Anda di halaman 1dari 29

BAB 1

PENGENALAN UNIT DAN KOMPONEN


1.1. Spesifikasi, Fungsi dan Tugas Unit

Gambar 1.1 : Unit HD785-7


Arti kode unit :
HD : Heavy Duty
78 :Payload (91 Ton)
5 : Torque Conventer
-7 : Generasi / Seri

Pengenalan Unit dan Komponen | 1


1.1.1. Spesifikasi Unit

Gambar 1.2 : Dimensi HD785-7


Tabel 1.1 : Spesifikasi Unit
ITEM UNIT HD 785-7

Overal l wei ght (Unl aden wei ght +


kg (l b) 163080 (359591)
ma x.payl oad+1 operator (75kg(165 l b))

Unl a den wei ght kg (l b) 72000 (158760)


Ma x payl oad kg (l b) 91000 (200655)
Struck m3 (cu.yd) 40 (53.32)
Dump body ca paci ty
Heaped (2:1) m3 (cu.yd) 60 (78.48)
Dumpi ng Speed (at 2000rpm) (ra i s ed) s ec 13
Engi ne type - Koma ts u SAA 12V140E-3
Economy
Power mode
kw mode
Fl ywheel hors epower of engi ne (ISO-9249)
(HP)/rpm 734(984)/19
879(1178)/1900
00
Nm(kgf.m)
Ma x torque 5076(518)/1350
/ rpm
Overal l l ength mm (ft i n) 10290 (33' 9')
Overal l hei ght mm (ft i n) 5050 (16' 7")
Overal l hei ght at dumpi ng mm (ft i n) 10080 (33' 1")
Overal l wi dth mm (ft i n) 6885 (22' 7")

Mi n ground cl earance (bottom of rea r axl e) mm (ft i n) 775 (2' 7")

Mi n. Turni ng radi us mm (ft i n) 10100 (33' 2")

2 | Pengoperasian HD785-7
Tabel 1.1 : Spesifikasi Unit
ITEM UNIT HD 785-7
Power
Travel Speed Economy mode
mode
km/h
1s t 10.5 (6.5) 9.5 (5.9)
(MPH)
km/h
2nd 15.0 (9.3) 13.5 (8.4)
(MPH)
km/h
3rd 20.0 (12.4) 18.5 (11.5)
(MPH)
km/h
Forwa rd 4th 27.0 (16.8) 25.0 (15.5)
(MPH)
km/h
5th 36.0 (22.4) 33.5 (20.8)
(MPH)
km/h
6th 48.5 (30.1) 46.0 (28.6)
(MPH)
km/h
7th 65.0 (40.4) 60.5 (37.6)
(MPH)
km/h
R1 9.5 (5.9) 9.0 (5.6)
(MPH)
Revers e
km/h
R2 11.5 (7.1) 11.5 (7.1)
(MPH)
0 0 0
Temperature range when us i ng C -20 to 45 C (-4 to 113 F )

1.1.2. Fungsi dan Tugas Unit


Suatu alat angkut yang digunakan untuk mengangkut material pada
jarak pendek, menengah, hingga jarak jauh (500 meter Up). Dalam
pertambangan HD 785-7 digunakan untuk mengangkut OB (Over Burden),
Coal (Batubara), ataupun sebagai Water Truck.
1.2. Basic Engine dan Hydraulic
1.2.1. Basic Engine

Gambar 1.3 : Engine SAA12V140E-3


Arti Kode Engine :
S : Supercharger 140 :Diameter Silinder 140 mm
AA : Air to Air (Aftercooler) E : Emisi
12 : Jumlah Silinder -3 : Seri / Generasi
V : Diesel Engine (V-Engine)

Pengenalan Unit dan Komponen | 3


1.2.1.1. Definisi Engine Dan Machine
Engine adalah suatu alat yang menghasilkan tenaga melalui
proses tertentu, yaitu proses thermis atau panas dirubah menjadi
tenaga mekanis.
Machine adalah suatu unit secara keseluruhan, yang
mencakup dari engine sampai dengan power train, sehingga alat itu
bisa bergerak / jalan.

1.2.1.2. Fungsi Engine


Fungsi engine sebagai sumber tenaga penggerak utama untuk
diteruskan ke penggerak lainnya.
1.2.1.3. Prinsip Kerja Engine Diesel 4 Langkah
Udara yang dimasukkan kedalam cylinder liner, kemudian
dikompresikan mencapai tekanan 30 – 40 kg/cm2 dan suhunya naik
antara 300 – 400 oC, kemudian disemprotkan bahan bakar (solar)
sehingga terjadi pembakaran, yang menghasilkan tekanan sebesar
60 – 80 kg/cm2 dengan suhu sekitar 600 – 800 oC.

Gambar 1.4 : Empat Langkah Engine Diesel

A. Intake
Intake valve terbuka, exhaust valve tertutup. Piston bergerak
turun dari TDC ke BDC, dan menghisap udara dari intake
manifold kedalam ruang bakar (cylinder).

B. Compression
Intake valve dan exhaust valve dalam keadaan tertutup.
Setelah piston turun sampai BDC, piston akan kembali naik
untuk memampatkan udara yang telah dihisap tadi.
Temperatur pada saat itu bisa mencapai sekitar 500 – 600 oC

C. Power / Combustion Expansion


Intake valve dan exhaust valve masih dalam keadaan tertutup.
Setelah piston mencapai titik yang ditentukan (beberapa
derajat sebelum TDC), kemudian solar disemprotkan ke dalam
ruang bakar dan terjadilah pembakaran (power) karena udara
yang dikompresikan tadi mempunyai suhu tinggi dan
bercampur dengan bahan bakar.

4 | Pengoperasian HD785-7
D. Exhaust
Setelah langkah power, piston kembali turun dari TDC ke titik
BDC. Kemudian naik kembali dari BDC ke TDC untuk
membuang sisa – sisa pembakaran melalui exhaust valve.
Sedangkan intake valve tetap tertutup.

1.2.1.4. Engine System


A. Air System
a. Naturally Aspirated

Gambar 1.5 : Naturally Aspirated


b. Turbocharger Aspirated

Gambar 1.6 : Turbocharger Aspirated


c. Turbocharger with Aftercooler Aspirated

Gambar 1.7 : Turbocharger with Aftercooler Aspirated

Pengenalan Unit dan Komponen | 5


Tabel 1.2 : Komponen Air System
NO KOMPONEN FUNGSI
Memisahkan udara bersih dan kotor sebelum masuk ke
1 Pre Cleaner
air cleaner .
Sebagai alat pembersih udara sehingga kotoran halus
2 Air Cleaner dan kasar dapat dipisahkan terlebih dahulu sebelum
masuk ke ruangan pembakaran.
Untuk membuang debu dan kotoran yang masuk ke
3 Vacuator Valve
dalam ruang air cleaner .
Sebagai petunjuk / indikator debu pada air cleaner
4 Dust Indicator sehingga dapat diketahui air cleaner tersebut dalam
keadaan tersumbat atau tidak.
Meningkatkan jumlah udara yang akan masuk ke dalam
ruang bakar dengan tekanan tinggi, sehingga udara
5 Turbocharger yang masuk bertambah banyak dan tenaga engine akan
bertambah sekitar 30 % tanpa merubah konstruksi
engine itu sendiri.
-  Sebagai peredam suara.
-  Sebagai tempat peredam percikan api.
-   Menurunkan temperature / suhu gas buang.
6 Muffler
-  Memberikan back pressure ke dalam ruang bakar
sehingga perubahan suhu menjadi kecil pada silinder-
nya.
Mendinginkan udara yang masuk ke dalam ruang bakar
setelah dari turbocharger , sehingga berat udara
7 After Cooler
persatuan volume-nya bertambah padat dan tenaga
engine bertambah 5% – 10%.
Sebagai tempat penampungan udara bersih sebelum
8 Intake Manifold
dimasukkan ke dalam ruang bakar.
Sebagai tempat berkumpulnya gas buang hasil
9 Exhaust Manifold
pembakaran sebelum dibuang melalui muffler .
Sebagai saluran pembuangan akhir dari gas buang sisa
10 Exhaust Pipe
pembakaran.

B. Fuel System
Fuel system adalah rangkaian komponen yang
menyalurkan bahan bakar ke ruang bakar dengan jumlah,
tekanan dan waktu tertentu sehingga terjadi proses
pembakaran. Fuel system yang digunakan pada unit HD 785-7
adalah CRI (Common Rail Injector).

6 | Pengoperasian HD785-7
Gambar 1.8 : Skema CRI (Common Rail Injector)
Keterangan
1. Fuel tank 7. Common rail

2. Pre filter 8. Pressure limiter

3. Feed pump 9. Flow dumper

4. Fuel filter 10. Injector

5. Supply pump 11. Fuel cooler

6. PCV (Pressure control valve) 12. ECM

Tabel 1.3 : Fungsi Komponen Fuel System


NO KOMPONEN FUNGSI
Sebagai tempat penampungan bahan
1 Fuel tank bakar, pengendapan kotoran dan
kondensasi.
Menyaring kotoran yang kasar dari tangki
2 Screen / Strainer bahan bakar sebelum masuk ke water
separator.
Untuk menyaring kotoran yang
3 Fuel Filter terkandung di dalam bahan bakar
sebelum dialirkan ke sistem.

Pengenalan Unit dan Komponen | 7


NO KOMPONEN FUNGSI
Men-supply bahan bakar dengan tekanan
rendah yaitu antara 1,2 - 2,6 kg/cm2,
bersama-sama dengan priming pump
5 Feed Pump
men-supply bahan bakar ke sistem pada
saat engine dalam keadaan engine hunting
(masuk angin).
Sebagai penyemprot dan pengabut bahan
bakar dengan tekanan tinggi ke ruang
6 Nozzle
bakar tetapi tidak menentukan saat
injection.
Untuk memisahkan bahan bakar dengan
7 Water Separator
air.
Untuk men-supply bahan bakan ke fuel
manifold dengan pressure dan kapasitas
8 Fuel Control Module
tertentu yang diatur oleh ECM (Electronic
Control Module).
Tempat penampungan bahan bakar
9 Fuel Manifold
bertekanan sebelum diinjeksikan.
Men-supply bahan bakar dari feed pump
10 Supply Pump
ke common rail.
Menampung bahan bakar yang
11 Common Rail
bertekanan sebelum ke injector.
Untuk menyemprotkan dan mengabutkan
12 Injector bahan bakar dengan tekanan tinggi ke
ruang bakar.
Electronic Control Mengatur kapasitas, pressure dan timing
13
Module (ECM) injection.
Untuk mendinginkan kelebihan bahan
14 Fuel Cooler bakar dari proses pengabutan dan akan
dikembalikan ke fuel tank.
Untuk mengatur rpm Engine sesuai
15 Governor
dengan jumlah bahan bakar dan beban.

C. Lubricating System
Lubricating system adalah sistem yang terdiri dari
berbagai komponen yang mengatur aliran oli pelumas
keseluruh komponen engine yang bergerak dan
membutuhkan pelumasan sehingga engine dapat bertahan
lama.

8 | Pengoperasian HD785-7
Gambar 1.9 : Skema Lubricating System
Tabel 1.4 : Komponen Lubricating System
NO KOMPONEN FUNGSI
1 Oil Pan Tempat penampung dan pendingin oli.
2 Strainer Penyaring oli dari kotoran yang kasar.
Sebagai pompa oli utama, memberikan oli
3 Oil Main Pump bertekanan dari oil Pan ke system / bagian-
bagian yang di lumasi.
Membantu memompakan oli pada waktu
unit mendaki maupun menurun sehingga
4 Scavenging Pump
selalu ada pelumasan pada lubrication
system.
Membersihkan oli dari kotoran dan
partikel lain yang timbul selama sirkulasi
5 Oil Filter
sehingga dapat memperpanjang daya
tahan umur engine.
Untuk mendinginkan oli dengan perantara
6 Oil Cooler sirkulasi air pendingin atau dengan media
pendinginannya adalah air.

Mengatur tekanan oli dalam system


Regulator Valve/
7 dengan tekanan yang di tentukan 2 s/d 5
Relief Valve
kg/cm2.
Menjadi by pass waktu oil filter kotor /
buntu atau menjaga oli tetap ada dalam
8 Safety Valve system bila di lengkapi dengan caution
lamp oil filter. Lampu akan menyala bila
filter buntu.
9 Oil Pressure Gauge Sebagai petunjuk tekanan oli mesin.
Menyaring oli dari oil pan melalui main
10 Bypass Filter gallery dan sebagai pendingin oli karena
tempatnya di luar engine.

Pengenalan Unit dan Komponen | 9


NO KOMPONEN FUNGSI
11 Oli a. Membentuk lapisan film minyak.
b. Sebagai pendingin.
c. Sebagai penyekat.
d. Sebagai pembersih.
e. Sebagai pencegah anti karat.
f. Sebagai media pemindah tenaga
(hydraulic system)
g. Sebagai media pemindah daya pada
torque converter.

Tambahan :
- Viscositas minyal pelumas menunjukkan tingkat
kekentalan dari minyak pelumas, semakin tinggi nilainya
maka menunjukkan semakin kental minyak pelumas
tersebut. Viscositas dinyatakan dalam satuan SAE
(Society of Automatic Engineer).
Contoh : SAE 10, SAE 40, dsb
- Klasifikasi minyak pelumas yang diterangkan API
(American Petrolium Institute) menunjukkan kualitas dari
minyak pelumas.

D. Cooling System
Sistem yang terdiri dari berbagai komponen yang
mengatur aliran pendingin keseluruh komponen engine yang
membutuhkan pendingin sehingga suhu engine selama bekerja
dapat tetap stabil pada suhu yang telah di tentukan dan sistem
ini juga dapat mengatur pencapaian suhu kerja engine. Suhu
kerja engine normal adalah 70 – 90oC.

Gambar 1.10 : Skema Cooling System

10 | Pengoperasian HD785-7
Tabel 1.5 : Komponen Skema Cooling System
NO KOMPONEN FUNGSI
Tempat menampung air pendingin
1 Radiator engine dan pendingin air tersebut
dengan bantuan udara luar.
Untuk menghembuskan udara ke
arah sirip - sirip radiator agar sirkulasi
2 Fan udara akan lebih sempurna, sehingga
air panas di sirip - sirip radiator cepat
dingin.
Berfungsi untuk mengatur suhu air
pendingin untuk tetap konstan (70 -
3 Thermostat 90° C) atau mempercepat suhu kerja
engine saat bekerja maupun
mencegah engine overheat.
Men-supply / memompakan air
4 Water pump dengan aliran yang bertekanan ke
dalam sistem pendingin air.
Water
Sebagai petunjuk suhu air pendingin
5 Temperature
engine.
Gauge
Menampung / membagi air ke bagian -
6 Water Manifold bagian yang memerlukan
pendinginan.
Mencegah korosi dan juga sebagai
Corrosion
7 pembersih endapan karat pada sistem
Resistor
pendingin air.
Mendinginkan oli baik oli engine,
8 Oil Cooler transmisi maupun oli hidrolik dengan
media pendingin air.
Radiator cup
9
safety valve :
Membebaskan tekanan lebih yang
ada di dalam sistem pendinginan. Jika
a. Pessure valve
tekanan di dalam sistem naik 0,75
kg/cm2 di atas tekanan udara luar.
Mencegah kevakuman di dalam
radiator, jika tekanan dalam sistem
b. Vacuum valve pendingin kurang / lebih kecil dari
tekanan udara luar maka vacuum
valve akan terbuka.

E. Electric System
Pengenalan Unit dan Komponen | 11
Untuk menunjang kerja unit dibutuhkan tenaga listrik
karena beberapa komponen atau sistem tergantung pada arus
listrik, sistem kelistrikan pada unit antara lain :
a. Starting System
Starting system adalah sistim kelistrikan yang
berfungsi sebagai penggerak awal untuk menghidupkan
engine.

Gambar 1.11 : Skema Starting System


Komponen yang bekerja pada starting system adalah :
1. Starting Motor 3. Battery Relay 5. Chassis
2. Battery 4. Starting Switch
(Posisi ON)

b. Charging System
Charging system atau sistem pengisian battery
adalah sistem pengisian battery sebagai sumber arus
listrik yang digunakan untuk menggerakkan aksesoris
engine dan unit secara keseluruhan, selama engine dalam
keadaan hidup.

Gambar 1.12 : Skema Charging System


Komponen yang bekerja pada Charging System adalah :

12 | Pengoperasian HD785-7
1. Altenator 3. Battery Relay 5. Chassis
2. Battery 4. Starting Switch
(Posisi ON)

c. Accessories Electic
Accessories Electric adalah perlengkapan electric
yang digunakan untuk mendukung kerja unit saat
beroperasi, antara lain:
1. Lightning 5. Wiper
2. Rotary Lamp 6. Autolube Timer
3. Radio 7. Lock Out Tag Out
(LOTO)
4. Horn

Tabel 1.6 : Fungsi Komponen Electric System


NO KOMPONEN FUNGSI
Fungsinya sebagai sumber listrik untuk
men-supply arus ke battery pada saat
1 Alternator
engine hidup dengan merubah energi
mekanik menjadi energi elektrik
Fungsinya sebagai penyimpan arus listrik
2 Battery dengan merubah energi kimia menjadi
tenaga listrik.
Fungsinya untuk memutus dan
menghubungkan arus battery dengan
3 Battery relay body secara automatis dan mencegah
atau memperkecil hubungan singkat bila
battery tidak digunakan
Sebagai pengaman starting motor. Pada
4 Safety Relay saat engine hidup, starting motor tidak
bisa difungsikan.
Fungsinya untuk menjaga agar arus yang
keluar dari alternator tetap konstan pada
5 Regulator
saat engine dalam putaran rendah atau
putaran tinggi
Fungsinya untuk menghubungkan atau
6 Starting switch
memutuskan arus listrik

Pengenalan Unit dan Komponen | 13


NO KOMPONEN FUNGSI
Fungsinya untuk menggerakkan fly wheel
atau menghidupkan engine dengan cara
7 Starting Motor
merubah energi listrik menjadi energi
mekanis.
8 Fuse Sebagai pengaman arus listrik
9 Cable Sebagai penghubung sistem kelistrikkan

1.2.2. Basic Hydraulic


1.2.2.1. Definisi Dan Fungsi Hydraulic System
Hydraulic system adalah sistem pengontrolan dan
pemindahan tenaga dengan perantara zat cair (Fluida). Fungsinya
untuk menggerakkan peralatan kerja (attachment), pada HD 785-7
attachment yang dimaksud adalah vessel / dump body. Selain itu,
Hydraulic System juga dapat menggerakkan sistem – sistem
tertentu seperti Steering dan sistem Brake.

Gambar 1.13 : Skema Hydraulic System HD785-7


Keterangan
1. Cross over relief valve 6. Hydraulic tank
2. Steering cylinder 7. Hoist valve
3. Hydraulic pump 8. Steering valve
4. Steering hoist filter 9. Hoist cylinder dump
5. Steering control valve 10. Steering hoist filter

14 | Pengoperasian HD785-7
1.2.2.2. Sifat – Sifat Zat Cair
Berikut ini adalah sifat – sifat Zat Cair :
a. Zat cair mengalir dari tekanan tinggi ke tekanan yang
rendah.
b. Zat cair mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang rendah.
c. Zat cair bentuknya selalu berubah – ubah dan selalu
menyesuaikan dengan wadah yang ditempatinya, tetapi
isinya atau volumenya tetap.
d. Zat cair tidak dapat di mampatkan atau dipadatkan
(Uncompressible).

Gambar 1.14 : Percobaan Zat Cair

Percobaan zat cair sangat erat hubungannya dengan “HUKUM


PASCAL”. Apabila kita melihat gambar diatas, Hukum pascal sangat
berkaitan dengan gambar percobaan zat cair tersebut. Adapun
bunyi dari Hukum Pascal adalah sebagai berikut :
“Suatu zat cair dalam ruangan tertutup apabila diberikan tekanan,
maka tekanan tersebut akan diteruskan ke semua arah dengan
sama rata, serta tegak lurus pada bidangnya“.

1.2.2.3. Keuntungan Dan Kerugian Sistem Hidrolik


Hydraulic System yang digunakan pada alat – alat berat mempunyai
keuntungan dan kerugian, antara lain :
Keuntungan :
- Dapat menyalurkan tenaga dan gaya yang besar
- Pencegahan over load tidak sulit
- Kontrol pengoperasian mudah dan cepat
- Penggantian kecepatan lebih mudah
- Getaran yang timbul relative lebih kecil
- Daya tahan lebih lama
Kerugian :
- Peka terhadap kebocoran
- Peka terhadap perubahan suhu
- Terkadang kecepatan kerja berubah
- Saluran system kerja yang rumit

Pengenalan Unit dan Komponen | 15


1.2.2.4. Prinsip Kerja Sistem Hidrolik
Prinsip kerja hidrolik system dibagi menjadi 2 (dua), yaitu
Single Acting Cylinder dan Double Acting Cylinder.
a. Single Acting Cylinder
Suatu sirkuit hidrolik yang prinsip kerjanya jika memanjangkan
rod cylinder dengan menggunakan tenaga hidrolik, sedang
memendekkannya dengan menggunakan beban dari
attachment (peralatan kerja) itu sendiri atau menggunakan gaya
grafitasi, (misal : Vessel untuk HD 785-7).

b. Double Acting Cylinder


Suatu sirkuit hidrolik yang prinsip kerjanya jika untuk
memanjangkan dan memendekkan rod cylinder dengan
menggunakan tenaga hidrolik. Sirkuit ini ditandai dengan
adanya dua saluran yang terdapat pada cylinder hydraulic yang
terletak di masing – masing ujungnya.

Tabel 1.7 : Fungsi Komponen Sistem hidrolik


NO KOMPONEN FUNGSI
Sebagai tempat penampungan oli dari
1 Hydraulic oil tank sistem. Selain itu juga berfungsi sebagai
pendingin oli yang kembali.
Sebagai pemindah oli dari tangki ke dalam
Pompa hidrolik sistem. Dan bersama komponen lain
2
(hydraulic pump) menimbulkan hydraulic pressure (tenaga
hidrolik).
Untuk mengarahkan jalannya oli ke tempat
3 Control valve
yang diinginkan.
Untuk membatasi tekanan maksimum yang
4 Main relief valve diijinkan dalam hydraulic system, agar
sistem sendiri tidak rusak.
Saluran oli hidrolik bertekanan tinggi, baik
5 Pressure line
berbentuk pipa atau hose.
Actuator
Sebagai perubah dari tenaga hidrolik
6 (hydraulic
menjadi tenaga mekanik.
cylinder)
Mengarahkan spool yang terdapat dalam
Hydraulic Control
7 control valve (membuka dan menutup
Lever
saluran oil dalam control valve).
Untuk menyaring kotoran - kotoran agar
8 Hydraulic Oil Filter
tidak ikut bersirkulasi.
Untuk menyimpan energi bertekanan dan
9 Accumulator meredam gaya kejut dari attachment
hydraulic.

16 | Pengoperasian HD785-7
1.3. Pengenalan Komponen

Gambar 1.15 : Unit HD785-7


Keterangan
1. Protector 5. Radiator & Cooler Group
2. Dump Body 6. Head Lamp
3. Rear Tyre 7. Turn Signal Lamp
4. Front Tyre

1.3.1. Power Train


Merupakan suatu urutan / rangkaian penggerak tenaga yang dimulai
dari engine hingga final drive sehingga unit itu dapat bergerak / berjalan.

Gambar 1.16 : Skema Power Train

Pengenalan Unit dan Komponen | 17


Keterangan
1. Engine 9. Rear Drive Shaft
2. Output Shaft 10. Differential
3. Front Drive Shaft 11. Drive Shaft
4. Brake Cooling Pump 12. Brake
Torque Conventer 13. Tyre
Transmission Charger Pump
& Brake Cooling, Brake
5. Control Pump
6. Power Take Off (PTO) 14. Final Drive
7. Torque Conventer 15. Parking Brake
8. Transmission 16. Steering, Control Pimp Hoist

1.3.1.1. Engine
Berfungsi sebagai sumber tenaga penggerak utama dengan
prinsip merubah tenaga thermis menjadi mekanis.
1.3.1.2. Output Shaft (Vibration Dumper)
Berfungsi sebagai peredam gaya puntir torque engine saat
aselerasi dan melindungi engine dari hentakan dan goncangan tidak
normal yang berasal dari luar. Komponen utama Output Shaft pada
unit HD 785 -7 adalah karet (Rubber).
Tenaga engine dipindahkan ke fly-wheel (outer body) dan inner
body (Power train) dibatasi oleh karet/rubber, yang berfungsi
sebagai peredam. Dan tenaga engine diteruskan melalui inner body
(out-put shaft) ke torque converter.

Gambar 1.17 : Output Shaft


Keterangan
1. Rubber Cushion (kecil) 4. Flange
2. Rubber Cushion (besar) 5. Shaft
3. Outer Body 6. Inner Body

1.3.1.3. Front Drive Shaft


Berfungsi sebagai poros penggerak, penerus tenaga putar dari
engine ke Torque Converter. Front drive shaft terletak antara Out-
put Shaft dan Torque Converter.

Gambar 1.18 : Front Drive Shaft

18 | Pengoperasian HD785-7
1.3.1.4. Power Take Off (PTO)
Berfungsi meneruskan tenaga langsung dari engine dan
menggerakkan beberapa sistem yang lain misal untuk pompa
hidrolik , transmisi dan pompa steering.
1.3.1.5. Torque Conventer
Berfungsi sebagai pemindah tenaga dari engine ke transmisi
dengan media perantara zat cair (oli). Torque Converter terletak
antara Front Drive Shaft dan Torq-flow Transmission.

Gambar 1.19 : Torque Conventer


Keterangan:
1. Impeler (Pump)  Dihubungkan dengan Fly-wheel
Berfungsi untuk merubah tenaga mekanis menjadi tenaga flow
kinetis. Impeller berputar searah dengan putaran engine, hal ini
membuat oli terlempar (gaya centrifugal) oleh sudu-sudu yang
ada di impeller ke turbin.
2. Turbin (Runner)
Berfungsi untuk merubah tenaga kinetis menjadi tenaga
mekanis. Turbin berputar menerima tenaga kinetis melalui
sudu-sudunya dan merubah tenaga mekanis melalui out put-
nya.
3. Stator (Reactor)
Berfungsi untuk mengarahkan oli dari turbin ke impeller dan
melipat gandakan torsi.
Unit HD 785 -7 menggunakan jenis Lockup clutch Torque Converter.
- Lock up clutch / clutch piston :
Berfungsi sebagai alat penghubung (coupling) antara engine
dengan transmisi secara langsung, atau dengan kata lain untuk
menghubungkan putaran engine ke transmisi menjadi langsung /
direct drive.
- Istilah pada Torque Converter:
 Stall
Suatu keadaan kecepatan turbin sama dengan nol atau
berhenti karena beban berlebihan, sedangkan kecepatan
impeller / pump sesuai dengan kecepatan engine.

Pengenalan Unit dan Komponen | 19


 Stall Speed
Kecepatan maksimum impeller / pump pada saat unit
berhenti, karena diberi beban berlebihan.
 Phase
Perubahan kenaikan efisiensi dari torque converter
(perubahan fungsi stator)

- Keuntungan menggunakan Torque Converter :


 Tidak menimbulkan suara berisik dan dapat meredam getaran
yang ditimbulkan, baik datangnya dari engine atau power
train, oleh oli torque converter itu sendiri.
 Torque out put yang dihasilkan dapat berubah-ubah sesuai
dengan besar kecilnya beban unit, tanpa terjadi stall.

- Kerugian menggunakan Torque Converter :


 Pemindahan tenaga dari engine ke transmisi tidak 100%.
 Rawan kebocoran, perubahan suhu dapat mempengaruhi
tingkat efisiensinya.
 Konstruksi rumit dan harganya mahal.

- Sifat Torque Converter


 Putaran turbine/runner selalu lebih lambat dari putaran
impeller/pump. Akan tetapi torque (daya dorong) lebih besar
dari pada torque engine.
 Dalam kondisi tertentu, putaran turbine bisa lebih cepat dari
putaran impeller/pump, yaitu sewaktu unit mengalami over
speed dijalan menurun (miss operation).

1.3.1.6. Transmission
Berfungsi untuk mengatur kecepatan gerak maju, mundur dan
untuk meningkatkan torsi dengan cara mereduksi putarannya
melalui perbandingan jumlah tiap gear transmisi. Torq flow
transmission terletak antara Torque converter & rear drive shaft.

Gambar 1.20 : Torqflow Transmission

20 | Pengoperasian HD785-7
- Model Transmissi HD 785-7
K-ATOMICS (Komatsu Advanced with Optimum Modulation
Control System). Yang artinya adalah mengontrol secara
electronic tekanan engage seluruh clutch sehingga perpindahan
gear lebih halus.
- Skip Shift
Memilah secara otomatis gear speed sesuai dengan kemiringan
jalan (grade) ditanjakan untuk mengurangi banyaknya shift down
gear transmisi.

Gambar 1.21 : K-atomics Skip Shift


1.3.1.7. Rear Drive Shaft (Propeller Shaft)
Berfungsi untuk meneruskan tenaga putar dari satu titik ke
titik lain (Transmisi ke differential) secara terus menerus.

Gambar 1.22 : Propeller Shaft


1.3.1.8. Universal Joint
Berfungsi untuk menjaga keseimbangan putaran propeller
shaft. Terletak antara output transmisi dan differential.

Gambar 1.23 : Universal Joint

Pengenalan Unit dan Komponen | 21


1.3.1.9. Differential
Berfungsi untuk mereduksi putaran serta membedakan
kecepatan putar antara roda kiri, dan roda kanan saat unit berjalan
membelok.

Gambar 1.24 : Differential


1.3.1.10. Final Drive
Berfungsi mereduksi putaran akhir untuk mendapatkan
torque yang lebih besar.

Gambar 1.25 : Final Drive


1.3.2. Lower Structure (Chassis)
Berfungsi sebagai penyangga berat chassis unit dan menyerap kejutan
yang timbul dari permukaan jalan, untuk memberikan kenyamanan operasi
bagi Operator.

Gambar 1.26 : Lower Structure (Chassis)

22 | Pengoperasian HD785-7
Nama dan fungsi komponen :
1. Front suspension (Suspensi depan)
Berfungsi sebagai peredam kejutan dari permukaan jalan. Sistem
suspensi yang digunakan adalah sistem Independent Hydro-Pneumatic.
Pada sistem suspensi ini silinder suspensi diisi oleh Oli & Gas Nitrogen
(N2). Bila terjadi sesuatu gaya kejutan pada chassis dari permukaan
tanah, maka oli dan gas nitrogen akan menyerap kejutan tersebut, karena
sifat gas tersebut compressible & expansion.
2. Radius rod (atas)
Berfungsi untuk mempertahankan differential dari sisi atas dengan
bergerak berayun (oscillate) sesuai dengan permukaan jalan.
3. Rear suspension (suspensi belakang)
Berfungsi sebagai peredam kejutan dari permukaan jalan. Sistem suspensi
yang digunakan adalah sistem Independent Hydro-Pneumatic. Pada
sistem suspensi ini silinder suspensi di isi oleh Oli & Gas Nitrogen (N2).
Bila terjadi sesuatu gaya kejutan pada chassis dari permukaan tanah,
maka oli dan gas nitrogen akan menyerap kejutan tersebut, karena sifat
gas tersebut compressible & expansion.
4. Radius rod (bawah)
Berfungsi untuk mempertahankan differential dari sisi bawah dengan
bergerak berayun (oscillate) sesuai dengan permukaan jalan.
5. Arm Frame (A-frame)
Berfungsi untuk mempertahankan roda depan selalu kontak dengan
permukaan jalan dengan bergerak berayun (oscillate).

1.3.3. Steering System


Fungsi umumnya merupakan suatu sistem pengendali peralatan yang
digunakan untuk merubah arah unit, dari gerak lurus menjadi ke kiri atau ke
kanan pada sudut – sudut tertentu, dari 0° sampai 360° kearah gerak semula.

Gambar 1.27 : Steering System

Pengenalan Unit dan Komponen | 23


Klasifikasi steering system :

Gambar 1.28 : Skema Klasifikasi Steering System


Sistim kemudi termasuk kelompok komponen penghubung yang
meneruskan putaran roda kemudi ke roda melalui steering valve, steering
pump, demand valve, cylinder rod, dan steering knuckle yang menggerakkan
roda depan. Berfungsi meringankan kerja operator untuk mengendalikan
arah kendaraan.
Garis Besar Sistem Steering HD 785 – 7 :
Sistem steering menggunakan tipe Full Hydraulic Power Steering. Ketika roda
steering (steering wheel) digerakkan, steering control valve bekerja, oli
mengalir ke silinder rod steering dengan memanjangkan dan memendekkan
silinder rod steering, truck / unit dapat dikemudikan sesuai kondisi medan /
jalan. Jika putaran roda steering (steering wheel) di-stop sebelum mencapai
langkah akhir, steering control valve akan kembali sejenak ke posisi netral
dan menghentikan steering cylinder secara serentak.
1.3.4. Brake
Brake merupakan system mekanisme pengendalian kecepatan suatu
kendaraan. Fungsi brake adalah menghentikan sisa putaran roda dan
mengurangi kecepatan unit / kendaraan ketika beroperasi maupun posisi
parkir dan sebagai pengaman Operator saat operasional.
Prinsip kerja brake adalah merubah energi gerak putar menjadi energi
panas. Rem / brake bekerja disebabkan adanya sistem gabungan penekanan,
melawan sistem gerak putar. Efek pengereman (breaking effect), diperoleh
adanya gesekan yang ditimbulkan dari dua obyek benda.

24 | Pengoperasian HD785-7
Gambar 1.29 : Prinsip Kerja Brake
Brake (Rem) yang digunakan kendaraan dapat digolongkan menjadi beberapa
tipe, tergantung pada penggunanya.
Berikut adalah tipe Brake (Rem) :

Gambar 1.30 : Skema Penggolongan Brake


1.3.4.1. Foot Brake
Unit HD 785 – 7, menggunakan tipe Full Hydraulic Brake. Foot
brake berfungsi untuk memberhentikan sisa putaran roda. Bidang
kontak pengereman berada di 4 titik roda (depan dan belakang),
menggunakan tipe wet multiple disc plate.

Gambar 1.30 : Foot Brake / Service Brake

Pengenalan Unit dan Komponen | 25


1.3.4.2. Parking Brake
Berfungsi untuk mengerem pada saat unit berhenti posisi
parkir. HD 785 –7 dilengkapi parking brake pada 4 titik sumbu roda
belakang dengan tipe wet multiple disc brake. Di kedua brake axle
depan dan axle belakang

Gambar 1.31 : Parking Brake Depan (kiri) dan Belakang (kanan)


Selain itu juga terdapat komponen yang berfungsi untuk
menyimbangkan tekanan oli serta adjustment keausan pada disc
brake roda belakan kiri dan kanan, yaitu slack adjuster.

Gambar 1.32 : Slack Adjuster


1.3.4.3. Auxilary Brake
- Retarder Brake
Berfungsi untuk mengurangi kecepatan unit. Bidang kontak
pengereman berada di 4 titik roda (depan & belakang). Brake ini
menggunakan tipe multiple disc (disc & plate). Tenaga untuk
meng-engage adalah tenaga oli bertekanan. Kelebihan brake ini
terletak pada sistem pendinginnya, dimana susunan multi disc &
plate tersebut direndam oli.
- ARSC (Automatic Retard Speed Control)
Brake ini berfungsi untuk mengurangi kecepatan unit
dengan cara otomatis, sesuai dengan setting kecepatan dan
mengaktifkan lever ARSC. Bidang kontak pengereman berada di
empat (4) titik roda (depan dan belakang).
- Emergency Brake / Secondary Brake
Berfungsi untuk pengereman saat unit mengalami kondisi
darurat (emergency). Komponen brake ini tergantung pada
brake yang diikuti : Foot Brake, Retarder Brake & Parking Brake.

26 | Pengoperasian HD785-7
1.3.5. Wheel
Roda adalah komponen unit terdiri dari tyre dan rim yang berfungsi
sebagai media penerus tenaga yang di hasilkan rangkaian power train ke
permukaan jalan sehingga unit bisa bergerak maju dan mundur.
1.3.5.1. Tyre
Selain sebagai pengendali ara gerak unit, roda juga berfungsi
sebagai penahan beban unit, penyerap getaran serta untuk
meneruskan fungsi pengereman unit dan meneruskan traksi ke
permukaan jalan.
Terdapat 2 jenis tyre yang digunakan untuk unit HD785-7,
yaitu Bias dan Radial. Berikut adalah penjelasan dari masing –
masing tipe tyre :
- Bias
Konstruksi ban bias mempunyai rangka yang terdiri dari
berlapis-lapis bahan tekstil berupa nylon, rayon yang disusun saling
– silang. Lapisan tekstil tersebut terdiri dari 10, 12, 14, 16 atau
lebih. Lapis 1, 3, 5 dan seterusnya pada satu arah sedangkan lapisan
lainnya 2, 4, 6 pada arah yang berlainan.
Pada konstruksi ini rangka bagian mahkota ban (crown)
merupakan satu kesatuan dengan bagian samping (side wall).
Dengan demikian pada saat ban bergerak maka bagian tapak ban
akan mengalami pergerakan mengikuti pelenturan ban yang
mengakibatkan efek pergerakan saling memotong antar lapisan
rangka ban sehingga menimbulkan panas.
- Radial
Konstruksi ban radial mempunyai rangka yang terbuat dari
satu lapis bahan kawat baja yang direntangkan dari bead (bibir ban)
ke bead dengan sudut 900 terhadap arah pergerakan ban dan
relative radial terhadap titik tengah ban.
Pada bagian crown (mahkota ban) mempunyai beberapa
lembar lapisan stabilisator yang juga berfungsi sebagai pelindung.
Dengan bentuk konstruksi ini maka bagian tapak ban akan bekerja
secara terpisah sehingga pergerakan side wall tidak mempengaruhi
kerja bagian tapak ban. Dengan kata lain pelenturan ban tidak
merubah luas kontak antara ban dengan permukaan jalan.
Selain itu tidak ada pergerakan antar lapis rangka ban seperti
pada ban bias karena ban radial hanya terdiri dari satu lapis kawat
baja dan efek panas yang ditimbulkan lebih kecil dibandingkan
dengan ban bias dan panas yang ditimbulkan juga lebih mudah di
lepas.
Berikut adalah keuntungan dari pemakaian ban radial :
 Umur pakai ban lebih lama.
 Daya cengkram lebih baik.
 Hemat bahan bakar.

Pengenalan Unit dan Komponen | 27


 Lower rolling resistance.
 Lebih stabil.
 Beroperasi dalam keadaan dingin (running cooler).
 Nyaman dikendarai karena side wall yang lebih lentur.
 Lapisan pelindung pada crown melindungi kerusakan pada daerah
crown.
 Lebih mudah di perbaiki apabila mengalami kerusakan.
 Daya apung lebih besar (flotation).

Secara konstruksi, berikut di bawah adalah perbedaan antara


Ban Bias dan Radial :

Gambar 1.33 : Perbedaan Konstruksi Ban Bias dan Radial

Unit HD785-7 menggunakan tyre 27.00 R 49. Dengan


pengertian bahwa :
- 27 : Section Width (lebar tapak) (27 Inch)
- 00 : Aspec Ratio (100%)
- R : Type Radial
- 49 : Diameter Rim (49 Inch)

1.3.5.2. Rim
Fungsi dari Rim adalah sebagai bracket atau tempat untuk
menempatkan tyre.

Gambar 1.34 : Bagian – Bagian Rim

28 | Pengoperasian HD785-7
1.3.5.3. Rock Ejector
Komponen ini terletak pada dump body bagian belakang
bawah, berfungsi untuk membersihkan material yang masuk disela
– sela tyre kanan dan kiri roda belakang
1.3.6. Attachment
Attachment merupakan suatu perlengkapan kerja yang digerakkan oleh
sistem hidrolik. Yang mana pada unit HD 785-7 dilengkapi attachment berupa
dump body vessel.
- Hoist Dump (Cylinder dump)
Berfungsi untuk menaikkan, menurunkan dan memposisikan vessel
mengambang.
Spesifikasi :
Hoist cilynder, tipe telescopic 2 rod. Kecepatan dumping normal:
 Naik (Raise) : 11 detik.
 Turun (Lower) : 11 detik.

1.4. Latihan Uji Materi


1. Berapakah panjang dan lebar total unit HD785-7 ?
2. Sebutkan dan Jelaskan prinsip kerja engine diesel 4 langkah !
3. Disebut apakah suatu sirkuit hidrolik yang prinsip kerjanya jika memanjangkan
rod cylinder dengan menggunakan tenaga hidrolik, sedangkan memendekkannya
dengan menggunakan beban dari attachment (peralatan kerja) itu sendiri atau
menggunakan gaya grafitasi ?
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Power Train !
5. Ketika menginjak/mengaktifkan Foot Brake pada unit HD785-7, pada roda mana
sajakah yang berfungsi pengeremannya ?

Pengenalan Unit dan Komponen | 29

Anda mungkin juga menyukai