Anda di halaman 1dari 20

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Bulldozer

Gambar 2.1 Bulldozer D375A-6R


(Sumber : http://www.google.com/)
Bulldozer merupakan sebuah traktor rantai (crawler tractor) yang berguna
untuk pekerjaan menggali, menggusur, mendorong tanah atau material dan
menarik log atau portable campyang dapat dioperasikan di medan berbatu,
berbukit, maupun tanah lumpur pada berbagai sektor pekerjaan seperti
pertambangan (mining), konstruksi (construction), logging, Hutan Tanaman
Industri (forestry) dan perkebunan. Bulldozer dapat melakukan pemindahan tanah
yang efektif sejauh 100 meter dengan cara estafet.
Kode pada Bulldozer D375A-6R tertuliskan di unit merupakan kode
penamaan yang memiliki arti :
D : D mengindikasikan bulldozer dengan diesel engine.
37 : Angka yang mengindikasikan ukuran bulldozer.
5 : Angka yang mengindikasikan tipe penggerak
0 : direct drive (dengan main clutch)
1 : hydroshift type
2,3,5,8 : torqflow type
7 : torqflow & hydroshift
A : Huruf yang menunjukkan bentuk dasar dari bulldozer,
yaitu sebagai berikut:

5
6

S : Dozer shovel
Q : Swamp dozer shovel
A : Angle dozer / straigth dozer
P : Swamp bulldozer
W : Amphibious bulldozer
C : Pipelayer
E : Tractors dengan long track
6 : Angka yang menunjukkan berapa kali telah dilakukan
perubahan disain (modifikasi) pada unit tersebut.
R : HPCR less EGR
2.2 Cooling System

Gambar 2.2 Cooling System


(Sumber : Wikipedia.com)
Cooling system merupakan sistem pendingin yang bersirkulasi didalam
engine dan berfungsi mempertahankan temperatur kerja engine agar selalu
optimal atau berada di range normal yaitu 70 – 90’C.
Berikut komponen-komponen utama cooling system :
1. Radiator
2. Thermostat
3. Water manifold (itegrated with cylinder head)
4. Oil Cooler
7

5. Water pump
6. Air compressor
7. Fan
8. Corrosion resistor

2.2.1 Radiator
Fungsi radiator adalah sebagai pendingin air engine. Dan mendinginkan
air tersebut dengan bantuan udara luar. Fungsi buffle plate (pada upper tank)
adalah untuk memisahkan bubbles yang terjadi didalam sistem / radiator. Bubbles
adalah peristiw pecahnya gelembung udara. Selain itu didalam radiator juga
terdapat fin dan core, fin sebgai media perluasan pelepas panas sedangkan core
merupakan saluran coolent bersirkulasi di radiator.

Gambar 2.3 Radiator


(Sumber :Wikipedia.com)
Disetiap radiator pasti disertai cap/tutup yang didalamnya terdapat safety valve
terdiri dari :
1. Vaccum valve berfungsi untuk mencegah kevaccuman didalam cooling
system saat udara dingin.
2. Pressure valve berfungsi menaikkan tekanan didalam cooling sytem serta
menaikkan titik didih air.
8

2.2.2 Thermostat
Thermostat adalah komponen untuk mengatu saat membuka dan menutup
aliran air pendingin ke radiator, sehingga temperatur air pada sistem tetap pada
batas-batas yang sudah dintentukan (70’C-90’C). Dengan demikian akan
mempercepat tercapainya temperatur kerja.

Gambar 2.4 Thermostat


(Sumber : bahasotomotif.com)

2.2.3 Water Manifold


Merupakan tempat bertemunya air setelah dari water jacket sebelum
menuju ke thermostat.

2.2.4 Oil Cooler


Komponen yang berfungsi untuk mendinginkan oli engine dengan
memanfaatkan sirkulasi cooling system.

Gambar 2.5 Oil cooler


(Sumber : xxjy.com)
9

2.2.5 Water pump


Water pump adalah komponen yang berfungsi untuk mensirkulasikan air
ke dalam sistem pendingin. Semua pompa air yang dipergunakan pada engine
umumnya mempergunakan jenis sentrifugal pump.

2.2.6 Fan
Bekerja mendinginkan coolant atau air yang bersirkulasi didalam core
radiator bersama fin sebagai media pelepas panas.

Gambar 2.6 Fan


(Sumber : komatsuparts.co.id)

2.3 Sirkulasi Air Pendingin


Water pump digerakkan oleh putaran cranksaft melalui V belt atau
timming gear untuk mensirkulasikan air dengan tekanan tertentu ke sirkuit
pendingin setelah dari pompa, air pertama-tama menuju ke oil cooler untuk
mendinginkan oli pelumas engine dan oil-oil system lainnya. Kemudian, air
tersebut mengalir ke silinder block. Di dalam silinder block, air pendingin
mengalir ke sekitar silinder liner dan mendinginkan silinder linier dan ruang
bakar. Setelah ini air tersebut masuk ke water jacket silinder head. Untuk
mendinginkan nozzle atau injector, intake dan exhaust valve dan permukaan
silinder head. Air tersebut kemudian masuk ke thermostat. Thermostat
mendistribusikan air pendingin ke dua saluran, yaitu ke water pump dan radiator.
10

Volume air yang didistribusikan tersebut tergantung pada temperaturnya. Air yang
mengalir ke radiator didinginkan oleh udara yang dihembuskan oleh kipas.

2.4 Sitem Hidrolik


. Sistem hidrolik adalah sebuah sistem yang menggunakan tenaga fluida
liquid untuk mengerjakan suatu pekerjaan yang sederhana. Sistem hidrolik
merupakan aplikasi dari penggunaan Hukum Pascal. Mesin hidrolik, mensupply
fluida hidrolik bertekanan ke suatu motor hidrolik atau silinder hidrolik untuk
melakukan kerja tertentu. Motor hidrolik menghasilkan gerakan berputar yang
dapat digunakan untuk memutar beban berat seperti katrol, rantai, dan lain
sebagainya. Silinder hidrolik menghasilkan gerakan maju mundur yang banyak
diaplikasikan pada alat-alat berat, gerbang air (pada bendungan misalnya), atau
juga untuk katub (valve) yang berukuran besar. Fluida hidrolik dikontrol alirannya
oleh control valve dan dialirkan melalui selang atau tubing-tubing hidrolik.

Gambar 2.7 Sistem Kerja Hidrolik


(Sumber :Wikipedia.com)
11

Sistem hidrolik secara sederhana dapat dijelaskan melalui gambar diatas.


Gambar pertama menunjukkan bahwa dengan menggunakan sistem hidrolik,
diperlukan gaya (F) yang lebih kecil untuk dapat mengangkat gaya yang lebih
besar.
F1 = F2 x (A2/A1)
Sedangkan gambar kedua menjelaskan prinsip penggunaan motor hidrolik
pada sebuah katrol. Dan dibutuhkan torsi yang lebih kecil untuk dapat memutar
katrol dengan beban yang lebih besar (torsi besar).
T motor = T motor x (V motor / V motor)

2.5 Sirkuit Hidrolik

Sebuah sistem hidrolik terdiri atas pompa hidrolik, saluran pipa, katub
pengatur (control valve), tangki fluida hidrolik, filter, aktuator yang digerakkan
(silinder atau motor hidrolik), dan alat lain sebagai pelengkap.

Gambar 2.8 Sirkuit Hidrolik dengan Aktuator Silinder Hidrolik

(Sumber : Wikipedia.com)
12

Gambar di atas menjelaskan sebuah sistem hidrolik yang bekerja untuk


menggerakkan silinder hidrolik. Fluida kerja yang terkumpul didalam tangki
dipompa oleh pompa hidrolik sehingga memiliki tekanan spesifik tertentu. Fluida
mengalir menuju katub selenoid, katub inilah yang mengatur pergerakan silinder
hidrolik. Apabila menginginkan posisi silinder memanjang (advance) maka katub
selenoid akan menuju ke kiri, sehingga fluida dapat mendorong piston ke arah
maju. Apabila katub selenoid diarahkan ke kanan, maka silinder hidrolik akan
mundur (retract). Pada saat terjadi pergerakkan di silinder, maka ada sebagian
fluida hidrolik yang terbuang. Fluida ini kembali ke tangki melalui jalur pipa
khusus.

Gambar 2.9 Sirkuit Hidrolik dengan Aktuator Motor Hidrolik

(Sumber :Wikipedia.com)

Sistem diatas tidak jauh berbeda dengan sistem hidrolik yang beraktuator
silinder. Hanya saja di sini aktuatornya berupa motor hidrolik untuk digunakan
tenaga putarnya (torsi). Katub selenoid mengatur arah putaran dari motor hidrolik.
Berbeda dengan motor listrik yang lebih rumit apabila dibutuhkan untuk dapat
berputar di dua arah, motor hidrolik lebih mudah pengaplikasiannya jika
dibutuhkan untuk dapat berputar di dua arah.

2.6 Komponen Sistem Hidrolik


13

Komponen hidrolik dalam sistem pemindah tenaga dengan sistem


hidrolik sangat penting untuk diketahui, fungsi dan cara kerjanya. Pembacaan
simbol-simbol hidrolik sangatlah sederhna namun sangat lengkap dan mewakili
sesuai dengan kerja komponen yang sebenarnya. Sebagai contoh pada simbol
pokpa, maka simbol digambar sama persis dengan cara kerja pompa yang
sebenarnya.

2.6.1 Pompa Hidrolik

Pompa hidrolik berfungsi untuk mensupplay fluida hidrolik pada tekanan


tertentu kepada sistem hidrolik. Pompa ini digerakkan oleh motor listrik atau
sebuah mesin yang dihubungkan dengan sebuah sistem kopling. Sistem kopling
yang digunakan dapat berupa belt, roda gigi, atau juga sistem flexible elastomeric.

Gambar 2.10 Simbol Pompa Hidrolik dengan Penggerak Motor

(Sumber : Wikipedia.com)

Pompa hidrolik ada beberapa tipe yang digunakan, yaitu :

 Gear Pump bersifat memiliki ketahanan yang lama, sederhana


pengoperasiannya. Tetapi kelemahannya adalah memiliki efiensi yang
rendah, karena sifat pompa yang ber-displacement tetap, dan lebih cocok
untuk digunakan pada tekanan dibawah 20 MPa (3000 psi).
 Vane Pump bersifat murah dan sederhana, biaya perawatan yang rendah,
dan baik untuk menghasilkan aliran tinggi dengan tekanan yang rendah.
 Axial Piston Pump yaitu satu jenis pompa yang dapat berjenis swashplate
atau juga checkball. Jenis pompa ini didesain untuk dapat bekerja pada
displacement yang bervariasi, sehingga dapat menghasilkan aliran dan
tekanan fluida hidrolik yang bervariasi sesuai dengan kebutuhan. Jenis
yang paling banyak digunkan adalah swashplate pump. Pompa ini dapat
14

kita ubah sudut swashplatenya untuk menghasilkan langkah piston yang


bervariasi tiap putaran. Jika sudut semakin besar, akan menhasilkan debit
aliran yang besar dengan besar tekanan yang lebih kecil, dan begitu pula
sebaliknya.

Gambar 2.11 Swash Hydraulic Pump


(Sumber : Wikipedia.com)

 Radial Piston Pump digunakan untuk menghasilkan tekanan fluida


hidrolik yang tinggi dengan debit aliran yang rendah.

Gambar 2.12 Prinsip Radial Piston Pump


(Sumber :Wikipedia.com)
Pompa piston memang memiliki harga yang lebih mahal jika
dibangdingkan dengan pompa gear atau vane. Akan tetapi pada pengoperasian
15

tekanan tinggi memiliki ketahanan yang jauh lebih lama jika dibandingkan jenis
pompa yang lain.

2.6.2 Control Valve


Control Valve padasebuah sistem hidrolik, selain berfungsi untuk
mengatur besar tekanan yang digunakan, juga berfungsi untuk mengatur arah
aliran dari fluida hidrolik. Arah aliran yang dimaksud adalah berhubungan dengan
sistem aktuator. Arah gerakan yang diinginkan pada aktuator dikontrol oleh arah
aliran dari fluida hidrolik, arah aliran inilah yang diatur oleh control valve yang
berfungsi untuk mengatu arah aliran biasa disebut dengan Solenoid valve,
sedangkan yang untuk mengatur besar tekanan biasa deisebut pessure regulating
valve. Dan berikut adalah beberapa macam control valve yang biasa
diperguanakan :
 Pressure Relief Valves berfungsi untuk membuang fluida hidrolik ke tangki
penyimpan fluida, apabila tekanan fluida lebih tinggi daripada nilai yang
ditentukan.

Gambar 2.13 Simbol dan skema pressure relief valves


(Sumber :Wikipedia.com)
 Presuure Regulating Valves berfungsi untuk mengatur besar tekanan fluida
hidrolik agar stabil dinilai tertentu.
16

Gambar 2.14 Skema dan simbol pressure regulating valve


(Sumber : Wikipedia.com)
 Squence Valve berfungsi untuk mengatur sekuen pada sirkuit hidrolik, seperti
contohnya pada saat menggunkaan beberapa silinder hidrolik, yaitu untuk
memastikan satu silinder hidrolik telah maju penuh sebelum silinder lainnya
mulai maju.

Gambar 2.15 Simbol dan skema squence valve


(Sumber : Wikipedia.com)
 Check Valve berfungsi untuk mengatur arah aliran fluida hidrolik agar searah
dan tidak ada aliran yang terbalik.
17

Gambar 2.16 Check valve


(Sumber : Wikipedia.com)
 Pilot Valve sebagai kontrol sistem hidrolik. Digunakan untuk mengatur
output aktuator sesuai dengan yang diinginkan.

Gambar 2.17 Pilot valve


(Sumber : Wikipedia.com)

2.6.3 Akumulator
Akumulator berfungsi sebagai peredam kejut dalam sistem hidrolik.
Biasanya akumulator terpasang paralel dengan pompa dan komponen lainnya.
Akumulator menyediakan sedikit aliran dalam kondisi darurat pada sistem
18

steering dan juga rem. Menjaga tekanan konstan dengan kata lain sebagai
pressure damper. Umumnya pada sistem hidrolik modern dipegunakan
akumulator tipe gas.

Gambar 2.18 Akumulator


(Sumber : google.com)

2.6.4 Tangki Hidrolik


Tangki hidrolik sebagai wadah oli untuk digunakan pada sistem hidrolik.
Oli panas yang dikembalikan dari sistem/aktuator didinginkan dengan cara
menyebarkan panasnya. Dan menggunakan oil cooler sebagai pendingin oli,
kemudian kembali ke dalam tangki. Gelembung-gelembung udara dari oli mengisi
ruangan diatas permukaan oli. Untuk mem pertahankan kondisi oli baik selama
mesin operasi dilengkapi dengan sarinagn yang bertujuan agar kotoran jangan
masuk kembali ke tangki. Hidrolik tangki diklasifikasikan sebagai vented type
reservoir atau pressure reservoir, dengan adanya tekanan didalam tangki,
masuknya debu dari udara akan berkurang dan oli akan didesak masuk kedalam
pompa.

Gambar 2.19 Hydraulic Tank


(Sumber : google.com)
19

2.6.5 Aktuator
Komponen output dalam sistem hidrolik yang digerakan oleh fluida
hidrolik. Jenis aktuator ada beberapa jenis yaitu silinder hidrolik dan motor
hidrolik.

2.6.6 Fluida Hydraulic


Fluida yang digunakan pada sistem hidrolik biasanya berbahan dasar
minyak bumi dengan tambahan zat-zat adiktif. Spesifikasi penggunaannya
berdasarkan kebutuhan yang diinginkan, misalnya ketahanan terhadap api jika
digunakan pada industri dengan lingkungan yang panas, atau juga pada industri
yang di lingkungan yang dingin. Fluida hidrolik selain sebagai fluida kerja, ia juga
berfungsi sebagai pelumas pada komponen-komponen sistem hidrolik.
2.6.7 Filter
Komponen ini berfungsi untuk mengumpulkan kotoran (biasanya berupa
metal) pada fluida hidrolik, agar kotoran-kotoran tersebut tidak ikut bersirkulasi.
Komponen ini sangat penting karena kotoran metal selalu diproduksi pada setiap
sistem hidrolik. Biasanya filter diposisikan pada sis suction pompa hidrolik.
Namun kebersihan filter ini haru tetap terjaga, karena apabila terlalu kotor dan
menyebabkan aliran fluida terhambat, dapat menyebabkan kavitasi pada pompa
hidrolik yang sangat berbahaya apabila itu terjadi.

Gambar 2.20 Filter hidrolik


(Sumber : google.com)

2.6.8 Pipa Aliran


Pipa yang digunakan untuk aliran fluida hidrolik dapat berupa pipa
standart, tube, atau juga berupa hose. Tube berdiameter sampai dengan 100 mm,
diproduksi oleh pabrik secara memanjang tanpa sambungan. Digunakan untuk
20

tekanan hidolik tinggi yang presisi. Sedangkan pada pipa standart, biasanya
digunakan pada operasional tekanan rendah. Dapat menggunakan sambungan,
biasanya berupa sambungan las. Untuk hose dalam Bahasa Indonesia dikenal
dengan selang. Namun selang yang dapat beroperasi pada tekanan yang tinggi,
dan biasanya juga pada temperatur yang tinggi.

2.7 Fan Motor


Fan motor pada sistem pendingin bertipe swash plate axial piston motor.
Mendapat tenaga dari tekanan oli hidrolik yang dikirim oleh pompa hidrolik untuk
dapat dijadikan tenga putar.

Gambar 2.21 Fan motor


(Sumber : Shop Manual D375A-6R)

2.8 Prinsip Kerja Fan Motor


- Oli dikirimkan dari pompa hidrolik melalui valve plate (7) ke silinder
block (5), oli ini dapat mengalir hanya ada pada satu sisi (supply side)
(Y-Y) alur terhubung dari titik mati atas ke titik mati bawah dari stroke
piston (4).
21

Gambar 2.22 Skema Kerja Fan Motor


(Sumber : Shop Manual D375A-6R)
- Kemudian oli yang dikirim dari sisi silinder block menekan piston 2
atau 3 bagian dan menimbulkan gaya (F1) [F1 = P x xD2 / 4].
- Gaya ini digunakan pada thrust plate (2) selama thrust plate pada
posisi tetap pada sudut (a °) menuju output shaft (1), gaya itu terbagi
dalam beberapa komponen (F2) dan (F3).

Gambar 2.23 Skema kerja fan motor


(Sumber : Shop Manual D375A-6R)
- Komponen radial (F3) menghasilkan torsi [T= F3 x ri] relatife (Y-Y)
dengan alur yang menghubungkan titik mati atas ke titik mati bawah.
- Resultan dari torsi [T = Σ(F3 x ri)] memutar silinder block melalui
piston.
- Dimana silinder block ini diteruskan ke output shaft. Output shaft
berputar untuk meneruskan putaran.
22

Gambar 2.24 Skema kerja fan motor


(Sumber : Shop Manual D375A-6R)

2.9 Komponen Fan Motor


Berikut adalah komponen dari fan motor:

1. Output shaft 7. Valve plate


2. Case 8. End cover
3. Thrust plate 9. Center spring
4. Shoe 10. Suction safety valve
5. Piston 11. ON/OFF pilot valve
6. Cyllinder block 12. Speed sensor
23

2.10 Cara Kerja Fan Motor

 Cara kerja fan motor ketika engine start.


Saat tekanan oli dari pompa disupply pada port (P) dan
tekanan di sisi (MA) bertambah, disitulah dimulainya fan berputar
kearah normal. Kemudian oli tersebut mengalir menuju port (T)
untuk kembali ke tank.

Gambar 2.25 Kerja fan motor saat engine start


(Sumber : Shop Manual D375A-6R)
 Cara kerja fan motor ketika fan reverse mode diaktifkan (ON)
Jika mode diaktifkan (ON) maka solenoid (1) akan
menyentuh selector valve (2), membuka aliran bertekanan oli dari
pompa mengalir ke port (C) ke spool chamber (D). Oli bertekanan
tersebut menekan pushes valve spool (3) ke arah kiri spring (4).
Maka port (MB) terhubung ke port (P) pompa, terjadilah putaran
yang dihasilkan dari oli bertekanan. Dan motor pun berputar ke arah
sebaliknya (reverse).
24

Gambar 2.26 Cara kerja fan motor saat reverse mode ON


(Sumber : Shop Manual D375A-6R)
 Cara kerja fan motor ketika engine mati
Jika engine mati, maka kecepatan fan motor akan berkurang
sampai 0 rpm, ini disebabkan oli bertekanan tidak disupply lagi dari
pompa. Akhirnya sisi (MA) lama kelamaan akan berhenti karena oli
akan mengalir ke port (T) dan tidak ada supply lagi.

Gambar 2.27 Cara kerja fan motor saat engine mati


(Sumber : Shop Manual D375A-6R)

Anda mungkin juga menyukai