Anda di halaman 1dari 19

I.

BESI DAN BAJA

PENDAHULUAN Besi dan baja merupakan bahan yang paling banyak digunakan sebagai bahan industri, karena selain disebabkan oleh nilai ekonomis bahan ini juga memiliki berbagai sifat yang berfariasi. Baja karbon rendah merupakan produk utama dalam produksi besi dan baja. Dari unsur besi berbagai bentuk struktur logam dapat dibuat, itulah sebabnya mengapa besi dan baja disebut dengan bahan yang kaya dengan sifat-sifat.

A.

Diagram Fasa Besi Karbon Analisa termal ini selain untuk mengetahui titik lebur juga untuk

menginformasikan perubahan struktur kristal yang terjadi dalam keadaan padat. Logam murni membeku pada temperatur tertentu yang tetap, sehingga jika temperatur logam diukur setelah serangkaian interval waktu yang sama, didapat pendinginan seperti pada Gambar 1-1. Perubahan fase dari cair ke padat ditandai evolusi panas peleburan yang menyebabkan terbentuknya garis horizontal pada kurva pendinginan. Demikian juga bila perubahan struktur kristal terjadi pada keadaan padat, panas peleburan akan menyertai transformasi dan diskontinuitas kembali terlihat pada kurva pendinginan. Untuk meningkatkan kepekaan pendeteksian laju transisi, kurva dibuat dengan diagran dt/dT vs T.

Titik cair Suhu

Waktu Gambar 1-1 Kurva pendinginan ideal untuk logam murni

Selain karbon pada besi dan baja mengandung

kira-kira 0,

25% Si, 0,3 1,5% Mn dan unsur pengotor lain seperti P, S dan sebagainya. Unsur-unsur ini tidak mempengaruhi diagram fasa, maka diagram fasa tersebut dapat dipergunakan tanpa

menghiraukan adanya unsur-unsur tersebut. Pada paduan besi karbon terdapat fasa karbida yang disebut sementit dan juga grafit. kesetimbangan Gambar 1-2. menunjukkan diagram

besi karbon sebagai dasar dari bahan Fe-Fe3C

yang berupa besi baja. Titik-titik penting pada diagram ini adalah:

Sistim meta stabil Sistim stabil 1600 1500 1400 1300 1200 1100

A H J N

B L
4,28% C

D
G911 o C A2780oC 0,69% S E2,11%
o

F 1147 C C 4,32%
o

E2,14%

Temperatur (oC)

1000 900 800 700 600 500 400 300

738oC A1727 C
o

K K

S0,765% P0,0208

%
P0, 0218%

1550 A 1500

o 1536 oC 1494 C

L
J 0,18% B 0,51%

H A0213
o

1450

200 100 0 0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 1400 N 1392 oC

0,2

0,4 C (%)

0,6

0,8

C (%)

Gambar 1-2 Diagram Keseimbangan Besi Karbon

A: B: H: J:

Titik besi Cair Titik pada cairan yang ada hubungannya dengan reaksi peritektik. Larutan padat yang ada hubungan dengan reaksi peritektik. Kelarutan Karbon maksimum adalah 0,10% Titik peritektik. Selama pendinginan austenit pada komposisi J, fasa terbentuk dari larutan padat pada komposisi H dan cairan pada komposisi B.

N: C:

E:

G: P: S:

GS: ES:

Titik transformasi dari besi besi , titik transformasi ini dari besi murni. Titik eutektik. Selama pendinginan fasa dengan komposisi E dan sementit pada komposisi F (6,67%C) terbentuk dari ciran pda komposisi C. Fasa eutektik disebut ledeburit. Titik yang menyatakan fasa , ada hubungannya dengan reaksi eutetik. Kelarutan maksimum dari karbon 2,14%. Paduan besi karbon sampai pada komposisi ini disebut baja. Titik transformasi besi besi . Titik yang menyatakan ferit, fasa , ada hubungan dengan reaksi eutektoid. Kelarutan maksimum dari karbon kira-kira 0,025%. Titik eutektoid. Selama pendinginan, ferit pada komposisi P dan sementit pada komposisi K ( sama dengan F) terbentuk simultan dari austentit pada komposisi S. Garis yang menyatakan hubungan antara temperatur dan komposisi, dimana mulai terbentuk perlit dari austenit. Garis yang menyatakan hubungan antara temperatur dan komposisi; dimana mulai terbentuk sementit dan austernit.

Baja yang berkadar karbon, komposisi eutektoid dinamakan baja eutektoid, yang berkadar karbon kurang dari komposisi eutektoid disebut baja hipoeutektoid, dan yang berkadar karbon lebih dari komposisi eutektoid disebut baja hipereutektoid. Gambar 1-3 menunjukkan struktur mikro baja apabila baja didinginkan perlahan-lahan dari 50-1000C diatas garis GS (A3) dan garis SE (Acm) pada Gambar 1-2. Pada baja eutektoid transformasi terjadi pada titik tetap S, menjadi struktur yang disebut perlit. Pada baja hipereutektoid terbentuk fasa ferlit mendekati besi murni yang komposisinya sama dengan P dan perlit, sedangkan pada hipereutektoid terbentuk perlit dan sementit pada batas butir.

Gambar 1-3. Struktur Mikro Baja Carbon

Pada Gambar 1-3 ditunjukkan bahwa: (a): 0,06 % C, besar butir medium (ASTM No. 7) x 100; (b): 0,25 % C baja dinormalkan pada 9300 C x 500; (c): 0,30 % C baja diaustenitkan pada 9300 C ditransformasikan isotermal pada 7000C, ferit dan perlit kasar x 1000; (d): 0,45 % C baja dinormalkan pada 8400 C, ferit dan perlit x 500; (e): 0,80 % C baja diaustenitkan pada 11500 C, didinginkan di tungku x 2000; (f): 1,0 % C baja dirol panas pada 1050 C, pendinginan udara, matriks perlit, sementit pada batas butir (garis putih) x 500.

B.

Perubahan Struktur pada Perlakuan Panas Besi dan baja diharapkan mempunyai kekuatan statik dan

dinamik, ulet, mudah diolah, tahan korosi dan mempunyai sifat elektromagnet agar dapat dipakai sebagai bahan untuk konstruksi dan permesinan. yaitu: 1) Baja dengan titik transformasi A1, berupa ferit dibawah A1, dan austenit pada A3, atau diatas A1. 2) Baja dengan titik transformasi A1 dibawah temperatur kamar, berupa austenit pada temperatur kamar. 3) Baja dengan daerah austenit yang kecil, berupa ferit sampai temperatur tinggi pada daerah komposisi tertentu. Baja yang tergolong 1) berupa ferit pada temperatur kamar (dalam keseimbangan), dapat diproses menjadi berbagai struktur dengan jalan perlakuan panas. Struktur tersebut dapat dilihat pada Tabel 1-1. Fasa-fasa tersebut memiliki sifat-sifat khas. Ferit Dilihat dari transformasi ada tiga macam baja

mempunyai sel satuan kubus pusat badan atau body centered cubic (bcc), menunjukkan titik mulur yang jelas dan menjadi getas pada temperatur rendah. Austenit mempunyai sel satuan kubus pusat muka atau face centered cubic (fcc) menunjukkan titik mulur yang jelas tanpa kegetasan pada keadaan dingin. Akan tetapi bila berupa fasa metastabil bisa berubah menjadi pada temperatur rendah dengan pengerjaan. Martensit adalah fasa larutan padat lewat jenuh dari karbon dalam sel satuan tetragonal pusat badan atau body centered tetragonal (bct). Makin tinggi derajad kejenuhan karbon, makin besar perbandingan sumbu sel satunya dan makin keras serta makin getas martensit tersebut. antara martensit dan ferit. Bainit memiliki sifat-sifat

Sesuai dengan keaneka ragaman strukturnya, maka dapat diperoleh berbagai sifat baja termasuk kekuatan dan keuletan. Faktor-faktor yang menentukan sifat-sifat mekanik adalah macam fasa, kadar unsur paduan dalam fasa, banyak fasa, ukuran dan bentuk senyawa. Untuk mendapatkan sifat-sifat mekanik yang diinginkan perlu mendapat struktur yang cocok dengan komposisi kimia dan perlakuan panas yang tepat.
Tabel 9-1 Fasa-fasa pada baja

Fasa dan simbol Austenit Ferit Menurut kristal ( ) ( )

Struktur fcc bcc

Pengelasan Paramagnetik dan stabil pada temperatur tinggi. Stabil pada temperatur rendah, kelarutan pada terbatas, dapat berada bersama Fe3C (sementit) atau lainnya. Austenit metastabil didinginkan dengan laju pendinginan cepat tertentu. Terjadi hanya presipitasi Fe3C, unsur paduan lainnya tetap larut. Fasa metastabil terbentuk dari laju pendinginan cepat, semua unsur paduan masih larut dalam keadaan padat. Lapisan ferit dan Fe3C. dan dalam orientasi pada persipitasi ferit. Berbentuk cabang-cabang seperti pohon, struktur ini terbentuk karena segregesi karbon pada pembekuan. Sorbit adalah perlit halus dan trostit adalah bainit. Nama ini tidak banyak dipakai.

Bainit

( )

bcc bct

Martensit ( ) Perlit

Menurut keadaan

Widmanstaetten Dedrit Sorbit Torstit

C.

Heat treatment Heat treatment adalah proses pemanasan dan pendinginan

yang terkontrol dengan maksud mengubah sifat fisik dari lagam. Heat treatment secara umum dilakukan dengan cara: 1) Pemanasan sampai suhu dan kecepatan yag tertentu.

2)

Mempertahankan

suhu

untuk

waktu

tertentu

sehingga

temperaturnya merata. 3) Pendinginan dengan media pendingin (air, minyak, atau udara).

Ketiga hal tersebut tergantung dari sifat-sifat yang diinginkan.

Syarat-syarat heat treatment 1) 2) Suhu pemanasan harus baik secara teratur dan merata. Alat ukur suhu hendaknya seteliti mungkin.

Klasifikasi proses heat treatment Secara umum heat treatment dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Anneling Normalizing Hardening Tempering
C 1000

900 A3 Tempering 800 A1

Normalizing

ACm

Full anneling And hardening

700
Process anneal

600

500

02

04

06

08

10

12

14

16

% Carbon Gambar 1-4. Diagram suhu heat treatment untuk baja karbon biasa.

Anneling Anneling adalah salah satu proses heat treatment yang dapat digunakan untuk: 1) 2) 3) 4) 5) Mengurangi kekerasan. Menghilangkan tegangan sisa. Memperbaiki kekuatan. Memperbaiki ductility. Menghaluskan ukuran butiran.

Macam-macam proses annealing: a. b. c. d. Full annealing. Recrystallisation annealing. Strees relief annealing. Spheroidization.

a.

Full annealing

Tujuan : Untuk mengubah bentuk lapisan sementit didalam-pearlit dan sementit pada batasan-batasan butiran dari baja karbon tinggi

menjadi bentuk spheroidical (bentuk bola).

Proses : Untuk baja hypoeutectoid (< 0,83%C), baja dipanaskan 30 60C (50 - 100F) diatas temperatur A3, kemudian ditahan beberapa saat, baru didinginkan didalam dapur dengan kecepatan pendingin 10 - 30C di bawah A1, kemudian didinginkan di udara. Untuk baja hyper eutectoid (> 0,83%C), pada dasarnya sama dengan baja hypo eutectoid, kecuali pada permulaan pemanasan

10

hanya sampai daerah austenit + sementit, yaitu pada temperatur sekitar 30 - 60C di atas A1. b. Recrystallisation annealing

Tujuan : Melunakkan baja hasil pengerjaan, karena adanya rekristalisasi dan pengembangan bentuk strukturnya. Penggunaan : Untuk baja hasil pengerjaan dingin yang berat. Proses : Baja dipanaskan pada suhu kira-kira 700C (sedikit di bawah temperatur A1), tahan pada temperatur tersebut utuk mencapai kelunakan, kemudian didinginkan dengan kecepatan tertentu (biasanya di udara). Hasil : Menghasilkan baja/benda kerja dengan permukaan yang halus (tidak bersisik). Mempermudah pengerjaan cold working tanpa mengalami keretakkan.

Stress-relief annealing

Tujuan : Untuk menghilangkan sisa (tegangan dalam) dalam baja tuang yang tebal, juga pada logam yang sudah mengalami pengelasan. Proses : Benda kerja dipanaskan sampai suhu di bawah A1 (550 650) C dipertahankan beberapa saat kemudian didinginkan perlahan-lahan.

11

Hasil : Memperbaiki sifat mampu mesin.

d.

Spherodization

Tujuan : Membentuk/menghaluskan struktur sementit dengan

menghancurkan bentuk spheroids (bulatan kecil) dalam kandungan ferrit. Proses : 1. Memperpanjang waktu pemanasan pada suhu tepat di bawah A1, diikuti dengan pendinginanyang lambat. 2. Memperpanjang periode di sekitar suhu A1 yaitu sedikit di atas dan di bawahnya. 3. Untuk tool steel atau high alloy steel, pemanasan antara 750 - 800C atau lebih tinggi dan dipertahankan pada suhu tersebut untuk beberapa jam, diikuti oleh pendinginan yang perlahan-lahan. Hasil : Benda mudah dimesin.

Normalizing Tujuan : Untuk mendapatkan struktur butiran yang halus dan seragam, juga utuk menghilangkan tegangan dalam. Pemakaian : Untuk baja-baja konstruksi, baja rol, material yang mengalami penempaan, tidak mempunyai struktur yang sama karena jumlah

12

beban tidak sebanding dan karena perubahan bentuk pada tahaptahap pendinginan yang tidak merata untukbenda yang ketebalannya tidak sama. Proses : Memanaskan sampai sedikit di atas suhu kritis ( 60C di atas suhu kritis atas), kemudian setelah suhu merata didinginkan di udara. Hasil : Diperoleh sifat mampu mesin.
suhu normalizing

pendinginan perlahan

Temperatur

Gambar 1-5

Diagram suhu-waktu untuk proses normalizing

Hardening

Tujuan : Merubah struktur baja sedemikian rupa sehingga diperoleh struktur martensit yang keras. Proses : Baja dipanaskan sampai suhu tertentu antara 770 - 830C (tergantung dari kadar karbon) kemudian ditahan pada suhu

13

tersebut beberapa saat, kemudian didiginkan secara mendadak dengan mencelupkan dalam air oli atau media pendingin yang lain. Dengan pendinginan yang mendadak, tak ada waktu yang cukup bagi austenit untuk berubah menjadi perlit dan ferit atau perlit dan sementit. Pendinginan yang cepat menyebabkan austenit berubah menjadi martensit. Hasil : Kekerasan tinggi, kekenyalan (ductility) rendah.

Temperatur hardening

Temperatur

Pendinginan cepat

Waktu

Gambar 1-6. Diagram suhu-waktu untuk proses hardening

Pengerasan permukaan : Seringkali komponen-komponen baja didinginkan hanya keras pada permukaannya saja sedangkan inti atau porosnya tetap lunak, hal ini memberikan kombinasi yang serasi antara permukaan yang tahan pakai dan poros yang ulet.

14

Tujuan : Menghasilkan lapisan permukaan yang keras pada baja yang dianggap lunak dan ulet. Umumnya, pengerasan permukaan dibagi menjadi tiga proses : a) Carburuzing / penambahan karbon. b) Flame hardening. c) Nitriding / penambahan nitrogen.

Carburizing Proses carburuzing didasarkan atas kemampuan baja untuk menyerap karbon pada temperatur antara 900 - 950C. Carburizing adalah salah satu metoda yang digunakan untuk menghasilkan permukaan keras pada baja yang berkadar karbon rendah (0,3 %). Dengan proses ini didapat lapisan baja dengan kadar karbon 0,3 1 %, dengan tebal antara 0,1 2,5 mm tergantung lamanya pemanasan (lihat Gambar 1-7)
50

900C
40

30

20

10

950C

.
0

.
0,5

.
1,0

.
1,5

.
2,0

.
2,5

Gambar 1-7. Grafik hubungan antara lama pemanasan dengan tebal lapisan karbon.

15

Proses Carburizing : Baja yang akan diproses dimasukkan ke dalam peti yang berisi arang kayu atau batu bara dan batrium karbonat. Setelah suhu dan waktu pemanasan tercapai (tergantung ketebalan dan kekerasan yang diinginkan), dapur kemudian dimatikan, setelah mencapai suhu kira-kira 350C, kotak kemudian dikeluarkan dan selanjutnya didinginkan di udara.

Lapisan yang tercarburizin g

X X = Jarak antara benda minimum 30 mm

Gambar 1-8. Penyusunan benda pada pelaksanaan carburizing. Tempering Tempering adalah memanaskan kembali baja yang telah dikeraskan untuk menghilangkan tegangan dalam dan mengurangi kekerasan. Prosesnya dengan memanaskan kembali berkisar pada

16

suhu 150 - 650C dan didinginkan secara perlahan-lahan tergantung sifaf akhir baja tersebut.

Tempering dibagi dalam : a. Tempering pada suhu rendah (150 - 300C) Tujuannya hanya untuk mengurangi tegangan-tegangan kerut dan kerapuhan dari baja. Proses ini digunakan untuk alat-alat kerja yang tak mengalami beban yang berat, seperti misalnya, alat-alat potong, mata bor yang dipakai untuk kaca, dan lain-lain. b. Tempering pada suhu menengah (300-500C) Tujuannya, menambah keuletan, dan kekerasannya menjadi sedikit berkurang. Proses ini digunakan pada alat-alat kerja yang mengalami beban berat, seperti palu, pahat, pegas-pegas. c. Tempering pada suhu tinggi (500-650C) Tujuannya untuk memberikan daya keuletan yang besar dan sekaligus kekerasan menjadi agak rendah. Proses ini digunakan

pada roda gigi, poros, batang penggerak, dan lain-lain.

Temperatur hardening

Temperatur

Pendinginan cepat

Pendinginan perlahan

Waktu

Gambar 1-9. Diagram suhu-waktu untuk proses hardening dan tempering

17

Diagram T - T - T. Pelaksanaan perlakuan panas terhadap baja melibatkan penggunaan bermacam-macam kecepatan pendinginan. Meskipun pengaruh waktu tidak terlihat secara jelas pada diagram besi zat arang. Dengan demikian studi tentang phenomena transformasi menjadi penting dan phase transformasi untuk bermacam-macam baja dicata dengan hubungannya terhadap perubahan waktu dan temperatur. Hal ini disajikan dengan diagram transformasi

isothermal, gambar 1.9. untuk suatu baja perkakas. Diagram ini disebut kurva TTT ( waktu-temperatur-transformasi) atau kadangkadang juga disebut curva S sesuai dengan bentuk garisnya.Tipe diagram ini menunjukkan pembentukan struktur jika suatu baja didinginkan dari temperatur austenit atau pengerasan ke temperatur yang diberikan (ditunjukkan oleh ordinatnya dan untuk selang waktu tertentu (dibaca pada absis). Curva-curva juga menunjukkan temperatur relatif, waktu yang dibutuhkan untuk awal dan akhir transformasi dari austenit. Diagram ini juga mencatat temperatur pada mana martensit terbentuk.

18

800

700

600 Transformasi Temperatur C

F+ C

500

400

300

Keterangan: A = Austenit M = Martensit F + C = Ferit + Cementit

200

M 50% 50%

100

10-5

10-4

10-3

10-2

10-1

10

102

Waktu (Jam)

Gambar 1- 10. Diagram T-T-T suatu baja perkakas dengan 0,8 % C, 0,8% Mn setelah pemanasan sampai temperatur 750C

Evaluasi a. b. Gambarkan diagram keseimbangan besi-karbon Jelaskan perbedakan struktur mikro dari kesembilan jenis baja karbon c. Jelaskan perubahan struktur baja karbon pada perlakuan panas d. Jelaskan yang dimaksud dengan heat treatment, termasuk di dalamnya terdapat proses: 1) 2) 3) 4) Anneling, Normalizing, Hardening, dan Tempering

19

Daftar Pustaka Shackelford, James F..1992. Introcduction to Materials Science for Engineers, New York: Macmillan Publishing Company Smallman, R. E.. 1991. Metalurgi Fisik Modern, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Surdia, Tata, dkk. 1992. Pengetahuan Bahan Teknik,Jakarta: PT Pradnya Paramita

Anda mungkin juga menyukai