Anda di halaman 1dari 179

MATERI PELATIHAN

OPERATOR BULLDOZER
D375A-5

Revisi : 00

INDONESIA LEARNING CENTER


TRAINING AND DEVELOPMENT HEAVY

EQUIPMENTJakarta
LEMBAR PENGESAHAN

Materi Pelatihan Operator


Bulldozer D 375A-5

NAMA LENGKAP JABATAN TANDA TANGAN

Aqmaludin Azhar OCTD Officer

DISIAPKAN Moch. Zaenal Abidin


Dan OCTD Sect. Head
DIPERIKSA

Muhammad Eko
OT Sect. Head
Hidayat

DISAHKAN Priyo Hadi Susananto OTS Dept. Head

i
KATA PENGANTAR

Dengan rasa syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesempatan dan

kemampuan kepada kami, sehingga “Materi Pelatihan Operator D 375A-5” dapat selesai

tersusun.

Harapan kami semoga buku ini dapat bermanfaat bagi calon operator dalam mengikuti

pelatihan, khususnya unit D 375A-5 dan memudahkan dalam memahami cara pengoperasian

unit dengan benar sesuai prosedur-prosedur serta peraturan keselamatan kerja yang berlaku

di PT PAMAPERSADA NUSANTARA. Sehingga pada akhirnya, dapat meningkatlan kompetensi

siswa pelatihan di dalam pengetahuan maupun keterampilan.

Seperti pepatah, “Tiada Gading Yang Tak Retak”, kami menyadari bahwa di dalam penyusunan

Materi Pelatihan Operator D 375A-5 ini masih terdapat beberapa kekurangan. Untuk itu kami

sangat mengharapkan saran dan kritik pembaca demi kesempurnaan handbook ini nantinya.

Jakarta,

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR........................................................................................................................................ ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................................................... iii
GENERAL SAFETY................................................................................................................................................................
POWER TRAIN.......................................................................................................................................................................
INSTRUMENT PANEL ........................................................................................................................................................
METODE & TEKNIK OPERASI.......................................................................................................................................
PERAWATAN ...........................................................................................................................................................................

iii
GENERAL SAFETY

GENERAL SAFETY

PENGERTIAN

Pengertian safety secara umum adalah :


A. Suatu usaha untuk menciptakan keadaan lingkungan kerja yang aman (bebas dari
kecelakaan) sehat dan nyaman.
B. Mutu suatu aman atau kebebasan dari bahaya dan kecelakaan.

PENGAWASAN TERHADAP 4 M

Manusia

Mesin
Tidak ada
Pengawasan terhadap 4 M kecelakaan manusia
Lingkungan
Kerja yang
aman Lingkungan
Material kerja yang aman

Metode

Dalam tindakan keselamatan maka diperlukan pengawan terhadap aspek 4 M :

SEJARAH KESELAMATAN KERJA

1. Zaman purbakala.
Manusia bertahan dari kondisi alam , baju dari bulu hewan alas kaki kulit dsb.

2. Tahun 1700 SM
Hamurabi dari babylonia telah membuat aturan keselamatan terhadap bangunan –
bangunan (bila bangunan yang dikerjakan menimbulkan bencana kematian maka
kontraktornya dihukum mati).

3. Zaman mozai (5 abad setelah hamurabi)


Setiap bangunan tinggi harus dibuat pagar.

4. Zaman romawi tahun 80


Mulai diterapkan memakai masker untuk pekerja berdebu.

5. Revolusi industri (Inggris)


Mulainya ditemukan mesin uap , penerapan K3.

6. Amerika (setelah tahun 1850)


PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 1
Operational Training Department
GENERAL SAFETY

Dimulai safety baik secara sektoral maupun nasional .

HUBUNGAN KESELAMATAN KERJA DENGAN PRODUKSI


Produksi : Kualitas + Kuantitas + Keselamatan kerja

1. Untuk mencapai produksi


Maka perlu keselamatan kerja , artinya tidak ada kecelakaan dan oleh karena itu
perlu pencegahan .
2. Ingat produksi
Tidak ada produksi jika ada kecelakaan , oleh karena itu kecelakaan harus dicegah
/ dihindari.

3. Pencegahan merupakan kunci dari produksi


Oleh karena itu pencegahan adalah keselamatan kerja , maka keselamatan kerja
adalah kunci dari produksi .

USAHA MENINGKATKAN KESELAMATAN KERJA

a. Karyawan :
Penerapan disiplin karyawan terhadap ;
• Ketentuan dan peraturan yang berlaku
• Menguasai peralatan yang dioperasikan
• Menjaga kebersihan alat
• Mengenal tempat/lokasi kerja yang berbahaya
• Mengamankan lingkungan kerja dari barang-barang yang mengganggu kegiatan
maupun barang-barang yang mudah terbakar
• Selalu waspada akan adanya bahaya
• Berhati-hati dalam membawa barang
• Bekerja sesuai prosedur

b. Perusahaan :
1) Perusahaan diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru
tentang :
 Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta yang dapat timbul dalam tempat kerja ;
 Semua pengamanan dan alat-alat perlindungan yang diharuskan dalam tempat
kerja ;
 Alat-alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan
 Cara-cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaan
2) Perusahaan hanya dapat mempekerjakan tenaga kerja yang bersangkutan setelah ia
yakin bahwa tenaga kerja tersebut telah memahami syarat-syarat tersebut di atas.
3) Perusahaan diwajibkan menyelenggarakan pembinaan bagi semua tenaga kerja
yang berada di bawah pimpinannya, dalam pencegahan kecelakaan dan
pemberantasan kebakaran serta peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja, pula
dalam pemberian pertolongan pada kecelakaan.
4) Perusahaan diwajibkan memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat dan ketentuan-
ketentuan yang berlaku bagi usaha dan tempat kerja yang dijalankan.

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 2


Operational Training Department
GENERAL SAFETY

c. Peralatan
Peralatan di lapangan harus dalam keadaan siap operasi dan aman dipergunakan,
meliputi :
• Kondisi alat baik dan bersih, perawatan harian dilakukan oleh operator
• Kemampuan rem telah teruji
• Perlengkapan/alat bantu telah disiapkan di kotak perlengkapan
• Perlengkapan PPPK disiapkan di tempat/kotak PPPK
• Kemampuan alat/kapasitas alat yang dioperasikan.

d. Barang dan lingkungan kerja


Faktor keselamatan kerja barang dan lingkungan juga sangat mempengaruhi kegiatan
pengoperasian peralatan, maka perlu mengetahui :
• Jenis barang yang akan dibawa/dipindahkan
• Mengenal medan kerja

FILOSOFI DARI MANAJEMEN KESELAMATAN KERJA

Bahaya di tempat kerja telah mulai diidentifikasi oleh para ahli ilmu kedokteran sebelum
tahun 1800-an. Ramuzzini (1633-1714) dikenal sebagai Bapak dari Pengobatan Kerja
(Occupational Medicine). Kematian dan cacat akibat kerja saat itu memang dianggap biasa,
terutama dalam bidang pertambangan dan pertanian. Ramuzzini adalah orang yang pertama
merekomendasikan penyelidikan ke dalam sejarah kesehatan kerja dari pasien.

Dengan kemajuan Revolusi Industri, permesinan, alat mekanikal dan listrik telah menjadi
bagian yang integral dari kehidupan kita. Mekanisasi memberikan banyak keuntungan, tetapi
diiringi pula dengan meningkatnya resiko, penyakit, dan cedera pada orang yang terpapar
padanya. Penggunaan bahan-bahan kimia juga tidak lagi terpisahkan dari kehidupan manusia.
Bahan pembersih, cat, perekat, bahan pencampur hanyalah sedikit dari benda yang kita
gunakan sehari-hari. Tetapi pembuatan dan pemakaian dari bahan-bahan ini bisa
membahayakan tubuh kita, atau bisa menimbulkan bahaya kebakaran. Beberapa proses dan
bahan juga berbahaya bagi lingkungan hidup.

Dengan adanya hal-hal yang merugikan di atas, maka timbullah suatu program pencegahan
bahaya-bahaya yang muncul di tempat kerja tersebut dalam bentuk Program Kesehatan dan
Keselamatan Kerja. Seiring dengan laju pertumbuhan manajemen modern, maka muncul pula
apa yang disebut Manajemen Keselamatan Kerja.

Orang yang selamat, tidak akan dapat berbuat banyak jika ia sakit. Oleh karena itu
kesehatan tidak dapat dipisahkan dari keselamatan. Dalam terminologi PAMA,
keselamatan kerja disebut sebagai Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

Disadari pula bahwa kita tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan selamat apabila
lingkungan hidup kita tidak aman. Tuntutan dunia yang gencar akan penyelamatan
lingkungan hidup juga membuka mata kita bahwa tidak ada usaha yang langgeng jika tidak
memperhatikan permasalahan lingkungan hidup ini. Oleh karena itu, PSMS secara integral
memadukan pengelolaan K3 dan Lingkungan Hidup ini menjadi Manajemen K3 & LH.

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 3


Operational Training Department
GENERAL SAFETY

Sebelum adanya Program Pencegahan Kecelakaan di Afrika Selatan, tahun 1951, insiden
yang menyebabkan cacat pada karyawan mencapai 4% dari keseluruhan tenaga kerja. Pada
tahun 1993, angka ini menjadi 1,7%. Hal ini disebabkan salah satunya oleh Sistem (NOSA-5
Star) yang mengidentifikasi sebab-sebab dari insiden serta menunjukkan di daerah mana
diperlukan perhatian bagi manajemen dan karyawan.

Secara keseluruhan diperlukan kerjasama antara semua pihak (manajemen, karyawan dan
pemerintah) untuk mencapai tujuan yang diharapkan, yakni menurunkan angka kerugian,
baik berupa cedera pada manusia, kerusakan harta benda, proses, maupun lingkungan.

Tanggung jawab moral maupun legal harus disadari dan dipahami oleh kedua pihak
(manajemen dan karyawan. Sebagai bonus dari turunnya angka kerugian ini, sebenarnya
bisa didapatkan:
1. Produktivitas yang meningkat,
2. Semangat kerja yang lebih tinggi,
3. Kesehatan karyawan yang lebih terjamin,
4. Ketenangan bagi keluarga karyawan.

Penurunan kemampuan karyawan untuk berkarya, mempunyai dampak sosial dan psikologis
yang luas bagi keluarga maupun masyarakat. Bagi Perusahaan sendiri, kerugian harta
benda dan moral tidak seluruhnya dapat digantikan oleh asuransi.

PRINSIP MANAJEMEN

Adanya Manajemen Keselamatan Kerja, berarti kita mengukur kinerja Keselamatan


Kerja suatu perusahaan. Suatu prinsip yang diterapkan dalam Keselamatan Kerja untuk
melengkapi siklus dari Plan, Do, Check, Action ataupun Planning, Organizing, Leading,
& Controlling dapat digambarkan sebagai I S S M E C.

I Identify (identifikasi) semua penyebab yang mungkin dari


insiden,
S Set Standards of Practice and Procedures (menetapkan
standar dari Praktek dan Prosedur),
S Set Standards of accountability (menetapkan standar dari
pertanggungan gugat),
M Measure performance against standards (mengukur
kinerja terhadap standar),
E Evaluate compliance with standards (evaluasi pemenuhan
terhadap standar),
C Correct deficiencies and deviations (Koreksi terhadap
kekurangan dan deviasi).

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 4


Operational Training Department
GENERAL SAFETY

Setiap orang yang ada di perusahaan harus memastikan bahwa prinsip ISSMEC ini
diterapkan, yaitu dengan memastikan bahwa terdapat standar keselamatan untuk setiap tugas
dan pekerjaan. Dalam hal ini termasuk di dalamnya: Manajer, Kontraktor dan Sub-kontraktor,
Karyawan (full time maupun parttime) dan Tamu.
Manajemen bertanggung jawab untuk mengidentifikasi bahaya dan menempatkan
pencegahan- pencegahan agar orang tidak terpapar pada bahaya-bahaya tersebut. Semua
orang harus memastikan bahwa prosedur yang ada diimplementasikan dengan baik.
Perwakilan K3 mempunyai peran yang penting untuk memberikan saran bagi
manajemen dan karyawan tentang masalah yang ada.

SISTEM KESELAMATAN KERJA PSMS (PAMA SAFETY MANAGEMENT


SYSTEM)

PSMS adalah sistem keselamatan kerja yang dirancang khusus untuk PT Pamapersada
Nusantara. Sistem PSMS diambil dari sistem-sistem yang telah sukses di dunia. Sistem
dalam PSMS ini dirancang sedemikian rupa sehingga dapat diaudit oleh sistem safety
manapun yang ada di dunia, seperti NOSA, ISRS ataupun DuPont.

Di dalam industri mana saja, terdapat suatu hal yang mendasar dari pengelolaan K3.
Jika diterap-kan sebuah sistem yang mengurangi resiko di tempat kerja, maka tingkat
kejadian (insiden) dapat diturunkan. Selain itu, dengan adanya sistem, maka kita
dapat mengukur kinerja Keselamatan Kerja di suatu perusahaan. Untuk menjamin
hal ini, Sistem harus dapat dipahami oleh seluruh lapisan karyawan, dari tingkat puncak
sampai operator, dengan partisipasi yang luas.

Pada dasarnya Sistem ini mengidentifikasi daerah-daerah utama yang harus menjadi perhatian
manajemen. Sistem PSMS disusun secara sistematis dengan mengambil elemen-
elemen yang pro-aktif untuk dijadikan prioritas dalam pengelolaan K3. PSMS terdiri 15
Elemen utama dan 120 Sub-Elemen. Elemen-Elemen itu ialah:
1. Kepemimpinan dan Organisasi
2. Komunikasi
3. Inspeksi Terencana
4. Inventaris Tugas Kritis
5. Penyelidikan Insiden
6. Standar, Prosedur, dan Disiplin
7. Penanganan Keadaan Darurat
8. Pelatihan
9. Kesehatan Kerja dan Ergonomi
10. Rekayasa dan Pengendalian Desain
11. Seleksi dan Penempatan
12. Alat Pelindung Diri
13. Evaluasi Sistem
14. Perlindungan Lingkungan
15. Keselamatan di-Luar-Pekerjaan

Untuk menjalankan roda sistem ini, dibutuhkan audit yang terus menerus dengan
menggunakan ceklis yang telah ditentukan. Untuk mencapai sasaran yang diinginkan,
Manajemen harus meluangkan waktu untuk melakukan Pelatihan bagi seluruh
tingkat karyawan.

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 5


Operational Training Department
GENERAL SAFETY

Pelatihan ini dapat dilakukan dalam bentuk apapun di tempat kerja, melalui pemutaran
video, pemasangan poster, pembagian booklet, pembicaraan 5 menit/studi kasus, maupun
catatan-catatan kerja dan hasil inspeksi.

INSIDEN

Insiden adalah hasil dari dua atau lebih bahaya berinteraksi dengan cara yang tidak
direncanakan, dimana saat itu terjadi pertukaran energi. Pertukaran energi ini bisa saja sangat
kecil dan tidak menimbulkan kerusakan yang berarti, tetapi tetap disebut insiden.
PAMA tidak mengenal kata accident. Semua kejadian yang tidak diinginkan, yang
berpotensi menimbulkan kerugian dalam derajat apapun, adalah insiden.

Hal ini disebabkan karena adanya teori Piramida Kecelakaan. Teori ini mengemukakan bahwa
kita perlu mengetahui dan mencegah insiden-insiden yang nyaris menimbulkan korban (Near-
Miss) – yang perbandingannya 600 : 1 bila dibandingkan dengan insiden besar/fatal – agar
kita dapat mencegah insiden yang lebih besar.

1 Fatal / Kematian
10
Luka Ringan
30
600
Property Damage
10.000
Nyaris Celaka

Tindakan & Kondisi Tidak Aman

SEBAB-SEBAB INSIDEN

Jika dua (atau lebih ) bahaya berinteraksi secara tidak direncanakan, timbul insiden.
Bahaya (hazard) merupakan benda yang kasat mata. Sebuah benda harus memiliki
potensial mendekat dan bertabrakan. Benda apa saja mempunyai potensial untuk membantu
atau mengganggu suatu tugas. Jika tidak mempunyai keduanya, maka bahayanya tidak
ada. Cara mendekat akan terjadi satu dari tiga cara.

A B
A B
A B

Semua benda fisik mempunyai bahaya karena mereka memiliki volume dan massa,
entah itu kecil, nampak atau tidak nampak, padat, cair, gas, atau sinar. Insiden terjadi
saat dua bahaya mendekat dan ketika mereka mencapai titik tak-dapat-kembali (point-
of – no- return) kemudian bertabrakan.
Studi menunjukkan bahwa Insiden mengikuti suatu pola. Satu peristiwa memicu
peristiwa berantai lain seperti sebuah domino yang jatuh. Kita akan melihat setiap
langkah dan mengidentifikasi hal-hal di dalam tiap kategori.

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 6


Operational Training Department
GENERAL SAFETY

Keenam Domino, dari kiri ke kanan: (1) KURANGNYA KENDALI (LACK OF


CONTROL), (2) FAKTOR ORANG & PEKERJAAN (PERSONAL & JOB FACTOR), (3)
TINDAKAN & KONDISI TIDAK AMAN (UNSAFE ACTS & CONDITIONS), (4)
INSIDEN (INCIDENT), (5) CEDERA (INJURY), (6) BIAYA (COST).

KURANGNYA PENGAWASAN / PENGENDALIAN


Pengendalian adalah fungsi dari karyawan, pengawas dan manajemen. Pengendalian
yang baik hanya mungkin apabila terdapat standar kerja yang baik, terencana dan
terbukti efektif, dapat dipraktekkan. Daerah dimana diperlukan pengendalian dimulai
dari lingkungan kerja, kemudian peralatan, proses, metodologi, pelatihan, seleksi dan
penempatan, observasi tugas dan bimbingan.
Tujuan yang sama dan diketahui bersama juga diperlukan untuk memperbaiki
keadaan. Job Safety Analysis (JSA), Written Safework Procedures (WSWP),
pengawasan tugas, pelatihan dan pelatihan-kembali serta penilaian kinerja yang efektif
adalah beberapa metode yang diperlukan untuk menangani faktor pengawasan /
pengendalian ini.

FAKTOR PRIBADI DAN PEKERJAAN (SEBAB DASAR)


Oranglah yang terlibat dalam insiden. Insiden tidak „begitu saja terjadi‟.
Yang termasuk dalam Faktor Pribadi diantaranya ialah:
1. Kurangnya pengetahuan atau ketrampilan
Solusinya: Pelatihan atau bimbingan yang sesuai.
1. Kurangnya motivasi atau sikap terhadap pekerjaan
Solusinya: Komunikasi, pelatihan untuk mencapai tujuan yang sama.
1. Ketidakmampuan fisik atau mental
Solusinya: deskripsi tugas yang jelas, sesuai dengan seleksi dan penempatan,
seleksi pra-jabatan dan pemeriksaan kesehatan periodik.
Yang termasuk dalam Faktor Pekerjaan diantaranya ialah:
1. Kekurangan mekanikal
2. Lingkungan kerja yang tidak sesuai
3. Kurangnya atau tidak tepatnya standar kerja
Solusinya: survei yang luas dan terstruktur, rencana tindakan dan evaluasi yang
terus-menerus

Fungsi Planning, Organising, Leading dan Controlling (POLC) atau dalam


terminologi Astra: PDCA, adalah sangat vital dalam melakukan pengendalian
terhadap fase ini.

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 7


Operational Training Department
GENERAL SAFETY

Sebuah proses terstruktur yang terdiri dari identifikasi dan evaluasi juga diperlukan
untuk memastikan bahwa standar kerja mencukupi terhadap mekanisme pengendalian.

TINDAKAN TIDAK AMAN DAN KONDISI TIDAK AMAN (SEBAB


LANGSUNG)

Tindakan Tidak Aman (Faktor Manusia)


Dalam lingkungan sosial, dapat diterima bahwa orang mempunyai karakter yang
bermacam-macam dan mereka mempunyai tindakan / respons berbeda-beda walaupun
ditempatkan pada situasi yang sama.
Hal ini tidak selalu praktis jika diterapkan di lingkungan kerja. Kerja membutuhkan
disiplin agar peralatan tidak rusak akibat kecerobohan pegawai. Beberapa contoh
kasus ialah: menyalakan peralatan tanpa peringatan terlebih dahulu, tanpa memastikan
bahwa rekan kerja dalam posisi aman; Melepaskan pelindung mesin; Bergurau atau
bercanda di sekitar alat yang bergerak; dll.
Solusi: Karyawan harus mempunyai tanggung jawab untuk memikirkan hal-hal yang
mungkin terjadi, bahaya apa yang mungkin menimpa dirinya. Beberapa kewajiban
karyawan antara lain: menghadiri pelatihan, mengikuti instruksi dan prosedur,
melaporkan bahaya atau kekhawatiran, dan memastikan bahwa hal-hal ini dikerjakan.

Kondisi Tidak Aman (Faktor Engineering)


Perusahaan mempunyai tanggung jawab bahwa tempat kerja dan semua peralatannya
aman, bebas dari resiko sejauh mungkin. Hal ini berarti bahwa rancangan, instalasi
dan operasi harus diselidiki, kecocokannya diteliti dan dievaluasi. Beberapa contohnya
ialah perlindungan mesin, sistem lock-out, pencahayaan, ventilasi ekstraksi,
pengendalian bising, dll.
Solusi: Perusahaan harus memastikan bahwa lingkungan kerja tidak mengancam
keselamatan karyawan atau membahayakan masyarakat sekitarnya. Contoh
penanggulangan ialah dengan sistem ventilasi ekstraksi, pencahayaan yang baik, dan
pengendalian bising. Perusahaan juga harus mempunyai peralatan dan prosedur yang
baik.

INSIDEN
Insiden adalah kejadian yang tidak direncanakan. Peristiwa itu tidak mengikuti pola
operasi normal atau yang diharapkan. Keparahan dan hasilnya bisa bervariasi.
Terdapat kerugian yang cukup banyak sebagai akibat dari cedera fisik, kerugian harta
benda, kerugian material atau gangguan pada proses.

CEDERA ATAU PENYAKIT AKIBAT KERJA / INTERUPSI PROSES


Hasil dari peristiwa yang tidak diinginkan sangat bervariasi. Sebuah insiden yang
tidak dilaporkan barulah merupakan kerugian yang tidak terukur, misalnya sebuah
„near miss‟/ „kejadian nyaris‟. Bisa juga hal yang tidak terukur itu ialah interupsi
bisnis karena waktu untuk membersihkan atau waktu mesin diam. Situasi yang sama
dengan keadaan yang sedikit berbeda bisa jadi menimbulkan hasil yang berbeda
(insiden yang dilaporkan). Oleh karena itu perlu dilakukan : (1) identifikasi terhadap
kerugian potensial, (2) menyelidiki dan mengidentifikasi sebab dasar, dan (3)
menetapkan langkah perbaikan untuk mencegah terulangnya insiden.

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 8


Operational Training Department
GENERAL SAFETY

BIAYA
Semua peristiwa yang tidak diinginkan membutuhkan biaya. Asuransi bisa menutup
sebagian kerugian, tetapi tidak semuanya dan premium asuransi harus dibayar.
Biaya yang tidak diasuransi lebih sulit lagi untuk diukur, tetapi seringkali lebih tinggi
daripada biaya yang diasuransi atau biaya yang jelas.
Diperlukan perhitungan untuk biaya penyelidikan, waktu henti, kerugian properti,
mesin dan produk.

PSMS

Urutan Domino dengan PSMS sebagai stabilizer.

Dari penyelidikan yang luas terhadap sebab-sebab kecelakaan, terbukti


Faktor Manusia memegang peranan penting, yakni 88% dari semua
kecelakaan. Faktor Engineering berkontribusi 10% dan hanya 2% yang
disebabkan oleh ‘takdir’ atau tak dapat dijelaskan.

88%
2%

10%

DASAR HUKUM PENGELOLAAN KESELAMATAN KERJA DI INDONESIA

1. UU NO.1 TAHUN 1970


Undang-undang ini dimaksudkan untuk melindungi tenaga kerja di Indonesia. UU ini
adalah dasar dari semua pengelolaan K3 yang ada di Indonesia. Menurut pasal 2 dari
UU no.1 tahun 1970 ini, ruang lingkup dari UU ini meliputi bidang usaha
pertambangan dan pengolahan: emas, perak, logam atau bijih logam lainnya, batu-
batuan, gas, minyak atau mineral lainnya, baik di permukaan atau di dalam bumi
maupun di dasar pengairan.

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 9


Operational Training Department
GENERAL SAFETY

2. KEP MEN 555.K/26/M.PE/1995


Di dalam Keputusan Menteri Pertambangan no.555K tahun 1995 ini, Pemerintah lebih
jauh mengatur tentang Keselamatan Kerja di Tambang. Keputusan Menteri ini
harus merujuk pada UU no.1 tahun 1970 di atas (tidak berkontradiksi). Yang
termasuk dalam ruang lingkup kerja PAMA ialah Tambang Permukaan, karena
PAMA tidak mengerjakan tambang bawah tanah.

KECELAKAAN TAMBANG

Pada kecelakaan penyelidikan / pekerjaan pertambangan dalam waktu antara , mulai


masuk dan mengakhiri bekerja , digolongkan dalam kecelakaan tambang .
Klasifikasi kecelakaan tambang di Indonesia :
1. Luka ringan
Korban dalam waktu kurang dari 3 minggi telah dapat bekerja kembali seperti biasa
atau kembali pada pekerjaan semula.
2. Luka berat
Korban dalam waktu lebih dari 3 minggu baru dapat bekerja kembali seperti biasa atau
kembali kepada pekerjaan semula.
3. Mati
Koban meninggal dunia dalam waktu 24 jam sesudah terjadinya kecelakaan.

BIAYA YANG TIMBUL AKIBAT INSIDEN

1. Langsung
1. Gaji dll
2. Perawatan dan pengobatan
3. Kerusakan peralatan atau bahan – bahan

2. Tidak langsung
1. Kehilangan waktu
2. Karena menolong karyawan yang mendapat kecelakaan
3. Mempersoalkan apa yang baru terjadi
4. Membina penggantinya

TEORI GUNUNG ES

Ketika terjadi Insiden, maka biaya yang timbul akibat adanya insiden tersebut akan lebih
banyak dari pada biaya yang tampak atau biaya lagsung yang timbul dari insiden tersebut.
Maka hal tersebut dapat diibaratkan seperti gunung es, dimana puncak dari gunung es yang
tampak ke permukaan laut, sebenarnya dasarnya lebih dalam dan luas lagi.

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 10


Operational Training Department
GENERAL SAFETY

Biaya pengobatan
Biaya-biaya Kompensasi (yang diasuransikan)

Kerusakan Bangunan
Kerusakan Perlengkapan dan Peralatan
Kerusakan Material dan Hasil
Kelambatan - kelambatan Produksi dan Hambatan - hambatannya
Biaya - biaya Administrasi
Biaya - biaya Penyediaan Keadaan Darurat dan Peralatan
Penyewaan - penyewaan Peralatan sementara
Waktu yang diperlukan untuk investigasi
Mengganti hilangnya waktu
Biaya penyewaan dan atau pelatihan tenaga - tenaga pengganti
Lembur
Waktu yang diperlukan untuk pengawasan tambahan
Waktu untukAdministrasi
Berkurangnya tenaga akibat pekerja yang terluka
Hilangnya usaha dan jasa baik

MENGHITUNG NILAI RESIKO SUATU BAHAYA

RESIKO
KEMUNGKINAN X KEPARAHAN X FREKUENSI
………… X ……….. X ………………

SEVERITY (S) / KEPARAHAN (S) PROBABILITY (P) / PROBABILITAS (P)


1 No Probability of Occurrence/
1 Minor Injury or (Property Damage < US$ 100)
Cedera Ringan atau (Kerugian Harta Benda <US$ 100) Tidak Terdapat Kemungkinan Terjadi
2 Less than Average Probability of Occurrence/
2 Lost Time Injury with No Permanent Disability or Kemungkinan Terjadi Lebih Kecil daripada Rata-Rata
(US$ 100 < Property Damage < US$ 1 000) 3 Average Probability of
Cedera Hari Hilang tanpa Cacat Permanen atau Occurrence/ Kemungkinan Terjadi
(US$ 100 < Kerugian Harta Benda < US$ 1 Rata-Rata
000) 4 Good Probability of
3 Lost Time Injury with Permanent Disability or Occurrence Kemungkinan Besar
(US$ 1 000 < Property Damage < US$ 5 000) Terjadi
Cedera Hari Hilang dengan Cacat Permanen atau 5 Will Definitely Occur
(US$ 1 000 < Kerugian Harta Benda < US$ 5 Pasti Akan Terjadi
000)
4 Fatal Injury to One Employee or
(US$ 5 000 < Property Damage < US$ 10 000) FREQUENCY (F) / FREKUENSI (F)
Cedera Berakibat Kematian pada Satu Karyawan
atau (US$ 5 000 < Kerugian Harta Benda < US$ 10 5 Few persons once per year (Rare)
000) Sedikit orang sekali dalam setahun (Jarang)
5 Multiple Fatal Injuries or
(US$ 10 000 < Property Damage) 3 Some persons monthly (Unusual)
Cedera Berakibat Kematian pada Banyak Orang Beberapa orang setiap bulan (Tidak Biasa)
atau (US$ 10 000 < Kerugian Harta Benda)
2 Some persons weekly (Seldom)
Beberapa orang setiap minggu (Kadang-Kadang)
3 Few persons once per day (Often)
Sedikit orang sekali setiap hari
(Sering)
5 Many persons many times per day (Continuous)
Banyak orang berkali-kali setiap hari (Terus-menerus)

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 11


Operational Training Department
GENERAL SAFETY

PERHATIAN BAGI OPERATOR

a. Operator yang berhak mengoperasikan unit alat berat adalah operator yang telah
memiliki Sertifikat Keterampilan pada unit tersebut atau yang telah lulus dalam
pelatihan, yang telah mengerti dan terampil dalam mengoperasikan dan merawat
unit alat berat.
b. Pelajari semua larangan, tindakan pencegahan dan peraturan tentang prosedur
kerja. Taati semua peraturan yang berkaitan dengan keselamatan kerja selama
mengoperasikan atau merawat dump truck.
c. Jangan mengoperasikan unit Alat berat :
 Kondisi badan tidak sehat
 Sehabis minum obat dan mengakibatkan mengantuk
 Sehabis minum minuman keras dan mengakibatkan mabuk
 Masih menghadapi masalah yang dapat menyangkut problem emosi
Kondisi tersebut dapat mempengaruhi kecermatan operator dalam mengatasi
bahaya dan dapat mengakibatkan kecelakaan.

TUGAS OPERATOR YANG BERKAITAN DENGAN K3

a. Secara umum tugas operator dalam hal keselamatan kerja adalah :


 Menggunakan alat keselamatan kerja yang diwajibkan
 Ikut bertanggung jawab terhadap keamanan, keselamatan dan kesehatan kerja
 Memahami pencegahan keselamatan kerja
 Memahami pekerjaan yang sedang dilaksanakan
 Selalu waspada terhadap timbulnya kecelakaan
 Menghayati instruksi yang diberikan
 Memahami PPPK
 Selalu melaksanakan persiapan alat sebelum pengoperasian
b. Sikap operator untuk memahami ketentuan/peraturan K3
Dari uraian tugas tersebut di atas, maka yang akan menentukan adalah sikap
manusia/operator dalam melakukan pekerjaan dengan memenuhi peraturan-
peraturan yang berlaku antara lain :
 Menggunakan alat perlindungan diri bagi tenaga kerja/operator yang
bersangkutan antara lain : helm, kaca mata masker, sarung tangan, pakaian
kerja, penutup telinga, sepatu kerja, dan menggunakan safety belt.
 Melakukan cara-cara dan sikap yang aman dalam mengoperasikan
peralatan/melaksanakan pekerjaannya, antara lain teknik pengoperasian
peralatan yang benar dan sadar akan adanya bahaya/ kecelakaan.
 Mengenal kondisi-kondisi dan bahaya yang dapat timbul dalam lokasi/tempat
kerja, antara lain : mengenal medan kerja, dan jenis material.
 Memahami alat keamanan dan alat keselamatan kerja yang dipasang di
lokasi/tempat kerja antara lain rambu-rambu kerja, tanda-tanda bahaya pada
lokasi tertentu dan lampu-lampu keamanan

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 12


Operational Training Department
GENERAL SAFETY

ISTILAH – ISTILAH

1. Bahaya (danger)
Perkataan ini digunakan pada pesan pengaman dan label pengaman dimana
terdapat kemungkinan besar terjadinya kecelakaan yang serius atau kematian , jika
resiko tidak terhindari .
Label atau pesan pengaman biasanya berisi peringatan yang harus dipatuhi untuk
menghindari resiko tinggi yang dapat mengakibatkan kerugian yang sangat besar.

DANGER
2. Peringatan (warning)
Perkataan ini diginakan pada pesan atau label pengaman dimana terdapat situasi
yang berpotensi untuk terjadinya kecelakaan atau kerusakan yang serius bahkan
kematian , jika tidak dapat menghindari resiko yang berbahaya.

WARNING
3. Perhatian (caution)
Perkataan ini digunakan pada pesan dan label pengaman untuk resiko yang dapat
menyebabkan kecelakaan atau luka ringan jika tidak dapat menghindarinya. Kata
ini juga merupakan perkataan untuk resiko yang merupakan satu – satunya
penyebab terjadinya kerusakan pada alat.

CAUTION
4. Catatan (notice)
Perkataan ini digunakan untuk peringatan yang harus dipatuhi untuk menghindari
tindakan yang dapat mengurangi umur alat.

ALAT PELINDUNG DIRI (APD)


Menurut fungsinya alat pelindung diri dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Pelindung kepala.
w. Topi keselamatan (Safety Helmet)
x. Pelindung rambut (Hair Protection)
y. Pelindung telinga (Ear Plug)
2. Pelindung muka dan mata.
a. Perisai / pelindung muka (Mask/Face Protection)
b. Kaca mata dan goggle (Glasess & Googles)
c. Kedok las (Welding Mask)
3. Pelindung pernafasan.
1. Alat pernafasan pembawa oksigen atau udara
2. Respirator pensuplai udara (Air supply respirator)
PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 13
Operational Training Department
GENERAL SAFETY

3. Respirator kartrids dan kanister


4. Respirator filter dispersoid
4. Pelindung tangan, kaki, telapak kaki.
3 Sarung tangan (Gloves)
4 Sepatu keselamatan (Safety Shoes)
5 Pelindung kaki (Leg Proyection)
5. Baju pelindung.

KEBAKARAN
Kebakaran adalah salah satu bentuk dari insiden/kecelakaan. Kebakaran dapat lebih
mudah dicegah kalau kita mengetahui dasar-dasarnya.

SEGI TIGA API


Secara sederhana susunan kimiawi dalam proses kebakaran dapat digambarkan dalam
“Segi Tiga Kebakaran”. Ketiga kakinya menggambarkan : Bahan Bakar, Oxygen dan
Panas. Apabila ketiga unsur ini bereaksi dalam kondisi yang tepat, maka terjadilah
kebakaran. Contoh, bensin tersulut api akan terbakar karena ketiga unsur tersebut bertemu
dengan tepat, bensin dengan uapnya merupakan bahan bakar, oxygen ada
diudara dan panas dari api.
Untuk memadamkan kebakaran maka kita harus memisahkan salah satu unsur
kebakaran tersebut. Apakah itu oxygennya, atau bahan bakarnya, atau panasnya.
Sedangkan untuk mencegah kebakaran kita harus memisahkan ketiga unsur
kebakaran tersebut agar tidak saling bereaksi

BAHANBAKAR

Memisahkansalahsatuuns
ur akan

KLASIFIKASI KEBAKARAN memadamkanataumence


gah
kebakaran

Klasifikasi kebakaran dibuat berdasarkan bahan bakar yang terbakar. Klasifikasi ini
membagi kebakaran dalam 4 (empat) kelas, yaitu sebagai berikut :

1. Kelas A.
BAHANBAKAR

Dalam kebakaran kelas A, bahan yang terbakar adalah bahan-bahan biasa, seperti :
sampah, kayu, kertas, dan lain-lain.
Kebakaran kelas A ini dipadamkan dengan mendinginkan dan menyiramkan bahan
pemadam seperti air atau soda acid.

2. Kelas B
Dalam kebakaran kelas B yang terbakar ialah bahan-bahan seperti : cat, minyak,
pelumas, bensin, terpentin atau cairan mudah terbakar lainnya.
Cara memadamkan kebakaran ini adalah dengan cara menggunakan bahan yang dapat
memisahkan atau menutup oksigen dari api, seperti : busa, dry chemical
(serbuk kimia).

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 14


Operational Training Department
GENERAL SAFETY

3. Kelas C
Dalam kebakaran kelas C, bahan yang terbakar dapat berupa bahan-bahan kelas A atau
kelas B namun di dalamnya terdapat instalasi listrik yang bertegangan.
Sehingga untuk memadamkannya harus menggunakan bahan yang tidak dapat
mengalirkan listrik. Cara memadamkannya dimulai dengan memutuskan aliran
listriknya kemudian memadamkannya dengan menggunakan alat pemadam yang
terdiri dari gas atau tepung kimia kering. Fungsinya disini adalah menyekat
oksigen dan mengurangi panas. Penggunaan tepung kimia kering dapat menimbulkan
korosif sedangkan penggunaan gas tidak.

4. Kelas D
Kebakaran kelas D meliputi tepung logam yang terbakar seperti : magnesium,
aluminium, seng dll.
Untuk memadamkannya digunakan tepung kimia kering atau pasir.

PERALATAN PEMADAM KEBAKARAN

1. Air (air sungai, air hujan, air selokan, lumpur dan lain-lain)

2. Alat pemadam api menggunakan bahan busa/Foam ; terdiri dari : natrium


bicarbonat, aluminium sulfat, air.
Alat ini baik dipergunakan untuk kebakaran kelas B

Cara menggunakannya:
 Balik/putar posisi alat pemadam, dan
segera balikan lagi ke posisi asal
 Buka katup/pen pengaman
 Arahkan nosel/nozlle; dengan
memperhatikan arah angin dan jarak dari
tabung ke sumber api.

3. Pemadam api dengan bahan pemadam CO2 (carbon dioksida)


Dapat dipergunak an dengan baik bila tidak ada angin atau arus udara
Cara mempergunakan :
 Buka pen pengaman
 Tekan tangkai penekan
 Arahkan corong ke sumber api, dengan
memperhatikan jarak dan arah angin.
Keterangan gambar :
1. Tangkai penekan
2. Pen pengaman
3. Saluran pengeluaran
4. Slang karet tekanan tinggi
5. Horn (corong)

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 15


Operational Training Department
GENERAL SAFETY

4. Pemadam api dengan bahan pemadam Dry Chemical


Jenis ini efektif untuk kebakaran jenis B dan C, juga dapat dipergunakan pada
kebakaran kelas A.
Bahan yang dipergunakan :
 Serbuk sodium bicarbonat/natrium sulfat
 Gas CO/Nitrogen

Cara mempergunakan
 Buka pen pengaman
 Buka timah penutup
 Tekan tangkai penekan/pengatup
 Arahkan corong ke sumber api, dengan
memperhatikan jarak dan arah angin.

5. Pemadam Api dengan Bahan Jenis BCF/Halon

Cara mempergunakan :
 Buka pen pengaman
 Tekan tangkai penekan/pengatup
 Arahkan corong/nozlle ke sumber api,
dengan memperhatikan jarak dan arah
angin.

Keterangan gambar :
(1) Pengaman (5) Pipa saluran Gas
(2) & (3) Pengatup (6) Nozle
(4) Bolt Valve

PERTOLONGAN PERTAMA PADA GAWAT

DARURAT MAKSUD DAN TUJUAN

1. PPGD diselenggarakan untuk memberikan pertolongan permulaan yang diperlukan


sebelum penderita dibawa ke Rumah Sakit/Poli Klinik terdekat. Pertolongan
pertama ini memegang peranan yang penting, karena tanpa pertolongan pertama
yang baik, korban mungkin tidak akan tertolong lagi kalau harus menunggu
pengangkutan ke Rumah Sakit.

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 16


Operational Training Department
GENERAL SAFETY

2. Mengurangi kemungkinan terjadinya bahaya kematian, jika bahaya tersebut sudah


ada seperti pada korban yang shock, terjadi pendarahan yang luar biasa atau pada
korban yang pingsan.
3. Mencegah bahaya cacat, baik cacat rohani ataupun cacat jasmani
4. Mencegah infeksi, artinya berusaha supaya infeksi tidak bertambah parah yang
disebabkan perbuatan – perbuatan atau pertolongan yang salah.
5. Meringankan rasa sakit.

PEDOMAN UMUM UNTUK PENOLONG

1. Menilai situasi
a. Perhatikan apa yang terjadi secara cepat tetapi tenang;
 Apakah korban pingsan, henti jantung atau henti nafas
 Apakah korban mengalami perdarahan atau luka
 Apakah korban mengalami patah tulang
 Apakah korban mengalami rasa sangat sakit yang berlebihan
 Apakah korban mengalami luka bakar
b. Perhatikan apakah ada bahaya tambahan yang mengancam korban atau
penolong
c. Ingat jangan terlalu berani mengambil resiko, perhatikan keselamatan diri
penolong
2. Mengamankan tempat kejadian :
 Lindungi korban dari bahaya
 Jika perlu mintalah orang lain untuk membantu atau laporkan kepada bagian
terkait (missal 118 atau Rescue Team Perushaan)
3. Memberi pertolongan
a. Rencanakan dan lakukan pertolongan berdasarkan tujuan P3K sebagai berikut
 Menciptakan lingkungan yang aman
 Mencegah kondisi korban bertambah buruk
 Mempercepat kesembuhan
 Melindungi korban yang tidak sadar
 Menenangkan korban/penderita yang terluka
 Mempertahankan daya tahan tubuh korban menunggu pertolongan yang
lebih tepat dapat diberikan
b. Jika pertolongan pertama telah dilakukan, maka segera angkut korban tapi
jangan terburu-buru atau serahkan pertolongan selanjutnya kepada yang lebih
ahli atau bagian yang bertugas menangani kecelakaan atau kirim ke Dokter
atau rumah sakit terdekat

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 17


Operational Training Department
GENERAL SAFETY

Just for dwelling


HATI YANG MENYAPA

Suatu kali Badrun bertengkar dengan istrinya. Masing-masing tidak mau mengalah.
Akibatnya, mereka tidak menegur sapa beberapa hari lamanya. Suatu hari Badrun bekerja
hingga larut malam dan besok harus bangun Shubuh karena akan berangkat dinas ke Jakarta
naik KA 8459, Parahyangan, pukul 05.00. Semula ia ingin minta tolong kepada istrinya untuk
membangunkannyan ketika Shubuh, namun karena gengsi ia hanya menulis secarik kertas,
”bu, tolong bangunkan saya pukul 03.00, karena harus bersiap-siap dinas ke Jakarta pukul
09.0 nai KA pukul 05.00!” Lalu ia taurh surat tersebut di atas meja rias istrinya. Disamping
itu, Badrun juga mengatur alarm hanphonenya berbunyi tepat pukul 03.00.

Keesokan harinya Badrun bangun kesiangan sekitar pukul 07.00. Handphone yang sudah
diatur bunyi alarmnya ternyata tidak didengarkannya, mungkin karena begitu lelahnya dan
tidur yang sangat lelap. Namun, yang mebuat ia marah besar dan kesal adalah karena Istrinya
yang tidak membangunkannya sebagaiman yang ia minta dibangunkan pukul 03.00. Rencana
dinas ke Jakarta pun batal. Tetapi Badrun kemudian tampak terkejut ketika menemukan
secarik kertas berisi tulisan tangan Istrinya yang berbunyi: ”Pak, bangun! Sudah jam 03.00.
Tuh ... handphonenya bunyi dari tadi!”.

KOMUNIKASI, merupakan kata kunci dan tindakan penting dalam membentuk, memelihara
dan meningkatkan hubungan antar manusia. Banyak hubungan bisnis terputus karena
kesalahan berkomunikasi, keluarga menjadi retak bahkan nyaris berantakan karena
komunikasi anggota di dalamnya yang tidak tertata dengan baik. Bahkan hubungan kedinasan
menjadi dingin karena salah satu pihak tidak mau berjiwa besar untuk memulai membuka
komunikasi yang mungkin sudah lam tidak berjalan optimal.

Lantas apa hubungannya komunikasi dalam materi ini? Apabila anada menyimak materi
dalam buku ini, maka masih ingatkah Anda dengan Salah Satu Elemen dalam Pama Safety
Management System (PSMS)? Ya, elemen ke 2 ”Komunikasi”. Komunikasi dalam hubungan
pekerjaan kita sehari-hari sangat penting artinya. Sudah banya kejadian yan menyebabkan
rekan-rekan kita akhirnya harus meregang nyawanya karena kurangnya komunikasi ketika
bekerja khususnya di area tambang. Kejadian teakhir di tahun 2008. Rekan kita di site BAYA
harus rela ditangisi keluarga dan sanak saudaranya, gara-gara terlindas unit HD785 karena
kurangnya komunikasi ketika berada di area Front Loading. Di salah satu kontraktor
pertambangan yang lain, masih di tahun yang sama seorang driver mobil sarana harus
kehilangan nyawanya akibat kejadian yang hampir sama. Perusahaan sudah memberikan
perhatian dan fasilitas yang lebih dalam kaitannya dengan fungsi komunikasi. Seluruh unit
alat-alat berat, kendaraan sarana atau seluruh peralatan yang bergerak di area tambang wajib
memiliki radio komunikasi, radio MPs rambu-rambu peringatan dan pesan safety yang selalu
hadir di area pertambangan merupak contoh kecil kepedulian Perusahaan akan pentingnya
komunikasi demi tercapainya pekerjaan yang aman dan selamat. Nah, sekarang tinggal giliran
kita yang harus benar-benar memanfaatkan dan mengoptimalkan fasilitas yang telah
disediakan oleh perusahaan demi tercipatanya suatu kondisi kerja yang aman. Hari ini ketika
kita telah menyadari seberapa pentingnya komunikasi bagi kehidupan sosial kita maupun
kehidupan kita dalam dunia pekerjaan, maka segeralah menyadari akan pentingnya arti
keselamatan bagi kita sehingga kita dapat mengaplikasikan segala ilmu, fasilitas dan apapun
yan telah diberikan demi kehidupan kita dan perusahaan ini menjadi semakin lebih baik.

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 18


Operational Training Department
GENERAL SAFETY

Salah Satu Contoh Peraturan Lalu Lintas di Job Site

PERATURAN LALU LINTAS


DAERAH KUASA
PERTAMBANGAN PT. INDOMINCO
MANDIRI

Tujuan:
Menciptakan kondisi berlalu lintas di aerah tambang yang tertib, lancar dan aman sehingga
mengurangi kecelakaan atau hal-hal yang menyebabkan terjadinya kerugian.

Ruang Lingkup:
Prosedur ini berlaku di seluruh area kerja PT. Pamapersada Nusantara Job site Indominco,
dan wajib dipatuhi seluruh karyawan PT. Pamapersada Nusantara, Sub kontraktor, suplier dan
tamu

Peraturan Masuk Tambang


 Memakai badge / mine permit
 Memakai Alat Pelindung Diri
 Mentaati semua peraturan yang berlaku

Wewenang Operasi
Setiap orang yang mengoperasikan kendaraan / alat berat harus mempunyai Simper yang
dikeluarkan PT. Indominco mandiri atau Authority yang dikeluarkan PT. Pamapersada
Nusantara Site Indominco.

Syarat
1. Disetujui oleh Departemen Head
2. Dinyatakan sehat berdasarkan hasil Medical check Up
3. Lulus ujian tertulis & praktek, atau telah lulus training oleh OTD.
4. Sudah menngikuti safety induksi
5. Mengumpulkan data pendukung (Copy KTP, copy Simpol, foto 2x3 2 lb)
diserahkan ke security.

Pengecekan unit sebelum operasi


Semua driver / operator diwajibkan melaksanakan pengecekan kendaraan / unit sebelum
digunakan (P2H).

Syarat Kendaraan yang masuk ke tambang:


 Double Gardan ( 4 wheel drive)
 Dilengkapi stick bendera (Buggy Whip) setinggi 4 m dari atas tanah
 Dilengkapi sestem peringatan lampu rotary berwarna kuning dan top lamp.

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 19


Operational Training Department
GENERAL SAFETY

Kendaraan Pengangkut Orang:


 Bus, kapasitas sesuai dengan tempat duduk
 Taft, 5 penumpang
 Rocky, 3 penumpang
 Station, 7 penumpang
 Pick up, 1 penumpang
 Double Cabin, 4 penumpang
 Water truck / fuel truck / crane truck/ lub truck, maksimal 2 penumpang

Nb: Kendaraan pick up tidak diijinkan mengangkut penumpang di bak belakang kecuali bak
dilengkapi steel cap, bangku, seat belt, jumlah penumpang harus sesuai tempat duduk dan
memakai seat belt.

Isyarat Klakson:
 Klakson 1 x, tanda unit akan start engine
 Klakson 2 x, tanda unit akan maju
 Klakson 3 x, tanda unit akan mundur

Rotary Lamp
Dihidupkan waktu malam hari ( 18.00-07.00) dan atau siang hari saat cuaca berkabut, hujan,
atau berdebu.
Jenis Warna Rotary lamp:
 Kuning : produksi (A2B / DT)
 Kuning & Biru : Road Maintanance (Water Truck, GD, Compactor)
 Biru : Unit Ambulance
 Merah : Emergency (Pemadam kebakaran & Handak)
 Hijau : Kendaraan pengawal lowboy.

Head Lamp
Semua kendaraan yang beroperasi di tambang harus menghidupkan head lamp sejak masuk di
pos security KM 10

Buggy Whip
Wajib dipasang pada semua kendaraan sarana yang masuk pit. Tinggi stick 4 m dari atas
tanah, bendera berwarna merah dengan ukuran (30 x 30) cm

Hazard Signal
Lampu isyarat bahaya / hazard signal hanya boleh dipakai saat:
 Kendaraan / unit rusak di jalan
 Untuk mengisyaratkan situasi bahaya / emergency

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 20


Operational Training Department
GENERAL SAFETY

Safety Belt
 Bangku / jok driver wajib terpasang safety belt
 Bangku / jok penumpang yang wajib terpasang safetybelt
 Bus, bangku paling depan (kiri dan blakang driver)
 Semua bangku yang berada di kiri driver
 Bangku pick up yang digunakan untuk mengangkut penumpang di belakang

Batas Kecepatan Unit


 Area Pit
* Kendaraan roda 4 : 50 km/jam
* Kendaraan roda 6/lebih : 40 km/jam
 Coal Hauling
* Kendaraan roda 4 : 60 km/jam
* Kendaraan roda 6/lebih : 50 km/jam
Terkecuali da rambu-rambu khusus tentang batas kecepatan (mis: di tikungan tajam, area
camp)

 Alat berat seperti grader, wheel loader, wheel dozer, crane adalah 30 km/jam

Rambu Stop dan Give way


 Rambu STOP : Driver harus “berhenti” (ada atau tidak ada kendaraan), memastikan
dari kanan & kiri aman, baru melanjutkan perjalanan.
 Rambu GIVE WAY : Driver harus mengurangi kecepatan dan siap untuk
berhenti jika dari kanan atau kiri ada kendaraan lain

Arti kode rambu-rambu lalulintas


 Kuning-Hitam (Rambu peringatan) : Peringatan bahaya / tempat bahaya pada
jalan di depan pemakai jalan.
 Merah-Hitam (Rambu larangan) : Perbuatan yang dilarang oleh pemakai jalan
 Biru Putih (Rambu perintah/kewajiban) : Perintah / kewajiban yang
harus dilakukan pemakai jalan.

Jarak aman beriringan antar kendaraan


 Kendaraan sarana minimal 30 m
 Kendaraan dengan panjang lebih dari 5 m minimal 50m

Prioritas Kendaraan
1. Kendaraan emergency (Ambulance, Pemadam kebakaran, Kendaraan P3K)
2. Kendaraan pengangkut bahan peledak
3. Trailer pengangkut alat berat
4. Truck produksi muatan
5. Truk produksi kosongan
6. Truck sarana/Support (fuel truck, water truck, lubricating truck,crane truck)
7. Kendaraan sarana (Low Vehicle)

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 21


Operational Training Department
GENERAL SAFETY

Prosedur Parkir
 Parkir di tempat rata, lebih dari 20m dari slope/benda menggantung lainnya
 Turunkan semua attachment (A2B)
 Matikan engine, pasang rem, dan ambil kunci
 Kendaraan type clutch, masukkan transmisi pada posisi F1 / R
 Jarak parkir menyamping alat berat / truk produksi / truck sarana minimal 2 m,
sedangkan kendaraan sarana minimal 1,5 m
 Parkir depan belakang, arah kendaraan harus sama dengan jarak minimal 10 m
 Posisi parkir harus mundur jika memungkinkan
 Jika mengharuskan parkir di tanjakan / turunan, maka roda dibelokkan ke arah tanggul
dan minimal 1 ban harus diganjal. Jika posisi menurun transmisi dimasukkan posisi R
(mundur), jika posisi tanjakan transmisi dimasukkan ke posisi F1 (maju)
 Kendaraan sarana yang akan parkir di sekitar alat berat / DT yang sedang parkir, maka
jarak dari samping min 30 m, dari belakang min 30 m, dari depan min 15 m.
 Dilarang parkir di tempat rambu larangan parkir, tikungan, di atas jembatan, radius
100 m dari persimpangan, muka pintu keluar/masuk, radius 30 m alat berat yang
sedang beroperasi, tempat yang menutupi rambu-rambu, area blind zone sekitar A2b.

Mendahului kendaraan lain


1. Kendaraan yang akan mendahului ke pinggir samping kiri dan memberi
isyarat dengan lampu dan klakson.
2. Kendaraan yang akan di dahului harus memastikan di depan dalam kondisi aman.
3. Jika area depan aman, kendaraan yang akan didahului harus mengurangi
kecepatan (10-20 km/jam dari maks) dan memberi isyarat dengan lampu sign kiri.
4. Kendaraan di belakang baru mendahului setelah diberi isyarat, dengan kecepatan tidak
melebihi kecepatan maksimal yang diijinkan.
Nb: Jangan mendahului kendaraan lain di tikungan, tanjakan, pandangan tertutup,
persimpangan jalan, jalan sempit. Lakukan komunikasi via radio.

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 22


Operational Training Department
GENERAL SAFETY

Arti dari rambu-rambu lalulintas

Tikungan ke Kiri Tikungan Ganda Tikungan Ganda Tikungan Tajam ke Kiri

Tikungan ke Kanan

Tikungan Tajam ke Kanan Terdapat Tikungan ke Turunan Penyempitan Kiri Kanan


Kiri
Tanjakan

Penyempitan Kanan Penyempitan Kiri Jalan Tidak Rata Jalan Jalan Cembung

Hati - Hati Jalan Licin Larangan Belok Larangan Belok Kiri Dilarang Masuk
Kanan

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 23


Operational Training Department
GENERAL SAFETY

Dilarang Parkir Dilarang Berhenti Prioritas Lalu Lintas


Dilarang Mendahului Berhenti min.8 detik Bila Aman
dari Depan
Jalan Kembali

Kecepatan Maksim al
40km Beri Kesempatan Unit yang Melintas
Dilarang
di Depan
Berbalik Arah Parkir Mundur Batas Akhir Dilarang
Mendahului

Batas akhir kecepatan maksimum 40 Km/jam

Lock-Out dan Danger Tag


 Kapan dan dimanapun alat lock out digunakan harus disertai label tanda
bahaya (danger tag)
 Jika dua atau lebih karyawan bekerja di mesin atau benda yang sama, masing-masing
harus mempunyai lock out dan danger tag sendiri.
 Hanya orang yang rinciannya tertera pada label tanda bahaya yang terpasang pada alat
lock out yang boleh menyingkirkan alat tersebut.
 Dalam “keadaan darurat” atasan langsung yang namanya tertera pada label tanda
bahaya boleh melepaskan alat jika pemilik tidak di tempat dan sudah dihubungi
dengan melihat situasi cukup aman.
 Selanjutnya atasan tersebut harus melengkapi “Formulir pelepasan alat lock out”

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 24


Operational Training Department
GENERAL SAFETY

PEDOMAN KESELAMATAN KERJA

A. PENGOPERASIAN UMUM

 Pakailah Helmet , Sepatu Safety dan Seragam kerja yang layak . Jika perlu
menggunakan kaca mata pelindung / masker , sarung tangan car plug atau APD yang

lain.

 Kecelakaan akan cidera dapat terjadi jika operator kurang hati – hati . Ingat selalu
keselamatan kerja saat operasi.
 Jaga kesehatan anda , jangan mengoperasikan alat apabila keadaan lelah atau minum –
minuman keras.
 Pelajarilah larangan – larangan , peringatan – peringatan dan peraturan tentang
prosedur kerja. Ketika ada pengawas , patuhilah aba – aba standart yang telah
ditetapkan pada saat operasi.

 Jika terjadi kecelakaan , kebakaran atau kejadian yang tidak diharapkan sebelumnya ,
maka tangani dengan cepat atau menggunakan alat – alat keselamatan terdekat.
Pelajari terlebih dahulu letak Box ( kotak ) P3K dan APARR dan pelajari bagaimana
cara menggunakannya . Hal ini penting untuk diketahui bagaimana sistem
berhubungan dalam keadaan darurat.
 Pelajarilah tentang peralatan keselamatan pada alat dan bagaimana cara
menggunakannya. Pastikan bahwa peralatan tersebut terpasang / terletak pada posisi
yang tepat. Peralatan keselamatan tersebut pada posisi yang tepat . Peralatan
keselamatan tersebut antara lain :
~ Guard ( pelindung ) ~ Alat pelindung
~ Sabuk pengaman
~ Canopy
~ ROPS

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 25


Operational Training Department
GENERAL SAFETY

 Baca buku petunjuk pengoperasian dan perawatan dengan seksama. Pelajari pula cara
menggunakan alat pengontrol , panel gauge dan peralatan peringatan / warning ,
yakinkan anda paham arti dari panel – panel perhatian. Ingat tentang letak titik
pemeriksaan dan methode pengecekan level oil engine , level air radiator dan level oil
hidrolik.

 Gas buang sangat berbahaya . Pada saat menghidupkan engine untuk waktu lama di
ruang tertutup dengan ventilasi yang kurang , akan mengakibatkan bahaya keracunan
gas buang engine , untuk itu buka jendela atau pintu agar udara segar bisa masuk

 Ketika beroperasi didalam bangunan / gedung , pastikan selalu jarak / celah bebas dari
bagian atas gedung / bangunan , lorong – lorong atau gang – gang dll , serta daya
dukung dari lantai
 Jangan biarkan orang lain untuk menaiki unit pada saat unit sedang beroperasi

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 26


Operational Training Department
GENERAL SAFETY

B. KESELAMATAN OPERASI SEBELUM MEMULAI PEKERJAAN

 Periksa keadaan tanah dan jenis materialnya saat akan bekerja didaerah tersebut ,
untuk menentukan titik – titik lokasi yang berbahaya dan menentukan bagaimana cara
operasi yang terbaik dilokasi tersebut. Lakukan pekerjaan setelah anda membuat
laporan bahaya dan telah ditangani terlebih dahulu.
 Periksa kemungkinan kebocoran sistem fuel , pelumasan dan hidrolik
 Periksa kekendoran baut pada track shoe
 Periksa komponen yang lain jangan ada yang rusak atau hilang
 Apabila ada kerusakan atau masalah unit tidak boleh dioperasikan

 Pada waktu naik / turun dari unit , gunakan pegangan tangan yang ada atau
menggunakan tehnik three body contack. Jangan melompat ke atas unit atau
sebaliknya saat turun dari unit.

 Jangan meninggalkan komponen atau travel tool – tool sekilas cabin / dalam kabin
atau dilantai operator seat tempatkan segala sesuatunya ditempat yang aman dan layak
 Bersihkan tumpukan grease , oil dan lumpur / kotoran yang ada di tangga naik ,
pengangan tangan , lantai di operator seat atau control lever. Kesalahan anda
melakukan hal – hal yang ceroboh akan menyebabkan kecelakaan pada kita sendiri
atau orang lain.
 Periksa level fuel , oil dan air radiator . Matikan api rokok sebelum melakukan
pengecekan.

 Periksa tutup radiator dan tutup tiap – tiap tangki oil pada kondisi tertutup rapat
( kencang )

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 27


Operational Training Department
GENERAL SAFETY

 Atur operator seat sampai keposisi yang kita inginkan dan nyaman untuk operasi pada
saat operasi harus dalam kondisi duduk. Jangan mengoperasikan unit dalam posisi
selain duduk.
 Atur tempat duduk sehingga pedal brake dapat terjangkau oleh kaki saat
mengoperasikan brake , yaitu dengan cara menarik ke depan atau mendorong
kebelakang kebelakang operator sear agar terjangkau dan nyaman.
 Sebelum mengoperasikan unit , periksa seat belt
 Periksa seat belt dan fittingnya , apabila sudah rusak laporkan dan minta untuk diganti

 Perhatikan keselamatan saat mundur , lihatlah ke belakang untuk memastikan apakah


ada orang lain ( unit lain ) saat unit kita mundur selalu bunyikan klakson sebelum
mengoperasikan unit dan saat mengoperasikan unit maju / mundur.
 Periksa bagian dalam ruang engine dan buang ( bersihkan ) dahan atau kertas , karena
dahan – dahan atau kertas merupakan benda yang mudah terbakar dan ini dapat
menyebabkan kebakaran
 Sebelum menghidupkan engine , pastikan bahwa semua kontrol lever dalam keadaan
NETRAL atau HOLD

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 28


Operational Training Department
GENERAL SAFETY

C. KESELAMATAN OPERASI SETELAH ENGINE HIDUP


1. Sebelum operasi

 Pastikan semua gauge dan peralatan peringatan berfungsi dengan benar , dan gauge
menunjukan range ( daerah ) yang disyaratkan
 Periksa fungsi tiap – tiap kontrol lever dan pedal

 Tes fungsi kelayakan attachment dengan mengoperasikan blade dan riper

 Jalankan unit dengan pelan dan dengarkan suara engine atau gigi – gigi untuk
memastikan kondisi normal dan suara normal
 Jalankan / operasikan gear shift lever untuk memastikan bahwa travel speed maju
mundur berfungsi normal. Dan juga lakukan test fungsi brake saat melakukan travel.

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 29


Operational Training Department
GENERAL SAFETY

 Jalankan ditempat yang aman , fungsikan steering kiri / kanan untuk memastikan
bahwa steering lever berfungsi dengan normal.
 Apabila test fungsi ini ada kesalahan ( ketidak normalan ) segeralah melapor hubungi
pengawas atau mekanik . Dan jangan operasikan unit sebelum diijinkan untuk operasi.

2. Selama Operasi

 Usahakan selalu konsentrasi . Apabila anda berpikir atau membayangkan sesuatu


selain dari pada mengoperasikan unitdapat menimbulkan bahaya serius terhadap diri
anda. Keadaan – keadaan berbahaya misalnya jarak pandang pendek , hal ini sangat
penting dan pastikan pula cuaca baik sebelum melanjutkan pekerjaan.

 Area kerja seharusnya dibuat rata jika memungkinkan apabila kita bekerja di area rata
, mengoperasikan akan lebih mudah dan mengurangi kelelahan operator

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 30


Operational Training Department
GENERAL SAFETY

 Pada saat mengoperasikan speed seharusnya diatur dengan benar jangan melakukan :
 Spending
 Menghidupkan mendadak , menghentikan mendadak atau membelok mendadak
 Snaking
 Cousting

 Hati – hati dengan area lingkungan kerja anda , dan pastikan bahwa tidak ada orang
atau benda – benda yang ada dijalan sebelum travel atau membelokkan unit.
 Apabila operasi di daerah ramai , jalankan unit dengan hati – hati dan pelan – pelan
dijalan hauling atau tempat yang sempit , berikan jalan terlebih dahulu kepada unit
lain.

 Ketika travel unit , pertahankan ketinggian blade 40 – 50 cm di atas permukaan tanah

 .

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 31


Operational Training Department
GENERAL SAFETY

 Jangan biarkan ( tidak diperbolehkan) orang yang tidak berkepentingan masuk ke


daerah kerja

 Saat operasi anda ( operator ) harus mengerti dan peduli akan kapasitas operasi dari
unit . Mengoperasikan unit melebihi kapasitas kerjanya tidak hanya akan merusak
unit , tapi apa menyebabkan kecelakaan yang tidak diharapkan.

 Kondisi unit dapat dapat ditentukan dari berbagai faktor perubahan dari meter /
gauge , suara , getaran , warna asap atau reaksi dan dari kontrol lever , dapat
menunjukan adanya sesuatu yang tidak normal jika hal ini terjadi , segeralah unit di
parkir ditempat yang aman dan ambil tindakan yang tepat untuk mengatasinya, hati
hati terhadap kebocoran pada sistem bahan bakar karena dapat menimbulkan bahaya
kebakaran.

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 32


Operational Training Department
GENERAL SAFETY

 Jika unit brake down dan perlu ditarik , pertama pastikan dulu bahwa brake bekerja
atau fungsinya dengan baik dan kemudian baru ditarik , gunakan tali bajaatau
perlengkapan tarik yang sesuai ( seling ).
 Bila memarkir unit setelah selesai operasi , posisikan gear shift lever keposisi netral.
Pasang lock brake , turunkan blade ketanah dan posisikan semua control lever ke
lock ( terkunci ) jangan sekali – kali meninggalkan operator seat tanpa mematikan

engine.

 Ketika operasi setelah hujan , ingatlah bahwa kondisi tanah sudah berubah dari
sebelumnya , karena itu operasikan unit pelan – pelan / hati – hati saat mendekati
ujung jalan yang curam ( jurang ) maka berhati – hatilah karena tanah mudah

longsor.

 Periksa batas muatan jembatan sebelum unit melewatinya

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 33


Operational Training Department
GENERAL SAFETY

 Apabila terjadi gempa , pastikan kondisi tanah dalam keadaan padat , atau apabila ada
ledakan , blasting pastikan tidak ada miss fire ( bagian yang belum meledak ).

 Apabila operasi di tanah yang tidak rata , atau tempat yang banyak penghalang ,
perhatikan hal – hal berikut ini :

 Jalankan unit dengan kecepatan rendah dan hindari perubahan arah dengan
mendadak.

 Dimana sejak mungkin , hindari berjalan diatas batu besar , pohon – pohon
tumbang, tanggul atau penghalang lainnya , tapi gunakan perlengkapan kerja untuk
menyingkirkan penghalang – penghalang tersebut. Atau dapat juga dengan
melewati di sekelilingnya.
Apabila tidak mungkin dihindari harus berjalan diatasnya , maka posisikan gear
shift lever ke speed rendah , kurangi RPM dan naikkan ke penghalang –
penghalang tersebut. Atur sebelum maju dari ujung bawah unit , kurangi speed
untuk menghindari unit terbanting ketanah.

 Jangan pernah menaiki pernghalang tersebut dengan kondisi miring , dan jangan
menggunakan steering pada saat berjalan di atas penghalang tersebut.

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 34


Operational Training Department
GENERAL SAFETY

 Ketika mengoperasikan unit ditepi jurang atau di batu jalan, perhatikan hal – hal

berikut ini :

 Ketika beroperasi didaerah yang berbahaya sehingga unit dapat terjatuh diatas
pada bagian sisi unit , maka dituntut kewaspadaan yang berlebih . Jangan
mendekati ujung tepi jurang atau batu jalan karena bisa mengakibatkan hal – hal

yang tidak kita inginkan.

 Ketika berhenti sesaat ditanah buangan bagian atas jurang , atau unit melewati
puncak slope , maka kecepatan unit mendadak dapat lengsung bertambah. Ini
sangat berbahaya untuk itu tekan decelerator pedal atau kurangi RPM pada fuel
control lever.

 Ketika mendorong tanah buangan diatas jurang , doronglah material galian yang
pertama sampai diujung jurang , jangan dibuang semua , dan kemudian doronglah
tanah galian berikutnya untuk mendorong tanah galian pertama yang masih ada
diujung / tepi jurang. Hati – hati pada saat mendorong mendekati tepi jurang , bisa
mengakibatkan kejadian yang tidak kita inginkan.

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 35


Operational Training Department
GENERAL SAFETY

 Apabila bekerja disisi tanggal sungai , atau tempat lain yang dibuat gundukan
tanah , ini cukup berbahaya karena unit memiliki berat dan getaran mesin , ini
memungkinkan unit dapat tenggelam ( terbenam ) masuk ke tanah gundukan
tersebut , sehingga harus hati – hati jika operasi di tempat tersebut.
 Ketika beroperasi di slope , perhatikan hal – hal berikut ini.

 Ketika berjalan diatas slope , seharusnya berjalan searah dengan slope ( naik turun
) jangan travel / berjalan kearah horizontal atau arah diagonal ( melintang ) di
slope , hal ini dapat menyebabkan unit menggelinding ke depan atau terjadi setiap
dibagian sisi track.

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 36


Operational Training Department
GENERAL SAFETY

 Apabila menuruni slope gunakan engine untuk brake , dengan cara menggunakan
speed rendah . Jika ini masih belum mampu , maka gunakan brake pedal ( steering
brake ) untuk mengimbangi kecepatan . Jangan pernah memposisikan gear shift
lever ke Netral pada saat menuruni slope.

 Sedapat mungkin , hindari memutar unit diatas slope . Ini menyebabkan unit
terguling kedepan atau selip disisi bagian sebelah

 Diarea hutan , jangan menginjak pohon – pohon yang sudah tumbang , gundukan
yang tertinggal atau ranting – ranting juga sangat licin , oleh sebab itu butuh
perhatian yang lebih.

 Sebelum menaiki atau menuruni slope , pilih kecepatan travel yang paling tepat
untuk dislope. Jangan memindahkan gigi di slope

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 37


Operational Training Department
GENERAL SAFETY

 Jika engine stall saat di slope , pertama gunakan brake untuk menghentikan unit ,
kemudian kembalikan gear shift lever ke posisi NETRAL sebelum engine
dihidupkan kembali
 Ketika operasi didaerah berair atau tanah berlumpur , perhatikan hal – hal berikut ini

 Ketika operasi di air atau ketika menyeberangi air yang dangkal , pertama periksa
kondisi tanah kedalaman air dan arus air , selanjutnya anda harus hati – hati ,
jangan segera melewati air tersebut jika kedalaman air melebihi batas ketinggian
yang diijinkan untuk dozer saat operasi di air.

 Apabila unit masuk dalam lumpur , tidak diperbolehkan untuk menambah


kecepatan , hal ini dapat menyebabkan track berputar saja dan batu – batuan akan
berlempar kedepan dan belakang unit dalam kasus ini , angkat blade dan kurangi
beban , dan gerakkan unit dengan pelan – pelan
 Ketika melewati area yang sempit , hati – hati terhadap jarak bagian sisi dan bagian
atas unit . Perhatikan jangan sampai menyentuh benda – benda penghalang baik dari
sisi atau bagian atas canopy jika diperlukan , minta bantuan orang lain untuk memberi
aba – aba dari luar unit

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 38


Operational Training Department
GENERAL SAFETY

 Ketika beroperasi dimalam hari , perhatikan hal – hal berikut :

 Pastikan bahwa sistem penerangan yang ada cukup memadai

 Pada malam hari , sangat mudah operator melakukan kesalahan , dalam


memperkirakan jarak dan tinggi dari benda – benda dan tanah ( material )

 Ketika beroperasi didaerah berkabut , dimana jarak pandang terbatas , khususkan


untuk lebih berhati – hati , pertama pastikan cuaca sudut operasi aman.
Ketika jarak pandang terbatas , ini akan menurunkan tingkat keselamatan , oleh sebab
itu hentikan operasi dan tunggu sampai jarak pandang kembali manual.

 Pada saat operasi di daerah bersalju , atau membersihkan salju perhatikan point – point
berikut ini :

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 39


Operational Training Department
GENERAL SAFETY

 Rata – rata pembuatan slope yang sedikit dapat menyebabkan selip dibagian sisi
yang tidak diharapkan sehingga saat operasi di tempat ini harus dengan perhatian
yang berlebih.

 Jangan melakukan steering brake ( Brake ) untuk menghentikan unit secara


mendadak di slope. Turunkan perlengkapan kerja ini akan jauh lebih efektif untuk
menghentikan unit
 Selama melakukan operasi selalu gunakan seat belt.

D. Memparkir Unit

 Ketika memarkir unit / parkir ditempat yang rata , aman dan jauh dari area kerja ,
memilih lokasi parkir :
 Tempat harus rata
 Tanah kuat / kokoh tidak berbahaya
 Tempat tidak ada kemungkinan batuan jatuh
 Tanah tidak licin ( longsor )
 Tempat parkir tidak banjir.
Apabila unit diparkir diatas slope , seharusnya posisinya searah permukaan naik atau
turun , dan ganjal seharusnya ditempatkan di bagian bawah track. Jika unit searah
dengan turunan permukaan slope , turunkan blade sehingga akan sedikit mengupas /
memotong tanah hal ini untuk menambah keselamatan saja.

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 40


Operational Training Department
GENERAL SAFETY

 Ketika parkir unit , kembalikan gear shift lever ke posisi Netral fungsikan lock brake ,
turunkan blade ke tanah , dan pasang semua safety lever ke posisi Lock . Matikan
engine dengan mendorong full control lever ke depan dan putar starting key ke off

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 41


Operational Training Department
POWER TRAIN

POWER LINE
PANDANGAN UMUM

SPECIFICATION

KODE UNIT DAN ENGINE

Kode unit D 375A-5 :


 D : Bulldozer (kode unit komatsu)
 37 : Size unit
 5 : Torque converter drive
 A : Attachment standar
 -5 : Modifikasi ke 5

Kode engine SA6D170E-3 :


 S : Super charge
 A : After cooler
 6 : Jumlah cylinder ( 6 cylinder )
 D : Diesel engine
 170 : Diameter cylinder liner = 170 mm
 E : Low emition (Standar EURO)
 -3 : Modifikasi ke 3

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
1
NUSANTARA
POWER TRAIN
DATA TEKNIS UNIT

MACHINE MODEL D 375 A-5


SERIAL NUMBER 18001 and UP
Machine Weight
*Bare tractor with semi U-Dozer 49.800
WEIGHT

*Ditto with variable multi-shank ripper Kg 60.340


*Ditto with ROPS + Air Conditioner + 67.060
Seat Belt + Perforated side cover + 68.500
SSC
Minimm turning radius m 4,2
Gradeability deg 30
Stability ( front, rear, left and right ) deg 35
1 st speed 0 - 3.8
2 nd speed
Transmisio

Forward 0 - 6.8
PERFORMANCE

3 rd speed 0 - 11.8
n speed

1 st speed Km/h 0 – 5.1


range

Reverse 2 nd speed 0 – 9.2


3 rd speed 0 – 15.8
Bare tractor 103.16 (1.06)
With semi U Dozer 125.53 (1.28)
Ground

With semi U Dozer + Varieble Multi Shank


pressur

140.37 (1.43)
Ditto with ROPS + Air Conditioner + KPa
Seat Belt + Perforated side cover + (Kg/cm²)
e

SSC
143.38 (1.46)
Bare tractor 5,770
With semi U Dozer 7,635
Overall
Length

With semi U Dozer + Varieble Multi


Shank ripper 10,040
mm
DIMENSIONS

With U Dozer + Varieble Multi Shank ripper


10,405
Overall
width

Bare tractor 3,220


With semi U Dozer 4,695
With U Dozer 5,140
Overall
heigth

To top of exhaust pipe mm 4,035

To top of air intake dust 3,429

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
2
NUSANTARA
POWER TRAIN
DATA TEKNIS ENGINE
MACHINE MODEL D 375 A-5
SERIAL NUMBER 18001 and UP

Track gauge 2,500


DIMENSI
O NS

Length of track on ground mm 3,840


Track shoe width 610

Minimum ground clearance 610


Name SA6D 170E-3
Type of engine 4 cycle, water cooled, in-
line vertical type, direct
injection type with
turbocharge and aftercooler
Number of cylinder – bore x stroke mm 6 – 170 x 170
Piston Displacement l (cc) 23.15 (23,150)
Flywheel horsepower Kw (HP)/rpm 391 (525)/1,800
PERFORMANCE

Max. torque Nm (kgm)/rpm 2,648 (270)/1,300


Max. speed at no load Rpm 1,900
ENGI
NE

Min. speed at no load Rpm 720

Min. ful comsumption ratio g/kw-h 290 (156)


(g/Hp-h)

Sarting motor 24 V, 7.5 kw x 2


Alternator 24 V , 60 A

Battery 24 V, 170 Ah x
Radiator core type Type D

Suspensions Rigid, balancing beam type


UNDERCARRIAGE

Carrier roller 2 each side

Track roller 7 each side

Track shoe Assembly type, single


grouser, 40 each side,
pitch
280.0 mm, width 610 mm

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
3
NUSANTARA
POWER TRAIN

Semi U - Tilt dozer + giant ripper

U Tiltdozer + giant ripper

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
4
NUSANTARA
POWER TRAIN
POWER TRAIN

1. Engine 10. Steering brake


2. Damper 11. Final drive
3. Universal joint 12. Sprocket
7. Torque converter 13. Track shoe
8. Transmision 14. Transfer
9. Steering clucth

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
5
NUSANTARA
POWER TRAIN
POWER TRAIN DIAGRAM

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
6
NUSANTARA
POWER TRAIN
PENAMPANG ENGINE

ENGINE SISI KIRI

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
7
NUSANTARA
POWER TRAIN
ENGINE SISI KANAN

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
8
NUSANTARA
POWER TRAIN
ENGINE SISI DEPAN

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
9
NUSANTARA
POWER TRAIN
ENGINE SISI BELAKANG

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
1
NUSANTARA
POWER TRAIN
ENGINE

DEFINISI
Engine adalah Suatu alat yang menghasilkan tenaga melalui suatu proses tertentu, dimana proses
thermis diubah menjadi tenaga mekanis.
Machine/Unit adalah Suatu unit secara keseluruhan, yang mencakup engine sampai final drive.

PRINSIP KERJA ENGINE


Udara yang dimasukkan kedalam silinder liner, kemudian dikompresikan hingga suhunya naik
mencapai 300 – 400 oC, kemudian disemprotkan bahan bakar (solar) sehingga terjadi pembakaran,
yang menghasilkan tekanan sebesar 60 – 80 kg/cm2 dengan suhu sekitar 600 – 800 oC.

KLASIFIKASI ENGINE
Gasoline (bensin)
Internal Combustion Engine

Diesel
ENGINE

Mesin uap
External Combustion Engine

Turbin uap

EKSTERNAL COMBUTION ENGINE & INTERNAL COMBUTION ENGINE

Proses Pembakaran bahan Proses Pembakaran bahan


bakar terjadi di luar silinder bakar terjadi di dalam silinder
engine engine

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
1
NUSANTARA
POWER TRAIN
KLASIFIKASI ENGINE DIESEL

PROSES PEMBAKARAN ENGINE DIESEL 4 LANGKAH

1. INTAKE STROKE
Intake valve terbuka, exhaust valve tertutup, piston bergerak dari Titk Mati Atas (TMA) ke Titik
Mati Bawah (TMB), maka udara masuk ke dalam cylinder .

2. COMPRESSION STROKE
Intake valve tertutup, exhaust valve tertutup, piston bergerak dari TMB ke TMA, udara
terkompression hingga mencapai tekanan antara 30 – 40 kg / cm 2 dan temperature antara 300 0
C - 4000 C. Pada akhir langkah disemprotkan bahan bakar dari nozle.

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
1
NUSANTARA
POWER TRAIN
3. POWER STROKE
Intake valve tertutup, exhaust valve tertutup, piston bergerak dari TMA ke TMB, saat
2
disemprotkan bahan bakar terjadi pembakaran sehingga mencapai tekanan 60-80 kg / cm dan
suhu antara 6000 C– 8000 C, sehingga timbul tenaga ( power).

4. EXHAUST SROKE
Intake valve tertutup, exhaust valve terbuka, piston bergerak

KOMPONEN DALAM ENGINE

CYLINDER BLOCK

Konstruksi cylinder block dibuat sedemikian rupa sehingga terdapat saluran untuk pelumasan dan
pendinginan.

Fungsi dari Cylinder block adalah tempat kedudukan :


1. Block 4. Connecting rod 7. Idler
2. Liner 5. Crank shaft 8. Crank gear
3. Piston 6. Fuel pump gear 9. Cam gear

CYLINDER HEAD

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
1
NUSANTARA
POWER TRAIN
Fungsi :
1. Tempat kedudukan valve dan injector
2. Tempat masuk dan keluar udara / gas buang
3. Mengatur sirkulasi pendingin ke sekeliling valve dan injectors / nozzle .

Keterangan Gambar :
1. Cylinder head 5. Nozzle 9. Intake valve
2. Rocker arm shaft 6. Glow plug 10. Exhaust valve
3. Rocker arm 7. Pre combution chamber 11. Valve seat
4. Valve spring 8. Valve guide

PISTON
Fungsi :
1. Tempat kedudukan ring piston
2. Tempat kedudukan pin piston
3. Meneruskan tekanan pembakaran ke crank shaft
4. Meneruskan panas melalui ring piston

Keterangan Gambar :
1.Piston
2.Top ring
3.Second ring
4.Oil ring
5.Pin piston
6.Snap ring

CONNECTING ROD
Fungsi :
1. Menjaga ketegak lurusan jalannya piston
2. Meneruskan tekanan gerak naik turun dari piston ke
crank shaft

Keterangan Gambar :
1. Conecting rod bushing 3.Conecting rod –
bolt
2. Conecting rod 4.Conecting rod cap
A. Small boost
B. Large

CRANK SHAFT
Fungsi :
Merubah gerak naik turun dari piston menjadi gerak
tenaga putar (Reciprocating)

Keterangan Gambar :
1. Crank shaft pulley
2. Crank gear
3. Crank shaft
4. Fly wheel

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
1
NUSANTARA
POWER TRAIN
CAM SHAFT
Fungsi :
Merubah gerak rotary ( berputar ) dari cam shaft,
menjadi gerak naik turun ke push rod

1. Cam shaft
2. Cam gear

a. Cam shaft journal


b. Intake cam
c. Exhaust cam
d. Injector cam

TIMING GEAR
Fungsi :
Untuk menghubungkan gigi poros engkol dengan gigi
poros kam, dan sebagai penggerak pompa injeksi,
serta gigi penggerak lainnya.

Keterangan Gambar :
1. Balance gear (RH) 8. Balance gear (LH)
2. Idler gear 9. Crank shaft gear
3. Timing gear 10. Crank shaft gear
4. Cam gear 11. Crank shaft for driving
5. Idler gear (large) oil pump
6. FIP Driving gear 12. Crank shaft
7. Idler gear (LH) 13. Crank shaft pulley

FLY WHEEL
Fungsi :
Memindahkan tenaga putar dari engine ke power
train.

Keterangan Gambar :
1. Rear support
2. Fly wheel housing
3. Fly wheel
4. Fly wheel mounting bolt
5. Rear seal
6. Starting motor pinion gear
7. Ring gear

VIBRATION DUMPER
Berfungsi :
Mengimbangi getaran torsional yang terjadi pada
poros engkol .
Pada umumnya engine yang dilengkapi dengan
vibration damper mempunyai poros engkol yang
panjang (engine dengan cylinder, dsb)

Keterangan Gambar :
1. Cam shaft 4. Damper case
2. Elastic rubber 5. Inertia ring
3. Hub 6. Silicon Oil

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
1
NUSANTARA
POWER TRAIN
ENGINE SYSTEM

AIR INTAKE DAN EXHAUST SYSTEM

1. Naturally Aspirated

2. Turbocharger Aspirated

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
1
NUSANTARA
POWER TRAIN
3. Turbocharger With Aftercooler Aspirated

Diesel engine memerlukan udara dalam jumlah yang besar untuk membakar bahan bakar.System
pemasukan udara yang dimilikinya harus mampu memberikan udara yang cukup bersih untuk
pembakaran tersebut. Sedangkan exhaust system harus mengambil panas dan gas bekas pembakaran
dari dalam ruang pembakaran.
System pemasukan udara ada yang menggunakan turbocharger ( turbocharger aspirated), dan ada
yang tidak menggunakan turbocharger yaitu hanya mengandalkan hisapan piston (naturally
aspirated).

Cara Kerja Air Intake Dan Exhaust System (menggunakan turbocharger dan after cooler).
Udara luar masuk ke system disaring awal oleh pre cleaner, kemudian masuk ke air cleaner untuk
disaring lebih halus lagi, setelah itu udara masuk ke turbocharger (sisi blower), kemudian udara masuk
ke after cooler untuk didinginkan, lalu masuk ke intake manifold, dan terakhir masuk ke ruang
pembakaran.
Jika terjadi kebuntuan pada air cleaner, maka dust indicator akan menyala merah. Bila dust indicator
terlihat merah bersihkan element air cleaner bagian luar, atau ganti dengan yang baru. Jangan
pernah membersihkan element air cleaner bagian dalamnya.
Setelah terjadi pembakaran, gas bekas keluar ke exhaust manifold kemudian ke turbocharger (sisi
turbin) setelah itu ke muffler dan terakhir ke exhause pipe.

Fungsi Komponen :
1. Pre Cleaner
Sebagai penyaring awal udara yang akan masuk kedalam air cleaner terhadap debu dan kotoran–
kotoran kasar.

2. Air Cleaner
Menyaring udara secara total / sebersih – bersihnya sebelum udara tersebut masuk keruang bakar
(Cylinder Liner).

3. Turbo Charger
Meningkatkan jumlah pemasukan udara ke engine sehingga bahan bakar yang dapat dibakar
menjadi lebih banyak dan tenaga engine menjadi lebih besar tanpa merubah bentuk/konstruksi
engine.
Turbocharger ini mempunyai dua impeller, yaitu turbin dan blower. Turbin di putar oleh gas buang
dengan kecepatan yang sangat tinggi. Pada ujung poros turbin ini dipasang blower dengan ikatan
nut, sehingga putaran blower akan sama dengan putaran turbin. Putaran dari turbocharger ini
berkisar antara 50.000-150.000 RPM.

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
1
NUSANTARA
POWER TRAIN
Di tengah-tengah rumah turbin dilengkapi dengan saluran oil untuk pelumasan bearing. Dan
pelumasan ini menggunakan oil engine

4. Intake Manifold
Merupakan saluran udara masuk keruang pembakaran setelah udara tersebut melewati air cleaner.

5. After Cooler
Mendinginkan udara yang akan masuk keruang bakar, sehingga kerapatan udara meningkat dan
tenaga engine akan bertambah 5 – 10 . Adapun media pendingin yang dipakai adalah air (water)
yang diambil dari air radiator. Udara didinginkan karena adanya panas akibat dari turbocharger
sebelum masuk ke ruang pembakaran. selain itu, aftercooler digunakan untuk mengurangi oksidasi
nitrogen pada gas buang.

Keterangan Gambar :
1. Udara panas dari turbocharger
2. Inti pendingin
3. Manifold
4. Koil pemanas
5. Saluran air pendingin
6. Pembuangan air

6. Intake Valve
Mengatur udara yang akan masuk keruang bakar ( Cylinder Liner ) dengan mekanisme kerja
membuka dan menutup yang diatur oleh perputaran cam shaft.

7. Piston
Menghisap dan memamfatkan udara didalam ruang pembakaran sesuai dengan langkah prinsip
kerjanya.

8. Cylinder Liner
Tempat terjadinya proses pembakaran dimana bertemunya udara yang bertekanan (Temperature
Tinggi), hasil dari langkah compressi dengan bahan bakar yang berbentuk kabut.

9. Exhaust Valve
Mengatur udara yang keluar dari ruang pembakaran berupa gas buang / bekas.

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
1
NUSANTARA
POWER TRAIN
10.Exhaust Manifold
Sebagai saluran keluarnya udara dari ruang bakar menuju ke muffler.

11.Muffler
Sebagai peredam suara engine, menahan percikan api dan menurunkan temperature gas buang.

12.Exhaust Pipe
Sebagai saluran akhir gas buang / bekas yang akan keluar ke udara bebas.

13.Dust Indicator
Mengetahui kondisi air cleaner, apakah tersumbat atau tidak.

14.Vacuator Valve
Membuang debu atau kotoran yang masuk ke dalam ruangan Air Cleaner.

COOLING SYSTEM

Cooling system bertugas menjaga temperatur engine tetap pada temperatur kerja yang diinginkan.
Apabila cooling systemnya buruk, engine akan mengalami kerusakan. Cooling system mensirkulasikan
air pendingin ke dalam engine untuk mengambil panas yang diakibatkan oleh pembakaran dan
gesekan. Cooling system menggunakan prinsip pemindahan panas.

Cara Kerja Cooling System


Air dari radiator di hisap oleh water pump, kemudian dialirkan ke oil cooler untuk mendinginkan oli
engine. Kemudian dialirkan ke cylinder block, water jacket, cylinder head, kemuadian air bekas
pendinginan mengumpul di water manifold. Kalau temperaturenya di bawah 70 0C, maka oleh
thermostat air diarahkan kembali ke water pump, ini untuk mempercepat tercapainya temperature
kerja engine. Tetapi bila temperaturenya di atas 70 0C, air bekas pendinginan yang berkumpul di water
manifold tadi, oleh thermostat diarahkan ke radiator untuk didinginkan. Temperature kerja engine
normal antara 70-900C.
Untuk mencegah terjadinya kebuntuan akibat karat ataupun kotoran, maka biasanya dilengkapi
dengan corrosion resistor, serta gunakanlah air yang bersih sesuai dengan petunjuk OMM.

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
1
NUSANTARA
POWER TRAIN
Fungsi Komponen :

1. Radiator
Tempat penampung air pendingin engine dan pendingin air
tersebut dengan bantuan udara luar.

2. Fan
Untuk menghembuskan udara kearah sirip–sirip radiator agar sirkulasi udara lebih sempurna,
sehingga air panas di sirip–sirip radiator cepat dingin.

3. Thermostat
Mengatur air bekas pendinginan ke radiator atau ke engine lagi sehingga temperature air pendingin
tetap konstan 70-900 C atau mempercepat temperature kerja engine saat bekerja maupun
mencegah over heat.

4. Water Pump
Mensuplay/memompakan air dengan aliran yang bertekanan tinggi kedalam system pendingin.

5. Water Temperature Gauge


Untuk mengetahui suhu air pendingin engine.

6. Water Manifold
Menampung / membagi air ke bagian – bagian yang memerlukan pendinginan.

7. Corrosion Resistor
Mencegah korosi, sebagai pembersih endapan karat pada system pendingin air.

8. Oil Cooler
Mendinginkan oil baik oil engine maupun oil transmission dan hydraulic dengan media air.

9. Radiator Safety Valve

a. Pressure Valve
- Untuk menaikkan temperature air dalam radiator (mendidih s.d 1000 C).
- Menghindari gelembung udara masung dalam cooling system.

b. Vacum Valve
Berfungsi untuk mencegah kevakuman di dalam radiaotr, jadi apabila tekanan di dalam lebih
kecil dari tekanan udara luar (1 atm) maka vacuum valve akan terbuka.

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
2
NUSANTARA
POWER TRAIN
FUEL SYSTEM

Diagram Alir System HPI (High Pressure Injection)

10
9 10
8 11 KETERANGAN
1. Fuel Tank
2. Fuel Filter
7 5 3. Fuel Pump
5E Assembly 3A. Gear
44 5E
Pump
4A 3B. Pump Regulator
3C. Check Valve
4A 3D. Fuel Pump Actuator
5A
5A
3E. Fuel Pump Pressure
Sensor
4. Control valve Assembly
4B 4C
4C 4A. Timing Rail Actuator Valve
4B
4B. Fuel Leak Throttle
4C. Timing Rail Pressure
4D
4D
Sensor
5G 4D. Shut Off Valve
5D 5G
4E 5D 4E. Fuel Rail Actuator Valve
4E
5C
5C 4F. Fuel Leak Throttle
5B5F 4G. Fuel Rail Pressure Sensor
5B 5F 6
6 5. Injector Assembly
4F 4G 5A. Timing Orifice
4F 4G 5B. Fuel Orifice
5C. Gravity Check Valve
5D. Bypass Orifice
5E. Injector
3C 5F. Plunger
3C 5G. Gravity Check Valve
3D 3E 6. Fuel Cooler
3D 3E
3A 7. ECM Controller
3A
3 8. Engine Speed Sensor
3B
3B

2
2
1
1

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
2
NUSANTARA
POWER TRAIN

1. Fuel pump 7. Fuel rail


2. Fuel pump (from pump to ECVA) 8. Fuel pipe (for fuel timing)
3. Fuel pump (from filter to pump) 9. Fuel pipe (for fuel rail)
4. Fuel filter 10. Fuel pipe (return)
5. Fuel inlet 11. ECVA (ECM controlled)
6. Fuel timimg

Prinsip Kerja HPI System


 HPI system terdiri dari Injector assembly (5), Control valve assembly (4) dan Fuel pump assembly
(3).
 Injector assembly (5) bersama - sama dengan ECM mengatur banyaknya fuel yang di semprotkan
dan timing injection melalui fuel orifice (5B). Dalam mengontrol aliran fuel diperlukan pengontrol
tekanan di fuel rail pressure dan timing rail pressure. Untuk mengontrol hal tersebut control valve
(4) telah di lengakpi dengan 2 pressure sensor dan 2 actuator valve. Shutt-off valve (4) di
gunakan untuk mematikan engine, komponen ini di pasang pada fuel rail.
 Fuel pump assembly adalah pengontrol awal (pompa fuel) aliran fuel. Fuel di alirkan dari fuel tank
(1) melalui fuel filter (2), kemudian di hisap oleh gear pump (3A) dan di alirkan ke control valve
assembly (4) lalu menuju ke injector assembly untuk di semprotkan ke ruang bakar. Discharge
pressure fuel pump diatur sampai tingkat pressure yang sesuai (suitable level) dengan mengadjust
sudut pembukaan (opening angle) pada fuel pump actuator 3D.

Fungsi Komponen :

1. Fuel tank
Sebagai tempat penyimpangan/penampungan bahan bakar dan tempat pengendapan kotoran.

2. Fuel filter
Untuk menyaring kotoran yang terkandung didalam bahan bakar sebelum dialirkan kesistem.

3. Fuel pump assembly


Menyuplai fuel ke ECM controller

4. Control valve assembly


Mengatur aliran bahan bakar yang akan menuju ke Injector

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
2
NUSANTARA
POWER TRAIN
5. Injector assembly
Sebagai penyemprot dan pengabut bahan baker dengan tekanan tinggi ke ruang bakar tetapi
tidak menentukan saat injection.

6. Fuel cooler
Sebagai pendingin fuel dari sistem

7. ECM controller
Mengatur kinerja engine secara keseluruhan dan menentukan saat timing

8. Engine speed sensor


Mendeteksi kecepatan engine dan memasukkan signal analog ke controller. Di pasang di fly wheel

9. Atmospheric pressure sensor


Mendeteksi tekanan atmosfir dan memasukkan signal analog ke controller. Di pasang di control
valve

10. Boost pressure sensor


Mendeteksi tekanan di turbocharger (intake pressure) dan memasukkan signal analog ke
controller. Di pasang di intake manifold

11. Boost temperature sensor Boost temperature


Mendeteksi temperatur di turbocharger (intake pressure) dan memasukkan signal analog ke
controller. Di pasang di intake manifold

LUBRICATION SYSTEM

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
2
NUSANTARA
POWER TRAIN
Kerja Lubrication System
Oil pan sebagai penampung dan pendingin oli pelumas merupakan komponen utama. Oli dialirkan ke
dalam sistem pelumasan untuk melumasi semua komponen engine oleh oil pump. Agar tekanan
oli tidak melebihi standard, maka digunakan main regulator valve. Suhu oli dipertahankan juga oleh air
pendingin engine melalui komponen oil cooler. Komponen engine yang dilumasi antara lain : Crank
shaft, cam shaft, piston, ring piston, turbocharger, mekanisme valve dan lain-lain. Setelah melumasi
semua komponen, oli akan mengalir kembali ke oil pump dan disaring agar kotoran yang terbawa
tidak dialirkan kembali ke sistem.
Sistem pelumasan pada setiap engine sangat penting sekali. Dalam hal ini, fungsi oli disamping
sebagai pelumas juga digunakan untuk pendingin, peredam getaran, pembersih, penyekat, sebagai
bantalan dan anti karat.

Fungsi Komponen :

1. Oil Pan
Sebagai tempat penampungan oil engine.

2. Oil Level Sensor


Mendeteksi ketinggian permukaan oil engine dan oil pan.

3. Oil Pump
Mengirimkan oil dengan tekanan antara 3–6 Kg/cm 2 dari oil pan ke sistem. Adapun debit oil
yang disuplai ke sistem berkisar antar 50–300 liter/menit.

4. Main Relief Valve


Membatasi tekanan maksimum oil yang bersirkulasi didalam engine dengan cara mengembalikan
oil yang berlebihan ke oil pan.

5. Piston Cooling Valve


Mengatur pengiriman oil ke piston cooling nozzle.

6. Oil Cooler
Mendinginkan oil engine sebelum bersirkulasi ke sistem dengan menggunakan media pendingin air
radiator.

7. By Pass Valve
Sebagai katup pengaman sirkulasi apabila terjadi penyempitan pada oil cooler. Diharapkan oil tetap
masuk ke sistem walaupun tidak sempat masuk ke pendingin

8. Engine Oil Filter


Menyaring partikel – partikel/gram yang terkandung dalam oil.

9. Safety Valve
Sebagai katup pengaman apabila terjadi kebuntuan pada oil filter supaya oil tetap bisa bersirkulasi
didalam sistem walaupun oil tersebut tidak tersaring.

10.Main Galery
Sebagai saluran utama oil didalam block engine dan sebagai pusat pendistribusian oil keseluruh
komponen yang memerlukan pelumasan.

11.Scavenging Pump
Membantu memindahkan oli pada waktu unit mendaki atau menurun sehingga selalu ada
pelumasan pada lubricating system.

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
2
NUSANTARA
POWER TRAIN
PELUMAS (OIL)

Fungsi dari Oli (Pelumas) adalah :


- Membentuk lapisan film
- Sebagai pendingin
- Sebagai penyekat
- Sebagai pembersih
- Sebagai pencegah anti karat

VISCOSITAS OIL :
Yang dimaksud dengan viscositas adalah derajat kekentalan suatu oli (minyak pelumas), semakin
besar viscositas minyak pelumas maka akan semakin kental. Standard yang digunakan untuk
menentukan besarnya kekentalan suatu pelumas adalah SAE ( Society of Automatic Engineer ).
Contoh : SAE 10, SAE 20, SAE 30, dsb.

OIL MULTI GRADE :


Oil Multi Grade adalah oli yang memiliki kekentalan ganda, dan kekentalannya menyeseuaikan
dengan perubahan temperatur. Contoh : SAE 15W40.
Keuntungan oli jenis ini adalah pada saat dingin mudah start, oli cepat bersikulasi ke seluruh area
peluamasan, kerja pompa lebih ringan pada saat panas.

KLASIFIKASI OLI :
Klasifikasi yang dimaksud adalah menunjukkan tingkat kualitas suatu oli, dan hal ini distandardkan
dalam API (American Petroleum Institute)

Class
Aplikasi
Baru Lama
CA DG Diesel Engine Natural Aspirated, Operasi Ringan
CB DH Diesel Engine Natural Aspirated, Operasi Menengah
CC DM Diesel Engine Turbocharger, Operasi Menengah
CD DS Diesel Engine Turbocharger, Operasi Berat

ELECTRIC SYSTEM

Suatu sistem kelistrikan unit yang dibutuhkan untuk menggerakkan aksesoris unit dan mengontrol kondisi
unit dan engine secara keseluruhan agar tetap pada kondisi yang baik.

PRE HEATING SYSTEM (SISTEM PEMANASAN AWAL)


Pre heating system atau sistem pemanasan awal adalah untuk memanaskan udara yang akan masuk
ke ruang bakar dengan tujuan untuk mempermudah saat menghidupkan engine pada waktu udara di
sekeliling engine masih dingin.

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
2
NUSANTARA
POWER TRAIN
Produk komatsu mempunyai 4 sistem pre heating, yaitu :
1. Glow plug
Udara dipanaskan dengan jalan membakar bahan bakar menggunakan glow plug.

2. Ribbon heater
Udara sebelum masuk ke ruang bakar dipanaskan terlebih dahulu oleh ribbon heater yang
terletak didalam intake manifold.

3. Thermostart
Pada sistem pemanasan awal menggunakan thermostart, bahan bakar (solar) dibakar dengan
menggunakan igniter, sehingga bahan bakar tersebut menjadi udara panas.

4. Aps (auto priming system)


Bahan bakar dipompakan dari fuel tank ke fuel filter dan sirkuit aps dengan menggunakan feed
pump. Oleh sirkuit aps, bahan bakar yang akan disemprotkan kedalam ruang bakar diatur
jumlahnya secara otomatis. Setelah engine hidup, harus ditunggu beberapa saat hingga warna
gas buang normal, baru kemudian starting switch dikembalikan ke posisi preheat switch off.

STARTING SYSTEM (SISTEM STARTING ENGINE)


Fungsi sistem start adalah untuk menghidupkan engine.

Komponen – komponen utama yang termasuk dalam sistem start adalah :


1. Battery.
2. Starting Switch.
3. Battery Relay Switch.
4. Starting Motor.
5. Safety Relay.

Rangkaian komponen Starting System :

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
2
NUSANTARA
POWER TRAIN
CHARGING SYSTEM (SISTEM PENGISIAN BATTERY)
Charging system atau sistem pengisian battery adalah sistem pengisian battery sebagai sumber arus
listrik yang digunakan untuk menggerakkan aksesoris engine dan unit secara keseluruhan, selama
engine dalam keadaan hidup.

Battery sebagai sumber listrik dan kapasitas terbatas, maka charging system berfungsi untuk
mengembalikan kapasitas battery setelah dipakai sehingga bisa kembali ke keadaan full charge.

Sistem pengisian battery pada produk komatsu dikelompokkan menjadi 3, yaitu :


1. Menggunakan dc generator dan tirril regulator.
2. Menggunakan alternator dan tirril ragulator.
3. Menggunakan alternator dan semi conductor regulator.

1. MENGGUNAKAN DC GENERATOR & TIRRIL REGULATOR.

2. MENGGUNAKAN ALTERNATOR & TIRRIL REGULATOR.

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
2
NUSANTARA
POWER TRAIN
3. MENGGUNAKAN ALTERNATOR DAN SEMI CONDUCTOR REGULATOR.

Fungsi Komponen :

1. Alternator
Fungsinya sebagai sumber listrik untuk mensuplay ke battery pada saat engine hidup dengan
merubah energi mekanik menjadi energi elektrik.

2. Battery
Fungsinya sebagai penyimpan arus listrik dengan merubah energi kimia menjadi tenaga listrik.

3. Battery relay
Fungsinya untuk memutus dan menghubungkan arus battery dengan body secara automatis dan
mencegah atau memperkecil hubungan singkat bila battery tidak digunakan.

4. Safety relay
Sebagai pengaman starting motor. Pada saat engine hidup, starting motor tidak bisa difungsikan.

5. Regulator
Fungsinya untuk menjaga agar arus yang keluar dari alternator tetap konstan pada saat engine
dalam putaran rendah atau putaran tinggi.

6. Starting switch
Fungsinya untuk menghubungkan atau memutuskan arus listrik .

7. Starting motor
Fungsinya untuk menghidupkan engine dan merubah energi listrik menjadi energi mekanik.

8. Fuse
Sebagai pengaman arus listrik.

9. Cable
Sebagai penghubung system kelistrikan.

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
2
NUSANTARA
POWER TRAIN
HYDRAULIC SYSTEM
Adalah Suatu sistem pemindah tenaga dengan mempergunakan zat cair / fluida sebagai perantara.

Sifat-sifat Zat Cair :


1. Mengalir dari tekanan tinggi ke tekanan yang lebih rendah.

2. Bentuknya dapat berubah-ubah sesuai dengan tempatnya (mudah menyesuaikan bentuk).

3. Tidak dapat berubah volumenya, bila ditekan (uncompressible).

4. Zat cair selalu meneruskan tekanan ke semua arah.

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
2
NUSANTARA
POWER TRAIN
Salah satu sifat yang berhubungan dengan Hukum Archimides adalah :
“Jika suatu zat cair dalam ruangan tertutup diberi tekanan, maka tekanan itu akan diteruskan ke
segala arah dengan sama rata, tegak lurus dengan bidang permukaannya”.

Tujuan Sistem Hydraulic :


 Memindahkan tenaga dari suatu tempat ke tempat lain.
 Memperbesar / memperkecil daya dari suatu tempat ke tempat lain.

KEUNTUNGAN & KERUGIAN SISTEM HYDRAULIC

a. Keuntungan Sistem Hydraulic :


1. Dapat menyalurkan torque / gaya yang besar.
2. Pencegahan terhadap over load mudah.
3. Pengaturan gaya pengoperasian lebih mudah.
4. Pergantian kecepatan cepat dan mudah.
5. Daya tahan lebih lama.
6. Getaran halus.

b. Kerugian Sistem Hydraulic :


1. Peka terhadap kebocoran
2. Peka terhadap perubahan temperatur.
3. Kadang-kadang kecepatan kerja berubah.
4. Kerja sistem saluran tidak sempurna.
5. Biaya perawatan lebih mahal.

RANGKAIAN HYDRAULIC

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
3
NUSANTARA
POWER TRAIN
FUNGSI KOMPONEN

1. Hydraulic tank
Sebagai tempat penampungan oil hydraulic dan sebagai tempat pendinginan.

2. Control lever
Untuk mengoperasikan attachment.

3. Control valve
Untuk mengarahkan oli ke sistem yang dikehendaki.

4. Hydraulic cylinder
Untuk merubah tenaga kinetik (pressure oil) menjadi tenaga mekanik

5. Pressure line
Sebagai tempat mengalirnya oli bertekanan dalam hydraulic cylinder.

6. Hydraulic pump
Memindahkan oli dari tangki ke sistem hidrolik dan bersama-sama dengan komponen lain
menimbulkan hydraulic pressure.

7. Relief valve
Untuk membatasi tekanan hydraulic pada system, agar tidak melewati batas maksimum.

8. Hydraulic filter
Untuk menyaring oil pressure sebelum dikembalikan ke tangki.

9. Actuator
Untuk mengubah tenaga hidrolik menjadi tenaga mekanik.

POWER TRAIN

POWER TRAIN HYDRAULIC PIPING DRAWING

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
3
NUSANTARA
POWER TRAIN
1. Oil cooler 7. Steering control valve
2. Power train oil filter 8. Power train oil tank
3. Transmission lubrication system 9. Power train oil strainer
4. Centrallized pressure detection port 10. Power train pump
5. Torque conventer valve 11. Scavenging pump
6. Transmission control valve

A. T. Converter lock up pressure pick up port


B. T. Converter stator clutch pressure pick up port
C. Left steering clutch operating pressure pick up port
D. Left steering brake operating pressure pick up port
E. Transmission 2nd clutch operating pressure pick up port
F. Transmission R clutch operating pressure pick up port
G. Transmission 3rd clutch operating pressure pick up port
H. Transmission F clutch operating pressure pick up port
I. Right steering brake operating pressure pick up port
J. Right steering clutch operating pressure pick up port
K. Transmission 1st clutch operating pressure pick up port
L. Transmission main relief pressure pick up port
M. T. Converter regulator pressure pick up port
N. T. Converter relief pick up por

OVERALL DRAWING OF POWER TRAIN

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
3
NUSANTARA
POWER TRAIN

1. PTO
2. Torque converter
3. T.converter valve
4. Transmission control valve
5. Transmission
6. Steering clutch brake
7. Steering control valve
8. Power train pump
9. Power train oil filter
10. Power train oil filter
11. Power train oil strainer
12. Scavinging pump
13. Power train oil tank

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
3
NUSANTARA
POWER TRAIN
DAMPER & UNIVERSAL JOINT

1. Output sahft
2. Engine fly wheel
3. Outer body
4. Coupling
5. Universal joint
6. Flange
7. Cover
8. Rubber coupling
9. Breather
10. Oil level gauge tube

TORQUE CONVERTER & PTO

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
3
NUSANTARA
POWER TRAIN
1. Coupling 19.Stator clutch housing
2. Seal cage 20.Return spring
3. Input shaft (PTO drive gear, 61 teeth) 21.Stator clutch plate
4. Front housing 22.Stator clutch disc
5. Idler gear (77 teeth) 23.Stator clutch piston
6. Idler gear shaft 24.Turbine boss
7. Clutch housing 25.Lock up disc
8. Drive case 26.Lock up plate
9. Turbine 27.Lock up piston
10.Rear housing 28.Scavenging pump gear (63 teeth)
11.Stator 29.Seal seat
12.Pump 30.Spacer
13.Stator shaft 31.Cover
14.Bearing cage 32.Hydraulic pump gear (57 teeth)
15.Retainer 33.Power train pump gear (57 teeth)
16.Shaft 34.Cover
17.Transmission input shaft 35.Cover
18.Stator shaft boss

Fungsi Torque Converter adalah sebagai pemindah tenaga dari engine ke transmisi dengan
media perantara zat cair (oli). Dengan Prinsip Kerja Mengubah tenaga mekanis engine
menjadi tenaga kinetis yang selanjutnya tenaga kinetis tersebut dirubah kembali menjadi
energi mekanis melalui out put shaftnya.

Komponen dalam torque converter

1. Pump (Impeller)
Fungsi mengubah tenaga mekanis dari engine menjadi energi kinetik (oil flow). Oil Inlet
dari diameter dalam pump sedangkan oil outlet keluar sudu-sudu diameter pump oleh gaya
sentrifugal.

2. Turbin
Fungsi mengubah energi kinetik menjadi tenaga mekanis kembali yang menghasilkan
putaran shaft ke transmission. Inlet dari diameter turbin luar sedang oil outlet ke diameter
dalam turbin.

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
3
NUSANTARA
POWER TRAIN
3. Stator
Fungsi mengarahkan oil flow dari sudu-sudu turbin kembali ke inlet sudu-sudu pump sesuai
dengan arah putaran pump, sehingga oil flow yang masih mempunyai tenaga kinetis
segera akan membantu dan memperingan kerja dari pump selanjutnya memperbesar
tenaga kinetis dari outlet sudu-sudu pump berikutnya.

Istilah Dalam Torque Converter :

- STALL
Suatu keadaan dimana kecepatan turbin sama dengan nol, atau berhenti karenabeban
berlebihan, sedangkan kecepatan pump masih ada sesuai dengan kecepatan engine.
- ELEMEN
Jumlah komponen utama dalam torque converter yang berhubungan dengan oil flow.
- STAGE
Sesuatu yang berhubungan langsung dengan output shaft, dalam hal ini adalah jumlah
turbin.
- PHASE
Perubahan kenaikan efisiensi dari torque converter (perubahan fungsi stator) berhubungan
dengan konstruksi stator.
- STALL SPEED
Besarnya maksimum speed dari pump pada saat turbin berhenti karena diberi beban
berlebihan.
- SPEED RATIO
Perbandingan antara kecepatan turbin dengan kecepatan pump atau out put speed
berbanding input speed, dimana :

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
3
NUSANTARA
POWER TRAIN
TORQFLOW TRANSMISSION

1. Input sahft A. 2nd clutch operating pressure pick up port


2. Transmission valve B. R clutch operating pressure pick up port
3. Front case C. 3rd clutch operating pressure pick up port
4. Rear case D. F clutch operating pressure pick up port
E. 1st clutch operating pressure pick up port

FUNGSI TORQFLOW TRANSMISSION


Torqflow transmission adalah suatu sistem pemindah tenaga (daya dan putaran) dengan
menggunakan oli sebagai pengendali, yang disebut juga Hydraulic Control.
Komponen ini berfungsi untuk mengatur kecepatan unit dan menubah gerak maju / mundur.

Torqflow transmission terletak diantara torque converter dan out put shaft propeller shaft.

FUNGSI KOMPONEN UTAMA

1. Solenoid Control Valve


Untuk membuka dan menutup control valve dengan menggunakan tenaga listrik.

2. Transmission Control Valve


Untuk mengarahkan, mengontrol, mengalihkan tekanan oli ke clutch pack yang dikehendaki.

3. Clutch Pack
Menerima tekanan oli sehingga disc dan plate rapat / engaged sehinggamemindahkan torque dan
putaran.

4. Gear (roda gigi)


Mereduksi putaran kerja & mendapatkan putaran maju-mundur dan speed.

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
3
NUSANTARA
POWER TRAIN
TRANSFER, BEVEL GEAR SHAFT & STEERING

1. Transmission unit 7. Rigth brake ECMV


2. Input Sahft 8. Transmission output rotation sensor
3. Steering unit 9. Filter
4. Breather 10.Left clutch ECMV
5. Parking brake valve 11.Rigth clutch ECMV
6. Left brake ECMV 12.Sudden braking prevention valve

Bevel Gear Shaft, Steering Clutch & Brake

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
3
NUSANTARA
POWER TRAIN

STEERING & BRAKE CONTROL


(PCCS : PALM COMMAND CONTROL SYSTEM )

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
3
NUSANTARA
POWER TRAIN

FUNGSI KOMPONEN
1. Disc
Terbuat dari baja yang bagian luarnya diberi lapisan bronze berguna untuk mengurangi keausan.
Disc ini berfungsi sebagai friction plate yang bergigi di bagian luarnya dan duduk pada spiline
outer drum.

2. Plate
Terbuat dari baja yang tahan karat dan temperatur yang tinggi Plate ini berfungsi sebagai friction
palte yang bergigi di bagian diameter dalamnya dan duduk pada spiline inner drum.

3. Inner drum
Berfungsi sebagi tempat dudukan dari palte dan menerima putaran dari bevel gear shaft yang
diikat dengan perantara flange.

4. Outer drum
Berfungsi sebagai tempat dudukan disc dan brake band yang meneruskan putaran dari bevel gear
dan dihubungkan dengan top pinion gear dari final drive yang diikat dengan perantara flange.

5. Pressure Plate
Berfungsi sebagai penekan plate dan disc , dimana kekuatan tekan tersebut diperoleh
dari spring atau oil pressure.

6. Spring
Berfungsi sumber kekuatan untuk menekan susunan plate dan disc dengan perantara pressure
plate.

7. Brake band
Berfungsi sebagai pemberhenti sisa – sisa putaran pada outer drum (top pinion final drive)
dengan cara mengikat outer drumnya.

8. Yoke
Berfungsi sebagai penghantar untuk menarik pressure plate pada tipe mekanikal dan semi
hydraulic.

Untuk mengatasi keausan dari pada disc clutch nya maka sistem kemudi dibagi dalam dua tipe yaitu :
A. Dry type steering clutch (tipe kering)
B. Wet type steering clutch (tipe basah)

A. Dry type steering clutch (tipe kering)


Pengertian tipe kering dimana steering clutch yang terpasang tidak direndam oleh oli, pada
disc lapisan luarnya dilapis material yang tahan panas dan tidak mudah aus. Pada tipe ini kita
harus menjaga agar steering clutch nya jangan sampai terkena oleh oli, ini bisa
mengakibatkan steering clutch nya terjadi slip. Kontruksi dari pada steering clutch ini, dimana
antara steering clutch dengan bevel gear diberi batasan (disekat) agar oli untuk pelumasan
dari pada bevel gear tidak masuk ke steering clutchnya.

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
4
NUSANTARA
POWER TRAIN
B. Wet type steering clutch (tipe basah)
Pengertian tipe basah dimana steering clutchnya yang terpasang sudah terendam oleh oli,
pada lapisan luarnya dilapisi oleh Bi Metal Disc yang diberi alur – alur agar oli tersebut terjadi
proses engaged (merapat) oli tersebut bisa keluar. Pada tipe basah ini oli berfungsi sebagai
pelumas dan juga sebagai pendingin sehingga dari disc dan platenya bisa tahan lama.

UNDER CARRIAGE (Kerangka bawah)

FUNGSI DAN GAMBARAN UMUM


Unit type rantai (crawler type) digunakan untuk berbagai macam mendorong (bulldozer), membawa
beban (dozer shovel) dengan jenis perlengkapan kerja yang berbeda.

Under carriage (kerangka bawah) adalah :


 Bagian bawah dari crawler tracktor yang berfungsi untuk bergerak maju– mundur, belok kiri dan
kanan.
 Bagian bawah yang menahan dan meneruskan berat dari tracktor kelandasan.
 Bagian bawah dari crawler tractor yang berfungsi sebagai pembawa dan pendukung unit.

1. Idler 6. Sprocket guard


2. Recoil springassembly 7. Track roller bogie
3. Carier roller 8. Track roller
4. Track frame 9. Track roller support guard
5. Sprocket

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
4
NUSANTARA
POWER TRAIN
IDLER

Fungsi :
 Membantu menegangkan track dan mebuat sudut – sudut lebih besar sehingga gesekan
berkurang
 Mengatasi kejutan dan benturan-benturan dari benda asing.
 Idler sebagai roda untuk menegangkan / mengendorkan track dengan jalan mendorong / menarik
idler dari track frame.

1. Out side diameter of protrudling portion (927mm)


2. Out side diameter of tread (880mm)
3. Depth of tread (23.5mm)
4. Thickness of tread (23.5mm)
5. Total width (294.4mm)
6. Width of tread (79mm)
7. Clearance between shaft & bushing (155mm)
8. Collar width of shaft (252mm)
9. Interference between shaft & ring
(95mm) 10.End play (0.49-0.86mm)

IDLER BOGIE & RECOIL SPRING

Fungsi :
 Sebagai penegang atau pengendor track dengan jalan menekan yoke yang mana gaya tekan
tersebut diteruskan ke front idler.
 Disamping itu sebagai peredam benturan–benturan yang diterima oleh track atau idler.

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
4
NUSANTARA
POWER TRAIN

1. Yoke
2. Nut
3. Retainer
4. Recoil spring
5. Rod
6. Spring cylinder
7. Retainer
8. Holder
9. Piston
10. Lubricator (for pumping in &
release grease)
11. 11. Grease chamber cylinder

TRACK ROLLER
Fungsi :
 Sebagai pembagi beban unit sama rata ke tarck sehingga mendapatkan beban yang sama.
 Sebagai rel track pada waktu menggulung track.

Dua macam type track roller :


1. Single flange track roller.
2. Double flange track roller.

Umumnya pemasangan track roller, yang pertama dan yang terkhir adalah single flange, tujuan
pemasangan tersebut adalah untuk mengurangi keausan yang berlebihan.

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
4
NUSANTARA
POWER TRAIN

1. Out side diameter of flange (out side) (310mm)


2. Out side diameter of flange (inside) (300mm)
3. Out side diameter of tread (270mm)
4. Thickness of tread (60mm)
5. Total width (358mm)
6. Width of tread (single flange) (82mm)
7. Width of tread (double flange) (82mm)
8. Width of flange (outside double flange) (29mm)
9. Width of flange (inside double flange) (27mm)
10. Collar width of shaft (306mm)
11. Clearance between shaft & bushing (140mm)
12. Interference between shaft & ring
(75mm) 13. End play (0.44-0.91mm)

CARRIER ROLLER
Fungsi :
 Untuk menghantar putaran tarck dari sprocket ke idler.
 Menjaga rantai tetap tegang , sewaktu terjadi gesekan.
 Mengatur pergerakan rantai agar tetap lurus , mengingat jarak antara idler dan sprocket jauh.
Pada setiap track frame terdapat 2 ( dua ) carrier roller.

1. Out side diameter of flange (out side) (242mm)


2. Out side diameter of flange (inside) (210mm
3. Width of tread (79mm)
4. Thickness of tread (40mm)
5. Width of flange (23mm)
6. Interference between shaft & ring (90mm)
7. Clearance between shaft & bushing (86mm)
8. Axial play of roller (0.01-0.22mm)

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
4
NUSANTARA
POWER TRAIN
TRACK SHOE
Fungsi :
 Track adalah bagian undercarriage yang berfungsi disamping tempat persinggungan dengan tanah
yang merupakan alas gerak tracktor.
 Juga menjadi alat utama yang berprinsip mengubah gerakan putar menjadi gerakan gulungan
yang terus menerus sehingga menjadi rel dari roda–rodanya dan memungkinkan tracktor dapat
berjalan.

1. Link pitch (280.3mm) 7. Thickness of link (56mm)


2. Height of grouser (93mm) 8. Clearance between link (1.4mm)
3. Total height of shoe (116mm) 9. Inteference between bushing & link (98mm)
4. Out side diameter of bushing (98.5mm) 10.Inteference between regular pin
5. Thickness of bushing (18.8mm) 11.Shoe bolt
6. Height of link (181mm)

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
4
NUSANTARA
POWER TRAIN
MAIN FRAME
Berfungsi sebagai tempat kedudukan equllizing beam, track roller, carrier roller, idler.

SUSPENSION

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
4
NUSANTARA
POWER TRAIN

1. Equalizer bar. 9. Seal rubber.


2. Pivot shaft assembly. 10. Bushing.
3. Cover. 11. Seal.
4. Trust plate. 12. Bushing.
5. Trust plate. 13. Side pin.
6. Pivot shaft. 14. Stoper rubber.
7. Seal gauge. 15. Center pin.
8. Cover. 16. Bushing.

FINAL DRIVE
Berfungsi Untuk mereduksi putaran engine yang tinggi menjadi lambat dengan menghasikan
torque (momet puntir) yang besar selanjutnya tenaga yang tersebut menggerakkan track.

Susunan roda gigi penggerak akhir adalah pengurang kecepatan biasanya dilengkapi dengan satu
atau dua set roda gig lurus dan pinion boss roda gigi penggerak akhir .
Prinsip kerja yang digunakan sama seperti pada transmisi, dimana kecepatan rotasi dikurangi dan
momen puntir (torque) ditambah oleh sejumlah roda gigi yang dipergunakan pada penggerak akhir.

Jenis – jenis final drive :


1. Single reduction dengan final drive shaft ikut berputar (D 31E, D 31 P, PL – 18, D 31 S, Q– 18)
2. Single reduction fixed final drive shaft (D 12 S – 1,2,3 s/n 7 – 478)
3. Double reduction (D 50/ 53A –17, D 75 S –5, D 80 / 85 A – 21, D 150 / D 155 A)
4. Planetary gear rigid type (D53 A –3, D 355 A – 3,D 455 A – 1, D 155A – 3, D 375 A –3. D275A-
2, D375A – 2, D 475A – 2)

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
4
NUSANTARA
POWER TRAIN
SPROCKET
Fungsi :
Sebagai penggerak dari track assy sehingga tracktor dapat bergerak dengan menggunakan perantara
gigi sprocket.

Jenis-jenis sprocket :
a. Solid type.
b. Segment type.

1. Floating seal. 8. Floating seal guard. 15. No1 Pinion (20 teeth)
2. Sun gear (16 teeth) 9. Cover. 16. Final drive case.
3. carrier. 10.Planetary pinion (26 teeth). 17. Bearing cage.
4. Hub. 11.Ring gear (68 teeth) 18. Boss.
5. Cover. 12.cover. 19. Shaft.
6. Sprocket boss. 13.no1 gear (79 teeth). 20. Wear guard.
7. Sprocket teeth. 14.no1 gear hub. 21. Pivot shaft.

Solid type

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
4
NUSANTARA
POWER TRAIN
Segment type

GUIDING GUARD
Fungsi :
 Untuk menjaga kelurusan pergerakan rantai agar tidak mudah lepas.
 Menjaga agar kotoran–kotoran jangan sampai masuk kedalam komponen undercarriage, yang
akan mempercepat keausan terutama pada roller.
 Menjaga agar tidak kemasukan benda–benda keras seperti kayu , potongan besi dll yang akan
merusak bagian undercarriage.

WORK EQUIPMENT HYDRAULIC PIPING DIAGRAM

PPC (PROPORTIONAL PRESSURE CONTROL) CONTROL PIPING DIAGRAM

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
4
NUSANTARA
POWER TRAIN
1. Blade lift valve 6. Blade control PPC valve
2. Blade tilt, ripper Lo valve 7. PPC lock valve
3. PPC charger valve 8. PPC charger pump
4. Accumulator 9. Hydraulic pump
5. Ripper control PPC valve 10.Oil cooler (for PPC)

WORK EQUIPMENT CONTROL

Lever position :

1. Blade HOLD 11. Ripper TILT BACK 1. Work equipment safety lever
2. Blade LOWER 12. FREE. 2. Blade control lever
3. Blade FLOAT 13. LOCK. 3. Tilt/pitch selector switch
4. Blade RAISE 14. Pitch selector switch OFF 4. Ripper control lever
5. Blade (left tilt/pitch) 15. Pitch selector switch ON 5. Pin puller switch
6. Blade (right tilt/pitch) 16. Dual tilt selector switch OFF 6. PPC lock valve
7. Ripper HOLD 17. Dual tilt selector switch ON
8. Ripper RAISE 18. Pin puller switch PUSH IN
9. Ripper LOWER 19. Pin puller switch PULL OUT
10. Ripper TILT IN

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
5
NUSANTARA
POWER TRAIN
BLADE SYSTEM SEMI U+TILT

BLADE SYSTEM U-DOZER+DUAL TILT

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
5
NUSANTARA
POWER TRAIN
1. Blade tilt cylinder 7. Hydraulic filter
2. RH. Blade Lift cylinder 8. Hydraulic tank
3. Pitch solenoid 9. Rippier Hi valve
4. Dual tilt solenoid valve 10.Work equipment + PPC charge pump
5. Blade lift valve 11. LH blade lift cylinder
6. Blade tilt, ripper lo vave 12. Blade pitch cylinder

RIPPER SYSTEM MULTI SHANK RIPPER

RIPPER SYSTEM GIANT SHANK RIPPER

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
5
NUSANTARA
INSTRUMENT PANEL
INSTRUMENT PANEL
CONTROL LEVER DAN PANEL

1. Parking lever 12. Starting switch


2. Safety lock lever 13. Rear lamp switch
3. Cigarette lighter 14. Brake lamp switch
4. Fuel dial control 15. Deceleration pedal
5. Joystick (steering, directional dan gear shift lever) 16. Blade control lever
6. Auto down shift switch 17. Horn switch
7. Warning lamp 18. Ripper control lever
8. Buzzer cancel switch 19. Pin puller control switch
9. Air conditioner panel or heater panel 20. Wiper switch
10. Torque conventer lock uppilot lamp 21. Room lamp switch
11. Head lamp, work lamp switch

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
1
NUSANTARA
INSTRUMENT PANEL
INSTRUMENT PANEL

1. Engine cooling temperature gauge 10. Hydraulic oil temperature caution lamp
2. Power train temperature gauge 11. Engine preheating pilot lamp
3. Fuel gauge 12. Dual / single tilt selector display lamp
4. Radiator coolant level check lamp 13. Display panel A (Speed range display)
5. Charge monitor lamp 14. Display panel B ( Servive meter)
6. Fuel temperatur caution lamp 15. Auto shift mode display lamp
7. Engine pressure caution lamp 16. Lock up mode switch
8. Engine cooling water temperature 17. Economy mode selector switch
caution lamp 18. Reverse slow mode selector
switch
9. Power train oil
temperature caution lamp

PANEL DEPAN

A : Check monitor group D : Meter group


B : Caution monitor group E : Mode celection switch
group C : Emergency caution group

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
2
NUSANTARA
INSTRUMENT PANEL
CHECK MONITOR GROUP A
Periksa sebelum engine hidup
Bila diantara monitor group A ada yang tidak normal, lampu monitor akan nyala berkedip. Perikasalah
masalah yang menyebabkan lampu monitor berkedip, dan segera adakan perbaikkan sebelum engine
dihidupkan.
Setelah engine hidup, lampu monitor akan segera langsung mati, terkecuali bila ada kerusakan.

Catatan:
Disarankan semua pemeriksaan secara langsung, karena hasilnya akan lebih akurat dari pada di
instrument panel.

CAUTION MONITOR GROUP B


Periksalah semua instrument.
Bila diantara caution lamp group B ada yang menyala berkedip, segera adakan perbaikan.

Bila pada saat engine hidup diantara caution lamp monitor group B ada yang menyala, itu
menunjukkan adanya kerusakan. Periksalah penyebabnya dan segera adakan perbaikkan.

CAUTION MONITOR GROUP C


Periksalah semua instrument.
Bila diantara monitor lamp group C ada yang menyala berkedip, segera stop operasi dan adakan
perbaikan.

Bila pada saat sedang operasi diantara caution monitor lamp ada yang menyala, dan disertai buzzer
alarm berbunyi, segera stop operasi, periksa penyebabnya dan adakan perbaikan.

GROUP METER D
Group meter D ini terdiri dari preheating pilot lamp, engine water temperature gauge, power train oil
temperature gauge, fuel gauge, dual/single selector display lamp, display panel A (Speed range
display), display panel B (service meter), auto shift mode display lamp, dan Torque converter lock-up
display lamp.

MODE SELECTION SWITCH GROUP E


Group lamp ini terdiri dari lock-up mode switch, economy mode selector switch, shoe slip control
switch, rockbed selection mode selector switch dan slow reverse mode selector switch.

CHECK MONITOR LAMP GROUP A


Catatan :
Dianjurkan sebelum menghidupkan engine, semua pemeriksaan dilakukan secara langsung hasilnya
akan lebih akurat dari pada di instrument panel.
 Parkirlah unit di tempat yang rata dan periksa lampu-lampu monitor.
 Lampu monitor akan menyala selama 3 detik setelah starting switch di putar ke arah ON. Jika
lampu tidak menyala berarti ada kerusakan segera lakukan perbaikan.

Keterangan :
 Saat starting switch diputar ke arah ON sebelum menghidupkan engine, caution lamps akan
menyala selama 3 detik, warning lamp menyala 2 detik dan alarm buzzer berbunyi selama 1
detik.
Caution lamp tidak dapat diperiksa selang 5 detik setelah engine di matikan.

Sebelum engine dihidupkan item-item tersebut harus diperiksa dari group A sampai E
Parkirkan unit di tempat yang rata dan periksa monitor lamp group A. Setelah starting switch
diaktifkan, monitor lamp menyala selama 3 detik. Bila monitor lamp tidak menyala berarti ada
kelainan dan segera adakan perbaikan.

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
3
NUSANTARA
INSTRUMENT PANEL

RADIATOR COOLANT LEVEL MONITOR


Fungsinya untuk mengetahui bila air radiator kurang dari standard. Bila monitor lamp menyala berkedip, Segera hentik

CAUTION MONITOR LAMP GROUP B

Bila monitor lamp group B menyala, periksa penyebabnya dan segera adakan perbaikan.
Catatan :
 Parkir unit di tempat yang rata.
 Periksalah setelah starting switch diaktifkan, monitor lamp menyala selama 3 detik. Bila tidak
menyala periksa penyebabnya dan adakan perbaikan.

CHARGER
berarti MONITOR
menunjukkan adanya kerusakan. Segera matikan engine dan periksa penyebabnya dari V belt tension atau s
Bila charger monitor menyala pada saat engine hidup,

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
4
NUSANTARA
INSTRUMENT PANEL
Keterangan :
Bila starting swicth ON pada saat engine mati, monitor lamp menyala. Dan bila pada saat engine
hidup lamp monitor mati, berarti dalam kondisi normal.

CAUTION MONITOR LAMP GROUP C

Bila diantara caution monitor lamp group C ada yang menyala segera matikan engine atau engine low
idling dan periksa penyebabnya dan segera adakan perbaikan.
Catatan :
 Parkirkan unit di tempat yang rata.
 Bila starting switch diaktifkan, lamp monitor group C akan menyala selama 3 detik. Bila
lamp monitor tidak menyala segera periksa dan adakan perbaikkan.

Jika terdapat ketidak normalan maka alarm buzzer akan menyala dan caution lamp akan menunjukkan
item yang tidak normal tersebut.

1. Engine oil pressure caution lamp


2. Engine cooling water temperature caution lamp
3. Power train oil temperature caution lamp
4. Hydraulic oil temperature caution lamp
5. Fuel temperature caution lamp

1. ENGINE OIL PRESSURE


Fungsinya untuk mengetahui tekanan oli engine. Bila oil
pressure monitor lamp menyala berkedip, segera matikan
engine, periksa penyebabnya dan segera adakan
perbaikan.

Keterangan :
Bila starting switch diaktifkan ON, oil pressure
monitor lamp menyala. Dan bila engine hidup,
monitor lamp mati.

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
5
NUSANTARA
INSTRUMENT PANEL
2. ENGINE COOLING WATER TEMPERATURE MONITOR
Untuk mengetahui temperatur air pendingin. Bila monitor
menyala jalankan engine low idling sampai pada range
hijau pada lampu engine water temperature gauge
menyala.

3. POWER TRAIN OIL TEMPERATUR MONITOR


Untuk mengetahui bila power train oil temperatur melebihi
standard (lebih dari 120º C). Bila power train oil
temperature lamp nyala berkedip, turunkan putaran engine
ke low idling speed, hingga power train oil temperature
turun di jarak garis rentang hijau pada power train oil
temperatur gauge.

4. HYDRAULIC OIL TEMPERATURE MONITOR


Untuk mengetahui bila hydraulic oil temperature melebihi
standard. Bila hydraulic oil temperatur lamp menyala
berkedip, turunkan putaran engine ke low idling speed
hingga oil hydraulic temperatur turun.

5. FUEL TEMPERATURE CAUTION LAMP


Untuk mengetahui temperature fuel, jika lampu ini
menyala, turunkan putaran engine ke low idling
speed hingga fuel temperature turun.

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
6
NUSANTARA
INSTRUMENT PANEL
GROUP METER D

Catatan :
Aktifkan starting switch ke posisi ON, periksalah meter lamp 1,2,3 sampai 9, bila tidak menyala berarti
ada kerusakan dan segera adakan perbaikan.

1. Engine cooling water temperature gauge 6. Display panel A (speed range display)
2. Power train oil temperature gauge 7. Display panel B (service meter)
3. Fuel gauge 8. Auto shift mode display lamp
4. Engine preheating pilot lamp 9. Torque converter lock-up pilot lamp
5. Dual/single tilt selector display lamp

1. ENGINE COOLING WATER TEMPERATURE GAUGE


Fungsinya untuk mengetahui temperature air
pendingin engine. Di jarak garis rentang hijau berarti
normal. Di jarak garis rentang merah berarti
temperatur tinggi.
Bila water temperature gauge di jarak garis rentang
merah dan water temperature lamp nyala berkedip,
disertai buzzer alarm berbunyi, segera turunkan
putaran engine ke low idling sekitar ¾ full speed fuel
control lever, hingga water temperarure gauge turun
menunjukkan pada jarak garis rentang hijau.

Catatan :
Bila water temperature gauge berada di jarak garis rentang merah, periksalah cooling system dan
segera adakan perbaikkan (over heat 102º C)

2. POWER TRAIN OIL TEMPERATURE GAUGE


Fungsinya untuk mengetahui oil temperature power
train. Di jarak garis rentang hijau berarti normal, dan di
jarak garis rentang merah berarti temperature tinggi.
Bila pada saat operasi temperature di jarak garis
rentang merah, dan power train lamp monitor nyala
berkedip disertai bunyi buzzer alarm, segera kurangi
beban blade atau stop operasi dan turunkan putaran
engine sekitar ¾ dari full speed control lever,tunggu
hingga temperatur turun ke jarak garis rentang hijau
sebelum dimatikan.
Catatan :
Bila pada saat operasi power train oil temperatur di jarak garis rentang merah segera
turunkan gear speed ke 1st (F2 ke F1) dan kurangi beban blade.

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
7
NUSANTARA
INSTRUMENT PANEL
3. FUEL GAUGE.
Fungsinya untuk mengetahui isi fuel di dalam fuel tank.
Dalam operasi normal, range hijau akan menyala. Jika
selama operasi range merah menyala, tambahkan segera.
Jika tidak segera dilakukan engine akan mati atau display
akan error yang akan di tunjukkan di monitor.

Keterangan :
 Di layar monitor tidak menunjukkan jumlah
angka isi dari fuel tank.
 Jika lampu di range merah menyala berarti
fuel dalam tanki tinggal 150 liter (39,63 US
gal), segera lakukan pengisian.

4. ENGINE PREHEATING PILOT LAMP


Fungsinya untuk membantu menghidupkan engine
menggunakan APS (Auto Priming System). Bila
starting switch diaktifkan dan preheating switch di
posisikan ke ON, preheating pilot lamp akan
menyala dan akan mati setelah 12 detik.

5. DUAL / SINGLE TILT SELECTION DISPLAY LAMP


(Dual tilt dozer selection)
Lampu ini akan menyala berwarna hijau saat dual /
single selector switch di work equipment control
lever di aktifkan ke posisi DUAL.

6. DISPLAY PANEL A
(Speed range display, engine speed)
Display meter kecepatan transmission unit dan
engine speed (rpm).
 Saat transmission pada 1st FORWARD , display
akan memperlihatkan F1 dan saat posisi 1st
REVERSE akan memperlihatkan R1.
 Grafik garis keliling merupakan indikasi
kecepatan engine (rpm). Saat dirange merah,
pindahkan gear untuk menurunkan kecepatan
engine sampai range hijau.

7. DISPLAY PANEL
B (Service
meter)
Meter ini menunjukkan total jam operasi unit. Set
interval maintenance periodic unit menggunakan
display ini. Service meter mengukur jam operasi
bukan jarak yang telah ditempuh.
 Saat engine jalan, pilot lamp akan menyala
untuk menambah jam operasi. Meter akan
menambah jam operasi setiap 1 atau lebih
setiap operasi.

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
8
NUSANTARA
INSTRUMENT PANEL
 Jika pengukuran tidak normal, kode ketidak
normalan sevice hour di display service meter,
akan di perlihatkan di bagian display panel B.

8. AUTO SHIFT MODE DISPLAY LAMP


Lampu ini menyala hitam saat auto shift mode
dipilih untuk operasi gear shift unit.

9. TORQUE CONVERTER LOCK UP PILOT LAMP


Lampu ini menyala saat torque converter di set ke
automatic (saat torque converter di set direct drive)
setelah switch lock up untuk monitor lamp di putar
ke arah ON.

MODE SELECTION SWITCH GROUP E

 Tekan mode switch, putar ON atau OFF dan pilihlah mode yang di inginkan.
 Penggunaan kombinasi tidak di mungkinkan antara lock-up mode dengan mode yang lain.
 Kecuali, Economy mode dan reverse slow mode dapat digunakan sendiri-sendiri atau ko mbinasi

1. Lock up mode switch


2. Economy mode selector switch
3. Reverse slow mode selector switch

Untuk pilihan mode yang tepat pilihlah mode operasi yang efektif sesuai tipe kerja dan kualitas dari
bebatuan atau tanah tersebut.

Dozing Ripping
Lock up mode Economy mode Reverse slow mode
O X X
X O O
O : memungkinkan X : tidak memungkinkan

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
9
NUSANTARA
INSTRUMENT PANEL
1. LOCK UP MODE SWITCH
Ini di gunakan pada saat dibutuhkan tenaga besar untuk
menunjang produktivitas. Switch drive antara torque
converter drive dan direct drive disesuaikan dengan
beban. Saat ON lampu akan menyala.

2. ECONOMY MODE SWITCH


Ini dilakukan untuk pekerjaan hauling setelah material di
ripping atau batuan yang telah di blasting. Saat system
OFF, tekan switch sekali saja, mode (1) lampu menyala
dan tekan lagi mode (2) maka lampu akan menyala
pilihlah mode yang diinginkan sesuai dengan tipe
material.

3. REVERSE SLOW MODE SELECTOR SWITCH


Switch ini digunakan untuk membuat reduksi yang
kecil dalam kecepatan travel saat berjalan pada
speed R1, R2 atau R3.

SWITCH GROUP F

Unit yang dilengkapi kabin.

Operational Training 1
Department PT. PAMAPERSADA
NUSANTARA
INSTRUMENT PANEL
1. Starting switch 4. Rear lamp switch
2. Buzzer cancel switch 5. Auto down switch
3. Front lamp, working lamp switch

1. STARTING SWITCH
Fungsinya untuk memutus atau menghubungkan arus listrik.
OFF untuk keluar dan masuk starting key, dan tidak ada
arus listrik.
ON untuk menghubungkan arus listrik dan untuk standby
starting key pada saat engine hidup.
START untuk menghidupkan starting motor pada saat
menghidupkan engine. Setelah engine hidup segera
bebaskan starting key switch, dan secara otomatis starting
key akan kembali ke posisi ON.

2. BUZZER CANCEL SWITCH


Operasikan switch ini ke kiri atau ke kanan untuk
menghentikan alarm buzzer.

3. FRONT LAMP, WORKING LAMP SWITCH


Fungsinya untuk menyalakan lampu kerja bagian
depan sebelah kiri dan kanan.
Posisi OFF (a) : lampu depan mati.
Posisi ON (b) : lampu depan menyala.

4. REAR LAMP SWITCH


Fungsinya untuk menyalakan lampu bagian
belakang. Posisi OFF (a) : lampu belakang mati.
Posisi ON (b) : lampu belakang menyala.

5. AUTO SHIFT DOWN SWITCH


Saat switch ini dioperasikan ke kanan, jika kecepatan turun
saat berjalan karena kondisi beban saat berjalan, transmisi
otomatis akan berpindah ke kecepatan rendah.
a. OFF position : Operasi pembatalan otomatis
b. ON position : Menurunkan kecepatan secara otomatis
ke kecepatan rendah.

Operational Training 1
Department PT. PAMAPERSADA
NUSANTARA
INSTRUMENT PANEL
LAMP

1. Waning Lamp
WARNING LAMP
Catatan :
Bila buzzer alarm berbunyi segera stop operasi dan
periksa monitor panel dimana ada yang bermasalah
dan segera adakan perbaikan.

Bila diantara caution monitor group (B) dan (C), ada yang
menyala berkedip, warning lamp juga akan menyala
berkedip bersama – sama, dan buzzer alarm juga
berbunyi. Segera periksa monitor panel dimana ada yang
bermasalah, dan segera adakan perbaikan.

Operational Training 1
Department PT. PAMAPERSADA
NUSANTARA
INSTRUMENT PANEL
SWITCH

1. Horn switch 4. Cigarette lighter


2. Room lamp switch 5. Assesory socket
3. Wiper switch

1. HORN SWITCH
Fungsinya untuk membunyikan klakson. tekan
tombol di bawah sebelah kanan blade control lever
di sisi kanan operator seat.

2. ROOM LAMP SWITCH


Untuk unit yang dilengkapi kabin.
Fungsinya untuk penerangan di dalam
kabin. Posisi ON : lampu menyala.
Posisi OFF : lampu mati.

3. WIPER SWITCH
Fungsinya untuk mengaktifkan wiper.
Cara mengoperasikannya :
1. Untuk jendela sebelah belakang.
2. Untuk pintu bagian kanan.
3. Untuk pintu sebelah kiri.
4. Untuk jendela bagian depan.
Juga digunakan window washer switch.

Operational Training 1
Department PT. PAMAPERSADA
NUSANTARA
INSTRUMENT PANEL
Cara mengoperasikan switch :
Untuk membasahi kaca , tekan ke posisi OFF air akan
menyembur ke luar.

Untuk mengoperasikan wiper, tekan switch ke posisi ON,


wiper akan bekerja.

Untuk wiper dan window washer, tekan dengan cara


menekan secara terus menerus, wiper akan bekerja
bersama – sama air menyembur ke luar.

Keterangan :
Pada saat pemasangan kabin, periksa warna hose
untuk masing – masing window pada washer
tank apakah sudah terpasang dengan baik.

Operational Training 1
Department PT. PAMAPERSADA
NUSANTARA
INSTRUMENT PANEL
4. CIGARETTE LIGHTER
Untuk unit yang dilengkapi kabin.
Fungsinya untuk menyalakan rokok, bila cigarette
lighter ditekan ke dalam, posisi akan terkunci.
Setelah beberapa detik secara automatis akan
terlepas ke luar seperti posisi semula. Arus listrik
yang digunakan 120 Watt.

CATATAN :
Cigaret ini memakai tegangan 24 V, jangan digunakan untuk pengambilan power yang hanya
mempunyai kekuatan 12 V.

5. ASESSORY SOCKET
Ini digunakan sebagai kebutuhan power untuk
jaringan atau peralatan yang lain dengan kekuatan
12V.

CONTROL LEVER DAN PEDAL

1. Fuel control dial


2. Joystick (steering, directional dan gear shift lever)
3. Brake pedal
4. Decelerator pedal
5. Parking lever
6. Safety lock lever
7. Blade control lever
8. Ripper control lever
9. Pin puller control switch

Operational Training 1
Department PT. PAMAPERSADA
NUSANTARA
INSTRUMENT PANEL
1. FUEL CONTROL DIAL
Fungsinya untuk mengontrol kecepatan putaran engine.
1. Posisi engine stop : fuel control dial digerakkan ke
depan sampai ke posisi min.
2. Posisi low idling : fuel control dial posisi tengah-
tengah sampai posisi batas terasa antara stop.
3. Posisi high idling : tarik ke belakang fuel control dial
sepenuhnya (max).

Keterangan :
Bila mematikan engine posisikan starting switch ke posisi OFF.

2. JOYSTICK
(steering, directional, dan gear shift lever)
Fungsinya untuk mengatur kecepatan maju mundur dan
merubah arah kiri atau kanan.

Keterangan :
PCCS : Palm Command Control System

 Forward-Reverse Shifting
Position (a) :
Forward Position
(b) : Reverse Position
N : Neutral

 Steering
L. Left turn – unit belok kiri.
R. Right turn – unit belok kanan
Dengan mengoperasikan lever ke depan atau belakang, gerakkan lever setengah ke arah kiri atau
kanan untuk memutar unit. Unit akan berputar perlahan-lahan bersamaan dengan perpindahan
lever.
Jika lever dioperasikan penuh ke kiri atau kanan, unit akan berputar dengan radius yang kecil.

Keterangan :
Bila control lever dibebaskan setelah gerakkan steering, control lever akan kembali ke posisi (a)
atau (b) dan unit akan berjalan lurus sesuai arah.
 Gear Shifting.
Saat steering, mengarahkan dan memindahkan lever
gear posisi FORWARD atau REVERSE dan switch (c)
atau switch ( d ) di tekan, kecepatan transmisi akan
berubah.
Up switch ( c ) : Setiap switch ditekan, transmisi
akan bertambah satu kecepatan.
Down switch ( d ) : Setiap switch ditekan, transmisi
akan berkurang satu kecepatan.

Keterangan :
Speed range akan ditampilkan dimonitor panel sesuai dengan operasi perpindahan gear.
(contoh) :
Netral : Di tunjukkan di display panel N.
Forward 2nd : Di tunjukkan di display panel F2.
Reverse 3rd : Di tunjukkan di display panel
R3. Saat parking lever di kunci, di tunjukkan P.

Operational Training 1
Department PT. PAMAPERSADA
NUSANTARA
INSTRUMENT PANEL
3. BRAKE PEDAL
Kaki jangan selalu berada di atas brake bila tidak
diperlukan.
Fungsinya untuk menghentikan unit, dengan cara
menginjak dengan kaki brake pedal kiri atau kanan.

4. DECELERATOR PEDAL
 Kaki jangan selalu berada di atas pedal bila tidak
diperlukan.
 Saat menaiki tanjakkan atau saat akan dumping
material, tiba-tiba muatan berkurang, itu sangat
berbahaya karena kecepatan juga akan berubah.
Untuk mencegah hal ini, tekan decelerator pedal untuk
mengurangi kecepatan unit.

Fungsinya untuk menghentikan unit, dan digunakan pada saat perpindahan gear shift antara maju
dan mundur, bersama – sama menekan decelerator pedal untuk mengurangi kecepatan engine.

5. PARKING LEVER
Saat unit di parking, selalu posisikan safety lever ke posisi LOCK.

Fungsinya untuk penggunaan parking brake.

Keterangan :
 Saat mengoperasikan parking lever ke posisi
LOCK, kembalikan steering, dan gear shift lever
ke posisi N.
 Saat menghidupkan engine, jika parking brake
tidak dalam posisi LOCK, starting switch di
jalankan engine tidak mungkin bisa hidup.

6. LOCK SAFETY LEVER BLADE DAN RIPPER

 Saat meninggalkan tempat duduk selalu tempatkan


safety lever ke posisi LOCK. Jika blade control lever
dan ripper control lever tidak dikunci dan tersentuh
tanpa sengaja, dapat menyebabkan luka serius atau
kerusakan.
 Apabila lock safety lever tidak terkunci, tidak akan bisa
menjamin keselamatan, sehingga kemungkinan ada
kerusakan dan tidak berfungsi lagi sebagaimana
mestinya.
 Saat memarkir unit atau melakukan perawatan,
selalu turunkan blade dan ripper kemudian aktifkan
safety lock lever.

Bila safety lock lever blade dan ripper diaktifkan,tilt, raise, lower dan float tidak bisa digerakan.
Bila blade control lever diaktifkan ke posisi lock, secara automatis blade control lever berpindah ke
posisi hold.

Keterangan :
Pastikan safety lock lever sudah diaktifkan bila akan menghidupkan engine.

Operational Training 1
Department PT. PAMAPERSADA
NUSANTARA
INSTRUMENT PANEL
7. BLADE CONTROL LEVER
(SINGLE TILT DOZER)
Fungsinya untuk naik dan turun blade

 Lifting control
1. Raise (Blade posisi naik)
2. Hold (Blade posisi berhenti dan bertahan)
3. Lower (Blade posisi turun)
4. Float (Blade bebas mengambang sesuai berat blade

Keterangan :
Bila akan membebaskan blade dari posisi float,
tarik control lever ke belakang dengan tangan
agar pindah ka posisi hold.

 Tilting control
A. Left tilt (Blade miring ke kiri)
B. Right tilt (Blade miring ke kanan)

(DUAL TILT DOZER)


Operasikan switch tilt ke posisi D

Fungsinya untuk naik, turun dan


memiringkan blade ke kiri atau ke kanan.

 Lifting control
1. Raise (Blade posisi naik)
2. Hold (Blade posisi berhenti dan bertahan)
3. Lower (Blade posisi turun)
4. Float (Blade bebas mengambang sesuai berat blade

Keterangan :
Saat membebaskan dari posisi FLOAT, lever ini
tidak akan kembali ke posisi HOLD, jadi harus
harus di kembalikan ke posisi semula.

Operational Training 1
Department PT. PAMAPERSADA
NUSANTARA
INSTRUMENT PANEL
 Dual tilt operation
A. Rigth tilt
B. Left tilt

Keterangan :
 Dengan dual tilt operation, mempunyai
jumlah kemampuan yang lebih besar dari
pada single tilt operation.
 Dengan dual tilt operation, blade dapat di
operasikan HOLD, RAISE atau LOWER
sewaktu-waktu.

 Single tilt operation


Operasikan switch tilt ke posisi C
A. Rigth tilt
B. Left tilt

 Pitch operation
Rear pitch (sudut cutting edge
sempit) Tekan serta tahan tombol B.
Forward pitch (sudut cutting edge lebar)
Tekan serta tahan tombol A.

Keterangan :
 Dengan mengoperasikan pitch, blade dapat juga dioperasikan RAISE, HOLD atau LOWER
bersama-sama.
 Untuk mengoperasikan pitch, tekan dengan menahan tombol dan sambil menggerakan lever
ke kiri atau kanan untuk memulai operasi.
 Prioritas ada pada pitch circuit, jadi jika menekan dengan menahan tombol single tilt, pitch
akan berfungsi.

8. RIPPER CONTROL
(Untuk variable ripper)
Fungsinya untuk mengoperasikan naik dan turun
ripper.
a. Raise.
b. Hold.
c. Lower.
A. Mengurangi sudut gali ke dalam, sudut
menjadi sempit.
B. Menambah sudut gali ke luar, sudut gali
menjadi lebar.

Operational Training 1
Department PT. PAMAPERSADA
NUSANTARA
INSTRUMENT PANEL

Penyetelan Depan-belakang posisi Ripper control lever


(Range penyetelan : 40 mm)

Posisi lever dapat distel, ikuti petunjuk di bwah ini :


 Penyetelan di range 40 mm dari posisi netral
ke belakang
1. Gunakan kunci untuk mengendorkan baut
pengunci (1)
2. Set lever (2) sesuai yang diinginkan
3. Kencangkan kembali baut (1) dengan kunci,
tahan lever sesuai posisi yang diinginkan
 Penyetelan di range 40 mm dari posisi netral ke depan
1. Putar baut pengunci (1)
2. Putar lever (2) dan putar 180º
3. Pasang lever (2) ke lever (5), lalu set sesuai
yang diinginkan
4. Kencangkan baut pengunci (1), dengan kunci
dan tahan lever sesuai posisiyang diinginkan
5. Kendorkan mur (3)
6. Putar knob (4) 180º
7. Kencangkan mur (3)

9. PIN PULLER CONTROL SWITCH


(untuk giant ripper)

Fungsinya untuk mengeluarkan atau


memasukkan pin puller.
a. Pull out : pin ke luar
b. Push in : pin masuk.

Operational Training 2
Department PT. PAMAPERSADA
NUSANTARA
INSTRUMENT PANEL
CONTROLLER

Catatan :
Jika terdapat kelainan, jenis kerusakan akan di tampilkan di display service meter

1. Steering controller
2. Transmission controller
3. Engine controller

Steering Controller
(Terletak dibelakang tempat duduk operator)
Controller ini (1), mengendalikan kontrol steering secara
electronik dan pengontrol gerakan shoe. Jika terdapat
kelainan, jenis kerusakan akan di tampilkan di display
service meter.

 Saat kondisi normal


Service meter di tampilkan di display panel
B (Bagian service meter).

Transmission Controller
(Terletak dibelakang tempat duduk operator)
Contoller ini (2) mengendalikan kontrol peralatan kerja
dan lock-up torque converter Jika terdapat kelainan,
jenis kerusakan akan di tampilkan di display service
meter.

 Saat kondisi normal


Tanda jam gelas dan dan service meter di
tampilkan di display panel B (Bagian service meter)

Engine Controller
(Terletak disisi kiri engine)
Contoller ini (2) mengendalikan kontrol kecepatan
engine dan tenaga yang di keluarkan. Jika terdapat
kelainan, jenis kerusakan akan di tampilkan di display
service meter.

 Saat kondisi normal


Tanda jam gelas dan dan service meter di
tampilkan di display panel B (Bagian service meter)

Operational Training 2
Department PT. PAMAPERSADA
NUSANTARA
INSTRUMENT PANEL
FUSE BOX & CIRCUIT BREAKER

Notice :
Sebelum penggantian, putar starting switch ke posisi off

Fuse melindungi peralatan elektronik dan kabel dari


kebakaran.
Jika fuse berubah menjadi karat atau bubuk putih atau
kendor dari pengaitnya maka dapat terlihat, gantilah fuse.
Gantilah fuse sesuai dengan kapasitasnya.

 Rangka
Buka tutup pemeriksaan di bawah kiri tempat
duduk operator. Fuse terpasang didalamnya.

1. Fuse box fs1


2. Fuse box fs2
3. Fuse box fs4
4. Circuit breaker

 Kabin (unit yang dilengkapi dengan kabin


Fuse box II terpasang dibawah atap diatas panel.

Circuit Breaker
 Jika starting switch tidak dapat bekerja saat starting
switch di putar ke ON, buka box circuit breaker dan
periksa.
 Jika arus yang mengalir ke circuit breaker melebihi
batas cut off electric circuit breaker akan
menyebabkan kerusakan komponen electric dan
kabel.
 Electric circuit akan mengembalikan setelah tombol
(1) pada cut off di tekan. (spring ini akan keluar saat
circuit cut off aktif). Jika electric circuit normal,
tekan tombol reset (1) ke dalam. Jika tombol
kembali keluar, electric circuit harus diperiksa.

Keterangan :
Daya circuit breaker terpasang di dalam electric circuit
dimana mempunyai aliran arus yang besar. Ini dipasang
untuk melindungi komponen electric dan kabel dari
kerusakan akibat arus yang melewatinya tidak stabil.
Setelah perbaikan kerusakan dan mengembalikan ke
tempat semula, untuk memastikan bahwa tidak
dibutuhkan lagi pengantian dapat digunakan lagi.

Operational Training 2
Department PT. PAMAPERSADA
NUSANTARA
INSTRUMENT PANEL
Kapasitas Fuse Dan Nama Circuit

Fusible Link
Jika starting motor tidak bekerja saat starting switch
diposisikan ON, kemungkinan fusible link tidak
tersambung (1) dan (2) ke kabel, jadi buka tutup
belakang penutup box battery disebelah kiri unit lalu
periksa jika perlu ganti.

Capacity (1) : 96 A
Capacity (2) : 32 A

Operational Training 2
Department PT. PAMAPERSADA
NUSANTARA
INSTRUMENT PANEL
Keterangan :
Fusible link terhubung dengan kabel fuse kapasitas
besar didalam arus tinggi yang mengalir ke circuit untuk
melindungi komponen electric dan kabel dari kebakaran,
sama seperti fuse yang lain.

OPTIONAL

Door Open Lock


Ini digunakan saat anda, memposisikan pintu tetap
terbuka
1. Tekan penahan pintu (1), pintu terbuka dan tertahan
oleh penahan pintu (door catch) (1).

2. Bebaskan pintu, pindahkan lever (2) ke depan arah


kabin dari dalam kabin. Ini akan membebaskan penahan
pintu.

CATATAN :
 Saat memegang pembuka pintu, pastikan pintu terkunci
dengan baik.
 Selalu tutup pintu saat menjalankan unit atau operasi.
Bekas penutupan pintu dapat merusak pintu tersebut.
 Pastikan pintu terkunci dengan aman. Pintu dapat
menutup sendiri karena getaran.

Perantara Pengunci Jendela Dorong


Ketika membuka kaca jendela kabin, gunakan tangkai
pengunci untuk mencegah kaca dari kerusakan.
 Saat lever di posisikan FREE, kaca dapat membuka atau
menutup sendiri karena getaran.
 Saat lever dipindah ke posisi LOCK (atas atau bawah),
pastikan kaca terkunci dengan baik.
 Jika kaca tidak dapat terkunci, set lever ke posisi FREE
dan tahan dengan tenaga yang kuat putar searah jarum
jam.
 Untuk mengembalikan penahan, putar berlawanan arah
jarum jam.

Catatan :
Selalu tutup jendela saat travel atau operasi, jika di
biarkan jendela terbuka akan mempercepat kerusakan.

Saku Pintu
Terletak di bagian dalam kanan dan kiri pintu,
digunakan untuk meletakkan barang-barang ringan.
Jangan meletakkan peralatan keras atau benda keras
lainnya. Jika saku tersebut kotor, kendorkan tiga baut
(1), lalu angkat saku dan bersihkan.

Operational Training 2
Department PT. PAMAPERSADA
NUSANTARA
INSTRUMENT PANEL
Asbak (Asthray)
Terletak dibagian kiri tempat duduk operator. Selalu
pastikan rokok telah mati sebelum menutupnya.

Tool Box
Terletak dibagian depan pijakan sebelah
kanan Diguanakan untuk penyimpanan
peralatan.

AIR CONDITIONER

1. Vent selector lever 5. Air conditioner switch


2. Fresh/Recicr selector switch 6. OFF switch
3. Temperature control switch 7. Defroster selector switch
4. Air flow selector switch

Vent Selector Switch


(mengalirkan udara ke bagian atas ditengah-
tengah kabin)
Jika lever (1) ditarik ke posisi (b), udara dari AC akan di
alirkan ke bagian atas di tengah-tengah kabin. Ini dapat
digunakan untuk mengalirkan udara dingin atau panas.

Operational Training 2
Department PT. PAMAPERSADA
NUSANTARA
INSTRUMENT PANEL
(mengalirkan udara ke bawah)
Jika lever (1) di tekan ke position (a), semua udara dari
AC akan di alirkan ke bawah. Ini dapat digunakan untuk
mengalirkan udara dingin atau panas.

Fresh / Recicr Selector


Switch (Fresh)
Saat switch (2) ditekan, udara masuk panas atau dingin
dialirkan ke kabin. Posisi ini juga digunakan untuk
mengalirkan udara segar ke kabin atau membuang
kabut di jendela kabin.

(Recirculate)
Saat switch (2) ditekan, udara dari dalam kabin di
sirkulasikan kembali dan tidak mengalirkan udara segar
dari luar. Posisi ini juga digunakan untuk pemanasan
atau pendinginan kabin dengan cepat atau
mengeluarkan udara kotor.

Temperature Indicator
Selanjutnya indicator akan berubah ke range biru jika
temperature di turunkan dan temperature akan berubah
range merah jika temperature di naikkan. Range
indicator dibagi dalam 7 level, tetapi tiap-tiap range
temperature berubah menjadi padam kecuali pada range
yang dikehendaki.

 Temperature control switch (dingin)


Gunakan switch (3) untuk mengurangi temperature.
Tekan switch ini untuk mengurangi temperature
udara dari AC. Temperatur akan menjadi turun,
selanjutnya indicator akan berpindah ke range biru.

 Temperature control switch (panas)


Gunakan switch (3) untuk menaikkan temperature.
Tekan switch ini untuk menaikkan temperature
udara dari AC. Temperatur akan menjadi naik,
selanjutnya indicator akan berpindah ke range
merah.

Operational Training 2
Department PT. PAMAPERSADA
NUSANTARA
INSTRUMENT PANEL
Air Flow Selector Switch
(LO)
Switch (4) digunakan untuk menyetel aliran udara dari
AC menjadi LO. Saat switch ini ditekan, jumlah aliran
udara menjadi minim yang tersedia dalam tiga level.

(MID)
Switch (4) digunakan untuk menyetel aliran udara dari
AC menjadi MID. Saat switch ini ditekan, jumlah aliran
udara menjadi medium yang tersedia dalam tiga level.

(HI)
Switch (4) digunakan untuk menyetel aliran udara dari
AC menjadi HI. Saat switch ini ditekan, jumlah aliran
udara menjadi tinggi yang tersedia dalam tiga level.

Air Conditioner Switch On / Off


Switch (5) digunakan untuk switch ON/OFF AC

Keterangan :
Untuk unit yang dilengkapi dengan pemanas, switch (5)
tidak disediakan (option).

Off switch
Switch digunakan untuk menghentikan kipas AC.

Keterangan :
Saat udara segar masuk ke dalam kabin, udara
bertekanan dalam kabin akan naik, berarti debu yang
ikut masuk dari udara bertekanan tersebut harus di
cegah. Bersihkanlah kabin untuk mencegah debu masuk
dalam sirkulasi AC.

Operational Training 2
Department PT. PAMAPERSADA
NUSANTARA
METHODE TEKNIK OPERASI

METODE & TEKNIK OPERASI


PEMERIKSAAN SEBELUM MENGHIDUPKAN ENGINE

 Bila menghidupkan engine, periksa safety lock lever (4) dan


parking lever (1) apakah diposisi LOCK. Jika safety lever tidak
pada posisi LOCK dan tersentuh tanpa sengaja saat
menghidupkan engine dapat menyebabkan kecelakaan,
peralatan kerja bisa bergerak sendiri dan ini bisa
menyebabkan luka serius bahkan kematian.
 Saat meninggalkan tempat duduk selalu tempatkan safety
lever ke posisi LOCK.

1. Check pastikan bahwa parking lever (1) telah terkunci, dan


joystick (2) berada pada posisi netral.

2 Check joystick (2) di posisi gear shift 1st.

3. Check bahwa blade sudah diturunkan di atas tanah, blade


control lever (3) di posisi hold, dan bila masih di posisi float
engine jangan distart.

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
1
NUSANTARA
METHODE TEKNIK OPERASI
4. Check bahwa ripper sudah diturunkan di atas tanah.
5. Check bahwa safety lever (4) telah terkunci dan bila blade
control lever masih di posisi float, pindahkan dulu ke posisi
hold.

MENGHIDUPKAN ENGINE

DALAM KONDISI CUACA NORMAL

 Periksa dan pastikan tidak ada orang dan


penghalang yang merintangi di sekitar lokasi, dan
bunyikan horn 1 kali sebelum menghidupkan
engine.
 Gas buang merupakan gas beracun. Bila
menghidupkan engine dalam jarak yang terbatas,
berikanlah ventilasi yang cukup dan berhati-
hatilah.

Catatan:
Jangan menghidupkan starting motor secara terus
menerus lebih dari 20 detik, dan bila engine tidak bisa
hidup tunggulah sekitar 2 menit sebelum menghidupkan
lagi. Dan jangan mengulang lebih 3 kali, bila masih tidak
bisa hidup adakan perbaikan.

1. Tarik kebelakang sedikit fuel control lever (1) ke


posisi LOW IDLING.

2. Putar key stsrting switch (2) ke posisi START.

3. Setelah engine hidup bebaskan key starting switch


dan secara automatis key starting switch akan
kembali ke posisi ON.

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
2
NUSANTARA
METHODE TEKNIK OPERASI
DALAM KONDISI CUACA DINGIN

 Periksa dan pastikan tidak ada orang dan penghalang


yang merintangi di sekitar lokasi, dan bunyikan horn
1 kali sebelum menghidupkan engine.
 Jangan menghidupkan engine dengan bantuan zat
cair karena bisa menimbulkan ledakan.

Catatan:
Jangan menghidupkan starting motor secara terus
menerus lebih dari 20 detik, dan bila engine tidak bisa
hidup tunggulah sekitar 2 menit sebelum menghidupkan
lagi. Dan jangan mengulang lebih 3 kali, bila masih tidak
bisa hidup adakan perbaikan.

1. Putar fuel control dial (1) lurus pada posisi antara


MIN dan MAX.

2. Putar key starting switch (2) ke posisi ON.

3. Periksa apakah preheating pilot lamp (3) di monitor


panel menyala.

4. Tahan kondisi tersebut hingga preheating pilot lamp


(3) padam (waktu pemanasan sekitar 12 detik dan
lampu secara automatis mati sendiri).

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
3
NUSANTARA
METHODE TEKNIK OPERASI
5. Bila preheating pilot lamp (3) sudah mati, segera
putar key starting switch ke posisi START untuk
menghidupkan engine.

6. Bila engine sudah hidup bebaskan key starting switch


(2) dan secara automatis key starting switch akan
kembali ke posisi ON.

7. Bila engine sudah hidup lancar dan warna gas buang


sudah normal, putar fuel control dial (1) ke posisi
idling (MIN) dan tunggulah untuk pemanasan
sebelum operasi.

Keterangan:
 Perhatikan ambient temperature, jika key starting switch (2) diputar dari posisi OFF ke kiri,
preheating pilot lamp (3) akan menyala dan preheating akan jalan. (Preheating akan jalan
terus jika key starting di tahan ke posisi kiri).
 Beberapa saat kemudian preheating akan bekerja, preheating pilot lamp (3) akan muncul dilayar
display. Setelah menyala ± 36 detik dan ketika sudah mati (preheating selesai) segera
posisikan off.
 Jika engine tidak mau hidup, tunggu selama 2 menit dan ulangi lagi mulai langkah 3 dan 4.

PEMERIKSAAN SETELAH ENGINE HIDUP

 Jika ditemukan ketidak normalan atau kerusakan, putar starting switch key ke posisi OFF
 Jika peralatan kerja dioperasi tanpa melakukan pemanasan unit, respon gerakan dari peralatan
kerja akan lambat dan peralatan kerja tidak bisa bergerak dengan baik, jadi selalu lakukan
pemanasan. Terutama di daerah dingin, lakukan pemanasan dengan baik dan cukup.

 Jalankan engine idling selama 15 detik setelah hidup, dalam kondisi seperti ini jangan
mengoperasikan control lever atau fuel control dial.
 Kemudian baru idle 5 menit untuk memanaskan engine.
 Hindari mengoperasikan unit dengan muatan berlebihan dan kecepatan tinggi.
 Hindari memulai operasi dengan mendadak, acceleration mendadak, steering mendadak dan
menghentikan unit mendadak kecuali dalam keadaan darurat.

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
4
NUSANTARA
METHODE TEKNIK OPERASI
1. Dalam cuaca normal

Catatan:
 Jangan melakukan operasi atau mengoperasikan unit
dengan mendadak saat hydraulic oil masih dalam
temperature yang rendah. Lakukanlah selalu
pemanasan unit sampai hydraulic oil temperature
monitor pada display telah menunjukkan range hijau.
Hal ini akan membantu memperpanjang umur unit.
Jangan menambah Rpm mendadak sebelum
hydraulic oil temperature masih rendah lakukan
pemanasan yang cukup.
 Jangan biarkan engine idling atau high idling lebih 20
menit. Ini akan menyebabkan kebocoran oil di
turbocharge. Jika diperlukan menjalankan unit
dengan idling atau high idling, sesekali berikanlah
beban atau jalankan engine pada range MID SPEED.
 Jika engine oil pressure caution lamp menyala (4)
atau alarm buzzer berbunyi, segera matikan engine
dan periksa kelainan tersebut.

1. Tarik fuel control dial (1) antara idling dan high idling
dalam putaran sedang selama 5 menit tanpa beban
untuk pemanasan.

2. Periksa semua gauge dan caution lamp, bila ada


kelainan segera adakan perbaikan dan hidupkan
hingga water temperatur gauge monitor (2)
menunjukkan ditanda garis hijau.

3. Periksa warna gas buang, suara engine dan getaran


juga kebocoran oli, fuel dan air pendingin, bila ada
kelainan segera adakan perbaikan.

2. Dalam cuaca dingin

1. Tarik fuel control dial (1) ke posisi antara idling dan


high idling dalam putaran engine sedang selama 10
menit tanpa beban untuk pemanasan.

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
5
NUSANTARA
METHODE TEKNIK OPERASI
2. Gerakkan blade control lever (3) dengan gerakkan
maksimum naik turun secara terus menerus selama 10
menit untuk melancarkan circuit.

3. Gerakkan ripper control lever untuk beberapa menit.

4. Bila water temperatur gauge (2) sudah menunjukkan


di garis hijau berarti pemanasan sudah cukup, dan
periksalah semua gauge dan caution monitor lamp,
bila ada kelainan segera adakan perbaikan.

Keterangan:
Jika oil temperature dalam power train tidak naik,
akan membuat acceleration lama dengan
kecepatan maximum.

5. Periksa warna gas buang, suara engine, getaran, bila


ada kelainan segera adakan perbaikan.

MEMATIKAN ENGINE

CATATAN:
Bila engine dimatikan secara tiba-tiba sebelum temperature turun,
akan memperpendek umur engine.
Jangan mematikan engine secara tiba-tiba apabila tidak dalam
keadaan darurat.
Bila engine panas jangan langsung dimatikan, biarkan dalam putaran
rendah agar temperatur engine turun secara perlahan, sebelum
dimatikan.

1. Fuel control dial (1) pada posisi low idling, biarkan engine dalam
putaran idle selama 5 menit, agar temperatur turun secara
perlahan.

2. Dorong ke depan fuel control dial (1) ke posisi engine STOP,


untuk mematikan engine.

3. Key starting switch (2) putar ke arah posisi OFF, kemudian cabut
key startingnya.

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
6
NUSANTARA
METHODE TEKNIK OPERASI
Periksa setelah engine stop
Periksa keliling unit dan periksalah work equipment, undercarriage, kebocoran oli, air, bahan bakar,
bila ada kelainan atau kerusakkan laporkan untuk segera diperbaiki.
Isi fuel tank sampai penuh.
Periksa ruang sekitar engine, dan bersihkan bila ada kertas, daun kering yang bisa menyebabkan
kebakaran.
Bersihkan semua kotoran lumpur atau kayu yang masuk di sela-sela undercarriage.

Peringatan :
 Mengisi bahan bakar jangan sampai berlebihan, bila terjadi tumpahan harus segera dibersihkan
karena bisa menyebabkan kebakaran.
 Kebocoran oli atau bahan bakar pada komponen yang temperaturnya tinggi, seperti
turbocharger atau muffler bisa menyebabkan terjadinya kebakaran.

MENJALANKAN UNIT

 Sebelum menjalankan unit periksa dan pastikan disekitar


lokasi aman tidak ada orang atau rintangan, tidak ada benda lain
di lantai cabin, bunyikan horn 2 kali dan jalankan penuh hati-
hati.
 Saat mulai berjalan di tempat miring tekan dan tahan brake
pedal (2) sebelum membebaskan parking brake lever (1).
 Saat mulai berjalan di tanjakan, tekan dan tahan brake
pedal (2) juga tekan dan tahan decelerator pedal (8) hingga
engine low idling, dan tarik sepenuhnya fuel control dial
(3) untuk high idling, dan posisi joystick (5) 1st kemudian
dorong kedepan ke posisi forward, awalilah berjalan
perlahan dengan cara membebaskan decelerator pedal dan
brake pedal secara perlahan.

1. Parking brake lever (1) posisi FREE

2. Safety lever blade (7) dan steering control lever (5) juga
ripper control lever (6) posisi FREE.

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
7
NUSANTARA
METHODE TEKNIK OPERASI
3. Gerakkan blade control lever (5) naik dan ripper control lever (6)
posisi naik dengan ketinggian blade 40 s/d 50 cm di atas
permukaan tanah, dan tinggi ripper sampai batas maksimum.

4. Tarik fuel control dial (3) high idling, dan tekan decelerator
pedal (8) hingga low idling.

5. Pindahkan joystick (4) untuk forward atau reverse sesuai


kebutuhan, dan jalankan unit dengan cara membebaskan
decelerator pedal secara perlahan.

SHIFTING GEAR

Pada saat memindahkan gear speed, unit tetap dalam


keadaan berjalan dan tidak harus berhenti.

Putar joystick (4) ke gear shift sesuai yang dibutuhkan.

1. GEAR SHIFTING
 Saat joystick di posisi FORWARD atau REVERSE dan
switch (a) atau switch (b) di tekan, kecepatan
transmisi akan berubah.
UP switch (a) : akan berubah naik satu
kecepatan (Switch Up).
DOWN switch (b) : akan berubah turun satu
kecepatan (Switch Down).

 Saat lever dioperasikan maju (FORWARD) dari posisi N (netral), transmisi akan berubah ke
F1. Jika Up switch ditekan sekali saat transmisi di F1, maka transmisi akan naik ke F2.
Jika Up switch ditekan sekali saat transmisi di F2, maka transmisi akan naik ke F3.
Jika DOWN switch ditekan sekali saat transmisi di F3, maka transmisi akan turun ke F2.
Jika DOWN switch ditekan sekali saat transmisi di F2, maka transmisi akan turun ke F1.

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
8
NUSANTARA
METHODE TEKNIK OPERASI
 Saat lever dioperasikan mundur (REAR) dari posisi N (netral), transmisi akan berubah ke
R1. Jika Up switch ditekan sekali saat transmisi di R1, maka transmisi akan naik ke R2.
Jika Up switch ditekan sekali saat transmisi di R2, maka transmisi akan naik ke R3.
Jika DOWN switch ditekan sekali saat transmisi di R3, maka transmisi akan naik ke R2.
Jika DOWN switch ditekan sekali saat transmisi di R2, maka transmisi akan naik ke
R1.

Keterangan :
Jumlah kecepatan di display sama dengan display
yang ditunjukkan dalam display monitor sesuai
dengan pengoperasian gear shift.

2. GEAR SHITING USING SHIFT MODE SELECTION

 Sebelum starting, pastikan speed range shift mode


selection di display berada pada posisi N.
 Saat joystick diposisi N, jika Up switch (a) atau Down
switch (b) ditekan, shift selection akan jalan.

 Pemilihan shift mode, maka auto shift mode display lamp


akan di tampilkan di monitor panel.
(F1-R1) tidak diset shift mode lamp (c) dan (d)
akan padam.
(F1-R2) diset shift mode lamp (c) akan menyala dan
lamp (d) akan padam.
(F2-R2) diset shift mode lamp (d) akan menyala
dan lamp (c) akan padam.

 Pengoperasian shift mode (F1-R2)


Saat joystick di posisi N dan Up switch ditekan sekali, transmisi akan mengeset ke mode (F1-R2)
dan lampu ( c ) akan menyala. Petunjuk, jika joystick di operasikan maju (set FORWARD) speed
range akan berada di F1. Jika joystick dioperasikan mundur (set REVERSE), speed range otomatis
berubah ke switch R1-R2.

 Pengoperasian shift mode (F2-R2)


Saat joystick di posisi N dan Up switch ditekan dua kali, transmisi akan mengeset ke mode (F2-
R2) dan lampu ( d ) akan menyala. Petunjuk, jika joystick di operasikan maju (set FORWARD)
speed range akan berada di F1-R2. Jika joystick di operasikan mundur (set REVERSE), speed
range otomatis berubah ke switch R1-R2.

3. AUTO SHIFT DOWN OPERATION

Jika pada saat travel yang mengharuskan unit


bermuatan maka kecepatan unit akan turun,
otomatis transmisi akan berubah ke speed range
rendah. Untuk menjalankannya putar auto down
switch (2) dari (a) ke (b) pada instrument panel
didepan tempat duduk operator.
OFF posisi (a) : Otomatis Canceled
ON posisi (b) : Otomatis berubah turun ke
speed range rendah

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
9
NUSANTARA
METHODE TEKNIK OPERASI

Transmisi otomatis berubah turun F2 →F1, F3→F2,


R2→R1, R3→R2.

Keterangan :
 Untuk keselematan, selama auto shift down,
transmsisi akan dicegah agar tidak naik.
 Jika shift up dibutuhkan, gunakan manual
control dan tekan Up switch bawah di steering
lever.

MEMINDAHKAN GEAR SPEED MAJU MUNDUR

Bila akan memindahkan gear shift dari maju ke mundur


atau dari mundur ke maju pastikan bahwa gear shift
berada pada speed 1st.

Bila akan memindahkan gear shift dari maju ke


mundur atau sebaliknya, pastikan unit sudah dalam
keadaan benar- benar berhenti. Dan pastikan engine
sudah dalam putaran low idling.

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
1
NUSANTARA
METHODE TEKNIK OPERASI
1. Tekan decelerator pedal (2) untuk mengurangi
kecepatan putaran engine.

2. Untuk menghentikan unit kurangi kecepatan dengan cara


menekan decelerator pedal ke posisi low idling, kemudian
pindahkan joystick (1) ke posisi netral dan tekan brake pedal (3)
untuk menghentikannya.

3. Tekan decelerator (2) untuk mengurangi kecepatan


engine, kemudian putar joystick ke posisi yang
dibutuhkan.

4. Untuk menaikkan kecepatan putaran engine


bebaskan decelerator pedal (2).

Keterangan :
Bila joystick gear shift lever di posisi mundur buzzer
alarm akan berbunyi dan akan berhenti bila posisi gear
shift lever netral atau maju.

MEMUTAR UNIT

 Hindari memutar unit di tempat yang miring dan tajam, karena unit bisa tergelincir atau terbalik.
 Pastikan memutar unit di tempat yang rata dan jangan dalam kecepatan tinggi.

 Berputar normal
Untuk memutar unit, miringkan joystick (1) untuk
membelokkannya.

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
1
NUSANTARA
METHODE TEKNIK OPERASI
 Berputar perlahan maju ke kiri
Jika joystick di tekan maju dan berputar setengah ke kiri
(L), steering clutch disengaged dan unit akan berputar
perlahan ke kiri.
Jika joystick di tekan maju dan berputar setengah ke
kanan (F), steering clutch disengaged dan unit akan
berputar perlahan ke kanan.

Lakukan hal yang sama pada saat mundur.

1. Berputar di tanah rata


Unit dalam keadaan berjalan kemudian arahkan joystick
ke posisi steering sesuai yang dibutuhkan.

 Memutar dengan perlahan ke arah kiri, unit harus


dalam keadaan jalan maju, kemudian arahkan
joystick setengah langkah ke arah kiri (L), unit akan
memutar ke kiri dengan perlahan.

Keterangan :
Bila memutar unit ke arah kanan, unit dalam keadaan
maju, arahkan joystick ke arah kanan, unit akan
memutar ke kanan, begitu juga unit dalam posisi
mundur.

 Memutar dengan tajam ke arah kiri, unit harus


dalam keadaan jalan maju, kemudian arahkan
joystick sepenuhnya ke arah kiri (L), unit akan
berputar ke kiri dengan tajam.

Keterangan :
Bila memutar unit ke arah kanan, unit harus dalam
keadaan maju, arahkan joystick ke arah kanan, unit
akan membelok ke kanan, begitu juga unit dalam posisi
mundur.

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
1
NUSANTARA
METHODE TEKNIK OPERASI
2. Memutar di jalan turun

Berjalan di jalan turun juga di kemiringan, atau saat unit


ditarik dengan unit lain, karena berat unit, kemungkinan
unit bisa berputar dengan sendirinya berubah arah.
Bila unit berputar perlahan dengan sendirinya ke arah kiri
saat berjalan maju, arahkan joystick setengah langkah ke
arah kanan (F), unit akan berangsur-angsur kembali ke
kanan dan kemudian akan berjalan lurus.

Keterangan :
Bila unit dengan sendirinya berputar perlahan ke kanan
pada saat berjalan maju, arahkan joystick ke kiri, unit
akan berangsur-angsur kembali ke kanan, kemudian
berjalan lurus. Begitu juga bila unit berjalan mundur.

3. Memutar di jalan miring

Bila unit berputar tajam dengan sendirinya ke arah kiri


saat berjalan maju, arahkan joystick ke kanan (F) secara
penuh, unit akan kembali berputar ke kiri dengan tajam
kemudian berjalan lurus.

Keterangan :
Bila unit dengan sendirinya berputar tajam ke kanan
pada saat unit berjalan maju, arahkan joystick ke kiri
sepenuhnya, unit akan kembali berputar ke kiri dengan
tajam kemudian berjalan lurus. Begitu juga bila unit
berjalan mundur.

MENGHENTIKAN UNIT

 Saat akan menghentikan unit pilihlah tempat yang rata,


aman dan hindari tempat-tempat bahaya. Dan karena
keadaan harus parkir di tempat yang miring, aktifkan
parking lock lever, ganjal ke dua track dengan kayu balok
dan sedikit tekan blade kedalam tanah dan sekali lagi
pastikan keamanannya.
 Jika control lever tersentuh mendadak, attachement akan
bergerak secara tiba-tiba dan tidak terkontrol, kemungkinan
bisa menyebabkan accident luka serius. Sebelum
meninggalkan tempat duduk, aktifkan selalu safety lock
lever ke posisi LOCK.

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
1
NUSANTARA
METHODE TEKNIK OPERASI
1. Tekan brake pedal (1) untuk menghentikan unit.
Catatan :
Bila brake pedal ditekan pada saat travel speed tinggi,
akan mempercepat keausan disc brake. Sebaiknya tekan
dulu decelerator pedal ke posisi low untuk mengurangi
kecepatan engine dan travel speed, sebelum menekan brake
pedal.

2. Netralkan joystick (2) dan pindahkan gear shift ke posisi


speed 1st.

PARKIR UNIT

 Hindari menghentikan unit secara tiba- tiba, berikan jarak


tenggang waktu bila akan menghentikannya.
 Bila akan menghentikan unit pastikan di tempat yang rata
dan hindari tempat yang berbahaya. Bila terpaksa parkir unit
di tempat yang miring, ganjallah track dengan balok, dan
blade tekan ke tanah, aktifkan lock lever dan pastikan
keamanannya.
 Bila blade dan ripper control lever tertekan secara tidak
sengaja, blade atau ripper akan bergerak tidak terkontrol dan
bisa menyebabkan accident yang serius. Sebelum
meninggalkan tempat duduk pastikan semua safety lock
control lever sudah terkunci dengan sempurna.

1. Tekan pedal brake untuk menghentikan unit.

Catatan :
Bila brake pedal ditekan pada saat engine dan travel speed
tinggi, unit tidak akan berhenti dan brake disc akan selip
dan tetap akan meluncur.
Tekan decelerator (3) untuk mengurangi kecepatan engine
dan kecepatan unit sebelum menekan brake pedal.

2. Pindahkan joystick (2) ke posisi netral dan pindahkan ke


gear shift 1st.

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
1
NUSANTARA
METHODE TEKNIK OPERASI
3. Aktifkan gear shift lever (4) pada posisi LOCK.

4. Turunkan blade dan ripper ke atas tanah dengan


menggunakan blade control lever (5) dan ripper control lever
(6).
5. Pada saat parkir blade control lever (5) dan ripper control
lever (6) dalam posisi HOLD.

6. Aktifkan brake control lever (7) pada posisi LOCK.

PEMERIKSAAN SETELAH SELESAI OPERASI

Periksalah monitor gauge dan caution lamp setelah selesai


operasi untuk engine water temperature, engine oil pressure,
fuel level dan power train oil temperature.

Engine stop
Catatan :
Bila engine dimatikan secara tiba-tiba sebelum temperature
turun, akan memperpendek umur engine.
Jangan mematikan engine secara tiba-tiba apa bila tidak dalam
keadaan darurat.
Bila engine panas jangan langsung dimatikan, biarkan dalam
putaran rendah agar temperatur engine turun secara perlahan,
sebelum dimatikan.

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
1
NUSANTARA
METHODE TEKNIK OPERASI
1. Fuel control dial (3) pada posisi low idling, biarkan engine
dalam putaran idle selama 5 menit, agar temperatur turun
secara perlahan.

2. Dorong ke depan fuel control dial (1) ke posisi engine STOP,


untuk mematikan engine.

3. Key starting switch putar ke arah posisi OFF, kemudian


cabut key startingnya.

Periksa setelah engine stop


1. Periksa keliling unit dan periksalah work equipment, undercarriage, kebocoran oli, air, bahan bakar, bila
ada kelainan atau kerusakkan laporkan untuk segera diperbaiki.

2. Isi fuel tank sampai penuh.


Peringatan :
Mengisi bahan bakar jangan sampai berlebihan, bila terjadi tumpahan harus segera dibersihkan
karena bisa menyebabkan kebakaran.
3. Periksa ruang sekitar engine, dan bersihkan bila ada kertas, daun kering yang bisa menyebabkan
kebakaran.
Peringatan :
Kebocoran oli atau bahan bakar pada komponen yang temperaturnya tinggi, seperti turbocharger atau
muffler bisa menyebabkan terjadinya kebakaran.
4. Bersihkan semua kotoran lumpur atau kayu yang masuk di sela-sela undercarriage.

Lock
Untuk keselamatan dan keamanan pastikan semua lock yang menggunakan
key starting telah terkunci dengan baik.
Yang harus dikunci :
1. Cover engine (1) samping kiri ada 3, dan samping sebelah
kanan ada 2.
2. Cover box (2) untuk pemeriksaan electrik.
3. Cap door open (3).
4. Cap with lock (4).
Radiator cap. Fuel
tank cap. Hydroulic
oil tank cap.
Power train oil filler cap.
5. Cover (5) untuk pemeriksaan battery.
6. Cover (6) untuk pemeriksaan tool box.
7. Cover (7) untuk pemeriksaan oil level power train.
Keterangan :
Semua lock yang terpasang sama seperti lock yang lainnya
menggunakan key starting untuk mengunci dan
membukanya.

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
1
NUSANTARA
METHODE TEKNIK OPERASI
HAL-HAL YANG PERLU DI PERHATIKAN SAAT OPERASI

Perhatikan keadaan semua gauge


Bila pada saat operasi power line oil temperature gauge menunjukkan pada tanda garis merah, segera kurangi
beban, dan pindahkan ke speed paling rendah, bila tidak memungkinkan lagi segera stop operasi, dan idlekan
putaran engine, tunggu hingga oil temperature turun kemudian cari penyebabnya.

Batas di kedalaman air yang diperbolehkan


Menjalankan unit di kedalaman air, jaga permukaan air tidak
melewati batas track frame. Dan jaga jangan sampai air masuk
ke dalam ruang engine, kontak langsung dengan cooling fan.

1. Yang harus diperhatikan di jalan naik atau turun


Bila unit berjalan naik agak terjal, decelerator akan bertambah berat, kemampuan menanjak akan
menurun, dan kemungkinan unit bisa berhenti atau stall.
Bila unit bejalan turun, gunakan gear shift low speed dan kurangi putaran engine untuk membantu
mengurangi kecepatan atau pengereman dan joystick jangan dinetralkan. Dan bila berjalan turun atau
miring hingga 15O gunakan gear shift 1st. (forward atau reverse).
Kegagalan di dalam pengereman dengan menggunakan engine untuk mengurangi kecepatan, bisa
menyebabkan engine overruning dan bisa menyebabkan kerusakan pada engine.

2. Yang harus diperhatikan sebelum bekerja di tempat miring


Perhatian untuk fuel level
Bila bekerja di tempat miring sebelumnya perhatikan fuel level. Karena bila fuel di dalam fuel tank tinggal
sedikit engine bisa masuk angin, disebabkan oleh sudut unit, kemiringan atau goncangan.
Perhatian untuk oil level
Bila unit bekerja di tempat miring hingga 20O tambahlah oil engine di atas tanda H pada check level
dipstick oil engine.
Perhatian bila engine mati di tempat miring, naik atau turun
Bila engine mati di tempat miring, naik atau turun, segeralah tekan brake pedal untuk menghentikannya,
segeralah netralkan gear shift dan cobalah segera hidupkan enginenya kembali.

APLIKASI UNIT

DOZING
Cara menggali atau memindahkan tanah hanya bisa
dilakukan dengan posisi maju. Dan pekerjaan dozing yang
sangat efective pada posisi menurun. Dengan menggunakan
tilt blade kiri dan kanan, dapat dengan mudah merubah
posisi pengoperasian dengan memotong samping dengan
udut blade dengan menggunakan cutting edge dan endbit.

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
1
NUSANTARA
METHODE TEKNIK OPERASI

CUTTING ATAU DITCHING


Memotong atau menggali tanah liat yang agak keras lebih
efective menggunakan tilt blade. Tapi bila tanah terlalu
keras atau menggumpal lebih efektif menggunakan ripper.

MENUNMBANG POHON ATAU MEMBUANG TUNGGUL


Jangan menumbangkan pohon, mencabut akar atau
membuang tunggul dengan cara mencukil dengan tilt
blade. Untuk menumbangkan pohon 10 s/d 30cm,
angkatlah blade tinggi-tinggi, dan doronglah 2 s/d 3 kali
untuk menumbangkannya. Bila kayu sudah tumbang,
kemudian buanglah kayu serta akar-akarnya. Dan di
dalam mengerjakan pekerjaan seperti ini jangan
menggunakan speed tinggi, atau menumbangkan pohon
dengan cara menabraknya.

DIGGING & HAULING (DOZING)


Adalah dua dasar pengoperasian untuk buldozer, gerakan operasi
yang direncanakan adalah syarat umum untuk mencapai efisiensi
yang tinggi dalam setiap pekerjaan.

DOZING PADA KEMIRINGAN & MENURUN


Pada kondisi tertentu, dengan memanfaatkan berat unit,
pengoperasian menurun dapat lebih menguntungkan. Akan tetapi,
bila sudut kemiringan lebih 1/5 (11,3 O) tidak ada peningkatan
efisiensi, karena kecepatan balik mundur lebih lambat dari pada
kecepatan unit meluncur maju. (Gb.1)

FULL TRACK IN GROUND CONTACT


Hindarkan unit mendorong material dengan track bagian
depan terangkat, sebab akan mengurangi ground
pressure dan penggilinciran track. (Gb.2b)

MENJAGA AGAR POSISI TETAP RATA


Mengoperasikan unit dengan kemiringan tertentu membuat salah satu
sisi undercariage menerima beban tambahan, dan semakin curam
kemiringannya unit cenderung semakin tergelincir kesamping lebih
besar. Untuk menghindari agar unit tidak tergelincir kesamping, tarik
steering control lever berulang-ulang untuk menempatkan posisi unit
kembali ke posisi semula. Sekraplah permukaan yang menonjol dan
ratakan. (Gb.3a-3b)

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
1
NUSANTARA
METHODE TEKNIK OPERASI
DOZING DENGAN SYSTEM GANDA
Pemindahan tanah dalam jarak yang panjang, tanah yang dibawa akan
mudah lepas terbuang ke samping. Untuk mendapatkan hasil yang
efisien dan maksimal, hentikan pendozingan awal 20 s/d 50m dari titik
start, kemudian unit mundur, dan mulai lagi dari start awal, dengan
pendozingan kedua ditambah tumpukkan pertama akan diperoleh hasil
yang efisien dan maksimal.

DOZING DENGAN SYSTEM SLOT


Bila unit mengulangi pendozingan yang sama, tanah akan tertumpah
pada kedua sisi blade dan menumpuk di tepi. Untuk mendapatkan
efisiensi yang maksimal, pendozingan dibuat lurus, kedalaman tidak
melebihi tinggi blade.

SYSTEM TANDEM DOZING


Dengan system tundem dozing, atau dengan dua blade bekerja
bersama menjadi satu blade yang panjang, hasilnya 30% lebih
banyak dari pada dua unit buldozer bekerja sendiri-sendiri.

Yang perlu di perhatikan bila bekerja dengan system


tundem dozing adalah :
- Type buldozer harus sama.
- Bekerja di areal yang luas.
- Gabungkan kedua sisi blade sedekat mungkin.
- Kedua buldozer selalu pada permukaan dan posisi
yang sama.
- Kedalaman blade harus selalu sama.

DOZING DI TEPI JURANG


Bila bekerja di tepi jurang, hati-hati dengan kondisi tanah. Bila
mendorong tanah di tepi jurang, jangan mendorong secara
langsung. Hentikan tumpukan di tepi jurang sebagai tanggul,
kemudian jatuhkan tumpukkan tanggul tersebut dengan
mendorong tumpukkan tanah berikutnya. Metode ini bisa
menjamin keselamatan, tetapi potensi bahaya yang ada tetap ada.

MEMBERSIHKAN TUMPUKAN TANAH DITEPI UJUNG


Mundurkan buldozer setelah tanah yang didorong jatuh
semuanya dari ujung tumpukkan, dan bila tumpukan tanah
lunak, undercarriage jangan sampai melewati ujung tepi.
(Gb.9a).

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
1
NUSANTARA
METHODE TEKNIK OPERASI
BATAS KEMIRINGAN
Batas kemiringan kedepan buldozer tidak boleh lebih 20 O (36%).
Pekerjaan timbunan dengan kemiringan yang lebih tinggi bisa
menggunakan excavator. (Gb10).

HEAPING. (MENUMPUK)
Semua rencana penumpukkan dan pemindahan tanah
harus hati – hati dan sesuai kondisi geologis. (Gb 11a).

 Persiapan untuk heaping di tempat miring


Bersihkan semua rumput di lokasi yang miring
sebelum menimbunnya, karena bila rumput – rumput
tidak dibersihkan bisa menyebabkan timbunan tanah
longsor. Ikuti langkah cara penanggulangan agar
tidak tergelincir seperti dalam gambar. (8a – 8b)

 Memadatkan tanah yang terhampar


Pemadatan tumpukkan tanah dengan ketebalan 15 – 20cm, bisa
menggunakan swamp buldozer atau compactor.
Penumpukan dan pemadatan yang simultan dapat
dilakukan dengan memanfaatkan berat dan getaran
buldozer.
Penumpukkan dan pemadatan tanah di tepi sungai
atau kontruksi jalan memerlukan pemadatan yang
lebih, setiap kali tumpukan memerlukan pemadatan.
(Gb.11a –11b).

 Heaping operation yang tidak melibatkan compacting


secara simultan
Bila tumpukan dilakukan seperti gambar (12a-12b),
ada bahaya bila akan dilakukan pemadatan.
Pemadatan tidak bisa sempurna. Kemungkinan unit
bisa rusak atau tenggelam karena lumpur yang
mengandung clay dalam kwantitas tinggi.
Pemadatan hanya bisa secara alami setelah tanah
terhampar beberapa tahun.

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
2
NUSANTARA
METHODE TEKNIK OPERASI
DASAR LANDASAN YANG MANTAP PADA TANAH YANG LUNAK
Bila tanah ditumpuk pada permukaan tanah yang lunak, sering terjadi penurunan permukaan karena
dasar tanah yang lunak tertekan dan lari kesamping karena tidak mampu menahan beban tumpukan.
Untuk menghindari hal ini tidak terjadi, bisa dibuatkan drainase dibawah atau memberi gravel
hamparan batu, untuk menjamin kemantapan, kemudian heaping baru bisa dilakukan.

 Bila berjalan mundur di tanah yang lunak


Berjalan mundur ditanah yang lunak, jaga blade tetap menyentuh tanah. Sebaliknya bisa
berbahaya bila blade diangkat, track bagian depan bisa tenggelam dan unit miring ke depan.

 Finishing di permukaan yang landai dan lunak


Finishing di permukaan yang landai dan lunak,
mulailah dari tempat yang tinggi, karena tanah yang
discrap akan terdorong keluar blade ketempat yang
rendah. Terakhir selesaikan finishing menghadap ke
slope.

BANK CUTTING (PEMOTONGAN TEBING)


Operasi pemotongan slope harus dikerjakan sesuai rencana.
1. Bila pemotongan slope tidak bisa dilakukan dengan satu
buldozer, bisa dilakukan dengan dua buldozer seperti pada
gambar.
Gunakan buldozer yang dilengkapi winch sebagai
penarik dan ikatkan pada drowbar buldozer yang
memotong slope.

2. Pemotongan slope juga bisa dilakukan, sedikit demi


sedikit, selangkah demi selangkah.

3. Bila slope sangat curam juga bisa dilakukan dengan


menggunakan grader pada tepi tebing dari bawah
seperti pada gambar. (Gb.16c)

Catatan :
Slope tidak bisa dikembalikan seperti asalnya bila
sudah terlanjur dipotong berlebihan.

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
2
NUSANTARA
METHODE TEKNIK OPERASI
PENGGUNAAN SELECTION MODE

1. Lock up mode switch 3. Reverse slow mode selector switch


2. Economy mode selector switch

Pilih mode yang tepat sesuai tipe pekerjaan dan kualitas material batuan atau soil agar didapat pekerjaan
yang efektif.

1. Dozing (Lock up mode)


Lock up mode digunakan untuk menambah kecepatan
travel untuk mendapatkan efisiensi operasi yang baik dan
juga penghematan konsumsi fuel.
 Speed range : semua speed
 Aplikasi : Dozing material loose (untuk hauling
jarak jauh)
Bila lock up mode diputar ke ON, direct drive atau
torque converter drive otomatis akan menyesuaikan
beban unit.

Contoh:
 Slot Dozing
Bila unit mengulangi pendozingan yang sama, tanah
akan tertumpah pada kedua sisi blade dan menumpuk
di tepi. Untuk mendapatkan efisiensi yang maksimal,
pendozingan dibuat lurus, kedalaman tidak melebihi
tinggi blade. (Gb.5).

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
2
NUSANTARA
METHODE TEKNIK OPERASI
 Hillside Dozing

Keterangan :
 Jika operasi dozing dislope dengan kemiringan lebih
dari 15º, lock up mode akan mudah berubah
(canceled), jadi gunakanlah mode standar.
 Untuk operasi ripping biasa/normal, jika lock up
mode digunakan, lock up akan berganti diantara
switch ON dan OFF, jadi gunakan standar mode.
 Operasi ripping di tanah yang terlalu gembur, Lock
up mode dapat digunakan.

2. Economy mode
Economy mode di gunakan untuk penghematan tenaga dan
konsumsi fuel.
 Speed range : F1
 Aplikasi : Hauling setelah di ripping, dozing pada tanah
blasting dan smoothing
Bila economy mode switch di putar ON, otomatis akan
berubah ke mode (1). Operasikan dozing seperti langkah
ini, lalu atur ke mode (2). Dari cara ini, pilih tenaga yang
tepat sesuai pekerjaan dan ratio slip yang rendah. Mode (1)
tenaga yang di hasilkan mencapai 90% dan mode (2) 70%.

Contoh :
 Fine leveling

 Ripping dan dozing

Operational Training Department 23


PT. PAMAPERSADA NUSANTARA
METHODE TEKNIK OPERASI
3. Reverse slow mode
Kecepatan unit dapat berkurang saat mundur, menurunnya
kecepatan unit karena dioperasikannya decelerator untuk
kenyamanan operator.
 Speed range : R1, R1 dan R3
 Aplikasi : Jalan yang keras (batuan) dan pada saat
travel di jalan yan menurun

Gunakan mode ini untuk mengurangi kecepatan travel
mundur dengan kecepatan R1, R2 atau R3.
Saat reverse slow mode ON, kecepatan travel ± 80% dari
kecepatan maksimalnya (full travel speed).
Gunakan mode ini untuk mengurangi kecepatan mundur
setelah pekerjaan ripping dan mendorong di tanah yang
keras (batuan) atau setelah mendozing di area yang miring
(slope).
Bila travel di jalan keras (batuan), jika kecepatan mundur terlalu
cepat, putar slow mode ke posisi ON. Ini akan mengurangi
kecepatan unit saat travel mundur.

Bila travel di turunan, jika kecepatan mundur terlalu cepat,


putar slow mode ke posisi ON. Ini akan mengurangi
kecepatan unit saat travel mundur.

4. Prosedur pemilihan mode yang sesuai dengan kebutuhan pekerjaan


Gunakan table di bawah ini untuk memilih mode yang tepat sesuai kebutuhan pekerjaan

Operational Training 24
PT. PAMAPERSADA
Department NUSANTARA
METHODE TEKNIK OPERASI
RIPPING

PENGOPERASIAN RIPPER

Metode yang efective


 Maksimum sudut shank untuk penggalian lurus pada garis
tengah 45 – 50O. jangan menggunakan sudut tilt shank
kebelakang berlebihan, karena akan mempercepat
keausan dan hilang ketajamannya pada ujung point (1).
 Pada saat mengoperasikan ripper, apa bila terasa track
shoe berputar di tempat disebabkan shank tersangkut
batu atau tanah keras gunakan tilt untuk mengangkat
batu tersebut, dan gunakan speed rendah1st.

Keterangan :
Pada saat mengangkat bongkahan batu keras, gear shift
jangan dinetralkan. Karena reaksi tilt, apa bila gear shift
netral unit akan tertarik mundur. Dan pengoperasian
ripper hanya dioperasikan dengan cara unit maju.

Mengangkat batu atau bongkahan


Mengoperasikan ripper bila ada kesulitan karena
bongkahan batu besar atau bongkahan tanah akan
menyebabkan travel speed menjadi lambat dan berat.
Apa bila terjadi demikian, operasikan tilt menggali
sambil mengangkat batu atau tanah bongkahan
tersebut.

Ripper di slope
Bila mengerjakan beberapa bentuk kerja, set panjang
shank dan tilt, pilih bentuk dimensi L.

Tandem operasi
Bila untuk mendapatkan tenaga untuk ripping tidak bisa digunakan satu unit, ripping bisa juga
menggunakan system tandem.

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
2
NUSANTARA
METHODE TEKNIK OPERASI
Cara mengoperasikan pin puller
Hanya untuk giant ripper
1. Posisi unit hendaknya di tempat yang rata dan
aman, kemudian turunkan shank ripper ke atas
tanah.
2. Operasikan pin puller control switch, pilih ke posisi
“pull out”untuk mounting pin keluar.
3. Gerakkan shank ripper naik atau turun, untuk
memilih posisi lubang shank yang dikehendaki.
4. Bila sudah sesuai pilihan, operasikan pin control
switch untuk memasukkan pin puller. Bila pin puller
tidak tepat pada lobang, bisa dimasukkan dengan
cara sambil menggerakan shank ripper naik atau
turun.

Keterangan :
Bila akan memperpanjang shank ripper untuk
mendapatkan kedalaman galian, pastikan long protector
terpasang untuk melindungi shank ripper dari keausan.

Menyetel ripper untuk menambah ke dalaman


Memindahkan pin ke lubang shank ripper harus
disesuaikan kebutuhan kedalaman yang akan digali.
Untuk galian normal, gunakan lubang shank ripper
bagian bawah. Dan bila dibutuhkan galian yang lebih
dalam, gunakan lubang shank ripper bagian atas.

Penggantian lubang sesuaikan petunjuk


Untuk multi shank ripper.
1. Gunakan alat bantu lain sebagai sasaran dan
tempelkan rata pada ujung pin (1) kemudian pukul
dengan hammer untuk mengeluarkan pin
pullernya.
2. Setelah pin lepas (2) ganti posisi lubang shank.
3. Masukan pin (1) dengan tangan, kemudian pukul
dengan hammer untuk memasukannya.
Keterangan :
Untuk giant ripper menggunakan pin puller.

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
2
NUSANTARA
METHODE TEKNIK OPERASI
METODE OPERASI RIPPING

Shank Ripper
Ikutilah petunjuk operasi ripping, sesuaikan point ripper seperti gambar diatas.
 Mengembalikan tilt ripper, turunkan ripper point ke tanah untuk memulai ripping dan angkat ke
belakang unit.
 Tekan decelerator pedal dan turunkan Rpm engine, set di speed F1 dan masukan tilt ripper ke
titik kedalaman yang diiginkan.
 Bila ripper point telah mencapai titik kedalaman yang diinginkan, naikkan Rpm engine sampai
maksimal dan gerakkan unit ke depan. Tilt shank ripper dan mulailah meripping. Pada saat
mengoperasikan ripper , apabila track shoe berputar di tempat karena shank ripper tersangkut
batu atau tanah keras gunakan tilt untuk mengangkat batu terebut dan gunakan speed yang
rendah.
 Setelah selesai meripping, jalankan unit kedepan naikan shank ripper dari tanah yang di ripping
tersebut, lalu mundurkan unit.
 Sambil mundur, kembalikan tilt ripper dan bila titik awal ripper yang di inginkan sudah tepat
turunkan ripper.

Keterangan :
Jika sisi belakang unit terangkat dari tanah akan
mengurangi efisiensi ripping.
Jika kedalaman ripping tetap konstan, ini akan
menambah efisiensi pendozingan.

Penggunaan gaya hydroulic untuk membantu ripping


Kombinasi gerak tracktor dan gaya hydroulic merupakan cara yang efektif untuk menghancurkan
kantung – kantung batu atau alur keras. Bila menjumpai material yang keras, gunakan prosedur
sebagai berikut :
1. Sesuaikan putaran engine, dengan tenaga yang dibutuhkan, untuk mencegah agar track tidak
selip, atau track selalu berputar di tempat.
2. Gunakan tilt shank ripper untuk sudut kemiringan ke belakang.
3. Pada saat unit bergerak maju, kembalikan shank ripper ke posisi dengan membentuk
sudut 45O – 50O.
4. Sudut kemiringan shank ripper ke belakang ditentukan oleh seberapa sulitnya penetrasi ke
dalam material. Semakin mudah penetrasi, maka sudut kemiringan shank ripper boleh

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
2
NUSANTARA
METHODE TEKNIK OPERASI
dimiringkan semakin jauh ke belakang. Akan tetapi sudut kemiringan shank ripper jangan
dimiringkan ke belakang hingga sudut kemiringan maksimum.

Memilih panjang shank ripper


Ada dua yang menentukan panjang shank ripper harus dipilih.
1. Kedalaman dimana unit mampu menarik shank ripper untuk memotong material secara
efisien.
2. Panjang yang diperlukan untuk menjaga bebas (clearance) yang cukup di bawah kerangka
ripper, untuk mencegah gangguan yang terjadi akibat adanya bongkahan dan lempengan
material yang terangkat ke permukaan.

Ripping di permukaan yang menurun


Seperti pekerjaan dozing, maka ripping di permukaan yang menurun dapat meningkatkan produksi.
Jika medan kerja memungkinkan, maka ripping di permukaan yang menurun akan sangat membantu
untuk menghancurkan lokasi batu atau alur-alur yang keras. Ada beberapa situasi yang harus
dihindari dalam pengoperasian ripper di permukaan yang menurun:
1. Ingatlah selalu traksi di atas batu lebih kecil dari pada di atas tanah.
2. Hindari ripping di lokasi dengan kemiringan yang tidak mampu didaki oleh dozer, dan jangan
membentuk kemiringan yang tidak teratasi oleh dozer.
3. Arah ripping hendaknya searah dengan kemiringan permukaan, jangan melintang.

Ripping untuk menambang batu bara


Metode ripping yang digunakan pada material batu, dapat pula digunakan untuk menambang di batu
bara. Akan tetapi ripping untuk batu bara memerlukan beberapa pertimbangan. Jika shank ripper
tidak cukup dimiringkan ke depan setelah penetrasi, point ripper akan cepat tumpul dan berbentuk
kepala jamur. Mengingat karakteristik operasi ripping untuk batu bara sangat bervariasi, maka point
ripper harus sering diperiksa. Bila timbul gejala tumpul, sudut kemiringan shank ripper dapat lebih
dimiringkan ke dalam/ke depan. Harus diingat pula oleh operator untuk mengurangi tekanan ke
bawah dan hendaknya bekerja dengan sedikit agak lambat.

Ripping di permukaan yang menurun


Seperti pekerjaan dozing, maka ripping di permukaan yang
menurun dapat meningkatkan produksi. Jika medan kerja
memungkinkan, maka ripping di permukaan yang menurun
akan sangat membantu untuk menghancurkan lokasi batu
atau alur-alur yang keras. Ada beberapa situasi yang harus
dihindari dalam pengoperasian ripper di permukaan yang
menurun:
 Ingatlah selalu traksi di atas batu lebih kecil dari pada di
atas tanah.
 Hindari ripping di lokasi dengan kemiringan yang tidak
mmpu didaki oleh dozer, dan jangan membentuk
kemiringan yang tidak teratasi oleh dozer.
 Arah ripping hendaknya searah dengan kemiringan
permukaan, jangan melintang.

Ripping melintang
 Di jobsite yang mempunyai tanah yang keras, batuan dan
boulder-boulder yang tidak mungkin dihancurkan atau
dengan proses digging, maka gunakanlah teknik ripping.

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
2
NUSANTARA
METHODE TEKNIK OPERASI
 Di sudut batuan, dimana tidak mungkin dilakukan teknik
ripping melintang, maka buatlah jarak ripping yang
pendek antara rippingan sebelumnya.
 Pelaksanaan ripping disesuaikan dengan keadaan tanah
yang keras.
 Jika tidak memungkinkan memecahkan permukaan
batuan yang keras, maka pecahkan disekeliling
permukaan batuan tersebut secara bertahap.
 Bila pelaksanaan ripping di pusatkan di area yang tanah
yang keras, maka efisisensi pekerjaan tinggi jika ripper
difungsikan untuk melubangi / memecah batuan yang
berada di area permukaan digging.

Mengatasi batu – batu keras dan bongkahan batu besar


Terdapatnya kantung – kantung batu keras atau bongkahan batu besar di tengah medan kerja
merupakan suatu hal yang sering terjadi pada operasi ripping. Jika material keras tersebut berupa
alur, cobalah untuk menentukan kemana arah alurnya. Arah alur bisa diagonal, tegak lurus, atau
sejajar dengan arah ripping.

Ripping memotong alur


1. Gambar di samping menunjukan posisi ripping arah alur yang
benar untuk menghancurkan material dan menimbulkan
keausan normal pada point ripper.

2. Ripping dengan posisi seperti pada gambar di


samping tidak produktif, dan keausan pada point
ripper akan lebih cepat.

3. Posisi ripping seperti gambar di samping bisa


menghancurkan material, tetapi keausan pada
point ripper akan lebih cepat dan point ripper tidak
akan tahan lama.

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
2
NUSANTARA
METHODE TEKNIK OPERASI
Ripping pada alur lapisan tanah / material
1. Ripping searah dengan alur tanah tidak efektif karena
hanya bagian yang lunak saja yang bisa diripping.

2. Memotong alur tanah seperti gambar di samping unit


bisa terdorong ke samping dan bila menemukan material
yang keras shank ripper bisa patah.

3. Cara seperti gambar di samping adalah yang dianjurkan,


karena cara memotong yang tegak lurus terhadap alur,
material akan terbongkar, keausan pada point ripper
normal dan efektif. Jangan melakukan ripping dengan
cara mendaki, karena tenaga untuk ripping sangat berat.

Bila menemukan arah bebatuan yang keras, maka lakukanlah ripping. Biasanya butir batuan tersusun
melintang. Bila menemukan batuan keras dalam kantung atau simpul alur, cobalah untuk menempatkan
point ripper di bawahnya dan kemudian diangkat. Apa bila kantung batuan terlalu besar untuk
dikeluarkan, lakukan lintasan dengan arah berbeda untuk menemukan titik lemah atau retakan. Dan
gunakan kemiringan dan kedalaman shank ripper.

Catatan :
Jika batuan keras tak bisa dipecah atau diangkat, kerjakan dulu daerah di sekelilingnya agar tampak
jelas.

Kelebihan sudut shank ripper jika dibandingkan dengan tipe


yang sama pada unit merk selain komatsu adalah lebih luas
dan daya gali atau mengangkat bongkahan lebih kuat.

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
3
NUSANTARA
METHODE TEKNIK OPERASI
Perbandingan lain antara multi dan giant ripper:
Jangkauan ripping untuk giant ripper ke pinggir tebing
lebih panjang dengan sudut maksimum mudah dicapai
dan faktor keselamatan lebih menjamin.

Metode shifting gerakan unit untuk ripping


1. Gambar disamping menunjukkan metode shifting bila
bongkahan batu relatif kecil.
 L1: Jalur track kiri untuk ripping pertama posisi maju.
 R1: Jalur track kanan untuk posisi mundur.
 R2: Jalur track kanan untuk ripping kedua posisi maju.

Keterangan :
Jalur garis tebal menunjukkan jalur yang diikuti shank ripper.
Gambar 1 :
Menunjukkan gerakan mundur di atas pecahan batu
yang dicongkel keluar, dan track sebelah kiri berjalan di
atas bekas yang diripping.

Gambar 2 :
Menunjukkan jalur gerakkan mundur, dan shank ripper
diatas pecahan batu bekas yang diripping.
Bila ukuran bongkahan batu yang dicongkel besar, hindari dan jangan berjalan
melangkahi atau
berputar di atasnya karena bisa membahayakan shank ripper dan bila tersangkut pada bottom guard
bisa rusak.

2. Gambar di samping menunjukkan metode shifting bila


batu yang dicongkel relatif besar
Bila batu yang dicongkel relatif besar kemudian unit
seperti pada gambar, track tidak melewati areal bekas
yang diripping pada saat unit mundur. Hal ini untuk
menjaga agar tidak terjadi guncangan berat dan
menjaga point ripper tidak terbentur batu yang bisa
patah.
 L1 : Jalur track sebelah kiri untuk gerakan
ripping pertama.
 R1 : Jalur track sebelah kanan untuk kondisi
yang sama.
 L2 : Jalur track kiri untuk gerakkan mundur dari
putaran 1 dan gerakkan maju dari putaran 2.
 R2 : jalur track kanan pada kondisi yang sama
dengan L2.
Keterangan :
Jalur garis tebal pada gambar menunjukkan jalur shank ripper.
Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
3
NUSANTARA
METHODE TEKNIK OPERASI
Posisi dozer pada saat ripping
Jangan melaksanakan ripping dan dozing secara bersama - sama, cukup dengan mengatur blade lebih
rendah untuk memindahkan meterial yang menghalangi. Jagan mengankat blade terlalu tinggi pada
saat ripping, jika ada batu besar bisa merusak bottom guard dan bagian bawah komponen ripper
lainnya.
Hal – hal yang harus diperhatikan pada saat ripping
1. Jangan membelokan/steering pada saat ripping atau
shank ripper masuk ke dalam tanah karena bisa
mengakibatkan shank ripper patah.

2. Hindari melakukan ripping di tempat yang miring,


karena unit bisa tergeser ke arah yang rendah dan
bisa mengakibatkan shank ripper patah.

3. Bila menggunakan multi shank ripper di daerah


berbatu, bongkahan batu bisa menghambat jalannya
unit. untuk daerah berbatu gunakan giant ripper.

4. Untuk material yang lunak, jarak ripping bisa lebih


lebar. Bila perlu shank ripper dipanjangkan, dan bila
bertemu material yang keras shank ripper bisa
dipendekan lagi.

5. Gambar di samping menunjukkan arah permulaan ripper mulai penetrasi yang tidak benar dan
kurang efektif dan kurang produktif.

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
3
NUSANTARA
METHODE TEKNIK OPERASI

6. Gambar disamping menunjukkan gerakan yang


dianjurkan untuk mendapatkan hasil yang efektif dan
produktif.

OPERASI UNTUK MEMPERPANJANG UMUR UNDERCARRIAGE

Undercarriage bisa lebih tahan lama bila cara pengoperasiannya


mengikuti prosedur. Untuk mendapatkan efisiensi ikuti beberapa
petunjuk di bawah.
Pilih track shoe yang sesuai kondisi tanah dimana unit itu bekerja.
Hindari terjadinya traksi kritis selama operasi dan bila terjadi
demikian, segera kurangi beban blade agar track tidak berputar di
tempat yang dapat mempercepat terjadinya keausan pada track
shoe.
Hindari stop atau mempercepat travel dengan cara mendadak,
atau menggunakan speed tinggi juga memutar dengan tajam yang
kurang diperlukan.
Bila memungkinkan pengoperasian unit selalu dalam posisi lurus, bila terpaksa membelok pada saat
mendorong beban hindari track tertahan disatu sisi, atau berputar disatu sisi. Usahakan track bisa berputar
sebagaimana mestinya, bila memungkinkan buatlah radius puitar selebar mungkin.
Sebelum operasi singkirkan batu-batu besar yang merintangi, dan selama operasi singkirkan rintangan yang
timbul dan menghalangi.
Jangan mengoperasikan atau menghentikan unit posisi miring, usahakan selalu mengoperasikan unit dalam
posisi lurus atau menghadap ke slope.
Jangan mengawali menggali posisi miring, usahakan mengawali menggali selalu posisi datar.
Jangan memaksakan pengoperasian unit dengan tenaga berlebihan, dimana idler atau spocket terangkat
pada saat mendorong atau ripping.
Periksa kekencangan track
Ukuran jarak tegang track (A) sesuai petunjuk pada gambar 20 –
30mm (0,8 – 1,2in)
Untuk lokasi batu kekencangan track sedikit lebih kencang, untuk
tanah clay atau pasir sedikit lebih kendor.

Periksa track roller, idler dari kebocorannya, kekendoran bolt dan


nutnya serta gerakan putarannya, perhatikan setiap masalah dan
segera perbaiki bila ada kerusakan.
Periksa jarak antara idler guide plate dengan track frame, jika
ada penambahan panjang jarak (B) idler atau penambahan
gerakan ke samping kemungkinan sudah habis batas
perpanjangan track link.

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
3
NUSANTARA
METHODE TEKNIK OPERASI
Keterangan :
Pemeriksaan yang rutin dan teliti serta perbaikan yang bisa
dilaksanakan dengan cepat dapat mengurangi biaya yang tinggi.
Melakukan pemeriksaan yang teratur dan terencana dapat
mengetahui kerusakan sedini mungkin juga dapat merencanakan
jadwal penggantian komponen.

Mengukur ketinggian grouser


Tegangkan track, dan ukur tinggi tengah track shoe
sesuai petunjuk pada gambar.
Standard tinggi grouser : 93mm
(3,7in). Repair limit : 30mm (1,2in).

Mengukur sisi luar diameter track roller


1. Ukurlah tinggi (size C)rata link seperti petunjuk dalam
gambar.
2. Hentikan posisi link rata dimana (size C) dapat diukur
bersama sejajar track roller posisi rata, kemudian ukurlah
(size B).
3. Hasil sisi luar diameter rata (size A)
– A= (B-C) x2.
Standard size (A) : 270mm (10,6in)
Repair limit: 134mm (9,2in).

MOBILISASI UNIT

Sebelum mobilsasi unit amati dan pastikanlah sudah mengetahui


semua yang berhubungan dengan rambu-rambu lalu lintas dan
peraturan yang berlaku di daerah yang dilalui dan pastikan
keselamatannya.

NAIK TURUN LOW BOY


Peringatan :
 Pastikan panjang dan lebar rampnya cukup memenuhi standard, dan pastikan mampu menahan
beban berat unit yang akan melewatinya.
 Jika kelenturan ramp cukup besar, ganjallah atau letakkan balok kayu di bawahnya untuk
menahannya.
 Low Boy parkir hendaknya di tempat yang rata dan keras, dan pastikan lokasi cukup luas dan aman.
 Pastikan undercariage bersih tidak berlumpur, dan pastikan track tidak selip pada saat unit naik atau
turun.
 Pastikan ramp bersih tidak berminyak atau terdapat bekas grease, dan bersih dari sisa tanah yang
melekat di permukaannya.
 Naik atau menurunkan unit dari atas Low Boy harus ada yang memberi komando, jangan melakukan
pekerjaan ini tanpa ada orang yang memberi komando.

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
3
NUSANTARA
METHODE TEKNIK OPERASI
 Jangan memutar unit pada saat melewati ramp, pastikan sebelumnya posisi unit sudah lurus dengan
posisi ramp.

Bila melakukan pekerjaan menaikkan atau menurunkan unit dari atas low boy, selalu gunakan ramp atau
tempat khusus dan kerjakan sesuai petunjuk :
1. Pastikan brake Low Boy berfungsi dengan baik.
2. Ganjal dengan balok kayu di antara ban Low Boy agar Low Boy tidak bergerak.
3. Ramp harus lurus sejajar dengan Low Boy.
4. Posisi unit lurus dengan ramp.
5. Lakukan dengan perlahan-lahan.
6. Pada saat mobilisasi unit posisi unit di atas Low Boy harus spesifik.

Di atas Low Boy


Di atas Low Boy posisi unit harus spesifik.
1. Turunkan blade dan ripper.
2. Aktifkan semua lock control lever.
3. Aktifkan parking lever.
4. Matikan engine.
5. Kunci semua pintu samping dan jendela.
6. Ganjal kedua track dengan balok kayu.
7. Ikat unit dengan rantai atau sling.

MENAIKKAN UNIT DENGAN ALAT BANTU CRANE


Peringatan :
 Mengangkat buldozer menggunakan crane jangan ada orang
berada di dalam cabin.
 Pastikan rantai atau sling yang digunakan untuk mengikat
dan mengangkat dozer memenuhi standard kapasitasnya,
dan dapat menjamin keselamatannya.
 Mengangkat buldozer atau memasang pengikat tali di
tempat yang ada tanda petunjuknya, karena bila tidak bisa
mempengaruhi keseimbangan pada saat diangkat.
 Bila tidak terdapat tanda petunjuk ikatlah tali tepat pada
pusat grafitasi dan jaga keseimbangannya.

Mengangkat buldozer menggunakan crane harus di tempat


yang rata dan keras.
1. Matikan engine.
2. Aktifkan lock parking lever.
3. Aktifkan lock control lever.
4. Pasang tali pengikat di tempat yang diberi tanda
petunjuk.

Keterangan :
Gambar di samping untuk metode mengangkat buldozer
menggunakan alat bantu crane dengan standard spesifikasi.

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
3
NUSANTARA
METHODE TEKNIK OPERASI
HARUS DIPERHATIKAN SEBELUM MOBILSASI
Peringatan :
Tentukan rute perjalanan sebelum mobilisasi, dengan mengingat lebar, tinggi, berat, serta rintangan di
jalan seperti kabel listrik, tikungan, jembatan, dan kwalitas jalan yang akan dilaluinya.
Patuhilah semua peraturan lalu lintas dan rambu-rambu di tepi jalan, dan bila perlu mintalah pengawalan
dari instansi yang berkepentingan.

Jika di perlukan melepas cabin


Bila mengganggu perjalanan kemungkinan cabin bisa dilepas.
Sebelum melepas cabin, lepaskan terlebih dulu penghubung
washer hose, cap wiring, dan washer motor wiring.

SAFETY OPERASI

MENAIKI DAN MENURUNI UNIT


Untuk mencegah kecelakaan diri karena licin atau terjatuh dari unit, ikutilah selalu petunjuk di bawah
ini :
 Gunakan bagian-bagian yang di tunjukkan oleh tanda
panah dalam gambar di samping bila menaiki atau
menuruni unit. Jangan pernah menggunakan bagian-
bagian yang di tunjukkan oleh tanda panah (khusus B
) dalam gambar di samping unit untuk menaiki atau
menuruni unit, karena tanda tersebut hanya di gunakan
bila di lakukan pemeriksaan atau perawatan di sisi
cover atau penambahan oil & fuel.
 Jangan pernah menaiki atau menuruni unit dengan
melompat. Secara khusus, jangan pernah menaiki dan
menuruni unit pada saat unit sedang bergerak.
 Pada saat menaiki dan menuruni unit, selalu
menghadap unit, jaga three body contact (dua tangan
dengan satu kaki, atau dua kaki dengan satu tangan)
terhadap pegangan tangan, injakan kaki, atau track
shoe untuk menjamin bahwa tumpuan anda cukup
kuat.
 Jangan pernah menjadikan control lever sebagai
pegangan pada saat menaiki atau menuruni unit.
 Jangan pernah menaiki atau turun dari unit melalui
engine hood atau cover hal itu bisa mengakibatkan
terpeleset.
 Sebelum naik atau turun dari unit periksalah pegangan
dan pijakan (termasuk track shoe). Jika terdapat oli,

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
3
NUSANTARA
METHODE TEKNIK OPERASI
grease atau kotoran di pegangan atau pijakan tersebut
(termasuk track shoe), segera bersihkan. Selalu jaga
kebersihannya. Perbaiki beberapa bagian yang rusak
dan kencangkan jika ada bolts yang kendor.
 Fungsikanlah door lock secara baik. Bila anda berjalan
di atas track shoe dengan tangan berpegangan pada
hand rail bagian pintu, apa bila door lock tidak terkunci
dengan baik, pintu akan bergerak dan anda akan
terjatuh.

PENCEGAHAN PADA SAAT MENANGANI UNIT PANAS

Air pendingin yang panas


 Untuk menjaga agar air panas tidak menyembur keluar,
matikan engine, tunggu sampai airnya menjadi dingin,
kemudian kendorkan tutupnya perlahan-lahan untuk
membebaskan tekanannya, sebelum membuka tutup
sepenuhnya. (Untuk memeriksa sudah seberapa jauh
temperaturnya turun, dekatkanlah tangan anda tanpa
menyentuhnya, pada permukaan atas radiator, dan
rasakan temperatur udara di permukaannya). Jangan
membuka tutup radiator bila air dalam kondisi panas.

Oil yang panas


 Untuk menjaga agar oli panas tidak menyembur keluar,
matikan engine, tunggu sampai olinya menjadi dingin,
kemudian kendorkan tutupnya perlahan-lahan untuk
membebaskan tekanannya sebelum kita membuka
tutup sepenuhnya. (Untuk memeriksa sudah seberapa
jauh temperaturenya turun, dekatkanlah tangan anda
tanpa menyentuhnya, pada permukaan atas hydraulic
tank, dan rasakan temperature udara di
permukaannya). Jangan membuka tutup hydraulic tank
bila oli dalam kondisi panas.

PENCEGAHAN KEBAKARAN

Kebakaran yang di sebabkan oleh fuel atau oil


Jangan menggunakan rokok untuk melihat fuel atau oil.
Matikan engine sebelum refueling.
Jangan meninggalkan unit ketika penambahanfuel atau oil.
Kencangkan kembali tutup fuel atauoil setelah pengisian.
Jangansampaimelebihibataspengisianatau menumpahi electrical system.
Berikan ventilasi yang cukup untuk penyimpanan oil dan oil.
Jagalahoildanfueldaritempatyangbebas kontaminasi dan jangan biarkan orang masuk tanpa seizin atasan.

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
3
NUSANTARA
METHODE TEKNIK OPERASI
 Setelah penambahan fuel atau oil bersihkan bekas tumpahannya.
 Jika melakukan pekerjaan penggerindaan atau pengelasan chassis, pindahkan material-material
yang mudah terbakar ke tempat yang aman.
 Jika mencuci dengan oil, gunakan oil yang anti terbakar. Diesel oil dan bensin merupakan bahan
yang sangat mudah terbakar, maka jangan menggunakan bahan tersebut.
 Tempatkan bekas-bekas minyak atau bahan-bahan yang mudah terbakar dalam container yang
aman untuk dilakukan pengamanan di area kerja.
 Jangan melakukan pengelasan atau pemotongan terhadap pipa atau penampung yang isinya
minyak yang mudah terbakar.

Kebakaran yang di sebabkan oleh tumpukan bahan-bahan yang mudah terbakar


Hindarkan daun-daun kering, benda-benda kecil kering, kertas, debu atau bahan lain yang dapat
menyebabkan kebakaran disekitar engine, exhaust manifold, muffler atau battery.

Kebakaran yang datang dari rangkaian elektrik


Hubungan pendek pada elektrik system dapat menyebabkan kasus kebakaran.
 Jagalah selalu terminal-terminal elektrik dan jagalah kekencangan sambungannya.
 Periksa kabel setiap hari dari kekendoran atau kerusakan. Kencangkan sambungan yang kendor
atau klem kabel. Perbaiki atau ganti peralatan yang rusak.

Kebakaran yang datang dari saluran hydraulic


Periksa semua hose dan klem pipa, guard dan bantalannya pastikan dalam keadaan yang kencang.
Jika komponen tersebut kendor, mungkin karena getaran operasi dan gesekan yang berulang-ulang
dengan komponen-komponen yang lain.

Ledakan oeh peralatan penerangan


 Ketika memeriksa fuel, oli, battery electrolyte, fluid penghapus kaca atau air pendingin gunakan
penerangan yang anti meledak.
 Ketika mengambil power penerangan dari unit ikuti petunjuk manual.

TINDAKAN JIKA TERJADI KEBAKARAN


Jika terjadi kebakaran, keluarlah dari unit dengan langkah-langkah sebagai berikut:
 Matikan engine dengan memutarkan starting switch keposisi OFF.
 Jika masih ada kesempatan, gunakanlah pemadam api yang ada untuk melakukan pemadaman
sebisanya.
 Pergunakan pegangan tangan dan tangga yang disediakan untuk meninggalkan unit.

SAFETY SELAMA OPERASI


Sebelum memulai operasi, periksa areal kerja mungkin ada kondisi yang tidak biasa sehingga
menimbulkan bahaya.

 Ketika memulai operasi melihat material yang mudah


jatuh dari atas, daun-daun kering atau rumput kering,
dimana hal itu dapat menimbulkan kebakaran, jadi
berhati-hatilah saat beroperasi.
 Periksa kondisi medan dan material di tempat kerja,
dan tentukan methode terbaik, teraman dan paling
efisien untuk mengerjakannya.
 Jika di bawah lokasi kerja kita terdapat saluran air, gas,
listrik bertegangan tinggi, atau telephone, hubungi
salah satu pemakai dan tanyakan posisinya yang pasti.
Berhati-hatilah jangan sampai merusak salah satu
saluran tersebut.
 Jangan membiarkan orang lain memasuki area kerja tanpa ada izin dari atasan. Bila diperlukan
beroperasi di jalan raya, lindungilah pejalan kaki dan kendaraan yang lewat dengan

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
3
NUSANTARA
METHODE TEKNIK OPERASI
menempatkan seorang traficman atau membuat pagar pembatas dengan memasang tulisan
“dilarang masuk” yang mengelilingi lokasi kerja.
 Jika menjalankan atau beroperasi di kedalaman air atau tanah lembek, periksa keadaan dan
kondisi kekerasannya, kedalaman dan derasnya aliran air sebelum beroperasi.

BEROPERASI DI TEMPAT RAWAN


 Hindari memasuki daerah yang lembek, karena bisa menyulitkan unit pada saat akan keluar.
 Hindari pekerjaan di tempat yang rawan, terlalu dekat dengan pinggir jurang yang curam, di
bawah batu yang menggantung, atau pinggir selokan yang dalam, bila terjadi tanah longsor unit
dapat terjatuh atau terperosok dan bisa menyebabkan luka yang serius atau kematian.
 Setelah terjadi hujan yang sangat lebat atau setelah peledakkan, dan setelah terjadi gempa bumi
lokasi bisa berubah menjadi rawan tidak stabil. Perhatikan perubahan lokasi, situasi letak tanah
yang berubah gembur di sekitar selokkan yang kemungkinan bisa longsor atau unit bisa amblas
karena getaran atau beban berat unit.

SAFETY SAAT TRAVELING


 Jangan pernah memutar starting switch ke posisi OFF saat unit travel. Ini sangat berbahaya jika
engine mati saat unit sedang travel. Saat engine mati tidak mungkin dapat mengoperasikan
steering. Gunakan brake dan segera hentikan unit, jika engine mati.
 Saat travel di tanah yang rata, tarik peralatan kerja dan jaga ketinggiannya diantara 40cm – 50cm
(16 – 20 in) diatas permukaan tanah.
 Saat travel di tanah yang kasar, jalankan unit dengan kecepatan rendah dan jangan
mengoperasikan steering dengan tiba-tiba. Ini sangat membahayakan unit kemungkinan unit bisa
berputar balik. Kemungkinan peralatan kerja mengenai permukaan tanah dan unit kehilangan
keseimbangan atau dapat merusak unit atau merusak area tersebut.
 Saat travel, selalu jaga jarak aman antara orang, structur atau unit lain, contac dengan unit
tersebut.
 Sebisa mungkin hindarilah menginjak rintangan. Apabila terpaksa harus melewati, posisikan blade
sedekat mungkin dengan permukaan tanah, dan gunakan speed yang rendah. Jangan pernah
melewati rintangan yang membuat unit miring sekali (10° atau lebih). Pada saat travelling atau
selama pengoperasian, jagalah selalu jarak yang aman agar tidak terjadi tabrakan dengan unit lain
atau terhadap bangunan.
 Selalu jagalah ketinggian air yang diizinkan pada saat melewati lokasi berair.
 Bila travel melewati jembatan atau bangunan pada lokasi pemukiman penduduk, periksalah
terlebih dahulu jembatan dan bangunannya, apakah mampu menahan beban berat unit. Jika travel
pada jalan umum, mintalah petunjuk dan ikuti intruksi dari pihak yang berwenang setempat.

TRAVEL DI KEMIRINGAN
Jagalah unit dari tepi jurang atau tergelincir ke samping, selalu ikuti petunjuk yang ada
 Berjalan di tempat yang miring rendahkan blade 20 – 30 cm di atas permukaan tanah. Apa bila
terjadi keadaan darurat, turunkan blade secepatnya untuk mencegah unit tergelincir juga dapat
untuk membantu menghentikannya.
 Selalu travel menghadap atas atau bawah terhadap kemiringan jangan menyilang dengan
kemiringan. Travel dengan melintang pada kemiringan sangat berbahaya.
 Jangan memutar arah pada saat unit berada di tempat yang miring, karena bisa menyebabkan unit
tergelincir ke samping.

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
3
NUSANTARA
METHODE TEKNIK OPERASI
 Bila diperlukan memutar arah sebaiknya diawali dari bawah, atau setelah berada di atas di tempat
yang rata.
 Berjalan naik turun di atas rumput, tanah basah, atau plate yang basah, karena unit bisa
tergelincir. Bila diperlukan jalankan unit secara perlahan.
 Saat berjalan menuruni kemiringan jangan pernah menetralkan gear shift, karena engine brake
tidak dapat dioperasikan dan ini adalah ide yang berbahaya. Berjalan menuruni bukit sama dengan
kecepatan saat menaiki bukit.
 Saat memutar unit di atas bukit turunkan kecepatan.

MENGGUNAKAN BRAKE
 Saat unit berjalan, jangan meletakkan kaki anda di pedal brake, jika saat berjalan dengan
meletakkan kaki di atas pedal, brake akan cepat habis, dan ini akan membuat pedal menjadi
overheat dan rusak.
 Jangan menginjak pedal brake terus menerus jika tidak di butuhkan. Jika ini di lakukan akan
membuat brake over heat dan akan membuat brake tidak bekerja dengan optimal.
 Saat menuruni bukit, gunakan tenaga brake engine.

PARKIR UNIT
 Parkir unit di tempat yang rata dan aman. Bila parkir di tempat yang rendah, parkirlah di tempat
yang tidak ada bahaya banjir. Bila memarkir unit, turunkanlah perlengkapan kerja di atas
permukaan tanah.
 Jika unit harus parkir di slope/kemiringan, ganjallah track dengan balok, turunkan perlengkapan
kerja blade dan ripper ke atas tanah.
 Setelah engine dimatikan, gerakkan work equipment control lever sebelah kanan keposisi RAISE
dan LOWER sebanyak 2 – 3 kali, untuk membebaskan pressure yang masih terjebak di hydraulic
circuit.
 Bila unit diparkir di jalan umum, buatkan pagar, bendera, rambu-rambu, atau penerangan dan
tanda-tanda lain untuk memastikan bahwa lalu lintas yang melewatinya dapat melihat unit dengan
jelas. Parkirlah unit beserta pagar dan bendera tersebut dengan tidak mengganggu kelancaran lalu
lintas.
 Bila meninggalkan unit, turunkan perlengkapan kerja sepenuhnya di atas permukaan tanah,
aktifkan safety lock lever ke lock position, kemudian matikan engine dan gunakan kunci untuk
mengelock seluruh peralatan. Selalu lepaskan kunci dan amankan bersama anda.
 Selalu tutup pintu cabin operator dan kunci.

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
4
NUSANTARA
METHODE TEKNIK OPERASI
SAAT MELAKUKAN PENARIKKAN
Bila terjadi kesalahan methode pada saat pemilihan seling atau penarikannya, ini akan menimbulkan
luka yang serius. Untuk itu lakukan hal-hal sebagai berikut :

 Selalu gunakan methode towing / penarikan seperti yang


diberikan di dalam buku operation & maintenance. Jangan
gunakan methode lain.
 Gunakanlah sarung tangan kulit saat menangani wire rope
/ seling.
 Bila melakukan persiapan penarikan yang dilakukan oleh
dua atau lebih pekerja, tentukan tanda / aba-aba yang
digunakan, dan ikuti aba-aba tersebut dengan benar.
 Selalu paskan posisi seling pada drawbar, dan kuncilah
pada posisi tersebut.
 Apabila engine pada unit yang bermasalah tidak mau
hidup atau ada kesalahan pada brake system, selalu
hubungilah komatsu distributor.
 Jangan pernah berdiri atau berada di antara posisi unit
penarik dan unit yang ditarik.
 Sangat berbahaya bila melakukan penarikan unit pada
slope/ lokasi yang miring, jadi pilihlah lokasi yang
kemiringannya paling landai. Jika tidak terdapat lokasi
yang landai, kurangi atau ratakan lokasi terlebih dahulu
sebelum melakukan penarikan.
 Pada saat melakukan penarikan, selalu gunakan seling
yang kapasitas kemampuannya memang mencukupi.
 Jangan menggunakan seling yang terburai (A),
diameternya mengecil (C), atau seling yang kusut (B).

JANGAN LUPA UNTUK MEMINTA TASK SPECIFIC PROCEDURE (TSP)


MENGENAI PEKERJAAN-PEKERJAAN BULLDOZER KEPADA INSTRUKTUR
ANDA !!!!

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
4
NUSANTARA
PERAWATAN
PERAWATAN

DEFINISI
Adalah suatu tindakan yang dilakukan dalam rangka mempertahankan atau mengembalikan suatu
peralatan pada kondisi yang dapat diterima sampai dengan umur rencana yang telah ditetapkan.

MENGAPA DIPERLUKAN PERAWATAN


1. Agar kondisi mesin tetap stabil sehingga mempermudah dalam perencanaan produksi.
2. Untuk menekan biaya produksi dan memperhitungkan atau merencanakan anggaran.
3. Memperpanjang umur mesin.

SASARAN PERAWATAN
1. Memaksimumkan waktu operasi / produksi
2. Mencegah kemungkinan terjadinya gangguan dan hambatan operasi / produksi.
3. Mengetahui kondisi mesin yang digunakan untuk menyiapkan suku cadang.
4. Mengatasi hambatan produksi atau operasi dengan cepat.
5. Memanfaatkan mesin / unit dalam keadaan layak operasi selama mungkin.
6. Mencegah terjadinya hal-hal yang membahayakan kesehatan dan keselamatan
7. Meminimalkan biaya perawatan.

TUJUAN PERAWATAN
1. High Availability
(Kesiapan alat untuk beroperasi yang tinggi).
2. Best Performance
(Kondisi unit yang paling baik).
3. Reduce Cost
(Menekan biaya perbaikan).

HASIL DARI TUJUAN PERAWATAN


1. Umur Alat Mencapai Maksimum
2. Produktivitas Tinggi
3. Jadwal Pekerjaan Lebih Cepat
4. Menguntungkan

YANG DILAKUKAN DALAM PERAWATAN


1. Pengecekan / Inspeksi : Operator
2. Penyetelan / adjustment: Operator dan Mekanik
3. Penggantian part / oli : Mekanik
4. Pembersihan / Cleaning : Operator
5. Cara operasi yang benar: Operator

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
1
NUSANTARA
PERAWATAN
DIAGRAM PERAWATAN

DAILY MAINTENACE (P2H)


Pelaksanaan Perawatan Harian (P2H) merupakan pemeriksaan harian kondisi unit secara visual yang dilakukan
sebelum, selama dan sesudah unit dioperasikan.
Tujuan P2H :
1. Mengetahui kondisi unit sebelum dioperasikan.
2. Memastikan kondisi unit apakah aman untuk dioperasikan.
3. Mengetahui lebih dini kerusakan-kerusakan yang mungkin akan terjadi.

PREVENTIVE MAINTENANCE
Jenis perawatan yang dilakukan dengan interval tertentu yang maksudnya untuk meniadakan kemungkinan
terjadinya gangguan kemacetan atau kerusakan mesin

PERIODIC SERVICE
Program perawatan unit yang dilakukan secara berkala dengan interval 250, 500, 1000, 2000 HM.
A. Mendeteksi kerusakan lebih dini
B. Menjamin fungsi utama keselamatan berjalan dengan baik ( steering, brake, dll )
C. Mencegah kerusakan akibat penurunan performa dari suatu unit

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
2
NUSANTARA
PERAWATAN
CORRECTIVE MAINTENANCE
Jenis perawatan yang dimaksudkan untuk mengembalikan mesin pada standart yang diperlukan . bisa berupa
reparasi atau penyetelan bagian – bagian mesin

REPAIR DAN ADJUSTMENT


Unit tidak bergerak
Contoh : Asap hitam , kebocoran engine valve berisik , component undercarriage perlu direkomendasi
yang apabila tidak dilaksakan perbaikan atau penyetelan , akan terjadi keausan atau kerusakan atau
unit beroperasi tidak efektif .

BREAK DOWN MAINTENANCE


Unit terlanjur ( keburu ) break down , baru dilaksanakan perawatan , bukan over
houl. Contoh : Water pump tidak berfungsi , V belt putus , U joint rontok , starting .

CONDITION BASE MAINTENANCE :

PROGRAM PEMERIKSAAN MESIN (PPM)


Program perawatan setiap 1000 jam operasi dengan melakukan pemeriksaan secara rutin dengan
melakukan pengukuran dan diagnostik.
Tujuan PPM :
1. Mengetahui kondisi unit saat itu
2. Melakukan koreksi atas penyimpangan terhadap pengoperasian dan perawatan unit
3. Untuk merencanakan jadwal perbaikan dan memperkirakan biaya perbaikannya

PROGRAM PEMERIKSAAN UNDERCARRIAGE (PPU)


Inspeksi, pengukuran, dan adjustment komponen undercarriage secara rutin berdasarkan interval 500
opr hrs (high travel crawler) atau 2000 opr hrs (low travel crawler).
Tujuan PPU :
1. Mengurangi biaya pemeliharaan rangka bawah
2. Mengetahui jadwal peremajaan atau perawatan komponen rangka bawah
3. Memperkirakan biaya perbaikan alat
4. Mengetahui keadaan component saat itu
5. Mengetahui keausan yang terjadi
6. Mengetahui sisa umur undercarriage

PROGRAM ANALISA PELUMAS (PAP)


Pemeriksaan kondisi oli untuk mengevaluasi dan mengukur kandungan keausan logam-logam dan
kontaminasi pada oli. Trend hasil analisa keausan metal dapat menentukan secara tepat problem
yang sedang terjadi.
Tujuan PAP :
Memprediksi gejala kerusakan, memprediksi umur tersisa, menyusun jadwal perbaikan.
PAP secara rutin berdasarkan interval :
1. 250 HM (engine oil)
2. 1000 HM (hydraulic oil, gear oil)

OVERHAUL
Proses pemeliharaan berjangka untuk meremajakan kondisi komponen yang mengalami penurunan unjuk
kerja dalam kurun waktu tertentu yang sudah dijadwalkan sesuai dengan standar yang direkomendasikan oleh
pabrik/standar yang dibuat oleh management perusahaan, dilakukan tiap 10000 HM atau lebih.
Tujuan OVERHAUL :
1. Optimalisasi lifetime component unit
2. Mengembalikan performance dari komponen sesuai dengan referensi pabrik
3. Memperpanjang umur pakai dari komponen

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
3
NUSANTARA
PERAWATAN
PELAKSANAAN PERAWATAN HARIAN / P2H

PEMERIKSAAN KELILING UNIT

Peringatan :
Kebocoran oil atau fuel pada komponen yang bertemperatur tinggi seperti turbocharger, muffler bisa
menyebabkan kebakaran. Periksalah dengan teliti dan pastikan tidak ada kebocoran, apabila ada yang
tidak normal segera laporkan agar segera diperbaikki. Naik ke atas unit, gunakan tangga dan
pegangan yang telah disediakan.
Pastikan unit dalam keadaan rata sebelum diperiksa. Dan periksalah keliling seluruh komponen
dengan teliti serta bagian bawah unit dari kekendoran, keausan, keretakan dan kebocoran dan
bersihkan kotoran debu minyak yang menempel pada komponen yang bertemperatur tinggi.

BAGIAN KOMPONEN YANG HARUS DIPERIKSA

 Periksa kerusakan, keausan, kekendoran keretakan atau kebocoran work equipment,


cylinder, linkage dan hose
Periksa dan pastikan tidak ada kelainan, bila ada kelainan segera adakan perbaikan.
 Bersihkan kotoran dan debu di sekitar engine, battery, radiator
Periksa dan pastikan tidak ada kotoran di sekitar engine atau radiator. Periksa juga dan bersihkan
bila ada benda – benda yang mudah terbakar seperti kertas, daun kering pada komponen yang
bertemperature tinggi disekitar engine muffler, turbocharger, battery, yang bisa menambah
temperature engine tinggi dan bisa menyebabkan kebakaran.
 Periksa kebocoran air, oli di sekitar engine
Periksa dan pastikan tidak ada kebocoran oli pada engine dan kebocoran air pada cooling system,
bila ada yang tidak normal segera adakan perbaikkan.
 Periksa kebocoran oli dari power train, final drive, hydroulic tank, hose, joints
Periksa dan pastikan tidak ada kebocoran, bila ditemukan ada kebocoran segera adakan
perbaikkan. Periksa kebocoran di bawah cover, kebocoran atau bekas genangan yang tercecer di
tanah.
 Periksa keausan, keretakan, kekendoran undercarriage pada track, sprocket, guard,
serta kebocoran oli pada track roller
Bila ada kerusakkan, kekendoran atau kebocoran, segera adakan perbaikkan masalahnya, dan
kencangkan bautnya.
 Periksa kerusakan pegangan tangga serta kekendoran bautnya
Perbaikki kerusakkannya dan kencangkan bautnya.
 Periksa kerusakan gauge, instrument panel lamp, kekendoran bautnya
Periksa dan pastikan tidak ada kerusakkan pada gauge, instrument panel lamp, perbaiki bila ada
yang tidak normal, atau ganti yang baru dan bersihkan kotoran-kotorannya.
 Periksa kerusakan seat belt dan mounting clamps
Periksa dan pastikan tidak ada yang rusak, bila ada kerusakkan segera perbaiki atau ganti yang
baru.

PERIKSA LAMP MONITOR


Putar starting switch ke posisi ON (1).

Lamp monitor akan menyala selama 3 detik dan buzzer


alarm akan berbunyi selama 2 detik.

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
4
NUSANTARA
PERAWATAN
Keterangan :
Bila dalam pemeriksaan lamp monitor tidak nyala
segera adakan perbaikan.

PERIKSA COOLANT LEVEL


 Dalam kondisi normal, jangan membuka tutup. Saat pemeriksaan jumlah coolant water, periksa
melalui sub tank saat engine dingin.
 Jangan membuka tutup radiator saat air radiator panas, karena air tersebut dapat
menyembur keluar. Setelah temperatur air pendingin dingin bukalah tutup radiator pelan-
pelan untuk membebaskan tekanan, jka tekanan sudah hilang bukalah tutupnya.

1. Buka tutup engine samping di sebelah kiri, periksa


apakah air pendingin berada diantara pada tanda FULL
dan LOW pada subtank (1), jika kurang tambahkan
melalui filler.

2. Buka tutup radiator (2), seharusnya ketinggian


airnya terlihat sampai dasar strainer seperti dalam
gambar. Dan bila perlu penambahan bisa melaui
filler radiator cap.
a. Periksa dan pastikan, air radiator kemungkinan
tidak tercampur oli.
b. Bila ketinggian air radiator di bawah standard,
penambahan airnya bisa melalui filler radiator (2)
dan filler cap sub tank hingga mencapai standard
ketinggiannya seperti dalam gambar.
c. Pada saat mengisi air radiator engine harus
dalam keadaan mati, setelah air cukup kemudian
hidupkan engine dengan putaran low idle selama
5 menit, setelah itu periksa ulang airnya dan bila
perlu ditambah lagi.
d. Setelah air cukup kencangkan kembali filler cap
(2).
e. Bila penambahan airnya tidak seperti biasanya
periksalah kemungkinan ada kebocoran.

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
5
NUSANTARA
PERAWATAN
PERIKSA FUEL LEVEL
Saat penambahan fuel jangan sampai tumpah melebihi batas, ini dapat menyebabkan kebakaran. Jika
tumpah segera bersihkan tumpahan tersebut.
1. Putar key starting switch ke posisi ON, dan periksalah
jumlah bahan bakar pada fuel gauge (G) pada
monitor panel. Setelah selesai, kembalikan lagi key
switch ke posisi OFF.
2. Setiap selesai bekerja, isilah tank bahan bakar
melalui filler port (F) dan periksalah bahan bakar
dengan menggunakan dipstick yang tersedia pada
fuel filler port.
3. Setelah bahan bakar cukup, kencangkan kembali cap
fuel filler portnya.

Keterangan :
Isi fuel tank 1050L, sebelum unit bekerja di tempat yang
miring, pastikan bahan bakar cukup agar engine tidak
masuk angin. Dan bila lubang breather pada cap filler
port fuel tank buntu, tekanan di dalam fuel tank akan
rendah, sirkulasi bahan bakar akan terhambat dan
engine bisa masuk angin. Bersihkan lubang breather cap
filler port fuel tank secara teratur.

PERIKSA ENGINE OIL LEVEL


Di bagian sekitar oil dan oil itu sendiri bertempertur tinggi jika segera dibuka setelah engine baru saja
berhenti ini dapat menyebabkan oil menyembur, tunggulah beberapa saat untuk melakukan
pemeriksaan sampai temperaturnya turun.
1. Buka side cover engine sebelah kiri.
2. Tarik dan keluarkan dipstick (G) dan bersihkan
olinya dengan kain pembersih. Masukkan kembali
dipstick (G) sepenuhnya ke dalm oil filler pipe,
kemudian keluarkan kembali dan periksalah
ketinggian olinya.

3. Seharusnya ketinggian oli berada di antara tanda H


dan L pada sisi dipstick, bila oli berada di bawah
tanda L berarti kurang dari standard dan harus
ditambah dan menambahnya melalui oil filler engine
(F).

4. Bila oli engine berada di atas tanda (H) buang


kelebihannya melalui drain plug (1) dengan
mengendorkan drain plug (2) dan kemudian periksa
kembali ketinggian olinya.

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
6
NUSANTARA
PERAWATAN

5. Bila oli engine sudah sesuai standard, kencangkan


kembali engine cap oil filler, dan tutup kembali
engine side cover.

Keterangan :
Pemeriksaan oli engine pada saat engine mati di antara tanda H dan L pada dipstick engine STOP.
Dan pemeriksaan engine hidup di antara tanda H dan L pada dipstick engine IDLING. Pemeriksaan oli
engine pada saat unit baru selesai bekerja, tunggu 15 menit setelah engine dimatikan dan pastikan
posisi unit rata. Cabutlah dipstick dari holder pipenya terlebih dahulu sebelum menambah atau
mengisi oli engine, untuk membebaskan udara keluar dari dalam crankcase.

PERIKSA OIL LEVEL POWER TRAIN CASE (TRANSMISSION TORQUE CONVERTER DAN
BEVEL GEAR)
Tutup berat jangan berada dibawahnya saat membuka atau menutupnya

1. Hidupkan engine selama 5 menit sebelum melakukan


pemeriksaan ketinggian oli transsmision. Dan
periksalah ketinggian olinya di antara tanda COLD
STOP pada sisi dipstick.

2. Cabut dan keluarkan dipstick (G), dan bersihkan


menggunakan kain pembersih. Masukan dipsticknya
kembali sepenuhnya ke dalam filler pipe, kemudian
cabut kembali dan periksalah ketinggiannya.

3. Ketinggian oli harus berada di antara tanda H dan L


pada sisi dipstick, apa bila ketinggian olinya berada di
bawah tanda L harus ditambah dan penambahannya
melalui filler (F).

4. Jika ketinggian oil diatas tanda H :


a. Buka dua baut (4) ke depan engine.
b. Turunkan tutup (3) dan buka dua baut (5) ke
belakang.
c. Cover (3) di topang pin jadi tutup akan turun ke
depan engine.

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
7
NUSANTARA
PERAWATAN

5. Apa bila ketinggian olinya di atas tanda H, buanglah olinya


dengan menggunakan hose (1), kendorkan drain plug (2) untuk
membuang kelebihan olinya, kemudian periksalah kembali. Apa
bila olinya sudah cukup kencangkan kembali filler oil capnya.

Keterangan :
 Saat memeriksa jumlah oil, tempatkan unit dengan posisi rata.
 Saat memeriksa jumlah oil sebelum operasi, periksa dengan engine stopped dan gunakan dipstick
pada posisi COLD STOP. Pemeriksaan juga dapat dilakukan pada saat engine telah berjalan,
temperatur oil power train tinggi, dalam hal ini engine berjalan idling gunakan dipstick pada posisi
HOT IDLING.

PERIKSA OIL LEVEL DUMPER CASE

1. Cabut dan keluarkan dipstick (G) dan bersihkan dengan


menggunakan kain pembersih.
2. Masukkan kembali dipstick ke dalam holder pipe
sepenuhnya kemudian cabut keluarkan kembali dan
periksalah ke tinggian olinya.
3. Ketinggian oli seharusnya berada diantara tanda H dan
L pada sisi dipstick.
4. Apa bila ketinggian olinya berada di atas tanda H
kurangilah dengan membuang kelebihannya melalui
drain plug, sampai batas antara tanda H dan L.

Keterangan :
 Saat pemeriksaan engine harus dalam keadaan mati.
 Pemeriksaan oli dumper, unit harus dalam posisi datar.

PERIKSA BRAKE PEDAL TRAVEL

1. Tekan brake pedal ke dalam sepenuhnya.


2. Jarak tekan lurus brake pedal seharusnya 65 – 85mm
(2,56 – 3,35in).
3. Apa bila jarak tekan di luar standard harus segera
diperbaiki.

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
8
NUSANTARA
PERAWATAN
PERIKSA DUST INDICATOR

1. Buka engine side cover sebelah kanan dan periksa


sisi dalam yellow piston pada kaca dust indicator
apakah melewati red zone.
2. Jika yellow piston sudah melewati red zone berarti air
cleaner buntu, segera bersihkan air cleaner atau
ganti air cleaner dengan yang baru.
3. Setiap kali memeriksa dust indicator atau mengganti
air cleaner, tekanlah knop dust indicator agar red
piston kembali ke posisi semula.

PERIKSA OIL HYDRAULIC TANK

 Bila cap oil filler hydraulic tank dibuka, oli hydroulic


akan menyembur ke luar. Matikan engine sebelum
membukanya, tunggulah temperatur oli turun
kemudian bukalah cap hydraulic tank secara
perlahan untuk membebaskan tekanan udara panas
dari dalam sebelum membuka sepenuhnya.
 Jika setelah dilakukan penambahan oil ternyata
berada diatas tanda H, buka drain plug (P), lalu
kendorkan valve (1) dan drainlah.

1. Unit harus dalam posisi datar dan turunkan blade ke


atas tanah sebelum memeriksa oli hydroulic,
kemudian matikan engine dan tunggu sekitar 5
menit, ketinggian oli seharusnya berada di antara
tanda H dan L di dalam sight gauge.

Catatan :
Jangan menambah oli hydraulic bila oli sudah berada
di tanda H, karena bisa merusak hydraulic system dan
bisa menyembur ke luar.

2. Bila oli berada di bawah tanda L berati kurang dan


harus ditambah, dan penambahannya melalui filler
port (F).

KETERANGAN :
Saat pemeriksaan, jika unit dalam posisi miring
pindahkan unit ke tempat rata.

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
9
NUSANTARA
PERAWATAN
PERIKSA KELISTRIKAN

 Jika terjadi kerusakan atau korsleting segera lakukan perabaikan.


 Kumpulan bahan-bahan yang mudah terbakar di sekitar battery memungkinkan terjadinya
kebakaran, jadi periksalah dan buang kotoran-kotoran tersebut.
 Jagalah kebersihan permukaan battery dan periksa lubang breather battery. Jika buntu oleh
kotoran atau debu bersihkan lubang breather pada tutupnya.

1. Periksa Lampu Light Up

1. Putar key starting switch ke posisi ON.

2. Putar front lamp dan working lamp switch ke


posisi ON (b), dan pastikan lampu depan dan
belakang menyala.

3. Putar rear lamp switch ke poaiai ON (b), dan


pastikan lampu belakang kiri dan kanan
menyala. Jika lampu tidak menyala mungkin
bola lampu padam atau disconnect pada
kabelnya atau fuse, perikas dan lakukan
perbaikan jika rusak.

2. Periksa Horn Sound

1. Putar key switch ke posisi ON.

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
1
NUSANTARA
PERAWATAN

2. Tekan horn switch dan pastikan horn berbunyi.

3. Periksa Backup Alarm

1. Setelah engine hidup, jalankan idling, tekan


pedal brake dan tarik parking lever ke posisi
bebas.

2. Tekan pedal brake, set joystick ke posisi


REVERSE. Buzzer harus hidup dengan ceapt.
Buzzer akan tetap hidup sampai joy stick di
posisikan NETRAL atau FORWARD.

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
1
NUSANTARA
PERAWATAN
TROUBLE SHOOTING

Hal-hal yang harus diperhatikan pada saat melakukan trouble shooting :


Unit harus dihentikan dan diparkir ditempat yang aman, rata, pasang safety pin, ganjal roda dan gunakan
parking brake.
Jika mengerjakan dengan 2 atau lebih mekanik, maka gunakan selalu tanda dan tidak memperbolehkan
siapapun mendekati unit.
Saat memeriksa level air pendingin, tunggu beberapa saat sampai engine dingin karena air dalam radiator
bisa menyembur keluar. Cara membuka dengan sedikit demi sedikit dan bertahap untuk membebaskan
tekanan yang ada didalam radiator, sehingga terhindar dari bahaya. Gunakan kain basah yang tebal pada
saat membuka cap radiator.
Jangan memegang part-part yang panas, karena bisa menyebabkan luka.
Jangan memegang part-part yang berputar, karena bisa menyebabkan
luka.

Contoh beberapa gangguan yang terjadi secara umum dan penyebabnya :

Komponen Problem E. Kemungkinan Penyebab

 Kebocoran kompresi tinggi


Low power  FIP / ECU abnormal
 Campuran bahan bakar dengan udara lebih
Asap hitam
banyak bahan bakar
 Terdapat banyak gelembung udara dalam
Hunting
fuel system
 Timing injection tidak tepat
Tidak bisa start  Injection nozzle buntu
 Tidak ada bahan bakar
 Oli ikut terbakar
 Kebocoran kompressi tinggi
1. Engine Asap kebiru-biruan
 Turbocharger rusak, oli bocor ke Air Intake &
exhaust system.
 Fuel bercampur dengan air
Asap keputih-putihan  Injection timing tidak tepat
 Bolt pengikat vibration damper kendor / lepas
Engine bergetar  Bolt pada u joint lepas / kendor
 Engine over heat
 Radiator core buntu
Water temp. gauge
 Air pendingin kotor
menyala
 Fan belt kendor
 Water pump tidak berfungsi
 Battery drop
Tidak bisa start  Starting switch rusak
 Battery relay rusak
 Alternator rusak
2. Electrical System  Regulator rusak
Tidak charger
 Fuse putus
 Switch lampu putus
Head Lamp tidak  Lampu / fuse putus
menyala  Switch lamp putus
 Oil filter buntu
 Oil pump rusak
Low power  Oil kurang
3. Hydraulic System  Relief valve rusak
 Seal cylinder rusak
 Seal cylinder rusak / bocor
Boom tidak bisa naik  Pin linkage ke control valve lepas

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
1
NUSANTARA
PERAWATAN

POSISI OIL FILLER & LEVEL GAUGE

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
1
NUSANTARA
PERAWATAN
1. Cooling water 8. Hydraulic oil filler
2. Engine oil level 9. Hydraulic oil tank
3. Recoil spring case 10. Hydraulic oil level
4. Power train oil pan 11. Hydraulic tank drain
5. Engine oil pan drain 12. Final drive case
6. Fuel tank drain 13. Final drive case drain plug
7. Fuel tank filler

PENGGUNAAN OIL, COOLANT DAN LUBRICANT BERDASARKAN TEMPERATURE


SEKITAR

PEMILIHAN FUEL, COOLANT DAN LUBRICANT YANG SESUAI

Keterangan
Apabila kandungan sulphur pada bahan bakar kurang dari 0.5 %, lakukan penggantian oli pelumas secara
periodic dengan jangka waktu sesuai standart yang diberikan OMM. Apabila kandungan sulphur pada bahan
bakar lebih dari 0.5 %, lakukan penggantiannya sebagai berikut:

Kandungan sulphur bahan bakar Interval penggantian oli pada engine oil pan
0.5 s/d 1.0 % 1 / 2 dari standart interval
Di atas 1.0 % 1 / 4 dari standart interval

ASTM : American Society of Testing and Material


SAE : Society of Automotive Engineers
API : American Petroleum Institute

Operational Training
Department PT. PAMAPERSADA
1
NUSANTARA

Anda mungkin juga menyukai