ENGINE
Engine Low Idle
Putaran terendah engine tanpa beban
Engine Hunting
Kondisi dimana putaran engine tidak stabil pada satu kecepatan (turun – naik).
Penyebab : fuel system kemasukan udara, fuel system failure, suhu kerja engine masih rendah, dll.
Engine Overheat
Suatu kondisi dimana suhu kerja aktual engine melebihi suhu kerja maksimum
Penyebab : kerja unit overload, cooling system failure, fuel system failure, dll
Coating Material
Material berbentuk pasta yang diberikan pada bagian komponen dengan tujuan untuk merekat, menyekat, mengikat atau anti
karat.
Kategori coating material :
a. Adhesive Merekatkan permukaan dua komponen yang berbeda. Jenis :
Thread Kocking : mengunci bolt
Retaining : Mengunci bearing pada tempatnya
b. Sealant Mengisi atau menyekat celah untuk mencegah kebocoran Jenis : Pipe Sealant dan Liquid Gasket
c. Anti Seize / Anti friction Mencegah macetnya bolt dan nut akibat karat.
Detonasi
Fenomena naiknya tekanan pembakaran secara abnormal (tinggi sekali) sehingga menimbulkan suara selain suara
pembakaran di ruang bakar (engine knocking). Ini diakibatkan oleh terlalu panjangnya delay period sehingga volume fuel
yang menumpuk sebelum ignition point terlalu banyak. Penyebab :
- Timing injeksi tidak tepat (advance)
- Kualitas fuel kurang baik
- Problem pada fuel system
Engine overrunning
Putaran engine yang melebihi putaran high idlenya. Dapat mengakibatkan kerusakan engine. Penyebabnya :
- Fuel return line tersumbat
- FIP governor problem
- (engine on unit) salah dalam gear shifting
Alignment Prosedure
Prosedure pelurusan hubungan antara engine dengan transmisi, dimana perbedaan kelurusan antara keduanya tidak boleh
lebih dari 3 mm. Dimana bila lebih dari 3 mm akan mengakibatkan kerusakan pada bearing dan shaft.
2. POWERTRAIN MODULE
Torque Converter Stall
Kondisi dimana pump berputar bersama dengan engine sementara turbin tidak berputar karena beban berlebih. Putaran
engine yang terukur mendekati rated rpm (rpm engine saat hp tertinggi).
Full Stall
Merupakan gabungan antara torque converter stall dengan hydraulic stall. Rpm engine yang terukur hampir mendekati rpm
engine saat torque tertinggi.
1
SELF LEARNING REMOVE AND INSTALL
Spool Stroke
Panjang langkah spool (memiliki standard stroke). Spool stroke mempengaruhi flow oli yang ke attachment yang akhirnya
mempengaruhi kecepatan gerak attachment.
Snubber Valve
Menghambat flow oli yang kembali dari hoist cylinder menuju drain saat operasi hoist-up dengan tujuan untuk mencegah
dump body terjungkit akibat sisa muatan di ujung dump body.
4. HYDRAULIC PUMP
Internal Leakage Of Pump
Kebocoran oli yang terjadi di sisi discharge ke sisi suction, melewati :
Side Clearence : Clearence antara sisi gear dengan side plate
Top Clearence : Clearence antara puncak gear dengan housing
Backlash : Clearence antara gigi-gigi gear pump
Flow Rate
Jumlah aliran fluida (oli) yang dihasilkan oleh suatu sumber/source (pompa). Dihitung dalam satuan Liter Per Menit (LPM)
atau Gallon Per Menit (GPM).
Preload
Beban yang sengaja diberikan pada sebuah benda berputar yang ditumpu oleh cone bearing / taper roller bearing, dengan
tujuan mendapatkan bearing clearence. Preload pada masing-masing komponen mempunyai besar tertentu dalam satuan kg
atau kgm.
Preload terlalu kecil posisi komponen tidak kokoh
Preload terlalu besar bearing overheat, keausan bearing
Shock Absorber
Peredam kejutan
Charging Height
Tinggi rod suspensi yang diukur saat proses charging
Oiling Height
Tinggi rod suspensi yang diukur saat proses oiling
Oiling Prosedure
Prosedure pemasukan oli pada suspensi
Charging Prosedure
Prosedure pemasukan gas Nitrogen pada suspensi
6. REAR SUSPENSION
Hydropneumatic Suspension
Suspensi yang bekerja dengan memanfaatkan gaya hydraulic (Oli) dan pneumatic (gas nitrogen).
Fungsi hydropenumati suspensi : Sebagai spring dan menjamin semua roda kontak dengan tanah dan sebagai shock
absorber.
2
SELF LEARNING REMOVE AND INSTALL
¾ Floating Type
Merupakan gabungan antara half floating dengan full floating.
Tipe ini jarang digunakan.
Jack Bolt
Bolt yang digunakan sebagai dongkrak untuk melepas sub komponen dari komponen utama.
Cone Bearing
Tipe bearing dimana rollernya berbentuk tirus (taperred roller) . Berfungsi menahan beban aksial dan radial sekaligus sambil
berputar.
3
SELF LEARNING REMOVE AND INSTALL
8. ELECTRICAL SYSTEM
Continuitas
Kondisi putus hubungnya suatu sambungan elektrik, biasa diukur menggunakan Ohm-meter.
0 ohm kontinyu (terhubung)
Tak terhingga discontiue (terputus)
Grounding
Terjadinya kontak antara kabel power dengan chasis / ground, sehingga arus yang ke beban tidak full.
Diukur menggunakan ohm-meter antara kabel power dengan chasis (Power diputus)
Tahanan kecil grounding
Tahanan tak terhingga Good condition
Short Circuit
Terjadinya kontak antara kabel elektrik positip dengan kabel elektrik negatip , sehingga tidak ada arus yang sampai ke
beban . Diukur menggunakan ohm-meter antara kabel positip dengan negatip (Power diputus) :
0 ohm short circuit
Ada tahanan dengan nilai tertentu good condition
Resistansi
Nilai perlawanan suatu komponen atau rangkaian listrik terhadap aliran /arus listrik.
9. DUMP BODY
SWL(Safe Working Load)
Beban kerja aman, yaitu beban maksimum yang ditanggung oleh suatu alat angkat pada kondisi pemakaian tertentu.
Power Up Limit
Batas maksimum posisi dump body saat operasi hoist naik (power up). Posisi ini biasanya berada di bawah posisi dump body
saat hoist full stroke. Posisi ini dapat disetel dengan mengubah posisi relatif Hoist Up Limit switch terhadap magnet yang
menempel di dump body.
Body Pivot
Tumpuan dump body (fulcrum) di main frame untuk operasi power up dan power down.
Winshield
Kaca depan unit yang berfungsi sebagai pelindung bagi operator dari terpaan angin saat unit berjal
Circuit Breaker
Suatu komponen elektrik yang bekerja memutus aliran listrik saat terjadi arus berlebih akibat terjadi beban lebih di satu sirkuit
elektrik. Arus berlebih itu menimbulkan panas yang membuat circuit breaker terbuka.
ROPS
Roll Over Protecting Structure. Structure cabin (jadi satu dengan cabin atau tidak) yang melindungi bagian dalam kabin saat
unit terguling.
4
SELF LEARNING REMOVE AND INSTALL
HYDRAULIC PUMP
Steering and Brake Pump
Hydraulic pump tipe aksial piston yang mensuplay oli ke
sirkuit steering and brake actuating circuit.
Hoist Pump
Eksternal gear type hydraulic pump (2 pompa tandem) yang
mensuplay oli ke hoist circuit, bila tidak digunakan oli
tersebut dialirkan ke circuit rear brake cooling.
Transmission Pump
Eksternal gear type hydraulic pump yang mensuplay oli ke
circuit torque converter dan transmission.
REAR SUSPENSION
Discharging Valve
Valve untuk mengeluarkan gas Nitrogen dengan cara memutar body body valve berlawanan arah jarum jam hingga gas
Nitrogen keluar tapi tidak bersama oli. Jangan mengeluarkan gas Nitrogen dari charging valve karena akan merusak valve
core.
Charging Valve
Valve untuk memasukkan gas nitrogen ke dalam suspensi menggunakan charging tool. Didalam charging valve ada valve core
yang mencegah gas Nitrogen bocor keluar.
Pressure Sensor
Terpasang pada discharge valve masing-masing suspensi dan bekerja untuk mengukur pressure Nitrogen di susupensi.
Aplikasinya untuk automatic suspension dan payload meter. Perubahan pressure akan diubah menjadi perubahan tegangan
yang masuk ke suspension controller/payload meter.
Spiral bevel gear : shaft bevel pinion dan shaft bevel gear
segaris. Memiliki kelebihan : kontak yang smooth dan
tidak berisik dan kapasitas torque besar.
Hypoid Bevel Gear : Shaft bevel pinion dan shaft bevel gear
tidak segaris, memiliki pinion lebih besar dibanding spiral
bevel gear, sehingga lebih smooth dan kapasitas torque
lebih besar. Banyak digunakan di mobil dan kendaraan
berat.
5
SELF LEARNING REMOVE AND INSTALL
2. Differential
Differential assy dirancang untuk tenaga putar (torque) dari drive shaft ke roda kiri dan kanan. Terdri dari : reduction unit
(bevel gear assy) dan diffrential unit untuk membedakan putaran roda kiri dan kanan saat unit berbelok.
3. Planetary Gear
Planetary gear terdiri atas 1 sun gear, 1 ring gear dan beberapa
pinion gear yang diikat oleh carrier. Berfungsi untuk mengubah
arah dan kecepatan putar serta torsi.
4. Rear axle dan final drive assembly terpasang pada truck frame
menggunakan 4 links dengan spherical bearing pada masing-
masing ujungnya, sehingga memungkinkan axle untuk berosilasi
mengikuti permukaan tanah.
5. Parking brake calliper memiliki slack adjuster yang berfungsi untuk meng-adjust clearence antara parking brake disc dengan
padnya dengan cara memutar adjustment screwnya.
Steering Cylinder
Merupakan tipe double acting cylinder, yaitu gerakan retracting dan extending piston rod karena tekanan oli. Rod-end
terpasang pada knuckle dan cylinder-end pada frame menggunakan spherical bearing dan pin.
Hoist Cylinder
Merupakan double acting cylinder jenis telescopic cylinder, yang tersusun atas beberapa cylinder sehingga dapat bergerak
memanjang.
6
SELF LEARNING REMOVE AND INSTALL
5. POWERTRAIN MODUL
Torque Converter
Komponen pemindah tenaga (torsi dan putaran) dari engine ke transmisi dengan media oli.
Kelebihan torque converter dibanding main clutch :
Meredam kejutan akibat perubahan torsi engine
Meningkatkan torsi engine
Dilengkapi lock up clutch system yang mengubah torqflow drive direct drive dengan menghubungkan secara mekanis
antara pump dengan turbin sehingga effisiensi 100 %.
2. Torqflow Transmission
Memiliki 7 speed forward dan 1 speed reverse, planetary gear, multiple disc clutch (7 clutch : M,H,L,3,2,1,R) dan
dioperasikan secara hidrolis. Pada transmission case terdapat transmission lubrication valve yang berfungsi membatasi
tekanan maksimum di sistem lubrikasi transmisi.
6. DUMP BODY
Mud Flaps
Terbuat dari karet dan dipasang pada dump body dan berfungsi untuk melindungi komponen-komponen, hose-hose, dll. Dari
terpaan lumpur yang terlempar akibat putaran roda.
Rock Edjector
Dipasang diantara dua roda belakang untuk mencegah agar batu atau material lain tidak nyelip diantara dua roda tersebut
dan membuat rusak ban.
Body Guide
Menahan dump body pada posisinya saat dump body duduk di frame. Memiliki body guide wear plug yang bila aus sehingga
gap antara body guide dengan wear plug-nya maks. 3 mm, maka wear plug-nya harus diganti.
Body Pad
Sebagai bantalan bagi dump body saat turun menyentuh main frame dan juga sebagai bantalan bagi dump body setelah
duduk di frame.
7
SELF LEARNING REMOVE AND INSTALL
7. ENGINE
1. Fan Clutch
Berfungsi menyetel kecepatan putar fan berdasarkan perubahan suhu engine coolant yang disensing oleh coolant temperature
sensor, yang selanjutnya akan mengirimkan arus listrik ke proportional solenoid yang akan mengirimkan oil pressure ke fan
clutch untuk mengengagedkan fan clutch tersebut secara proportional.
Untuk pendinginan fan clutch digunakan oli engine.
3. Rubber Damper
Berfungsi sebagai peredam kejutan bagi komponen torque converter dan transmisi akibat perubahan torsi engine saat
akselerasi.
8. CONTROL VALVE
1. Bleeddown Manifold
Bleeddown valve berfungsi meneruskan oli dari pompa ke steering accumulator, flow amplifier, steering control valve dan
steering cylinder, juga mensuplay oli ke brake circuit.
Bleeddown manifold secara otomatis membleeding oli di steering accumulator secara otomatis ke tangki saat kunci kontak
diposisikan dari ON ke OFF.
2. Flow Amplifier
Melipatgandakan flow oli yang dari steering control valve menuju steering cylinder menjadi 7 kali lipat.
5. Accumulator
Steering accumulator berfungsi mensuplay oli hidrolik ke steering circuit saat terjadi lost pressure (for emergency steering)
dan menjaga kestabilan oil pressure di sirkuit steering sebesar 2750 Psi, sehingga operasi steering menjadi responsif.
Brake accumulator berfungsi kestabilan oil pressure di sirkuit brake sebesar 2750 Psi sehingga operasi brake menjadi
responsif.
6. Brake Valve
Brake system 530M adalah tipe Full Hydraulic , tidak menggunakan air pressure.
Brake valve disebut juga dual relay valve, dioperasikan secara mekanis (pedal brake) atau secara hidrolis saat automatic
emergency brake. Brake valve mengontrol pressure yang dikirimkan ke front brake relay valve dan rear brake dual relay valve.
7. Relay Valve
Relay valve mensuplay oil pressure ke masing-masing brake disc assembly berdasarkan input pressure dari service brake atau
retarder brake.
8
SELF LEARNING REMOVE AND INSTALL
9. CABIN OPERATOR
Cabin operator 530M memiliki struktur ROPS yang terintegrasi dengan cabin tersebut.
Aspec ratio dinyatakan sebagai perbandingan antara tinggi ban dengan lebar ban dikali 100 %
9
SELF LEARNING REMOVE AND INSTALL
2. Alternator
Alternator berfungsi untuk men-charging battery di unit dan men-suplay arus listrik ke electrical system unit. Alternator yang
dipakai adalah 24 V dan arus maksimum 100 A. Memiliki elektronik regulator yang jadi satu dengan alternator. Memiliki 1
terminal B, 1 terminal R dan ground yang langsung ke bodinya.
3. Battery
Berfungsi mensuplay arus listrik ke starting motor untuk men-start engine. Unit menggunakan 24 volt untuk kebanyakan
sistem listriknya (beberapa komponen menggunakan 12 V yang diambil dari tengah-tengah sambungan serie 2 battery) yang
disuplay oleh 4 buah battery yang dihubung serie-parallel. Untuk memastikan seluruh battery di-charging dan di-discahrge
dengan seimbang, digunakan battery equalizer.
4. Controller
Terdapat 5 buah controller di unit 530M : ECM (Electronic Control Module) Centry , yang mengontrol power engine dengan
mengontrol suplay fuel ke injector. ECM Cense, yang memonitor kondisi engine saat operasi. RCM (Retard Control & Monitor),
yang mengontrol dan memonitor operasi retarder. ATC (Automatic Transmission Controller), yang mengontrol dan memonitor
operasi automatic hydroshift transmission. PMC (Powertrain Management Controller), yang memanage operasi seluruh
controller di unit yang outputnya ditampilkan di layar MOM (Maintenance & Operation Monitor).
6. Solenoid Valve
Adalah komponen elektromagnetik yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanis (gerak maju mundur). Ada banyak
solenoid valve di 530, spt : Bleeddown solenoid, retarder solenoid, dll.
7. Sensor Switch
Adalah switch yang dioperasikan menggunakan sensor pressure, flow oli, leel oli, dll. Ada yang tipe NO (normally open) dan
NC (Normally closed).
1. Power Wrench
Untuk meringankan saat kita mengencangkan dengan torque tertentu atau melepas bolt/nut yang mempunyai kekuatan ikat besar.
10
SELF LEARNING REMOVE AND INSTALL
3. Fernier Calliper
Alat untuk mengukur panjang, dan diameter luar suatu
komponen. Satuan : mm atau Inchi
Keakuratan : 0,05 mm
4. Torque Wrench
Alat untuk mengencangkan bolt dan nut dengan torque
tertentu. Satuan : Kgm, Lb ft.
5. Depth Gauge
Alat untuk mengukur kedalaman satu permukaan terhadap
permukaan yang lain pada suatu komponen.
6. Impact Wrench
Digunakan untuk mengencangkan atau mengendorkan bolt,
menggunakan power elektrik atau pneumatic. Electric impact
wrench untuk pekerjaan pengencangan ringan, sedang
pneumatic impact wrench untuk pekerjaan pengencangan
berat. Impact wrench ada yang adjustable, dapat disetel
sampai 5 level. Pneumatic impact wrench didesign bekerja
pada pressure engin 5 – 7 kg/cm2 .
11
SELF LEARNING REMOVE AND INSTALL
11. Shackle
Merupakan pelengkap untuk operasi pengangkatan. Ada 2 tipe utama shackle : D (Dee) shackle dan Bow shackle. Semua tipe
shackle yang digunakan untuk mengangkat harus bertanda WLL (Weight Load limit : kemampuan angkat maksimum untuk aplikasi
umum dalam ton)
12
SELF LEARNING REMOVE AND INSTALL
12. Eyebolt
Merupakan acessories untuk pengangkatan, dipasangkan pada blind hole di komponen. Eyebolt yang digunakan untuk mengangkat
harus bertanda WLL (ton).
13. Hook
Dipakai berpasangan dengan eyebolt atau shackle untuk
mengangkat suatu komponen.Pada Hook tertera WLL
(kemampuan angkat tool tsb secara umum –beban
tergantung secara vertikal) dalam ton.
13
SELF LEARNING REMOVE AND INSTALL
14
SELF LEARNING REMOVE AND INSTALL
19. Fixture
Spesial tool yang digunakan untuk mengikat jadi satu antara
inner drum dan outer drum brake clutch dengan tujuan
mencegah kerusakan pada floating seal saat proses remove
and install brake clutch.
15
SELF LEARNING REMOVE AND INSTALL
16
SELF LEARNING REMOVE AND INSTALL
2. CONTROL VALVE
1. Spool Stroke Of Hoist Pilot Valve
1. Posisikan hoist lever pada posisi Float. Lalu lepas capscrew
(7)
2. Kendorkan jam nut /lock nut (11), kemdorkan sleeve (10)
sampai cotter pin (8) dan pin (9) terlihat.
3. Ukur jarak dari tengah-tenga lubang cable attachment
sampai permukaan valve body. Std = 29.5 mm.
3. REAR SUSPENSION
Charging height of Rear Suspension
Pengukuran dimensi rod suspensi saat proses charging
gas Nitrogen. Diukur dari retainer ke bagian bawah rod
suspensi, menggunakan convex scale, std charging
length = 234 + 10 mm. Jangan terlalu tinggi karena
akan membuat sudut rear drive shaft semakin besar.
4. POWERTRAIN MODUL
1. Allignment/Centering Prosedure
Ketika engine assembly, torque converter dan transmisi
assembly, atau drive shaft telah dilepas, allignment antara
engine dan transmisi harus dicheck dan di-adjust.
Pasang allignment tool (2) pada coupling di ujung engine dan
ujung torque converter.
Note : Untuk menaikkan transmisi, tempatkan shim antara
mounting depan transmisi dengan bracket frame.
Sambil memutar coupling pada ujung torque converter, lakukan
proses centering sedemikian rupa sehingga tool tersebut
(2) berputar dengan smooth pada kedua shaft.
Note : Misallignment tidak boleh lebih dari 3.0 mm dalam
arah atas – bawah dan kiri – kanan. Jika mereka tidak
paralel, jarak pada titik dimana mereka terpisah paling jauh
, tidak boleh melebihi 3.0 mm.
5. ELECTRICAL SYSTEM
1. Pengecekan Output Voltage Alternator
1. Dengan seluruh accessories di unit dimatikan sambungkan
voltmeter pada terminal output alternantor (“BAT”) dan
ground ( - ) .
2. Naikkan engine speed untuk mendapatkan pembacaan
voltage maksimum.
3. Jika voltage tidak dalam operating range 26 – 30 volt, lepas
alternator untuk direpair.
Note : Rotor normalnya memiliki kemagnetan untuk
memberikan kenaikan tegangan saat engine distart.
Setelah disassembly atau repair ada kemungkinan
alternator tidak mengeluarkan voltage, karena tidak
ada kemagnetan di rotor. Untuk itu kita harus
mengembalikan kemagnetan itu dengan cara :
Sambungkan terminal-terminal alternator ke battery,
kemudian secara singkat sambungkan sebuah kabel
jumper dari terminal positip battery ke terminal relay
(R)(1).
17
SELF LEARNING REMOVE AND INSTALL
3. Pengecekan Battery
Level daripada elektrolit battery harus diperiksa secara periodik . Level elektrolit standard pada battery adalah 10 mm diatas
plate battery. Bila kurang harus ditambahkan air destilasi.
Untuk mengetahui kondisi charging battery, dapat dilakukan dengan mengukur spesific gravity dari elektrolit battery tersebut.
Spesific gravity adalah perbandingan BJ elektrolit dengan BJ air (tidak ada satuannya). Spesific gravity elektrolit pada battery
full charge adalah 1,260 – 1,280 pada suhu 20o C. Bila battery mengalami proses dicharging, maka spesific gravity dari battery
elektrolit akan menurun juga. Bila spesific gravity sudah tinggal 1,210 – 1,220 (kapasitas tinggal 75 %) pada suhu 20 o C,
sebaiknya battery harus dicharging kembali.
Pengukuran spesific gravity elektrolit battery dipengaruhi oleh perubahan suhu elektrolit. Untuk pengukuran spesific graity
diluar suhu std 20o C harus di-adjust dengan rumus : S20 = St + 0,0007(t – 20).
S20 : spec. gravity di 20o C , St : spec. gravity di to C, t : suhu aktual saat pengukuran.
5. Solenoid Valve
Komponen utama solenoid adalah coil (lilitan kawat), dimana coil tersebut mempunyai besar tahanan tertentu. Untuk
mengetahui kondisi dari coil tersebut, maka kita dapat mengecek tahanan coil tersebut dengan alat Ohmmeter. Bila tahanan
yang terukur sesuai standard di shop manual berarti coil solenoid tsb bagus. Bila tahanan yang terukur tidak terhingga berarti
coil tsb putus (open circuit). Bila tahanan yang terukur jauh lebih kecil dari standard, berarti coil tersebut short circuit. Bila kita
ukur antara terminal-terminal connector coil dengan chasis, ada terukur tahanannya dengan besar tertentu (seharusnya tak
terhingga), berati coil mengalami grounding.
6. Sensor switch
Sensor switch, yaitu switch yang ON atau OFF karena tekanan atau flow oli, ada yang memiliki 3 terminal : NO, NC dan COM.
Bila kita melihat sebuah sensor switch, dimana terminal yang terhubung dengan kabel adalah NO dan COM, berarti nomalnya
saat tidak ada pressure atau flow oli, switch tersebut kondisinya adalah OPEN, saat ada pressure atau flow oli, switch tsb
CLOSED. Untuk melakukan pemeriksaan sebuah sensor switch dengan menggunakan Ohmmeter, kita harus tahu apakah
sensor switch tsb NO atau NC.
7. MOM
Setelah MOM diberi power listrik, muncul pesan dalam bahasa
jepang yang artinya “start engine sekarang”. Selanjutnya
muncul display “ i1 “ selama 3 detik. Selanjutnya muncul
display “ i2 INITIAL CHECK 1 “ . Item “PARKING BRAKE”
muncul di layar jika parking masih dalam posisi release. Item
“T/M SHIFT LEVER” muncul di layar jika shift lever tidak pada
posisi neutral. Jika item –item diatas sudah dipenuhi muncul
display “ENGINE START OK” . Setelah engine distart, muncul
display “ i3 INITIAL CHECK 2 “. Item “STEERING PRESSURE
TOO LOW” muncul di layar jika steering oil pressure masih
dibawah std pressure. Item “ENG. DERATE ON” muncul di
layar ketika power engine mengalami penurunan akibat ada
trouble di engine yang terdeteksi controller. Jika item-item
diatas sudah dipenuhi muncul display “DEPARTURE OK”. Saat
MOM mendeteksi unit sudah jalan, muncul display “ i4 NORMAL
RUNNING “ , display ini akan muncul terus sampai kunci kontak
diposisikan OFF – selama tidak ada trouble.
18
SELF LEARNING REMOVE AND INSTALL
6. DUMP BODY
Pemeriksaan Kondisi Body Pad
Body pad harus diinspeksi setiap schedule maintenance, dan ganti jika rusak atau aus berlebihan.
19
SELF LEARNING REMOVE AND INSTALL
7. ENGINE
1. Pengukuran End-play crankshaft (Dengan Damper)
Ukur endplay crankshaft (crankshaft end clearence) dengan menggunakan dial indicator. Pengecekan dapat dilakukan dengan
memsang dial indicator pada front damper atau pulley, sambil diungkit menggunakan sebuah bar antara front cover dengan
sisi dalam dari pulley atau front damper. End-play harus terbaca pada engine yang terpasang di unit dan sudah tersambung
dengan transmisi atau torque converter. Jika clearence tidak terbaca, lakukan repair.
1. DUMP BODY
1. Body Pad Adjustment
1. Unit harus diparkir di tempat yang rata, untuk dilakukan inspection.
2. Seluruh pad, kecuali pad belakang pada masing-masing sisi, harus kontak ke frame dengan tekanan yang sama pada
rubbernya.
3. Harus ada gap kira-kira 1.5 mm antara pad belakang dengan frame. Ini dapat dilakukan dengan mengurangi masing-
masing satu shim pada pad belakang saat pemasangan dahulu.
4. Bila dari pemeriksaan terlihat bahwa pad belakang sudah kontak dengan frame. Ini menunjukkan bahwa kedua pad
didepannya sudah mengalami keausan atau sudah berkurang tebalnya.
20
SELF LEARNING REMOVE AND INSTALL
2. ENGINE
1. Belt Tension Adjustment
Pasang belt tension gauge pada tengah-tengah belt antara dua
pulley. Lakukan pengencangan adjusting screw sampai belt
tension 600 – 650 lbf. Lalu kencangkan lock nut, torque : 28.5
kgm.
2. PM – Clinic
PM – Clinic yang mengacu pada PM sheet Komatsu Jepang dapat dilihat di halaman belakang.
21
SELF LEARNING REMOVE AND INSTALL
Lakukan prosedure bleeding udara pada port “Bleed Port” dibawah ini. Bleed paling luar untuk brake cooling
dan port sisi dalam untuk brake actuating circuit.
Brake Performance
Bila diperlukan, dalam kondisi terbatas, kita dapat melakukan brake performance test seperti dibawah ini :
1. Foot brake perfomance test
a. Dengan unit diparkir pada tempat yang rata, tekan foot brake pedal.
b. Pindahkan shift lever ke posisi D dan naikkan engine speed secara perlahan sampai 1560 rpm. Periksa bahwa unit
tidak bergerak.
4. POWERTRAIN MODUL
Testing and adjusting prosedure dapa dilihat di halaman belakang.
5. ELECTRICAL SYSTEM
1. Wheel Speed Sensor Adjustment
Wheel speed sensor terpasang pada brake clutch di masing-
masing roda, dan memberikan sinyal ke RCM.
1. Jika sensor telah terpasang, kendorkan lock nut (2) dan
lepaskan sensor dari sensor mounting hole.
2. Putar carrier sampai gigi gear segaris dengan tengah-
tengah sensor mounting hole.
3. Dengan hati-hati putar masuk sensor kedalam lubangnya
sampai ujungnya menyentuh gigi gear.
4. Putar balik sensor 5/8 putaran. Lanjutkan putaran sampai
bagian yang rata dari sensor housing tegak lurus dengan
arah putaran gear.
5. Kencangkan lock nut.
6. Pasang pelindung pada sensor connector.
22
SELF LEARNING REMOVE AND INSTALL
6. CONTROL VALVE
1. Ajustment Netra Position Hoist Pilot Valve
1. Posisikan hoist control lever pada posisi FLOAT.
Adjust pilot valve spool sampai titik tengah dari cable
attachment hole berjarak 29.5 mm dari permukaan
valve body.
2. Sambungkan hoist cable dan pasang pin (9) dan
cotter key (8).
3. Putar sleeve (10) sampai kontak dengan body valve,
pasang flange (6) dan ikat dengan capscrew (7)
4. Start engine dan cek operasi hoist. Bila kerjanya
belum bagus, adjust dengan memutar sedikit-demi
sedikit sleeve (10). Setelah hasilnya bagus, ikat
sleeve dengan lock nut (11)
2. Hoist Up Relief Pressure Adjustment
1. Pasang Pressure gauge 5000 Psi pada port block di sisi
output hoist pump.
2. Lepaskan connector elektrik pada hoist up limit switch atau
OFF-kan circuit breaker switch CB 16.
3. Start engine dan jalankan low idle
4. Posisikan hoist lever pada posisi HOIST UP/POWER UP
sampai hoist cylinder full stroke. Pressure pada kedua hoist
pump harus mencapai kira-kira 2750 + 100 Psi. Jika
pressure tidak tercapai adjust :
5. Kembalikan hoist lever pada posisi FLOAT.
6. Bleeding pressure pada hoist circuit.
7. Lepas pipa kecil dan capscrew dari inlet section cover (2).
8. Lepas cover dan spring (3) dari relief valve.
9. Lepaskan lock nut pada relief valve (4) dan putar screw
clockwise untuk menaikkan pressure dan counterclockwise
untuk menurunkan pressure. ¼ putaran = 150 Psi.
10. Pasang spring (3) dan cover (2) dengan O-ring yang baru
(8) dan kencangkan capscrew (1).
11. Cek kembali pressure.
23
SELF LEARNING REMOVE AND INSTALL
24
SELF LEARNING REMOVE AND INSTALL
3. Kalibrasi PLM II
PLM harus dikalibrasi setelah : dipasang PLM baru, selesai charging suspensi, selesai penggantian suspension sensor, sekali
sebulan secara teratur.
1. Dengan engine running dan unit berhenti, tekan dan tahan switch CAL/CLR sampai “CAL” berkedip pada display.
2. Jalankan unit sampai kecepatan mencapai 10 – 15 km/jam.
3. Tekan switch CAL/CLR sekali lagi
4. Jalankan terus unit sampai display kembali kt tampilan waktu hari itu.
8. REAR SUSPENSION
Oiling Prosedure
1. Parkir unit tanpa beban pada tempat yang rata dan pasang
parking brake.
2. Lepas coer dan bersihkan area sekitar charging valve.
3. Pasang oiling spacer (1) antara stoper dan axle housing
sehingga dimensi A = 154 + 3 mm.
4. Buang Pressure Nitrogen dari suspension dengan
mengendorkan discharge valve (6) satu putaran.
5. Setelah gas Nitrogen habis, lepas discharge valve.
6. Lepas charging valve (5) dan pompakan oli sampai tidak
ada glelembung yang keluar dari lubang discharge valve.
7. Pasang discharge valve dan kencangkan 4.5 + 0.5 kgm
8. Lepaskan oiling tool dan pasang charging valve dan
kencangkan 4.5 + 0.5 kgm.
25
SELF LEARNING REMOVE AND INSTALL
26
SELF LEARNING REMOVE AND INSTALL
27
SELF LEARNING REMOVE AND INSTALL
28