TUGAS AKHIR
TUGAS AKHIR
Disusun Oleh :
NIM : 150309262591
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Mesin
ii
SURAT PERNYATAAN
NIM : 150309262591
Mahasiswa,
Materai 6000
iii
LEMBAR PERSEMBAHAN
iv
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH
KEPENTINGAN AKADEMIS
NIM : 150309262591
Dibuat di : Balikpapan
Pada tanggal : 14 Agustus 2018
Yang menyatakan
Materai 6000
v
ABSTRACT
Based on historical damage to the trucks’s units of Scania P 380 CB EHZ at PT.
Borneo Alam Semesta (BAS) Melak’s site, the suspension system is the most
severely damaged component. The most components often damage in the
suspension system occur in leaf spring components, damage that occurs due to
installation errors. Based on this, a study of the suspension system maintenance
method at units of ScaniaP 380 CB EHZ was finally carried out. The aims of this
study is to find out how the suspension system maintenance is carried out at the
research location, then provide recommendations on the results of the study. This
research was carried out by field s research and literature study by reviewing
Scania P 380 CB EHZ service sheet units, Historical Component Units of Scania
P 380 CB EHZ units, Technical Service Reports (TSR) repairing leaf spring and
Trainer Outdoor Service Reports compared to the shop manual. The results of this
study were it was found that the method of maintenance of the suspension system
in the units of Scania P 380 CB EHZ was still not correct and there were some
errors. By using the fish bone method, there were 3 main causes that cause the
treatment method and the suspension system was not right, it was the machine,
man, and method. Therefore to avoid mistakes in the future, recommendations for
actions which are neede to be taken, including adding items to the service sheet
and doing work in accordance with the shop manual.
vi
ABSTRAK
Berdasarkan historical kerusakan unit truck Scania P 380 CB EHZ di PT. Borneo
Alam Semesta (BAS) site Melak, sistem suspensi menjadi komponen yang paling
banyak mengalami kerusakan. Adapun komponen yang paling sering mengalami
kerusakan pada sistem suspensi terjadi pada komponen leaf spring, kerusakan
yang terjadi karena kesalahan pemasangan. Berdasarkan hal tersebut, akhirnya
dilakukan kajian metode perawatan sistem suspensi pada unit Scania P 380 CB
EHZ. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perawatan sistem
suspensi yang dilakukan di lokasi penelitian, setelah itu dilakukan kajian terhadap
perawatan ada pada lokasi penelitian, lalu memberikan rekomendasi terhadap
hasil kajian. Penelitian ini dilakukan dengan metode studi lapangan dan studi
literatur dengan meninjau service sheet unit Scania P 380 CB EHZ, Historical
Component Unit pada unit Scania P 380 CB EHZ, Technical Service Report
(TSR) perbaikan leaf spring dan Laporan Dinas Luar Trainer yang dibandingkan
dengan shop manual. Dari hasil penelitian ini ternyata ditemukan bahwa metode
perawatan sistem suspensi pada unit Scania P 380 CB EHZ masih belum tepat dan
terdapat beberapa kesalahan. Dengan menggunakan metode fish bone terdapat 3
penyebab utama yang menyebabkan terjadinya metode perawatan dan pada sistem
suspensi yang kurang tepat, hal tersebut ialah machine, man, dan method.
Sehingga kedepannya untuk menghindari kesalahan yang ada, dilakukan
rekomendasi tindakan yang perlu dilakukan, antara lain ialah menambahkan
beberapa item pada service sheet dan melakukan pekerjaan sesuai dengan shop
manual.
vii
KATA PENGANTAR
2. Ida Bagus Dharmawan, S.T., M.Si. sebagai Wakil Direktur I Politeknik Negeri
Balikpapan merangkap pembimbing I, yang telah membimbing dan
memberikan pengarahan selama pengerjaan tugas akhir ini.
3. Zulkifli, S.T., M.T. sebagai Ketua Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri
Balikpapan merangkap sebagai pembimbing II, yang telah membimbing dan
memberikan pengarahan selama pengerjaan tugas akhir ini.
5. Ayahanda dan Ibunda yang senantiasa memberikan segala hal yang tidak
ternilai kepada anaknya.
6. Seluruh teman angkatan 2015 Teknik Mesin yang telah banyak membantu
selama penyusunan proposal tugas akhir ini hingga selesai.
7. Seluruh karyawan PT. Borneo Alam Semesta site Kutai Barat terlebih khusus
instruktur training.
viii
8. Semua pihak yang penulis tidak dapat menyebutkan satu persatu, yang telah
memberikan bantuan secara langsung maupun tidak langsung dalam
penyusunan tugas akhir ini hingga selesai.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini bukanlah karya yang sempurna, dan
masih banyak ditemui kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu, saran dan
masukan yang membangun sangat diharapkan.
Penulis
ix
DAFTAR ISI
SAMPUL ................................................................................................................. i
ABSTRACT ............................................................................................................. vi
2.3.1. Sistem Suspensi Dependen atau Sistem Suspensi Poros Kaku (Rigid) ..... 11
x
2.4. Pegas Pada Sistem Suspensi ...................................................................... 13
xi
3.7.1. Data Primer ............................................................................................... 28
4.1.1. Pelaksanaan Perawatan Sistem Suspensi Pada Unit Scania P 380 ........... 30
4.1.2. Hasil Pengamatan Metode Perawatan Sistem Suspensi Pada Unit ........... 32
4.2.1. Hasil Kajian Metode Perawatan Sistem Suspensi Pada Unit .................... 36
5.1. Kesimpulan................................................................................................ 45
LAMPIRAN .......................................................................................................... 48
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Grafik Jumlah Unit di PT. Borneo Alam Semesta ............................. 1
Gambar 1.2. Grafik Persentase Kerusakan yang Terjadi pada Scania P 380 .......... 2
Gambar 1.3. Grafik Jumah Kerusakan yang Terjadi pada Sistem Suspensi ........... 3
Gambar 2.2. Model Gambar Tipe Penggerak Rigid 6x4 pada Unit ........................ 7
Gambar 2.3. Model Gambar Tipe Penggerak Rigid 6x6 pada Unit ........................ 7
Gambar 2.4. Model Gambar Tipe Penggerak Tractor 6x4 pada Unit ................... 7
Gambar 2.16. Kontruksi Multi-Leaf Spring pada Suspensi Bagian Belakang ...... 17
xiii
Gambar 2.22. Proses Spring Deflection ................................................................ 20
Gambar 2.25. Pelepasan U-Bolt Nut, Washers, dan Clamp Pad ......................... 22
Gambar 4.1. Penggunaan Pegas Daun yang Bukan Produk Asli .......................... 32
Gambar 4.2. Diassembly Leaf Spring dengan Roda Bagian Belakang ................ 33
Gambar 4.3. Pengangkatan dan Pemindahan Leaf Spring Secara Manual ........... 33
Gambar 4.4. Hanya Leaf Spring yang Rusak yang Diganti .................................. 34
Gambar 4.5. Pemasangan Leaf Spring yang Tidak Sesuai di Sistem Suspensi .... 34
Gambar 4.7. Pemasangan Leaf Spring yang Tidak Sesuai di Sistem Suspensi .... 35
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Populasi Jenis Truck di PT. Borneo Alam Semesta site Melak ............. 2
Tabel 4.1. Kegiatan yang Dilakukan terhadap Spring ketika Periodic Service .... 30
Tabel 4.4. Rekomendasi Penambahan Item pada Historical Component Unit ..... 43
xv
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Adapun populasi dari jenis truck yang paling banyak digunakan di PT.
Borneo Alam Semesta (BAS) site Melak ialah Scania P 380 CB EHZ, adapun hal
tersebut diuraikan sebagaimana tabel l 1.
Tabel 1.1. Populasi Jenis Truck di PT. Borneo Alam Semesta site Melak
Dalam kurun waktu bulan Juli – November 2017 di PT. Borneo Alam
Semesta (BAS) site Melak berdasarkan data dari work order unit Scania P 380 CB
EHZ sebagaimana terdapat pada lampiran 2, didapatkan perbandingan persentase
kerusakan yang ada pada unit tersebut, adapun persentase kerusakan komponen
unit Scania P 380 CB EHZ di sebagaimana gambar 1.2.
Persentase Kerusakan
25%
20%
Persentase
15%
10%
5%
0%
Gambar 1.2. Grafik Persentase Kerusakan yang Terjadi pada Scania P 380
Sumber : (PT. BAS, 2017)
3
Dari kerusakan yang terjadi pada sistem suspensi tersebut, kerusakan yang
paling banyak terjadi pada bagian leaf spring. Adapun hal tersebut sebagaimana
terdapat pada gambar 1.3.
Gambar 1.3. Grafik Jumah Kerusakan yang Terjadi pada Sistem Suspensi
Sumber : (PT. BAS, 2017)
2. Apa hasil kajian metode perawatan sistem suspensi pada unit Scania P 380
CB EHZ di PT. Borneo Alam Semesta (BAS) site Melak ?
4
3. Apa tindakan yang perlu dilakukan dari hasil kajian metode perawatan sistem
suspensi pada unit Scania P 380 CB EHZ di PT. Borneo Alam Semesta
(BAS) site Melak ?
2. Mengkaji metode perawatan sistem suspensi pada unit Scania P 380 CB EHZ
di PT. Borneo Alam Semesta (BAS) site Melak.
1. Bagi penulis, tugas akhir dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta
diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan tersebut.
5
2. Bagi perusahaan, tugas akhir ini dapat menjadi tambahan informasi dan juga
untuk dapat menerima solusi yang diberikan oleh penulis
3. Bagi pembaca, tugas akhir ini dapat menjadi salah satu pengetahuan
permasalahan dan pemahaman pada unit yang terkait, sehingga diharapkan
ketika pembaca menemukan kejadian serupa pembaca dapat memberikan
solusi yang lebih baik agar terjadinya perbaikan secara terus menerus.
P : Model Kabin
6
7
Gambar 2.2. Model Gambar Tipe Penggerak Rigid 6x4 pada Unit Scania P 380
Dump Truck
Sumber : (www.Scania.com, 2010)
Gambar 2.3. Model Gambar Tipe Penggerak Rigid 6x6 pada Unit Scania P 380
Support
Sumber : (www.Scania.com, 2010)
Gambar 2.4. Model Gambar Tipe Penggerak Tractor 6x4 pada Unit Scania P 380
Support Low Boy (Low Bed 60 ton)
Sumber : (www.Scania.com, 2010)
8
Sistem suspensi juga dipengaruhi oleh beban yang dimiliki oleh kendaraan
itu sendiri. Secara umum ada dua jenis beban yang membedakan, antara lain
Sprung weight dan unsprung weight. Sprung weight adalah seluruh bobot
kendaraan yang ditopang oleh pegas (spring) kendaraan, termasuk diantaranya
adalah body, frame, engine, transmission, dst. Sedangkan unsprung weight adalah
bobot suatu komponen yang tidak ditopang oleh pegas (spring). Termasuk
diantaranya adalah tires, wheels, axles, dst. Semakin besar sprung weight pada
kendaraan, maka semakin besar pula tingkat kenyamanan yang akan diperoleh.
(Novriza, 2012)
Pada kendaraan ada sebuah istilah yang ada hubungannya dengan sistem
suspensi, istilah tersebut dinamakan oskilasi, yaitu pergerakan bodi kendaraan
akibat gaya yang diterima dari luar saat berkendara. Jenis oskilasi itu sangat
beragam, tergantung dari arah pergerakan bodi saat menerima gaya. Adapun jenis-
jenis oskilasi tersebut antara lain juga dibedakan berdasarkan sprung weight dan
unsprung weight. Oskilasi sprung weight antara lain :
1. Rolling
Merupakan oskilasi yang terjadi pada saat mobil menikung. Hal ini dapat
dirasakan saat mobil menikung ke kanan, penumpang akan merasa terlempar atau
terasa goyang ke kiri akibat gaya sentrifugal. Disaat itu juga, suspensi di sebelah
kanan mengembang, suspensi di sebelah kiri mengkerut dan sebaliknya. Rolling
juga dapat terjadi secara berlebihan jika suspensi sudah mulai rusak, efeknya saat
mobil menikung mobil akan terasa limbung atau terasa seperti mau terbalik.
10
2. Pitching
Merupakan gerakan naik turun bodi mobil depan dan belakang terhadap titik
tengah mobil. Pergerakan bodi mobil ini dapat dilihat dari samping mobil, yaitu
bergeraknya bodi depan dan belakang mobil secara bergantian.
3. Bouncing
4. Yawing
1. Hopping
2. Tramping
Merupakan gerakan oskilasi turun-naik pada arah yang berlawanan pada roda
kiri dan kanan.
11
3. Wind Up
2.3.1. Sistem Suspensi Dependen atau Sistem Suspensi Poros Kaku (Rigid)
Sistem ini memiliki sistem yang dalam satu poros dihubungkan dengan
poros kaku (rigid), poros kaku tersebut dihubungkan ke bodi dengan
menggunakan pegas, peredam kejut dan lengan kontrol (control arm). Awalnya
semua kendaraan menggunakan sistem ini. Sampai sekarang sebagian besar
kendaraan berat seperti truck, masih menggunakan sistem ini, sedangkan
kendaraan niaga umumnya menggunakan sistem ini pada roda belakang.
(www.wikipedia.com)
Pada suspensi tipe rigid, roda kiri dan roda kanan dihubungkan oleh axle tunggal.
Karakteristik suspensi tipe rigid adalah sebagai berikut :
- Konstruksi sederhana, kuat dan biaya produksi rendah karena leaf spring
assembly digunakan untuk menempatkan axle.
- Sulit untuk menggunakan pegas dengan konstanta yang lebih rendah karena
leaf spring assembly digunakan untuk menempatkan axle. Pada tipe ini,
getaran mungkin terjadi dikarenakan oleh gesekan antara spring, sehingga
mempengaruhi kualitas pengendaraan.
- Suara mendecit, aksi wind-up tinggi dan getaran mungkin terjadi karena
variasi dalam torsi penggerak dan gaya pengereman. Axle akan terlepas jika
leaf spring patah. (Novriza, 2012)
Pada suspensi jenis ini, masing- masing pada roda kiri dan kanan bergerak bebas
(independen) tanpa saling mempengaruhi. Karakteristik suspensi independen
adalah sebagai berikut :
- Unsprung weight yang lebih rendah menghasilkan kontak roda dengan jalan
yang lebih baik, memperbaiki stabilitas pengemudian
- Dengan tidak adanya axle yang menghubungkan roda-roda pada setiap sisi,
posisi mesin dan lantai dapat di buat rendah. Pengaturan ini juga menaikkan
ruang penumpang dan bagasi.
Adapun beberapa tipe pegas yang digunakan pada sistem suspensi antara
lain adalah sebagai berikut :
14
2.6. Standart Inspection Leaf Spring Pada Sistem Suspensi Unit Scania P
380 CB EHZ
Beberapa komponen pada sistem suspensi unit Scania P 380 CB EHZ
terkhusus leaf spring tentunya juga perlu dilakukan perawatan, adapun
komponen-komponen tersebut ialah antara lain sebagai berikut :
19
4. Jack unit pada bagian yang aman, lalu berikan stand pada beberapa titik-titik
kritikal yang ada pada unit. Remove kedua tyre untuk melakukan proses
pembongkaran sesuai dengan gambar 2.24.
5. Remove u-bolt nut, washers, dan clamp pad serta lepas spring pin dan lepas
pin yang berada pada spring seat seperti pada gambar 2.25.
22
Gambar 2.25. Pelepasan U-Bolt Nut, Washers, dan Clamp Pad serta Pelepasan
Spring Pin dan Lepas Pin yang ada di Spring Seat.
Sumber : (Scania, 2002)
6. Pindahkan leaf spring menggunakan bantuan alat angkat seperti gambar 2.26.
14. Install tyre dan re torque nut tyre dengan proses pengencangan baut dengan
urutan sesuai gambar 2.29.
3. Olah data, hal ini dilakukan untuk mengetahui history kejadian yang akan
dijadikan objek penelitian.
25
26
3.4.1. Peralatan
Peralatan yang digunakan berupa :
3.4.2. Bahan
Sedangkan bahan yang digunakan antara lain adalah :
1. Unit Scania P 380 CB EHZ yang terdapat breakdown pada sistem suspensi
2. Shop Manual unit Scania P 380 CB EHZ
3. Technical Service Report
4. Tugas Dinas Luar Trainer
27
Rumusan
Masalah
Foto Laporan
TSR Trainer Historical
Kerusakan
Unit
Identifikasi Kaji
Hasil Penelitian
Finish
Kelompok Jenis
Data Sumber
Data Data
Data
Kualitatif Dokumentasi lapangan Primer
Pribadi
Historical Unit
Laporan Trainer
Bulan
Juli –
No. Jenis Kegiatan Maret April Mei Juni - Agustus
November
2018 2018 2018 Juli 2018 2018
2017
Tinjauan
1 Pustaka &
Observasi
Membuat
2 Proposal Tugas
Akhir
Seminar
3 Proposal Tugas
Akhir
Mengolah
4
Data
Mengkaji
5
Data
Membuat
6 Laporan Tugas
Akhir
Ujian Tugas
7
Akhir
Keterangan :
: Sudah Dilakukan
BAB IV
HASIL & PEMBAHASAN
Tabel 4.1. Kegiatan yang Dilakukan terhadap Spring ketika Periodic Service
Selain itu, di PT. Borneo Alam Semesta (BAS) site Melak, dalam
melakukan perawatan pada sistem suspensi. Tidak ada satupun sistem suspensi
yang masuk menjadi komponen penting yang direkap pada historical component
unit sebagaimana terdapat pada tabel 4.2.
30
31
HM Target
Component Utilisation
UNIT NO Unit Model GROUP Description
Pos
Avr
Life
Current hrs
Pada umumnya di PT. Borneo Alam Semesta (BAS) site Melak perawatan
sistem suspensi pada unit Scania P 380 CB EHZ mengacu terhadap adanya
kerusakan (unschedule) breakdown yang terjadi pada komponen-komponen yang
ada sistem suspensi pada unit tersebut yang sebagaimana terdapat pada gambar
1.3.
32
Selain itu ketika terjadi unschedule breakdown pada sistem suspensi unit
Scania P 380 CB EHZ di PT Borneo Alam Semesta (BAS) site Melak,
sebagaimana dalam Technical Service Report (TSR) yang terdapat pada lampiran
5. Terdapat beberapa prosedur remove install yang kurang tepat, adapun hal-hal
tersebut ialah antara lain sebagai berikut :
Roda tidak
dilepas
Gambar 4.2. Diassembly Leaf Spring dengan Roda Bagian Belakang Tidak
Dilepas
Sumber : (PT. BAS, 2017)
Selain hal tersebut, dalam metode perbaikan yang dilakukan pada sistem
suspensi unit Scania P 380 CB EHZ di PT Borneo Alam Semesta (BAS) site
Melak, berdasarkan dokumentasi Laporan Tugas Dinas Luar Trainer sebagaimana
terdapat pada lampiran 3. Terdapat pemasangan leaf spring yang tidak sesuai.
Adapun hal-hal tersebut ialah antara lain sebagai berikut :
Gambar 4.5. Pemasangan Leaf Spring yang Tidak Sesuai di Sistem Suspensi
Bagian Depan
Sumber : (PT BAS, 2017)
35
2. Terdapat sebuah leaf spring yang sengaja dipotong agar bisa terpasang ketika
melakukan penggantian pada sistem suspensi unit Scania P 380 CB EHZ di
PT Borneo Alam Semesta (BAS) site Melak pada sistem suspensi bagian
depan.
Gambar 4.7. Pemasangan Leaf Spring yang Tidak Sesuai di Sistem Suspensi
Bagian Belakang
Sumber : (PT BAS, 2017)
36
4.2. Pembahasan
Pada bagian ini terdapat penjelasan secara merinci dan detail mengenai
hasil kajian proses metode perawatan dan perbaikan sistem suspensi unit Scania P
380 CB EHZ di PT. Borneo Alam Semesta (BAS) site Melak.
4.2.1. Hasil Kajian Metode Perawatan Sistem Suspensi Pada Unit Scania P
380 CB EHZ di PT. Borneo Alam Semesta Site Melak
Berdasarkan hasil pengamatan metode perawatan sistem suspensi pada
unit Scania P 380 CB EHZ di PT. Borneo Alam Semesta site Melak, ditemukan
beberapa item yang ada di shop manual namun tidak terdapat pada service sheet.
adapun hal-hal tersebut ialah antara lain sebagai berikut :
1. Pada service sheet pengambilan data spring, tidak ada pengencangan bolts
clamp. Sedangkan di shop manual, bolts clamp perlu dilakukan pengencangan
ulang secara berkala. Komponen ini perlu dilakukan pengencangan ulang
secara berkala agar komponen spring tetap dapat menyerap daya kejut dan
getaran dari permukaan jalan secara maksimal.
2. Pada service sheet pengambilan data spring, tidak ada penyetelan ulang pada
spring brackets. Sedangkan di shop manual, spring brackets perlu dilakukan
penyetelan ulang secara berkala. Komponen ini perlu dilakukan penyetelan
ulang secara berkala agar komponen spring tetap dapat menyerap daya kejut
dan getaran dari permukaan jalan secara maksimal.
3. Tidak adanya dilakukan spring deflection untuk mengetahui kekuatan defleksi
yang mampu diterima oleh spring. Hal ini perlu dilakukan untuk mengetahui
apakah komponen spring masih bisa menerima daya kejut dan getaran dari
permukaan jalan secara maksimal atau tidak.
4. Tidak ada satupun sistem suspensi yang masuk menjadi komponen penting
yang direkap pada historical component unit, padahal sistem suspensi juga
menjadi bagian penting dalam kendaraan. Seharusnya dalam historical
component unit perlu juga ditambahkan beberapa komponen penting dalam
sistem suspensi seperti leaf spring, agar kedepannya juga pengerjaan tersebut
bisa dilakukan monitoring.
37
1. Sebagaimana pada gambar 4.1. berupa penggantian leaf spring. Dapat diihat
bahwa penggunaan spare part leaf spring bukan merupakan produk asli dari
Scania, sehingga mengakibatkan adanya ketidaksesuaian penggunaan produk.
Adapun spare part leaf spring yang digunakan ketika dilakukan penggantian
leaf spring ialah menggunakan spare part leaf spring dengan produk dari
Indospring. Hal ini tentunya tidak dianjurkan, karena akan mengakibatkan
kualitas suspensi menjadi tidak baik.
2. Pada langkah ke 4 pada shop manual harus seluruh tyre yang dilepas, namun
jika di PT. Borneo Alam Semesta (BAS) site Melak hanya salah satu bagian
tyre saja yang dilepas (lihat gambar di TSR / Gambar 4.2.). Hal tersebut
disebabkan karena mekanik PT. Borneo Alam Semesta (BAS) site Melak
lebih memilih untuk mengefisiensikan waktu pengerjaan daripada harus
memikirkan kenyamanan bekerja. Dalam hal ini mekanik PT. Borneo Alam
Semesta (BAS) site Melak menganggap jika melepas satu tyre lagi akan
memakan waktu. Mekanik PT. Borneo Alam Semesta (BAS) site Melak juga
telah terbiasa mengerjakan penggantian leaf spring dengan hanya melepas
salah satu tyre, sehingga mereka masih tetap merasa nyaman dalam
mengerjakan penggantian leaf spring. Hal ini sebenarnya bukan kebiasaan
yang bagus, dikarenakan metode ini tidak memerhatikan aspek safety.
3. Pada langkah ke 6 dan 8 pada shop manual, yaitu semua leaf spring
dipindahkan dan harus menggunakan alat bantu, sedangkan jika di PT. Borneo
Alam Semesta (BAS) site Melak metode pemindahannya dilakukan dengan
metode pengangkatan manual satu per satu (lihat gambar di TSR / Gambar
4.3.). Hal tersebut disebabkan karena ketersediaan alat bantu (alat angkat)
yang ada di PT. Borneo Alam Semesta (BAS) site Melak terkadang tidak
tersedia. Ketidaksediaan alat angkat disebabkan karena terkadang over head
crane yang ada digunakan untuk pengerjaan lain, selain itu unit Manitou juga
terkadang digunakan oleh section tyre. Dikarenakan hal tersebut, mekanik PT.
38
Borneo Alam Semesta site Melak telah terbiasa mengerjakan pemindahan leaf
spring secara manual, sehingga di setiap pengerjaan penggantian leaf spring
metode pengangkatannya dilakukan secara manual. Hal ini terjadi dikarenakan
ada kesinambungan dengan penggantian leaf spring, di PT. Borneo Alam
Semesta (BAS) site Melak jika ada penggantian leaf spring, leaf yang diganti
hanya leaf yang fracture. Hal ini sebenarnya bukan kebiasaan yang bagus,
dikarenakan metode ini tidak memerhatikan aspek safety.
4. Pada langkah ke 7 pada shop manual leaf spring harus diganti secara
keseluruhan, namun jika di PT. Borneo Alam Semesta (BAS) site Melak
hanya leaf yang fracture saja yang diganti (lihat gambar di TSR / Gambar
4.4.). Hal tersebut disebabkan karena ketersediaan leaf spring yang ada di
ware house tidak selalu ada. Ketersediaan leaf spring yang ada di ware house
tidak selalu ada dikarenakan permintaan oleh planner yang meminta jika
terjadi leaf spring fracture jangan di ganti semua, tapi yang diganti hanya leaf
spring yang fracture saja. Planner memberlakukan hal tersebut dikarenakan
untuk mengefisiensikan pengeluaran. Hal ini juga sebenarnya bukan hal yang
baik, dikarenakan jika hanya leaf yang fracture yang diganti, maka
kemampuan spring untuk melakukan fungsinya tidak optimal. Hal tersebut
dikarenakan kualitas leaf yang baru dan yang bekas tidak sama.
5. Sebagaimana pada gambar 4.5. terlihat jelas bahwasanya secara fisik
komponen, pemasangan leaf spring yang digunakan sangat jelas merupakan
leaf spring yang tidak sesuai dengan konstruksinya. Pada gambar tersebut leaf
spring nomor 3 baru saja diganti, namun komponen yang digunakan dari leaf
spring tersebut bukanlah merupakan komponen yang sesuai dengan leaf
spring lainnya yakni leaf spring nomor 1, leaf spring nomor 2 dan leaf spring
nomor 4. Sehingga akibat dari perbedaan penggunaan leaf spring tersebut
mengakibatkan terdapat celah diantara leaf spring nomor 2 dan nomor 3. Hal
ini akan mengakibatkan gaya pemegasan yang terjadi ketika kendaraan
menerima beban kejut akan tidak optimal, dikarenakan pembagian beban
antara leaf spring satu dengan leaf spring lainnya tidak sama dan tidak sesuai.
39
Man
a. Kesalahan Pemasangan
b. Planner
Perawatan Sistem
Suspensi Tidak Tepat
Machine Method
1. Machine
Machine disini ialah dalam artian material atau bahan yang digunakan dalam
melakukan proses perawatan sistem suspensi pada unit Scania P 380 CB EHZ.
Dalam hasil kajian terdapat 2 hal mengenai machine yang digunakan dalam
perawatan tidak sesuai standar maupun kurang. Hal tersebut ialah spare parts
dan tools yang digunakan ketika melakukan proses perawatan sistem suspensi
pada unit Scania P 380 CB EHZ. Ketidaksesuaian spare part yang digunakan
ketika melakukan penggantian leaf spring pada unit Scania P 380 CB EHZ
41
HM Target
Component Utilisation
UNIT NO Unit Model GROUP Description
Pos
Avr
Life
Current hrs
5. Ketika mengganti leaf spring sebaiknya menggunakan spare parts leaf spring
asli dari produk Scania
6. Ketika melakukan proses penggantian leaf spring sebaiknya membawa
petunjuk penggantian leaf spring yang sesuai dengan shop manual.
7. Ketika mengganti leaf spring komponen leaf spring diganti seharusnya secara
keseluruhan.
8. Tidak menggunakan ataupun memotong komponen leaf spring yang tidak
sesuai dengan konstruksi leaf spring yang ada pada unit.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan kajian yang dilakukan ketika perawatan
dan perbaikan sistem suspensi pada unit Scania P 380 CB EHZ di PT. Borneo
Alam Semesta (BAS) site Melak, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Perawatan sistem suspensi pada unit Scania P 380 CB EHZ di PT. Borneo
Alam Semesta(BAS) site Melak secara umum dilakukan ketika dilakukan
periodic service dan unschedule breakdown , hal tersebut dibuktikan dengan
adanya pengambilan data sistem suspensi yang ada pada service sheet. Namun
dalam penanganannya belum mengacu kepada shop manual yang ada, hal
tersebut dibuktikan dengan beberapa dokumentasi yang ada.
2. Dari hasil kajian terhadap metode perawatan sistem suspensi pada unit Scania
P 380 CB EHZ di PT. Borneo Alam Semesta (BAS) site Melak ternyata
ditemukan bahwa metode ketika melakukan perawatan masih terdapat
beberapa item perawatan yang kurang. Hal tersebut diakibatkan oleh beberapa
faktor, antara lain ialah dari sumber daya manusia (man) yang meliputi
kesalahan pemasangan dan planner, selain itu dari alat (tools) dan bahan
(spare parts) yang digunakan juga tidak sesuai standar, dan juga masih
terdapat maintenance yang tidak standar dan tidak ada monitoring yang
dilakukan terhadap sistem suspensi tersebut.
3. Diperlukan beberapa rekomendasi tindakan yang perlu dilakukan kedepannya
ketika melaksanakan perawatan dan perbaikan sistem suspensi pada unit
Scania P 380 CB EHZ di PT. Borneo Alam Semesta (BAS) site Melak agar
dapat meminimalisir kesalahan yang ada. Adapun hal tersebut ialah
menambahkan beberapa item perawatan komponen di service sheet dan juga
ketika melakukan perawatan sistem suspensi disesuaikan dengan shop manual
yang ada.
45
46
5.2. Saran
Adapun rekomendasi saran sebagai bentuk pembenahan agar kedepannya
tidak ada lagi kesalahan yang dilakukan ketika perawatan sistem suspensi pada
unit Scania P 380 CB EHZ di PT. Borneo Alam Semesta (BAS) site Melak ialah
sebagai berikut :
1. Melengkapi beberapa item yang ada di service sheet ketika melakukan
perawatan sistem suspensi.
2. Memasukan salah satu komponen sistem suspensi kedalam data historical
component unit.
3. Menggunakan spare part yang merupakan produk asli dari Scania ketika
melakukan perbaikan pada sistem suspensi.
4. Ketika melakukan perbaikan pada sistem suspensi sebaiknya menggunakan
petunjuk perbaikan yang sesuai dengan shop manual.
DAFTAR PUSTAKA
Anhar, Wahyu. (2015). Pengenalan dan Penggunaan Alat Berat, Bahan Ajar.
Politeknik Negeri Balikpapan.
https://www.scania.com/global/en/home/products-and-services/trucks/our-
range/p-series/specification.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_suspensi_(kendaraan)
47
LAMPIRAN
48
LAMPIRAN 1 - DAFTAR UNIT DI PT. BORNEO ALAM SEMESTA
EQUIPMENT LIST
As of 15 November 2017
NO UNIT NUMBER UNIT UNIT MANUFACTURE UNIT MODEL ENGINE MODEL S/N UNIT TAHUN
Andi Syamsul
PASANG 'OUT OF SERVICE TAG' , 'DANGER TAG' ( INSTALL OUT OF SERVICE TAG , DANGER TAGS )
DATA ENGINE CONDITION OR RESULT
Lakukan Pencatatan RPM Engine Pada Saat Low Idle (min)
Lakukan Pencatatan RPM Engine Pada Saat High Idle (min)
Lakukan Pencatatan Engine Oil Pressure (Kpa)
Lakukan Pencatatan Boost Pressure (Kpa)
Lakukan Pencatatan Engine Temperature (Celcius)
Lakukan Pengecekan Visual Engine Oil Leak OK NOT OK
Jika Hasilnya Not OK Isi diketerangan :
Lakukan Pergantian Engine Oil YES NO
Lakukan Pengambilan Engine Oil Sample YES NO
Lakukan Pengecekan Rating Magnetic Plug Engine Oil A B C X
Lakukan Cuting Engine Oil Filter dan Check Ratingnya A B C X
Lakukan Pengecekan Level FR Rear Front Right Final Drive OK NO ADD CHANGE
Lakukan Pengecekan Level FR Rear Front Left Final Drive OK NO ADD CHANGE
Lakukan Pengecekan Level Rear Rear Front RH Final Drive OK NO ADD CHANGE
Lakukan Pengecekan Level Rear Rear Front LH Final Drive OK NO ADD CHANGE
Lakukan Pengecekan Mag. PlugFR Rear Front RH Final Drive A B C X
Lakukan Pengecekan Mag Plug FR Rear Front LH Final Drive A B C X
Lakukan Pengecekan Mag Plug Rear Rear Front RH F.Drive A B C X
Lakukan Pengecekan Mag Plug Rear Rear Front LH F. Drive A B C X
Periksa Kondisi Toq. Rod dan Bushing Toq. Rod Fr. Upper OK BROKEN WORNOUT REPLACE
Jika ada Keterangan Lain :
Periksa Kondisi Toq. Rod dan Bushing Toq. Rod Rear Upper OK BROKEN WORNOUT REPLACE
Jika ada Keterangan Lain :
Periksa Kondisi Toq. Rod dan Bushing Toq. Rod Fr. Right Side OK BROKEN WORNOUT REPLACE
Jika ada Keterangan Lain :
Periksa Kondisi Toq. Rod dan Bushing Toq. Rod Rear Right Side OK BROKEN WORNOUT REPLACE
Jika ada Keterangan Lain :
Periksa Kondisi Toq. Rod dan Bushing Toq. Rod Fr LH Side OK BROKEN WORNOUT REPLACE
Jika ada Keterangan Lain :
Periksa Kondisi Toq. Rod dan Bushing Toq. Rod Rear LH Side OK BROKEN WORNOUT REPLACE
Jika ada Keterangan Lain :
Date : Date :
Signature: Signature:
GREASING CHECK LIST
DATA POINT GREASING CONDITION OR RESULT
Lakukan Greasing di Front Pin Spring (Gbr 1)
P1 LH Front YES NO
P2 RH Front YES NO
Jika ada Keterangan Lain :
Lakukan Greasing di Slack Adjuster (Gbr 2)
P1 LH Front YES NO
P2 RH Front YES NO
P3 LH Rear Front YES NO
P4 RH Rear Front YES NO
P5 LH Rear Rear YES NO
P6 RH Rear Rear YES NO
Jika ada Keterangan Lain :
Lakukan Greasing di Brake Cam (Gbr 3)
P1 LH Front YES NO
P2 RH Front YES NO
P3 LH Rear Front YES NO
P4 RH Rear Front YES NO
P5 LH Rear Rear YES NO
P6 RH Rear Rear YES NO
Jika ada Keterangan Lain :
Lakukan Greasing di King Pin Bearing (Gbr 4)
P1 LH Front YES NO
P2 RH Front YES NO
Jika ada Keterangan Lain :
Lakukan Greasing di Rear Pin Spring (Gbr 5)
P1 LH Rear YES NO
P2 RH Rear YES NO
Jika ada Keterangan Lain :
Lakukan Greasing di Universal Joint (Gbr 6)
P1 Front YES NO
P2 Rear YES NO
P3 Rear Front YES NO
P4 Rear Rear YES NO
Jika ada Keterangan Lain :
Lakukan Greasing di Slide Bearing (Gbr 7)
P1 Front YES NO
P2 Rear YES NO
Jika ada Keterangan Lain :
Lakukan Greasing di Spring Bearing (Gbr 8)
P1 Front YES NO
P2 Rear YES NO
Jika ada Keterangan Lain :
Date : Date :
Signature: Signature:
DIAGRAM POINT OF GREASE
PART SERVICE PM 250
Check List Installing
No Description Part Part Replace P/N Qty Satuan
Done Continue Remark Serviceman
Engine Compartement
1 ENGINE OIL FILTER LF3730 1117285 1 Each
2 GASKET ENGINE OIL FILTER 165286 1 Each
3 O-RING 1769800 1 Each
4 O-RING 372983 1 Each
5 SEAL 1439814 1 Each
6 FUEL FILTER FF5683 1873018 1 Each
Lubrication
1 Engine Oil SAE 15W-40 38 Litter
LAMPIRAN 5 - TECHNICAL SERVICE REPORT (TSR)