Anda di halaman 1dari 83

DIESEL ENGINE FUNDAMENTAL

Caterpillar Service Technician Module


APLTCL035
DIESEL ENGINE FUNDAMENTALS

Diterbitkan oleh Asia Pacific Learning


1 Caterpillar Drive
Tullamarine Victoria Australia 3043

Versi 3.2, 2003

Hak Cipta © 2003 Caterpillar of Australia Pty Ltd Melbourne, Australia.


Hak cipta dilindungi,. Reproduksi bagian dari dokumen ini tanpa ijin dari pemilik Hak Cipta
merupakan pelanggaran hukum. Permohonan untuk perijinan atau informasi lebih lanjut harus
dialamatkan ke Manager, Asia Pacific Learning, Australia.

Materi-materi subyek ini dikeluarkan oleh Caterpillar of Australia Pty Ltd dengan pengertian
bahwa:
1. Caterpillar of Australia Pty Ltd, para staff, pengarang, atau siapapun yang terlibat dalam
persiapan dari publikasi ini dengan tegas menyangkal seluruh atau yang berkaitan dengan
kontrak apapun, kerugian, atau bentuk lain dari pertanggung jawaban kepada siapapun
(pemilik publikasi ini ataupun bukan) yang berhubungan dengan publikasi dan segala
konsekwensi yang timbul dari penggunaannya, termasuk segala kelalaian yang dibuat oleh
siapapun dalam hubungannya dengan keseluruhan atau sebagian isi dari publikasi ini.
2. Caterpillar of Australia Pty Ltd dengan tegas menyangkal seluruh atau segala pertanggung
jawaban kepada siapapun yang berhubungan dengan konsekwensi apapun dari segala yang
telah dibuat atau kelalaian yang telah dibuat oleh orang-orang yang berkaitan, secara
keseluruhan atau parsial, atas keseluruhan atau sebagian atau bagian manapun dari isi
subject material ini.

Ucapan Terima Kasih


Terimakasih kepada keluarga besar Caterpillar untuk kontribusi mereka meninjau kurikulum
untuk program ini, khususnya:
 Para engineer dan Instructor Caterpillar
 Para engineer dan Instructor Dealer
 Caterpillar Institutes.

APLTCL035

© Caterpillar of Australia Pty Ltd


3
DIESEL ENGINE FUNDAMENTAL

APLTCL035

4 © Caterpillar of Australia Pty


Ltd
DIESEL ENGINE FUNDAMENTAL

PENJELASAN MODUL

Judul Modul
Diesel Engine Fundamental

Uraian Modul
Modul ini memberikan pengetahuan dan keterampilan dari dasar-dasar diesel engine. Penjelasan dari
modul ini memudahkan para siswa untuk mampu mengidentifikasi dan menjelaskan tujuan dan fungsi
dari komponen mesin diesel, menjelaskan prinsip dasar pengoperasian dari suatu mesin diesel,
mengidentifikasi dan menjelaskan fungsi utama dari komponen di sistem pelumas mesin diesel,
mengidentifikasi pelumasan yang benar untuk merawat mesin diesel, menjelaskan tujuan dan proses
dari program Caterpillar SOS dan pengetesan mesin diesel

Pra-Syarat
Module berikut ini merupakan prasyarat yang harus diikuti sebelum pelaksanaan dari modul ini:
 Occupational Health & Safety
 Perlengkapan tempat kerja
 Prinsip mekanikal

Pembelajaran & Pengembangan


Untuk memudahkan penyampaian modul ini, siswa perlu dilengkapi dengan Aktivity Workbook
Diesel Engine Fundamental, tempat kerja yang relevan atau simulasi lingkungan kerja dan peralatan
untuk pengembangan/ mempraktekkan ketrampilan tersebut.

Referensi yang di perlukan


 Tidak ada recomendasi yang di haruskan.

Sumber Referensi
 SIS DVD atau SIS Web.

Metode Penilaian
K elas dan Workshop
Untuk memberikan hasil kerja yang memuaskan dari modul ini, anda harus menunjukkan bahwa anda
sudah mampu dalam semua materi pelajaran. Sebagai konsekwensinya, setiap hasil pekerjaan dan
penilaian akan menjadi ukuran dari penilaian modul tersebut.
Dalam modul ini, anda diharuskan untuk berpartisipasi di dalam kelas dan tempat kerja dengan
melengkapi ketentuan-ketentuan berikut ini:
 Activity Workbook
 Knowledge Assesment
T empat kerja
Untuk mempraktekkan dengan baik modul ini anda diharuskan melengkapi faktor-faktor yang
diperlukan dalam workplace assesment. Petunjuk pelaksanaan workplace assesment terdapat pada
activity workbook.

APLTCL035

© Caterpillar of Australia Pty Ltd 5


DIESEL ENGINE FUNDAMENTAL

APLTCL035

6 © Caterpillar of Australia Pty Ltd


DIESEL ENGINE FUNDAMENTAL

Penilaian Pengetahuan dan Keterampilan

Learning Outcome 1 : Mengidentifikasi serta menjelaskan tujuan dan fungsi dari


komponent engine diesel.

Kriteria penilaian
1.1 Mengidentifikasi serta menjelaskan tujuan dan fungsi dari
komponen-komponen berikut:
1.1.1 Cylinder block dan keuntungannya
1.1.2 Cylinder liners (tipe basah dan kering)
1.1.3 Piston (bagian-bagiannya)
1.1.4 Piston (pre-combustion chamber, direct injection dan
two-piece)
1.1.5 Piston ring (compression rings dan oil control rings)
1.1.6 Connecting rod
1.1.7 Connecting rod bearing
1.1.8 Crankshaft
1.1.9 Vibration damper
1.1.10 Flywheel assembly
1.1.11 Camshaft
1.1.12 Pushrod dan valve lifter
1.1.13 Lokasi komponen engine, termasuk:
1.1.13.1 Air compressor
1.1.13.2 Timing cover
1.1.13.3 Vibration damper
1.1.13.4 Coolant pump
1.1.13.5 Turbocharger
1.1.13.6 Exhaust manifold
1.1.13.7 Oil filter
1.1.13.8 Oil Cooler
1.1.13.9 Breather and tube assembly
1.1.13.10 Injection lines
1.1.13.11Hand priming pump
1.1.13.12Starter
1.1.13.13Fuel filter
1.1.13.14Fuel transfer pump
1.1.13.15Fuel injection pump
1.1.14 Transmission oil cooler
1.1.15 Cylinder head assembly, termasuk:
1.1.15.1 Cylinder head
1.1.15.2 Valve cover
1.1.15.3 Bridge
1.1.15.4 Valve spring assemblie
1.1.15.5 Valve guide
1.1.15.6 Valve seat insert
1.1.15.7 Valve, dan
1.1.15.8 Rocker arm
1.1.16 Mengidentifikasi tiga bentuk Valve train
1.1.16.1 Push rod
1.1.16.2 Overhead camshaft
1.1.16.3 Cam in head
1.1.17 Fuel injection nozzle
1.1.18 Gear train assembly

APLTCL035

© Caterpillar of Australia Pty Ltd 7


DIESEL ENGINE FUNDAMENTAL

1.1.19 Timing marks


1.1.20 Crankshaft gear
1.1.21 Idle gear
1.1.22 Camshaft gear
1.1.23 Fuel injection pump gear
1.1.24 Balance gear
1.1.25 Oil pump gear
1.1.26 Water pump gear
1.1.27 Air compressor gear
1.1.28 Pulley assembly
1.1.29 Timing gear housing.

Learning Outcome 2 : Menjelaskan prinsip dasar operasi dari engine diesel.

Kriteria Penilaian
2.1 Menguraikan komponen pada combustion chamber.
2.2 Menjelaskan cara kerja empat langkah dan penggambaran
proses masing-masing langkah.
2.3 Menjelaskan perbedaan antara comprssion ignition dan spark
ignition.
2.4 Menggambarkan terminology tenaga yang keluar dari engine
diesel:
2.4.1 Torque
2.4.2 Tenaga
2.4.3 Horsepower
2.4.4 Tenaga gesekan
2.4.5 Panas.
2.4.6
2.5 Menggambarkan terminologi pengukuran yang berhubungan
dengan engine diesel:
2.5.1 Bore
2.5.2 Top dead centre
2.5.3 Bottom dead centre
2.5.4 Stroke
2.5.5 Displacement
2.5.6 Compression ratio
2.5.7 Work
2.5.8 Atmospheric pressure
2.5.9 Ambient air temperature
2.5.10 Relative humidity
2.5.11 Volumetric efficiency
2.5.12 Brake power
2.5.13 Thermal efficiency
2.5.14 Fuel efficiency.

Mengidentifikasi dan menjelaskan fungsi utama komponen-


Learning Outcome 3 :
komponen pada system pelumasan.

Kriteria Penilaian
3.1 Mengidentifikasi komponen pada sistem pelumasan engine
diesel dan menerangkan fungsinya, yakni:
3.1.1 Oil pan atau sump
3.1.2 Oil pick up tube dan suction bell
3.1.3 Oil pump
3.1.4 Oil filter dan by-pass valve
3.1.5 Oil cooler dan by-pass valve

APLTCL035

8 © Caterpillar of Australia Pty Ltd


DIESEL ENGINE FUNDAMENTAL

3.1.6 Oil galleries


3.1.7 Piston cooling jet
3.1.8 Crankcase breather, jalur dan pipanya.

3.2 Menggambarkan prinsip pengoperasian pada tipe gear dan


tipe rotor pada oil pump engine.
3.3 Menggambarkan prinsip kerja relief valve oil pump pada
engine.
3.4 menggambarkan prinsip kerja by-pass valve pada oil filter dan
oil cooler.
3.5 Menjelaskan suplay oil ke berbagai bagian engine
3.5.1 Oil galleries
3.5.2 Cylinder wall lubrication
3.5.3 Camshaft bearings
3.5.4 Connecting rod bearings
3.5.5 Valve lifter lubrication
3.5.6 Rocker shaft lubrication
3.5.7 Turbocharger lubrication
3.5.8 Gear train lubrication
3.5.9 Gear train lubrication
3.5.10 Fuel system lubrication
3.5.11 Air compressor lubrication.
Mengidentifikasi cairan pelumas yang tepat untuk melakukan
Learning Outcome 4 :
perbaikan dan perawatan pada diesel engine.

Kriteria Penilaian :
4.1 Memberikan penjelasan tentang :
4.1.1 Kegunaai cairan pelumas
4.1.2 Bagaimana pelumas engine membuang panas
4.1.3 Bagaimana pelumas engine dapat membersihkan
4.1.4 Bagaimana pelumas menghasilkan efek penyekatan
4.2 Menjelaskan kandungan additive dan Viscositas oil
4.2.1 Viscosity Index
4.2.2 Multi-viscosity oil.
4.3 Oil Additives:
4.3.1 Detergent
4.3.2 Anti-wear agents
4.3.3 Dispersants
4.3.4 Alkali
4.3.5 Oxidation inhibitor
4.3.6 Pour point suppression agent
4.3.7 Viscosity improvers.
4.4 Total Base Numbers (TBN).
4.5 Klasifikasi Oil
4.5.1 Klasifikasi SAE
4.5.2 Type Oil
4.5.3 Viscositas.

Menjelaskan kegunaan dan proses program Caterpillar Scheduled


Learning Outcome 5 :
Oil Sampling (SOS).

Kriteria Penilaian
5.1 Menjelaskan segala sesuatu yang berhubungan dengan :
5.1.1 Oil analysis
5.1.2 SOS program

APLTCL035

© Caterpillar of Australia Pty Ltd 9


DIESEL ENGINE FUNDAMENTAL

5.1.3 Condition monitoring


5.1.4 Keterbatasan oil Sampling
5.1.5 Dimana saja sample oil dapat diambil
5.1.6 Wear metal analysis
5.1.7 Oil condition analysis
5.1.8 Sampling, menggunakan
5.1.8.1 Sample valve (live sample point)
5.1.8.2 Mengggunakan vacuum pump
5.1.9 Informasi yang diisi pada sample label
5.1.10 Masalah dalam proses pengambilan sample
5.1.11 Kontaminasi dari kotoran
5.1.12 Masalah lainnya.
5.2 Mendemonstrasikan metoda pengambilan sample SOS yang
benar menggunakan metoda yang telah dijelaskan.

Learning Outcome 6 : Mendemonstrasikan tugas perawatan pada Diesel Engine

Kriteria Penilaian
6.1 Menjelaskan tindakan safety yang harus diperhatikan untuk
mencegah cedera atau kerusakan pada engine dan machine.
6.2 Mengidentifikasi interval perawatan mengacu spesifikasi pabrik
menggunakan Caterpillar SIS DVD atau SIS Web.
6.3 Mengidentifikasi dan menyelesaikan tugas perawatan 250 jam
pada atau PM level 2 engine. Tugas perawatan meliputi :
6.3.1 Visual inspection
6.3.2 Melepas dan memasang filter
6.3.3 SOS oil sample
6.3.4 Lubrication.
6.4 Perawatan dilakukan dengan :
6.4.1 Tanpa menyebabkan kerusakan component atau
system
6.4.2 Menggunakan tool, teknik dan material yang tepat
6.4.3 Mengacu pada panduan prosedur dan aturan
industry/perusahaan.
6.4.4 Menggunakan dan mengikuti informasi yang tepat
sesuai dengan spesifikasi pabrik.
6.4.5 Menyelesaikan pengisian dokumen-dokumen yang
diperlukan tempat kerja
6.4.6 Cairan pelumas dibuang mengacu pada aturan
lingkungan dan perusahaan

APLTCL035

10 © Caterpillar of Australia Pty Ltd


DIESEL ENGINE FUNDAMENTAL

DAFTAR I SI

TOPIK 1: Komponen-komponen Diesel Engine


Penjelasan ........................................................................................................................13
Cylinder Block da n Komponen-komponennya ...................................................................14
Cylinder Liner ....................................................................................................................15
Piston ...............................................................................................................................16
Connecting Rod ................................................................................................................20
3406 Crankshaft .................................................................................................................21
Vibration Damper ...............................................................................................................23
The Flywheel assembly ......................................................................................................25
Camshaft ...........................................................................................................................25
Pushrods and Valve Lifter ..................................................................................................27
Lokasi Komponent Engin ...................................................................................................28
Transmission Oil Cooler .....................................................................................................30
Cylinder Head Assembly ....................................................................................................30
RoCker Arm ......................................................................................................................32
Valve ..................................................................................................................................33
Valve Spring Assembly ......................................................................................................34
Valve Seat Insert ................................................................................................................35
Valve Guides .....................................................................................................................35
Valve Train Design..............................................................................................................36
Fuel Injection Nozzle .........................................................................................................37
Gear Train Assembly .........................................................................................................37
Timing Gear Housing .........................................................................................................41

TOPIK 2: Diesel Engine Fundamental


Penjelasan .......................................................................................................................43
Combustion Chamber ........................................................................................................43
Four Stroke Cycle .............................................................................................................44
Keunggulan Desain Diesel ..............................................................................................47
Istilah Physical Power dan Efisiensi ...................................................................................48
Terminology Pengukuran Engine .....................................................................................52
Compression Ratio ............................................................................................................54
Kondisi Atmosphir ..............................................................................................................55
Efsisiensi ...........................................................................................................................56

TOPIK 3: Engine Lubrication


Penjelasan ........................................................................................................................57
Komponen-komponen System Lubrikasi ............................................................................58
Oil Pan ...............................................................................................................................58
Suction Bell dan Inlet Screen ..............................................................................................59
Oil Pump ............................................................................................................................59
APLTCL035

© Caterpillar of Australia Pty Ltd 11


DIESEL ENGINE FUNDAMENTAL

APLTCL035

12 © Caterpillar of Australia Pty Ltd


DIESEL ENGINE FUNDAMENTAL

DAFTAR ISI

Bypass dan Relief Valves ..................................................................................................59


Penjelasan tentang Oil Pump .............................................................................................60
Oil Scavenge Pump ...........................................................................................................60
Oil Pump Relief Valve ........................................................................................................61
Oil Cooler ...........................................................................................................................61
Oil Cooler Bypass Valve .....................................................................................................62
Oil Filter .............................................................................................................................62
Oil Filter Bypass Valve .......................................................................................................63
Oil Passages atau Galleries ..............................................................................................63
Pelumasan Front Gear Train .............................................................................................64
Pelumasan Turbocharger ..................................................................................................64
Piston Cooling Jets ............................................................................................................65
Pelumasan Dinding Silinder ................................................................................................65
Oil Supply ke Main dan Camshaft Bearing .........................................................................66
Oil Supply ke Connecting Rod Bearing ..............................................................................66
Pelumasan Valve Lifter .....................................................................................................66
Pelumasan Rocker Shaft ..................................................................................................67
Pelumasan Fuel System ...................................................................................................67
Pwlumasan Air Compressor ..............................................................................................68
Crankcase Breather ...........................................................................................................68

TOPIC 4: Engine Oil


Pelumasan ........................................................................................................................69
Pendinginan .......................................................................................................................69
Pembarsihan .....................................................................................................................70
Penyekatan ........................................................................................................................70
Viscositas ..........................................................................................................................70
Klasifikasi SAE ..................................................................................................................71
Tekanan Oil ......................................................................................................................72
Pengembangan Oil Development di Caterpillar ...................................................................73

TOPIC 5: Scheduled Oil Sampling


Analisa Oil dan Coolant .....................................................................................................75
Scheduled Oil Sampling Program (SOS) ............................................................................75
Condition Monitoring ..........................................................................................................76
Keterbatasan Oil Sampling ...............................................................................................77
Pengambilan Sample .........................................................................................................79

APLTCL035

© Caterpillar of Australia Pty Ltd 13


DIESEL ENGINE FUNDAMENTAL

APLTCL035

14 © Caterpillar of Australia Pty Ltd


DIESEL ENGINE FUNDAMENTAL

TOPIK 1
Komponen-komponen Diesel Engine

PENDAHULUAN

Caterpillar mengembangkan dan membuat diesel engine empat langkah untuk memenuhi
kebutuhan peralatan buatan Caterpillar disamping untuk memenuhi kebutuhan peralatan
yang dibuat oleh pabrikan lainnya.
Mengerti prinsip operasi dan konstruksi diesel engine merupakan hal yang berguna untuk
melakukan diagnosa, perbaikan dan perawatan yang efektif.
Engine Caterpillar 3406 dipergunakan sebagai contoh dalam pembelajaran ini (Figure 1).
Fungsi dan nama-nama komponen engine yang dipergunakan Caterpillar sama juga
dengan yang dipergunakan oleh pabrik pembuat lainnya.
Engine 3406 merupakan diesel engine untuk tugas berat, dan memiliki 6-cylinder segaris.
Engine ini memiliki diameter silinder (bore) sebesar 162.56 mm (5.4 inch), panjang langkah
(stroke) 165.1 mm (6.5 inch) dan volume silinder (displacement) 14,633 cc (893 cu.in.).
Engine jenis ini digunakan pada on-highway truck, pada produk-produk Caterpillar lain,
pembangkit tenaga listrik dan pada aplikasi marine.

APLTCL035

© Caterpillar of Australia Pty Ltd 15


DIESEL ENGINE FUNDAMENTAL

CYLINDER BLOCK DAN KOMPONEN

Block merupakan salah satu komponen utama engine diesel dan merupakan rumah bagi komponen
utama penghasil tenaga. Komponen ini harus memiliki kekuatan dan ketahanan yang tinggi karena
semua resultan gaya, tekanan dan panas dari proses pembakaran ditransfer ke block engine. Block
dengan kekuatan yang tinggi ini diperoleh melalui proses pengecoran presisi menggunakan bahan
logam (alloy).

Engine block (Figure . 3) dibuat dengan beberapa desain yang berbeda, yaitu :
1. In-line engine, memiliki letak silinder sebaris
2. V-engine, memiliki silinder dua baris, dengan satu crankshaft dibagian bawah, dan block berbentuk
huruf V.

3. Block umumnya terbuat dari besi cor yang terdiri dari ringga-rongga (Figure 4) sebagai saluran
cairan pendingin (1) dan pelumas (2).

APLTCL035

16 © Caterpillar of Australia Pty Ltd


DIESEL ENGINE FUNDAMENTAL

CYLINDER LINER

Cylinder liner terbuat dari cast molybdenum alloy iron untuk mendapatkan kekerasan extra.
Permukaan dalam dari setiap liner yang dikeraskan secara induksi, lalu di honing untuk membentuk
cross-hatched pattern untuk mengontrolan oil pada liner.

O-ring digunakan untuk menyekat bagian bawah dari liner dengan jacket water. Sebuah liner band
digunakan untuk menyekat bagian atas pada liner dan memberikan lapisan untuk meredam getaran.
Kekakuan engine block memungkinkan seal-seal ini duduk dan memberikan penyekatan liner yang baik.

Fungsi liner sebagai rumah dan pemandu piston, membentuk tempat pembakaran dan membuang
panas dari piston. Liner juga ada yang dimesin langsung pada silinder blok, yang disebut parent bore,
Figure 5 (1) selain itu ada juga yang dapat dibongkar pasang Figure 5 (2).

Silinder liner membentuk dinding water jaket antara pendingin dan piston (Figure 6).

Wet liner memiliki o-ring untuk menyekat water jaket dan menjaga kebocoran coolant (Figure 7).

Dry liner sering digunakan untuk memperbaiki parent bore engine apabila silindernya rusak. Liner ini
dikatakan tipe kering karena dia terpasang langsung pada silinder block (Figure 7, kanan).

APLTCL035

© Caterpillar of Australia Pty Ltd 17


DIESEL ENGINE FUNDAMENTAL

PISTON

Piston (Figure 8) berguna untuk memindahkan tenaga dari proses pembakaran, terdiri dari beberapa bagian
yaitu :
1. Crown membentuk ruang bakar.
2. Ring Groove dan alurnya berfungsi menahan ring piston.
3. Pin bore tempat piston pin yang berfungsi sebagai penghubung piston
dan connecting rod.
4. Retaining ring menahan piston pin di dalam pin bore
5. Truts skirt menahan beban samping.

Pada bagian dalam piston (Figure 9), terdapat rongga bagian bawah crown (1) dan beberapa piston
memiliki lubang oil didalam piston crown (2).

APLTCL035

18 © Caterpillar of Australia Pty Ltd


DIESEL ENGINE FUNDAMENTAL

Piston memiliki bermacam-macam konstruksi :

1. Cast aluminium crown memiliki iron band untuk compression ring dan forged aluminium skirt, yang di
las secara electron beam (Figure 10, kanan).

2. Composite, memilki steel crown dan forged aluminium skirt yang diikat menggunakan baut.

3. Two-piece articulated, merupakan gabungan forged steel crown dengan pin bore dan bushes, dan
cast aluminium skirt yang terpisah, kemudian digabung satu sama lain oleh wrist pin (Figure 11).

4. Single piece cast aluminium piston dengan sebuah iron band tempat piston ring . merupakan tipe
yang paling umum (Figure 10, kiri).

Sebuah piston terpasang dengan pas pada cylinder liner dan bergerak naik turun (reciprocates)
selama engine beroperasi. Bagian atas piston berfungsi sebagai permukaan dasar combustion
chamber.

APLTCL035

© Caterpillar of Australia Pty Ltd 19


DIESEL ENGINE FUNDAMENTAL

Fungsi dari piston adalah:


 Memindahkan tenaga dari hasil pembakaran ke connecting rod dan ke crankshaft
 Menyekat ruang bakar
 Memindahkan panas dari ruang bakar melalui dinding silinder dan coolant.

Figure 12 menunjukkan dua jenis piston:


 Cylinder head yang menggunakan pre-combustion chamber, menggunakan piston yang memiliki
heat plug pada crwon (piston pada posisi kanan)
 Direct injection piston tidak memiliki heat plug

Piston merupakan komponen yang sangat kritikal mulai dari design, usia pakai dan mempengaruhi
seluruh kemampuan dari engine.

RING PISTON

Setiap piston memiliki dua atau lebih ring piston yang terdapat pada groove di piston. Ring piston
memiliki tujuan utama yaitu:
 Menyekat ruang bakar
 Mengontrol pelumasan pada dinding silinder
 Mendinginkan piston dengan memindahkan panas yang dihasilkan dari pembakaran.
Ada dua jenis ring piston (Figure 13, kiri)
 Compression ring (1) menyekat bagian bawah ruang pembakaran dari kebocoran gas dengan
cara menahannya agar tidak ada gas yang bocor melewati piston.
 Oil ring (2) mengontrol lapisan oil pada dinding –dinding silinder ketika piston bergerak naik turun
untuk mengurangi keausan pada liner, piston dan ring. oil control ring memiliki expander spring yang
membantu mempertahankan lapisan oil (Figure 13, kiri).

APLTCL035

20 © Caterpillar of Australia Pty Ltd


DIESEL ENGINE FUNDAMENTAL

Setiap ring memiliki lapisan yang kuat dan keras agar tetap awet.Setiap piston memiliki gap atau celah
diantara ujung-ujung pertemuan lingkarannya. Untuk mencegah kebocoran, antara ring satu dengan
yang lainnya, ring end gap tidak boleh disusun segaris. (Figure 14, kiri).

Pada engine Caterpillar 3406, ketiga ring pistonnya terbuat dari aluminium alloy casting dilapisi
dengan cast-in nickel iron untuk ring kompresi. Lapisan Nickel iron meningkatkan kekuatan groove
dan mengurangi keausan. (Figure 14, kanan).
Ketiga ring piston ini di desain untuk menyediakan kompresi dan pengontrolan oil yang sempurna
disamping mengurangi gesekan dan panas yang ditimbulkan. Ini mengakibatkan bertambah
panjangnya usia piston, ring dan liner serta mengurangi biaya perawatan pada saat overhoul.

Ring piston berupa nodular iron yang memilliki kekuatan dan ketahanan. Oil dan intermediate ring
yang dilapisi chrome (chrome coated) dan top ring dilapisi plasma (plasma coated). Kedua jenis
lapisan ini merupakan bahan yang memiliki ketahanan keausan gesekan yang sempurna.

APLTCL035

© Caterpillar of Australia Pty Ltd 21


DIESEL ENGINE FUNDAMENTAL

CONNECTING ROD

Connecting rod (Figure 15) menghubungkan piston dengan crnkshaft dan memindahkan tenaga hasil
pembakaran menuju crankshaft.
Bagian dari connecting rod terdiri dari :

1. Rod-eye, gudgeon-end atau small-end, ini untuk menahan piston pin bushing.

2. Piston pin bushing. Bushing adalah jenis bearing yang mendistribusikan beban dan dapat
diganti apabila aus..

3. Shank adalah bagian yang berada diantara small end dan big end connecting rod. berupa l-
beam yang kuat dan kaku.

4. Crankshaft journal bore dan cap adalah bagian penghubung dari con-rod. Ini membuat
bearing journal membungkus crankshaft dan menghubungkan con-rod dengan crankshaft.
5. Rod-bolt dan nut mengunci rod dan cap terhadap crankshaft. Yang disebut crank end atau big
end dari connecting rod.

6. Bearing pada Connecting rod big-end (crank-end). Crankshaft berputar didalam bearing
connecting rod. Connecting rod memindahkan tenaga dari hasil pembakaran menuju
crankshaft dan mengubah gerakan naik dan turun menjadi gerakan putar.
Connecting rod merupakan besi tempa yang dikeraskan dan di shot peened untuk membuang stres.

Sisi rod eye didesain tirus (Tapered-end) untuk meningkatkan bidang kontak pin terhadap bore
selama langkah power. Ini menghasilkan kekuatan dan ketahanan ekstra dari piston dan rod.

Setengah bagian bearing connecting rod terpasang pada connecting rod yang disebut upperhalf shell.
Yang separuhnya lagi terpasang pada cap yang disebut lower half shell. Normalnya upper half shell memikul beban
lebih besar. Locating lug adalah bagian yang menyatu dengan bearing shell dan digunakan untuk memposisikan
shell duduk dengan benar pada tiap connecting rod atau cap.

APLTCL035

22 © Caterpillar of Australia Pty Ltd


DIESEL ENGINE FUNDAMENTAL

3408 CRANKSHAFT

Crankshaft adalah carbon steel tempa (forging) yang seluruhnya dikeraskan.


Bagian big end connecting rod memutarkan crankshaft (Figure 17), terdapat pada bagian bawah dari blok
engine. Crankshaft memindahkan gerak putar menuju Flywheel dan ke penggerak lainnya (clutch,
transmission dan alat penggerak lainnya), menyediakan energi yang cukup untuk melakukan kerja .

Bagian dari crankshaft adalah sebagai berikut:


1. Connecting rod bearing journal
2. Counterweight
3. Main bearing journal
4. Web.
Crankshaft pada engine in-line umumnya memiliki satu connecting rod bearing journal untuk setiap
silinder, sedangkan engine V-blok terdapat sebuah connecting rod-bearing journal untuk dua silinder.
Sebagai contoh engine V8 ini memiliki split rod journal yang spesial.

Connecting rod bearing journal menentukan posisi dari piston dan kapan setiap piston pada posisi top
dead centre.

Beberapa connecting rod bearing journal memiliki lightening hole untuk mengurangi berat dan
membantu keseimbangan dari crankshaft (Figure 18).

Crankshaft memiliki lubang oil yang di bor untuk memungkinkan oil dari main bearing journal menuju
connecting rod journal dan bearingnya. Jalur ini ditutup pada web dengan cup plug atau set screw
(Figure 18).

Counterweight digunakan untuk membantu menyeimbangkan crankshaft dan mengurangi getaran


ketika engine running. Tipe counterweight ada yang langsung menyatu dengan crankshaft atau dibautkan ke-
crankshaft
Main bearing menahan crankshaft di block dan sejajar satu sama lainnya.

APLTCL035

© Caterpillar of Australia Pty Ltd 23


DIESEL ENGINE FUNDAMENTAL

Thrust Bearing Surface

Permukaan main thrust bearing (Figure 19) terletak pada salah satu dari main bearing journal. Terletak
pada salah satu sisi web dari main bearing journal yang memiliki permukaan yang lebar untuk
membatasi pergerakan maju mundur crankshaft yang disebut endplay.

Main Bearing Shell

Ada dua bentuk bearing half pada setiap main bearing yaitu lower half shell dan upper half shell (Figure
20). Lower half shell terpasang pada cap main bearing dan upper half shell terpasang pada main
bearing bore di block. Upper halve shell memiliki lubang oil dan pada umumnya memiliki slot untuk
pelumasan secara terus menerus sehingga oil pelumasan dapat masuk dari lubang yang berada di
bagian dalam main journal.
Banyak engine diesel yang crankshaftnya dibuat dengan cara pengerasan induksi hanya pada bagian
jurnal dan lapisan luarnya. Prosses ini dapat mengakibatkan meningkatnya ketegangan perbatasan
antara bagian yang dikeraskan dengan yang tidak dikeraskan. Supaya hal itu tidak terjadi maka
ketetapan dari Caterpillar mengharuskan dilakukannya proses pengerasan pada seluruh bagian dari
crankshaft, hal ini dapat meningkatkan kekuatan dan memperpanjang umur crankshaft. Dengan proses
pengerasan yang menyeluruh pada crankshaft, kemungkinan pecahnya crankshaft dapat dikurangi.

APLTCL035

24 © Caterpillar of Australia Pty Ltd


DIESEL ENGINE FUNDAMENTAL

VIBRATION DAMPER
Vibration damper adalah suatu alat yang menetralkan getaran puntir atau torsional vibration yang
disebabkan oleh variasi gaya ( pada umumnya sekitar 3 sampai 10 ton [ 2,724 sampai 9,080 kg]) dari
piston dan arahnya berputar . Getaran torsional adalah irama getaran yang terjadi pada saat langkah
tenaga. Hilang timbulnya gaya adalah suatu penyebab terjadinya crankshaft terpuntir keluar dari
kelurusannya secara perlahan dan kemudian kembali ke posisi semula. Jika tidak dilakukan
pengontrolan getaran yang timbul akibat perubahan gaya ini, maka engine akan berputar dengan
kasar dan crankshaft dapat patah.

Vibraton damper jenis viscous atau rubber element dipasang di bagian depan crankshaft. Karena
getaran torsionalnya berbeda-beda pada setiap desain engine, maka vibration damper yang dibuat
disesuaikan dengan karakteristik masing-masing engine

Di depan crankshaft engine 3406E anda dapat menemukan vibration damper yang mengontrol
torsional vibration atau twisting pada crankshaft. Berbentuk menyerupai flywheel yang dipasang
didepan crankshaft.
Ada dua jenis vibration damper:

1. Rubber damper ( sebelah kiri pada Figure 21) menggunakan karet padat untuk meredam getaran.

2. Viscous damper (sebelah kanan pada Figure 21) menggunakan oli kental dan ring baja yang
mengambang didalam rumahan vibration dumper untuk meredam getaran.

APLTCL035

© Caterpillar of Australia Pty Ltd 25


DIESEL ENGINE FUNDAMENTAL

Figure 22 –Figure penampang pemasangan rubber element vibration damper

Rubber-Element damper terdiri dari plat baja alloy pada bagian dalamnya berbentuk roda atau
memiliki sebuah fasilitas pengganjal,dan bagian luar terbuat dari cetakan baja terpasang sebagai
penahan (gaya inertial). Bagian dalam dari pinggir roda terikat pada bagian luar pemberat dengan
sebuah campuran karet (Figure 22).

Figure 23 Garis menyilang menunjukan terpasangnya peredam getaran jenis visikos

Viscous damper dapat berjumlah satu atau terbagi dua didalam sebuah rumahan. Sebuah pemberat
(inertial mass ) dan sejenis cairan grease ditempatkan diantara pemberat dan housing. Celah antara
rumahan dan pemberat adalah sekitar 0.010 in. (0.25 mm) pada semua sisi. Celah inilah yang diisi oleh
cairan viscous (gambar23). Sebuah viscous damper haruslah ditangani dengan hati-hati. Jika tidak hal ini
akan menyebabkan mudah penyok dan harus diganti .

APLTCL035

26 © Caterpillar of Australia Pty Ltd


DIESEL ENGINE FUNDAMENTAL

FLYWHEEL ASSEMBLY

Flywheel (Figure 24) terdiri dari :


1. Flywheel
2. Ring gear,terpasang mengelilingi flywheel, digunakan untuk penyalaan engine.
3. Flywheel housing.

Flywheel Assembly adalah penghubung antara engine dan beban. Dibaut pada bagian belakang
crankshaft. Crankshaft memutar flywheel pada saat langkah tenaga, dan gaya gerak flywheel membuat
putaran crankshaft menjadi lebih halus selama terjadinya 3 langkah untuk tiap-tiap silinder dalam
sebuah engine bersilider banyak.
Ada tiga fungsi utama flywheel:

1. Menyimpan tenaga sebagai pengerak selama langakah tenaga.

2. Meminimkan fluktuasi torsi atau putaran crankshaft.

3. Meneruskan tenaga ke mesin, torque converter, beban lain atau peralatan transmission .

CAMSHAFT

Camshaft (Figure 25) di gerakan oleh rangkaian gigi-gigi yang terhubung dengan crankshaft.
Camshaft terbuat dari alloy steel khusus yang ditempa dan dikeraskan untuk keandalan dan
ketahanan. Camshaft gear dipanaskan dan ditekan selama pemasangannya, seluruh camshaft
memiliki bearing journal yang terpisah untuk setiap lobe valve, atau ada juga yang dilengkapi lobe
valve dan lobe fuel injector.

APLTCL035

© Caterpillar of Australia Pty Ltd 27


DIESEL ENGINE FUNDAMENTAL

Camshaft mengontrol saat pembukaan dan penutupan intake dan exhaust valve. Pada beberapa
aplikasi lainnya , dipergunakan juga untuk mengontrol penginjeksian fuel. Komponen ini diberi nama
Camshaft karena terdapat lobe atau cam yang seperti telur. Ketika camshaft berputar cam bergerak
keatas dan kebawah, menekan camfollower dan diikuti pergerakan valve membuka dan menutup.
Ketika permukaan cam menekan keatas, maka valve terbuka penuh.

Figure 26

Setiap lobe dibuat seperti (Figure 26) yang terdiri dari :

1. Base circle
2. Ramps
3. Nose.

Jarak dari diameter base circle kepuncak nose disebut lift dan hal ini menentukan seberapa jauh valve
terbuka.

Bentuk ramps menentukan seberapa cepat valve terbuka dan tertutup dan lebar dan bentuk dari pada
nose menentukan seberapa lama valve tetap terbuka (Figure 27).

1. Fast opening

2.Long open period

3. Fast close

4. Slow close.

APLTCL035

28 © Caterpillar of Australia Pty Ltd


DIESEL ENGINE FUNDAMENTAL

PUSHROD DAN VALVE LIFTER

Komponen pengerak Valve pada terlihat pada Figure 28 yang terdiri dari :

1. Camshaft lobe
2. Valve lifter atau cam follower
3. Pushrod
4. Rocker arm.

Push rod (3) adalah pipa baja atau batang dengan dudukan pada kedua ujungnya. Valve lifter atau
camfollower ( 2) duduk pada masing-masing cam-lobe ( 1). Ketika camshaft ( 1) berputaran, lifter akan
mengikuti pergerakan cam. Valve lifter meneruskan gerakan dari camshaft ke push rod (3), yang
selanjutnya meneruskan gerakan ke rocker arm (4) membuka dan menutup valve.

Figure 27

Terdapat dua jenis Camfollower yakni :


1. Roller follower (Figure 27, kiri) dengan roda yang telah dikeraskan terpasang pada camshaft lobe
2. Slipper follower (Figure 27, kanan) yang hanya memiliki satu bagian pada permukaan yang
berhubungan dengan lobe.

APLTCL035

© Caterpillar of Australia Pty Ltd 29


DIESEL ENGINE FUNDAMENTAL

KOMPONEN ENGINE BERSERTA LOKASINYA

Pandangan depan dari engine 3406B (Figure 30):


 Air compressor drive cover
 Timing advance cover
 Vibration damper
 Coolant pump.

APLTCL035

30 © Caterpillar of Australia Pty Ltd


DIESEL ENGINE FUNDAMENTAL

Pandangan kanan engine 3406B (Figure 31) memperlihatkan pandangan dari belakang ke depan engine:
 Turbocharger
 Exhaust manifold
 Oil Filter
 Oil Cooler
 Breather dan tube assembly

Pandangan sebelah kiri engine (Figure 32):


 Air compressor mounting location
 Injection lines
 Hand priming pump
 Starter location
 Fuel filter
 Fuel transfer pump
 Fuel injection pump.
Tergantung dari pada applikasi, engine pun dapat dilengkapi dengan rancangan yang berbeda pada
fuel filter dan lokasi priming pump..

APLTCL035

© Caterpillar of Australia Pty Ltd 31


DIESEL ENGINE FUNDAMENTAL

OIL COOLER TRANSMISI

Engine dapat dilengkapi dengan oil cooler transmisi (Figure 33) yang terpasang disebelah kanan dari
pada engine. Oil cooler transmisi digunakan untuk aplikasi mesin dan menjaga temperatur oli transmisi
pada tingkat yang diizinkan.

Silinder head juga dirancang dengan struktur yang memiliki kekuatan tinggi dan kaku, silinder head
dibuat dengan presisi dan telah melalui pengujian deep thermal cycle shock untuk meyakinkan
ketahanannya. Sehingga dihasilkan silinder head dengan ketahanan terhadap keretakan.

Spacer plate baja atau aluminium digunakan diantara head silinder untuk menghilangkan kedalaman
counter bore dari silinder blok.

Kedalaman Counter Bore mengurangi material dari pada blok dan akan memiliki kecenderungan
pecah. Pada model yang lama, counter bore diperlukan untuk menyesuaikan dan mendukung
kerapatan flange pada liner.

APLTCL035

32 © Caterpillar of Australia Pty Ltd


DIESEL ENGINE FUNDAMENTAL

Cylinder head assembly (Figure 34) meliputi komponen-komponen berikut ini:

1. Cylinder head
2. Valve cover
3. Bridges
4. Valve spring assemblies
5. Valve guides
6. Valve seat insert

Cylinder Head

Cylinder head (Figure 35, kiri ) dibuat terpisah ,yang menyekat bagian atas dari engine block dan
menopang valve dan injector atau pre-combustion chamber ( jika digunakan ) ,ia juga berfungsi sebagai
rumah dari valve train, beberapa komponen sistim bahan bakar,dan sebagai saluran air.
Tergantung pada rancanganya, cylinder head dapat berbentuk single casting yang menutup bagian
atas block engine, atau several casting yang menutup satu atau lebih dari cylinder.
Cylinder head Figure 35, kiri (1) terpasang pada blok engine dengan sebuah gasket ( 2), spacer plate ( 3)
dan diikat oleh baut atau mur.

APLTCL035

© Caterpillar of Australia Pty Ltd 33


DIESEL ENGINE FUNDAMENTAL

Valve Cover

Valve cover terpasang pada base cover serta di bautkan pada bagian atas cylinder head. Kebanyakan
engine memiliki valve cover lebih dari satu. Rangkaian komponen valve tursusun di dalamnya.

ROCKER ARM
Rocker Arm (Figure 37) terdiri dari :

1. Adjusting screw untuk menyetel valve lash ( celah valve ).Yaitu celah kecil yang berada di antara
rocker arm dan valve atau valve bridge .Agar valve dapat terbuka dengan sempurna. Ini
merupakan suatu penyetelan yang palilng kritikal dari rangkaian valve.

2. Lock nut,mengunci screw dan mempertahankan valve lash..

3. Wear seat, merupakan insert yang dikeraskan untuk menghindari keausan dalam jangka
waktu yang lama.

4. Rocker shaft bushing berfungsi sebagai bantalan (bearing) antara rocker arm dan shaft.
Komponen ini untuk menghubungkan camshaft atau valve train ke valve dan merubah gerak putar dari
camshaft menjadi gerak naik – turun pada valve.Ketika rocker arm ditekan ke atas ,dan tekanan itu diteruskan
oleh rocker arm untuk menekan mekanisme valve agar valve membuka.

APLTCL035

34 © Caterpillar of Australia Pty Ltd


DIESEL ENGINE FUNDAMENTAL

Bridge (Figure 38,kiri ) terdiri dari:


1. Wear seat sebagai dudukan rocker arm.
2. Bridge adjusting screw untuk menyamakan ketinggian valve stems.
3. Lock nut sebagai pengunci adjusting screw.
4. Dowel bridge ( Figure 38, kanan ) terpasang pada cylinder head.

VALVE

Setiap valve (Figure 39) terdiri dari :

1. Groove,sebagai dudukan pengunci valve ( biasa disebut collet ) terhadap spring.


2. Valve stem, yang bergerak dalam valve guide.
3. Valve fillet menggabungkan head ke stem
4. Valve sealing face mempunyai permukaan yang keras untuk mengurangi keausan dan menyekat
ruang bakar.
5. Valve head.
Valves (Figure 39) mengontrol aliran udara dan gas buang pada ruang bakar. Ketika valve intake
terbuka, udara masuk ke dalam ruang dan ketika valve exshaut terbuka, gas buang keluar dari ruang
bakar

Valves exhaust and intake di kebanyakan engine diesel terbuat dari material yang memiliki ketahanan dan
memberikan usia operasi yang panjang. Ada tiga bahan yang digunakan pada valve exhaust. Stem terbuat dari
baja stainless yang dikeraskan. Special alloy digunakan untuk head untuk menyediakan ketahanan pada
temperature tinggi dan menyekat permukaannya melalui hard-facing alloy. Valve Intake head dan stem
terbuat dari baja stainless yang dikeraskan untuk mengurangi keausan.

APLTCL035

© Caterpillar of Australia Pty Ltd 35


DIESEL ENGINE FUNDAMENTAL

VALVE SPRING ASSEMBLY

Valve spring (Figure 40) menjaga valve agar tertutup kembali. Valve spring terpasang pada valve dan
di tahan oleh pengunci (collett) (1) dan salah satu retainer (2) atau rotator.
Ini terpasang pada valve stem. Retainer atau rotator menjaga pengunci (collet) terpasang dengan baik pada
stem dan menyediakan dudukan pada valve spring untuk menahan valve menutup kembali.

Setiap valve memiliki rotator (Figure 41), yang menggerakkan valve sebesar 3 derajat relatif terhadap
valve seat insert setiap kali valve ditekan. Ini meyakinkan keausan yang merata pada setiap
permukaan valve supaya usia valve yang lebih panjang dan membantu memcegah valve terbakar.

APLTCL035

36 © Caterpillar of Australia Pty Ltd


DIESEL ENGINE FUNDAMENTALS
DIESEL ENGINE FUNDAMENTAL

VALVE SEAT INSERT

Supaya didapatkan penyekatan yang sempurna pada ruang bakar, setiap valve memiliki seat insert (Figure 42),
terletak pada clynder head. Ketika valve tertutup, valve menyentuh valve seat insert.
Ketika valve seat insert aus atau rusak, valve seat insert dapat diganti. Insert pada intake terbuat dari
stainless steel alloy dan insert pada exhaust terbuat dari nickel base alloy.

VALVE GUIDE

Valve bergerak naik dan turun didalam valve guide (Figure 43), yang terdapat di atas clynder head.
Valve guide menjaga pergerakan valve agar tetap lurus dan membantu membawa panas keluar dari
valve. Valve memanjang keluar dari guide pada bagian atas clynder head.
Valve, valve seat insert dan valve guide banyak mengalami keausan yang dikarenakan temperatur dan
tekanan yang tinggi dari pembakaran.
Semua komponen tersebut dapat diganti kembali.

APLTCL035

© Caterpillar of Australia Pty Ltd 37


DIESEL ENGINE FUNDAMENTAL

DESAIN VALVE TRAIN

Model engine yang berbeda menggunakan desain valve train yang berbeda pula :

1. Push rod engine (Figure 44); mengunakan camshaft, valve lifter, push rod dan rocker arm

2. Overhead cam engine (Figure 45) memiliki camshaft (1) yang terletak pada cylinder head. Valve
lifter (2) dihubungkan dengan bagian atas valve stem. Pada saat cam lobe berputar maka valve
lifter bergerak keatas dan membuka valve. Lalu cam lobe melanjutkan putarannya dan valve spring
(3) menutup valve.

3. Cam in head engine (Figure 46) menunjukan dimana rocker arm digerakan oleh cam lobe. Saat
camshaft berputar, maka rocker arm menekan valve untuk membuka.

APLTCL035

38 © Caterpillar of Australia Pty Ltd


DIESEL ENGINE FUNDAMENTAL

Fuel nozzle atau injector (Figure 47, kiri) juga terdapat pada cylinder head diantara valve (Figure
47,kanan). Yang ditahan pada tempatnya oleh sleeve, washer, adapter dan retainer. Nozzle injector
dapat diganti. Keenam lubang pada ujungnya mengabutkan bahan bakar yang disemprotkan ke dalam
ruang bakar untuk menyempurnakan pembakaran.

GEAR TRAIN

Bentuk gear train (Figure 48) terdiri atas komponen-komponen berikut:

1. Crankshaft gear
2. Idler gear
3. Camshaft gear
4. Fuel injection pump gear
5. Oil pump gear
6. Water pump gear
7. Air compressor gear.

APLTCL035

© Caterpillar of Australia Pty Ltd 39


DIESEL ENGINE FUNDAMENTAL

Susunan gear train (Figure 49) adalah suatu rangkaian gear yang memindahkan tenaga dari crankshaft
ke komponen utama engine yang lainnya.
Gear train biasanya terletak di depan atau di belakang engine.

Pada Figure diatas gear train terletak di depan engine diantara backing plate dan timing gear housing.
Gear train befungsi untuk mensinkronkan semua komponen yang berhubungan dengan proses
pembakaran pada engine, (crankshaft, camshaft dan fuel injection pump). Sehingga mereka bekerja
serentak pada tiap-tiap langkah dalam siklus pembakaran.

Timing Mark

Timing mark (Figure 50) digunakan untuk mensejajarkan gear dan membantu memastikan waktu
penginjeksian dan pembukaan valve.

Crankshaft Gear

Gear crankshaft (Figure 51) terpasang pada crankshaft dan sebagai penggerak gear train.

APLTCL035

40 © Caterpillar of Australia Pty Ltd


DIESEL ENGINE FUNDAMENTAL

Idler Gear

Idler gear (Figure 52) adalah adalah serangkaian gear, yang dirancang dengan suatu perbandingan
roda gigi yang memutar camshaft dengan kecepatan setengah dari putaran crankshaft. Cluster gear
terdiri dari dua buah gear yang terpasang secara bersamaan dengan gear yang kecil terhubung
dengan camshaft gear dan memutar camshaft gear, posisinya tertutupi oleh gear yang lebih besar
pada Figure di atas.

Camshaft Gear

Gear camshaft (Figure 53) terhubung dengan idler gear. Putarannya adalah setengah dari putaran crankshaft
untuk memastikan intake dan exhaust valve membuka dan menutup tepat pada waktunya. Yaitu, satu
kali setiap dua kali putaran engine dalam siklus empat langkah.

Fuel Injection Pump Gear

Gear camshaft memutar gear fuel injection pump (Figure 54). Karena memiliki ukuran yang sama maka
putarannya pun sama besar. Gear fuel injection pump memutar camshaft fuel injection pump yang
bekerja dengan komponen-komponen sistem bahan bakar untuk mengalirkan bahan bakar ke silinder
tepat pada waktunya.

APLTCL035

© Caterpillar of Australia Pty Ltd 41


DIESEL ENGINE FUNDAMENTAL

Balance Gear

Beberapa engine memiliki balance shaft, yang digerakan oleh crankshaft melalui gear oil pump dan idle
gear (Figure 55).
Figure diatas menunjukkan gamabar balance shaft pada masing-masing sisi engine untuk
menghilangkan getaran yang di akibatkan oleh crankshaft.

Oil Pump Gear

Gear oil pump (Figure 56) digerakan oleh gear crankshaft. Oil pump berfungsi untuk mengalirkan oil
agar oil dapat bersirkulasi pada engine.

Water Pump Gear

Gear water pump (Figure 57) biasanya digerakan sama besar dengan putaran crankshaft. Water pump
berfungsi untuk mensirkulasikan coolant pada engine.

APLTCL035

42 © Caterpillar of Australia Pty Ltd


DIESEL ENGINE FUNDAMENTAL

Gear Air Compressor

Beberapa engine menggunakan air compressor untuk menyuplai udara yang bertekanan untuk
pengereman dan lainnya. Air compressor digerakan oleh gear idler dan berputar dengan kecepatan
yang telah ditentukan (Figure 58).

Pulley Assembly

Pulley assembly (Figure 59) terpasang pada crankshaft dan memutar komponen lainnya seperti fan
dan alternator.

TIMING GEAR HOUSING

Timing gear housing (Figure 60) menutupi timing gear dan menyekat bagian depan dari blok engine.

APLTCL035

© Caterpillar of Australia Pty Ltd 43


DIESEL ENGINE FUNDAMENTAL

APLTCL035

44 © Caterpillar of Australia Pty Ltd


DIESEL ENGINE FUNDAMENTAL

TOPIK 2
Dasar-Dasar Engine Diesel

PENDAHULUAN

Pada Mesin Diesel terdapat serangkaian komponen yang saling bekerja sama untuk mengubah energi
panas menjadi energi mekanikal..
Udara yang dipanaskan, dikombinasikan dengan tenaga induksi dari bahan bakar yang menghasilkan
pembakaran, yang menhasilkan tenaga yang diperlukan untuk memutar engine. Udara, yang berisikan
oksigen, diperlukan untuk membakar bahan bakar. Bahan Bakar menghasilkan tenaga. Ketika
dikabutkan, bahan bakar diesel dapat menyala dengan mudah dan terbakar secara efisien..
Bahan bakar harus terbakar dengan cepat, hal ini dapat ditentukan dengan
rumusan energi panas berikut.
Udara+Bahan Bakar+Panas= Pembakaran
Pembakaran ditentukan oleh tiga factor:
 Volume udara
 Jenis bahan bakar yang digunakan
 Banyaknya bahan bakar yang dicampurkan dengan udara.

RUANG PEMBAKARAN

Ruang pebakaran (Figure 61) tersusun oleh:


 Cylinder liner
 Piston
 Intake valve
 Exhaust valve
 Cylinder head.
APLTCL035

© Caterpillar of Australia Pty Ltd 45


DIESEL ENGINE FUNDAMENTAL

Ketika udara dimampatkan akan terjadi proses pemanasan. Semakin banyak udara yang
dimampatkan, maka akan menghasilkan panas yang lebih tinggi. Jika udara yang dimampatkan pada
nilai tertentu, maka panas yang dihasilkan dapat mencapai temperatur titik pengapian bahan bakar.
Inilah alasannya mengapa mesin diesel mempunyai perbandingan kompresi yang tinggi. Jenis bahan
bakar yang digunakan dalam engine mempengaruhi proses pembakaran, sebab bahan bakar yang
berbeda memerlukan temperatur dan nilai pembakaran yang berbeda. Jumlah bahan bakar juga
penting sebab semakin banyak bahan bakar maka semakin besar tenaga yang dihasilkan. Ketika
diinjeksikan ke dalam ruang bakar, dengan jumlah udara yang cukup, jumlah bahan bakar yang sedikit
dapat menghasilkan tenaga dan panas yang besar.
Jadi
SEMAKIN BANYAK BAHAN BAKAR = SEMAKIN BESAR TENAGA YANG
DIHASILKAN
Pada bensin engine dan gas engine, udara yang dikompresikan tidak menghasilkan panas yang
cukup untuk proses pembakaran. Agar tejadinya pembakaran, maka dipergunakan busi (spark plug)
untuk mamantik campuran udara dan bahan bakar.
Pada rancangan gas dan bensin engine campuran bahan bakar dan udara masuk kedalam silinder
pada langkah intake. Ini untuk menghindari terbakar dengan sendirinya dan pembakaran yang tak
terkendali, perbandingan kompresi dari engine ini dibuat lebih rendah dari mesin diesel.
Pada Engine Diesel, udara dimampatkan di dalam ruang pembakaran sampai udara menjadi cukup
panas untuk menyalakan bahan bakar. Bahan Bakar kemudian diinjeksikan ke dalam ruang bakar dan
terjadi pembakaran, ini untuk memberikan pengaturan dalam proses pembakaran.
Piston dan connecting rod bergerak turun dan naik, gerakan ini disebut reciprocating motion.
Connecting rod yang memutarkan crankshaft yang mengubah gerakan naik -turun menjadi gerakan
putar. Ini menjelaskan bagaimana engine mengubah bentuk energi panas dari pembakaran menjadi
tenaga yang siap pakai.

SIKLUS EMPAT LANGKAH (FOUR STROKE CYCLE)

Figure 62

Kebanyakan engine diesel menggunakan siklus empat langkah (Figure 62), namun siklus dua
langkah masih digunakan oleh beberapa pabrikasi. Dewasa ini engine dua langkah secara berangsur-
angsur tidak akan diproduksi lagi pada aplikasai engine dengan kecepatan tinggi.

APLTCL035

46 © Caterpillar of Australia Pty Ltd


DIESEL ENGINE FUNDAMENTAL

Langkah Intake (Intake Stroke)

Siklus empat langkah dengan langkah intake (Figure 63).


Ketika piston bergerak turun ke bawah atau langkah intake, valve intake terbuka dan valve exhaust
tertutup. Pada kondisi ini tercipta tekanan rendah di dalam silinder. Atmospheric pressure mendorong
udara sekitar masuk ke dalam silinder. Proses ini berlanjut hingga valve intake tertutup setlah piston
mencapai titik terendah yang dapat dicapai piston yang disebut buttom dead center (BDC). Pada
langkah ini crankshaft bergerak sebesar 180°.

Langkah Kompresi (Compression Stroke)

Selama langkah kompresi (Figure 64),valve intake tertutup, menyekat ruang bakar. Piston bergerak
naik pada titik tertinggi di silinder, yang disebut top dead centre (TDC). Udara yang terjebak di
kompresikan dan menjadi sangat panas.
Sekarang crankshaft telah berputar 360 derajat, atau satu revolusi penuh.

APLTCL035

© Caterpillar of Australia Pty Ltd 47


DIESEL ENGINE FUNDAMENTAL

Power Stroke

Pada langkah ini valve Intake dan exhaust masih tetap tertutup untuk menyekat ruang bakar. Bahan
bakar diesel diinjeksikan beberapa saat sebelum akhir langkah kompresi. Panas dari udara yang
dimampatkan, membakar bahan bakar (Figure 65), maka terjadilah proses pembakaran. Energi panas
yang dihasilkan dari pembakaran pada bagian atas piston, menggerakan piston turun dan terjadilah
langkah tenaga. Ini mengakibatkan connecting rod turun dan memutarkan crankshaft sebanyak 180
derajat, berarti bahwa crankshaft telah berputar satu setengah revolusi sejak siklus dimulai.

Exhaust Stroke

Langkah exhaust (Figure 66) adalah langkah akhir dari siklus ini. Pada langkah ini valve exhaust
terbuka saat piston bergerak naik dan gas dari pembakaran keluar dari silinder. Mendekati posisi TDC
valve exhaust tertutup, valve intake terbuka dan memulai lagi siklus empat langkah. Crankshaft
terputar sebanyak 180 derajat untuk melengkapi dua kali revolusi.
Karena dua revolusi ini terdiri dari dari empat langkah, jadi ini disebut juga sebagai siklus empat
langkah. Engine Caterpillar menggunakan siklus empat langkah dan urutan langkah power pada
silinder-silinder sebuah engine disebut ‘firing order’. Sebagai contoh, firing order dari engine truk
3406E adalah 1-5-4-6-2-3.

APLTCL035

48 © Caterpillar of Australia Pty Ltd


DIESEL ENGINE FUNDAMENTAL

KEUNGGULAN DESAIN ENGINE DIESEL

Bensin (Petrol) atau Natural Gas Engine


Engine bensin atau natural gas juga menggunakan siklus empat langkah, tetapi ada beberapa perbedaan.

Tidak memerlukan pemercik api (spark plug)

Perbedaan yang paling jelas nyata adalah bahwa engine diesel ( Figure 67) tidak memerlukan
percikan untuk pengapian. Sebagai gantinya udara yang dimampatkan dengan perbandingan
kompresi (compression ratio) yang tinggi memanaskan udara pada ruang pembakaran, ini cukup untuk
menyalakan bahan bakar ketika bahan bakar diinjeksikan..
Pada engine bensin atau gas alam ( Figure 67) udara yang dimampatkan tidak menghasilkan cukup
panas untuk memulai pembakaran. Busi (spark plug) menyalakan campuran udara dengan bahan
bakar untuk terciptanya pembakaran.

Ruang Pembakaran di Rancang Berbeda

Dapat Memikul Beban Lebih Besar pada RPM Rendah


Perbedaan yang utama adalah sejumlah beban dapat dipikul engine diesel pada putaran rendah.
Engine diesel secara normal beroperasi antara 800 dan 2200 RPM ( jumlah putaran tiap menit) dan
menyediakan lebih banyak tenaga dan torsi untuk menghasilkan kerja.

Ini dikarenakan silinder diesel engine diisi dengan udara, sedangkan silider bensin atau gas diisi
dengan campuran udara dan bahan bakar. Engine ini berisi lebih sedikit oksigen dan lebih sedikit
bahan bakar yang yang terbakar dibandingkan diesel engine dengan ukuran yang sama.

Secara umum engine diesel memiliki efisiensi bahan bakar yang lebih tinggi untuk menghasilkan kerja
dibanding engine bensin dan secara umum enginenya lebih berat sebab mereka harus menahan
temperatur dan tekanan pembakaran yang lebih tinggi.

APLTCL035

© Caterpillar of Australia Pty Ltd 49


DIESEL ENGINE FUNDAMENTAL

ISTILAH FISIKA POWER DAN EFISIENSI


Ada tiga kategori dari istilah pada engine:

 Gerakan dari object dan pengaruh gerakan ( phisical)


 Tenaga yang keluar
 Efisiensi engine (pengukuran).

Istilah Fisika
Gesekan

Sejumlah gaya akan dibutuhkan ketika dua permukaan dari benda yang saling meluncur satu sama
lain (Figure 69). Tahanan dari gerakan ini disebut gesekan. Ketika beban dinaikan , gesekan akan naik
juga. Contohnya, diperlukan usaha lebih besar untuk meluncur suatu benda yang berat dibandingkan
dengan usaha meluncurkan suatu benda yang ringan.
Kondisi dari dua permukaan yang bersentuhan juga menimbulkan perbedaan tingkat gesekan. Ini
alasannya mengapa system pelumasan pada engine sangat penting. Oil film diantara benda yang
bergerak dari engine menjaga gesekan antara dua permukaan menjadi kecil. Ini tidak hanya
memberikan engine usia pakai yang lama, tetapi juga menurunkan hambatan pada engine. Ini
memungkinkan engine dapat menghasilkan tenaga yang besar. Gesekan timbul antara piston dengan
dinding silinder ketika piston naik-turun. Gesekan menghasilkan panas yang merupakan salah satu dari
penyebab utama terjadinya keausan dan menyebabkan kerusakan komponen.

Inersia
Pada hukum Isaac Newton pertama menyatakan bahwa apabila suatu benda bergerak maka
cendrung akan tetap bergerak dan setiap benda yang diam akan tetap cendrung untuk diam hingga
diberikan suatu gaya dari luar. Fenomena ini terjadi karena setiap benda memiliki inersia. Jumlah
inersia pada suatu benda berbanding lurus dengan massa jenis benda. Sebagai contoh, mobil
mempunyai inersia lebih dibanding dengan sepeda. Inilah alasan kenapa mobil lebih sulit untuk
bergerak atau berhenti dibanding sepeda.

Gaya
Gaya is dorongan atau tarikan, berjalan, berhenti atau berubahnya arah gerakan changes suatu
benda. Contohnya, gaya dihasilkan oleh created by pembakaran selama langkah power. Semakin
besar gaya yang dihasilkan, semakin tinggi juga tenaga yang dihasilkan.

Tekanan
APLTCL035

50 © Caterpillar of Australia Pty Ltd


DIESEL ENGINE FUNDAMENTAL

Tekanan adalah ukuran gaya pada pada luasan tertentu. Sepanjang siklus empat langkah, banyak
tekanan yang dihasilkan pada permukaan piston selama langkah kompresi dan tenaga pada engine.
Banyak sistem dan komponen dalam pada engine pembakaran dalam beroperasi di bawah tekanan
atau menghasilakan tekanan yang spesifik. Pengetahuan dan pengukuran mengenai tekanan dapat
menyediakan banyak informasi tentang kondisi engine secara keseluruhan.
Tekanan dapat dihasilkan dengan tiga cara yaitu :
 Naiknya temperatur
 Pengurangan volume, tetapi massa masih tetap sama (langkah kompresi)
 Aliran fluida yang dihambat

Istilah Tenaga yang Dihasilkan


Tenaga engine dijelaskan mengacu pada kwantitas dan kwalitas beberapa karakteristik tertentu.

RPM – Revolusi Per Menit

Torque

Ketika engine sedang hidup, pembakaran yang berlangsung menyebabkan piston untuk bergerak ke
bawah silinder. Gerakan ke bawah pada piston ini menekan connecting rod dan menyebabkan
crankshaft untuk diputar. Hasil dari puntiran atau gaya-putar yang diproduksi oleh crankshaft disebut
disebut torque.

Torque juga suatu ukuran kemampuan suatu engine memikul beban.

Torque dan horsepower pada engine saling berhubungan satu sama lain dengan persamaan sebagai
berikut:

Dimana T = Torsi diukur dengan pound feet (lb-ft)


Sebab Horsepower (HP) adalah pengukuran system imperial, 5252 adalah nilai yang telah ditetapkan.

Torque diukur foot-pounds (ft-lb) pada system imperial dan Newton-meters (Nm) pada sistem metric.

1 ft lb =1.3558 Nm
1 Nm =0.7376 ft lb

APLTCL035

© Caterpillar of Australia Pty Ltd 51


DIESEL ENGINE FUNDAMENTAL

P ower
Power digambarkan sebagai suatu ukuran kerja yang dilakukan pada kurun waktu
tertentu.
Power =

dimana... t = waktu pekerjaan dilakukan.


H orsepower
Standard ukuran power dalam system metrik adalah kilowatt (kW), dan dalam system imperial adalah
horsepower (HP).

1 HP =0.746 kW and 1 kW =1.340 HP

Rumus horsepower adalah :

HP = 2∏r X Torque X RPM


33000
Rumus ini ditemukan oleh pada tahun 1800-an oleh James Watt, penemu dari Scotlandia, Awal
ditemukannya istilah horsepower adalah ketika Watt mengamati kemampuan seekor kuda di suatu
tambang batu bara yang menaikkan batubara menggunakan katrol dengan penjelasan sebagai
berikut :

Seekor kuda berjalan dengan kecepatan 2.5 mile per jam (MPH)
Setiap kuda menarik beban seberat 150 Pound
1 Mile = 5280 Feet
r = Jarak dari titik sumbu shaft yang biasanya 1 feet.

Dengan latar belakang ini, rumus Horsepower diperoleh :

Kecepatan kuda dalam feet per jam adalah = 2.5 MPH X 5280 = 13200 Feet per Jam

= 13200 FT/HR = 220 Feet per Menit


60 Menit
Tenaga dari kuda tersebut = Kecepatan X Beban = 220 Ft/Min X 150 Pound = 33000 Lb-Ft/Min

2∏r = 2 X 3.14 X 1 = 6.28

HP = 2∏r X Torque X RPM = 6.26 X Torque X RPM


33000 33000

HP = Torque X RPM
5252
Dari perhitungan diatas digambarkan 1 HP sama dengan kemampuan seekor kuda untuk mengangkat
33,000 lb batubara setinggi 1 feet dalam waktu 1 menit.

CATATAN
Rumus ini tidak bisa digunakan dalam ukuran metrik. Konversikan dulu ukuran metrik kedalam ukuran
imperial sebelum melakukan perhitungan.

Ada beberapa jenis power yang berbeda yang sering dibahas yaitu:

Indicated HorsePower (IHP) adalah tenaga yang secara teoritis mampu dihasilkan suatu engine. Ini
didapatkan dengan perkalian displacement dari engine dengan rata-rata tekanan yang bekerja di
dalam silinder (Break Mean Effektive Pressure ) dengan satuan pound per inch persegi dan dibagi
dengan 33,000.
APLTCL035

52 © Caterpillar of Australia Pty Ltd


DIESEL ENGINE FUNDAMENTAL

Brake Engine HorsePower (BHP) adalah tenaga sebenarnya yang dapat dihasilkan engine yang
diukur pada flywheel. BHP nilainya lebih rendah dari indicated horsepower, karena sejumlah energi
digunakan untuk menggerak komponen engine dan penggerak pelengkapan tambahan, seperti water
pump dan oil pump. BHP secara diperoleh dari hasil pengujian secara fisik pada engine saat di
dinamometer. Dinamometer adalah suatu alat yang dihubungkan ke engine bertujuan untuk
mengukur torque dan horse power yang dihasilkan engine.

Friction HorsePower (FHP) adalah tenaga yang dibutuhkan engine dalam menanggulangi gesekan
yang ditimbulkan oleh bearing, gear-gear, dan komponen-komponen yang bergerak pada engine.
Gesekan dapat meningkat ketika keausan dan/atau kecepatan engine meningkat.
Untuk mengkalkulasi brake engine horsepower, rumusan yang dipergunakan menghitung FHP
adalah :

IHP - BHP = FHP

Usaha
Usaha adalah tenaga yang dipergunakan dalam jarak tertentu.
Usaha = Tenaga x Jarak
W=FxD

Panas

Figure 70

Temperatur adalah suatu pengukuran dari dingin atau panas relatif dari suatu objek. Temperatur pada
umumnya diukur dengan skala Fahrenheit atau Celsius ( Figure 70, kiri).
British Thermal Unit (BTU) ukuran nilai panas dari bahan baker dengan jumlah tertentu, atau jumlah
panas yang dipindahkan dari suatu obyek ke obyek lain.
Panas adalah suatu bentuk energi yang diproduksi oleh proses pembakaran dari bahan bakar. Energi
panas diubah menjadi energi mekanis oleh piston dan komponen lainnya pada engine untuk
menghasilkan tenaga yang sesuai untuk melakukan kerja.
BTU adalah jumlah panas yang diperlukan untuk menaikkan temperature satu pound air sebesar
satu derajat Fahrenheit.
Ini juga digunakan untuk menjelaskan nilai panas bahan bakar. Bahan bakar dengan BTU yang lebih
tinggi menghasilkan panas dan tenaga yang lebih. Bahan bakar diesel mempunyai nilai BTU yang
lebih tinggi dibandingkan bensin ( Figure 70, kanan).
Dalam sistem pendinginan, panas dipindahkan dari engine ke pendingin. Banyaknya panas yang
dipindahkan ke sistim pendingin diukur dengan satuan BTU.

APLTCL035

© Caterpillar of Australia Pty Ltd 53


DIESEL ENGINE FUNDAMENTAL

ISTILAH PENGUKURAN PADA ENGINE


Efisiensi suatu engine tertentu yang dinyatakan dengan persentasi dari tenaga actual (BHP)
dibandingkan dengan tenaga teoretis ( IHP) dari suatu engine.
Kemampuan dari sebuah engine dinilai dengan membandingkan tenaga yang dikeluarkan dan
efisiensi engine. Ini dapat diukur dengan beberapa cara yang berbeda. Spesifikasi pabrik harus
diketahui dalam memahami efek yang terjadi, semua pengukuran dan faktor-factor ini berakibat pada
kemampauan engine.
Beberapa spesifikasi dasar dari pabrikasi yang dapat mempengaruhi kemampuan dari engine
diantaranya sebagai berikut:

 Bore
 Stroke

 Displacement
 Compression ratio.

Bore (B)
Bore adalah istilah yang digunakan untuk menguraikan diameter dalam dari tiap silinder pada engine
(Figure 71). Bore diukur dengan satuan inchi atau milimeter

Bore, bersama-sama dengan panjang langkah piston, menentukan volume udara yang tersedia untuk
pembakaran. Secara normal, lebih besar bore, semakin besar tenaga engine yang dihasilkan.

Top Dead centre (TDC)


Top dead centre (TDC) adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjukkan posisi piston ketika
berada di titik tertingginya di dalam silinder (Figure 72). Banyak hal di dalam operasi engine ditentukan
oleh posisi crankshaft , yang diukur dari derajat baik sebelum maupun setelah TDC.

APLTCL035

54 © Caterpillar of Australia Pty Ltd


DIESEL ENGINE FUNDAMENTAL

Bottom Dead Centre (BDC)


Bottom dead centre (BDC) adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjukkan posisi piston ketika
berada di titik paling bawah di dalam silinder (Figure 72).

Stroke (L)
Stroke (Figure 72). adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjukkan jarak suatu langkah turun
naik di dalam silinder engine. Stroke diukur dari perbedaan jarak antara posisi piston pada TDC ke
BDC. Jumlah stroke ditentukan oleh rancangan crankshaft .

Stroke diukur dengan satuan millimeter atau inci. Semakin panjang stroke maka semakin banyak udara
yang dapat masuk kedalam silinder, dimana semakin banyak bahan bakar yang dapat
diterbakar,sehingga tenaga yang dihasilkan lebih besar.

Engine Displacement
Bore, stroke, dan jumlah semua silinder menentukan displacement engine. Displacement dari tiap
silinder adalah volume ruang yang dilewati oleh piston dalam satu langkah. Engine displacement
adalah displacement dari tiap silinder dikalikan dengan banyaknya silinder.

Displacement dari suatu engine dapat di kalkulasikan dengan rumusan berikut:

Displacement = Bore Area/luas area x Stroke/langkah x jumlah silinder

= ∏r2 x L x n
Dimana...
∏ = 22/7 or 3.142

r2 = 1/2 Bore (diameter lingkaran piston)


L = stroke
n = jumlah silinder pada engine

Satuan displacement biasanya dinyatakan dalam cubic inches, centimetres cubic (cc) atau liter.

APLTCL035

© Caterpillar of Australia Pty Ltd 55


DIESEL ENGINE FUNDAMENTAL

COMPRESSION RATIO (PERBANDINGAN KOMPRESI)

Figure 73

Cylinder displacement dan volume ruang pembakaran menentukan perbandingan kompresi dari suatu
engine ( Figure 73). Untuk menghitung perbandingan kompresi, digunakan rumusan berikut:
CR = Total Cylinder Volume
Volume Combustion Chamber

Atau

= Total Volume pada BDC


( Volume Kompresi pada TDC)

Umumnya perbandingan kompresi dari diesel engines berkisar antara 11:1 sampai 22:1.

Nilai perbandingan kompresi pada diesel engine lebih tinggi dibandingkan dengan perbandingan
kompresi bensin atau gas engine yang secara umum berkisar antara 8:1 sampai 11:1. Diesel
engine menggunakan perbandingan kompresi lebih tinggi untuk meningkatkan tekanan di dalam
ruang pembakaran .

Hal ini disebabkan karena rancangan dasar pengapiannya,pada disel engine membutuhkan panas
yang dihasilkan oleh udara yang ditekan,sedangkan pada motor bensin dan gas engine menggunakan
percikan api dari busi.

Tekanan yang lebih tinggi akan meningkatan temperature udara dan bahan bakar di dalam
ruang pembakaran. Tingginya temperatur ini ( kira-kira 1000 ° F) akan menyebabkan bahan bakar
diesel terbakar tanpa menggunakan busi.

APLTCL035

56 © Caterpillar of Australia Pty Ltd


DIESEL ENGINE FUNDAMENTAL

KONDISI ATMOSPHERE

Untuk menghasilkan power pada nilai tertentu, diesel engine membutuhkan udara dengan volume
yang besar. Tekanan Athmosphere, temperature udara sekitar dan kelembaban relative udara
memegang peranan penting dalam menentukan karakter performa sebua engine.
Tekanan atmosphere adalah tekanan yang ada dipermukaan bumi akibat berat udara sekitar. Dengan
adanya tekanan atmosphere maka udara dapat masuk ke dalam engine.
Tekanan Atmosphere lebih besar di permukaan laut karena kerapatan udara dipermukaan laut lebih
tinggi dari pada diatas gunung (Figure 74).
Semakin rapat udara, maka semakin banyak molekulnya yang dapat mengalir kedalam silinder. Hal
ini memungkinkan bahan bakar terbakar dengan lebih sempurna pada diesel engine sehingga power
yang dihasilkanpun semakin besar. Oleh karena itu, performa engine lebih baik pada dataran rendah
disebabkan udara yang semakin rapat.
Temperature udara sekitar juga memegang peranan penting dalam menentukan seberapa banyak udara
dapat mengalir kedalam engine. Semakin rendah temperature udara, semakin tinggi kerapatan udara
yang masuk ke dalam silinder. Semakin tinggi kerapatan udara, semakin besar power yang dapat
diproduksi oleh engine. Engine cendrung beroperasi lebih baik pada malam hari karena temperature
udara lebih rendah sehingga udara yang masuk kedalam engine memiliki kerapatan yang lebih tinggi.
Kelembaban juga merupakan factor penting lainnya dalam proses pembakaran diesel engine.
Kelelmbaban adalah ukuran relatif jumlah uap air yang terkandung di udara. Semakin besar
kelembaban, semakin tinggi uap air didalam udara dan semakin sedikit oksigen, konsekwensinya
efisiensi pembakaran akan semakin rendah dan kemampuan engine menghasilkan power rendah.

APLTCL035

© Caterpillar of Australia Pty Ltd 57


DIESEL ENGINE FUNDAMENTAL

EFFISIENSI
Tenaga yang dihasilkan oleh engine selalu kurang dari tenaga hasil perhitungan secara teoretis .

Ada beberapa cara untuk menjelaskan keefisiensian dari engine yaitu :


Efisiensi Volumetric digambarkan untuk mengetahui bagaimana kemampuan dari suatu engine
dalam pengisian udara ke silinder pada saat langkah intake yang dibandingkan dengan silinder yang
sepenuhnya diisi dengan udara pada tekanan atmosfir.
Sebab udara harus dimasukan kedalam silinder dengan tekanan atmosfir dan silinder tidak pernah
akan penuh 100%.
Mechanical efficiency adalah perbandingan dari brake power (BHP) dengan Indicated power (IHP).
.
Mechanical efficiency(ME) = Brake Horsepower (BHP)
Indicated Horsepower (IHP)

Efisiensi Panas merupakan pengukuran kemampuan engine mengubah energy dari campuran bahan
bakar dan udara menjadi energi panas yang menyebabkan piston memutar crankshaft.
Efisiensi Bahan bakar didefinisikan dengan beberapa cara yang berbeda. Kebanyakan
menggunakan satuan kilometer per liter ( Km/L), liter per 100 Km atau miles per galon ( mpg). Ini
digunakan untuk menguraikan efisiensi bahan bakar dari suatu engine di on-road aplikasi seperti truk.
Efisiensi Bahan bakar untuk aplikasi earthmoving dapat berupa liter per jam (LPH) atau gallon per jam
(GPH) pada tinggkat kecepatan tertentu. Efisiensi bahan bakar dapat juga dinyatakan sebagai
“brake specific fuel consumption”( BSFC). BSFC merupakan berat bahan bakar yang digunakan per
satuan power dan waktu. BSFC dari engine dinyatakan sebagai berikut:

Kilogram atau Pounds


Brake Kilo Watt x time Brake horsepower x time
atau
Kg lb
atau ----------
bkw x hr bhp x hr

APLTCL035

58 © Caterpillar of Australia Pty Ltd


DIESEL ENGINE FUNDAMENTAL

TOPIK 3
Pelumasan Engine
PENDAHULUAN

Sistem pelumasan pada engine diesel sangat penting karena tuntutan untuk menciptakan tenaga
engine yang besar dan kebutuhan emisi yang rendah. Sistem pelumasan tidak hanya diperlukan
untuk menyediakan oil yang bersih ke beberapa tempat yang ada pada engine, tetapi oil sendiri
harus mampu bertahan pada temperatur yang lebih tinggi dan interval penggantian yang lama
disamping menjaga konsumsi oil yang rendah.

Dalam pembelajaran ini, kita akan melihat kembali komponen dan sistem operasi dari engine
3406Caterpillar. Sistem pada engine ini umum dipergunakan pada engine-engine Caterpillar,
bagaimanapun, pada beberapa engine akan ada sedikit perbedaan.

APLTCL035

© Caterpillar of Australia Pty Ltd 59


DIESEL ENGINE FUNDAMENTAL

LUBRICATION SYSTEM COMPONENTS

Figure 76 – Komponen System Pelumasan

Sistem pelumas terdiri dari komponen sebagai berikut ( Figure 76):

1. Oil pan atau sump


2. Oil pick-up tube dan suction bell
3. Oil pump
4. Oil pressure relief valve
5. Oil cooler dengan bypass valve
6. Oil filter dengan bypass valve
7. Oil galleries (penyuplai oil ke engine)
8. Piston cooling jets
9. Crankcase breather, lines dan pipes

OIL PAN

Oil pan (Figure 77) adalah suatu wadah penampungan untuk oil engine. oil pan juga membuang
panas dari oil engine ke atmosphere dan memiliki internal baffle untuk mencegah oil teraduk-aduk. Oil
pan berada pada bagian bawah engine.

APLTCL035

60 © Caterpillar of Australia Pty Ltd


DIESEL ENGINE FUNDAMENTAL

SUCTION BELL DAN INLET SCREEN

Dari oil pan, oil masuk melalui inlet screen menuju suction bell (Figure 78). Inlet screen mencegah
masuknya kotoran-kotoran besar pada system. Dari sini oil terhisap menuju ke oil pump.

OIL PUMP

Aliran system pelumasan dimulai dari pompa yang membuat oil mengalir dari oil pan atau sump (Figure
79). Oil pump terletak di bagian depan engine yang ditutup dengan oil pan. Oil pump digerakan dengan
gear yang terhubung pada crankshaft.

BYPASS AND RELIEF VALVES

Sistem pelumasan menggunakan beberapa bypass dan relief valve untuk melindungi (Figure 80) engine.
Oil pump (1) menggunakan pressure relief valve (2), sedangkan oil cooler (3) dan filter (4)
menggunakan bypass valve (5).

Pressure relief valves membatasi tekanan dan bypass valve memungkinkan oil mengalir ke komponen
sekitar, ketika filter sersumbat. Pressure relief valve diterangkan secara detail pada penjelasan
berikutnya.

APLTCL035

© Caterpillar of Australia Pty Ltd 61


DIESEL ENGINE FUNDAMENTAL

PENJELASAN OIL PUMP

Oil pump ini merupakan jenis positive displacement.


Gear pump adalah jenis yang paling umum ditemukan pada engine Caterpillar. Pompa ini mempunyai
dua gear yang saling bertautan. Engine menggerakan satu gear dan lainnya sebagai idler. Dua gear
berputar dengan arah yang berlawanan dan mengisap oil engine, melalui bagian dalam housing.
Ketika gigi yang saling bertautan berputar bersama-sama, oil dipaksa ke luar dari gigi dan mengalir
sepanjang saluran pompa ke komponen yang lain dari sistem pelumas

Beberapa engine diesel menggunakan rotor type pump (Figure 82). Pompa ini mamiliki inner gear dan outer
gear yang terpasang satu dengan lainnya.
Engine menggerakan inner gear. Pusat dari outer gear adalah offset dari inner gear dan bebas untuk
memutar. Ketika inner gear diputar menyebabkan outer gear untuk berputar. Oil dialirkan dari dalam
pompa melalui pintu masuk dan dibawa ke ruang antara kedua bagian yang berputar dan kemidian
disaluran menuju saluran keluar. Pada sisi saluran inner gear dan outer gear terhubung satu sama
lainnya dan mendorong oil keluar menuju saluran keluar dari pompa.

OIL SCAVENGE PUMP


Banyak engine diesel dirancang untuk bekerja pada aplikasi yang membutuhkan engine mampu
beroperasi di tempat yang curam. Track type traktor contohnya, jenis ini digunakan pada aplikasi
yang memerlukan engine yang mampu berada pada tempat yang curam sampai horisontal. Dalam
memastikan bahwa semua oil engine tidak mengumpulkan pada ujung bawah dari oil pan atau
menjauh dari suction bell. Banyak engine juga mempunyai scavange oil pump. Scavange oil pump
memastikan bahwa oil selalu ada pada main sump. Ini memelihara sistem pelumas dari kekurangan
oil.

APLTCL035

62 © Caterpillar of Australia Pty Ltd


DIESEL ENGINE FUNDAMENTAL

OIL PUMP RELIEF VALVE

Figure 83 - Oil Pump Relief Valve

Oil pump memiliki integral pressure relief valve (Figure 83, kiri) untuk mengatur maximum tekanan operasi pada
sistem. Pembatasan tekanan ini membantu mengurangi kebocoran dan memperpanjang usia seal.
Valve akan tetap pada dudukannya (tertutup) sampai tekanan oil cukup tinggi dan sanggup melawan
spring valve.
Ketika takanan pada sistem mendekati maksimum, tekanan akan membuat valve terbuka dan
memungkinkan beberapa oil terbypass menuju sisi yang memiliki tekanan yang rendah (inlet) pompa.
Jika tekanan di dalam sistem makin naik, valve plunger akan bergerak lebih jauh kebawah untuk
membiarkan lebih banyakj oil mengalir ke bypass.
Ketika oil engine dingin, oil akan jadi tebal, yaitu mempunyai kekentalan yang lebih tinggi, dan aliran
oil akan terhambat. Selama engine beroperasi pada kondisi dingin, oil akan terhambat alirannya
menuju engine. Tekanan akan naik dengan cepat, menyebabkan valve terbuka.
Ketika relief valve terbuka, aliran oil kembali menuju sisi tekanan rendah (inlet) pompa dan ketika
tekanan oil turun sampai dibawah tekanan bukaan valve, valve akan tertutup.

OIL COOLER

Dari oil pump, oil mengalir menuju oil cooler ( Figure 84) yang berguna memindahkan panas
dari oil. Di dalam housing oil cooler terdapat tabung-tabung untuk mengalirkan cairan pendingin
engine (coolant). Proses ini disebut penukaran panas oil engine dengan coolant. Panas dari oil
engine masuk melalui elemen pendingin yang memindahkan panas ke coolant engine. Pendingin
oil membantu memelihara sifat melumasi oil ketika engine memikul beban berat.

APLTCL035

© Caterpillar of Australia Pty Ltd 63


DIESEL ENGINE FUNDAMENTAL

OIL COOLER BYPASS VALVE

Figure 85 - Oil Cooler Bypass Valve

Ketika engine di start-ups pada kondisi dingin, Aliran oil melalui oil cooler akan terhambat kerena
kondisinya yang masih dingin. Untuk mencegah terjadinya hambatan yang dapat menyebabkan
kekurangan oil, sebuah oil cooler bypass valve ( Figure 85) dipasang pada oil cooler. Bypass valve
akan merasakan perbedaan tekanaan pada sisi inlet dan outlet oil cooler. Ini dirancang untuk
membuka dan membypass aliran oil dari oil cooler ketika oil masih dingin dan kental. Ketika valve
terbuka, memungkinkan oil tetap mengalir menuju komponen engine yang bergerak tanpa melalui
oil cooler.

OIL FILTER

Oil mengalir dari cooler menuju ke oil filter (Figure 86). Oil filter dapat dipasang satu atau lebih
tergantung pada disain engine. Pada Oil filter base paling sedikit terdapat satu elemen filter.
Kebanyakan engine diesel menggunakan spin-on style oil filter yang menyaring aliran secara
menyeluruh untuk membuang material asing dari oil engine. Umumnya filter membutuhkan
penggantian setiap 250 jam operasi.

APLTCL035

64 © Caterpillar of Australia Pty Ltd


DIESEL ENGINE FUNDAMENTAL

OIL FILTER BYPASS VALVE

Figure 87 - Oil Filter By-pass Valve

Oil filter bypass valve (Figure 87) merupakan directional valve. Engine oil mengalir menuju bagian filter
housing dan mengalir melalui sisi luar filter, menuju filter media, dan keluar melewati lubang
dibagian tengah filter. Walaupun begitu, filter element juga menghambat aliran oil yang masih
dingin atau ketika filter kotor. Untuk mencegah kerusakan element, dan kemungkinan system
kekurangan oil , filter base dilengkapi dengan sebuah filter bypass valve.
Bypass valve merasakan perbedaan tekanan sepanjang element dan pada nilai perbedaan tekanan
tertentu, bypass valve akan terbuka , membypass aliran oil dari element. Dengan alasan inilah
kenapa prosedur perawatan yang baik sangatlah penting. Filter yang kotor dapat menimbulkan
kerusakan yang serius.

OIL PASSAGE ATAU GALLERI

Figure 88 - Oil Passages

Oil mengalir dari oil filter menuju main oil galleries yang teletak pada engine blok (Figure 88).

APLTCL035

© Caterpillar of Australia Pty Ltd 65


DIESEL ENGINE FUNDAMENTAL

PELUMASAN FRONT GEAR TRAIN

Pelumasan pada front gear train (Figure 89) meliputi :

1. Oil supply untuk shaft idler gear


2. Oil supply untuk accessori drive.
Gear train accessori drive depan dan idler gear menerima aliran oil dari saluran lubang yang
terhubung dengan lubang oil camshaft.

PELUMASAN TURBOCHARGER

Turbocharger oil supply line (Figure 90) dihubungkan dengan outlet filter base. Suplai oli yang cukup
banyak, cukup didinginkan, dan cukup bersih sangat sangat menentukan usia pakai turbocharger, oleh
karena itu, turbocharger menerima aliran oil lebih dahulu sebelum oil masuk ke komponen engine
lainnya. Oil mendinginkan dan melumasi bearing turbocharger dan dari turbocharger, oil
dikembalikan ke oil pan.
APLTCL035

66 © Caterpillar of Australia Pty Ltd


DIESEL ENGINE FUNDAMENTAL

Mematikan engine pada konsisi panas atau RPM tinggi harus dihindarkan. Aliran oil yang tidak cukup
pada kondisi-kondisi ini bisa menyebabkan kerusakan yang lebih dini pada turbocharger.
Turbocharger memerlukan oil untuk mendinginkan dan untuk melumasi bearing turbocharger.

PISTON COOLING JETS

Figure 91 - Piston Cooling Jets

Oil dingin dan bersih dialirkan dari filter base ke oil manifold pada engine blok. Piston cooling jets
(Figure 91) dihubungkan ke oil manifold dan mengarahkan sedikit semprotan oil ke bawah sisi piston
untuk mendinginkan. Ini membantu piston dingin dengan temperatur yang seragam dan menyediakan
usia pakai piston yang lebih panjang disamping juga membantu melumasi dinding silinder.

PELUMASAN DINDING CYLINDER

Oil mencapai dinding cylinder ketika oil terpercik keluar dari connecting rod dan juga menyembur
menuju bafian bawah piston ( Figure 92). Dinding cylinder juga dilumasi oleh semburan dari piston
cooling jet.

APLTCL035

© Caterpillar of Australia Pty Ltd 67


DIESEL ENGINE FUNDAMENTAL

SUPPLY OIL MENUJU MAIN DAN CAMSHAFT BEARINGS

Figure 93 - Oil Supply to Crankshaft Bearings

Masing-masing pasangan dari main dan camshaft bearing ( Figure 93) dihubungkan dengan saluran
oil yang dibor di blok. Saluran yang dibor menerima oil melalui pertemuan saluran yang dihubungkan
ke oil manifold.

SUPPLY OIL MENUJU CONNECTING ROD BEARINGS

Figure 94

Alur di sekitar bagian dalam pada main bearing yang atas menyediakan aliran oil untuk masuk ke
internal passagge di dalam crankshaft. Internal passage Crankshaft menyuplai oil ke connecting rod
bearing ( Figure 94).

PELUMASAN VALVE LIFTER

Alur di sekitar bagian luar dari camshaft bearing depan dan belakang menyediakan aliran oil ke depan
dan belakang passage valve ( Figure 95). Masing-Masing lifter body, rooller dan lower push rod socket
menerima pelumasan dari passage-passage tersebut.

APLTCL035

68 © Caterpillar of Australia Pty Ltd


DIESEL ENGINE FUNDAMENTAL

PELUMASAN ROCKER SHAFT

Shaft rocker arm bagian belakang menerima aliran oil dari saluran oil valve lifter bagian belakang.
Shaft rocker arm bagian depan menerima aliran oil dari saluran yang dibor yang dihubungkan dengan
saluran penyuplai camshaft bagian depan (Figure 96).
Saluran yang dibor pada shaft rocker arm menyuplai mekanisme valve bagian atas dengan aliran oil.
Hal ini juga digunakan untuk menyuplai oil ke rem kompresi (Jake Brake), jika terpasang.

PELUMASAN SISTEM BAHAN BAKAR

Figure 97 - Fuel System Lubrication

Pada engine Caterpillar dengan menggunakan system bahan bakar “pump and line”, governor FIP dan
hydraulic timing advance unit menerima aliran oil dari sebuah saluran pada sisi engine block (Figure
97). Saluran ini dihubungkan dengan saluran main bearing nomer tiga dan saluran camshaft.

APLTCL035

© Caterpillar of Australia Pty Ltd 69


DIESEL ENGINE FUNDAMENTAL

PELUMASAN KOMPRESOR UDARA

Kompresor udara (Figure 98) menerima oil dari saluran oil ke accessory drive, melalui saluran-saluran di
dalam timing gear housing dan accessory drive gear housing.

CRANKCASE BREATHER

Crankcase breathers (Figure 99) mengalirkan gas pembakaran yang bocor melalui ring piston. Crankcase
breather menjaga tekanan yang stabil di dalam crankcase. Crankcase breather pada umumnya terpasang
pada bagian atas dari engine dan mereka menyamakan tekanan di dalam engine crankcase dengan tekanan
udara luar, dan mengijinkan oil kembali ke oil pan dengan mudah
Crankcase breather memerlukan pembersihan tiap 250 jam putar engine beroperasi.

APLTCL035

70 © Caterpillar of Australia Pty Ltd


DIESEL ENGINE FUNDAMENTAL

TOPIK 4
Engine Oil

Figure 100

Engine memerlukan oil dengan type, kekentalan dan jumlah yang tepat agar dapat beroperasi dengan
baik. Oil harus dapat melumasi, membersihkan, mendinginkan dan menyekat komponen engine pada
kondisi operasi yang berbeda.

Pada diesel engine yang modern, oil engine harus mampu mengerjakan empat tugas dasar tanpa
berdampak buruk pada performa engine dan umur engine. Fungsi-fungsi dari oil akan diterangkan
berikut ini.

MELUMASI
Oil engine memberikan sebuah lapisan perlindungan antara komponen-komponen yang bergerak dari engine.
Lapisan oil ini mengurangi gesekan, keausan, dan panas di dalam engine. Pada akhirnya untuk menjaga
ketebalan yang tepat dari oil film, engine harus beroperasi pada temperatur yang tepat, oil pump engine harus
menghasilkan tekanan yang tepat, dan oil harus mempunyai kekentalan yang tepat.

MENDINGINKAN
Proses pembakaran di dalam engine menghasilkan panas yang sangat tinggi, khususnya pada piston.
Oil engine adalah pendingin yang utama untuk piston. Sebagian besar dari panas akan dibawa oleh oil
yaitu diantara dinding cylinder liner dan piston dengan semburan oil oleh komponen-komponen yang
bergerak.
Sebagai tambahan, sebagian besar engine mempunyai piston cooling jet yang menyemprotkan oil ke
bagian bawah dari piston, hanya jika pendinginan yang lebih diperlukan oleh piston.
Beberapa piston cooling jet pada engine dengan rate yang lebih tinggi mempunyai dua outlet orifice,
pertama langsung pada tengah-tengah bagian bawah dari crown dan yang lain langsung pada saluran
vertical di dekat salah satu sisi dari piston yang terhubung dengan saluran pendingin sekeliling pada bagian
dalam piston crown, tertutup oleh bagian belakang ring piston. Kedua aliran piston cooling jet adalah untuk
mendinginkan piston. Hal ini merupakan alasan utama mengapa oil engine harus dapat bertahan pada
temperature tinggi tanpa kehilangan sifat melumasinya.

APLTCL035

© Caterpillar of Australia Pty Ltd 71


DIESEL ENGINE FUNDAMENTAL

MEMBERSIHKAN
Pada saat engine beroperasi akan terdapat sejumlah blow-by, yaitu ketika gas pembakaran bocor
melalui ring piston ke dalam crankcase.
Hal itu juga akan mengakibatkan terbentuknya sejumlah kotoran asing di dalam engine dari
kandungan yang bermacam-macam. Hal ini merupakan tugas dari oil engine untuk membawa
contaminant keluar dari komponen engine yang bergerak, sehingga contaminant tersebut akan
dibersihkan oleh engine oil filter, atau tertahan dalam bentuk cair di dalam oil itu sendiri
Hal ini sangat penting pada engine yang dilengkapi dengan system bahan bakar Hydraulic Electronic Unit
Injection. System bahan bakar HEUI menggunakan oil engine untuk mengoperasikannya.
Oil engine membantu menjaga contaminant dari penggumpalan di dalam engine.

MENYEKAT
Oil engine membuat sebuah lapisan diantara ring piston dan dinding cylinder. Lapisan ini tidak hanya
melumasi, tetapi juga membantu untuk menyekat ruang pembakaran engine dari crankcase. Ini membantu
mencegah ring piston blow-by.

KEKENTALAN / VISCOSITY
Kekentalan adalah ukuran dari hambatan cairan untuk mengalir, atau ketebalan dari oil pada
temperatur tertentu. Aliran sangat berhubungan secara langsung dengan seberapa baik oil menyekat
dan melindungi komponen.
Cairan akan mudah mengalir jika mempunyai kekentalan rendah. Kekentalan di dalam oil sangatlah
penting karena jika oil menjadi sangat encer (kekentalan rendah pada temperature tinggi),
mengakibatkan bocor pada seal, sambungan, bagian dalam pompa, valve, kebocoran di bagian dalam
motor. Terlalu banyak kebocoran dapat berpengaruh terhadap performa system.
Kekentalan sebuah cairan dipengaruhi oleh temperature. Ketika cairan berubah menjadi lebih panas,
kekentalan cairan tersebut berubah menjadi menjadi lebih encer. Sama halnya ketika cairan dingin,
kekentalan bertambah tinggi. Minyak nabati adalah sebuah contoh yang baik bagaimana kekentalan
berubah dengan perubahan pada temperature. Ketika minyak nabati dalam keadaan dingin akan lebih
kental dan lambat untuk mengalir, ketika dia dipanaskan, dia menjadi lebih encer dan mengalir lebih
lancar.

Viscosity Index

Viscosity index (VI) adalah sebuah ukuran dari perubahan kekentalan sebuah cairan berhubungan
dengan perubahan temperature. Jika konsistensi sebuah cairan relative sama dengan perubahan
temperature, cairan tersebut memiliki VI yang tinggi. Jika sebuah cairan berubah menjadi kental pada
temperature rendah dan sangat encer pada temperature tinggi, cairan tersebut memiliki VI yang
rendah. Oil yang encer tidak menyediakan perlindungan yang cukup untuk mencegah keausan.

APLTCL035

72 © Caterpillar of Australia Pty Ltd


DIESEL ENGINE FUNDAMENTAL

Multi-Viscosity Oil
Oil ini telah dirubah secara kimiawi untuk memperpanjang umur pemakaiannya. Oil dengan kekentalan
yang lebih rendah, bahan dasarnya ditambahkan dengan additive yang mengentalkan oil saat
temperature naik. Hal ini membuat sebuah system beroperasi secara baik apakah oil itu dingin atau
panas. Ketika kondisi oil memburuk, kekentalan akan kembali ke nilai yang terendah dari base oil.

OIL ADDITIVES
Oil dasar diproduksi dengan menyaring oil mentah. Oil dasar sendiri tidak dapat menyediakan
perlindungan dan pelumasan yang dibutuhkan oleh engine-engine modern dengan poerforma tinggi.
Additives membantu memberikan prioritas kebutuhan yang diperlukan oleh sebuah pelumas. Dalam
jangka lama additive menurun dan kemampuan oil untuk melumasi akan menurun. Jika anda tidak
mengganti oil dengan cukup sering, oil akan beroksidasi dan endapan kotoran akan terbentuk.

Yang termasuk additives adalah :


 Detergent untuk menjaga oil tetap bersih
 Anti-wear agents mengurangi gesekan
 Dispersants menjaga contaminant mengendap
 Alkalinity agents mengontrol kadar keasaman oil
 Ooxidation inhibitors mencegah oil dari oksidasi ketika terkena udara
 Pour point suppressants menjaga cairan oil pada temperature rendah dan mencegah pengkristalan
seperti lilin pada minyak oil
 Viscosity improvers menjaga oil berubah menjadi terlalu encer pada temperature yang tinggi

Total Base Number atau TBN


Pada umumnya additive oil meningkatkan Total Base Number atau TBN. Ini dihasilkan dengan
menambahkan alkalinity ke bahan dasar. Semakin banyak alkaline pada oil, TBN lebih tinggi dan
semakin banyak asam yang dapat dinetralkan. Asam pada engine dihasilkan dari sulfur yang
terkandung di dalam bahan bakar engine diesel. Ketika bahan bakar terbakar, akan menghasilkan
asam sulfur yang mengkontaminasi oil. TBN membantu menetralkan asam dan melindungi engine dari
korosi karena asam sulfur.
Selama kandungan bahan bakar berbeda, berbeda pula kandungan sulfurnya, jadi penting untuk
menggunakan oil dengan TBN yang cukup tinggi. Ikutilah petunjuk dari pabrik untuk menentukan
tingkat TBN yang disyaratkan.

SAE CLASSIFICATION

US Society of Automotive Engineers telah mengembangkan sebuah system klasifikasi untuk


menggambarkan kemampuan oil untuk bertahan pada kondisi extrim tanpa mengalami kerusakan. Oil
digambarkan sesuai dengan tipe dan kekentalannya.

Tipe oil menggambarkan karakteristik kemampuan seperti halnya kemampuan membersihkan,


menghindari pengendapan dan lebih tahan rusak.

APLTCL035

© Caterpillar of Australia Pty Ltd 73


DIESEL ENGINE FUNDAMENTAL

Tipe Oil
Tulisan seperti CE atau CF-4 menandakan tipe oil. Engine yang berbeda memerlukan tipe oil yang
berbeda pula seperti ditunjukkan dalam pelumasan, pengopersian dan petunjuk perawatan untuk
peralatan tersebut.
Angka dengan huruf W adalah dipertimbangkan untuk oil musim dingin, tanpa huruf W adalah oil
musim panas. Pada iklim Australia, multi-grade oil digunakan dan memasukkan huruf W.

Viscosity / Kekentalan
Angka yang mengikuti kata SAE menandakan viscosity. Single weight oil mempunyai satu angka.
Semakin kecil angkanya berarti oil encer.
Multy-viscosity oil mempunyai dua angka, angka pertama menandakan viscosity ketika oil dingin,
angka kedua ketika oil panas.

OIL PRESSURE

Oil mengalir melalui passage/saluran ke semua bagian yang bergerak, termasuk valve train , injection
pump housing, timing advance unit, dan perlengkapan komponen yang lain sebelum oil kembali melalui
passage/saluran atau lubang menuju ke oil pan.
Jalur oil, bearing dan saluran menghambat aliran oil, dimana akan duhasilkan tekanan oil. Jika
terdapat celah (clearance) yang berlebihan pada main atau connecting road bearing, dapat
mengakibatkan penurunan oil pressure. Pembacaan pada oil pressure gauge adalah akibat hambatan
aliran oil yang normal.

PENGEMBANGAN OIL PADA CATERPILLAR


Oil pelumas dipergunakan pada engine diesel Caterpillar pertama pada tahun 1931, merupakan oil
mineral. Ketika permasalahan macetnya ring piston dan tergoresnya cylinder liner muncul, merupakan
indikasi bahwa oil yang lebih efektif dibutuhkan. Pada tahun 1935, Zat tambahan (additives) untuk oil
pertama kali diciptakan berkat bekerjasama Caterpillar dengan beberapa perusahaan oil di US.
Caterpillar secara spesifik membuat engine satu silinder untuk melakukan pengujian oil dan
mendapatkan standar performa oil. Crankcase oil pertama diberi nama ‘Superior Lubricants for
Caterpillar Engines’ dan dijual melalui seluruh dealer Caterpillar.
Pengujian, dilakukan oleh pabrikan engine pada single cylinder test engine, kemudian di bongkar
setelah dioperasikan pada jangka waktu tertentu dengan kecepatan dan beban tertentu. Piston
diinspeksi dan perubahan warna karena gesekan diteliti dan dicatat. Faktor kritikal lainnya seperti
keausan ring dan deposit diukur. Pada tahun 1958, Caterpillar meluncurkan “ Series 3 classification”.
Pada tahun 1970, API (American Petroleum Institute) SAE, and ASTM berkolaborasi merevisi system
klasifikasi. System baru mengacu pada tipe spesifikasi performa yang telah digunakan oleh Caterpillar
dan pabrikan lainnya.

APLTCL035

74 © Caterpillar of Australia Pty Ltd


Caterpillar of Australia Pty Ltd 73
DIESEL ENGINE FUNDAMENTAL

Caterpillar tidak lagi menggunakan system klasifikasinya pada tahun 1972. System API/SAE baru
meluncurkan symbol CD, CC dan symbol SAE lainnya untuk menjekaskan klasifikasi oil. Hal ini
mengacu pada tingkat performa dari engine test.
Caterpillar merekomandasikan penggunaan (SOS) Fluid Sampling, layanan ini tersedia pada sebagian
besar Caterpillar Dealer. Hasil analysa dari engine oil dapat menunjukkan keausan logam yang dapat
mengindikasikan serangan zat asam atau keausan yang tidak normal Sebelum mengambil sample oil,
engine harus dioperasikan hingga mencapai temperature operasi.
Sampling valve dan adapter tersedia untuk mengambil oil sample ketika engine sedang beroperasi. Isi
botol sample kira-kira 75 % kapasitasnya. Jika sample diambil dari saluran pembuangan oil, jangan
ambil sample pada saat pertama kali atau akhir proses pembuangan. Berhati-hatilah untuk menjaga
terjadinya luka baker yang disebabkan oil panas. Isi label dengan lengkap dan kirim ke laboratorioum
SOS.

Yakinkan engine serial number, jarak atau jam pemakaian oil, dan nomer unit dicantumkan pada
label.

APLTCL035

© Caterpillar of Australia Pty Ltd 75


DIESEL ENGINE FUNDAMENTAL

APLTCL035

76 © Caterpillar of Australia Pty Ltd


DIESEL ENGINE FUNDAMENTAL

TOPIK 5
Scheduled Oil Sampling

Bab ini menguraikan secara singkat tentang tujuan dan memberi suatu gambaran dari program oil
analysis Caterpillar. Bagian yang terpenting adalah metoda pengambilan sampel yang akan dibahas
selanjutnya. Sampel yang baik, adalah sample yang tidak dicemari oleh faktor luar, hal ini sangatlah
penting untuk mendapatkan hasil yang akurat dan sangat menentukan kesuksesan dari program.
“SOS” adalah singkatan dari Schedule Oil Sampling.

ANALISA OIL DAN COOLANT


Walaupun program telah berkembang meliputi coolant engine, adalah penting mempertahankan
singkatan SOS tetap dipergunakan dan oleh karena eklusif dipergunakan oleh Caterpillar sendiri.

Dealer-dealer Caterpillar Australia menghadirkan 8% dari bisnis di seluruh dunia dan 60% dari semua
sampel adalah dari mesin Caterpillar. Di Australia, target waktu pengujian sampel adalah 48 jam.

PROGRAM SCHEDULE OIL SAMPLING (SOS)


 Diperkenalkan oleh Carterpillar pada tahun 1971
 Diperkenalkan ke Austalia pada tahun 1972
 Sekarang mencapai 146 lab di seluruh dunia
 4.9 juta sampel per tahun

Banyak laboratorium yang kompetitif dapat menganalisa oil tetapi satu keuntungan yang paling
penting dari program Caterpillar adalah keahlian penafsiran yang mana telah dikembangkan pada
peralatan Caterpillar.

APLTCL035

© Caterpillar of Australia Pty Ltd 77


DIESEL ENGINE FUNDAMENTAL

Analisa Oil Bukanlah Memanjangkan Umur


Program SOS Caterpillar adalah analisa peralatan BUKAN memanjangkan umur oil. Program
Caterpillar dirancang untuk memaksimalkan umur peralatan sedangkan kebanyakan program analisa
oil kompetitor lebih memusatkan pada sebuah makna untuk memanjangkan interval penggantian oil.
Jika pemahaman ini berkembang pada analisa yang kualitasnya tidak terjamin, praktek ini dapat
menjadi gangguan yang serius .

PEMANTAUAN KODISI (CONDITION MONITORING)


Contoh dari i pemantauan kondis adalah :
 Pemeriksaan rutin
 Tanggapan operator
 Analisa getaran
 Onboard Monitoring Systems (VIMS)
 SOS Fluids Analysis.

Program SOS adalah bagian dari program pemantauan kondisi (Condition monitoring) mesin secara
keseluruhan. Ini perlu untuk digunakan bersama dengan indikator kondisi yang lain. Sebagian dari
aktivitas Condition Monitoring ini sudah diuraikan di atas. Mereka akan berperan dalam
memaksimalkan umur peralatan dengan pembuatan keputusan perbaikan yang benar pada waktu
yang tepat, yang didasarkan pada indikasi-indikasi yang ada.

Manfaat dari Condition Monitoring


Keuntungan-Keuntungan condition monitoring adalah:

 Mendeteksi permasalahan lebih awal sehingga problem kecil dapat diatasi sebelum menjadi
permasalahan besar.
 Monitor “positives” seperti halnya “negatives” sehingga uang tidak disia-siakan untuk penggantian
oil lebih awal atau untuk perbaikan komponen yang tidak diperlukan.
 Program SOS dapat berperan untuk memendekkan waktu troubleshooting sebab SOS
membantu serviceman untuk langsung kepada sumber masalah.
 Penjadwalan diperbaiki karena komponen dan tenaga kerja dapat dijadwalkan sebelum
perbaikan mengacu pada SOS trend.
 Memungkinkan waktu pemeliharaan termonitor dan informasi penting mesin dapat dikumpulkan.
 SOS dapat membantu para pemakai untuk membuat keputusan pengelolan unir-unitnya sesuai
dengan kondisi yang diperoleh. Ini menjadi penting ketika pemakai memiliki suatu rencana
seperti menunda suatu perbaikan.
 SOS yang lengkap dan sejarah unit akan meningkatkan nilai penjualan kembali dari suatu mesin
karena dapat menjadi suatu bukti dari proses pemeliharaan yang teratur .
 Walaupun ada sejumlah faktor yang dianggap penting oleh pemilik peralatan , program SOS
akan menyediakan suatu manfaat untuk dua diantara factor pokok.
 Rendahnya keseluruhan biaya karena biaya perbaikan dan pemeliharaan yang minimal.
 Produktivitas yang maksimum dari mechanichal availabiliti tinggi

APLTCL035

78 © Caterpillar of Australia Pty Ltd


DIESEL ENGINE FUNDAMENTAL

KETERBATASAN OIL SAMPLING

 Tidak akan meramalkan keretakan.


 Kurang akurat ketika filter sentrifugal dipergunakan.

Saringan sentrifugal digunakan pada beberapa engine. Seperti namanya, filter ini menggunakan
tekanan oil bypass dari sistem utama, menyebabkan " filter canister" berputar pada kecepatan yang
sangat tinggi. Hasil dari gaya centrifugal yang terjadi, material padat yang ada didalam oil akan
dilemparkan ke luar dari canister kemudian mengumpul dan mengeras.

Dimana oil sampling dapat diterapkan ?


Di dalam kompartemen yang berisi oil.
SOS dapat diambil dari oil yang berada pada kompartemen mesin seperti :
 Engine
 Transmisi
 Sistem Hidraulic
 Roda Depan
 Rear axle housing
 Dari engine bensin, gas atau diesel yang tetap
 Permesinan Pabrik
 Aplikasi Power generation
 Pesawat terbang
 Kapal

PROGRAM SOS
Program SOS meliputi teknik analisa yang terdiri dari :

 Analisa Keausan Logam


Ini merupakan analisa oil untuk mengidentifikasi persentase dari partikel kecil yang umumnya
dihasilkan dari suatu system. Partikel ini cukup kecil sehingga menerobos melalui sebuah filter
biasa.

 Analisa Kondisi Oil


Analisa ini diharapkan untuk mengukur tingkat penurunan kualitas oil karena pemakaian

 Analisa Fisik
Terdiri dari evaluasi secara fisik unsur-unsur yang mana merusak kualitas oil.

APLTCL035

© Caterpillar of Australia Pty Ltd 79


DIESEL ENGINE FUNDAMENTAL

The SOS Process

Figure di atas memperlihatkan suatu bagan dari keseluruhan proses. Suatu contoh mesin diambil,
diteliti, dan sebuah laporan dihasilkan dan dikirim kepada seorang kontak operator. Fax atau telepon
digunakan untuk hal yang mendesak dan keperluan mendesak untuk bertindak dan pos atau e-mail
digunakan untuk hasil normal.

APLTCL035

80 © Caterpillar of Australia Pty Ltd


DIESEL ENGINE FUNDAMENTAL

PENGAMBILAN SAMPLE (SAMPLING)

Sampling adalah suatu bagian yang kritikal dari kesuksesan proses. Program SOS tidak akan berjalan
tanpa sebuah sampel yang mewakili kondisi oil di dalam kompartemen atau diikuti dengan label yang
tidak lengkap dan salah..

Figure 107 - Live Sample Points and Vacuum Pump

Sekarang ini, ada dua cara pengambilan sebuah sample untuk analisa SOS yang baik, yaitu :
 Sample valve (live sample points)
 Menggunakan sebuah pompa vacuum.
Metoda dengan sample valve lebih baik walaupun hanya dapat digunakan ketika suatu valve telah
terpasang di sistem. Hanya oil sistem yang diberi tekanan dapat terpasang sampling valve. Di dalam
kasus yang lain sebuah pompa vacuum diperlukan

APLTCL035

© Caterpillar of Australia Pty Ltd 81


DIESEL ENGINE FUNDAMENTAL

Label Sampel
Label harus meliputi informasi di bawah ini :
 Nama customer
 Model mesin
 Serial number
 Identifikasi kompartment
 Merk dan type oil
 Apakah oil diganti
 Usia pakai oil.

Isi label dengan tepat. Tidak dibenarkan untuk menulis informasi pada botol karena lab tidak
menggunakannya. Label yang benar seharusnya bersama dengan sample oil yang tepat.

Masalah Sampling

Jangan mengambil oil sample dari :


 Saluran oil drain
 Tanki penampung oil drain
 Filter bekas
Sampel dapat terkontaminasi ketika adanya :
 Kotoran dari saluran drain
 Kotoran dalam pipa sample
 Kotoran dalam gun sample
 Kotoran masuk ke dalam botol.
Cegahlah masalah dengan menggunakan selang baru untuk setiap sample. Jagalah pompa vakum
ditutupi ketika tidak digunakan. Jaga botol tertutup. Ingat, hasil sample dalam PPM.
Problem sample yang lain disebabkan ketika :
 Partikel dan logam yang mengendap
 Sampel mengandung endapan
 Botol diisi terlalu penuh
Cegahlah masalah dengan mengambil sample ketika oil panas menggunakan teknik yang benar
(sebagai contoh hidupkan mesin mencapai temperature kerja sebelum pengambilan sample). Hal ini
akan menjaga semua partikel yang ada di oil tercampur

Sediakan sedikit rongga udara di dalam botol sebagai rongga pengembangan ketika sample dikirim
melalui pesawat udara.

APLTCL035

82 © Caterpillar of Australia Pty Ltd


DIESEL ENGINE FUNDAMENTAL

Kebutuhan Khusus Untuk Analisa Oil dan Coolant

Gunakan pompa yang terpisah untuk oil sample dan coolant sample.
Coolant sample dianalisa di dalam laboratorium SOS.
Penggunaaan pompa yang terpisah karena uap dari glycol dapat masuk ke dalam sample oil

Peralatan Analisa Oil


Product Code

Cap & Probe 177-9343

Probe Holder 162-8873

Vacuum Pump 1U-5718

Purging Probe 8T-9208

Tube Cutter (Replacement Blades) 1U-8589

Sealed Cap 8C-8456

Table 1 - Fluid Analysis Products

APLTCL035

© Caterpillar of Australia Pty Ltd 83

Anda mungkin juga menyukai