Anda di halaman 1dari 11

BAHAYA PADA MESIN BELT CONVEYOR

PT. SUMBER SEGARA PRIMADAYA

Di susun oleh :
Nama : Yudha Irvana
NIM : 200103029
Kelas : Teknik Mesin 1C
Mata Kuliah : K3 dan Etika Profesi

POLITEKNIK NEGERI CILACAP


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada zaman sekarang ini tentunya banyak perusahaan yang muncul dengan berbasis
menggunakan mesin mesin sebagai penggerak utama nya. Maka dari kondisi tersebut
sudah seharusnya perusahan mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja. K3
merupakan hal yang sangat penting dan mendasar dalam sebuah perusahaan. Karrena
dengan adanya penerapan K3 yang tegas, bisa menciptakan lingkungan kerja yang aman
dan nyaman bagi karyawan karena bisa mengurangi resiko terjadinya kecelakaan kerja
yang di sebabkan oleh tindakan berbahya maupun kondisi berbahaya. Keselamatan dan
kesehatan kerja ini perlu di perhatikan dalam memasuki lingkungan kerja karena kondisi
karyawan harus selalu dalam kesehatan jasmani dan rohaninya. K3 bukan hanya
menjamin keselamatan pada saat kondisi berkerja, tetapi harus bisa menjamin kesehatan
karyawan walaupun pada saat keadaan setelah berkerja.

B. Tujuan

1. Adapun tujuan umum tentang keselamatan dan kesehatan kerja, antara lain :
a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja.
b. Menciptakan sistem kerja yang nyaman dana man.
c. Melindungi tenaga kerja atas hak dan keselamatannya dalam mrelakukan
pekerjaannya untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan kinerja kerja.
d. Mencegah timbulnya berbagai penyakit akibat kerja , baik itu dalam
bentuk fisik , psikis , infeksi , keracunan atau penularan.
e. Membantu pekerja agar optimal dalam berkerja.
f. Memastikan alat kerja yang layak untuk di gunakan.
g. Memelihara kebersihan , kesehatan dan ketertiban lingkungan kerja dan
lingkungan sekitarnya.

2. Adapun tujuan tentang pengenalan sumber bahaya, antara lain :


a. Untuk memberi gambaran bagi pekerja tentang bahaya yang di
timbulkan.
b. Pekerja di tuntut mampu menganalisa tentang lingkungan kerja nya.
c. Karyawan harus mampu mengidentifikasi semua resiko bahaya.
d. Karyawan harus bisa menyelamatkan diri jika terjadi sesuatu kecelakaan
kerja.
BAB II

TEORI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ( K3 )

Keselamatan dan kesehatan kerja menurut WHO ( world health organization ) adalah upaya
yang bertujuan untuk meningkatkan dan mempertahankan tingkat tertinggi kesehatan fisik,
mental dan sosialisasi bagi pekerja di semua jenis pekerjaan , pencegahan masahalah
kesehatan yang di sebabkan oleh kondisi kerja , serta perlindungan pekerja dari resiko
pekerjaannya karena faktor faktor yang merugikan kesehatan.

Sedangkan menurut Hadiningrum K3 adalah pengawasan terhadap sumber daya manusia ,


permesinan , material , dan metode yang mencangkup lingkungan kerja sehingga pekerja
tidak mengalami pekerjaan.

1. Faktor faktor keselamatan kerja

Menurut syafi’i menyebutkan faktor faktor keselamatan kerja, antara lain :


a. Lingkungan secara fisik
 Penempatan benda atau barang sedemikian rupa sehingga tidak
membahayakan atau mencelakaan orang orang yang berada di tempat kerja
atau sekitarnya.
 Penyediaan perlengkapan yang mampu untuk di gunakan sebagai alat
pencegahan pertolongan dan perlindungan. Perlengkapan pencegahan kerja
contohnya, tabung oksigen , ambulan dan sebagainya.
b. Lingkungan sosial psikologis
 Perlakuan yang adil terhadap semua karyawan tanpa membedakan agama,
suku , kewarganegaraan, turunan dan lingkungan social.
 Perawatan atau pemberian asuransi terhadap para pegawai yang melakukan
pekerjaan berbahaya dan beresiko yang kemungkinan terjadi kecelakaan kerja.
2. Pengertian kesehatan kerja

Kesehatan kerja merupakan bagian dari kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan
semua pekerjaan yang berhubungan dengan faktor potensial yang mempengaruhi
kesehatan pekerja. Menurut Mangkunegara menyatakan program kesehatan kerja
menunjukan pada kondisi yang bebas dari gangguan fisik , mental , emosi atau rasa
sakit yang di sebabkan oleh lingkungan kerja. Resiko kesehatan merupakan faktor
faktor dalam lingkungan kerja yang bekerja melebihi periode waktu yang di tentukan
lingkungan yang dapat membuat stress atau gangguan fisik.
Disimpulkan bahwa kesehatan kerja adalah suatu usaha dan aturan aturan untuk
menjaga kondisi perburuhan daru kejadian atau keadaan yang merugikan kesehatan
dan kesusilaan baik dalam keadaan yang sempurna fisik , mental maupun social
hingga memungkinkan bekerja secara optimal.

3. Dasar hukum penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Hukum-hukum keselamatan dan kesehatan kerja terdahulu di tunjukan untuk


memperbaiki kesalahan yang isinya cenderung pesektif yaitu isinya cenderung
menetapkan cara memperbaiki kesalahan dan membatasi lingkup pekerjaan.
Dasar hukum yang terkait dengan pelaksanaan sistem manajemen K3 di Indonesia,
antara lain,
a. Undang undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
b. Undang undang No. 23 Tahun 1992 Tentang kesehatan
c. Undang undang No. 13 tahun 20013 Tentang ketenagakerjaan
d. Peraturan Mentri Tenaga Kerja No : PER. 05/MEN/1996 Tentang Sistem
Manejemen K3
e. Keputusan Mentri Kesehatan No. 315/Menkes/SK/III/2003 tentang Komite
Keselamatan dan Kesehatan kerja Sekor Kesehatan.
4. Peran Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Keselamatan dan kesehatan kerja berkontrubusi dalam upaya dalam perlindungan


kesehatan pekerja dalam upaya – upaya promosi kesehatan, pemantauan dan survei
kesehatan serta upaya meningkatkan daya tubuh dan kebugaran pekerja. Menciptakan
sistem kerja atau proses kerja yang aman atau mempunyai potensi resiko yang rendah
terhadap terjadinya kecelakaan kerja.
Memberikan pertimbangan dan rekomendasi untuk menentukan performa lingkungan
kerja terhadap potensi timbulnya penyakit, gangguan kesehatan dan ketidaknyamanan
di tempat kerja yang di akibatkan adanya health hazards. Selain itu juga memberikan
ketenangan kepada pekerja dalam upaya untuk tetap menjaga keselamatan dan
kesehatan kerja, sehingga pekerja dapat berkerja secara maksimal karena tidak
memiliki ketakutan dalam melakukan segala aktifitasnya dan ini sangat
mempemgaruhi kinerja mereka.
BAB III
HASIL SURVEI IDENTIFIKASI SUMBER BAHAYA DAN STRATEGI
PENANGANANNYA

A. BELT CONVEYOR

Conveyor, adalah suatu sistem mekanik yang mempunyai fungsi memindahkan


barang dari satu tempat ke tempat yang lain. Conveyor banyak dipakai di industri
untuk transportasi barang yang jumlahnya sangat banyak dan berkelanjutan. Pada
Pembangkit Listrik Tenaga Uap ini Conveyor berfungsi untuk memindahkan batu
bara dari coal yard menuju bunker untuk di tamping terlebih dahulu sebelum di
transfer kan ke furnace.
Sumber bahaya pada mesin conveyor ini adalah saat terjadi maintenance atau
perbaikan pada roller yang akan memutarkan belt di atasnya. Pada saat melakukan
maintenance menimbulkan bahaya terjepit ataupun tergilas pada pekerjanya karna
penyebab kurangnya komunikasi antara pekerja maintenance dengan operator nya.
Karen ajika tidak melalukan komunikasi yang baik maka akan menimbulkan kesalah
pahaman antara 2 pihak. Maka, dari itu pihak maintenance harus melaporkan
terlebih dahulu kepada operator untuk mengentikan conveyor yang sedang berjalan
agar bisa di lakukannya perbaikan dengan safety dan aman.
Karena akan sangat tidak aman jika melakukan perbaikan pada mesin yang masih
berjalan, karena bisa saja tangan pekerja tergilas belt conveyor yang berjalan di
atasnya. Tentunya akan menimbulkan kecelakaan kerja yang fatal.

Penyebab umum terjadinya kecelakaan kerja pada mesin belt conveyor, antara lain :
 Tidak menggunakan Alat Pelindung Diri yang lengkap

 Tidak adanya komunikasi antara maintenance dengan operator

 Salah menyebutkan nomor conveyor yang akan di perbaiki

 Tidak mengecek terlebih dahulu keadaan roller yang akan di gantikan

 Melalukan tindakan maintenance tanpa izin pada atasan

 Bersenda gurau di lingkungan kerja

 Tidak fokus pada saat melakukan perbaikan

 Keadaan pekerja yang sudah lelah dan tidak produktif lagi tetapi tetap
memaksakan untuk bekerja

Hal-hal yang harus di cegah untuk mengurangi kecelakaan kerja, antara lain :

 Penempatan alat dan material yang tidak teratur, kurang baik dan tidak pada
tempatnya.
 Kurangnya kedisiplinan bagi semua pekerja maintenance maupun operator
 Kurangnya keahlian dan pengamanan
 Kesalahan cara perbaikan
 Kelebihan beban dalam pengangkutan belt conveyor
 Kurangnya rambu atau tanda bahaya dalam lingkungan kerja
 Pihak maintenance melakukan pekerjaan tanpa melaporkan kepada operator
 Pekerja tidak mematuhi Standart Operasional Prosedur

Standart Operasional Prosedur Perbaikan Mesin Conveyor :

 Periksa kondisi motor, gearbox, hydraulic, conveyor, digester, press, dan


Vibrating Screen sebelum dioperasikan.
 Pastikan setiap mesin dalam keadaan baik sebelum dioperasikan. Bila ada
mesin yang tidak berfungsi atau dalam kondisi yang dapat menimbulkan
ganguan atau kerusakan, segera ambil tindakan yang diperlukan atau laporkan
kepada atasan.
 Pastikan Cake Breaker Conveyor (CBC) telah beroperasi sebelum sebelum
mesin – mesin di stasiun press di operasikan.
 Operasikan mesin – mesin dengan urutan berikut : Vibrating Screen, digister,
Hydraulic Press lalu screw press.
 Komunikasikan terlebih dahulu kepada operator saat akan memulai perbaikan
 Siapkan alat kerja dan Alat Pelindung Diri
 Perhatikan Unsafe action dan Unsafe condition
 Siapkan roller baru yang akan menggantikan roller yang rusak
 Mematikan aliran listrik apapun yang terhubung pada belt conveyor
 Siapkan alat untuk melepaskan kunci roller pada belt conveyor yang akan di
gantikan
 Siapkan roller yang baru dan kemudian pasangkan pada belt conveyor
 Jika semua perbaikan di anggap selesai segera laporkan kepada operator
 Operator akan mencoba hasil perbaikan sudah di pastikan benar atau salah
 Jauhkan alat kerja dari belt conveyor supaya tidak mengganggu kinerja
conveyor

Adapun pertimbangan K3, antara lain :

 Sebelum mengoperasikan press, operator harus memastikan bahwa press


tersebut dapat beroperasi dengan baik/normal, atau tidak ada kerusakan yang
mengakibatkan kecelakaan kerja.
 Petugas harus menjamin bahwa tugasnya dilaksanakan secara penuh perhatian
terhadap K3.
 Petugas menggunakan perlengkapan APD yang sesuai (helm, sepatu safety)

Pertimbangan lingkungan, antara lain :

 Pada setiap saat mempertimbangkan dampak negatif terhadap lingkungan


hidup yang dapat di timbulkana oleh kegiatan
 Emisi udara

 Pencemaran tanah atau lahan

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Sudah seharusnya penerapan keselamatan dan kesehatan kerja itu di tegaskan. Karena K3
wajib di utamakan dalam sebuah perusahaan yang mempekerjakan banyak karyawan.
Apabila penerapan K3 ini di laksanakan dengan baik, maka akan timbul lingkungan kerja
yang aman , nyaman dan kondusif. Karena semua karyawan pada sebuah perusahaan
memiliki hak untuk di lindungi sebagai mana mestinya. Para pekerja harus terjamin
keselamatan dan kesehatan jasmani rohaninya. Tentunya di sebuah perusahaan akan
mempunyai banyak resiko yang tinggi. Di atas juga sudah di jelaskan tentang tujuan
penerapan K3 dan Hal-hal yang harus di cegah atau di hindari supaya pekerja selalu dalam
kondisi yang aman dan safety. K3 juga meliputi sarana dan prasana yang ada dala, sebuah
perusahaan. Contoh nya seperti mesin mesin dan alat yang harus selalu di kontrol agar selalu
dalam kondisi yang siap di gunakan dan tidak mengalami kerusakan apapun.

Saran

Menciptakan para pekerja baru yang disiplin dan cerdas, khususnya pekerja yang mengerti
dan memamahami secara penuh penerapan K3 serta paham apa akibat yang di timbulkan jika
kita menganggap remeh K3 ini.

Perusahaan yang harus mengutamakan keselamatan dan kesehatan para pekerja dari pada
mengutamakan untung. Perusahaan harus jelih dan teliti tentang seberapa tegasnya penerapan
K3 dalam duni industrinya sendiri. Serta selalu melakukan penyuluhan ataupun himbauan
kepada seluruh pekerja supaya tetap mengingat pentingnya penerapan K3 dalam dunia
industri.

Anda mungkin juga menyukai