NIM : 5201422007
Prodi : PTM
TUGAS BAHAN TEKNIK
2. Sebutkan dan jelaskan kharakteristik masing-masing phase yang tejadi pada diagram Fe-
Fe3C?
Jawab :
Ferrite atau besi alpha
Memiliki karateristik yaitu sangat lunak ,ulet dan memilikikekerasan
sekitar 70-100 BHN dan memiliki konduktifitas yang tinggi. Batas maksimum
kelarutan karbon adalah 0.025% C pada temperature 723°C
Sementit atau cementite Sementit
senyawa besi dengan karbon yang umum dikenal sebagai karbida besi
dengan prosentase karbon 6,67%C. senyawa ini bersifat paling keras sekitar 5-6
HRC pada diagram Fe-Fe3C, struktur Kristal orthorhombic, kekuatan tekan tinggi
namun memiliki kekuatan tarik rendah. Yang memiliki karakteristik yaitu sebagai
berikut :
a. Keras dan getas.
b. Kekuatan tarik rendah.
c. Kekuatan tekan tinggi
d. Struktur kristal orthorhombic.
e. Struktur paling keras pada diagram Fe-Fe3C
Pearlite
adalah campuran sementit dan ferrit yang memiliki kekerasan sekitar 10-
30 HRC. Pearlite yang terbentuk sedikit dibawah temperatur eutectoid memiliki
kekerasan yang lebih rendah memerlukan waktu inkubasi yang cukup banyak.
Mengandung 0,8% karbon dan terjadi pada temperatur 723°C
Martensit
merupakan larutan padat dari karbon yang lewatjenuh pada besi alfa
sehingga latis-latis sel satuanya terdistorsi. Martensit merupakakan fasa yang
sangat kuat dank eras namun getas dan mudah rapuh
Austenite
Merupakan larutan padat intertisi antara karbon dan besi yang mempunyai
sel satuan FCC yang stabil pada temperatur 912°C. Karakteristiknya yaitu :
Interstitial solid solution; larutan padat karbon dalam besi γ.
Struktur kristal FCC (face centered cubic, kubus pemusatan bidang).
Kelarutan karbon max 2 % pada temperatur 1130°C.
Tensile strength 1050 kg/cm2.
Tangguh
Ladeburite
Merupakan susunan elektrolit sengan kandungan karbonnya 4,3% yaitu
campuran perlit dansementit. Karakteristiknya :
Eutectic mixture (γ+Fe3C)
Campuran terdiri dari austenite dan cementite
Terbentuk pada temperatur 1130 C (2065 F).
Garis-garis pada diagram
a. Upper critical temperature (temperatur kritis atas), A3 : temperatur perubahan
allotropi.
b. Lower critical temperature (temperatur kritis bawah), A1: temperature reaksi
eutectoid. c. Solvus line Acm : menunjukkan bats kelarutan karbon dalam
austenite
14. Sebutkan media dalam proses quenching, bagaimana efek media tersebut dalam proses
pembentukan struktur.
Jawab :
Quenching adalah salah satu proses perlakuan panas baja dengan cara pemanasan
pada suhu tertentu berkisar bergantung pada kandungan kabon yang dimiliki oleh baja
itu sendiri, kemudian setelah mencapai suhu maksimal yang ditentukan ditahan selama
beberapa saat, lalu di dinginkan secara mendadak dengan media pendingin seperti air,
oli, air garam, minyak maupun pendingin lainnya. Quenching itu sendiri merupakan
suatu bagian dari proses hardening. Quenching dilakukan untuk memeperoleh sifat tahan
aus yang tinggi, kekuatan, dan strength yang lebih baik. Kekerasan yang dihasilkan juga
tergantung pada kandungan karbon dan kekeerasan yang terjadi tergantung pada
temperature pemanasan, holding time, laju pendinginan yang dilakukan dan ketebalan
sampel. Untuk memperoleh kekerasan yang baik (martensit yang keras) maka pada saat
pemanasan harus dapat dicapai struktur austenit, karena hanya austenit yang dapat
bertransformasi menjadi martensit.
15. Buatlah resume proses heat treatment pada hasil penelitian mahasiswa (jurnal).
Jawab :
“PENGARUH PROSES HEAT TREATMENT TEMPERING TERHADAP
STRUKTUR MIKRO DAN NILAI KEKERASAN PADA SAMBUNGAN LAS
THERMITE BAJA UIC-54” Jurnal Teknik Mesin S-1, Vol. 2, No. 4, Tahun 2014
Resume Material Pengujian (Baja UIC-54)
Material yang digunakan adalah baja UIC-54 termasuk dalam high carbon steel yang
umum digunakan oleh industri kereta api untuk jalur rel. Baja UIC-54 termasuk dalam
high carbon steelkarena mengandung mempunyai kadar karbon antara 0,70%- 1,3%[5],
bersifat lebih kuat dan lebih keras dibandingkan baja karbon rendah dan dapat
dikeraskan. Untuk hasil uji komposisi baja UIC54diketahui kandungan Fe hingga
97.73%, dengan carbon 0.82538 %. Oleh sebab itu UIC54merupakan high carbon steel.
Pengelasan Thermite Pengelasan thermite adalah reaksi eksotermik antara alumunium
dan besi oksida yang menghasilkan baja lebur yang kemudia dituangkan ke dalam suatu
cetakan yang akan dilas[7]. Pertama- tama pada saat pengelasan thermite, bubuk
thermite yang terdiri dari alumunium dan besi oksida dimasukkan ke dalam tempat
pembakaran yang berbentuk kerucut terbalik. Kemudia diatas bubuk thermite
dimasukkan barium peroksida atau bubuk mangan sebagai pembakar atau penyala api
untuk proses reaksi thermite. Dan untuk menyalakannya bisa menggunakan besi yang
dipanaskan sampai memerah atau kayu bakar atau bisa juga menggunakan las gas,
seperti ditunjukan pada Gambar 2. Komponen yang akan di las thermite harus
dipanaskan terlebih dahulu[8]. Post Weld Heat Treatment Dalam setiap pengelasan akan
didapat pemanasan yang tidak merata antara logam las, logam dasar, dan daerah HAZ.
Untuk itu perlu dilakukan perlakuan panas kembali pasca pengelasan untuk mengatur
kembali struktur dari material.post weld heat treatment (PWHT)itu sendiri adalah proses
pemanasan dan pendinginan pada logam untuk mendapatkan sifat-sifat tertentu yang
diperlukan, misalnya kekuatan (strength), kelunakkan (softness) dan untuk memperhalus
ukuran butir[3]. Dalam proses heat treatment tempering ini dilakukan di Laboratorium
Metalurgi Fisik Teknik Mesin Universitas Diponegoro, alat yang digunakan adalah
Furnace Chamber HOFFMAN TYPE KL.Persiapan yaitu dengan melakukan reparasi
pemotongan specimen yang hasilnya, Adapun langkah – langkah persiapan dalam
melakukan proses heat treatment tempering adalah sebagai berikut : a. Proses Hardening
Pada proses hardening untuk baja UIC-54 dilakukan dengan cara memasukkan spesimen
kedalam dapur pemanas (furnace chamber) dan dipanaskan hingga temperatur 810oC
dengan penahanan (holding time) 60 menit, hal ini dimaksudkan agar pemanasan merata
terhadap seluruh lapisan spesimen. b. Proses Quenching Setelah proses hardening selesai
dilakukan, langkah selanjutnya adalah melakukan proses pendinginan dengan cara
mengeluarkan spesimen dari dalam dapur pemanas (furnace chamber) kemudian
didinginkan dengan media yang akan digunakan, dalam penelitian ini media yang
digunakan adalah air, dikarenakan airmerupakan media yang paling populer digunakan
dalam media pendinginan karena biayanya yang rendah, ketersediaan yang melimpah
dan penanganan yang mudah. Tidak menyebabkan polusi terkait dengan penggunaan air
dan dapat dengan mudah dibuang. Proses Tempering Dalam proses ini baja yang telah
dipanaskan hingga temperatur 810oC yang dilanjutkan dengan pendinginan cepat
(quenching) dengan media air, kemudian dipanaskan kembali dengan cara memasukkan
kembali spesimen kedalam dapur pemanas (furnace chamber) dengan variasi temperatur
antara 425oC, 475oC, 525oC, 575oC dengan penahanan (holding time) 60 menit. Hal ini
dimaksudkan agar pemanasan merata terhadap seluruh lapisan spesimen, dengan
pendinginan ruangan. Pengujian Metalografi Pengamatan ini bertujuan untuk
mengetahui fasa-fasa apa saja yang terdapat dalam material. Pengamatan struktur mikro
dilakukan dengan stereo microscope. Mikroskop optik, atau yang sering disebut juga
sebagai "mikroskop cahaya" adalah salah satu jenis mikroskop yang menggunakan
cahaya dan sebuah sistem lensa untuk memperbesar gambar spesimen yang kecil.
Mikroskop optik dasar sangat sederhana, meskipun ada banyak desain lain yang
kompleks yang bertujuan untuk meningkatkan resolusi dan kontras dari specimen Uji
Kekerasan Mikro Vikers Baja UIC-54 Pengujian Vikers (VHN) merupakan cara yang
paling cocok untuk pengujian bahan yang keras. Cara Vikers jugabanyak digunakan
karena dengan teliti mampu mengetahui kekerasannya.Pada pengujian ini, identasi
dilakukan pada 3 titik dengan beban 200 gr dan menggunakan standa