SASARAN
• Monitoring System:
¾ Operation System
1
TECHNICAL INTRODUCTION
2
INTRODUCTION
Presentasi ini memberikan pengenalan terhadap 793C Off-highway Truck. Di
dalamnya termasuk yang memberikan informasi tentang daily service dan
identifikasi lokasi komponen–komponen utama. Dan sistem utama truck ini juga
akan diutarakan dalam presentasi ini termasuk Engine, Powertrain, Steering, Brake
dan Hoist.
3
Gambar di atas menunjukan sisi kanan truck. Air reservoir besar yang
berada di atas platform sisi kanan mensuplai udara bertekanan untuk starting
engine dan untuk sistem rem service dan retarder. Main tank untuk hydraulic juga
terlihat. Hydraulic tank mensuplai Oil hydraulic untuk sistem hoist dan sistem rem.
Pada truck 793B, oil torque converter juga disuplai dari main tank hydraulic.
Transmission oil tank berada di bagian depan tangki utama hidraulik. Pada truck
793C, sekarang memakai rumahnya torque converter sebagai oil hydraulic tank
untuk torque converter dan transmisi.
4
793C adalah berpenampilan mirip dengan 789B dan agak susah dibedakan
dari jauh. 793C bisa dibedakan dengan adanya filter udara yang berjumlah empat
buah dan tangga melintang di depan radiator. 789B hanya mempunyai dua buah
filter udara dan dipasang pada lokasi yang sama dengan 793B dan tangga
dipasang tegak lurus pada kanan dan kiri radiator.
Body truck (dump body) pada lantai utamanya mempunyai dua tingkat lantai dan
bentuk “vee“ pada dasar lantai yang berfungsi untuk mengarahkan muatan ke
arah tengah dan juga untuk mencegah tertumpahnya muatan.
Besi baja yang di gunakan untuk dump body mempunyai yield strength sebesar
90000 psi.
Suspension cylinder belakang meredam beban lentur dan beban puntir dari dump
body dan terus disalurkan ke mainframe.
5
PEMERIKSAAN KELILING (WALK AROUND INSPECTION)
Sebelum bekerja atau mengoperasikan truck, bacalah secara menyeluruh
buku petunjuk perawatan dan pengoperasian. Buku tersebut memberikan
imformasi teknik tentang keselamatan, pengoperasian dan perawatan. Tanda-
tanda peringatan tentang keselamatan disebutkan di dalam buku tersebut dan
juga pada truck. Yakinkan dalam memahami dan mengidentifikasi semua simbol–
simbol sebelum mengoperasikan engine atau truck.
Langkah pertama yang perlu dilakukan ketika akan menjalankan truck adalah
melakukan walk around inspection. Periksa keliling dan bagian bawah dari pada
truck terhadap baut yang kendor atau hilang, kebocoran-kebocoran pada air
pendingin, oil atau fuel juga periksa keretakan pada daerah–daerah yang potensial
terjadi keretakan.
6
Level oil pada bearing roda depan diperiksa dan diisi oil dengan membuka
tutup yang ada di tengah–tengah tutupnya bearing roda. Level oil harus rata
dengan permukaan lobang bagian bawah.
Periksa tekanan ban roda. Mengoperasikan truck dengan tekanan ban roda yang
salah akan menyebabkan timbulnya panas yang berlebihan pada ban roda dan
terus akan mempercepat kerusakan ban roda.
NOTE: Harus berhati–hati dan waspada terhadap cairan yang terkandung selagi
melakukan pemeriksaan, perawatan, pengetesan, peynetelan dan perbaikan pada
machine. Persiapkanlah tempat untuk menampung cairan sebelum membuka atau
membongkar suatu komponen yang mengandung cairan.
7
2
Periksa kondisi breather (1) dari front wheel bearing housing. Breather
mencegah timbulnya tekanan yang berlebihan di dalam axle housing. Tekanan
yang berlebihan akan menyebabkan kerusakan pada duo cone seal dalam
komponen wheel brake.
Dua buah grease outlet fitting (2) ada di bagian depan dari masing-masing
suspension cylinder. Saluran supply grease untuk auto lubrication system ada di
sisi belakang dari masing-masing suspension cylinder. Jangan memasang grease
outlet fitting pada sisi yang sama dengan grease suplay pada suspension cylinder
karena akan menyebabkan tidak meratanya grease di dalam suspension cylinder.
Yakinkan bahwa grease mengalir melalui grease outlet fitting untuk membuktikan
bahwa suspension betul-betul terlumasi oleh grease.
8
4
3
2
Brake oil cooler untuk roda belakang terletak di samping kanan dan di
belakang roda depan (1), filter parking brake release (2), dan filter untuk oil
masuk ke torque conventer (3).
Satu dari tiga line injector (4) untuk sistem automatic lubrication juga terletak di
sini. Injector ini dapat di-adjust untuk banyaknya grease yang disemprotkan setiap
saat (kurang lebih sekali setiap jamnya), Solenoid air valve akan mengontrol suplai
udara untuk sistem automatic lubrication. Solenoid air valve di kontrol oleh VIMS,
yang mana selenoid akan energize setelah sepuluh menit engine dihidupkan dan
selama 75 detik dalam setiap jamnya sampai engine dimatikan. Setting tersebut
bisa di-adjust melalui VIMS keypad dalam cabin.
9
Gambar di atas menunjukkan hydraulic tank untuk hoist dan brake serta
kaca ukuran untuk level oil (tanda panah). Normalnya level oil akan terlihat di
kaca ukuran bagian atas, level oil hendaknya dilihat saat akan menghidupkan
mesin dengan keadaan oil masih dingin dan engine mati. Level oil hendaknya juga
dilihat saat oil dalam keadaan panas dan engine hidup.
Kaca ukuran bagian bawah dapat digunakan dalam pengisian oil hydraulic pada
saat hoist cylinder posisi naik. Pada saat hoist cylinder diturunkan, maka level oil
hydraulic akan naik. Setelah hoist cylinder betul-betul pada posisi di bawah, level
oil dapat dilihat pada kaca ukuran bagian atas seperti yang diterangkan di atas.
10
Axle bagian belakang dilengkapi dengan menggunakan double reduction
planetary final drives. Magnetic plug (tanda panah) hendaknya dibuka dari final
drive dalam waktu yang teratur dan dilihat dari partikel besi yang menempel pada
plug tersebut. Pada kondisi tertentu pengecekan magnetic plug perlu dilakukan
untuk menganalisa kerusakan pada komponen final drive.
Axle bagian belakang biasanya digunakan untuk tempat differential dan kedua final
drive. Jika differential atau kedua final drive rusak, maka komponen final drive
yang lain harus di-check dan dibersihkan dari tercampurnya kotoran dari
komponen yang rusak tadi. Pada saat pembersihan axle bagian belakang bila tidak
bersih akan menyebabkan kerusakan yang sama dalam waktu yang singkat.
11
5
1
2
2
Level oil differential dapat dilihat pada kaca ukuran level oil (1). Level Oil
hendaknya kelihatan pada kaca ukuran bagian bawah.
Dua level sensor oil (2) akan memberikan input sinyal ke VIMS untuk di
informasikan ke operator tentang kondisi level oil di axle bagian belakang.
Rear axle oil filter (3) digunakan untuk menyaRing material yang berasal dari rear
housing axle. Lihat tekanan Nitrogen pada suspensi bagian belakang ketika truck
kosong dan kondisi rata. Dua dari tiga supply injector (4) yang di gunakan untuk
sistem automatic lubrication terletak di atas housing differential bagian belakang.
Di atas grease injector ada breather (5) untuk axle belakang. Breather berguna
untuk mencegah supaya tidak terjadi tekanan yang tinggi pada axle housing.
Tekanan yang berlebihan di axle housing akan menyebabkan kerusakan duo cone
seal di dalam wheel brake assemblies.
12
Safety cable yang berfungsi menahan dump body sewaktu naik di atas di
simpan di bawah dump body bagian belakang. Sewaktu melakukan pekerjaan
dengan posisi dump body di atas, safety cable tersebut harus dipasang antara
dump body dengan pin tambatan bagian belakang untuk menahan agar dump
body tidak turun.
PERINGATAN
Tidak ada ruangan antara dump body dengan frame apabila dump body
turun dan duduk di atas frame. Kesalahan di dalam memasang safety
cable dapat berakibat kecelakaan fatal atau bahkan kematian bagi
mekanik yang bekerja di antara dump body dan frame.
13
1
Fuel tank berada di sisi kiri truck. Fuel level sight gauge digunakan untuk
memeriksa fuel level pada saat melakukan pengecekan
Primary fuel filter (1) berada di dinding fuel tank bagian dalam. Drain valve (2)
berada di bagian bawah fuel tank yang berfungsi untuk membuang kondensasi
setiap melakukan perawatan.
Fuel level sensor (3) juga berada di bagian bawah fuel tank yang berfungsi
memberikan signal input ke VIMS untuk diinformasikan ke operator tentang
volume bahan bakar yang tersisa di fuel tank.
14
2
15
Nonaktifkan manual engine shut down switch dan hidupkan engine. Panaskan oil
torque converter dan transmission. Tambahkan lagi oil torque converter dan
transmission bila perlu untuk menaikkan level oil sampai tanda FULL WARM.
2
1
Oil mengalir dari torque converter outlet relief valve melalui torque
converter outlet screen (1) terus ke oil hydraulic cooler-torque converter dan
transmission yang berada di sisi kanan engine dan oil terus kembali lagi ke torque
converter housing. Oil bertekanan untuk transmission (charging oil) mengalir
melalui transmission charging filter (2) ke transmission control valve yang berada
16
di atas transmission dan juga ke lockup clutch yang berada di atas torque
converter.
Scavenge screen untuk Oil torque converter dan transmission berada di belakang
cover (3).
Contoh oil untuk pemeriksaan bisa diambil melalui S.O.S. tap (4).
Periksa kondisi dua breather (tanda panah/hanya terlihat satu) untuk brake
cylinder. Breather ke dua terletak di belakang cross tube. Oil seharusnya tidak
17
keluar dari breather bila ada oil keluar dari breather berarti menunjukan adanya
kerusakan pada oil piston seal dalam brake cylinder.
Bila pada breather tersebut keluar udara saat brake digunakan berarti
menunjukkan adanya kerusakan pada air piston seal pada brake cylinder.
Brake oil cooler filter (tanda panah) berada di depan fuel tank.
Oil bila tidak sedang dipakai untuk menaikan dan menurunkan hoist cylinder,
mengalir melalui hoist control valve ke front brake oil cooler yang lokasinya ada di
atas torque converter.
Kelompok injector grease untuk automatic lubrication system juga kelihatan pada
gambar tersebut di atas.
18
1
Periksa kondisi tekanan suspension depan pada saat truck dalam kondisi
kosong dan di atas tanah yang datar. Air dryer (1) berada di depannya suspension
depan sebelah kiri. Sistem udara bisa diisi udara melalui ground level connector (2)
dan lokasinya di sisi dalam frame sebelah kiri.
19
4
20
2
3
1
Engine oil dapat ditambah dengan cepat melalui high-speed oil change
connector (1) yang berada di sudut kiri depan oil pan.
Dua engine oil level switch (2 dan 3) akan memberikan input sinyal ke engine
ECM. Engine ECM akan memberikan input sinyal ke VIMS, yang mana akan
memberikan informasi ke operator tentang engine oil level.
Jika sistem truck ini dilengkapi dengan engine oil renewal sistem (tambahan),
Maka switch oil level yang atas (2) memberitahu operator kapan engine oil harus
ditambah. Jika di layar VIMS tertulis ADD ENG OIL, maka pesan tersebut dapat
dikatakan warning kategori I.
21
Switch oil level yang bawah (3) memberikan informasi kepada operator ketika
engine oil level kurang dan truck tidak aman untuk dioperasikan yang mana dapat
menyebabkan kerusakan pada engine. Jika dilayar VIMS tertulis ENG OIL LEVEL
LOW, maka pesan ini dapat dikatakan warning kategori 3.
Secondary fuel filter dan fuel priming pump (tanda panah) lokasinya di atas
engine oil filter dan sebelah kiri engine.
NOTE: Pada saat menggunakan priming pump, bila perlu tutup fuel
return line selama pemompaan untuk membantu mendorong fuel ke
injector.
22
3 5
6
1 2
Sebelum ke cabin, yakinkan manual engine shutdown switch (1) off, engine
tidak bisa hidup bila engine shutdown switch dalam posisi on. Bila diperlukan
switch tersebut bisa digunakan untuk mematikan engine dari bawah. Toggle switch
(2) untuk lampu ruangan engine dan lampu tangga. RS-232 service connector (3)
digunakan untuk menghubungkan PC (off board VIMS) ke truck (on board VIMS),
guna untuk memasang data baru (new source) atau data konfigurasi
(configuration file), melihat real time data dan mengambil logged information.
Battery disconnect switch (4) dan VIMS service connector key switch (5) harus di
posisi ON agar PC (VIMS off board) bisa berkomunikasi dengan truck (VIMS On
board). Service lamp (6) adalah bagian dari VIMS, bila lampu menyala berarti
menunjukkan adanya kerusakan pada machine (electric problem) atau pada
system (misal: low oil pressure, over heating).
23
Saat menaiki tangga, lakukan pemeriksaan secara menyeluruh terhadap
radiator. Yakinkan bahwa betul-betul tidak ada kotoran atau debu yang
terperangkap di radiator core. Periksa air cleaner indicator (tanda panah) yang
berada di kedua sisi truck. Jika pistons yang berwarna kuning berada di area
berwarna merah, menunjukan bahwa air cleaner telah tertutup oleh kotoran.
24
1
Sistem pendinginan pada truck 793C dibagi menjadi dua sistem. Kedua
sistem tersebut yaitu sistem pendinginan engine (jacket water cooling system) dan
sistem pendinginan (aftercooler cooling system). Kedua sistem ini tidak digabung
menjadi satu. Apabila sedang melakukan servis pada cooling system, yakinkan
bahwa telah membuang dan mengisi pada ke dua sistem tersebut secara terpisah.
Shunt tank (1) untuk pendinginan engine dan aftercooler berada di hood atasnya
radiator. Gauges (2) pada shunt tank berfungsi untuk memeriksa kedua level
sistem pendingin tersebut.
Coolant level sensor (3) berada di sisi masing-masing shunt tank dan berfungsi
untuk memberikan sinyal ke VIMS dan terus diinformasikan ke operator tentang
ada atau tidaknya coolant di shunt tank.
25
2
3
Di atas platform sebelah kanan terdapat grease tank (1) untuk sistem
automatic lubrication (lubrikasi secara otomatis), main air system tank (2) dan
steering system tank (3). Level grease di grease tank bisa diperiksa dengan
melihat posisi grease level indicator yang berada di tutup grease tank.
Di bagian bawah sebelah kanan main air system tank terdapat sebuah drain valve
dan berguna untuk membuang kondensasi setiap pagi
26
3
7 2
Level oil untuk steering system tank dicek pada sight gauge (1) bagian atas
apabila oil dalam kondisi dingin dan engine mati. Setelah engine hidup level oil
akan turun karena mengisi steering accumulator. Setelah accumulator terisi penuh,
level oil harus diperiksa lagi pada sight gauge (2) bagian bawah dan tidak boleh di
bawah tanda ENGINE RUNNING. Apabila level oil tidak tepat pada tanda ENGINE
RUNNING maka periksa tekanan Nitrogen pada masing–masing accumulator.
Tekanan Nitrogen yang terlalu rendah akan menyebabkan terlalu banyak oil yang
masuk ke dalam accumulator dan juga akan menurunkan kemampuan tekanan
sekunder. Sebelum membuka tutup untuk menambah oil steering pada steering
tank, yakinkan bahwa engine telah dimatikan dengan key start switch, dan oil
steering dari accumulator telah kembali ke tangki. Kemudian tekan pressure
release button (3) pada breatheruntuk membuang tekanan yang tersisa di tank.
27
Main steering filter (4) dan steering pump case drain filter (5) juga terletak di
steering tank tersebut.
Jika steering pump rusak atau engine tidak bisa dihidupkan, connector (6) bisa
digunakan untuk disambung ke auxiliary power unit (APU). APU akan memberikan
supplay oil dari steering tank pada connector (6) ke saluran pengisian steering
accumulator. Selanjutnya sistem steering bisa berfungsi pada saat truck ditarik
(towed).
Steering oil hydraulic temperature sensor (7) memberikan signal masukan ke VIMS
untuk diinformasikan ke operator mengenai kondisi temperatur oil steering.
28
2
1
Air tank kecil yang lain (tidak kelihatan) berada di dalam cabin bagian
belakang. Air tank mensuplai udara untuk parking dan secondary brake. Buang
kondensasi dari air tank setiap hari dengan drain valve (1).
Periksa permukaan water pada winshield washer reservoir (2).
29
OPERATOR’S STATION
Transmission shift lever terdapat di tengah console bagian depan. 793C
mempunyai 6 gigi maju dan 1 gigi mundur. Di samping kanan shift lever terdapat
switch (tanda panah) untuk lampu mundur.
30
2 3
1 4
5
6 7 8
31
Di sebelah belakang dari parking brake switch (5), terdapat windshield washer
dan wiper switch (6), pemantik api (7) dan brake retraction switch (8).
Brake retraction switch di gunakan untuk me-release parking brake ketika truck
sedang di towing. Service hour meter terletak di sebelah belakang console bagian
bawah.
32
1 2 3 4
5
33
3
2
1
Dua komponen output VIMS berada di dash board bagian depan. Di sana
ada gauge cluster module (1) dan speedo meter/tachometer module (2).
Empat gauge yang berada di gauge cluther module (dari kiri ke kanan dan atas ke
bawah):
34
Speedometer/tachometer module berupa analog tachometer dan display window
yang mana akan menunjukkan kecepatan roda dan posisi gigi transmisi yang
sebenarnya.
Beberapa backlit indikator akan terlihat di area bagian atas (3) dari display ketika
sedang aktip. Backlit indikator itu adalah:
Left dan right turn signal.
- High beam indikator.
- Action light.
- Service / retarder brake ENGGAGE light.
35
2
36
Banyak fungsi yang dapat kita gunakan dari keypad ini:
- Masuk ke monitor VIMS dengan menekan GAUGE key.
- Payload monitor ON/OFF PAYLOAD 7295623
- Calibrate payload monitor PAYCAL 729225
- Payload resettable total TOT 868
- Reset Display Data RESET 73738
- Display Seft Test TEST 8378
- Reset Service Light SVCLIT 782548
- Set Lube Cycle Time LUBSET 582738
- Manual Lube LUBMAN 582626
- Show Acknowledge Event EACK 3225
- Show Event Statistics ESTAT 37828
- Show Event List ELIST 37828
- Start Event Record EREC 3732
- Start/Stop Data Logger DLOG 3564
- Reset Data Logger DLRES 35737
- Odometer Set/Reset ODO 636
- Machine Status MSTAT 67828
- Change Language LA 52
- Change Unit UN 86
- Change Backlight BLT 258
- Change Display Contrast CON 266
37
Gambar di atas menunjukkan truck 793c yang dilengkapi dengan VIMS yang
menerima input signal dari beberapa sensor dan juga dapat berkomunikasi dengan
electronic control yang lainnya pada mesin itu. VIMS memberikan informasi secara
lengkap mengenai kejadian-kejadian yang telah lalu maupun yang sedang terjadi
di truck kepada operator dan mekanik.
38
Di belakang tempat duduk operator terdapat fuse panel dan ECAP/ET
diagnostic connector (ditunjuk panah). ECAP/ET diagnostic connector digunakan
untuk menghubungkan ECAP atau LAP TOP dengan program ET. ET/ECAP
digunakan untuk programming, running diagnostic test dan retrieving logged
information dari engine, transmisission dan automatic retarder control.
39
Gambar di atas menunjukan Communication Adapter dan Laptop Computer
dengan program E T, Communication Adapter dihubungkan dengan Diagnostic
Connector yang ditunjukan pada gambar di atas.
40
Gambar di atas menunjukan Laptop Computer dengan program VIMS.
Laptop Computer dihubungkan ke VIMS diagnostic connector (tanda panah).
41
Di operator control terdapat hoist lever (tanda panah) letaknya di sebelah
kiri tempat duduk operator. Empat posisi dari hoist lever yaitu RAISE, HOLD,
FLOAT dan LOWER.
Normalnya truck pada saat operasi dengan posisi lever FLOAT. Dengan hoist lever
pada posisi FLOAT, hoist valve akan memberikan sedikit tekanan hydraulic oil ke
hoist cylinder rod end dengan tujuan supaya saat body truck kosong dan berjalan
di jalan yang tidak rata, dump body tidak goyang.
793C hoist system berbeda dengan truck seri sebelumnya. 793C Hoist system
adalah Ellectronically Control.
42
1
Operator control yang ada di steering column adalah secondary brake lever (warna
merah), retarder lever (warna hitam), tilt steering lock (1) dan turn signal hazard
switch (2).
43
1 2
Pada lantai sebelah kanan dari steering column terdapat service brake pedal
(1) dan throtle pedal (2). Throtle position sensor (3) dipasang pada throtle pedal.
Throtle position sensor akan memberikan throttle position input signal ke ECM.
Engine ECM akan memberikan elevated engine idle speed pada 1300 rpm ketika
temperatur coollant di bawah 60 derajat celcius. Di atas 60 derajat celcius,
elevated idle rpm akan dikurangi sampai temperatur coollant 71°C. Di atas 71°C
engine akan idle 700 RPM.
Kenaikan idle speed akan membantu memberikan kompresi yang lebih baik dan
untuk mempercepat kenaikan temperatur. Untuk mengurangi elevated idle speed
dapat dilakukan dengan menekan throttle pedal dan idle speed akan turun 700
RPM selama 10 detik. Pada lantai sebelah kiri steering column terdapat horn
button dan beam switch.
44
793C menggunakan Caterpillar 3516B Engine dengan gross power rating
1715 KW (2300 HP) dan net flywheel rating 1615 KW (2166 HP) pada 1750 RPM.
45
Gambar di atas menunjukkan komponen diagram electronic control system
untuk 3516B engine yang digunakan pada 793C. Fuel injection dikontrol oleh
second-generation Advanced Diesel Engine Managemen (ADEM II) engine
Electronic Control Module (ECM).
Banyak electronic signal yang dikirim oleh sensor, switch, dan sender ke ADEM II
ECM, Engine ECM akan menganalisa signal dan mengartikannya kapan dan berapa
lama untuk energize– injector selenoid.
46
Fuel injection dikontrol oleh ADEM II ECM (tanda panah) yang lokasinya di
sebelah kanan engine.
ECM yang lama mempunyai 70-pin connector. ADEM II ECM mempunyai 40-pin
connector.
ECM engine didinginkan oleh fuel. Fuel mengalir dari fuel transfer pump melalui
ECM kemudian ke secondary fuel filter.
47
Scematic di atas menunjukan jacket water cooling system circuit.
Coolant mengalir dari jacket water pump melalui beberapa cooler ke engine block.
Dari engine block ke cylinder head, terus ke temperature regulator (thermostat)
dari sini coolant mengalir baik ke water pump melalui bypass tube maupun ke
radiator (tergantung pada temperatur coolant).
Shunt tank untuk memoperbesar kapasitas cooling dan memberikan tekanan
positif pada saluran masuk water pump yang berfungsi untuk mencegah kavitasi
saat kondisi aliran tinggi.
48
Scematic di atas menunjukan aftercooler cooling system circuit. Coolant
mengalir dari aftercooler water pump ke aftercooler. Melalui aftercooler core ke
front brake oil hydraulic cooler yang berada di sisi belakang engine. Dari front
brake oil cooler ke radiatornya aftercooler. Aftercooler cooling circuit tidak
mempunyai thermostats, air pendingin selalu mengalir melalui radiator agar udara
masuk ke dalam engine tetap dingin untuk menaikkan horse power (tenaga
engine).
Shunt tank untuk memperbesar kapasitas cooling dan memberikan tekanan positif
pada saluran masuk water pump yang berfungsi untuk mencegah kavitasi saat
kondisi aliran tinggi.
49
Lubrication system
Engine oil pump berada di belakang jacket water pump, sisi kanan engine.
Pump menghisap oil dari oil pan melalui sebuah screen. Relief valve untuk sistem
lubrikasi berada di oil pump. Engine juga mempunyai scavenge pump dan terletak
di bagian belakang engine yang berfungsi untuk mentransfer oil dari bagian
belakang oil pan ke main sump. Oil mengalir dari pump melalui oil cooler baypass
valve ke engine oil cooler. Bypass valve untuk engine oil cooler memberikan aliran
oil ke sistem selama oil masih dingin, oil terlalu kental atau cooler tersumbat.
Dari oil cooler, oil mengalir ke oil filter yang berada di sisi kiri engine, dari oil filter
masuk ke dalam engine block untuk membersihkan, mendinginkan dan melumasi
komponen– komponen bagian dalam dan turbocharger.
50
Fuel dihisap dari tangki melalui fuel heater dan primary fuel filter oleh fuel
transfer pump. Fuel mengalir dari transfer pump melalui ADEM II control ke
secondary fuel filter.
Fuel mengalir dari fuel filter base melalui fuel injector di dalam cylinder heads. Fuel
dari injector ke fuel pressure regulator sebelum kembali ke tank melalui fuel
heater. Engine oil mengalir dari engine block melalui oil filter ke saluran sistem
engine oil renewal. Oil dalam jumlah sedikit mengalir dari saluran sistem engine oil
renewal masuk ke saluran kembali fuel pressure regulator. Engine oil bercampur
dengan fuel kembali ke fuel tank.
Oil yang bercampur dengan fuel di dalam fuel tank mengalir ke injectors untuk
dibakar.
51
Gambar di atas menunjukkan aliran udara secara keseluruhan dalam sistem.
Apabila tekanan boost melebihi nilai tekanan yang telah diprogram di dalam ECM
engine, ECM akan membuka wastegate solenoid valve dan mengirim tekanan
udara brake untuk membuka exhaust bypass valve. Exhaust bypass valve akan
mengalirkan gas buang ke arah muffler sehingga gas buang tidak melewati
turbocharger. Gas buang hanya dalam jumlah sedikit yang masuk ke dalam
turbocharger sehingga menurunkan kecepatan turbocharger. Turbocharger yang
lebih rendah kecepatannya akan menurunkan tekanan boost sampai bypass valve
menutup dan gas buang kembali diarahkan masuk ke dalam turbocharger.
52
POWER TRAIN
Tenaga dari engine ke roda belakang melalui suatu sistem pemindah tenaga
(power train).
Komponen dari power train adalah:
1. Torque converter
2. Transfer gears
3. Transmission
4. Differential
5. Final drives
53
Power Train Components
Component pertama dalam power train adalah torque converter. Torque
converter memungkinkan engine tetap hidup dalam kondisi truck berhenti. Dalam
kondisi torque converter drive, torque converter melipat gandakan torque ke
transmission. Pada ground speed yang lebih tinggi, sebuah lockup clutch membuat
direct drive dan converter drive hanya pada saat NEUTRAL dan REVERSE. FIRST
SPEED adalah converter drive sa’at ground speed rendah dan direct drive sa’at
ground speed tinggi. SECOND sampai SIXTH SPEEDS hanya direct drive. Torque
converter berubah menjadi direct drive saat perpindahan gigi agar terasa halus.
Menempel pada torque converter adalah inlet relief valve (1), out let relief valve
(2) dan torque converter lockup clutch control valve (3).
Torque converter outlet temperature sensor (4) memberikan input signal ke VIMS
dan oleh VIMS diinformasikan ke operator.
54
Lockup solenoid yang telah energize mengarahkan oil ke relay valve.
Sebelum menggerakkan selector piston, pilot oil (dari lockup reduction valve)
menggerakan shutle valve ke kanan hingga menutup saluran drain dan membuka
check valve terus menuju ke selector piston. Pergerakan selector piston menutup
saluran drain dan mendorong spring ke bawah. Kekuatan spring yang tertekan
mendorong modulation reduction spool ke bawah melawan kekuatan inner spring.
Modulation reduction spool membuka saluran suplai (dari transmission charge
pump) menuju ke lockup clutch. Setelah clutch terisi oleh oil, oil mendorong check
valve dan masuk ke ruangan slug chamber. Dalam waktu bersamaan oil melalui
load piston orifice masuk ke celah antara load piston dengan selector piston. Bila
load piston telah bergerak maksimum ke bawah, tekanan oil pada lockup clutch
akan mencapai tekanan maksimum setting.
55
2
3
Power mengalir dari torque converter melalui drive shaft ke transfer gear
(1). Transfer gear dihubungkan secara “splined” ke transmission. Transmission (2)
berada di antara transfer gear dengan differential (3). Transmission dikontrol
secara elektronik dan dioperasikan secara hydraulic seperti ICM (Individual Clutch
Modulation) transmission yang lain pada Caterpillar rigid frame trucks.
Differential berada di dalam rear axle housing belakang transmissi. Power dari
transmission melalui differential dan dibagi sama ke final drive di dalam rear
wheel. Final Drive adalah double reduction planetaries.
56
Transmission adalah power shift transmission design yang terdiri enam clutch yang
di-engaged secara hydraulic. Transmission mempunyai enam FORWARD speed dan
satu REVERSE speed.
57
Transmission control menggunakan dual stage relief valve untuk tekanan clutch.
Pada gambar ICM transmission hydraulic control valve group di atas rotary spool
pada posisi engages dua clutch. Dan pada kondisi direct drive oil dari lockup
solenoid mengalir ke selector piston di station “D”. Station “D”, menurunkan
tekanan pump supply dan tekanan yang telah diturunkan tersebut mengalir
menuju bagian bawah relief valve hingga tekanan pump untuk suplai clutch
menjadi turun.
Penurunan tekanan ini dimaksudkan untuk memperpanjang umur transmission
clutch seal.
58
Electronically programable transmission control (EPTC II)
59
Sistem cooling dan filter untuk axle berawal dari rear axle oil pump yang diputar
oleh differential. Pump berputar hanya pada saat machine bergerak. Tidak ada
aliran oil yang dihasilkan pada saat machine tidak bergerak. Aliran oil bertambah
besar dengan bertambahnya ground speed untuk menjamin pendinginan. Rear
axle pump menghisap oil dari dasar rear axle housing melalui sebuah section
screen. Oil mengalir dari pump melalui temperature and flow control valve yang
berada di atas differential housing dan mengalir ke filter yang berada di belakang
rear axle housing. Oil kemudian mengalir dari filter kembali ke valve yang berada
di atas differential housing. Oil kemudian mengalir dari valve ke rear wheel bearing
dan differential beaRing. Oil mengalir melalui tube ke differential beaRings.
60
Double reduction planetary gear final drive. Tenaga mengalir dari
differential melalui axle ke sun gear pada first reduction planetary set. Ring gear
pada first reduction planetary set dan second reduction planetary set tidak
berputar. Selama ring gear tidak berputar first reduction sun gear memutar first
reduction carrier. First reduction carrier dihubungkan dengan second reduction sun
gear dan second reduction sun gear memutar second reduction carrier dan terus
memutar wheel assembly.
Wheel assembly berputar lebih rendah dibandingkan dengan axle shaft tetapi
dengan torque yang lebih besar.
61
STEERING SYSTEM
Sama dengan Caterpillar Off Highway Truck yang lain steering system
menggunakan tenaga hydraulic untuk merubah arah roda depan. Sistem tidak
mempunyai sambungan secara mekanikal antara steering wheel dengan steering
cylinder.
62
Steering pump berupa piston type pump dilengkapi dengan load sensing
dan pressure compensated. Load sensing controler, bekerja bersama-sama dengan
accumulator untuk mengontrol dan memonitor steering pump output. Steering
pump mengisi accumulator sehingga menyebabkan tekanan naik dan bila tekanan
mencapai 3100± 50 Psi pada low idle, accumulator charging valve menurunkan
tekanan load sensing signal ke pump load sensing controller (tekanan ini disebut
sebagai tekanan CUT-OUT), dan pump akan destroke ke posisi LOW PRESSURE
STANDBY. Selama low pressure standby, tekanan pump out put 350-500 Psi.
63
Karena pemakaian dan kebocoran normal dalam sistem, tekanan dalam
accumulator akan turun dan bila tekanan mencapai 2785± 45 Psi, accumulator
charging valve menutup saluran load sensing valve yang menuju ke tank dan
pump up stroke ke maksimum displacement (tekanan ini disebut sebagai tekanan
CUT-IN).
64
Accumulator bleed down solenoid di aktifkan oleh bleed down solenoid shut
down control selama 70-detik setelah key start switch di-OFF-kan. Saat solenoid
energize, oil bertekanan dari accumulator dihubungkan ke tank.
Back-up relief valve mengamankan steering system bila steering pump gagal untuk
destroke. Back-up relief valve di set pada tekanan 3775±60 psi dan hanya boleh
di-adjust di test bench.
65
Tekanan oil dari accumulator mengalir melalui priority spool, menuju ke
amplifier spool. Dalam waktu bersamaan oil juga mengalir melalui orifice ke sisi
kanan priority spool dan tekanan ini untuk membuka/menutup priority spool
dengan melawan kekuatan spring.
Dan oil juga mengalir ke HMU (hand metering unit). Bila truck dalam kondisi
neutral (no turn position), four working ports (supply, tank, right turn, left turn)
dihubungkan ke tank melalui HMU (hand metering unit). Directional spool ditahan
di posisi tengah oleh centering springs.
66
Apabila steering wheel di putar ke kanan, saluran four work port ke arah
tank ditutup. Tekanan suplai ke HMU dan load sensing pilot line naik. Tekanan load
sensing pilot line menggerakkan priority spool ke kanan dan memberikan aliran oil
yang lebih banyak ke HMU melalui supply line. Pilot oil dari HMU, masuk melalui
right turn pilot port dan menggerakkan directional spool ke arah kanan,
pergerakan directional spool mengalirkan pilot oil ke amplifier dan combiner/check
spool. Amplifier spool bergerak ke kanan dan mengalirkan accumulator oil ke inner
chamber, tekanan oil dalam inner chamber mendorong combiner/check spool ke
kiri dan melalui orifices bersatu dengan pilot oil menuju ke directional spool yang
telah bergerak untuk belok ke kanan.
67
Selama belok bila wheel terhalang dan sampai tidak bisa bergerak, tekanan oil
dalam cylinder dan lines akan naik dan mengejut. Tekanan ini dirasakan oleh
amplifier spool, sehingga combiner/check spool bergerak ke kanan untuk menutup
orifices pump supply oil ke arah steering cylinder. Amplifier spool bergerak ke kiri
dan menutup pilot oil orifice sehingga pilot oil ke cylinder tertutup dengan
demikian HMU tidak merasakan tekanan kejut. Bila tekanan yang ditimbulkan
sangat tinggi, relief/makeup valve akan membuka dan menyalurkan ke tank.
68
HMU adalah hydraulic pump yang menghasilkan aliran oil dalam jumlah
tertentu, melalui control section oil dialirkan ke left/right turn port (L/R). Bila
steering wheel diputar lebih cepat akan menghasilkan aliran oil yang lebih banyak
ke dalam cylinder dengan demikian cylinder akan bergerak lebih cepat.
69
HOIST SYSTEM.
Hoist sistem pada 793C truck dikontrol secara electronic oleh EPTC II. Dan
mempunyai empat (4) posisi kerja (RAISE, HOLD, FLOAT, and LOWER).
Dalam condisi normal operasi, hoist lever hendaknya di tempatkan pada posisi
FLOAD, dalam posisi ini hoist control valve memberikan sedikit tekanan hydraulic
oil ke arah rod end cylinder dengan tujuan agar dump body tidak naik dan
turun/goyang saat jalan tidak rata.
70
Dalam kondisi HOLD pilot oil di kedua ujung directional spool dihubungkan
ke tank. Signal untuk dual stage relief valve juga dihubungkan ke tank melalui
saluran di dalam directional spool. Dan untuk semua oil dari hoist pump dialirkan
ke front brake oil hydraulic cooler. Saluran dari head end cylinder di tutup dan dari
rod end cylinder di hubungkan ke front brake cooling.
71
Dalam posisi RAISE, RAISE solenoid energize dan mengalirkan pilot oil ke
sisi atas directional spool, directional spool bergerak ke bawah mengalirkan
tekanan pump supply
ke arah head end cylinder. Saat pertama directional spool bergerak, load check
valve masih menutup sampai tekanan pump supply lebih besar dari tekanan hoist
cylinder. Ini untuk mencegah dump body turun saat directional spool bergerak.
Directional spool juga mengalirkan tekanan hoist cylinder ke dual stage relief valve
steam dan ke counterbalance valve.
72
Dual stage relief valve steam bergerak ke bawah untuk menutup saluran low
pressure relief valve dan membuka saluran high pressure relief valve dari pump
supply. Dan counterbalance valve membuka untuk menyalurkan oil dari rod end ke
front brake cooler. Bila tekanan head end pada hoist cylinder mencapai 3005±50,
high-pressure relief valve akan membuka dan dump spool bergerak ke kiri
mengalirkan pump supply ke front brake cooler.
High-pressure relief valve setting di ukur di ke dua pressure tap pada hoist pump
dengan hoist lever pada posisi RAISE dan engine di posisi HIGH IDLE.
73
LOWER dan FLOAT solenoid energized, mengalirkan tekanan oil pilot ke
bagian bawah directional spool, directional spool bergerak ke atas mengalirkan
pump oil ke rod end cylinder melalui counterbalance valve oil dari head end
cylinder ke tank. Directional spool juga membuka saluran dual stage relief valve ke
tank sehingga tekanan suplai dari pump dibatasi oleh low pressure relief valve
sebesar 525 ± 25 psi.
74
FLOAT solenoid energize, mengalirkan tekanan oil pilot ke bagian paling
bawah directional spool dan menggerakan directional spool ke atas namun tidak
sejauh pada posisi lower karena mendorong pada efective area yang lebih kecil
sehingga hanya menutup sebagian aliran oil yang ke brake oil cooler dan
diarahkan ke rod end cylinder untuk membantu menahan dump body ke bawah.
Dan untuk head end cylinder dialirkan ke tank.
75
Hoist system pump menghisap oil dari tank melalui suction screen ke hoist
control valve. Hoist control valve menggunakan tekanan parking brake untuk
menggerakan directional spool melalui solenoid valve. Solenoid valve pada sisi
kanan energize untuk posisi RISE dan solenoid valve pada sisi kiri energize untuk
posisi LOWER dan FLOAT.
Saat hoist valve pada posisi HOLD dan FLOAT, semua oil hoist pump mengalir
melalui front brake oil cooler filter. Kelebihan oil dari parking brake release valve
juga bersatu dengan oil hoist pump menuju front brake oil cooler filter. Oil cooler
relief valve berada di dalam hoist valve. Berfungsi untuk membatasi tekanan brake
cooler saat posisi HOLD dan FLOAT.
76
Oil hoist dan parking brake release pump mengalir dari front brake oil cooler filter
melalui diverter valve menuju front brake cooler. Tekanan udara service brake
atau retarder disalurkan ke diverter valve. Dalam kondisi normal oil front brake
cooling diarahkan langsung ke front brake tanpa melalui cooler ini dengan tujuan
untuk menambah pendinginan aftercooler selama power tinggi dibutuhkan. Dan
saat tekanan udara dari brake/retarder disalurkan ke diverter valve piston, oil
brake cooling dialirkan melalui cooler.
Dua hydraulic cylinder digunakan untuk menaikkan dump body. Saat hoist lever
ditahan di posisi RAISE oil supply mengalir ke-head end dan menggerakkan two
state cylinder untuk memanjang. Oil dari rod end cylinder melalui hoist valve
mengalir ke front brake oil cooling circuit. Saat hoist lever digerakkan ke posisi
LOWER atau FLOAT dan silinder dalam kondisi memanjang (extended), oil supply
masuk ke rod end dan menurunkan (retrack) second state cylinder dan oil dari
head end melalui hoist valve ke hydraulic tank.
77
AIR SYSTEM AND BRAKE
Ada dua brake sistem yang dipakai di 793C Off-highway truck. Yaitu
parking/secondary brake system dan service/retarder brake system.
Parking/secondary brake system, engaged oleh tekanan spring dan released oleh
tekanan hydraulic. Service/retarder brake system, engage oleh tekanan hydraulic
melalui air-over-oil brake system. 793C dilengkapi dengan air system. Suatu air
compressor yang digerakan oleh engine mengisi dua air reservoir dan air dari sini
digunakan untuk:
1. Engine start up. 2. Service and retarder brake
control.
3. Secondary and parking brake control. 4. Windshield washer and wiper.
5. Automatic lubrication injection. 6. Horn.
7. Exhaust bypass (wastegate) control.
78
Gambar di atas menunjukan potongan dari sebuah oil cooled brake
assembly.
Brake assembly tersebut adalah environmentally sealed and adjustment free. Oil
secara terus menerus mengalir melalui brake disc untuk pendinginan. Duo-cone
seal mencegah oil bocor ke tanah dan transfer ke dalam axle housing. Adjustment
untuk wheel bearing harus dijaga untuk mencegah duo-cone seal dari kebocoran.
Piston yang lebih kecil untuk ENGAGE secondary and parking brake. Dan piston
yang lebih besar untuk ENGAGE retarder/service brakes.
79
Udara dari air compressor mengalir melalui air dryer menuju ke
service/retarder air reservoir dan dari sini udara menuju ke pressure protection
valve. Bila tekanan di service/retarder mencapai 80 psi, pressure protection valve
mengalirkan udara ke parking/secondary reservoir, air start system, automatic
lubrication system dan ke accessory circuits. Semua reservoir mempunyai check
valve di saluran suplainya ini untuk mencegah berkurangnya udara bila terjadi
kebocoran di saluran suplai (upstream).
80
Dalam condisi normal oil mengalir dari parking brake release pump melalui
parking brake release filter menuju ke parking brake release valve. Jika air tersedia
dari air switch atau secondary brake valve, oil akan mengalir melalui relief valve,
check valve dan spool untuk me-RELEASE parking brake. Relief valve mengontrol
tekanan dalam sistem untuk hoist system dan untuk me-RELEASE brake. Setting
untuk relief valve sebesar 680 ± 30 psi.
Scematic di atas menunjukan aliran oil saat towing system energized. Oil dari
brake release pump berhenti. Towing motor bekerja dan tekanan air ada di atas
parking brake release piston, parking brake release piston bergerak turun dan
menutup saluran tank.
81
Oil dari towing pump menuju parking brake release valve dan parking brakes.
Check valve dalam parking brake release valve menutup saluran towing pump
menuju parking brake release pump. Selama towing, tekanan parking brake
release di control oleh relief valve dalam towing pump sebesar 550 psi. Check
valve di saluran keluar pada towing pump mencegah oil mengalir menuju towing
pump saat dalam kondisi normal.
Untuk mengecek brake release system selama towing, pasang gauge di parking
brake release pressure tap di atas rear axle dengan menggunakan hose yang
panjang sampai cabin. Dengan brake air switch pada posisi ON, energize parking
brake release switch untuk towing. Tekanan parking brake release harus 550 psi.
Matikan switch ketika pressure berhenti naik (550 psi). Bila tekanan turun dari 550
psi, switch harus di-ON-kan lagi, agar brake tidak draging.
NOTE:
Tekanan udara minimal harus 80 psi, untuk dapat me-RELEASE parking
brake valve.
Brake retraction switch hanya boleh di energized saat dibutuhkan
tambahan tekanan untuk me-RELEASE brake. Penggunaan switch yang
terus menerus akan merusak motor.
82
Scematic di atas menunjukan parking/secondary and air system dengan
posisi secondary brakes RELEASED dan parking brake ENGAGED. Suplai air dari
parking/secondary reservoir mengalir melalui secondary brake valve dan ditutup
oleh parking brake air switch. Tidak ada tekanan air yang ada untuk mendorong
spool di parking brake release valve akirnya menutup saluran parking brake
release pump dan oil dari parking brake di salurkan ke tank, sehingga brake
ENGAGED oleh spring.
Sebuah parking /secondary brake switch yang memberikan input signal ke EPTC II,
berada di saluran antara parking brake switch dengan parking brake release valve.
Yang berfungsi untuk mempercepat downshift saat parking atau secondary
engaged.
83
Tekanan air dari brake relay valve masuk air inlet, menggerakkan air piston
dan Rod-nya menutup valve dalam oil piston, sehingga oil cylinder tertekan dan
masuk ke slack adjuster. Jika ada air atau kebocoran dalam sistem, piston dalam
cylinder akan overstroke, mengerakkan indicator rod dan membuka over stroke
switch. Over stroke switch memberikan input signal ke VIMS untuk diinformasikan
ke operator atau mechanic.
Bila air dibuang dari saluran inlet/ belakang air piston, spring menggerakkan air
piston dan rodnya membuka valve dalam oil piston untuk mengalirkan tekanan oil-
brake menuju makeup tank.
84
Saat brake ENGAGED, oil dari brake cylinder masuk ke slack adjuster dan
dua large piston bergerak ke luar. Large piston menekan oil menuju service brake
dan brake ENGAGED. Dalam kondisi normal service brake FULLY ENGAGED
sebelum large piston mencapai maksimum travel. Bila brake disc aus (wear), travel
service piston akan semakin jauh untuk FULLY ENGAGED dan large piston dalam
slack adjuster juga akan bergerak ke luar sampai tertahan oleh cover. Tekanan
dalam slack adjuster membesar sampai small piston bergerak dan mengalirkan
makeup oil dari brake cylinder menuju service brake piston.
Bila brake RELEASED, spring dalam brake piston mendorong brake piston menjauh
dari brake discs. Oil dari brake piston mendorong large piston dalam slack adjuster
ke posisi tengah.
85
Makeup oil yang telah digunakan untuk ENGAGED brake mengisi brake cylinder
menggantikan makeup tank. Spring di belakang large piston menyebabkan sedikit
tekanan oil dirasakan oleh service brake piston ketika brake RELEASE. Dengan
mempertahankan sedikit tekanan dalam service brake piston, akan memberikan
pengereman yang lebih cepat dengan sedikit brake cylinder piston travel.
Slack adjuster apakah bekerja atau tidak, dapat diperiksa dengan membuka bleed
screw pada posisi brakes RELEASED. Sedikit aliran oil hendaknya keluar dari bleed
screw saat dibuka dan itu menunjukan bahwa spring di belakang large piston
menahan sedikit tekanan pada service brake piston.
Cara lain untuk mengecek slack adjuster yaitu dengan memasang gauge di slack
adjuster dan di bleed screw. Dengan system air pressure maksimum dan service
brake pedal diinjak penuh, tekanan pada kedua gauge hendaknya tidak berbeda
terlalu jauh.
86
Scematic di atas menunjukan aliran air melalui service/retarder brake air
system ketika retarder (manual/automatic) RELEASE dan service brake ENGAGE.
Tekanan suplai air mengalir dari large service brake air reservoir ke relay valve dan
service brake valve. Dari service brake valve mengalir ke manual retarder valve
dan ARC valve.
Manual retarder valve dan ARC solenoid valve menutup aliran air menuju double
check valve sedangkan service brake valve, melalui double check valve
mengalirkan tekanan air menuju ke service brake relay valve dan melalui double
check valve yang lain tekanan air mengalir menuju oil cooler diverter valve.
Service brake relay valve membuka dan mengukur aliran air dari large service
brake air reservoir menuju brake cylinder. Sepasang double check valve di atas
brake cylinder mencegah aliran service brake air menuju ke ARC relay valve.
87
Rear brake oil cooling circuit. Rear brake cooling pump menghisap oil dari
hydraulic tank melalui suction screens dan tekanan oil di control oleh dua buah oil
cooler relief valve yang berada di dalam tank. Oil dari pump melalui rear brake oil
cooler menuju ke rear brake terus kembali ke tank.
Sebagian besar oil yang mengalir ke parking brake release valve bersatu dengan
hoist system oil dan dipakai untuk mendinginkan front brakes.
88
AUTOMATIC RETARDER CONTROL (ARC)
Automatic retarder control berfungsi memodulasi pengereman (retarding) truck
untuk mempertahankan engine speed saat melalui jalan menurun yang jauh. ARC
system menggunakan service /retarder brake system untuk ENGAGE brake. ARC
system tidak berfungsi apabila throtle ditekan atau ketika parking / secondary
brake ENGAGED.
ARC tidak dihubungkan ke service brake dan manual retarder. Apabila ARC
engaged udara mengalir dari ARC valve ke relief valve yang terpisah di dekat
master brake cylinder. Udara juga mengalir dari ARC valve melalui double check
valve ke diverter valve di front brake oil cooler.
89
ARC diset oleh pabrik untuk menjaga engine speed yang konstan pada 1900 ± 50
rpm
(bisa diprogram). Saat ARC mulai mengontrol retarding, engine speed naik turun
sekitar 50 rpm di luar target, tetapi engine speed akan stabil dalam beberapa
detik.
Dalam pengoperasian ARC secara benar operator hanya perlu mengaktifkan ARC
ON / OFF switch dan memilih gear yang benar sesuai dengan kemiringan, beban
dan kondisi jalan. ARC dirancang agar transmisi bisa upshift ke gear yang
ditentukan oleh shift lever.
Setelah transmisi pindah ke gear yang telah ditentukan oleh shift lever dan engine
speed melebih 1900 rpm, ARC akan mengaktifkan retarder untuk menjaga engine
speed yang konstan.
ARC system juga memberikan engine speed protection. Jika engine speed
mencapai kondisi tidak aman ARC akan engage brake walaupun ARC ON/OFF
switch pada posisi off dan throttle dalam posisi di tekan.
Truck yang telah mencapai over speed akan membunyikan alarm dan menyalakan
fault light pada 2100 rpm. Jika operator tidak mengetahui lampu dan alarm, ARC
akan engage retarder pada 2180 rpm. Jika engine speed masih terus naik, EPTC II
Transmission Control akan upshift (hanya satu gear di atas posisi shift lever) atau
unlock-torque converter (jika shift lever posisi top gear) pada 2300 rpm.
Dengan menggunakan service switch technician bisa mengakses beberapa mode
yang berbeda untuk mengumpulkan diagnostic information atau untuk meng-
adjust engine speed control setting.
ARC menerima beberapa signal dari sensor dan switch. Kontrol menganalisa input
signal dan mengirimkan signal ke output komponen. Out put komponen tersebut
adalah dua solenoid dan satu lampu.
90
TRACTION CONTROL SYSTEM (TCS)
TCS electronic control menerima informasi dari beberapa input component seperti
left and right wheel speet sensor dan service/ retarder brake switch. Didasarkan
pada imformasi dari komponen input, TCS electronic control menentukan kapan
rear brake sebelah kiri atau kanan mulai di-ENGAGED.
Out put component mencakup selector solenoid dan proportional solenoid.
91
TCS dengan engine running dan brake RELEASED.
Saat machine di start:
• Oil mengalir dari parking brake release pump menuju ke oil filter dan dari sini di
pisah menjadi dua saluran. Yang satu menuju ke parking and secondary brake
valve dan yang lain menuju ke sisi kanan signal piston pada TCS control valve.
• Oil yang mengalir ke TCS control valve menyebabkan ball check piston
bergerak ke kiri dan membuka drain ball check valve. Drain ball check valve
membuka dan mengalirkan oil ke tank.
92
Saat operator me-release parking brake:
• Tekanan air membesar di parking brake valve dan mendorong valve spool ke
bawah.
• Parking brake release oil mulai bisa mengalir melalui parking and secondary
brake valve menuju ke TCS control valve.
• Di dalam control valve, oil menutup ball check valve dan mengalir melalui
screen.
• Oil mengalir melalui sisi kanan dan kiri brake control circuit orifices.
• Oil mengalir ke sisi kanan dan kiri brake reducing valve spool.
• Ketika tekanan control circuit cukup tinggi, reducing spool bergerak ke arah
tengah TCS control valve. Dan parking brake release oil mengalir untuk me-
release brakes.
93
Engine running and left brake engaged.
Ketika signal dari sensor menunjukkan bahwa roda sebelah kiri spinning 60% lebih
cepat dari sebelah kanan, kejadian dalam sistem secara berurut adalah:
• TCS mengirim signal ke selector solenoid valve dan proportional solenoid valve.
• Selector solenoid valve membuka saluran antara left brake reducing valve
sebelah kiri dengan proportional solenoid valve.
• Proportional solenoid valve membuka saluran dari selector solenoid valve ke
drain. Proportional solenoid valve juga mengontrol jumlah aliran oil yang
menuju ke drain.
94
• Reducing valve spool untuk left parking brake bergerak ke kiri dan menutup
aliran oil yang menuju ke left parking brake.
• Oil di dalam parking brake control circuit sebelah kiri mulai di drain.
• Left parking brake mulai ENGAGE.
• Left brake orifice menghambat aliran oil dari parking brake valve.
Bila signal dari sensor menunjukan bahwa roda sebelah kiri tidak lagi spinning,
kejadian dalam sistem secara berurut adalah:
• TCS menghentikan signal menuju proportional solenoid dan selector solenoid.
• Selector solenoid valve dan proportional solenoid valve menutup saluran
menuju ke drain dan membiarkan control circuit pressure membesar.
• Left brake reducing valve spool bergerak ke arah tengah dan menutup saluran
ke drain.
• Parking brake release oil di arahkan ke left parking brake dan RELEASE.
95
ON HIGHWAY TRUCK - INTRODUCTION
SOAL-SOAL
10. Jelaskan kegunaan penurunan Clutch Pressure saat Lock Up Clutch bekerja!
12. Terangkan arti Cut Out dan Cut In pada Steering System!
13. Jelaskan fungsi Bleed Down Solenoid, Back Relief Valve dan Accumulator
96
15. Jelaskan fungsi Pressure Protection Valve pada Break System!
18. Jelaskan perbedaan fungsi antara Service Brake dan Retarder Brake!
19. Jelaskan fungsi Supply Solenoid dan Control Solenoid pada Automatic
97
ON HIGHWAY TRUCK - INTRODUCTION
JAWABAN SOAL
1. Sensor
Unit Inspector
Timing Gear
ECM
4. Electro Hydraulic
9. Untuk Direct Drive dan bekerja pada gigi satu sampai top gear.
10. Untuk mengurangi beban pada clutch seal sehingga lebih awet saat beban
torque berkurang
98
Down Shift = Untuk menurunkan gigi
15. Agar tekanan udara tercapai terlebih dahulu baru udara disalurkan ke
parking brake
20. Untuk mengatur agar torque ke roda sama besar saat salah satu roda slip.
99