Anda di halaman 1dari 23

TUNE UP MESIN

Beberapa bagian yang biasa diperiksa dalam pekerjaan tune-


up
mesin adalah sistem pendinginan, tali kipas, saringan udara,
batere, oli
busi, kabel tegangan tinggi, celah katup, karburator, putaran
oli
dan tekanan kompresi.

a. Sistem pendinginan
Periksa tinggi air pendingin pada tangki cadangan. Jika
kurang,
isi hingga garis FULL.

b. Periksa kualitas air pendingin. Apakah menimbulkan
karat,
tercampur olii atau kotoran? Ganti air pendingin jika perlu.

c. Periksa kembali isi radiator terutama kisi kisinya dan
selang-selangnya.

d. Periksa klem selang. Bila longgar, kencangkan.

e. Periksa apakah ada kebocoran pada pompa air, inti radiator
(core) atau longgarnya penguras air.

f. Periksa cara kerja tutup radiator. Dengan menggunakan alat
test
tutup radiator, periksa tegangan pegas dan kedudukan katup
vakum dari tutup radiator. Tutup harus diganti, jika tutup
membuka pada tekanan di bawah angka spesifikasi atau jika
tutup rusak
rusak.


2. Tali kipas
a. Periksa tali kipas belt dari keausan, retak, dan ketegangan.
Ganti bila perlu
b. Pastikan tali kipas terpasang baik pada puii
c. Periksa kelenturan tali kipas dengan memberikan
tekanan sebesar
98N (10 kg) di tengah tengah antara kedua puli. Stel bila
perlu
Penyetelan :
- Bila perlu kendorkan baut dudukan alternator dan bautnya
- Gerakan alternator kedalam dan keluar untuk menyetel
- Setelah itu kencangkan baut


3. Saringan udara
a. Buka elemen saringan udara
Catatan:
Usahakan agar tidak ada kotoran atau benda lain masuk ke
dalam karburator
b. Untuk membersihkan etemen, hembuskan udara
bertekanan
dari sebelah dalam.
c. Jika elemen koyak atau terlalu kotor, ganti dengan yang
baru


4. Batere
a. Periksa batere dari kemungkinan penyangga batere berat,
hubungan terminal longgar, terminal berkarat atau rusak,
batere rusak, atau bocor.
b. Periksa batas air aki harus antara batas atas dan batas
bawah
(maks. dan min. level).
c. Jika di bawah min, tambahkan air aki sampai batas min,
jangan lebih.
d. Periksa berat jenis elektrolit dengan hidrometer. Berat jenis
1,25 - 1,27 pada 20C.
c. Periksa banyaknya elektrolit pada setiap sel, Jika tidak
berada
pada ketinggian yang semestinya isilah dengan air suling.


5. Oli mesin
a. Tinggi oli harus berada pada antara L, dan jika lebih
rendah, periksa kemungkinan ada kebocoran lalu tambah oli.
hingga tanda F. Gunakan oli API service SE.
b. Periksa oli kemungkinan sudah kotor, kemasukan air atau
berubah wama.


6. Mengganti saringan oli
a. Buka saringan oli.
b. Untuk memasang saringan oli, beri beberapa tetes oli mesin
pada
pada gasternya. Setelah itu kencangkan dengan tangan
c. Setelah mesin dihidupkan, periksa oli dari kemungkinan
terdapat kebocoran dan periksa kembali tinggi oli.


7. Busi
a. Periksa elektroda tengah setiap busi dari pengikisan,
atau porselinnya retak. Ganti bila perlu.
b. Bersihkan busi dengan amplas atau sikat kawat halus
dipakai lagi
c. Stel celah busi dengan membengkokkan elektroda
massanya
Catatan :
Gunakan feeler gauge kawat umuk mendapatkan keakuratan
pengukuran
Perhatian :
- Jangan menarik kabel busi waktu membukanya.
- Waktu memasang busi baru atau lama oleskan compound
anti aus afau sejenisnya pada drat busi.


8. Memeriksa kabel tegangan tinggi
a. Lepaskan kabel. Pada waktu melepas kabel busi, tariklah
dengan memegang bagian ujung kabelnya, jangan memegang
pada bagian tengah kabel.
b. Periksa tahanan kabel. Tahanan kabel kurang dari 25
kiOHM perkabel


9. Distributor
a. Periksa tutup distributor dan rotor dari kemungkinan:
- Retak, berkarat, terbakar atau lubang kabel kotor.
- Terminal elektroda terbakar.
- Pegas bagian tengah lemah.

b. Periksa dan stel celah platina atau celah udara.
- Jika platina terbakar atau berlubang lubang, platina
harus diganti.
- Stel celah platina dengan pegas penahan. Celah blok 0,45
mm.
- Stel celah udara antara rotor proyeksi koil, Celah udara
0,2 - 074 mm.

c. Periksa sudut dwell dengan tester. Sudut dwell 52** 1 6`

d. Periksa saat pengapian.
- Setel putaran mesin pada putaran idle. Oktan selektor
harus distel pada posisi standar. Saat pengapian pada
maksimum 950 RPM 8** sebelum TMA.

d. Periksa saat pengapian.
- Stel putaran mesin pada putaran idle. Oktan selektor
harus distel pada posisi standar. Saat pengapian pada
maksimum 950 RPM 8** sebelum TMA.
- Cocokkan tanda-tanda waktu dengan memutar body
distributor. Saat pengapian 8 sebelum TMA.
Perhatian:

Jangan distel dengan oktan selektor
e. Periksa cara kerja governor.
- Rotor harus kembali dengan cepat setelah diputar searah
jarum jam dan dilepas. Rotor tidak boleh terlalu longgar.
- Hidupkan mesin dan lepaskan selang dari distributor. Tanda
waktu berubah sesuai dengan putaran mesin.


10. Penyetelan celah katup
a. Panaskan mesin kemudian matikan.
b. Stel silinder No. 1 Pada TMA atau titik mati ams
(kompresi).
c. Kencangkan kembali baut-baut kepala silinder dan
penunjang batang penumbuk katup (rocker arm).
d. Stal celah katup. Celah katup diukur di antara batang
katup
dan lengan rocker. Yang distel hanya katup yang ditunju oleh
panah saja.
Celah katup:
Hisap : 0,20mm
Buaug : 0,30 mm
e. Putarlah poros engkol (cranshat) 3.600.
f. Stel katup-katup lain yang ditunjukkan oleh panah.
11. Penyetelan putaran rendah (idle) pada karburator
Cara 1:

a. Lepaskan sumbat pada saluran isap dan pasang vacuum
gauge.
b. Sambungkan tachometer pada koil pengapian.
c. Hidupkan mesin sampai suhu kerja normal.
d. Saat mesin stasioner, putar skrup setelah angin ke dalam
dan keluar sampai diperolch putaran terbaik dengan tingkat
kevakuman minimum 430 mm Hg.
e. Putarlah sekrup setelah stasioner untuk menyetelnya.
f. Lepaskan vacuum gauge dan pasang sumbat kembali.
Cara 2:

a. Hidupkan mesin.

b. Stel hingga putaran maksimum dengan memutar sekrup
penyetel putaran idle.

c. Stel putaran campuran idle dengan memutar sekrup
penyetel putaran idle. Putaran campuran idle kurang lebih 800
rpm

d. Teruskan penyetelan (b) dan (c) sampai dapat putaran
maksimum yang paling optimal, tidak bergantung banyaknya
memutar sekrup penyetel putaran idle. Putaran idle
750 kurang lebih 50 rpm.

Untuk penyetelan bagian karburator lainnya, lihat
pembahasan khusus karburator.

12. Pemeriksaan tekanan kompresi
a. Pastikan oli mesin cukup dan aki punya setrum penuh.
b. Panaskan mesiu sampai suhu kerja normal. Matikan mesin.
c. Lepaskan semua besi.
d. Pasang alat ukur kompresi pada lubang busi silinder no.1.
e. Injak pedal gas sampai habis.
f. Start mesin hingga tekanan kompresi hingga nilai tertinggi.
g. Lakukan tes yang sama pada silinder lainnya.
Tekanan kompresi,
standar : 11 kg/cm2
limit : 9,0 kg/cm2

Bila rendah atau tidak rata, lakukan tes ulang setelah
menuangkan oli ke silinder yang nilai kompresinya paling
rendah
- Bila tekanan kompresi naik, berarti ring pinion atau silinder
aus.
- Bila tekanan tidak naik, tandanya permukaan klep pada
kepala silinder tidak rapat.

- Bila dua silinder yang berdekatan tekanannya tidak naik,
kemungkinan penyebabnya adalah gasket kepala silinder
diantara kedua silinder itu bocor
TUNE UP MOBIL
Tenaga mesin pada motor bakar bensin dihasilkan dari
pembakaran campuran udara dan bensin, untuk memperoleh
campuran udara dan bensin sesuai dengan kondisi kerja dari
suatu mesin, digunakan karburator. Dengan demikian
karburator merupakan bagian yang penting, untuk
memperoleh hasil kerja mesin yang maksimum dan efisien.
Rangkaian Tune Up Mesin Kijang, pekerjaan pemeriksaan,
penyetelan, pembersihan pada karburator harus dilaksanakan.

Katup Trotel

Trotle harus bergerak bebas tidak terganjal-ganjal dan
membuka full. Pada saat pedal gas bebas, trotel harus
menutup full, atau sebesar RPM ideal, (sekrup penyetel) dan
akan terbuka full apabila pedal gas diinjak penuh. Apabila
ternyata trotel tidak bekerja seperti petunjuk maka dapat
mengadakan penyetelan pada dua tempat.

Pertama adakanlah penyetelan pada bagian bawah dari pedal
gas, sehingga trotel tampak terbuka penuh. <![if
!supportLineBreakNewLine]> <![endif]>
Kedua, didekat karburator ada penyetel yang menyatu dengan
kabel gas. Kabel gas tidak boleh terlalu tegang dan kaku
karena hal itu akan meyebabkan pada saat deakselerasi (peal
gas dibebaskan) RPM mesin terlambat ke posisi stasioner, dan
bahan bakar bisa lebih boros.

Periksa Pompa Akselerasi.

Pada saat kendaraan hendak ditambah kecepatan, pedal gas
ditekan, mesin mobil membutuhkan bahan bakar lebih
banyak. Pompa akselerasi mempunyai tugas itu. Dari lubang
atas karburator tampak semburan bensin. Apabila hasil
semburan tidak lancar atau bahkan tidak ada dapat disebabkan
oleh dua hal. Mungkin karburator sudah sangat aus, sehingga
pompa tidak dapat bekerja dengan baik, atau kulit pompanya
sudah rusak. Didalam pompa akselerasi juga terdapat klep
dari sebuah boll bearing. Waktu pompa diangkat, bensin akan
masuk ke ruang pompa dan klep akan menutup begitu ditekan,
sehingga bensin tersemprot dari saluran ke ruang inlet dari
karburator. Sering kali karburator yang terbuat dari bahan
aluminium itu mengalami korosi sehingga merusakan sifat
dari klep pompa akselerasi, atau berkaratnya boll bearing.


Penyetelan Putaran Idle.
Penyetelan putaran idle sangat penting mengingat menyetel
ini juga mempengaruhi campuran idle bensin dan udara yang
bermanfaat mempertahankan tingkat kerja yang maksimum
dari mesin. Sebelum mengadakan penyetelan idle pada mesin
5K Kijang, hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai
berikut: saringan udara sudah dibersihkan dan terpasang
kembali pada tempatnya, suhu kerja mesin 85-90 derajat
celcius dan semua perlengkapan tambahan dimatikan.
Transmisi pada posisi netral (N) dan waktu pengapian telah
tepat (5 derajat) serta tacho-meter dan CO meter sudah
terpasang. Putarlah penyetel RPM (1) sampai tacho meter
menunjukkan 800, kemudian putarlah sekrup penyetel idle (2)
sampai meter menunjukkan putaran mesin maksimum.
Setelah itu kembali sekrup penyetel RPM diputar sampai
RPM mencapai 800.

Penyetelan idle mesin dengan CO meter.

Konsentrasi CO pada gas buang, putarlah sekrup katup
penyetel putaran idle dan campuran idle, untuk mendapatkan
spesifikasi konsentrasi pada putaran idle.


Mengukur kensentrasi CO pada ujung knalpot. Periksa bahwa
meter CO dalam keadaan sempurna. Naikan putaran mesin
hingga putaran 2000 RPM dan tunggu 1-3 menit agar
konsentrasinya stabil. Masukan pengindra (testing probe) CO
ke dalam ujung knalpot sekurang-kurang 40 cm dan ukurlah
konsentrasi CO dalam waktu yang singkat. Konsentarsi CO
yang tepat: 1% 2%.Bila konsentrasi dalam harga spesifikasi
berarti penyetelan telah sempurna.
Bila konsentrasi CO diluar harga spesifikasi, putarlah sekrup
penyetelan putaran idle untuk mencapai harga konsentrasi
spesifikasi. Bila harga konsentrasi tidak dapat diperbaiki
dengan penyetelan sekrup penyetel campuran idle, maka
kemungkinan ada kerusakan pada komponen lainnya.

Konsentrasi CO yang tetap tinggi, sekalipun sekrup putaran
idle telah diputar maka penyebabnya bisa jadi, saringan udara
tersumbat karena kotoran debu, katup PVC tersumbat atau
kesalahan pada karburator.

Pekerjaan Tune Up Mesin juga termasuk memperhatikan
kondisi oli mesin. Kalau sudah mencapai jarak tempuh 5000
Km, saatnya untuk mengganti oli mesin dengan yang baru.
Kalau kurang, sedangkan jarak tempuhnya baru 3000 Km,
seharusnya cukup ditambah saja dengan oli baru. Mengenai
penggantian oli mesin, banyakpernyataan yang sampai ke
penulis. Kapan seharusnya mengganti oli mesin? Apakah oli
mesin perlu ditambah dengan adetive? Pemilik lain
mengatakan : Kami terpengaruh dengan kartu servis yang
disertakan pada mobil yang mengatakan bahwa, kembali
setelah 2000 Km.
Tentang oli ini memang ada alasan dan ceritanya. Dahulu
memang dianjurkan, mengganti oli mesin setiap 1.500 Km.
Hal ini disebabkan oleh, kwalitas oli masih rendah (API
Service hanya SA atau SB). API Servis sendiri menunjukkan
komponen-komponen kimia yang ditambahkan pada oli, dan
dari tahun ke tahun telah berkembang sampai Api Servis SF
(huruf S menunjukkan oli untuk mesin motor bakar dengan
bahan bakar bensin). API Servis SF dapat diperoleh dari
produksi Pertamina dengan merk dagang Mesran Super.

Dengan menggunakan oli Mesran Super atau Mesran Spesial
(API Servis SE), tidak ada alasan bagi kita untuk merasa
khawatir terhadap mesin mobil. Bahkan di Jepang, Amerika
(cuaca berbeda dan kurang berdebu) dan Eropa, oli dengan
API Servis SE baru di ganti setelah 10.000 Km. Hal ini sangat
dimungkinkan, karena
disamping kedua alasan diatas . Selain itu permukaan mesin
yang saling bergesek sudah dikerjakan dengan sangat teliti.
Penyelesaiannya sangat halus dan membersihkan sisa-sisa
bahan mesin dengan menggunakan mesin changi.
Apakah oli perlu ditambah lagi dengan aditive? Jawabnya :
oli kemasan Pertamina sudah (harus) mengandung adetive
yang di maksud, hanya pada kemasan Pertamina tidak
diperinci. Jenis dan jumlahnya telah diukur untuk mampu
menempuh suatu jarak tertentu. Bila dikehendaki untuk
menembah aditive, seharusnya jarak tempuh ditambah.
Tentang anjuran kembali pada Km tertentu setelah menempuh
2.000Km, tidak perlu dituruti.
Periksa kualitas oli.
Mesin mobil yang normal, artinya terawat dengan baik dan
tekanan kompresinya masih tinggi mengganti oli mesin setiap
5.000Km. Bagi mesin yang sudah tua, dimana sisa-sisa
pembakaran dapat masuk ke karter, penggantian oli mesin
dipercepat. Periksalah oli tersebut, kemungkinan telah kotor
dan terasa berpasir.
Dapat juga terjadi, oli mesin berubah warnanya. Hitam,
karena mesin yang kotor atau pembakaran yang tidak normal.
Warna Coklat susu, biasanya menandakan bahwa oli mesin
telah bercampur dengan air. Kondisi ini sangat berbahaya, dan
sebaiknya diperiksa lebih teliti.
Mengganti saringan oli (filter) membutuhkan peralatan khu-
sus. Bagi yang ingin mengganti sendiri, sedangkan tidak
memiliki alat khusus, dapat menggunakan rantai bekas
sepeda. Dua hal perlu diperhatikan, waktu mengganti saringan
oli. Pertama, tidak menggunakan saringan imitasi, karena
dikuatirkan bagian dalam dari saringan terdapat sisa-sisa
benda yang dapat merusakkan bearing crank shaft atau
menggunakan kertas mutu rendah.
Kedua, sebelum memasang saringan baru pada blok mesin,
pastikan bahwa semua bagian ada dalam keadaan yang bersih.
Kotoran yang ada pada permukaan saringan maupun blok
mesin, bisa mencapai bearing kruk as. Pada bagian atas dari
saringan oli ada plastik pengaman. Bagian ini baru dibuka
begitu saringanhendak dipasang pada tempatnya.
Mengencangkan saringan tidak perlu menggunakan kunci,
cukup dengan tangan saja dan setelah mesin dihidupkan,
perhatikan bahwa tidak ada kebocoran oli di sekitar saringan
oli.
Pada Toyota Kijang, setiap penggantikan oli tanpa ganti filter,
diperlukan oli 3 liter. Apabila mengganti saringan dibutuhkan
oli 3,5 liter, dengan API Servis SE.
Catatan : API Service oli yang beredar ada, SA, SB, SC, SD,
SE, SF.
Bila mobil setiap 1.000 kilometer harus menambah oli 1 liter,
ini menandakan ada yang tidak beres pada mesin. Apakah ring
piston sudah aus atau seal klep rusak. Dengan menggunakan
alat test kompresi dapat memberi indikasi, apakah ring rusak.
Kalau kompresi baik maka penyebab lainya adalah seal klep.
Supaya efisen maka mesin mobil harus dapat beroperasi pada
putaran yang sesuai dengan yang dikehendaki misalnya pada
saat di butuhkan untuk cepat maka mesin harus berputar cepat
atau sebaliknya.Pembakaran gas juga harus dapat mengikuti
kondisi mesin tersebut, bila mesinnya berputar cepat maka
saat pengapian juga harus lebih awal dan sebaliknya. Kejadian
ini harus berlaku secara otomatis dan untuk itulah maka pada
mesin dilengkapi
dengan alat pemajuan pengapian yang sebanding dengan
putaran mesin, alat tersebut lebih dikenal dengan
sebutan Governor Advancer. Bagian ini harus diperiksa,
apakah dapat bekerja dengan baik? Kerusakan pada bagian ini
biasanya disebabkan oleh melemahnya per dan bantalan bola (
bearing) yang kotor dan berkarat.

Rotor bekerja berputar didalam tutup distributor, membagi
arus ke busi sesuai dengan urutan pembakaran mesin mobil.
Rotor yang sudah rusak dapat berupa retak dan rusak sifat
isolasinya. Bagi isolasi yang rusak dapat dicoba dengan
mendekatkan kabel busi yang dari koil sambil mesin di start.
Bila terjadi loncatan bunga api, maka dapat dipastikan sifat
isolasinya sudah rusak.
Periksa cara kerja percepatan vakum (vacuum advance).

Kecepatan perambatan api pada suatu campuran bahan bakar
dan udara dipengaruhi oleh beberapa faktor misalnya:
perbandingan campuran, tekanan campuran, temperatur
campuran, dan kondisi dari campuran (atomisasinya) itu
sendiri. Kondisi muatan dari mesin kendaraan juga
bermacam-macam misalnya kendaraan bermuatan ringan dan
kendaraan berjalan dengan kecepatan lambat serta pada jalan
yang rata.

Apabila mesin tiba-tiba diakselerasi, maka karena adanya
kelengkapan-kelengkapan pada system karburator akan
menyebabkan campuran bahan bakar dan udara menjadi
gemuk. Campuran yang gemuk ini dengan sendirinya
membutuhkan waktu pembakaran yang lebih lambat, saat
pengapian yang diperlambat. Karena alasan inilah maka pada
system pengapian ditambahkan suatu alat pemacu yang dapat
memajukan pengapian pada saat mesin sedang diakselerasi.
Alat itu sering disebut dengan Vacuum Advancer.


Prinsip kerja dari vacuum advancer ialah dengan
memanfaatkan kevacuuman yang terjadi pada karburator.
Pada saat kendaraan hidup dan diakselerasi maka oktan
selektor harus bergerak. Oktan selektor yang tidak bergerak
menandakan ada yang tidak beres dengan system kerjanya.
Apakah pipa karet dari karburator rusak (putus,
tersumbat)?Apakah diaframa rusak? Atau, apakah setelah
mengganti platina dan mengganti baut baru yang lebih
panjang?

Baut yang terlalu panjang akan tersangkut dengan bagian di
bawahnya, sehingga oktan selektor tidak dapat bergerak.
Kerugian akibat oktan selektor dan governor yang tidak
bekerja dengan baik ialah: mesin berat tidak mau lari,
penggunaan bahan bakar lebih boros.

Penyeletelan Celah Katup.
Adakalanya ada mesin yang penyetelan katupnya diminta
pada temperatur dingin. Namun pada mesin 5K, untuk Kijang
diminta temperatur mesin 80 derajat celcius. Kemudian
putarlah baut yang terdapat pada ujung luar kruk as dan
cocokkan tanda yang terdapat pada puly tali kipas dengan
angka 0 yang terdapat pada tutup mesin.

Kencangkan kembali baut kop.
Akibat keausan bahan, baik mesin, paking, dan baut kepala
selinder maka baut-batu itu perlu dikencangkan kembali. Cara
pengencangan harus dari titik tengah kepala selinder dan satu
persatu ke sisi-sisi lainnya. Ada dua macam baut yang perlu
dikencangkan, dan berbeda momen pengencangannya. 5,4-6,6
Kg-m untuk baut kepala selinder dan 1,8-2,4 Kg-m untuk baut
penunjang batang penumbuk (baut rocker arm shaft). <![if
!supportLineBreakNewLine]> <![endif]>
Cara penyetelan katup.

Putar puli kruk as sampai ada tanda 0. Delapan katup yang
kendor dapat langsung distel. putar sekali lagi sampai 360
derajat dan stel 8 yang lain. Gunakan fuller ukuran 0,20 mm
untuk katup hisap 0.30 mm katup buang. Fuller yang
diletakkan antara ujung katup dan roker arm (penumbuk
katup) tidak boleh seret sampai menekan katup menjadi
terbuka, namun juga tidak bolehterlalu longgar.

Penyetelan katup yang tidak tepat, membuat katup membuka
dan menutup tidak sesuai kebutuhan kerja dari mesin, yang
pada akhirnya menyebabkan kerja mesin tidak efisien serta
boros bahan bakar.
Lakukan Tune Up Sesuai Prosedur
Melakukan tune up agar hasilnya prima harus dilakukan
secara sistematis sesuai prosedur.
Melakukan tune up agar hasilnya prima harus dilakukan
secara sistematis sesuai prosedur. Prosedur tersebut biasanya
terdapat dalam buku manual atau buku petunjuk service
kendaraan bermotor. Seringkali terjadi sehabis mobil di tune
up malah terdapat kerusakan lagi. Hal itu terjadi karena
mungkin terjadi kesalahan pada saat tune up. Berikut ini
beberapa hal yang dapat Anda perhatikan untuk menghindari
kesalahan yang terjadi. :
a. Selalu gunakan suku cadang asli dan berkualitas.
Kalau bisa sedapat mungkin jangan menggunakan suku
cadang palsu yang berkualitas rendah karena dapat
menurunkan performa mesin kendaraan bahkan dapat
menimbulkan keausan pada komponen mesin yang lain.
b. Sewaktu membersihkan ruang bakar jangan
menggunakan carbon cleaner (bahan pembersih deposit
karbon) karena akan menempel di elektroda busi dan
menyebabkan mesin tersendat-sendat.
c. Penggunaan carbon cleaner dianjurkan untuk mobil
yang sering digunakan sehari-hari dalam kota namun
jarang digunakan untuk jalan jauh dan kecepatan tinggi.
Setelah melakukan perjalanan jauh baru gunakan carbon
cleaner, buka busi dan bersihkan semua deposit yang
menempel pada elektroda.
d. Saat melepas kabel busi jangan menukar rute kabel
busi. Cek busi dengan Ohm-meter, ukuran yang tepat
setiap 1.200 Ohm untuk 25 mm.
e. Saat memasang busi kembali tangan harus bersih
dan tidak basah untuk menghindari terjadinya korsleting.
Pada saat memasukkan busi, usahakan jangan sampai
membentur kepala silinder karena dapat merubah celah
busi. Perubahan celah busi dapat mempengaruhi
performa mesin.
f. Saat memasang platina baru, jangan sampai
tercemar oli yang biasanya terdapat pada rotor karena
jika platina sampai terkena oli maka akan menyebabkan
permukaannya terbakar prematur. Gunakan pelumas
gemuk silikon khusus untuk rotor platina.
g. Pemeriksaan oli harus dilakukan secara rutin.
Lakukanlah di daerah yang datar. Untuk memeriksa oli
tunggu sampai mesin dingin karena jika oli mesin
diperiksa pada saat mesin baru saja mati 3-4 menit yang
lalu maka oli masih banyak tertinggal pada bagian mesin.
Hal ini akan menyebabkan jumlah oli di karter tidak
tepat.
h. Cara memeriksa oli gunakan tonggak pengukur oli.
Tarik tonggak pengukur oli dan bersihkan dengan kain
lalu masukkan kembali sedalam mungkin untuk
memperoleh hasil pengukuran yang tepat. Lalu tarik
tonggak pengukur oli dan amati. Oli harus berada di
antara tanda F dan L. Jika oli berkurang, tambahkan oli
dengan tingkat kekentalan yang sama. Banyaknya oli
seharusnya ada pada tanda F.
i. Perhatikan kualitas oli. Jika oli sudah berubah
warna maka perlu segera diganti. Lihatlah petunjuk
pada buku manual, biasanya tertera petunjuk masa
penggantian oli setiap 6 bulan sekali atau setelah
mobil menempuh jarak 5.000 km.
SINGKATAN SINGKATAN DALAM TEKNIKa

Buat yang kesulitan dalam materi teknik khususnya
otomotif, ada sedikit keterangan yang saya ketik
berikut. Ayo cari kata yang teman cari!!
A

AC : Air Conditioner Penyejuk udara atau
Alternating Current Arus Bolak balik
AIS : Air Injection System
AP : Air pump atau Air Purifier
APC : Air Pollution Control
API : American Petroleum Institute
ASS : Auxiliary slow system
ASV : Air Switch Valve Katup sakelar udara
AT : Automatic Transmission
ATF : Automatic Transmission Fluid
A.A.P : Auxiliary Acceleration Pump Pompa
akselerasi pembantu
B
B.B.D.C : Before bottom dead center sebelum titik
mati bawah
BDC : Bottom dead center titik mati bawah
C
CB : choke breaker
CDA : Cam dwell angle
CARS : Conference of automobile Research
Specialist Musyawarah ahli riset permobilan
D
DC : Direct Current, Dead Center, Drop Center rim
DIN : Deutch Industrie Norm Standar Industri
Jerman
DMS : Distributor Modulator System
DOHC : Dual Over head Camshaft
DP : Dashpot
DSPV : Deceleration Sensing Propertioning Valve
DSV : Deceleration Sensing Valve
DT : Divided Type rim
DVB : Delayed Vacuum By-pass
DVV : Distributor Vacuum Valve
E
ECU : Electronic Control Unit
ESC : Evaporative Control System
EEC : Evaporation Emission Control
EDIC : Electrical Diesel Injection Control
ELC : Evaporator Loss Control
EMAO : Exhaust Manifold Air Oxidation
EMF : Electromotif Force
EMIB : Extended Maintenance Interval Battery
EP : Extreme Pressure
ESC : Electronic Spark Control
ESCS : Electronic Spark Control System
ET : Elapsed Time
EVAP : Evaporative Emission Control
ex : Exhaust
F
FDV : Fuel Diesel Valve
FEC : Fuel Evaporation Control
FF : Front Engine Front Drive
FR : Front Engine Rear Drive
FTVC : Fuel Tank Vapour Control
G
GT : Grand Touring = Mobil utk 2 orang penumpang
dengan mesin bertenaga tinggi dan dapat
digunakan di jalan umum dan diarena balap
H
HAI : Hot Air Intake
HC : Hydro Carbon
HEI : High Energy Ignition
HIC : Hot Idle Conpensator
HVC : Head Control Valve
I
ID : Inside Diameter
IFS : Independent Front Suspension
IG : Ignition
IRS : Independent Rear Suspension
ISC : Idle Spinning Control
J
JIS : Japan Industrial Standard Standar Industri
Jepang
L
LHD : Left Hand Drive Kemudi sebelah kiri
M
MAS : Mixture Adjusting Screw
MEP : Mean Effective Pressure
MT : Manual Transmission
N
NAPS : Nissan Anti Pollution System
NPN : Negative Positive Negative
O
OHC : Overhead Camshaft
OHV : Overhead Valve
OS : Over Size atau O/S
OVCV : Outer Vent Control Valve
P
PKB : Parking Brake Rem Parkir
PNP : Positive Negative Positive
R
REAPS : Rotary Engine Anti Pollutan System
RHD : Right Hand Drive
S
SAE : Society Automotive Engineers
SC : Spark Control atau Supercharger
SCS : Spark Control Switch
SOHC : Single Overhead Camshaft
STD : Standard
SST : Special Service Tool
SW : Switch
T
TDCC : Twin Dome Combustion Chamber
TP : Throttle Positioner Pengatur Throttle
TVBV : Turbocharger Vacuum Bleed Valve
TVSV : Thermostatic Vacuum Switch Valve
TVTV: Thermostatic Vacuum Transmitting Valve
TDC:Top dead center titik mati atas
V
VDR : Vacuum Differential Valve
VCV : Vacuum Control Valve
4WD : Four Wheal Drive

Untuk singkatan-singkatan yang lebih kumplit bisa
dicari di buku sumber ini. Terima kasih sudah
membaca postingan ini.Dan saya selaku pelajar
mengucapkan terima kasih kepada Kamus
Teknik..Semoga sukses

Anda mungkin juga menyukai