Pamapersada Nusantara MeCA _ AID
Jobsite TCMM Remove Install Propeller Shaft & U‐Joint HD465‐7
STRUCTURE & FUNCTION
Menjelaskan structure, fungsi, cara kerja dan analisis trouble dari komponen :
Front Propeller Shaft
Rear Propeller shaft
1. Spider
Structure :
‐ Komponen drive shaft berupa cross joint, mempunyai 4 sisi berseberangan dimana masing‐masing ujungnya
dipasang needle bearing yang memungkinkan spider bergerak bebas. Spider atau cross joint dirancang untuk
menerima dan meneruskan putaran dari engine ke transmission atau dari transmission ke differential. Spider
dipasang pada kedua sisi shaft antara coupling dengan yoke. Dengan menggunakan cross joint maka
kemampuan meneruskan putaran dan tenaga lebih stabil dan fleksibel.
Fungsi :
‐ Menghubungkan coupling dengan yoke pada propeller shaft.
‐ Menerima dan meneruskan putaran dari input shaft menuju output shaft atau sebaliknya.
Created by Edy Sumanto Page 1 of 13 September‐2014
PT. Pamapersada Nusantara MeCA _ AID
Jobsite TCMM Remove Install Propeller Shaft & U‐Joint HD465‐7
2. Yoke
Structure :
‐ Yoke berhubungan langsung dengan spider atau cross joint. Yoke yang menjadi satu‐kesatuan (assembly)
dengan propeller shaft disebut tube yoke, sedangkan yoke yang berhubungan (duduk) dengan input shaft atau
output shaft disebut end yoke atau coupling. Yoke menerima dan meneruskan putaran dari input shaft menuju
cross joint atau sebaliknya.
Fungsi :
‐ Sebagai dudukan dari spider pada tube yoke maupun end yoke dan meneruskan putaran dari cross joint atau
sebaliknya.
3. Bolt
Structure :
‐ Bolt merupakan komponen yang sangat penting untuk mengikat atau menyatukan spider terhadap yoke agar
tidak bergeser dari posisinya. Ujung dari bolt berbentuk ulir halus atau kasar (tergantung aplikasi), sedangkan
untuk kepalanya berbentuk segi enam atau yang lain (juga tergantung aplikasi). Setiap bolt mempunyai standard
kekencangan (torque) yang berbeda beda tergantung dari besar kecil dan aplikasi bolt tersebut . Standard
torque : kgm , Nm, lbf inch.
Part Number Bolt Spider : 01050 – 61260, mengacu pola diatas berapa panjang bolt dan diameter thread ?
Fungsi :
‐ Mengikat spider terhadap yoke agar tidak bergeser atau terlepas dari dudukannya.
Created by Edy Sumanto Page 2 of 13 September‐2014
PT. Pamapersada Nusantara MeCA _ AID
Jobsite TCMM Remove Install Propeller Shaft & U‐Joint HD465‐7
4. Nut
Structure :
‐ Nut bersama‐sama dengan bolt untuk mengikat dua buah komponen atau lebih agar tidak lepas atau bergeser
dari posisinya. Nut juga mempunyai ulir pada bagian dalam (ulir halus/kasar), sedangkan pada sisi luar
berbentuk segi enam . Terdapat berbagai ukuran sesuai aplikasi, dengan ukuran metrix atau inch.
Fungsi :
‐ Bersama‐sama bolt sebagai pengikat spider terhadap yoke dan spider terhadap coupling agar tidak lepas atau
bergeser dari dudukannya.
5. Flange
Structure :
‐ Flange (8) (12) dipasang antara coupling dengan cross joint. Flange (8) (12) terhadap coupling input atau output
shaft dimounting menggunakan bolt, sedangkan sisi lainnya sebagai dudukan dari cross joint yang selanjutnya
terhubung dengan tube yoke atau end yoke. Aplikasi unit‐unit light truck.
Fungsi :
‐ Menghubungkan dan meneruskan putaran dari coupling menuju cross joint (spider) atau sebaliknya.
Created by Edy Sumanto Page 3 of 13 September‐2014
PT. Pamapersada Nusantara MeCA _ AID
Jobsite TCMM Remove Install Propeller Shaft & U‐Joint HD465‐7
6. Retainer ass'y (for sliding sector type)
Structure :
‐ Retainer merupakan assembly dari shaft dan yoke
sliding sector, berupa cap yang duduk pada tube
yoke sliding type.
Fungsi :
‐ Mencegah grease untuk lubricating spline sliding
sector bocor keluar.
‐ Mencegah debu atau kotoran masuk spline sliding
sector yang akan mempercepat keausan spline.
7. Grease fitting
Structure :
‐ Grease fitting dipasang pada masing‐masing body spider atau cross joint. Grease fitting juga dipasang pada shaft
sliding sector untuk melumasi spline. Grease fitting digunakan untuk memasukkan grease pelumasan needle
bearing spider dengan menggunakan grease pump. Terdapat 3 macam fitting grease dilihat dari sudutnya ; 0°
(lurus), 45° dan 90°.
Fungsi :
‐ Sebagai tempat memasukkan grease untuk pelumasan needle bearing cross joint.
8. Center support (if equiped)
Structure :
‐ Sebuah bearing yang dipasang pada bagian tengah shaft (intermedite). Center support duduk pada bracket yang
dilengkapi dengan nipple grease untuk pelumasan bearing. Center support pada propeller shaft biasanya
digunakan untuk unit‐unit type long chasis.
Fungsi :
‐ Sebagai support bagian tengah propeller shaft long type agar beban puntir yang diterima propeller shaft kecil.
Created by Edy Sumanto Page 4 of 13 September‐2014
PT. Pamapersada Nusantara MeCA _ AID
Jobsite TCMM Remove Install Propeller Shaft & U‐Joint HD465‐7
9. Lock plate
Structure :
‐ Lock plate merupakan sebuah plate yang dipasang
pada ujung spider. Lock plate menahan needle
bearing pada cross joint agar tidak lepas keluar.
Masing‐masing needle bearing pada cross joint
ditutup dengan sebuah lock plate. Aplikasi lock
plate digunakan untuk cross joint unit‐unit light
truck.
Fungsi :
‐ Menahan needle bearing cross joint agar tidak
terlepas keluar saat propeller shaft berputar.
TECHNICAL TERM
Menjelaskan pengertian istilah‐istilah pada komponen berikut :
1. 2 joint type
Tipe propeller shaft dengan menggunakan 2 buah universal joint sebagai penggeraknya. Aplikasi propeller shaft
dengan 2 joint type umumnya digunakan pada unit alat berat.
2 joint type
2. 3 joint type
Tipe propeller shaft dengan menggunakan 3 buah universal joint sebagai penggeraknya. Penghubung bagian tengah
shaft (intermedite) didukung oleh sebuah support bearing (center support). Aplikasi propeller shaft dengan 3 joint
type umumnya digunakan pada unit Light Truck.
3 joint type with support bearing (intermedite)
3. Yoke without sliding sector type
Propeller shaft yang tidak menggunakan spline , sehingga panjang dari propeller shaft selalu sama. Digunakan pada
front propeller shaft dimana tidak terjadi perubahan jarak antara engine dengan transmission pada saat unit
operasi.
Created by Edy Sumanto Page 5 of 13 September‐2014
PT. Pamapersada Nusantara MeCA _ AID
Jobsite TCMM Remove Install Propeller Shaft & U‐Joint HD465‐7
4. Yoke with sliding sector type
Propeller shaft yang mengunakan spline, sehingga memungkinkkan panjang propeller shaft berubah‐ubah mengikuti
postur atau gerak unit bagian belakang. Digunakan pada rear propeller shaft dimana akan terjadi perubahan jarak
antara transmission dengan differential (rear axle type floating) pada saat unit operasi.
Yoke with sliding sector type
5. Yoke aligment
Kelurusan dari propeller shaft yang diukur pada titik tengah antar yoke. Yoke aligment akan mempengaruhi vibrasi
karena perubahan torque dan variasi beban pada saat unit beroperasi.
TOOLS
Menjelaskan fungsi, aplikasi dan satuan alat ukur :
1. Commond tool
Seperangkat alat yang umum digunakan untuk perbaikan atau maintenance komponen atau unit.
Aplikasi : membuka, melepas, memasang, memukul, dsb.
Satuan : mm, inch
2. Lifting tools
Alat yang digunakan untuk mengangkat komponen dengan kemampuan tertentu yang dilengkapi dengan SWL.
(SWL = Safe working load/ batas max. beban pengangkatan alat tersebut). Satuan : kg, ton.
Created by Edy Sumanto Page 6 of 13 September‐2014
PT. Pamapersada Nusantara MeCA _ AID
Jobsite TCMM Remove Install Propeller Shaft & U‐Joint HD465‐7
3. Torque wrench
Alat yang digunakan untuk mengencangkan bolt atau nut sesuai dengan standart torquenya.
Satuan : kgm, Nm, lbfeet.
4. Hammer
Alat bantu yang umumnya digunakan untuk melakukan pekerjaan pemukulan pada komponen yang bersifat keras
atau lunak.
Hammer dilihat dari jenis materialnya ada 2 :
1. Material keras ( steel)
a. Ball Peen Hammer b. Fitter hammer c. Double face hammer
2. Material lunak ( plastik , Rubber , Soft , Wood )
Hammer ini digunakan untuk memukul komponen ‐ komponen agar tidak rusak / cacat pada permukaan yang
dipukul. Berdasarkan bahannya hammer ini di bagi menjadi beberapa jenis antara lain :
Copper hammer
Plastic hammer
Shoft hammer Rubber hammer
Created by Edy Sumanto Page 7 of 13 September‐2014
PT. Pamapersada Nusantara MeCA _ AID
Jobsite TCMM Remove Install Propeller Shaft & U‐Joint HD465‐7
REMOVE & INSTALL
Menjelaskan prosedure remove & install :
1. Propeller shaft ass'y
Yang harus diperhatikan saat Remove Install propeller shaft ;
‐ Berat komponen dari propeller shaft (SWL) :
Drive shaft assembly front 28 kg
Drive shaft asembly rear 62 kg
‐ Kebersihan bidang kontak coupling – spider – yoke saat pemasangan
‐ Pastikan propeller shaft tidak bending atau twist
‐ Gunakan bolt mounting spider yang baru
‐ Gunakan thread tightener (LT‐2) pada thread bolt saat pemasangan
‐ Torque bolt mounting spider sesuai standard ;
Drive shaft assembly front 10 – 12.5 kgm
Drive shaft assembly rear 16 – 20.2 kgm
‐ Jangan langsung running unit setelah pemasangan (torque bolt), tunggu thread tightener (LT‐2) sampai kering
2. Center support (if equiped)
1. Tahan intermediate propeller shaft dengan soft
jaws.
2. Lepas support bearing plate.
3. Tarik keluar driver dengan puller bolt atau
hydraulic tool.
Created by Edy Sumanto Page 8 of 13 September‐2014
PT. Pamapersada Nusantara MeCA _ AID
Jobsite TCMM Remove Install Propeller Shaft & U‐Joint HD465‐7
4. Tarik keluar bearing seat menggunakan puller.
5. Pukul masuk lock pada 4 sisi.
6. Lepas washer.
7. Putar balik bearing retainer dan tekan masuk
bearing dan outer sealing ring menggunakan drift.
Created by Edy Sumanto Page 9 of 13 September‐2014
PT. Pamapersada Nusantara MeCA _ AID
Jobsite TCMM Remove Install Propeller Shaft & U‐Joint HD465‐7
8. Lepas inner sealing ring.
Note :
Untuk proses install lakukan kebalikan urutan langkah 1‐ 8 diatas !!
INSPECTION (Visual check) ‐ MEASUREMENT ( Dimension )
Menjelaskan prosedure inspection ‐ measurement dan reusable parts:
1. Spider
Visual check : broken, crack, wear.
Measurment : free play of bearing
2. Yoke
Visual check : groove mounting spider, thread condition, crack welding structure.
Measurement : ‐
3. Bolt
Visual check : broken, crack, loosen, thread condition, corrosive.
Measurement : thread diameter, pitch of thread.
4. Flange
Visual check : wear, crack, broken.
Measurement : ‐
5. Retainer ass'y (for sliding sector type)
Visual check : No burr (geram) pada contact surface, broken, crack.
Measurement : ‐
6. Nut
Visual check : Thread conditian, corrosive, crack.
Measurement : ‐
7. Grease fitting
Visual check : Broken, block, loosen.
Measurement : ‐
8. Lock plate
Visual check : crack, loosen, corrosive.
Measurement : ‐
9. Center support (if equiped)
Visual check : crack, wear.
Measurement : free play of bearing.
Created by Edy Sumanto Page 10 of 13 September‐2014
PT. Pamapersada Nusantara MeCA _ AID
Jobsite TCMM Remove Install Propeller Shaft & U‐Joint HD465‐7
PARTS RECOMMENDATION
Menjelaskan dokumen‐dokumen sebagai berikut ini :
1. Propeller shaft APL R&I
Daftar part yang dibutuhkan untuk Remove dan Install komponen sesuai umur yang direkomendasikan factory,
dengan kondisi tidak terjadi kerusakan abnormal.
2. Publication number of P/Book
Suatu angka yang tertera pada cover part book (pojok kanan atas) yang menunjukkan aplikasi part book tersebut
sesuai dengan Serial Number dan Tipe Unit.
3. Kode‐kode pada P/Book
Kode dari factory berupa angka dan huruf, sedangkan symbol berupa gambar yang ditunjukkan pada part book,
dengan tujuan untuk mempermudah proses pemilihan part yang akan diorder, sehingga dapat mencegah kesalahan
order atau double order (karena komponen assy’ dan separated diorder secara bersamaan). Dan juga
mempermudah pencarian komponen yang berkaitan atau saling berhubungan.
4. PSN ( Part Service News )
Informasi dari factory berupa brosur atau leaflet yang berisikan modifikasi atau improvement pada komponen,
system atau technical instruction (Prosedur Repair, Testing Adjusting) dengan tujuan untuk meningkatkan
performance atau memperbaiki kelemahan dan kekurangan. Setiap PSN hanya berlaku untuk Serial Number
tertentu yang sesuai.
TESTING, ADJUSTING
Menjelaskan pengetesan, penyetelan dan trouble shooting :
1. Yoke alignment
Yoke aligment adalah ketidak lurusan shaft yang
diukur dari titik tengah antar yoke (antar yoke tidak
center).
2. Propeller shaft Run‐out
Propeller shaft run‐out adalah ketidak lurusan drive shaft pada saat di putar dan di ukur menggunakan dial gauge.
Prosedur pengukuran run‐out :
1. Bersihkan shaft dengan kain majun atau sikat
kawat sehingga permukaan bidang yang diukur
bersih dan smooth (lancar).
Created by Edy Sumanto Page 11 of 13 September‐2014
PT. Pamapersada Nusantara MeCA _ AID
Jobsite TCMM Remove Install Propeller Shaft & U‐Joint HD465‐7
2. Letakkan shaft pada 2 supprot roller.
3. Ukur radial run‐out propeller shaft tube pada
beberapa titik. Maksimum permissible run‐out :
0.8 mm
4. Ukur radial run‐out pada permukaan spline sleeve.
Maksimum permissible run‐out : 0.3 mm
5. Ukur radial run‐out pada bearing seat dari support
bearing jurnal. Maksimum permissible run‐out :
0.3 mm
Created by Edy Sumanto Page 12 of 13 September‐2014
PT. Pamapersada Nusantara MeCA _ AID
Jobsite TCMM Remove Install Propeller Shaft & U‐Joint HD465‐7
TROUBLE SHOOTING
Menjelaskan pengetesan, penyetelan dan trouble shooting :
1. Propeller shaft broken
Torque bolt mounting spider terhadap yoke tidak merata atau kendor.
Pelumasan kurang baik sehingga bearing dan shaft spider cepat aus.
Pemasangan propeller shaft tidak tepat.
Propeller shaft bending atau twist (muntir).
Overload atau misoperation.
REPORTING
1. Form QA (Quality Assurence)
Prosedur dan urutan langkah kerja yang harus dilakukan saat melakukan suatu pekerjaan Overhaul atau Remove
Install, dimana didalamnya terdapat Critical Point dan Item Measurement yang harus diperhatikan dan dilakukan,
sehingga dapat mencegah Redo ataupun premature damage.
2. Form Job Schedule Sheet
Suatu rencana urutan pekerjaan yang harus dilakukan berdasarkan estimasi waktu pengerjaan, sehingga progress
atau tingkat penyelesaian satu tahap pekerjaan dapat diketahui, dengan demikian kendala selama tahap pengerjaan
dapat diminimalkan.
3. Part Ordering (PO)
Part yang harus diorder/diganti terhadap komponen yang rusak atau tidak standard menggunakan form khusus
(MOL) dengan tujuan untuk mengembalikan performance unit atau komponen sesuai referensi Factory.
4. Technical Service Report (TSR)
Urain troubleshooting yang terjadi yang dituangkan dalam form khusus (dalam bentuk reporting) meliputi : gejala
trouble, analisa penyebab, tindakan perbaikan, preventive maintenance.
Notes :
Gunakan hanya sebagai wacana pembelajaran, tetap gunakan referensi yang lain : Shop Manual, OMM, referensi lain
recommended factory, dsb.
Created by Edy Sumanto Page 13 of 13 September‐2014