Anda di halaman 1dari 97

No.

Publikasi :
Kode Pub. :
Grup : BASIC MECHANIC

PLANT DEPARTMENT
PT SAPTAINDRA SEJATI
Jl. TB Simatupang Kav 18 – Cilandak Barat
JAKARTA 12430.

Untuk Lingkungan Sendiri


SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan rasa syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, yang telah memberikan kekuatan dan
ketetapan hati, serta rahmat dan hidayah-NYA, juga ucapan terimakasih disampaikan kepada semua rekan
dan sahabat dan para senior praktisi alat berat yang memberikan masukan, kritikan dan koreksinya dan yang
tidak kalah pentingnya diucapkan terimakasih kepada keluarga (istri dan anaku tercinta) yang telah
mengorbankan waktu dan memberikan dorongan dan semangat, sehingga buku untuk pembahasan sistem
steering dan brake dapat diselesaikan.

Pembahasan dalam buku ini, berisikan informasi dasar, umum dan sederhana daripada sistem steering dan
brake yang berlaku pada unit-mesin heavy equipment (alat berat) penjelasan-penjelasan dari spesifikasi
komponen-komponen dan fungsinya serta yang terangkai dalam suatu sistem steering dan brake yang juga
diaplikasikan dalam bentuk aplikatip baik untuk mesin Bulldozer, Wheel loade, Hauling Truck (Rigid &
Articulated) dan mesin-mesin peralatan berat lainnya.

Buku ini merupakan buku pertama, dari seri pembahasan tentang sistem steering dan brake, yang mengacu
pada kurikulum Basic Machine Course atau Latihan Dasar Mekanik yang berdasarkan pada Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang telah dikonvesikan di Jakarta pada bulan Februari 2004.

Kompetensi yang menjadi sasaran dalam bahan ajar pelatihan ini adalah: Unit Kompetensi No. ABMR
011.20-1.A tentang: ” MELAKSANAKAN PEKERJAAN DASAR POWER TRAIN ”, dengan rincian uraian pada
element tugas: ABMR 011.20.09.1. tentang mengidentifikasi kompetensi yang dibutuhkan untuk
MENGIDENTIFIKASI PENGUASAAN PEKERJAAN DASAR SISTEM STEERING dan BRAKE.

Semoga pembahasan sistem steering dan brake seri pertama ini, akan menajdi daya tarik tersendiri untuk
lebih mendalami dan mendalami lagi, tentang keunikan sistem steering dan brake dari unit mesin. Kekurang
sempurnaan dalam pembahasan buku ini, agar dapat menjadikan awal dari semangat belajar lagi.

Terakhir terima-kasih atas kritik dan sarannya untuk perbaikan dan kemajuan bersama.

Wassalam,
Tanjung - Tabalong, .......... April 2009

Penyusun

Plant People Development -I-


SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... I.


DAFTAR ISI .................................................................................................................................... I.
PENDAHULUAN ............................................................................................................................ 1.
1. STEERING .................................................................................................................................. 2.
1.A. SISTEM LINKAGE dan ROD STEERING ........................................................................ 3.
1.A.1. MECHANICAL STEERING .................................................................................... 3.
1.A.2. SEMI HYDRAULIC STEERING ............................................................................. 5.
1.A.3. FULL HYDARULIC STEERING............................................................................. 10.
1.B. ARTICULATED STEERING ............................................................................................. 16.
1.B.1. FOLLOW –UP LINKAGE ...................................................................................... 16.
1.B.2. ORBIT- ROLL TYPE ............................................................................................. 29.
1.C. MECHANICAL CLUTCH STEERING ............................................................................. 23.
1.C.1. MEKANISME PENGGERAK MECHANICAL CLUTH .......................................... 25.
1.C.2. SEMI HYDRAULIC TYPE ..................................................................................... 27.
1.C.3. HYDRAULIC TYPE ............................................................................................... 29.
1.D. FULL HYDRAULIC .......................................................................................................... 39.
2. B R A K E ................................................................................................................................ 40.
2.A. SISTEM BRAKE CRAWLER UNDERCARRIAGE ......................................................... 40.
2.A.1. BAND TYPE .......................................................................................................... 40.
2.A.2. CLUTCH TYPE ..................................................................................................... 53.
2.B. SISTEM BRAKE PADA WHEEL UNDERCARRIAGE ................................................... 58.
2.B.1. TIPE BRAKE (REM) ............................................................................................. 70.
2.B.2. SISTEM PENGONTROLAN ................................................................................ 65.
2.C. PARKING BRAKE .................................................................................................... 78.
3. STEERING dan BRAKE SYSTEM D375A-5 KOMATSU ....................................................... 79.
DAFTAR PUSTAKA (REFRENSI) .............................................................................................. 94.

Plant People Development -I-


SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

PENDAHULUAN
Sistem steering dan brake mempelajari berbagai kombinasi berbagai sistem yang menyebabkan mesin
(machine) bisa berbelok dan menghambat atau menghentikan pergerakan mesin atau dengan kata lain
pergerakan mesin dapat dikendalikan.

Sistem steering atau pengendalian mesin yang dilengkapi dengan dengan sistem pengereman atau brake,
terus berkembang sesuai dengan kemajuan teknologi otomotif pada umumnya yang selalu disesuaikan pula
dengan tuntutan efektifitas, safety, kenyamanan dalam mengoperasikan mesin, maka sistem steering dan
brake juga selalu mengalami inovasi/ perbaikan sesuai aplikasi pada setiap mesin, mulai dari sistem
mekanikal sampai sistem elektrik.

Dalam pembahasan masalah sistem steering dan brake, pada alat berat, secara garis besar dibagi dalam dua
kategori yakni alat berat yang mempunyai crawler undercarriage (mesin dengan kerangka bawah rantai) dan
wheel undercarriage (mesin dengan kerangka bawah roda-ban). Dan juga dibahas tentang steering dan
pengereman serta model-modelnya sebagai contoh., seperti berikut dibawah ini :

Plant People Development


-1-
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

BAB 1
STEERING
Definisi:

Sistem steering adalah suatu sistem pengendalian unit yang digunakan untuk membelokkan arah dari gerak
lurus menjadi ke kiri atau ke kanan sesuai dengan kehendak operator.

KLASIFIKASI SISTEM STEERING: Recirculating


Ball Steering

Mechanical Rack & Pinion


Steering

Semi Integral
Type

Linkage & Sistem Semi Hydraulic Integral Type


Rod (Truck)

Combine Type

Orbit-Roll Type
Full Hydraulic
Follow-up
Linkage

Orbitrol Type
Sistem Articulated Full Hydraulic
Sistem Steering
(Wheel Tractor)
Follow-up
Linkage

Mechanical

Mechanical Clutch Semi Hydraulic

Spring Loaded
Hydraulic
Full Hydraulic

Plant People Development


-2-
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

1.A. SITEM LINKAGE & ROD

1.A.1. MECHANICAL

1. Recirculating Ball Steering


Digunakan pada unit yang mempunyai frame rigid yang berfungsi untuk menggerakkan unit berbelok ke kiri
maupun ke kanan dengan merubah arah roda, yang di gerakkan oleh linkage secara mechanical, tanpa
adanya power booster.

Cara Kerja :

Pada saat steering wheel diputar, maka steering shaft akan ikut berputar. Dengan berputarnya shaft maka
ball nuts assy bergerak ke atas atau ke bawah, tergantung kepada arah putaran steering wheel. Apabila ball
nut bergerak maka sector gear akan bergerak sehingga pitman arm juga bergerak.

Gerakan pitman arm diteruskan ke knuckle arm melalui drag link

Aplikasi:

Plant People Development


-3-
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

Truck, Forklift

2. Rack dan Pinion Steering

Cara Kerja:
Seering gear tidak hanya berfungsi untuk mengarahkan
roda depan, tetapi dalam waktu yang bersamaan juga
berfungsi sebagai gigi reduksi untuk meningkatkan momen
agar kemudi menjadi ringan. Untuk itu diperlukan
perbandingan reduksi yang disebut perbandingan steering
gear, dan biasanya perbandingannya antara 18 sampai
dengan 20 : 1.

Perbandingan yang semakin besar akan menyebabkan


kemudi menjadi semakin ringan, tetapi jumlah putarannya
akan bertambah banyak, untuk sudut belok yang sama.

Putaran steering wheel memutar steering shaft, kemudian


ke pinion. Putaran pinion menggerakkan rack ke kiri atau
ke kanan, yang gerakannya diteruskan ke tie rod kemudian
ke steering arm

Plant People Development


-4-
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

1.A.2. SEMI HYDRAULIC


Steering type ini mekanisme pergerakkan dibantu dengan tenaga hydraulic sehingga operator akan menjadi
lebih ringan pada saat memutar steering wheel. Apabila ball nut bergerak maka selector sahft akan berputar
sehingga pitman arm akan bergerak.

Pada semi hydraulic type ini diklasifikasikan :


1. Semi integral type
2. Integral type
3. Combine type

1. Semi Integral Type


Pada semi integral type, di dalam gear box terdapat directional control valve untuk mengarahkan aliran oil dari
pump ke cylinder (sisi head atau sisi bottom). Sedangkan drag link yang dipasang pada rod cylinder dan
pitman arm, berfungsi untuk menetralkan kembali directional control valve (proporsional), agar cylinder tidak
terus disupplai oil dari pump ke cylinder pada saat gerakan steering wheel dihentikan.

Dalam tipe ini, control valve berada dan bekerja-sama dalam gear box, cylinder hydraulic terpisah dan
terpasang disebagian steering linkage, yang terdiri dari cylinder, piston dan piston rod.
Cylinder terpasang tetap pada frame. Ujung piston-rod tersambungkan ke bell-crank dan pada steering gear
melalui drag link dan pitman arm.
Control valve terdiri dari valve body, spool valve yang bergerak-geser didalam valve body, selama valve
bekerja.
Reaction spring adalah untuk menentukan posisi netral valve spool dan untuk menghasilkan respon saat
steering bekerja dan plunger.
Gear box, adalah dengan tipe recirculating ball screw, yang pada dasarnya sama dengan sistem steering
manual.

Plant People Development


-5-
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

Control Valve dalam Gear Box

Komponen:

Cara Kerja:
Netral :
Saat steering wheel posisi netral, spool valve tetap berada ditengah
valve body, karena daya tenaga dari reaction spring.

Oli hidrolik dari flow devider, mengalir melalui celah di tengah valve
body dan cekungan di spool, dan kembali ke tangki dari kedua celah-
cekungan pada kedua ujung valve body, sehingga tidak ada oli yang
mengalir ke power cylinder.
Dengan kata lain, tekanan oli sangat rendah dan seimbang di
chamber kiri dan kanan power cylinder. Yang menjadikan tidak ada
posisi gerakan pada power cylinder.

Belok Kanan :
Shaft ball-nut utama pada steering, menggunakan screw kiri, putaran steering wheel ke kanan menyebabkan
ball-nut bergerak kebawah (lihat pada gambar dibawah).
Ball-nut tidak dengan mudah bergerak karena
dihubungkan pada roda belakang melalui cross shaft,
pitman arm, drag link, bell-crank, tie rod dan steering
knuckle, dikarenakan adanya tahanan pada roda-ban
dari tanah. Dan menjadikan shaft bergerak keatas lagi,
melawan daya reaction spring.
Dalam gerakannya, dimana spool valve terpasang
diujungnya shaft, juga akan bergerak keatas. Dan ini
menjadikan oli mengalir kedalam satu chamber dan
keluar dari chamber yang lainnya, sehingga cylinder
bekerja (extend), untuk memutar roda melawan
tahanan dari ground.

Plant People Development


-6-
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

Oli hidrolik mengalir kedalam power cylinder, untuk memulai gerakan piston rod. Dan karena valve body
dalam keadaan tetap, maka oli yang mengalir masuk kedalam cylinder tidak akan berhenti, selama valve
spool tidak di-kembalikan ke posisi netral. Yang berarti gerakan piston tidak akan berhenti, selama steering
wheel tidak dikembalikan ke posisi aslinya.

Belok Kiri

Prinsipnya sama pada saat belok kanan, Cuma


spool bergerak berlawanan, sehingga oli masuk ke
rod end cylinder dan gerakannya jadi retract

2. Integral Type
Pada integral type steering, gear box assy terdiri atas komponen directional control valve ( control valve
assembly ), piston dan gear box ( power cylinder assembly )

Detail Z

Steering Gear

Plant People Development


-7-
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

Cara Kerja :

Posisi Netral
Pada saat steering wheel tidak dibelokkan, oil dari pump
mengalir ke tank.

Posisi Steering Wheel diputar berlawanan dengan arah jarum jam (Kiri)
Piston akan bergerak turun apabila beban pada sector
shaft kecil akan tetapi apabila beban pada sector shaft
besar maka worm shaft akan bergerak naik kearah atas
() begitu juga directional control valve akan bergerak
kearah atas (), maka akibatnya oil dari pump akan
diarahkan oleh directional control valve ke chamber B
(Upper cylinder chamber). Dengan demikian masuknya
oil ke chamber, maka tekanan di chamber B menjadi naik,
sehingga akan mendorong ball screw kearah bawah ( ).
Pada saat bersamaan oil dari chamber A akan didrain ke
tank sewaktu ball screw piston akan bergerak kebawah,
maka sector shaft akan didorong, sehingga akan berputar
seperti pada gambar diatas, pada saat yang bersamaan
juga directional control valve akan bergerak kearah
bawah ( ) yang berfungsi untuk menetralkan kembali
saluran oil pada directoional control valve agar jangan
sampai oil disupply terus menerus ke chamber B (harus
proportional).

Pada saat steering diputar kearah kanan, maka kejadiannya akan berlawanan seperti yang telah
diterangkan diatas.

Plant People Development


-8-
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

3. Combined Type

Pada combined type, directional valve terpasang pada


cylinder.
Gear box dipakai untuk menggerakkan pitman arm
selanjutnyua pitman arm dipakai untuk menggerakkan
directional control valve yang terletak pada hydraulic
cylinder.

Cara Kerja:

Posisi Netral
Pada saat steering wheel posisi seperti pada gambar di
samping, maka oil dari pump akan melewati demand
valve selanjutnya mengalir ke port C. Pada directional
control valve karena posisi control valve sedang netral
maka oil tersebut akan mengalir ke drain melewati port
A dan B.

Posisi Steering ke Kanan


Apabila steering wheel diputar searah jarum jam, maka
pitman arm akan bergerak kearah €, sehingga spool A
akan terdorong kearah € akibatnya port C akan
mengarahkan oil ke chamber E dan port B akan
berhubungan dengan chamber D. Karena oil masuk ke
cahamber E, maka cylinder akan bergerak kearah €,
maka roda depan berbelok kearah kanan (seperti
terlihat pada gambar). Pada saat yang sama oil dari
chamber D akan didrain ke tank melewati port B.
Sewaktu cylinder bergerak kearah €, maka control
valve akan dinetralkan kembali agar oil dari pump tidak
disupply terus menerus ke port E (proportional).

Posisi Steering ke Kiri


Steering wheel diputar berlawanan arah jarum jam,
sehingga kerja system berlawanan saat steering ke
kanan. Seperti gambar di samping.

Plant People Development


-9-
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

1.A.3. FULL HYDRAULIC

Pada rod dan linkage full hydraulic steering system terdiri dari dua type, yaitu :

a. Follow up linkage.
b. Orbit Roll.

a. Follow Up Linkage.
Pada sistem ini roda depan digerakan dengan
tenaga hidrolik sehingga apabila engine mati, roda
depan tidak akan dapat belok sekalipun steering
wheel diputar (kecuali apabila dilengkapi
emergency pump, yang digerakkan dengan tenaga
listrik dari battery )

Steering HD

Lokasi antara gear box, steering control valve


serta cylinder terpisah satu sama lain.
Sedangkan fungsi dari follow up linkage
adalah untuk menetralkan kembali steering
control valve, agar jangan sampai disupply
terus ke cylinder, sehingga akan diperoleh
gerakan yang selaras antara banyaknya
putaran steering wheel dengan sudut belok
roda depan (proportional).

Mekanisme Follow Linkage Steering HD

Lever B
Cara Kerja:
Steering ke Kiri
Apabila steering wheel diputar berlawanan dengan arah
jarum jam (supaya roda depan belok kiri), maka lever D
akan bergerak kearah €, sedangkan rod B diam, maka
lever C akan mendorong rod A akan menggerakkan
steering control valve, sehingga oli dari pump akan
diarahkan ke port A. Selanjutnya masuk cylinder port A,
sedangkan oli akan keluar dari cylinder melalui port B
dan selanjutnya diarahkan oleh steering control valve ke
drain.

Plant People Development


- 10 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

Karena oli masuk ke dalam cylinder


port A, maka roda depan akan belok
kiri. Dengan beloknya roda maka
posisi center lever akan berubah,
perubahan dari center lever akan
diteruskan ke lever B dari rod B.
Dimana rod B akan bergerak kearah
€ ,akibatnya dari bergeraknya rod B
kearah € , maka rod A akan
bergerak kearah  untuk
menetralkan kembali steering control
valve ( proportional ).

Pada saat rod B bergerak kearah € dan rod A bergerak kearah  , posisi lever D tidak berubah (tetap diam)
lever D akan berubah posisi apabila gerakan steering wheel dirubah.

Plant People Development


- 11 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

b. Orbit Roll
Orbit-roll type berfungsi sebagai directional control valve untuk mengarahkan aliran oli pada saat engine
bekerja (pump bekerja), sedangkan saat engine mati orbitrol akan berfungsi sebagai hand pump dan
directional control valve.

1. Seal Retainer 6. O – Ring 11. O-Ring 16. Pin


2. Snap Ring 7. Bearing 12. End Cap 17. Cenetering
3. Dust Seal 8. Drive Shaft 13. Rotor
4. Spool 9. Sleeve 14. Stator

1. Bagian Control
Bagian control (A) terdiri dari closed center valve spool
(4) yang langsung mengalirkan fluida ke dan dari
bagian metering (B) dan cylinder steering. Bagian
control (A) memisahkan metered oil, menjaga tekanan
yang besar turun dan memin- dahkan oli antara
port steering kiri dan kanan.

1. Bagian Metering
Bagian metering (B) terdiri dari sebuah bi-direction gerotor
element assembly. Gerotor element assembly, terdiri dari
sebuah stator (metering ring)(14) dan orbiting rotor
(bintang) (13). Stator (14) terdiri dari tujuh displacement
chamber dan rotor (13) mempunyai enam lobe (cuping),
yang berhubungan bersama stator (14). Lihat pada
gambar di atas belahan dari gerotor element assembly.

Plant People Development


- 12 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

Steering column assembly yang terpasang langsung


pada control valve spool (4) dan control valve spool
(4) terpasang langsung pada rotor (13) melalui drive
shaft (8). Gerakan rotor (13) dikontrol langsung oleh
gerakan dari steering wheel. Sehingga saat steering
wheel berputar dalam satu arah, lobe dari rotor (13)
berhubungan dengan displacement chamber stator
(14) dan menyebabkan rotor (13) men-orbit atau
“berjalan mengelilingi” dalam arah yang berlawanan.
Saat rotor meng-orbit, suplai oli langsung kedalam
dan keluar dari displacement chamber antara stator
(14) dan rotor (13).

1. Valve 12. Pin


2. Seal 13. Shaft
3. Retaining Ring 14. O-Ring
4. Retainer 15. Wear Plate
5. O-Ring 16. Meter
6. Housing 17. Cap
7. Seal 18. Screw
8. Spool 19. Valve
9. Bearing 20. Plug

Cara Kerja :

Netral
Bila sistem steering tidak aktif atau netral, steering
valve tertutup untuk aliran ke sistem. Oli hidrolik dari
pompa steering ke dan dari cylinder steering
tertutup(blocked). Lihat pada Gambar di samping.

Berbelok :

Plant People Development


- 13 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

Saat operator memutar steering wheel, control valve spool (4), driveshaft (8) dan rotor (13) juga berputar.
Karena rotor (13) berputar, maka jumlah suplai oli dan oli langsung masuk kesatu port cylinder steering
“L”, belok kearah kiri; “R” berbelok kearah kanan.
Arah ini yang adalah sama dengan ketentuan dari putaran steering wheel, yang menjadikan fluida
mengalir di control valve spool (4) yang terbuka dan ke port cylinder steering yang menerima/ mendapat-
kan jumlah oli. Lihat pada Gambar di bawah

Contoh :
KOMATSU DUMP-TRUCK HD465

Posisi Netral
Oli dari pompa mengalir melalui demand valve masuk
ke port A steering valve. Saat steering netral spool 3
tidak digerakkan, semua port yang menuju ke
steering cylinder ditutup dan tidak ada oli mengalir ke
cylinder.

Port H, J dan I terbuka, sehingga oli dari pompa


mengalir ke hoist control valve.

Steering Kanan
Plant People Development
- 14 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

Saat steering wheel diputar ke kanan, valve 3


bergerak ke bawah, ketika ini terjadi oli dari pompa
mengalir ke port B melalui port A pada steering
valve. Oli mengalir dari lubang a valve spool 3
masuk ke steering cylinder melalui port G dan roda
berputar ke kanan.

Oli kembali dari steering cylinder mengalir dari port


C melalui port D dan E, dan kembali ke hydraulic
tank, sebagian oli pada sirkuit steering masuk prot I
dari port J dan mengalir ke hoist control valve

Plant People Development


- 15 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

1.B. ARTICULATED

Pada steering untuk unit-mesin articulated type, untuk


membelokkan unit, dengan cara membelokkan badan
unit itu sendiri. Agar supaya badan unit dapat berbelok
maka salah satu rod cylinder diperpanjang dan rod
cylinder sisi sebelahnya diperpendek. Steering system
articulated type, terdapat pada unit wheel loader,
articulated truck, motor scraper dan banyak unit-mesin
yang lain.

1.B.1. FOLLOW UP LINKAGE

Komponen

Plant People Development


- 16 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

Steering Cylinder : berfungsi mendorong/


menarik frame dengan cara merubah
energi hydraulic ke mechanical

Steering Valve : berfungsi mengarahkan


flow oli dari pompa menuju steering cylinder

Damping Cylinder : berfungsi meredam


kejutan saat steering valve mulai
mengalirkan oli

Steering linkage : berfungsi meneruskan


dan merubah gerakan steering wheel ke
steering Valve. Menetralisir posisi steering
control valve saat sudut belok yang
diinginkan sudah tercapai

Cara Kerja

Berjalan Lurus
1. Kedua rod steering cylinder dalam posisi
seimbang
2. Rear lever dalam posisi tegak lurus
3. Steering Control Valve dalam posisi netral
4. Oli dari pompa tidak disalurkan ke steering
cylinder

Belok Kiri (Steering wheel mulai diputar)


1. Steering Wheel diputar ke CCW
2. Control rack tertarik ke arah atas
3. Front lever berputar CCW
4. Steering rod bergerak ke kiri
5. Rear lever berputar CCW
6. Spool steering valve bergerak ke arah kanan
7. Oli dari steering pump mengalir ke sisi bottom
cylinder kanan dan sisi rod pada cylinder kiri

Plant People Development


- 17 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

Belok Kiri (saat machine sudah berbelok)


1. Saat sudut belok macihne tercapai, melalui
frame menarik feedback rod ke arah kiri
2. Rear lever 1 berputar CCW
3. Fulcrum A bergeser ke arah kiri
4. Steering rod & front lever statis
5. Rear lever (2) berputar sarah jarum jam
6. Spool terdorong ke kiri kembali netral

Belok Kanan (Steering Wheel mulai diputar)


1. Steering Wheel diputar ke CW
2. Control rack terdorong ke arah bawah
3. Front lever berputar CW
4. Steering rod bergerak ke kanan
5. Rear lever berputar CW
6. Control rod bergerak ke kiri
7. Oli dari pompa diarahkan menuju ke sisi
bottom cylinder kiri dan rod cylinder kanan

Belok Kanan (Machine telah berbelok)


1. Gerakan frame mendorong feedback rod ke
arah kanan
2. Rear lever berputar CW
3. Fulcrum (A) bergeser ke arah kanan
4. Steering rod & front lever statis
5. Rear lever berputar CCW
6. Steering spool tertarik ke kanan

Plant People Development


- 18 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

1.B.2. ORBITROLL TYPE

Contoh :

Steering Orbit-Roll pada WA600-3 KOMATSU Wheel Loader

Steering unit langsung dihubungkan ke shaft steering wheel. Oli dari PPC pump melewati steering valve dan
dialirkan ke steering cylinder kiri atau kanan untuk menentukan arah travel Machine

1. Steering Cylinder
2. Orbit-Roll Valve
3. Stop Valve (RH)
4. Hydraulic Tank
5. Hydraulic, Steering PPC Pump
6. Torque Converter Charging Switch
Pump
7. Stop Valve (LH)
8. Charge Valve
9. Steering Valve

Orbit-Roll Valve
Komponen : 1. Neutral Position Spring
2. Valve Body
3. Check Valve
4. Spool
5. Sleeve
6. Gear Rim
7. Gear
8. Cover
9. Drive Shaft
a. Ke Tangki Oli Hidrolik
b. Ke Steering Valve port Pb
c. Ke Steering Valve port Pc
d. Dari PPC Pump

Plant People Development


- 19 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

Steering unit secara garis besarnya dibagi sebagai berikut:


spool (4) dan sleeve (5), yang mana tipenya rotor dengan
fungsi menentukan arah, Gear set (kombinasi gear (7) dan
gear rim (6)), yang mana bertindak sebagai motor hydraulic
pada saat steering bekerja.

Struktur

™ Spool (4) tidak dihubungkan dengan drive shaft steering


wheel dan dihubungkan ke sleeve (5) oleh neutral
position spring (1) dan center pin (10) (Ketika steering
wheel netral tidak berkontak dengan spool)

™ Ujung atas drive shaft (9) bertautan dengan center pin


(10) dan membentuk satu dengan sleeve (5). Ujung
bawah bertautan dengan spline gear (7) dari gear set.

™ Valve body (2) mempunyai empat port. Masing-masing


dihubungkan ke sirkuit pompa, sirkuit tangki dan sirkuit
pilot steering demand valve. Port pada ujung pompa dan
port ujung tangki dihubungkan oleh check valve (3)
dalam housing. Jika terjadi kerusakan pada PPC pump,
oli secara langsung dialirkan dari tangki oleh check valve.

Cara Kerja:

Belok
Ketika steering wheel diputar,
spool (4) menekan netral position
spring (1), dan berputar secara
pelan berhubungan ke sleeve (5).
Karena ini berputar, port sleeve (5)
dan spool (4) overlap, sehingga
terbentuk saluran untuk oli
mengalir dan oli mengalir ke gear
(7).

Plant People Development


- 20 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

™ Ketika steering wheel diputar, oli dalam gear (7) mengalir, melewati bagian dalam sleeve (5) dan spool (4),
mengoperasikan spool steering demand valve dan menggerakkan steering cylinder.

Netral
™ Ketika steering wheel berhenti diputar
(putaran spool di hentikan), spool (4)
terdorong kembali oleh gaya neutral
position spring (1) dan sleeve (5) ke
posisi netral, sehingga aliran oli di
block dan oli berhenti mengalir.

™ Ketika non-reaction tipe steering valve posisi netral, steering cylinder, spool (4) dan sleeve (5) di block,
sehingga reaksi dari mesin tidak dipindahkan ke steering wheel

Steering Wheel Netral

Plant People Development


- 21 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

Steering Kiri

Plant People Development


- 22 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

1.C. MECHANICAL CLUTCH


Tipe steering ini digunakan pada Bulldozer dan Dozer Shovel. Dimana dalam pengendaliannya menggunakan
clutch yang terdiri dari disc plate yang tersusun antara inner drum dan outer drum. Steering dengan tipe ini
diaplikasikan untuk crawler undercarriage (kerangkabawah rantai).

Cara pengoperasian dari steering yang menggunakan tipe ini, agar unit dapat belok maka antara disc dan
plate harus direnggangkan (disengaged). Sehingga putaran dan tenaga dari transmisi tidak diteruskan ke
salah satu final drive. Perenggangan (disengaged) dari clutch tersebut dapat dilakukan dengan bantuan
tenaga hidrolik ataupun tenaga mekanis.

Disengaged adalah suatu keadaan dimana disc dan plate tidak bertautan (tidak rapat). Engaged adalah suatu
keadaan dimana disc dan plate berhubungan. Pada kondisi seperti ini, tenaga diteruskan dari transmisi ke
final drive

1. Outer Drum (Brake Drum) 8. Bearing Cage


2. Pressure Plate 9. Bevel Gear Shaft
3. Clutch Plate 10. Bevel Gear
4. Clutch Disc 11. Case
5. Inner Drum (Clutch Drum) 12. Clutch Spring (Large)
6. Clutch Piston 13. Clutch Spring (Small)
7. Hub 14. Collar
Plant People Development
- 23 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

Sistem pemindahan tenaga pada steering clutch, dipengaruhi oleh:

™ Gaya tekanan ( P ) yang diperoleh dari spring atau hidrolik.


™ Koefisien gesek ( µ ) tergantung pada jenis material.
™ Area ( A ) tergantung dari luas tidaknya permukaan yang bergesekan

Contoh power train yang menggunakan system steering clutch (Crawler Undercarriage)

1. Engine
2. Main Clutch
3. Universal Joint
4. Transmission
5. Steering Clutch
6. Steering Brake
7. Sprocket
8. Track
9. PTO

P1: Work Equipment Pump


P2: Main Clutch Pump & Steering Pump

Plant People Development


- 24 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

Untuk pengendalian / steering tipe ini adalah sebagai berikut:


Unit atau mesin akan dapat dikendalikan atau di-steer, dengan cara diputus dan dihubungkannya crawler
(bagian rantai) undercarriage dengan sumber tenaga penggerak, yang dalam hal ini adalah prime mover atau
engine (1).
Tenaga gerak dari engine (1) oleh flywheel diteruskan ke main clutch (2) yang selanjutnya ditransfer ke
transmission (4) via universal joint (3).
Di transmission (4), setelah direkduksi dan dirubah arah putaran (speed & direction), selanjutnya ntenaga
putar diteruskan ke pinion dan bevel gear (axle).
Axle (pinion & bevel gear), merubah arah putaran dan membagi dua tenaga putar dari engine ke steering
clutch kiri dan kanan (5), yang selanjutnya tenaga putar diteruskan ke final drive, dan akhirnya ke sprocket (7)
di undercarriage.

1.C.1 MEKANISME PENGGERAK MECHANICAL CLUTCH


Klasifikasi berdasarkan Mekanisme Penggeraknya
1.C.1.a MECHANICAL TYPE
Mekanisme pergerakkan sepenuhnya oleh tenaga
operator, sehingga apabila unit akan dibelokkan,
maka untuk meggerakkan pressure plate melawan
kekuatan spring memakai tenaga operator itu
sendiri. Pada posisi normal spring selalu menekan
pressure plate agar disc dan plate dalam keadaan
engage.
Mechanical type, yang dipergunakan pada unit-
mesin KOMATSU BULLDOZER dipakai untuk unit -
mesin kecil yaitu D10, D20 - 3, D30 - 15, D50 - 11,
15, D31 - 16, D53 – 15.

Komponen Utama:

DISC :
Terbuat dari baja, bagian luar diberi lapisan
bronze yang berguna untuk mengurangi
keausan. Disc ini berfungsi sebagai friction disc
dan duduk pada spline outer drum.

PLATE :
Terbuat dari baja tahan karat serta tahan
temperatur tinggi. Plate ini berfungsi sebagai
clutch plate dan duduk pada spline inner drum.

Plant People Development


- 25 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

INNER DRUM :
Berfungsi sebagai tempat dudukan dari plate dan menerima putaran dari bevel gear shaft, yang diikat dengan
perantaraan flange.

OUTER DRUM :
Berfungsi sebagai tempat dudukan disc dan diikat dengan flange yang selanjutnya akan diteruskan ke pinion
pada final drive.

PRESSURE PLATE :
Berfungsi sebagai tempat dudukan disc dan diikat dengan flange yang selanjutnya akan diteruskan ke pinion
final drive.

SPRING :
Berfungsi sebagai sumber kekuatan untuk menekan susunan plate dan disc dengan perantaraan pressure
plate.

YOKE :
Berfungsi sebagai pengantar untuk menarik pressure plate.
Contoh:
KOMATSU BULLDOZER model mesin D10-2

Plant People Development


- 26 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

1. Outer Drum (Brake Drum) 9. Bevel Gear


2. Pressure Plate 10. Adjusment Nut
3. Disc 11. Collar
4. Plate 12. Hub of Bevel Gear Shaft
5. Inner Drum 13. Hub Nut of Bevel gear Shaft
6. Release Yoke 14. Retainer
7. Bearing Cage 15. Bolt

1.C.2. SEMI HYDRAULIC TYPE

Pada tipe ini prinsip kerjanya hampir sama dengan


tipe mechanical hanya pada tipe ini, untuk
menggerakkan yoke dibantu dengan booster.
Booster berfungsi untukmeringankan gaya operator
pada saat menarik / menginjak pedal.

Aplikasi pada KOMATSU BULLDOZER pada model


unit: D31 - 17, D45 - 3, D50 - 16, D53 - 17, D80 - 8.

Plant People Development


- 27 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

Modulating Valve

Modulating valve digunakan pada sistm steering, berfungsi


untuk mengatur variasi oil pressure yang ada di sistem
steering sampai batas yang ditentukan seperti sebesar 23
kg/cm2.
Dengan adanya tekanan oli yang dapat diatur secara
bervariasi ini, maka proses disengaged steering clutch dapat
dilakukan dalam kondisi setengah engaged (half clutch). Hal
ini tergantung pada tarikan terhadap lever steering.

Cara Kerja:
Ketika lever steering ditarik, spool G dan valve D akan bergerak
kearah sehingga oli akan mengalir masuk dan mengisi ruangan B.
Akibatnya pressure akan mendorong piston H maka clutch steering
akan disengaged. Pada saat yang bersamaan, oil juga masuk
mengisi ruangan I. Tekanan pada ruangan I dipakai untuk mendorong
valve E kearah Í melewati kekuatan spring F. Dengan bergeraknya
valve E kearah Í , maka oil dari steering pump juga akan mengalir
ke drain. Pada saat seluruh oil dari pump didrain, maka gerakan
piston h juga berhenti. Kekuatan spring F dipengaruhi oleh
panjangnya gerakan valve kearah Î sedangkan panjang langkah
gerakan valve dipengaruhi panjangnya tarikan lever steering atau
panjang injakan pedal steering.

Steering Clutch dan Booster


Cara Kerja:

Steering clutch kanan disengaged.


Apabila lever steering sebelah kanan ditarik, maka spool control valve
RH akan mengarahkan aliran oli menuju ke booster sebelah kanan
sehingga oil pressure akan masuk ke ruangan A, selanjutnya akan
mendorong piston booster kearah Î. Dengan bergeraknya piston maka
lever akan menekan yoke.

Karena pressure plate diikat dengan yoke maka pressure plate akan ikut
terbawa. Pada kondisi demikian disc dan plate dalam keadaan
disengaged (merenggang).

Plant People Development


- 28 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

1.C.2. HYDRAULIC TYPE

Sistem penggerakan tipe hidrolik ini mempergunakan oli bertekanan untuk mendisengagedkan steering clutch.

Adapun jenis ini dibagi dalam tiga tipe :

A. Spring Loaded I.

Pada tipe spring loaded I ini proses engaged, steering clutchnya mempergunakan kekuatan spring sedangkan
untuk disengaged memakai oil pressure.
Contoh:
Penggunaan tipe spring loaded ini dipakai antara lain pada unit KOMATSU BULLDOZER : D59 - 6, D65 - 6,
D59 - 8, D65 - 8, D75 - 3, D70 - 18, D85 - 18, D150 / 155 - 1, D355 - 3, D375 - 1, D455 - 1, D375A - 2.

1. Outer Drum (Brake Drum)


2. Pressure Plate
3. Disc
4. Plate
5. Inner drum (Clutch drum)
6. Bevel Gear Shaft Hub
7. Bearing
8. Bevel Gear
9. Bevel Gear Shaft
10. Piston
11. Spring

Plant People Development


- 29 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

Contoh :
KOMATSU BULLDOZER unit model D80 / 85 - 18

1. Magnet Strainer
2. Steering Pump
3. Steering Filter
4. Flow Devider
5. Main Relief Valve
6. Clutch Spool (Kiri)
7. Clutch Spool (Kanan)
8. Clutch (Kiri)
9. Clutch (Kanan)
10. Steering Case

KOMPONEN-KOMPONEN UTAMA
Steering Case / Tangki oli (10) :
Berfungsi sebagai penampung oli steering clutch dan ( case ) juga tempat lokasi steering clutch.
Magnet Strainer (1) :
Berfungsi sebagai saringan awal ( kasar ) sebelum oli masuk ke pompa steering.
Pump / Pompa (2) :
Berfungsi untuk menghisap oli yang ada di case Steering serta mengalirkan ke sistem steering dan brake.
Jenis pompa steering pada umumnya adalah gear pump.
Steering Filter (3) :
Berfungsi sebagai saringan yang lebih halus agar jangan sampai ada kotoran yang masuk ke dalam sistem.

Plant People Development


- 30 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

Flow Devider (4) :


Berfungsi sebagai pembagi jumlah flow oil ke steering circuit dan brake circuit, kapasitas aliran tergantung
dari yang ditetapkan.
Main Relief Valve (5) :
Berfungsi sebagai pembatas tekanan maximum di dalam sistem.
Control Valve (6 & 7) :
Berfungsi sebagai pengatur arah aliran oil ke steering clutch ( piston ) LH/RH atau case, tergantung
pengaturan operator kearah mana pembelokkan yang diinginkan.
Piston (didalam Clutch) :
Berfungsi meneruskan tenaga hidrolik untuk menekan atau menarik pressure plate, kekuatan tekan tersebut
tergantung dari luas permukaan piston serta besarnya tekanan oli.

Cara kerja spring loaded :


Engaged.

Pada posisi netral, steering clutch dalam keadaan engaged dengan kekuatan spring , dimana spring akan
menarik pressure plate untuk merapatkan disc dan plate.

Disengaged.

Pada proses disengaged, oil pressure digunakan sebagai perantara tenaga untuk menekan permukaan piston.
Piston akan mendorong pressure plate, dengan demikian tenaga yang berasal dari bevel gear tidak dapat
diteruskan ke final drive, akibatnya unit bisa belok ke kiri atau ke kanan tergantung dari lever / pedal yang
ditarik atau diinjak.

Control Valve:
Cara Kerja:
L.H dan R.H Steering Clutch posisi Engaged

Olidari pump masuk ke port A, pada saat yang bersamaan


juga ada oli yang masuk ke chamber E melewati port A. Oil
yang masuk ke chamber E akan mendorong relief valve (12)
kearah Í melawan gaya spring (13). Gerakan relief valve
(12) kearah Í akan berhenti pada saat terjadi
keseimbangan antara gaya dorong dari oil pressure kearah
Í dengan gaya spring (13) kearah Î, karena relief valve
bergerak kearah Í maka port A dan port B menjadi
berhubungan, selanjutnya oli dari steering system di
reliefkan (didrain) melalui prot B sehingga tekanan oil pada
steering system dipertahankan.

Plant People Development


- 31 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

L.H Steering Clutch Disengaged, R.H Steering Clutch Engage

Ketika L.H steering lever ditarik, maka L.H spool (14) dan
valve (17) akan bergerak kearah Î karena dorongan dari
lever (21). Dengan bergeraknya L.H spool (14) kearah Î
maka port A akan berhubungan dengan port C, sehingga
oil dari steering pump akan mengalir ke steering clutch
L.H melewati port A dan port C. Oli yang masuk ke
steering clutch L.H dipakai untuk mendorong piston agar
disc dan plate menjadi disengaged.
Pada saat yang bersamaan juga oil dari port A masuk ke
chamber E melewati orifice A. Oil pada chamber E
tersebut akan mendorong piston relief valve (12) Í ke
arah melawan gaya spring (13). Gaya spring (13) akan
dipengaruhi oleh besarnya pergerakan valve (17),
sehingga setting dari relief valve bervariasi, Sedangkan
besarnya pergerakan valve (17) dipengaruhi oleh panjang
tarikan lever steering.

B. Spring Loaded II.


Pada type spring loaded II ini proses engaged dengan kekuatan spring ditambah dengan oil pressure.
Sedangkan untuk proses disengaged menggunakan pressure oli. Type ini dipakai pada unit-unit : D80, 85 -
12, D95S - 1, D355 -1

17. Brake Drum (Outer Drum)


18. Driven Plate (Disc)
19. Drive Plate (Plate)
20. Clutcth Drum
21. O-Ring
22. Clutch Spring
23. Piston
24. Piston Seal Ring
25. Ring Plate
26. Pressure Plate
27. Piston Nut

Plant People Development


- 32 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

Steering Clutch Spring Loaded II


KOMATSU BULLDOZER unit model: D80, 85A -12.

Plant People Development


- 33 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

1. Relief Valve 7. Main Relief Valve Ass’y


2. Piston 8. Control Valve Ass’y
3. Right Valve Spool 9. Steering Case
4. Left Valve Spool 10. Magnet Strainer
5. Right Lever Shaft 11. Steering Pump

Plant People Development


- 34 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

Cara Kerja:
a. Engaged

Dalam keadaan steering lever tidak ditarik, maka


steering clutch posisi engaged. Engaged steering
clutch tersebut dengan kekuatan spring ditambah
oil pressure yang menekan piston kearah Î
sehingga pressure plate akan ditarik kearah Î

b. Disengaged.

Untuk mendisengaged steering clutch, digunakan


oil pressure. Oli pressure tersebut dipakai untuk
mendorong piston kearah Í, maka pressure plate
juga akan bergerak kearah yang sama, sehingga
disc dan plate menjadi disengaged

Control Valve

1. Steering Clutch kiri dan kanan Engaged ( Control Valve Hold ).

Cara kerja :
Oli dari pompa masuk ke control valve melalui port C selanjutnya :

a. Mengalir ke steering clutch L.H untuk mendorong


piston (membantu kekuatan spring) melewati spool
kiri. ( Port G Î Port E Î Port I ). Sedangkan oli
pada sisi lain piston steering clutch L.H, di drain
melalui port K selanjutnya mengalir ke drain port L.

b. Mengalir ke steering clutch R.H untuk mendorong


piston ( membantu kekuatan spring ) melewati
spool kanan ( Port F Î Port D Î Port H ).
Sedangkan oil pada sisi lain piston steering clutch
R.H di drain melalui J, selanjutnya mengalir ke
drain port L.
Tekanan oil di dalam steering circuit ini dibatasi oleh setting tekanan relief valve.

Plant People Development


- 35 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

2. Steering Clutch kiri dan kanan Disengaged.

Cara kerja :
Apabila steering lever LH dan RH ditarik, maka spool kanan dan kiri akan bergerak kearah Î sehingga oil
dari pump yang masuk ke control valve melalui port C akan diarahkan ke :

a. LH steering clutch untuk mendorong piston


( melawan kekuatan spring pada LH steering
clutch ) melewati spool kiri ( Port E Î Port F Î
Port J ). Sedangkan oil pada sisi lain piston RH
steering clutch di drain melalui port H selajutnya
mengalir ke drain port M.

b. RH steering clutch untuk mendorong piston


( melawan kekuatan spring pada RH steering
clutch ) melewati spool kanan ( Port E Î Port F
Î Port J ), sedangkan oil pada sisi lain piston RH
steering clutch di drain melalui port H selanjutnya
mengalir ke drain port M.

Tekanan oli di dalam steering circuit ini dibatasi oleh setting tekanan relief valve.

1. Steering Clutch kiri Disengaged dan Steering Clutch kanan Engaged

Cara kerja :
Apabila steering clutch lever LH ditarik, maka spool kiri akan bergerak kearah Î sehingga oil dari pump yang
masuk ke control valve melalui port C akan diarahkan ke :

a. LH steering clutch untuk mendorong piston


(melawan kekuatan spring pada LH steering
clutch) melewati spool kiri (Port C Î Port G Î
Port K). Sedangkan oil pada sisi lain piston RH
steering clutch di drain melalui port J selajutnya
mengalir ke drain port L.

b. RH steering clutch untuk mendorong piston


(membantu kekuatan spring steering clutch)
melewati spool kanan (Port F Î Port D Î Port
H), sedangkan oil pada sisi lain piston steering
clutch di drain melalui port J selanjutnya mengalir
ke drain port L.

Tekanan oil di dalam steering circuit ini dibatasi oleh setting tekanan relief valve.

Plant People Development


- 36 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

1.D. Full Hydraulic

Pada tipe hidrolik ini proses engaged & disenggaged mempergunakan tenaga hidrolik. Full hydraulic type ini
dipakai pada unit-unit KOMATSU BULLDOZER : D75 S - 2 dan D 55.

1. Brake Cover 4. Disc


2. Adjusting Bolt 5. Drum
3. Plate 6. Brake Band

Cara Kerja:

a. Engaged.
Oli dari control valve masuk ke ruan A melalui port X
selanjutnya oil pada ruang A akan mendorong piston (2)
kearah Î, sehingga pressure plate (1) juga akan bergerak
kearah yang sama, maka disc dan plate pada steering clutch
menjadi engaged.

Plant People Development


- 37 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

b. Disengaged.

Pada saat menutup aliran oil ke port X, maka piston tidak akan
mempunyai kekuatan dorong. Begitu juga dengan pressure plate,
sehingga antara disc dan plate menjadi disengaged.

Control Valve
Cara Kerja :
a. Kedua Pedal Steering tidak diinjak (kedua Steering Clutch
dalam keadaan Engaged ).

Pada keadaan demikian maka oli dari steering pump yang masuk ke
dalam control valve melewati port A, selanjutnya mengalir ke :
a. LH steering clutch melalui port X.
b. RH steering clutch melalui port Y.

b. Pedal Steering kanan diinjak, Pedal Steering kiri tidak diinjak


( belok kanan).

Pada keadaan demikian maka spool (2) akan bergerak kearah Í


sehingga oil dari steeing pump yang masuk ke dalam control valve
melewati port A, selanjutnya hanya mengalir ke LH steering clutch,
sedangkan saluran oil ke RH steering clutch ditutup (port A dan port Y
tidak berhubungan) dengan bergerak spool (2) kearah Í maka port Y
berhubungan dengan drain port B, sehingga oil yang sebelumnya
dipakai untuk mendorong piston pada RH steering clutch akan di drain
melalui drain port B. Dalam keadaan demikian steering clutch
keadaan disengaged.

c. Kedua Pedal Steering diinjak.

Apabila kedua pedal steering diinjak, amak spool ( 1 ) dan (2) akan
bergerak kearah Í. Dalam keadaan seperti ini steering clutch RH dan
LH dalam keadaan engaged, karena kedua steering clutch tersebut
masih di supply oil melalui saluran silang M dan N pada control valve.
Seperti terlihat pada gambar di samping.
Tujuan dibuat demikian adalah untuk pengetesan torque converter ,
agar steering masih tetap pada keadaan engaged dan steering bekerja.

Plant People Development


- 38 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

BAB 2.
BRAKE

Brake adalah suatu mekanisme yang berfungsi memperlambat / menghentikan laju kendaraan, dengan cara
merubah energi gerak menjadi energi panas akibat dari gesekan.

Klasifikasi Brake:

Toggle
Mechanism
Anchor

Dry
Band Lining
Wet

Crawler Control Intercon-


Tractors nected
Mechanical
Pedal
Mechanism
Booster
Clutch

Control
Fixed
anchor pin
Sistem rem Leading
(brake Trailling
system) Joint
Link
Shoe Duo Servo
Single
Acting Cyl
Dual
Leading
Type Shoe
Double
Acting Cyl
Single
Disc
Wheel Multi

Hydraulic

Control Air Over

Air

Plant People Development


- 39 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

2. A. SISTEM REM (BRAKE) CRAWLER UNDERCARRIAGE.


Sistem rem pada crawler tractors disamping berfungsi untuk memperlambat dan menghentikan gerak unit,
juga berfungsi untuk memperkecil radius putar (turning radius) pada saat unit tersebut dibelokkan (bekerja
bersama dengan steering clutch).

2. A.1. BAND TYPE

2.A.1.a MECHANISM
Berdasarkan Mekanisme di bagi menjadi 2 tipe:
a. Toggle Type
Brake band dipasang bagian luar dari outer drum. Ujung-ujung dari brake band berhubungan dengan End(6),
juga dihubungkan dengan spring terhadap housing agar brake band tidak dapat lepas terhadap End.

Cara Kerja

Pada saat pedal brake tidak diinjak, antara brake dan outer drum ada jarak
(clearance). Pada saat pedal brake diinjak, maka lever (1) akan bergerak
kearah  dan akan menggerakkan bell crank (3). Bell crank. (3) duduk
pada shaft (2), pada saat bell crank digerakkan oleh Iever (1) maka posisi
bell crank akan bergerak memutar terhadap shaft (2). Digerakkan bell
crank tersebut akan menarik link (4) kearah }, gerakkan link (4) ini akan
menggerakkan link (5) yaitu link A { ke link B kearah |. Akibat dari
gerakkan link (5) maka End (6) akan menekan brake band yang
selanjutnya brake band akan mengeram, putaran outer drum.

Plant People Development


- 40 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

Komponen-Komponen

1. Housing 11. Adjustment Bolt


2. Support 12. Wedge
3. Link 13. End
4. Lever 14. Lever
5. Booser Assembly 15. Brake Lining
6. Lever 16. Brake Band
7. Link 17. Stopper Plate
8. Spool 18. Lever
9. Lever
10. Lever

Efek pengereman pada toggle type terlihat seperti gambar dibawah ini

Braking the drum in forward rotation Braking the drum in reverse rotation

Plant People Development


- 41 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

b. Anchor Type
Anchor type dibagi menjadu dua tipe:
™ Horizontal type
™ Vertical type

b.1. Horizontal Type

Satu ujung dari brake ban dihubungkan pada End (3)


sedangkan ujung yang lainnya dihubungkan pada Adjusting
rod (4).

1. Adjusting Nut 6. Spring


2. Anchor 7. Brake
3. End 8. Brake Band
4. Adjusment 9. Pin (B)

Nama-nama Komponen Sistem Brake :

1. Brake Band
2. Lining
3. Rivet
4. Spring
5. Bolt
6. Nut
7. End
8. Pin
9. Lever
10. Pin
11. Rod
12. Nut
13. Pin
14. Washer
15. Cotter Pin
16 Bracket

Plant People Development


- 42 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

Cara Kerja:

Pada saat pedal brake tidak diinjak, maka antara brake


band dengan outer drum ada jarak (clearance). Apabila
pedal brake diinjak, maka lever C akan bergerak
kearah Í, gerakan dari lever C tersebut akan
menggerakkan lever D kearah Ï. Karena brake lever
(5) dihubungkan dengan lever D dan juga bertumpu
pada pin A (10), sehingga pada saat lever D bergerak
ke arah Ï akan menyebabkan End (3) bergerak kearah
Í dan mendorong brake band, akibatnya dari
dorongan End terhadap brake band maka akan terjadi
pengereman pada outer drum.

Bertumpuknya brake lever (5) pada pin A (10) terjadi pada saa outer drum berputar berlawanan arah jarum
jam (unit bergerak maju), sedangkan pada saat unit bergerak mundur (outer drum berputar berlawanan
terhadap jarum jam), tempat bertumpunya brake lever (5) pindah pada pin B (9). Sehingga pada saat terjadi
pengereman, ketika lever D bergerak ke arah Ï, maka adjusting belt (4) akan bergerak kearah Î dan
menarik brake band.

Efek pengereman pada Anchor horizontal type seperti gambar di bawah ini:

Brake Operation During Forward Turning Brake Operation during reverse turning

Plant People Development


- 43 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

b.2. Anchor Vertical Type

Komponen

1. Brake Band 18. Pin


2. Lining Brake 19. Bracket LH
3. Rivet 20. Bracket RH
4. Spring 21. Bolt
5. Rod 22. Washer Spring
6. Block 23. Bolt
7. Adjusting Bolt 24. Nut
8. Spring 25. Yoke
9. Lock Plate 26. Pin
10. Bolt 27. Washer
11. Pin 28. Cotter Pin
12. Washer 29. Nut
13. Cotter Pin 30. Yoke
14. Lever LH 31. Pin

Cara Kerja:

Ketika brake lever diinjak maka rod (2) akan bergerak ke


arah Í, dengan bergeraknya rod (2) ke arah Í, maka
lever (7) akan ikut tertarik, karena lever (7) dihubungkan
rod (2). Lever (7) bertumpu pada shaft A dan C. Pada
saat putaran outer drum berputar berlawanan arah jarum
jam (unit bergerak maju), maka lever (7) bertumpu pada
shaft A, sehingga shaft C akan menarik rod (10).
Dengan tertariknya rod (10) maka shaft B akan ikut
tertarik. Akibatnya outer drum akan direm.
Sedangkan apabila outer drum berputar searah jarum
jam (unit bergerak mundur), maka yang menjadi titik
tumpu adalah shaft C, sehingga apabila pedal brake
diinjak maka shaft A akan mendorong brake band end
(9) maka outer drum akan di rem

Plant People Development


- 44 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

Efek pengereman untuk anchor vertical type ini terlihat seperti gambar di bawah.

Brake Operation at time of Forward Revolution. Brake Operation at time of Reverse Revolution.

2.A.1.b LINING BRAKE

Lining brake pada crawler undercarriage diklasifikasikan menjadi dua tipe:

a. Dry type
b. Wet type

a. Dry Type.

Pada dry type atau tipe kering ini, lining brake yang dipakai
pada unit dalam kondisi kering tanpa pelumasan.

Plant People Development


- 45 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

b. Wet Type.

Untuk wet type atau tipe basah ini, lining brake pada unit
menggunakan oli sebagai pelumasnya, dimana lining brake
selalu terendam oil yang ada di steering case.

2.A.1.c CONTROL SYSTEM

Untuk melaksanakan pengereman unit pada Crawler tractors


dapat menggunakan :

* Pedal / Brake.
Dengan jalan menginjak pedal brake untuk pengereman.

* Interconnected
Menarik steering lever atau pedal steering, yang berarti akan
mendisengagedkan steering clutch, juga brake akan berfungsi
untuk pengereman unit.

a. Pedal / Brake.
Sistem kontrol pengereman yang menggunakan tipe pedal brake diklasifikasikan menjadi dua tipe :
1. Tipe Mekanikal
2. Tipe Booster

a.1. Tipe Mekanikal


Cara kerja :
Ketika pedal diinjak lever (1) bergerak ke Ï menggerakkan
linkage (2) ke arah Í dan shaft (3) berputar ke arah yang
mengakibatkan shaft (4) bergerak ke arah Í yang akhirnya
akan meggerakkan lining brake untuk mengerem outer drum.

Plant People Development


- 46 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

a.2. Tipe Booster

Booster berfungsi untuk membantu memperingan tenaga


operator pada saat rem (brake) dioperasikan.
Booster yang dipakai pada system rem adalah hydraulic
booster, untuk mengfungsikan hydraulic booster pada
sistem kontrol pengereman yaitu dengan cara menginjak
pedal rem.

1. Magnet Strainer
2. Steering Pump (FAR 063)
3. Filter
4. Flow Devider
5. Flow Devider
6. Brake Relief Valve
7. Brake Booster
8. Shaft
9. Steering Case

A. Brake Booster Pressure


Outlet (PT 1/8).
B. Right Brake Pressure
Outlet (PT 1/8).
C. Left Brake Pressure
Outlet (PT 1/8).

Plant People Development


- 47 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

Brake Booster Valve

Cara Kerja:

Netral
Oli dari pompa steering dialirkan ke port A menuju brake booster.
Dalam kondisi netral (pedal brake tidak diinjak). Oli mengalir melalui
port antara spool (5) dan piston ( 8 ) ke steering case

Pedal Brake diinjak


Pada saat pedal, diinjak lever (1) akan bergerak ke arah Î
mendorong spool (5) kearah Î sehingga akan menutup saluran
antar spool (5) dan piston (8) akibatnya tekanan oli yang masuk ke
ruangan booster mulai naik, sehingga akan mampu mendorong.
Piston (8) bergerak ke arah Î membuka lagi saluran yang ke drain
port apabila pedal brake diinjak lagi maka spool (5) akan bergerak
ke arah Î menutup lagi saluran yang ke drain.

Jika kejadian di atas terjadi secara terus-menerus maka piston (5)


akan mendorong lever (9) ke arah Î menyebabkan rod (10) tertarik
ke arah Í dan akan menarik lever (11) kearah Í, akibatnya End
(12) akan terdorong ke arah Ð menekan lining brake untuk
melakukan pengereman terhadap outer drum.

Plant People Development


- 48 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

b. Interconnected

Sistem control rem interconnected yaitu rem dapat


berfungsi apabila steering lever ditarik terus. Pada
keadaan seperti diatas berarti steering clutch menjadi
disengaged dan brake band akan melaksanakan
pengereman.

1. Steering Case
2. Oil Strainer
3. Steering Pump
4. Steering Oil Filter
5. Steering Main Relief Valve
6. Steering & Brake Control Valve
6A. Steering Control Valve
6B. Brake Control Valve
7. Steering Clutch
8. Brake Booster

A. Ke Sirkuit Torqflow.
B. Ke Sirkuit Torq Converter
C. Ke Servo Valve dan Solenoid
Valve
CR. Plug untuk Steering Clutch
Press (RH).
CL. Plug untuk Steering Clutch
Press (LH).
BL. Plug untuk Steering Clutch
(RH).
BR. Plug untuk Brake Boost Press.
(RH).

Plant People Development


- 49 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

Steering and Brake Control Valve

1. Valve body 10. Spring 19. Spring


2. Lever 11. Plug 20. Guide
3. Shaft 12. Plug 21. Adjustment bolt
4. Spring 13. Spring 22. Lever
5. Stopper 14. Piston 23. Stopper
6. Spring 15. Brake valve 24. Spring
7. Stopper 16. Valve body 25. Stopper
8. Steering valve 17. Shaft 26. Spacer
9. Piston 18. Spring

Plant People Development


- 50 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

Cara Kerja:
Steering Lever tidak dioperasikan

Oli dari steering pump masuk ke main relief valve (27) dan juga
masuk ke steering control valve, pada port A dan B karena
steering lever tidak dioperasikan maka port A tidak berhubungan
dengan port B (steering clutch ) juga. Port D tidak berhubungan
dengan port ke brake booster.

Steering Lever tidak ditarik penuh

Pada saat demikian, lever (22) akan mendorong shaft (3) ke


arahÎ mendorong spring (4) dan (6) serta melawan spring (8),
maka port A dan B saling berhubungan, sehingga oli dari
steering pump akan mengalir ke steering clutch. Pada waktu
yang bersamaan, juga oil akan masuk ke ruangan C melalui
orifice.
Oil yang berada pada ruang C akan mendorong steering valve
(8) ke arah Í melawan kekuatan spring (6) sehingga port A dan
B menjadi tidak saling berhubungan lagi. Tekanan oil pada
steering clutch akan proportional dengan langkah steering lever
( setting tekanan oil pada steering clutch akan tergantung dari
kekuatan spring (6) .
Pada keadaan steering lever tidak ditarik penuh, maka brake valve belum berfungsi [lever (22) tidak akan
menggerakkan brake valve].

Steering Lever ditarik penuh


Pada keadaan demikian, pada lever (22) akan :

Mendorong shaft (3) ke arah Î berarti steering clutch menjadi


disengaged.

Mendorong shaft (17) ke arah Î sehingga port D akan


berhubungan dengan port E (saluran ke brake booster) berarti
brake akan berkerja.

Plant People Development


- 51 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

Pada keadaan seperti di samping (steering lever ditarik


penuh ) oil yang akan mendorong piston (7) pada brake
booster datangnya dari brake valve.

Sedangkan apabila hanya menggerakkan brake pedal,


maka oil yang akan mendorong piston (7) pada brake
booster datangnya lansung dari steering pump.

Brake Pedal di Injak


Pada keadaan demikian (brake pedal diinjak ), maka lever (2) akan mendorong spool (5) ke arah Í sehingga
oil akan masuk ke ruang D dan selanjutnya oil tersebut akan mendorong piston (7).

Plant People Development


- 52 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

2..A.2. CLUTCH TYPE

Sistem rem tipe clutch ini menggunakan disc dan plate sebagai komponennya

STEERING CLUTCH STEERING BRAKE

1. Clutch Piston 9. Steering Shaft 17. Clutch piston


2. Pin 10. Piston spring 18. Piston spring
3. Clutch plate (8 plate, each) (Belleville spring) (Belleville spring)
4. Clutch disc (8 plate, each) 11. Outer drum 19. Housing
5. Stopper 12. Stopper 20. Brake output shaft
6. Inner drum 13. Clutch Plate 21. Bushing
7. Cylinder (8 disc, each) 22. Pin
8. Bearing cage 14. Clutch disc 23. Bearing cage
(9 discs, each) 24. Bevel gear
15. Inner drum
16. Cylinder

Plant People Development


- 53 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

2.A.2.a MECHANISM

Mekanisme pengeremannya adalah sebagai berikut :

Cara Kerja:

a. Steering Brake Disengaged


Ketika steering lever dan pedal brake tidak dioperasikan dari
steering control valve mendorong clutch piston ke arah Í melawan
kekuatan spring. Akibatnya disc (14) dan plate (13) merenggang
(disengaged). Putaran dari inner drum (15) diteruskan ke output
shaft (20).

b. Steering Brake Engaged.

Steering Lever ditarik maximum


Pada saat steering clutch “ disengaged “ putaran dari steering shaft
(9) tidak diteruskan inner drum (15) dari clutch brake. Oli dari
steering brake di drain, sehingga clutch piston (17) akan terdorong
kearah Î oleh gaya dorong dari piston spring (18).Akibatnya disc
(14) saling merapat (engaged) dengan stopper (12) sebagai
penahan.

c. Pedal Brake Ditekan


Pada kondisi pedal brake ditekan steering clutch kanan dari kiri
masih tetap engaged. Sedangkan oil pressure yang menuju ke
steering brake di drain, akibatnya piston spring (10) mampu
mendorong clutch piston (17) ke arah Î menekan disc & plate,
sehingga disc dan plate merapat (engaged ).

Plant People Development


- 54 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

2. A.2.b. CONTROL SYSTEM


Sistem pengontrolan pengereman pada steering brake tipe clutch dilakukan oleh control valve steering clutch.
Cara Kerja:
a. Steering lever dan brake pedal netral.
(Clutch engaged, brake released)
Pada saat steering lever dalam keadaan netral (tidak dioperasikan).
Lever (26), (27) dan (28) juga pada posisi netral. Oil dari power train pump masuk ke port A, port B dari
steering valve (5) dan (15) kemudian berhenti, sedangkan oil dari steering clutch port C selanjutnya drain
melalui port H. Oil mendorong check valve (20) selanjutnya masuk port E brake valve (10), (14) selanjutnya
mengalir melewati port F dan mengalir ke brake piston untuk mendorong brake piston agar brake menjadi
disengage

Plant People Development


- 55 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

b. Steering Lever ditarik.


(Clutch disengaged, brake released).

Ketika lever steering ditarik, roller (25) dari lever (28) mendorong shaft (7) mendorong modulating spring (6)
sehingga steering valve (15) bergerak ke arah Í maka port B dan port C saling berhubungan. Maka oil dari
power train pump mengalir ke port B, port c dan selanjutnya akan mendorong piston, pada saat yang sama oil
yang masuk port D akan mendorong valve (15) ke arah Î dan akan menutup saluran antara port B dengan
port C.
Sedangkan apabila steering lever ditarik lebih lanjut, maka roller (25) pada lever (28) akan mulai menyentuh
shaft (12) pada brake valve, tekanan pada port C adalah 26 kg/cm2 dan steering clutch akan fully
disengaged. Tekanan oil pada port C dipengaruhi oleh jarak tarikan steering lever (setting pressure
dipengaruhi oleh kekuatan spring (6)

c. Steering Lever ditarik maximum.


(Clutch disengaged, brake applied).
Sedangkan apabila steering lever ditarik lebih panjang lagi, maka roller (25) dari lever (28) mendorong shaft
(12) ke arah Í yang selanjutnya akan menekan modulating spring (11) sehingga brake valve (14) akan
bergerak ke arah Í akibatnya saluran antara port E dan F menjadi tertutup sedangkan saluran antara port F
dan H menjadi saling berhubungan. Maka oil dari power train pump akan terhenti pada port E, sedangkan oil
dari port F akan mengalir ke port H dan selanjutnya drain ke tank. Penurunan tekanan oil pada port F
tergantung dari panjang tarikan steering lever.
Berarti juga tergantung dari spring force (11), karena pada saat terjadi proses drain, ada oil yang memberi
sensor ke port G melalui orifice C yang akan memberikan reaksi terhadap spring force sehingga apabila
steering lever ditarik (setelah steering brake bekerja) tidak terlalu besar maka tekanan pada port F masih
relatif besar, sehingga pengereman tidak penuh, sedangkan apabila ditarik lebih besar, maka tekanan pada

Plant People Development


- 56 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

port F akan turun lagi sehingga proses pengereman menjadi lebih besar dari seterusnya Oil pada port J yang
berhubungan dengan prot F berfungsi sebagai booster pressure untuk membantu lever (28) mendorong
output shaft (12) ke arah Í.

d. Pedal brake diinjak.


(Clutch engaged, brake applied)

Sewaktu brake pedal diinjak, kedua roller (25) dari lever


(27) akan mendorong shaft (12) kiri dan kanan ke arah
Í (proses keja brake valve seperti item 3).
Gaya pengereman tergantung dari panjang injakan
pedal brake. Pada saat brake pedal diinjak, steering
clutch tetap dalam posisi engage.

Plant People Development


- 57 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

2.B. SISTEM REM (BRAKE) PADA WHEEL UNDERCARRIAGE

2.B.1. TIPE REM


Rem pada wheel tractors diklasifikasikan menjadi:

1. SHOE type.
2. DISC type.

2.B.1.a. SHOE TYPE.


Sistem pengereman shoe type ini menggunakan lining brake sebagai alat untuk menghentikan laju unit. Shoe
type terdiri dari beberapa jenis antara lain:

a. LeadingTraillingShoe
1. Fixed Anchor Pin.
2. Joint Link.
b. Dual Leading Shoe.
c. Duo Servo.

a. Leading Trailing Shoe:


1. Fixed Anchor Pin.

Cara Kerja:
Pada saat pedal rem ditekan, oil yang berada pada cylinder akan:
™ Mendorong piston (1) kearah , gerakan piston ini selanjutnya dipakai untuk menekan shoe A
(leading shoe).
™ Mendorong piston (2) kearah € gerakan piston tersebut selanjutnya dipakai untuk menekan shoe B
( trailing shoe ).
Sehingga akan menghasilkan gaya pengereman untuk menghentikan putaran

Plant People Development


- 58 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

2. Joint Link

Pada tipe joint link, piston brake/ wheel cylinder yang digunakan adalah single acting type

Cara Kerja:
Pada saat pedal brake ditekan, oil yang ada didalam cylinder
mendorong cylinder(sliding) kearah menekan shoe B (trailing
shoe) serta mendorong piston cylinder kearah menekan shoe
A (leading shoe), akibatnya antara leading shoe dan trailing
shoe akan melakukan pengereman terhadap drum.

Efek pengereman dari leading shoe dan trailing shoe terhadap


drum seperti terlihat pada gambar dibawah ini.

Plant People Development


- 59 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

b. Dual Leading Shoe


Pada tipe dual leading shoe,cylinder brake yang digunakan ada dua
macam, yaitu :

1. Single acting cylinder (fixed).


2. Double acting cylinder (fixed).
3. Duo Servo

b.1. Single Acting Cylinder (Fixed)


Cara kerja:
Ketika pedal brake diinjak, oli yang ada pada cylinder atas akan mendorong piston kearah  menekan shoe
A, pada saat yang sama oli yang ada pada cylinder bawah akan mendorong piston kearah € menekan shoe
B, dengan demikian antara shoe A dan Shoe B akan melakukan pengereman dengan gaya yang sama pada
drum.

Efek pengereman
Gaya pengereman brake shoe pada saat unit mundur seperti
diperlihatkan dengan garis putus- putus.

b.2. Double Acting Cylinder (Fixed)


Cara Kerja:
Pada saat pedal brake ditekan oli yang ada pada cylinder atas
mendorong
piston Ice arah € dan kearah  menekan sepatu rem,begit juga
dengan oli yang ada pada cylinder bawah,oli akan mendorong piston
kearah € dan kearah  menekan brake shoe.
Akibatnya brake shoe akan melakukan pengereman terhadap drum.

Efek Pengereman:
Gaya pengereman sepatu rem pada saat unit mundur seperti
diperlihatkan dengan garis putus- putus

Plant People Development


- 60 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

b.3. Duo Servo

Pada duo servo type, cylinder yang digunakan adalah double acting type.
Brake shoe sebelah kiri dan kanan dihubungkan satu sama lain melalui adjuster.

Cara Kerja:

Ketika pedal brake diinjak, oli yang ada pads bagian


silinder akan mendorong piston kearah  dan kearah €
gerakan piston tersebut dipakai untuk mendorong brake
shoe. Bagian atas dari brake shoe sebelah kanan ditahan
oleh pin,maka efek pengereman terjadi pada brake shoe
kiri atas lebih besar daripada brake shoe kiri bagian bawah,
begitu pula efek pengereman sepatu rem kanan bawah
lebih besar dari pada sepatu rem kanan atas.
Pada saat terjadi pengereman dimana arah putaran coda
berlawanan dengan yang seperti diatas, maka bagian atas
dari brake shoe sebelah kiri yang akan ditahan oleh pin.

Efek pengereman:

Garis putus- putus menunjukan gaya pengereman


pada saat unit mundur.

Plant People Development


- 61 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

II.B.1.b. DISC TYPE

Sistem rem tipe disc dibagi menjadi 2 macam :


1. Single disc.
2. Multi disc.

a. Single Disc.

Single Disc di klasifikasikan atas:

™ Disc Floating

™ Caliper Floating Type (Single Cylinder)

™ Disc Caliper Fixed Type (Opposite Cylinder)

Plant People Development


- 62 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

Cara Kerja:

Pedal Brake ditekan


Pada saat pedal brake ditekan oli akan mengalir ke ruangan P,
tekanan oli tersebut akan mendorong piston (6) kearah 
dorongan piston (6) diteruskan ke inner ring (9) sehingga disc (7)
menjadi tertekan oleh inner (9) dan outer ring (8). Maka putaran
disc (7) akan direm karena adanya gaya yang menekan tersebut.

Pedal Brake dilepas


Tekanan oli yang ada di ruangan P menjadi turun, piston (6) akan
bergeser sedikit kearah € karena adanya gaya balik dari o-ring
(11) akibatnya akan ada clearance antara inner ring (9) disc (7)
dan outer ring (8). Dengan demikian disc (7) akan dapat berputar
bebas.

Plant People Development


- 63 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

b. Multi Disc

Pada rem multi disc type komponen utamanya terdiri dari :

-. Disc, terpasang pada bagian yang berputar.


-. Plate, terpasang pada bagian yang tidak berputar.
-. Piston, terpasang pada bagian yang tidak berputar.

Cara Kerja:

Pedal Brake Ditekan


Oli masuk ke belakang piston, piston menekan disc
dan plate secara bersamaan, sehingga plate dan
disc engaged.

Pedal Brake Release


Pada saat brake direlease, spring menekan kembali
piston, sehingga disc dan plate menjadi terpisah dan
roda bebas berputar.

Plant People Development


- 64 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

2.B.2. SISTEM KONTROL


Sistem kontrol pengereman pada wheel undercarriage tractors diklasifikasikan menjadi tiga tipe :
1. Hydraulic Type
2. Air Over Hydraulic Type
3. Air Brake Type

2.B.2.a HYDRAULIC TYPE


Pada sistem kontrol dengan menggunakan hydraulic type berarti tenaga yang dipakai untuk mengembangkan
posisi shoe brake atau untuk menekan disc agar terjadi pengereman dengan memakai tenaga hydraulic.

Contoh:
KOMATSU WHEEL LOADER model WA180

1. Front axle. 5. Rear axle.


2. Brake pedal ( right ). 6. Rear brake.
3. Brake pedal ( left ). 7. Power master cylinder.
4. Brake oil tank. 8. Front brake.

Plant People Development


- 65 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

Power Master Cylinder

1. Dust cover. 7. Return spring ( for connector ).


2. Spool. 8. Connector.
3. Relief valve. 9. Reaction spring.
4. Cylinder cover. 10. Reaction piston.
5. Power piston. 11. Secondary piston.
6. Return spring ( for power piston ).

Cara Kerja:
Brake Pedal Netral
Pada kondisi brake pedal netral, saluran oil antara spool (2)
dan power piston (5) terbuka. Oil dari pump dialirkan
langsung ke transmission valve ( brake off ).

Brake Pedal di injak


Pada saat pedal brake diinjak,spool (2) akn terdorong
kearah € menekan reaction spring (9). Conector (8) akan
ikut terdorong bersamaan dengan power piston (5) yang
melawan kekuatan return spring (7). Dalam hal ini saluran oil
antara power piston (5) dan spool (2) tertutup. Tekanan oil di
chamber A akan naik, sehingga mampu mendorong
conector (8) kearah € yang mengakibatkan secondary
piston (11) menekan oil yang ada di master ke wheel brake.

Plant People Development


- 66 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

2.B.2.b Air Over Hydraulic Type


Pada sistem kontrol dengan menggunakan air over hydraulic type berarti tenaga yang dipakai untuk
melakukan pengereman merupakan kombinasi system udara dengan hydraulic.

Komponen pada air over hydraulic brake type ialah:


1. Compressor. 7. Slack adjuster.
2. Air Governor. 8. Brake.
3. Air Tank. 9. Parking Brake.
4. Brake Valve. 10. Parking Brake Solenoid valve.
5. Brake Chamber. 11. Spring Cylinder.
6. Two Way Valve.

Plant People Development


- 67 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

1. Compressor

Compressor berfungsi sebagai sumber supply udara yang digunakan


didalam sistem pengereman. Udara diisap compressor berasal dari
udara luar dan berasal dari air governor apabila tekanan udara di
dalam system sudah mencapai setting pressurenya.

2. Air Governor

Air governor berfungsi untuk menjaga agar tekanan udara pada sirkuit tetap
konstant, sesuai batas yang ditetapkan.

1. Spring.
2. Exhaust port.
3. Piston.
4. Unloaded port.
5. Exhaust stem.
6. Inlet valve.
7. Tank port.
8. Filter.

Cara Kerja:
Compressor terbebani

€ Tekanan udara dal;am tanki basah mengalir dari saluran (7)


melalui filter (8) dan bekerja dibagian bawah piston (3). Bila
tekanan udara di dalam tanki (9) dibawah standard (cut out
pressure ) maka piston (3) terdorong ke bawah oleh spring (1).

€ Jika ha! ini terjadi, udara pada saluran unloaded valve (4) lewat
melalui exhaust stem (5) ke atmosfer dan compressor terbebani.

Plant People Development


- 68 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

Compressor tidak terbebani

€ Jika tekanan pada tanki basah (9 ) naik dan mencapai


setting pressurenya (cut out pressure), piston (3) terdorong
ke atas melawan kekuatan spring (1).
€ Pada waktu piston ( 3) naik keatas, exhaust stem (5)
tertutup dan inlet valve (6 ) terbuka.
€ Tekanan dari tanki mengalir melalui inlet valve ( 6 ) dan
saluran Loader (4) dan unloader valve pada compresor
akan bekerja. Ini disebut kompressor tanpa beban.
€ Apabila teknan uadara didalam tanki turun maka piston
( 3 ) terdorong ke bawah oleh spring ( 1 ).
€ Apabila tekanan yang drop ini dibawah tekanan yang
diizinkan ( cut out pressure ) maka inlet valve ( 6 ) tertutup
dan exhaust stem ( 5 ) terbuka. Tekanan pada saluran
unloaded valve ( 4 ) mengalir ke atmosfer, sehingga mulai
bekerja kembali.

3. Air Tank
Air tank berfungsi untuk menampung udara
yang dibutuhkan pada air circuit.
Air tank diklasifikasikan menjadi dua tipe:
1. Wet tank.
2. Dry tank.

4. Safety Valve
Safety valve dipasang air tank berfungsi untuk menjaga tekanan udara di
circuit udara.

Cara Kerja:
Apabila air governor tidak berfungsi dengan baik dan tekanan didalam tank
naik diatas set pressurenya spring (3), ball (4) akan tertekan kearah  dan
udara akan dibuang ke atmosfer

Plant People Development


- 69 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

5. Brake Valve

Brake valve berfungsi untuk mengalirkan udara ke brake chamber dan mengoperasikan brake.

1. Brake pedal. A. From air tank


2. Plunger. B. From air tank
3. Piston. C. To front brake chamber
4. Inlet valve. D. To rear brake chamber
5. Piston.
6. Inlet valve.
7. Rubber spring.

Cara Kerja:

Pedal Brake Ditekan


Pada bagian atas
Pada seat pedal brake (10) ditekan, maka plunger (2)
dan rubber spring (7) akan terdorong menekan
piston (3). Ketika piston (3) bergerak ke exhaust port
(9) tertutup. Pada saat yang sama inlet valve (4.)
bergerak ke dan udara dari tanki (11) mengalir dari
port A ke port C. Dalam hal ini brake chamber depan
akan bekerja.

Pada bagian bawah


Ketika pedal brake ditekan, plunger (2) den rubber
spring (7) akan terdorong ke menekan piston (3)
ke Pada saat piston bergerak ke bawah, inlet valve
(4) akan ikut bergerak kebawah, maka udara dari tanki
udara akan mengalir dari port B ke port D. Dengan
demikian brake chamber belakang akan bekerja

Plant People Development


- 70 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

Pedal Brake Ditekan pada Posisi Tetap

Tekanan udara yang masuk ke brake valve yang


menuju ke brake chamber lama kelamaan tekananya
akan naik.
Setelah keseimbangan tekanan udara tercapai, rubber
spring (7) den piston (3) akan terdorong kearah 
menutup inlet valve (4) Piston (5) akan ikut terbawa
sehingga inlet valve (6) menjadi menutup.
Dari kejadian diatas exhaust port (9) dan exhaust port
(8) akan menutup, sedang tekanan udara yang
menuju ke brake chamber dipertahankan untuk meng-
engaged-kan brake.

Pedal Brake dilepas

Pada seat pedal brake (1) dilepas, gaya penekanan


terhadap piston (4) dan piston (5) ditiadakan piston
return spring (6) akan terdorong piston (4) kearah 
membuka exhaust port (9) dan exhaust port (10).
Selanjutnya udara yang ada di brake chamber
dialirkan keluar.
Dengan demikian brake akan disengaged.

Plant People Development


- 71 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

6. Brake Chamber

Brake chamber berfungsi merubah air pressure menjadi gerakan mekanik untuk menekan oil yang ada di
slack adjuster guna pengoperasian brake.

1. Air Cylinder 6. Piston


2. Air Piston 7. Master Cylinder
3. Spring 8. Piston Valve
4. Rod 9. Body
5. Breather 10. Sensor

Cara Kerja:
Pedal Brake ditekan
Saat pedal brake ditekan,udara bertekanan di
supply dari brake valve ke brake chamber. Air
piston (2) terdorong ke arah € membawa rod (3)
menekan piston (6) dari master cylinder (7) ke arah
€ oli yang ada di slack adjuster terdorong oleh
piston (6) untuk mengaktifkan brake.

Pedal brake ditekan pada posisi tetap


Saat pedal brake ditekan pada posisi tetap,tekanan
oil yang ada dislack adjuster tetap, sehingga brake
tetap engaged.

Plant People Development


- 72 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

Pedal brake di lepas


Saat pedal brake dilepas, udara bertekanan yang
disuplay ke air piston (2) dari brake chamber oleh
brake valve, tekananya akan turun. Akibatnya
tekanan hydraulic di dalam master cylinder (7)
akan drop, karena piston (2) terdorong oleh return
spring (3) kearah .

7. Two-Way Valve
`
Two – way valve berfungsi untuk mencegah aliran udara bertekanan ke
salah satu brake valve pada saat valve yang lain ditekan.

1. Body
2. Seat
3. Plug
4. Cap

Cara Kerja:
Air circuit sebelah kiri dan kanan brake valve
dihubungkan ke brake untuk mengoperasikan
brake pada ke empat roda. Udara bertekanan
masuk dari port A two way valve mendorong
seat (2) ke arah  menutup sirkuit yang ke port
B. Sehingga udara bertekanan hanya mengalir
ke port C dan mengaktifkan brake chamber (5).

8. Slack Adjuster
Slack adjuster berfungsi untuk mendorong oli
menuju brake cylinder untuk me-engaged-kan
disc dan plate.

1. Bleeder. A. Inlet port.


2. Cylinder. B. Outlet port.
3. Check valve.
4. Piston.
5. Spring.

Plant People Development


- 73 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

Cara Kerja

Pedal Brake Ditekan


Oli dari brake chamber (6) mengalir melalui port P
ke slack adjuster. Oli yang mengalir ke port E
dialirkan ke cylinder (2) kiri dan kanan. 0li yang
masuk ke port P takananya akan naik dan
menekan piston (4) sejauh S kearah  dan
kearah €, oli yang ada diport C akan tertekan
selanjutnya mengalir ke brake cylinder (7). Pada
kondisi ini penekanan brake piston (5) terhadap
disc dan plate belum maximum, sehingga belum
ada gaya pengereman.

Apabila tekanan di brake chamber bertambah terus, maka oli bertekanan yang melelui port E akan mampu
menekan check valve (3) kearah  dan kearah € akibatnya oli akan mengalir melalui pilot circuit D untuk
menambah tekanan oli diport C. Dengan demikian akan terjadi penambahan gaya penekanan brake piston (5)
terhadap disc & plate untuk melakukan pengereman.

Pedal Brake Dilepas

Pada saat pedal brake dilepas tekanan


udara yang di brake chamber turun,
akibatnya tekanan oli yang ada di slack
adjuster akan turun juga. Brake piston (5)
akan mampu bergerak ke arah € dan kearah
 karena gaya tekan dari return spring (8).
Sedang oli yang ada di port D akan
mendorong piston (4) ke arah € dan kearah
 melawan kekuatan spring (6) sejauh S.
Pada kondisi ini disc dan plate brake akan
kembali disengaged.

Plant People Development


- 74 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

2.B.2.c AIR BRAKE TYPE

Air brake type ini menggunakan udara sebagai penggerak mekanisme pengeremannya.

Contoh:
Nissan Diesel

1. Brake Valve

1. Pedal.
2. Cover.
3. Piston (primary).
4. Return spring.
5. Feed valve (primary).
6. O - ring.
7. Return spring (secondary).
8. Valve Body
9. Exhaust pipe
10. Piston (econdary)
11. Feed Valve (Secondary)
12. Valve spring (inner)
13. Valve spring (Outer)

Plant People Development


- 75 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

Cara Kerja:
Pedal Brake Ditekan
Pada saat pedal brake ditekan plunger akan terdorong ke menekan primary piston ke . Feed valve
(primary) juga akan tertekan ke membuka saluran udara yang menuju rear relay valve. Pada saat yang
sama feed valve ( secondary ) juga terdorong oleh feed valve (secondary) ke membuka saluran udara yang
menuju ke quick release valve.

Pedal Brake Dilepas


Pada saat pedal brake dilepas plunger akan bergerak ke  oleh return spring, begitu juga piston (primary)
akan terdorong ke  oleh return spring.

Feed valve (primary) akan menutup


kembali ke saluran udara yang menuju
ke rear relay valve. Udara yang ada di
rear valve dibuang lewat saluran antara
piston (primary) dan feed valve
(primary) ke exhaust.
Dengan demikian udara yang ada di
brake chamber tekanannya turun
sehingga brake kembali release. Pada
saat yang sama feed valve (secondary)
juga menutup saluran udara yang
menuju quick release valve, udara
yang ada di quick release valve
dibuang lewat saluran antara feed
valve (secondary) dan feed valve
(primary) ke exhaust.

Plant People Development


- 76 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

1. Brake Chamber

Berfungsi merubah tekanan angin menjadi energi mekanik

Cara Kerja:
Udara yang berasal dari brake valve masuk ke brake
chamber, mendorong diaphragm ke  membawa push rod
ke  melawan push rod spring.
Selanjutnya push rod akan menekan lever pada slack
adjuster untuk melakukan pengereman terhadap lining
brake.

Slack Adjuster

Slack adjuster berfungsi untuk mengatur stroke atau langkah push rod brake
chamber akibat ausnya lining brake. Adjustment lining brake dapat dilakukan
dengan memutar worm shaft

2.B.2.d. MECHANICAL BRAKE TYPE

Sistem brake yang digerakkan oleh suatu hubungan


mekanis, yang menghubungkan antara brake dengan brake
pedal.

Parking brake pada kendaraan kecil umumnya


menggunakan sistem mekanik.

Plant People Development


- 77 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

2.C. PARKING BRAKE

Parking brake berfungsi sebagai pengaman agar unit tidak berjalan sendiri pada saat diparkir.

Cara Kerja:

Parking Brake engaged


Pada seat parking brake switch
lever posisi ON, solenoid valve
bergerak dan udara dari tanki
udara alirannya ditutup oleh
valve.Pada saat yang sama,
udara dari spring cylinder
dibuang ke atmosfer lewat antara
valve den body. Karena nut,
piston dari spring cylinder (1)
akan terdorong oleh spring,
demikian juga lever (2) akan
terdorong, parking brake
engaged.

Lever (2) memutar piston shaft (3) dan menggerakan piston (4) ke arah axial. Dengan demikian pad akan
mendorong disc, parking brake applied.

Parking Brake release


Pada seat parking brake switch posisi
OFF,solenoid valve tidak berfungsi dan
valve menutup saluran exhaust. Pada
saat yang sama, udara ditanki udara
masuk lewat bagian atas dari piston
spring cylinder (1). Udara yang masuk
ke spring cylinder menekan piston
melawan kekuatan spring. Akibatnya
rod (5) akan tertarik, menggerakan
piston (4) dan brake akan release.

Plant People Development


- 78 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

BAB 3.
STEERING DAN BRAKE SYSTEM D375A-5

Plant People Development


- 79 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

Plant People Development


- 80 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

Plant People Development


- 81 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

Plant People Development


- 82 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

Plant People Development


- 83 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

Plant People Development


- 84 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

Plant People Development


- 85 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

Plant People Development


- 86 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

Plant People Development


- 87 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

Plant People Development


- 88 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

Plant People Development


- 89 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

Plant People Development


- 90 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

Plant People Development


- 91 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

Plant People Development


- 92 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

Plant People Development


- 93 -
SISTEM STEERING & BRAKE
PT SAPTAINDRA SEJATI

DAFTAR PUSTAKA:

1. KEMUDI DAN REM - TRAINING & DEVELOPMENT PT. SAPTAINDRA SEJATI


2006
2. SHOP MANUAL KOMATSU avance LOADER WA600-3 – SEBM013205
3. HOWSTUFFWORK- Internet browsing
4. EH1600/EH1700 – 360ND/350HD – SERVICE MANUAL EDITION 2 – PUBLICATION
NO. 10192
5. SHOP MANUAL KOMATSU HD465-5 – SEBM0569503
6. LESSON 3: Brake Engagement System - CATERPILLAR
7. SHOP MANUAL BULLDOZER KOMATSU D375-3 – SEBM008402
8. SHOP MANUAL BULLDOZER KOMATSU D375A-5 – SEBM023508
9. SHOP MANUAL WHEEL LOADER KOMATSU WA180

Plant People Development


- 94 -

Anda mungkin juga menyukai