Publikasi :
Kode Pub. :
Grup : BASIC MECHANIC
PLANT DEPARTMENT
PT SAPTAINDRA SEJATI
Jl. TB Simatupang Kav 18 – Cilandak Barat
JAKARTA 12430.
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan rasa syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, yang telah memberikan kekuatan dan
ketetapan hati, serta rahmat dan hidayah-NYA, juga ucapan terimakasih disampaikan kepada semua rekan
dan sahabat dan para senior praktisi alat berat yang memberikan masukan, kritikan dan koreksinya dan yang
tidak kalah pentingnya diucapkan terimakasih kepada keluarga (istri dan anaku tercinta) yang telah
mengorbankan waktu dan memberikan dorongan dan semangat, sehingga buku untuk pembahasan sistem
steering dan brake dapat diselesaikan.
Pembahasan dalam buku ini, berisikan informasi dasar, umum dan sederhana daripada sistem steering dan
brake yang berlaku pada unit-mesin heavy equipment (alat berat) penjelasan-penjelasan dari spesifikasi
komponen-komponen dan fungsinya serta yang terangkai dalam suatu sistem steering dan brake yang juga
diaplikasikan dalam bentuk aplikatip baik untuk mesin Bulldozer, Wheel loade, Hauling Truck (Rigid &
Articulated) dan mesin-mesin peralatan berat lainnya.
Buku ini merupakan buku pertama, dari seri pembahasan tentang sistem steering dan brake, yang mengacu
pada kurikulum Basic Machine Course atau Latihan Dasar Mekanik yang berdasarkan pada Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang telah dikonvesikan di Jakarta pada bulan Februari 2004.
Kompetensi yang menjadi sasaran dalam bahan ajar pelatihan ini adalah: Unit Kompetensi No. ABMR
011.20-1.A tentang: ” MELAKSANAKAN PEKERJAAN DASAR POWER TRAIN ”, dengan rincian uraian pada
element tugas: ABMR 011.20.09.1. tentang mengidentifikasi kompetensi yang dibutuhkan untuk
MENGIDENTIFIKASI PENGUASAAN PEKERJAAN DASAR SISTEM STEERING dan BRAKE.
Semoga pembahasan sistem steering dan brake seri pertama ini, akan menajdi daya tarik tersendiri untuk
lebih mendalami dan mendalami lagi, tentang keunikan sistem steering dan brake dari unit mesin. Kekurang
sempurnaan dalam pembahasan buku ini, agar dapat menjadikan awal dari semangat belajar lagi.
Terakhir terima-kasih atas kritik dan sarannya untuk perbaikan dan kemajuan bersama.
Wassalam,
Tanjung - Tabalong, .......... April 2009
Penyusun
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Sistem steering dan brake mempelajari berbagai kombinasi berbagai sistem yang menyebabkan mesin
(machine) bisa berbelok dan menghambat atau menghentikan pergerakan mesin atau dengan kata lain
pergerakan mesin dapat dikendalikan.
Sistem steering atau pengendalian mesin yang dilengkapi dengan dengan sistem pengereman atau brake,
terus berkembang sesuai dengan kemajuan teknologi otomotif pada umumnya yang selalu disesuaikan pula
dengan tuntutan efektifitas, safety, kenyamanan dalam mengoperasikan mesin, maka sistem steering dan
brake juga selalu mengalami inovasi/ perbaikan sesuai aplikasi pada setiap mesin, mulai dari sistem
mekanikal sampai sistem elektrik.
Dalam pembahasan masalah sistem steering dan brake, pada alat berat, secara garis besar dibagi dalam dua
kategori yakni alat berat yang mempunyai crawler undercarriage (mesin dengan kerangka bawah rantai) dan
wheel undercarriage (mesin dengan kerangka bawah roda-ban). Dan juga dibahas tentang steering dan
pengereman serta model-modelnya sebagai contoh., seperti berikut dibawah ini :
BAB 1
STEERING
Definisi:
Sistem steering adalah suatu sistem pengendalian unit yang digunakan untuk membelokkan arah dari gerak
lurus menjadi ke kiri atau ke kanan sesuai dengan kehendak operator.
Semi Integral
Type
Combine Type
Orbit-Roll Type
Full Hydraulic
Follow-up
Linkage
Orbitrol Type
Sistem Articulated Full Hydraulic
Sistem Steering
(Wheel Tractor)
Follow-up
Linkage
Mechanical
Spring Loaded
Hydraulic
Full Hydraulic
1.A.1. MECHANICAL
Cara Kerja :
Pada saat steering wheel diputar, maka steering shaft akan ikut berputar. Dengan berputarnya shaft maka
ball nuts assy bergerak ke atas atau ke bawah, tergantung kepada arah putaran steering wheel. Apabila ball
nut bergerak maka sector gear akan bergerak sehingga pitman arm juga bergerak.
Aplikasi:
Truck, Forklift
Cara Kerja:
Seering gear tidak hanya berfungsi untuk mengarahkan
roda depan, tetapi dalam waktu yang bersamaan juga
berfungsi sebagai gigi reduksi untuk meningkatkan momen
agar kemudi menjadi ringan. Untuk itu diperlukan
perbandingan reduksi yang disebut perbandingan steering
gear, dan biasanya perbandingannya antara 18 sampai
dengan 20 : 1.
Dalam tipe ini, control valve berada dan bekerja-sama dalam gear box, cylinder hydraulic terpisah dan
terpasang disebagian steering linkage, yang terdiri dari cylinder, piston dan piston rod.
Cylinder terpasang tetap pada frame. Ujung piston-rod tersambungkan ke bell-crank dan pada steering gear
melalui drag link dan pitman arm.
Control valve terdiri dari valve body, spool valve yang bergerak-geser didalam valve body, selama valve
bekerja.
Reaction spring adalah untuk menentukan posisi netral valve spool dan untuk menghasilkan respon saat
steering bekerja dan plunger.
Gear box, adalah dengan tipe recirculating ball screw, yang pada dasarnya sama dengan sistem steering
manual.
Komponen:
Cara Kerja:
Netral :
Saat steering wheel posisi netral, spool valve tetap berada ditengah
valve body, karena daya tenaga dari reaction spring.
Oli hidrolik dari flow devider, mengalir melalui celah di tengah valve
body dan cekungan di spool, dan kembali ke tangki dari kedua celah-
cekungan pada kedua ujung valve body, sehingga tidak ada oli yang
mengalir ke power cylinder.
Dengan kata lain, tekanan oli sangat rendah dan seimbang di
chamber kiri dan kanan power cylinder. Yang menjadikan tidak ada
posisi gerakan pada power cylinder.
Belok Kanan :
Shaft ball-nut utama pada steering, menggunakan screw kiri, putaran steering wheel ke kanan menyebabkan
ball-nut bergerak kebawah (lihat pada gambar dibawah).
Ball-nut tidak dengan mudah bergerak karena
dihubungkan pada roda belakang melalui cross shaft,
pitman arm, drag link, bell-crank, tie rod dan steering
knuckle, dikarenakan adanya tahanan pada roda-ban
dari tanah. Dan menjadikan shaft bergerak keatas lagi,
melawan daya reaction spring.
Dalam gerakannya, dimana spool valve terpasang
diujungnya shaft, juga akan bergerak keatas. Dan ini
menjadikan oli mengalir kedalam satu chamber dan
keluar dari chamber yang lainnya, sehingga cylinder
bekerja (extend), untuk memutar roda melawan
tahanan dari ground.
Oli hidrolik mengalir kedalam power cylinder, untuk memulai gerakan piston rod. Dan karena valve body
dalam keadaan tetap, maka oli yang mengalir masuk kedalam cylinder tidak akan berhenti, selama valve
spool tidak di-kembalikan ke posisi netral. Yang berarti gerakan piston tidak akan berhenti, selama steering
wheel tidak dikembalikan ke posisi aslinya.
Belok Kiri
2. Integral Type
Pada integral type steering, gear box assy terdiri atas komponen directional control valve ( control valve
assembly ), piston dan gear box ( power cylinder assembly )
Detail Z
Steering Gear
Cara Kerja :
Posisi Netral
Pada saat steering wheel tidak dibelokkan, oil dari pump
mengalir ke tank.
Posisi Steering Wheel diputar berlawanan dengan arah jarum jam (Kiri)
Piston akan bergerak turun apabila beban pada sector
shaft kecil akan tetapi apabila beban pada sector shaft
besar maka worm shaft akan bergerak naik kearah atas
() begitu juga directional control valve akan bergerak
kearah atas (), maka akibatnya oil dari pump akan
diarahkan oleh directional control valve ke chamber B
(Upper cylinder chamber). Dengan demikian masuknya
oil ke chamber, maka tekanan di chamber B menjadi naik,
sehingga akan mendorong ball screw kearah bawah ( ).
Pada saat bersamaan oil dari chamber A akan didrain ke
tank sewaktu ball screw piston akan bergerak kebawah,
maka sector shaft akan didorong, sehingga akan berputar
seperti pada gambar diatas, pada saat yang bersamaan
juga directional control valve akan bergerak kearah
bawah ( ) yang berfungsi untuk menetralkan kembali
saluran oil pada directoional control valve agar jangan
sampai oil disupply terus menerus ke chamber B (harus
proportional).
Pada saat steering diputar kearah kanan, maka kejadiannya akan berlawanan seperti yang telah
diterangkan diatas.
3. Combined Type
Cara Kerja:
Posisi Netral
Pada saat steering wheel posisi seperti pada gambar di
samping, maka oil dari pump akan melewati demand
valve selanjutnya mengalir ke port C. Pada directional
control valve karena posisi control valve sedang netral
maka oil tersebut akan mengalir ke drain melewati port
A dan B.
Pada rod dan linkage full hydraulic steering system terdiri dari dua type, yaitu :
a. Follow up linkage.
b. Orbit Roll.
a. Follow Up Linkage.
Pada sistem ini roda depan digerakan dengan
tenaga hidrolik sehingga apabila engine mati, roda
depan tidak akan dapat belok sekalipun steering
wheel diputar (kecuali apabila dilengkapi
emergency pump, yang digerakkan dengan tenaga
listrik dari battery )
Steering HD
Lever B
Cara Kerja:
Steering ke Kiri
Apabila steering wheel diputar berlawanan dengan arah
jarum jam (supaya roda depan belok kiri), maka lever D
akan bergerak kearah , sedangkan rod B diam, maka
lever C akan mendorong rod A akan menggerakkan
steering control valve, sehingga oli dari pump akan
diarahkan ke port A. Selanjutnya masuk cylinder port A,
sedangkan oli akan keluar dari cylinder melalui port B
dan selanjutnya diarahkan oleh steering control valve ke
drain.
Pada saat rod B bergerak kearah dan rod A bergerak kearah , posisi lever D tidak berubah (tetap diam)
lever D akan berubah posisi apabila gerakan steering wheel dirubah.
b. Orbit Roll
Orbit-roll type berfungsi sebagai directional control valve untuk mengarahkan aliran oli pada saat engine
bekerja (pump bekerja), sedangkan saat engine mati orbitrol akan berfungsi sebagai hand pump dan
directional control valve.
1. Bagian Control
Bagian control (A) terdiri dari closed center valve spool
(4) yang langsung mengalirkan fluida ke dan dari
bagian metering (B) dan cylinder steering. Bagian
control (A) memisahkan metered oil, menjaga tekanan
yang besar turun dan memin- dahkan oli antara
port steering kiri dan kanan.
1. Bagian Metering
Bagian metering (B) terdiri dari sebuah bi-direction gerotor
element assembly. Gerotor element assembly, terdiri dari
sebuah stator (metering ring)(14) dan orbiting rotor
(bintang) (13). Stator (14) terdiri dari tujuh displacement
chamber dan rotor (13) mempunyai enam lobe (cuping),
yang berhubungan bersama stator (14). Lihat pada
gambar di atas belahan dari gerotor element assembly.
Cara Kerja :
Netral
Bila sistem steering tidak aktif atau netral, steering
valve tertutup untuk aliran ke sistem. Oli hidrolik dari
pompa steering ke dan dari cylinder steering
tertutup(blocked). Lihat pada Gambar di samping.
Berbelok :
Saat operator memutar steering wheel, control valve spool (4), driveshaft (8) dan rotor (13) juga berputar.
Karena rotor (13) berputar, maka jumlah suplai oli dan oli langsung masuk kesatu port cylinder steering
“L”, belok kearah kiri; “R” berbelok kearah kanan.
Arah ini yang adalah sama dengan ketentuan dari putaran steering wheel, yang menjadikan fluida
mengalir di control valve spool (4) yang terbuka dan ke port cylinder steering yang menerima/ mendapat-
kan jumlah oli. Lihat pada Gambar di bawah
Contoh :
KOMATSU DUMP-TRUCK HD465
Posisi Netral
Oli dari pompa mengalir melalui demand valve masuk
ke port A steering valve. Saat steering netral spool 3
tidak digerakkan, semua port yang menuju ke
steering cylinder ditutup dan tidak ada oli mengalir ke
cylinder.
Steering Kanan
Plant People Development
- 14 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI
1.B. ARTICULATED
Komponen
Cara Kerja
Berjalan Lurus
1. Kedua rod steering cylinder dalam posisi
seimbang
2. Rear lever dalam posisi tegak lurus
3. Steering Control Valve dalam posisi netral
4. Oli dari pompa tidak disalurkan ke steering
cylinder
Contoh :
Steering unit langsung dihubungkan ke shaft steering wheel. Oli dari PPC pump melewati steering valve dan
dialirkan ke steering cylinder kiri atau kanan untuk menentukan arah travel Machine
1. Steering Cylinder
2. Orbit-Roll Valve
3. Stop Valve (RH)
4. Hydraulic Tank
5. Hydraulic, Steering PPC Pump
6. Torque Converter Charging Switch
Pump
7. Stop Valve (LH)
8. Charge Valve
9. Steering Valve
Orbit-Roll Valve
Komponen : 1. Neutral Position Spring
2. Valve Body
3. Check Valve
4. Spool
5. Sleeve
6. Gear Rim
7. Gear
8. Cover
9. Drive Shaft
a. Ke Tangki Oli Hidrolik
b. Ke Steering Valve port Pb
c. Ke Steering Valve port Pc
d. Dari PPC Pump
Struktur
Cara Kerja:
Belok
Ketika steering wheel diputar,
spool (4) menekan netral position
spring (1), dan berputar secara
pelan berhubungan ke sleeve (5).
Karena ini berputar, port sleeve (5)
dan spool (4) overlap, sehingga
terbentuk saluran untuk oli
mengalir dan oli mengalir ke gear
(7).
Ketika steering wheel diputar, oli dalam gear (7) mengalir, melewati bagian dalam sleeve (5) dan spool (4),
mengoperasikan spool steering demand valve dan menggerakkan steering cylinder.
Netral
Ketika steering wheel berhenti diputar
(putaran spool di hentikan), spool (4)
terdorong kembali oleh gaya neutral
position spring (1) dan sleeve (5) ke
posisi netral, sehingga aliran oli di
block dan oli berhenti mengalir.
Ketika non-reaction tipe steering valve posisi netral, steering cylinder, spool (4) dan sleeve (5) di block,
sehingga reaksi dari mesin tidak dipindahkan ke steering wheel
Steering Kiri
Cara pengoperasian dari steering yang menggunakan tipe ini, agar unit dapat belok maka antara disc dan
plate harus direnggangkan (disengaged). Sehingga putaran dan tenaga dari transmisi tidak diteruskan ke
salah satu final drive. Perenggangan (disengaged) dari clutch tersebut dapat dilakukan dengan bantuan
tenaga hidrolik ataupun tenaga mekanis.
Disengaged adalah suatu keadaan dimana disc dan plate tidak bertautan (tidak rapat). Engaged adalah suatu
keadaan dimana disc dan plate berhubungan. Pada kondisi seperti ini, tenaga diteruskan dari transmisi ke
final drive
Contoh power train yang menggunakan system steering clutch (Crawler Undercarriage)
1. Engine
2. Main Clutch
3. Universal Joint
4. Transmission
5. Steering Clutch
6. Steering Brake
7. Sprocket
8. Track
9. PTO
Komponen Utama:
DISC :
Terbuat dari baja, bagian luar diberi lapisan
bronze yang berguna untuk mengurangi
keausan. Disc ini berfungsi sebagai friction disc
dan duduk pada spline outer drum.
PLATE :
Terbuat dari baja tahan karat serta tahan
temperatur tinggi. Plate ini berfungsi sebagai
clutch plate dan duduk pada spline inner drum.
INNER DRUM :
Berfungsi sebagai tempat dudukan dari plate dan menerima putaran dari bevel gear shaft, yang diikat dengan
perantaraan flange.
OUTER DRUM :
Berfungsi sebagai tempat dudukan disc dan diikat dengan flange yang selanjutnya akan diteruskan ke pinion
pada final drive.
PRESSURE PLATE :
Berfungsi sebagai tempat dudukan disc dan diikat dengan flange yang selanjutnya akan diteruskan ke pinion
final drive.
SPRING :
Berfungsi sebagai sumber kekuatan untuk menekan susunan plate dan disc dengan perantaraan pressure
plate.
YOKE :
Berfungsi sebagai pengantar untuk menarik pressure plate.
Contoh:
KOMATSU BULLDOZER model mesin D10-2
Modulating Valve
Cara Kerja:
Ketika lever steering ditarik, spool G dan valve D akan bergerak
kearah sehingga oli akan mengalir masuk dan mengisi ruangan B.
Akibatnya pressure akan mendorong piston H maka clutch steering
akan disengaged. Pada saat yang bersamaan, oil juga masuk
mengisi ruangan I. Tekanan pada ruangan I dipakai untuk mendorong
valve E kearah Í melewati kekuatan spring F. Dengan bergeraknya
valve E kearah Í , maka oil dari steering pump juga akan mengalir
ke drain. Pada saat seluruh oil dari pump didrain, maka gerakan
piston h juga berhenti. Kekuatan spring F dipengaruhi oleh
panjangnya gerakan valve kearah Î sedangkan panjang langkah
gerakan valve dipengaruhi panjangnya tarikan lever steering atau
panjang injakan pedal steering.
Karena pressure plate diikat dengan yoke maka pressure plate akan ikut
terbawa. Pada kondisi demikian disc dan plate dalam keadaan
disengaged (merenggang).
Sistem penggerakan tipe hidrolik ini mempergunakan oli bertekanan untuk mendisengagedkan steering clutch.
A. Spring Loaded I.
Pada tipe spring loaded I ini proses engaged, steering clutchnya mempergunakan kekuatan spring sedangkan
untuk disengaged memakai oil pressure.
Contoh:
Penggunaan tipe spring loaded ini dipakai antara lain pada unit KOMATSU BULLDOZER : D59 - 6, D65 - 6,
D59 - 8, D65 - 8, D75 - 3, D70 - 18, D85 - 18, D150 / 155 - 1, D355 - 3, D375 - 1, D455 - 1, D375A - 2.
Contoh :
KOMATSU BULLDOZER unit model D80 / 85 - 18
1. Magnet Strainer
2. Steering Pump
3. Steering Filter
4. Flow Devider
5. Main Relief Valve
6. Clutch Spool (Kiri)
7. Clutch Spool (Kanan)
8. Clutch (Kiri)
9. Clutch (Kanan)
10. Steering Case
KOMPONEN-KOMPONEN UTAMA
Steering Case / Tangki oli (10) :
Berfungsi sebagai penampung oli steering clutch dan ( case ) juga tempat lokasi steering clutch.
Magnet Strainer (1) :
Berfungsi sebagai saringan awal ( kasar ) sebelum oli masuk ke pompa steering.
Pump / Pompa (2) :
Berfungsi untuk menghisap oli yang ada di case Steering serta mengalirkan ke sistem steering dan brake.
Jenis pompa steering pada umumnya adalah gear pump.
Steering Filter (3) :
Berfungsi sebagai saringan yang lebih halus agar jangan sampai ada kotoran yang masuk ke dalam sistem.
Pada posisi netral, steering clutch dalam keadaan engaged dengan kekuatan spring , dimana spring akan
menarik pressure plate untuk merapatkan disc dan plate.
Disengaged.
Pada proses disengaged, oil pressure digunakan sebagai perantara tenaga untuk menekan permukaan piston.
Piston akan mendorong pressure plate, dengan demikian tenaga yang berasal dari bevel gear tidak dapat
diteruskan ke final drive, akibatnya unit bisa belok ke kiri atau ke kanan tergantung dari lever / pedal yang
ditarik atau diinjak.
Control Valve:
Cara Kerja:
L.H dan R.H Steering Clutch posisi Engaged
Ketika L.H steering lever ditarik, maka L.H spool (14) dan
valve (17) akan bergerak kearah Î karena dorongan dari
lever (21). Dengan bergeraknya L.H spool (14) kearah Î
maka port A akan berhubungan dengan port C, sehingga
oil dari steering pump akan mengalir ke steering clutch
L.H melewati port A dan port C. Oli yang masuk ke
steering clutch L.H dipakai untuk mendorong piston agar
disc dan plate menjadi disengaged.
Pada saat yang bersamaan juga oil dari port A masuk ke
chamber E melewati orifice A. Oil pada chamber E
tersebut akan mendorong piston relief valve (12) Í ke
arah melawan gaya spring (13). Gaya spring (13) akan
dipengaruhi oleh besarnya pergerakan valve (17),
sehingga setting dari relief valve bervariasi, Sedangkan
besarnya pergerakan valve (17) dipengaruhi oleh panjang
tarikan lever steering.
Cara Kerja:
a. Engaged
b. Disengaged.
Control Valve
Cara kerja :
Oli dari pompa masuk ke control valve melalui port C selanjutnya :
Cara kerja :
Apabila steering lever LH dan RH ditarik, maka spool kanan dan kiri akan bergerak kearah Î sehingga oil
dari pump yang masuk ke control valve melalui port C akan diarahkan ke :
Tekanan oli di dalam steering circuit ini dibatasi oleh setting tekanan relief valve.
Cara kerja :
Apabila steering clutch lever LH ditarik, maka spool kiri akan bergerak kearah Î sehingga oil dari pump yang
masuk ke control valve melalui port C akan diarahkan ke :
Tekanan oil di dalam steering circuit ini dibatasi oleh setting tekanan relief valve.
Pada tipe hidrolik ini proses engaged & disenggaged mempergunakan tenaga hidrolik. Full hydraulic type ini
dipakai pada unit-unit KOMATSU BULLDOZER : D75 S - 2 dan D 55.
Cara Kerja:
a. Engaged.
Oli dari control valve masuk ke ruan A melalui port X
selanjutnya oil pada ruang A akan mendorong piston (2)
kearah Î, sehingga pressure plate (1) juga akan bergerak
kearah yang sama, maka disc dan plate pada steering clutch
menjadi engaged.
b. Disengaged.
Pada saat menutup aliran oil ke port X, maka piston tidak akan
mempunyai kekuatan dorong. Begitu juga dengan pressure plate,
sehingga antara disc dan plate menjadi disengaged.
Control Valve
Cara Kerja :
a. Kedua Pedal Steering tidak diinjak (kedua Steering Clutch
dalam keadaan Engaged ).
Pada keadaan demikian maka oli dari steering pump yang masuk ke
dalam control valve melewati port A, selanjutnya mengalir ke :
a. LH steering clutch melalui port X.
b. RH steering clutch melalui port Y.
Apabila kedua pedal steering diinjak, amak spool ( 1 ) dan (2) akan
bergerak kearah Í. Dalam keadaan seperti ini steering clutch RH dan
LH dalam keadaan engaged, karena kedua steering clutch tersebut
masih di supply oil melalui saluran silang M dan N pada control valve.
Seperti terlihat pada gambar di samping.
Tujuan dibuat demikian adalah untuk pengetesan torque converter ,
agar steering masih tetap pada keadaan engaged dan steering bekerja.
BAB 2.
BRAKE
Brake adalah suatu mekanisme yang berfungsi memperlambat / menghentikan laju kendaraan, dengan cara
merubah energi gerak menjadi energi panas akibat dari gesekan.
Klasifikasi Brake:
Toggle
Mechanism
Anchor
Dry
Band Lining
Wet
Control
Fixed
anchor pin
Sistem rem Leading
(brake Trailling
system) Joint
Link
Shoe Duo Servo
Single
Acting Cyl
Dual
Leading
Type Shoe
Double
Acting Cyl
Single
Disc
Wheel Multi
Hydraulic
Air
2.A.1.a MECHANISM
Berdasarkan Mekanisme di bagi menjadi 2 tipe:
a. Toggle Type
Brake band dipasang bagian luar dari outer drum. Ujung-ujung dari brake band berhubungan dengan End(6),
juga dihubungkan dengan spring terhadap housing agar brake band tidak dapat lepas terhadap End.
Cara Kerja
Pada saat pedal brake tidak diinjak, antara brake dan outer drum ada jarak
(clearance). Pada saat pedal brake diinjak, maka lever (1) akan bergerak
kearah dan akan menggerakkan bell crank (3). Bell crank. (3) duduk
pada shaft (2), pada saat bell crank digerakkan oleh Iever (1) maka posisi
bell crank akan bergerak memutar terhadap shaft (2). Digerakkan bell
crank tersebut akan menarik link (4) kearah }, gerakkan link (4) ini akan
menggerakkan link (5) yaitu link A { ke link B kearah |. Akibat dari
gerakkan link (5) maka End (6) akan menekan brake band yang
selanjutnya brake band akan mengeram, putaran outer drum.
Komponen-Komponen
Efek pengereman pada toggle type terlihat seperti gambar dibawah ini
Braking the drum in forward rotation Braking the drum in reverse rotation
b. Anchor Type
Anchor type dibagi menjadu dua tipe:
Horizontal type
Vertical type
1. Brake Band
2. Lining
3. Rivet
4. Spring
5. Bolt
6. Nut
7. End
8. Pin
9. Lever
10. Pin
11. Rod
12. Nut
13. Pin
14. Washer
15. Cotter Pin
16 Bracket
Cara Kerja:
Bertumpuknya brake lever (5) pada pin A (10) terjadi pada saa outer drum berputar berlawanan arah jarum
jam (unit bergerak maju), sedangkan pada saat unit bergerak mundur (outer drum berputar berlawanan
terhadap jarum jam), tempat bertumpunya brake lever (5) pindah pada pin B (9). Sehingga pada saat terjadi
pengereman, ketika lever D bergerak ke arah Ï, maka adjusting belt (4) akan bergerak kearah Î dan
menarik brake band.
Efek pengereman pada Anchor horizontal type seperti gambar di bawah ini:
Brake Operation During Forward Turning Brake Operation during reverse turning
Komponen
Cara Kerja:
Efek pengereman untuk anchor vertical type ini terlihat seperti gambar di bawah.
Brake Operation at time of Forward Revolution. Brake Operation at time of Reverse Revolution.
a. Dry type
b. Wet type
a. Dry Type.
Pada dry type atau tipe kering ini, lining brake yang dipakai
pada unit dalam kondisi kering tanpa pelumasan.
b. Wet Type.
Untuk wet type atau tipe basah ini, lining brake pada unit
menggunakan oli sebagai pelumasnya, dimana lining brake
selalu terendam oil yang ada di steering case.
* Pedal / Brake.
Dengan jalan menginjak pedal brake untuk pengereman.
* Interconnected
Menarik steering lever atau pedal steering, yang berarti akan
mendisengagedkan steering clutch, juga brake akan berfungsi
untuk pengereman unit.
a. Pedal / Brake.
Sistem kontrol pengereman yang menggunakan tipe pedal brake diklasifikasikan menjadi dua tipe :
1. Tipe Mekanikal
2. Tipe Booster
1. Magnet Strainer
2. Steering Pump (FAR 063)
3. Filter
4. Flow Devider
5. Flow Devider
6. Brake Relief Valve
7. Brake Booster
8. Shaft
9. Steering Case
Cara Kerja:
Netral
Oli dari pompa steering dialirkan ke port A menuju brake booster.
Dalam kondisi netral (pedal brake tidak diinjak). Oli mengalir melalui
port antara spool (5) dan piston ( 8 ) ke steering case
b. Interconnected
1. Steering Case
2. Oil Strainer
3. Steering Pump
4. Steering Oil Filter
5. Steering Main Relief Valve
6. Steering & Brake Control Valve
6A. Steering Control Valve
6B. Brake Control Valve
7. Steering Clutch
8. Brake Booster
A. Ke Sirkuit Torqflow.
B. Ke Sirkuit Torq Converter
C. Ke Servo Valve dan Solenoid
Valve
CR. Plug untuk Steering Clutch
Press (RH).
CL. Plug untuk Steering Clutch
Press (LH).
BL. Plug untuk Steering Clutch
(RH).
BR. Plug untuk Brake Boost Press.
(RH).
Cara Kerja:
Steering Lever tidak dioperasikan
Oli dari steering pump masuk ke main relief valve (27) dan juga
masuk ke steering control valve, pada port A dan B karena
steering lever tidak dioperasikan maka port A tidak berhubungan
dengan port B (steering clutch ) juga. Port D tidak berhubungan
dengan port ke brake booster.
Sistem rem tipe clutch ini menggunakan disc dan plate sebagai komponennya
2.A.2.a MECHANISM
Cara Kerja:
Ketika lever steering ditarik, roller (25) dari lever (28) mendorong shaft (7) mendorong modulating spring (6)
sehingga steering valve (15) bergerak ke arah Í maka port B dan port C saling berhubungan. Maka oil dari
power train pump mengalir ke port B, port c dan selanjutnya akan mendorong piston, pada saat yang sama oil
yang masuk port D akan mendorong valve (15) ke arah Î dan akan menutup saluran antara port B dengan
port C.
Sedangkan apabila steering lever ditarik lebih lanjut, maka roller (25) pada lever (28) akan mulai menyentuh
shaft (12) pada brake valve, tekanan pada port C adalah 26 kg/cm2 dan steering clutch akan fully
disengaged. Tekanan oil pada port C dipengaruhi oleh jarak tarikan steering lever (setting pressure
dipengaruhi oleh kekuatan spring (6)
port F akan turun lagi sehingga proses pengereman menjadi lebih besar dari seterusnya Oil pada port J yang
berhubungan dengan prot F berfungsi sebagai booster pressure untuk membantu lever (28) mendorong
output shaft (12) ke arah Í.
1. SHOE type.
2. DISC type.
a. LeadingTraillingShoe
1. Fixed Anchor Pin.
2. Joint Link.
b. Dual Leading Shoe.
c. Duo Servo.
Cara Kerja:
Pada saat pedal rem ditekan, oil yang berada pada cylinder akan:
Mendorong piston (1) kearah , gerakan piston ini selanjutnya dipakai untuk menekan shoe A
(leading shoe).
Mendorong piston (2) kearah gerakan piston tersebut selanjutnya dipakai untuk menekan shoe B
( trailing shoe ).
Sehingga akan menghasilkan gaya pengereman untuk menghentikan putaran
2. Joint Link
Pada tipe joint link, piston brake/ wheel cylinder yang digunakan adalah single acting type
Cara Kerja:
Pada saat pedal brake ditekan, oil yang ada didalam cylinder
mendorong cylinder(sliding) kearah menekan shoe B (trailing
shoe) serta mendorong piston cylinder kearah menekan shoe
A (leading shoe), akibatnya antara leading shoe dan trailing
shoe akan melakukan pengereman terhadap drum.
Efek pengereman
Gaya pengereman brake shoe pada saat unit mundur seperti
diperlihatkan dengan garis putus- putus.
Efek Pengereman:
Gaya pengereman sepatu rem pada saat unit mundur seperti
diperlihatkan dengan garis putus- putus
Pada duo servo type, cylinder yang digunakan adalah double acting type.
Brake shoe sebelah kiri dan kanan dihubungkan satu sama lain melalui adjuster.
Cara Kerja:
Efek pengereman:
a. Single Disc.
Disc Floating
Cara Kerja:
b. Multi Disc
Cara Kerja:
Contoh:
KOMATSU WHEEL LOADER model WA180
Cara Kerja:
Brake Pedal Netral
Pada kondisi brake pedal netral, saluran oil antara spool (2)
dan power piston (5) terbuka. Oil dari pump dialirkan
langsung ke transmission valve ( brake off ).
1. Compressor
2. Air Governor
Air governor berfungsi untuk menjaga agar tekanan udara pada sirkuit tetap
konstant, sesuai batas yang ditetapkan.
1. Spring.
2. Exhaust port.
3. Piston.
4. Unloaded port.
5. Exhaust stem.
6. Inlet valve.
7. Tank port.
8. Filter.
Cara Kerja:
Compressor terbebani
Jika ha! ini terjadi, udara pada saluran unloaded valve (4) lewat
melalui exhaust stem (5) ke atmosfer dan compressor terbebani.
3. Air Tank
Air tank berfungsi untuk menampung udara
yang dibutuhkan pada air circuit.
Air tank diklasifikasikan menjadi dua tipe:
1. Wet tank.
2. Dry tank.
4. Safety Valve
Safety valve dipasang air tank berfungsi untuk menjaga tekanan udara di
circuit udara.
Cara Kerja:
Apabila air governor tidak berfungsi dengan baik dan tekanan didalam tank
naik diatas set pressurenya spring (3), ball (4) akan tertekan kearah dan
udara akan dibuang ke atmosfer
5. Brake Valve
Brake valve berfungsi untuk mengalirkan udara ke brake chamber dan mengoperasikan brake.
Cara Kerja:
6. Brake Chamber
Brake chamber berfungsi merubah air pressure menjadi gerakan mekanik untuk menekan oil yang ada di
slack adjuster guna pengoperasian brake.
Cara Kerja:
Pedal Brake ditekan
Saat pedal brake ditekan,udara bertekanan di
supply dari brake valve ke brake chamber. Air
piston (2) terdorong ke arah membawa rod (3)
menekan piston (6) dari master cylinder (7) ke arah
oli yang ada di slack adjuster terdorong oleh
piston (6) untuk mengaktifkan brake.
7. Two-Way Valve
`
Two – way valve berfungsi untuk mencegah aliran udara bertekanan ke
salah satu brake valve pada saat valve yang lain ditekan.
1. Body
2. Seat
3. Plug
4. Cap
Cara Kerja:
Air circuit sebelah kiri dan kanan brake valve
dihubungkan ke brake untuk mengoperasikan
brake pada ke empat roda. Udara bertekanan
masuk dari port A two way valve mendorong
seat (2) ke arah menutup sirkuit yang ke port
B. Sehingga udara bertekanan hanya mengalir
ke port C dan mengaktifkan brake chamber (5).
8. Slack Adjuster
Slack adjuster berfungsi untuk mendorong oli
menuju brake cylinder untuk me-engaged-kan
disc dan plate.
Cara Kerja
Apabila tekanan di brake chamber bertambah terus, maka oli bertekanan yang melelui port E akan mampu
menekan check valve (3) kearah dan kearah akibatnya oli akan mengalir melalui pilot circuit D untuk
menambah tekanan oli diport C. Dengan demikian akan terjadi penambahan gaya penekanan brake piston (5)
terhadap disc & plate untuk melakukan pengereman.
Air brake type ini menggunakan udara sebagai penggerak mekanisme pengeremannya.
Contoh:
Nissan Diesel
1. Brake Valve
1. Pedal.
2. Cover.
3. Piston (primary).
4. Return spring.
5. Feed valve (primary).
6. O - ring.
7. Return spring (secondary).
8. Valve Body
9. Exhaust pipe
10. Piston (econdary)
11. Feed Valve (Secondary)
12. Valve spring (inner)
13. Valve spring (Outer)
Cara Kerja:
Pedal Brake Ditekan
Pada saat pedal brake ditekan plunger akan terdorong ke menekan primary piston ke . Feed valve
(primary) juga akan tertekan ke membuka saluran udara yang menuju rear relay valve. Pada saat yang
sama feed valve ( secondary ) juga terdorong oleh feed valve (secondary) ke membuka saluran udara yang
menuju ke quick release valve.
1. Brake Chamber
Cara Kerja:
Udara yang berasal dari brake valve masuk ke brake
chamber, mendorong diaphragm ke membawa push rod
ke melawan push rod spring.
Selanjutnya push rod akan menekan lever pada slack
adjuster untuk melakukan pengereman terhadap lining
brake.
Slack Adjuster
Slack adjuster berfungsi untuk mengatur stroke atau langkah push rod brake
chamber akibat ausnya lining brake. Adjustment lining brake dapat dilakukan
dengan memutar worm shaft
Parking brake berfungsi sebagai pengaman agar unit tidak berjalan sendiri pada saat diparkir.
Cara Kerja:
Lever (2) memutar piston shaft (3) dan menggerakan piston (4) ke arah axial. Dengan demikian pad akan
mendorong disc, parking brake applied.
BAB 3.
STEERING DAN BRAKE SYSTEM D375A-5
DAFTAR PUSTAKA: