Carbon content
Unsur
pembentuk
besi-: Mn &
Ni
Unsur
pembentuk
besi-: Ti, Mo,
Si & W
Diagram Fasa Al-Si
Paduan hipoeutektik
Al-Si mengandung Si
<12,6%
Paduan eutektik Al-Si
mengandung Si
sekitar 12,6%
Paduan hipereutektik
Al-Si mengandung Si
>12,6%
DIAGRAM TTT/CCT
DIAGRAM TTT/CCT
A3 Austenite
A1
A+F Start Finish
Ferrite +Pearlite
Temperatur °C
Nose
Bainite
Ms
Martensite +
Mf
Log waktu
DIAGRAM TTT UNTUK BAJA 0.8% C
Austenite
Ae1
Ps Pf coarse
Pearlite
fine
Temperature ºC
Hardness, HRc
upper
lower
Bs Bf Bainite
Ms
Martensite + Auatenite
Mf
Martensite
Sehingga:
Komposisi elemen paduan mempengaruhi media kuens (air, oli,
udara)
yang dipilih untuk mengeraskan baja.
Elemen paduan meningkatkan mampu-keras (hardenability) baja,
atau,
baja dengan komposisi berbeda akan memiliki mampu keras
berlainan.
Perlakuan Panas Termal
FUNGSI PERLAKUAN PANAS TERMAL
SEBAGAI BAGIAN PROSES MANUFAKTUR
PELUNAKAN :
MEMPERSIAPKAN BAHAN LOGAM SEBAGAI PRODUK
1/2 JADI AGAR LAYAK DIPROSES BERIKUTNYA.
PENGERASAN :
MEMPERSIAPKAN BAHAN LOGAM SEBAGAI PRODUK JADI
AGAR MEMILIKI SIFAT MEKANIS YANG OPTIMUM.
Pendahuluan
Proses anil merupakan proses perlakuan panas
suatu bahan melalui pemanasan pada suhu cukup
tinggi dan waktu yang lama, diikuti pendinginan
perlahan-lahan
Anil
Bahan: Logam
Tujuan: menghilangkan tegangan sisa & menghindari
terjadinya retakan panas
Prosedur: suhu pemanasan mendekati suhu transisi
gelas dan pendinginan perlahan-lahan
Perubahan strukturmikro: tidak ada
Menghilangkan Tegangan
Bahan: semua logam, khususnya baja
Tujuan: menghilangkan tegangan sisa
Prosedur: Pemanasan sampai 600C utk baja selama beberapa
jam
Perubahan strukturmikro: tidak ada
Rekristalisasi
Bahan: logam yang mengalami pengerjaan dingin
Tujuan: pelunakan dengan meniadakan pengerasan regangan
Prosedur: Pemanasan antara 0,3 dan 0,6 titik lebur logam
Perubahan strukturmikro: butir baru
Anil Sempurna
Bahan: baja
normalisasi
Tujuan: Pelunakan 900 anil
sebelum pemesinan
800
Prosedur:
C
austenisasi 2-30C 700 0,77%C
Perubahan +Fe3C
strukturmikro:
pearlit kasar
Speroidisasi
Bahan: baja karbon tinggi, seperti bantalan peluru
Tujuan: meningkatkan ketangguhan baja
Prosedur: dipanaskan pada suhu eutektoid (~700C)
untuk 1-2 jam
Perubahan strukturmikro: speroidit
Laku Mampu Tempa
(Malleabilisasi)
Bahan: besi cor
Tujuan: besi cor lebih ulet
Prosedur:
anil dibawah suhu eutektoid (<750C)
Fe3C 3Fe() + C(garfit)
Dan terbentuk besi mampu tempa ferritik
Anil diatas suhu eutektoid (>750C)
Fe3C 3Fe() + C(garfit)
Dan terbentuk besi mampu tempa austenitik
Perubahan strukturmikro: terbentuknya gumpalan grafit.
Normalisasi
terdiri dari homogenisasi dan normalisasi
Homogenisasi
Bahan: logam cair
Tujuan: menyeragamkan komposisi bahan
Prosedur: pemanasan pada suhu setinggi mungkin asalkan logam
tidak mencair dan tidak menumbuhkan butir
Perubahan strukturmikro: homogenitas lebih baik, mendekati
diagram fasa
Normalisasi
Bahan: baja
Tujuan: membentuk strukturmikro dengan butir halus & seragam
Prosedur: austenisasi 50-60C, disusul dengan pendinginan udara
Perubahan strukturmikro: pearlit halus dan sedikit besi-
praeutektoid
Anil
Recovery, Rekristalisasi,
Pertumbuhan Butir
Proses Presipitasi
Pengerasan presipitasi
dilakukan dengan
memanaskan logam
hingga unsur pemadu
larut, kemudian celup
cepat, dan dipanaskan
kembali pada suhu
relatip rendah
Diagram Transformasi-Isotermal
Diagram Transformasi-Isotermal
untuk Baja Eutektoid
PERLAKUAN PELUNAKAN
--Homogenising
--Normalizing
--Full annealing
--Spherodising
--Stress relieving
--Process and recrystallisation annealing
HOMOGENIZING
Pemanasan pada temperatur tinggi didaerah
fasa austenit (), jauh diatas titik kritis (A3 dan Acm)
--Bertujuan untuk menghilangkan efek segeregasi kimia akibat
proses pembekuan lambat ingot/billet.
Penuangan
logam cair
NORMALIZING
Pembulatan sementit
2 ‘proeutectoid’ dalam
1 3 bentuk networks pada
batas butir.
PERLAKUAN PELUNAKAN - DIAGRAM Fe-C
Homogenising (H)
Normalising (N)
Full-Annealing (A)
Recrystallisation annealing
911°C Austenite
Stress-relief annealing
() + Fe3C
Acm
A3 Karakteristik (H) (N) Full (A)
723 °C A1
Temp. *** ** *
Temperature
+ Fe3C
Metoda -- udara dapur
pendingin
Ferrite
()
Wkt. Proses *** * *
Eutectoid Rendah * Tinggi***
Hypo Hyper
eutectoid eutectoid
Heating Cooling
Cycle Cycle
Normalizing
Ac3 Anneal
Temperature
Ac1 F +A
Pendinginan di dapur
P +A
Pendinginan udara
Ms
Time Time
ANNEALING LAINNYA
Spherodising: dilakukan untuk meningkatkan mampu-mesin (machinability)
pada baja yang akan ‘dimachining´. Caranya dengan membulatkan sementit/karbida.
Pemanasan dilakukan dibawah temperatur kritis A1 ( ~723ºC), atau sedikit diatas A1
tetapi kemudian ditahan dibawah A1.
Quench annealing: dilakukan pada baja jenis austenitk yang di homogenising atau
recrystallisation annealing dimana diikuti oleh pendinginan cepat untuk menghindari
terbentukya endapan karbida terutama pada batas butir.
QUENCHING TEMPERING
BATH BATH
HEATING
FURNACE
SIKLUS PENGERASAN TERMAL
Baja
Baja menyusut Holding
+ sisa + Karbida(sisa) + lainnya
m
ing
Que
en y u
eat
ai
nchi
mu
TEMPERATUR
lh
Temper 1
sut
a
Temper 2
me
Fin
ng
ja
Ba
t i ng
e a Transformasi
reh Baja memuai
P
Baja keras tapi rapuh , Ketangguhan lebih baik :
struktur: M(stressed) + sisa struktur: M(temper)
+ Karbida(sisa) + lainnya + Karbida + lainnya
WAKTU
TAHAP PEMANASAN
Hal-hal yang perlu diketahui :
• Perbedaan temperatur antara bagian dalam dan permukaan, akibat
rambatan panas, menyebabkan perbedaan pemuaian volume.
• Baja menyusut sampai 4% (volume) pada kenaikan temperatur
mencapai transformasi austenite.
Hal-hal yang perlu dikontrol :
• Lakukan preheating pada temperatur sekitar 550-650 oC untuk
mengeliminasi distorsi yang mungkin timbul akibat pemanasan.
• Kecepatan pemanasan harus dikontrol agar tidak menimbulkan gradien
temperatur yang sangat curam antara bagian dalam dan permukaan.
T
SU
SU
TEMPERATUR
TRANSFORMASI KE
TEMPERATUR N
KAA
U
RM
PE PREHEATING
I (550-650 oC)
AI
INT
MU
WAKTU WAKTU
TAHAP AUSTENISASI
Dua hal penting: --Waktu tahan (holding time)
--Temperatur austenisasi (austenitizing temperature)
T,t
Waktu tahan
yang benar Kurang Berlebih
950
c d e f
850 b Tidak tercapai Pertumbuhan butir,
750 pengerasan ketangguhan menjadi
a buruk atau rapuh
TEMPERATUR ( °C)
WAKTU
18 18 42 56 63-65 60-62 57-58
Kekerasan setelah kuens
(Rockwell C)
TAHAP AUSTENISASI
Larutan polimer : Kemampuan pendinginan (H) diantara oli dan air. Memerlukan
close control karena konsentrasinya mudah berkurang.
Oli : Kemampuan pendinginan tidak sebaik air, tetapi lebih disenangi. Dengan
penambahan additive kemampuan pendinginan (H = cooling power) dapat
ditingkatkan lebih dari 0,4 s/d 1.
Gas / udara : Hanya digunakan untuk baja dengan ukuran tipis atau baja yang
memiliki mampu keras tinggi. Pengaturan cooling power dilakukan dengan cara
mengatur laju semprot udara/gas.
Cetakan logam : Digunakan pada jenis material yang mememiliki risiko distorsi
tinggi. Biasanya menggunakan water-cooled copper dies, dan kelemahannya
biaya tinggi.
700
600 2.Pendidihan
500
400
300 3.Konveksi
200 Kurva kecepatan
100 pendinginan (ºC/dt) Kurva pendinginan
0 5 10 15 20 25
Waktu (detik)
MEKANISME PENDINGINAN MELALUI MEDIA CAIR
Pengerasan termal
Martensit
Sisa Mikrostruktur baja setelah
dikeraskan: martensit
Karbida diperkuat oleh karbida
SISA AUSTENITE
terjadi akibat kandungan karbon yang tinggi, dan
hadirnya elemen penstabil austenit () pada baja paduan
BAJA KARBON
HRc
kekerasan menurun
0.7 0.8 %C
Komposisi karbon
BAJA SETELAH KUENS
Keras d
an Rap
uh
PERLAKUAN TEMPER
e
Kek
Kekerasan (HRc)
Ke t
n anggu
ha
Temperatur (ºC)
UNTEMPERED MARTENSITE DAN SISA AUSTENITE
(b) (c)
PERUBAHAN MIKROSTRUKTUR WAKTU TEMPER
Core Core
Temperature (ºC)
Pearlite
Temperatur (ºC)
Pearlite
Surface
Surface
Bainite Bainite
Ms Ms
Martempering Austempering
Waktu Waktu
MASALAH-MASALAH YANG
HARUS DIPERHATIKAN
Sisa austenite.
Penyebab:
--Tegangan sisa akibat machining /pengerjaan dingin sebelum
perlakuan panas.
SEBELUM SETELAH
PERLAKUAN PANAS PERLAKUAN PANAS
1.1.Dimensional
Dimensional
distortion
distortion