Anda di halaman 1dari 66

BASIC MECHANIC COURSE

FOR MECHANIC

OPTIONAL
SYSTEM

[PT KALIMANTAN PRIMA PERSADA]


DEPARTEMEN TRAINING CENTER
BAB I. FIRE SUPRESSION
1. API

Proses terjadinya api adalah gabungan dari tiga unsure diatas. Sedangkan api sendiri
adalah reaksi kimia yang diikuti pengeluaran cahaya dan panas
Potensi bahaya Kebakaran Pada Kendaraan

Sumber panas (biru):


 Exhaust manifold
 Turbocharger
 Komponen electric
Sumber bahan bakar
 Fuel filter & oil filter
 Hydraulic & fuel line
 Kotoran sekitar engine

Basic Mechanic Course 1


Training Center Department - PT Kalimantan Prima Persada
2. JENIS-JENIS KEBAKARAN
Menurut Permenakertrans NO. 04/MEN/1980 kebakaran dibagi menjadi:
1) Kelas A

Kebakaran jenis bahan padat bukan logam kayu, kertas,


plastik
2) Kelas B

Kebakaran jenis bahan cair dan gas minyak, oli, grase, lpg
3) Kelas C

Kebakaran listrik bertegangan


4) Kelas D

Kebakaran jenis logam (magnesium, titanium, sodium dll)

Tabel Penggolongan kebakaran, system pemadam dan pemadam kebakaran

Basic Mechanic Course 2


Training Center Department - PT Kalimantan Prima Persada
3. Macam-macam Alat Pemadam Api

Pada Chubb Fire Supression System terdapat tiga (3) jenis sistem pengoperasian, yang
dibedakan berdasarkan aktifasi fire suppression system
1) R.O.P ( Rise Of Pressure )
Sistem pemadam kebakaran yang diaktifkan dengan penambahan tekanan pada jalur
aktifasi.Penambahan tekanan ini di hasilkan dari aktifasi Actuator (cartridge)
danPyrotube (pyrowick). Pyrotube (pyrowick). Pyrotube (pyrowick)

Basic Mechanic Course 3


Training Center Department - PT Kalimantan Prima Persada
2) L.O.P ( Loss Of Pressure )
Sistem pemadam kebakaran yang diaktifkan dengan pengurangan tekanan pada jalur
aktifasi.Pengurangan tekanan ini di lakukan dengan membuka valve Actuator atau
bocornya Detection Tubing.

3) VS Control (Vehicle Suppression Control) & MKII


Dapat digunakan pada system ROP & LOP dengan menggunakan sistem deteksi,
sistem aktifasi dan sistem monitoring elektrik.

Basic Mechanic Course 4


Training Center Department - PT Kalimantan Prima Persada
4. Komponen Utama
1) Cylinder
Berfungsi sebagai tempat dudukan cylinder head, menampung foam bertekanan

2) Cylinder bracket assy

128737 128738

Bracket

Clamp Bracket

Rubber Strip

Vibration mounting

Basic Mechanic Course 5


Training Center Department - PT Kalimantan Prima Persada
3) Stainless steel tube, nut & sleeve
Berfungsi untuk menyalurkan larutan foam ke area yang di lindungi.Stainless steel
tubing dengan diameter luar 12,7 mm X ketebalan 0.9 mm dengan type annealed
seamless type 304 atau 316

4) Nozzle kit
Berfungsi untuk mengarahkan semburan foam ke area yang di lindungi. Terdapat 5
type standard nozzle kit.

Basic Mechanic Course 6


Training Center Department - PT Kalimantan Prima Persada
5) AFF 3% (Aqueos Film Forming Foam
Foam merupakan lapisan penutup dan alat pendingin yang dihasilkan oleh air, udara,
dan foam concentrate (3% AFFF foam ) dan masa pakainya satu tahun. Foam
memadamkan api dengan empat cara:
 Menutupi api dan mencegah udara bercampur dengan uap/gas yg mudah
terbakar.
 Menahan uap/gas yg mudah terbakar dan mencegah penyebarannya.
 Memisahkan api dengan bahan bakar.
 Mendinginkan bahan bakar dan menutupi permukaan logam/metal

Aqueous film memisahkan bahan bakar, oksigen dan api, sedangkan foam
melindungi lapisan film dari panas.

Basic Mechanic Course 7


Training Center Department - PT Kalimantan Prima Persada
6) Fire Panel

Berfungsi untuk memberikan indikasi visual (LED) dan audio


(buzzer) mengenai status dari system fire supression.
Dilengkapi dengan engine shutdown (otomatis) dan dapat di
tunda secara manual dengan tombol Delay Shutdown Panel alarm
akan memonitor pressure switch yang terpasang di sistem dan
memberikan peringatan melalui audio (suara alarm) maupun
visual (LED) mengenai tekanan cylinder (cylinder low pressure)
dan sistem aktifasi (manual actuator , pyrotube).

Terdapat Engine Shutdown Delay Timer pada panel yang


berfungsi untuk menunda engine shutdown dan dapat diatur untuk
penundaan shutdown 15 detik atau 30 detik.

Basic Mechanic Course 8


Training Center Department - PT Kalimantan Prima Persada
Kondisi Normal
Pada kondisi normal LED “ON” ( Hijau ) akan menyala.
Test fungsi sistem monitoring & engine shutdown:
Test fungsi sistem monitoring & engine shutdown:
 Tekan dan tahan Tombol Reset/Test selama 4 detik
dan lepaskan untuk melakukan check sistem monitoring
& engine shutdown.
 Tekan lagi untuk Reset.
Setelah Engine Shutdown aktif tombol Reset juga perlu
di tekan untuk mengembalikan sistem ke kondisi
normal.

Basic Mechanic Course 9


Training Center Department - PT Kalimantan Prima Persada
Kondisi Aktif
Jika Aktuator diaktifkan atau Pyrotube mendeteksi panas:
LED “Fire Alarm” (merah) akan menyala dan buzzer akan
berbunyi.
Saat ini engine masih hidup untuk memberi kesempatan
pada operator untuk menghentikan kendaraan di tempat
yang aman. LED “Engine Shutdown” (Kuning) akan
menyala 15 detik/30 detik kemudian dan mesin mati.
Engine Shutdown dapat ditunda dengan menekan Tombol
Delay Shutdown.

Kondisi tekanan cylinder kurang


Jika tekanan di dalam cylinder kurang maka LED “Cylinder
Pressure Low” (Kuning) akan menyala dan buzzer akan
berbunyi Engine shutdown tidak bekerja (mesin tetap
hidup). Kondisi ini akan tetap terjadi sampai tekanan
cylinder ditambah. Sebelum menambah tekanan pada
cylinder pastikan penyebab kebocoran telah di perbaiki.
Jika cylinder kosong lakukan pengisian ulang/recharge
sesuai prosedur.

7) Cylinder pressure switch


Berfungsi untuk memberikan sinyal ke panel alarm jika
terjadi peningkatan tekanan atau penurunan tekanan pada
jalur aktifasi, jalur deteksi serta cylinder.

Basic Mechanic Course 10


Training Center Department - PT Kalimantan Prima Persada
Berfungsi untuk memonitor sistem aktifasi
1. ROP Discharge Pressure Switch (200 kpa N/C)
Saat fire supression diaktifkan pressure switch akan terputus (open circuit) dan
LED “Fire Alarm” dan buzzer pada panel alarm akan menyala dan engine
shutdown delay akan bekerja.
2. LOP Discharge Pressure Switch (1200 kpa N/O)
Saat fire supression diaktifkan maka tekanan pada jalur aktifasi akan berkurang,
saat mencapai tekanan 1200 kpa pressure switch akan terputus (open circuit) dan
LED “Fire Alarm” dan buzzer pada panel alarm akan menyala dan engine
shutdown delay akan bekerja.

8) Pressure Switch (Discharge/127379 & Cyl. Low/127361)

Berfungsi untuk memberi sinyal ke


control module mengenai kondisi
discharge line dan tekanan dalam cylinder
foam.
Discharge Pressure Switch (N/C)
bekerja pada tekanan 200 kPa dan jika fire
supression aktif, tekanan dari foam yang
keluar akan memutus switch dan control
module akan mengaktifkan fungsi engine
shutdown.

Cylinder Low Pressure Switch (N/O)


Bekerja pada tekanan 1200 kPa . Saat tekanan cylinder terisi penuh (1350 kPa) maka
switch akan terhubung. Jika tekanan di dalam cylinder turun dibawah 1200 kPa,
switch akan terputus dan control module akan mengeluarkan sinyal Fault.

Basic Mechanic Course 11


Training Center Department - PT Kalimantan Prima Persada
9) Cylinder Valve

LOP Valve ROP Valve


LOP Valve
Tekanan gas yang dilepaskan dari salah satu komponen aktifasi (actuator, detection
tubing) menyebabkan tekanan pada ruang di atas piston berkurang/hilang

ROP Valve
Tekanan gas yang dihasilkan dari salah satu komponen aktifasi (actuator, pyrotube,
detection tubing) menekan pneumatic piston dan valve stem assy.

10) Automatic Detection


Pyrotube (ROP)
Mempunyai dua fungsi yaitu:
 Pendeteksi panas.
 Mengaktifkan sistem secara otomatis.

Pyrowick :
 Aktif pada temperature maksimal 175° celcius.
 Dapat menghasilkan tekanan hingga 11 Mpa.
 Harus menggunakan filter.
 Dapat terbakar tanpa oksigen, tahan terhadap kelembaban dan masa pemakaian
satu tahun.
 Jarak antara daerah/komponen yg akan di deteksi dengan pyrotube minimal 20
cm dan maksimal 1 meter.

Basic Mechanic Course 12


Training Center Department - PT Kalimantan Prima Persada
Detection Tubing (118837) (LOP)
Mempunyai dua fungsi yaitu:
 Pendeteksi panas.
 Mengaktifkan sistem secara otomatis
Maksimal suhu di sekitar Detection Tubing 90°C untuk mencegah kesalahan
aktivasi
Detection Tubing :
 Aktif pada temperature maksimal 160° – 180° celcius.
 Minimum bend radius 5 cm.
 Masa pemakaian satu tahun.
 Jarak antara daerah yg akan di deteteksi dengan detection tubing minimal 20 cm
dan maksimal 1 meter.

LHD Cable & EOL Resistor (VS Control)


(Linear Heat Detection) LHD Cable berfungsi sebagai pendeteksi panas dan pemberi
sinyal ke control module jika terjadi kebakaran
• LHD Merah (87000) bekerja pada suhu 168˚C - 180˚C .
Maximum ambient
temperature 105˚C
• LHD Hitam (H8028) bekerja pada suhu 101˚C - 108˚C .
Maximum ambient
temperature 70˚C.
(End Of Line) EOL Resistor (87003) berfungsi
sebagai pembeda tahanan pada arus yang kembali
ke control modul sehingga control modul dapat
membaca status dari LHD Cable.
EOL Resistor adalah tahanan sebesar 1000 Ω dan di
pasang pada ujung LHD Cable.
Kondisi Aktif jika LHD Cable mencapai suhu leleh
sehingga LHD meleleh dan mengakibatkan
hubungan pendek. Control module akan membaca
tahanan 0 Ω dan mengaktifkan fire supression.
Kondisi Normal arus dari control module akan
melewati LHD dan tahanan 1k Ω pada EOL lalu
kembali ke control modul.
Kondisi Fault terjadi jika control module tidak
menerima arus kembali dari LHD Cable/tahanan
tidak terbaca (kabel / konektor terputus).

Basic Mechanic Course 13


Training Center Department - PT Kalimantan Prima Persada
11) Solenoid ES9014-E(ROP) & ES9014-D(LOP)
Berfungsi untuk membuka cylinder valve saat fire supression di aktifkan
• Bekerja dengan arus 12V DC 10W dan diaktifkan oleh control module.
• Tekanan untuk membuka cylinder valve diambil dari tekanan Cyl. Foam.
• Jika jalur kabel solenoid terhubung dengan baik maka control module membaca
tahanan sebesar 1000 Ω.
• Fault terjadi jika jalur kabel terputus atau terjadi hubungan pendek (0 Ω), maka
control module akan memberikan sinyal fault melalui display panel.
• Saat pemasangan, arah tanda panah pada solenoid harus searah dengan aliran
tekanan dari cylinder.

12) Manifold Block Assy


Berfungsi untuk mengarahkan
tekanan/pressure yang di hasilkan oleh
semua Aktuator dan Pyrotube mengalir
menuju cylinder valve.

Di lengkapi dengan Chek Valve pada setiap


lubang input dari komponen aktifasi &
deteksi.
Check Valve berfungsi untuk memastikan
tekanan mengalir ke satu arah dan
mencegah tekanan mengalir ke arah
sebaliknya.
Basic Mechanic Course 14
Training Center Department - PT Kalimantan Prima Persada
13) Manual Actuator
Berfungsi untuk mengaktifkan fire supression sistem secara manual dengan
menyalurkan tekanan yang ada di dalam tabung / cartridge ke silinder valve.
Tipe Actuator R.O.P :
1. PVC Enclosure External Actuator
2. Surface/Flush Mounted
( External Actuator) ES9017-A Internal Actuator

 Maximum jarak yang diijinkan antara


actuator ke cylinder valve adalah 20 m.
 Satu manual actuator CO2 dapat
mengaktifkan maksimal 6 silinder.

14) Cartridge CO2


Berfungsi untuk menyimpan tekanan carbon dioksida dan meningkatkan tekanan
pada jalur aktifasi saat manual actuator di tekan.

Cartridge CO² :
 Service Life 5 tahun.
 Tekanan ± 5.6Mpa @ 20°C
 Volume 95 cc & berat isi 60 g ± 3 g
 Total berat cartridge 265 g ± 3 gr
 Cartridge harus di ganti jika berat telah
berkurang 10% dari berat asal.

15) Actuator
Berfungsi untuk mengaktifkan fire supression sistem secara manual dengan
melepaskan tekanan yang ada pada jalur aktifasi.
a) Manual Pressure

Basic Mechanic Course 15


Training Center Department - PT Kalimantan Prima Persada
b) Manual Electric

Manual release ini bekerja secara elektrik dengan mengalirkan arus kembali ke
control module dengan tahanan atau resistant tertentu.
• Posisi Stand by / normal tahanan sebesar 1000 Ω.
• Posisi Aktif / ditekan . tahanan sebesar 33 Ω.
• Fault terjadi jika tahanan 0 Ω (short circuit) dan tidak terbaca (putus/open
circuit)
Jika di perlukan Fire supression menggunakan lebih dari 1 manual release
dengan dihubungkan secara seri.
Jika menghubungkan manual release secara seri, tahanan 1000 Ω pada setiap
manual release harus di putus kecuali pada manual release terakhir

Basic Mechanic Course 16


Training Center Department - PT Kalimantan Prima Persada
16) Audible Alarm
Jika diperlukan, buzzer dapat dihubungkan sampai 5 unit secara parallel. Jika
menghubungkan buzzer lebih dari 1 unit, switch 1 pada tiap PCB buzzer harus pada
posisi OFF kecuali pada buzzer terakhir (switch 1 posisi ON).

17) Control Module


Berfungsi mengatur semua fungsi dari fire
supression system.
Control module ini diaktifkan dengan arus 12
Volt atau 24 Volt dengan output 12 Volt.
Fault akan muncul jika arus dari unit < 10
Volt atau > 30 Volt.
Control module ini di lengkapi dengan back-
up battery yang berfungsi untuk mengaktifkan
control module jika arus dari battery unit
terputus dan dapat bekerja selama 72 jam.
Back up battery terdiri dari 10 battery AA
( 15 volt )
Fault akan muncul jika arus dari back up battery < 12 Volt.
Note: Pada kondisi standby konsumsi arus untuk VS Control ± 20mA.

Basic Mechanic Course 17


Training Center Department - PT Kalimantan Prima Persada
5. Aktivasi Sistem (LOP)

6. Electric System LOP

System electric ini berfungsi sebagai safety pada unit, jika fire suppression aktif maka
fire panel akan memberikan signal ke controller engine untuk menshutdown engine

Basic Mechanic Course 18


Training Center Department - PT Kalimantan Prima Persada
BAB II. AUTOLUBE
1. Pelumasan
Pelumasan adalah suatu proses pengurangan secara signifikan, gesekan dan keausan
yang terjadi antara dua permukaan padat yang mengalami gerakan relatif dengan
memberikan pelumas diantara kedua permukaan tersebut
Sedangkan Pelumas adalah substansi (gas, cair, padat) yang jika diberikan di antara 2
permukaan solid yang bergerak relatif akan mampu mengurangi, secara signifikan,
gesekan dan keausan yang terjadi.
• Fungsi utama pelumas
 Mengurangi gesekan
 Mengurangi keausan
• Fungsi tambahan:
 Meredam kejut
 Mengurangi temperatur
 Meminimumkan korosi
 Seal out contaminants
Adapum macam pelumas adalah sebagai berikut:

Pada pembahasan ini yang akan dipelajari lebih lanjut adalah pelumasan luar (grease).
Komponen-komponen yang dilumasi adalah pin, gear, bushing dll. Grease dapat
diklasifikasikan menurut pengujian ASTM D-217 (Uji Penetrasi Kerucut). Skala yang

Basic Mechanic Course 19


Training Center Department - PT Kalimantan Prima Persada
dipakai menurut NLGI (National Lubricating Grease Institute). Disamping itu gemuk
juga dibedakan menurut zat pengentalnya (thickener).

Gambar ASTM D-217 Cone Test for Grease Apparatus

Dari pengujian ini didapatkan grade untuk grease:

Basic Mechanic Course 20


Training Center Department - PT Kalimantan Prima Persada
Adapun grease merupakan campuran dari base oil dengan thickener dan additive

Basic-basic component of grease

Basic Mechanic Course 21


Training Center Department - PT Kalimantan Prima Persada
2. Automatic Lubrication System
Automatic Lubrication System adalah system pelumasan otomatis yang dapat diset
timernya kapan dan berapa lama pelumasan akan diberikan. Ada beberapa macam
pabrikan autolube diataranya; vogel, Lincoln dan graco. Adapun ada beberapa
keuntungan menggunakan system autolube:
 Jarak waktu antara putaran pelumasan pendek dan kwantitas pelumas yang
optimal menghindarkan kotoran masuk.
 Mengurangi ongkos pemeliharaan yang tinggi dengan meniadakan pelumasan
secara manual.
 Kwantitas lumas pada titik-titik pelumasan dapat dipantau dan terkontrol.
 Safety dapat ditingkatkan dengan tidak perlunya lagi melumasi tempat berbahaya
& lebih ramah lingkungan karna tumpahan pelumas dapat dikurangi.

Aplikasi penggunaan autolube

Terdapat Terdapat dua dua system system operasi operasi pelumasan otomatis, yaitu
yaitu :
Centromatic Lube System
(1) Hydraulic operated type, biasa digunakan di excavator dan dozer
(2) Pneumatic operated type, biasa digunakan di haul truck dan wheel loader

Basic Mechanic Course 22


Training Center Department - PT Kalimantan Prima Persada
Progressive Quicklube
System, biasa digunakan untuk light truck, trailer dan unit-unit yang berukuran kecil.

Basic Mechanic Course 23


Training Center Department - PT Kalimantan Prima Persada
3. Progressive Quicklube Vogel

System autolube Vogel

1) Control Panel

Berfungsi untuk mengatur setting distribusi grease sesuati dengan kebutuhan

Basic Mechanic Course 24


Training Center Department - PT Kalimantan Prima Persada
2) Grease Pump

Grease tank

Delivery

Grease pump

Grease pump digerakkan dengan electric motor yang operasinya telah diatur oleh
control panel sesuai setingan. Ada beberapa macam grease pump vogel yaitu:

Jenis-jenis grease pump vogel

Note: The indicated delivery rates refer to the delivery of NLGI grade 2 grease at a temperature of 20 °C and a back pressure of
50 bars. Temperatures and pressures that deviate from these figures lead to a lower delivery rate. The indicated values must be
considered when planning a centralized lubrication system.

Basic Mechanic Course 25


Training Center Department - PT Kalimantan Prima Persada
Technical data:
Pump Operating ..................................................... 12 oder 24 V DC
(please state when ordering) .................................. (230 V AC design is possible)
Max. back pressure ................................................ 300 bars
Permissible operating temperature.......................... –25 °C to +75 °C
Reservoir capacity .................................................. 2, 6 or 10 Liter
Type of enclosure DIN 40050, T9 ......................... IP 5K6K
Lubricant grease ..................................................... up to NLGI grade 2
Flow pressure ......................................................... up to 700 mbars max.

3) Feeder

Berfungsi untuk mengatur dan menyalurkan grease dari outlet pump kekomponen
yang akan dilumasi. Ada 3 tipe untuk feeder ini:
a. VPM

2 outlet setiap sisi. Namun hanya 1 yang digunakan. Sehingga outlet kedua harus
ditutup. Dilengkapi dengan check valve pada supply nya.
Operating pressure: 10-250 bar

Basic Mechanic Course 26


Training Center Department - PT Kalimantan Prima Persada
b. VPKM

Basic Mechanic Course 27


Training Center Department - PT Kalimantan Prima Persada
Hanya memiliki 1 outlet tiap sisi, tanpa check valve pada sisi supply.
Operating pressure: 5 bars min. / 250 bars max.

c. VPBM

Basic Mechanic Course 28


Training Center Department - PT Kalimantan Prima Persada
Feeder ini terutama digunakan untuk pelumasan yang kapasitasnya kecil. Output
feeder = 0.13 cm³ dan terdapat 2 outle tiap feeder
Operating pressure: 5 bars min. / 400 bars max.

Basic Mechanic Course 29


Training Center Department - PT Kalimantan Prima Persada
4) Fittings and auxiliary equipment

4. Prinsip kerja autolube vogel

Grease pump vogel ini digerakkan dengan motor elektrik dibawah grease tank (assy),
saat grease pump bekerja (Time to contact/Tco) maka pompa menyuplay grease ke

Basic Mechanic Course 30


Training Center Department - PT Kalimantan Prima Persada
feeder (3,4) untuk selanjutnya didistribusikan kekomponen yang akan dilumasi. Jika
terjadi over pressure dalam system maka pressure switch (5) akan memberikan signal
ke control panel (1) untuk mematikan motor. Adapun waktu pompa kerja (Tco) dan
waktu pompa tidak bekerja/stop (TPa) dapat diatur sesuai dengan keperluan tiap unit
yang akan dilumasi, pengaturannya ada di control panel

5. Pengaturan Kontrol Panel

1 4

2 5

3 6

Basic Mechanic Course 31


Training Center Department - PT Kalimantan Prima Persada
Ket:
1. Display
2. Set button
3. Active display
4. Indicator pause lamp
5. Indicator contact lamp
6. Indicator monitoring system ekternal cycle switch
7. Indicator monitoring system ekternal pressure switch
8. Active intermediate lubrication & clear vault
9. Indicator fault lamp

Cara penmyetingan sebagai berikut:

Basic Mechanic Course 32


Training Center Department - PT Kalimantan Prima Persada
Basic Mechanic Course 33
Training Center Department - PT Kalimantan Prima Persada
BAB III. AIR CONDITIONER
1. Prinsip Dasar Pendinginan
Proses penyerapan atau pemindahan panas, dimana panas yang diserap atau yang
dipindahkan dari temperatur yang tinggi ke temperatur yang rendah. Adapun panas
dapat diartikan Energi kinetik yang dimiliki oleh aktifitas suatu molekul pada suatu
zat.
1) Panas
Jumlah 1 kCal panas yang dapat mengubah suhu 1kg air sebesar 10C. Jumlah
energi panas yang dibutuhkan untuk mengubah suhu suatu benda pada satu
satuan berat sebesar 10 C

Panas yang dapat merubah wujud/bentuk suatu benda, tetapi tidak merubah suhu
benda tersebut

Basic Mechanic Course 34


Training Center Department - PT Kalimantan Prima Persada
2) Temperatur (Suhu)
Hasil pengukuran dari intensitas panas dalam satuan derajat (oC)
Ukuran panas atau dinginnya suatu benda yang
umumnya dinyatakan dengan derajat Celcius
(oC)
atau derajat Fahrenheit (0F)
o
C = (oF– 32) x 5/9
o
F = oC x 9/5 +32

3) Pressure (Tekanan)
Gaya tegak lurus yang dikenakan pada satuan luasan tertentu pada benda padat,
cair atau gas

a) Absolute Pressure
Basic Mechanic Course 35
Training Center Department - PT Kalimantan Prima Persada
Tekanan yang dibebankan pada dinding didalam suatu bejana oleh gas
dinamakan tekanan absolut. Yang disebut complete vacuum pressure
dimana tidak timbul aktivitas molekul, yang diistilahkan sebagai zero
pressure.Absolut pressure ini digunakan sama seperti absolut temperatur
ketika memperlakukan masalah secara teoritis. Satuan absolut pressure
adalah kg/cm² abs untuk membedakan dari pressure yang biasa.
1 Atm = 1.03 Kg/cm2
= 760 mm.Hg.

b) Gauge Pressure
Pressure yang diukur dengan pressure gauge pada zero barometric pressure
dinamakan gauge pressure. Pressure ini menunjukan perbedaan antara
absolute pressure dengan atmospheric pressure.
Untuk perhitungan teoritis, gauge pressure harus dikonversikan ke absolut
pressure. Dalam kebanyakan kasus, pressure mengacu pada gauge pressure.
Satuan gauge pressure adalah kg/cm² g, untuk membedakan dari pressure
yang biasa.

c) Atmosphere Pressure
Ini adalah pressure dari udara. Standard atmospheric pressure adalah 1,03
kg/cm² abs.pada permukaan laut.yang sebanding dengan 760 mmHg atau
10,3 m H2O. Hubungan antara absolut pressure dengan atmospheric
pressure ditunjukan dengan rumus sbb :
absolut pressure = gauge pressure + atmospheric pressure.
Bahkan jika gauge pressure dari gas Bahkan jika gauge pressure dari gas
didalam wadah adalah nol, gas actualnya adalah 1,03 kg/cm² abs.

Basic Mechanic Course 36


Training Center Department - PT Kalimantan Prima Persada
Grafik hubungan atmosfer, gauge and absolute

4) Refrigerant
Refrigerant disini digunakan sebagai media mengambil kalor, adapun refrigerant
yang digunakan sekarang adalah R134a. adapun sifat-sifat refrigerant adalah:
 Tidak mudah terbakar
 Tidak mudah meledak
 Tidak beracun
 Berbau
 Korosif

Jenis-jenis refrigerant:
Refrigeran CFC Refrigeran Penggunaan Keterangan
Pengganti

Sebagai refrigeran R-123 tidak


R-123 (HFC-
R-11 (CFC-11) Pelarut/pembersih dapat digunakan langsung
123)
pada mesin R-11

AC mobil
R-134a (HFC- Lemari es R-134a tidak dapat digunakan
R-12 (CFC-12)
134a) Cold Storage langsung pada mesin R-12
Chiller

Basic Mechanic Course 37


Training Center Department - PT Kalimantan Prima Persada
HCR-12 maksudnya adalah
refigeran hidrokarbon
AC mobil
pengganti R-12. Refrigeran
Hidrokarbon Lemari es
R-12 (CFC-12) hidrokarbon dapat langsung
(HCR-12) Cold Storage
dipakai pada mesin R-12 tanpa
Chiller
harus mengganti atau
memodifikasi komponen

Sebagai contoh penggunaan R12 (freon12), bagaimana refrigerant dapat


dicairkan. Gas refrigerant temperatur tinggi (70ºC), tekanan tinggi (15kg/cm²)
dipampatkan didalam kompresor. Kemudian akan masuk ke kondensor dimana
akan didinginkan dan dicairkan. R-12 mulai mencair kira-kira 62ºC pada
15kg/cm², sehingga temperature refrigerant hanya butuh dibawa dibawah 62ºC

Basic Mechanic Course 38


Training Center Department - PT Kalimantan Prima Persada
2. Prinsip Dasar Air Conditioning
Siklus pendinginan dari suatu AC terdiri dari kompresor, kondensor, expansion valve,
dan evaporator seperti ditunjukan dalam gambar diagram. Refrigerant disirkulasikan
didalam sirkuit dan panas dipindahkan dari sumber temperatur rendah (udara didalam
ruang operator) ke sumber temperatur tinggi (udara luar) untuk memberikan
pendinginan. Ini dinamakan evaporation compression refrigeration system. Dan saat
ini banyak digunakan pada pendinginan unit, ruangan dan refrigerator kecil.
a) Aliran refrigerant
1) Cairan refrigerant yang meninggalkan receiver dikembangkan dengan tiba-
tiba pada expansion valve. Ini akan menjadi uap basah dengan tekanan dan
temperature rendah dan mengalir ke evaporator.
2) Refrigerant uap basah yang mengalir dievaporator mengambil panas dari
udara didalam ruangan pada permukaan evaporator. Disini refrigrant diuapkan
dan evaporator. Disini refrigrant diuapkan dan dipanaskan lagi, kemudian
diisap lagi ke kompresor dalam bentuk gas refrigerant. Udara didalam ruangan
dihisap ke unit pendingin oleh sebuah fan, didinginkan di permukaan
evaporator dan ditiupkan lagi ke ruangan.
3) Gas refrigerant yang diuapkan dievaporator dihisap ke kompresor.
4) Gas refrigerant dipampatkan dikompresor, kemudian dikirimkan kekondensor
dengan tekanan dan temperature tinggi.
5) Didalam kondensor gas refrigerant didinginkan. Ini akan menjadi refrigerant
cair lagi dan mengalir ke receiver.

Dengan mengulangi step 1 s/d


5, panas diambil dari udara pada
permukaan evaporator, dan
panas disalurkan ke udara pada
permukaan kondensor untuk
menghasilkan pendinginan
didalam ruangan.

Basic Mechanic Course 39


Training Center Department - PT Kalimantan Prima Persada
Dalam siklus pendinginan, perubahan refrigerant dari cairan menjadi gas (penguapan)
dan dari gas menjadi cairan (kondensasi). Kedua temperatur dan tekanan refrigerant
bervariasi selama siklus pendinginan. Gambar diatas menunjukan variasi dari
temperatur dan tekanan didalam siklus pendinginan. (Angka pada diagram diambil
dari nilai desain standar AC, dan diberikan hanya sebagai referensi. Angka-angka ini
bervariasi tergantung pada kondisi actual siklus).

Basic Mechanic Course 40


Training Center Department - PT Kalimantan Prima Persada
Contoh aplikasi diunit D375A-5

Wiring electric diagram

Basic Mechanic Course 41


Training Center Department - PT Kalimantan Prima Persada
3. Komponen-komponen Air Conditioner
1. Compressor

Berfungsi untuk:
 Mensirkulasikan refrigerant ke seluruh sistem
 Mengkompresikan refrigerant bertekanan rendah menjadi bertekanan tinggi
dan bertemperatur tinggi

Compressor Sanden

1. Rotating cam 6. Suction valve


2. Piston rod plate 7. Safety valve
3. Piston rod 8. Outlet connection
4. Piston 9. Inlet connection
5. Discharge valve 10. Oil plug

Inerpart compressor sanden

Basic Mechanic Course 42


Training Center Department - PT Kalimantan Prima Persada
Compressor Operation

Compressor tipe ini menggunakan piston pump fix, yang mana pada saat piston
bergerak kebawah akibat kemiringan rocker cam, valve intake membuka dan
refrigerant akan dihisap masuk ruang cylinder melalui intake passage, kemudian
pada saat langkah kompresi piston bergerak keatas dan menekan refrigerant
kesaluran exhaust dan membuka valve exhaust.

2. Magnetic Clutch
Magnetic clutch adalah sebuah clutch dengan magnet. Clutch ini bekerja untuk
menghentikan kompresor seperlunya ketika temperature ruangan telah mencapai,
melebihi atau dibawah temperatur yang dikehendaki ketika mesinsedang bekerja.

Basic Mechanic Course 43


Training Center Department - PT Kalimantan Prima Persada
Cara Kerja
Rotor di set pada crankshaft kompresor.
Ketika kompresor tidak bekerja, hanya pulley
yang berputar. Ketika switch AC di ON- kan,
arus listrik mengalir menuju coil yang
terpasang pada stator, membuat stator menjadi
magnet. Magnet ini dengan kuat menarik rotor
hub, menyebabkan kompresor untuk berputar
bersama pulley.

Compressor Disengaged Compressor Engaged

1. Electro magnet
2. Pulley
3. Hub
4. Flange
5. Compressor shaft

Basic Mechanic Course 44


Training Center Department - PT Kalimantan Prima Persada
3. Kondensor
Fungsi
Dalam sistem pendingin, kondensor merubah gas refrigerant yang dipampatkan
dengan temperatur dan tekanan tinggi menjadi cairan refrigerant. Ini dilakukan
dengan meniupkan udara dari luar ke heat exchanger melalui kipas listrik.

Gambar condenser

Kondensor bekerja untuk mengambil refrigerant dengan temperatur dan tekanan


tinggi yang telah dipampatkan di kompresor, memaksanya untuk melepas
panasnya dengan udara dari luar menggunakan kipas pendingin, dan untuk
merubah gas refrigerant menjadi cairan refrigerant.
Didalam kondensor jumlah
panas yang diemisikan dari gas
refrigerant tergantung pada
jumlah panas yang diserap dari
udara ruangan pada evaporator
dan kerja untuk memampatkan
gas didalam kompresor. Sesuai
dengan ini, efek dari radiasi
panas pada efek pendinginan
ruangan adalah sebesar
hembusan pendingin yang
dihasilkan dua kipas pendingin khusus, dengan tambahan kipas pendingin untuk
radiator mesin. Independent kondensor membantu mencegah engine overheat dan
tidak berdampak pada performance engine.

Basic Mechanic Course 45


Training Center Department - PT Kalimantan Prima Persada
Stage Control Motor Kipas Kondesor
Kipas listrik kondensor dikontrol
menjadi dua kecepatan dengan
tekanan refrigerant pada sisi tekanan
tinggi. Jika tekanan refrigerant pada
sisi tekanan tinggi naik diatas 18
kg/cm², pressure switch akan ON dan
arus listrik akan mengalir membuat
motor kipas berputar dengan putaran
tinggi. Ketika tekanan refrigerant
pada sisi tekanan tinggi turun
dibawah 14 kg/cm², pressure switch
akan OFF dan tahanan akan
mengurangi tegangan untuk
memperlambat putaran motor. Ini
akan meningkatkan umur motor dan
untuk menghindari penggunaan arus
listrik yang tidak perlu.

4. Pressure Switch
Merubah dari ON ke OFF sesuai dengan
tekanan dari refrigerant.
ON : 18 kg/cm²
OFF : 14 kg/cm²

Basic Mechanic Course 46


Training Center Department - PT Kalimantan Prima Persada
5. Receiver Dryer & Sigh Glass

Refrigerant yang dicairkan didalam kondensor ditempatkan sementara di tangki


ini, sehingga refrigerant dapat disalurkan ke evaporator sesuai dengan beban
pendinginan. Sebuah strainer terdapat ditangki dan silica-gel disekatkan pada
permukaan luar dari strainer. Sebuah sight glass dan fusible plug ditempatkan
diatas tangki. Kegunaan dari
strainer dan silic-gel ini adalah untuk memisahkan debu dan air yang terdapat
didalam siklus pendinginan. Jika air terdapat pada siklus pendinginan, akan
menyebabkan karat atau air akan membeku pada saluran kecil di expansion valve,
yang menimbulkan bahaya tersumbatnya aliran refrigerant.

Fusible plug
Fusible plug juga dinamakan melt bolt. Ini adalah sebuah bolt yang dibor pada
titik tengahnya dan diisi dengan patri khusus yang akan mencair pada 103 –
110ºC. Jika kondensor tidak dapat menukar udara dengan sempurna, yang
membuatnya tidak mungkin untuk secara menyeluruh membuang panas, tekanan
disisi dalam kondensor dan receiver akan meningkat tajam dan dapat
menyebabkan alat ini rusak.
Pada kasus seperti ini patri khusus di fusible plug akan meleleh, mengemisikan
refrigerant ke udara luar.

Basic Mechanic Course 47


Training Center Department - PT Kalimantan Prima Persada
Ketika patri khusus meleleh pada 103 –110ºC, tekanan dari refrigerant kira-kira
30 kg/cm²

Sight glass
Ini adalah jendela untuk mengamati kondisi dari refrigerant yang mengalir dalam
siklus pendingin.
Secara umum, jika gelembung udara terlihat, ini menandakan bahwa sistem
pendingin kekurangan refrigerant. Bila diamati tidak terdapat gelembung udara,
refrigerant dengan jumlah yang cukup tersedia di sistem.
Ketika tidak terdapat refrigerant didalam sistem, tidak akan ada gelembung udara
yang terlihat.

Gambar permukaan sight glass terhadap kapasitas refrigerant disistem

Basic Mechanic Course 48


Training Center Department - PT Kalimantan Prima Persada
6. Expansion Valve

1. Valve
2. Diaphram chamber
3. Capillary tube
4. Diaphragm
5. Push rod
6. Pressure spring
7. Adjusting screw
8. Heat sensitizing tube

Fungsi
Ini adalah sebuah valve pengembang yang bekerja sesuai dengan temperatur, yang
mempunyai fungsi sbb:
1) Mengubah refrigerant berbentuk cair bertekanan dan bersuhu tinggi menjadi
refrigerant berbentuk kabut atau uap bertekanan dan bersuhu rendah.
2) Mengatur jumlah refrigerant yang di uapkan di evaporator

Operation of expantion valve

Basic Mechanic Course 49


Training Center Department - PT Kalimantan Prima Persada
7. Evaporator
Berfungsi untuk Tempat atau bejana penguapan dari refrigerant dan pelepasan
panas dari udara semburan motor blower yang melewati kisi-kisi evaporator

8. Thermostat
Thermostat digunakan untuk mencegah
terbentuknya es pada evaporator. Jika
temperatur fin evaporator atau
temperature penguapan (evaporasi) dari
refrigerant dibawah 0ºC, es akan terbentuk
pada fin atau menjadi sangat dingin, yang
akan mengurangi supply udara dan
memperburuk kapasitas pendinginan.
Untuk mencegah masalah ini, thermostat
digunakan untuk mengontrol temperature
ruangan sesuai level yang diinginkan.

Thermostat yang digunakan adalah tipe gas. Gas


yang disekat didalam heat sensing tube harus
sangat sensitif terhadap perubahan temperatur
dan harus mempunyai koefisien expansion yang
besar. Heat sensing tube adalah fin thermostat
yang dipasang pada fin evaporator. Jika
temperatur udara pada outlet AC lebih tinggi

Basic Mechanic Course 50


Training Center Department - PT Kalimantan Prima Persada
dari level yang sudah diset, gas didalam thermostat heat sensing tube akan
mengembang untuk menaikan tekanan, yang akan mendorong diaphragm keatas.
Kemudian microswitch akan ON, mengaktifkan magnetic clutch untuk memutar
kompresor. Pada saat yang lain, jika temperatur udara pada outlet AC lebih rendah
dari settingya, gas didalam heat sensing tube akan menyusut, menyebabkan tekanan
turun. Diaphragm akan tertarik kebawah, micro switch OFF, magnetic clutch akan
kehilangan tenaga dan kompresor berhenti berputar. Sehingga temperatur didalam
ruangan akan dikontrol sesuai keperluan.

4. Equipment Tools
1. Tabung Refrigeran

Tabung Refrigerant digunakan untuk menyimpan refrigerant baik fasa gas dan
cair
2. Vacum Pump

Vacum Pump digunakan untuk mengeluarkan refrigerant, udara dan uap air dari
sistem (memvacum sistem)
Basic Mechanic Course 51
Training Center Department - PT Kalimantan Prima Persada
3. Gauge Manifold

Fungsi
 Mengetahui tekanan Hi dan Lo yang ada pada system.
 Melakukan pengisian refrigerant
 Bersama dengan vacuum pump untuk membuang udara dan uap air yang ada
di system.
 Mengetahui kebocoran pada system.

Basic Mechanic Course 52


Training Center Department - PT Kalimantan Prima Persada
Pemasangan Gauge Set Manifold

1. Hose merah untuk sisi


tekanan tinggi
2. Hose biru untuk sisi
tekanan rendah
3. Hose kuning untuk
service

Pemasangan Gauge Set Manifold

1. Hose merah untuk sisi


tekanan tinggi
2. Hose biru untuk sisi
tekanan rendah
3. Hose kuning untuk service

Basic Mechanic Course 53


Training Center Department - PT Kalimantan Prima Persada
5. System Pemvacuman

Pengisian Sistem AC
1. Posisi Engine Stop
2. Flushing sistem
3. Isi oli kompresor sampai level
4. Vakum sistem
5. Isi refrigerant kira-kira setengah dari pengisian maksimal
• Pengisian pada sisi suction atau discharge
• Refrigerant fasa gas dan atau cair (akhiri pengisian dengan fasa gas)
6. Isi refrigeran hingga sesuai dengan ambient temperatur yang dipakai
7. Periksa sisi tekanan tinggi dan sisi tekanan rendah
Discharge Pressure = 15 – 17 Kg/cm2
Suction Pressure = 3 – 4 Kg/cm2

Pengisian Refrigerant
1. Pasang manifold gauge
2. Tutup valve HI
3. Buka valve LO, atur bukaan valve sehingga pembacaan tekanan rendah tidak
lebih dari 7 kg/Cm2 (100 psi )
4. Buka pintu dan jendela pada cabin
Basic Mechanic Course 54
Training Center Department - PT Kalimantan Prima Persada
5. Hidupkan engine dengan putaran 1200 - 1500 rpm
6. Atur blower dan temperatur pada posisi Hi ( max )
7. Lakukan pengisian hingga sistim sirkulasi berisi cukup refrigerant ( HI = 15-17
kg/cm2 dan LO = 3–4 kg/cm2 ), pada sight glass tidak terlihat adanya gelembung-
gelembung tetapi sekali-sekali gelembung akan terlihat. Standar mengacu pada
ambient temperatur 38 0 C
8. Tunggu hingga sistim AC stabil
9. Periksa kembali tekanan HI dan LO
10. Tambah/kurangi bila tidak sesuai standard

Air Conditioner Performance Test


1. Pasang manifold gauge
2. Buka seluruh pintu dan jendela
3. Hidupkan engine pada putaran 1500 rpm
4. Atur blower dan temperatur pada posisi Hi ( max )
5. Tunggu hingga sistim AC stabil
6. Periksa tekanan HI standard 15-17 kg/cm2; LO 3–4 kg/cm2
7. Lihat suhu termometer pada outlet blower dan bandingkan dengan temperatur
udara luar

Basic Mechanic Course 55


Training Center Department - PT Kalimantan Prima Persada
BAB IV. PDU (POWER DISTRIBUTION UNIT)
1. Komponen PDU
1. Deutch Terminal
Merupakan salah satu komponen yang digunakan untuk koneksi kabel.
Konektor tersebut dirancang untuk aplikasi kabel pada mesin atau transmisi,
dibawah kap, pada chassis dan dapat digunakan dalam lingkungan yang ekstrim.
Keunggulan :
 Thermoplastic Housing (‐55 ° C ~ + 125 ° C) untuk menahan kondisi suhu ek
strim
 Silicon seal untuk menahan kondisi kelembaban

2. Circuit Breaker & Fuse


Merupakan piranti elektronik yang dipakai untuk mengamankan rangkaian elektro
nik dari arus berlebih bila terjadi short circuit (hubung singkat)/ overload.
Berdasarkan fungsinya circuit breaker dapat dibedakan menjadi :
1. Manual reset‐mekanikal
2. Automatic reset‐mekanikal
3. Automatic resetting solid state – PTC

Basic Mechanic Course 56


Training Center Department - PT Kalimantan Prima Persada
3. Fuse
Berdasarkan cara kerjanya :
 Fusible (melebur) Bila arus listrik mengalir melebihi nilai nominal maka ele
men konduktor pengaman akan lebur.
Contoh : Blade Type, Cartridge Type, High Rupture Capacity (HRC) type.

 Unfusible (tidak melebur)


Bila arus listrik mengalir melebihi nilai nominal, elemen konduktor pengama
n tidak melebur.
Contoh : Bimetal Type,

Basic Mechanic Course 57


Training Center Department - PT Kalimantan Prima Persada
4. Relays
Relay adalah komponen listrik yang berfungsi untuk menghubungkan arus
listrik (armature, contact point) berdasarkan kemagnetan (Control Coil),
dengan definisi lain adalah relay merupakan komponen listrik yang memliliki 2
Rangkaian (Power Circuit dan Control Circuit)

5. Buzzer
Buzzer adalah perangkat sinyal audio yang
banyak digunakan untuk alarm, bell,
klaxon dan lain‐lain.

6. Switch
Switch adalah komponen listrik yang berfungsi untuk menghubungkan dan memu
tuskan suatu arus listrik yang akan mengalir ke rangkaian dengan menggunakan
kontaktor mekanis.
TIPE – TIPE SWITCH.
• Mechanics Switch : Toggle SW, Push Button SW, Joystick SW,Lever Act
SW, Proximity SW, Speed SW.
• Liquid SW : Liquid Level SW, Liquid Flow SW.
• Temperatur SW
• Tilt Mercury SW
Basic Mechanic Course 58
Training Center Department - PT Kalimantan Prima Persada
7. Converter
Voltage Converter merupakan parts elektronik yang berfungsi mengkonversi
tegangan input menjadi tegangan output yang dibutuhkan, dalam hal ini diaplikasi
kan untuk Radio komunikasi. Dengan mengambil tegangan input 24V dan dikonv
ersi ke tegangan output 12V. Keuntungan yang besar dari ini adalah bahwa
mereka tidak memerlukan akses ke baterai posting tengah, sehingga mereka
dapat diinstal di manapun pada bus sistem listrik yang telah ada yaitu 24V :

8. Inclanation Sensor
Inclanation Sensor adalah komponen elektronik yang dibuat dan didesain
untuk melakukan sensor terhadap suatu kemiringan yang telah ditentukan. Dileng
kapi dengan Instrumen elektrik didalamnya alat ini akan bekerja sebagai pemutus
atau penghubung suatu arus listrik pada saat kemiringan telah tercapai.
Jenis Incline Sensor :
• Mekanik menggunakan mercury switch tube & Relays.
• Elektronik menggunakan komponen elektronik (IC Accelerometer).

Basic Mechanic Course 59


Training Center Department - PT Kalimantan Prima Persada
9. Plc (Programable Logic Control)
Programable Logic Control Adalah serangkaian komponen eletrik yang disusun
dan didesain dapat memiliki processor, memory dilengkapi dengan saluran (port)
input dan out put. Processor dan memory didesain untuk mendapatkan atas fungsi
yangdiapplikasikan pada alat berat, manufacture dan offshore production biasa
Dengan memberikan pemograman pada PLC, memory dan processor akan
melakukan applikasi sesuai dengan program yang di isikan.PLC dilengkapi
dengan saluran masuk (input) bisa berupa digital maupun analog , yang bisa
memberikan perintah khusus pada out put yang telah ditentukan didalam program
tersebut. Applikasi pemograman pada PLC dapat dilakukan untuk :
• Konfigurasi koneksi untuk lebih dari satu relay
• Setting time (idling, delay, cut off dlsb)
• Konfiguraasi trigger input dalam bentuk digital maupun analog

Cara Merubah Setting Waktu pada Idle Timer


1. Langkah pertama adalah membuka cover box pada 3838A, 3838B,3838C, 50
27A atau P24HS (PDU Console Box)

Basic Mechanic Course 60


Training Center Department - PT Kalimantan Prima Persada
2. Langkah kedua tekan tombol ESC (1x) sehingga terlihat seperti gambar.

3. Langkah ketiga tekan tombol navigasi kearah bawah untuk memilih menu
“Set Param”, kemudian tekan tombol OK.

4. Langkah keempat tekan tombol navigasi kearah atas atau bawah untuk
mencari parameter “B29T = 03:00m” atau sesuai dengan regulasi di setiap
site.

Basic Mechanic Course 61


Training Center Department - PT Kalimantan Prima Persada
5. Langkah kelima tekan tombol OK pada kursor penunjuk waktu “03:00”
sehingga angka tersebut berkedip.

6. Langkah keenam tekan tombol navigasi kearah kiri ‐ kanan untuk penunjukan
angka yang akan dirubah. Tekan tombol navigasi kearah atas bawah untuk
merubah parameter angka (0 – 9) dan satuan (s/m/h) sesuai yang diinginkan.

7. Langkah ketujuh tekan tombol OK untuk mengakhiri.


8. Langkah kedelapanTekan tombol ESC dua kali (2x) untuk kembali ke
tampilan awal.
9. Langkah kesembilan tutup kembali cover box tersebut.

Basic Mechanic Course 62


Training Center Department - PT Kalimantan Prima Persada
2. Wirring diagram

Basic Mechanic Course 63


Training Center Department - PT Kalimantan Prima Persada
1. Power Distribution

2. Optional Lamp

Basic Mechanic Course 64


Training Center Department - PT Kalimantan Prima Persada
3. Radio Comunication Power

4. Engine Shutdown

Basic Mechanic Course 65


Training Center Department - PT Kalimantan Prima Persada

Anda mungkin juga menyukai