Anda di halaman 1dari 14

BAB VII

METODE & TEKNIK OPERASI (MTO)

7.1 Metode dan Teknik Operasi


Metode operasi merupakan tata cara pengoperasian unit secara efektif dan efisien sesuai
dengan driver’s manual. Sebelum mengoperasikan suatu unit, ada hal-hal yang perlu
diperhatikan, diantaranya
A. Umum
a) Telah memahami secara teori dan skill untuk unit yang akan dioperasikan sesuai petunjuk
pabrik maupun dari pelatihan.
b) Mempunyai licency/authority dari yang berwenang
c) Mampu berkomunikasi lewat radio untuk informasi kondisi jalan angkutan
d) Telah melakukan P2H dengan teliti
e) Dapat memastikan bahwa alat/unit layak untuk beroperasi
f) Menyiapkan keperluan unit untuk diperjalanan, seperti ganjal/block, traficon, festo
(connector hose udara) dll
g) Memahami dengan baik instruksi kerja
h) Mengetahui kondisi seluruh jalan–jalan/lokasi kerja berikut posisi km nya
B. Safety
a) Kesehatan jasmani dan rohani operator harus dalam kondisi baik (mengisi pra job)
b) Alat pelindung diri sesuai dengan standar masing–masing job yang tersedia dan dipakai
c) Pakailah pakaian yang berukuran pas/tepat agar tidak mengganggu gerakan–gerakan saat
mengoperasikan alat
d) Pastikan kebersihan dari oil/grease pada jalur–jalur yang sering dilalui maupun dalam
kabin
e) Usahakan naik dan turun unit menghadap ke unit dengan cara three contact point
f) Usahakan kebersihan seluruh kaca–kaca agar pandangan cukup baik, berikut persediaan
air pembersihnya
g) Memastikan bahwa lingkungan sekitar unit aman dari hal–hal yang membahayakan
7.1.1 Metode/prosedur menghidupkan engine
Sebelum menghidupkan engine bunyikan klakson 1 kali, untuk isyarat bahwa engine
akan di start. Dalam unit scania, terdapat dua metode dalam menghidupkan engine jika dilihat
dari kondisi lingkunganya, yaitu
A. Kondisi normal
a) Pastikan kondisi sekitar engine aman
b) Posisikan pedal, lever, switch, dll pada
tempat semestinya
c) Bunyikan horn/terompet unit 1x untuk
menghidupkan engine, (kira–kira 15 detik
sebelum engine dihidupkan demi
keselamatan, kalau memungkinkan).
Putar starting switch ke posisi start.
Gambar 7.1 Starting position
d) Untuk periode waktu start yang gagal ± 15–
20 detik dan tidak lebih dari 3x start, segera
cari penyebabnya
e) Kalau terjadi gagal start, ulangi lagi setelah
2 menit.

Scania P380 | TRAINING CENTER | KALIMANTAN PRIMA PERSADA 91


B. Kondisi dingin
Untuk kondisi dingin (cuaca ekstrim),
metode penyalaanya hampir sama dengan kondisi
normal, bedanya hanya sebelum memutar starting
switch ke posisi starter, puter dulu di posisi “on”
dan biarkan sampai lampu indikator pada
instrument cluster mati. Setelah itu baru putar Gambar 7.2 Driving position
starting switch ke posisi starter

7.1.2 Metode dan teknik menjalankan unit


Perlu diperhatikan, bahwasanya sebelum menjalankan unit, selalu pastikan engine sudah
mencapai suhu kerjanya, serta kondisi instrument, unit dan lingkungan aman.
7.1.2.1 Menjalankan unit maju
Metode dan teknik operasi dalam menjalan kan unit maju adalah sebagai berikut.
a) Pastikan kondisi engine sudah mencapai suhu kerjanya, serta kondisi instrument, unit,
dan lingkungan aman.
b) Pastikan posisi parking brake posisi aktif, posisi range change di posisi low.
c) Bunyikan klakson 2 kali, untuk isyarat bahwa unit akan bergerak ke depan.
d) Injak clutch SECARA PENUH, masukan gigi transmisi ke posisi 1. Selalu
mulai dengan gigi C / 1 saat akan memulai travel, baik waktu muatan maupun ketika
kosongan
e) Lepaskan parking brake (pastikan jangan sampai unit bergerak)
f) Lepaskan clutch separuh lebih sedikit, kemudian tekan pedal accelerator sedikit saja
sambil diimbangi melepas clutch sampai unit bergerak
g) Begitu unit mulai bergerak, lepaskan clutch sepenuhnya sambil menambah tekanan
(injakan) ke pedal accelerator untuk menambah rpm dan kecepatan.
h) Ketika clutch sudah benar-benar lepas (tidak diinjak), lepaskan kaki anda dari pedal
clutch (jangan sampai kaki anda menyentuh pedal clutch
tersebut).

7.1.2.2 Perpindahan gear transmisi


A. Perpindahan gear transmisi ke yang
lebih tinggi
a) Ketika ingin menaikan speed/gigi transmisi,
pastikan terlebih dahulu rpm engine pada
range 1500-1700. Gambar 7.3 Gambar 7.5 Rpm
b) Injak clutch SECARA PENUH, efektif untuk perpindahan gigi
masukan gigi transmisi ke posisi yang ke yang lebih tinggi
diinginkan.
c) Lepaskan clutch separuh lebih sedikit,
kemudian tekan pedal accelerator, sambil
diimbangi melepas pedal clutch.
d) Ketika ingin menaikan speed/gigi transmisi
dari 4 ke 5/6/7/8, bisa dilakukan dengan a
terlebih dahulu menaikan range change (a),
setelah itu ikuti prosedur (a,b, dan c)
Gambar 7.4 Gear shift lever

92 Scania P380 | TRAINING CENTER | KALIMANTAN PRIMA PERSADA


e) SELALU OPERASIKAN UNIT
SECARA HALUS (Hindari kejutan
saat melepas pedal clutch)

B. Perpindahan gear transmisi ke yang


lebih rendah
a) Ketika ingin menurunkan speed/gigi
transmisi dari tinggi ke rendah, pastikan
terlebih dahulu rpm engine pada range 1200
ke bawah.
b) Injak clutch SECARA PENUH,
masukan gigi transmisi ke posisi yang Gambar 7.5 Rpm efektif untuk
diinginkan. perpindahan gigi ke yang lebih
c) Lepaskan clutch separuh lebih sedikit, rendah
kemudian tekan pedal accelerator sambil
diimbangi melepas pedal clutch. Agar tidak
terjadi hentakan, pastikan rpm engine sesuai
dengan gear yang dipilih.
d) Ketika ingin menurunkan gear transmisi a
dari 5/6/7/8 ke 4/3/2/1, bisa dilakukan
dengan terlebih dahulu menurunkan range
change (a), setelah itu ikuti prosedur (a,b, Gambar 7.6 Gear shift lever
dan c)
e) SELALU OPERASIKAN UNIT
SECARA HALUS (Hindari kejutan
saat melepas pedal clutch)
7.1.2.3 Menjalankan unit mundur
a) Sebelum menjalankan unit mundur,
Pastikan Area Lingkungan
Aman
b) Injak clutch SECARA PENUH,
masukan gigi transmisi ke posisi
mundur/reverse (posisi gear mundur sedikit
lebih berat).
c) Lepaskan clutch separuh lebih sedikit,
kemudian tekan pedal accelerator sambil
diimbangi melepas pedal clutch.
d) SELALU OPERASIKAN UNIT
SECARA HALUS (Hindari kejutan
saat melepas pedal clutch)
e) Gigi mundur hanya digunakan pada range
rendah, sehingga tidak merusak kopling

Scania P380 | TRAINING CENTER | KALIMANTAN PRIMA PERSADA 93


7.1.2.4 Menjalankan unit di tanjakan
a) Turunkan gigi transmisi 1 tingkat, ketika
rpm menurun dari range ekonomi 1500 s/d
1200.
b) Turunkan gigi transmisi 2 tingkat ketika rpm
menurun dari 1200
c) Hindari kejutan pada saat melepas pedal
kopling
d) Ketika unit tidak mampu menanjak padahal
sudah menggunakan gigi 1, maka
gunakanlah gigi C (crawler), prosedurnya
Gambar 7.7 Posisi tanjakan dan
adalah sebagai berikut.
rpm efektif untuk perpindahan
Hentikan unit dan aktifkan parking
gigi ke yang lebih rendah
brake
INJAK CLUTCH SECARA
PENUH, masukan gigi transmisi ke
posisi C (crawler).
Release parking brake hingga ke posisi
emergency.
Lepas pedal clutch diimbangi dengan
melepas parking brake secara perlahan
tanpa harus menginjak pedal accelerator,
dengan begitu otomatis unit akan
bergerak sendiri.
Pastikan rpm engine tidak
melebihi 900
Pindahkan ke gear 1 jika lokasi sudah
datar.

7.1.2.5 Menjalankan unit di turunan


a) Pastikan untuk menjaga kecepatan kendaraan
b) Gunakan gigi transmisi yang sesuai dengan
medan kerja.
c) Gunakan exhaust brake ketika rpm engine Gambar 7.8 Posisi turunan
1700 s/d 2300, agar lining brake tidak cepat
habis/panas.
d) Jangan menetralkan transmisi dan jangan
menginjak clutch.
e) Ketika dalam keadaan emergency (misal
brake tidak berfungsi), pindahkan gigi
transmisi ke yang lebih rendah secara
bertahap untuk menghasilakn daya rem. a
Ingat…! Hanya boleh digunakan
dalam keadaan emergency. Gambar 7.9 Posisi exhaust brake
f) Gunakanlah energi kinetis, lepaskanlah
pedal accelerator sebelum berhenti atau saat
melalui jalan menurun.
g) Gunakan wheel brake dengan menginjak
pedal rem untuk mengerem secara

94 Scania P380 | TRAINING CENTER | KALIMANTAN PRIMA PERSADA


halus/pelan untuk menyesuaikan kecepatan.
Pengereman ini akan mengerem semua roda
dan mengurangi resiko tergelincir atau
terkuncinya roda.

7.1.2.6 Membelokan unit


a) Saat akan membelokan unit, kurangi kecepatan unit
b) Berhati-hatilah ketika akan belok dengan kondisi muatan, berbeloklah
dengan sangat perlahan.
c) Jangan mendahului di tikungan

7.1.2.7 Economical driving


Mengemudi adalah skill, skill atau keterampilan setiap orang akan berbeda-beda
walaupun sumber dalam mendapatkan skill itu adalah sama. Namun semua tergantung masing-
masing individu itu sendiri. Dengan modul ini harapanya adalah skill yang di miliki untuk driver
scania untuk tiap individu adalah sama. Salah satunya adalah dalam segi pengoperasian yang
ekonomis (ECODRIVE)
Beberapa hal yang termasuk pengoperasian ekonomis adalah sebagai berikut.
a) Daya tarik maksimum dan operasi termurah (pemakaian bahan bakar yang paling irit)
dicapai saat putaran engine di range hijau).
b) Perpindahan speed transmisi berpedoman pada putaran engine dan sebaiknya dilakukan
saat paling rendah pada bagian sector hijau.
c) Sebelum down shifting, biarkan putaran engine turun sampai dengan yang terendah di
sector hijau menggunakan tenaga kinetik unit. Ketika jalan menurun lepas pedal gas dan
dilarang menetralkan transmisi karena hal ini sangat
berbahaya.
d) Tidak perlu mengemudi secara cepat. Keuntungan waktu sangatlah kecil dan biaya
pengeluaran menjadi besar.
e) Hindari pengereman dan akselerasi secara mendadak.
f) Mengemudi dengan lembut, mengemudi pada rpm area hijau, maka akan menekan
konsumsi fuel serta berpengaruh terhadap lingkungan.
g) Pengoperasian yang ekonomis dapat mereduce fuel consumption sebesar 10%.
Mengurangi pemakaian brake akan lebih ekonomis terhadap penggunaan fuel.
h) Tekanan ban yang tepat dapat mengurangi konsumsi bahan bakar sampai dengan 5%.
i) Sebelum merubah gigi ke atas, gunakanlah gas hanya sampai tachometer menujukkan
garis batas atas area aman (upper part of green range).
j) Sebelum merubah gigi ke bawah, biarkan kecepatan mesin turun sampai garis batas
bawah area aman (lower part of green range). Hindari mengganti gigi jika mesin mampu
menangani beban yang diberikan

Scania P380 | TRAINING CENTER | KALIMANTAN PRIMA PERSADA 95


7.1.2.8 Mengurangi kecepatan unit
Terdapat 3 teknik dalam mengurangi kecepatan unit saat travel, diantaranya adalah
a
a) Menggunakan pedal brake (service brake)
Penggunaan dari service brake (a) hanya
boleh digunakan ketika rpm engine berada
di bawah 1700 rpm, hal ini ditujukan agar
brake lining tidak cepat habis/panas. Jangan
pernah melakukan pengereman secara terus
menerus (pedal brake diinjak terus), karena
dapat mempercepat keausan brake lining.

Gambar 7.10 Posisi service brake


b) Menggunakan exhaust brake
Exhaust brake (a) hanya bisa digunakan
pada rpm diatas 900 rpm, jika rpm turun
dibawah 900 rpm, maka exhaust brake akan
mati sendiri. Exhaust brake sangat cocok
digunakan pada saat diturunan.
a

Gambar 7.11 Posisi exhaust brake

c) Menggunakan parking brake


Parking brake juga bisa digunakan untuk
mengurangi kecepatan unit, yaitu dengan
menarik lever parking brake ke posisi
emergency (diposisi 2).
Gambar 7.12 Parking brake lever
7.1.2.9 Mengoperasikan attachment dan perlengkapan unit
a) Mengoperasikan dump body
Pastikan unit berada di tempat untuk
dumping.
Netralkan transmisi dan aktifkan parking
brake
Injak pedal clutch secara penuh, dan
tekan PTO switch
Lepas pedal clutch secara perlahan
Tarik dump lever (1) ke arah 2 untuk
menaikan dump body (ketika menaikan
dump body, dump lever harus ditahan.
Jika dump lever dilepas, maka dump
body akan diam. Gambar 7.13 Dump lever
Pastikan rpm engine tidak lebih dari
1500 rpm

96 Scania P380 | TRAINING CENTER | KALIMANTAN PRIMA PERSADA


Jika setelah PTO aktif dump body tidak
bisa diangkat, maka matikan PTO (injak
pedal clutch dan matikan PTO),
kemudian coba lagi. Jika tetap tidak bisa,
injak pedal clutch dan gerakan shift lever
transmisi untuk memasukan gigi
kemudian aktifkan PTO dan netralkan
kembali transmisi.
Kurangi rpm engine jika dump body Gambar 7.14 Power take-off
mendekati akhir langkahnya, hal ini switch
ditujukan untuk menghindari kejutan.
Jika proses dumping sudah selesai,
matikan PTO dan gerakan unit kedepan
± 4 meter, agar material tidak ada yang
tertinggal di vessel.
Hentikan unit dan turunkan dump body
dengan menarik dump lever ke posisi 4.
Diposisi ini dump lever dengan otomatis
mengunci, sehingga tidak perlu
dipegangi. Jika penurunan dump body
sudah selesai, kembalikan dump lever ke
posisi 3 (netral).

b) Mengaktifkan difflock inter wheel


Kendaraan harus berhenti, tuas
transmisi pada posisi netral
Tekan tombol switch (lihat gambar
disamping)
Jalankan kendaraan perlahan-lahan,
kecepatan kendaraan tidak boleh lebih Gambar 7.15 Differential lock
dari 20 km/jam, pergunakan gigi (inter wheel) switch
rendah (posisi l = low)
Demikian juga untuk melepaskan
differential lock kendaraan harus
berhenti.
Ingat Difflock inter wheel ini hanya
digunakan ketika salah satu roda
amblas/selip.

c) Mengaktifkan difflock inter axle


Kendaraan harus berhenti, tuas
transmisi pada posisi netral
Tekan tombol switch (lihat gambar
disamping)
Jalankan kendaraan perlahan-lahan,
kecepatan kendaraan tidak boleh Gambar 7.16 Differential lock
lebih dari 20 km/jam, pergunakan (inter axle) switch
gigi rendah (posisi l = low)

Scania P380 | TRAINING CENTER | KALIMANTAN PRIMA PERSADA 97


Demikian juga untuk melepaskan
differential lock, kendaraan harus
berhenti.
Apabila tombol ini diaktifkan maka
lampu pada switch akan menyala,
serta lampu peringatan pada
instrumen akan berkedip.
Penggunaan difflock ini hanya pada
kondisi jalan yang berlumpur atau
kendraan mengalami selip.
Jangan menggunakan difflock pada
permukaanjalan yang tidak licin.
Jangan menggunakan difflock pada
saat roda masih berputar.

d) Penggunaan cruise control


Gunakan tombol di samping dan tekan pedal
rem untuk mengatur kecepatan konstan/saat
pemanasan unit (idling speed). Gambar disamping
adalah switch pada roda kemudi untuk cruise
control (1) dan saklar utama cruise control (2).
Kecepatan konstan dapat diatur diantara 500 dan
700 rpm. Setiap tekanan pada tombol akan
memberikan perubahan sebesar 10 rpm. Pastikan
bahwa saklar utama untuk cruise control dalam Gambar 7.17 Switch cruise control
keadaan menyala dan mesin berada pada temperatur
pengoperasian.
1. Aktifkan cruise control dengan menekan bagian bawah saklar utama cruise control (2)
2. Tekan dengan pelan dan tetap injak pedal rem.
3. Tahan tombol RES selama setidaknya 3 detik.
4. Sekarang anda dapat mengatur kecepatan mesin menggunakan “+” dan “–“ yang ada
pada tombol cruise control.
5. Simpan kecepatan konstan yang baru dengan menahan tombol RES selama 3 detik.
6. Lepaskan pedal rem.
Kecepatan konstan yang sudah diatur akan tetap bernilai sekian bahkan jika mesin
dimatikan. Untuk mematikan fungsi cruise control, bisa dilakukan dengan menekan tombol “off”
pada switch cruise control atau bisa juga menekan saklar (2) bagian atas (0).
Prosedur penggunaan cruise control saat travel adalah sebagai berikut.
1. Aktifkan cruise control dengan menekan bagian bawah saklar utama cruise control (2),
sehingga LED akan menyala. Jika tidak ingin menggunakan cruise control, maka tekan
tombol “off” pada switch cruise control atau bisa juga menekan saklar (2) bagian atas (0).
2. kecepatan saat berjalan harus mencapai setidaknya 20 km/h untuk bisa mengaktikan
cruise control.
3. Tekan + atau – dan lepaskan pedal gas
Anda juga dapat menyesuaikan kecepatan saat berjalan dengan menekan + atau -. Satu
tekanan singkat akan meningkatkan kecepatan 1 km/h. Jika anda tetap menekan tombol,
kecepatan akan terus berubah sampai anda melepaskan tombol tersebut.

98 Scania P380 | TRAINING CENTER | KALIMANTAN PRIMA PERSADA


Menghentikan penggunaan cruise control sementara dan kembali ke kecepatan yang
sudah diatur, prosedurnya adalah sebagai berikut.
Jika anda berkeinginan untuk menghentikan penggunaan cruise control sementara, tekan
“Off” pada tombol yang terdapat di roda kemudi. Kecepatan yang sudah diatur akan tersimpan
dalam jangka waktu yang lama di memori selama mesin tidak dimatikan. Sedangkan jika anda
ingin kembali pada kecepatan yang sudah diatur sebelumnya, misalkan setelah mengerem atau
setelah menghentikan sementara penggunaan cruise control dengan menggunakan OFF, silahkan
tekan RES pada tombol di roda kemudi. Jika anda ingin mengaktifkan cruise control pada
kecepatan anda yang baru, silahkan tekan + atu -.

Menghentikan penggunaan cruise control prosedurnya adalah sebagai berikut.


Tekan “0” pada saklar utama (gambar 7.18)
Tekan “Off” pada tombol di roda kemudi
Gunakan pedal rem
Gunakan pedal kopling
Gunakan pedal gas untuk waktu yang panjang
Gunakan retarder (jika dilengkapi)
Gunakan rem buang (exhaust brake)
Gambar 7.18 Switch cruise control
7.1.2.10 Metode dan teknik hauling
A. Travel kosong
a) Bunyikan klakson 2x untuk maju dan 3x untuk mundur
b) Kecepatan sesuai standar yang sudah ditentukan (40 km/jam)
c) Atur jarak beriringan dengan unit yang ada didepan dengan jarak 6 detik atau sesuai
kecepan unit, misal 40 km/jam berarti 40 m, jika 30km/jam berarti 30m dst.
d) Bunyikan klakson jika melewati tempat-tempat rawan, misal perempatan, tikungan, dll.
e) Selalu berusaha untuk memberikan prioritas kepada unit yang berbeban.
f) Patuhi rambu-rambu lalu lintas
g) Cara memberikan prioritas jalan kepada unit yang berbeban dijalan sempit. ( gorong
gorong, jembatan dll), berhenti dahulu/kurangi kecepatan. Setelah unit berbeban sudah
lewat, baru kita bisa jalan kembali.
h) Cara memberi prioritas jalan kepada unit yang berbeban, sedangkan ada unit A2B
(Bulldozer, Motor grader, Bomag dll) disebelah kiri dan searah, maka jika
memungkinkan untuk mendahului unit A2B, sebaiknya dahului unit A2B tersebut,
setelah itu kurangi kecepatan dan agak menepi. Sedangkan jika tidak memungkinkan
untuk mendahului unit A2B itu, maka pelankan unit anda di belakang unit A2B sampai
unit yang berbeban lewat.
i) Cara memberi prioritas jalan kepada unit yang berbeban, sedangkan diposisi kanan depan
ada unit A2B (BD,MG, Bomag dll), maka dalam kondisi aman unit DT kita harus
menyeberang kebelakang unit A2B tersebut dan biarkan unit DT yang berbeban
menggunakan jalur kita. Setelah unit tersebut lewat baru kita kembali kejalur kita.
j) Cara memberi prioritas jalan kepada unit DT yang berbeban, sedangkan diposisi kiri dari
kejauhan ada unit A2B yang datang berlawanan arah dengan unit kita, maka agar dapat
A2B dan DT yang berbeban tetap bisa berjalan, kita harus stop unit dari jarak yang cukup
jauh. Setelah DT nya Lewat, barulah kita ambil posisi kanan.

Scania P380 | TRAINING CENTER | KALIMANTAN PRIMA PERSADA 99


B. Travel muatan
a) Bunyikan klakson 2x untuk maju dan 3x untuk mundur
b) Kecepatan sesuai standar yang sudah ditentukan (40 km/jam)
c) Atur jarak beriringan dengan unit yang ada didepan dengan jarak 6 detik atau sesuai
kecepan unit, misal 40 km/jam berarti 40 m, jika 30km/jam berarti 30m dst.
d) Bunyikan klakson jika melewati tempat-tempat rawan, misal perempatan, tikungan, dll.
e) Patuhi rambu-rambu lalu lintas
f) Posisikan unit dijalan harus tepat dan aman, pastikan unit tidak terperosok kepinggiran
maupun terjadi kasus bersengolan dengan unit yang berpapasan.
g) Pastikan jalan atau lokasi kerja yang akan dilewati terjamin keselamatanya (keras, tidak
licin, dll) dengan cara melakukan pengamatan dan perhitungan yang cukup cermat.
h) Jika bertemu dengan jalan dengan kondisi licin, baik disebabkan karena siraman atau
karena hujan yang sudah tidak terjamin lagi keselamatanya menurut perhitungan kita,
maka wajib bagi kita untuk stop ditempat.
i) Kalau harus terjadi parkir dijalan tanjakan karena hujan dengan waktu yang cukup lama
dan unit penuh beban, maka steering harus diputar kearah kiri ± 40°, netralkan speed/gigi
transmisi, aktifkan parking brake serta hidupkan lampu hazard sampai dengan unit bisa
dievakuasi. Lebih dari itu, jika terasa unit masih belum aman silahkan bebanya dumping
ditempat dan materialnya dijadikan sebagai pengaman agar unit tidak merosot
kebelakang.
j) Perhitungkan dan pertimbangkan dengan seaman-amanya sebelum mengambil suatu
keputusan atau tindakan serta pastikan tidak ada spekulasi dan berani mengambil resiko.
k) Usahakan unit yang berbeban dalam kondisi yang aman mendapat prioritas lebih dulu
dalam travelnya.
l) Operasikanlah unit, dengan penuh perhitungan karena segala sesuatunya, baik dari sisi
perangkat unit maupun kita sebagai pengendalinya ada batas kemampuanya

7.1.2.11 Metode dan teknik loading


a) Pastikan lokasi loading rata dan aman
b) Posisi unit harus lurus, roda depan harus lurus dan yakinkan tail gate sudah terkunci.
c) Netralkan transmisi dan aktifkan parking brake
d) Memuat meterial besar harus dilandasi terlebih dahulu
e) Jangan memadatkan muatan terutama bagian rod cylinder
f) Pembagian muatan harus rata untuk keseimbangan kendaraan.
g) Pada saat proses pemuatan operator dilarang keluar dari cabin
h) Perhatikan proses loading dan aba-aba dari alat muat
i) Pergerakan awal (akan travel) harus dengan gigi terendah (gigi 1).
Cara manuver loading
a) Manuver cukup dengan letter L (manuver pendek), jika tidak ada unit yang loading di
excavator. Perlu diketahui bahwa jika bucket itu berada ditengah vessel, maka bucket itu
tidak terlihat, baik dari posisi kiri maupun kanan spion.
b) Jika manuver/mundur untuk posisi double side dengan excavator jenis attachement back
hoe yang terlihat jelas (tidak blindspot), maka lakukanlah manuver dengan cara letter L
(manuver pendek) dan harus membentuk letter V antar unit DT, agar kemungkinan
bahaya kejatuhan material tidak terjadi.
c) Jika manuver/mundur untuk double side yang kondisinya tidak bisa terlihat sepenuhnya
(blindspot), maka kita harus melakukan manuver dengan cara letter U dan mundurlah
dengan posisi unit bentuk V dengan unit yang ada disebelahnya, agar kemungkinan
bahaya kejatuhan material tidak terjadi.

100 Scania P380 | TRAINING CENTER | KALIMANTAN PRIMA PERSADA


d) Jika posisi unit kita siap mundur, sedangkan unit DT yang selesai loading akan lewat
dibelakang unit kita, pastikan dulu unit tersebut benar benar sudah melewati kedua sisi
belakang unit kita, dengan cara mengontrolnya melihat dikedua sisi kaca spion kanan dan
kiri dan jangan bergerak kalau itu belum jelas.

7.1.2.12 Metode dan teknik dumping


a) Pastikan lokasi untuk manuver dan dumping rata serta aman
b) Usahakan putaran manuvernya berlawanan arah jarum jam
c) Kecepatan rendah dan steering tidak boleh terlalu patah (cukup letter L) saja.
d) Pastikan keselamatan dibelakang unit saat akan mundur melalui kedua kaca spion.
e) Prime mover harus lurus dan rata dan roda depan harus lurus
f) Pastikan transmissi netral dan parking brake aktif
g) Injak pedal clutch untuk mengaktifkan PTO
h) Pastikan putaran engine tidak melebehi 1500 RPM (LD) dan 1000 RPM (Trailler)
i) Pastikan lock pintu belakang vessel (tail gate) terbuka ketika bergerak 1/4
j) Jika lokasi dumping tersebut membelakangi kolam air atau lumpur yang cukup tinggi dan
berbahaya, maka daya mundur kita yang diijinkan tidak melebihi dari posisi dumping
limiter yaitu ± 12 meter dari pinggiran. Ingat !! Sangat berbahaya.
k) Setelah muatan di vessel habis dan untuk menurunkan posisi dump, segera majukan unit
kira kira 4 meter atau terlepasnya sentuhan bagian belakang vessel dengan tumpukan
material. Kemudian stop unit dan turunkanlah vessel dengan sempurna baru mulai
berjalan kembali dengan gigi terendah (gigi 1).

7.1.2.13 Metode dan teknik parkir


a) Lakukan manuver unit yang aman untuk parkir dan hindari kondisi blindspot.
b) Selalu mengikuti standar jarak parkir (1 kali lebar unit)
c) Idle engine ± 5 menit
d) Selalu parkir kendaraan dengan
Gearbox netral
Range change tinggi
Posisi tinggi pada range change akan secara otomatis terpilih saat parkir, tanpa
memperhatikan posisi switch-nya. Jika switch perada pada posisi rendah dan sistem
kehabisan udara, maka akan keluar suara-suara saat tekanan udara mulai terkumpul
saat menghidupkan. Gunakan parking brake

7.1.2.14 Prosedur menarik kendaraan


Untuk menghindarkan adanya kerusakan yang di akibatkan pada saat manarik kendaraan
ke bengkel, maka prosedur dibawah ini harap di patuhi oleh setiap pengemudi.
a) Propeller shaft harus di lepas dari
gardan/differential belakang dan ikatkan
ujung shaft pada frame atau chasis, jika
hal ini diabaikan, maka akan menyebabkan
gearbox transmisi akan mengalami
kerusakan karena kurangnya pelumasan.
(Untuk jarak tarik lebih dari 500 meter ). Gambar 7.19 Pengikatan propeller
shaft pada chasis unit
b) Apabila unit ditarik dengan jarak sekitar
100 meter maka propellar shaft tidak perlu
dilepas. Namun switch range change harus
berada pada posisi high.

Scania P380 | TRAINING CENTER | KALIMANTAN PRIMA PERSADA 101


c) Jika switch belum berada pada posisi high
range (dikarenakan tanki udara kosong )
maka tanki udara tersebut harus diisi
terlebih dahulu dengan angin bertekanan,
agar mampu mengubah dari posisi low ke
high range.
d) Apabila Switch range tidak dapat
dipindahkan ke posisi high range, maka
propellar shaft tetap harus dilepas,
walaupun penarikan unit hanya dengan
jarak pendk/dekat. Kecuali terdapat switch
untuk memutus putaran dari taransmisi ke
propeller shaft. Jika switch tersebut ada,
Gambar 7.19 Towing switch
maka aktifkan ketika unit akan ditarik,
sehingga tidak perlu melepas propeller shaft.
e) Apabila mesin tidak dapat di hidupkan
dan tekanan udara pada sistem rem kurang,
maka untuk merelease rem parkir dapat
dilakukan dengan cara mengisi tekanan
udara melalui nipel yang ada di dash
brand dari kendaraan lain atau dengan cara
mengandorkan baut yang ada di atas brake
chamber sampai habis. Atau bisa langsung
menghubungi GL/mekanik.

7.2 Safety Operasi


A. Bergerak awal dilokasi yang berpotensi bahaya
a) Pastikan tidak ada hambatan baik orang maupun barang disekeliling unit (bagian depan,
samping kanan, samping kiri dan belakang unit).
b) Hindari terjadinya pergerakan mundur, dan kalau itu sangat diperlukan pastikan bahwa
kondisi dibelakang unit betul betul aman, dengan cara pemeriksaan secara akurat.
c) Bunyikan isyarat suara (horn) 2 x dan tunggu sebentar untuk bergerak maju.

B. Berjalan kosongan dengan posisi yang aman


a) Posisi unit tidak terlalu kepinggir (cenderung terperosok keselokan/parit), minimal jarak
dari batas yang gembur ± ½ x lebar unit dengan kondisi jalan yang sesuai dengan standar
PPMS, jika kurang dari ukuran tersebut harap di sesuaikan.
b) Juga posisi unit tidak terlalu ketengah. Hindari terjadinya senggolan dengan tanggul
ataupun unit lain.

C. Jalan turunan
a) Menuruni jalan turunan yang licin merupakan suatu hal yang sangat mengerikan jika
dibandingkan dengan jalan datar ataupun pendakian, karena tingkat resikonya jauh lebih
besar, (karena unit sangat susah untuk dikendalikan). Untuk yang satu ini dibutuhkan

102 Scania P380 | TRAINING CENTER | KALIMANTAN PRIMA PERSADA


pertimbangan yang super matang untuk melakukan nya, kalau tidak lebih baik tidak
dilakukan.
b) Kalau seandainya hal ini ada kesanggupan untuk dilakukan, jangan sekali sekali ada unit
yang berlawanan arah/berpapasan dengan unit yang datang dari bawah.
c) Sekali lagi untuk hal-hal seperti ini seorang operator sangat dibutuhkan perhitungan dan
pertimbanganya untuk melakukanya atau tidak, sebab yang tahu kondisinya adalah
operator itu sendiri.

D. Berjalan dijalan datar yang licin (unit kosong)


a) Pastikan tidak ada unit yang berlawanan arah dengan unit kita.
b) Masukan speed/gear yang dianggap sangat aman dan jika perlu gunakan difflock inter
axle.
c) Pilihlah jalan yang agak kering serta posisi agak ditengah.
d) Operasikanlah steering sesuai dengan kebutuhan (tidak liar)
e) Operasikan sistem brake sesuai kondisi, (unit melintang) boleh gunakan foot brake untuk
sesaat (tidak boleh ditekan mati dan berkepanjangan) agar unit tetap lurus, tidak merosot
dan brake tidak panas.
f) Operasikan pedal gasnya sesuai kebutuhan (kadang-kadang dilepas dan kadang-kadang
ditekan secukupnya saja).
g) Operasikan unit kita kalau masih bisa dikendalikan dan STOP segera kalau cenderung
berbahaya.

E. Jalan pendakian
a) Perlakuanya sama dengan yang ada di point jalan datar diatas.
b) Tapi untuk pengoperasian pedal gasnya beda dengan cara diatas, yaitu harus banyak
ditekan, kalau perlu tekan terus menerus (sesuai dengan kebutuhanya), agar unit tidak
merosot kebawah.

F. SOP jalan berkabut/debu


a) Lakukan pengecekan kondisi jalan hauling atau melakukan monitoring informasi dari
pengguna jalur hauling.
b) Lakukan penyetopan/pemblokiran jalan hauling pada kondisi jarak pandang kurang dari
100 meter kepekatan merata dan segera laporkan ke GL/pengawas
c) Pasang barikade sebagai tanda dilakukan penyetopan/pemblokiran di depan unit terdepan
d) Pada saat dilakukan penyetopan/pemblokiran, tidak ada unit pengguna jalan hauling yang
beroperasi, kecuali unit tim monitor, unit ambulance, fuel truck, unit penyiraman, dan
unit fire truck dengan pengawalan.
e) Semua unit yang berhenti harus menyalakan lampu hazard dan 100 meter di belakang
unit terakhir dipasang lampu hazard portable warna kuning.
f) Lakukan pemeriksaan jarak pandang secara kontinyu.
g) Buka kembali jalan hauling pada jarak pandang lebih dari 100 meter dan laporkan ke
pengawas/GL
h) Pastikan jalan hauling tidak berdebu saat dibuka.

7.3 Hal-hal yang perlu diperhatikan


Dalam berkendara atau mengemudi, hal yang paling penting salah satunya adalah kondisi
dari driver itu sendiri. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan.
a) Kontrol emosi

Scania P380 | TRAINING CENTER | KALIMANTAN PRIMA PERSADA 103


Kondisi emosi sangat penting dalam berkendra dan ini adalah menyangkut suasana hati.
Apakah seorang driver itu sedang senang, marah, sedih, takut, kecewa, depresi dan
sebagainya.
b) Penglihatan
Kemampuan melihat obyek statis dan dinamis
Buta warna
Rabun ayam
Kemampuan kedalaman persepsi
c) Pendengaran
Kemampuan mendengar suara dalam frekuensi tertentu
d) Fatigue (lelah)
Fatigue diartikan kelelahan, setelah menjalani kegiatan yang dilakukan berulang kali.
Timbulnya fatigue dalam aktifitas mengemudi, antara lain
Saat mengemudi jarak jauh
Jenuh karena rute yang dilalui sama dan dilakukan berulang
Mengemudi malam hari setelah beraktifitas seharian
Berkendara di luar kebiasaan waktu dimana tidak biasa beraktifitas
Tidak cukup Istirahat (7-8 jam)
Mengkonsumsi makanan tinggi karbohidrat
Ciri-ciri pengemudi mengalami fatigue
Mata terasa panas, kering lelah
Persepsi jarak dan kecepatan berkurang
Peripheral vision meyempit
Konsentrasi dan reflek berkurang
Hal-hal dapat dilakukan untuk mencegah fatigue
Istirahat cukup sebelum beraktifitas (7-8 jam)
Tidak dalam pengaruh alkohol dan obat-obatan
Tidak mengkonsumsi makanan yang berkadar lemak tinggi
Jangan mengandalkan kafein atau stimulan
Makan makanan ringan (biskuit), buah, coklat, dan air mineral
Buka kaca, hirup udara segar atau buka saluran ventilasi
Hindari penggunaan AC secara terus menerus 1-2 jam, karena kadar oksigen akan
berkurang dan karbon dioksida terus bertambah .
Lakukan “ComentarY Driving” .Comentary Driving adalah Driver berbicara pada diri
sendiri, berusaha untuk mengidentifikasi adanya potensi bahaya .
Hal-hal yang mesti diwaspadai berkaitan dengan fatigue
Mengemudi dalam keadaan lelah akan berpengaruh pada konsentrasi dan kemampuan
persepsi
Waspada terhadap jalur lurus/ aktifitas yang monoton
Kurang waspada akan mengurangi kemampuan bereaksi terhadap bahaya
Semakin lama mengemudi akan semakin besar potensi bahaya
Kurangnya pergerakan mata dan tubuh berakibat jenuh, tingkat kesadaran, dan
kewaspadaan berkurang

104 Scania P380 | TRAINING CENTER | KALIMANTAN PRIMA PERSADA

Anda mungkin juga menyukai