rendah pula
kemampuan austenite melarutkan karbon. Maka pada temperature
di bawah Acm harus ada karbon yang keluar dari austenite, karbon
akan keluar sebagai sementit. Sementit ini akan mengumpul pada
batas butir asutenit. Pada mikroskop sementit ini tampak berupa
network karenanya dinamakan cementite network.
Dengan keluarnya karbon menjadi sementit ini maka kadar
karbon dalam sisa austenite akan turun (mengikuti garis GJ pada
gambar 2,9) sehingga pada temperature A1 komposisi sisa
austenite mencapai komposisi eutectoid dan sisa austenite menjadi
perlit. Struktur pada temperature kamar terdiri dari perlit dan
jaringan sementit.
Teknik Mesin UNTAG Surabaya Fatkhurrohman, ST., M.Eng

Anda mungkin juga menyukai