Eng
TRANSFORMASI
DIAGRAM FASA Fe – Fe3C
Baja dan besi tuang yang banyak digunakan pada dasarnya
adalah paduan besi dengan karbon. Karbon didalam paduan ini
dapat berupa karbon bebas (grafit), atau berupa senyawa
interstisial (sementit, Fe3C). Grafit adalah karbon dalam bentuk
yang paling stabil, karena itu system paduan dimana karbonnya
berupa grafit dinamakan system paduan fe-c yang stabil. Sedang
sementit adalah suatu struktur yang metastabil, dan system paduan
ini dinamakan system paduan Fe-C yang metastabil.
Dari diagram Fe – Fe3C tampak bahwa dalam jumlah yang
terbatas karbon (C) dapat larut dalam besi (hanya sedikit
sekali pada besi alpha dan sampai sekitar 2% pada besi
gamma). Besi dengan karbon juga dapat membentuk eutektik
pada temperature sekitar 1130 C dengan kadar karbon
sekitar 4,3 %. Disamping itu pada 723 C terbentuk eutectoid,
mengandung 0,8 %C. Eutectoid terdiri dari lamel-lamel ferrit
(larutan padat karbon dalam besi alpha) dan sementit.
Dari diagram itu juga tampak bahwa paduan dengan kadar
karbon lebih dari 2% akan terdiri dari sejumlah eutectoid (disebut
ledeburit). Eutektik ini akan bersifat getas, karenanya paduan ini
juga getas, sehingga tidak dapat dikerjakan dengan cara lain
selain dengan penuangan (kemudian dimachining), karena itu
paduan dengan komposisi ini dinamakan besi tuang.
Paduan dengan kadar karbon dibawah 2% mempunyai sifat
lebih ulet, dapat dibentuk dengan berbagai proses pembentukan,
dinamakan baja. Sifat baja banyak tergantung pada kadar
karbonnya, makin tinggi kadar karbonnya baja itu makin kuat,
makin keras tetapi juga makin getas. Ini tertjadi karena perbedaan
strukturmikronya. Pada kadar karbon yang sangat rendah semua
karbon dapat larut di dalam besi alpha, strukturmikro seluruhnya
ferrit, yang sangat lunak dan ulet.
Bila kadar karbon dalam baja itu sedikit lebih tinggi dari
kemampuan besi alpha melarutkan karbon, maka karbon yang
tidak dapat larut dalam besi alpha itu menjadi smentit dan
merupakan bagian dari perlit (eutectoid). Baja ini disebut baja
hypoeutektoid, strukturnya terdiri dari butir kristal ferrit dan
perlit. Dibawah mikroskop perlit tampak bewarna
hitam/kehitaman (pada pembesaran rendah), sedang ferrit
putih.
Pada 0.8% (komposisi eutoktoid) struktur
seluruhnya perlit terdiri dari lamel-lamel ferrit dan
sementit berselang seling. Ferrit sangat lunak dan
ulet sedang sementit keras dan getas. Kombinasi ini
menghasilkan struktur yang cukup kuat dan keras,
tetapi agak getas (dibandingkan dengan ferrit).
Karena itu pada baja makin banyak perlitnya
(semakin tinggi kadar karbonya) makin kuat dan
keras baja itu, tetapi juga semakin berkurang
keuletannya. Kenaikan kekuatan dengan naiknya
kadar karbon berlaku sampai komposisi eutectoid.
Bila kadar karbon lebih dari komposisi eutectoid (baja
hypereutectoid), paduan mengandung karbon lebih dari yang
diperlukan untuk membentuk perlit, maka akan ada sebagian
karbon yang berupa sementit, yang “membungkus” butir Kristal
perlit, disebut cementite network. Cementite network ini
menyebabkan baja menjadi keras dan getas, dan kekuatannya
sedikit menurun (dibandingkan dengan baja eutectoid). Gambar
2.6 memperlihatkan hubungan antara kadar karbon strukturmikro
dan sifat mekanik baja
❑Struktur mikro diatas adalah struktur yang diperoleh pada pendinginan
yang equilibrium, yang sangat lambat. Struktur ini akan berbeda bila
baja mengalami pendinginan dengan laju yang berbeda, seperti halnya
pada proses perlakuan panas. Pada suatu proses perlakuan panas baja
dipanaskan hingga mencapai temperatur tertentu, ditahan beberapa
saat lalu didinginkan dengan laju tertentu.
❑Temperatur pemanasan untuk suatu proses perlakuan panas biasanya
hingga mencapai daerah austenit (larutan padat karbon dalam besi
gamma), karena itu akan dibahas beberapa perubahan (transformasi)
yang terjadi selama pemanasan dan pendinginan ke dan dari daerah
auenstenit ini, baik laju yang equlibrium maupun yang non-equilbrium.
TRANSFORMASI PADA SAAT PEMANASAN