Alternator Ass’y
Structure: Electric component yang dipasang pada engine pada charging circuit, mempunyai component
utama; field coil, armature coil, rectifier, regulator, fan cooling & drive pulley. Alternator
diputar engine via v-belt.
Fungsi: Untuk fungsi charging electric circuit dengan merubah energy mechanic menjadi energy
electric.
Cara Kerja: Ketika alternator berputar, maka armature coil akan memotong medan magnet yang dihasilkan
by field coil. Maka akan dihasilkan GGL induksi pada armature coil yang berupa Alternative
Current (AC). Dengan karakteristik dioda dimana hanya mengalirkan arus listrik searah saja &
dirangkai sedemikian rupa, maka electric AC yang dihasilkan armature coil akan dirubah
menjadi DC setelah keluar dari heatsink (rectifier) yang selanjutnya akan digunakan untuk
charging battery & memenuhi beban electric di unit. Output voltage alternator diatur oleh
regulator.
2. V-belt
V-Belt (No. 6)
Structure: Berupa belt yang berbentuk V yang menghubungkan antar pulley. Nilai tension belt pada
alternator unit D155A-6 adalah 10 mm (0.4 in) pada tension 58.8 N (6 kg).
Fungsi: Untuk mentransfer gaya putar dari drive pulley ke driven pulley.
3. DC Generator
DC Generator
Structure: Hampir sama dengan generator AC (penjelasan pada alternator ass’y) akan tetapi tidak
terpasang rectifier assy sebagai penyearah. Generator DC memiliki commutator sebagai output
coil (mirip dengan starting motor) & tentu saja memiliki brush sebagai rotable connector pada
brush.
Fungsi: Untuk fungsi charging electric circuit dengan merubah energy mechanic menjadi energy
electric dengan output DC current.
Cara Kerja: Ketika alternator berputar, maka armature coil akan memotong medan magnet yang dihasilkan
by field coil. Maka akan dihasilkan GGL induksi pada armature coil yang berupa Alternative
Current (AC). AC yang dihasilkan armature coil sampai ke commutator & brush untuk dirubah
dari AC ke DC. Selanjutnya DC current akan digunakan untuk charging battery & memenuhi
beban electric di unit.
4. Alternator Drive
Pulley
Structure: Berupa drive pulley yang dipasang pada output shaft alternator.
Fungsi: Sebagai alur belt untuk menyalurkan putaran dari engine ke alternator.
5. Bushing
Insulate Bushing
Structure: Pada alternator, bushing berupa insulator yang dipasang di sekitar area rectifier. Terdapat 5
buah insulate bushing, yaitu; part no. 22 (1 buah), no. 24 (1 buah), no. 25 (1 buah), no. 26 (2
buah).
Fungsi: Sebagai penyekat aliran current (sebagai insulator).
Structure: Berupa mounting bracket & stud. Mounting bracket dipasang pada bagian depan alternator,
sedangkan adjuster berupa stud yang dipasang pada engine.
Fungsi: Untuk melakukan adjustment belt tension dengan merubah posisi bracket terhadap adjuster nut.
2. Voltage: Electrical force yang memindahkan electron melalui sebuah conductor. Voltage juga merupakan
electrical pressure yang disebut juga EMF (Electro Motive Force) yang menekan electron-
electron. Semakin besar perbedaan nilai potential electric (beda antara positive & negative) maka
semakin besar pula nilai voltage.
Voltage Discription
3. Current: Quantity atau flow rate dari electron yang melewati sebuah titik dalam 1 detik. Current yang
mengalir juga disebut dengan amperage atau disingkat dengan amp. Semakin tinggi nilai voltage
maka akan menghasilkan current yang lebih tinggi atau sebaliknya.
Current Discription
4. Semi Conductor: Semua material yang memiliki 4 electron bebas pada orbit terluar. Karakteristik
semiconductor adalah diantara conductor & isolator. Material semiconductor meliputi;
carbon, silicon & magnesium. Material ini digunakan untuk pembuatan; diode, transistor
& integrated circuit chip.
Semiconductor
Brusgless alternator
6. Build-in alternator: Lebih lengkapnya adalah regulator build in alternator, dimana regulator sudah ass’y
menjadi part dari alternator.
7. Short Circuit: Suatu kondisi dimana kutub positive & kutub negative power supply connect secara langsung
tanpa dipisahkan suatu hambatan listrik. Sehingga bisa mengakibatkan mengalirnya current
yang besar di dalam konduktor.
8. Resistance: Nilai hambatan listrik dari sebuah material dalam satuan dasar Ohm (Ω)
Istilah lain untuk resistance adalah resistansi, sedangkan compenent yang sering digunakan di
dalam rangkaian listik disebut resistor.
Resistor
PMDP 7 by @re’is 6106418
Plant People Development
PT. PAMAPERSADA NUSANTARA
9. Belt Tension: Kekencangan belt alternator. Nilai tension belt pada alternator adalah 10 mm (4 in) pada
tension 58.8 N (6 kg).
Alternator Belt
10.Alternator Capacity: Kemampuan maksimal alternator mengalirkan current tanpa menimbulkan kerusakan
pada part-part alternator. Alternator capacity ditunjukkan dengan satuan Ampere (A).
Alternator Specification
III. TOOL
1. Common Tool: Tool general (umum) yang digunakan untuk membongkar & merakit component.
Aplikasi: Mengencangkan & mengendorkan bolt-nut, membuat titik, memukul, memegang benda dll.
Satuan: Inch, mm
Adjustable wrench
2. Test Pen: Tool yang digunakan untuk mengecheck adanya voltage pada suatu titik.
Aplikasi: Test voltage DC, test voltage AC.
Test Light
3. Torque Wrench: Tool yang digunakan untuk mengukur besarnya torque pada saat mengencangkan bolt,
nut atau screw.
Aplikasi: Mengencangkan bolt, nut atau screw.
Satuan: kgf.m, N.m, Lbf.ft.
Torque Wrench
5. Electric Tool Kit: 1 Box tool yang berisi bermacam-macam consumable part untuk pekerjaan electric
semisal; fuse, conduit, cable tie, dll.
Aplikasi: Untuk menyelubungi cable, merapikan electric harness, memasang pengaman, dll.
Satuan: mm, inch.
IV. REMOVE
1. Alternator ass’y
2. V-belt
V. INSPECTION - MEASUREMENT
1. Alternator ass’y
Visual check: Mounting bolt, crack, terminal condition, wiring connection, kelengkapan terminal boot,
crack & damage.
Measurement: Output voltage
3. Terminal alternator
Visual check: Damage, loosen & corrotion
Measurement: electric continuity
4. Output current
Measurement: menggunakan clamp ampere pada output terminal B.
5. Mounting alternator
Visual check: Corrotion, contamination, loosen, crack.
Manual check: Torque check
6. V-belt alternator
Visual check: Damage, loosen, worn-out & crack
Measurement: Belt tension
7. Alternator drive
Visual check: Pulley condition, belt condition, pulley bearing condition
Measurement: Belt tension
VII. INSTALL
1. Alternator ass’y
2. V-belt
3. Alternator Drive
1.) Pasang v-belt pada pulley alternator (9) & kencangkan mounting bolt (4) & clamping bolt (5) untuk
sementara.
2.) Lakukan adjustment belt tension menggunakan adjustment nut (7) & kencangkan mounting bolt (4) &
clamping bolt (5) permanent.
3.) Check belt tension & kencangkan tension adjustment nut (7) & locknut (6).
4.) Install wiring harness terminal B (1) & R (2).
5.) Pasang cover (3).
1. V;belt tension
Alternator Belt
IX. TROUBLESHOOTING
1. Alternator No Charge
Alternator
Cara check function alternator adalah dengan cara melakukan measurement pada output terminal & ground;
Ketika starting switch ON : Output – Ground : 24 V (sama dengan battery voltage)
Ketika engine running : Output – Ground : 27-29 V
A. Ketika didapatkan output voltage dibawah 24 V ketika starting switch ON, kemungkinan penyebab:
a.) Battery
b.) Wiring (Battery-Alternator)
B. Ketika didapatkan output voltage dibawah 27 V ketika engine running, kemungkinan penyebab:
a.) Internal part alternator
b.) Belt tension
*Note: Gunakan MeCA Aid ini hanya sebagai pendamping factory manual untuk sarana pembelajaran.