OPERATOR BULLDOZER
D375A-5
Revisi : 00
EQUIPMENTJakarta
LEMBAR PENGESAHAN
Muhammad Eko
OT Sect. Head
Hidayat
i
KATA PENGANTAR
Dengan rasa syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesempatan dan
kemampuan kepada kami, sehingga “Materi Pelatihan Operator D 375A-5” dapat selesai
tersusun.
Harapan kami semoga buku ini dapat bermanfaat bagi calon operator dalam mengikuti
pelatihan, khususnya unit D 375A-5 dan memudahkan dalam memahami cara pengoperasian
unit dengan benar sesuai prosedur-prosedur serta peraturan keselamatan kerja yang berlaku
Seperti pepatah, “Tiada Gading Yang Tak Retak”, kami menyadari bahwa di dalam penyusunan
Materi Pelatihan Operator D 375A-5 ini masih terdapat beberapa kekurangan. Untuk itu kami
sangat mengharapkan saran dan kritik pembaca demi kesempurnaan handbook ini nantinya.
Jakarta,
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR........................................................................................................................................ ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................................................... iii
GENERAL SAFETY................................................................................................................................................................
POWER TRAIN.......................................................................................................................................................................
INSTRUMENT PANEL ........................................................................................................................................................
METODE & TEKNIK OPERASI.......................................................................................................................................
PERAWATAN ...........................................................................................................................................................................
iii
GENERAL SAFETY
GENERAL SAFETY
PENGERTIAN
PENGAWASAN TERHADAP 4 M
Manusia
Mesin
Tidak ada
Pengawasan terhadap 4 M kecelakaan manusia
Lingkungan
Kerja yang
aman Lingkungan
Material kerja yang aman
Metode
1. Zaman purbakala.
Manusia bertahan dari kondisi alam , baju dari bulu hewan alas kaki kulit dsb.
2. Tahun 1700 SM
Hamurabi dari babylonia telah membuat aturan keselamatan terhadap bangunan –
bangunan (bila bangunan yang dikerjakan menimbulkan bencana kematian maka
kontraktornya dihukum mati).
a. Karyawan :
Penerapan disiplin karyawan terhadap ;
• Ketentuan dan peraturan yang berlaku
• Menguasai peralatan yang dioperasikan
• Menjaga kebersihan alat
• Mengenal tempat/lokasi kerja yang berbahaya
• Mengamankan lingkungan kerja dari barang-barang yang mengganggu kegiatan
maupun barang-barang yang mudah terbakar
• Selalu waspada akan adanya bahaya
• Berhati-hati dalam membawa barang
• Bekerja sesuai prosedur
b. Perusahaan :
1) Perusahaan diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru
tentang :
Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta yang dapat timbul dalam tempat kerja ;
Semua pengamanan dan alat-alat perlindungan yang diharuskan dalam tempat
kerja ;
Alat-alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan
Cara-cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaan
2) Perusahaan hanya dapat mempekerjakan tenaga kerja yang bersangkutan setelah ia
yakin bahwa tenaga kerja tersebut telah memahami syarat-syarat tersebut di atas.
3) Perusahaan diwajibkan menyelenggarakan pembinaan bagi semua tenaga kerja
yang berada di bawah pimpinannya, dalam pencegahan kecelakaan dan
pemberantasan kebakaran serta peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja, pula
dalam pemberian pertolongan pada kecelakaan.
4) Perusahaan diwajibkan memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat dan ketentuan-
ketentuan yang berlaku bagi usaha dan tempat kerja yang dijalankan.
c. Peralatan
Peralatan di lapangan harus dalam keadaan siap operasi dan aman dipergunakan,
meliputi :
• Kondisi alat baik dan bersih, perawatan harian dilakukan oleh operator
• Kemampuan rem telah teruji
• Perlengkapan/alat bantu telah disiapkan di kotak perlengkapan
• Perlengkapan PPPK disiapkan di tempat/kotak PPPK
• Kemampuan alat/kapasitas alat yang dioperasikan.
Bahaya di tempat kerja telah mulai diidentifikasi oleh para ahli ilmu kedokteran sebelum
tahun 1800-an. Ramuzzini (1633-1714) dikenal sebagai Bapak dari Pengobatan Kerja
(Occupational Medicine). Kematian dan cacat akibat kerja saat itu memang dianggap biasa,
terutama dalam bidang pertambangan dan pertanian. Ramuzzini adalah orang yang pertama
merekomendasikan penyelidikan ke dalam sejarah kesehatan kerja dari pasien.
Dengan kemajuan Revolusi Industri, permesinan, alat mekanikal dan listrik telah menjadi
bagian yang integral dari kehidupan kita. Mekanisasi memberikan banyak keuntungan, tetapi
diiringi pula dengan meningkatnya resiko, penyakit, dan cedera pada orang yang terpapar
padanya. Penggunaan bahan-bahan kimia juga tidak lagi terpisahkan dari kehidupan manusia.
Bahan pembersih, cat, perekat, bahan pencampur hanyalah sedikit dari benda yang kita
gunakan sehari-hari. Tetapi pembuatan dan pemakaian dari bahan-bahan ini bisa
membahayakan tubuh kita, atau bisa menimbulkan bahaya kebakaran. Beberapa proses dan
bahan juga berbahaya bagi lingkungan hidup.
Dengan adanya hal-hal yang merugikan di atas, maka timbullah suatu program pencegahan
bahaya-bahaya yang muncul di tempat kerja tersebut dalam bentuk Program Kesehatan dan
Keselamatan Kerja. Seiring dengan laju pertumbuhan manajemen modern, maka muncul pula
apa yang disebut Manajemen Keselamatan Kerja.
Orang yang selamat, tidak akan dapat berbuat banyak jika ia sakit. Oleh karena itu
kesehatan tidak dapat dipisahkan dari keselamatan. Dalam terminologi PAMA,
keselamatan kerja disebut sebagai Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
Disadari pula bahwa kita tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan selamat apabila
lingkungan hidup kita tidak aman. Tuntutan dunia yang gencar akan penyelamatan
lingkungan hidup juga membuka mata kita bahwa tidak ada usaha yang langgeng jika tidak
memperhatikan permasalahan lingkungan hidup ini. Oleh karena itu, PSMS secara integral
memadukan pengelolaan K3 dan Lingkungan Hidup ini menjadi Manajemen K3 & LH.
Sebelum adanya Program Pencegahan Kecelakaan di Afrika Selatan, tahun 1951, insiden
yang menyebabkan cacat pada karyawan mencapai 4% dari keseluruhan tenaga kerja. Pada
tahun 1993, angka ini menjadi 1,7%. Hal ini disebabkan salah satunya oleh Sistem (NOSA-5
Star) yang mengidentifikasi sebab-sebab dari insiden serta menunjukkan di daerah mana
diperlukan perhatian bagi manajemen dan karyawan.
Secara keseluruhan diperlukan kerjasama antara semua pihak (manajemen, karyawan dan
pemerintah) untuk mencapai tujuan yang diharapkan, yakni menurunkan angka kerugian,
baik berupa cedera pada manusia, kerusakan harta benda, proses, maupun lingkungan.
Tanggung jawab moral maupun legal harus disadari dan dipahami oleh kedua pihak
(manajemen dan karyawan. Sebagai bonus dari turunnya angka kerugian ini, sebenarnya
bisa didapatkan:
1. Produktivitas yang meningkat,
2. Semangat kerja yang lebih tinggi,
3. Kesehatan karyawan yang lebih terjamin,
4. Ketenangan bagi keluarga karyawan.
Penurunan kemampuan karyawan untuk berkarya, mempunyai dampak sosial dan psikologis
yang luas bagi keluarga maupun masyarakat. Bagi Perusahaan sendiri, kerugian harta
benda dan moral tidak seluruhnya dapat digantikan oleh asuransi.
PRINSIP MANAJEMEN
Setiap orang yang ada di perusahaan harus memastikan bahwa prinsip ISSMEC ini
diterapkan, yaitu dengan memastikan bahwa terdapat standar keselamatan untuk setiap tugas
dan pekerjaan. Dalam hal ini termasuk di dalamnya: Manajer, Kontraktor dan Sub-kontraktor,
Karyawan (full time maupun parttime) dan Tamu.
Manajemen bertanggung jawab untuk mengidentifikasi bahaya dan menempatkan
pencegahan- pencegahan agar orang tidak terpapar pada bahaya-bahaya tersebut. Semua
orang harus memastikan bahwa prosedur yang ada diimplementasikan dengan baik.
Perwakilan K3 mempunyai peran yang penting untuk memberikan saran bagi
manajemen dan karyawan tentang masalah yang ada.
PSMS adalah sistem keselamatan kerja yang dirancang khusus untuk PT Pamapersada
Nusantara. Sistem PSMS diambil dari sistem-sistem yang telah sukses di dunia. Sistem
dalam PSMS ini dirancang sedemikian rupa sehingga dapat diaudit oleh sistem safety
manapun yang ada di dunia, seperti NOSA, ISRS ataupun DuPont.
Di dalam industri mana saja, terdapat suatu hal yang mendasar dari pengelolaan K3.
Jika diterap-kan sebuah sistem yang mengurangi resiko di tempat kerja, maka tingkat
kejadian (insiden) dapat diturunkan. Selain itu, dengan adanya sistem, maka kita
dapat mengukur kinerja Keselamatan Kerja di suatu perusahaan. Untuk menjamin
hal ini, Sistem harus dapat dipahami oleh seluruh lapisan karyawan, dari tingkat puncak
sampai operator, dengan partisipasi yang luas.
Pada dasarnya Sistem ini mengidentifikasi daerah-daerah utama yang harus menjadi perhatian
manajemen. Sistem PSMS disusun secara sistematis dengan mengambil elemen-
elemen yang pro-aktif untuk dijadikan prioritas dalam pengelolaan K3. PSMS terdiri 15
Elemen utama dan 120 Sub-Elemen. Elemen-Elemen itu ialah:
1. Kepemimpinan dan Organisasi
2. Komunikasi
3. Inspeksi Terencana
4. Inventaris Tugas Kritis
5. Penyelidikan Insiden
6. Standar, Prosedur, dan Disiplin
7. Penanganan Keadaan Darurat
8. Pelatihan
9. Kesehatan Kerja dan Ergonomi
10. Rekayasa dan Pengendalian Desain
11. Seleksi dan Penempatan
12. Alat Pelindung Diri
13. Evaluasi Sistem
14. Perlindungan Lingkungan
15. Keselamatan di-Luar-Pekerjaan
Untuk menjalankan roda sistem ini, dibutuhkan audit yang terus menerus dengan
menggunakan ceklis yang telah ditentukan. Untuk mencapai sasaran yang diinginkan,
Manajemen harus meluangkan waktu untuk melakukan Pelatihan bagi seluruh
tingkat karyawan.
Pelatihan ini dapat dilakukan dalam bentuk apapun di tempat kerja, melalui pemutaran
video, pemasangan poster, pembagian booklet, pembicaraan 5 menit/studi kasus, maupun
catatan-catatan kerja dan hasil inspeksi.
INSIDEN
Insiden adalah hasil dari dua atau lebih bahaya berinteraksi dengan cara yang tidak
direncanakan, dimana saat itu terjadi pertukaran energi. Pertukaran energi ini bisa saja sangat
kecil dan tidak menimbulkan kerusakan yang berarti, tetapi tetap disebut insiden.
PAMA tidak mengenal kata accident. Semua kejadian yang tidak diinginkan, yang
berpotensi menimbulkan kerugian dalam derajat apapun, adalah insiden.
Hal ini disebabkan karena adanya teori Piramida Kecelakaan. Teori ini mengemukakan bahwa
kita perlu mengetahui dan mencegah insiden-insiden yang nyaris menimbulkan korban (Near-
Miss) – yang perbandingannya 600 : 1 bila dibandingkan dengan insiden besar/fatal – agar
kita dapat mencegah insiden yang lebih besar.
1 Fatal / Kematian
10
Luka Ringan
30
600
Property Damage
10.000
Nyaris Celaka
SEBAB-SEBAB INSIDEN
Jika dua (atau lebih ) bahaya berinteraksi secara tidak direncanakan, timbul insiden.
Bahaya (hazard) merupakan benda yang kasat mata. Sebuah benda harus memiliki
potensial mendekat dan bertabrakan. Benda apa saja mempunyai potensial untuk membantu
atau mengganggu suatu tugas. Jika tidak mempunyai keduanya, maka bahayanya tidak
ada. Cara mendekat akan terjadi satu dari tiga cara.
A B
A B
A B
Semua benda fisik mempunyai bahaya karena mereka memiliki volume dan massa,
entah itu kecil, nampak atau tidak nampak, padat, cair, gas, atau sinar. Insiden terjadi
saat dua bahaya mendekat dan ketika mereka mencapai titik tak-dapat-kembali (point-
of – no- return) kemudian bertabrakan.
Studi menunjukkan bahwa Insiden mengikuti suatu pola. Satu peristiwa memicu
peristiwa berantai lain seperti sebuah domino yang jatuh. Kita akan melihat setiap
langkah dan mengidentifikasi hal-hal di dalam tiap kategori.
Sebuah proses terstruktur yang terdiri dari identifikasi dan evaluasi juga diperlukan
untuk memastikan bahwa standar kerja mencukupi terhadap mekanisme pengendalian.
INSIDEN
Insiden adalah kejadian yang tidak direncanakan. Peristiwa itu tidak mengikuti pola
operasi normal atau yang diharapkan. Keparahan dan hasilnya bisa bervariasi.
Terdapat kerugian yang cukup banyak sebagai akibat dari cedera fisik, kerugian harta
benda, kerugian material atau gangguan pada proses.
BIAYA
Semua peristiwa yang tidak diinginkan membutuhkan biaya. Asuransi bisa menutup
sebagian kerugian, tetapi tidak semuanya dan premium asuransi harus dibayar.
Biaya yang tidak diasuransi lebih sulit lagi untuk diukur, tetapi seringkali lebih tinggi
daripada biaya yang diasuransi atau biaya yang jelas.
Diperlukan perhitungan untuk biaya penyelidikan, waktu henti, kerugian properti,
mesin dan produk.
PSMS
88%
2%
10%
KECELAKAAN TAMBANG
1. Langsung
1. Gaji dll
2. Perawatan dan pengobatan
3. Kerusakan peralatan atau bahan – bahan
2. Tidak langsung
1. Kehilangan waktu
2. Karena menolong karyawan yang mendapat kecelakaan
3. Mempersoalkan apa yang baru terjadi
4. Membina penggantinya
TEORI GUNUNG ES
Ketika terjadi Insiden, maka biaya yang timbul akibat adanya insiden tersebut akan lebih
banyak dari pada biaya yang tampak atau biaya lagsung yang timbul dari insiden tersebut.
Maka hal tersebut dapat diibaratkan seperti gunung es, dimana puncak dari gunung es yang
tampak ke permukaan laut, sebenarnya dasarnya lebih dalam dan luas lagi.
Biaya pengobatan
Biaya-biaya Kompensasi (yang diasuransikan)
Kerusakan Bangunan
Kerusakan Perlengkapan dan Peralatan
Kerusakan Material dan Hasil
Kelambatan - kelambatan Produksi dan Hambatan - hambatannya
Biaya - biaya Administrasi
Biaya - biaya Penyediaan Keadaan Darurat dan Peralatan
Penyewaan - penyewaan Peralatan sementara
Waktu yang diperlukan untuk investigasi
Mengganti hilangnya waktu
Biaya penyewaan dan atau pelatihan tenaga - tenaga pengganti
Lembur
Waktu yang diperlukan untuk pengawasan tambahan
Waktu untukAdministrasi
Berkurangnya tenaga akibat pekerja yang terluka
Hilangnya usaha dan jasa baik
RESIKO
KEMUNGKINAN X KEPARAHAN X FREKUENSI
………… X ……….. X ………………
a. Operator yang berhak mengoperasikan unit alat berat adalah operator yang telah
memiliki Sertifikat Keterampilan pada unit tersebut atau yang telah lulus dalam
pelatihan, yang telah mengerti dan terampil dalam mengoperasikan dan merawat
unit alat berat.
b. Pelajari semua larangan, tindakan pencegahan dan peraturan tentang prosedur
kerja. Taati semua peraturan yang berkaitan dengan keselamatan kerja selama
mengoperasikan atau merawat dump truck.
c. Jangan mengoperasikan unit Alat berat :
Kondisi badan tidak sehat
Sehabis minum obat dan mengakibatkan mengantuk
Sehabis minum minuman keras dan mengakibatkan mabuk
Masih menghadapi masalah yang dapat menyangkut problem emosi
Kondisi tersebut dapat mempengaruhi kecermatan operator dalam mengatasi
bahaya dan dapat mengakibatkan kecelakaan.
ISTILAH – ISTILAH
1. Bahaya (danger)
Perkataan ini digunakan pada pesan pengaman dan label pengaman dimana
terdapat kemungkinan besar terjadinya kecelakaan yang serius atau kematian , jika
resiko tidak terhindari .
Label atau pesan pengaman biasanya berisi peringatan yang harus dipatuhi untuk
menghindari resiko tinggi yang dapat mengakibatkan kerugian yang sangat besar.
DANGER
2. Peringatan (warning)
Perkataan ini diginakan pada pesan atau label pengaman dimana terdapat situasi
yang berpotensi untuk terjadinya kecelakaan atau kerusakan yang serius bahkan
kematian , jika tidak dapat menghindari resiko yang berbahaya.
WARNING
3. Perhatian (caution)
Perkataan ini digunakan pada pesan dan label pengaman untuk resiko yang dapat
menyebabkan kecelakaan atau luka ringan jika tidak dapat menghindarinya. Kata
ini juga merupakan perkataan untuk resiko yang merupakan satu – satunya
penyebab terjadinya kerusakan pada alat.
CAUTION
4. Catatan (notice)
Perkataan ini digunakan untuk peringatan yang harus dipatuhi untuk menghindari
tindakan yang dapat mengurangi umur alat.
1. Pelindung kepala.
w. Topi keselamatan (Safety Helmet)
x. Pelindung rambut (Hair Protection)
y. Pelindung telinga (Ear Plug)
2. Pelindung muka dan mata.
a. Perisai / pelindung muka (Mask/Face Protection)
b. Kaca mata dan goggle (Glasess & Googles)
c. Kedok las (Welding Mask)
3. Pelindung pernafasan.
1. Alat pernafasan pembawa oksigen atau udara
2. Respirator pensuplai udara (Air supply respirator)
PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 13
Operational Training Department
GENERAL SAFETY
KEBAKARAN
Kebakaran adalah salah satu bentuk dari insiden/kecelakaan. Kebakaran dapat lebih
mudah dicegah kalau kita mengetahui dasar-dasarnya.
BAHANBAKAR
Memisahkansalahsatuuns
ur akan
Klasifikasi kebakaran dibuat berdasarkan bahan bakar yang terbakar. Klasifikasi ini
membagi kebakaran dalam 4 (empat) kelas, yaitu sebagai berikut :
1. Kelas A.
BAHANBAKAR
Dalam kebakaran kelas A, bahan yang terbakar adalah bahan-bahan biasa, seperti :
sampah, kayu, kertas, dan lain-lain.
Kebakaran kelas A ini dipadamkan dengan mendinginkan dan menyiramkan bahan
pemadam seperti air atau soda acid.
2. Kelas B
Dalam kebakaran kelas B yang terbakar ialah bahan-bahan seperti : cat, minyak,
pelumas, bensin, terpentin atau cairan mudah terbakar lainnya.
Cara memadamkan kebakaran ini adalah dengan cara menggunakan bahan yang dapat
memisahkan atau menutup oksigen dari api, seperti : busa, dry chemical
(serbuk kimia).
3. Kelas C
Dalam kebakaran kelas C, bahan yang terbakar dapat berupa bahan-bahan kelas A atau
kelas B namun di dalamnya terdapat instalasi listrik yang bertegangan.
Sehingga untuk memadamkannya harus menggunakan bahan yang tidak dapat
mengalirkan listrik. Cara memadamkannya dimulai dengan memutuskan aliran
listriknya kemudian memadamkannya dengan menggunakan alat pemadam yang
terdiri dari gas atau tepung kimia kering. Fungsinya disini adalah menyekat
oksigen dan mengurangi panas. Penggunaan tepung kimia kering dapat menimbulkan
korosif sedangkan penggunaan gas tidak.
4. Kelas D
Kebakaran kelas D meliputi tepung logam yang terbakar seperti : magnesium,
aluminium, seng dll.
Untuk memadamkannya digunakan tepung kimia kering atau pasir.
1. Air (air sungai, air hujan, air selokan, lumpur dan lain-lain)
Cara menggunakannya:
Balik/putar posisi alat pemadam, dan
segera balikan lagi ke posisi asal
Buka katup/pen pengaman
Arahkan nosel/nozlle; dengan
memperhatikan arah angin dan jarak dari
tabung ke sumber api.
Cara mempergunakan
Buka pen pengaman
Buka timah penutup
Tekan tangkai penekan/pengatup
Arahkan corong ke sumber api, dengan
memperhatikan jarak dan arah angin.
Cara mempergunakan :
Buka pen pengaman
Tekan tangkai penekan/pengatup
Arahkan corong/nozlle ke sumber api,
dengan memperhatikan jarak dan arah
angin.
Keterangan gambar :
(1) Pengaman (5) Pipa saluran Gas
(2) & (3) Pengatup (6) Nozle
(4) Bolt Valve
1. Menilai situasi
a. Perhatikan apa yang terjadi secara cepat tetapi tenang;
Apakah korban pingsan, henti jantung atau henti nafas
Apakah korban mengalami perdarahan atau luka
Apakah korban mengalami patah tulang
Apakah korban mengalami rasa sangat sakit yang berlebihan
Apakah korban mengalami luka bakar
b. Perhatikan apakah ada bahaya tambahan yang mengancam korban atau
penolong
c. Ingat jangan terlalu berani mengambil resiko, perhatikan keselamatan diri
penolong
2. Mengamankan tempat kejadian :
Lindungi korban dari bahaya
Jika perlu mintalah orang lain untuk membantu atau laporkan kepada bagian
terkait (missal 118 atau Rescue Team Perushaan)
3. Memberi pertolongan
a. Rencanakan dan lakukan pertolongan berdasarkan tujuan P3K sebagai berikut
Menciptakan lingkungan yang aman
Mencegah kondisi korban bertambah buruk
Mempercepat kesembuhan
Melindungi korban yang tidak sadar
Menenangkan korban/penderita yang terluka
Mempertahankan daya tahan tubuh korban menunggu pertolongan yang
lebih tepat dapat diberikan
b. Jika pertolongan pertama telah dilakukan, maka segera angkut korban tapi
jangan terburu-buru atau serahkan pertolongan selanjutnya kepada yang lebih
ahli atau bagian yang bertugas menangani kecelakaan atau kirim ke Dokter
atau rumah sakit terdekat
Suatu kali Badrun bertengkar dengan istrinya. Masing-masing tidak mau mengalah.
Akibatnya, mereka tidak menegur sapa beberapa hari lamanya. Suatu hari Badrun bekerja
hingga larut malam dan besok harus bangun Shubuh karena akan berangkat dinas ke Jakarta
naik KA 8459, Parahyangan, pukul 05.00. Semula ia ingin minta tolong kepada istrinya untuk
membangunkannyan ketika Shubuh, namun karena gengsi ia hanya menulis secarik kertas,
”bu, tolong bangunkan saya pukul 03.00, karena harus bersiap-siap dinas ke Jakarta pukul
09.0 nai KA pukul 05.00!” Lalu ia taurh surat tersebut di atas meja rias istrinya. Disamping
itu, Badrun juga mengatur alarm hanphonenya berbunyi tepat pukul 03.00.
Keesokan harinya Badrun bangun kesiangan sekitar pukul 07.00. Handphone yang sudah
diatur bunyi alarmnya ternyata tidak didengarkannya, mungkin karena begitu lelahnya dan
tidur yang sangat lelap. Namun, yang mebuat ia marah besar dan kesal adalah karena Istrinya
yang tidak membangunkannya sebagaiman yang ia minta dibangunkan pukul 03.00. Rencana
dinas ke Jakarta pun batal. Tetapi Badrun kemudian tampak terkejut ketika menemukan
secarik kertas berisi tulisan tangan Istrinya yang berbunyi: ”Pak, bangun! Sudah jam 03.00.
Tuh ... handphonenya bunyi dari tadi!”.
KOMUNIKASI, merupakan kata kunci dan tindakan penting dalam membentuk, memelihara
dan meningkatkan hubungan antar manusia. Banyak hubungan bisnis terputus karena
kesalahan berkomunikasi, keluarga menjadi retak bahkan nyaris berantakan karena
komunikasi anggota di dalamnya yang tidak tertata dengan baik. Bahkan hubungan kedinasan
menjadi dingin karena salah satu pihak tidak mau berjiwa besar untuk memulai membuka
komunikasi yang mungkin sudah lam tidak berjalan optimal.
Lantas apa hubungannya komunikasi dalam materi ini? Apabila anada menyimak materi
dalam buku ini, maka masih ingatkah Anda dengan Salah Satu Elemen dalam Pama Safety
Management System (PSMS)? Ya, elemen ke 2 ”Komunikasi”. Komunikasi dalam hubungan
pekerjaan kita sehari-hari sangat penting artinya. Sudah banya kejadian yan menyebabkan
rekan-rekan kita akhirnya harus meregang nyawanya karena kurangnya komunikasi ketika
bekerja khususnya di area tambang. Kejadian teakhir di tahun 2008. Rekan kita di site BAYA
harus rela ditangisi keluarga dan sanak saudaranya, gara-gara terlindas unit HD785 karena
kurangnya komunikasi ketika berada di area Front Loading. Di salah satu kontraktor
pertambangan yang lain, masih di tahun yang sama seorang driver mobil sarana harus
kehilangan nyawanya akibat kejadian yang hampir sama. Perusahaan sudah memberikan
perhatian dan fasilitas yang lebih dalam kaitannya dengan fungsi komunikasi. Seluruh unit
alat-alat berat, kendaraan sarana atau seluruh peralatan yang bergerak di area tambang wajib
memiliki radio komunikasi, radio MPs rambu-rambu peringatan dan pesan safety yang selalu
hadir di area pertambangan merupak contoh kecil kepedulian Perusahaan akan pentingnya
komunikasi demi tercapainya pekerjaan yang aman dan selamat. Nah, sekarang tinggal giliran
kita yang harus benar-benar memanfaatkan dan mengoptimalkan fasilitas yang telah
disediakan oleh perusahaan demi tercipatanya suatu kondisi kerja yang aman. Hari ini ketika
kita telah menyadari seberapa pentingnya komunikasi bagi kehidupan sosial kita maupun
kehidupan kita dalam dunia pekerjaan, maka segeralah menyadari akan pentingnya arti
keselamatan bagi kita sehingga kita dapat mengaplikasikan segala ilmu, fasilitas dan apapun
yan telah diberikan demi kehidupan kita dan perusahaan ini menjadi semakin lebih baik.
Tujuan:
Menciptakan kondisi berlalu lintas di aerah tambang yang tertib, lancar dan aman sehingga
mengurangi kecelakaan atau hal-hal yang menyebabkan terjadinya kerugian.
Ruang Lingkup:
Prosedur ini berlaku di seluruh area kerja PT. Pamapersada Nusantara Job site Indominco,
dan wajib dipatuhi seluruh karyawan PT. Pamapersada Nusantara, Sub kontraktor, suplier dan
tamu
Wewenang Operasi
Setiap orang yang mengoperasikan kendaraan / alat berat harus mempunyai Simper yang
dikeluarkan PT. Indominco mandiri atau Authority yang dikeluarkan PT. Pamapersada
Nusantara Site Indominco.
Syarat
1. Disetujui oleh Departemen Head
2. Dinyatakan sehat berdasarkan hasil Medical check Up
3. Lulus ujian tertulis & praktek, atau telah lulus training oleh OTD.
4. Sudah menngikuti safety induksi
5. Mengumpulkan data pendukung (Copy KTP, copy Simpol, foto 2x3 2 lb)
diserahkan ke security.
Nb: Kendaraan pick up tidak diijinkan mengangkut penumpang di bak belakang kecuali bak
dilengkapi steel cap, bangku, seat belt, jumlah penumpang harus sesuai tempat duduk dan
memakai seat belt.
Isyarat Klakson:
Klakson 1 x, tanda unit akan start engine
Klakson 2 x, tanda unit akan maju
Klakson 3 x, tanda unit akan mundur
Rotary Lamp
Dihidupkan waktu malam hari ( 18.00-07.00) dan atau siang hari saat cuaca berkabut, hujan,
atau berdebu.
Jenis Warna Rotary lamp:
Kuning : produksi (A2B / DT)
Kuning & Biru : Road Maintanance (Water Truck, GD, Compactor)
Biru : Unit Ambulance
Merah : Emergency (Pemadam kebakaran & Handak)
Hijau : Kendaraan pengawal lowboy.
Head Lamp
Semua kendaraan yang beroperasi di tambang harus menghidupkan head lamp sejak masuk di
pos security KM 10
Buggy Whip
Wajib dipasang pada semua kendaraan sarana yang masuk pit. Tinggi stick 4 m dari atas
tanah, bendera berwarna merah dengan ukuran (30 x 30) cm
Hazard Signal
Lampu isyarat bahaya / hazard signal hanya boleh dipakai saat:
Kendaraan / unit rusak di jalan
Untuk mengisyaratkan situasi bahaya / emergency
Safety Belt
Bangku / jok driver wajib terpasang safety belt
Bangku / jok penumpang yang wajib terpasang safetybelt
Bus, bangku paling depan (kiri dan blakang driver)
Semua bangku yang berada di kiri driver
Bangku pick up yang digunakan untuk mengangkut penumpang di belakang
Alat berat seperti grader, wheel loader, wheel dozer, crane adalah 30 km/jam
Prioritas Kendaraan
1. Kendaraan emergency (Ambulance, Pemadam kebakaran, Kendaraan P3K)
2. Kendaraan pengangkut bahan peledak
3. Trailer pengangkut alat berat
4. Truck produksi muatan
5. Truk produksi kosongan
6. Truck sarana/Support (fuel truck, water truck, lubricating truck,crane truck)
7. Kendaraan sarana (Low Vehicle)
Prosedur Parkir
Parkir di tempat rata, lebih dari 20m dari slope/benda menggantung lainnya
Turunkan semua attachment (A2B)
Matikan engine, pasang rem, dan ambil kunci
Kendaraan type clutch, masukkan transmisi pada posisi F1 / R
Jarak parkir menyamping alat berat / truk produksi / truck sarana minimal 2 m,
sedangkan kendaraan sarana minimal 1,5 m
Parkir depan belakang, arah kendaraan harus sama dengan jarak minimal 10 m
Posisi parkir harus mundur jika memungkinkan
Jika mengharuskan parkir di tanjakan / turunan, maka roda dibelokkan ke arah tanggul
dan minimal 1 ban harus diganjal. Jika posisi menurun transmisi dimasukkan posisi R
(mundur), jika posisi tanjakan transmisi dimasukkan ke posisi F1 (maju)
Kendaraan sarana yang akan parkir di sekitar alat berat / DT yang sedang parkir, maka
jarak dari samping min 30 m, dari belakang min 30 m, dari depan min 15 m.
Dilarang parkir di tempat rambu larangan parkir, tikungan, di atas jembatan, radius
100 m dari persimpangan, muka pintu keluar/masuk, radius 30 m alat berat yang
sedang beroperasi, tempat yang menutupi rambu-rambu, area blind zone sekitar A2b.
Tikungan ke Kanan
Penyempitan Kanan Penyempitan Kiri Jalan Tidak Rata Jalan Jalan Cembung
Hati - Hati Jalan Licin Larangan Belok Larangan Belok Kiri Dilarang Masuk
Kanan
Kecepatan Maksim al
40km Beri Kesempatan Unit yang Melintas
Dilarang
di Depan
Berbalik Arah Parkir Mundur Batas Akhir Dilarang
Mendahului
A. PENGOPERASIAN UMUM
Pakailah Helmet , Sepatu Safety dan Seragam kerja yang layak . Jika perlu
menggunakan kaca mata pelindung / masker , sarung tangan car plug atau APD yang
lain.
Kecelakaan akan cidera dapat terjadi jika operator kurang hati – hati . Ingat selalu
keselamatan kerja saat operasi.
Jaga kesehatan anda , jangan mengoperasikan alat apabila keadaan lelah atau minum –
minuman keras.
Pelajarilah larangan – larangan , peringatan – peringatan dan peraturan tentang
prosedur kerja. Ketika ada pengawas , patuhilah aba – aba standart yang telah
ditetapkan pada saat operasi.
Jika terjadi kecelakaan , kebakaran atau kejadian yang tidak diharapkan sebelumnya ,
maka tangani dengan cepat atau menggunakan alat – alat keselamatan terdekat.
Pelajari terlebih dahulu letak Box ( kotak ) P3K dan APARR dan pelajari bagaimana
cara menggunakannya . Hal ini penting untuk diketahui bagaimana sistem
berhubungan dalam keadaan darurat.
Pelajarilah tentang peralatan keselamatan pada alat dan bagaimana cara
menggunakannya. Pastikan bahwa peralatan tersebut terpasang / terletak pada posisi
yang tepat. Peralatan keselamatan tersebut pada posisi yang tepat . Peralatan
keselamatan tersebut antara lain :
~ Guard ( pelindung ) ~ Alat pelindung
~ Sabuk pengaman
~ Canopy
~ ROPS
Baca buku petunjuk pengoperasian dan perawatan dengan seksama. Pelajari pula cara
menggunakan alat pengontrol , panel gauge dan peralatan peringatan / warning ,
yakinkan anda paham arti dari panel – panel perhatian. Ingat tentang letak titik
pemeriksaan dan methode pengecekan level oil engine , level air radiator dan level oil
hidrolik.
Gas buang sangat berbahaya . Pada saat menghidupkan engine untuk waktu lama di
ruang tertutup dengan ventilasi yang kurang , akan mengakibatkan bahaya keracunan
gas buang engine , untuk itu buka jendela atau pintu agar udara segar bisa masuk
Ketika beroperasi didalam bangunan / gedung , pastikan selalu jarak / celah bebas dari
bagian atas gedung / bangunan , lorong – lorong atau gang – gang dll , serta daya
dukung dari lantai
Jangan biarkan orang lain untuk menaiki unit pada saat unit sedang beroperasi
Periksa keadaan tanah dan jenis materialnya saat akan bekerja didaerah tersebut ,
untuk menentukan titik – titik lokasi yang berbahaya dan menentukan bagaimana cara
operasi yang terbaik dilokasi tersebut. Lakukan pekerjaan setelah anda membuat
laporan bahaya dan telah ditangani terlebih dahulu.
Periksa kemungkinan kebocoran sistem fuel , pelumasan dan hidrolik
Periksa kekendoran baut pada track shoe
Periksa komponen yang lain jangan ada yang rusak atau hilang
Apabila ada kerusakan atau masalah unit tidak boleh dioperasikan
Pada waktu naik / turun dari unit , gunakan pegangan tangan yang ada atau
menggunakan tehnik three body contack. Jangan melompat ke atas unit atau
sebaliknya saat turun dari unit.
Jangan meninggalkan komponen atau travel tool – tool sekilas cabin / dalam kabin
atau dilantai operator seat tempatkan segala sesuatunya ditempat yang aman dan layak
Bersihkan tumpukan grease , oil dan lumpur / kotoran yang ada di tangga naik ,
pengangan tangan , lantai di operator seat atau control lever. Kesalahan anda
melakukan hal – hal yang ceroboh akan menyebabkan kecelakaan pada kita sendiri
atau orang lain.
Periksa level fuel , oil dan air radiator . Matikan api rokok sebelum melakukan
pengecekan.
Periksa tutup radiator dan tutup tiap – tiap tangki oil pada kondisi tertutup rapat
( kencang )
Atur operator seat sampai keposisi yang kita inginkan dan nyaman untuk operasi pada
saat operasi harus dalam kondisi duduk. Jangan mengoperasikan unit dalam posisi
selain duduk.
Atur tempat duduk sehingga pedal brake dapat terjangkau oleh kaki saat
mengoperasikan brake , yaitu dengan cara menarik ke depan atau mendorong
kebelakang kebelakang operator sear agar terjangkau dan nyaman.
Sebelum mengoperasikan unit , periksa seat belt
Periksa seat belt dan fittingnya , apabila sudah rusak laporkan dan minta untuk diganti
Pastikan semua gauge dan peralatan peringatan berfungsi dengan benar , dan gauge
menunjukan range ( daerah ) yang disyaratkan
Periksa fungsi tiap – tiap kontrol lever dan pedal
Jalankan unit dengan pelan dan dengarkan suara engine atau gigi – gigi untuk
memastikan kondisi normal dan suara normal
Jalankan / operasikan gear shift lever untuk memastikan bahwa travel speed maju
mundur berfungsi normal. Dan juga lakukan test fungsi brake saat melakukan travel.
Jalankan ditempat yang aman , fungsikan steering kiri / kanan untuk memastikan
bahwa steering lever berfungsi dengan normal.
Apabila test fungsi ini ada kesalahan ( ketidak normalan ) segeralah melapor hubungi
pengawas atau mekanik . Dan jangan operasikan unit sebelum diijinkan untuk operasi.
2. Selama Operasi
Area kerja seharusnya dibuat rata jika memungkinkan apabila kita bekerja di area rata
, mengoperasikan akan lebih mudah dan mengurangi kelelahan operator
Pada saat mengoperasikan speed seharusnya diatur dengan benar jangan melakukan :
Spending
Menghidupkan mendadak , menghentikan mendadak atau membelok mendadak
Snaking
Cousting
Hati – hati dengan area lingkungan kerja anda , dan pastikan bahwa tidak ada orang
atau benda – benda yang ada dijalan sebelum travel atau membelokkan unit.
Apabila operasi di daerah ramai , jalankan unit dengan hati – hati dan pelan – pelan
dijalan hauling atau tempat yang sempit , berikan jalan terlebih dahulu kepada unit
lain.
.
Saat operasi anda ( operator ) harus mengerti dan peduli akan kapasitas operasi dari
unit . Mengoperasikan unit melebihi kapasitas kerjanya tidak hanya akan merusak
unit , tapi apa menyebabkan kecelakaan yang tidak diharapkan.
Kondisi unit dapat dapat ditentukan dari berbagai faktor perubahan dari meter /
gauge , suara , getaran , warna asap atau reaksi dan dari kontrol lever , dapat
menunjukan adanya sesuatu yang tidak normal jika hal ini terjadi , segeralah unit di
parkir ditempat yang aman dan ambil tindakan yang tepat untuk mengatasinya, hati
hati terhadap kebocoran pada sistem bahan bakar karena dapat menimbulkan bahaya
kebakaran.
Jika unit brake down dan perlu ditarik , pertama pastikan dulu bahwa brake bekerja
atau fungsinya dengan baik dan kemudian baru ditarik , gunakan tali bajaatau
perlengkapan tarik yang sesuai ( seling ).
Bila memarkir unit setelah selesai operasi , posisikan gear shift lever keposisi netral.
Pasang lock brake , turunkan blade ketanah dan posisikan semua control lever ke
lock ( terkunci ) jangan sekali – kali meninggalkan operator seat tanpa mematikan
engine.
Ketika operasi setelah hujan , ingatlah bahwa kondisi tanah sudah berubah dari
sebelumnya , karena itu operasikan unit pelan – pelan / hati – hati saat mendekati
ujung jalan yang curam ( jurang ) maka berhati – hatilah karena tanah mudah
longsor.
Apabila terjadi gempa , pastikan kondisi tanah dalam keadaan padat , atau apabila ada
ledakan , blasting pastikan tidak ada miss fire ( bagian yang belum meledak ).
Apabila operasi di tanah yang tidak rata , atau tempat yang banyak penghalang ,
perhatikan hal – hal berikut ini :
Jalankan unit dengan kecepatan rendah dan hindari perubahan arah dengan
mendadak.
Dimana sejak mungkin , hindari berjalan diatas batu besar , pohon – pohon
tumbang, tanggul atau penghalang lainnya , tapi gunakan perlengkapan kerja untuk
menyingkirkan penghalang – penghalang tersebut. Atau dapat juga dengan
melewati di sekelilingnya.
Apabila tidak mungkin dihindari harus berjalan diatasnya , maka posisikan gear
shift lever ke speed rendah , kurangi RPM dan naikkan ke penghalang –
penghalang tersebut. Atur sebelum maju dari ujung bawah unit , kurangi speed
untuk menghindari unit terbanting ketanah.
Jangan pernah menaiki pernghalang tersebut dengan kondisi miring , dan jangan
menggunakan steering pada saat berjalan di atas penghalang tersebut.
Ketika mengoperasikan unit ditepi jurang atau di batu jalan, perhatikan hal – hal
berikut ini :
Ketika beroperasi didaerah yang berbahaya sehingga unit dapat terjatuh diatas
pada bagian sisi unit , maka dituntut kewaspadaan yang berlebih . Jangan
mendekati ujung tepi jurang atau batu jalan karena bisa mengakibatkan hal – hal
Ketika berhenti sesaat ditanah buangan bagian atas jurang , atau unit melewati
puncak slope , maka kecepatan unit mendadak dapat lengsung bertambah. Ini
sangat berbahaya untuk itu tekan decelerator pedal atau kurangi RPM pada fuel
control lever.
Ketika mendorong tanah buangan diatas jurang , doronglah material galian yang
pertama sampai diujung jurang , jangan dibuang semua , dan kemudian doronglah
tanah galian berikutnya untuk mendorong tanah galian pertama yang masih ada
diujung / tepi jurang. Hati – hati pada saat mendorong mendekati tepi jurang , bisa
mengakibatkan kejadian yang tidak kita inginkan.
Apabila bekerja disisi tanggal sungai , atau tempat lain yang dibuat gundukan
tanah , ini cukup berbahaya karena unit memiliki berat dan getaran mesin , ini
memungkinkan unit dapat tenggelam ( terbenam ) masuk ke tanah gundukan
tersebut , sehingga harus hati – hati jika operasi di tempat tersebut.
Ketika beroperasi di slope , perhatikan hal – hal berikut ini.
Ketika berjalan diatas slope , seharusnya berjalan searah dengan slope ( naik turun
) jangan travel / berjalan kearah horizontal atau arah diagonal ( melintang ) di
slope , hal ini dapat menyebabkan unit menggelinding ke depan atau terjadi setiap
dibagian sisi track.
Apabila menuruni slope gunakan engine untuk brake , dengan cara menggunakan
speed rendah . Jika ini masih belum mampu , maka gunakan brake pedal ( steering
brake ) untuk mengimbangi kecepatan . Jangan pernah memposisikan gear shift
lever ke Netral pada saat menuruni slope.
Sedapat mungkin , hindari memutar unit diatas slope . Ini menyebabkan unit
terguling kedepan atau selip disisi bagian sebelah
Diarea hutan , jangan menginjak pohon – pohon yang sudah tumbang , gundukan
yang tertinggal atau ranting – ranting juga sangat licin , oleh sebab itu butuh
perhatian yang lebih.
Sebelum menaiki atau menuruni slope , pilih kecepatan travel yang paling tepat
untuk dislope. Jangan memindahkan gigi di slope
Jika engine stall saat di slope , pertama gunakan brake untuk menghentikan unit ,
kemudian kembalikan gear shift lever ke posisi NETRAL sebelum engine
dihidupkan kembali
Ketika operasi didaerah berair atau tanah berlumpur , perhatikan hal – hal berikut ini
Ketika operasi di air atau ketika menyeberangi air yang dangkal , pertama periksa
kondisi tanah kedalaman air dan arus air , selanjutnya anda harus hati – hati ,
jangan segera melewati air tersebut jika kedalaman air melebihi batas ketinggian
yang diijinkan untuk dozer saat operasi di air.
Pada saat operasi di daerah bersalju , atau membersihkan salju perhatikan point – point
berikut ini :
Rata – rata pembuatan slope yang sedikit dapat menyebabkan selip dibagian sisi
yang tidak diharapkan sehingga saat operasi di tempat ini harus dengan perhatian
yang berlebih.
D. Memparkir Unit
Ketika memarkir unit / parkir ditempat yang rata , aman dan jauh dari area kerja ,
memilih lokasi parkir :
Tempat harus rata
Tanah kuat / kokoh tidak berbahaya
Tempat tidak ada kemungkinan batuan jatuh
Tanah tidak licin ( longsor )
Tempat parkir tidak banjir.
Apabila unit diparkir diatas slope , seharusnya posisinya searah permukaan naik atau
turun , dan ganjal seharusnya ditempatkan di bagian bawah track. Jika unit searah
dengan turunan permukaan slope , turunkan blade sehingga akan sedikit mengupas /
memotong tanah hal ini untuk menambah keselamatan saja.
Ketika parkir unit , kembalikan gear shift lever ke posisi Netral fungsikan lock brake ,
turunkan blade ke tanah , dan pasang semua safety lever ke posisi Lock . Matikan
engine dengan mendorong full control lever ke depan dan putar starting key ke off
POWER LINE
PANDANGAN UMUM
SPECIFICATION
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
1
NUSANTARA
POWER TRAIN
DATA TEKNIS UNIT
Forward 0 - 6.8
PERFORMANCE
3 rd speed 0 - 11.8
n speed
140.37 (1.43)
Ditto with ROPS + Air Conditioner + KPa
Seat Belt + Perforated side cover + (Kg/cm²)
e
SSC
143.38 (1.46)
Bare tractor 5,770
With semi U Dozer 7,635
Overall
Length
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
2
NUSANTARA
POWER TRAIN
DATA TEKNIS ENGINE
MACHINE MODEL D 375 A-5
SERIAL NUMBER 18001 and UP
Battery 24 V, 170 Ah x
Radiator core type Type D
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
3
NUSANTARA
POWER TRAIN
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
4
NUSANTARA
POWER TRAIN
POWER TRAIN
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
5
NUSANTARA
POWER TRAIN
POWER TRAIN DIAGRAM
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
6
NUSANTARA
POWER TRAIN
PENAMPANG ENGINE
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
7
NUSANTARA
POWER TRAIN
ENGINE SISI KANAN
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
8
NUSANTARA
POWER TRAIN
ENGINE SISI DEPAN
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
9
NUSANTARA
POWER TRAIN
ENGINE SISI BELAKANG
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
1
NUSANTARA
POWER TRAIN
ENGINE
DEFINISI
Engine adalah Suatu alat yang menghasilkan tenaga melalui suatu proses tertentu, dimana proses
thermis diubah menjadi tenaga mekanis.
Machine/Unit adalah Suatu unit secara keseluruhan, yang mencakup engine sampai final drive.
KLASIFIKASI ENGINE
Gasoline (bensin)
Internal Combustion Engine
Diesel
ENGINE
Mesin uap
External Combustion Engine
Turbin uap
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
1
NUSANTARA
POWER TRAIN
KLASIFIKASI ENGINE DIESEL
1. INTAKE STROKE
Intake valve terbuka, exhaust valve tertutup, piston bergerak dari Titk Mati Atas (TMA) ke Titik
Mati Bawah (TMB), maka udara masuk ke dalam cylinder .
2. COMPRESSION STROKE
Intake valve tertutup, exhaust valve tertutup, piston bergerak dari TMB ke TMA, udara
terkompression hingga mencapai tekanan antara 30 – 40 kg / cm 2 dan temperature antara 300 0
C - 4000 C. Pada akhir langkah disemprotkan bahan bakar dari nozle.
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
1
NUSANTARA
POWER TRAIN
3. POWER STROKE
Intake valve tertutup, exhaust valve tertutup, piston bergerak dari TMA ke TMB, saat
2
disemprotkan bahan bakar terjadi pembakaran sehingga mencapai tekanan 60-80 kg / cm dan
suhu antara 6000 C– 8000 C, sehingga timbul tenaga ( power).
4. EXHAUST SROKE
Intake valve tertutup, exhaust valve terbuka, piston bergerak
CYLINDER BLOCK
Konstruksi cylinder block dibuat sedemikian rupa sehingga terdapat saluran untuk pelumasan dan
pendinginan.
CYLINDER HEAD
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
1
NUSANTARA
POWER TRAIN
Fungsi :
1. Tempat kedudukan valve dan injector
2. Tempat masuk dan keluar udara / gas buang
3. Mengatur sirkulasi pendingin ke sekeliling valve dan injectors / nozzle .
Keterangan Gambar :
1. Cylinder head 5. Nozzle 9. Intake valve
2. Rocker arm shaft 6. Glow plug 10. Exhaust valve
3. Rocker arm 7. Pre combution chamber 11. Valve seat
4. Valve spring 8. Valve guide
PISTON
Fungsi :
1. Tempat kedudukan ring piston
2. Tempat kedudukan pin piston
3. Meneruskan tekanan pembakaran ke crank shaft
4. Meneruskan panas melalui ring piston
Keterangan Gambar :
1.Piston
2.Top ring
3.Second ring
4.Oil ring
5.Pin piston
6.Snap ring
CONNECTING ROD
Fungsi :
1. Menjaga ketegak lurusan jalannya piston
2. Meneruskan tekanan gerak naik turun dari piston ke
crank shaft
Keterangan Gambar :
1. Conecting rod bushing 3.Conecting rod –
bolt
2. Conecting rod 4.Conecting rod cap
A. Small boost
B. Large
CRANK SHAFT
Fungsi :
Merubah gerak naik turun dari piston menjadi gerak
tenaga putar (Reciprocating)
Keterangan Gambar :
1. Crank shaft pulley
2. Crank gear
3. Crank shaft
4. Fly wheel
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
1
NUSANTARA
POWER TRAIN
CAM SHAFT
Fungsi :
Merubah gerak rotary ( berputar ) dari cam shaft,
menjadi gerak naik turun ke push rod
1. Cam shaft
2. Cam gear
TIMING GEAR
Fungsi :
Untuk menghubungkan gigi poros engkol dengan gigi
poros kam, dan sebagai penggerak pompa injeksi,
serta gigi penggerak lainnya.
Keterangan Gambar :
1. Balance gear (RH) 8. Balance gear (LH)
2. Idler gear 9. Crank shaft gear
3. Timing gear 10. Crank shaft gear
4. Cam gear 11. Crank shaft for driving
5. Idler gear (large) oil pump
6. FIP Driving gear 12. Crank shaft
7. Idler gear (LH) 13. Crank shaft pulley
FLY WHEEL
Fungsi :
Memindahkan tenaga putar dari engine ke power
train.
Keterangan Gambar :
1. Rear support
2. Fly wheel housing
3. Fly wheel
4. Fly wheel mounting bolt
5. Rear seal
6. Starting motor pinion gear
7. Ring gear
VIBRATION DUMPER
Berfungsi :
Mengimbangi getaran torsional yang terjadi pada
poros engkol .
Pada umumnya engine yang dilengkapi dengan
vibration damper mempunyai poros engkol yang
panjang (engine dengan cylinder, dsb)
Keterangan Gambar :
1. Cam shaft 4. Damper case
2. Elastic rubber 5. Inertia ring
3. Hub 6. Silicon Oil
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
1
NUSANTARA
POWER TRAIN
ENGINE SYSTEM
1. Naturally Aspirated
2. Turbocharger Aspirated
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
1
NUSANTARA
POWER TRAIN
3. Turbocharger With Aftercooler Aspirated
Diesel engine memerlukan udara dalam jumlah yang besar untuk membakar bahan bakar.System
pemasukan udara yang dimilikinya harus mampu memberikan udara yang cukup bersih untuk
pembakaran tersebut. Sedangkan exhaust system harus mengambil panas dan gas bekas pembakaran
dari dalam ruang pembakaran.
System pemasukan udara ada yang menggunakan turbocharger ( turbocharger aspirated), dan ada
yang tidak menggunakan turbocharger yaitu hanya mengandalkan hisapan piston (naturally
aspirated).
Cara Kerja Air Intake Dan Exhaust System (menggunakan turbocharger dan after cooler).
Udara luar masuk ke system disaring awal oleh pre cleaner, kemudian masuk ke air cleaner untuk
disaring lebih halus lagi, setelah itu udara masuk ke turbocharger (sisi blower), kemudian udara masuk
ke after cooler untuk didinginkan, lalu masuk ke intake manifold, dan terakhir masuk ke ruang
pembakaran.
Jika terjadi kebuntuan pada air cleaner, maka dust indicator akan menyala merah. Bila dust indicator
terlihat merah bersihkan element air cleaner bagian luar, atau ganti dengan yang baru. Jangan
pernah membersihkan element air cleaner bagian dalamnya.
Setelah terjadi pembakaran, gas bekas keluar ke exhaust manifold kemudian ke turbocharger (sisi
turbin) setelah itu ke muffler dan terakhir ke exhause pipe.
Fungsi Komponen :
1. Pre Cleaner
Sebagai penyaring awal udara yang akan masuk kedalam air cleaner terhadap debu dan kotoran–
kotoran kasar.
2. Air Cleaner
Menyaring udara secara total / sebersih – bersihnya sebelum udara tersebut masuk keruang bakar
(Cylinder Liner).
3. Turbo Charger
Meningkatkan jumlah pemasukan udara ke engine sehingga bahan bakar yang dapat dibakar
menjadi lebih banyak dan tenaga engine menjadi lebih besar tanpa merubah bentuk/konstruksi
engine.
Turbocharger ini mempunyai dua impeller, yaitu turbin dan blower. Turbin di putar oleh gas buang
dengan kecepatan yang sangat tinggi. Pada ujung poros turbin ini dipasang blower dengan ikatan
nut, sehingga putaran blower akan sama dengan putaran turbin. Putaran dari turbocharger ini
berkisar antara 50.000-150.000 RPM.
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
1
NUSANTARA
POWER TRAIN
Di tengah-tengah rumah turbin dilengkapi dengan saluran oil untuk pelumasan bearing. Dan
pelumasan ini menggunakan oil engine
4. Intake Manifold
Merupakan saluran udara masuk keruang pembakaran setelah udara tersebut melewati air cleaner.
5. After Cooler
Mendinginkan udara yang akan masuk keruang bakar, sehingga kerapatan udara meningkat dan
tenaga engine akan bertambah 5 – 10 . Adapun media pendingin yang dipakai adalah air (water)
yang diambil dari air radiator. Udara didinginkan karena adanya panas akibat dari turbocharger
sebelum masuk ke ruang pembakaran. selain itu, aftercooler digunakan untuk mengurangi oksidasi
nitrogen pada gas buang.
Keterangan Gambar :
1. Udara panas dari turbocharger
2. Inti pendingin
3. Manifold
4. Koil pemanas
5. Saluran air pendingin
6. Pembuangan air
6. Intake Valve
Mengatur udara yang akan masuk keruang bakar ( Cylinder Liner ) dengan mekanisme kerja
membuka dan menutup yang diatur oleh perputaran cam shaft.
7. Piston
Menghisap dan memamfatkan udara didalam ruang pembakaran sesuai dengan langkah prinsip
kerjanya.
8. Cylinder Liner
Tempat terjadinya proses pembakaran dimana bertemunya udara yang bertekanan (Temperature
Tinggi), hasil dari langkah compressi dengan bahan bakar yang berbentuk kabut.
9. Exhaust Valve
Mengatur udara yang keluar dari ruang pembakaran berupa gas buang / bekas.
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
1
NUSANTARA
POWER TRAIN
10.Exhaust Manifold
Sebagai saluran keluarnya udara dari ruang bakar menuju ke muffler.
11.Muffler
Sebagai peredam suara engine, menahan percikan api dan menurunkan temperature gas buang.
12.Exhaust Pipe
Sebagai saluran akhir gas buang / bekas yang akan keluar ke udara bebas.
13.Dust Indicator
Mengetahui kondisi air cleaner, apakah tersumbat atau tidak.
14.Vacuator Valve
Membuang debu atau kotoran yang masuk ke dalam ruangan Air Cleaner.
COOLING SYSTEM
Cooling system bertugas menjaga temperatur engine tetap pada temperatur kerja yang diinginkan.
Apabila cooling systemnya buruk, engine akan mengalami kerusakan. Cooling system mensirkulasikan
air pendingin ke dalam engine untuk mengambil panas yang diakibatkan oleh pembakaran dan
gesekan. Cooling system menggunakan prinsip pemindahan panas.
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
1
NUSANTARA
POWER TRAIN
Fungsi Komponen :
1. Radiator
Tempat penampung air pendingin engine dan pendingin air
tersebut dengan bantuan udara luar.
2. Fan
Untuk menghembuskan udara kearah sirip–sirip radiator agar sirkulasi udara lebih sempurna,
sehingga air panas di sirip–sirip radiator cepat dingin.
3. Thermostat
Mengatur air bekas pendinginan ke radiator atau ke engine lagi sehingga temperature air pendingin
tetap konstan 70-900 C atau mempercepat temperature kerja engine saat bekerja maupun
mencegah over heat.
4. Water Pump
Mensuplay/memompakan air dengan aliran yang bertekanan tinggi kedalam system pendingin.
6. Water Manifold
Menampung / membagi air ke bagian – bagian yang memerlukan pendinginan.
7. Corrosion Resistor
Mencegah korosi, sebagai pembersih endapan karat pada system pendingin air.
8. Oil Cooler
Mendinginkan oil baik oil engine maupun oil transmission dan hydraulic dengan media air.
a. Pressure Valve
- Untuk menaikkan temperature air dalam radiator (mendidih s.d 1000 C).
- Menghindari gelembung udara masung dalam cooling system.
b. Vacum Valve
Berfungsi untuk mencegah kevakuman di dalam radiaotr, jadi apabila tekanan di dalam lebih
kecil dari tekanan udara luar (1 atm) maka vacuum valve akan terbuka.
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
2
NUSANTARA
POWER TRAIN
FUEL SYSTEM
10
9 10
8 11 KETERANGAN
1. Fuel Tank
2. Fuel Filter
7 5 3. Fuel Pump
5E Assembly 3A. Gear
44 5E
Pump
4A 3B. Pump Regulator
3C. Check Valve
4A 3D. Fuel Pump Actuator
5A
5A
3E. Fuel Pump Pressure
Sensor
4. Control valve Assembly
4B 4C
4C 4A. Timing Rail Actuator Valve
4B
4B. Fuel Leak Throttle
4C. Timing Rail Pressure
4D
4D
Sensor
5G 4D. Shut Off Valve
5D 5G
4E 5D 4E. Fuel Rail Actuator Valve
4E
5C
5C 4F. Fuel Leak Throttle
5B5F 4G. Fuel Rail Pressure Sensor
5B 5F 6
6 5. Injector Assembly
4F 4G 5A. Timing Orifice
4F 4G 5B. Fuel Orifice
5C. Gravity Check Valve
5D. Bypass Orifice
5E. Injector
3C 5F. Plunger
3C 5G. Gravity Check Valve
3D 3E 6. Fuel Cooler
3D 3E
3A 7. ECM Controller
3A
3 8. Engine Speed Sensor
3B
3B
2
2
1
1
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
2
NUSANTARA
POWER TRAIN
Fungsi Komponen :
1. Fuel tank
Sebagai tempat penyimpangan/penampungan bahan bakar dan tempat pengendapan kotoran.
2. Fuel filter
Untuk menyaring kotoran yang terkandung didalam bahan bakar sebelum dialirkan kesistem.
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
2
NUSANTARA
POWER TRAIN
5. Injector assembly
Sebagai penyemprot dan pengabut bahan baker dengan tekanan tinggi ke ruang bakar tetapi
tidak menentukan saat injection.
6. Fuel cooler
Sebagai pendingin fuel dari sistem
7. ECM controller
Mengatur kinerja engine secara keseluruhan dan menentukan saat timing
LUBRICATION SYSTEM
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
2
NUSANTARA
POWER TRAIN
Kerja Lubrication System
Oil pan sebagai penampung dan pendingin oli pelumas merupakan komponen utama. Oli dialirkan ke
dalam sistem pelumasan untuk melumasi semua komponen engine oleh oil pump. Agar tekanan
oli tidak melebihi standard, maka digunakan main regulator valve. Suhu oli dipertahankan juga oleh air
pendingin engine melalui komponen oil cooler. Komponen engine yang dilumasi antara lain : Crank
shaft, cam shaft, piston, ring piston, turbocharger, mekanisme valve dan lain-lain. Setelah melumasi
semua komponen, oli akan mengalir kembali ke oil pump dan disaring agar kotoran yang terbawa
tidak dialirkan kembali ke sistem.
Sistem pelumasan pada setiap engine sangat penting sekali. Dalam hal ini, fungsi oli disamping
sebagai pelumas juga digunakan untuk pendingin, peredam getaran, pembersih, penyekat, sebagai
bantalan dan anti karat.
Fungsi Komponen :
1. Oil Pan
Sebagai tempat penampungan oil engine.
3. Oil Pump
Mengirimkan oil dengan tekanan antara 3–6 Kg/cm 2 dari oil pan ke sistem. Adapun debit oil
yang disuplai ke sistem berkisar antar 50–300 liter/menit.
6. Oil Cooler
Mendinginkan oil engine sebelum bersirkulasi ke sistem dengan menggunakan media pendingin air
radiator.
7. By Pass Valve
Sebagai katup pengaman sirkulasi apabila terjadi penyempitan pada oil cooler. Diharapkan oil tetap
masuk ke sistem walaupun tidak sempat masuk ke pendingin
9. Safety Valve
Sebagai katup pengaman apabila terjadi kebuntuan pada oil filter supaya oil tetap bisa bersirkulasi
didalam sistem walaupun oil tersebut tidak tersaring.
10.Main Galery
Sebagai saluran utama oil didalam block engine dan sebagai pusat pendistribusian oil keseluruh
komponen yang memerlukan pelumasan.
11.Scavenging Pump
Membantu memindahkan oli pada waktu unit mendaki atau menurun sehingga selalu ada
pelumasan pada lubricating system.
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
2
NUSANTARA
POWER TRAIN
PELUMAS (OIL)
VISCOSITAS OIL :
Yang dimaksud dengan viscositas adalah derajat kekentalan suatu oli (minyak pelumas), semakin
besar viscositas minyak pelumas maka akan semakin kental. Standard yang digunakan untuk
menentukan besarnya kekentalan suatu pelumas adalah SAE ( Society of Automatic Engineer ).
Contoh : SAE 10, SAE 20, SAE 30, dsb.
KLASIFIKASI OLI :
Klasifikasi yang dimaksud adalah menunjukkan tingkat kualitas suatu oli, dan hal ini distandardkan
dalam API (American Petroleum Institute)
Class
Aplikasi
Baru Lama
CA DG Diesel Engine Natural Aspirated, Operasi Ringan
CB DH Diesel Engine Natural Aspirated, Operasi Menengah
CC DM Diesel Engine Turbocharger, Operasi Menengah
CD DS Diesel Engine Turbocharger, Operasi Berat
ELECTRIC SYSTEM
Suatu sistem kelistrikan unit yang dibutuhkan untuk menggerakkan aksesoris unit dan mengontrol kondisi
unit dan engine secara keseluruhan agar tetap pada kondisi yang baik.
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
2
NUSANTARA
POWER TRAIN
Produk komatsu mempunyai 4 sistem pre heating, yaitu :
1. Glow plug
Udara dipanaskan dengan jalan membakar bahan bakar menggunakan glow plug.
2. Ribbon heater
Udara sebelum masuk ke ruang bakar dipanaskan terlebih dahulu oleh ribbon heater yang
terletak didalam intake manifold.
3. Thermostart
Pada sistem pemanasan awal menggunakan thermostart, bahan bakar (solar) dibakar dengan
menggunakan igniter, sehingga bahan bakar tersebut menjadi udara panas.
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
2
NUSANTARA
POWER TRAIN
CHARGING SYSTEM (SISTEM PENGISIAN BATTERY)
Charging system atau sistem pengisian battery adalah sistem pengisian battery sebagai sumber arus
listrik yang digunakan untuk menggerakkan aksesoris engine dan unit secara keseluruhan, selama
engine dalam keadaan hidup.
Battery sebagai sumber listrik dan kapasitas terbatas, maka charging system berfungsi untuk
mengembalikan kapasitas battery setelah dipakai sehingga bisa kembali ke keadaan full charge.
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
2
NUSANTARA
POWER TRAIN
3. MENGGUNAKAN ALTERNATOR DAN SEMI CONDUCTOR REGULATOR.
Fungsi Komponen :
1. Alternator
Fungsinya sebagai sumber listrik untuk mensuplay ke battery pada saat engine hidup dengan
merubah energi mekanik menjadi energi elektrik.
2. Battery
Fungsinya sebagai penyimpan arus listrik dengan merubah energi kimia menjadi tenaga listrik.
3. Battery relay
Fungsinya untuk memutus dan menghubungkan arus battery dengan body secara automatis dan
mencegah atau memperkecil hubungan singkat bila battery tidak digunakan.
4. Safety relay
Sebagai pengaman starting motor. Pada saat engine hidup, starting motor tidak bisa difungsikan.
5. Regulator
Fungsinya untuk menjaga agar arus yang keluar dari alternator tetap konstan pada saat engine
dalam putaran rendah atau putaran tinggi.
6. Starting switch
Fungsinya untuk menghubungkan atau memutuskan arus listrik .
7. Starting motor
Fungsinya untuk menghidupkan engine dan merubah energi listrik menjadi energi mekanik.
8. Fuse
Sebagai pengaman arus listrik.
9. Cable
Sebagai penghubung system kelistrikan.
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
2
NUSANTARA
POWER TRAIN
HYDRAULIC SYSTEM
Adalah Suatu sistem pemindah tenaga dengan mempergunakan zat cair / fluida sebagai perantara.
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
2
NUSANTARA
POWER TRAIN
Salah satu sifat yang berhubungan dengan Hukum Archimides adalah :
“Jika suatu zat cair dalam ruangan tertutup diberi tekanan, maka tekanan itu akan diteruskan ke
segala arah dengan sama rata, tegak lurus dengan bidang permukaannya”.
RANGKAIAN HYDRAULIC
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
3
NUSANTARA
POWER TRAIN
FUNGSI KOMPONEN
1. Hydraulic tank
Sebagai tempat penampungan oil hydraulic dan sebagai tempat pendinginan.
2. Control lever
Untuk mengoperasikan attachment.
3. Control valve
Untuk mengarahkan oli ke sistem yang dikehendaki.
4. Hydraulic cylinder
Untuk merubah tenaga kinetik (pressure oil) menjadi tenaga mekanik
5. Pressure line
Sebagai tempat mengalirnya oli bertekanan dalam hydraulic cylinder.
6. Hydraulic pump
Memindahkan oli dari tangki ke sistem hidrolik dan bersama-sama dengan komponen lain
menimbulkan hydraulic pressure.
7. Relief valve
Untuk membatasi tekanan hydraulic pada system, agar tidak melewati batas maksimum.
8. Hydraulic filter
Untuk menyaring oil pressure sebelum dikembalikan ke tangki.
9. Actuator
Untuk mengubah tenaga hidrolik menjadi tenaga mekanik.
POWER TRAIN
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
3
NUSANTARA
POWER TRAIN
1. Oil cooler 7. Steering control valve
2. Power train oil filter 8. Power train oil tank
3. Transmission lubrication system 9. Power train oil strainer
4. Centrallized pressure detection port 10. Power train pump
5. Torque conventer valve 11. Scavenging pump
6. Transmission control valve
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
3
NUSANTARA
POWER TRAIN
1. PTO
2. Torque converter
3. T.converter valve
4. Transmission control valve
5. Transmission
6. Steering clutch brake
7. Steering control valve
8. Power train pump
9. Power train oil filter
10. Power train oil filter
11. Power train oil strainer
12. Scavinging pump
13. Power train oil tank
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
3
NUSANTARA
POWER TRAIN
DAMPER & UNIVERSAL JOINT
1. Output sahft
2. Engine fly wheel
3. Outer body
4. Coupling
5. Universal joint
6. Flange
7. Cover
8. Rubber coupling
9. Breather
10. Oil level gauge tube
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
3
NUSANTARA
POWER TRAIN
1. Coupling 19.Stator clutch housing
2. Seal cage 20.Return spring
3. Input shaft (PTO drive gear, 61 teeth) 21.Stator clutch plate
4. Front housing 22.Stator clutch disc
5. Idler gear (77 teeth) 23.Stator clutch piston
6. Idler gear shaft 24.Turbine boss
7. Clutch housing 25.Lock up disc
8. Drive case 26.Lock up plate
9. Turbine 27.Lock up piston
10.Rear housing 28.Scavenging pump gear (63 teeth)
11.Stator 29.Seal seat
12.Pump 30.Spacer
13.Stator shaft 31.Cover
14.Bearing cage 32.Hydraulic pump gear (57 teeth)
15.Retainer 33.Power train pump gear (57 teeth)
16.Shaft 34.Cover
17.Transmission input shaft 35.Cover
18.Stator shaft boss
Fungsi Torque Converter adalah sebagai pemindah tenaga dari engine ke transmisi dengan
media perantara zat cair (oli). Dengan Prinsip Kerja Mengubah tenaga mekanis engine
menjadi tenaga kinetis yang selanjutnya tenaga kinetis tersebut dirubah kembali menjadi
energi mekanis melalui out put shaftnya.
1. Pump (Impeller)
Fungsi mengubah tenaga mekanis dari engine menjadi energi kinetik (oil flow). Oil Inlet
dari diameter dalam pump sedangkan oil outlet keluar sudu-sudu diameter pump oleh gaya
sentrifugal.
2. Turbin
Fungsi mengubah energi kinetik menjadi tenaga mekanis kembali yang menghasilkan
putaran shaft ke transmission. Inlet dari diameter turbin luar sedang oil outlet ke diameter
dalam turbin.
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
3
NUSANTARA
POWER TRAIN
3. Stator
Fungsi mengarahkan oil flow dari sudu-sudu turbin kembali ke inlet sudu-sudu pump sesuai
dengan arah putaran pump, sehingga oil flow yang masih mempunyai tenaga kinetis
segera akan membantu dan memperingan kerja dari pump selanjutnya memperbesar
tenaga kinetis dari outlet sudu-sudu pump berikutnya.
- STALL
Suatu keadaan dimana kecepatan turbin sama dengan nol, atau berhenti karenabeban
berlebihan, sedangkan kecepatan pump masih ada sesuai dengan kecepatan engine.
- ELEMEN
Jumlah komponen utama dalam torque converter yang berhubungan dengan oil flow.
- STAGE
Sesuatu yang berhubungan langsung dengan output shaft, dalam hal ini adalah jumlah
turbin.
- PHASE
Perubahan kenaikan efisiensi dari torque converter (perubahan fungsi stator) berhubungan
dengan konstruksi stator.
- STALL SPEED
Besarnya maksimum speed dari pump pada saat turbin berhenti karena diberi beban
berlebihan.
- SPEED RATIO
Perbandingan antara kecepatan turbin dengan kecepatan pump atau out put speed
berbanding input speed, dimana :
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
3
NUSANTARA
POWER TRAIN
TORQFLOW TRANSMISSION
Torqflow transmission terletak diantara torque converter dan out put shaft propeller shaft.
3. Clutch Pack
Menerima tekanan oli sehingga disc dan plate rapat / engaged sehinggamemindahkan torque dan
putaran.
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
3
NUSANTARA
POWER TRAIN
TRANSFER, BEVEL GEAR SHAFT & STEERING
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
3
NUSANTARA
POWER TRAIN
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
3
NUSANTARA
POWER TRAIN
FUNGSI KOMPONEN
1. Disc
Terbuat dari baja yang bagian luarnya diberi lapisan bronze berguna untuk mengurangi keausan.
Disc ini berfungsi sebagai friction plate yang bergigi di bagian luarnya dan duduk pada spiline
outer drum.
2. Plate
Terbuat dari baja yang tahan karat dan temperatur yang tinggi Plate ini berfungsi sebagai friction
palte yang bergigi di bagian diameter dalamnya dan duduk pada spiline inner drum.
3. Inner drum
Berfungsi sebagi tempat dudukan dari palte dan menerima putaran dari bevel gear shaft yang
diikat dengan perantara flange.
4. Outer drum
Berfungsi sebagai tempat dudukan disc dan brake band yang meneruskan putaran dari bevel gear
dan dihubungkan dengan top pinion gear dari final drive yang diikat dengan perantara flange.
5. Pressure Plate
Berfungsi sebagai penekan plate dan disc , dimana kekuatan tekan tersebut diperoleh
dari spring atau oil pressure.
6. Spring
Berfungsi sumber kekuatan untuk menekan susunan plate dan disc dengan perantara pressure
plate.
7. Brake band
Berfungsi sebagai pemberhenti sisa – sisa putaran pada outer drum (top pinion final drive)
dengan cara mengikat outer drumnya.
8. Yoke
Berfungsi sebagai penghantar untuk menarik pressure plate pada tipe mekanikal dan semi
hydraulic.
Untuk mengatasi keausan dari pada disc clutch nya maka sistem kemudi dibagi dalam dua tipe yaitu :
A. Dry type steering clutch (tipe kering)
B. Wet type steering clutch (tipe basah)
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
4
NUSANTARA
POWER TRAIN
B. Wet type steering clutch (tipe basah)
Pengertian tipe basah dimana steering clutchnya yang terpasang sudah terendam oleh oli,
pada lapisan luarnya dilapisi oleh Bi Metal Disc yang diberi alur – alur agar oli tersebut terjadi
proses engaged (merapat) oli tersebut bisa keluar. Pada tipe basah ini oli berfungsi sebagai
pelumas dan juga sebagai pendingin sehingga dari disc dan platenya bisa tahan lama.
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
4
NUSANTARA
POWER TRAIN
IDLER
Fungsi :
Membantu menegangkan track dan mebuat sudut – sudut lebih besar sehingga gesekan
berkurang
Mengatasi kejutan dan benturan-benturan dari benda asing.
Idler sebagai roda untuk menegangkan / mengendorkan track dengan jalan mendorong / menarik
idler dari track frame.
Fungsi :
Sebagai penegang atau pengendor track dengan jalan menekan yoke yang mana gaya tekan
tersebut diteruskan ke front idler.
Disamping itu sebagai peredam benturan–benturan yang diterima oleh track atau idler.
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
4
NUSANTARA
POWER TRAIN
1. Yoke
2. Nut
3. Retainer
4. Recoil spring
5. Rod
6. Spring cylinder
7. Retainer
8. Holder
9. Piston
10. Lubricator (for pumping in &
release grease)
11. 11. Grease chamber cylinder
TRACK ROLLER
Fungsi :
Sebagai pembagi beban unit sama rata ke tarck sehingga mendapatkan beban yang sama.
Sebagai rel track pada waktu menggulung track.
Umumnya pemasangan track roller, yang pertama dan yang terkhir adalah single flange, tujuan
pemasangan tersebut adalah untuk mengurangi keausan yang berlebihan.
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
4
NUSANTARA
POWER TRAIN
CARRIER ROLLER
Fungsi :
Untuk menghantar putaran tarck dari sprocket ke idler.
Menjaga rantai tetap tegang , sewaktu terjadi gesekan.
Mengatur pergerakan rantai agar tetap lurus , mengingat jarak antara idler dan sprocket jauh.
Pada setiap track frame terdapat 2 ( dua ) carrier roller.
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
4
NUSANTARA
POWER TRAIN
TRACK SHOE
Fungsi :
Track adalah bagian undercarriage yang berfungsi disamping tempat persinggungan dengan tanah
yang merupakan alas gerak tracktor.
Juga menjadi alat utama yang berprinsip mengubah gerakan putar menjadi gerakan gulungan
yang terus menerus sehingga menjadi rel dari roda–rodanya dan memungkinkan tracktor dapat
berjalan.
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
4
NUSANTARA
POWER TRAIN
MAIN FRAME
Berfungsi sebagai tempat kedudukan equllizing beam, track roller, carrier roller, idler.
SUSPENSION
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
4
NUSANTARA
POWER TRAIN
FINAL DRIVE
Berfungsi Untuk mereduksi putaran engine yang tinggi menjadi lambat dengan menghasikan
torque (momet puntir) yang besar selanjutnya tenaga yang tersebut menggerakkan track.
Susunan roda gigi penggerak akhir adalah pengurang kecepatan biasanya dilengkapi dengan satu
atau dua set roda gig lurus dan pinion boss roda gigi penggerak akhir .
Prinsip kerja yang digunakan sama seperti pada transmisi, dimana kecepatan rotasi dikurangi dan
momen puntir (torque) ditambah oleh sejumlah roda gigi yang dipergunakan pada penggerak akhir.
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
4
NUSANTARA
POWER TRAIN
SPROCKET
Fungsi :
Sebagai penggerak dari track assy sehingga tracktor dapat bergerak dengan menggunakan perantara
gigi sprocket.
Jenis-jenis sprocket :
a. Solid type.
b. Segment type.
1. Floating seal. 8. Floating seal guard. 15. No1 Pinion (20 teeth)
2. Sun gear (16 teeth) 9. Cover. 16. Final drive case.
3. carrier. 10.Planetary pinion (26 teeth). 17. Bearing cage.
4. Hub. 11.Ring gear (68 teeth) 18. Boss.
5. Cover. 12.cover. 19. Shaft.
6. Sprocket boss. 13.no1 gear (79 teeth). 20. Wear guard.
7. Sprocket teeth. 14.no1 gear hub. 21. Pivot shaft.
Solid type
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
4
NUSANTARA
POWER TRAIN
Segment type
GUIDING GUARD
Fungsi :
Untuk menjaga kelurusan pergerakan rantai agar tidak mudah lepas.
Menjaga agar kotoran–kotoran jangan sampai masuk kedalam komponen undercarriage, yang
akan mempercepat keausan terutama pada roller.
Menjaga agar tidak kemasukan benda–benda keras seperti kayu , potongan besi dll yang akan
merusak bagian undercarriage.
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
4
NUSANTARA
POWER TRAIN
1. Blade lift valve 6. Blade control PPC valve
2. Blade tilt, ripper Lo valve 7. PPC lock valve
3. PPC charger valve 8. PPC charger pump
4. Accumulator 9. Hydraulic pump
5. Ripper control PPC valve 10.Oil cooler (for PPC)
Lever position :
1. Blade HOLD 11. Ripper TILT BACK 1. Work equipment safety lever
2. Blade LOWER 12. FREE. 2. Blade control lever
3. Blade FLOAT 13. LOCK. 3. Tilt/pitch selector switch
4. Blade RAISE 14. Pitch selector switch OFF 4. Ripper control lever
5. Blade (left tilt/pitch) 15. Pitch selector switch ON 5. Pin puller switch
6. Blade (right tilt/pitch) 16. Dual tilt selector switch OFF 6. PPC lock valve
7. Ripper HOLD 17. Dual tilt selector switch ON
8. Ripper RAISE 18. Pin puller switch PUSH IN
9. Ripper LOWER 19. Pin puller switch PULL OUT
10. Ripper TILT IN
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
5
NUSANTARA
POWER TRAIN
BLADE SYSTEM SEMI U+TILT
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
5
NUSANTARA
POWER TRAIN
1. Blade tilt cylinder 7. Hydraulic filter
2. RH. Blade Lift cylinder 8. Hydraulic tank
3. Pitch solenoid 9. Rippier Hi valve
4. Dual tilt solenoid valve 10.Work equipment + PPC charge pump
5. Blade lift valve 11. LH blade lift cylinder
6. Blade tilt, ripper lo vave 12. Blade pitch cylinder
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
5
NUSANTARA
INSTRUMENT PANEL
INSTRUMENT PANEL
CONTROL LEVER DAN PANEL
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
1
NUSANTARA
INSTRUMENT PANEL
INSTRUMENT PANEL
1. Engine cooling temperature gauge 10. Hydraulic oil temperature caution lamp
2. Power train temperature gauge 11. Engine preheating pilot lamp
3. Fuel gauge 12. Dual / single tilt selector display lamp
4. Radiator coolant level check lamp 13. Display panel A (Speed range display)
5. Charge monitor lamp 14. Display panel B ( Servive meter)
6. Fuel temperatur caution lamp 15. Auto shift mode display lamp
7. Engine pressure caution lamp 16. Lock up mode switch
8. Engine cooling water temperature 17. Economy mode selector switch
caution lamp 18. Reverse slow mode selector
switch
9. Power train oil
temperature caution lamp
PANEL DEPAN
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
2
NUSANTARA
INSTRUMENT PANEL
CHECK MONITOR GROUP A
Periksa sebelum engine hidup
Bila diantara monitor group A ada yang tidak normal, lampu monitor akan nyala berkedip. Perikasalah
masalah yang menyebabkan lampu monitor berkedip, dan segera adakan perbaikkan sebelum engine
dihidupkan.
Setelah engine hidup, lampu monitor akan segera langsung mati, terkecuali bila ada kerusakan.
Catatan:
Disarankan semua pemeriksaan secara langsung, karena hasilnya akan lebih akurat dari pada di
instrument panel.
Bila pada saat engine hidup diantara caution lamp monitor group B ada yang menyala, itu
menunjukkan adanya kerusakan. Periksalah penyebabnya dan segera adakan perbaikkan.
Bila pada saat sedang operasi diantara caution monitor lamp ada yang menyala, dan disertai buzzer
alarm berbunyi, segera stop operasi, periksa penyebabnya dan adakan perbaikan.
GROUP METER D
Group meter D ini terdiri dari preheating pilot lamp, engine water temperature gauge, power train oil
temperature gauge, fuel gauge, dual/single selector display lamp, display panel A (Speed range
display), display panel B (service meter), auto shift mode display lamp, dan Torque converter lock-up
display lamp.
Keterangan :
Saat starting switch diputar ke arah ON sebelum menghidupkan engine, caution lamps akan
menyala selama 3 detik, warning lamp menyala 2 detik dan alarm buzzer berbunyi selama 1
detik.
Caution lamp tidak dapat diperiksa selang 5 detik setelah engine di matikan.
Sebelum engine dihidupkan item-item tersebut harus diperiksa dari group A sampai E
Parkirkan unit di tempat yang rata dan periksa monitor lamp group A. Setelah starting switch
diaktifkan, monitor lamp menyala selama 3 detik. Bila monitor lamp tidak menyala berarti ada
kelainan dan segera adakan perbaikan.
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
3
NUSANTARA
INSTRUMENT PANEL
Bila monitor lamp group B menyala, periksa penyebabnya dan segera adakan perbaikan.
Catatan :
Parkir unit di tempat yang rata.
Periksalah setelah starting switch diaktifkan, monitor lamp menyala selama 3 detik. Bila tidak
menyala periksa penyebabnya dan adakan perbaikan.
CHARGER
berarti MONITOR
menunjukkan adanya kerusakan. Segera matikan engine dan periksa penyebabnya dari V belt tension atau s
Bila charger monitor menyala pada saat engine hidup,
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
4
NUSANTARA
INSTRUMENT PANEL
Keterangan :
Bila starting swicth ON pada saat engine mati, monitor lamp menyala. Dan bila pada saat engine
hidup lamp monitor mati, berarti dalam kondisi normal.
Bila diantara caution monitor lamp group C ada yang menyala segera matikan engine atau engine low
idling dan periksa penyebabnya dan segera adakan perbaikan.
Catatan :
Parkirkan unit di tempat yang rata.
Bila starting switch diaktifkan, lamp monitor group C akan menyala selama 3 detik. Bila
lamp monitor tidak menyala segera periksa dan adakan perbaikkan.
Jika terdapat ketidak normalan maka alarm buzzer akan menyala dan caution lamp akan menunjukkan
item yang tidak normal tersebut.
Keterangan :
Bila starting switch diaktifkan ON, oil pressure
monitor lamp menyala. Dan bila engine hidup,
monitor lamp mati.
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
5
NUSANTARA
INSTRUMENT PANEL
2. ENGINE COOLING WATER TEMPERATURE MONITOR
Untuk mengetahui temperatur air pendingin. Bila monitor
menyala jalankan engine low idling sampai pada range
hijau pada lampu engine water temperature gauge
menyala.
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
6
NUSANTARA
INSTRUMENT PANEL
GROUP METER D
Catatan :
Aktifkan starting switch ke posisi ON, periksalah meter lamp 1,2,3 sampai 9, bila tidak menyala berarti
ada kerusakan dan segera adakan perbaikan.
1. Engine cooling water temperature gauge 6. Display panel A (speed range display)
2. Power train oil temperature gauge 7. Display panel B (service meter)
3. Fuel gauge 8. Auto shift mode display lamp
4. Engine preheating pilot lamp 9. Torque converter lock-up pilot lamp
5. Dual/single tilt selector display lamp
Catatan :
Bila water temperature gauge berada di jarak garis rentang merah, periksalah cooling system dan
segera adakan perbaikkan (over heat 102º C)
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
7
NUSANTARA
INSTRUMENT PANEL
3. FUEL GAUGE.
Fungsinya untuk mengetahui isi fuel di dalam fuel tank.
Dalam operasi normal, range hijau akan menyala. Jika
selama operasi range merah menyala, tambahkan segera.
Jika tidak segera dilakukan engine akan mati atau display
akan error yang akan di tunjukkan di monitor.
Keterangan :
Di layar monitor tidak menunjukkan jumlah
angka isi dari fuel tank.
Jika lampu di range merah menyala berarti
fuel dalam tanki tinggal 150 liter (39,63 US
gal), segera lakukan pengisian.
6. DISPLAY PANEL A
(Speed range display, engine speed)
Display meter kecepatan transmission unit dan
engine speed (rpm).
Saat transmission pada 1st FORWARD , display
akan memperlihatkan F1 dan saat posisi 1st
REVERSE akan memperlihatkan R1.
Grafik garis keliling merupakan indikasi
kecepatan engine (rpm). Saat dirange merah,
pindahkan gear untuk menurunkan kecepatan
engine sampai range hijau.
7. DISPLAY PANEL
B (Service
meter)
Meter ini menunjukkan total jam operasi unit. Set
interval maintenance periodic unit menggunakan
display ini. Service meter mengukur jam operasi
bukan jarak yang telah ditempuh.
Saat engine jalan, pilot lamp akan menyala
untuk menambah jam operasi. Meter akan
menambah jam operasi setiap 1 atau lebih
setiap operasi.
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
8
NUSANTARA
INSTRUMENT PANEL
Jika pengukuran tidak normal, kode ketidak
normalan sevice hour di display service meter,
akan di perlihatkan di bagian display panel B.
Tekan mode switch, putar ON atau OFF dan pilihlah mode yang di inginkan.
Penggunaan kombinasi tidak di mungkinkan antara lock-up mode dengan mode yang lain.
Kecuali, Economy mode dan reverse slow mode dapat digunakan sendiri-sendiri atau ko mbinasi
Untuk pilihan mode yang tepat pilihlah mode operasi yang efektif sesuai tipe kerja dan kualitas dari
bebatuan atau tanah tersebut.
Dozing Ripping
Lock up mode Economy mode Reverse slow mode
O X X
X O O
O : memungkinkan X : tidak memungkinkan
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
9
NUSANTARA
INSTRUMENT PANEL
1. LOCK UP MODE SWITCH
Ini di gunakan pada saat dibutuhkan tenaga besar untuk
menunjang produktivitas. Switch drive antara torque
converter drive dan direct drive disesuaikan dengan
beban. Saat ON lampu akan menyala.
SWITCH GROUP F
Operational Training 1
Department PT. PAMAPERSADA
NUSANTARA
INSTRUMENT PANEL
1. Starting switch 4. Rear lamp switch
2. Buzzer cancel switch 5. Auto down switch
3. Front lamp, working lamp switch
1. STARTING SWITCH
Fungsinya untuk memutus atau menghubungkan arus listrik.
OFF untuk keluar dan masuk starting key, dan tidak ada
arus listrik.
ON untuk menghubungkan arus listrik dan untuk standby
starting key pada saat engine hidup.
START untuk menghidupkan starting motor pada saat
menghidupkan engine. Setelah engine hidup segera
bebaskan starting key switch, dan secara otomatis starting
key akan kembali ke posisi ON.
Operational Training 1
Department PT. PAMAPERSADA
NUSANTARA
INSTRUMENT PANEL
LAMP
1. Waning Lamp
WARNING LAMP
Catatan :
Bila buzzer alarm berbunyi segera stop operasi dan
periksa monitor panel dimana ada yang bermasalah
dan segera adakan perbaikan.
Bila diantara caution monitor group (B) dan (C), ada yang
menyala berkedip, warning lamp juga akan menyala
berkedip bersama – sama, dan buzzer alarm juga
berbunyi. Segera periksa monitor panel dimana ada yang
bermasalah, dan segera adakan perbaikan.
Operational Training 1
Department PT. PAMAPERSADA
NUSANTARA
INSTRUMENT PANEL
SWITCH
1. HORN SWITCH
Fungsinya untuk membunyikan klakson. tekan
tombol di bawah sebelah kanan blade control lever
di sisi kanan operator seat.
3. WIPER SWITCH
Fungsinya untuk mengaktifkan wiper.
Cara mengoperasikannya :
1. Untuk jendela sebelah belakang.
2. Untuk pintu bagian kanan.
3. Untuk pintu sebelah kiri.
4. Untuk jendela bagian depan.
Juga digunakan window washer switch.
Operational Training 1
Department PT. PAMAPERSADA
NUSANTARA
INSTRUMENT PANEL
Cara mengoperasikan switch :
Untuk membasahi kaca , tekan ke posisi OFF air akan
menyembur ke luar.
Keterangan :
Pada saat pemasangan kabin, periksa warna hose
untuk masing – masing window pada washer
tank apakah sudah terpasang dengan baik.
Operational Training 1
Department PT. PAMAPERSADA
NUSANTARA
INSTRUMENT PANEL
4. CIGARETTE LIGHTER
Untuk unit yang dilengkapi kabin.
Fungsinya untuk menyalakan rokok, bila cigarette
lighter ditekan ke dalam, posisi akan terkunci.
Setelah beberapa detik secara automatis akan
terlepas ke luar seperti posisi semula. Arus listrik
yang digunakan 120 Watt.
CATATAN :
Cigaret ini memakai tegangan 24 V, jangan digunakan untuk pengambilan power yang hanya
mempunyai kekuatan 12 V.
5. ASESSORY SOCKET
Ini digunakan sebagai kebutuhan power untuk
jaringan atau peralatan yang lain dengan kekuatan
12V.
Operational Training 1
Department PT. PAMAPERSADA
NUSANTARA
INSTRUMENT PANEL
1. FUEL CONTROL DIAL
Fungsinya untuk mengontrol kecepatan putaran engine.
1. Posisi engine stop : fuel control dial digerakkan ke
depan sampai ke posisi min.
2. Posisi low idling : fuel control dial posisi tengah-
tengah sampai posisi batas terasa antara stop.
3. Posisi high idling : tarik ke belakang fuel control dial
sepenuhnya (max).
Keterangan :
Bila mematikan engine posisikan starting switch ke posisi OFF.
2. JOYSTICK
(steering, directional, dan gear shift lever)
Fungsinya untuk mengatur kecepatan maju mundur dan
merubah arah kiri atau kanan.
Keterangan :
PCCS : Palm Command Control System
Forward-Reverse Shifting
Position (a) :
Forward Position
(b) : Reverse Position
N : Neutral
Steering
L. Left turn – unit belok kiri.
R. Right turn – unit belok kanan
Dengan mengoperasikan lever ke depan atau belakang, gerakkan lever setengah ke arah kiri atau
kanan untuk memutar unit. Unit akan berputar perlahan-lahan bersamaan dengan perpindahan
lever.
Jika lever dioperasikan penuh ke kiri atau kanan, unit akan berputar dengan radius yang kecil.
Keterangan :
Bila control lever dibebaskan setelah gerakkan steering, control lever akan kembali ke posisi (a)
atau (b) dan unit akan berjalan lurus sesuai arah.
Gear Shifting.
Saat steering, mengarahkan dan memindahkan lever
gear posisi FORWARD atau REVERSE dan switch (c)
atau switch ( d ) di tekan, kecepatan transmisi akan
berubah.
Up switch ( c ) : Setiap switch ditekan, transmisi
akan bertambah satu kecepatan.
Down switch ( d ) : Setiap switch ditekan, transmisi
akan berkurang satu kecepatan.
Keterangan :
Speed range akan ditampilkan dimonitor panel sesuai dengan operasi perpindahan gear.
(contoh) :
Netral : Di tunjukkan di display panel N.
Forward 2nd : Di tunjukkan di display panel F2.
Reverse 3rd : Di tunjukkan di display panel
R3. Saat parking lever di kunci, di tunjukkan P.
Operational Training 1
Department PT. PAMAPERSADA
NUSANTARA
INSTRUMENT PANEL
3. BRAKE PEDAL
Kaki jangan selalu berada di atas brake bila tidak
diperlukan.
Fungsinya untuk menghentikan unit, dengan cara
menginjak dengan kaki brake pedal kiri atau kanan.
4. DECELERATOR PEDAL
Kaki jangan selalu berada di atas pedal bila tidak
diperlukan.
Saat menaiki tanjakkan atau saat akan dumping
material, tiba-tiba muatan berkurang, itu sangat
berbahaya karena kecepatan juga akan berubah.
Untuk mencegah hal ini, tekan decelerator pedal untuk
mengurangi kecepatan unit.
Fungsinya untuk menghentikan unit, dan digunakan pada saat perpindahan gear shift antara maju
dan mundur, bersama – sama menekan decelerator pedal untuk mengurangi kecepatan engine.
5. PARKING LEVER
Saat unit di parking, selalu posisikan safety lever ke posisi LOCK.
Keterangan :
Saat mengoperasikan parking lever ke posisi
LOCK, kembalikan steering, dan gear shift lever
ke posisi N.
Saat menghidupkan engine, jika parking brake
tidak dalam posisi LOCK, starting switch di
jalankan engine tidak mungkin bisa hidup.
Bila safety lock lever blade dan ripper diaktifkan,tilt, raise, lower dan float tidak bisa digerakan.
Bila blade control lever diaktifkan ke posisi lock, secara automatis blade control lever berpindah ke
posisi hold.
Keterangan :
Pastikan safety lock lever sudah diaktifkan bila akan menghidupkan engine.
Operational Training 1
Department PT. PAMAPERSADA
NUSANTARA
INSTRUMENT PANEL
7. BLADE CONTROL LEVER
(SINGLE TILT DOZER)
Fungsinya untuk naik dan turun blade
Lifting control
1. Raise (Blade posisi naik)
2. Hold (Blade posisi berhenti dan bertahan)
3. Lower (Blade posisi turun)
4. Float (Blade bebas mengambang sesuai berat blade
Keterangan :
Bila akan membebaskan blade dari posisi float,
tarik control lever ke belakang dengan tangan
agar pindah ka posisi hold.
Tilting control
A. Left tilt (Blade miring ke kiri)
B. Right tilt (Blade miring ke kanan)
Lifting control
1. Raise (Blade posisi naik)
2. Hold (Blade posisi berhenti dan bertahan)
3. Lower (Blade posisi turun)
4. Float (Blade bebas mengambang sesuai berat blade
Keterangan :
Saat membebaskan dari posisi FLOAT, lever ini
tidak akan kembali ke posisi HOLD, jadi harus
harus di kembalikan ke posisi semula.
Operational Training 1
Department PT. PAMAPERSADA
NUSANTARA
INSTRUMENT PANEL
Dual tilt operation
A. Rigth tilt
B. Left tilt
Keterangan :
Dengan dual tilt operation, mempunyai
jumlah kemampuan yang lebih besar dari
pada single tilt operation.
Dengan dual tilt operation, blade dapat di
operasikan HOLD, RAISE atau LOWER
sewaktu-waktu.
Pitch operation
Rear pitch (sudut cutting edge
sempit) Tekan serta tahan tombol B.
Forward pitch (sudut cutting edge lebar)
Tekan serta tahan tombol A.
Keterangan :
Dengan mengoperasikan pitch, blade dapat juga dioperasikan RAISE, HOLD atau LOWER
bersama-sama.
Untuk mengoperasikan pitch, tekan dengan menahan tombol dan sambil menggerakan lever
ke kiri atau kanan untuk memulai operasi.
Prioritas ada pada pitch circuit, jadi jika menekan dengan menahan tombol single tilt, pitch
akan berfungsi.
8. RIPPER CONTROL
(Untuk variable ripper)
Fungsinya untuk mengoperasikan naik dan turun
ripper.
a. Raise.
b. Hold.
c. Lower.
A. Mengurangi sudut gali ke dalam, sudut
menjadi sempit.
B. Menambah sudut gali ke luar, sudut gali
menjadi lebar.
Operational Training 1
Department PT. PAMAPERSADA
NUSANTARA
INSTRUMENT PANEL
Operational Training 2
Department PT. PAMAPERSADA
NUSANTARA
INSTRUMENT PANEL
CONTROLLER
Catatan :
Jika terdapat kelainan, jenis kerusakan akan di tampilkan di display service meter
1. Steering controller
2. Transmission controller
3. Engine controller
Steering Controller
(Terletak dibelakang tempat duduk operator)
Controller ini (1), mengendalikan kontrol steering secara
electronik dan pengontrol gerakan shoe. Jika terdapat
kelainan, jenis kerusakan akan di tampilkan di display
service meter.
Transmission Controller
(Terletak dibelakang tempat duduk operator)
Contoller ini (2) mengendalikan kontrol peralatan kerja
dan lock-up torque converter Jika terdapat kelainan,
jenis kerusakan akan di tampilkan di display service
meter.
Engine Controller
(Terletak disisi kiri engine)
Contoller ini (2) mengendalikan kontrol kecepatan
engine dan tenaga yang di keluarkan. Jika terdapat
kelainan, jenis kerusakan akan di tampilkan di display
service meter.
Operational Training 2
Department PT. PAMAPERSADA
NUSANTARA
INSTRUMENT PANEL
FUSE BOX & CIRCUIT BREAKER
Notice :
Sebelum penggantian, putar starting switch ke posisi off
Rangka
Buka tutup pemeriksaan di bawah kiri tempat
duduk operator. Fuse terpasang didalamnya.
Circuit Breaker
Jika starting switch tidak dapat bekerja saat starting
switch di putar ke ON, buka box circuit breaker dan
periksa.
Jika arus yang mengalir ke circuit breaker melebihi
batas cut off electric circuit breaker akan
menyebabkan kerusakan komponen electric dan
kabel.
Electric circuit akan mengembalikan setelah tombol
(1) pada cut off di tekan. (spring ini akan keluar saat
circuit cut off aktif). Jika electric circuit normal,
tekan tombol reset (1) ke dalam. Jika tombol
kembali keluar, electric circuit harus diperiksa.
Keterangan :
Daya circuit breaker terpasang di dalam electric circuit
dimana mempunyai aliran arus yang besar. Ini dipasang
untuk melindungi komponen electric dan kabel dari
kerusakan akibat arus yang melewatinya tidak stabil.
Setelah perbaikan kerusakan dan mengembalikan ke
tempat semula, untuk memastikan bahwa tidak
dibutuhkan lagi pengantian dapat digunakan lagi.
Operational Training 2
Department PT. PAMAPERSADA
NUSANTARA
INSTRUMENT PANEL
Kapasitas Fuse Dan Nama Circuit
Fusible Link
Jika starting motor tidak bekerja saat starting switch
diposisikan ON, kemungkinan fusible link tidak
tersambung (1) dan (2) ke kabel, jadi buka tutup
belakang penutup box battery disebelah kiri unit lalu
periksa jika perlu ganti.
Capacity (1) : 96 A
Capacity (2) : 32 A
Operational Training 2
Department PT. PAMAPERSADA
NUSANTARA
INSTRUMENT PANEL
Keterangan :
Fusible link terhubung dengan kabel fuse kapasitas
besar didalam arus tinggi yang mengalir ke circuit untuk
melindungi komponen electric dan kabel dari kebakaran,
sama seperti fuse yang lain.
OPTIONAL
CATATAN :
Saat memegang pembuka pintu, pastikan pintu terkunci
dengan baik.
Selalu tutup pintu saat menjalankan unit atau operasi.
Bekas penutupan pintu dapat merusak pintu tersebut.
Pastikan pintu terkunci dengan aman. Pintu dapat
menutup sendiri karena getaran.
Catatan :
Selalu tutup jendela saat travel atau operasi, jika di
biarkan jendela terbuka akan mempercepat kerusakan.
Saku Pintu
Terletak di bagian dalam kanan dan kiri pintu,
digunakan untuk meletakkan barang-barang ringan.
Jangan meletakkan peralatan keras atau benda keras
lainnya. Jika saku tersebut kotor, kendorkan tiga baut
(1), lalu angkat saku dan bersihkan.
Operational Training 2
Department PT. PAMAPERSADA
NUSANTARA
INSTRUMENT PANEL
Asbak (Asthray)
Terletak dibagian kiri tempat duduk operator. Selalu
pastikan rokok telah mati sebelum menutupnya.
Tool Box
Terletak dibagian depan pijakan sebelah
kanan Diguanakan untuk penyimpanan
peralatan.
AIR CONDITIONER
Operational Training 2
Department PT. PAMAPERSADA
NUSANTARA
INSTRUMENT PANEL
(mengalirkan udara ke bawah)
Jika lever (1) di tekan ke position (a), semua udara dari
AC akan di alirkan ke bawah. Ini dapat digunakan untuk
mengalirkan udara dingin atau panas.
(Recirculate)
Saat switch (2) ditekan, udara dari dalam kabin di
sirkulasikan kembali dan tidak mengalirkan udara segar
dari luar. Posisi ini juga digunakan untuk pemanasan
atau pendinginan kabin dengan cepat atau
mengeluarkan udara kotor.
Temperature Indicator
Selanjutnya indicator akan berubah ke range biru jika
temperature di turunkan dan temperature akan berubah
range merah jika temperature di naikkan. Range
indicator dibagi dalam 7 level, tetapi tiap-tiap range
temperature berubah menjadi padam kecuali pada range
yang dikehendaki.
Operational Training 2
Department PT. PAMAPERSADA
NUSANTARA
INSTRUMENT PANEL
Air Flow Selector Switch
(LO)
Switch (4) digunakan untuk menyetel aliran udara dari
AC menjadi LO. Saat switch ini ditekan, jumlah aliran
udara menjadi minim yang tersedia dalam tiga level.
(MID)
Switch (4) digunakan untuk menyetel aliran udara dari
AC menjadi MID. Saat switch ini ditekan, jumlah aliran
udara menjadi medium yang tersedia dalam tiga level.
(HI)
Switch (4) digunakan untuk menyetel aliran udara dari
AC menjadi HI. Saat switch ini ditekan, jumlah aliran
udara menjadi tinggi yang tersedia dalam tiga level.
Keterangan :
Untuk unit yang dilengkapi dengan pemanas, switch (5)
tidak disediakan (option).
Off switch
Switch digunakan untuk menghentikan kipas AC.
Keterangan :
Saat udara segar masuk ke dalam kabin, udara
bertekanan dalam kabin akan naik, berarti debu yang
ikut masuk dari udara bertekanan tersebut harus di
cegah. Bersihkanlah kabin untuk mencegah debu masuk
dalam sirkulasi AC.
Operational Training 2
Department PT. PAMAPERSADA
NUSANTARA
METHODE TEKNIK OPERASI
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
1
NUSANTARA
METHODE TEKNIK OPERASI
4. Check bahwa ripper sudah diturunkan di atas tanah.
5. Check bahwa safety lever (4) telah terkunci dan bila blade
control lever masih di posisi float, pindahkan dulu ke posisi
hold.
MENGHIDUPKAN ENGINE
Catatan:
Jangan menghidupkan starting motor secara terus
menerus lebih dari 20 detik, dan bila engine tidak bisa
hidup tunggulah sekitar 2 menit sebelum menghidupkan
lagi. Dan jangan mengulang lebih 3 kali, bila masih tidak
bisa hidup adakan perbaikan.
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
2
NUSANTARA
METHODE TEKNIK OPERASI
DALAM KONDISI CUACA DINGIN
Catatan:
Jangan menghidupkan starting motor secara terus
menerus lebih dari 20 detik, dan bila engine tidak bisa
hidup tunggulah sekitar 2 menit sebelum menghidupkan
lagi. Dan jangan mengulang lebih 3 kali, bila masih tidak
bisa hidup adakan perbaikan.
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
3
NUSANTARA
METHODE TEKNIK OPERASI
5. Bila preheating pilot lamp (3) sudah mati, segera
putar key starting switch ke posisi START untuk
menghidupkan engine.
Keterangan:
Perhatikan ambient temperature, jika key starting switch (2) diputar dari posisi OFF ke kiri,
preheating pilot lamp (3) akan menyala dan preheating akan jalan. (Preheating akan jalan
terus jika key starting di tahan ke posisi kiri).
Beberapa saat kemudian preheating akan bekerja, preheating pilot lamp (3) akan muncul dilayar
display. Setelah menyala ± 36 detik dan ketika sudah mati (preheating selesai) segera
posisikan off.
Jika engine tidak mau hidup, tunggu selama 2 menit dan ulangi lagi mulai langkah 3 dan 4.
Jika ditemukan ketidak normalan atau kerusakan, putar starting switch key ke posisi OFF
Jika peralatan kerja dioperasi tanpa melakukan pemanasan unit, respon gerakan dari peralatan
kerja akan lambat dan peralatan kerja tidak bisa bergerak dengan baik, jadi selalu lakukan
pemanasan. Terutama di daerah dingin, lakukan pemanasan dengan baik dan cukup.
Jalankan engine idling selama 15 detik setelah hidup, dalam kondisi seperti ini jangan
mengoperasikan control lever atau fuel control dial.
Kemudian baru idle 5 menit untuk memanaskan engine.
Hindari mengoperasikan unit dengan muatan berlebihan dan kecepatan tinggi.
Hindari memulai operasi dengan mendadak, acceleration mendadak, steering mendadak dan
menghentikan unit mendadak kecuali dalam keadaan darurat.
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
4
NUSANTARA
METHODE TEKNIK OPERASI
1. Dalam cuaca normal
Catatan:
Jangan melakukan operasi atau mengoperasikan unit
dengan mendadak saat hydraulic oil masih dalam
temperature yang rendah. Lakukanlah selalu
pemanasan unit sampai hydraulic oil temperature
monitor pada display telah menunjukkan range hijau.
Hal ini akan membantu memperpanjang umur unit.
Jangan menambah Rpm mendadak sebelum
hydraulic oil temperature masih rendah lakukan
pemanasan yang cukup.
Jangan biarkan engine idling atau high idling lebih 20
menit. Ini akan menyebabkan kebocoran oil di
turbocharge. Jika diperlukan menjalankan unit
dengan idling atau high idling, sesekali berikanlah
beban atau jalankan engine pada range MID SPEED.
Jika engine oil pressure caution lamp menyala (4)
atau alarm buzzer berbunyi, segera matikan engine
dan periksa kelainan tersebut.
1. Tarik fuel control dial (1) antara idling dan high idling
dalam putaran sedang selama 5 menit tanpa beban
untuk pemanasan.
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
5
NUSANTARA
METHODE TEKNIK OPERASI
2. Gerakkan blade control lever (3) dengan gerakkan
maksimum naik turun secara terus menerus selama 10
menit untuk melancarkan circuit.
Keterangan:
Jika oil temperature dalam power train tidak naik,
akan membuat acceleration lama dengan
kecepatan maximum.
MEMATIKAN ENGINE
CATATAN:
Bila engine dimatikan secara tiba-tiba sebelum temperature turun,
akan memperpendek umur engine.
Jangan mematikan engine secara tiba-tiba apabila tidak dalam
keadaan darurat.
Bila engine panas jangan langsung dimatikan, biarkan dalam putaran
rendah agar temperatur engine turun secara perlahan, sebelum
dimatikan.
1. Fuel control dial (1) pada posisi low idling, biarkan engine dalam
putaran idle selama 5 menit, agar temperatur turun secara
perlahan.
3. Key starting switch (2) putar ke arah posisi OFF, kemudian cabut
key startingnya.
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
6
NUSANTARA
METHODE TEKNIK OPERASI
Periksa setelah engine stop
Periksa keliling unit dan periksalah work equipment, undercarriage, kebocoran oli, air, bahan bakar,
bila ada kelainan atau kerusakkan laporkan untuk segera diperbaiki.
Isi fuel tank sampai penuh.
Periksa ruang sekitar engine, dan bersihkan bila ada kertas, daun kering yang bisa menyebabkan
kebakaran.
Bersihkan semua kotoran lumpur atau kayu yang masuk di sela-sela undercarriage.
Peringatan :
Mengisi bahan bakar jangan sampai berlebihan, bila terjadi tumpahan harus segera dibersihkan
karena bisa menyebabkan kebakaran.
Kebocoran oli atau bahan bakar pada komponen yang temperaturnya tinggi, seperti
turbocharger atau muffler bisa menyebabkan terjadinya kebakaran.
MENJALANKAN UNIT
2. Safety lever blade (7) dan steering control lever (5) juga
ripper control lever (6) posisi FREE.
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
7
NUSANTARA
METHODE TEKNIK OPERASI
3. Gerakkan blade control lever (5) naik dan ripper control lever (6)
posisi naik dengan ketinggian blade 40 s/d 50 cm di atas
permukaan tanah, dan tinggi ripper sampai batas maksimum.
4. Tarik fuel control dial (3) high idling, dan tekan decelerator
pedal (8) hingga low idling.
SHIFTING GEAR
1. GEAR SHIFTING
Saat joystick di posisi FORWARD atau REVERSE dan
switch (a) atau switch (b) di tekan, kecepatan
transmisi akan berubah.
UP switch (a) : akan berubah naik satu
kecepatan (Switch Up).
DOWN switch (b) : akan berubah turun satu
kecepatan (Switch Down).
Saat lever dioperasikan maju (FORWARD) dari posisi N (netral), transmisi akan berubah ke
F1. Jika Up switch ditekan sekali saat transmisi di F1, maka transmisi akan naik ke F2.
Jika Up switch ditekan sekali saat transmisi di F2, maka transmisi akan naik ke F3.
Jika DOWN switch ditekan sekali saat transmisi di F3, maka transmisi akan turun ke F2.
Jika DOWN switch ditekan sekali saat transmisi di F2, maka transmisi akan turun ke F1.
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
8
NUSANTARA
METHODE TEKNIK OPERASI
Saat lever dioperasikan mundur (REAR) dari posisi N (netral), transmisi akan berubah ke
R1. Jika Up switch ditekan sekali saat transmisi di R1, maka transmisi akan naik ke R2.
Jika Up switch ditekan sekali saat transmisi di R2, maka transmisi akan naik ke R3.
Jika DOWN switch ditekan sekali saat transmisi di R3, maka transmisi akan naik ke R2.
Jika DOWN switch ditekan sekali saat transmisi di R2, maka transmisi akan naik ke
R1.
Keterangan :
Jumlah kecepatan di display sama dengan display
yang ditunjukkan dalam display monitor sesuai
dengan pengoperasian gear shift.
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
9
NUSANTARA
METHODE TEKNIK OPERASI
Keterangan :
Untuk keselematan, selama auto shift down,
transmsisi akan dicegah agar tidak naik.
Jika shift up dibutuhkan, gunakan manual
control dan tekan Up switch bawah di steering
lever.
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
1
NUSANTARA
METHODE TEKNIK OPERASI
1. Tekan decelerator pedal (2) untuk mengurangi
kecepatan putaran engine.
Keterangan :
Bila joystick gear shift lever di posisi mundur buzzer
alarm akan berbunyi dan akan berhenti bila posisi gear
shift lever netral atau maju.
MEMUTAR UNIT
Hindari memutar unit di tempat yang miring dan tajam, karena unit bisa tergelincir atau terbalik.
Pastikan memutar unit di tempat yang rata dan jangan dalam kecepatan tinggi.
Berputar normal
Untuk memutar unit, miringkan joystick (1) untuk
membelokkannya.
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
1
NUSANTARA
METHODE TEKNIK OPERASI
Berputar perlahan maju ke kiri
Jika joystick di tekan maju dan berputar setengah ke kiri
(L), steering clutch disengaged dan unit akan berputar
perlahan ke kiri.
Jika joystick di tekan maju dan berputar setengah ke
kanan (F), steering clutch disengaged dan unit akan
berputar perlahan ke kanan.
Keterangan :
Bila memutar unit ke arah kanan, unit dalam keadaan
maju, arahkan joystick ke arah kanan, unit akan
memutar ke kanan, begitu juga unit dalam posisi
mundur.
Keterangan :
Bila memutar unit ke arah kanan, unit harus dalam
keadaan maju, arahkan joystick ke arah kanan, unit
akan membelok ke kanan, begitu juga unit dalam posisi
mundur.
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
1
NUSANTARA
METHODE TEKNIK OPERASI
2. Memutar di jalan turun
Keterangan :
Bila unit dengan sendirinya berputar perlahan ke kanan
pada saat berjalan maju, arahkan joystick ke kiri, unit
akan berangsur-angsur kembali ke kanan, kemudian
berjalan lurus. Begitu juga bila unit berjalan mundur.
Keterangan :
Bila unit dengan sendirinya berputar tajam ke kanan
pada saat unit berjalan maju, arahkan joystick ke kiri
sepenuhnya, unit akan kembali berputar ke kiri dengan
tajam kemudian berjalan lurus. Begitu juga bila unit
berjalan mundur.
MENGHENTIKAN UNIT
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
1
NUSANTARA
METHODE TEKNIK OPERASI
1. Tekan brake pedal (1) untuk menghentikan unit.
Catatan :
Bila brake pedal ditekan pada saat travel speed tinggi,
akan mempercepat keausan disc brake. Sebaiknya tekan
dulu decelerator pedal ke posisi low untuk mengurangi
kecepatan engine dan travel speed, sebelum menekan brake
pedal.
PARKIR UNIT
Catatan :
Bila brake pedal ditekan pada saat engine dan travel speed
tinggi, unit tidak akan berhenti dan brake disc akan selip
dan tetap akan meluncur.
Tekan decelerator (3) untuk mengurangi kecepatan engine
dan kecepatan unit sebelum menekan brake pedal.
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
1
NUSANTARA
METHODE TEKNIK OPERASI
3. Aktifkan gear shift lever (4) pada posisi LOCK.
Engine stop
Catatan :
Bila engine dimatikan secara tiba-tiba sebelum temperature
turun, akan memperpendek umur engine.
Jangan mematikan engine secara tiba-tiba apa bila tidak dalam
keadaan darurat.
Bila engine panas jangan langsung dimatikan, biarkan dalam
putaran rendah agar temperatur engine turun secara perlahan,
sebelum dimatikan.
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
1
NUSANTARA
METHODE TEKNIK OPERASI
1. Fuel control dial (3) pada posisi low idling, biarkan engine
dalam putaran idle selama 5 menit, agar temperatur turun
secara perlahan.
Lock
Untuk keselamatan dan keamanan pastikan semua lock yang menggunakan
key starting telah terkunci dengan baik.
Yang harus dikunci :
1. Cover engine (1) samping kiri ada 3, dan samping sebelah
kanan ada 2.
2. Cover box (2) untuk pemeriksaan electrik.
3. Cap door open (3).
4. Cap with lock (4).
Radiator cap. Fuel
tank cap. Hydroulic
oil tank cap.
Power train oil filler cap.
5. Cover (5) untuk pemeriksaan battery.
6. Cover (6) untuk pemeriksaan tool box.
7. Cover (7) untuk pemeriksaan oil level power train.
Keterangan :
Semua lock yang terpasang sama seperti lock yang lainnya
menggunakan key starting untuk mengunci dan
membukanya.
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
1
NUSANTARA
METHODE TEKNIK OPERASI
HAL-HAL YANG PERLU DI PERHATIKAN SAAT OPERASI
APLIKASI UNIT
DOZING
Cara menggali atau memindahkan tanah hanya bisa
dilakukan dengan posisi maju. Dan pekerjaan dozing yang
sangat efective pada posisi menurun. Dengan menggunakan
tilt blade kiri dan kanan, dapat dengan mudah merubah
posisi pengoperasian dengan memotong samping dengan
udut blade dengan menggunakan cutting edge dan endbit.
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
1
NUSANTARA
METHODE TEKNIK OPERASI
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
1
NUSANTARA
METHODE TEKNIK OPERASI
DOZING DENGAN SYSTEM GANDA
Pemindahan tanah dalam jarak yang panjang, tanah yang dibawa akan
mudah lepas terbuang ke samping. Untuk mendapatkan hasil yang
efisien dan maksimal, hentikan pendozingan awal 20 s/d 50m dari titik
start, kemudian unit mundur, dan mulai lagi dari start awal, dengan
pendozingan kedua ditambah tumpukkan pertama akan diperoleh hasil
yang efisien dan maksimal.
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
1
NUSANTARA
METHODE TEKNIK OPERASI
BATAS KEMIRINGAN
Batas kemiringan kedepan buldozer tidak boleh lebih 20 O (36%).
Pekerjaan timbunan dengan kemiringan yang lebih tinggi bisa
menggunakan excavator. (Gb10).
HEAPING. (MENUMPUK)
Semua rencana penumpukkan dan pemindahan tanah
harus hati – hati dan sesuai kondisi geologis. (Gb 11a).
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
2
NUSANTARA
METHODE TEKNIK OPERASI
DASAR LANDASAN YANG MANTAP PADA TANAH YANG LUNAK
Bila tanah ditumpuk pada permukaan tanah yang lunak, sering terjadi penurunan permukaan karena
dasar tanah yang lunak tertekan dan lari kesamping karena tidak mampu menahan beban tumpukan.
Untuk menghindari hal ini tidak terjadi, bisa dibuatkan drainase dibawah atau memberi gravel
hamparan batu, untuk menjamin kemantapan, kemudian heaping baru bisa dilakukan.
Catatan :
Slope tidak bisa dikembalikan seperti asalnya bila
sudah terlanjur dipotong berlebihan.
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
2
NUSANTARA
METHODE TEKNIK OPERASI
PENGGUNAAN SELECTION MODE
Pilih mode yang tepat sesuai tipe pekerjaan dan kualitas material batuan atau soil agar didapat pekerjaan
yang efektif.
Contoh:
Slot Dozing
Bila unit mengulangi pendozingan yang sama, tanah
akan tertumpah pada kedua sisi blade dan menumpuk
di tepi. Untuk mendapatkan efisiensi yang maksimal,
pendozingan dibuat lurus, kedalaman tidak melebihi
tinggi blade. (Gb.5).
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
2
NUSANTARA
METHODE TEKNIK OPERASI
Hillside Dozing
Keterangan :
Jika operasi dozing dislope dengan kemiringan lebih
dari 15º, lock up mode akan mudah berubah
(canceled), jadi gunakanlah mode standar.
Untuk operasi ripping biasa/normal, jika lock up
mode digunakan, lock up akan berganti diantara
switch ON dan OFF, jadi gunakan standar mode.
Operasi ripping di tanah yang terlalu gembur, Lock
up mode dapat digunakan.
2. Economy mode
Economy mode di gunakan untuk penghematan tenaga dan
konsumsi fuel.
Speed range : F1
Aplikasi : Hauling setelah di ripping, dozing pada tanah
blasting dan smoothing
Bila economy mode switch di putar ON, otomatis akan
berubah ke mode (1). Operasikan dozing seperti langkah
ini, lalu atur ke mode (2). Dari cara ini, pilih tenaga yang
tepat sesuai pekerjaan dan ratio slip yang rendah. Mode (1)
tenaga yang di hasilkan mencapai 90% dan mode (2) 70%.
Contoh :
Fine leveling
Operational Training 24
PT. PAMAPERSADA
Department NUSANTARA
METHODE TEKNIK OPERASI
RIPPING
PENGOPERASIAN RIPPER
Keterangan :
Pada saat mengangkat bongkahan batu keras, gear shift
jangan dinetralkan. Karena reaksi tilt, apa bila gear shift
netral unit akan tertarik mundur. Dan pengoperasian
ripper hanya dioperasikan dengan cara unit maju.
Ripper di slope
Bila mengerjakan beberapa bentuk kerja, set panjang
shank dan tilt, pilih bentuk dimensi L.
Tandem operasi
Bila untuk mendapatkan tenaga untuk ripping tidak bisa digunakan satu unit, ripping bisa juga
menggunakan system tandem.
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
2
NUSANTARA
METHODE TEKNIK OPERASI
Cara mengoperasikan pin puller
Hanya untuk giant ripper
1. Posisi unit hendaknya di tempat yang rata dan
aman, kemudian turunkan shank ripper ke atas
tanah.
2. Operasikan pin puller control switch, pilih ke posisi
“pull out”untuk mounting pin keluar.
3. Gerakkan shank ripper naik atau turun, untuk
memilih posisi lubang shank yang dikehendaki.
4. Bila sudah sesuai pilihan, operasikan pin control
switch untuk memasukkan pin puller. Bila pin puller
tidak tepat pada lobang, bisa dimasukkan dengan
cara sambil menggerakan shank ripper naik atau
turun.
Keterangan :
Bila akan memperpanjang shank ripper untuk
mendapatkan kedalaman galian, pastikan long protector
terpasang untuk melindungi shank ripper dari keausan.
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
2
NUSANTARA
METHODE TEKNIK OPERASI
METODE OPERASI RIPPING
Shank Ripper
Ikutilah petunjuk operasi ripping, sesuaikan point ripper seperti gambar diatas.
Mengembalikan tilt ripper, turunkan ripper point ke tanah untuk memulai ripping dan angkat ke
belakang unit.
Tekan decelerator pedal dan turunkan Rpm engine, set di speed F1 dan masukan tilt ripper ke
titik kedalaman yang diiginkan.
Bila ripper point telah mencapai titik kedalaman yang diinginkan, naikkan Rpm engine sampai
maksimal dan gerakkan unit ke depan. Tilt shank ripper dan mulailah meripping. Pada saat
mengoperasikan ripper , apabila track shoe berputar di tempat karena shank ripper tersangkut
batu atau tanah keras gunakan tilt untuk mengangkat batu terebut dan gunakan speed yang
rendah.
Setelah selesai meripping, jalankan unit kedepan naikan shank ripper dari tanah yang di ripping
tersebut, lalu mundurkan unit.
Sambil mundur, kembalikan tilt ripper dan bila titik awal ripper yang di inginkan sudah tepat
turunkan ripper.
Keterangan :
Jika sisi belakang unit terangkat dari tanah akan
mengurangi efisiensi ripping.
Jika kedalaman ripping tetap konstan, ini akan
menambah efisiensi pendozingan.
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
2
NUSANTARA
METHODE TEKNIK OPERASI
dimiringkan semakin jauh ke belakang. Akan tetapi sudut kemiringan shank ripper jangan
dimiringkan ke belakang hingga sudut kemiringan maksimum.
Ripping melintang
Di jobsite yang mempunyai tanah yang keras, batuan dan
boulder-boulder yang tidak mungkin dihancurkan atau
dengan proses digging, maka gunakanlah teknik ripping.
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
2
NUSANTARA
METHODE TEKNIK OPERASI
Di sudut batuan, dimana tidak mungkin dilakukan teknik
ripping melintang, maka buatlah jarak ripping yang
pendek antara rippingan sebelumnya.
Pelaksanaan ripping disesuaikan dengan keadaan tanah
yang keras.
Jika tidak memungkinkan memecahkan permukaan
batuan yang keras, maka pecahkan disekeliling
permukaan batuan tersebut secara bertahap.
Bila pelaksanaan ripping di pusatkan di area yang tanah
yang keras, maka efisisensi pekerjaan tinggi jika ripper
difungsikan untuk melubangi / memecah batuan yang
berada di area permukaan digging.
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
2
NUSANTARA
METHODE TEKNIK OPERASI
Ripping pada alur lapisan tanah / material
1. Ripping searah dengan alur tanah tidak efektif karena
hanya bagian yang lunak saja yang bisa diripping.
Bila menemukan arah bebatuan yang keras, maka lakukanlah ripping. Biasanya butir batuan tersusun
melintang. Bila menemukan batuan keras dalam kantung atau simpul alur, cobalah untuk menempatkan
point ripper di bawahnya dan kemudian diangkat. Apa bila kantung batuan terlalu besar untuk
dikeluarkan, lakukan lintasan dengan arah berbeda untuk menemukan titik lemah atau retakan. Dan
gunakan kemiringan dan kedalaman shank ripper.
Catatan :
Jika batuan keras tak bisa dipecah atau diangkat, kerjakan dulu daerah di sekelilingnya agar tampak
jelas.
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
3
NUSANTARA
METHODE TEKNIK OPERASI
Perbandingan lain antara multi dan giant ripper:
Jangkauan ripping untuk giant ripper ke pinggir tebing
lebih panjang dengan sudut maksimum mudah dicapai
dan faktor keselamatan lebih menjamin.
Keterangan :
Jalur garis tebal menunjukkan jalur yang diikuti shank ripper.
Gambar 1 :
Menunjukkan gerakan mundur di atas pecahan batu
yang dicongkel keluar, dan track sebelah kiri berjalan di
atas bekas yang diripping.
Gambar 2 :
Menunjukkan jalur gerakkan mundur, dan shank ripper
diatas pecahan batu bekas yang diripping.
Bila ukuran bongkahan batu yang dicongkel besar, hindari dan jangan berjalan
melangkahi atau
berputar di atasnya karena bisa membahayakan shank ripper dan bila tersangkut pada bottom guard
bisa rusak.
5. Gambar di samping menunjukkan arah permulaan ripper mulai penetrasi yang tidak benar dan
kurang efektif dan kurang produktif.
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
3
NUSANTARA
METHODE TEKNIK OPERASI
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
3
NUSANTARA
METHODE TEKNIK OPERASI
Keterangan :
Pemeriksaan yang rutin dan teliti serta perbaikan yang bisa
dilaksanakan dengan cepat dapat mengurangi biaya yang tinggi.
Melakukan pemeriksaan yang teratur dan terencana dapat
mengetahui kerusakan sedini mungkin juga dapat merencanakan
jadwal penggantian komponen.
MOBILISASI UNIT
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
3
NUSANTARA
METHODE TEKNIK OPERASI
Jangan memutar unit pada saat melewati ramp, pastikan sebelumnya posisi unit sudah lurus dengan
posisi ramp.
Bila melakukan pekerjaan menaikkan atau menurunkan unit dari atas low boy, selalu gunakan ramp atau
tempat khusus dan kerjakan sesuai petunjuk :
1. Pastikan brake Low Boy berfungsi dengan baik.
2. Ganjal dengan balok kayu di antara ban Low Boy agar Low Boy tidak bergerak.
3. Ramp harus lurus sejajar dengan Low Boy.
4. Posisi unit lurus dengan ramp.
5. Lakukan dengan perlahan-lahan.
6. Pada saat mobilisasi unit posisi unit di atas Low Boy harus spesifik.
Keterangan :
Gambar di samping untuk metode mengangkat buldozer
menggunakan alat bantu crane dengan standard spesifikasi.
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
3
NUSANTARA
METHODE TEKNIK OPERASI
HARUS DIPERHATIKAN SEBELUM MOBILSASI
Peringatan :
Tentukan rute perjalanan sebelum mobilisasi, dengan mengingat lebar, tinggi, berat, serta rintangan di
jalan seperti kabel listrik, tikungan, jembatan, dan kwalitas jalan yang akan dilaluinya.
Patuhilah semua peraturan lalu lintas dan rambu-rambu di tepi jalan, dan bila perlu mintalah pengawalan
dari instansi yang berkepentingan.
SAFETY OPERASI
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
3
NUSANTARA
METHODE TEKNIK OPERASI
grease atau kotoran di pegangan atau pijakan tersebut
(termasuk track shoe), segera bersihkan. Selalu jaga
kebersihannya. Perbaiki beberapa bagian yang rusak
dan kencangkan jika ada bolts yang kendor.
Fungsikanlah door lock secara baik. Bila anda berjalan
di atas track shoe dengan tangan berpegangan pada
hand rail bagian pintu, apa bila door lock tidak terkunci
dengan baik, pintu akan bergerak dan anda akan
terjatuh.
PENCEGAHAN KEBAKARAN
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
3
NUSANTARA
METHODE TEKNIK OPERASI
Setelah penambahan fuel atau oil bersihkan bekas tumpahannya.
Jika melakukan pekerjaan penggerindaan atau pengelasan chassis, pindahkan material-material
yang mudah terbakar ke tempat yang aman.
Jika mencuci dengan oil, gunakan oil yang anti terbakar. Diesel oil dan bensin merupakan bahan
yang sangat mudah terbakar, maka jangan menggunakan bahan tersebut.
Tempatkan bekas-bekas minyak atau bahan-bahan yang mudah terbakar dalam container yang
aman untuk dilakukan pengamanan di area kerja.
Jangan melakukan pengelasan atau pemotongan terhadap pipa atau penampung yang isinya
minyak yang mudah terbakar.
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
3
NUSANTARA
METHODE TEKNIK OPERASI
menempatkan seorang traficman atau membuat pagar pembatas dengan memasang tulisan
“dilarang masuk” yang mengelilingi lokasi kerja.
Jika menjalankan atau beroperasi di kedalaman air atau tanah lembek, periksa keadaan dan
kondisi kekerasannya, kedalaman dan derasnya aliran air sebelum beroperasi.
TRAVEL DI KEMIRINGAN
Jagalah unit dari tepi jurang atau tergelincir ke samping, selalu ikuti petunjuk yang ada
Berjalan di tempat yang miring rendahkan blade 20 – 30 cm di atas permukaan tanah. Apa bila
terjadi keadaan darurat, turunkan blade secepatnya untuk mencegah unit tergelincir juga dapat
untuk membantu menghentikannya.
Selalu travel menghadap atas atau bawah terhadap kemiringan jangan menyilang dengan
kemiringan. Travel dengan melintang pada kemiringan sangat berbahaya.
Jangan memutar arah pada saat unit berada di tempat yang miring, karena bisa menyebabkan unit
tergelincir ke samping.
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
3
NUSANTARA
METHODE TEKNIK OPERASI
Bila diperlukan memutar arah sebaiknya diawali dari bawah, atau setelah berada di atas di tempat
yang rata.
Berjalan naik turun di atas rumput, tanah basah, atau plate yang basah, karena unit bisa
tergelincir. Bila diperlukan jalankan unit secara perlahan.
Saat berjalan menuruni kemiringan jangan pernah menetralkan gear shift, karena engine brake
tidak dapat dioperasikan dan ini adalah ide yang berbahaya. Berjalan menuruni bukit sama dengan
kecepatan saat menaiki bukit.
Saat memutar unit di atas bukit turunkan kecepatan.
MENGGUNAKAN BRAKE
Saat unit berjalan, jangan meletakkan kaki anda di pedal brake, jika saat berjalan dengan
meletakkan kaki di atas pedal, brake akan cepat habis, dan ini akan membuat pedal menjadi
overheat dan rusak.
Jangan menginjak pedal brake terus menerus jika tidak di butuhkan. Jika ini di lakukan akan
membuat brake over heat dan akan membuat brake tidak bekerja dengan optimal.
Saat menuruni bukit, gunakan tenaga brake engine.
PARKIR UNIT
Parkir unit di tempat yang rata dan aman. Bila parkir di tempat yang rendah, parkirlah di tempat
yang tidak ada bahaya banjir. Bila memarkir unit, turunkanlah perlengkapan kerja di atas
permukaan tanah.
Jika unit harus parkir di slope/kemiringan, ganjallah track dengan balok, turunkan perlengkapan
kerja blade dan ripper ke atas tanah.
Setelah engine dimatikan, gerakkan work equipment control lever sebelah kanan keposisi RAISE
dan LOWER sebanyak 2 – 3 kali, untuk membebaskan pressure yang masih terjebak di hydraulic
circuit.
Bila unit diparkir di jalan umum, buatkan pagar, bendera, rambu-rambu, atau penerangan dan
tanda-tanda lain untuk memastikan bahwa lalu lintas yang melewatinya dapat melihat unit dengan
jelas. Parkirlah unit beserta pagar dan bendera tersebut dengan tidak mengganggu kelancaran lalu
lintas.
Bila meninggalkan unit, turunkan perlengkapan kerja sepenuhnya di atas permukaan tanah,
aktifkan safety lock lever ke lock position, kemudian matikan engine dan gunakan kunci untuk
mengelock seluruh peralatan. Selalu lepaskan kunci dan amankan bersama anda.
Selalu tutup pintu cabin operator dan kunci.
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
4
NUSANTARA
METHODE TEKNIK OPERASI
SAAT MELAKUKAN PENARIKKAN
Bila terjadi kesalahan methode pada saat pemilihan seling atau penarikannya, ini akan menimbulkan
luka yang serius. Untuk itu lakukan hal-hal sebagai berikut :
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
4
NUSANTARA
PERAWATAN
PERAWATAN
DEFINISI
Adalah suatu tindakan yang dilakukan dalam rangka mempertahankan atau mengembalikan suatu
peralatan pada kondisi yang dapat diterima sampai dengan umur rencana yang telah ditetapkan.
SASARAN PERAWATAN
1. Memaksimumkan waktu operasi / produksi
2. Mencegah kemungkinan terjadinya gangguan dan hambatan operasi / produksi.
3. Mengetahui kondisi mesin yang digunakan untuk menyiapkan suku cadang.
4. Mengatasi hambatan produksi atau operasi dengan cepat.
5. Memanfaatkan mesin / unit dalam keadaan layak operasi selama mungkin.
6. Mencegah terjadinya hal-hal yang membahayakan kesehatan dan keselamatan
7. Meminimalkan biaya perawatan.
TUJUAN PERAWATAN
1. High Availability
(Kesiapan alat untuk beroperasi yang tinggi).
2. Best Performance
(Kondisi unit yang paling baik).
3. Reduce Cost
(Menekan biaya perbaikan).
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
1
NUSANTARA
PERAWATAN
DIAGRAM PERAWATAN
PREVENTIVE MAINTENANCE
Jenis perawatan yang dilakukan dengan interval tertentu yang maksudnya untuk meniadakan kemungkinan
terjadinya gangguan kemacetan atau kerusakan mesin
PERIODIC SERVICE
Program perawatan unit yang dilakukan secara berkala dengan interval 250, 500, 1000, 2000 HM.
A. Mendeteksi kerusakan lebih dini
B. Menjamin fungsi utama keselamatan berjalan dengan baik ( steering, brake, dll )
C. Mencegah kerusakan akibat penurunan performa dari suatu unit
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
2
NUSANTARA
PERAWATAN
CORRECTIVE MAINTENANCE
Jenis perawatan yang dimaksudkan untuk mengembalikan mesin pada standart yang diperlukan . bisa berupa
reparasi atau penyetelan bagian – bagian mesin
OVERHAUL
Proses pemeliharaan berjangka untuk meremajakan kondisi komponen yang mengalami penurunan unjuk
kerja dalam kurun waktu tertentu yang sudah dijadwalkan sesuai dengan standar yang direkomendasikan oleh
pabrik/standar yang dibuat oleh management perusahaan, dilakukan tiap 10000 HM atau lebih.
Tujuan OVERHAUL :
1. Optimalisasi lifetime component unit
2. Mengembalikan performance dari komponen sesuai dengan referensi pabrik
3. Memperpanjang umur pakai dari komponen
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
3
NUSANTARA
PERAWATAN
PELAKSANAAN PERAWATAN HARIAN / P2H
Peringatan :
Kebocoran oil atau fuel pada komponen yang bertemperatur tinggi seperti turbocharger, muffler bisa
menyebabkan kebakaran. Periksalah dengan teliti dan pastikan tidak ada kebocoran, apabila ada yang
tidak normal segera laporkan agar segera diperbaikki. Naik ke atas unit, gunakan tangga dan
pegangan yang telah disediakan.
Pastikan unit dalam keadaan rata sebelum diperiksa. Dan periksalah keliling seluruh komponen
dengan teliti serta bagian bawah unit dari kekendoran, keausan, keretakan dan kebocoran dan
bersihkan kotoran debu minyak yang menempel pada komponen yang bertemperatur tinggi.
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
4
NUSANTARA
PERAWATAN
Keterangan :
Bila dalam pemeriksaan lamp monitor tidak nyala
segera adakan perbaikan.
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
5
NUSANTARA
PERAWATAN
PERIKSA FUEL LEVEL
Saat penambahan fuel jangan sampai tumpah melebihi batas, ini dapat menyebabkan kebakaran. Jika
tumpah segera bersihkan tumpahan tersebut.
1. Putar key starting switch ke posisi ON, dan periksalah
jumlah bahan bakar pada fuel gauge (G) pada
monitor panel. Setelah selesai, kembalikan lagi key
switch ke posisi OFF.
2. Setiap selesai bekerja, isilah tank bahan bakar
melalui filler port (F) dan periksalah bahan bakar
dengan menggunakan dipstick yang tersedia pada
fuel filler port.
3. Setelah bahan bakar cukup, kencangkan kembali cap
fuel filler portnya.
Keterangan :
Isi fuel tank 1050L, sebelum unit bekerja di tempat yang
miring, pastikan bahan bakar cukup agar engine tidak
masuk angin. Dan bila lubang breather pada cap filler
port fuel tank buntu, tekanan di dalam fuel tank akan
rendah, sirkulasi bahan bakar akan terhambat dan
engine bisa masuk angin. Bersihkan lubang breather cap
filler port fuel tank secara teratur.
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
6
NUSANTARA
PERAWATAN
Keterangan :
Pemeriksaan oli engine pada saat engine mati di antara tanda H dan L pada dipstick engine STOP.
Dan pemeriksaan engine hidup di antara tanda H dan L pada dipstick engine IDLING. Pemeriksaan oli
engine pada saat unit baru selesai bekerja, tunggu 15 menit setelah engine dimatikan dan pastikan
posisi unit rata. Cabutlah dipstick dari holder pipenya terlebih dahulu sebelum menambah atau
mengisi oli engine, untuk membebaskan udara keluar dari dalam crankcase.
PERIKSA OIL LEVEL POWER TRAIN CASE (TRANSMISSION TORQUE CONVERTER DAN
BEVEL GEAR)
Tutup berat jangan berada dibawahnya saat membuka atau menutupnya
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
7
NUSANTARA
PERAWATAN
Keterangan :
Saat memeriksa jumlah oil, tempatkan unit dengan posisi rata.
Saat memeriksa jumlah oil sebelum operasi, periksa dengan engine stopped dan gunakan dipstick
pada posisi COLD STOP. Pemeriksaan juga dapat dilakukan pada saat engine telah berjalan,
temperatur oil power train tinggi, dalam hal ini engine berjalan idling gunakan dipstick pada posisi
HOT IDLING.
Keterangan :
Saat pemeriksaan engine harus dalam keadaan mati.
Pemeriksaan oli dumper, unit harus dalam posisi datar.
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
8
NUSANTARA
PERAWATAN
PERIKSA DUST INDICATOR
Catatan :
Jangan menambah oli hydraulic bila oli sudah berada
di tanda H, karena bisa merusak hydraulic system dan
bisa menyembur ke luar.
KETERANGAN :
Saat pemeriksaan, jika unit dalam posisi miring
pindahkan unit ke tempat rata.
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
9
NUSANTARA
PERAWATAN
PERIKSA KELISTRIKAN
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
1
NUSANTARA
PERAWATAN
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
1
NUSANTARA
PERAWATAN
TROUBLE SHOOTING
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
1
NUSANTARA
PERAWATAN
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
1
NUSANTARA
PERAWATAN
1. Cooling water 8. Hydraulic oil filler
2. Engine oil level 9. Hydraulic oil tank
3. Recoil spring case 10. Hydraulic oil level
4. Power train oil pan 11. Hydraulic tank drain
5. Engine oil pan drain 12. Final drive case
6. Fuel tank drain 13. Final drive case drain plug
7. Fuel tank filler
Keterangan
Apabila kandungan sulphur pada bahan bakar kurang dari 0.5 %, lakukan penggantian oli pelumas secara
periodic dengan jangka waktu sesuai standart yang diberikan OMM. Apabila kandungan sulphur pada bahan
bakar lebih dari 0.5 %, lakukan penggantiannya sebagai berikut:
Kandungan sulphur bahan bakar Interval penggantian oli pada engine oil pan
0.5 s/d 1.0 % 1 / 2 dari standart interval
Di atas 1.0 % 1 / 4 dari standart interval
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
1
NUSANTARA