Anda di halaman 1dari 10

5.2.

4 Diagram Paduan Larut Sempurna Dalam Keadaan Cair, Larut Sebagian dalam
keadaan Padat.
Dalam paduan ada juga ditemukan komponen yang larut sempurna dalam keadaan cair
tetapi hanya dapat larut sebagian dalam keadaan padat. Logam-logam yang mempunyai paduan
seperti ini adalah : Cu – Sn, Cu – Zn, Cu – Be, Cu – Al, Cu – Ag, Al – Mg dan Pb – Sn.
Pada paduan semacam ini dihasilkan 1u atipe diagram fasa yaitu :
a. tipe eutectic.
b. Tipe peritectic.
Ad. A) Tipe Eutectic.

Gambar 5.9

Jika diperhatikan diagram paduan Pb – Sn dibawah, titik eutectic berada pada


temperatur 1800 C. Temperatur pada bagian garis solidus yang mendatar disebut
temperatur eutectic. Komposisi pada perpotongan antara garis solidus dan liquidus
adalah komposisi eutectic ( E ).

Gbr. 5.10 Diagram paduan yang larut sempurna dalam keadaan cair,
larut sebagian dalam keadaan padat, tipe eutectic.
Bila kita perhatikan paduan dengan 90 % Pb dan 10 % Sn disini paduan mengandung
lebih sedikit Sn bila dibanding Pb pada konentrsi  e.
Proses pmbekuan pada konsentrasi ini mempunyai kesamaan dengan paduan yang larut
sempurna dalam keadaan cair, larut sbagian dalam keadaan padat. Pembkuan dimulai pada
tempratur T1 dan berakhir pada T2, sehingga didapat larutan padat .
Batas kelarutan Sn dalam Pb ini dicapai pada tempratur T3, tetapi setelah temperatur T3 turun
mulai terbentuk larutan padat  dan ehingga pada temperatur T4 terjadi larutan padat  + .
Perbandingan  dan  ini dapat dihitung dengan rumus lever rule :

Berat  EB
Berat = AE
Jika kita menghitung jumlah  adalah :
AE
Berat  = 100 %
AE + EB

Ad. b) Tipe peritectic.


Secara garis besar diagram ini ditunjukkan pada gambar. 5.11 adalah paduan Co – Cu.

Gbr. 5.11. Diagram paduan yang larut sempurna dalam keadaan cair,
larut sebagian dalam keadaan padat, tipe peritectic.

Sama halnya dengan diagram tipe eutectic, diagram ini mempunyai garis solidus
pada tempratur peritectic Tp. Proses pembekuan paduan pada kosentrasi paduan 100 %
Co sampai  P mempunyai kesaman dengan diagram paduan tipe eutectic pada
kosentrasi 100 % Pb sampai  e. Proses pembekuan paduan pada kosentrasi Lp sampai
100% Cu mempunyai kesamaan dengan diagram larut semua dalam keadaan padat.
Hal yang baru disini adalah pada komposisi p dan Lp.
Bila kita tinjau pada suatu paduan dengan komposisi peritektic Cp pembekuan
terjadi pada T1 dan dihasilkan pase  dengan komposisi 1, setelah temperatur
pembekuan mencapai Tp maka dicapai komposisi p dan tertinggal cairan dengan
komposisi Lp. Pada temperatur pritektic ini seluruh cairan bereaksi dengan  p untuk
membentuk  dengan komposisi Cp.
LP + p p reaksi peritectic.

Pembekuan paduan pada komposisi antara p dan p adalah sama dengan pada
konsentrasi peritektic. Pada temperatur peritektic. Tp didapatkan Lp dan p tetapi
mempunyai perbangingan yang lain dan kemudian pada temperatur peritektic ini seluruh
cairan bereaksi dengan sebagian p dan membentuk p.

LP + p p + p

Setelah reaksi terjadi didapat L +  dan akhirnya terbentuk pase  setelah


melampaui garis solidus.

5.3 Diagram Fasa Fe- Fe3C.


Fasa adalah bagian dari paduan yang homogen dan memiliki sifat fisik tertentu. Karena
itu sifat paduan tergantung dari jenis fasa, jumlah fasa dan distribusi dari fasa fasa yang ada.
Berbagai sifat dan mikrostruktur baja berubah jika dikenakan panas. Perubahan perubahan
tersebut berlangsung terus sampai suatu fasa berada pada keadaan stabil. Jadi dalam proses
tersebut terjadi perubahan jenis dan distribusi fasa yang berbeda dari fasa semula.
Baja dan besi tuang yang banyak digunakan pada dasarnya adalah paduan besi dengan
karbon. Karbon didalam paduan ini berupa karbon bebas ( grafite ) atau berupa senyawa
intersisi yaitu sementit ( Fe3C). Grafit merupakan karbon dalam bentuk yang paling stabil,
karena itu sistim paduan dimana karbon berupa grafit dinamakan sistem paduan Fe-C yang
stabil. Sedangkan sementit adalah suatu struktur yang meta stabil dan sistem paduan ini
dinamakan sistem paduan Fe-C yang meta stabil.Diagram fase dari kedua sistem ini
digambarkan pada gambar 5.12
Gambar 5.12. Diagram Keseimbangan Besi-Carbon
------------ the stable Fe-C system
the metastable Fe-Fe3C

Dari diagram Fe-Fe3C tampak bahwa dalam jumlah yang terbatas karbon dapat larut dalam
besi (hanya sedikit sekali pada besi  sampai sekitar 2 % pada besi ). Besi dengan karbon
juga dapat membentuk eutektik pada temperatur sekitar 1130 oC dengan kadar karbon
sekitar 4,3 % disamping itu pada temperatur 723 oC terbentuk eutectoid yang mengandung
0,8 % karbon. Eutectoid terdiri dari lamel-lamel perlit (larutan padat karbon dalam besi alfa)
dan sementit. Dari diagram itu juga tampak bahwa paduan dengan kadar karbon lebih dari 2
% akn terdirir dari sejmlah eutectic (disebut lideburit).
Eutectic ini bersifat getas, karenanya paduan ini juga getas. Sehingga tidak dapat dikerjakan
dengan cara lain selain dengan penuangan ( kemudian dimachining ). Karena itu paduan
dengan komposisi ini dinamakan besi tuang.
Paduan dengan kadar karbon dibawah 2 % mempunyai alat lebih ulet, dapat dibentuk
dengan berbagai proses pembentukan . Dinamakan Baja. Sifat baja banyak tergantung pada
kadar karbonya, makin tinggi kadar karbonnya baja itu makin kuat. Makin keras tetapi juga
makin getas. Ini terjadi karena perbedaan strukturmikronya. Pada kadar karbon yang sangat
rendah semua karbon dapat larut di dalam besi alpha. 13trukturmikro seluruhnya ferrit
(gambar 5.2 ), yang sangat lunak dan ulet.
Ferit, atau sering disebut -Fe, yaitu larutan padat besi karbon yang membentuk
struktur kristal BCC. Atom atom karbon pada fasa ini berkedudukan interstitial dan
kandungan karbon maksimum yang dapat dikandung ialah 0,02% pada temperatur 723°C,
sedangkan pada 0°C hanya mengandung 0,005% C.

Gambar 5.13 Struktur Ferrit

Bila kadar karbon dalam baja itu sedikit lebih tinggi dari kemampan besi alpha
melarutkan karbon maka karbon yang tidak dapat larut dalam besi alpha itu menjadi
sementit dan merupakan bagian dari perlit ( eutiktoid ). Baja ini disebut baja hypoeutektoid.
Strukturnya terdiri dari butir kristal ferrit dan perlit ( Gambar 5.14). Di bawah mikroskop
perlit tampak berwarna hitam/kehitaman ( pada pembesaran rendah ) sedangkan ferrit putih.

Gambar 5.14. Struktur Ferrit warna putih , Pearlit warna hitam


Baja Hypoeutectoid

Pada 0.8 %C ( komposisi eutektoid ) struktur seluruhnya perlit.


Perlit terdiri dari lamel-lamel ferrit dan sementit berselang seling ( Gambar 2.4 ).

Perlit, yaitu fasa gabungan antara ferit dan sementit secara berselang seling

membantuk lamelar. Perlit terbentuk pada kadar karbon 0.8% tepat di daerah eutectoid.
Perlit berstruktur kristal BCC.
Ferrit sangat lunak dan ulet sedang sementit keras dan getas. Kombinasi ini menghasilkan
struktur yang cukup kuat dan keras. Tetapi agak getas (dibanding dengan ferrit ). Karena itu
makin banyak perlitnya ( makin tinggi kadar karbonnya ) makin kuat dan keras baja tersebut
, tetapi juga semakin berkurang keuletannya. Kekuatan akan naik dengan naiknya kadar
karbon berlaku sampai komposisi eutektoid.

Gambar 5.15 Struktur Pearlit


Baja eutectoid

Bila kadar karbon lebih dari komposisi eutktoid ( Baja hypereutektoid ).


Paduan mengandung karbon melebihi dari yang diperlukan untuk membentuk perlit,
maka sebagian karbon akan membentuk sementit yang “ membungkus “butiran kristal
perlit, disebut cementite network.

5.3.1 Transformasi Pada saat Pemanasan.


Pada pemanasan yang equeliberium terhadap besi murni, transformasi allotripic dari besi
alfa-BCC menjadi besi gamma-FCC berlansung pada temperatur 911oC, tranformasi ini mulai
dan berakhir pada temperatur yang tetap. Hal yang sama juga terjadi pada pendinginan
equiliberium. Tetapi dengan adanya unsur karbon yang larut dalam besi maka transformasi
allotropik ini akan mulai dan berakhir pada temperatur yang berbeda seperti yang terlihat pada
diagram fase Fe- Fe3C.
Pada baja eutectoid ( 0,8 % C ): struktur mikro seluruhnya perlit, pada pemanasan
o
yang ekuiliberium akan mengalami reaksi eutectoid pada temperatur diatas kritis A1 ( 723 C)
perlit akan menjadi austenit. Setelah perlit habis menjadi austenit kemudian temperatur akan
naik lagi dan seluruhnya menjadi austenit.
Pada Baja Hypo-eutectoid ( Karbon < 0,8 % ): struktur mikro terdiri dari Ferrit dan
perlit ( ligar Gambar 00 ) juga akan mengalami reaksi eutectoid pada temperatur yang sama (
temperatur kritis dibawah A1 ), bila pemanasan diteruskan perlit akan menjadi austenit setelah
perlit habis baru temperatur akan naik lagi dan ferit sedikit demi sedikit bertransformasi menjadi
austenit. Transformasi itu akan selesai setelah mencapai temperatur kritis A3 . Diatas temperatur
A3 struktur seluruhnya austenit.
Pada Baja Hyper-eutectoid ( Karbon > 0,8 % ): struktur mikro terdiri dari perlit yang
terbungkus oleh jaringan sementit ( cementite network ) juga akan mengalami reaksi eutectoid di
A1. Jaringan sementit ini akan mulai larut kedalam austenit, jaringan sementit ini akan habis
larut kedalam autenit pada temperatur Acm.

Pada saat struktur austenit fase tunggal mulai tercapai, butiran kristal austenit ini masih
halus, setelah temperatur dinaikan terus akan terjadi pertumbuhan butir kristal austenit dengan
sangat drastis.
Pada saat mulai terbentuk ( pada temperatur A1 ) butiran austenit ini masih sangat halus
dan akan bertambah besar bila temperatur naik. Tetapi selama masih ada fase lain, ferit pada
baja hypo-eutectoid atau sementit pada baja hyper-eutectoid , pertumbuhan butir sangat lambat.
Pertumbuhan ini akan sangat cepat apabila tidak ada lagi fase lain. Besarnya butiran austenit
akan mempengaruhi sifat dari struktur hasil dekoposisi austenit.

5.3.2 Transformasi Pada saat Pendinginan.


Austenit fase tunggal dari baja eutektoid baja didinginkan secara ekuilebrium akan
mengalami reaksi eutektoid pada A1, bertransformasi menjadi perlit. Sedangaustenit fase
tunggal dari baja hypoeutektoid terlebih dulu akan mengalami transformasi allotropik
sebelum berlangsungnya reaksi eutektoid. Pada A3 sebagian austenitmulai berubah
menjadi ferrit, yaitu dengan terbentuknya inti ferrit pada batas butir austenit. Dengan
turunnya tempratur inti ini tumbuh makin besar, makin banyak austenit yang berubah
menjadi ferrit.
Ferrit sedikit sekali melarutkan karbon, sedang sebagai austenit kadar karbonnya
lebih tinggi, karena itu austenit yang akan berubah menjadi ferrit harus mengeluarkan
karbonnya sehingga austenit ( yang belum menjadi ferrit ) kadar karbonnya akan naik.
Sehingga pada saat mencapai temperatur A1 komposisi sisa austenit ini akan
bertransformasi menjdi perlit. Sedang ferrit yang sudah terbentuk sebelumnya ( ferrit
proeutektoid ) tidak lagi mengalami perubahan struktur pada tempratur kamar terdiri dari
ferrit
Bila austenit ( larutan karbon dalam besi gamma ) ini didinginkan secara ekuiliberium
akan mencapai batas jenuhnya pada tempratur Acm. ( garis solvus ), yang merupakan
batas kelarutan karbon dalam austenit. Makin rendah temperatur makin rendah pula
kemampuan austenit melarutkan karbon, maka pada temperatur dibawah Acm harus ada
karbon yang keluar dari austenit. Karbon akan keluar sebagai sementit. Sementit ini
mengumpul pada batas butir austenit.

Equalibrium calculations steel .


Contoh: Hitunglah persentase fasa yang terjadi pada garis komposisi A (0,2 %C) pada
gambar dibawah ini padatempertur :
a. T1 b. T2 c. T5 d. T6 e. T7

Penyelesaian:
a. Pada komposisi A, T1; paduan dalam keadaan fasa tunggal yaitu berupa liquid (0,2% C
dan 98% iron.

b. Pada komposisi A,T2: paduan dalam kondisi fasa ganda ( solid delta-iron dan liquid)

c. Pada komposisi A, T5 : fasa tunggal ( austenite)

d. Pada komposisi A,T6 : fasa ganda ( ferrite dan austenite)


e. Pada komposisi A,T7 : fasa ganda ( Pearlite dan proeutectoid ferrite)

5.4 Diagram Transformasi.


Diagram fase memang suatu dasar yang sangat penting bagi proses perlakuan panas.
Tetapi ia hanya menunjukan situasi setelah tercapai keadaan ekuiliberium. Sedangkan
bagi kebanyakan perlakuan panas , waktu merupakan salah satu parameter yang
menentukan sehingga dibuatlah diagram transformasi yang memperlihatkan
perkembangan transformasi terhadap waktu dan temperatur. Diagram ini dinamakan
Time-Temperature-Transformation diagram ( T-T-T Diagram ). Temperatur sebagai
ordinat dan waktu sebagai absis dengan skala logaritmik.
Diagram CCT (Continuoes Cooling Transformations) sering kali digunakan sebagai
pedoman untuk melakukan proses perlakuan panas.

Diagaram TTT:
Diagram ini memberikan informasi awal dan akhir terjadinya transformasi pada
setiap suhu pendingin logam.
Diagram CCT:
Adalah diagram yang menggambarkan tentang kecepatan pendinginan dan fasa struktur
mikro yang terbentuk ketika transformasi berlangsung.

Diagram CCT (Continuoes Cooling Transformations) sering kali digunakan sebagai


pedoman untuk melakukan proses perlakuan panas.

Kerjakanlah Latihan berikut:


Jelaskan kondisi paduan Fe-C (pada komposisi A, E, B, dan C) pada temperatur: T1 , T2 ,
T3 , T4 , T5 , T6 , T7 ) pada gambar berikut ini:

Anda mungkin juga menyukai