Anda di halaman 1dari 22

1

BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Steam Turbine Generator

5.1.1 Bagian bagian Steam Turbine Generator

1. Steam turbine generator

Made By : Mitsui-ABB Steam Turbine

Mitsui Engineering & Shipbuilding co.ltd

NOR. Inlet Press. : 43 Kg/cm2

NOR. Inlet Temp. : 370 oC

NOR. Extract Press. : 19.5 Kg/cm2

NOR. Exhaust Press. : 90 mmHg

Max. Inlet Press. : 45 Kg/cm2

Max. Inlet Temp. : 399 oC

Model No. : DK-35

Serial No. : 406

Eficiency : 98,05%

1st Critical Speed : 2800 RPM

Over Speed Trip Set : 5271 RPM

2. Main Stop Valve (MSV)


2

Valve utama masuknya HP steam dari header sebelum melewati

governor valve HPS. MSV hanya bekerja membuka dan menutup.

Gambar 5.1 Main Stop Valve

(Sumber : PT. PERTAMINA (Persero) RU VI Balongan)

3. Governor valve

Governor valve adalah valve pengatur flow steam masuk untuk

menggerakkan sudu turbin. Pada STG 51-G-101B mempunyai 2

macam governor valve yaitu untuk HP steam dan MP steam.


3

Gambar 5.2 Governor Valve

(Sumber : PT. PERTAMINA (Persero) RU VI Balongan)

4. Speed reduction gear

Speed reducer gear / gear box adalah sebagai penurun putaran

turbin sesuai dengan spesifikasi putaran generator.

Gambar 5.3 Gear Box

(Sumber : PT. PERTAMINA (Persero) RU VI Balongan)

Name : Reducer Gear Renk Tacke

Ref. No. : 609522

Year of Constr. : 1992

Type & Size : TA71XT (670)

Ratio : 3.1944

Power : 22980 (KW)


4

Speed Input (min-1) : 4792

Speed Out (min-1) : 1500

5. AC motor driven turning gear (turning motor)

Gambar 5.4 Turning Motor

(Sumber : PT. PERTAMINA (Persero) RU VI Balongan)

Motor ini berfungsi untuk memutar shaft turbin pada saat stop

operasi, meratakan pelumasan & temperatur, sehingga beban tidak

menumpu pada satu titik shaft yang mengakibatkan bengkok.

Turning motor ini bekerja secara auto start pada saat putaran

turbin menurun 100 rpm, dan pada saat putaran turbin meningkat

100 rpm maka motor harus stop secara manual.

6. Gland sealing steam


5

Gland sealing steam adalah LP steam dari LPS header yang

dipakai untuk sealing pada bearing turbin guna mencegah udara luar

masuk ke dalam sistem dengan cara menjadikan press sistem 1,1

Kg/cm2.

Gambar 5.5 Gland Sealing Steam Instrument

(Sumber : PT. PERTAMINA RU (Persero) VI Balongan)

7. Vacuum ejector
6

Gambar 5.6 Vacuum Ejector

(Sumber : PT. PERTAMINA (Persero) RU VI Balongan)

Berfungsi untuk membuat kevacuman dalam condenser

sehingga bias membantu putaran turbin pada waktu start-up STG.

Selain itu pada saat STG telah beroperasi, maka vacuum ejector akan

berfungsi untuk mengkondensasikan steam lemah dan gland sealing

steam dari STG.

8. Condensing unit

Pada unit condenser terdapat CWS (Cooling Water Supply)

sebagai cooler steam lemah dari turbin untuk mempercepat kondensasi

dan juga menurunkan temperatur. Sehingga dari penurunan temperatur

tersebut membuat volume steam dalam condenser menjadi menyusut

dan mengakibatkan kevacuman disamping itu juga dibantu oleh

vacuum ejector.
7

Gambar 5.7 Condenser

(Sumber : PT. PERTAMINA (Persero) RU VI Balongan)

9. Lubricating / Control oil unit

Gambar 5.8 Lube Oil Unit

(Sumber : PT. PERTAMINA (Persero) RU VI Balongan)

Lubricating oil berfungsi untuk memeberikan pelumasan pada

bearing turbin STG Sedangkan control oil adalah sebagai minyak

pengatur governor valve maupun hydraulic actuator.


8

Gambar 5.9 (Persero) Control Oil Unit

(Sumber : PT. PERTAMINA RU VI Balongan)

10. Generator & electrical

Made By : MEIDEN

Protection : IP 44

Type : TIC AFT

Rated Speed : 1500 rpm

Frequency : 50 Hz

Voltage : 10 KV

Cos : 80%

Cooling Temp. : 45 oC

Stator Weight : 36 Ton

Rotor Weight : 16.5 Ton

Phase Sequence : U1 V1 W1

Rule : IEC 34 1983


9

Gambar 5.10 Generator

(Sumber : PT. PERTAMINA (Persero) RU VI Balongan)

11. DC supply unit for emergency oil pump

Lube oil pump dengan motor DC berfungsi sebagai back up

dari main & auxiliary lube oil pump pada saat keduanya trip maupun

kondisi kilang blackout. Pompa lube oil DC ini hanya mampu

beroperasi selama 1 jam.

Gambar 5.11 Battery for

DC Motor Lube Oil Pump

(Sumber : PT.

PERTAMINA (Persero) RU VI

Balongan)

12. Condensate pump


10

Kondensat dari condenser unit STG dipompakan dari hot well

menuju heat exchanger 52-E-101 Sebelum ke Deaerator dan sebagian

menjadi media pendingin ejector.

Gambar 5.12 Condensate Pump (Turbine)

(Sumber : PT. PERTAMINA (Persero) RU VI Balongan)

13. Control system

Merupakan sistem yang mengatur seluruh instrumentasi STG.

Keberhasilan operasi STG sangat dipengaruhi oleh sistem kontrol ini.

5.1.2 Efisiensi Thermal dari Siklus Rankine


11

Gambar 5.13 Diagram Temperatur - Enthalpy Siklus Rankine

(Sumber : Utilities Unit PT. PERTAMINA (Persero) RU VI Balongan)

5.2 Menghitung Efisiensi Thermal Steam Turbine Generator

5.2.1 Tekanan masuk turbin dan keluar turbin

Dari data yang diketahui tekanan masuk turbin (Outlet Steam Pressure)

pada Steam Turbine Generator 51-G-101B yang berupa HPS (High

Pressure Steam) pada tanggal 1 Mei 2017 adalah sebesar :

(Pin) = 42kg/ cm G ( tekanan dibaca lewat alat ukur ), ditambah dengan 1

atm.

Tekanan 1 kg/ cm2 = 98,070 kPa

Tekanan masuk turbin rata-rata = 42 kg/ cm

= 42 x 98,070 kPa

= 4118,940 kPa

Tekanan ruangan 1 atm = 101,325 kPa

Pin = (Tekanan Masuk Turbine + Tekanan ruangan ) kPa

= ( 4118,940 + 101,325 ) kPa abs


12

= 4220,265 kPa (abs)

Jadi nilai tekanan masuk turbin yang diperoleh adalah sebesar 4220,265

kPa (abs).

Sedangkan untuk tekanan keluar turbin yang menghasilkan MPS

(Medium Pressure Steam) adalah sebesar (Pout) = 19,5 kg/ cm G

( tekanan dibaca lewat alat ukur ).

Tekanan 1 kg/ cm2 = 98,070 kPa

Tekanan keluar turbin rata-rata = 19,5 kg/ cm

= 19,5 x 98,070 kPa

= 1912,365 kPa

Tekanan ruangan 1 atm = 101,325 kPa

Pout = (Tekanan keluar turbin + Tekanan ruangan ) kPa

= (1912,365 + 101,325 ) kPa

= 2013,690 kPa (abs)

Jadi nilai tekanan keluar turbin yang diperoleh sebesar 2013,690 kPa.

Temperatur rata- rata masuk turbin = 373C + 273 K = 646 K

Temperatur rata- rata keluar turbin = 320C + 273 K = 573 K

5.2.2 Entalpi masuk turbin dan keluar turbin


13

Untuk mendapatkan nilai efisiensi turbin memerlukan beberapa tahap

yaitu:

1) Dari tekanan masuk boiler yaitu penjumlahan antara tekanan

ruangan 1 atm dengan tekanan HBW Pressure 66.3 kg/cm2G maka

dapat dicari entalpi fluida masuk boiler (H1) sebagai berikut:

Konversi :

1 atm = 101.325 Kpa

1 kg/ cm = 98.070 Kpa

Maka :

P1 = 66.3 kg/ cm x 98.070 Kpa

= 6502,041 Kpa

P1 = 6502,041 + 101.325 Kpa

= 6603,366 Kpa

P1 = 6603.033 kPa (Tabel A-4) Interpolasi,

a. Mencari nilai entalpi 1 (H1)

maka Entalpi 1 (H1) atau (Hf) yang diperoleh dari hasil

interpolasi Steam Table A-4 adalah sebesar 1246,5 kj/ kg.

(dapat dilihat pada Lampiran-1a)

b. mencari nilai volume (Vf) dengan menggunakan rumus

Interpolasi Tabel A-4


14

Maka Volume 1 (V1) atau (Vf) yang diperoleh dengan

menggunakan interpolasi Steam Table A-4 adalah sebesar

0,001339 m/ kg. (dapat dilihat pada Lampiran-1b)

2) Selanjutnya dari entalpi fluida masuk boiler maka dapat dicari

eltalpi fluida keluar boiler (H2) yang diperoleh dari penjumlahan H1

dan Kerja Pompa. Sedangkan untuk mencari entropi 2 (S2) dengan

menggunakan rumus interpolasi Steam Table A-4 sebagai berikut :

P2 = 4220,265 kPa (P2 diperoleh dari Pin)

S2 = S1 = 2,857 kj/kg

Maka Enthropi 1 (S1) yang diperoleh dengan menggunakan interpolasi

Steam Table A-4 adalah sebesar 2,857 Kj/ Kg. (dapat dilihat pada

Lampiran-1c)

Dari pengolahan data yang telah didapat hasilnya, dapat diketahui

Kerja spesifik pompa masuk adalah sebagai berikut:

Wpump, in = V1 (P1 -P2) = 0,001339 m/ kg x (6603,033 4220,265) kpa

= 3,190 kj/ kg

H2 = H1 + Wpump, in = 1246,5 kj/ kg + 3,190 kj/ kg

= 1249,690 kj/ kg

3) Selanjutnya pada tahap tiga dari tekanan dan temperature dapat

dicari (H3) dan (S3) sebagai berikut:

T3 = 373 0C
15

a. Mencari entalpi dengan menggunakan (Tabel A-6) Interpolasi,

Maka Entalphi 3 (H3) yang diperoleh dari hasil interpolasi Steam

Table A-6 adalah sebesar 3138.630 kj/ kg. (dapat dilihat pada

Lampiran-1d)

b. Mencari entropi 3 (S3) diperoleh dari Pin = 4220,265 Kpa

yang diubah terlebih dahulu menjadi Mpa.

Maka diperoleh hasil Pin = 4,220 Mpa kemudian menggunakan

rumus interpolasi dengan (Tabel A-6),

Maka Enthropi 3 (S3) yang diperoleh dengan menggunakan

interpolasi Steam Table A-6 adalah sebesar 6.047 Kj/Kg. (dapat

dilihat pada Lampiran-1e)

4) Selanjutnya pada tahap empat dapat menggunakan tabel A-5 untuk

mencari nilai entalpi dan entropi dengan menggunakan perhitungan

interpolasi sebagai berikut:

P4= 2013,69 kPa (Tabel A-5) Interpolasi,

a. Mencari nilai enthalpi f (Hf) dengan menggunakan rumus

Interpolasi Steam Table A-5

Maka Entalphi f (Hf) yang diperoleh dari hasil interpolasi Steam

Table A-6 adalah sebesar 909,990 kj/ kg. (dapat dilihat pada

Lampiran-1f)

b. Mencari nilai enthalpi (Hfg) dengan menggunakan rumus


16

Interpolasi Steam Table A-5

Maka nilai Entalpi (Hfg) yang diperoleh dengan menggunakan

rumus interpolasi Steam Table A-5 adalah sebesar 1888,4 Kj/Kg.

(dapat dilihat pada Lampiran-1g)

c. Mencari nilai entropi 4 S4)

Entropi 4 bernilai sama dengan entropi 3, hal ini dikarenakan line

expansion yang divisualisasikan oleh sikluas rankine keduanya

adalah sejajar atau sama.

S4 = S3 = 6.047 Kj/Kg

d. Mencari nilai entropi (Sf) dengan menggunakan rumus

Interpolasi Steam Table A-5

Maka nilai Entropi Sf yang diperoleh dengan menggunakan

rumus interpolasi Steam Table A-5 adalah sebesar 2,449 Kj/Kg.

(dapat dilihat pada Lampiran-1h)

e. Mencari nilai entropi dengan fase saturated steam (S fg)

dengan menggunakan rumus Interpolasi Steam Table A-5

Maka nilai Entropi Sfg yang diperoleh dengan menggunakan

rumus interpolasi Steam Table A-5 adalah sebesar 3,886 Kj/Kg.

(dapat dilihat pada Lampiran-1i)

f. Untuk memperoleh nilai H4 digunakan rumus interpolasi


17

dengan menggunakan steam table A-6, dengan P4 diketahui

sebesar P4 = 2013,690 Kpa kemudian dikonversikan terlebih

dahulu menjadi MPa.

P4 = 2013,690 KPa

= 2,013 Mpa

Maka Entalphi 4 (H4) yang diperoleh dari hasil interpolasi Steam

Table A-6 adalah sebesar 2798,390 kj/ kg. (dapat dilihat pada

Lampiran-1j)

5.2.3 Efisiensi Thermal Turbin Uap

Laju uap steam (ms) yang dihasilkan adalah 26.8 Ton/jam = 26.800

kg/ jam

Maka daya steam masuk turbin adalah sebagai berikut :

WTi = ms x H3

= 26.800 kg/ jam x 3138.630 kJ/ kg

= 84.115.284 kJ/ Jam

Dikonversikan menjadi KW

1 kj/jam = 0.00028 kW

Maka diperoleh hasil

WTi = 84.115.284 kJ/Jam x 0.00028 kW


18

= 235.522,795 KW

Sedangkan Daya steam keluar Turbin adalah sebagai berikut :

WTo =ms x H4

= 26.800 kg/ jam x 2798,390 kj/ kg

= 74.997.066 kJ/ Jam

Dikonversikan menjadi KW

1 kj/jam = 0.00028 KW

Maka diperoleh hasil

WTo = 74.997.066 kJ/ Jam x 0.00028 KW

= 20.999,118 KW

Efisiensi termal turbin uap yang dihasilkan adalah

W
= Panas Masuk Turbin (W Ti ) Panas Keluar Turbin()
Panas Masuk Turbine(W Ti)
x 100

%
235522,795 KW 20999,11 8 KW
= 235522, 795 KW
x 100

= 91,084 x 100 %

= 91,084 %

Jadi, efisiensi termal turbin uap adalah 91,084 %

5.2.4 Daya Turbin Uap dan Daya Generator

Laju uap steam (ms) yang dihasilkan = 26.800 kg/ jam


19

Daya yang dihasilkan turbin uap adalah:

WT = ms x (H3-H4)

= 26.800 kg/ jam x (3138.630 kJ/ kg - 2798,398 kJ/ kg)

= 9118432 kJ/ jam x 0.00028 KW

= 2553.160 kW.

Cos rata-rata = 0,8 (nilai Cos dari hasil pengamatan pada panel turbin).

Daya yang dihasilkan setelah generator adalah:

WTG = WT/ Cos

= 2553.116 kW/ 0,8

= 3191,451 kVA

5.2.5 Grafik Efisiensi Thermal Turbin Uap selama 30 Hari


20

5.3 Evaluasi Kinerja Turbin

5.3.1 Hasil Perhitungan Efisiensi Thermal

Dari hasil perhitungan,maka Steam Turbine Generator 51-G-101B

memiliki nilai efisiensi thermal sebesar 91,084 %. Dalam hal ini nilai

efisiensi turbin mendekati data design yaitu sebesar 98,05% dikarenakan

daya yang ditransmisikan poros turbin ke poros ke poros kompresor juga

melalui beberapa komponen terlebih dahulu,seperti gearbox dan kopling

yang menyebabkan kehilangan sebagian besar daya pada poros turbin.

Efisiensi rata-rata dari tanggal pengambilan data yaitu 91,084%,

akan tetapi pada tanggal 4 Mei 2017 mengalami kenaikan mencapai

91,18%. Jika dilihat dari grafik efisiensi tersebut masih signifikan, akan

tetapi mengalami kenaikan sebesar 0,08% dikarenakan adanya kenaikan

temperature pada tanggal tersebut.

Selain itu gesekan pada bearing juga bisa mengakibatkan

kehilangan daya pada saat pentransmisian, misalignment pada poros juga

bisa mengakibatkan hilangnya daya pada saat pentransmisian pada poros.

Untuk mendapatkan nilai performa yang tinggi pada turbin dapat

dilakukan dengan meningkatkan temperatur dan tekanan uap yang masuk

ke turbin dengan cara memperbaiki isolasi pada pipa-pipa steam untuk

menjaga temperatur steam tetap konstan. Selain itu perlu dilakukan

monitoring dan perawatan secara rutin. Untuk faktor-faktor penyebab

secara lebih spesifik akan dijelaskan pada sub bab selanjutnya.


21

5.3.2 Faktor Penyebab Penurunan Efisiensi Turbin

Dapat kita ketahui bahwa performa turbin aktual mengalami

penurunan dibandingkan dengan performa turbin teoritis, hal tersebut

dapat disebabkan oleh beberapa faktor, faktor-faktor tersebut diantaranya

adalah :

1. Kerugian internal

a. Kerugian pada saluran media kerja

Kerugian pada hal ini biasanya terdapat dalam media

kerja,seperti kerugian gesekan,contohnya gesekan akibat viskositas

partikel dan juga kerugian kalor kalor oleh atmosfir di sekitarnya.

b. Kerugian pada nosel

Kerugian ini disebabkan oleh kotoran atau partikel-partikel

padat (conductivity) berupa silika maupun kapur dimana partikel ini

dapat menyumbat nosel dan dapat berakibat menghambat laju aliran

pada nosel.Hal ini dapat mengakibatkan efisiensi berkurang.

c. Kerugian akibat clearance antara nosel terhadap sudu gerak

Kerugian disebabkan oleh perbedaan jarak ruang bebas

(clearance) dari nosel terhadap sudu.Semakin besar clearance yang

terjadi terhadap sudu maka semakin besar uap yang tidak masuk ke

dalam sudu turbin (kebocoran),dimana berakibat efisiensi berkurang.

d. Kerugian pada blade


22

Kerugian disebabkan oleh keausan pada blade dimana

perubahan bentuk blade terjadi akibat dari benturan uap yang

mengandung partikel-partikel padat berupa silika maupun kapur.Hal

ini dapat mengganggu aliran steam pada sudu turbin dan

mengakibatkan efisiensi berkurang.

2. Kerugian Eksternal

a. Kerugian Mekanis

Disebabkan oleh energi yang digunakan untuk mengatasi

tahanan yang diberikan oleh bantalan-bantalan,baik milik turbin itu

sendiri maupun kompressor yang digerakkan oleh turbin ini.

b. Kerugian akibat kebocoran uap yang melalui seal

Akibat adanya perbedaan tekanan antara bagian dalam stator

dan udara luar,maka pada bagian seal dimana poros turbin keluar

dari bagian dalam stator akan terjadi kebocoran.

Anda mungkin juga menyukai