Anda di halaman 1dari 58

HYDRAULIC PUMP

HY 85-180 With EXHY20CW/CCW


OPERATIONAL & MAINTENANCE
TRAINING
1. SAFETY PRECAUTION
2. SPECIFICATION
3. DIMENSION
4. MACHINE STRUCTURE
5. INSTALLATION
6. OPERATION
7. MAINTENANCE & CLEANING
Sebelum melakukan pekerjaan pada pompa
• Pahami prosedure pekerjaan pada literatur / buku
manual yang sesuai
• Lakukan prosedur isolation & tagging
• Operasikan pompa sesuai dengan petunjuk pabrik
• Operasikan pompa hanya oleh personel yang terlatih
• Jangan melakukan modifikasi pada pompa tanpa ada
izin dari pabrik/dealer
• Selalu gunakan spare part original
• Pastikan pompa sudah tidak panas
• Gunakan APD yang sesuai
• Release tekanan hydraulic pompa hingga habis dan
pastikan hydraulic lock aktif
• Buang sisa material di pipa/line sebelum melepas
koneksinya

3
3
OLI BERTEKANAN
Dilarang mengakses mesin
Sebelum mengisolasi/
mematikan supplai oli hidrolik
Jangan mengoperasikan pompa & side excavator terlalu dekat dengan unit
untuk mencegah tanah tumpuan excavtor terjadi longsor secara tiba-tiba
karena beresiko unit terguling. Selalu pertimbangkan bahwa Dragflow
dapat menghasilkan lubang sekitar 4-5 meter diameter di sekelilingnya,
tergantung dari lapisan yang dipompakan.

Pengawas harus
memastikan dudukan
atau pad excavator &
slurry pump dalam
kondisi baik yaitu
tidak ada retakan dan
tidak longsor.
Contoh Pad Excavator yang Baik

✓ Landasan
padat/keras
✓ Rata
✓ Tidak becek
✓ Tidak ada
retakan
✓ Terdapat
tanggul
pengaman

7
7
HY85-180
1
1. Hydraulic motor
2. Cover
2
3. Main shaft
4. Oil & bearing housing 3
5. Seals group
6. Casing / Volute 4
7. Impeller
6
8. Wear plate
9. Strainer 5
10. Cutter (Agitator) 8 7
9
10
STANDARD LIP SEALS PACKAGE

• Oli pada oil & bearing housing


berfungsi untuk melumasi roller
bearing.

• Terdapat 5 buah lip seal + 1 V-Ring


di bagian bawah berfungsi untuk
mencegah lumpur masuk ke bagian
oil housing.

• Terdapat 2 buah lip seal di bagian


atas untuk mencegah oli dari oil
housing bocor ke arah bearing di
atasnya.

13
16
1
1. Hydraulic motor
2. Upper Flange
3. Body 2
3
4. Rotation shaft
5. Lower Flange
6. Head 4
7. Tooth 5

6
7
Pemasangan delivery line
Delivery line tidak boleh membentuk lekukan yang dapat
menyebabkan timbulnya kantung udara atau endapan material lumpur
.
Hydraulic supply
Sebelum menghubungkan pompa
dengan sumber hydraulic supply,
pastikan semua data pada rating
Max Pressure :
plate telah sesuai 300 bar

(max pressure, dll) Required Oil Flow


: 240 l/m
Hubungkan hydraulic oil supply
line pada motor seperti terlihat
pada gambar

Drainage oil harus diarahkan kembali ke dalam


non-pressurized tank.
“Free return” yang berarti tidak boleh ada
hambatan pada jalur drainage (penyempitan,
valves, filter, dll).
3 Ways Flow Rate Divider System (FRDS)

Drainage : Jalur drainase dari flow divider


ke hydraulic tank unit (harus bebas dari
sumbatan agar tidak terdapat back
pressure di dalamnya).

Return : Jalur kembali diantara flow divider


dan jalur kembali pada unit. Return hose
harus bersih dari debu pada bagian
dalamnya.

Delivery : Jalur suplai oli diantara flow


divider dan jalur suplai oli dari unit.
Delivery hose harus bersih dari debu pada
bagian dalamnya.
• Gunakan pressure gauges pada
kabin agar memungkinkan
operator untuk memoitor working
pressure.

• Kapasitas pressure gauge harus


disesuaikan dengan pressure pada
system.

• Hose pressure gauge harus


terhubung menggunakan “T”
connection pada delivery high-
pressure hoses diantara flow
divider block dan hydraulic
motors.
Pompa ini telah diciptakan untuk pemompaan slurry, bahkan disertai material solid,
selama masih selalu terdapat air. Dapat digunakan untuk penggunaan civil dan juga
industrial, selama persyaratan dan kondisinya sesuai sebagaimana dijelaskan pada
buku manual.

Pastikan pipa yang terpasang pada pompa memiliki diameter, panjang dan total
dynamic head yang sesuai dengan specifikasi yang tertera pada pompa

18
25
Sebelum beroperasi, periksa arah
putaran pompa dengan hanya
pergerakan singkat, pastikan bahwa
arah putaran benar dan sesuai
dengan yang tertera pada rating
plate

PERINGATAN !
• Arah putaran yang salah dapat
menyebabkan agitator terlepas,
dan kerusakan parah pada
komponen lainnya.
• Lock Joystick bucket untuk satu
arah saja sebagai metode
pengamanan.

19
26
Sebelum beroperasi, periksa arah putaran pompa. Pastikan bahwa
arah putaran benar dan sesuai dengan yang tertera pada rating plate
Periksa RPM pompa dengan
speed gun (tachometer)
untuk memastikan
kecepatan putaran pompa
tercapai.

1. Tempelkan reflective sticker pada shaft


pompa
2. Hidupkan/putar pompa dan periksa
kecepatan pompa dengan alat ukur RPM
(tachometer)
3. Seting engine pada RPM yang sesuai
untuk mendapatkan RPM yang tepat
pada pompa
Pre-Start Inspection (P2H)
Sebelum beroperasi, lakukan pemeriksaan sbb:
1. Lakukan P2H pada unit excavator/power pack dengan formulir yang
sesuai
2. Periksa dan pastikan agitator, dan semua baut pada pompa dalam
keadaan kencang (terutama baut mounting bracket).
3. Periksa Level Oli dan kondisinya, tambah jika kurang dan ganti jika
kondisinya terkontaminasi grease, dan stop operasi jika terkontaminasi
air atau lumpur.
4. Periksa sistem hidrolik yaitu pipe, hose, fitting dan lain-lain dari
kebocoran dan kerusakan.
5. Bersihkan strainer dari parting batubara, kayu dan lain-lain yang
menempel sehingga tidak menghambat proses pemompaan.
6. Lakukan greasing pada bagian seal group dan bearing sesuai jadwal
dan kapasitasnya.
7. Tes arah putaran pompa telah sesuai, dan pastikan tidak ada getaran
atau suara yang tidak normal.
20
30
Memulai Operasi

1. Celupkan dan rendam pompa dalam air bersih/encer

2. Dengan rpm engine pada low idle, gerakan joystik


pompa secara perlahan ( halus), lalu secara perlahan
naikan rpm engine untuk proses priming awal

3. Jika terjadi masalah gagal priming, hentikan pompa


dan tunggu sekitar 30 detik, lalu angkat dan celupkan
kembali secara perlahan, putar kembali pompa ketika
housing volute sudah terendam hingga mencapai
motor hydraulic biarkan pompa terendam sampai
semua udara yang terjebak hilang.

4. Ulangi langkah 2
CATATAN :

• Jangan mengoperasikan joystick/control valve dengan


menghentak, karena dapat menyebabkan kerusakan
baik pada hose maupun komponen dragflow pump .
• Jangan pernah menghidupkan pompa langsung pada
material solid
• Jangan mengoperasikan pompa terlalu dekat dengan
unit excavator untuk mencegah terjadinya longsor pada
landasan excavator yang dapat beresiko unit tercebur
ke kolam. Selalu pertimbangkan bahwa pompa dragflow
dapat menghasilkan lubang dengan radius sekitar 4
hingga 5 meter disekeliling pompa, tergantung dari
jenis material yang dipompakan.

• Jangan membuat lubang bekas


pemompaan terlalu dalam, karena
beresiko menyebabkan material
disekitarnya longsor dan menimbun
pompa dragflow di dalam kolam.
5. Ketika hanya memompa air, periksa bahwa
operating pressure selalu berada pada kisaran
30% dibawah set maximum pressure (210-240
bar)

6. Jika air/material encer yang dipompakan telah


keluar dengan kondisi full diameter di ujung pipa
discharge, maka naikkan Rpm secara bertahap
hingga Rpm maksimum (Pengaturan
menggunakan mode operasi : Eco, Standard,
atau Power mode)

7. Secara perlahan turunkan pompa hingga


mencapai material (lumpur). Dan biarkan dragflow
menghisap material lumpur dibawah dan di
sekitarnya dengan sendirinya.

Catatan :
Jangan lakukan penekanan (Jacking) pada
dragflow.
8. Pada saat awal pemompaan check kondisi SG
lumpur dengan mengambil sample pada outlet
dragflow. Karena SG lumpur yang di ijinkan adalah
tidak boleh melebihi dari SG <1.3

9. Setelah memastikan SG lumpur yang akan di pompa,


pemompaan dilanjutkan dengan saling berkomunikasi
ke operator pompa booster agar dapat disiapkan
untuk melanjutkan pemompaan sampai ke
pembuangan lumpur.
10. Periksa tekanan/pressure oli hidrolik tidak boleh
lebih dari 300 bar, bila tekanan lebih dari 300 bar
turunkan tekanan secara perlahan.
Periksa pompa dari kemungkinan material yang
menyumbat atau kemungkinan pompa
macet/jammed.

26
35
Pump Running Observation
1. Lakukan pengecekan terhadap semua parameter engine dan pompa. Lakukan juga
pengecekan secara visual dari kondisi noise, vibrasi, asap breather, asap gas buang.
2. Lakukan pengecekan terhadap kemungkinan kebocoran pada cooling system, fuel
system dan lubricating system pada kondisi unit operasi.
3. Lakukan pemeriksaan dan pendataan secara keseluruhan untuk memastikan kondisi
beroperasi dengan normal pada setiap jam running.
4. Lakukan pencatatan data monitoring pada daily activity report, dan lakukan
perbandingan antara parameter yang tercatat dengan spesifikasi perfomance data.
5. Cek air yang melewati outlet pompa, perhatikan kebocoran, jika terjadi kebocoran
maka hentikan langsung operasional pompa. Lihat jenis kebocoran yang terjadi, jika
memungkinkan untuk penanganan langsung maka lakukan (contoh : jika ada baut di
sambungan pipa yang kurang kencang atau hal lainnya).
Jika konsentrasi material lumpur
pada pipa discharge telah
menurun, maka turunkan lagi
pompa atau pindahkan ke area
pemompaan lainnya.
LAPISAN LAPISAN TANAH
PENTING : Jangan pernah LUMPUR:
POMPA DAPAT
LIAT :
POMPA DAPAT
memaksakan menekan pompa
LAPISAN PASIR :
DIOPERASIKAN DIOPERASIKAN
POMPA DAPAT
DIOPERASIKAN
pada permukaan dasar kolam
(jacking) jika material permukaan
keras (tidak dapat dipompakan).

Gambar di samping adalah


contoh kerusakan yang terjadi
pada bracket strainer akibat
jacking. Tanpa penggunaan
strainer, hal ini bisa terjadi pada
komponen pompa dragflow.
• Operasi pengerukan dilakukan dengan cara menggerakan pompa secara
vertikal ketika berada pada material solid, dan bergerak secara horizontal
ketika berada pada air encer.

• Jika pompa dipaksa bergerak secara horizontal pada material solid, maka
akan timbul getaran dari side excavator, dan dapat menyebabkan
kerusakan pada komponen.
Prosedur Mematikan Pompa
1. Sebelum mematikan pompa, lakukan flushing pada pipa
dengan cara memompakan air bersih/encer
CATATAN :
Jangan mematikan pompa saat berada pada material solid
2. Turunkan Rpm Engine secara bertahap sampai idle, pastikan bahwa beban
sudah terbaca rendah (± 9 bar).
3. Posisikan joystick pompa secara perlahan ke posisi netral hingga pompa
berhenti berputar
4. Keluarkan pompa dari sump tanpa menghidupkan pompa kembali
5. Pastikan lumpur di pipa discharge kosong, bila masih ada buang lumpur
tersebut melalui drain sehingga pemompaan selanjutnya tidak mempunyai
beban yang berat.
6. Pindahkan excavator ke tempat yang aman dan bila perlu setiap akhir shift
layflat discharge dilepas serta dipindahkan ke daerah evakuasi yang lebih
aman bila dirasa pada saat pergantian shift unit di khawatirkan bahaya.
7. Posisikan safety lever hydraulic pada posisi lock
8. Biarkan Engine beroperasi idle selama +/- 3 menit untuk cooling down dan
matikan Engine.
9. Bersihkan pump strainer dari batu, kayu, atau kotoran lainnya pada setiap
akhir shift
1. Periksa level dan kondisi oli
pelumas pada main pump setiap 8
jam operasi dengan cara melepas
OIL LEVEL
plug bertuliskan “OIL”.

Sebelum menutup kembali plug perhatikan washer tembaganya, jika rusak ganti dengan
yang baru untuk menghindari kebocoran agar air/lumpur tidak dapat masuk dan
bercampur dengan oli.
CATATAN :
• Jika oli pelumas bearing pada pump
berwarna keputih-putihanan tau coklat,
hal itu mengindikasikan bahwa oli telah
terkontaminasi oleh air atau lumpur,
sehingga diperlukan penggantian seal.

• Kondisi kontaminasi yang diabaikan


dapat menimbulkan kerusakan yang
lebih parah pada komponen lainnya.

Recommended oil :
Mobil gear
600XP 320
2. Lepas plug bagian atas bertuliskan “GREASE”,
dan lumasi bagian bearing dengan grease “GREASE”
sebanyak 50 gram setiap 150 jam operasi. Greasing setiap 150
Jam”
3. Lepas plug bagian bawah bertuliskan
“GREASE”, dan lumasi bagian seal zone “GREASE”
(Plug Merah)
dengan grease sebanyak 50 gram setiap 8 Greasing setiap 8
jam operasi. Jam”
Contoh keausan shaft sleeve
Contamination Control

 Jika pompa Drgaflow menggunakan hose


grease untuk lubrikasinya, maka jagalah
kebersihan niple grease agar tidak
terkonatminasi oleh debu, air, lumpur,
ataupun kotoran lainnya. Selalu bersihkan
nipple sebelum melakukan greasing.

 Selalu jaga kebersihan grease pump, dan


terutama kebersihan nozel gun-nya.

 Selalu tutup rapat tempat penyimpanan


grease untuk menghindari kontaminasi
Peringatan : Matikan mesin
sebelum melakukan Perawatan
dan pembersihan.
4. Periksa kekencangan baut
agitator & baut-baut pengikat
lainnya minimal setiap 50 jam
operasi pompa
Beberapa kerusakan yang dapat
ditimbulkan akibat agitator dan
connectivenya yang terlepas saat
beroperasi diantaranya :

• Kerusakan impeller dan lower wear


plate
• Masuknya air/lumpur melalui celah
antara shaft sleeve dan shaft
• Keausan shaft akibat pergesekan shaft
dengan shaft sleeve yang longgar
• Kerusakan bearing-bearing
• Kerusakan pada housing, dll
5. Setiap 150 Jam periksa clearance antara
impeller(47) dan lower wear plate (48).

➢ Posisikan pompa secara vertikal


➢ Lepas strainer (53) dengan melepas screw (21)
➢ Periksa clearance (tidak boleh melebihi 1.5mm).
➢ Jika clearance lebih dari 1.5mm, maka lakukan langkah
berikut :

▪ Longgarkan fastening screw (52)


▪ Lakukan adjustment wear plate (48) untuk
mendapatkan clearance sekitar 1.5mm dari impeller
(47), dengan cara memutar adjustment screw (81)
dan locknut (83)
▪ Periksa bahwa impeller dapat berputar dengan bebas
▪ Kencangkan locknut (83), adjustment screw (81), dan
fastening screw (52)
4X FASTENING
SCREW

4X
ADJUSTMENT SCREW
& LOCKNUT
FEELER GAUGE
1.5 mm

CLEARANCE ANTARA
IMPELLER DAN
WEAR PLATE
Celah impeller yang terlalu rapat dapat
menyebabkan impeller bersentuhan
dengan lower wear plate, dan
menyebabkan kerusakan pada
komponen.

44
53
6. Aplikasikan air bertekanan pada
“WATER”
port dengan plug bertuliskan Water
“WATER”. Tekanan air harus washing
lebih besar dari tekanan yang
dihasilkan oleh pompa untuk
mendapatkan pembersihan
berkelanjutan pada area seal,
sehingga meminimalkan
keausan shaft sleeve.
5. Periksa level dan kondisi oli pelumas pada
side cutter setiap 800 jam operasi dengan
cara melepas plug oil.

Jika diperlukan, tambahkan atau ganti oli


seluruhnya (10 liter), dengan karakreistik
oli pada tabel

Sebelum menutup kembali plug perhatikan washer tembaganya, jika rusak ganti
dengan yang baru untuk menghindari kebocoran agar air/lumpur tidak dapat masuk
dan bercampur dengan oli.
CATATAN :
Jika oli pelumas bearing pada pump atau side cutter
berwarna keputih-putihanan seperti susu, hal itu
mengindikasikan bahwa oli telah terkontaminasi oleh
air, sehingga diperlukan penggantial seal group.

Anda mungkin juga menyukai