Diagram ini banyak digunakan oleh para insinyur dan peneliti untuk memahami dan
memperkirakan banyak aspek perilaku dari material. Informasi yang didapatkan dari diagram
fasa:
1. Menunjukkan fasa yang ada pada komposisi dan temperatur yang berbeda dalam kondisi
pendinginan lambat.
2. Menunjukkan kesetimbangan pemadatan dari suatu elemen (atau campuran/compound)
dalam unsur lain.
3. Menunjukkan temperatur dari suatu paduan yang didinginkan dalam kondisi kesetimbangan
mulai membeku dan menginformasikan interval suhu saat pembekuan terjadi.
4. Menunjukkan suhu dari suatu fasa yang berbeda mulai mencair.
1. Air bila didinginkan dalam suatu kesetimbangan, fasa padat (ice) dan cair berada
bersama-sama dengan batas fasa adalah permukaan dari es.
2. Saat dipanaskan, cairan menguap, saat mendidih uap air dan cairan bersama dalam
kondisi kesetimbangan dengan batas fasa adalah permukaan air.
Diagram fasa
Adalah, Diagram yang menghubungkan antara komposisi , temperature , dan fasa
Paduan
Adalah, campuran 2 unsur atau lebih sehingga di peroleh sifat yang baik
Parameter Paduan :
A. Larutan padat
- Ferit
- Austentit
- Delta
1. FERIT
Ferrit, atau α-ferrit (α-Fe) atau besi alfa, adalah istilah ilmu material untuk besi murni dengan
struktur kristal body-centered cubic (B.C.C). Struktur kristalin ini memberikan sifat magnetik
baja baja dan besi tuang, dan merupakan contoh sederhana dari bahan ferromagnetik.
Sifat-sifatnya:
a) Ketangguhan rendah
b) Mempunyai sifat magnetic dan keuletan tinggi
c) Kekkuatan tariknya kurang dari 40.000 psi
d) Kekerasan lebih dari 90 HRB
e) Ketahana korosi medium
f) Berat jenis Ferrite 7,88 g/cm3
2. AUSTENIT ()
Austenit adalah larutan padat karbon bebas (ferit) dan besi dalam besi gamma. Pada pemanasan
baja, setelah suhu kritis atas, pembentukan struktur selesai menjadi austenit yang keras, ulet dan
non-magnetik.
- Tidak stabil di bawah temperature eutektik ( 727 derajat C ) kecuali di dinginkan cepat
- Kelarutan maksimum C dalam Fe fcc 1,7 wt %
- Akan berubah fasa menjadi 1395 derajat C
Sifat-sifatnya:
B. SENYAWA
- Fe3C = Sementit atau karbida besi
- Metastabil , tetap sebagai senyawa pada temperature kamar
- Berubah fasa secara sangat lambat dalam beberapa tahun menjadi ferit α dan C
( graphite ) pada 650 – 700 derajat C
Cementite (Fe3C)
Merupakan persenyawaan logam Fe-C. Fe3-C = 6,7% + 93,3% berat Fe. Terbentuk ketika
kelarutan karbon dalam α-ferrite melebihi batas dan dibawah suhu 727C.
Sifat-sifatnya :
Besi murni bersifat allotropy yaitu mempunyai berbagai bentuk kristal. Titik lebur besi sekitar
1539 °C. Sedikit di bawah suhu 1539 °C, besi cair mulai membeku dan membentuk fasa padat
dengan struktur kristal bcc. Fasa padat ini dinamakan besi-S atau ferit-8 sampai suhu sekitar
1401 °C. Pada suhu antara 1401-910 °C, struktur kristal besi berubah menjadi fcc yang
dinamakan austenit (besi-). Selanjutnya di bawah 910 °C , struktur kristal besi kembali ke bcc
dalam bentuk ferit α.
Diagram fasa mempunyai 3 titik invarian yaitu titik peritectic (pada suhu 1493 °C), titik eutectic
(pada suhu 1147°C dan C=4,3%) dan titik eutectoid (pada suhu 723 °C dan C=0,8%). Titik-titik
invarian ini terdiri dari 3 fasa yang berada dalam kesetimbangan :1. Reaksi peritectic : L + =
Jadi fasa-fasa pada diagram Fe-C adalah fasa cair L, ferit-, austenit (), ferit-
adancementite(Fe3C). Berdasarkan kadar C, baja dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu : baja
eutectic, hypoeutectoid dan baja hypereutectoid.
Baja Eutectoid
Jika baja eutectoid dengan kadar C=0,8 % didinginkan dari suhu misal 800 °C sampai suhu
kamar, maka akan terjadi serangkaian perubahan fasa (transformasi fasa) seperti pada gambar 1.3
di bawah.
Saat suhu mencapai 723 °C, reaksi eutectoid terjadi menurut persamaan : = α +
Fe3C . Stuktur mikro yang terbentuk berupa lapisan a (ferrite) dan cementite (Fe3C). Struktur ini
dinamakan perlit (pearlite). Struktur perlit ini disebabkan karena perbedaan konsentrasi C antara
fasa (0,8 %C), ferit (0,02 %C) dan cementite (6,7 %C) sehingga terjadi difusi. Atom-atom
karbon pada ferit akan bergerak menuju interface/batas antara Fe3C/ sehingga membentuk fasa
Fe3C.
Baja Hypoeutectoid
Baja hypoeutectoid adalah baja dengan kadar C antara 0,02-0,76 %. Jika baja dengan kadar
Co = 0,4 %C didinginkan dan suhu 900 °C (titik a) pada gambar 1.4 maka akan terjadi
perubahan struktu rmikros bb. :Pada suhu 900 °C, baja dalam bentuk austenit. Jika suhunya
turun sampai titik b, ferit mulai tumbuh pada butir austenit. Ferit ini dinamakan proeutectoid
ferrite. Pendinginan selanjutnya pada suhu c menyebabkan bertambahnya jumlah proeutectoid
ferrite sampai semua batas butir austenit dipenuhi proeutectoid ferrite. Pada suhu di bawah 723
°C (titik d), sisa austenit berubah menjadi perlit menurut reaksi :
= α + Fe3C (perlit)
Jadi struktur akhir berupa ferit pada batas butir (proeutectoid ferrite) dan
perlit.
Baja hypoeutectoid
Baja hypereutectoid adalah Baja dengan kadar C antara 0,8-2,14 %. Perubahan fasa yang terjadi
selama pendinginan dapat dijelaskan sbb. :
Pada titik a, baja hypereutectoid berada dalam bentuk austenit. Jika suhu turun sampai titik b,
cementite (Fe3C) mulai terbentuk sepanjang batas butir austenit. Pada titik b, jumlah cementite
bertambah sampai batas butir austenit tertutupi oleh cementite. Di bawah suhu eutectoid, sisa
austenit akan berubah menjadi perlit. Hasil akhir berupa cementite yang terbentuk sebelum
reaksi eutectoid (dinamakan proeutectoid cementite) dan perlit.
Gambar :Diagram transformasi isothermal untuk baja eutectoid dengan laju pendinginan cepat
yang menghasilkan martensit
Sifat-sifat transformasi :
1. Struktur martensit tergantung pada kandungan C dalam baja. Jika kadar C sekitar 0,2 % maka
akan terbentuk bilah (lath) sedangkan untuk baja dengan kadarCtinggi
2. Transformasi y-+martensit tidak berlangsung secara difusi (diffusionless) karena transformasi
berlangsung cepat sehingga atom-atom tidak mempunyai waktubergerak
3. Selam transformasi berlangsung tidak terjadi perubahan fasa antara fasa induk (austenit)
dengan fasa baru (martensit).
4. Struktur kristal yang terbentuk oleh transformasi martensit akan berubah dari struktur body
centre cubic (BCC) menjadi body centre tetragonal (BCT) jilca kandungan C meningkat.
5. Transformasi martensit pada baja mulai pada suhu MS dan jika persentase austenit yang
berubah menjadi martensit meningkat sampai transformasiberakhir
6. Pada baja karbon tinggi, martensit pelat (plate martensite) terbentuk melalui transformasi
geser (displacive transformation).
Morfologi Martensit
Martensit bilah (lath martensite) terbentuk jika kadar C dalam baja sampai 0,6 % sedangkan di
atas 1 %C akan terbentuk martensit pelat (plate martensite). Perubahan dari tipe bilah ke pelat
terjadi pada interval 0,6 %<C<1,08 %.
Gambar: Morfologi martensit : (a) martensit bilah dan (b) martensit pelat
Full Annealing
Dilakukan dengan cara memanaskan 25 °C di atas Ac3 dan ditahan beberapa lama kemudian
didinginkan secara lambat ke suhu kamar.
Process Annealing
Biasanya untuk baja hypoeutectoid (0,3 %C) dan dilakukan dengan cara memanaskan di bawah
suhu kritis (550-650 °C) ditahan beberapa lama dan didinginkan pada kecepatan yang
diinginkan. Proses ini digunakan untuk pembebasan tegangan sisa (stress relief).
Gambar : Proses recovery-rekristalisasi-pertumbuhan butir
Recovery : Pada proses ini, logam yang telah mengalami perlakuan dingin dipanaskan sehingga
terjadi perubahan susunan dislokasi menjadi susunan dengan energi rendah.
Rekristalisasi : Pada proses ini terbentuk butir baru bebas regangan. Butir ini terbentuk
oleh perpindahan batas butir yang mempunyai mobilitas tinggi.
Pertumbuhan : Struktur yang telah mengalami rekristalisasi akan berlanjut sampai terbentuk
Normalizing
Normalizing adalah proses dimana baja dipanaskan 40 °C di atas Ac3 atau Acm pada waktu
tertentu kemudian didinginkan di udara. Tujuan normalizing
1. Memperhalus butir atau membuat austenit menjadi homogen saat baja dipanaskan untuk
keperluan pengerasan (hardening) atau full anneling.
2. Mengurangi pemisahan (segregation) pada logam cor atau penempaan (forging) sehingga
menghasilkan struktur yang homogen.
3. Memperkeras baja.
Pengerasan Celup (Quench Hardening) dan Tempering
Quench
Kekerasan maksimum pada baja karbon dapat dicapai dengan pemanasan sampai fasa austenit
kemudian dicelup (quench) pada laju pendinginan di atas nilai kritisnya sehingga terbentuk
martensit yang keras, akan tetapi proses quenching dapat menyebabkan terjadinya tegangan sisa
karena beda suhu antara bagian luar (permukaan) dan dalam dari benda kerja. Media celup yang
dipakai dapat berupa air atau minyak.
Tempering
Proses tempering dilakukan dengan cara memanaskan baja yang telah dicelup (struktur
martensit) di bawah suhu eutectoid sehingga menjadi lunak dan ulet. Proses quenching-
tempering seperti pada gambar di bawah.
Gambar: Proses quenching-tempering untuk baja karbon
Suhu temper sangat mempengaruhi struktur mikro dan kekerasan baja karbon. Selama proses
tempering terjadi reaksi-reaksi berikut :
1. Pemisahan (segregation) atom C
2. Pengendapan karbida
DAFTAR PUSTAKA
https://docplayer.info/31244096-Material-
teknik-diagram-fase.html
http://yudysi.lecture.ub.ac.id/files/2012/09/
MaterialTeknik05th.pdf
https://www.scribd.com/doc/85335615/Dia
gram-Fasa-Fe-C
https://novadany11.wordpress.com/2015/0
6/04/baja-paduan/
https://youtu.be/grrYXK7bQ3M