Anda di halaman 1dari 17

Pertemuan ke 2

Pembuatan dan Perkenalan Pada


Pembuatan Baja

MATA KULIAH : TEKNOLOGI BAHAN BANGUNAN


KELAS :D
DOSEN PENGAMPU: Baskoro Abdi Praja, S.T., M.Eng.
A. Besi-baja sebagai material konstruksi
Baja merupakan salah satu material yang banyak digunakan selain beton dalam
dunia konstruksi. Baja yang terdiri dari unsur besi (Fe) dan karbon (C) memiliki sifat-
sifat fisi dan mekanis yang bervariasi. Dalam aplikasi kehidupan sehari-hari, baja
karbon medium digunakan sebagai baja konstruksi, mesin, poros, roda gigi dan
lainnya.
Baja karbon medium yang sering digunakan ini biasanya menggunan proses heat
treatment (pemberlakuan panas). Heat treatment adalah proses kombinasi antara
pemanasan dan pendinginan terhadap logam atau paduan dalam keadaan padat
untuk memperoleh sifat yang diinginkan seperti ketahanan bahan tinggi.
B. Kelebihan dan kekurangan baja
Kelebihan
*Memiliki kekuatan yang besar
*Mempunyai sifat homogen (seragam) sehingga mutunya terjamin
*Daya elastisitasnya cukup tinggi dibandingkan beton
*Memiliki daya tahan lama sehingga minim biaya perawatan apabila digunakan dengan baik
*Memiliki daktilitas yang baik (gaya tarik yang ditahan cukup besar)
* Bersifat liat (toughness), mampu menyerap energi yang besar

Kekurangan
*Biaya relatif tinggi
*Rentan terhadap tekuk (buckling)
*Lemah terhadap beban siklis
*Beresiko mengalami keruntuhan getas, pada tempat dimana konsentrasi tegangan tinggi
C. Proses Pembuatan
Tiga material utama dalam besi adalah bijih besi, batu kapur dan batu bara (diubah menjadi kokas). Besi
tidak ditemukan secara murni di alam tetapi tergabung dalam besi oksida misalkan Fe2O3. Rasio yang
digunakan biasanya adalah 60% bijih besi, 25% kokas dan 15% batu kapur.
Pada awal pembuatan biji akan menggunakan blast furnace (tanur tinggi) pada suhu 760-1150 derajat
celcius, setelah itu hasil yang diperoleh akan menghasilkan besi kasar (mentah) dan terak (slag). Slag yang
dihasilkan akan menjadi limbah yang sekarang kerap digunakan kembali sebagai campuran beton ramah
lingkungan. Setelah besi kasar yang dihasilkan pada proses ini masih perlu dimurnikan dengan
menggunakan :
1. Adukan + tempa (tanur pudel) diperoleh besi-pundel
2. Hembusan udara (proses konvertor), Bessemer (asam) dengan silika dan thomas (basa) dengan
dolomit
3. Pembakaran gas-gas (open hearth furnace) dengan temperatur tinggi
4. Listrik, dengan busur nyala dan induksi (tanpa gas pembakaran)
Open hearth furnace adalah proses pengolahan baja yang diperoleh dengan cara membakar
besi kasar hingga kadar karbon, silikon, belerang, dan fosfornya berkurang. Terdapat
beberapa macam tungku untuk memperoleh baja, salah satunya yaitu open heart furnace ke
dalam tungku seperti gambar dibawah, dimasukkan besi kasar, Fe2O3, besi tua, dan CaCO3.
Campuran tersebut dibakar dengan udara panas. Zat-zat pengotor akan dioksidasi oleh Fe2O3
dan udara.
Karbon dalam besi kasar akan teroksidasi membentuk CO2, sedangkan SiO2 akan bereaksi
dengan CaO membentuk CaSiO3 menghasilkan slag. Cara ini memerlukan waktu yang agak
lama, namun kualitas baja mudah dikontrol.
Tungku listrik (Electric process) menggunakan busur listrik antara elektroda
karbon untuk melelehkan dan menghaluskanbaja. Proses ini membutuhkan
energi yang sangat besar dan digunakan terutama untuk mendaur ulang baja
bekas. Tungku listrik sering digunakan di minimills atau industri kecil, yang
menghasilkan produk yang terbatas. Dalam proses ini, baja cair dipindahkan ke
sendok cetakan. Elemen paduan dan agen tambahan dapat ditambahkan baik
di tungku atau sendok. Anggota struktural terutama diproduksi dengan proses
tungku busur listrik.
Flowchart Proses Pembuatan Baja
D. Diagram besi karbon Fe-C
Unsur C (karbon) sebagai campuran pada Fe
(besi) berpengaruh dalam menghasilkan
sifat-sifat besi yang dihasilkan. Selain
karbon, adanya campuran lain seperti Si dan
Mn yang mempengaruhi pembuatan besi
juga ditunjukan hubungannya pada diagram
fase Fe-C yang menunjukan fasa-fasa pada
suatu temperature dan susunan tertentu
dengan kondisi seimbang.
Diagram ini akan menampilkan hubungan
antara temperatur yang menjadikan
perubahan fasa selama proses pendinginan
dan pemanasan dipengaruhi sedikit banyak
oleh karbon.

Diagram fasa Fe-C


Diagram fasa Fe-C yang disederhanakan

Diagram fasa Fe-C dalam Farenheit Diagram fasa Fe-C dalam Celcius
Fasa-fasa yang ada dalam diagram fasa dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Austenit (y) Fasa ini hanya mungkin ada pada baja di temperatur tinggi .Austenit memiliki sel satuan FCC yang
mengandung unsur karbon maksimum hingga 2,0%.
2. Ferit (a). Fasa ini memilikibentuk sel satuan BCC yang hanya dapat "menampung "unsur karbon maksimum 0,025 %
pada temperatur 1333°F. Karbon unsur ini merupakan atom interstisi yang berukuran nsangat kecil yang cenderung
menyisip diantara atom – atom besi. Karbon dapat memperkuat baja dan meningkatkan kemampuan untuk dikeraskan
melalui perlakuan panas (heat tratment). Unsur ini juga merupakan salah satu penyebab terjadinya retak pada
pengelasan baja karbon, Terutama bila kadar karbonya melebihi 0,25%.
3. Besi (delta iron), besi ini stabil pada suhu 2550°F sampai 2800°F, berstruktur BCC, dan dapat menerima atom C
(kelarutan Carbon) sampai maksimal 0,1% dalam larutan padat.
4. Simentit (Fe,C). Tidak seperti ferit dan austenit, simentit merupakan senyawa bersifat sangat keras yang mengandung
6,67% C. Simentit sangat keras, tetapi bila bercampur dengan ferit yang lunak maka kekerasan keduanya menurun.
Campuran ferit dengan simentit ini bisa disebut Perlit. Laju pendinginan lambat menghasilkan perlit kasar, sehingga
bajanyamudah dimesin tetapi memiliki ketangguhan rendah. Laju pendinginan cepat menghasilkan perlit halus, bersifat
keras dan lebih tangguh.
5. Perlit. Campuran ferit dan simentit berlapis dalam suatu struktur butir disebut
dengan perlit. Jarak Antara pelat-pelat simentit dalam perlit tergantung pada laju
pendinginan baja. Laju pendinginan lebih cepat menghasilkan jarak yang cukup rapat,
sedangakan laju pendinginan lambat menghasilkan jarak yang semakin jauh/kasar.
Perhatikan Gambar diagram fase Fe-C dalam farenheit apabila campuran cair Fe-
C dengan kadar C 3% didinginkan lambat, maka akan terjadi hal-hal sebagai
berikut:

1. Campuran Fe-C akan cair sampai dengan temperatur pada titik A (tA)
Beberapa
2. Pada temperatur ta dari titik A mulai terjadi pembekuan, titik A terletak pada
Peraturan garis liquidus(titik awal pembekuan, di atas garis liquidus semua berwujud cair).
Tambahan
Pendinginan 3. Diantara ta dan tb 2 fase yaitu cair dan padat (ɤ)
Lambat
4. Selama turunnya temperatur dari ta sampai tb (2065°F) susunan baik fase cair
maupun fase padat berubah, semula kadar C dari fase padat ɤ rendah, akhirnya
bertambah menjadi 2% pada keseluruhannya, ini terlaksana secara difusi padat
atom-atom C (gerak atom lambat dalam zat padat)

5. Pada temperatur tetap to (2065°F) fase cair bersusunan 4,3% C terpecah


menjadi 2 fase padat, fase padat ɤ dengan kadar C 2% dan fasepadat sementit
atau karbid besi Fe3C dengan kadar C 6.67%.
6. Diantara tb (2065°F) dan tc (1333°F) tetap ada
2 fase padat ɤ dan sementit, susunan fase Y
berubah sedang susunan fase sementit tetap
saja.

7. Pada temperatur tetap 1333°F fase dengan


kadar C 0,8% terpecah menjadi 2 fase yaitufase
padat dengan kadar C 0,025% dan fase padat
Beberapa sementit dengan kadar C 6,67%
Peraturan 8. Pada penurunan temperatur selanjutnya tetap
Tambahan ada 2 fase, yaitu fase padat a dan
Pendinginan sementit,sedang a berubah susunannya sampai
Lambat kadar C 0%.

Untuk proses pemanasan pada besi dengan


kadar karbon yang sama (3%), campuran &
dansementit, menunjukkan hal-hal yang serupa
dengan keterangan di atas tetapi urutannya
terbalik.Kedua proses tersebut diperlihatkan
dalam bentuk kurva pendinginan dan
pemanasan seperti yang terlihat pada gambar
disamping :
Sejenis campuran Fe-C bersusunan p% (pada temperatur tp memuat
2 fase, yaitu fase I dan fase II). Fase I bersusunan di titik Q sehingga
memiliki kadar C sebesar q% dan fase II bersusunan di R dengan
kadar C sebesar r % (perhatikan gambar dibawah). Untuk campuran
dengan berat sebesar P gram. Diasumsikan pada campuran tersebut
terdapat X gram fase I dan Y gram fase II dan jumlah persen (%)
berat kadar C tetap, maka akan diperoleh persamaan :
Menghitung
Jumlah Fasa ( X∗
𝑞
100)(
+ 𝑌∗
𝑟
100)=𝑃 ∗
𝑃
100

𝑟 −𝑝 𝑟 −𝑝
𝑋= ∗ 𝑃 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑎𝑡𝑎𝑢 ∗ 100 %
𝑟 −𝑞 𝑟 −𝑞

𝑝 −𝑞 𝑝 −𝑞
Y¿ 𝑟 −𝑞
∗ 𝑃 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑎𝑡𝑎𝑢
𝑟 −𝑞
∗ 100 %

Campuran dengan Kadar Karbon


Sebesar p% terpecah
Contoh Soal
Sebuah logam paduan Fe-C memuat karbon sebesar 1,0% didinginkan lambat dari cair ke temperatur
ruangan (lihat diagram fase). Hitung berbagai kandungan besi pada beberapa kondisi suhu dibawah ini :
1. Pada suhu 2000°F, hanya terdapat 1 fase padat y dengan karbon 1%, sehingga jumlah fase padat
tersebut adalah 100%
2. Sedikit di atas temperatur eutectoid (1333°F) terdapat 2 fase padat yaitu y dengan karbon 0,8%dan
sementit dengan karbon 6,67%, sehingga jumlah masing-masing fase:
Y (0.8%C) =
Sementit (6.67%C) = Jumlahnya harus sama dengan 100 %
Contoh Soal
3. Sedikit di bawah temperatur eutectoid (1333°F) terdapat 2 fase padat yaitu a dengan karbon 0,025%
dan sementit dengan karbon 6,67%, sehingga jumlah masing-masing fase:
a (0.025%C) =
Sementit (6.67%C) =
4. Pada temperatur ruangan terdapat 2 fase yaitu a dengan karbon 0% dan sementit dengan karbon 6,67%,
sehingga jumlah masing-masing fase:
a (0%C) =
Sementit (6.67%C) =
Tugas 2
1. Sebutkan dan jelaskan minimal 3 jenis logam besi baja
yang biasanya digunakan dalam dunia konstruksi
pembangunan
2. Jelaskan proses pembuatan besi baja dengan metode tanur
tinggi (blast furnace) dengan kata-kata anda sendiri !
3. Sebuah logam paduan Fe-C memuat karbon sebanyak 0.5%
didinginkan lambat dari cair ke padat. (Hitunglah dengan
merujuk “Diagram fasa Fe-C” dan “Kurva pendinginan dan
pemanasan”

Anda mungkin juga menyukai