Anda di halaman 1dari 70

OPERATION TRAINING & DEVELOPMENT

OPERATION TRAINING &


DEVELOPMENT

POWER LINE
MOTOR GRADER GD 705-4
Power Line

Siswa mampu mengetahui nama, fungsi dan cara


kerja dari peralatan yang akan dioperasikannya .

Mampu memberikan informasi yang benar bila ada


kerusakan pada peralatan .
Power Line

1. Blade lift cylinder


2. Drawbar shift
cylinder
3. Cab
4. Ripper
5. Rear wheel
6. Articuled cylinder
7. Blade
8. Front wheel
9. Head lamp
Kode Unit

ARTI KODE GD 705A - 4

GD = KOMATSU MOTOR GRADER


70 = Machine size
5 = Powershift drive
A = Articulated Frame
4 = Modifikasi/series
Engine
ENGINE S 6 D 125 - 1
S 6 D 125 - 1

Series

Diameter Cylinder Liner


Diesel engine
Jumlah Cylinder
Super charger/turbo
Data Teknis

SPESIFIKASI

Blade Tinggi : 700 MM


Panjang : 4230 mm (4.3 m / 14.1 ft )
A : 2900 mm
B : 2900 mm
C : 6450 mm Wheel base
D : 1730 mm
E : 3365 mm
F : 3560 mm (with ROPS CANOPY)
: 3365 MM (Standart steel Cab)
Data Teknis
Berat Operasi : 17.620 Kg

Horse Power : 200 Hp (149 kW) 2000 rpm


Power Train

1. Engine
2. Joint
3. Hydroshif transmission
4. Parking break
5. Drive shaft
6. Final drive
7. Tandem drive
Power Train
1. Engine
2. Joint
3. Hydroshift transmission
4. Parking brake
5. Drive safht
6. Final drive(with differential)
7. Tandem drive
Data Teknis Engine
ENGINE
• Menggunakan merk KOMATSU dengan jenis
engine S 6 D 125 - 1
• Engine diesel 4 langkah ( 4 Tak ).
• Menggunakan Turbocharger.
• Sistem pendingin dengan air.
• Engine diesel menggunakan 6 silinder dengan
diameter liner 125 mm
• Piston displacement 11.040 cc ( 11, 04 liter ).
• Flywheel horsepower 200 HP pada 2000 RPM.
• Direct injection untuk menghemat bahan bakar.
• Sistem kelistrikan menggunakan battery 12 V 2
pieces 200 AH
Data Teknis Transmisi
TRANSMISI
Model : Hydroshift Transmission
Dilengkapi : Inching Valve Netral safety switch

SPEED
F1 : 3.9 km/jam R1 : 4, 3 km/jam
F2 : 5,2 km/jam R2 : 5,8 km/jam
F3 : 7.6 km/jam R3 : 8,5 km/jam F4 :
11,5 km/jam R4 : 12,2 km/jam F5 : 15,8
km/jam R5 : 16,9 km/jam
F6 : 20.5 km/jam R6 : 21,4 km/jam F7 :
30 km/jam R7 : 33,4 km/jam F8 : 45,9
km/jam R8 : 45,9 km/jam
Turning Radius : 7,5 meter
Maximum drawbar pull : 10.180 kg
Ground Clearance (langkah bebas): 410 mm
DATA REFILL
PENGISIAN :

Fuel Tank : 400 liter


Coolant : 58 liter
Engine Oil : 38 liter
Transmisi Oil : 25 liter
Tandem case Oil : 190 liter ( satu sisi )
Final drive Oil : 63 liter ( satu sisi )
Hidroulic oil : 80 liter
Engine

Engine
Suatu alat yang menghasilkan tenaga melalui
proses tertentu di mana proses thermis di ubah
menjadi tenaga mekanis .

Machine/ unit
Suatu unit secara keseluruhan mencakup dari
engine sampai Final Drive .
Engine
KLASIFIKASI ENGINE

GASOLINE
INTERNAL COMBUTION ENGINE
DIESEL
ENGINE
MESIN UAP
EXTERNAL COMBUTION ENGINE
TURBIN UAP
DEFINISI:
INTERNAL COMBUSTION ENGINE : Adalah engine yang proses
pembakaraanya terjadi didalam silinder itu sendiri .
EXTERNAL COMBUSTION ENGINE : Adalah engine yang proses
pembakaraanya terjadi diluar silinder itu sendiri .
Engine
KLASIFIKASI ENGINE
DIRECT INJECTION
COMBUSTION
INDIRECT INJECTION

TWO CYCLE
CYCLE
FOUR CYCLE

AIR COOLER
ENGINE

COOLING
WATER COOLER

SPLASH
LUBRICATION
PRESSURE

NATURALLY TURBO
AIR INTAKE
TURBOCHARGER AFTER

STATIONERY
APPLICATION
BLOWER
AUTOMOTIVE

IN LINE ENGINE
CONTRUCTION
V ENGINE
Four Cyrcle Engine

INTAKE
Intake valve terbuka, exhaust
valve tertutup. Piston bergerak
turun dari TDC ke BDC, dan
menghisap udara dari intake
manifold kedalam ruang bakar
(cylinder) .
Four Cyrcle Engine

COMPRESSION
Intake valve dan exhaust valve
dalam keadaan tertutup.
Setelah piston turun sampai
BDC, piston akan kembali naik
untuk memampatkan udara
yang telah dihisap tadi.
Temperatur pada saat itu bisa
mencapai sekitar 300 – 400 oC
.
Four Cyrcle Engine

 POWER
Intake valve dan exhaust valve
masih dalam keadaan tertutup.
Setelah piston mencapai titik yang
ditentukan (beberapa derajat
sebelum TDC), kemudian solar
disemprotkan ke dalam ruang
bakar dan terjadilah pembakaran
(power) karena udara yang
dikompresikan tadi mempunyai
suhu tinggi dan bercampur
dengan bahan bakar .
Four Cyrcle Engine

EXHAUST
Setelah langkah power, piston
kembali turun dari TDC ke titik
BDC . Kemudian naik kembali
dari BDC ke TDC untuk
membuang sisa-sisa
pembakaran melalui exhaust
valve . Sedangkan intake valve
tetap tertutup .
Engine sebelah Kiri
5 1 4

1. Turbocharge
2. Alternator 6 2

3. Starting motor
4. Muffler
5. Pre cleaner
6. Air cleaner
7. Oil pan

3 7
Engine sebelah Kanan
1. Fan
2. Belt 1
3

3. Fuel filter
2

4. Water pump
5. Oil filter
6. Priming pump
7. Feed pump

7 5
4 6
Cylinder Block
 Konstruksi cylinder block
dibuat sedemikian rupa
sehingga terdapat saluran Cylinder block
untuk pelumasan dan
pendinginan .
Fungsi Cylinder block
sebagai tempat kedudukan : 
Liner, Piston, Connecting rod,
Crank shaft, Fuel pump gear,
Crank gear, Cam gear.
Cylinder Head
1. Cylinder head
2. Rocker arm shaft
3. Rocker arm
4. Valve spring
5. Nozzle
6. Glow plug
7. Precombustion chamber
8. Valve guide
9. Intake valve
10. Exhaust valve Fungsi :
a. Tempat kedudukan valve dan injector
11. Valve seat
b. Tempat masuk dan keluar udara / gas buang
c. Mengatur sirkulasi pendingin ke sekeliling valve dan

injectors / nozzle .
Piston
1. Piston
2. Top ring
3. Second ring
4. Oil ring
5. Pin piston
6. Snap ring

Fungsi :
Tempat kedudukan ring piston
Tempat kedudukan pin piston
Meneruskan tekanan pembakaran ke
crank shaft
Meneruskan panas melalui ring piston
Connecting Rod
1. Conecting rod bushing
2. Conecting rod 2 3 4

3. Conecting rod – bolt


4. Conecting rod cap 11

A. Small bos
B. Large A B 5

Fungsi :
• menjaga ketegak lurusan jalannya piston .
• meneruskan tekanan gerak naik turun dari piston ke crank shaft .
Crank Shaft
1. Crank shaft pully Crank shaft
2. Crank gear
3. Crank shaft
4. Fly wheel

Fungsi :
• merubah gerak naik turun dari piston menjadi gerak putar .
Cam Shaft
1. Cam shaft
2. Cam gear

a. Cam shaft journal


b. Intake cam
c. Exhaust cam
d. Injector cam

Fungsi :
Merubah gerak rotary ( berputar ) dari cam shaft ,
menjadi gerak naik turun ke push rod.
Timing Gear
1. Balancer gear ( R H )
2. Idler gear
3. Timimg gear
4. Cam gear
5. Idler gear ( large )
6. FIP Driving gear
7. Idler gear ( L H )
8. Balance gear ( L H )
9. Crank shaft gear
10. Crank shaft for driving oil pump
11. Oil pump driving gear
12. Crank shaft
13. Crank shaft pully Fungsi :
Untuk menentukan saat pembakaran pada
gerakan mekanisme engine .
Fly Wheel
 Fungsi :
Memindahkan tenaga putar dari engine ke power train .
Fly wheel
Cylinder Liner
 Fungsi :
a. Tempat terjadinya
tekanan pembakaran
b. Tempat bergeraknya
piston
c. Meneruskan panas
pembakaran ke
pendingin
Vibration Damper
1 2 3

1. Outher body
2. Rubber coupling
3. Inner body

Fungsi :
Mengimbangi getaran torsional yang terjadi pada crank
shaft.
Engine
Air intake dan Exhaust system
Naturally Aspirated

1. Precleaner
2. Air cleaner
3. Intake valve
4. Piston
5. Cylinder liner
6. Exhaust valve
7. Muffler
8. Exhaust pipe
9. Dust indicator

A. Combustion chamber
Turbocharger Aspirated

1. Precleaner
2. Air cleaner
3. Intake valve
4. Piston
5. Cylinder liner
6. Exhaust valve
7. Muffler
8. Exhaust pipe
9. Turbo charger
10. Dust indicator

A. Combution chamber
Turbocharger Aspirated

1. Precleaner
2. Air cleaner
3. Intake valve
4. Piston
5. Cylinder liner
6. Exhaust valve
7. Muffler
8. Exhaust pipe
9. Dust indicator
10. Turbo charger
11. After cooler

A. Combution chamber
a. Cooling water
Turbocharger
1. pre cleaner
2. Air cleaner
3. Dust indicator
4. Blower impeller
5. Housing
6. Turbin impeller
7. Muffler
8. Exhaust pipe
Fungsi :
Untuk meningkatkan jumlah pemasukan udara ke engine sehingga
lebih banyak bahan bakar yang dapat dibakar dan tenaga engine
lebih besar 30% tanpa merubah bentuk atau kontruksi engine .
Turbocharger
Turbocharger ini mempunyai dua
impeller , yaitu turbin dan blower .
Turbin dan impeller di putar oleh gas
buang dengan kecepatan yang sangat
tinggi . Pada ujung poros turbin ini
dipasang blower impeller dengan
ikatan nut ( mur ) , sehingga putaran
blower dan impeller akan sama dengan
putaran turbin impeller . Putaran dari
turbocharger ini berkisar antara 50.000
– 150.000 RPM .

Pada tengah rumah turbin dilengkapi


dengan saluran oil untuk pelumasan
bearing. Dan pelumasan ini
menggunakan oil engine .
Turbo Charger

Penyebab kerusakan turbocharger


 Menaikkan RPM dengan tiba tiba .
 Mengapa : oli belum cukup untuk melumasi bagian turbo,
apabila putaran engine secara tiba tiba dinaikkan dengan
mendapat beban maksimal. Maka turbo harus beroperasi
dengan kecepatan tinggi dan kondisi pelumasan kurang, maka
mengakibatkan Journal Bearing akan mengalami jammed /
macet .
Turbo Charger
Penyebab kerusakan turbocharger
 Mematikan engine dengan tiba tiba .
 Oli pelumas pada turbo tidak hanya digunakan untuk melumasi
bearing, tetapi juga untuk melumasi turbo .
 Apabila engine dioperasikan penuh maka temperature gas
buang pada sisi turbin mencapai 500⁰C - 700⁰C dan akan
dirambatkan panasnya ke bearing ( 200⁰C – 300⁰C ) sehingga
apabila mematikan engine dengan tiba tiba maka turbo akan
terputar karena gaya inersia selama 20 – 30 detik tanpa
adanya pelumasan yang bersirkulasi dan oli pelumas pada
bearing akan terbakar .
Cooling System
Cooling system
1. Water pump
2. Oil cooler
3. Corrosion resistor
4. Cylinder liner
5. Cylinder block
6. Water manifold
7. Thermostat
8. Radiator
9. Fan
10. Air compressor
Nama Komponen Cooling System
Radiator :
Tempat menampung air pendingin engine dan pendingin air
tersebut dengan bantuan udara luar.

Fan :
Untuk menghembus udara ke arah sirip – sirip radiator agar
sirkulasi udara akan lebih sempurna, sehinggas air panas di sirip
sirip radiator cepat dingin.

Thermostat :
Untuk mengatur air bekas pendinginan ke radiator atau ke engine
lagi hingga temperatur air pendingin tetap konstan 70–90 oC atau
mempercepat temperatur kerja engine saat bekerja maupun
mencegah engine overheat.
Nama Komponen Cooling System
Water pump :
Mensuplai / memompakan air dengan aliran yang bertekanan ke
dalam system pendingin air.

Water temperature gauge :


Untuk mengetahui suhu air pendingin engine

Water manifold :
Menampung / membagi air ke bagian–bagian yang memerlukan
pendinginan.

Corrosion resistor :
Mencegah korosi, sebagai pembersih endapan karat pada sistem
pendingin air.
Nama Komponen Cooling System
Oil cooler :
Mendinginkan oli engine dengan media pendingin air.

Radiator safety valve


Pressure valve :
Membebaskan tekanan lebih yang ada didalam sistem
pendinginan. Jika tekanan didalam sistem naik 0,75 kg/cm2
diatas tekanan udara luar.

Vacum valve :
Mencegah kevakuman sistem (menambah tekanan yang ada
didalam sistem pendinginan), jika tekanan didalam sistem
turun sampai 1 atm (1,03 kg/cm2) dibawah tekanan udara luar.
Lubrication System
Lubrication system.
1. Oil pan
2. Oil level sensor
3. Oil pump
4. Regulator valve
5. Oil cooler
6. Thermo valve
7. Oil filter
8. Safety valve
9. Main gallery
10. Crankshaft
11. Camshaft
12. Rocker arm
13. Piston cooling nozlle
14. Timing gear
15. Auxiliary equipment drive gear
16. Oil pressure gauge
17. turbocharger
Lubrication System

Oli
 Pelumas
Sistem pelumasan pada setiap engine sangat penting
sekali. Dalam hal ini, fungsi oli disamping sebagai pelumas
juga digunakan untuk pendingin, peredam getaran, pembersih
penyekat, sebagai bantalan dan anti karat.

Viskositas
 Minyak Pelumas
Viskositas menunjukkan derajat kekentalan minyak pelumas.
Makin besar viskositas minyak, maka pelumas tersebut makin
kental.
Viskositas dinyatakan dalam SAE (Society of Automotive Engineer).
Contoh :
SAE 10, SAE 40, dll.
Lubrication System
Klasifikasi Minyak Pelumas
Klafisikasi minyak pelumas dinyatakan dengan API service
(American Petroleum Institute)
Klasifikasi ini menunjukan kualitas dari minyak pelumas.
Semakin berada pada urutan bawah berarti semakin baik
(semakin banyak memenuhi fungsinya). 
Contoh :
Kelas
Diesel Engine. Baru Lama Penggunaan
CA DG Diesel Engine, Natural Aspirated, Operasi Ringan
CB DH Diesel Engine, Natural Aspirated, Operasi
Menengah
CC DM Diesel Engine ,Turbocharger, Operasi Menengah
CD DS Diesel Engine ,Turbocharger, Operasi Berat
Nama Komponen Lubrication System
Oil pan :
Tempat penampung dan pendingin oli.

Strainer :
Penyaring oli dari kotoran yang kasar.

Oil main pump :


Sebagai pompa oli utama, memberikan oli bertekanan dari oil
Pan ke system / bagian–bagian yang perlu di lumasi.

Scavenging pump :
Membantu memompakan oli pada waktu unit mendaki maupun
menurun sehingga selalu ada pelumasan pada lubrication
system.
Nama Komponen Lubrication System
Oil filter :
Membersihkan oli dari kotoran dan partikel lain yang timbul selama
sirkulasi sehingga dapat memperpanjang daya tahan umur engine .

Oil cooler :
Untuk mendinginkan oli dengan perantara sirkulasi air pendingin atau
dengan media pendinginannya adalah air .

Regulator valve / Relief valve :


Mengatur tekanan oli dalam system dengan tekanan yang di tentukan 2 s/d
5 kg/cm2 .

Safety valve :
Menjadi by pass waktu oil filter kotor / buntu atau menjaga oli tetap ada
dalam system bila di lengkapi dengan caution lamp oil filter. Lampu akan
menyala bila filter buntu .
Nama Komponen Lubrication System
Oil pressure gauge :
Sebagai petunjuk tekanan oli mesin.

By pass filter :


Menyaring oli dari oil pan melalui main gallery dan sebagai pendingin
oli karena tempatnya diluar engine.

Oli :
Membentuk lapisan film minyak.
Sebagai pendingin.
Sebagai penyekat.
Sebagai pembersih.
Sebagai pencegah / anti karat.
Sebagai pemindah tenaga pada hydraulic & brake system.
Sebagai media pemindah daya pada torque converter.
Fuel System

1. Fuel Tank
2. Fuel filter
3. Fuel injection
pump (FIP)
4. Feed pump
5. Nozzle.
6. Fuel line to nozzle.
Nama Komponen Fuel System
Fuel tank :

Sebagai penampung bahan bakar.

Fuel filter :

Untuk menyaring kotoran yang terkandung didalam bahan bakar
sebelum dialirkan kesistem.

Fuel injection pump :



Mensuply bahan bakar ke nozzle dengan tekanan tinggi (max 300 kg / cm2
), juga menentukan jumlah bahan yang disemprotkan serta menentukan
timing penyemprotan.

Feed pump :

Mensuply bahan bakar dengan tekanan rendah yaitu antara 1,2 s/d 2,6 kg
/ cm2, bersama-sama dengan priming pump mensuply bahan bakar ke
sistem pada saat engine dalam keadaan engine masuk angin.
Nama Komponen Fuel System
 Nozzle :
Sebagai penyemprot dan pengabut bahan bakardengan
tekanan tinggi ke ruang bakar tetapi tidak menentukan saat
injection.

 Governor :
Untuk mengatur rpm sesuai dengan jumlah bahan bakar dan
beban.

 Water sparator :
Untuk memisahkan antara air dan bahan bakar sebelum
dialirkan ke sistem.
PTO ( Power Take Off )

1. Input shaft
2. Idler gear
3. Pump drive gear

PTO berfungsi mengambil tenaga yang


dihasilkan oleh engine untuk
menggerakkan pompa.
Hydroshift Transmission & Transfer

1. Breather
2. Transmission control
valve
3. Drain plug

Komponen ini berfungsi untuk


mengatur kecepatan unit dan
merubah gerak maju / mundur.
Differential
 Komponen ini berfungsi meneruskan putaran dari
transmisi ke final drive dengan putaran yang berbeda
sesuai dengan kondisi medan, dan juga merubah
putaran vertical menjadi putaran horizontal.
Final Drive
 Final Drive
System roda gigi untuk mereduksi putaran dan
menambah daya yang di teruskan ke kiri / kanan Tandem
Drive Shaft.
Final Drive
1. Shaft
2. Bearing
3. Sprocket (13 teeth)
4. Joint
5. Gear (42 teeth)
6. Shaft
7. Gear
8. Gear
9. Lock plate
10.Gear
11.Bevel gear (38 teeth)
12.Nut
13.Cage
14.Gear (17 teeth)
15.Shim
16.Nut
17.Coupling
18.Bevel pinion (13 teeth)
19.Case
20.Housing
Tandem Drive
1. Chain
2. Breather
3. Shaft
4. Sprocket
5. Cage
6. Piston
7. Spring
8. Gear ( 105 teeth )
9. Plate ( 138 teeth )
10. Disc
11. Tandem case
12. Oil level gauge
13. Drain plug
14. Sprocket

Komponen ini berfungsi untuk meneruskan power dari Final drive ke


depan dan belakang roda dengan menggunakan rantai, Tandem case
naik dan turun masing–masing 130
Front Axle
1.Tie rod
2. Pitman arm
3. Front axle
4. Leaning rod
5. Housing
6. Hub saft
7. Hub nut
8. King pin
9. Bracket
10.Nut
Fungsi : 1. Sebagai steering
2. Mengurangi gerakan naik dan turun
3. Mencegah roda depan tergelincir ke samping kanan/kiri
Wheel

1. Side ring
2. Rim
3. Tyre

Fungsi :
Menyerap kejutan yang berasal dari permukaaan jalan yang diteruskan
ke unit.
Menggerakan / mengarahkan unit dengan cara berputar dan
berhubungan dengan jalan.
Drawbar

1. Cirle
2. Drawbar
3. Blade lift cylinder
4. Drawbar side shift
cylinder
5. Shim
6. Ball joint
Blade
1. Bracket
2. Support
3. Blade shift cylinder
4. Blade
5. End bit
6. Power tilt cylinder
7. Adjuster
8. Cutting edge
9. Yoke
10. Guide
11. Nut
12. Bolt
Rear Mount Ripper

1. Ripper cylinder
2. Bracket
3. Shank
4. Point ripper
Diagram Aliran Udara
1. Air compressor
2. Air drier (if equipped)
3. Air governor
4. Air resevoir tank
5. Safety valve
6. Relay valve
7. Chek valve
8. Low pressure switch
9. Pressure gauge
10.Brake valve
11.Stop lamp switch
12.Automatic drain (if
equipped)
13.Disc brake
14.Purge tank
Dasar Hydraulic System
Rangkaian hidrolik
Dasar Hydraulic System
Keuntungan sistem hidrolik
Dapat menyalurkan torque / gaya yang besar.
Pencegahan terhadap over load mudah.
Pengaturan gaya pengoperasian lebih mudah.
Pergantian kecepatan cepat dan mudah.
Daya tahan lebih lama.
Getaran halus.
Dasar Hydraulic System
Kerugian sistem hidrolik
Peka terhadap kebocoran
Peka terhadap perubahan temperatur.
Kadang-kadang kecepatan kerja berubah.
Kerja sistem saluran tidak sempurna.
Biaya perawatan lebih mahal.
Nama Komponen Hydraulic System
Hydraulic tank
Sebagai tempat penampungan oil hydraulic dan sebagai tempat
pendinginan.

Control lever
Untuk mengoperasikan attachment.

Control valve
Untuk mengarahkan oli ke sistem yang dikehendaki.

Hydraulic cylinder
Untuk merubah tenaga kinetik (pressure oil) menjadi tenaga mekanik.
Nama Komponen Hydraulic System
 Pressure line
Sebagai tempat mengalirnya oli bertekanan dalam hydraulic
cylinder.
 Hydraulic pump
Memindahkan oli dari tangki ke sistem hidrolik dan bersama-sama
dengan komponen lain menimbulkan hydraulic pressure.
 Relief valve
Untuk membatasi tekanan hydraulic pada system, agar tidak
melewati batas maksimum.
 Hydraulic filter
Untuk menyaring oli sebelum dikembalikan ke tangki .
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai