Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM 4

Menghidupkan Mesin,Membaca Sudut Dwell dan Rpm

A. Judul : Menghidupkan Mesin,Membaca Sudut Dwell dan Rpm

B. Alat dan Bahan :


 Alat
a. Kunci ring 19 dan 18
b. Kunci ring 12 dan 13
c. Kunci busi
d. Kunci T
e. Stick oli
f. Obeng minus(-)
g. Fuller gauge
h. Tach dwell tester/ Tachometer
 Bahan
a. Engine stand Toyota 2k
b. Baterai
c. Bensin
C. K3 :
a. Memakai baju praktikum
b. Memakai sepatu dan memakai sarung tangan
c. Melakukan pekerjaan sesuai SOP
d. Tidak bergurau saat praktikum
e. Menggunakan manual book

D. Kajian teori :
Sebelum menghidupkan mesin perlu dilakukan pengecakan dasar diantara
yaitu pengecekan oli mesin dan air pendingin mesin :
Pengecekan oli:
1.Pemeriksaan oli mesin sebiaknya ditempat yang rata datar
2. Apabila kendaraan habis perjalanan/ panas, tunggu 30 menit
3. Apabila kendaraan dalam kondisi dingin hidupkan 1-3 menit kemudian
matikan
4. Tarik batang pengukur minyak dan bersihkan dengan kain lap,
kemudian masukkan kembali dengan tepat.
5. Tarik kembali batang pengukur kemudian perhatikan :
6. Periksa volume minyak ,harus pada level F dan L pada batang pengukur
7. Periksa Viskositas (kekentalan minyak) dengan jari tangan

Mutu minyak juga perlu diperiksa untuk mengetahui kemugkinan


minyak berubah warna atau perlu diganti.biasana pada buku pedoman
pemilik untuk penggantian minyak pelumas dilakukan setiap 5000 km atau
setiap 4 bulan sekali
Minyak pelumas yang mengandung bahn pencuci cenderung
berubah warna kehitaman dalam waktu singkat,tetapi gejala ini tidak
mengurangi kualitas minyak agar tidak salah dalm membedakan
perhatikan petunujuk berikut
PERUBAHAN WARNA MINYAK MESIN
1. Warna merah berarti minyak tercampur bensin
2. Warna kelabu berarti bercampur serbuk bantalan ynag halus yang terdiri
dari bahan timah
3. Warna susu berarti bercampur dengan air
4. Warna coklat berarti bercampur dengan karbon dan kotoran, ini
menandakan minyak mesin sudah lama tidak diganti
Minyak pelumas mesin bensin disarankan menggunakan minyak dengan
tingkat kekentalan (viskositas) SAE 30 atau 20W/50 dengan API service
SE keatas

Pemeriksaan kualitas air pendingin :

Pemeriksaan air radiator meliputi pemeriksaan kapasitas dan kualitas air


Pemeriksaan kualitas air meliputi pemeriksaan terhadap endapan karat atau
kotoran di sekitar tutup radiator atau lubang pengisi radiator. Disamping itu
air radiator juga tidak boleh mengandung minyak pelumas. Adapun
pemeriksaan kualitas dan kapasitas air radiator dapat dilakukan sebagai
berikut :
1. Pemeriksaan kapasitas air radiator
Kapasitas air radiator dapat dilihat pada tangki cadangan (reservoir tank).
Permukaan air radiator harus berada diantara garis LOW dan FULL dalam
keadaan mesin dingin. Apabila jumlah air kurang, periksa kebocoran dan
tambahkan air hingga garis FULL.
2. Pemeriksaan dan penggantian kualitas air radiator
 Endapan karat atau kotoran di sekitar tutup radiator atau lubang pengisi
radiator harus sedikit. Apabila air radiator terlalu kotor atau banyak
mengandung karat (berwarna kuning) harus dilakukan penggantian dengan
cara sebagai berikut :
 Melepas tutup radiator. Pada dikala membuka tutup radiator, mesin harus
dalam keadaan dingin. Apabila tutup radiator dibuka dalam keadaan panas,
cairan dan uap yang bertekanan akan menyembur keluar.
 Mengeluarkan air radiator melalui lubang penguras dengan cara
mengendorkan atau melepas baut penguras.
 Menutup lubang penguras, kemudian isilah dengan air radiator berupa
ethylene glycol base yang baik dan campurlah sesuai dengan petunjuk dari
pabrik pembuatnya. Air radiator yang dianjurkan ialah yang mengandung
ethylene glycol base lebih dari 50 % tetapi tidak lebih dari 70 %). Air
pendingin tipe alkohol tidak disarankan dan harus dicampur dengan air
sulingan. Sekarang air radiator (coolant) sudah banyak dijual dipasaran
dalam kemasan, gunakan air radiator berkualitas.
 Memasang tutup radiator
 Menghidupkan mesin dan periksa kebocoran
 Memeriksa permukaan air pendingin dan tambahkan jikalau diperlukan
SUDUT DWELL
Definisi sudut dwell adalah sudut yang terbentuk dari titik pertama
pada saat kontak pemutus mulai menutup sampai dengan titik pada saat
kontak pemutus mulai terbuka. Atau dengan kata lain sudut yang terbentuk
dari titik pertama pada saat celah rubbing blok dengan as distributor mulai
renggang sampai dengan titik pada saat celah rubbing blok dengan as
distributor mulai menutup.
Pengaruh jika Sudut dwell kecil
* Waktu penutupan kontak pemutus pendek
* Arus primer tidak mencapai maksimum
* Kemampuan pengapian kurang.
Pengaruh jika Sudut dwel besar
* Kemampuan pengapian baik, tetapi waktu mengalir arus terlalu lama
* Kontak pemutus menjadi panas
* Kontak pemutus cepat aus.
Kesimpulan : Besar sudut dwel merupakan kompromis antara
kemampuan pengapian dan umur kontak pemutus

a. Celah kontak pemutus kecil


Sudut buka kecil ( β )
Sudut Dwel besar ( α )

Kesimpulan :
Sudut dwel besar celah kontak pemutus kecil
b. Celah kontak pemutus besar
Sudut buka besar ( β )
Sudut Dwel kecil ( α )
Kesimpulan :
Sudut Dwel kecil celah kontak pemutus besar
Penjelasan :
a. Sudut pengapian = 360 0
Z
Z = jumlah silinder
b. Sudut dwell » 60% x sudut pengapian
» 60% x 360 0
Z
Contoh : Menghitung sudut dwel motor 4 silinder dan 6 silinder
Motor 4 silinder
Sudut pengapian = 3600/Z = 3600 /Z= 900
Sudut dwel = 60% x 900 = 540
toleransi ± 20
Besar sudut dwel = 540 ± 20
Sudut dwel = 520 – 560
Motor 6 silinder
Sudut pengapian = 3600 = 3600 = 600
Z 6
Sudut dwel = 60% x 600 = 360
toleransi ± 20
Besar sudut dwel = 360 ± 20
E. LANGKAH KERJA :

No Langkah kerja Foto


1. a. Persiapan praktikum
Menghidupkan Mesin,Membaca
Sudut Dwell dan Rpm
a) Siapkan alat dan bahan untuk
praktikum dan hitung kelengkapan
alat
b) periksa minyak pelumas mesin
tarik dip stick bersihkan dengan kain
masukkan lagi tairk dan periksa
minyak pelumas apakah ditanda F
atau L dan juga periksa warna dan
viscositas oli
c) periksa air pendingin mobil buka
tutup radiator perikasa volume air
radiator

2. b. Pembongkaran dan pemasangan


distributor dari poros pompa oli
i. Buka kop silinder dengan
kunci ring 12 putar kunci ke
berlawanan arah jarum jam
untuk membuka
Catatan : gunakan tool
yang sesuai supaya tidak
merusak kuci maupun baut
ii. Lepas kabel busi kemudian
lepas busi dengan kunci busi
putar berlawanan arah
jarum jam untuk melepas
busi sedangkan untuk
memasang putar searah
jarum jam
Catatan : Gunakan tool yang
sesuai agar memper mudah
pelepasan dan tidak merusak
iii. Lepas tutup distributor
kemudian buka pengunci
distributor dengan kunci T
12 kemudian Tarik
distributor keluar
Catatan: Pastikan kunci kontak
posisi off saat melepas distributor

iv. Top kan mesin ke TOP


untuk memasang distributor
dengan cara putar pully cara
memutar pulley searah
jarum jam dengan kunci
ring 19 dan paskan cokan
puly dengan angka 0 dan
cek poisi piston apakah
sudah pasti berada di TMA
dengan stick oli pastikan
pegang kunci dengan baik
agar tidak terlepas
Catatan: hati hati dalam
memasukkan stick oli ke
dalam silinder agar piston
tidak tergores
v. Luruskan garis tengah alur
pada poros pompa dengan
lubang tanda titikk pada
bodi pompa oli
menggunakan obeng minus
(–) dan Posisikan rotor
distributor kearah sebelah
kanan, tabung busi No 3
dan pasang distributor ke
poros pompa, distributor
terpasang dengan benar bila
rotor menghadap ke busi
silinder dua atau ku arah
kabel distributor busi silider
1
Catatan: Gunakan obeng (-)
yang permanen supaya tidak
jatuh pada saat meluruskan
alur pada poris pompa
3. c. Stel platina distributor
1) Posisikan platina atau
celah rubing membuka
dengan cara memutar
poros engkol degan kunci
ring 19
2) Longgarkan baut
pengikat platina
masukkan fuller gauge
sessuai ukuran yang
terdpat di manual book
yaitu 0,45 mm dan stel
pada alur
platina,Keraskan baut
pengikat platina
pasang rotor dan tutup
distributor

Catatan : gunakan obeng yang


rata dan jangan terlalu
dikeraskan baut pengikat platina
karena dapat mengakibatkan
kerusakan
4. d. Menetukan timing pengapian
a) tentukan timing pengapian
dengan cara putar pully dengan
kunci ring 18-19 sampai ke tanda
coakan ke angka 8, yang artinya 8o
sebelum TMA
Catatan: buka manual book
jika ingin mengetahui timing
pengapian karena tiap seri
mesin bisa beda timing
pengapiannya
b) Pasang bateray dan Putar kunci
kontak ke posisi on kemudian
Putar body distributor
berlawanan dengan arah jam
sampai terjadi loncatan bunga
api pada titk pemutus
kemudian kencangkan baut
kleman
Catatan: off kan kunci kontak
jika sudah menemukan
percikan kemudian baru
kencangkan baut kleman

c) Jika sudah selesai maka pasang


tutup distibutor ,pasang kabel
busi sesuai urutan penyalaan
atau FO/Firing Order. (Firing
Order/Urutan Penyalaan untuk
mesin kijang adalah 1-3-4-2,
kebanyakan mesin 4 silinder
memakai FO tersebut. Untuk
lebih jelas lihatlah buku
manual) Dan juga busi dan
pasang tutup kepala silinder
menggunakan kunci ring 13.
5. e. Membaca sudut dwell dan rpm
dengan tach dwell tester
a) nyalakan engine dengan cara
putar kunci kontak ke start
b) kalibrasi tach dwel tester
sebelum digunakan, pasang
instalasi dengan cara kabel merah
ke negative koil dan kabel hitam
ke ground
c) arah kan selector ke tach untuk
mengetahui rpm mesin dan
arahkan dwell untuk mengetahui
sudut dwell dan catat hasil nya jika
sudah selesai matikan engine dan
cabut tacho meter
Catatan : jangan di gas (posisikan
pada putaran stationer) pada saat
gunakan tacho meter / tach dwell
tester
d) Matikan mesin copot baterai
dan kembalikan mesin

F. Data
 Minyak pelumas pada tanda F di dip stick
 Volume air pedingin penuh
 Berikut hasil pengukuran sudut dwell dan rpm dari beberapa
mahsiswa dengan celah platina yang sama yaitu 0,40 mm
i. Budi
Sudut dwell :40o
Rpm : 5,2 x 100 x 2 = 1040 rpm
ii. Bima galang
Sudut dwell : 50o
Rpm : 5,4 x 100 x 2 = 1080 rpm

iii. Mukhdor
Sudut dwell : 44o
Rpm : 5,4 x 100 x 2 = 1080 rpm
iv. Ariska
Sudut dwell : 46o
Rpm :5 x 100 x 2 = 1000 rpm
v. Hilal
Sudut dwell : 52o
Rpm : 4,4 x 100 x 2 = 880 rpm
vi. Fani
Sudut dwell : 48o
Rpm : 4,75 x 100 x 2 = 950 rpm

G. Pembahasan
a. Untuk kondisi volume oli masih baik karena di stick masih di garis
F untuk warna dan vicositas oli masih baik
b. Untuk volume air radiator tidak perlu ditambah atau dikurangi
karena sudah cukup/baik
c. Untuk hasil sudut dwell yang hasilnya lebih kecil dari 52o + 6o (48 o
-58 o) artinya sudut dwell tidak standard Pengaruh jika Sudut
dwell kecil
* Waktu penutupan kontak pemutus pendek
* Arus primer tidak mencapai maksimum
* Kemampuan pengapian kurang.
Untuk hasil sudut dwell lebih kecil dari standart maka celah
platina besar maka perlu dilakukan penyetelan
d. Untuk hasil sudut dwell yang hasilnya lebih besar dari 52o + 6o (48
o
-58 o) artinya sudut dwell tidak standard Pengaruh jika Sudut
dwel besar
* Kemampuan pengapian baik, tetapi waktu mengalir
arus terlalu lama
* Kontak pemutus menjadi panas
* Kontak pemutus cepat aus.
Untuk hasil sudut dwell lebih besar dari standart maka celah
platina kecil maka perlu dilakukan penyetelan
e. Untuk hasil sudut dwell nilainya sebesar 52o + 6o (48 o -58 o)
artinya sudut dwell sudah sesuai standard celah platina tidak perlu
distel

H. Kesimpulan
Walaupun dengan ukuran penyetelan celah platina dengan
celah yang sama namun tiap mahasiswa ukurana sudut dwell nya
berbeda karena ini dipengarui pada saat pnetelan celah platina bias
jadi ada mahasiswa yang mneyetel celah 0,40 mm dengan agak
longgar dan ada yang sempit dan ini sangat mempengaruhi sudut
dwell
Setelah dilakukan pengukuran sudut dwel dan rpm terdapat
kesimpulan yaitu pengaruh besar dan kecil sudut dwell juga
berpengaruh pada putaran mesin (RPM) pada saat kondisi satitoner

I. Daftar Pustaka
http://danialmandala.blogspot.com/2013/12/pengertian-fungsi-
komponen-cara-kerja.html
http://agroauto.blogspot.com/2012/01/sudut-dwell-dan-
perhitungan-besarnya.html
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR BENSIN

Menghidupkan Mesin,Membaca Sudut Dwell dan Rpm

OLEH:
Achmad Mukhdor
16050524025

JURUSAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2018

Anda mungkin juga menyukai