Anda di halaman 1dari 21

By Rudy Wijaya

RWijaya@johncrane.co.id

LANDASAN TEORI MECHANICAL SEAL


1.1.

Pengenalan Mechanical Seal


Mechanical seal adalah suatu alat mekanis yang berfungsi untuk
mencegah kebocoran fluida dari ruang/wadah yang memiliki poros
berputar. Pengesilan terjadi karena alat mekanis tersebut memiliki 2 buah
komponen muka akhir (end faces) pada posisi 90 terhadap sumbu poros
yang senantiasa kontak satu dengan lainnya karena adanya gaya axial
dari pegas/spring. Mechanical seal umumnya terpasang pada bermacam
jenis pompa seperti centrifugal pump, gear pump, screw pump. Juga bisa
dipasang

pada

peralatan

mixer/agitator

serta

centrifugal/screw

compressor.
Untuk lebih jelas cara pengesilan sebuah mechanical seal digambarkan
sebagai berikut :

Gb. 8. Ilustrasi peralatan pompa dan mixer/agitator yang tidak mengunakan


Mechanical seal, cairan bocor keluar.
Sumber : PT. John Crane Indonesia

Pump Casing

Process

Gb. 9. Ilustrasi peralatan (pompa) yang sudah menggunakan Mechanical Seal, tidak ada
cairan yang keluar.
Sumber : PT. John Crane Indonesia

Peralatan yang sering menggunakan Mechanical Seal antara lain :

Mixer/Agitator

Centrifugal Pump

Propeller Shat

Gas Turbine

Compressor

Steam Turbine

Gb. 10. Jenis peralatan yang menggunakan Mechanical seal.


Sumber : PT. John Crane Indonesia

Mechanical seal yang terpasang pada peralatan pompa desainnya


disesuaikan dengan kondisi operasi pompa tersebut, biasanya tergantung
dengan faktor factor sebagai berikut :

Tekanan Cairan (pressure)

Suhu Cairan (Temperature)

Jenis cairan, Vapour Pressure, Specific Gravity dll

Ukuran poros (Shaft Size)

Kecepatan Putaran (Speed/RPM)

Mechanical seal yang baik akan memiliki umur pakai (life time)
sekurangnya 10.000 jam kerja atau sekitar 3 tahun masa operasi.
Tentunya

hal

ini

akan

sangat

dipengaruhi

oleh

kondisi

dari

pompa/peralatan yang menggunakan mechanical seal tersebut serta cara


pengoperasiannya.
Pompa yang baik baik untuk mechanical seal setidaknya harus memenuhi
kriteria mekanikal sebagai berikut :

Ukuran permukaan final (Dimension Surface Finish) sebesar


0.008 mm (8micron).

Shaft Run Out maximum 0.05 mm F.I.M. (Failure Indicator


Measurement).

Axial End Play/Axial Float maximum 0.08 mm F.I.M. (Failure


Indicator Measurement).

Squareness maximum 0.005 mm per 10mm.

Tidak sedikit ditemukan mechanical seal yang mampu beroperasi lebih


dari 10 tahun, namun banyak juga mechanical seal yang memiliki lifetime
sangat pendek (di bawah 3 bulan).
1.2.

Desain Mechanical Seal


Umumnya mechanical seal terpasang pada peralatan dengan desain
Single Seal (Seal tunggal), ini adalah desain minimum dari mechanical
seal. Namun demikian banyak peralatan yang memiliki persyaratan
kebocoran tertentu dimana tidak boleh sedikitpun cairan proses yang
dipompakan bocor secara bebas ke atmosfir (atmospheric side), mungkin
karena cairan tersebut bersifat toxic (beracun), flameable (mudah
terbakar), carcinogenic (menyebabkan kanker), atau bisa juga karena

alasan keselamatan dan lingkungan (Safety, Health & Environment) dan


sebagainya.
Untuk kondisi seperti ini haruslah dipasang mechanical seal yang lebih
handal dalam bentuk double seal (seal ganda) dan/atau Tandem Seal.

Gb. 11. Single Mechanical seal (Seal Tunggal)


Sumber : PT. John Crane Indonesia

Gb. 12. Tandem Mechanical seal


Sumber PT. John Crane Indonesia

Gb. 13. Double Mechanical seal (Seal Ganda)


Sumber : PT. John Crane Indonesia

Dalam pengoperasiannya mechanical seal harus tercelup sepenuhnya


(100%) di dalam cairan, ini untuk menghindari kondisi dry running yang
bisa menyebabkan kerusakan end faces mechanical seal. Selain itu
mechanical

seal harus mendapatkan

cairan yang berfungsi untuk

pendingin dan pelumas contact face, biasanya cairan tersebut bisa


diperoleh dari discharge pompa atau cairan yang dipasok dari luar.
Single Seal (seal tunggal) umumnya menggunakan cairan pendingin yang
diperoleh dari discharge pompa, namun di beberapa kasus seal tunggal
beroperasi dengan menggunakan cairan yang dipasok dari luar (external)
karena cairan yang berasal dari discharge pompa kualitasnya kurang
bagus (mengandung partikel, terlalu kental dsb).
Double Seal (seal ganda) dan Tandem Seal selalu menggunakan cairan
yang berasal dari luar, biasanya cairan tersebut merupakan cairan yg
cocok untuk mechanical seal. Cairan tersebut ditampung pada tanki kusus
(reservoir) dan dialirkan ke mechanical seal.

Gb. 14. Single Seal dengan pasokan cairan pendingin dari Discharge pompa
Sumber : PT. John Crane Indonesia

Gb. 15. Double Seal dengan pasokan cairan pendingin dari external (reservoir tank)
Sumber : PT. John Crane Indonesia

Dari sisi pemasangan, mechanical seal bisa dipasang secara internal atau
inside mounted yaitu mechanical seal dipasang di dalam stuffing box

pompa atau dipasang secara external atau outside mounted

yaitu

mechanical seal dipasang di luar stuffing box pompa.


Namun pada umumnya mechanical seal terpasang secara internal.
Alasan utama mengapa mechanical seal terpasang external adalah untuk
menghindarkan

metal

parts

(komponen

logam)

mechanical

seal

mengalami kontak langsung dengan cairan proses yang pada aplikasi


tertentu merupakan cairan kimia yang sangat korosif.
Untuk

kondisi

cairan

kimia

seperti

ini

mechanical

seal

harus

menggunakan material yang sangat spesial dan mahal harganya,


misalnya untuk material metal harus menggunakan jenis Titanium atau
Hasteloy C. Sehingga alternatif memasang mechanical seal secara
external akan mampu mengurangi biaya.
Gb. 16. Mechanical Seal terpasang secara
internal (inside mounted)
Sumber : PT. John Crane Indonesia

1.3.

Gb. 17. Mechanical Seal terpasang


secara external (outside mounted)
Sumber : PT. John Crane Indonesia

Komponen dan material Mechanical Seal


Mechanical Seal terdiri dari 3 kelompok komponen yaitu :

Rotating Unit (bagian yang berputar)

Stationary Unit (bagian yang diam)

Metal Hardware (komponen logam) seperti Sleeve, Glandplate,


Collar.

Gb. 15. komponen Mechanical seal


Sumber : PT. John Crane Indonesia

Selain tersusun oleh 3 kelompok besar tersebut di atas mechanical seal


memiliki komponen komponen yang secara umum disebut :
1. Mating Ring (Stationary Face)
2. O-Ring/Gasket Mating Ring
3. Primary Ring (Rotary Face)
4. O-Ring/Gasket Primary Ring
5. Spring
6. Retainer
7. Disc
8. Snap Ring
9. Set Screw
10. Cap Screw
11. Shaft Sleeve
12. O-Ring/Gasket Shaft Sleeve
13. Gland Plate
14. O-Ring/Gasket Gland Plate
15. Collar
16. Spacer

Komponen - komponen tersebut memiliki fungsi sendiri dan saling


mendukung untuk menjadi sebuah mechanical seal complete set (Seal
Assy).
Sebuah mechanical seal minimal tersusun oleh 9 komponen (item1-9),
gabungan dari 9 komponen tersebut disebut Basic Seal. Seandainya
Basic Seal tersebut (item 1-9) digabungkan dengan komponen item 10-16
maka mechanical seal tersebut akan membentuk sebuah Mechanical Seal
Cartridge.

Gb. 16. Komponen Basic Seal


Sumber : PT. John Crane Indonesia

Ketika sebuah mechanical seal mengalami kerusakan maka tidak perlu


Mechanical Seal tersebut diganti secara unit tapi cukup diganti komponen
yang rusak saja. Memang memerlukan keahlian tersendiri untuk merakit
kembali komponen mechanical seal agar membentuk satu Basic Seal
atau satu unit Mechanical Seal Cartridge Assy. Komponen yang paling
mudah mengalami kerusakan adalah O-Ring/Gasket, Primary Ring dan
Mating Ring.

Material mechanical seal dipilih berdasarkan aplikasinya, namun secara


umum material yang digunakan adalah sebagai berikut :
No
01.
02.

Nama Komponen

Material

Mating Ring (Stationary

Silicon Carbide (SiC), Tungsten

Face)

Carbide (TC), Ceramic (Al2O3)

Primary Ring (Rotary

Resin Carbon, Antimony Carbon,

Face)

Silicon Carbide (SiC), Tungsten


Carbide.

03.

O-Ring

Fluoroelastomer (Viton), NBR,


Perfluoroelastomer (Kalrez/Chemraz)

04.

Spring

316SS, Hasteloy C, Monel, Titanium

05.

Metal Hardware

316SS, Hasteloy C, Monel, Titanium

Memilih material yang tepat untuk kondisi operasi yang jelas akan sangat
berpengaruh terhadap kehandalan (reliability) mechanical seal, dan
sebaliknya

material

yang tidak tepat akan

membuat

umur pakai

mechanical seal menjadi sangat pendek. Material yang dipilih tidak harus
yang paling mahal namun yang paling sesuai dengan kondisi operasi
seperti temperatur cairan, tekanan (pressure), jenis cairannya apakah
merupakan cairan kimia (asam/basa kuat) dan sebagainya.
Pemilihan material yang tepat untuk O-Ring dan Contact Face (Primary
Ring & Mating Ring) merupakan faktor penentu sebuah mechanical seal
yang baik.
Berikut ini adalah karaketeristik material O-Ring secara lebih detail :

Gb. 17. Jenis material untuk digunakan sebagai O-Ring


Sumber : PT. John Crane Indonesia

Gb. 18. Ketahanan material PTFE terhadap temperatur.


Sumber : PT. John Crane Indonesia

PTFE (Poly Tetra Fluoro Ethylene) merupakan material yang sering


digunakan sebagai gasket/O-Ring untuk mechanical seal. Material ini
memiliki ketahan kimia sangat bagus dan juga baik untuk aplikasi pada
cairan yang temperaturnya tinggi.

Tabel di bawah ini adalah referensi untuk memilih material yang tepat
untuk digunakan sebagai face contact mechanical seal ( Primary Ring &
Mating Ring)

Gb. 19. Jenis material untuk contact face Mechanical Seal (Primary Ring & Mating Ring)
Sumber : PT. John Crane Indonesia

Material untuk contact face mechanical seal dipilih berdasarkan faktor


sebagai berikut :

Kekerasan (hardness)

Koefisien gesek (coefficient of friction)

Ketahanan terhadap kimia (chemical resistance)

Jadi material yang paling cocok digunakan sebagai contact face adalah
suatu material yang memiliki kombinasi ketiga karakteristik di atas.
Face Contact mechanical seal merupakan komponen yang mudah aus
(wearable part)

dari sebuah mechanical seal. Untuk aplikasi standard

biasanya dipilih material Resin Carbon VS Silicon Carbide. Namun untuk


aplikasi yang besifat kusus bisa menggunakan material Silicon Carbide
VS Silicon Carbide atau Tungsten Carbide VS Tungsten Carbide,
kombinasi material ini disebut hard faces (material yang mengutamakan

By Rudy Wijaya
RWijaya@johncrane.co.id

kekerasan), biasanya digunakan pada aplikasi cairan yang banyak


mengandung partikel.
Faktor penentu lainnya dalam memilih material yang cocok sebagai face
contact mechanical seal adalah koefisien gesek (coefficient of friction).

Gb. 20. Koefisien gesek material untuk Face Contact mechanical seal.
Sumber : PT. John Crane Indonesia

Dari table di atas diketahui bahwa kombinasi material yang memiliki


koefisien gesek paling kecil adalah Carbon Graphite VS Silicon Carbide,
yaitu sebesar 0.015. Dengan pertimbangan ini maka kombinasi material
ini paling banyak digunakan oleh mechanical seal.
1.4.

Cara Kerja Mechanical Seal


Fungsi utama mechanical seal dalam suatu pompa adalah untuk
mencegah kebocoran cairan dari dalam pompa ke luar (atmospheric side),

By Rudy Wijaya
RWijaya@johncrane.co.id

terutama adalah cairan dari celah antara poros dengan komponen statik
rumah pompa.

Gb. 21. Pompa yang bocor


Sumber : PT. John Crane Indonesia

Dalam mechanical seal ada 3 titik pengesilan yaitu :


1. Primary Seal, titik pengesilan yang terjadi pada Face Contact
(Primary Ring VS Mating Ring).
2. Secondary Seal, titik pengesilan untuk mencegah kebocoran di
bagian I.D. (Inside Diameter) Primary Ring.
3. Tertiary Seal, titik pengesilan untuk mencegah kebocoran di
bagian O.D. (Outside Diameter) Mating Ring.

Gb. 22. 3 (tiga) titik pengesilan dalam mechanical seal


Sumber : PT. John Crane Indonesia

Di dalam mechanical seal ada 2 kelompok komponen yang disebut


Rotating Unit (bagian yang berputar) dan Stationary Unit (bagian yang
diam). Rotating unit terpasang pada poros pompa dan berputar seiring
dengan putaran poros adapun stationary unit terpasang pada bagian
pompa yang diam yang disebut Gland Plate.
Di dalam Rotating Unit ada komponen yang disebut Primary Ring (rotary
face), komponen ini selalu kontak dengan Mating Ring (Stationary face)
karena memperoleh gaya dorong dari spring (pegas) serta hydrodynamic
fluid dari tekanan cairan di dalam pompa. Bidang kontak antara Primary
Ring dan Mating Ring merupakan titik pengesilan utama (primary sealing)
dari sebuah mechanical seal.
Gb. 23. Primary Sealing
Sumber : PT. John Crane Indonesia

Gb. 24. Spring mendorong Face


Sumber : PT. John Crane Indonesia

Komponen Primary Ring dan Mating Ring harus selalu kontak dan
bergesekan terus menerus dan jika kondisinya sudah tidak bagus lagi
(mengalami keausan) maka akan terjadi kebocoran.

Gb. 25. ilustrasi kebocoran akibat keausan Primary Ring & Mating Ring
Sumber : PT. John Crane Indonesia

Untuk

mendapatkan

kondisi

pengesilan

yang

maksimum

maka

permukaan (surface) komponen Primary Ring dan Mating Ring harus


diratakan

dengan menggunakan

Lapping

Machine

sampai

derajat

kerataan 1-3 light band, (1 light band = 0.3 micron = 0.0003mm).

Gb. 26. Secondary Sealing


Sumber PT. John Crane Indonesia

Gb. 27. Tertiary Sealing


Sumber : PT. John Crane Indonesia

Sebenarnya pada setiap pengoperasian mechanical seal masih terjadi


kebocoran, hanya kebocoran tersebut tidak terlihat mata (invisible

By Rudy Wijaya
RWijaya@johncrane.co.id

leakage) karena hanya bocor dalam bentuk uap (vapour). Dalam


beberapa apikasi kebocoran dalam bentuk cairan masih ditoleransi,
namun untuk aplikasi yang kusus (cairan berbahaya), standar toleransi
kebocoran harus zero leakage.

Gb. 28. Toleransi kebocoran pada mechanical seal


Sumber : PT. John Crane Indonesia

Gesekan antara Primary Ring dengan Mating Ring secara terus menerus
menimbulkan panas yang akan membuat kedua komponen tersebut
menjadi aus. Panas yang timbul harus didinginkan dengan cairan yang
dipasok dari discharge pompa atau dari luar (external). Panas yang
berlebihan pada bidang kontak juga bisa terjadi karena hal lain seperti :

Pemilihan material yang memiliki koefisien friksi lebih dari 0,015.

Tingkat kerataan permukaan yang lebih besar dari 3 light band.

Pemilihan API Pipng Plan yang tidak sesuai.

Bidang kontak terjadi karena adanya closing force yang lebih besar
dibanding dengan opening force. Closing force berasal dari gaya axial
spring ditambah dengan gaya dari tekanan cairan (fluid pressure).

Gb. 29. gaya yang membuat Primary Ring kontak dengan Mating Ring
Sumber : PT. John Crane Indonesia

Gb. 30. ilustrasi gaya pada mechanical seal,


closing force > opening force
Sumber : PT. John Crane Indonesia

Gb. 31. Panas yang timbul akibat


gesekan
Sumber : PT. John Crane Indonesia

Pada sebuah mechanical seal yang baik di antara bidang kontak akan
terbentuk lapisan film (fluid film) yang akan menjadi bantalan, lapisan film
tersebut tebalnya sekitar 1-5 micron. Fungsi dari fluid film ini adalah untuk
pelumas dan pendingin bagi bidang kontak Primary Ring dengan Mating
Ring. Seandainya fluid film tidak terbentuk maka bidang kontak tersebut
akan menjadi kering (dry running) yang akan membuat komponen cepat
rusak/aus.

Gb. 32. Fluid film yang terbentuk di antara bidang kontak mechanical seal
Sumber : PT. John Crane Indonesia

Fluid film yang terbentuk tidak boleh terlalu tipis atau terlalu tebal,
idealnya adalah 1-5 micron.
Lapisan film yang terlalu tipis akan menyebabkan panas berlebihan dan
sebaliknya kalau terlalu tebal maka film tersebut akan membentuk cairan
sehingga terjadi kebocoran.
Gb. 31. perbandingan ketebalan fluid film
dengan ketebalan rambut manusia yang
sekitar 30 - 60 micron, fluid film yang
terbentuk harus memilki sifat stabil (tersedia
terus), bersih (bebas partikel), tidak terlalu
kental (low viscouse).
Sumber : PT. John Crane Indonesia

Panas yang timbul akibat gesekan harus dipindahkan dengan cepat


dengan cara mengalirkan cairan dari luar, bisa diperoleh dari discharge
pompa atau dari sumber lain. Cara untuk mengatasi panas pada
mechanical seal bisa mengikuti rekomendasi API (American Petroleum
Instiute) Piping Plan.
Untuk pompa sentrifugal standard API Piping Plan ada sejumlah 22 jenis,
yaitu :

API Piping Plan 01, 02, 11, 12, 13, 14, 21, 23, 31, 32, 41, 52, 53A, 53B,
53C, 62, 65, 72, 74, 75, 76.

Keterangan : rincian API Piping Plan terlampir

Pemilihan penggunaan API Piping Plan yang benar merupakan faktor


penting bagi sebuah mechanical seal untuk mencapai masa pakai yang
ideal. API 682 (standard acuan industri mechanical seal mensyaratkan
sebuah mechanical yang baik harus mencapai umur pakai minimal 36
bulan.
1.5.

Jenis dan tipe mechanical seal


Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa jenis mechanical seal yang
tersedia di pasaran cukup beragam untuk digunakan pada aplikasi yang
low duty (ringan) sampai dengan aplikasi heavy duty/special application.
Mulai dari yang dipakai pada pompa air di rumah sampai jenis taylor
made untuk kondisi operasi yang sangat special. Dari mechanical seal
yang berharga USD 1 sampai dengan USD 100.000 bisa diproduksi oleh
pabrik mechanical seal. Secara teknis sebuah mechanical seal tidak
mampu untuk beropersai pada semua jenis aplikasi.
(Note : No mechanical seal can handle all application)
Dengan kemajuan teknologi sekarang ini bahkan ada desain mechanical
seal yang mampu beroperasi secara non contacting, konsep ini terbalik
dengan paradigma umum bahwa sebuah mechanical seal harus kontak
satu dengan lainnya. Mechanical seal jenis ini memiliki umur pakai lebih
lama disbanding mechanical seal konvensional, biasanya sekitar 5-6
tahun.
Secara umum jenis mechanical seal diklasifikasikansebagai berikut :

Gb. 32. Klasifikasi Mechanical seal

Secara kusus untuk produk John Crane jenis mechanical seal terdiri dari :
Jenis Mechanical Seal

Type

Elastomer Bellows Seal

T1, T2, T2100, T502

Pusher O-Ring Seal

T8, T48, RROL, RREL, T58, RREP

Wedge Seal

T9, T59

Metal Bellows

T670, T680, T609

Formed Metal Bellows

T515, GL1B

PTFE External Mounted

T10, T20

Dry Gas Seal

T28, T2800, T285

Universal Cartridge Seal

T5610, T5611, T5615

Upstream Pumping Seal

USP

+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Anda mungkin juga menyukai