Anda di halaman 1dari 170

MATERI PELATIHAN

OPERATOR DUMP TRUCK


HD 785-7

Revisi : 00

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA


Operation Training & Services Department

Jakarta
LEMBAR PENGESAHAN

Materi Pelatihan Operator Dump Truck


HD 785-7

NAMA LENGKAP JABATAN TANDA TANGAN

Aqmaludin Azhar OCTD Officer

DISIAPKAN Moch. Zaenal Abidin


Dan OCTD Sect. Head
DIPERIKSA

Muhammad Eko
OT Sect. Head
Hidayat

DISAHKAN Priyo Hadi Susananto OTS Dept. Head

i
KATA PENGANTAR

Dengan rasa syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesempatan

dan kemampuan kepada kami, sehingga “Materi Pelatihan Operator HD 785-7” dapat

selesai tersusun.

Harapan kami semoga buku ini dapat bermanfaat bagi calon operator dalam mengikuti

pelatihan, khususnya unit 785-7 dan memudahkan dalam memahami cara

pengoperasian unit dengan benar sesuai prosedur-prosedur serta peraturan

keselamatan kerja yang berlaku di PT PAMAPERSADA NUSANTARA. Sehingga pada

akhirnya, dapat meningkatlan kompetensi siswa pelatihan di dalam pengetahuan

maupun keterampilan.

Seperti pepatah, “Tiada Gading Yang Tak Retak”, kami menyadari bahwa di dalam

penyusunan Materi Pelatihan Operator 785-7 ini masih terdapat beberapa kekurangan.

Untuk itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik pembaca demi kesempurnaan

handbook ini nantinya.

Jakarta,

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ......................................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................................................................... iii
SAFETY ................................................................................................................................................................. 1
POWER LINE ..................................................................................................................................................... 23
INSTRUMENT PANE....................................................................................................................................... 86
METODE & TEKNIK OPERASI..................................................................................................................
MAINTENANCE.................................................................................................................................................

iii
GENERAL SAFETY 1

SAFETY GENERAL
1.1.1 Pengertian umum

Pengertian safety secara umum adalah :


 Suatu usaha untuk menciptakan keadaan lingkungan kerja yang aman (bebas dari
kecelakaan) sehat dan nyaman.

 Mutu suatu keadaan aman atau kebebasan dari bahaya dan kecelakaan.

Beberapa hal yang menunjang diberlakukannya Safety di perusahaan-perusahaan pada


umumnya :

I. UNDANG-UNDANG NO. 01 TAHUN 1970


 Tenaga Kerja ditempat kerja harus sehat dan selamat

 Proses Produksi harus aman dan efisien

 Pengusaha menyediakan tempat dan lingkungan kerja yang aman

II. UNDANG-UNDANG NO. 23 TAHUN 1992


 Kesehatan Kerja diwujudkan guna mencapai produktivitas

 Kesehatan Kerja meliputi pelayanan kesehatan, pencegahan penyakit dan menyediakan


syarat kerja

 Setiap pekerja harus bekerja dengan sehat dan tidak bahaya

1.1.2 Pengawasan terhadap 4 M

Manusia
Tidak ada
kecelakaan
Mesin
Pengawasan Lingkungan
Terhadap 4 M Kerja yang aman
Material
Lingkungan
kerja aman
Metode

1.1.2 Dasar – dasar pengertian keselamatan kerja


1. Bahwa kecelakaan dapat terjadi karena ada penyebabnya

2. Yang memungkinkan terjadinya kecelakaan harus dicegah atau dihilangkan untuk


menghindari terjadinya kecelakaan.

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
GENERAL SAFETY 2

3. Setiap pekerjaan dapat dilakukan dengan aman dan selamat, Untuk itu dapat diambil
langkah – langkah :

 Mengetahui pekerjaan yang akan dilakukan

 Mengetahui bahaya – bahaya dari pekerjaan yang akan dilakukan.

1.1.3 Sejarah keselamatan dan kesehatan kerja

1. Zaman purbakala

Manusia bertahan dari kondisi alam : baju dari bulu hewan, alas kaki dari kulit dan
sebagainya
2. Tahun 1700 SM.

Hamurabi dari babylonia telah membuat aturan keselamatan terhadap bangunan –


bangunan ( bila bangunan yang dikerjakan menimbulkan bencana kematian maka
kontraktornya dihukum mati )
3. Zaman Mozai ( 5 abad setelah Hamurabi )

Setiap bangunan yang tinggi harus dipagar.


4. Zaman Romawi ( Th. 80)

Mulai diterapkan pemakaian masker untuk kerja berdebu.


5. Revolusi Industri ( Inggris)

Mulai ditemukan mesin uap penerapan K3.


6. Amerika ( Setelah Th 1850)

Dimulai peraturan safety baik secara sektoral maupun nasional.

1.1.4 Hubungan Keselamatan Kerja Dengan Produksi

Produksi : kualitas + kuantitas + keselamatan kerja

1. Untuk mencapai produksi maka perlu keselamatan kerja, artinya tidak ada
kecelakaan oleh karena itu perlu pencegahan.

2. Ingat Produksi

Tidak ada produksi jika ada kecelakaan. Oleh karena itu : kecelakaan harus dicegah atau
dihindarkan.
3. Pencegahan merupakan kunci dari produksi

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
GENERAL SAFETY 3

Oleh karena itu pencegahan adalah keselamatan kerja, maka keselamatan kerja adalah
kunci dari produksi.

1.1.5 Yang Terlibat di dalam Keselamatan Kerja

Perusahaan
Kehilangan kesempatan memakai tenaga manusia.
Pegawai
Untuk ditempatkan pada pekerjaan – pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan jiwanya dan
menjamin bukan saja keselamatan dirinya tetapi juga teman sekerjanya.
Pelanggan
Hubungan kerja yang lebih baik dan sempurna.
Masyarakat
Hubungan kerja masyarakat yang lebih baik dan sempurna.

1.1.6 Manfaat dan Tanggung Jawab Keselamatan Kerja

~ Manfaat Keselamatan Kerja


1. Mengecilkan ongkos pengeluaran perusahaan

- Menjamin suatu hasil yang baik

- Menjamin pekerjaan

- Menguntungkan masyarakat

2. Keuntungan – keuntungan lain

A. Menyelamatkan pegawai dari :

- Kesakitan / penderita sakit, cacat

- Kehilangan waktu berharga

- Kehilangan mencari nafkah

B. Menyelamatkan Keluarga dari :

- Kesedihan / kesusahan

- Masa depan yang tidak sempurna

C. Menyelamatkan Perusahaan dari :

- Kehilangan tenaga kerja

- Kehilangan ongkos / biaya

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
GENERAL SAFETY 4

- Kehilangan waktu (melatih & mengganti pegawai baru)

~ Tanggung Jawab
1. Keselamatan kerja merupakan tanggung jawab semua orang (dari pimpinan
perusahaan sampai dengan bawahan).

2. Keselamatan kerja dilakukan setiap detik / waktu dimana saja.

3. Keselamatan kerja merupakan keadaan yang bebas dari segala bahaya dan
bukannya bekerja dengan bahaya atau kecelakaan.

1.1.7 Cara Menyempurnakan Keselamatan Kerja

Untuk menyempurnakan keselamatan kerja yang baik, maka perlu adanya :


- Pemeriksaan

- Keadaan dan pemeliharaan pekerjaan dan tempat yang baik

- Pemahaman tentang :

1. Cara kerja aman dan selamat


2. Menaati peraturan – peraturan
3. Memberikan instruksi – instruksi yang sempurna
4. Memberikan perintah-perintah yang jelas.
- Gambar – gambar poster keselamatan kerja

- Pertemuan / diskusi keselamatan kerja

- Perlombaan keselamatan kerja

- Memperkuat penataan peraturan-peraturan

1.1.8 Kecelakaan (Accident)

Suatu kejadian yang tidak direncanakan, tidak diduga semula dan tidak
diingini.
Dapat terjadi sewaktu-waktu dan mempunyai sifat yang merugikan terhadap
manusia maupun terhadap alat-alat dan material.

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
GENERAL SAFETY 5

Kecelakaan Tidak direncanakan


Tidak diinginkan
Tidak diduga

Disebabkan Tindakan tidak aman


Kondisi tidak aman

Mengakibatkan Kegiatan Terhenti

 Cedera pada manusia

 Kerusakan alat / mesin

 Produksi terganggu

 Penderitaan keluarga

PENYEBAB LANGSUNG KECELAKAAN :


1. Tindakan tidak aman

- Disediakan alat proteksi diri tetapi tidak di pakai

- Menggunakan cara kerja yang berbahaya

- Manggunakan alat yang salah

- Bergerak yang membahayakan

- Bergurau

2. Kondisi Tidak Aman

- Alat proteksi diri tidak tersedia

- Koordinasi kurang

- Tidak ada keinginan menghayati keselamatan kerja

- Reaksinya lamban

- Grogi
PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7
OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
GENERAL SAFETY 6

- Emosional

- Pemarah

3. Fisik

- Terlalu lelah

- Tuli

- Pandangan kurang jelas

- Phisik kurang tepat untuk pekerjaannya

- Cacat jasmani

- Sakit jantung

KERUGIAN KARENA KECELAKAAN

Biaya Langsung

(Berobat, waktu, cacat, barang, pertolongan pertama dan lain-lain

Biaya Tidak Langsung


(Waktu, produksi, pengganti tenaga kerja, asuransi, nilai
kepercayaan perusahaan dan biaya lainnya)

FILOSOFI DARI MANAJEMEN KESELAMATAN KERJA


Bahaya di tempat kerja telah mulai diidentifikasi oleh para ahli ilmu kedokteran sebelum
tahun 1800-an. Ramuzzini (1633-1714) dikenal sebagai Bapak dari Pengobatan Kerja
(Occupational Medicine). Kematian dan cacat akibat kerja saat itu memang dianggap biasa,
terutama dalam bidang pertambangan dan pertanian. Ramuzzini adalah orang yang pertama
merekomendasikan penyelidikan ke dalam sejarah kesehatan kerja dari pasien.
Dengan kemajuan Revolusi Industri, permesinan, alat mekanikal dan listrik telah menjadi
bagian yang integral dari kehidupan kita. Mekanisasi memberikan banyak keuntungan, tetapi
diiringi pula dengan meningkatnya resiko, penyakit, dan cedera pada orang yang terpapar
padanya. Penggunaan bahan-bahan kimia juga tidak lagi terpisahkan dari kehidupan manusia.
Bahan pembersih, cat, perekat, bahan pencampur hanyalah sedikit dari benda yang kita
gunakan sehari-hari. Tetapi pembuatan dan pemakaian dari bahan-bahan ini bisa

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
GENERAL SAFETY 7

membahayakan tubuh kita, atau bisa menimbulkan bahaya kebakaran. Beberapa proses dan
bahan juga berbahaya bagi lingkungan hidup.
Dengan adanya hal-hal yang merugikan di atas, maka timbullah suatu program
pencegahan bahaya-bahaya yang muncul di tempat kerja tersebut dalam bentuk Program
Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Seiring dengan laju pertumbuhan manajemen modern,
maka muncul pula apa yang disebut Manajemen Keselamatan Kerja.
Orang yang selamat, tidak akan dapat berbuat banyak jika ia sakit. Oleh karena itu
kesehatan tidak dapat dipisahkan dari keselamatan. Dalam terminologi PAMA,
keselamatan kerja disebut sebagai Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
Disadari pula bahwa kita tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan selamat apabila
lingkungan hidup kita tidak aman. Tuntutan dunia yang gencar akan penyelamatan
lingkungan hidup juga membuka mata kita bahwa tidak ada usaha yang langgeng jika tidak
memperhatikan permasalahan lingkungan hidup ini. Oleh karena itu, PSMS secara integral
memadukan pengelolaan K3 dan Lingkungan Hidup ini menjadi Manajemen K3 & LH.
Sebelum adanya Program Pencegahan Kecelakaan di Afrika Selatan, tahun 1951, insiden
yang menyebabkan cacat pada karyawan mencapai 4% dari keseluruhan tenaga kerja. Pada
tahun 1993, angka ini menjadi 1,7%. Hal ini disebabkan salah satunya oleh Sistem (NOSA-5
Star) yang mengidentifikasi sebab-sebab dari insiden serta menunjukkan di daerah mana
diperlukan perhatian bagi manajemen dan karyawan.
Secara keseluruhan diperlukan kerjasama antara semua pihak (manajemen, karyawan
dan pemerintah) untuk mencapai tujuan yang diharapkan, yakni menurunkan angka
kerugian, baik berupa cedera pada manusia, kerusakan harta benda, proses, maupun
lingkungan.
Tanggung jawab moral maupun legal harus disadari dan dipahami oleh kedua pihak
(manajemen dan karyawan. Sebagai bonus dari turunnya angka kerugian ini, sebenarnya bisa
didapatkan:
1. Produktivitas yang meningkat,
2. Semangat kerja yang lebih tinggi,
3. Kesehatan karyawan yang lebih terjamin,
4. Ketenangan bagi keluarga karyawan.
Penurunan kemampuan karyawan untuk berkarya, mempunyai dampak sosial dan
psikologis yang luas bagi keluarga maupun masyarakat. Bagi Perusahaan sendiri, kerugian
harta benda dan moral tidak seluruhnya dapat digantikan oleh asuransi.

PRINSIP MANAJEMEN
Adanya Manajemen Keselamatan Kerja, berarti kita mengukur kinerja Keselamatan
Kerja suatu perusahaan. Suatu prinsip yang diterapkan dalam Keselamatan Kerja untuk
melengkapi siklus dari Plan, Do, Check, Action ataupun Planning, Organizing, Leading, &
Controlling dapat digambarkan sebagai I S S M E C.

I Identify (identifikasi) semua penyebab yang mungkin dari insiden,

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
GENERAL SAFETY 8

S Set Standards of Practice and Procedures (menetapkan standar dari Praktek dan
Prosedur),
S Set Standards of accountability (menetapkan standar dari pertanggungan gugat),
M Measure performance against standards (mengukur kinerja terhadap standar),
E Evaluate compliance with standards (evaluasi pemenuhan terhadap standar),
C Correct deficiencies and deviations (Koreksi terhadap kekurangan dan deviasi).

Setiap orang yang ada di perusahaan harus memastikan bahwa prinsip ISSMEC ini
diterapkan, yaitu dengan memastikan bahwa terdapat standar keselamatan untuk setiap tugas
dan pekerjaan. Dalam hal ini termasuk di dalamnya: Manajer, Kontraktor dan Sub-kontraktor,
Karyawan (full time maupun parttime) dan Tamu.
Manajemen bertanggung jawab untuk mengidentifikasi bahaya dan menempatkan
pencegahan-pencegahan agar orang tidak terpapar pada bahaya-bahaya tersebut. Semua
orang harus memastikan bahwa prosedur yang ada diimplementasikan dengan baik.
Perwakilan K3 mempunyai peran yang penting untuk memberikan saran bagi manajemen dan
karyawan tentang masalah yang ada.

SISTEM KESELAMATAN KERJA PSMS (PAMA SAFETY MANAGEMENT


SYSTEM)
PSMS adalah sistem keselamatan kerja yang dirancang khusus untuk PT Pamapersada
Nusantara. Sistem PSMS diambil dari sistem-sistem yang telah sukses di dunia. Sistem dalam
PSMS ini dirancang sedemikian rupa sehingga dapat diaudit oleh sistem safety manapun yang
ada di dunia, seperti NOSA, ISRS ataupun DuPont.
Di dalam industri mana saja, terdapat suatu hal yang mendasar dari pengelolaan K3.
Jika diterap-kan sebuah sistem yang mengurangi resiko di tempat kerja, maka tingkat kejadian
(insiden) dapat diturunkan. Selain itu, dengan adanya sistem, maka kita dapat mengukur
kinerja Keselamatan Kerja di suatu perusahaan. Untuk menjamin hal ini, Sistem harus dapat
dipahami oleh seluruh lapisan karyawan, dari tingkat puncak sampai operator, dengan
partisipasi yang luas.
Pada dasarnya Sistem ini mengidentifikasi daerah-daerah utama yang harus menjadi
perhatian manajemen. Sistem PSMS disusun secara sistematis dengan mengambil elemen-
elemen yang pro-aktif untuk dijadikan prioritas dalam pengelolaan K3. PSMS terdiri 15
Elemen utama dan 120 Sub-Elemen. Elemen-Elemen itu ialah:
1. Kepemimpinan dan Organisasi
2. Komunikasi
3. Inspeksi Terencana
4. Inventaris Tugas Kritis
5. Penyelidikan Insiden
6. Standar, Prosedur, dan Disiplin
7. Penanganan Keadaan Darurat
8. Pelatihan
9. Kesehatan Kerja dan Ergonomi
PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7
OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
GENERAL SAFETY 9

10. Rekayasa dan Pengendalian Desain


11. Seleksi dan Penempatan
12. Alat Pelindung Diri
13. Evaluasi Sistem
14. Perlindungan Lingkungan
15. Keselamatan di-Luar-Pekerjaan
Untuk menjalankan roda sistem ini, dibutuhkan audit yang terus menerus dengan
menggunakan ceklis yang telah ditentukan. Untuk mencapai sasaran yang diinginkan,
Manajemen harus meluangkan waktu untuk melakukan Pelatihan bagi seluruh tingkat
karyawan.
Pelatihan ini dapat dilakukan dalam bentuk apapun di tempat kerja, melalui pemutaran
video, pemasangan poster, pembagian booklet, pembicaraan 5 menit/studi kasus, maupun
catatan-catatan kerja dan hasil inspeksi.

INSIDEN
Insiden adalah hasil dari dua atau lebih bahaya berinteraksi dengan cara yang tidak
direncanakan, dimana saat itu terjadi pertukaran energi. Pertukaran energi ini bisa saja sangat
kecil dan tidak menimbulkan kerusakan yang berarti, tetapi tetap disebut insiden. PAMA
tidak mengenal kata accident. Semua kejadian yang tidak diinginkan, yang berpotensi
menimbulkan kerugian dalam derajat apapun, adalah insiden.
Hal ini disebabkan karena adanya teori Piramida Kecelakaan. Teori ini
mengemukakan bahwa kita perlu mengetahui dan mencegah insiden-insiden yang nyaris
menimbulkan korban (Near-Miss) – yang perbandingannya 600 : 1 bila dibandingkan dengan
insiden besar/fatal – agar kita dapat mencegah insiden yang lebih besar.

Fatal / Kematian
1

10 Luka Ringan

30 Property Damage

600 Nyaris Celaka

10.000
Tindakan & Kondisi Tidak Aman

SEBAB-SEBAB INSIDEN

Jika dua (atau lebih ) bahaya berinteraksi secara tidak direncanakan, timbul insiden. Bahaya
(hazard) merupakan benda yang kasat mata. Sebuah benda harus memiliki potensial mendekat
dan bertabrakan. Benda apa saja mempunyai potensial untuk membantu atau mengganggu
suatu tugas. Jika tidak mempunyai keduanya, maka bahayanya tidak ada. Cara mendekat akan
terjadi satu dari tiga cara.

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
GENERAL SAFETY 10

A B
A B
A B
Semua benda fisik mempunyai bahaya karena mereka memiliki volume dan massa, entah itu
kecil, nampak atau tidak nampak, padat, cair, gas, atau sinar. Insiden terjadi saat dua bahaya
mendekat dan ketika mereka mencapai titik tak-dapat-kembali (point-of – no- return)
kemudian bertabrakan.
Studi menunjukkan bahwa Insiden mengikuti suatu pola. Satu peristiwa memicu peristiwa
berantai lain seperti sebuah domino yang jatuh. Kita akan melihat setiap langkah dan
mengidentifikasi hal-hal di dalam tiap kategori.

Keenam Domino, dari kiri ke kanan: (1) KURANGNYA KENDALI (LACK OF


CONTROL), (2) FAKTOR ORANG & PEKERJAAN (PERSONAL & JOB FACTOR), (3)
TINDAKAN & KONDISI TIDAK AMAN (UNSAFE ACTS & CONDITIONS), (4)
INSIDEN (INCIDENT), (5) CEDERA (INJURY), (6) BIAYA (COST).
KURANGNYA PENGAWASAN / PENGENDALIAN
Pengendalian adalah fungsi dari karyawan, pengawas dan manajemen. Pengendalian yang
baik hanya mungkin apabila terdapat standar kerja yang baik, terencana dan terbukti efektif,
dapat dipraktekkan. Daerah dimana diperlukan pengendalian dimulai dari lingkungan kerja,
kemudian peralatan, proses, metodologi, pelatihan, seleksi dan penempatan, observasi tugas
dan bimbingan.
Tujuan yang sama dan diketahui bersama juga diperlukan untuk memperbaiki keadaan. Job
Safety Analysis (JSA), Written Safework Procedures (WSWP), pengawasan tugas, pelatihan
dan pelatihan-kembali serta penilaian kinerja yang efektif adalah beberapa metode yang
diperlukan untuk menangani faktor pengawasan / pengendalian ini.

FAKTOR PRIBADI DAN PEKERJAAN (SEBAB DASAR)


Oranglah yang terlibat dalam insiden. Insiden tidak „begitu saja terjadi‟.

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
GENERAL SAFETY 11

Yang termasuk dalam Faktor Pribadi diantaranya ialah:


1. Kurangnya pengetahuan atau ketrampilan

Solusinya: Pelatihan atau bimbingan yang sesuai.


2. Kurangnya motivasi atau sikap terhadap pekerjaan

Solusinya: Komunikasi, pelatihan untuk mencapai tujuan yang sama.


3. Ketidakmampuan fisik atau mental

Solusinya: deskripsi tugas yang jelas, sesuai dengan seleksi dan penempatan, seleksi pra
jabatan dan pemeriksaan kesehatan periodik. Yang termasuk dalam Faktor Pekerjaan
diantaranya ialah:
1. Kekurangan mekanikal

2. Lingkungan kerja yang tidak sesuai

3. Kurangnya atau tidak tepatnya standar kerja

Solusinya: survei yang luas dan terstruktur, rencana tindakan dan evaluasi yang terus-
menerus
Fungsi Planning, Organising, Leading dan Controlling (POLC) atau dalam terminologi Astra:
PDCA, adalah sangat vital dalam melakukan pengendalian terhadap fase ini. Sebuah proses
terstruktur yang terdiri dari identifikasi dan evaluasi juga diperlukan untuk memastikan bahwa
standar kerja mencukupi terhadap mekanisme pengendalian.

TINDAKAN TIDAK AMAN DAN KONDISI TIDAK AMAN (SEBAB LANGSUNG)


Tindakan Tidak Aman (Faktor Manusia)

Dalam lingkungan sosial, dapat diterima bahwa orang mempunyai karakter yang bermacam-
macam dan mereka mempunyai tindakan / respons berbeda-beda walaupun ditempatkan pada
situasi yang sama.
Hal ini tidak selalu praktis jika diterapkan di lingkungan kerja. Kerja membutuhkan disiplin
agar peralatan tidak rusak akibat kecerobohan pegawai. Beberapa contoh kasus ialah:
menyalakan peralatan tanpa peringatan terlebih dahulu, tanpa memastikan bahwa rekan kerja
dalam posisi aman; Melepaskan pelindung mesin; Bergurau atau bercanda di sekitar alat yang
bergerak; dll.
Solusi: Karyawan harus mempunyai tanggung jawab untuk memikirkan hal-hal yang
mungkin terjadi, bahaya apa yang mungkin menimpa dirinya. Beberapa kewajiban karyawan
antara lain: menghadiri pelatihan, mengikuti instruksi dan prosedur, melaporkan bahaya atau
kekhawatiran, dan memastikan bahwa hal-hal ini dikerjakan.

Kondisi Tidak Aman (Faktor Engineering)


Perusahaan mempunyai tanggung jawab bahwa tempat kerja dan semua peralatannya aman,
bebas dari resiko sejauh mungkin. Hal ini berarti bahwa rancangan, instalasi dan operasi harus

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
GENERAL SAFETY 12

diselidiki, kecocokannya diteliti dan dievaluasi. Beberapa contohnya ialah perlindungan


mesin, sistem lock-out, pencahayaan, ventilasi ekstraksi, pengendalian bising, dll.
Solusi: Perusahaan harus memastikan bahwa lingkungan kerja tidak mengancam keselamatan
karyawan atau membahayakan masyarakat sekitarnya. Contoh penanggulangan ialah dengan
sistem ventilasi ekstraksi, pencahayaan yang baik, dan pengendalian bising. Perusahaan juga
harus mempunyai peralatan dan prosedur yang baik.

CEDERA ATAU PENYAKIT AKIBAT KERJA / INTERUPSI PROSES


Hasil dari peristiwa yang tidak diinginkan sangat bervariasi. Sebuah insiden yang
tidak dilaporkan barulah merupakan kerugian yang tidak terukur, misalnya sebuah „near
miss‟/ „kejadian nyaris‟. Bisa juga hal yang tidak terukur itu ialah interupsi bisnis karena
waktu untuk membersihkan atau waktu mesin diam. Situasi yang sama dengan keadaan yang
sedikit berbeda bisa jadi menimbulkan hasil yang berbeda (insiden yang dilaporkan). Oleh
karena itu perlu dilakukan : (1) identifikasi terhadap kerugian potensial, (2) menyelidiki dan
mengidentifikasi sebab dasar, dan (3) menetapkan langkah perbaikan untuk mencegah
terulangnya insiden.

BIAYA
Semua peristiwa yang tidak diinginkan membutuhkan biaya. Asuransi bisa menutup
sebagian kerugian, tetapi tidak semuanya dan premium asuransi harus dibayar. Biaya yang
tidak diasuransi lebih sulit lagi untuk diukur, tetapi seringkali lebih tinggi daripada biaya yang
diasuransi atau biaya yang jelas. Diperlukan perhitungan untuk biaya penyelidikan, waktu
henti, kerugian properti, mesin dan produk.

PSMS

Urutan Domino dengan PSMS sebagai stabilizer.

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
GENERAL SAFETY 13

2% 88%

10%

Dari penyelidikan yang luas terhadap sebab-sebab kecelakaan, terbukti Faktor Manusia
memegang peranan penting, yakni 88% dari semua kecelakaan. Faktor Engineering
berkontribusi 10% dan hanya 2% yang disebabkan oleh ‘takdir’ atau tak dapat dijelaskan.

BIAYA KECELAKAAN
BERBENTUK GUNUNG ES

Biaya Kecelakaan
Rp. 1 Juta
• Perawatan Dokter
• Biaya Kompensasi

• Kerusakan bangunan, perkakas & alat Biaya Kerusakan/


• Kerusakan hasil produksi & material Kerugian Harta Benda
• Gangguan keterlambatan produksi
• Biaya pemenuhan aturan Rp. 5 Juta
• Biaya peralatan untuk keadaan darurat s/d
• Biaya sewa peralatan
• Waktu untuk penyelidikan Rp.50 Juta

• Gaji selama tidak bekerja Biaya lain-lain


• Biaya penggantian/pelatihan
• Biaya lembur (overtime) Rp. 1 Juta
• Penurunan hasil kerja bagi yang celaka s/d
sewaktu mulai bekerja
Rp. 3 Juta

PERHATIAN BAGI OPERATOR


a. Operator yang berhak mengoperasikan unit alat berat adalah operator yang telah memiliki
Sertifikat Keterampilan pada unit tersebut atau yang telah lulus dalam pelatihan, yang telah
mengerti dan terampil dalam mengoperasikan dan merawat unit alat berat.

b. Pelajari semua larangan, tindakan pencegahan dan peraturan tentang prosedur kerja. Taati
semua peraturan yang berkaitan dengan keselamatan kerja selama mengoperasikan atau
merawat dump truck.

c. Jangan mengoperasikan unit Alat berat :

 Kondisi badan tidak sehat


PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7
OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
GENERAL SAFETY 14

 Sehabis minum obat dan mengakibatkan mengantuk

 Sehabis minum minuman keras dan mengakibatkan mabuk

 Masih menghadapi masalah yang dapat menyangkut problem emosi

Kondisi tersebut dapat mempengaruhi kecermatan operator dalam mengatasi bahaya dan
dapat mengakibatkan kecelakaan.

TUGAS OPERATOR YANG BERKAITAN DENGAN K3


a. Secara umum tugas operator dalam hal keselamatan kerja adalah :

 Menggunakan alat keselamatan kerja yang diwajibkan

 Ikut bertanggung jawab terhadap keamanan, keselamatan dan kesehatan kerja

 Memahami pencegahan keselamatan kerja

 Memahami pekerjaan yang sedang dilaksanakan

 Selalu waspada terhadap timbulnya kecelakaan

 Menghayati instruksi yang diberikan

 Memahami PPPK

 Selalu melaksanakan persiapan alat sebelum pengoperasian

b. Sikap operator untuk memahami ketentuan/peraturan K3

Dari uraian tugas tersebut di atas, maka yang akan menentukan adalah sikap
manusia/operator dalam melakukan pekerjaan dengan memenuhi peraturan-peraturan yang
berlaku antara lain :
 Menggunakan alat perlindungan diri bagi tenaga kerja/operator yang bersangkutan
antara lain : helm, kaca mata masker, sarung tangan, pakaian kerja, penutup telinga,
sepatu kerja, dan menggunakan safety belt.

 Melakukan cara-cara dan sikap yang aman dalam mengoperasikan


peralatan/melaksanakan pekerjaannya, antara lain teknik pengoperasian peralatan yang
benar dan sadar akan adanya bahaya/ kecelakaan.

 Mengenal kondisi-kondisi dan bahaya yang dapat timbul dalam lokasi/tempat kerja,
antara lain : mengenal medan kerja, dan jenis material.

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
GENERAL SAFETY 15

 Memahami alat keamanan dan alat keselamatan kerja yang dipasang di lokasi/tempat
kerja antara lain rambu-rambu kerja, tanda-tanda bahaya pada lokasi tertentu dan
lampu-lampu keamanan

ISTILAH – ISTILAH
1. Bahaya (danger)
Perkataan ini digunakan pada pesan pengaman dan
label pengaman dimana terdapat kemungkinan
besar terjadinya kecelakaan yang serius atau DANGER
kematian , jika resiko tidak terhindari .
Label atau pesan pengaman biasanya berisi peringatan yang harus dipatuhi untuk menghindari
resiko tinggi yang dapat mengakibatkan kerugian yang sangat besar.

2 Peringatan (warning)
Perkataan ini diginakan pada pesan atau label
pengaman dimana terdapat situasi yang berpotensi
untuk terjadinya kecelakaan atau kerusakan yang WARNING
serius bahkan kematian , jika tidak dapat
menghindari resiko yang berbahaya.

3. Perhatian (caution)
Perkataan ini digunakan pada pesan dan label
pengaman untuk resiko yang dapat menyebabkan
kecelakaan atau luka ringan jika tidak dapat
CAUTION
menghindarinya. Kata ini juga merupakan
perkataan untuk resiko yang merupakan satu – satunya penyebab terjadinya kerusakan pada
alat.

4. Catatan (notice)
Perkataan ini digunakan untuk peringatan yang harus dipatuhi untuk menghindari tindakan
yang dapat mengurangi umur alat.

ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

Menurut fungsinya alat pelindung diri dapat diklasifikasikan sebagai berikut :


1. Pelindung kepala.

a. Topi keselamatan (Safety Helmet)

b. Pelindung rambut (Hair Protection)

c. Pelindung telinga (Ear Plug)

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
GENERAL SAFETY 16

2. Pelindung muka dan mata.

a. Perisai / pelindung muka (Mask/Face Protection)

b. Kaca mata dan goggle (Glasess & Googles)

c. Kedok las (Welding Mask)

3. Pelindung pernafasan.

a. Alat pernafasan pembawa oksigen atau udara

b. Respirator pensuplai udara (Air supply respirator)

c. Respirator kartrids dan kanister

d. Respirator filter dispersoid

4. Pelindung tangan, kaki, telapak kaki.

a. Sarung tangan (Gloves)

b. Sepatu keselamatan (Safety Shoes)

c. Pelindung kaki (Leg Proyection)

5. Baju pelindung.

KEBAKARAN
Kebakaran adalah salah satu bentuk dari insiden/kecelakaan. Kebakaran dapat lebih mudah
dicegah kalau kita mengetahui dasar-dasarnya.
SEGI TIGA API
Secara sederhana susunan kimiawi dalam proses kebakaran dapat digambarkan dalam
“Segi Tiga Kebakaran”. Ketiga kakinya menggambarkan : Bahan Bakar, Oxygen dan Panas.
Apabila ketiga unsur ini bereaksi dalam kondisi yang tepat, maka terjadilah kebakaran.
Contoh, bensin tersulut api akan terbakar karena ketiga unsur tersebut bertemu dengan tepat,
bensin dengan uapnya merupakan bahan bakar, oxygen ada diudara dan panas dari api.
Untuk memadamkan kebakaran maka kita harus memisahkan salah satu unsur kebakaran
tersebut. Apakah itu oxygennya, atau bahan bakarnya, atau panasnya. Sedangkan untuk
mencegah kebakaran kita harus memisahkan ketiga unsur kebakaran tersebut agar tidak saling
bereaksi.
PAN

PAN
AS

AS
IGEN

IGEN
OKS

OKS

BAHANBAKAR

BAHANBAKAR

Memisahkansalahsatuunsur akan
mem adam kanataum encegah
kebakaran

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
GENERAL SAFETY 17

KLASIFIKASI KEBAKARAN
Klasifikasi kebakaran dibuat berdasarkan bahan bakar yang terbakar. Klasifikasi ini membagi
kebakaran dalam 4 (empat) kelas, yaitu sebagai berikut :

1. Kelas A.

Dalam kebakaran kelas A, bahan yang terbakar adalah bahan-bahan biasa, seperti : sampah,
kayu, kertas, dan lain-lain. Kebakaran kelas A ini dipadamkan dengan mendinginkan dan
menyiramkan bahan pemadam seperti air atau soda acid.

2. Kelas B

Dalam kebakaran kelas B yang terbakar ialah bahan-bahan seperti : cat, minyak, pelumas,
bensin, terpentin atau cairan mudah terbakar lainnya. Cara memadamkan kebakaran ini adalah
dengan cara menggunakan bahan yang dapat memisahkan atau menutup oksigen dari api,
seperti : busa, dry chemical (serbuk kimia).

3. Kelas C

Dalam kebakaran kelas C, bahan yang terbakar dapat berupa bahan-bahan kelas A atau kelas
B namun di dalamnya terdapat instalasi listrik yang bertegangan. Sehingga untuk
memadamkannya harus menggunakan bahan yang tidak dapat mengalirkan listrik. Cara
memadamkannya dimulai dengan memutuskan aliran listriknya kemudian memadamkannya
dengan menggunakan alat pemadam yang terdiri dari gas atau tepung kimia kering. Fungsinya
disini adalah menyekat oksigen dan mengurangi panas. Penggunaan tepung kimia kering
dapat menimbulkan korosif sedangkan penggunaan gas tidak.

4. Kelas D
Kebakaran kelas D meliputi tepung logam yang terbakar seperti : magnesium, aluminium,
seng dll.
Untuk memadamkannya digunakan tepung kimia kering atau pasir.

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
GENERAL SAFETY 18

PERALATAN PEMADAM KEBAKARAN


1. Air (air sungai, air hujan, air selokan, lumpur dan lain-lain)

2. Alat pemadam api menggunakan bahan busa/Foam ; terdiri dari : natrium bicarbonat,
aluminium sulfat, air. Alat ini baik dipergunakan untuk kebakaran kelas B

Cara menggunakannya:
 Balik/putar posisi alat pemadam, dan segera balikan lagi ke posisi asal

 Buka katup/pen pengaman

 Arahkan nosel/nozlle; dengan memperhatikan arah angin dan jarak


dari tabung ke sumber api.

3. Pemadam api dengan bahan pemadam CO2 (carbon dioksida)

Dapat dipergunakan dengan baik bila tidak ada angin atau arus udara
Cara mempergunakan :
 Buka pen pengaman

 Tekan tangkai penekan

 Arahkan corong ke sumber api, dengan memperhatikan


jarak dan arah angin.

Keterangan gambar :
1. Tangkai penekan

2. Pen pengaman

3. Saluran pengeluaran

4. Slang karet tekanan tinggi

5. Horn (corong)

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
GENERAL SAFETY 19

4. Pemadam api dengan bahan pemadam Dry Chemical

Jenis ini efektif untuk kebakaran jenis B dan C, juga dapat dipergunakan pada kebakaran
kelas A.
Bahan yang dipergunakan :
 Serbuk sodium bicarbonat/natrium sulfat

 Gas CO/Nitrogen

Cara mempergunakan
- Buka pen pengaman
- Buka timah penutup
- Tekan tangkai penekan/pengatup
- Arahkan corong ke sumber api, dengan
memperhatikan jarak dan arah angin.

5. Pemadam Api dengan Bahan Jenis BCF/Halon

Cara mempergunakan :
 Buka pen pengaman

 Tekan tangkai penekan/pengatup

 Arahkan corong/nozlle ke sumber api, dengan


memperhatikan jarak dan arah angin.

Keterangan gambar :
(1) Pengaman (5) Pipa saluran Gas

(2) & (3) Pengatup (6) Nozle

(4) Bolt Valve

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
GENERAL SAFETY 20

PERTOLONGAN PERTAMA PADA GAWAT DARURAT

MAKSUD DAN TUJUAN


1. PPGD diselenggarakan untuk memberikan pertolongan permulaan yang diperlukan
sebelum penderita dibawa ke Rumah Sakit/Poli Klinik terdekat. Pertolongan pertama ini
memegang peranan yang penting, karena tanpa pertolongan pertama yang baik, korban
mungkin tidak akan tertolong lagi kalau harus menunggu pengangkutan ke Rumah Sakit.

2. Mengurangi kemungkinan terjadinya bahaya kematian, jika bahaya tersebut sudah ada
seperti pada korban yang shock, terjadi pendarahan yang luar biasa atau pada korban yang
pingsan.

3. Mencegah bahaya cacat, baik cacat rohani ataupun cacat jasmani

4. Mencegah infeksi, artinya berusaha supaya infeksi tidak bertambah parah yang disebabkan
perbuatan – perbuatan atau pertolongan yang salah.

5. Meringankan rasa sakit.

PEDOMAN UMUM UNTUK PENOLONG


1. Menilai situasi

a. Perhatikan apa yang terjadi secara cepat tetapi tenang;

 Apakah korban pingsan, henti jantung atau henti nafas

 Apakah korban mengalami perdarahan atau luka

 Apakah korban mengalami patah tulang

 Apakah korban mengalami rasa sangat sakit yang berlebihan

 Apakah korban mengalami luka bakar

b. Perhatikan apakah ada bahaya tambahan yang mengancam korban atau penolong

c. Ingat jangan terlalu berani mengambil resiko, perhatikan keselamatan diri penolong

2. Mengamankan tempat kejadian :

 Lindungi korban dari bahaya

 Jika perlu mintalah orang lain untuk membantu atau laporkan kepada bagian
terkait (missal 118 atau Rescue Team Perushaan)

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
GENERAL SAFETY 21

3. Memberi pertolongan

a. Rencanakan dan lakukan pertolongan berdasarkan tujuan P3K sebagai berikut

 Menciptakan lingkungan yang aman

 Mencegah kondisi korban bertambah buruk

 Mempercepat kesembuhan

 Melindungi korban yang tidak sadar

 Menenangkan korban/penderita yang terluka

 Mempertahankan daya tahan tubuh korban menunggu pertolongan yang lebih tepat
dapat diberikan

b. Jika pertolongan pertama telah dilakukan, maka segera angkut korban tapi jangan
terburu-buru atau serahkan pertolongan selanjutnya kepada yang lebih ahli atau bagian
yang bertugas menangani kecelakaan atau kirim ke Dokter atau rumah sakit terdekat

Rambu yang ada di tambang

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
GENERAL SAFETY 22

Persimpangan Rintangan sekian meter


kanan kiri jauh

Peringatan bahaya peringatan bahaya


ledakan radiasi pengionisasi

Pancuran mata (cuci) Tempat berkumpul


darurat

Kewajiban memakai
pelindung mata

Bahaya sengatan Listrik Bahaya bahan-bahan


beracun

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
POWER LINE 23

GENERAL VIEW OF MACHINE

1. Dump Body 4. Turn Signal Light


2. Rear Wheel 5. Head Lamp
3. Front Wheel

KODE UNIT & ENGINE


KODE UNIT HD 785 – 5 : KODE UNIT HD 785 – 7 :
HD : Heavy Duty Dump Truck HD : Heavy Duty Dump Truck
78 : Kapasitas Muat = 78 Ton (Std) 78 : Kapasitas Muat = 78 Ton (Std)
5 : Torque Converter 5 : Torque Converter
-5 : Modifikasi Unit -7 : Modifikasi Unit
KODE ENGINE SA12V140 : KODE ENGINE SAA12V140E-3 :
S : Supercharger S : Supercharger
A : After Cooler AA : Air to Air Aftercooler
12 : Jumlah Silinder 12 : Jumlah Silinder
V : Tipe Engine (V Engine) V : Tipe Engine (V Engine)
140 : Diameter Cylinder Liner 140 : Diameter Cylinder
E : Low Emission (North American EPA Tier-II)
-3 : Seri Modifikasi Engine

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
POWER LINE 24

Spesifikasi Unit

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
POWER LINE 25

OIL CAPACITY & REFILL CAPACITY

Detail Of Dimension
HD 785-5

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
POWER LINE 26

HD 785-7

HD 785-5 HD 785-7

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
POWER LINE 27

POWER TRAIN

Power Line Skeleton HD 785-5

1. Engine (SA 12 V 140)


2. Output shaft
3. Front drive shaft
4. Brake cooling pump
( SAR 4 – 285 + 285 )
5.Torque converter transmission
Charger pump (SAR 4 – 160)
6. P T O
7. Torque converter
8. Transmission
9. Rear drive shaft
10. Differential gear
11. Drive shaft
12. Brake
13. Tyre
14. Final drive
15. Parking brake
16. Steering, Hoist pump
( SAR 4 – 180 + 180 )

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
POWER LINE 28

Power Line Skeleton HD 785-7

1. Engine (SAA12V140)
2. Output Shaft
3. Front Drive Shaft
4. Brake Cooling Pump
(SAR(4)180+180)
5. Torque Converter Trasmission
Charge Pump and Brake Cooling
Brake Control Pump
(SDR(30)100+100+SAR(1)25)
6. PTO
7. Torque Converter
8. Transmission
9. Rear Drive Shaft
10. Differential Gear
11. Drive Shaft
12. Brake
13. Tire
14. Final Drive
15. Parking Brake
16. Steering, hoist anda hoist control
pump (SAR(4)180+180+(1)6)

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
POWER LINE 29

1. ENGINE
Konstruksi Engine SA12V140

24. Cylinder head 29. Rocker Arm


25. Intake manifold 30. After Cooler
26. Electrical intake air heater 31. Nozle holder
28. Intake connector pipe 32. Push Rod
33. Piston Cooling Nozle
Direct fuel injection, 4 Cylinder Engine
Type : V – Type, 12 Cylinder, Water cooled
Engine : SA 12 V 140 ( with turbocharger & after cooler )

Konstruksi Engine SAA12V140E-3

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
POWER LINE 30

Sistem-sistem pada Engine :


1. Air Intake & Exhaust System

Air to Air After Cooler /

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
POWER LINE 31

Fungsi komponen - komponen Air Intake & Exhaust System :


a. Pre Cleaner
Sebagai penyaring awal udara yang akan masuk kedalam air cleaner terhadap debu dan
kotoran kotoran kasar.
b. Air Cleaner
Menyaring udara sebersih – bersihnya sebelum udara tersebut masuk keruang bakar
(Cylinder Liner)
c. Turbocharger
Meningkatkan jumlah pemasukan udara ke engine sehingga bahan bakar yang dapat
dibakar menjadi lebih banyak dan tenaga engine menjadi lebih besar tanpa merubah
konstruksi engine nya.
d. Intake Manifold
Merupakan saluran udara masuk keruang pembakaran setelah udara tersebut melewati air
cleaner
e. After Cooler / Air to Air Aftercooler
Mendinginkan udara yang akan masuk keruang bakar, sehingga kerapatan udara
meningkat dan tenaga engine akan bertambah 5 – 10.
- Media pendingin yang digunakan untuk After cooler (HD785-5) adalah air (water) yang
diambil dari air radiator.
- Sedangkan untuk Air to Air After cooler (HD785-7) menggunakan media pendingin
udara.
f. Intake Valve
Mengatur udara yang akan masuk keruang bakar ( Cylinder Liner ) dengan mekanisme
kerja membuka dan menutup yang diatur oleh perputaran cam shaft.
g. Piston
Menghisap dan memanfatkan udara didalam ruang pembakaran sesuai dengan langkah
prinsip kerjanya.
h. Cylinder Liner
Tempat terjadinya proses pembakaran dimana bertemunya udara yang bertekanan (
Temperature Tinggi ), hasil dari langkah compressi dengan bahan bakar yang berbentuk
kabut.
i. Exhaust Valve
Mengatur udara yang keluar dari ruang pembakaran berupa gas buang / bekas.
j. Exhaust Manifold
Sebagai saluran keluarnya udara dari ruang bakar menuju ke muffler.

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
POWER LINE 32

k. Muffler
Sebagai peredam suara engine, menahan percikan api dan menurunkan temperature gas
buang.
l. Exhaust Pipe
Sebagai saluran akhir gas buang / bekas yang akan keluar ke udara bebas.
m. Dust Indicator
Mengetahui kondisi air cleaner, apakah tersumbat atau tidak.
n. Vacuator Valve
Membuang kotoran atau debu yang masuk ke ruangan air cleaner. Bekerja pada saat
engine mati.

2. Fuel System
A. Fuel System HD785-5

1. Fuel Tank 6. Electronic control fuel injection pump (for L


2. Hand priming pump (Priming pump for right bank is bank)
installed on chassis side) 7. Fuel injection nozzle
3. Feed pump 8. Overflow valve
Fungsi
4. Fuel filter Komponen-komponen Fuel System : 9. Adapter
5. Electronic control fuel injection pump (for R bank) 10. Emergency stop selenoid valve ( x2)
a. FUEL TANK
Fungsi : a. Menampung / menyimpan bahan bakar
b. Tempat mengendapkan kotoran tercampur dalam fuel

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
POWER LINE 33

c. Tempat kondensasi penimbunan udara dalam fuel tank atau fuel yang
tercampur gelembung gelembung udara.
b. SCREEN
Fungsi : Menyaring kotoran-kotoran yang terbawa fuel akan masuk ke fuel system
c. DRAIN
Fungsi : Untuk mengeluarkan / membuang fuel yang tercampur air & kotoran.
d. WATER SEPARATOR
Fungsi : Memisahkan bahan bakar dengan air dari fuel tank sebelum masuk ke feed pump.
e. FEED PUMP
Fungsi : Mengirimkan bahan bakar dari fuel tank ke sistem dengan tekanan rendah yaitu
berkisar antara 1,2 – 2,6 Kg / cm2.
f. FUEL FILTER
Fungsi : Untuk menyaring kotoran-kotoran yang terdapat pada solar sebelum dialirkan di Fuel
Injection Pump (HD 785-5) / Fuel Supply Pump (HD 785-7).
g. FUEL INJECTION PUMP
Fungsi : Mensuplai bahan bakar dengan tekanan tinggi ke nozzle dan menentukan saat
injection .
h. NOZZLE
Fungsi :Menyemprotkan bahan bakar ke ruang pembakaran
i. RETURN LINE
Fungsi : Mengembalikan fuel ( bahan bakar ) yang lebih dari nozzle ke fuel tank.

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
POWER LINE 34

B. Fuel System HD 785-7


1. NE speed sensor
2. Engine
Controller
3. Injector
4. Fuel Tank
5. Pre-fuel filter
6. Main Fuel filter
7. Overflow valve
8. Fuel supply
pump assembly
9. PCV (Pressure
Control valve)
10. High-pressure
pump
11. Feed Pump
12. Relief Valve
13. G Speed Sensor
14. Common Rail
15. Flow Damper
16. Pressure Limiter
17. High Pressure
injection pipe
18. Primming Pump

 NE speed sensor (crank angle sensor)


Cara kerja : Jika lubang signal yang dibuat pada flywheel melalui sensor, maka akan
terjadi perubahan garis gaya magnet dan mengakibatkan output dari sekitar elemen sensor
berubah secara linear dan dikonversikan ke dalam bentuk gelombang pulse antara 0 – 5
volt dan masuk ke engine controller.
 PCV (Pressure Control valve)
Fungsi : untuk mengatur pengiriman bahan bakar dari fuel supply pump untuk mengatur
tekanan bahan bakar di common rail.
 G Speed Sensor (Bkup Speed sensor)
Cara kerja sensor ini sama dengan NE speed sensor, hanya perbedaannya sensor ini di
install pada bagian central dari camshaft.

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
POWER LINE 35

 Common Rail
1. Flow dampers
2. Common Rail Fuel Pressure
Sensor
3. Pressure limiter
4. Cmmon Rail

- Flow dampers berfungsi untuk meredam pressure pulse di dalam pipa bertekanan tinggi
dan mensuplai bahan bakar ke injector-injector dengan tekanan yang stabil.
- Pressure limiter akan terbuka saat tekanan di common rail mencapai 140 Mpa (1.430
kg/cm2) untuk me-realease tekanan tersebut.
- Bila tekanan di common rail di bawah 30 Mpa (310 kg/cm2) maka pressure limiter akan
tertutup dengan sendirinya untuk mempertahankan tekanannya.

3. Lubrication System
A. Lubrication system HD 785-5
1. Oil pan
2. Oil Strainer
3. Oil pump (three gear pump)
4. Main relief valve
5. Oil cooler
6. Regulator valve
7. Oil cooler by – pass valve
8. Oil filter
9. Oil filter safety valve
10. Main gallery
11. Crank shaft
12. Cam shaft
13. Rocker arm
14. Cam follower
15. Intake & exhaust valve
16. Piston
17. Piston cooling nozzle
18. Timing gear
19. Turbo charger
20. Fuel injection pump (without
governor)
21. Fuel injection pump (with
governor)
22. By Pass Filter

W : Cooling water

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
POWER LINE 36

B. Lubrication System HD 785-7

Fungsi Komponen LUBRICATING SYSTEM


a. OIL PAN
Fungsi : Sebagai tempat penampungan dan pendingin oil

b. STRAINER
Fungsi : Penyaring oil dari kotoran yang kasar

c. OIL PUMP
Fungsi : Mengirimkan oil dari oil pan ke sistem. Adapun kapasitas debit oli pada pompa ini
adalah 430 l/min – 480 l/min.

d. SCAVENGING PUMP
Fungsi : Membantu memompakan oil pada waktu unit mendaki maupun menurun
sehingga selalu ada pelumasan pada lubricating system.

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
POWER LINE 37

e. MAIN RELIEF VALVE


Membatasi tekanan maksimum oil (12.2 – 0.5 Kg/cm²) yang bersirkulasi didalam engine
dengan cara mengembalikan oil yang berlebihan ke oil pan.

f. OIL COOLER
Fungsi : Untuk mendinginkan oil dengan perantara sirkulasi air pendingin atau dengan
media pendinginnya adalah air ( water ).

g. REGULATOR VALVE
Fungsi : Mengatur tekanan oil dalam system dengan tekanan yang telah ditentukan 402 -
49 kPa {4.1 - 0.5 Kg/cm²}

h. OIL COOLER BY PASS VALVE


Sebagai katup pengaman sirkulasi apabila terjadi penyempitan pada oil cooler. Diharapkan
oil tetap masuk ke sistem walaupun tidak sempat masuk ke pendingin.

i. OIL FILTER
Fungsi : Membersihkan oil dari kotoran dari partikel lain yang timbul selama sirkulasi,
sehingga dapat memperpanjang daya tahan umur engine.

j. OIL FILTER SAFETY VALVE


Fungsi : Menjadi bypass waktu oil filter kotor / buntu atau menjaga oil tetap ada dalam
system , bila dilengkapi dengan caution lamp oil filter lampu akan menyala bila filter
buntu.

k. OIL PRESSURE GAUGE


Fungsi : Sebagai petunjuk tekanan oil engine.

l. BY PASS FILTER
Fungsi : Menyaring oil dari oil pan lewat main gallery dan sebagai pendingin oil, karena
tempatnya di luar dari engine.

m. MAIN GALERY
Sebagai saluran utama oil didalam block engine dan sebagai pusat pendistribusian oil ke
seluruh komponen yang memerlukan pelumasan.

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
POWER LINE 38

OIL
Fungsi :
1. Sebagai pembersih 5. Sebagai pencegah anti karat
2. Sebagai pendingin 6.Sebagai pemindah tenaga pada hydraulic dan brake system
3. Sebagai penyekat 7. Sebagai media pemindah daya pada torque converter
4. Membentuk lapisan film minyak
PELUMAS
System pelumasan pada engine sangat penting sekali, dalam hal ini fungsi oil di
samping sebagai pelumasan juga digunakan untuk pendingin, peredam getaran, pembersih,
penyekat, sebagai bantalan dan anti karat.
Aliran oil dari system pelumasan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Oil dari oil pan mengalir ke oil pump dan disaring terlebih dahulu oleh strainer.
2. Dari oil pump dialirkan dengan tekanan ke oil cooler untuk didinginkan, kemudian ke
oil filter yang menyaring kotoran – kotoran yang lebih halus dari oil tersebut
3. Dari oil filter diteruskan ke main gallery didalam cylinder block dan selanjutnya ke
bagian – bagian engine yang peru dilumasi .
VISCOSITAS MINYAK PELUMAS
Viscositas menunjukan derajat kekentalan minyak pelumas, makin besar viscositas
minyak pelumas akan semakin kental .
Viscositas dinyatakan dalam SAE ( Society of Automative Engineer ).
Contoh, SAE 10 , SAE 40 dll . Standart hydrolik oli dinyatakan dalam ISO-VG (International
Standars Organization-Vicosity Grade). Standar kekentalan grease dinyatakan dalam NL-GI
(National Lubricating Grease Institute).
KLASIFIKASI MINYAK PELUMAS
Klasifikasi dinyatakan API Service (American Petrolium Institute) klasifikasi menunjukan
kwalitas dari minyak pelumas. Semakin berada pada urutan bawah berarti
semakin baik ( semakin banyak memenuhi fungsinya ). Contoh : Diesel Engine .
TABEL KELAS OIL PELUMAS

Kelas
Penggunaan
Baru Lama
CA DG Diesel engine natural aspirated , Operasi ringan
CB DH Diesel engine natural aspirated , Operasi menengah
CC DM Diesel engine , Turbocharger , Operasi menengah
CD DS Diesel engine , Tubocharger , Operasi berat

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
POWER LINE 39

4. Cooling System
A. Cooling System HD 785-5

1. Radiator
2. Cooling fan
3. Water pump
4. After cooler
5. Oil Cooler
6. Corrosion resistor
7. Air Compressor
8. Thermostat housing
9. Oil cooler
10. Oil cooler By – pass
A: Lubrication Oil

B. Cooling System HD 785-7

1. Radiator
2. Cooling fan
2A. Hydraulic fan motor
3. Water pump
4. Oil Cooler (for Engine)
5. Corrosion resistor
6. Thermostat housing
7. Oil Cooler (for Power Train)
8. Oil Cooler by pass circuit
(for Power Train)
9. Air Bleeding
10. Turbocharger
A: Lubrication Oil

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
POWER LINE 40

Fungsi komponen – komponen Cooling System


1. RADIATOR : Tempat penampung air pendinginengin dan pendingin air tersebut dengan
bantuan udara luar.
2. FAN : Untuk menghembuskan udara kearah sirip-sirip radiator agar sirkulasi udara lebih
sempurna, sehingga air panas di sirip radiator cepat dingin.
3. THERMOSTAT (3 Pcs) : Mengatur air bekas pendinginan ke radiator atau ke engine lagi
sehingga temperature air pendingin tetap konstan 70-90 derajat celcius atau mempercepat
temperature kerja engine saat bekerja maupun mencegah over heat.

Thermostat bertipe piston ketika body pengindra dipanasi volume lilin pada body pengindra
( sensing body ) mengembang dan lewat sebuah jarum, yang ditanam pada karet
menyebabkan valve membuka saluran yang menuju ke radiator.
THERMOSTAT HOUSING
Rumah - rumah thermostat terdiri atas dua thermostat dengan type piston, plate bagian bawah
( dasar ) dari rumah – rumah thermostat dilengkapi dengan sebuah lubang yang
mana melewati. Lubang inilah bagian – bagian pendingin ( air pendingin )
mengalir kembali ke cylinder block.
Pada kondisi begini aliran yang melewati radiator dikurangi apalagi bila thermostat –
thermostat sepenuhnya membuka.

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
POWER LINE 41

4. WATER PUMP : Men-supply / memompakan air dengan aliran yang bertekanan tinggi
kedalam system pendingin.

Pump ini dari type centrifugal dan terpasang


pada bagian kiri belakang timing gear costing,
pompa ini
diputar oleh gerak dari timing gear engine.

5. WATER TEMPERATURE GAUGE : Untuk mengetahui suhu air pendingin engine .


6. WATER MANIFOLD : Menampung / membagi air ke bagian –bagian yang memerlukan
pendinginan .
7. CORROSION RESISTOR : Mencegah korosi , sebagai pembersih endapan karat pada
system pendinginan .
8. OIL COOLER: Mendinginkan oil baik oil engine maupun oil transmission dan hydraulic
dengan media air .
Engine di dinginkan oleh cairan yang bersirkulasi ( dialirkan ) oleh pompa centrifugal .
Selama waktu pemanasan sirkulasi pendingin mengalir di dalam cylinder block dan naik
melewati cylinder heads. Lalu melewati thermostat dan melewati jalur pintas dan kembali ke
pompa lagi. Sehingga sirkulasi terbatas itu sendiri . Pada engine yang dilengkapi dengan oil
cooler , pendingin pertama diarahkan ke oil cooler lalu ke pipa distribusi pada ujung depan
engine di mana pendingin tersebut dikirim ( dialirkan ) melalui lubang – lubang ke dalam
cylinder head . Setelah mendinginkan liner dan cylinder head, pendingin diarahkan melalui
pipa – pipa pengembalian bagian atas maju ke arah rumah thermostat

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
POWER LINE 42

5. Electric System

a. Bagan System Kelistrikan

b. Pengetahuan Dasar
Fungsi
System Kelistrikan pada suatu unit berfungsi sebagai sarana untuk penyediaan
arus listrik untuk berbagai keperluan unit, mulai dari pemanasan awal, sampai dengan
unit beroperasi (Untuk memenuhi kebutuhan pada semua system elektriknya).

Alat Ukur Kelistrikan


Alat ukur yang digunakan untuk mengukur arus listrik adalah AVO METER
dimana
A : Ampere (Arus )
V : Volt (Tegangan )
O : Ohm ( Hambatan / Tahanan )
PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7
OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
POWER LINE 43

Perbedaan Antara Electrik Dengan Electronic


a. Electric : Menggunakan arus kuat.
b. Electronic : Menggunakan arus lemah.

b. Sistem Kelistrikan pada Unit

b.1 Pre Heating


Gambaran Umum
Untuk memanaskan udara yang akan masuk ke ruang bakar dengan tujuan
untuk mempermudah menghidupkan engine pada waktu udara disekeliling engine
masih dingin. Pada uraian sebelumnya, jenis – jenis pemanasan awal telah di jelaskan
secara bervariasi sesuai tipe unit yang menggunakannya. Pada bagian ini dijelaskan
salah satu jenis pemanasan awal, yaitu tipe glow plug. Adapun gambar skema dari
rangkaian sistem pemanasan awal tipe glow plug, adalah sebagai berikut :

Prinsip Kerja
Saat preheating switch di-ON-kan, arus listrik akan mengalir dari battery ke
glow plug. Glow plug merubah listrik menjadi tenaga panas sehingga udara yang ada
di intake manifold menjadi panas dan engine mudah untuk dihidupkan pada saat cuaca
dingin. Jika terjadi short pada sirkuit ini, maka circuit breaker akan memutus arus
sehingga mencegah terjadinya kebakaran pada sistem kelistrikan unit.

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
POWER LINE 44

b.2 Starting
Gambaran Umum
Sistem kelistrikan yang berfungsi untuk menghidupkan starter motor. Adapun gambar
skema dari rangkaian sistem starting, adalah sebagai berikut :

Prinsip Kerja
Saat starting switch di posisikan START, maka aliran listrik akan mengalir dari
battery ke starting motor. Starting motor akan merubah tenaga listrik menjadi tenaga
gerak sehingga dapat memutarkan flywheel dan engine akan hidup. Saat engine sudah
hidup/putar, safety relay akan memutuskan arus listrik ke starting motor sehingga
starting motor berhenti berputar dan disengaged dari flywheel

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
POWER LINE 45

b.3 Charging
Gambaran Umum
Menghasilkan dan mengirimkan arus dari alternator ke battery. Adapun gambar skema
dari rangkaian sistem pengisian, adalah sebagai berikut :

Prinsip Kerja
Saat engine sudah hidup, altenator juga mulai berputar dan menghasilkan arus listrik
untuk disupply ke battery. Agar voltage dan arus yang keluar dari alternator tetap
stabil, maka diatur oleh regulator.

b.4 Lighting
Gambaran Umum
Sistem ini bertujuan untuk mengaktifkan lampu-lampu yang ada pada unit. Adapun
gambar skema dari rangkaian sistem starting, adalah sebagai berikut :

Prinsip Kerja
Saat salah satu switch lampu / monitor diaktifkan, maka arus dari battery akan
mengalir ke lampu, sehingga lampu akan menyala.

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
POWER LINE 46

c. Fungsi Komponen Utama Sistem Elektrik


1. Alternator
Fungsi : Sebagai sumber arus listrik untuk mensuplai battery pada saat unit sedang
operasi dengan prinsip merubah tenaga mekanis menjadi tenaga elektrik.

2. Battery
Fungsi : Sebagai penyimpan arus listrik dengan cara merubah tenaga kimia menjadi
tenaga elektrik.

3. Battery Relay
Fungsi : Secara otomatis memutus dan menghubungkan battrey dengan ground dan
mencegah hubungan singkat bila battery tidak digunakan.

4. Safety Relay
Fungsi : Mencegah / pengaman agar starting motor tidak berputar pada saat engine
hidup atau kunci kontak di posisi START.

5. Regulator
Fungsi :
 Menjaga agar tegangan yang keluar dari alternator / generator tetap konstan 28-
29V.
 Menjaga agar arus yang keluar dari generator tidak lebih dari 13A.
 Menghubungkan generator dengan battery bila tegangan generator lebih tinggi
dari batery dan memutuskan bila tegangan battery lebih tinggi dari generator.

6. Starting Switch
Fungsi : Memutuskan dan menghubungkan arus sumber listrik dengan komponen
sistem Elektrik lainnya.

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
POWER LINE 47

7. Motor Listrik ( Starting motor )


Fungsi : Untuk menghidupkan engine dengan prinsif merubah tenaga elektrik menjadi
tenaga mekanik ( putaran ).

8. Glow plug
Fungsi : Sebuah alat pemanas yang dengan komponen-kompoenen lain akan
memanaskan Udara untuk pembakaran pada engine.

9. Circuit Breaker
Fungsi : Mencegah kerusakan komponen-komponen dan kabel-kabel pada sistem
pemanas awal yang dikarenakan hubungan singkat.

Type Battery

1. Battery Type Basah : Battery type ini adalah terdiri dari element –element yang
telah diisi penuh dengan muatan listrik atau ( full charger ) dan dalam
penyimpanannya telah diisi pula dengan electrolite. Battery ini tidak bisa
dipertahankan dalam kondisi full charde , sehingga harus diisi secara periodik.

2. Battery Type Kering : Terdiri dari plate – plate ( positip& negatip ) yang telah
diisi penuh dengan muatan listrik, tetapi dalam penyimpanannya tidak diisi dengan
electrolite. Jadi keluar dari pabrik dalam kondisi kering.

Perawatan Battery
Beberapa point yang harus kita lakukan atau patuhi untuk Antara lain :
1. Air battery harus standart
2. Vent plug battery harus terbuka , bersih jangan sampai tersumbat
3. Terminal – terminal battery harus kencang dan kutub – kutubnya harus bersih
4. Menghindari terjadinya hubungan singkat
5. Menjaga kebersihan battery
6. Menghindari start engine yang terlalu panjang melebihi dari 10 s/d 20 detik
7. Apabila terjadi start yang gagal maka tunggulah sekitar 2 menit baru diulangi lagi

Istilah – istilah pada battery


1. Discharging
Fungsi : Adalah penggunaan isi ( kapasitas ) dari battery. Dan pada saat ini juga terjadi
reaksi kimia , sebagai prosesnya.
PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7
OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
POWER LINE 48

2. Recharging
Fungsi : Sebagai proses pengisian kembali battery yang kapasitasnya terpakai saat
Discharging

3. Larutan Electrolite
Fungsi : Hasil campuran antara asam sulfat 30% dan air 64% akan menghasilkan
electrolite yang berat jenisnya 1.270 pada 80o F (27o C).

4. Kapasitas Battery
Fungsi : Adalah muatan listrik yang dapat dihasilkan dengan melepaskan arus tetap
sampai mencapai voltage akhir ( terminal voltage ).

5. Terminal Voltage
Fungsi : Batas tegangan battery yang diijinkan pada saat discharging dan recharging.

6. Pengetesan Battery
Fungsi : Bertujuan untuk mengetahui apakah sebuah battery harus dicharging atau
diganti ( rusak ). Methode pengetesan battery ada 2 cara :
a. Specific grafity test : Adalah pengetesan pada berat jenis electrolite dengan
menggunakan alat hydrometer
b. High rate discharge : Alat yang digunakan adalah variable resistor dengan
meter dan lain – lain.

Hal Yang Perlu Diperhatikan Pada Sistem Engine


1. Air Intake & Exhaust
a. Periksalah air cleaner, bersihkan jika kotor dan apabila setelah dibersihkan ternyata pad
a saat engine dihidupkan, dust indicator masih menunjukkan warna merah, maka
gantilah air Cleaner tersebut.
b. Bersihkan air cleaner dengan udara bertekanan dari arah dalam.
c. Periksalah dust indicator dan bersihkan kaca penunjuknya.
d. Bersihkan housing air cleaner dan vakuator valve.
e. Peliharalah turbocharger dengan cara beroperasi yang benar yaitu tidak boleh low
idle engine lebih dari 5 menit dan tidak dibenarkan high idle engine tanpa beban.
f. Periksalah kebocoran – kebocoran pada turbocharger.
g. Periksalah kebocoran – kebocoran pada intake & exhaust manifold.

2. Fuel System
a. Pastikan persediaan bahan bakar dalam fuel tank sebelum operasi.
b. Isilah bahan bakar jika persediaan bahan bakar tinggal ¼ dari jumlah volume fuel tank.
c. Buang ( drain ) endapan, kotoran atau air yang berada di dasar fuel tank.
d. Periksalah water separator ( jika mungkin ).
e. Gantilah fuel filter sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
f. Periksalah kebocoran – kebocoran pada sistem bahan bakar ini.
g. Isilah bahan bakar setelah selesai operasi untuk menghindari terjadinya kondensasi
( penguapan ) air dalam fuel tank.

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
POWER LINE 49

3. Lubricating System
a. Periksalah kondisi dan permukaan oil sebelum menghidupkan engine.
b. Gantilah oil dan filternya sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan .
c. Periksalah kebocoran – kebocoran pada sistem pelumasan ini.

4. Cooling System
a. Periksalah kondisi dan permukaan air pendingin (radiator).
b. Perhatikan jadwal penggantian air pendingin berikut zat anti karatnya
c. Periksalah kebocoran – kebocoran pada sistem pendinginan ini

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
POWER LINE 50

Istilah – istilah teknis dalan system engine

a. Oil Up
Adalah kasus naiknya oil ke ruang bakar yang disebabkan keausan pada ring piston
atau cylinder liner, sehingga oil tersebut akan terbakar. Peristiwa ini terjadi karena
ketidakmampuan ring piston mengikis oil yang ada di dinding liner, disebabkan clereance
antara dinding liner dengan ring piston sudah melebihi batas toleransi. Tentunya saat
langkah piston dari TMA ke TMB.

b. Oil Down
Adalah kasus turunnya oil keruang pembakaran yang disebabkan keausan pada valve g
uide atau insert valve, sehingga oil akan menyelusuri batang valve dan berakhir jatuh ke
ruang bakar dan terbakar saat proses pembakaran.

c. Blow By
Adalah kasus kebocoran tekanan compressi yang disebabkan keausan pada ring
compressi piston atau cylinder liner yang mengakibatkan sebagian tekanan tersebut meniup
ke arah oil pan dan memaksa oil yang ada di dalam oil pan menguap
keluar melalui breather engine. Peristiwa ini terjadi pada saat piston bergerak dari TMB ke
TMA.

d. Engine Hunting
Merupakan kasus tidak normalnya suplay bahan bakar yang masuk ke sistem
pembakaran yang disebabkan adanya gelembung – gelembung udara
pada saluran mauk bahan bakar.

e. Over Fueling
Adalah kasus berlebihan bahan bakar didalam nozzle karena saluran bahan bakar
yang kembali ke fuel tank ( Fuel Return ) mengalami hambatan. Akibatnya engine agak
sulit dimatikan.

f. Over Running
Adalah kasus kecepatan unit melebihi putaran engine ( Rpm ).

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
POWER LINE 51

2. OUT PUT SHAFT ( VIBRATION DUMPER )

Komponen utama dari vibration dumper pada produk komatsu type HD 785 adalah rubber
( karet ).

1. Fungsi :
a. Meredam gaya puntir yang dihasilkan oleh torque engine pada saat accelerasi.
b. Melindungi engine dari hentakan / goncangan (tidak normal) yang berasal
dari power train.

2. Lokasi :
Terpasang pada flywheel engine (outer body terpasang pada engine, sedangkan inner
body terpasang pada out put shaft atau power train).

3. Prinsip Kerja :
Tenaga engine dipindahkan ke flywheel dan outher body dan inner body
(Power train ) dibatasi oleh karet / rubber, yang berfungsi sebagai peredam.
Akhirnya tenaga engine diteruskan melalui inner body atau out put shaft ke torque convert
er / power train lainnya.

4. Konstruksi Out put shaft

3. DRIVE SHAFT
Berfungsi sebagai penghubung (meneruskan putaran) komponen-komponen power
train.
- Front drive shaft menghubungkan output shaft dengan pto
- Rear drive shaft menghubungkan transmission dengan differential.
- Axle drive shaft menghubungkan differential dengan final drive.

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
POWER LINE 52

4. PTO (POWER TAKE OFF)


Sebagai sumber tenaga untuk menggerakkan hydraulic pump perlengkapan kerja unit,
dimana tenaganya diperoleh dari putaran engine.

Pump-pump yang digerakkan PTO, antara lain :


1. Brake cooling pump
2. Torque converter transmission charge pump
3. Steering and hoist pump

5. TORQUE CONVERTER
a. Pengetahuan Dasar / Umum
1. Lokasi : Lokasi dari torque converter antara engine dengan torqflow transmission
2. Fungsi: Sebagai pemindah tenaga dari engine ke transmisi dengan media perantara
zat cair (oil).
3. Prinsip Kerja: Mengubah tenaga mekanis engine menjadi tenaga kinetis (oil flow),
kemudian tenaga kinetis tersebut diubah kembali menjadi energy mekanis melalui
output shaftnya.
b. Keuntungan dan Kerugian
1. Keuntungan
Karena torque converter ini menggunakan oil, didapatkan keuntungan antara
lain tidak berisik dan dapat meredam getaran-getaran yang ditimbulkan baik
datangnya dari engine maupun dari power train.
Semua getaran-getaran tersebut dapat diredam oleh oil yang ada di dalam
torque converter itu sendiri. Di samping itu, satu keunggulan dari torque converter ini
adalah torque output pun yang dihasilkan dapat berubah-ubah sesuai dengan besar
kecilnya beban unit tanpa terjadi stall.
2. Kerugian
Pemindahan tenaga dari engine ke transmisi tidak 100%, rawan kebocoran,
perubahan temperature dapat mempengaruhi effesiensinya dan konstruksinya rumit,
sehingga harganya mahal.

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
POWER LINE 53

c. Konstruksi Torque Converter


Komponent – komponent yang terdapat dalam torque converter

Dalam torque converter terdapat komponen-komponen utama yang selanjutnya


disebut element, yaitu jumlah komponen utama dalam torque converter yang
berhubungan dengan oil flow, pump, turbin, stator .

Fungsi dari masing-masing komponen :

A. PUMP ( IMPELLER )
Merubah tenaga mekanis dari engine menjadi tenaga flow kinetis energy kepada oil
yang diberikan kepada sudut-sudutnya. Inlet dari diameter dalam pump, sedang
outlet keluar dari sudut-sudut diameter pump oleh gaya centrifugal .

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
POWER LINE 54

B. TURBIN ( RUNNER )
Menerima tenaga kinetis oil pump kedalam sudut-sudutnya dan merubah menjadi
tenaga mekanis kembali, kemudian tenaga tersebut disalurkan menuju output shaftnya. Oil
masuk melalui diameter luar turbin, kemudian keluar melalui diameter dalam turbin.

C. STATOR (REACTOR)
Mengarahkan oli yang mengalir dari turbin kembali ke pump.

PERBEDAAN ANTARA PUMP DAN TURBIN

- PUMP ( IMPELLER )
Dasar kerja : Diputar oleh shaft penggerak , motor atau engine (menerima tenaga kinetis).
Fungsi : Merubah tenaga mekanis menjadi tenaga kinetis .

- TURBIN ( RUNNER )
Dasar kerja : Menerima tenaga flow / aliran air , udara atau oil .
Fungsi : Merubah tenaga kinetis menjadi tenaga mekanis .

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
POWER LINE 55

Sifat – Sifat Torque Converter

Dapat dikatakan bahwa putaran turbin selalu lebih lambat dari pada putaran pump
(Engine), akan tetapi torque (Daya dorong) nya lebih besar dari pada torque engine. Kecuali
dalam kondisi tertentu, adakalanya putaran turbin lebih cepat dari pada putaran pump.
Misalnya sewaktu unit mengalami over speed dijalan turunan (Miss Operation).

Tingkat Effeciency

Perbandingan ( speed ratio ) antara power output (Turbin) dengan power input (Pump)
dalam persen. Jenis-jenis tingkat efficiency dari torque converter adalah :

a. Single phase = Satu Stator tidak berputar


b. Double phase = Satu stator yang berputar
c. Three phase = Dua stator yang berputar
d. Lock up clutch = Susunan clutch yang terletak diantara pump dan turbin torque
converter sehingga menjadikan putaran engine dan transmisi menjadi langsung (Direct
Drive).
Valve – Valve Torque Converter
Dalam sirkuit hydraulic torque converter, kebutuhan akan adanya valve sangat
diperlukan. Dalam hal ini kita mengenal 2 buah valve yang fungsinya sangat berhubungan
dengan proses oil flow Torque converter tersebut, yaitu :

- Torque Converter Relief Valve


Lokasi : Terpasang pada sisi masuk oil torque converter (Oil Pressure yang datang dari
Transmisi Control Valve ).
Fungsi : Membatasi tekanan maksimum oil yang akan masuk ke torque converter
PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7
OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
POWER LINE 56

- Torque Converter Regulator Valve


Lokasi : Terpasang pada sisi oil yang keluar menuju oil cooler.
Fungsi : Membatasi tekanan oil yang keluar dari torque converter, bertujuan untuk
mencegah terjadinya gelembung – gelembung udara sebagai akibat dari reaksi yang terjadi
dalam proses kerja oil flow dalam torque converter.

Sirkuit Hydraulic Torque Converter

Keterangan
1. Transmission Case
2. Oil Strainer
3. Transmission Oil Pump
4. Transmission Oil Filter
5. Transmission Control Valve
6. Relief Valve
7. Pump (Impeller )
8. Turbin (Runner )
9. Stator ( Reactor )
10. Torque Converter Temperature
Gauge
11. Regulator Valve
12. Oil Cooler
13. Torque Converter Case
14. Scavenging Pump
15. Oil Filter By Pass Valve
Hal – Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Torque Converter

1. Pastikan level oil cukup dan kondisi oil normal


2. Gantilah oilnya sesuai dengan jadwal
3. Gunakanlah oil sesuai dengan rekomendasi yang berlaku
Istilah – Istilah Dalam Torque Converter

1. STALL : Suatu keadaan dimana kecepatan turbin sama dengan nol, atau berhenti karena
beban berlebihan, sedangkan kecepatan pump masih ada sesuai dengan kecepatan engine.
2. ELEMEN : Jumlah komponen utama dalam torque converter yang berhubungan dengan
oil flow.
3. STAGE :Sesuatu yang berhubungan langsung dengan output shaft, dalam hal ini
adalah jumlah turbin.
4. PHASE : Perubahan kenaikan efisiensi dari torque converter (perubahan fungsi stator),
berhubungan dengan konstruksi stator.
5. STALL SPEED : Besarnya maksimum speed dari pump pada saat turbin berhenti,
karena diberi beban berlebihan

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
POWER LINE 57

Torque Converter and Transmission Hydraulic Piping

1. Torque converter valve


2. Transmission
3. Breather
4. Transmission oil filter
5. Torque converter oil filter cooler ( Radiator lower tank in built )
6. Torque converter oil cooler

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
POWER LINE 58

6. TORQUE FLOW TRANSMISSION


Pengetahuan Dasar / Umum
1. Lokasi : Terletak diantara torque converter dengan rear drive shaft.
2. Fungsi : - Untuk mengatur kecepatan gerak maju, mundur.
- Untuk meningkatkan torsi dengan cara mereduksi putarannya melalui
perbandingan jumlah gigi-giginya pada transmisi.
3. Cara Kerja :
Planetary gear system
Terdiri dari tiga elemen : sun gear, carrier dan ring gear

Macam – macam Planetary Gear Syatem :

1. Single Pinion Type


Putaran sun gear di hubungkan dengan ring gear melalui sebuah planet pinion.
Cara Kerja :
Apabila carrier ditahan, ring gear akan berputar
berlawanan arah putaran sun gear (ini untuk gerakkan
mundur) Tapi apabila ring gear yang ditahan, maka arah
carrier (output) akan searah dengan putaran sun gear. (ini
untuk gerakan maju).
2. Double Pinion Type
Mempunyai 3 pasang pinion (6 buah), yang
terpasang tersusun.
Cara Kerja :
Apabila carrier ditahan, ring gear akan berputar
searah putaran sun gear (ini untuk gerakkan Maju). Tapi
apabila ring gear yang ditahan, maka arah carrier
(output) akan berlawanan arah dengan putaran sun gear.
(ini untuk gerakan mundur)

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
POWER LINE 59

Di bawah ini adalah Torqflow Transmission dengan single pinion type planetary system

Jenis – Jenis Transmissi

a. Transmissi Mekanis ( Direct Drive )


Jenis transmissi ini selalu berpasangan dengan system pemindah tenaga mekanis juga (
main clutch ). Dan biasa digunakan pada mobil / truck serta bulldozer yang berukuran
relative kecil.
b. Transmissi Hydraulic ( Torq Flow Transmission )
Jenis transmissi ini kebanyakan berpasangan dengan system pemindah tenaga hydraulic (
torque converter ) dimana mengaktifkan dan menetralkannya menggunakan tenaga
bertekanan. Dan jenis transmissi ini juga sering digunakan pada dump truck atau buldozzer
yang berukuran besar.
c. Transmissi Hydroshift ( Hidroshift Transmission )
Transmissi ini juga merupakan tranmissi hydraulic yang menerima putaran langsung
engine.Dan tidak berpasangan dengan main clutch ataupun torque converter tapi hanya
dilengkapi dengan damper atau inching pedal.Jenis ini sering digunakan oleh buldozzer
yang berukuran kecil, dozer shovel dan motor grader.
Transmisi pada unit HD785-5/7 terdiri dari mechanism planetary system dan disc clutch
untuk mendapatkan:
- 7 percepatan gigi maju dan 2 percepatan gigi mundur (HD785-7)
- 7 percepatan gigi maju dan 1 percepatan gigi mundur (HD785-5)
Transmission HD 785-7 mempunyai tujuh forward speed range (kecepatan gigi maju) dan
dua reverse speed range (kecepatan gigi mundur) dan dikontrol secara electronic atau
automatic power shift. Untuk pengoperasian clutch pada transmission diatur oleh
transmission valve yang terletak di atas transmission yaitu ECMV (electronic control
modulation valve).

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
POWER LINE 60

- ECMV (Electronic Control Modulation Valve)


Valve ini digunakan untuk mengatur kenaikan pressure clutch lock-up secara bertahap
sampai tercapai set pressurenya. ECMV mampu mengengagedkan clutch lockup dengan
halus, untuk mengurangi kejutan saat gear shifting dan juga mencegah terjadinya peak
torque (gaya puntir tertinggi) pada power train. Dengan pengaturan yang demikian akan
meningkatkan kenyamanan operasi dan daya tahan power train.
HD 785-5 HD 785-7

Pada saat travel forward and reverse, ECMV Clutch Lock-Up bekerja dengan kecepatan
yang lebih cepat dari pada speed yang diatur dari transmission controller.
- Transmission Controller
Transmission controller dirancang untuk mengatur mengatur transmission system, di
dalamnya terdapat micro computer.
HD 785-5 HD 785-7

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
POWER LINE 61

7. PROPELLER SHAFT

Pengetahuan Dasar
1. Lokasi
Terpasang antara out put shaft dengan transmissi dan transmissi dengan differential .
2. Fungsi
Sebagai poros penggerak ( penerus putaran ) dari suatu komponen ke komponen yang
lain.

3. Konstruksi Dan Keterangan

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
POWER LINE 62

a. Propeller shaft di pasang antara transmission dengan differential.


b. Propeller shaft berfungsi untuk meneruskan tenaga gerak putar dari transmission ke
differential (poros penggerak)
c. Propeller shaft harus berimbang dengan gerakan naik turun pada poros belakang ketika
kendaraan berjalan.
d. Propeller shaft , terdiri dari universal joint , poros propeller shaft , dan sliding joint (sleeve
yoke, sliding yoke dll) central bearing di pasang sebagian tambahan bila propeller shaft
kontruksinya terdiri dari dua atau tiga bagian shaft.
Hal – Hal Yang Perlu Diperhatikan
a. Periksalah semua Bolt and Nut yang terdapat pada Propeller Shaft, pastikan cukup, dan
tidak kendor.
b. Pelumasan ( Grease ) disekitar propeller shaft pastikan cukup.
c. Sekali – kali periksa keretakan yang mungkin terjadi pada propeller shaft

8. DIFFERENTIAL
Pengetahuan Dasar
1. Lokasi
Terletak antara transmissi dengan roda kanan dan kiri atau antara propeller shaft
dengan roda kanan dan kiri.
2. Fungsi
Meneruskan putaran dari transmissi ke final drive dengan sifat putarannya yang
berbeda, dan sangat tergantung dari beban yang diterimanya. Mereduksi putaran dari
transmissi.
3. Prinsip Kerja
Putaran yang masuk dari transmissi ke differential melalui propeller shaft, kemudian
putaran tersebut diproses oleh gigi-gigi utama yang ada didalamnya seperti : Bevel gear,
pinion gear, side gear, dll. Sehingga menghasilkan out put putaran ke roda kanan dan kiri
yang berbeda, serta bisa juga berputar secara berlawanan.
Gerakan axle differential adalah memiliki kemampuan untuk mengunci differential
100 % dan hubungan reduction (final drive) pada planetary. Semua axle mempunyai
saluran pernapasan melalui atas (breather filter).

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
POWER LINE 63

4. Konstruksi Differential

9. FINAL DRIVE

Pengetahuan Dasar
1. Lokasi
Terletak pada bagian akhir urutan power train setelah differential.

2. Fungsi
Mereduksi putaran akhir yang bertujuan untuk mendapatkan daya dorong yang lebih
besar.

3. Prinsip Kerja
Putaran yang masuk kedalam final drive direduksi ( diperkecil ) oleh gigi-gigi utama
didalamnya seperti : Sun gear, Planetry gear, dan Ring gear, sehingga hasil akhir putaran
out put menjadi lebih kecil.

4. Konstruksi Dan Keterangan


Keterangan :
1. Locking plate
2. Planetary pinion shaft
3. Brass washer
4. Steel washer
5. Loose needle rollers
6. Spacer washer
7. Planetary pinion
8. Wear stud

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
POWER LINE 64

10. WHEELS

a. FRONT WHEEL

1. Stud ( x 16 )
2. Clamp ( x 8 )
3. Nut ( x 16 )
4. Valve
5. Rim Assembly
6. Tyre

Specification
Rim size
Standart : 17.00 x 49
Option : 19.50 x 49
Tyre size
Standart : 24.00 – 49 – 48PR
Option : 27.00 – 49 – 42PR

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
POWER LINE 65

b. REAR WHEEL

1. Stud (inside wheel x 3)


2. Clamp (inside wheel x 3)
3. Nut (inside wheel x 3)
4. Stud (outside wheel x 20)
5. Clamp (outside wheel x 10)
6. Nut (inside & outside wheel x 20)
7. Rim Assembly
8. Valve
9. Tyre
10. Spacer

Specification
Rim size
Standart : 17.00 x 49
Option : 19.50 x 49
Tyre size
Standart : 24.00 – 49 – 48PR
Option : 27.00 – 49 – 42PR

Standart Tyre Pressure


Cold Hot Hot
Size
Minimum Operation Maximum
27.00 R.49 110 Psi 115 Psi 126 Psi
27.00 -49 (48PR) 110 Psi 120 Psi 132 Psi
11. Sistem Suspensi
Sistem ini menggunakan hydropneumatic cylinder untuk meredam kejutan yang
diterima unit. Suspension cylinder berisi oli dan gas nitrogen, berfungsi sebagai peredam
kejutan (spring dan damper) dengan cara bergerak naik dan turun, menekan dan
meluaskan oli dan gas nitrogen, disesuaikan dengan beban yang diterima pada permukaan
tanah.

1. Front Suspension Cylinder


2. Radius Rod (upper rod)
3. Rear Suspension Cylinder
4. Radius Rod (lower rod)
5. Arm (A-Frame)

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
POWER LINE 66

Suspensi Belakang Suspensi Depan

Fungsi :
Cylinder suspensi bekerja sebagai
peredam kejutan (Shock Absorber) dan
sebagai pegas / per. Suatu volume yang
konstant dari oil mengalir dari chamber
(7) melalui orifice (5) dan (6) dan
kemudian masuk ke cavity (3) aliran
oil dihambat oleh orifice dan
menghasilkan suatu efek peredam.

Cara Kerja :

a. Sebagai peredam kejutan.


Bila truck sedang dalam kecepatan tinggi
dan menabrak sutau tonjolan, roda naik dan
rod cylinder tertekan masuk kedalam
cylinder. Akibat hal ini, gas nitrogen dalam
chamber terkompres, oil didalam chamber
(7) mengalir melalui orifice (5) dan (6),
masuk ka cavity (3) dan akan terisi lebih
cepat bila cylinder sedang memanjang.

b. Sebagai Pegas / Per


Setelah roda melewati tonjolan, roda turun dan rod cylinder memanjang karena adanya berat
roda, axle dan tekanan nitrogen (8) didalam chamber, hasilnya volume dalam cavity (3)
berkurang karena kembali mengalir ke chamber (7) lewat orifice (6) sedang orifice (5)
tertutup check ball.
Karena oil kembali chamber (7) hanya lewat satu orifice, maka kecepatan rod pada waktu
memanjang agak lambat, sehingga memberikan efek peredam pada chasis.

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
POWER LINE 67

Chassis Suspension System

Dengan dilengkapi sistem suspensi, kemungkinan truck dapat dijalankan pada kecepatan
tinggi tanpa adanya goncangan walaupun dalam keadaan tidak rata dan menaikkan keamanan
operasi. Sistem suspensi yang digunakan adalah sistem suspensi Hydro suspensi macam ini
cylinder suspensi diisi oleh oli dan gas Nitrogen (N2). Bila terjadi suatu gaya kejutan pada
chassis dari tanah, maka oli dan gas Nitrogen akan menyerap kejutan tadi karena sifat gas
tersebut yang Compressible dan Expansion.

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
POWER LINE 68

1. Feed valve
2. Retainer
3. Flange
4. Stopper
5. Cylinder
6. Rod
7. Wear ring

8. Air bleed valve


9. Air bleed valve
10. Tube
11. Valve assmebly
12. Orifice plate
13. Leaf spring

A : Port
B : Port

Suspension Cylinder

1. Feed valve
2. Retainer
3. Flange
4. Cylinder

5. Rod
6. Air bleed valve
7. Air bleed valve
8. Ball

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
POWER LINE 69

Hydraulic Piping
(Steering, Hoist and Brake Cooling)

1. Hydroulic pump (SAR 4 – 285 + 285) (For brake cooling)


2. Hydroulic pump (SAR 4 – 180 + 180) (For steering & hoist)
3. Brake cooling oil control valve (BCV)
4. Rear brake (Retarder)
5. Hoist cylinder
6. Hoist valve
7. Hydroulic oil and brake cooling oil tank
8. Demand valve
9. Steering cylinder
10. Crossover relief valve
11. Brake oil cooler
12. Steering cylinder
13. Work equipment oil cooler
14. Strainer (option for brake cooling oil cooler protection)
15. Hight pressure filter (for steering, hoist circuit)

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
POWER LINE 70

12. Brake System

Pengetahuan Dasar
1. Jenis – Jenis Brake Dan Bidang Kontaknya
Bidang Kontak
No Jenis Brake Aplikasi
HD785-5 HD785-7
2 Roda depan + 2 Roda
1 Retarder Brake 2 Roda belakang Untuk mengurangi kecepatan unit
Belakang
Service Brake / Foot 2 Roda depan + 2 2 Roda depan + 2 Roda Untuk menghentikan unit saat
2
Brake Roda Belakang Belakang kecepatan unit < 10 km/jam
2 Roda depan + 2 Roda Mencegah unit bergerak saat unit
3 Parking Brake Rear Drive Shaft
Belakang dalam posisi parkir
Semua Brake Aktif
Semua Brake Aktif Untuk menghentikan unit saat dalam
4 Emergency Brake (semua roda + rear
(semua roda) keadaan emergency
drive shaft)
Exhaust Brake
5 Saluran Buang Saluran Buang Untuk mengurangi kecepatan unit
(optional)

2. Komponen Utama Masing – Masing Brake Dan Penggunaannya


a. Brake Valve
Bekerjanya ketika pedal brake (foot brake diinjak) menyesuaikan dengan tingkat
kedalaman pedal diinjak sehingga front brake dan atau rear brake dapat bekerja.

b. Accumulator Charge Valve (HD 785-7)


Berfungsi untuk mempertahankan tekanan oli dari pompa pada tekanan tertentu dan
menyimpannya dalam accumulator. Saat mencapai tekanan yang telah ditentukan, oli
dari pompa dihubungkan dengan circuit drain untuk mengurangi beban pompa.

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
POWER LINE 71

c. Accumulator (HD 785-7)


Accumulator terpasang diantara accumulator charge valve dan brake valve.
Accmulator tersebut diisi dengan gas nitrogen diantara cylinder dan fres piston.
Dengan memanfaatkan kemampuan menyimpan tekanan saat ditekan, gas nitrogen
digunakan untuk menyerap pulse flow oli dari hydraulic pump dan mempertahankan
braking serta memungkinkan mengoperasikan system brake saat engine mati.

d. Front Brake
d.1 Front Brake HD 785-5
Komponen brake ini adalah tipe caliper disc (Disc dan Pad). Untuk power engage pad
menggunakan tenaga udara dan oil yang bertekanan.

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
POWER LINE 72

d.2 Front Brake HD 785-7


Merupakan tipe Oil Cooled Multiple Disc Type dan dapat digunakan sebagai
parking brake dengan menggunakan kekuatan spring.

e. Rear Brake
e.2 Rear Brake HD 785-5
Brake ini menggunakan tipe multi disc ( disc dan Plate ). Terdiri dari susunan
disc dan plate yang berjumlah banyak. Adapun power untuk mengengege adalah
tenaga udara dan oil yang bertekanan. Kelebihan dari brake ini terletak pada system
pendinginnya, dimana susunan multi disc dan plate tersebut direndam dengan oil yang
cukup banyak.
e.2 Rear Brake HD 785-7
Merupakan tipe Oil Cooled Multiple Disc Type dan dapat digunakan sebagai
parking brake dengan menggunakan kekuatan spring.

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
POWER LINE 73

f. Parking Brake HD 785-5


Komponen brake ini adalah disc dan plate yang
terpasang pada propeller shaft. Fungsinya adalah
sepenuhnya digunakan untuk menahan unit saat parkir,
fungsikanlah brake ini jika unit benar - benar berhenti.

f.1. Parking Brake Single Caliper Disc Type

Specification :
Type : Caliper disk brake

f.2. Parking Brake Double Caliper Disc

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
POWER LINE 74

1. Brake caliper disc


2. Parking brake chamber
3. Disc

Specifications
Type : Caliper disc type

g. Exhaust Brake (optional )


Komponen brake ini adalah berupa plate shutter ( Penutup ) atau valve penutup
saluran gas buang engine, brake ini digunakan untuk membantu mengurangi kecepatan
unit, dengan cara menutup gas buang engine, sehingga rpm engine berkurang.

h. Emergency Brake
Komponen utama brake ini hanya tergantung kepada brake – brake yang
diikutinya yaitu : Front brake, rear brake dan parking brake, semuanya menjadi satu
dengan brake tersebut, hanya saluran masuk pada udaranya saja yang berbeda.
i. Parking Brake Solenoid Valve (HD 785-7)
Saat pakring switch diposisikan parking, solenoid valve tidak mendapatkan arus
listrik sehingga tidak bekerja dan menutup tekanan oli yang masuk ke parking brake
yang selanjutnya spring pada parking brake bekerja mengaktifkan parking brake.
j. Proporsional Reducing Valve (HD 785-7)
Merupakan valve yang digunakan untuk mengatur atau memvariasi tekanan oli
sesuai dengan sudut putar retarder control lever sehingga efek pengeraman yang
terjadi pada retarder brake dapat diatur sesuai dengan keinginan.

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
POWER LINE 75

k. Oil Cooler Brake

1. Cover Oil cooler specification


2. Case Element type : Multiple plate
3. Cooler Element Radiation surface : 9,92 m2
Pressure resistance ( oil side ) : 30 Kg/cm3
A : Oil outlet
B : Oil inlet
C : Cooling water outlet
D : Cooling water inlet

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
POWER LINE 76

l. Slack Adjuster
1. Body
2. Cylinder
3. Piston
4. Spring
5. Bleader
6. Cover
7. Spring
8. Cap
9. Valve
10. Seat

A. To brake piston
B. To brake piston
C. From brake chamber
D. From brake chamber

- Slack adjuster dipasang di sekeliling antara chamber brake dan piston brake.
- Langkah kembali slack adjuster control dari piston brake (mengontrol jumlah dari oil
kembali) dan menyediakan pergerakan dengan kelambanan waktu yang konstant untuk
brake, tanpa memperhatikan apakah disc brake baru atau terselimuti.

Spesifikasi
Penggantian volume oil : 231.2 cc (tiap sisi)
Area effektif : 50,3 cm
Langkah : 46 mm
Tekanan normal : 53 kg / cm
Tekanan maks. Yang ada : 65 kg / cm

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
POWER LINE 77

FUNGSI :

1. Ketika Pedal Brake Ditekan


Pemberhentian oil dari brake chamber mengalir masuk
ke setiap silinder. Menyebabkan piston (4) bergerak
dengan langkah S. Dengan cara demikian oil sama
dengan langkah S mengalir masuk ke brake. Pada
waktu ini, tidak ada celah antara brake piston dan disc,
dan gaya pengereman tidak terjadi. Ketika tekanan oil
dalam chamber melebihi tekanan yang ada dalam
spesifilkasi. Poppet valve (5) membuka, menjadikan oil
mengalir melalui sirkuti operasi pilot. Dengan cara
demikian, tekanan oil dijatuhkan pada piston brake yang
menimbulkan gaya brake.

2. Ketika Pedal Brake Dibebaskan


Ketika brake dibebaskan, tekanan balik dijatuhkan pada
brake piston dengan tekanan oil brake cooling, ini
menyebabkan tekanan kembali terjadi antara adjuster
dan brake chamber. Dengan cara demikian piston (4)
digerakan balik oleh langkah S dan celah antara disc
dan brake piston dipertahankan pada ukuran yang sama
untuk volume adjuster.

3. Fungsi Adjuster
(Ketika volume brake piston lebih besar dari
pada volume adjuster). Ketika pedal brake
ditekan oil dalam volume yang sama dengan
langkah S akan diberhentikan oleh piston (4).
Oil yang sama akan kurang volumenya pada
brake piston dan akan disuplai melalui poppet
valve, menimbulkan tekanan dalam brake
chamber. Konsekuensinya, effek pengereman
akan sama ketika volume brake piston dan
volume adjuster sama.

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
POWER LINE 78

m. Parking Brake Chamber (HD 785-5)

1. Spring Fungsi :
2. Piston Tekanan udara dari parking brake valve mendorong spring (1)
3. Cylinder dan menekannya sehingga parking brake bebas. Biasanya
parking brake tersebut menahan gerak spring (1), maka unit
4. Boot
dicegah untuk berjalan.
5. Rod

n. Front Brake Chamber (HD 785-5)

1. Piston
2. Push rod
3. Air cylinder
4. Master cylinder
5. Piston

1. Air cylinder 2. Master cylinder


Media fluida : Udara Media fluida : Engine oil (SAE 10 W)
Area effektif : 314 cm Area efektif : 12.6 cm
Langkah : 100 mm Jmlh. Oil yang dikirm : 120 cc (pada langkah 97
Tekanan operasi maks. : 9 kg / cm mm)
Tekanan operasi normal : 8.3 kg /cm Tekanan operasi maks. : 207 kg / cm
Tekanan operasi normal : 200 kg / cm

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
POWER LINE 79

o. Rear Brake Chamber

1. Piston
2. Push rod
3. Air cylinder
4. Master cylinder
5. Piston
6. Ball

1. Air cylinder 2. Master cylinder


Media fluida : Udara Media fluida : Engine oil (SAE 10 W)
Area effektif : 314 cm Area efektif : 50.2 cm
Langkah : 100 mm Jmlh. Oil yang dikirm : 480 cc (pada langkah 97 mm)
Tekanan operasi maks. : 9 kg / cm Tekanan operasi maks. : 51 kg / cm
Tekanan operasi normal : 9 kg / cm Tekanan operasi normal : 47 kg / cm

14 AIR PIPING (HD 785-5)

a. Gambaran Umum

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
POWER LINE 80

b. Prinsip Kerja
Saat engine hidup, air compressor akan bekerja dan menghasilkan udara bertekanan. Udara
bertekanan tersebut ditampung dalam air tank (wet tank dan dry tank + pilot tank) sehingga
tekanannya mencapai standarnya. Jika tekanannya berlebih, udara akan dibuang melalui air
governor. Udara yang tertampung di tank didistribusikan ke relay valve dan standby di sana.
Jika lever/switch brake diaktifkan, maka udara yang standby di relay valve akan mengalir ke
chamber brake. Pada komponen ini tekanan udara digunakan untuk melawan spring (brake
lepas) atau dirubah menjadi tenaga hidrolik (oil) untuk mendorong pad ataupun disc dan plate
sehingga brake bekerja.

b.1 Foot Brake


Foot brake mengaktifkan keempat brake yang ada pada roda unit. Saat foot brake
ditekan, udara dialirkan dari dry tank ke relay valve (depan), lalu ke front brake
chamber. Chamber akan mendorong oli sehingga front brake kedua roda depan bekerja
(pad dan disc bergesekan). Selain itu, dry tank dialirkan ke relay valve (belakang), lalu
ke rear brake chamber. Chamber mendorong oli sehingga rear brake kedua roda
belakang bekerja (disc dan plate bergesekan). Untuk mengontrol langkah brake piston
pada rear brake agar pengeremannya konstan (tanpa dipengaruhi disc brake baru atau
sudah aus), maka dipasanglah slack adjuster antara brake chamber dengan brake
piston.

b.2 Retarder Brake


Retarder brake mengaktifkan brake yang ada pada kedua roda belakang. Saat foot
brake ditekan, udara dialirkan dari dry tank ke relay valve (belakang), lalu ke rear
brake chamber. Chamber mendorong oli sehingga rear brake kedua roda belakang
bekerja (disc dan plate bergesekan).

b.3 Parking Brake


Parking brake mengaktifkan brake yang ada pada rear drive shaft. Jika tekanan
udara dalam air tank sudah mencapai standarnya, maka brake ini dapat dilepas. Saat
parking brake ini ON, maka yang bekerja adalah spring mendorong pad ke disc pada
rear drive shaft sehingga brake bekerja (udara dikeluarkan dari chamber). Saat parking
brake di OFF / release, udara dari wet tank akan dialirkan ke relay valve, lalu ke
parking chamber brake dan akan melawan spring, sehingga parking brake bebas (unit
dapat digerakkan). Jika saat operasi, karena ada kebocoran pada air systemnya
sehingga tekanan udara pada air tank (wet tank) turun di bawah 5,6 kg/cm2, maka
parking brake akan bekerja secara otomatis.

b.4 Emergency Brake


Emergency brake mengaktifkan keempat brake yang ada pada roda unit dan
parking brake pada rear drive shaft. Brake ini bekerja saat emergency brake lever di-
ON-kan dan saat tekanan udara pada air tank (wet tank) kurang dari 2,2 kg/cm2. Saat
itu terjadi, udara yang tersisa di dry tank secara otomatis akan mengalir ke relay valve
(depan), lalu ke front brake chamber. Chamber akan mendorong oli sehingga front
brake kedua roda depan bekerja (pad dan disc bergesekan). Selain itu, dry tank
dialirkan ke relay valve (belakang), lalu ke rear brake chamber. Chamber mendorong
oli sehingga rear brake kedua roda belakang bekerja (disc dan plate bergesekan). Saat
tekanan udara kurang, secara otomatis udara pada parking brake chamber akan keluar
sehingga spring mendorong pad ke disc pada rear drive shaft (brake bekerja).
PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7
OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
POWER LINE 81

15 Hydraulic System

Prinsip Kerja

a. Brake Cooling
Oli pada hydraulic oil dan brake cooling oil tank dialirkan ke system oleh hydraulic
pump.
Pada saat retarder tidak digunakan :
Oli langsung di bypass melewati BCV, lalu ke oil filter untuk disaring dan kembali lagi ke
oil tank.
Pada saat retarder digunakan :
Oli akan menuju ke rear brake, setelah itu melewati oil cooler untuk didinginkan. Oli
kemudian disaring di oil filter dan kembali lagi ke oil tank.

b. Dump Body Control


Hoist control lever dan hoist control valve dihubungkan oleh sistem pengontrol
mekanis yang terdiri dari sebuah kabel pendorong dan penarik. Sistem kontrol ini
dilengkapi dengan pengaturan posisi body, sehingga pada saat body terangkat, secara
otomatis pengatur posisi yang dipilih oleh positioner.

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
POWER LINE 82

c. Steering System
1. Tyre
2. Steering Cylinder
3. Tie Rod
4. Crossover Relief Valve
5. Steering Wheel
6. Steering Control Valve
7. Knuckle Arm
8. Arm ( A Frame )

A. To Hydrolic Tank
B. From Demand Valve
C. To Hoist Valve

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
POWER LINE 83

Prinsip Kerja
System steering adalah dari type self metering power steering. Ketika roda steering (5)
digerakkan, steering control valve (6) bekerja, oil mengalir ke steering cylinder (2) dengan
memanjangkan atau memendekkan steering in (2) truck atau unit dapat dikemudikan sesuai
kemauan. Jika putaran roda steering di stop sebelum mencapai langkah akhir, steering
control valve (6) akan kembali sejenak ke posisi netral dan menghentikan steering cylinder
(2) secara serentak.
Fungsi dari komponen-komponen steering system:
1. Tire
Sebagai penentu arah (lihat pada fungsi wheel)
2. Steering Cylinder
Sebagai penggerak tire (penentu arah tire) dengan mengubah gerakan pada rod
cylinder tire menjadi gerak kanan/kiri pada tire.
3. Tie Rod
Sebagai penyeimbang roda kiri dan kanan ketika steering digunakan.
4. Crossover Relief Valve
Mengatasi atau menghindari hentakan pada cylinder steering yang disbabkan jalan
yang tidak rata.
5. Steering Wheel
Berfungsi mengarahkan Oil melalui Seteering Control Velve ke Cylinder Steering
sesuai dengan arah putaran Steering wheel.
6. Steering Control Valve
Mengarahkan aliran oil ke cylinder steering sesuai dengan arah putaran steering
wheel.
7. Knuckle
Sebagai dudukan suspensi, bantalan tire
8. Arm
Sebagai pendukung komponen-komponen yang ada diatasnya.
9. Demand Valve
Berfungsi sebagai pendistribusi oli atau pembagi aliran oli yang datang dari
Steering pump dan dari work equipment pump ke steering circuit dan work equipoment
circuit sesuai dengan kecapatan engine (putaran pompa menyesuaikan dengan
kecapatan engine).

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
POWER LINE 84

Steering Wheel

1. Steering wheel Specification


2. Steering shaft Tilling range : 94 mm.
3. Steering column Telescoping range : 50 mm.
4. Steering post
5. Lock lever
6. Yoke
7. Join shaft
8. Steering valve

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
POWER LINE 85

Steering Linkage

Steering Valve

1. Center level
2. Tie Rod
3. A- Frame
4. Knuckle Arm

1. Inpu shaft
2. Upper cover
3. Valve spool
4. Housing
5. Ball
6. Stator
7. Lower valve
8. Ball
9. Torsion bar
10. Link
11. Sleeve
12. Rotor
13. Manifold
14. Commutator
15. Orifice

P : From Demand Valve


R : To Tank
LT : To Steering Cylinder
RT : To Steering Cylinder
LS : To Demand Valve

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
INSTRUMEN PANEL 86

INSTRUMENT PANEL HD 785-5

2.1 General View Of Control Gauges

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
INSTRUMEN PANEL 87

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
INSTRUMEN PANEL 88

2.2 Action Code Display

Jika ada kelainan yang terjadi pada mesin atau pengoperasian


memerlukan penggantian atau pengecekan dan perawatan, hal
ini akan ditampilkan pada action code (A) untuk menunjukan
tindakan yang tepat.
Jika ada dua atau lebih kelainan yang terjadi pada waktu yang
bersamaan , action code ini akan menampilkan yang paling
utama / penting .
Jika pada display (A) pada monitor panel tampil tanda
“E” atau action code “01 – 07”, segera hentikan unit pada tempat yang aman, lalu lakukan
tindakan sesuai dengan action code yang ditampilkan pada display (A).
01 = Lakukan pemeriksaan dan perawatan sesuai dengan OMM.
02 = Stop unit pada tempat yang aman, lalu hubungi distibutor Komatsu
terdekat.
03 = Turunkan kecepatan engine/unit pada kecepatan rendah.
04 = Segera hentikan unit secara aman, matikan engine, lalu hubungi Komatsu
terdekat.
05 = Hentikan unit, lalu idlekan putaran engine pada speed medium (tanpa
beban).
06 = Ulangi starting engine, lalu low idlekan engine sebentar.
07 = Jangan menaikkan dump body.

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
INSTRUMEN PANEL 89

2.3 Caution Item


Jika ada lampu caution yang menyala secepat mungkin lakukan pemeriksaan dan
perawatan yang tepat)

a. Battery Charge Caution Lamp


Fungsi : Untuk mengetahui terjadi pengisian arus
atau tidak dari Alternator ke Battery.
Ket : Lampu akan menyala Merah apabila ada
kelainan pada sistem charging dan action code akan
menampilkan angka “01”, periksa rangkaian charging.

b. Emergency Steering Caution Lamp


Fungsi : Lampu akan menyala MERAH apabila
Emergency Steering di operasikan.
Ket : Lampu ini akan menyala apabila ada kelainan pada
rangkaian hydraulic steering (tekanan olinya turun)
ketika kendaraan bergerak.

c. Parking Brake Caution Lamp


Fungsi : Lampu akan menyala MERAH apabila
Parking Brake di operasikan.
Ket : Jangan jalankan unit apabila lampu peringatan masih
menyala.

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
INSTRUMEN PANEL 90

d. Dump Body Caution lamp


Fungsi : Lampu akan menyala MERAH
apabila Dump Lever pada posisi selain
FLOAT.
Apabila unit sedang berjalan DUMP LEVER harus
berada pada posisi FLOAT.

e. Transmission Filter Clogging Caution Lamp


Fungsi : Lampu akan menyala MERAH apabila filter
Transmission kotor / tersumbat dan action code akan
menampilkan angka “01”, ganti filter oli transmissi.

f. Fuel Level Caution Lamp


Fungsi : Lampu akan menyala bila bahan bakar di
dalam tangki kurang (di bawah 170 liter). Jika
menyala, periksa level bahan bakar dan tambahkan
bahan bakar.

g. Maintenance Caution Lamp


Jika unit dalam kondisi seperti dibawah ini, lampu ini akan menyala . Jika lampu ini
menyala dan secara bersamaan action code akan menampilkan angka“ 01 “ lakukan
pengecekan atau penambahan / penggantian . Kondisi – kondisi tersebut diantaranya :
 Oli pada front brake oil tank kurang.

 Oli pada retarder oil tank kurang.

 Oli pada steering and hoist tank kurang.

 Retarder oil filter buntu.

 Engine oil filter buntu.

 Hydraulic oil filter buntu.

 Retarder brake disc (kanan) aus

 Retarder brake disc (kiri) aus.

 Level battery electrolyte kurang.

 Oil pada engine oil pan kurang.

 Air cleaner buntu.

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
INSTRUMEN PANEL 91

2.4 Emergency Stop Item

a. Air Pressure Warning Lamp


- Fungsi : Untuk mengetahui tekanan udara didalam Reservoir Tank.
- Lampu menyala : bila tekanan udara kurang dari standart, (di bawah
5.2 Kg / cm2) dan action code akan menampilkan angka “05” secara
bersamaan.
- Tindakan : hentikan kendaraan, jalankan engine tanpa beban pada
kecepatan putaran sedang (1200 – 1500 RPM) dan tunggu sampai
lampu padam, maksimum 5 menit.

b. Engine Water Temperature Warning Lamp


- Fungsi : Untuk mengetahui suhu air pendingin di dalam engine.
- Lampu menyala : bila suhu air pendingin didalam engine terlalu
panas (over heat) di atas 102oC. untuk engine yang dilengkapi dengan
electronic governor tenaga engine secara otomatis dibatasi dan action
code akan menampilkan angka “05” secara bersamaan.
- Tindakan : hentikan unit di tempat yang aman, idle putaran ± 2 – 3 menit,
matikan engine, lakukan pemeriksaan, laporkan ke atasan dan mekanik, untuk
unit dapat dioperasikan kembali atau tidak menunggu keputusan dari mekanik
yang melakukan pemeriksaan.

c. Torque Converter Oil Temperature Warning Lamp


- Fungsi : Untuk mengetahui suhu oil di dalam Torque Converter.
- Lampu menyala : bila suhu oil di dalam torque converter terlalu tinggi
(over heat) di atas 120oC dan action code akan menampilkan angka
“05” secara bersamaan
- Tindakan : hentikan kendaraan, jalankan engine tanpa beban pada
kecepatan sedang (1200 – 1500 RPM) dan tunggu sampai lampu padam, maksimum 5
menit.

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
INSTRUMEN PANEL 92

d. Retarder Oil Temperature Warning Lamp


- Fungsi : Untuk mengetahui suhu oil di dalam Retarder (Brake
belakang)
- Lampu menyala : bila suhu oil di dalam Retarder terlalu tinggi (Over
heat) di atas 120oC dan action code akan menampilkan angka “05”
secara bersamaan.
- Tindakan : hentikan kendaraan, jalankan engine tanpa beban pada kecepatan sedang
(1200 – 1500 RPM) dan tunggu sampai lampu padam, maksimum 5 menit).
e. Radiator Water Level Warning Lamp
- Fungsi : Untuk mengetahui isi air pendingin di dalam radiator.
- Lampu menyala : bila volume air pendingin di dalam radiator kurang
dari standart dan action code akan menampilkan angka “01”.
- Tindakan : hentikan unit dan matikan engine, periksa kemungkinan
ada kebocoran.
f. Engine Oil Pressure Warning Lamp
- Fungsi : Untuk mengetahui tekanan dan sirkulasi oil didalam Engine
( standart 2.5 – 4.0 Kg / cm2 ).
- Lampu menyala : bila tekanan oil engine terlalu rendah dibawah 1.0
Kg/cm2 action code akan menampilkan angka “04” secara
bersamaan.
- Tindakan : sesegera mungkin hentikan kendaraan, kemudian
matikan engine dan lakukan pemeriksaan.

g. Angle Warning Lamp


- Fungsi : Untuk mengetahui / mengontrol kemiringan unit.
- Lampu menyala : bila kondisi unit terlalu miring dengan dump body
dinaikan dan action code akan menampilkan angka “07”
- Tindakan : turunkan dump body dan pindahkan kendaraan ketempat
yang aman (tempat yang stabil).
h. Rear Brake Caution Lamp
- Lampu menyala : bila tekanan oil brake di bawah standart dan action
code akan menampilkan angka “04” secara bersamaan.
- Tindakan : segera hentikan kendaraan, periksa system brake belakang.
Setelah perbaikan injak pedal brake jika tidak dilakukan maka lampu
ini akan tetap menyala.

i. Steering Oil Temperature


- Lampu menyala : bila temperature oil steering naik di atas standart
action code akan menampilkan angka “05“.
- Tindakan : hentikan unit , pindahkan shift lever ke posisi N, jalankan
engine tanpa beban pada kecepatan sedang sampai lampu peringatan
ini padam .
PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7
OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
INSTRUMEN PANEL 93

2.5 Meter Display / Pilot Display


Bila starting switch pada posisi “ON” lampu pemandu yang sedang difungsikan akan
menyala

a. Cold Start Pilot Lamp


- Fungsi : Lampu akan menyala bila Switch untuk pemanasan awal
pada posisi “ON” ( sedang melakukan pemanasan awal ) atau jika
heater untuk preheating engine difungsikan.

b. Exhaust Brake Pilot Lamp (Optional)


- Fungsi : Lampu pemandu ini akan menyala bila exhaust brake di
aktifkan (di operasikan).

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
INSTRUMEN PANEL 94

c. Rear Brake Pilot Lamp (Retarder)


- Fungsi : Lampu ini menyala bila Foot Brake (rem kaki) diinjak , atau
akan menyala pula bila lever pengontrol Retarder di operasikan.

d. Differential Lock Pilot Lamp


- Fungsi : Lampu pemandu ini akan menyala bila pedal differential
Lock diinjak , differential Lock akan mengunci.

e. Lock Up Pilot Lamp


- Fungsi : Lampu pemandu ini akan menyala bila Torque converter
terkunci (lock up) dan Transmission bekerja secara langsung (direct
drive)
RPM > 1500 --------- > Terhubung
RPM < 1200 --------- > Terputus

f. Shift Limiter Pilot Lamp


- Fungsi : Lampu ini akan menyala bila Switch Shift Limit dioperasikan.

g. High Beam Pilot Lamp


- Fungsi : Lampu ini akan menyala bila lampu besar
(lampu jauh) dioperasikan

h. Turn Signal Pilot Lamp


Fungsi : Lampu ini akan menyala bila mengoperasikan
Sein kiri atau kanan dan Warning Flasher.

i. Shift Indicator
Fungsi : Untuk mengetahui speed berapa yang digunakan . Ketika kunci
kontak diputar ke posisi ON dan engine masih keadaan mati kemudian
shift lever dipindah keposisi D, maka akan muncul angka “2”, dipindah
keposisi 5-L, muncul angka “1” dan jika dipindah ke posisi R maka
muncul “R” pada shift indikator.

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
INSTRUMEN PANEL 95

j. Transmission Shift Lever Position Pilot Lamp


Fungsi : Menunjukan posisi Lever Transmission berada pada,
tergantung pada yang dikehendaki.

k. Suspension Mode Display Lamp


Fungsi : Lampu ini menunjukan Mode Suspensi.
Unit ini memiliki suspensi otomatis yang secara
otomatis menggantikan karakteristik kelembaban
suspensi berdasarkan apakah unit sedang membawa
beban, menggunakan brake, Steering atau sedang
mengoperasikan dump body ( Dumping ) .
Suspension controller secara otomatis akan
mengatur ke posisi lembut ( soft mode ) ketika kendaraan berjalan kosongan dan posisi
sedang ( medium mode ) ketika berjalan muatan sedangkan posisi keras ( hard mode )
ketika foot brake di operasikan atau tiba-tiba kendaraan belok ditikungan atau dump
body dioperasikan dengan tujuan untuk memastikan tingkat kenyamanan / kestabilan
pada kendaraan baik depan – belakang dan kiri – kanan.

l. Power Mode Display Lamp


Fungsi : Lampu ini memperlihatkan posisi Power Mode, apakah
pada posisi High Power atau Economic sesuai dengan posisi
switch-nya.

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
INSTRUMEN PANEL 96

2.6 Meters

a. Speedometer
Fungsi : Untuk mengetahui kecepatan unit
dalam km / jam . Speedometer ini dapat
disetting dalam km/jam ataupun dalam
mil/jam (MPH).
b. Tachometer
Fungsi : Untuk mengetahui putaran Engine per menit.
Saat unit dioperasikan, jika RPM engine mencapai range
merah, maka secara simultan warning buzzer akan berbunyi
dan central warning lamp akan berkedip. Segera turunkan
putaran engine dan kecepatan travelling unit.

c. Hour Meter
Fungsi : Untuk mengetahui keseluruhan jam operasi unit meteran ini
akan bergerak apabila Engine sedang hidup , meteran akan maju 1 (
satu ) untuk setiap satu jam operasi , tanpa memperhatikan
kecepatan engine.

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
INSTRUMEN PANEL 97

d. Odo Meter
Fungsi : Untuk mengetahui jarak keseluruhan perjalanan
unit dalam kilometer.

e. Fuel Gauge
Fungsi : Untuk mengetahui jumlah bahan bakar yang ada dalam
fuel tank Ket : Daerah rentang hijau bahan bakar cukup daerah
rentang Merah bahan bakar di bawah 170 liter. Apabila rentang
daerah Merah menyala , tambahkan bahan bakar.

f. Air Pressure Gauge


- Fungsi : Untuk mengetahui tekanan udara didalam tangki
udara.
- Keterangan : Pada saat operasi lampu harus menyala di daerah
rentang Hijau berarti Normal. Apabila rentang daerah Merah
menyala , Bel Alarm akan berbunyi , Central Warning lamp
akan berkedip Apabila hal ini terjadi hentikan unit ,
naikkan kecepatan engine / Rpm dan tunggu sampai
daerah rentang hijau menyala.
Apabila tekanan turun di bawah 5.2 Kg/cm2, maka
parking brake bekerja secara otomatis. Jangan menjalankan unit sebelum parking brake
dilepaskan. Apabila tekanan turun di bawah 2.1 Kg/cm2, maka emergency brake akan
bekerja secara otomatis.

g. Engine Water Temperature Gauge


- Fungsi : Untuk mengetahui temperature air pendingin yang
bersirkulasi di dalam engine.
- Keterangan : Rentang daerah hijau harus menyala selama
operasi. Apabila saat operasi rentang daerah Merah menyala
berarti suhu air di dalam engine di atas 102oC (Over Heat)
secara bersamaan Central Warning Lamp akan berkedip dan Alarm akan berbunyi.

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
INSTRUMEN PANEL 98

h. Torque Converter Oil Temperature Gauge


- Fungsi : Untuk mengetahui temperature oil yang
bersirkulasi didalam torque converter
- Keterangan : Rentang daerah Hijau Normal harus
menyala selama operasi. Apabila saat operasi rentang
daerah Merah menyala berarti temperature oil di dalam torque converter di atas 120 oC
(Over heat) secara bersamaan Central Warning Lamp akan berkedip dan Buzzer Alarm
akan berbunyi. Apabila hal ini terjadi hentikan unit dan jalankan engine dengan
kecepatan 2000 rpm sampai oil temperature turun pada rentang daerah hijau menyala
(Normal).
i. Retarder Oil Temperature Gauge
- Fungsi : Untuk mengetahui temperature oil yang bersirkulasi
di dalam torque converter
- Keterangan : Rentang daerah Hijau Normal. Apabila saat
operasi rentang daerah Merah menyala berarti temperature oil
di dalam torque converter di atas 120oC (Over heat) secara bersamaan Central Warning Lamp
akan berkedip dan buzzer alarm akan berbunyi. Apabila hal ini terjadi hentikan unit, dan
jalankan engine dengan kecepatan 2000 rpm sampai oil temperature turun pada rentang
daerah hijau menyala ( Normal ).

2.7 Switches
a. Starting Switch
- OFF : Untuk mematikan Engine
- ON : Posisi unit pada saat Engine hidup (Sedang Operasi)
- START : Untuk menstart ( menghidupkan engine )

b. Lamp Switch
Switch ini gunanya untuk menyalakan lampu kepala,
penerangan dalam Cabin dan lampu belakang.
- Posisi : 1 = OFF
- Posisi : 2 = >< Cleaner lamp, lampu belakang
penerangan dalam
- Posisi : 3 = > - : Lampu kepala menyala bersamaan dengan posisi : 2
c. Turn Signal Lever
Lever tersebut untuk mengoperasikan lampu belok.
1. : Belok kanan --- dorong lever kedepan
2. : Belok kiri --- dorong lever kebelakang
- Bila lever tersebut dioperasikan, Turn signal pilot
lamp akan menyala.
- Bila steering pada posisi lurus < Turn Signal lever akan kembali secara otomatis ke
posisi off. Jika tidak , kembalikan lever tersebut ke posisi Off secara manual.
PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7
OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
INSTRUMEN PANEL 99

d. Dimmer Switch
Switch ini untuk gunanya untuk menyalakan lampu
kepala , diantara lampu jauh (High Beam) dan lampu
dekat (low beam)
( A ) : Low Beam
( B ) : High Beam

e. Caution, Pilot Lamp Bulb Check Switch


Switch ini untuk pemeriksaan bola lampu, cara pemeriksaan:
Starting switch pada posisi “ ON “ dan tekan switch ini apakah ada
bola lampu putus.

f. Exhaust Brake Switch (optional )


Switch ini untuk mengoperasikan exhaust brake.
- Posisi : OFF (Mati). Jika brake pedal ditekan , atau lever
retarder control dioperasikan
dan transmisi lock up, exhaust
brake bekerja.
- Posisi : ON (Hidup). Jika
pedal gas dilepas , transmisi posisi lock up, exhaust brake
bekerja lampu pemandu akan menyala.

g. Front Brake Off Switch


- Fungsi : Switch ini berfungsi untuk mengatur metode
pengereman yang disesuaikan dengan kondisi permukaan
jalan.
- Posisi (OFF) : Saat brake pedal ditekan, pengereman akan
berfungsi pada kedua front wheel dan rear wheel.
- Posisi (ON) : Saat brake pedal ditekan, front brake tidak
aktif. Brake yang berfungsi hanya di rear wheel.

h. Hazard Lamp Switch


Switch ini untuk mengoperasikan hazard lamp switch pada saat cuaca
berkabut atau unit dalam keadaan rusak (Trouble). Apabila switch
hazard lamp tidak diaktifkan ,maka lampu tidak akan menyala. Apabila
switch hazard lamp diaktifkan, maka lampu akan menyala depan dan
belakang kiri dan kanan.

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
INSTRUMEN PANEL 100

i. Dimmer Switch
Switch ini digunakan untuk mengatur terang atau redupnya lampu
instrument,pengaturan sebagai berikut. Untuk menambah terang, putar
searah jarum jam. Untuk meredupkan, putar berlawanan arah jarum
jam.

j. AISS LOW Switch


Switch ini untuk mengatur putaran Engine. Posisi LOW atau AUTO
- Posisi LOW : Digunakan ketika membutuhkan gerakan yang halus
seperti parkir ditempat sempit.Pilot lamp di dalam switch menyala.
- Posisi AUTO : Digunakan untuk operasi normal.

k. Preheating Switch
System pemanas elektrik, untuk memanaskan udara yang akan masuk
kedalam ruang bakar.
- Posisi OFF : jika suhu lingkungan dibawah –5oC, pemanasan
awal akan bekerja secara otomatis.
- Posisi ON : Pemanasan awal dioperasikan. Tekan switch jika engine
tidak mau hidup juga.

l. Emergency Steering Switch


Switch ini digunakan untuk mengoperasikan Emergency steering.
- Apabila switch ditekan ke posisi “ ON “lampu pemandu akan
menyala merah.
- Emergency steering dapat digunakan untuk satu periode 90 detik.
- Bila menggunakan emergency steering, kecepatan maksimum 5
km/jam.
- Apabila unit dalam keadaan rusak / tidak dapat berjalan Emergency
steering dapat mengangkat dump body.

m. Emergency Brake Lever


Lever ini digunakan untuk mengoperasikan Emergency Brake.
APPLIED : Emergency Brake sedang berfungsi
TRAVEL : Emergency Brake tidak berfungsi
Bila tekanan udara didalam tanki turun dibawah 2.2 kg/cm2 emergency
brake bekerja secara atomatis.
Jika emergency brake bekerja karena kegagalan sirkuit udara, lampu
peringatan akan menyala dan alarm berbunyi.

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
INSTRUMEN PANEL 101

n. Shift Limiter Switch


Switch ini digunakan untuk membatasi rentang kecepatan tertinggi saat Gear shift lever
di posisi “D” atau “L”.
- Pada Saat tidak mengunakan Shift Limit Switch.
Posisi : Rentang D = F2 – F7
Rentang L = F1 – F 2
- Pada saat mengunakan Shift Limit Switch
Posisi : Rentang D = F2 – F6
Rentang L = F1

o. Parking Brake Valve Lever


Lever ini digunakan untuk pengoperasian Parking brake.
- Parking : Parking brake dioperasikan
- Travel : Parking brake dilepas
Apabila lever ditempatkan pada posisi PARKING, lampu
pemandu menyala. Apabila lever ditempatkan pada posisi
PARKING, dan gear shift lever pada sembarangan posisi,
selain netral, lampu peringatan pusat akan menyala dan bel alarm akan berbunyi. Bila
tekanan udara turun dibawah 5.2 Kg/cm2 parking brake akan bekerja secara otomatis.

p. Emergency Stop Engine Switch


( Khusus engine yang dilengkapi electronic governor )
Switch Pada posisi STOP engine tidak akan bisa hidup walau starting
switch pada posisi Start. Switch pada posisi ON engine bisa di starting.
Switch ini digunakan apabila engine tidak mau mati ketika Starting
switch pada posisi OFF.

q. Cigarette Lighter
Digunakan untuk menyalakan rokok.

r. Horn Button
Untuk membunyikan klakson apabila unit mau berjalan atau
memberikan tanda peringatan unit maupun orang
disekitarnya.

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
INSTRUMEN PANEL 102

s. Wiper Switch
Switch ini untuk mengoperasikan Wiper
INT : Mengoperasikan secara berkala.
OFF : Tidak bekerja
LOW : Beroperasi pada kecepatan rendah.
HIGH : Beroperasi pada kecepatan tinggi.
Untuk mencuci kaca tekan switch .

t. Room Lamp Switch


Switch ini untuk menghidupkan dan mematikan lampu
ruangan.

2.8 Control Lever & Pedal

a. Service Brake
Pedal ini untuk mengoperasikan brake pada roda depan
maupun roda belakang.

b. Accelerator Pedal
Pedal ini untuk mengatur kecepatan RPM Engine. Pedal ini
dapat mengendalikan kecepatan putaran engine dengan bebas ,
dari kecepatan rendah sampai kecepatan tinggi.

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
INSTRUMEN PANEL 103

c. Gear Shift Lever


Pilih daerah pemindahan gear sesuai dengan kondisi jalan.
Posisi : D
Digunakan untuk berjalan normal. Jika lever diletakan
pada posisi ini, Transmission secara Automatic berpindah
antara gigi 2 torque converter dan gigi 7 direct drive sesuai
dengan kecepatan. Maksimum kecepatan pada posisi ini = 70
km/jam.
Posisi : R
Digunakan bila merubah kecepatan dari maju ke mundur, posisi ini sebagai penggerak
menggunakan Torque Converter.
Jika lever dump body pada posisi selain float, unit tidak dapat berjalan mundur, untuk itu
posisikan dump body lever pada posisi float terlebih dahulu, kemudian gerakkan lever
dump body ke posisi R.
Posisi : L
Rentang daerah ini digunakan dimana medan yang sulit untuk pengoperasian dengan

kecepatan tinggi atau melakukan perjalanan pada jalan yang lunak atau beroperasi
membawa muatan di medan yang kurang baik.

 Daerah rentang kecepatan untuk setiap posisi speed adalah sebagai berikut:

 Bila mengoperasikan Gear Shift Lever, posisikan Lever pada setiap posisi dengan
aman. Bila lever diletakkan dengan posisi tidak sempurna, maka lampu tampilan
pada shift indicator akan hilang/mati dan lampu peringatan untuk Transmission
menyala.

 Untuk perpindahan Speed dari Forward ke Reverse, atau sebaliknya , Unit harus
benar – benar berhenti.

 Bila menghidupkan Engine, periksalah apakah Gear Shift Lever pada posisi Selain
“N” (netral). Jika pada posisi lain, Engine tidak bisa hidup.

 Bila Starting Switch pada posisi ON dengan Gear Shift lever pada posisi selain “N”
(Netral) lampu peringatan pusat akan menyala dan bel alarm berbunyi.

 Jika Gear Shift Lever dipindahkan dari posisi “N” waktu Parking Brake di
Operasikan, lampu peringatan akan menyala dan alarm berbunyi.

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
INSTRUMEN PANEL 104

 Jika Gear Shift Lever dipindahkan ke posisi selain “N” saat Dump Body Lever selain
Float lampu peringatan pusat akan menyala dan alarm berbunyi.

 Bila sedang beroperasi ( Unit sedang berjalan ) jangan memindahkan Gear Shift
Lever ke posisi “N”.

 Bila memindahkan Gear Shift Lever dari “N” ke Forward atau Reverse , Pedal gas
harus dilepas.

 Bila memindahkan Gear Shift lever dari “N” ke “R” atau dari D ke 5, tekan Lock
Lever pada Gear Shift Lever sebelum memindahkan.

d. Safety Lock
Alat ini digunakan untuk mengunci dump lever.
Peringatan !
Saat menaikkan dump body untuk proses pemeriksaan unit,
pastikan dump lever pada posisi HOLD, fungsikan safety
lock, lalu pasang safety pinnya.

e. Dump Body Lever


Lever ini untuk mengoperasikan dump body.
( 1 ) RAISE : Menaikkan
( 2 ) HOLD : Menahan
( 3 ) FLOAT : Mengambang, bila unit
beroperasi posisi dump body harus pada
posisi ini.
( 4 ) LOWER : Menurunkan

f. Retarder Control Lever


Lever ini digunakan untuk retarder (mengurangi kecepatan /
mengaktifkan brake belakang). Semakin keras lever ditarik,
semakin kuat pengereman.

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
INSTRUMEN PANEL 105

g. Differential Lock Pedal


Pedal ini berfungsi untuk mengoperasikan differential
lock ( pengunci differential ). Bila pedal
diinjak,differential lock bekerja. Bila pedal ini
dilepas,differential lock tidak bekerja.

h. Mechatronic Equipment Controller


1. Shift Controller
Untuk mengimformasikan setiapkelainan dalam system
Mechatronics.
Digit kode kegagalan ditampilkan, terlihat pada jendela
inspection, sehingga dapat diketahui letak kelainan.
2. Suspension Controller
Ada LED ( Light Emitting Diodes ) Hijau atau Merah
terlihat pada jendela inspection dan lampu ini menyala, berkedip atau mati. Kombinasi
dari kondisi ini menunjukan lokasi kelainan tersebut,biasanya lampu LED hijau menyala.
Untuk lebih jelasnya mengenai tampilan tersebut bila terjadi kelainan, dapat dilihat pada
Trouble Shooting Guide.
i. Fuse
Fuse melindungi aliran listrik atau kabel dari terbakar.
Bila fuse menjadi rusak dan terdapat seperti tepung
putih di dalam fuse,atau jika fuse kendor dari
pemegangannya, segera diganti.
- Pada saat mengganti fuse,matikan engine,starting
switch di off.
- Penggantian fuse selalu dengan kapasitas yang aman.

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
INSTRUMEN PANEL 106

j. ARSC ( Automatic Retarder Speed Control )

Penjelasan komponen instrument panel dan control lever yang berhubungan langsung
dengan ARSC system.

1. System Switch
Switch ini digunakan untuk menghidupkan/mematikan (ON/OFF) ARSC system.

2. ARSC Set Lever


Gunaken lever ini ketika akan mengatur kecepatan kendaraan:
- Untuk mengatur kecepatan kendaraan yaitu dengan cara menekan lever naik - turun

- Untuk membatalkan kecepatan yang telah diset tekan

3. Set Speed Display


- Display ini akan menampilkan kecepatan yang telah di set ( km/jam )

- Display akan mati jika System switch di posisi off.

- Display akan menampilkan angka 0 jika kecepatan yang telah di set dibatalkan.

- Ketika starting switch posisi ON atau systwm switch posisi ON, display menampilkan
“–“ , dan kemudian 0.

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
INSTRUMEN PANEL 107

4. ARSC Caution Lamp


Lampu ini akan menyala jika ada kelainan pada system ARSC dan system switch posisi ON.
Lampu ini akan menyala selama 3 detik ketika starting posisi ON untuk memastikan
bahwa lampu hidup.

5. Central Warning Lamp


Lampu ini akan menyala bersamaan dengan ARSC system.

6. Ready Lamp
Lampu ini akan menyala ketika telah di set. Jika lampu padam berarti ARSC System
tidak bekerja. Lampu ini akan menyala selama 3 detik ketika starting switch posisi ON
untuk memastikan bahwa lampu hidup.

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
INSTRUMEN PANEL 108

INSTRUMENT PANEL HD 785-7

1. Dump Body Lever 8. Parking Brake Switch


2. Lamp Switch, Turn Signal 9. Accelerator Pedal
Switch, Dimmer Switch 10. Brake Pedal
3. Steering Wheel 11. Emergency Brake Pedal
4. Machine Monitor 12. Safety Lock Knob
5. Retarder Control Lever 13. Auto Retarder (ARSC) set
6. Cigarette Lighter lever
7. Shift Lever

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
INSTRUMEN PANEL 109

MACHINE MONITOR

A: Character Display D : Meter Display Portion


B : Caution Items E : Central Warning Lamp
C : Emergency Stop Items

Pada saat kunci starter diputar keposisi ON sebelum menghidupkan engine :


 Lampu peringatan central menyala untuk 2 detik dan kemudian mati

 Buzzer alarm berbunyi untuk 2 detik dan kemudian berhenti

 Lampu monitor menyala 2 detik dan kemudian mati

 Shift indicator menampilkan angka 88 untuk 2 detik dan kemudian mati

 Setelah 3 detik system bekerja meteran angka berfungsi

 Character display memperlihatkan KOMATSU SYSTEM CHECK untuk 3 detik

 Jika lampu tidak menyala ini memungkinkan adanya kegagalan atau tidak
terhubungkan, segera hubungi mekanik untuk memperbaiki

 Apabila kunci starter diputar keposisi ON, jika shift lever tidak pada posisi netral,
setelah selesai system bekerja lampu pilot shift lever dan lampu peringatan cetral akan
menyala, dan buzzer alarm akan berbunyi terus menerus. Apabila ini terjadi, jika shift
lever diposisi ke netral ( N ) ditampilkan, lampu peringatan central mati, dan buzzer
berhenti

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
INSTRUMEN PANEL 110

CHARACTER DISPLAY

Pada kondisi normal, odomater akan ditampilkan pada character display ini. Apabila unit
mengalami kerusakan atau terdapat beban yang berlebih pada unit dan atau jika diperlukan
suatu inspeksi atau kegiatan maintenance maka akan ditampilkan action code (E01, E02 dan
E03) pada character display. Character Display juga akan menampilkan kode ketika sudah
saatya dilakukan penggantian oli atau filter pada komponen unit.

E01
Kode ini menunjukkan apabila waktu kegiatan
maintenance harus segera dilakukan, contohnya
adalah Replacement Oil Filter. Segera laporkan ke
mekanik apabila kode tampil di layar charcter display. Pada baris pertama di layar display
akan ditampilkan kode E01 dan pada baris berikutya akan ditampilkan MAINTENANCE atau
ditampilkan juga lokasi yang memerlukan inspeksi (inspoection), pengisian (filling) atau
penggantian Replecement).

E02
Apabila ditampilkan overrun pada unit segera
turunkan kecepatan engine dan kecepatan unit
sementara unit tetap beroperasi. Namun apabila
ditampilkan kondisi Overheat pada unit, segera hentikan unit dan hidupkan engine pada
putaran kecepatan menengah sampai action code hilang. Apabila action code tetap tampil
dalam waktu yang lama segera laporkan kondisi tersebut ke atasan dan atau mekanik.

E03
Apabila kode ini muncul di character display
segera hentikan unit dan laporkan kondisi tersebut
ke atasan atau mekanik.

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
INSTRUMEN PANEL 111

CAUTION ITEMS

Jika monitor menyala selama beroperasi, periksa lokasi yang bermasalah dengan
cepat dan ambil tindakan yang diperlukan !!!

SEAT BELT CAUTION LAMP


Monitor ini (1) menyala jika sabuk pengaman operator tidak
digunakan, hal ini berbahaya ketika berjalan, jadi selalu kenakan
sabuk pengaman anda.

PARKING BRAKE CAUTION LAMP


Monitor ini (2) menyala apabila rem parkir digunakan

DUMP BODY PILOT LAMP


Monitor ini (3) menyala apabila dump body naik atau lever dump
body berada pada posisi lain selain“FLOAT”.
Ada 4 posisi dump body :
- RAISE : Dump Body naik ke atas
- HOLD : Dump Body tertahan
- FLOAT : Dump Body pada posisi ngambang
- LOWER : Dump Body turun ke bawah

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
INSTRUMEN PANEL 112

EMERGENCY STEERING PILOT LAMP


Monitor ini (4) menyala apabila emergency steering diaktifkan, jika
ada kelainan terjadi dalam sirkuit tekanan oil steering ketika unit
berjalan, auto emergency steering akan aktif dan lampu menyala.
Maksimal penggunaan emergency steering ini adalah 90 detik

FUEL LEVEL CAUTION LAMP


Monitor ini (5) menyala apabila bahan bakar yang tersisa dalam fuel
tank dibawah 225 liter 59.45 US galon). jIka ini menyala periksa level
bahan bakar dan tambahan bahan bakar.

MAINTENANCE CAUTION LAMP


Monitor ini (6) menyala jika ada hal – hal berikut terjadi, ketika menyala action code “E01”
dan lokasi yang memerlukan maintenance dimunculkan pada character display pada saat yang
sama, jadi lakukanlah inspeksi, penambahan atau penggantian :
1. Turunnya level engine oil

2. Tersumbatnya engine oil filter (jika dilengkapi)

3. Turunnya level hydraulic oil (jika dilengkapi)

4. Tersumbatnya air cleaner

5. Tersumbatnya hydraulic filter (jika dilengkapi)

6. Tersumbatnya transmission oil filter

7. Turunnya brake cooling water level

8. Tersumbatnya brake cooling oil filter (jika dilengkapi)

9. Ausnya disc rear brake (jika dilengkapi)

10. Turunnya battery electrolite level (jika dilengkapi)

11. Turunnya transmission oil level (jika dilengkapi)

Jika filter atau waktu penggantian oil dimunculkan pada character display, lampu akan
berkedip atau menyala.

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
INSTRUMEN PANEL 113

EMERGENCY STOP ITEM

ENGINE WATER TEMPERATURE CAUTION LAMP


Monitor ini (1) memperingatkan operator bahwa suhu air pendingin
engine telah naik. Apabila lampunya menyala “E02 Engine
Overheat” ditampilkan pada character display pada saat yang sama
dan engine output dengan sendirinya dibatasi. Hidupkan engine
tanpa beban pada putaran kecepatan menengah sampai lampu mati.

TORQUE CONVERTER OIL TEMPERATURE OIL


CAUTION LAMP
Monitor ini (2) memperingatkan operator bahwa suhu oil torque
converter telah naik. Apabila lampu ini menyala “E02 Brake
Overheat” ditampilkan pada character display pada saat yang sama,
jadi berhentilah operasi, posisikan shift lever pada posisi N, dan
hidupkan engine tanpa beban pada putaran engine menengah
sampai lampu mati.

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
INSTRUMEN PANEL 114

RETARDER OIL TEMPERATURE OIL CAUTION LAMP


Lampu monitor ini (3) menyala memperingatkan operator bahwa
suhu oli Torque converter telah naik.
Lampu akan menyala dan pada waktu bersamaan pada character
display akan muncul “ E02 BRAKE OVERHEAT ” . lalu hentikan
operasi dan parkir unit di tempat aman, atur shift lever pada posisi
N (netral) dan biarkan Engine pada putaran sedang hingga lampu
peringatan mati.
BATTERY CHARGE CIRCUIT CAUTION LAMP
Monitor ini (4) menyala apabila engine hidup untuk
memperingatkan operator ada suatu kelainan dalam sistim
pengisian battery. Apabila lampu menyala “E03 Check Right
Now” ditampilkan pada character display pada saat yang sama,
jadi berhentilah operasi pada tempat yang aman kemudian
matikan engine dan periksa sirkuit pengisian battery.

STEERING OIL TEMPERATURE CAUTION LAMP


Monitor ini (5) menyala, untuk memperingatkan operator
bahwa suhu steering telah naik. Apabila lampu menyala “E02
STRG Overheat” ditampilkan pada character display pada saat
yang sama jadi berhentilah operasi dan hidupkan engine pada
putaran kecepatan menengah sampai lampu mati

ENGINE OIL PRESSURE CAUTION LAMP


Monitor ini (6) menyala untuk memperingatkan operator bahwa
tekanan oil engine telah turun. Apabila lampu ini menyala “E03
Check Right Now” ditampilkan pada character display, matikan
engine dan lakukan inspeksi

BRAKE OIL PRESSURE CAUTION LAMP


Monitor ini (7) menyala untuk memperingatkan operator bahwa
tekanan oil accumulator telah turun. Jika tekanan oil accumulator
turun dibawah tekanan standard (70 Kg/cm²) selama 60 detik
setelah engine dinyalakan maka “E03 Check Right Now” pada
character display akan ditampilkan jadi berhentilah operasi
ditempat yang aman kemudian matikan engine dan lakukan
inspeksi.

TILT CAUTION LAMP


Monitor ini (8) menyala jika dump body bagian belakang berada
pada posisi miring kekiri atau kekanan melebihi batas aman
kemiringan. Turunkan dump body dan pindahkan unit ketempat
yang aman dimana unit dalam keadaan stabil.

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
INSTRUMEN PANEL 115

MACHINE MONITOR, OPTION SYSTEM CAUTION


LAMP
Monitor ini (9) menyala ketika kelainan terdeteksi pada panel
monitor atau system untuk tambahan yang terpasang, apabila
lampu menyala “E03 Check Right Now” ditampilkan pada
character display pada saat yang sama jadi berhentilah operasi
ditempat yang aman dan matikan engine dan lakukan inspeksi.

ENGINE SYSTEM CAUTION LAMP


Monitor ini (10) menyala apabila suatu kelainan terdeteksi dalam
system yang dikendalikan oleh retarder controller. apabila lampu
menyala “E03 Check Right Now” ditampilkan pada character
display pada saat yang sama jadi hentikanlah unit ditempat yang
aman kemudian matikan engine dan lakukan inspeksi.

TRANSMISSION SYSTEM CAUTION LAMP


Monitor ini (11) menyala apabila suatu kelainan terdeteksi dalam
system yang dikendalikan oleh transmission controller. aPabila
lampu menyala “E03 Check Right Now” ditampilkan padam
character display pada saat yang sama, jadi hentikan unit ditempat
yang aman kemudian matikan engine dan lakukan inspeksi.

RETARDER SYSTEM CAUTION LAMP


Monitor ini ( 12 ) menyala apabila suatu kelainan terdeteksi dalam
system yang dikendalikan oleh retarder controller. Apabila lampu
menyala “E03 Check Right Now” ditampilkan pada character
display pada saat yang sama jadi hentikanlah unit ditempat yang
aman kemudian matikan engine dan lakukan inspeksi

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
INSTRUMEN PANEL 116

METER DISPLAY PORTION


Ketika Engine dinyalakan maka diplay akan menyala sampai item dalam display berfungsi.

ENGINE PREHEATING PILOT LAMP


Monitor ini (1) ketika pemanas listrik untuk pre-heating engine sedang
bekerja, apabila kunci starter diputar keposisi “ON” dalam cuaca dingin
monitor menyala lampu akan mati setelah 20 – 45 detik yang
menandakan pre-heating telah selesai.

RETARDER PILOT LAMP


Monitor ini (2) menyala apabila lever control retarder diaktifkan
bekerja.

LOCK UP PILOT LAMP


Monitor ini (3) menyala apabila torque converter lockup berkerja dan
transmissi berganti ke direct drive.

HEAD LAMP HIGH BEAM PILOT LAMP


Monitor ini (4) menyala apabila lampu depan / kerja diset ke posisi high
beam / lampu panjang.

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
INSTRUMEN PANEL 117

TURN SIGNAL PILOT LAMP


Lampu ini (5) berkedip apabila lampu tanda berbelok berkedip
diaktifkan.

SHIFT INDICATOR
Monitor ini (6) memperlihatkan tentang pergantian transmissi /
rentang kecepatan.

SHIFT LEVER POSITION


Monitor ini (7) akan menampilkan posisi shift lever, huruf atau
nomor untuk rentang kecepatan dipilih oleh shift lever yang
digunakan.

POWER MODE PILOT LAMP


Monitor ini (8 ) menampilkan power mode. Lampu monitor akan
menyala apabila mode power digunakan.

AUTO SUSPENSION MODE PILOT LAMP (Optional)


Monitor ini (9) menampilakan mode suspensi yang akan
dipakai (Hard, Medium, Soft)

AUTO RETARDER SET SPEED INDICATOR


Monitor ini (10) menampilkan set kecepatan dari Auto
Retarder Speed Control (ARSC). Ketika ARSC
dimatikan/tidak difungsikan maka monitor ini akan mati.
Apabila set kecepatan pada ARSC dibatalkan maka akan
ditampilkan angka ”0”.

AUTO RETARDER READY PILOT LAMP


Monitor ini (11) menampilkan ARCS pada posisi digunakan pada
set travel speed.

EXHAUST BRAKE PILOT LAMP (Optional)


Monitor ini akan menyala apabila exhaust brake bekerja.

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
INSTRUMEN PANEL 118

METERS

SPEEDOMETER

Meteran ini (1) mengindikasikan kecepatan jalan unit

ENGINE TACHOMETER

Meteran ini (2) memperlihatkan kecepatan putaran engine

FUEL GAUGE
Meteran ini (3) memperlihatkan jumlah bahan baker yang
tinggal dalam fuel tank. Apabila lampu peringatan level
bahan bakar menyala, mengindikasikan bahwa bahan bakar
kurang dari 225 liter ( 59.45 US galon ) yang tersisa dalam
tank, jadi periksa dan tambahkan

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
INSTRUMEN PANEL 119

ENGINE WATER TEMPERATURE GAUGE


Meteran ini (4) mengindikasikan suhu air pendingin engine
jarum penunjuk harus berada di daerah putih selama
beroperasi jika jarum menunjuk ke daerah merah saat
operasi, buzzer alarm akan berbunyi dan lampu peringatan
central akan menyala “E02 Engine Overheat” dimunculkan
pada character display, jadi hidupkan engine tanpa beban
pada putaran rendah dan tunggu sampai meteran masuk
kedaerah putih. Jika dalam merah out put engine dengan sendirinya akan dibatasi.

TORQUE CONVENTER OIL TEMPERATURE


GAUGE
Meteran ini (5) mengindikasikan suhu oil torque converter,
jarum menunjuk berada pada daerah putih selama beroperasi.
Jika jarum penunjuk berada didaerah merah selama operasi,
buzzer alarm akan berbunyi, lampu peringatan central
menyala “E02 TC Overheat” akan muncul pada character
display, jadi hidupkan engine tanpa beban dengan kecepatan
putaran menengah (1200-1400 Rpm) dan tunggu sampai meteran masuk kedaerah putih.
RETARDER OIL TEMPERATURE GAUGE
Meteran ini (6) mengindikasikan suhu oil retarder, jarum
penunjuk harus berada pada daerah putih selama beroperasi,
jika jarum penunjuk berada pada daerah merah selama
operasi, alarm akan berbunyi dan lampu peringatan central
akan menyala “E02 Brake Overheat” muncul pada character
display, jadi berhentilah operasi, posisikan shift lever pada
posisi N dan hidupkan engine tanpa beban dengan kecepatan
putaran engine menengah (1200-1400 Rpm) dan tunggu sampai lampu mati.

CENTRAL WARNING LAMP


Jika unit berada dalam keadaan berikut ini, lampu akan berkedip dan pada saat yang sama
buzzer alarm akan berbunyi secara bertahap :
1. Ketika kelainan terjadi pada “Emergency Stop Item”

2. Ketika action code “E02” atau “E03” muncul pada character display

3. Jika parking brake digunakan, tapi shift lever tidak pada posisi N

4. Ketika lever dump tidak pada posisi FLOAT atau dump body terangkat dan shift lever
tidak posisi N

5. Ketika engine tachometer menunjuk kedaerah merah

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
INSTRUMEN PANEL 120

SWITCH

STARTING SWITCH
Switch (1) ini digunakan untuk menghidupkan dan mematikan engine.
Posisi Off :
Pada posisi ini kunci bisa dimasukkan dan diambil. Ketika kunci
diputar ke posisi ini semua sirkuit listrik putus dan engine mati.
Posisi On :
Pada posisi ini, arus listrik mengalir pada pengisian dan sirkuit-
sirkuit lampu. Tempatkan kunci pada posisi ini ketika engine
hidup.
Pada cuaca dingin, jika kunci stater diputar ke posisi On, Pre-hetaing dengan sendirinya
dimulai dan lampu pilot pre-hetaing. Setelah pemanasan selesai lampu pilot pre-heating mati.

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
INSTRUMEN PANEL 121

Posisi Start :
Posisi ini adalah untuk menghidupkan engine. Lepaskan kunci dengan segera setelah engine
hidup. Kunci ini akan kembali ke posisi On kalau dilepas.

LAMP SWITCH
Switch ini (2) menyalakan lampu depan, lampu-lampu samping,
lampu ekor, menerangi monitor unit dan lampu belakang.
Posisi (a) : Off
Posisi (b) : Lampu samping, lampu ekor dan lampu monitor
Posisi (c) : Lampu depan menyala dengan tambahan lampu-
lampu pada posisi (b)
Switch lampu dapat dioperasikan tanpa menghiraukan dari posisi lever.

TURN SIGNAL LEVER


Switch ini (2) digunakan untuk mengoperasikan lampu tanda
memutar.
(a) berputar ke kanan : tekan lever ke depan
(b) berputar ke kiri : tarik lever ke belakang

Kalau lever dioperasikan lampu pilot turn signal lamp juga


berkedip. Ketika steering diputar balik lever dengan sendirinya
kembali ke posisi asal. Jika tidak kembali kembalikan dengan tangan.

DIMMER SWITCH
Switch ini (2) digunakan untuk mengubah lampu depan antara
lampu panjang dan lampu pendek.
Tiap saat switch (2) digerakkan ke atas pada arah (a) lampu depan
berubah antara lampu panjang dan lampu pendek. Ketika switch
dilepas dengan sendirinya kembali ke posisi asal (b).
Ketika switch lampu Off. Jika switch lampu dioperasikan pada arah
(a) lampu depan menyala pada posisi lampu panjang.

MACHINE MONITOR BULB CHECK SWITCH


Putar kunci stater ke posisi On. Tekan switch ini (3) dan periksa
untuk bola lampu yang terbakar. Apabila didapatkan terdapat
lampu machine monitor tidak berfungsi segera lapor ke atasan dan
atau mekanik.

HAZARD LAMP SWITCH


Switch ini (4) digunakan mengaktifkan lampu hazard.
a): Lampu tanda belok kanan dan kiri berkedip
b): Off

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
INSTRUMEN PANEL 122

NIGHT LIGHTING DIMMER SWITCH


Switch ini (5) digunakan untuk menyetel terangnya penerangan
dalam monitor panel dan lampu pilot display. Putarlah ke kanan
untuk membuat lebih terang dan putar ke kiri untuk membuat
redup.

POWER MODE SELECTOR SWITCH


Switch ini (6) digunakan untuk mengubah power
mode. Hal ini membuatnya mungkin berjalan lebih
ekonomis pada jalan dengan kondisi baik.
Jika posi (a) switch ini ditekan, lampu pilot high
power mode (P) menyala. Jika porsi (b) switch
ditekan lampu pilot ekonomi (E) menyala dan
system dirubah menjadi ekonomi mode.
A. Mode high power (Pengoperasian Umum)

Kondisi pengoperasian standart normal


B. Mode Economi (Operasi pada tanah yang rata)

Kerja dengan bahan bakar irit, seperti kerja pada


tanah yang rata dimana power maksimum tidak diperlukan.Ketika bekerja dimalam hari
symbol didalam switch menyala tanpa menghiraukan posisi yang dipilih switch.

EMERGENCY STEERING SWITCH


Switch ini (7) digunakan untuk mengaktifkan
emergency steering pump.
Ketika switch ditekan, pompa emergency bekerja untuk
memungkinkan bisa mengoperasikan steering.
Ketika switch di posisi On, lampu pilot (merah)
didalam switch dan lampu pilot di monitor menyala.
Pompa emergency steering dapat digunakan maksimum
90 detik. Ketika steering emergency sedang digunakan
jaga kecepatan maksimum 5 km/jam (3.1 mph)

Emergency steering bekerja dengan sendirinya pada kasus berikut :


1. Apabila pompa hydraulik steering rusak

2. Apabila engine mati selama operasi

Apabila emergency steering pada posisi ON dan switch parking brake pada posisi TRAVEL
saat unit berhenti, maka emergensy steering akan berfungsi setelah 1 detik. Jadi aktifkan
switch Parking Brake pada posisi PARKING.

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
INSTRUMEN PANEL 123

PARKING BRAKE SWITCH


Selalu aktifkan Parking Brake, ketika parkir atau meninggalkan unit.

Switch ini digunakan untuk mengaktifkan valve parking brake.


(a): Travel
Rem parkir bebas
(b): Parking
Rem parkir digunakan
Ketika lever ditempatkan pada posisi PARKING, lampu pilot
rem parkir menyala.
Ketika lever ditempatkan diposisi PARKING, jika shift lever berada pada posisi lain selain
posisi N, lampu peringatan central akan berkedip dan buzzer alarm akan berbunyi. Ketika
terjadi ketidaknormalan pada circuit pengereman dan tekanan accumulator turun , maka
emergency brake akan bekerja secara otomatis.
Jika engine mati dengan switch parking brake pada posisi TRAVEL, parking brake akan
bekerja walupun switch pada posisi TRAVEL. Dalam kasus ini, hidupkan kembali engine,
pindahkan switch ke PARKING dan kemudian gerakan kembali ke TRAVEL untuk
membebaskan rem parkir.

AISS (Automatic Idling Setting System) LOW SWITCH


Engine ini dilengkapi dengan fasilitas quick engine warm up
dan cab cooling / warming. Ketika setting system “ON”
engine idle speed ditahan pada 945 rpm ketika temperature
pendingin 500C atau lebih rendah. Speed secara otomatis ke
750 rpm ketika temperatur pendingin mencapai 500C.
Dengan menggunakan switch ini (9) ini memungkinkan
untuk merubah AISS dengan bebas antara AUTO dan LOW.
Gunakan Tiap posisi Sebagai Berikut :
Jika porsi (a) dari switch tsb ditekan, lampu pilot AISS menyala dan jika porsi (b) ditekan
lampu mati.
1. LOW : Ketika pengendalian yang lebih baik diperlukan seperti saat menaruh unti di
garasi.

2. AUTO : Untuk operasi normal

Jika switch berada pada posisi AUTO :


 Ketika menghentikan unit, jika parking brake atau retarder brake dioperasikan, putaran
engine dengan sendirinya turun pada putaran rendah. Ketika mulai menggerakkan unit dan
aprking brake tideak aktif, putaran engine dengan sendirinya menjadi putaran tinggi.

 Suhu air terdeteksi dan ketika dia pada suhu yang rendah, putaran engine dengan
sendirinya menjadi tinggi untuk mengurangi pemanasan.

Ketika berjalan pada malam hari symbol didalam switch menyala tanpa menghiraukan posisi
yang dipilih switch.

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
INSTRUMEN PANEL 124

AUTO RETARDER (ARSC) SWITCH


Switch ini (10) di gunakan untuk mengaktifkan sistem Auto
Retarder (ARSC)
(a) : ARSC ON / Berfungsi
(b) : ARSC OFF / Tidak berfungsi
FOG LAMP SWITCH
Switch ini (11) digunakan untuk pemakaian lampu kabut
1. : lampu kabut mati

2. : Lampu kabut menyala

SIDE LAMP SWITCH


Switch ini (12) digunakan untuk menyalakan lampu samping.
1. : Lampu samping mati

2. : Lampu samping menyala

ROTARY LAMP SWITCH


Switch ini (13) digunakan untuk menyalakan lampu rotary
1. : Lampu rotary mati

2. : Lampu rotary menyala

POWER WINDOW SWITCH


Ketika Menutup kaca pintu, berhati-hatilah agar
tidak melukai orang atau menjepit kepala. Hal ini
berbahaya bisa mengakibatkan kecelakaan yang
serius jika seseorang terjepit kaca pintu.
Setelah menutup atau membuka penuh kaca pintu,
switch jangan dioperasikan dengan arah yang
bersamaan. Ini bisa memungkinkan kerusakan pada
power window.
Switch (14) dan (15) dapat digunakan ketika kunci stater diposisi ON.
1. : Kaca pintu turun

2. : Kaca pintu naik

Apabila kaca mencapai puncak atau dasar, hentikanlah lepaskan switch.

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
INSTRUMEN PANEL 125

MACHINE MODE SELECTOR 1,2


Switch ini (21) digunakan untuk mengoperasikan karakter
display.

WIPER WINDOW WASHER SWITCH


Posisi (a) : (Off) : berhenti
Posisi (b) : (INT) : wiper bergerak setiap 4-7 detik
Posisi (c) : (Low) : Wiper bergerak dengan kecepatan
rendah
Posisi (d): (HI) : Wiper bergerak dengan kecepatan tinggi.
Ketika tombol ditekan cairan pencuci akan keluar.
Jangan menekan button lebih dari 10 detik.

ROOM LAMP SWITCH


Switch ini Digunakan untuk menyalakan dan mematikan
lampu ruang kabin.
Posisi (a) : mati
Posisi (b) : Menyala ketika pintu terbuka
Posisi (c) : Menyala
 Lampu ruangan menyala walaupun ketika switch utama
dimatikan, jadi ketika meninggalkan tempat duduk switch lebih baik diposisikan ke (a) dan
(b).

 Ketika melakukan operasi dengan pintu terbuka penuh posisikan switch ke (a/Off).

EXHAUST BRAKE SWITCH (OPTIONAL)


Switch ini (21) di gunakan untuk mengaktifkan kondisi operasi
exhaust brake.
(A) Ketika accelerator pedal release dan torque converter pada
kondisi Lock Up Aktif, exhaust brake akan berfungsi
dengan ditandainya exhaust brake pilot lamp menyala.

(B) Ketika accelerator pedal release dan torque


converter pada kondisi Lock Up Aktif, apabila footbrake diinjak atau retarder brake
dioperasikan \, exhaust brake akan berfungsi dengan ditandainya exhaust brake pilot lamp
menyala.

(C) Exhaust Brake tidak diaktifkan.

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
INSTRUMEN PANEL 126

CONTROL LEVER DAN PEDAL

BRAKE PEDAL
Pedal ini (1) digunakan untuk pemakaian rem roda

ACCELERATOR PEDAL
Pedal ini digunakan untuk menyetel kecepatan putaran engine.
Pedal ini juga dioperasikan dengan bebas antara putaran rendah
dan putaran tinggi

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
INSTRUMEN PANEL 127

GEAR SHIFT LEVER


Rentang kecepatan dapat dipilih dengan lever ini (3) untuk
menyesuaikan keadaan jalan.
Posisi D

Digunakan pada kondisi normal, jika lever ini ditempatkan


pada posisi ini, transmisi akan berubah secara otomatis dari
speed 2 sampai dengan speed 7 sesuai kecepatan berjalan unit. (Digunakan saat unit tanpa
muatan). Apabila dump body pada posisi raise maka unit akan bergerak pada speed 1. Oleh
sebab itu selalu posisikan dump body pada posisi lower saat travel. Maksimum kecepatan
pada posisi ini adalah 65 Km/jam.

Posisi R

Digunakan agar unit dapar bergerak mundur, terdapat 2 gigi percepatan pada posisi ini (RL
dan RH). Apabila dump body pada posisi raise maka fungsi pada posisi ini tidak dapat

digunakan. Range kecepatan pada posisi ini adalah sebagai berikut :

Posisi 6-L

Posisi ini digunakan pada kondisi-kondisi yang membutuhkan tenaga pada kecepatan tinggi
dan atau traksi yang besar. Atau dapat digunakan saat kondisi jalan menanjak ataupun
turunan. Selalu gunakan salah satu dari posisi ini ketika awal bergerak dengan muatan.
Apabila dump body pada posisi raise maka unit akan bergerak hanya pada speed 1. Oleh
sebab itu selalu posisikan dump body pada posisi lower saat travel. Rentang kecepatan dari
masing-masing posisi dapat dilihat pada tabel berikut :

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
INSTRUMEN PANEL 128

 Sebelum memindahkan speed dari maju ke mundur atau kebalikannya hentikan dahulu unit
dengan sempurna.

 Engine tidak dapat distart apabila gear shift lever pada posisi selain Netral. Ketika Starting
switch pada posisi ON, apabila gear shift lever pada posisi selain netral, position shift lever
pilot lamp akan menyala, central warning lamp menyala dan buzzer alarm akan berbunyi.

 Apabila parking brake diaktifkan dan atau posisi gear shift lever pada posisi selain netral
maka central warning lamp menyala dan buzzer alarm akan berbunyi.

 Apabila gear shift lever pada posisi selain netral dan posisi dump body selain Float maka
central warning lamp menyala dan buzzer alarm akan berbunyi.

 Posisi gear shift lever jangan diposisikan pada posisi Netral


saat unit travelling.

 Sebelum mengopeasikan gear shift lever dari N ke F atau R,


lepaskan pedal gas untuk mengurangi kecepatan putaran
engine.

 Sebelum memindahkan gear shift lever dari N ke R atau dari posisi D ke 6, tekan lock
button pada gear shift lever sebelum memindahkan ke posisi yang diinginkan.

DUMP LEVER
Untuk mencegah kerusakan pada dump body melalui vibrasi dari
permukaan jalan selalu turunkan dump body sebelum berjalan.
Lever ini digunakan untuk mengoperasikan dump body.
A. Raise : Untuk menaikkan Dump Body
B. Hold : Dump body berhenti dan ditahan pada posisi ini
C. Float : Dump body bergerak dengan bebas karen berat dump
body
D. Lower : Untuk menurunkan Dump Body
Selalu set di posisi Float ketika berjalan.

RETARDER CONTROL LEVER


Perhatian !
Retarder harus digunakan seperti parking brake
Gunakan lever ini (5) untuk mengoperasikan retarder ketika
berjalan menuruni bukit. Lebih keras lever ditarik kekuatan
pengeremanmenjadi lebih besar.
Ketika retarder dioperasikan, lampu retarder akan menyala.
Ketika meninggalkan tempat duduk operator, gunakan parking
brake

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
INSTRUMEN PANEL 129

DUMP LEVER LOCK KNOB


Ketika melaksanakan inspeksi dump body unit dengan terangkat,
selalu set dump lever pada posisi HOLD, kunci dengan lock knob,
kemudian gunakan safety pin.
Alat ini (6) digunakan untuk mengunci dump lever. Untuk
mengeset ke posisi Free (bebas) tarik lock knob, ke atas kemudian
memutarnya ke arah release. Knob akan ditekan oleh kekuatan
spring dan lock akan terkunci. Setelah melakukan ini, periksa
dump lever terkunci.

SECONDARY BRAKE PEDAL


Pedal ini memungkinkan untuk mengaktifkan parking brake.
Gunakan pedal ini hanya ketika terjadi kerusakan pada sistem
brake dan tidak ada efek pengereman pada roda.
Apabila tekanan Accumulator turun, maka secondary brake akan
bekerja secara otomatis

AUTO RETARDER (ARSC) SET LEVER


Lever ini (8) digunakan melakukan setting, cancelling, atau
melakukan pengaturan terhadap setinng kecepatan ARSC.
(a) : Setting
(b) : Menurunkan kecepatan (gerakkan ke bawah)
(c) : Cancelling/pembatalan
(d) : Menaikkan kecepatan (gerakkan ke atas)

BODY PIVOT PIN


Ketika dilakukan inspeksi terhadap unit dengan posisi dump body terangkat, selalu posisikan
dump lever pada posisi HOLD, Kunsi menggunakan Dump lever lock knob dan gunakan pivot
pin (1).
Safety pin tersebut terletak di towing bracket pada rear axle.

FIRE EXTINGUISHER
Fire Extinguisher terletak di sebelah kiri depan pada unit.

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
INSTRUMEN PANEL 130

AIR CONDITIONER

ON/OFF SWITCH
Switch ini digunakan untuk mengaktifkan switch.

FAN SWITCH
Switch ini digunakan untuk mengatur aliran udara dari fan sampai 4 level. Tekan ”˄” untuk
menaikkan aliran udara, tekan ”˅”. Satuan tekanan udara dapat dilihat pada monitor air
conditioner
AIR CONDITIONER SWITCH
Gunakan switch ini untuk mengoperasikan fungsi
cooling, heating dan dehumidiying atau
menghrntikan air conditioner. Ketika swtich
ditekan Sismbol Air Conditioner dalam keadaan
aktif (B) akan tampil pada monitor. Ketika Switch
ditekan kembali, Air Conditioner akan mati diikuti
dengan simbol yang juga mati.

MODE SELECTOR SWITCH


Terdapat tiga kombinasi dari jenis Vent (arah
aliran) yakni FACE, FACE/FOOT, dan FOOT
Ketika salah satu switch ditekan maka monitor akan menampilkan mode yang dipilih.

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
INSTRUMEN PANEL 131

DEF SWITCH

Ketika Switch ini ditekan beberapa dari mode


FACE, FACE/FOOT, dan FOOT akan berubah ke
mode DEF. Sebagai tambahan jika mode DEF
ditekan apabila mode selctor juga ditekan maka
mode akan kembali ke mode sebelum mode DEF
ditekan.

RECRIC/FRESH SELECTOR SWITCH

Switch ini digunakan untuk mensirkulasi udara di


dalam (RECRIC) atau udara luar (FRESH). Ketika
switch ini ditekan maka simbol RECRIC/FRESH
(C) akan tampil dimonitor.

TEMPERATURE CONTROL SWITCH

Gunakan switch ini untuk mengatur tenperatur udara yang keluar dari vent. Terdapat 8 tingkat
pengaturan dari Low Temperature sampai High Temperature. Tekan > untuk menaikkan
temperature dan < untuk menurunkan temperature.

PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
METODE TEKNIK OPERASI HD 785-7

METODE & TEKNIK OPERASI

PENGATURAN OPERATOR SEAT

 Parkir unit ditempat yang aman dan matikan engine ketika melakukan penyetelan operator seat.
 Setel tempat duduk sebelum mulai operasi atau ketika berganti operator
 Setel tempat duduk sehingga anda mampu menekan pedal brake secara penuh dengan punggung
anda melawan sandaran.

Pengaturan ke posisi depan dan belakang


Tarik lever (1) ke arah atas, set tempat duduk kearah yang
diinginkan, kemudian lepaskan levernya.
Rentang penyetelan: 180 mm (7.1 in)
(10 mm(0.4) x 18 tingkat)

Pengaturan kemiringan
Tarik lever (2) keatas, dan tekan kebawah pada bagian
belakang kursi untuk memiringkan kebelakang.
Dorong lever (2) kebawah dan tekan kebawah pada bagian
depan kursi untuk memiringkan kedepan.
Rentang penyetelan: 130 sudut kemiringan ke atas dan ke
bawah.

Pengaturan berat
Putar grip (3) dibawah tempat duduk untuk menyetel
kekuatan dari suspension.
Rentang penyetelan: 50 kg ~ 120 kg (110 ~ 265 lb)

Pengaturan kemiringan sandaran


Tarik lever (4) ke atas, set sandaran kearah yang diinginkan, dan lepaskan lever.
Rentang penyetelan: 660 ke depan (30 x 22 tingkat )
720 ke belakang (30 x 24 tingkatan)

Pengaturan ketinggian
Gerakan lever (2) ke atas, set tempat duduk ke posisi yang diinginkan, kemudian lepaskan levernya.
Rentang penyetelan: 60 mm (2.4 in)

Pengaturan sandaran kepala


Gerakkan sandaran kepada ke atas dan atau ke bawah sesuai dengan ketinggian dan
kenyamanan kepala. (range penyetelan 50 mm (2 in)).

Pengaturan sudut sandaran kepala


Putar sandaran kepala ke kiri atau ke kanan.

Lumbar support
Putar grip (5) untuk mengatur kekencangan lower back

PENGATURAN SEAT BELT

 Sebelum mengencangkan seat belt, periksa bahwa seat belt tersebut tidak mengalami kerusakan pada
pengikat atau beltnya.
 Dimana tidak mengalami kerusakan ganti seat belt tersebut setiap 3 tahun. Tanggal perbuatan
terdapat di balik seat belt.
 Atur dan pasangkan seat belt sebelum mulai jalan.
 Selalu gunakan seat belt selama operasi.
 Jangan gunakan seat belt dengan salah satu atau seat belt melipat.

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 1


Operational Training Department
METODE TEKNIK OPERASI HD 785-7

Memasang dan Melepas Seat Belt


1. Duduki tempat duduk operator. Injak brake pedal
sepenuhnya dan atur tempat duduk anda
2. Duduki tempat duduk operator. Tarik sisi kanan seat belt,
lalu masukkan torque (1) ke buckle (2) hingga terdenagar
click.
3. Untuk melepaskan belt tekan tombol merah pada buckle (2)
untuk melepaskan belt.

PENGATURAN STEERING WHEEL & POSISI DUDUK

MENGATUR KEMIRINGAN STEERING WHEEL

Selalu hentikan unit sebelum mengatur kemiringan steering


wheel.

Kemiringan steering wheel dapat di atur kedepan dan


kebelakang, keatas dan kebawah. Tarik lever keatas dan atur
kemiringan steering wheel sesuai dengan yang dikehendaki, lalu
tekan lever kebawah untuk mengunci steering wheel.
Rentang penyetelan :
Depan/belakng : 80 cm/80mm (3.2 in/3.2 in)
(Dari tengah pada steering wheel)
Keatas : 33 mm (1.3 in)
Kebawah : 17 mm (0.7 in)

PENGATURAN POSISI DUDUK

 Atur Posisi TEMPAT DUDUK dan SANDARAN agar Posisi Kaki dengan Pedal bisa sesuai dengan postur.
 Atur Posisi Kemudi (STEERING WHEEL) agar dapat bergerak dengan leluasa yaitu : Pergelangan
tangan tepat pada Steering wheel bagian paling depan/atas, sehingga saat memutar steering wheel
dapat bebas dan leluasa.
 Posisikan Tangan ke Kemudi (STEERING WHEEL) Pada kondisi Normal yaitu TANGAN KIRI pada
arah jam 09.00, dan TANGAN KANAN pada jam 03.00. Posisi IBU JARI jangan MELINGKAR pada
Steering Wheel !!!
 BERSANDAR pada kursi dengan MANTAP agar Syaraf peka terhadap gerakan badan kendaraan yang
tidak normal / miring.
 SISTEM KOORDINASI Tubuh dapat Tidak Responsif apabila sikap tubuh TIDAK SIAP berada pada
KONTROL KENDARAAN, HINDARKAN sikap/posisi lengan bersandar pada pintu !!!

PENGATURAN KACA SPION

Pastikan kaca spion sudah sesuai dengan pandangan operator.

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 2


Operational Training Department
METODE TEKNIK OPERASI HD 785-7

MIRROR A:
Merefleksikan setiap bagian yang berada di belakang cermin A dan di sekitar area titik kontak ban dengan
tanah (A) dan dump body bagian ujung atas.

MIRROR B:
Merefleksikan setiap bagian yang berada di belakang cermin B.

MIRROR C:
Merefleksikan setiap bagian yang berada di belakang cermin C dan bagian dari truck.

MIRROR D:
Merefleksikan setiap bagian yang berada di belakang cermin D dan di sekitar area titik kontak ban dengan
tanah (A) dan dump body bagian ujung atas.

MIRROR E:
Merefleksikan setiap bagian yang berada di belakang cermin E dan bagian dari truck.

Nilai-nilai di bawah ini merupakan acuan untuk batas jarak pandang kaca spion:

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 3


Operational Training Department
METODE TEKNIK OPERASI HD 785-7

PEMERIKSAAN SEBELUM MENGHIDUPKAN ENGINE

 Ketika menghidupkan Engine, periksa bahwa shift lever pada posisi N (netral) dan parking brake
switch pada posisi PARKING
 Sebelum berdiri dari tempat duduk , yakinkan bahwa lever trasmisi N (netral) dan lever parkir brake
posisi PARKING

1. Periksa lever parking brake (1) pada posisi PARKING

2. Periksa lever tranmisi (2) posisi N


Keterangan:
Jika lever trasmisi tidak posisi netral N engine tidak bisa Start. Jika switch
starter diputar keposisi ON pada saat lever transmisi tidak posisi netral
maka lampu pilot dan lampu perigatan utama akan berkedin serta buzzer
alarm akan bunyi.

3. Periksa lever Dump (3) pada posisi FLOAT.

4. Periksa lever Retarder (4) pada posisi RELEASE

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 4


Operational Training Department
METODE TEKNIK OPERASI HD 785-7

5. Periksa ketidak normalan pada monitor unit atau monitor maintenance


ketika switch starter (5) diputar keposisi ON.

MENGHIDUPKAN ENGINE

 Jangan mempercepat putaran engine secara tiba-tiba sebelum melakukan pemanasan.


 Jangan mengoperasikan starting motor terus menerus lebih dari 20 detik.
 Jika engine tidak bisa distart, tunggulah 2 menit dan coba start kembali.
 Ketika menstart engine jangan menekan accelerator pedal, meskipun accelerator pedal ditekan saat
engine sudah start, kecepatan putaran engine dibatasi oleh fungsi proteksi turbo. Setelelah waktu
proteksi turbo habis kecepatan putaran engine akan naik secara tajam yang dapat menimbulkan
kerusakan pada turbo.

1. Memutar kunci kontak (1) ke posisi ON Lampu preheater akan


menyala, tergantung kepada temperatur air Pendingin engine,
maka engine perlu dipanasi. Setelah waktu pemanasan selesai,
maka lampu preheater akan mati. Lama waktu pre heating
dapat dilihat pada tabel berikut :

Ketika starting key pada posisi ON dan jika suhu air pada engine pada 5° atau lebih maka tidak perlu
dilakukan preheating pada engine. Sehingga pada kondisi ini tidak diperlukan preheating saat engine
distart.

2. Setelah preheater pilot lamp mati, putar starting key pada posisi Start
yang kemudian engine akan start.

Ketika starting engine, lampu monitor akan menyala selama starting motor
masih mekerja, akan tetapi lampu monitor akan mati setetlah engine
menyala.

3. Setelah Engine start, release starting key.

Apabila engine silit untuk dinyalakan, kembalikan starting key ke posisi OFF dan start kembali engine
seperti dijelaskan pada langkah-langkah tadi. Apabila Starting switch tidak dikembalikan pada posisi OFF
maka Automatic Preheater tidak beroperasi.

4. Setelah Engine start, jangan injak pedal eccelarator namun jalankan engine pada putara sedang samapai
dengan 15 detik.

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 5


Operational Training Department
METODE TEKNIK OPERASI HD 785-7

PROSEDUR SETELAH ENGINE HIDUP

 Biarkan engine pada putaran idle selama 5 menit, hal ini ditujukan untuk mendapatkan temparatur
kerja engine, sirkulasi pelumasan dan mengetahui ketidaknormalan.
 Setelah pemanasan lakukan pengecekan terhadap machine monitor.
 Jika ada ketidaknormalan, lakukan perawatan dan perbaikan.
 Ketika switch AISS LOW pada posisi AUTO dan temperatur water engine masih rendah, putaran high
idle secara otomatis diperbaiki.
 Check ketidaknormalan dari operasi steering, nyala lampu, suara klakson, warna gas buang, suara dan
getaran. Jika ditemukan ketidaknormalan segera perbaiki.
 Ketika temperatur oil steering masih rendah, steering jadi agak berat sehingga hindari pengoperasian
steering pada saat travel dengan kecepatan tinggi.
 Hindari pengoperasian dengan beban berat atau pada kecepatan tinggi.
 Segera setelah starting engine, hindari start secara mendadak, maju mendadak, berhenti mendadak
dan merubah arah mendadak.

MEMATIKAN ENGINE

Jika Engine tiba-tiba dimatikan tanpa adanya pendinginan, hal ini sangat membahayakan dan mengurangi
umur Engine parts. Oleh karena itu jangan sekali-kali mematikan engine mendadak kecuali keadaan darurat.

Ikuti tahap-tahap pendingin sebelum mematikan Engine dibawah ini.

1. Set shift lever keposisi N (netral), lalu set switch parking brake keposisi
PARKING.
2. Turunkan dump body dan set dump lever keposisi HOLD.
3. Biarkan Engine pada putaran rendah selama 5 menit untuk pendinginan.
4. Putar switch starter (1) ke posisi OFF untuk mematikan Engine
5. Tarik kunci dari starter switch

PEMERIKSAAN SETELAH ENGINE MATI

1. Lakukan pemeriksaan keliling dan dump body, body work dan


undercarriage dan periksa juga kebocoran oli dan air.
2. Isi bahan bakar.
3. Periksa sekitar Engine dari kertas dan debu. Bersihkan kertas dan
debu untuk mencegah terjadinya kebakaran.
4. Bersihkan undercarriage dari lumpur.

MENJALANKAN UNIT (KEDEPAN ,KEBELAKANG) BERHENTI

MENJALANKAN UNIT KEDEPAN

 Ketika menghidupkan Engine, periksa bahwa area sekitar


unit aman, lalu bunyikan klakson sebelum menghidupkan
Engine.
 Jangan biarkan seseorang berada di sekitar unit.
 Bersihkan jalan dari rintangan.
 Berikan perhatian khusus bagian belakang unit saat
bergerak mundur.

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 6


Operational Training Department
METODE TEKNIK OPERASI HD 785-7

1. Periksa lampu peringatan tidak ada yang menyala.

2. Pasangkan sabuk pengaman anda

3. Periksa lever Dump (1) pada posisi FLOAT dan lampu


petunjuknya mati.

Jika lampu petunjuk dump body menyala, gerakkan lever


dump keposisi HOLD kemudian gerakkan lever dump ke
posisi FLOAT untuk membatalakan dump body keadaan
HOLD.

4. Injak pedal rem penuh. atur switch parking brake (2) ke


posisi TRAVEL untuk melepas rem parkir.

Jika Engine mati dengan switch parking brake pada TRAVEL,


Parking brake akan bekerja secara otomatis walaupun switch parking brake posisi TRAVEL. Ketika
menghidupkan Engine lagi, gerakkan switch parking brake keposisi PARKING dan kemudian
gerakkan switch kembali ke TRAVEL untuk membatalkan parking brake.

5. Periksa lampu monitor retarder (3) telah padam, lalu atur


lever transmisi (4) pada posisi maju.
 Ketika menggerakkan shift lever, yakinkan posisinya
tepat.
 Jika shift lever tidak pada posisi yang benar, lampu
posisi shift display pada panel akan mati dan lampu
peringatan trasmisi akan menyala.
 Selalu melepas pedal gas sebelum memindahkan dari R
(Revers/mundur) ke F (Forward/maju)
 Ketika memindahkan shift lever, turunkan putaran engine pada putaran rendah.

6. Injak pedal gas secara bertahap untuk menggerakkan unit.

 Jika leper rem parkir belum dilepas, sementara lever


transmisi sudah dipindahkan keposisi selain netral (N)
lampu peringatan utam akan menyala dan alarm akan
berbunyi.
 Jika leper Dump tidak pada posisi FLOAT, sementara
lever transmisi sudah dipindahkan keposisi selain netral
(N) lampu peringatan utam akan menyala dan alarm
akan berbunyi.
 Jangan memindahkan lever transmisi sementara pedal gas diinjak. Karena hal ini akan
menimbulkan hentakan yang sangat besar dan akan memperccepat kerusakan unit.

MENJALANKAN UNIT KEBELAKANG

 Ketika merubah antara MAJU dan MUNDUR, periksa


bahwa arah yang akan dilalui aman. Ada bagian
belakang unit yang tidak dapat dilihat dari depan maka
harus extra hati-hati saat mundur.
 Selalu berhenti unity secara penuh sebelum merubah
antara MAJU dan MUNDUR.

Terdapat dua gigi kecepatan ketika unit bergerak mundur (RL dan RH). Hal tersebut dapt dilihat pada
machine monitor.

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 7


Operational Training Department
METODE TEKNIK OPERASI HD 785-7

Letakkan lever transmisi (1) pada posisi R, dan injak pedal gas (2) secara bertahap untuk
menggerakkan unit.

 Jika lever Dump selain posisi FLOAT, unit tidak dapat bergerak mundur. Letak lever Dump
pada posisi FLOAT sebelum lever trasmisi pada posisi R.
 Apabila gear shift lever pada posisi R dan unit bergerak maju pada kecepatan 4 km/jam atau
lebih, transmissi akan berada pada posisi Netral (N) sampai kecepatan unit turun, dan brake
akan beroperasi secara otomatis.
 Bila memindahkan antara MAJU dan MUNDUR, selalu hentikan unit dengan lengkap sebelum
memindahkan lever transmisi.
 Ketika memindahkan dari MAJU ke MUNDUR hentikan unit dengan lengkap dan biarkan
Engine pada putaran rendah ketika memindahkan shift lever. Setelah memindahkan shift lever
jangan menginjak pedal gas sampai anda mengetahui bahwa clutch transmisi terhubung.
 Jangan memindahkan lever transmisi pada saat pedal gas di injak.Tindakan ini kan
menyebabkan guncangan yang keras, dan juga akan memperpendek umur dari unit tersebut.

MENGHENTIKAN UNIT

BERHENTI NORMAL
Lepas pedal gas (1) dan injak pedal rem (2) untuk menghentikan
unit.

BERHENTI DARURAT

 Ketika unit berhenti, letakkan balok pengganjal dibawah ban


dengan segera.
 Dengan segera setelah melakukan penghentian darurat, Disc
parkir rem dalak keadaan panas, tunggu untuk pendinginan
sebelum menggerakkan unit untuk perbaikan.

1. Tarik kontrol lever retarder (1) penuh untuk memasang


retarder.

2. Jika pengoperasian retarder tidak memberikan dampak


pengereman,Injak Secondary brake (2) untuk mengentikan
unit.

Ketika unit dihentikan dengan menggunakan secondary


brake, maka central warning lamp akan menyala diikuti oleh
suara buzzer alarm. Apabila hal tersebut terjadi pindahkan
posisi gear shift lever ke posisi Netral (N).

3. Set parking brake keposisi PARKING ketika unit berhenti.

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 8


Operational Training Department
METODE TEKNIK OPERASI HD 785-7

MERUBAH GEAR

Jangan memindahkan Gear Shift Lever ke posisi N ketika unit sedang berjalan di turunan.
Apabila transmissi pada posisi Netral, engine tidak dapat memberikan efek pengereman dan steering wheel
akan mejadi lebih berat.

Unit sudah dilengkapi dengan Transmisi otomatis, diatur oleh lever


(1) transmisi secara otomatis akan pindah sesuai dengan
kecepatan unit.

Ketika Dump body diatas, kecepatan terkunci pada gigi 1, oleh


sebab itu posisikan dump bocy pada posisi lower.

Ketika merubah arah dari MAJU ke MUNDUR, hentikan unit secara


penuh biarakn engine pada putaran rendah ketika pemindahan
lever trasmisi.

Setelah lever transmisi dipindah jangan langsung menginjak pedal gas hingga
merasakan bahwa clutch transmisi bener-benar terhubung.

Jangan memindah lever transmisi ketika pedal gas masih diinjak. Karena hal ini
akan menimbulkan hentakan yang sangat besar dan akan memperccepat
kerusakan unit.

MENAIKKAN KECEPATAN
1. Ketika pedal gas (2) diinjak untuk menambah kecepatan unit, lockup
clutch terhubung untuk merubah trasmisi menjadi direct drive
2. Jika diinjak lebih dalam secara otomatis akan terjadi penambahan
tingkat kecepatan.

MENURUNKAN KECEPATAN
Jika pedal gas(2) dilepas kecepata unit akan berkurang dan secera
otomatis transmisi akan menurunkan tingkat kecepatan.

DOWN SHIFT INHIBIT


Down shift inhibit digunakan untuk mencegah terjadinya overruning pada engine ketika pengoperasian
lever transmisi tidak tepat.

MENURUNKAN KECEPATAN KETIKA MENGGUNAKAN FOOTBRAKE


Pedal brake digunakan untuk mengurangi kecepatan unit, jika unit berjalan dengan kecepatan
transmisi di rentang kedua (2nd) ~ keempat (4th), Transmisi tidak akan turun ke yang lebih rendah
hingga kecepatannya turun hingga mencapai rentang 2 nd atau brake di lepas. Mempertahankan range
kecepatan, menurunkan kecepatan saat perpindahan agar mengurangi goncangan.

SKIP SHIFT
Untuk gearshift normal transmisi berpindah 1X setiap satu range.
Saat mendaki dan kecepatan turun tiba-tiba, trasmisi melewati 1 gear range turun untuk mengurangi
kejutan transmisi (misal dari 5 ke 3, dari 4 ke 2 )
Skip shift ini menggunakan teknologi K-ATOMICS (Komatsu Advanced Transmission with Optimum
Modulation Control System) yang menjamin tekanan modulasi clutch dengan benar ketika clutch
engage.

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 9


Operational Training Department
METODE TEKNIK OPERASI HD 785-7

OVERRUN PREVENTION DEVICE


Jika tachometer Engine masuk daerah merah (2500 Rpm) selama operasi, alarm buzzer akan bunyi
dan lampu peringatan utama akan menyala pada waktu bersamaan. Lalu turunkan kecepatan Engine,
Jika kecepatan unit ketika berjalan menurun melebihi maximum speed dari rentang kecepatan,
Overrun prevention device akan mengaktifkan Retarder secara otomatis (2600 Rpm) untuk
mengurangi kecepatan.

BERJALAN MENURUN

Ketika berjalan menurun, jalankan unit pada kecepatan yang aman sesuai dengan lebar dari jalan, kondisi
dari permukaan jalan dan kondisi lain dari job Site misalnya peraturan kecepatan jalan di tambang.

 Jika unit berhenti, jika diperlukan letakkan balok ganjal di bawah roda.
 Untuk menjaga agar oil retarder tidak over heat, pertahankan putaran engine pada 1800 Rpm.
 Untuk mempertahankan kecepatan maximum pada saat turunan gunakan Retarder, lihat grapik
kemampuan brake pada saat turunan jarak dan sudut tertentu.
 Berjalan pada turunan secara terus menerus dengan kecepatan melibihi yang diizinkan akan
berbahaya dan dapat merusak rem .
 Jika lampu monitor temperatur oli retarder berkedip ketika menggunakan retarder, turunkan
kecepatan untuk berjalan menurun.
 (Ketika ini terjadi, lampu peringatan pusat berkedip dan buzzer alarm akan bunyi)
 Jika lampu monitor tidak mau mati setelah kecepatan transmisi diturunkan, Hentikan unit saat itu
juga, atur lever transmisi pada posisi N, putaran engine pada 1900 rpm, dan tunggu hingga lampu
monitor mati.
 Jika retarder tidak berfungsi pada saat di gunakan pada jalan turunan, ikuti langkah-langkah berikut
ini:
1. Lepas retarder brake secara penuh, lalu tarik kembali lever barake retarder.
2. Jia tida ada reaksi setelah lever retarder di tarik kembali, kembalikan kembali lever retarder pada
posisi releas(tidak rem) secara penuh, lalu injak pedal brake untuk menghentikan unit.
 Gunakan retarder perlahan-lahan, jika rem diaktifkan secara mendadak, hal ini sangat berbahaya
karena ban unit dan akan slip.

Jika transmissi pada posisi Netral, maka engine tidak dapat memberikan efek pengereman dan
steering wheel menjadi berat.
Sebagai tambahan, apabila terjadi kekurangan Oli pendinging retarder akan menyebabkan sesuatu
yang berbahaya yakni terjadinya overheat atau sistem kerja retarder tidak optimal.
Hal ini juga dapat mengakibatkan kerusakan pada transmissi dan part lainnya pada istem power train
dan juga bahaya dari kejadian-kejadian yang ttidak diinginkan.

Apabila retarder control lever dioperasikan pada kondisi jalanan yang menurun, transmissi akan shift down
lebih cepat dibandingkan dengan kondisi penurunan kecepatan secara normal. Hal tersebut juga
memungkinkan travel tanpa shift up.

Jangan melakukan shfit up ataupun melakukan accelerasi kecepatan engine ketika menggunakan retarder.
Kecepatan engine akan naik dan ini akan mengakibatkan buzzer alarm berbunyi dan central warning lamp
akan menyala.

1. Sebelum mulai berjalan menurun, lepas pedal gas (1) dan operasikan retarder lever (2) untuk mengurangi
unit menurun.

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 10


Operational Training Department
METODE TEKNIK OPERASI HD 785-7

2. Gerakkan lever transmisi pada posisi (6, 5, 4, 3, 2) lalu atur kecepatan sesuai
dengan kecepatan maksimum yang diizinkan dan sesuai dengan kemampuan
rem.

3. Ketika travelling di turunan, operasikan retarder control lever (2)


pada putaran engine 1800 rpm, sehingga retarder brake oil
temperature gauges ajab berada pda rentang putih.

AUTO RETARDER SPEED CONTROL (ARSC)

Ketika dump truck sedang berjalan diturunan, jika switch ditekan maka kecepatan truck dapat dikendalikan.
Retarder secara otomatis aktif untuk mencegah kecepatan truck melebihi kecepatan yang telah diatur, jadi hal
ini membuat pengoprasian retarder menjadi mudah.

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 11


Operational Training Department
METODE TEKNIK OPERASI HD 785-7

1. Auto retarder (ARSC) switch


Switch ini digunakan untuk mematikan dan menghidupkan ARSC

2. Auto retarder (ARCS) set lever


Switch ini digunakan untuk mengatur kecepatan jalan, penyetelan kecepatan naik atau turun dan
membatalkan setting kecepatan.

3. Auto retarder set speed indicator


Display (3) ini untuk menunjukkan kecepatan ( km / jam ) yang telah diset. Display akan mati ketika
Switch auto retarder (1) dimatikan. Display menunjukkan angka O ketika ada pembatalan. Ketika Switch
starter posisi ON atau Switch auto retarder ON, angka kecepatan yang telah diset sebelumnya akan
muncul

4. Central warning lamp


Lampu (4) ini menyala jika ada ketidak normalan pada sistim ARSC ketika Switch sistim ON.

5. Retarder control lever


Meskipun ARSC sedang aktif, retarder dapat dikendalikan oleh lever ini (5). Selama ARSC aktif, lever
akan terasa lebih berat saat ditarik. Dan jika ditari tiba-tiba atau terlalu kencang unit akan langsung
berhenti.

6. Accelerator pedal
ARSC hanya bekerja ketika pedal accelerator (6) tidak di injak

7. Brake pedal
Meskipun ARSC sedang aktif, wheel brake dapat dikendalikan oleh pedal ini (7).

8. Auto retarder ready pilot lamp


Ketika lampu menyala, ini menunjukan ARSC boleh digunakan pada kecepatan laju unit yang sudah diset.
ketika lampu padam, ARSC tidak bekerja. Lampu menyala 3 detik ketika staring Switch diputar ke ON.

9. Retarder pilot lamp


Lampu ini (9) menyala saat reterder dioperasikan, meskipun ARSC sedang aktif.

MENGAKTIFKAN SISTEM ARSC


Sistim ARSC aktif bila Switch sistim posisi ON. Jika Switch diset pada Lever ARSC ditekan, kecepatan
berjalan sesaat diset sebagai. Kecepatan jalan menurun. Jika kecepatan berjalan melebihi dari
kecepatan menurun yang telah diset, Retarder akan bekerja secara otomatis.
Pengaturan kecepatan jalan menyala dan tersimpan didalam memori, jika pedal gas ditekan saat ARSC
telah sedang dioprasikan, ARSC dibatalkan dan kecepatan akan naik. Jika pedal brake atau laver
Retarder dioprasikan saat ARSC telah sedang dioprasikan, ini memungkinkan untuk mengurangi
kecepatan atau menghentikan unit.
Apabila pengaturan kecepatan pada ARSC dekat dengan point perpindahan posisi gear (shifting gear
point) atau terdapat berubahan grade kemiringan, transmissi akan berpindah baik Shift Up maupun
Shift Down meskipun ARSC sedang digunakan.

SET SPEED ( PENGATURAN KECEPATAN )


Jika kecepatan yang diset melebihi kecepatan maksimum yang diizinkan, akan timbul bahaya over
heating dan retarder brake akan rusak. Jaga selalu kecepatan di bawah kecepatan maksimum yang
diizinkan.
Jika kecepatan jalan ternyata lebih rendah dari 10 Km/Jam ( 6,2 MPH ) saat pengoperasian setting,
maka hal itu telah diset 10 Km/Jam. Jika lebih dari 55 km/h (34.2 MPH), maka diset untuk 55 km/h
(34.2 MPH).
Set Range untuk kecepatan jalan tergantung pada pemilihan lever pemindahan transmisi.
Jika lever pemindahan ( Shift Lever ) pada posisi D,6,5,4,3,2 atau L Seet Speed Range antara 10-55
Km/Jam ( 6,2 – 34.2 mph ). Kecepatan jalan tidak dapat diset saat shift liver posisi N atau R.

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 12


Operational Training Department
METODE TEKNIK OPERASI HD 785-7

METODE PENGATURAN TRAVEL SPEED YANG BAIK


Untuk menaikkan set travel speed 1 Km / Jam ( 0,6 mph ), tekan lever ARSC ke atas sekali.
Untuk menurunkan set travel speed 1 Km / Jam ( 0,6 mph ) tarik lever ARSC kebawah sekali.

Bebaskan lever set ARSC setelah merubah set travel speed.


 Jika set switch dan cencel dioperasikan secara bersamaan, maka cancel pengoperasian yang
diprioritaskan.
 Jika Switch set dan Switch penambah kecepatan (top up) dioprasikan dalam waktu bersamaan,
maka pengoprasian dari top up (penambah kecepatan) yang diprioritaskan.
 Jika Switch set dan Switch penurun ( top down ) dioperasikan secara bersamaan, maka
pengoperasian tap down yang diprioritaskan
 Top Up dan Top Down (penambah dan penurun kecepatan ) digunakan untuk membuat penyetelan
yang baik dari set Travel Speed. Dalam hal ini memungkinkan untuk penyetelan set travel speed +
5 Km/Jam (3,1 MPH) ketika berjalan dengan sistim ARSC ( ketika pedal gas dibataskan ). Saat
pedal gas telah sedang dioprasikan, ARSC dibatalkan, jika hal ini memungkinkan untuk
mengoprasikan dengan bebas antara 10 sampai 55 Km/Jam (dari 6,2 sampai 34,2 MPH)

METODE MENAIKAN SET SPEED


Jika ingin menaikkan set speed, tekan pedal gas untuk menaikan kecepatan, dan saat set Travel
Speed yang diinginkan dicapai, Tekan Switch set ON pada set Lever ARSC set Travel akan dirubah
kecepatan baru.

METODE PENURUNAN SET SPEED


Jika ingin menurunkan Set Speed, Operasikan lever Retarder untuk menurunkan kecepatan, dan saat
set travel speed yang diinginkan dicapai, tekan Switch set ON pada lever set ARSC. Set travel Speed
akan dirubah kecepatan baru.

MENYIMPAN TRAVEL SPEED YANG TELAH DIATUR


Apabila starting switch unit pada posisi OFF atau ARSC switch pada posisi OFF, set travel speed akan
tersimpan dalam memori. Kerika starting switch pada posisi ON atau ARSC pada posisi ON pengaturan
speed sebelumnya akan ditampilkan kemlai pada ARSC indicator.

BERJALAN LAGI SAAT SET SPEED


Jika unit berjalan mengulangi pada Slope yang sama, kecepatan jalan telah diset sekali hal ini
memungkinkan untuk. Mengoprasikan ARSC tanpa harus melakukan setting tiap waktu. Sebelum
memasuki jalan yang menurun, Jika kecepatan jalan telah disetel kecepatan yang lebih rendah dari
set speed yang ditampilkan pada layar kecepatan jalan, Lampu READY (hijau) menyala dan ARSC
diaktifkan saat pedal gas dibebaskan.

Saat berjalan pada kecepatan yang lebih tinggi dari set speed yang ditampilkan pada layar/display
kecepatan jalan, ARSC tidak aktif bahkan saat pedal gas dibebaskan.
Ketika hal ini terjadi, Lampu READY (hijau) juga tidak menyala. Selalu melakukan penyetelan
kecepatan jalan kecepatan yang lebih rendah dari set speed yang ditampilkan pada layar/display
kecepatan jalan, dan check bawah lampu READY menyala.

METODE PEMBATALAN SET TRAVEL

Methode 1 :
Jika Switch pembatalan dioperasikan lebih dari 1 detik, kontrol berhenti, saat hal ini terjadi,
layar/display kecepatan jalan menunjukkan O.
Methode 2
Jika Switch sistim diputar ke OFF, kontrol dibatalkan. Ketika hal ini terjadi layar/display kecepatan
jalan akan padam.

Untuk metode 1, Switch harus dioperasikan lebih dari 1 (satu) detik (berbeda dengan Switch yang
lain) untuk membatalkan kontrol. Hal ini untuk mencegah kerusakan pada kontrol saat sedang
dibatalkan jika Switch ditekan dengan kesalahan/tidak benar.

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 13


Operational Training Department
METODE TEKNIK OPERASI HD 785-7

REKOMENDASI SET SPEED


Aturlah kecepatan jalan pada putaran engine 1800 rpm, dan berjalan dengan kondisi suhu oli pada
range hijau. Jika ada bahaya, oli retarder mungkin Overheat, lampu perhatian ARSC menyala dan set
travel speed secara otomatis akan turun pada 1 Km/jam setiap 3 detik. Pengaturan minimum untuk
pengaturan terendah adalah 10 Km/jam.

MENGEMUDIKAN UNIT

Jika unit berbelok pada kecepatan tinggi atau pada darah miring, hal ini sangat berbahaya unit dapat terbalik,
jangan mengoperasikan steering pada kondisi ini.

Jangan terus memutarkan steering ketika roda sudah penuh belok


kekan atau kekiri. Hal ini akan menyebabkab teperatur oli di dalam
system naik dan akan terjadi overheat.

Ketika sedang berjalan, atur roda kemudi dengan memutar


langsung steering kemudi (1).

Ketika berjalan di daerah sebuah kurva, lepas pedal gas sebelum masuk daerah kurva, turunkan kecepatan
pada kecepatan rendah, lalu injak pedal gas secara bertahap unTuk melewati daerah kurva. Jangan melewati
daerah berpasir dengan kecepatan tinggi.

METODE LOADING

Saat melakukan aktivitas loading perhatikan hal-hal berikut :


 Operator harus mengetahui kondisi dan situasi dilapangan.
 Operator Dump Truck pada saat mundur harus memperhatikan posisi bucket/siap loading.
 Posisi ban depan lurus dengan ban belakang.
 Gunakan retarder brake atau parking brake ketika loading.
 Jangan memaksakan unit jika kondisi lapangan kurang rapi.
 Jangan keluar dari cabin pada saat proses loading berlangsung.
 Ikuti code-code dari operator Excavator.
 Pada saat manuver usahakan radius putar sekecil mungkin (pada saat mundur tidak terlalu jauh).
 Pada saat mundur memposisikan dump truck kea lat loader untuk memulai loading usahakan dengan
waktu yang sekecil mungkin. Sesuai dengan standard komatsu berikut adalah table waktu standard
yang dbutuhkan dump truck memposisikan ke alat loading untuk melaksanakan loading :

Kondisi Operasi Waktu (menit)


Baik 0,1 - 0,2
Sedang 0,25 - 0,35
Buruk 0,4 - 0,5

LOW LEVEL/BENCH LOADING

 Pada metoda ini posisi excavator lebih tinggi dari posisi dump truck.
 Tempatkan dump truck dengan posisi mundur lurus dengan track dari excavator, bila pengambilan
material dari samping kanan excavator.
 Tempatkan dump truck melintang di sebelah kiri dari posisi track excavator, bila pengambilan
material dari depan excavator.
 Pada saat mundur perhatikan posisi bucket excavator yang siap loading, usahakan radius putar
pada saat maneuver untuk mundur sekecil mungkin
 Posisi ban depan dan belakang lurus
 Jangan keluar dari cabin selama proses loading berlangsung dan aktifkan retarder atau parking
brake
 Ikuti kode/signal dari operator excavator

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 14


Operational Training Department
METODE TEKNIK OPERASI HD 785-7

 Pada saat mundur perhatikan bucket excavator dari kaca spion


 Dump truck berikutnya yang akan diisi, pada saat memasuki daerah pemuatan, langsung
mengambil posisi siap untuk mundur pada waktu dump truck terdahulu sedang diisi, untuk
memperpendek waktu tunggu
 Waktu menunggu giliran jangan menempatkan dump truck terlalu dekat dan menghadap alat
pemuat (excavator)

TOP LOADING

 Pada metoda pengisian ini (top loading) posisi dump truck dan excavator berada pada satu bidang
yang rata.
 Metode ini kurang aman untuk digunakan, karena area blind spot yang lebih sempit.
 Tempatkan dump truck membelakangi excavator searah dengan letak track excavator (bila posisi
excavator searah dengan posisi dump truck)
 Tempatkan dump truck tegak lurus dengan excavator pada jarak jangkauan operasi excavator (bila
posisi excavator melintang/tegak lurus dengan posisi dump truck)
 Pada saat mundur perhatikan posisi bucket excavator yang siap loading dilihat dari kaca spion.
 Ikuti aba-aba dari operator excavator
 Jangan keluar dari ruang operator (cabin) selama pengisian.

CAB SIDE LOADING

 Pada metoda ini (cab side loading) posisi dump truck berada di samping alat pemuat
(excavator/shovel) pada posisi di samping kiri ruang oparator (cabin) alat pemuat dalam satu
bidang rata.
 Cara tersebut dilakukan dimana tidak bisa tercipta dimensi kerja untuk operasional “double side
loading”.
 Tempatkan dump truck disamping kiri alat pemuat (excavator/shovel) dan usahakan posisi ban
sejajar dengan track excavator/shovel dengan posisi dump truck mundur.
 Pada saat mundur, perhatikan melalui kaca sepion sebelah kiri kedudukan bucket terlihat di bibir
vessel.
 Jarak antara roda/ban dengan track = 1,5 x lebar dump truck.

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 15


Operational Training Department
METODE TEKNIK OPERASI HD 785-7

 Misalnya untuk excavator dengan kapasitas bucket + 13 m3, jarak antara roda ban dengan track +
6 s.d 7 meter.
 Posisi ban depan lurus/searah dengan ban belakang
 Posisi dump truck yang keliru di tempat pemuatan (loading point), biasanya terjadi karena jarak
antara dump truck dan excavator terlalu dekat, atau posisi ban belakang dan ban depan dump
truck tidak lurus / searah, sehingga gerakkan swing excavator akan mengena kepada dump truck.
Hati-hati dapat mengakibatkan kecelakaan yang serius.

1½ SIDE LOADING

 Pada metode ini unit dump truck yang antri untuk diisi membentuk sudut + 45o.
 Hal ini bertujuan untuk mengurangi soptting time, apabila metode double side loading tidak
memungkinkan untuk dilaksanakan.
 Posisi seperti tersebut diharapkan Dump Truck yang antri dapat melihat dump truck yang sedang
diisi sehingga harapannya unsur keselamatan tetap terjaga.

DOUBLE SIDE LOADING

 Metoda ini akan menghasilkan produksi dump truck lebih besar karena dump truck tidak perlu
menunggu bucket excavator/shovel siap pada posisinya yang akan memperkecil waktu siklus (cycle
time) dump truck
 Tempatkan dump truck di sisi kiri dan kanan dari excavator, perhatikan jarak antara track
excavator dengan ban dump truck, terutama untuk dump truck yang berada di sisi kanan
excavator.
 Perhatikan aba-aba dari operator excavator, terutama untuk dump truck yang berada di sisi kanan
diperlukan kehati-hatian yang tinggi.
 Jangan menempatkan dump truck terlalu dekat dengan excavator, karena akan sangat berbahaya
terutama pada saat swing yang dapat mengakibatkan kecelakaan serius
 Posisi ban depan harus searah dengan ban belakang
 Selama menunggu dan pengisian, operator dump truck tidak boleh keluar dari ruang operator
(cabin), akan sangat berbahaya bagi operator.
 Sebagai acuan bagi operator dump truck makas Spotting hose harus digantung pada bagian tengah
counterweight pada excavator dan diberi lampu, setiap sudut counterweight juga diberi lampu.

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 16


Operational Training Department
METODE TEKNIK OPERASI HD 785-7

METODE HAULING

Metode hauling dapat dilihat pada materi mengemudikan unit dan berbagai materi yang berhubungan dengan
teknik pengereman.
Didalam menjalankan Truck Produksi yang harus diperhatikan untuk mencapai produksi yang tinggi dan
selamat yaitu :
 Jangan mengoperasikan unit bila didalam cabin terdapat service tag.
 Jaga jarak dengan unit yang berada didepannya.
 Kecepatan diusahakan sama (Km/Jam) = pandangan kecepatan (M x 0.7).
 Pastikan Vessel sudah benar-benar dalam posisinya.
 Perhatiak tekanan udara.
 Informasikan kepada atasan bila menemukan jalan yang bergelombang dan debu tebal.
 Informasikan kepada atasan jalan kurang atau tidak sesuai dengan standard berikut :

No Deskripsi Parameter
1 Design Speed - 60 Km/jam
2 Lebar Jalan - Min 3,5 L (L=lebar alat hauling terbesar)
3 Grade Jalan - Max 8% untuk Rigid, 12% untuk Articulated
4 Horizontal Curve Radius - Min 50 meter (S-C-S)
5 Superelevasi - Max 5%
6 Cross Fall - Max 5%, Shoulder 4-8%
7 Sight Distance - Min 80 meter
8 Drainage - Min slope 1 %
9 Safety Berm - Min 2/3 D (D=tinggi ban alat hauling terbesar)

 Perhatikan tanda-tanda / rambu-rambu jalan.


 Hentikan Truck Produksi ditempat bila terjadi hujan.
 Gunakan selalu sabuk pengaman.
 Gunakan retarder untuk mengurangi kecepatan.
 Kontrol kecepatan unit sesuai jalan yang ada.
 Hindari keadaan engine over running.

METODE DUMPING

 Ketika membuang batuan besar operasikan dump body perlahan-lahan.


 Ketika melakukan pemeriksaan dengan posisi dump lever terangkat , selalu gunakan safety pins, set
dump lever ke posisi HOLD dan kunci dengan safety lock knob.

1. Tempatkan shift lever (1) ke posisi N (netral) dan set switch parking brake (2)
ke posisi PARKING.

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 17


Operational Training Department
METODE TEKNIK OPERASI HD 785-7

2. Letakkan lever dump (3) pada posisi RAISE, injak pedal gas untuk menaikkan
dump body. Jika dump lever dilepas pada posisi RAISE. Lever akan tertahan
pada posisi RAISE dan Dump body akan terus bergerak naik. Kecepatan naik
sebanding dengan kecepatan engine.

3. Bila dump body naik pada posisi yang ditetapkan (posisi pengukur body yang
disetel), lever dump (3) kembali keposisi HOLD. Selanjutnya dump body
tersebut akan tertahan pada posisi ini. Jika diperlukan dump body naik lebih
lanjut, operasikan dump lever (3) ke posisi RIASE dan dump body akan naik.
Jika dump lever (3) dilepas, dump lever (3) akan kembali ke posisi HOLD dan
dump body akan berhenti pada posisinya.

4. Pindahkan lever dump body (3) ke posisi LOWER dan Body dump akan mulai
turun.

5. Setelah menurunkan dump body hingga pada suatu posisi, pindahkan lever
dump body (3) ke posisi FLOAT. (Lepaskan lever tersebut dan lever akan
kembali secara otomatis ke posisi FLOAT). Dump Body akan turun karena gaya
beratnya.

Bila lever transmisi dipindahkan keposisi selain N (netral) saat lever dump body tidak pada posisi tidak pada
posisi FLOAT, lampu peringatan pusat akan menyala dan Alarm akan berbunyi.
Bila menaikkan dump body kurangi tekanan pada pedal gas saat dump body mendekati sudut maksimum
untuk mengurangi beban kejut pada rangkaian hidrolik dan silinder pengangkat.
Tanpa memperhatikan set kecepatan pada gear shift lever. Unit akan tetap bergerak pada kecepatan 1 apabila
dump body pada posisi Raise.
Bergerak ke depan kurang lebih 3 meter untuk menumpahkan semua material.
Pastikan unit berhenti ketika menurunkan dump body.

TINDAKAN PENCEGAHAN

1. Ketika travel pada keadaan hujan, bersalju, berlumpur atau tanah lembek pertimbangkan kondisi
beban dari unit dan hati-hati jangan sampai roda slip atau unit berputar dan tertanam ketanah.
2. Jika Engine mati ketika unit travel, hentikan unit dengan segera kemudian gerakkan shift lever ke
posisi N (netral) dan hidupkan kembali Engine.
3. Jika sedang operasi lampu peringatan utama dan lampu petunjuk dari EMERGENCY machine monitor
berkedip dan buzzer alarm bunyi, hentikan unit dengan segera dan cari penyebab kerusakan.
4. Ketika sedang loading behati-hati agar beban merata keseluruhan dump body dan lebih khusus lagi
jangan terlalu banyak beban bagian depan.
5. Pada permukaan jalan yang licin gunakan control retarder pelan-pelan kemudian turunkan trasmisi
untuk mencegah roda belakang terhenti
6. Ketika melewati genangan air, air dapat masuk ke front brake dan menyebabkan penerunan
kemampuan brake jadi hati-hatilah mengemudikan di temat seperti itu, andaikan air masuk ke brake
injak pedal brake beberapa kali agar menghasilkan panas akibat gesekan antara pad dan disc.

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 18


Operational Training Department
METODE TEKNIK OPERASI HD 785-7

MEMARKIR UNIT

 Hindari menghentikan unit secara tiba-tiba.


 Parkir unit pada tanah yang keras dan datar.
 Jangan parkir unit pada daerah miring. Jika tidak dapat dihindari
parkir di daerah miring ganjal roda menggunakan balok untuk
menghindari unit bergerak dengan tiba-tiba.
 Jika lever trasnmisi tersentuh tanpa sengaja, unit dapt bergerak secar
tiba-tiba dan hal ini dapat menyebakan kecelakaan yang serius.
Sebelum meninggalkan kabin operator selalu posisikan lever parking
brake pada posisi PARKIR.
 Jangan menggunakan retarder brake gunakanlah
parking brake
 Tanpa memeperhatkan putaran Engine Jangan
gunakan retarder untuk parking dalam waktu yang
lama

Untuk mencegah terjadinya kerusakan pada remparkir,


pasang rem parkir hanya ketika unit benar-benar
sudah berhenti .

1. Lepas pedal gas (1) lalu injak pedal rem (2) untuk menghentikan
unit.

2. Pindahkan lever transmisi (3) pada posisi N, kemudian pasang rem


parkir (4) untuk mengaktifkan rem parkir posisikan switch rem
parkir ke posisi PARKING.

3. Dimana operator masih berada di dalam cabin, tarik lever retarder (5) untuk mengaktifkan rem
retarder.

Retarder tidak untuk digunkan sebagai Parking Brake, Jangan gunakan retarder brake untuk waktu yang
lama, tanpa memperhatikan kecepatan engine.

PEMERIKSAAN SETELAH BEKERJA

Gunakan monitor panel untuk memeriksa suhu air engine, tekanan oil engine, dan jumlah bahan bakar. Jika
engine terjadi panas yang berlebihan jangan matikan engine dulu, sebelum dimatikan biarkan engine berputar
dengan putaran sedang hingga temperaturnya turun.
Lakukan juga hal-hal berikut :
1. Periksa perlengkapan kerja bagian bawah, body, komponen bawah terhadap kebocoran oli dan air.
2. Isi tangki bahan bakar.
3. Bersihkan ruangan sekitar engine dari kertah atau material lainnya yang mudah terbakar.

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 19


Operational Training Department
METODE TEKNIK OPERASI HD 785-7

4. Bersihkan tanah-tanah yang menempel pada komponen bagian bawah.

MENGUNCI

Selalu kunci dibawah ini :


1. Tutup pengisian bahan bakar.
2. Pintu kabin (kiri dan kanan) Kunci pintu sisi kanan secara langsung
dari sisi dalam (tempat duduk operator).

Switch starter dapat digunakan untuk mengunci (1) dan (2) tersebut
diatas.

PRODUKTIVITAS

Yang dimaksud dengan Produktivitas adalah Produksi dibagi waktu kerja efektif perjam (PRODUKSI/
UTILISASI)
Sedangkan Produksi adalah Akumulasi hasil kerja dalam suatu kurun waktu tertentu (BCM).
Ultilisasi adalah Waktu yang tersedia untuk beroperasi dari waktu unit RFU.

FAKTOR-FAKTOR YAN MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS

1. Kondisi material
Kondisi material akan menyangkut atau mempengaruhi kapasitas blade atau bucket, yang
dikaitkan dengan kemudahan atau sulitnya penanganan/ pemindahannya
a. mudah digali (tanah lepas, tanah lempung, pasir, kerikil halus)
b. rata-rata/agak mudah (tanah liat, kerikil kasar)
c. sulit (tanah padas, batu, granit, dan biasanya didahului dengan peledakan atau ripping)

Pengembangan material adalah perubahan berupa penambahan atau pengurangan volume


material/ tanah yang terjadi akibat dari perubahan bentuk dari aslinya.
Keadaan material terbagi dalam 3 keadaan yaitu :

 Bank (keadaan asli)


Kedaan material yang masih alami dan belum mengalami gangguan, dinamakan keadaan asli
(bank), dan dalam keadaan seperti ini butiran-butiran yang dikandungnya masih terkonsolidasi
dengan baik. Ukuran dinyatakan dalam BCM = Bank Cubic Metre

 Loose (keadaan lepas/terurai)


Material yang telah digali dari tempat aslinya akan mengalami perubahan volume yaitu
mengembang yang disebabkan adanya penambahan rongga udara diantara butiran- butiran
material. Dengan demikian volumenya akan menjadi lebih besar. Keadaan ini akibat adanya
pekerjaan terhadap material tersebut, sehingga kedaannya menjadi terurai atau gembur,
misalnya pekerjaan penggalian dengan excavator atau alat lainnya.Ukuran dinyatakan dalam
LCM = Loose Cubic Metre

 Compacted (keadaan padat)


Keadaan ini akan dialami oleh material yang dipadatkan. Perubahan volume terjadi karena
adanya penyusutan rongga udara diantara butiran material tersebut dan dengan demikian
volumenya akan berkurang. Perubahan terjadi karena material yang gembur (terurai/loose)
mendapat pekerjaan pemadatan, misalnya dipadatkan dengan road roller. Ukuran dinyatakan
dalam CCM = Compact Cubic Metre

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 20


Operational Training Department
METODE TEKNIK OPERASI HD 785-7

2. Kondisi medan
Medan kerja pada ketinggian tertentu yang menyangkut altitude, dimana makin tinggi medan
kerja akan makin tipis kadar oksigennya dan akan mempengaruhi tenaga engine. Medan kerja
yang memiliki kelandaian akan sangat berpengaruh terhadap waktu siklus dump truck yaitu pada
waktu siklus pengangkutan muatan dari loading point ke disposal area, yang berarti berpengaruh
terhadap produksi.

3. Kondisi alat
Menyangkut kemampuan alat untuk mengatasi hambatan (resistance), daya yang tersedia, tenaga
untuk mengatasi traksi dan lain-lain.

4. Waktu siklus (cycle time)


Waktu siklus ini biasanya terdiri dari waktu tetap (fixed time) dan waktu yang tidak tetap atau
bervariasi (variable time)
Fixed time terdiri dari waktu pengambilan posisi di loading point dan waktu dumping di dumping
area, sedangkan variable time adalah waktu muat (loading time), waktu pengangkutan (hauling
time) dan waktu kembali (returning time).

5. Efisiensi Kerja (Job efficiency), terdiri dari :


a. pengaruh bekerja siang atau malam berpengaruh kepada waktu siklus
b. keadaan pekerjaan dan manajemen (operation conditions)
c. pengaruh keterampilan operator

CYCLE TIME

Waktu siklus (cycle time) dump truck terdiri dari :


a. waktu siklus loading (loading time) (n x Cms)
b. waktu pengangkutan (hauling time) ( D/V1)
c. waktu membongkar muatan (dumping time) (t1)
d. waktu untuk kembali (returning time) (D/V2)
e. waktu untuk dump truck mengambil posisi pengisian (positioning) (t2)
D D
Cmt = n x Cms + + t1 + + t2
V1 V2
Dimana : n = jumlah rit pengisian
= Kapasitas rata-rata dump truck (m3)
kapasitas bucket loader (m3) x faktor bucket
= C1
q1 x k

Cms = waktu siklus pengisian loader ke dump truck (menit)


D = jarak angkut dump truck (menit)
V1 = kecepatan rata-rata dump truck waktu mengangkut (m/min)
V2 = kecepatan rata-rata dump truck waktu kembali (m/min)
t1 = waktu untuk dumping (menit)
t2 = waktu untuk mengatur posisi (menit)

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 21


Operational Training Department
METODE TEKNIK OPERASI HD 785-7

SAFETY OPERASI

NAIK TURUN DUMP TRUCK

1. Sebelum naik atau turun dari dump truck, apabila ada minyak (oli), gemuk atau Lumpur pada
tangga dan pegangannya, bersihkan terlebih dahulu. Harus dijaga agar bagian ini bersih, dan
segera perbaiki bila ada kerusakan dan kencangkan setiap ada baut yang longgar
2. Bila akan naik ke dalam dump truck, bersihkan alas sepatu dari oli atau lumpur karena akan
sangat berbahaya bila sepatu licin menginjak pedal, dapat menimbulkan
kecelakaan.
3. Jangan meloncat dari dump truck bila akan turun, gunakan selalu anak
tangga.
4. Jangan naik atau turun dari dump truck bila dump truck dalam keadaan
jalan.
5. Bila akan naik atau turun dari dump truck, selalu menghadap ke mesin
dan dijaga agar minimal tiga anggota badan melekat pada tangga (dua
kaki satu tangan atau satu tangan dua kaki)
6. Berhati-hatilah apabila membawa barang (agak berat) ke ruang
operator, akan lebih baik apabila dimasukkan ke dalam tas
7. Jangan menyentuh tuas atau control bila naik atau turun dari dump truck.

SEBELUM MEMULAI PEKERJAAN

 Keamanan lingkungan kerja


a. Sebelum memulai pekerjaan, periksa sekeliling dari keadaan yang tidak biasa yang dapat
menimbulkan bahaya.
b. Pelajari medan kerja, bagaimana keadaan jalan kerja, tentukan metoda yang paling aman
dalam mengoperasikan dump truck.
c. Beri tanda bila ada fasilitas umum (pipa air, kabel atau pipa gas) untuk mencegah
kerusakan/kecelakaan bila fasilitas tersebut dilalui dump truck.
d. Periksa kedalaman sungai bila akan menyeberang, harus dijaga agar kedalaman air tidak
melampaui yang diijinkan.

 Sebelum menghidupkan engine.


a. Buang semua kotoran/sampah, ranting kayu, rumput atau daun kering, kertas dan benda lain
yang mudah terbakar dari ruang engine dan dari dekat battery untuk menghindari terjadinya
kebakaran
b. Laksanakan perawatan harian dengan baik/sempurna.
c. Bersihkan semua kotoran pada kaca depan, kaca jendela, cermin dan tangga.

 Akan menghidupkan engine.


a. Sekali lagi periksa sekeliling sebelum naik, periksa bila ada orang lain atau sesuatu yeng
menghalangi jalan.
b. Jangan start engine bila ada tanda peringatan pada tuas transmisi
c. Bila akan start engine, bunyikan klakson 1 (satu) kali
d. Jangan menstart engine dengan melakukan hubungan pendek, karena selain berbahaya juga
akan merusak engine.
e. Bila ada orang lain ikut menumpang agar ditempatkan di tempat duduk/ kursi pembantu
operator.

 Setelah engine hidup


a. Sebelum menjalankan dump truck, sekali lagi periksa tidak ada orang atau rintangan di
sekeliling.
b. Bunyikan klakson 2 x bila akan bergerak maju dan 3 x bila akan bergerak mundur.
c. Selalu duduk ditempat duduk dengan benar selama menjalankan dump truck
d. Kencangkan sabuk pengaman
e. Selalu tutup dan kunci pintu selama perjalanan

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 22


Operational Training Department
METODE TEKNIK OPERASI HD 785-7

SELAMA PENGOPERASIAN

 Selama perjalanan
a. Jangan diputar kunci kontak ke posisi OFF selama perjalanan, akan sangat berbahaya bila
engine mati sedangkan truck masih berjalan karena pada saat itu steer tidak dapat
dikendalikan.
b. Selalu konsentrasi pada pekerjaan, sangat berbahaya bila perhatian terpecah.
c. Dapat menimbulkan bahaya bila Menjalankan terlalu cepat, Start engine yang mendadak, Stop
dump truck secara mendadak, Menikung secara tiba-tiba, Dan menjalankan dump truck
dengan zig zag
d. Bila dalam perjalanan ada hal-hal yang mencurigakan (suara, getaran, bau, meteran yang
tidak bekerja normal, kebocoran udara/angin, oli dan sebagainya) berhentilah segera dan
periksa penyebabnya.
e. Jangan memutar steer secara mendadak, dapat menghilangkan keseimbangan dump truck
dan merusak permukaan jalan.
f. Bila berjalan di jalan yang jelek, hindarkan dari perpindahan gigi yang mendadak, dan
berjalanlah dengan kecepatan yang rendah (aman)
g. Selama dalam perjalanan jaga jarak untuk mencegah tabrakan dengan kendaraan lain.
h. Bila menjalankan dump truck melalui jembatan atau bangunan, periksa jembatan atau
bangunan tersebut apakan dapat menahan berat dump truck. Bila akan berjalan di jalan
umum hubungi pejabat setempat dan patuhi semua peraturan dan ketentuan yang berlaku.
i. Jangan menjalankan dump truck sambil dump body terangkat.

 Perjalanan pada jalan menurun


a. Sebelum mengoperasikan pada jalan menurun, berhentilah terlebih dahulu dan periksa rem.
b. Perjalanan pada jalan menurun dapat mengakibatkan kecepatan yang terlalu tinggi atau slip.
c. Jangan berputar pada jalan menurun, usahakan berjalan pada jalan yang baik (rata) untuk
kenyamanan perjalanan.
d. Jalankan dump truck dengan kecepatan rendah (kecepatan aman).
e. Selama perjalanan menurun gunakan rem retarder dan rem gas buang. Jangan menggunakan
rem kaki kecuali dalam keadaan darurat.
f. Bila terpaksa dump truck harus berhenti pada jalan menurun, gunakan rem kaki secara
penuh, hentikan dump truck dan pasang rem parkir. Bila agak lama gunakan balok untuk
menganjal ban.

 Membongkar muatan (dumping)


a. Sebelum membongkar (dumping), periksa bahwa tidak ada orang atau barang lainnya di
belakang dump truck.
b. Berhentilah dump truck pada tempat yang tepat, dan sekali lagi periksa bahwa tidak ada
orang atau barang lain di belakang dump truck. Beri tanda peringatan (membunyikan
klakson), kemudian secara berhati-hati naikkan dump body.
c. Bila membongkar di tempat menurun, stabilitas dump truck menjadi tidak baik dan sangat
berbahaya, mungin dapat terbalik. Harus ekstra hati-hati mengoperasikannya.
d. Waktu membuang bongkahan batu besar, tuangkan dengan perlahan-lahan.

 Mengisi muatan (loading)


a. Berhentilah di tempat yang tepat, periksa keamanan di sekitar alat, baru dilakukan pengisian.
b. Jangan keluar atau masuk ruang operator selama pengisian.

 Bekerja di atas tanah lembek.


a. Hindari memasuki tanah lembek, akan sulit keluar bila terperangkap di daerah tersebut.
b. Hindarkan beroperasi di tepi jurang atau tepi saluran yang dalam, tanah di sekiranya
kemungkinan lunak dan bila tanah tersebut longsor akan mengakibatkan dump truck jatuh
atau terbalik. Sangat berbahaya dapat mengakibatkan kecelakaan serius atau kematian.
c. Tanah disekitar saluran biasanya gembur, dan bisa longsor karena getaran dari dump truck
sehingga dapat mengkibatkan dump truck terjungkal.

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 23


Operational Training Department
METODE TEKNIK OPERASI HD 785-7

 Memarkir dump truck.


a. Parkirlah di tempat rata dimana tidak ada bahaya kejatuhan batu atau adanya tanah longsor.
Atau tidak ada kemungkinan terkena banjir.
b. Bila meninggalkan dump truck pindahkan tuas parkir ke posisi PARKING, matikan engine dan
kunci semua pintu. Kunci-kunci tersebut harus selalu dibawa oleh operator.
c. Bila parkir di tempat menurun, letakkan balok di bawah roda untuk menahan dump truck.

 Menarik Dump Truck.


Apabila sesuatu terjadi sehingga dump truck perlu ditarik, harus hati-hati karena sedikit kesalahan
dapat mengakibatkan kecelakaan serius.
a. Agar diikuti cara/metoda penarikan sesuai dengan SOP.
b. Gunakan selalu sarung tangan kulit bila menggunakan sling penarik.
c. Bila ada masalah engine tidak mau start atau ada kerusakan rem, agar dilaporkan untuk
diperbaiki terlebih dahulu.
d. Jangan berada di antara dump truck yang ditarik dan alat penariknya.
e. Jangan menarik dump truck pada jalan menurun, akan sangat berbahaya.
f. Bila menarik dump truck gunakan sling yang sesuai dengan kekuatan tariknya, jangan
menggunakan sling yang telah cacat atau terpuntir.
g. Bila bekerja bersama orang lain, perhatikan tanda/aba-aba/signal.

PENGANGANAN KEADAAN DARURAT

 Terjadi Kebakaran saat P2H


a. Jangan panik, tenangkan diri dan pikiran, konsentrasi untuk menangani kebakaran tersebut.
b. Secepatnya ambil APAR.
c. Buka segel dan cabut pin pengunci pemadam.
d. Arahkan hose atau selang pemadam ke sumber api dan tekan pengait untuk memastikan obat
apinya keluar.
e. Jika api tidak padam, gunakan pemadam kebakaran sentral (fire suspression).
f. Lepas segel dan cabut pin pengunci, berikutnya tekan ke dalam untuk memfungsikan fire
suspression switch sesuai dengan petunjuk yang ada.
g. Menjauhlah dari unit setelah mengaktifkan switch pemadam kebakaran.
h. Laporkan pada pengawas untuk tindakan lebih lanjut.

 Terjadi Kebakaran Saat Operasi


a. Jangan panik, tenangkan diri dan pikiran, konsentrasi untuk menangani kebakaran tersebut.
b. Jangan pernah berpikiran untuk melepas seat belt dan loncat keluar jendela karena
kemungkinan akan terjadi cedera lebih lanjut.
c. Fokuskan untuk secepatnya menghentikan unit, dengan mengaktifkan retarder atau foot
brake. Berikutnya fungsikan parking brake dan gear shift lever pada posisi netral.
d. Segera ambil brake APAR yang ada di unit dan ikuti prosedur penggunaannya.
e. Jika dengan APAR api tidak padam, gunakan pemadam kebakaran sentral (fire suspression).
f. Lepas segel dan cabut pin pengunci, berikunta tekan ke dalam untuk memfungsikan fire
suspression atau switch sesuai dengan petunjuk yang ada.
g. Keluarlah dari kabin dan turun ke tanah dengan teknik kontak tiga titik setelah mengaktifkan
pemadam.
h. Laporkan pada pengawas untuk tindakan lebih lanjut.

 Terjadi Kegagalan Sistem Steering


a. Jangan panik, tenangkan diri dan pikiran, konsentrasi untuk menangani keadaan tersebut.
b. Jangan pernah berpikiran untuk melepas seat belt dan loncat keluar jendela karena
kemungkinan akan terjadi cedera lebih lanjut.
c. Fokuskan untuk secepatnya menghentikan unit dengan menginjak pedal foot brake. Arahkan
ke tepi dengan memanfaatkan sisa tenaga dari steering, fungsikan switch emergency steering
untuk memfungsikan steering cadangan (lihat kembali prosedur penggunaan emergency
steering).
d. Ketika unit sudah berhenti posisikan gear shift lever ke posisi Netral, aktifkan parking brake
dan matikan engine.

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 24


Operational Training Department
METODE TEKNIK OPERASI HD 785-7

e. Segera pasang ganjal roda dan laporkan keadaan tersebut ke pengawas.

 Terjadi Kegagalan Sistem Brake


a. Jangan panik, tenangkan diri dan pikiran, konsentrasi untuk menangani keadaan tersebut.
b. Jangan pernah berpikiran untuk melepas seat belt dan loncat keluar jendela karena
kemungkinan akan terjadi cedera lebih lanjut.
c. Fokuskan untuk secepatnya menghentikan unit dengan menginjak pedal foot brake atau
emergendy brake dan mengarahkan unit ke tepi (tanggul).
d. Ketika unit berhenti, posisikan gear shift lever ke netral, aktifkan parking brake dan matikan
engine.
e. Segera pasang ganjal roda dan lakukan pengecekan untuk melakukan analisa kerusakan dan
laporkan keadaan tersebut ke pengawas

 Engine Mati secara tiba-tiba


a. Jangan panik, tenangkan diri dan pikiran, konsentrasi untuk menangani keadaan tersebut.
b. Jangan pernah berpikiran untuk melepas seat belt dan loncat keluar jendela karena
kemungkinan akan terjadi cedera lebih lanjut.
c. Arahkan unit ke tepi (tanggul) dengan memanfaatkan emergency steering dan fokuskan untuk
secepatnya menghentikan unit dengan menginjak pedal emergency brake.
d. Ketika unit berhenti, aktifkan parking brake.
e. Segera pasang ganjal roda dan lakukan pengecekan untuk melakukan analisa kerusakan dan
laporkan keadaan tersebut ke pengawas

 Engine Mati secara tiba-tiba di Tanjakan / Turunan


a. Jangan panik, tenangkan diri dan pikiran, konsentrasi untuk menangani keadaan tersebut.
b. Jangan pernah berpikiran untuk melepas seat belt dan loncat keluar jendela karena
kemungkinan akan terjadi cedera lebih lanjut.
c. Gunakan emergency steering dan fokuskan untuk secepatnya menghentikan unit dengan
menginjak pedal emergency brake.
d. Ketika unit berhenti segera aktifkan parking brake agar unit tidak bergerak dan matikan
engine.
e. Segera pasang ganjal roda dan lakukan pengecekan untuk melakukan analisa kerusakan dan
laporkan keadaan tersebut ke pengawas

 Unit Terguling
a. Jangan panik, tenangkan diri dan pikiran, konsentrasi untuk menangani keadaan tersebut.
Fokuskan untuk berpegangan pada steering wheel.
b. Jangan pernah berpikiran untuk melepas seat belt dan loncat keluar jendela karena
kemungkinan akan terjadi cedera lebih lanjut.
c. Segera matika engine apabila tidak memungkinkan gunakan switch engine stop.
d. Ketika unit sudah diam, lepaskan seat belt secara perlahan dan ekstra hati-hati keluarlah dari
unit.
e. Laporkan kondisi tersebut ke pengawas.

 Unit Amblas
a. Lakukan secara menyeluruh terhadap semua komponen dan sistem dalam unit. Pastikan
semua sistem dan komponen dalam keadaan aman.
b. Dalam kondisi aman, buang muatan terlebih dahulu.
c. Gunakan gear rendah pada unit untuk menggerakkan maju dan mundur. Lakukan hal tersebut
sampai 3 kali.
d. Apabila degan cara di atas unit belum dapat keluar dari lokasi amblas, laporkan ke pengawas
untuk tindakan lebih lanjut. Gunakan seling untuk menarik unit dengan bantuan Bulldozer.

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 25


Operational Training Department
PERAWATAN

PERAWATAN
DEFINISI
Adalah suatu tindakan yang dilakukan dalam rangka mempertahankan atau mengembalikan suatu peralatan
pada kondisi yang dapat diterima sampai dengan umur rencana yang telah ditetapkan .

MENGAPA DIPERLUKAN PERAWATAN


1. Agar kondisi mesin tetap stabil sehingga mempermudah dalam perencanaan produksi.
2. Untuk menekan biaya produksi dan memperhitungkan atau merencanakan anggaran.
3. Memperpanjang umur mesin.

SASARAN PERAWATAN
1. Memaksimumkan waktu operasi / produksi
2. Mencegah kemungkinan terjadinya gangguan dan hambatan operasi / produksi.
3. Mengetahui kondisi mesin yang digunakan untuk menyiapkan suku cadang.
4. Mengatasi hambatan produksi atau operasi dengan cepat.
5. Memanfaatkan mesin / unit dalam keadaan layak operasi selama mungkin.
6. Mencegah terjadinya hal-hal yang membahayakan kesehatan dan keselamatan
7. Meminimalkan biaya perawatan.

TUJUAN PERAWATAN
1. High Availability
(Kesiapan alat untuk beroperasi yang tinggi).
2. Best Performance
(Kondisi unit yang paling baik).
3. Reduce Cost
(Menekan biaya perbaikan).

HASIL DARI TUJUAN PERAWATAN


1. Umur Alat Mencapai Maksimum
2. Produktivitas Tinggi
3. Jadwal Pekerjaan Lebih Cepat
4. Menguntungkan

YANG DILAKUKAN DALAM PERAWATAN


1. Pengecekan / Inspeksi : Operator
2. Penyetelan / adjustment : Operator dan Mekanik
3. Penggantian part / oli : Mekanik
4. Pembersihan / Cleaning : Operator
5. Cara operasi yang benar : Operator

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 1


Operational Training Department
PERAWATAN

DIAGRAM PERAWATAN

DAILY MAINTENACE (P2H)


Pelaksanaan Perawatan Harian (P2H) merupakan pemeriksaan harian kondisi unit secara visual yang dilakukan
sebelum, selama dan sesudah unit dioperasikan.
Tujuan P2H :
1. Mengetahui kondisi unit sebelum dioperasikan.
2. Memastikan kondisi unit apakah aman untuk dioperasikan.
3. Mengetahui lebih dini kerusakan-kerusakan yang mungkin akan terjadi.

PREVENTIVE MAINTENANCE
Jenis perawatan yang dilakukan dengan interval tertentu yang maksudnya untuk meniadakan kemungkinan
terjadinya gangguan kemacetan atau kerusakan mesin

PERIODIC SERVICE
Program perawatan unit yang dilakukan secara berkala dengan interval 250, 500, 1000, 2000 HM.
A. Mendeteksi kerusakan lebih dini
B. Menjamin fungsi utama keselamatan berjalan dengan baik ( steering, brake, dll )
C. Mencegah kerusakan akibat penurunan performa dari suatu unit

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 2


Operational Training Department
PERAWATAN

CORRECTIVE MAINTENANCE
Jenis perawatan yang dimaksudkan untuk mengembalikan mesin pada standart yang diperlukan . bisa berupa
reparasi atau penyetelan bagian – bagian mesin

REPAIR DAN ADJUSTMENT


Unit tidak bergerak
Contoh : Asap hitam , kebocoran engine valve berisik , component undercarriage perlu direkomendasi
yang apabila tidak dilaksakan perbaikan atau penyetelan , akan terjadi keausan atau kerusakan atau
unit beroperasi tidak efektif .

BREAK DOWN MAINTENANCE


Unit terlanjur ( keburu ) break down , baru dilaksanakan perawatan , bukan over houl.
Contoh : Water pump tidak berfungsi , V belt putus , U joint rontok , starting .

CONDITION BASE MAINTENANCE :

PROGRAM PEMERIKSAAN MESIN (PPM)


Program perawatan setiap 1000 jam operasi dengan melakukan pemeriksaan secara rutin dengan
melakukan pengukuran dan diagnostik.
Tujuan PPM :
1. Mengetahui kondisi unit saat itu
2. Melakukan koreksi atas penyimpangan terhadap pengoperasian dan perawatan unit
3. Untuk merencanakan jadwal perbaikan dan memperkirakan biaya perbaikannya

PROGRAM PEMERIKSAAN UNDERCARRIAGE (PPU)


Inspeksi, pengukuran, dan adjustment komponen undercarriage secara rutin berdasarkan interval 500
opr hrs (high travel crawler) atau 2000 opr hrs (low travel crawler).
Tujuan PPU :
1. Mengurangi biaya pemeliharaan rangka bawah
2. Mengetahui jadwal peremajaan atau perawatan komponen rangka bawah
3. Memperkirakan biaya perbaikan alat
4. Mengetahui keadaan component saat itu
5. Mengetahui keausan yang terjadi
6. Mengetahui sisa umur undercarriage

PROGRAM ANALISA PELUMAS (PAP)


Pemeriksaan kondisi oli untuk mengevaluasi dan mengukur kandungan keausan logam-logam dan
kontaminasi pada oli. Trend hasil analisa keausan metal dapat menentukan secara tepat problem
yang sedang terjadi.
Tujuan PAP :
Memprediksi gejala kerusakan, memprediksi umur tersisa, menyusun jadwal perbaikan.
PAP secara rutin berdasarkan interval :
1. 250 HM (engine oil)
2. 1000 HM (hydraulic oil, gear oil)

OVERHAUL
Proses pemeliharaan berjangka untuk meremajakan kondisi komponen yang mengalami penurunan unjuk
kerja dalam kurun waktu tertentu yang sudah dijadwalkan sesuai dengan standar yang direkomendasikan oleh
pabrik/standar yang dibuat oleh management perusahaan, dilakukan tiap 10000 HM atau lebih.
Tujuan OVERHAUL :
1. Optimalisasi lifetime component unit
2. Mengembalikan performance dari komponen sesuai dengan referensi pabrik
3. Memperpanjang umur pakai dari komponen

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 3


Operational Training Department
PERAWATAN

PERAWATAN PADA HD785-7


PEMERIKSAAN SAMBIL MENGELILINGI UNIT

Sebelum menghidupkan engine, lihat sekeliling unit dan dibawahnya untuk memeriksa mur atau baut
yang lepas, kebocoran oli, bahan bakar, air pendingin dan kondisi system hydraulic.
Periksa juga kabel-kabel yang lepas dan tumpukan debu di dekat suhu panas yang extreme.

Kebocoran Oli atau bahan bakar atau tumpukan material yang mudah terbakar seputar battry atau dekat
suhu yang extreme sepeerti Turbocharger atau engine muffler, dapat menyebabkan kebakaran. Periksa
dengan teliti dan jika ada kelainan ditemukan, perbaikilah atau hubungi mekanik.

Selalu lakukan pemeriksaan berikut sebelum menghidupkan engine :

1. Cek Dump Body, frame, tyre, cylinder, linkage, hose untuk keretakan, aus, atau play, dan lakukan
perbaikan jika kelainan ditemukan.

2. Buanglah debu dari seputar engine, battery, radiator dan after ooler. Cek juga bahwa disana tidak
ada material yang mudah terbakar.

3. Cek kebocoran oli, air pendingin seputar negine. Cek bahwa disana tidak ada kebocoran oli dari
engine dan air pendingin dari cooling system. Jika kebocoran ditemukan perbaikilah.

4. Cek kebocoran oli dari transmission case, differentiak case, final drive case, hydraulic tank, brake
control oil tank, hose-hose dan joint. Jika kebocoran ditemukan perbaikilah.

5. Cek untuk lepasnya baut mlunting air cleaner. Cek bahwa disana tidak ada baut mounting yang
lepas. Jika ada baut yang lepas ditemukan segera kencangkan.

6. Cek Rubber mount Dump Body. Cek untuk keretakan, tersisip benda asing atau baut yang lepas.

7. Cek kerusakan tangga, baut-baut lepas/kendor. Perbaiki kerusakan dan kencangkan baut yang
kendor.

8. Cek kerusakan pada gauge-gauge, lampu pada Instrument panel, dan baut kendor. Jika kelainan
lain ditemukan, gantilah part yang rusak, bersihkan kotoran debu dari permukaan.

9. Cek Rear view mirror, jika kaca rusak gantilah dan bersihkan kaca dari debu yang menempel dan
stel sudut kacanya agar object terlihat dari tempat duduk operator.

10. Cek kerusakan seat belt dan clamp mounting. Jika ada kerusakan ganti dengan part yang baru.
Dan kencangkan bautnya jika ada yang kendor.

INSPEKSI TIRE

Jika ban-ban yang aus atau rusak digunakan, ban dapat pecah dan menyebabkan kecelakaan yang
serius atau kematian. Untuk alasan safety, jangan gunakan ban-ban sbb:
Keausan :
 Ban dengan tread groove kurang dari 15% dari yang baru
 Ban dengan keausan yang extreme atau ban dengan tapak aus
Ban Rusak :
 Ban yang rusak dimana cord nya terlihat, atau retak pada rubbernya
 Ban yang teriris atau cord nya tertarik
 Ban dengan permukannya terpisah
 Ban dengan kerusakan pada bead nya
 Kebocoran atau ban yang diperbaiki tidak layak
 Ban yang bentuknya rusak, rusak tidak normal

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 4


Operational Training Department
PERAWATAN

Inspeksi Rim :
Cek Rim (roda) dan ring dari kelainan bentuk, karat dan keretakan. Secara terpisah, cek ring sisi, ring
lock, dan ring flange.

PEMERIKSAAN COOLANT LEVEL

 Jangan membuka tutup radiator pada saat engine panas, selalu tunggu engine dingin dan cek coolant level
pada subtank.
 Setelah engine dimatikan, coolant bersuhu tinggi dan radiator pun bertekanan tinggi, jika tutup dibuka
untuk mengecek coolant pada kodisi ini, berbahaya, tunggu sampai suhu turun kemudian putar dengan
perlahan untuk melepas tekanan sebelum membukanya.

1. Buka engine hood dan pastikan air pendingin dalam


subtank (1) berada antara tanda FULL dan LOW.

2. Jika level di LOW. Buka tutupnya (2) tambah air


pendingin engine sampai tanda FULL.

3. Jika tidak ada airnya di subtank, tambah air ke


radiator melalui penambah (3) di atas radiator,
kemudian tambah air ke subtank.

4. Periksa bahwa disana tidak ada oli pada air pendingin


atau kelainan.

5. Setalah menambahkan air, kencangkan tutup dengan


aman.

6. Jika penambahan air melebihi normal, cek kebocoran.

PEMERIKSAAN DUST INDICATOR

1. Cek bahwa garis merah pada porsi transparent dust


indicator (1) tidak mengindikasikan 7,5 kPA (0.076
Kgf/cm2, 1.1 Psi)

2. Jika garis merah mengindikasikan 7,5 kPA (0.076


Kgf/cm2, 1.1 PSI), bersihkan atau ganti elemen air
cleaner dengan segera.

3. Setelah pemeriksaan, pemebersihan atau


penggantian, tekan puncak dust indicator untuk
mengembalikan tampilan merah ke posisi asal.

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 5


Operational Training Department
PERAWATAN

PEMERIKSAAN LEVEL OLI ENGINE

Bagian-bagian dan oli bersuhu tinggi setelah engine dimatikan, bisa menyebabkan bahaya luka bakar
yang serius. Tunggu suhu dingin sebelum memulai operasi.

1. Buka tutup engine hood dan periksa level oil engine


dengan dipstik (G)

2. Ambil dipstik (G) dan bersihkan oli dengan kain

3. Masukkan dipstik (G) pada pipa pengisian, kemudian


tarik lagi.

4. Level oli harus berada antara tanda H dan L pada

sisi ENGINE STOPPED dipstick (G).

5. Jika oli ada di atas tanda H, buka drain plug (1) dan
kendorkan drain valve untuk membuang kelebihan
oli, dan periksa oli engine lagi.

6. Jika level oli sudah betul, kencangkan handle tutup


penambah oli dengan aman.

 Ketika pemeriksaan level oli setelah dioperasikan, tunggu kurang lebih 15 menit setelah engine dimatikan.
 Dipstick ditandai pada kedua sisinya : ENGINE STOPPED untuk mengukur ketika engine mati dan ENGINE
IDLING untuk mengukur ketika engine Low Idle.
 Ketika pemeriksaan oli, matikan engine periksa dengan sisi ENGINE STOPPED dari dipstick. Hal ini juga
memungkinkan untuk pemeriksaan pada saat engine Low Idle, tapi prosedur berikut ini harus digunakan :
- Periksa bahwa suhu air pendingin berada di rentang putih
- Gunakan sisi ENGINE IDLING dipstick
- Buka tutup penambah oli

PEMERIKSAAN LEVEL OLI TRANSMISSI

1. Setelah menghidupkan engine, jalankan engine pada


Low Idle dan periksa level oli dengan dipstick (G1)
atau scale LOW TEMP pada sight gauge (G2).

2. Jika level oli kurang, tambah engine oil melalui


lubang penambah (F).

 Level oil berubah sesuai suhu oli, jadi periksa level oli setelah
menyelesaikan pemanasan.
 Selama operasi atau ketika engine beroperasi pada posisi idle

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 6


Operational Training Department
PERAWATAN

setelah operasi, level oil akan berada di ats (G2).


 Ketika memeriksa level oil engine pada saat engine mati cek menggunakan sight gauge sebagai garis
pandu dan sebagai akhir pengcekan gunakan (G2).
 Ketika memeriksa level oil engine pada saat engine mati, tunggu sekitar 20 menit setelah menghentikan
engine dan periksalah menggunakan sught gauge (G1).

PEMERIKSAAN LEVEL OLI STEERING DAN HOIST

Ketika membuka tutup penambah oli, oli bisa menyemprot. Jadi


putar tutup dengan perlahan untuk melepaskan tekanan sebelum
membuka tutup.

1. Periksa dengan sight gauge.


2. Jika oli tidak mencapai jendela gauge (G),
tambahkanlah engine oil melalui pipa penambah (F).

PEMERIKSAAN LEVEL OLI PADA BRAKE OIL SUB TANK

Sesegera mungkin setelah unit dimatikan, tekanan di dalam


tangki akan tinggi, jadi apabila cap dibuka, oli dengan panas dan
tekanan yang tinggi akan menyembur keluar. Jadi putar cap
secara perlahan agar tekanan dalam tangki berkurang secara
perlahan sebelum mebuka oil filler cap.

1. Periksa dengan sight gauge.

2. Jika oli tidak mencapai tinggi dari gauge (H),


tambahkanlah engine oil melalui pipa penambah (F).

Ketika engine distart level oli pada sight gauge mungkin akan
turun sementara, hal ini bukan berarti terjadi ketidaknormalan.

PEMERIKSAAN KEBOCORAN OLI DARI BRAKE OIL RECOVERY TANK

Periksa bahwa tidak ada kebocoran oli pada overflow tube (1) pada brake oil recovery tank.

Depan Belakang

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 7


Operational Training Department
PERAWATAN

MEMBUANG AIR ENDAPAN DARI FUEL TANK

Kendorkan valve (1) di bawah fuel tank dan buang air serta endapan yang terkumpul pada dasar tank
bersamaan dengan fuel.

MEMBUANG AIR PADA PRE-FUEL FILTER

Terdapat dua buah fuel filter cartridge, masing-masing disebelah kiri dan kanan. Buang air dari kedua buah
pre-fuel filter tersebut dengan jalan yang sama :

1. Pindahkan Wing Nut dari cover.


2. Periksa apabila terdapat air pada cap (2) di bawah filter.
3. Apabila terdapat air maka buka drain plug (3) untuk mebuang air.
4. Ketika air sudah terbuang kencangkan kembali drain plug.

PEMERIKSAAAN FUEL

Ketika menambah fuel, jangan sampai muncrat berlebih ini akan menyebabkan kebakaran, jika ada tumpahan
fuel bersihkan dengan cermat. Fuel mudah terbakar dan berbahaya. Jangan membawa api dekat fuel.

1. Periksa dengan fuel gauge (G) pada monitor.


2. Setelah selesai operasi tambah fuel melalui fuel filter (F)
untuk menambah ke tank.
Kapasitas tank : 1300 liter
3. Setelah menambah, kencangkan tutup dengan aman.

 Jika lubang pernapasan tutup (1) tersumbat, tekanan didalam tank akan turun dan fuel tidak mengalir,
bersihkan lubang pernapasan setiap saat.
 Untuk mencegah angin terhisap ke dalam engine, jangan membiarkan fuel dalam tank terlalu kurang.
 Kelebihan fuel memungkinkan terjadinya tumpah yang berakibat adanya insiden lingkungan dan suhu yang
berlebihan. Oleh sebab itu pastikan tidak tejadi kelebihan fuel saat pengisian.

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 8


Operational Training Department
PERAWATAN

PEMERIKSAAN BAUT RODA

Periksa baut-baut yang kendor jika ditemukan baut yang kendor


kencangkanlah atau hubungi mekanik !
Torque Pengencangan : 1519-1852 N.m
Masukkan kunci shocket dalam pipa dan gunakan Torque 1568 N.m
(160 Kgf) pada 1 m dari fulcrum utnuk memberi kekencangan
dengan Torque 1568 N.m
Ketika pengencangan baut-baut hub setelah mengganti ban, jalanlah
untuk 5-6 km, kemudian periksa kembali torque kekencangan untuk
meyakinkan tidak ada baut yang kendor.

PEMERIKSAAN CENTRAL WARNING LAMP, BUZZER ALARM, MONITOR LAMP &


GAUGE

Sebelum menghidupkan engine, putar kunci starter ke posisi ON.


Tekan machine monitor bulb check switch (1), dan periksa tidak ada
kerusakan pada lampu monitor.

Jika ada Instrument yang tidak bekerja, ada kemungkinan rusak, jadi
segera hubungi mekanik.

PEMERIKSAAN EFEK PENGEREMAN

Periksa parking brake, foot brake, dan retarder brake. Jika ada kelainan segera hubungi mekanik. Berikut
adalah teknis pelaksanaan pengetesan brake :

1. Unit berhenti ditempat yang rata dan tarik/injak jenis brake yang akan ditest sampai penuh.
2. Set shift lever ke posisi D, secara bertahap naikkan kecepatan putaran engine sesuai dengan
jenis brake yang ditest seperti dalam tabel. Jika unit tidak bergerak walaupun ketika putaran
engine mencapai yang disebutkan dalam table, maka hal ini dinyatakan normal.

Jenis Brake Putaran Engine (Rpm)


Retarder 1090
Service 1570
Parking 1335
Emergency 1900

3. Turunkan putaran engine, set parking brake ke posisi PARKING. Jika ada kelainan ditemukan,
hubungi mekaanik untuk segera diperbaiki.

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 9


Operational Training Department
PERAWATAN

PEMERIKSAAN EMERGENCY STEERING

PEMERIKSAAN MANUAL EMERGENCY STEERING

1. Putar kunci starter ke posisi ON.


2. Tekan Switch emergency steering (1), periksa bahwa
roda kemudi bisa dioperasikan. Jika roda kemudi
tidak dapat dioperasikan, hubungi mechanic.

PEMERIKSAAN AUTO EMERGENCY STEERING

1. Putar kunci starter pada posisi START dan nyalakan engine.


2. Periksa Brake Oil Pressure Caution Lamp dalam keadaa OFF, kemudian tarik penuh retarder
control lever dan matikan engine.
3. Putar kunci starter ke posisi ON.
4. Periksa emergency sterring dapat bekerja dan steering dapat dioperasikan 1 detik setelah
parking brake (3) diposisikan pada posisi TRAVEL.

PEMERIKSAAN BACK UP ALARM

1. Putar kunci starter ke posisi ON


2. Tempatkan shift lever ke posisi mundur (R) dan periksa baha back up alarm bekerja.

PEMERIKSAAN KELISTRIKAN

 Jika fuse sering putus, atau jika ada bekas konslet, cari penyebabnya dengan segera dan lakukan
perbaikan dan hubungi mechanic.
 Jaga kebersihan battery dan periksa lubang pernapasan pada tutup battery. Jika tersumbat kotoran atau
debu, cuci tutup battery untuk membersihkan lubang pernapasan

Periksa kerusakan dan kapasitas fuse yang salah dan kabel putus atau sirkuit yang konslet pada kabel lisrik.
Periksa juga terminal yang kendor dan kencangkan bagian-bagian yang kendor.
Periksa kabel-kabel pada battery, starting motor, alternator dengan hati-hati.
Selalu periksa jika ada tumpukan yang mudah terbakar seputar battery dan buanglah material tsb.

PEMERIKSAAN TEKANAN TIRE

Periksa kondisi wall apakah terdapat yang robek, bila diketemukan segera laporkan.
Periksa kekencangan Nut pada Rim.

Standard Tekanan Tire pda roda depan dan belakang :

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 10


Operational Training Department

Anda mungkin juga menyukai