Radiator terletak di depan engine sebagai media dalam pelepasaan panas coolant pada cooling
system, radiator terdiri dari Tank(hot & cool side), core, fin dan connectionnya. Coolant yang
terdapat di radator di turunkan temperaturnya dengan memanfaatkan udara yang dihisap oleh fan.
Sedangkan coolant piping adalah Sambungan yang berupa pipa atau hose (& clamp) yang digunakan
pada cooling system Engine untuk mensirkulasikan air pendingin radiator. Agar temperature kerja
engine selalu dalam range kerja, maka air radiator disirkulasikan kedalam system melalui komponen
berikut Radiator – Water pump Oil Cooler – Water jacket – Water Manifold – Thermostat – Radiator
atau kembali ke water pump.
2. Radiator Core
Susunan sejumlah pipa pipih yang berfungsi mengalirkan coolant pada radiator. Pada unit scania
terpasang horisontal sebagai penghubung antara hot side tank dan cool side tank. Pada saat air dari
hot side tank mengalir melalui dalam core, panas air akan dirambatkan ke permukaan core dan fin
untuk didinginkan dengan udara yang dihembuskan atau dihisap oleh blade fan.
3. Radiator Cap
Pada unit Scania, Radiator Cap terpasang pada Expansion Tank. Pada komponen ini terdapat Safety
Valve. Safety Valve berfungsi untuk membatasi pressure maksimal dalam cooling system. Pada
pressure 1,2 bar Safety valve akan membuka dan membuang pressure untuk mencegah terjadinya
overpressure pada cooling system.
Pressure limiting valve pada scania adalah nama lain dari pressure valve yang terdapat pada samping
expansion tank. Fungsinya adalah membatasi pressure maksimal dalam cooling system dan
mempertahankan pressurenya agar selalu lebih tinggi (pada unit yang memakai PDE 0,6 - 0,9 bar)
dari pressure udara luar dan untuk menaikkan titik didih air pendingin .
5. Radiator Fin
Susunan sejumlah plat tipis yang dibentuk menyerupai sirip-sirip yang terpasang menempel antara
core radiator. Berfungsi sebagai media pelepasan panas coolant yang dialirkan melalui core dengan
memanfaatkan udara yang dihisap oleh Fan.
6. Jinggle Valve
Jinggle valve terdapat pada thermostat, berupa valve yang sangat kecil. Fungsi dari komponen ini
adalah mengalirkan coolant pada saat melakukan pengisian dan membebaskan udara yang terdapat
pada thermostat housing.
7. Thermostat
Thermostat terdapat pada engine sebelah kanan, pada engine DSC 12 komponen ini terdapat di luar
engine, yaitu di chasis sebelah kanan engine. Fungsinya adalah menjaga temperatur kerja engine
dengan mengatur aliran coolant ke radiator sesuai dengan temperatur kerja engine (70-90®C). Pada
saat temperature dibawah 70®C coolant akan dialirkan kembali ke engine melalui saaluran by pass.
Sedangkan pada saat temperatur mencapai 90®C coolant akan dialirkan ke radiator agar temperatur
kerja engine tetap pada batas yang telah ditentukan.
8. Reservoir Tank
Pada unit scania reservoir tank disebut Expansion Tank. Komponen ini terdapat di cabin bagian
depan luar. Komponen ini terpasang di bagian paling atas dari cooling system. Terdapat pressure
control valve (0,7-0,9 bar) dan safety valve (1,2 bar). Expansion tank berfungsi sebagai tempat
penampungan dan pengecekan level coolant dan juga sebagai tempat pelepasan pressure saat
coolant menjadi panas.
Komponen ini terdapat pada expansion tank. Fungsinya adalah membaca level dari coolant untuk
ditampilkan di monitor panel agar operator mengetahui mengenai kondisi/ level dari coolant dan
menginformasikan apabila levelnya kurang.
1. Boiling Point
Keadaan dimana cairan akan mendidih ketika tekanan uap cairanya sama dengan tekanan diatas
permukaan cairan tersebut.
3. Fan Slippage
Selisih putaran antara crank shaft dengan fan yang disebabkan karena kerusakan pada clucth fan.
4. Overcooling
Kondisi dimana temperature coolant dibawah standart yang telah diijinkan, hal itu akan
menyebabkan pembakaran yang tidak sempurna dan bahkan menyebakan keretakan pada
komponen engine.
5. Overheating
Kondisi dimana temperature coolant melebihi standart yang telah ditentukan(suhu kerja engine), hal
itu akan menyebabkan kerusakan seal liner, kerusakan gasket dan keausan yang berlebih pada
engine karena pemuaian komponen.
III. TOOLS
1. Multimeter
Alat yang digunakan untuk mengukur hambatan, tegangan dan arus pada system electric. Satuan Ω,
V, A. Pada cooling sytem alat ini digunakan untuk mengukur resistansi/ hambatan dari Coolant
temperature sensor.
Pada unit scania alat ini disebut Cooling System Tester. Digunakan untuk mengukur seeting pressure
pada pressure limiting valve (delivery valve). Hasil pengukuran yang di dapat tersebut merupakan
selisih pressure yang ada di dalam cooling system dengan udara luar.
Delivery Valve harus terbukan pada pressure yang di ijinkan. Lihat tabel berikut :
3. Anemometer
Alat yang digunakan untuk mengukur tekanan / hembusan angin. Pada cooling system alat ini
digunakan untuk mengetahui tingkat kebuntuan fin radiator.
Alat ini digunakan untuk mengetahui tingkat keasaman dari coolant yang digunakan pada cooling
system. Kertas lakmus dicelupkan ke coolant kemudian terjadi perubahan warna pada kertas dan
cocokan dengan warna yang ada di tabel. Perubahan warna tersebut yang mengindikasikan Ph
sesuai dengan angka Ph yang terdapat pada tabel. Sedangkan Ph tester adalah alat digital yang bisa
membaca nilai Ph dari coolant.
On kan PH tester
Kalibrasi ph tester dengan air murni dengan mencelupkan ujungnya pada air tersebut dan
monitor menunjukkan angka Ph 7
Bersihkan ujung Ph tester
Celupkan ujung Ph tester tersebut ke permukaan coolant dan baca angka yang muncul pada
monitor
Adalah alat yang digunakan unutuk mengukur temperature coolant pada cooling system.
6. Common Tools
Tools yang dipakai secara umum dalam melakukan proses maintenance, dan bukan merupakan
special tools.
IV. TROUBLESHOOTING
Check temperature coolant untuk memastikan kerusakan dari system atau hanya sensor
yang rusak dengan menggunakan Digital Temperature Gauge
Check Fan ( Measuring Fan Slippage jika diperlukan)
Check Thermostat
Check Non Return Valve yang terdapat pada Expansion Tank ( seharusnya coolant tidak
mengalir dari expansion tank ke radiator, pada unit yang dibuat setelah September 1998
dilengkapi dengan Non Return Valve)
V. TESTING, ADJUSTING
Water temperature bisa dilakukan pengecekan dengan melihat paga monitor panel
Selain dari monitor panel juga bisa dilihat dengan menggunakan SDP3 untuk unit P series
Menggunakan Digital Temperature gauge atau Temperature Gun
2. Radiator Cap Pressure
Delivery Valve harus terbukan pada pressure yang di ijinkan. Lihat tabel berikut :
Pada unit Scania menggunakan Automatic Belt Tensioner yang secara otomatis tidak perlu
memerlukan adjusment tetapi diperlukan perawatan terhadap Fan belt dan puley.
4. Fan Slippage
Cara melakukan pengetesan Fan Slippage:
Hasil pengukuran tidak boleh melebihi 10 % (selisih speed engine dan Fan max 10 %)
Inspection :
Check kebocoran
Check kekencangan clamp
Check kondisi fin radiator dari kebuntuan dan penyok
2. Radiator Core
Inspection :
Check kebocoran core radiator ( visual check dan bila memungkinkan gunakan cooling system
tester)
3. Radiator Cap
Inspection :
Inspection :
Check kebocoran
Measurement :
Delivery Valve harus terbukan pada pressure yang di ijinkan. Lihat tabel berikut :
5. Radiator Fin
Inspection :
6. Jinggle Valve
Inspection :
Check kondisi jingle valve pada saat melepas thermostat dari karat
Check kondisi ball yang terdapat pada jingle valve tersebut (jammed, lepas)
7. Thermostat
Inspection :
Check thermostat dengan menggunakan digital temperatur gauge atau temperature gun
pada saluran by pass, input dan saluran ke radiator
Pada saat temperature masih belum mencapai temperatur kerja maka temperatur di saluran
input sama dengan by pass dan berbeda jauh dengan saluran yang menuju radiator
Pada saat temperature sudah mencapai temperatur kerja maka antara saluran input dan
saluran ke radiator sama temperaturnya apabila terjadi perbedaan yang sangat jauh maka
bisa dipastikan thermostat jammed close.
8. Reservoir
Inspection :
Check kebocoran
Check UV protector pada depan reservoir
Check connection dan hose
Check cap dan valve
Check mounting reservoir
Inspection :
VII. REPAIR
1. Fin Radiator Clogged & Dent
Apabila buntu maka dilakukan washing dengan menggunakan high pressure gun untuk
menghilangkan kotoran
Apabila penyok maka dilakukan repair satu per satu untuk mengembalikan ke kondisi
awal