D. Kajian teori :
Sebelum menghidupkan mesin perlu dilakukan pengecakan dasar diantara
yaitu pengecekan oli mesin dan air pendingin mesin :
Pengecekan oli:
1.Pemeriksaan oli mesin sebiaknya ditempat yang rata datar
2. Apabila kendaraan habis perjalanan/ panas, tunggu 30 menit
3. Apabila kendaraan dalam kondisi dingin hidupkan 1-3 menit kemudian
matikan
4. Tarik batang pengukur minyak dan bersihkan dengan kain lap,
kemudian masukkan kembali dengan tepat.
5. Tarik kembali batang pengukur kemudian perhatikan :
6. Periksa volume minyak ,harus pada level F dan L pada batang pengukur
7. Periksa Viskositas (kekentalan minyak) dengan jari tangan
Kesimpulan :
Sudut dwel besar celah kontak pemutus kecil
b. Celah kontak pemutus besar
Sudut buka besar ( β )
Sudut Dwel kecil ( α )
Kesimpulan :
Sudut Dwel kecil celah kontak pemutus besar
Penjelasan :
a. Sudut pengapian = 360 0
Z
Z = jumlah silinder
b. Sudut dwell » 60% x sudut pengapian
» 60% x 360 0
Z
Contoh : Menghitung sudut dwel motor 4 silinder dan 6 silinder
Motor 4 silinder
Sudut pengapian = 3600/Z = 3600 /Z= 900
Sudut dwel = 60% x 900 = 540
toleransi ± 20
Besar sudut dwel = 540 ± 20
Sudut dwel = 520 – 560
Motor 6 silinder
Sudut pengapian = 3600 = 3600 = 600
Z 6
Sudut dwel = 60% x 600 = 360
toleransi ± 20
Besar sudut dwel = 360 ± 20
E. LANGKAH KERJA :
F. Data
Minyak pelumas pada tanda F di dip stick
Volume air pedingin penuh
Berikut hasil pengukuran sudut dwell dan rpm dari beberapa
mahsiswa dengan celah platina yang sama yaitu 0,40 mm
i. Budi
Sudut dwell :40o
Rpm : 5,2 x 100 x 2 = 1040 rpm
ii. Bima galang
Sudut dwell : 50o
Rpm : 5,4 x 100 x 2 = 1080 rpm
iii. Mukhdor
Sudut dwell : 44o
Rpm : 5,4 x 100 x 2 = 1080 rpm
iv. Ariska
Sudut dwell : 46o
Rpm :5 x 100 x 2 = 1000 rpm
v. Hilal
Sudut dwell : 52o
Rpm : 4,4 x 100 x 2 = 880 rpm
vi. Fani
Sudut dwell : 48o
Rpm : 4,75 x 100 x 2 = 950 rpm
G. Pembahasan
a. Untuk kondisi volume oli masih baik karena di stick masih di garis
F untuk warna dan vicositas oli masih baik
b. Untuk volume air radiator tidak perlu ditambah atau dikurangi
karena sudah cukup/baik
c. Untuk hasil sudut dwell yang hasilnya lebih kecil dari 52o + 6o (48 o
-58 o) artinya sudut dwell tidak standard Pengaruh jika Sudut
dwell kecil
* Waktu penutupan kontak pemutus pendek
* Arus primer tidak mencapai maksimum
* Kemampuan pengapian kurang.
Untuk hasil sudut dwell lebih kecil dari standart maka celah
platina besar maka perlu dilakukan penyetelan
d. Untuk hasil sudut dwell yang hasilnya lebih besar dari 52o + 6o (48
o
-58 o) artinya sudut dwell tidak standard Pengaruh jika Sudut
dwel besar
* Kemampuan pengapian baik, tetapi waktu mengalir
arus terlalu lama
* Kontak pemutus menjadi panas
* Kontak pemutus cepat aus.
Untuk hasil sudut dwell lebih besar dari standart maka celah
platina kecil maka perlu dilakukan penyetelan
e. Untuk hasil sudut dwell nilainya sebesar 52o + 6o (48 o -58 o)
artinya sudut dwell sudah sesuai standard celah platina tidak perlu
distel
H. Kesimpulan
Walaupun dengan ukuran penyetelan celah platina dengan
celah yang sama namun tiap mahasiswa ukurana sudut dwell nya
berbeda karena ini dipengarui pada saat pnetelan celah platina bias
jadi ada mahasiswa yang mneyetel celah 0,40 mm dengan agak
longgar dan ada yang sempit dan ini sangat mempengaruhi sudut
dwell
Setelah dilakukan pengukuran sudut dwel dan rpm terdapat
kesimpulan yaitu pengaruh besar dan kecil sudut dwell juga
berpengaruh pada putaran mesin (RPM) pada saat kondisi satitoner
I. Daftar Pustaka
http://danialmandala.blogspot.com/2013/12/pengertian-fungsi-
komponen-cara-kerja.html
http://agroauto.blogspot.com/2012/01/sudut-dwell-dan-
perhitungan-besarnya.html
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR BENSIN
OLEH:
Achmad Mukhdor
16050524025