Kekurangan
*Biaya relatif tinggi
*Rentan terhadap tekuk (buckling)
*Lemah terhadap beban siklis
*Beresiko mengalami keruntuhan getas, pada tempat dimana konsentrasi tegangan tinggi
C. Proses Pembuatan
Tiga material utama dalam besi adalah bijih besi, batu kapur dan batu bara (diubah menjadi kokas). Besi
tidak ditemukan secara murni di alam tetapi tergabung dalam besi oksida misalkan Fe2O3. Rasio yang
digunakan biasanya adalah 60% bijih besi, 25% kokas dan 15% batu kapur.
Pada awal pembuatan biji akan menggunakan blast furnace (tanur tinggi) pada suhu 760-1150 derajat
celcius, setelah itu hasil yang diperoleh akan menghasilkan besi kasar (mentah) dan terak (slag). Slag yang
dihasilkan akan menjadi limbah yang sekarang kerap digunakan kembali sebagai campuran beton ramah
lingkungan. Setelah besi kasar yang dihasilkan pada proses ini masih perlu dimurnikan dengan
menggunakan :
1. Adukan + tempa (tanur pudel) diperoleh besi-pundel
2. Hembusan udara (proses konvertor), Bessemer (asam) dengan silika dan thomas (basa) dengan
dolomit
3. Pembakaran gas-gas (open hearth furnace) dengan temperatur tinggi
4. Listrik, dengan busur nyala dan induksi (tanpa gas pembakaran)
Open hearth furnace adalah proses pengolahan baja yang diperoleh dengan cara membakar
besi kasar hingga kadar karbon, silikon, belerang, dan fosfornya berkurang. Terdapat
beberapa macam tungku untuk memperoleh baja, salah satunya yaitu open heart furnace ke
dalam tungku seperti gambar dibawah, dimasukkan besi kasar, Fe2O3, besi tua, dan CaCO3.
Campuran tersebut dibakar dengan udara panas. Zat-zat pengotor akan dioksidasi oleh Fe2O3
dan udara.
Karbon dalam besi kasar akan teroksidasi membentuk CO2, sedangkan SiO2 akan bereaksi
dengan CaO membentuk CaSiO3 menghasilkan slag. Cara ini memerlukan waktu yang agak
lama, namun kualitas baja mudah dikontrol.
Tungku listrik (Electric process) menggunakan busur listrik antara elektroda
karbon untuk melelehkan dan menghaluskanbaja. Proses ini membutuhkan
energi yang sangat besar dan digunakan terutama untuk mendaur ulang baja
bekas. Tungku listrik sering digunakan di minimills atau industri kecil, yang
menghasilkan produk yang terbatas. Dalam proses ini, baja cair dipindahkan ke
sendok cetakan. Elemen paduan dan agen tambahan dapat ditambahkan baik
di tungku atau sendok. Anggota struktural terutama diproduksi dengan proses
tungku busur listrik.
Flowchart Proses Pembuatan Baja
D. Diagram besi karbon Fe-C
Unsur C (karbon) sebagai campuran pada Fe
(besi) berpengaruh dalam menghasilkan
sifat-sifat besi yang dihasilkan. Selain
karbon, adanya campuran lain seperti Si dan
Mn yang mempengaruhi pembuatan besi
juga ditunjukan hubungannya pada diagram
fase Fe-C yang menunjukan fasa-fasa pada
suatu temperature dan susunan tertentu
dengan kondisi seimbang.
Diagram ini akan menampilkan hubungan
antara temperatur yang menjadikan
perubahan fasa selama proses pendinginan
dan pemanasan dipengaruhi sedikit banyak
oleh karbon.
Diagram fasa Fe-C dalam Farenheit Diagram fasa Fe-C dalam Celcius
Fasa-fasa yang ada dalam diagram fasa dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Austenit (y) Fasa ini hanya mungkin ada pada baja di temperatur tinggi .Austenit memiliki sel satuan FCC yang
mengandung unsur karbon maksimum hingga 2,0%.
2. Ferit (a). Fasa ini memilikibentuk sel satuan BCC yang hanya dapat "menampung "unsur karbon maksimum 0,025 %
pada temperatur 1333°F. Karbon unsur ini merupakan atom interstisi yang berukuran nsangat kecil yang cenderung
menyisip diantara atom – atom besi. Karbon dapat memperkuat baja dan meningkatkan kemampuan untuk dikeraskan
melalui perlakuan panas (heat tratment). Unsur ini juga merupakan salah satu penyebab terjadinya retak pada
pengelasan baja karbon, Terutama bila kadar karbonya melebihi 0,25%.
3. Besi (delta iron), besi ini stabil pada suhu 2550°F sampai 2800°F, berstruktur BCC, dan dapat menerima atom C
(kelarutan Carbon) sampai maksimal 0,1% dalam larutan padat.
4. Simentit (Fe,C). Tidak seperti ferit dan austenit, simentit merupakan senyawa bersifat sangat keras yang mengandung
6,67% C. Simentit sangat keras, tetapi bila bercampur dengan ferit yang lunak maka kekerasan keduanya menurun.
Campuran ferit dengan simentit ini bisa disebut Perlit. Laju pendinginan lambat menghasilkan perlit kasar, sehingga
bajanyamudah dimesin tetapi memiliki ketangguhan rendah. Laju pendinginan cepat menghasilkan perlit halus, bersifat
keras dan lebih tangguh.
5. Perlit. Campuran ferit dan simentit berlapis dalam suatu struktur butir disebut
dengan perlit. Jarak Antara pelat-pelat simentit dalam perlit tergantung pada laju
pendinginan baja. Laju pendinginan lebih cepat menghasilkan jarak yang cukup rapat,
sedangakan laju pendinginan lambat menghasilkan jarak yang semakin jauh/kasar.
Perhatikan Gambar diagram fase Fe-C dalam farenheit apabila campuran cair Fe-
C dengan kadar C 3% didinginkan lambat, maka akan terjadi hal-hal sebagai
berikut:
1. Campuran Fe-C akan cair sampai dengan temperatur pada titik A (tA)
Beberapa
2. Pada temperatur ta dari titik A mulai terjadi pembekuan, titik A terletak pada
Peraturan garis liquidus(titik awal pembekuan, di atas garis liquidus semua berwujud cair).
Tambahan
Pendinginan 3. Diantara ta dan tb 2 fase yaitu cair dan padat (ɤ)
Lambat
4. Selama turunnya temperatur dari ta sampai tb (2065°F) susunan baik fase cair
maupun fase padat berubah, semula kadar C dari fase padat ɤ rendah, akhirnya
bertambah menjadi 2% pada keseluruhannya, ini terlaksana secara difusi padat
atom-atom C (gerak atom lambat dalam zat padat)
𝑟 −𝑝 𝑟 −𝑝
𝑋= ∗ 𝑃 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑎𝑡𝑎𝑢 ∗ 100 %
𝑟 −𝑞 𝑟 −𝑞
𝑝 −𝑞 𝑝 −𝑞
Y¿ 𝑟 −𝑞
∗ 𝑃 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑎𝑡𝑎𝑢
𝑟 −𝑞
∗ 100 %