Anda di halaman 1dari 23

PENGGUNAAN EJAAN YANG

DISEMPURNAKAN (EYD)
Astri Yuniati
Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia
Jakarta, 8 Maret 2016
Pengertian EYD

• Ejaan yang Disempurnakan (EYD) adalah ejaan bahasa


Indonesia yang berlaku sejak tahun 1972. Ejaan ini
menggantikan ejaan sebelumnya, Ejaan Republik atau
Ejaan Soewandi.
• Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara
menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, kata,
dan tanda baca sebagai sarananya.
• Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh
pemakai bahasa demi keteraturan dan keseragaman
bentuk, terutama dalam bahasa tulis.
Ruang Lingkup Ejaan yang
Disempurnakan (EYD)
A. Ruang lingkup EYD mencakup lima aspek, yaitu:
1. Pemakaian huruf
2. Penulisan huruf
3. Penulisan kata
4. Penulisan unsur serapan
5. Pemakaian tanda baca

1. Pemakaian huruf
 Huruf abjad  26 buah
 Huruf vokal  a,i,u,e, dan o
 Huruf konsonan  b,c,d,f,g,h,j,k,l,m,n,p,q,r,s,t,v,w,x,y, dan z
 Huruf diftong  au, oi, dan ai
 Gabungan huruf konsonan  kh, ng, ny, dan sy
Ruang Lingkup Ejaan yang
disempurnakan (EYD)

• Penulisan huruf
a. Penulisan huruf besar (kapital)
Kaidah penulisan huruf besar dapat digunakan dalam beberapa hal,
yaitu:
digunakan sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
digunakan sebagai huruf pertama petikan langsung.
digunakan sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang
berhubungan dengan nama Tuhan, kata ganti Tuhan, dan nama
kitab suci.
Ruang Lingkup Ejaan yang
disempurnakan (EYD)

a) Penulisan Huruf Besar (lanjutan)


 digunakan sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan,
keturunan, keagamaan yang diikuti nama orang.
 digunakan sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan
pangkat yang diikuti nama orang, pengganti nama orang
tertentu, nama instansi, dan nama tempat.
 digunakan sebagai huruf pertama unsur nama orang.
 digunakan sebagai huruf pertama nama bangsa,suku bangsa,
dan nama bahasa.
 digunakan sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari
raya, dan peristiwa sejarah.
Ruang Lingkup Ejaan yang
disempurnakan (EYD)

a) Penulisan Huruf Besar (lanjutan)


 digunakan sebagai huruf pertama nama geografi unsur nama
diri.
 digunakan sebagai huruf pertama semua unsur nama negara,
lembaga pemerintah, ketatanegaraan, dan nama dokumen
resmi, kecuali terdapat kata penghubung. 
 digunakan sebagai huruf pertama penunjuk kekerabatan atau
sapaan dan pengacuan.
 digunakan sebagai huruf pertama kata ganti Anda.
 digunakan sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar,
pangkat dan sapaan.
Ruang Lingkup Ejaan yang
disempurnakan (EYD)

a) Penulisan Huruf Besar (lanjutan)


 digunakan sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang
sempurna yang terdapat pada nama badan lembaga
pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi.
 digunakan sebagai huruf pertama semua kata di dalam judul,
majalah, surat kabar, dan karangan ilmiah lainnya, kecuali kata
depan dan kata penghubung.
Ruang Lingkup Ejaan yang
disempurnakan (EYD)

b) Penulisan Huruf Miring


 Menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip
dalam tulisan.
 Menegaskan dan mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, dan
kelompok kata.
 Menuliskan istilah asing, selain bahasa baku Indonesia.
Ruang Lingkup Ejaan yang
disempurnakan (EYD)
3. Penulisan kata
a) Kata Dasar
b) Kata Turunan (kata berimbuhan)
Kaidah yang harus diikuti dalam penulisan kata turunan, yaitu:
 Penulisan ditulis terpisah bila kata kata turunan yang berupa gabungan
kata hanya mendapat awalan atau akhiran, contoh: ditanda tangan
dan bertanggung jawab.
 Penulisan ditulis serangkai bila kata turunan yang berupa gabungan
kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, contoh:
menandatangani dan mempertanggungjawabkan
 Penulisan ditulis serangkai jika bertemu dengan gabungan kata
tertentu, seperti: antar-, intra -, ekstra-, multi-, trans-, non-, a, pro-, kontra-,
maha-, adi-, dwi- , pasca-, pra-, purna-, poli-, pramu-, sub-, semi-, swa-, tri-,
ultra-, nara-, mono-, manca-, eka-, sapta-
•Dwilingga
•Dwilingga

Ruang Lingkup Ejaan yang


disempurnakan (EYD)

c) Kata Ulang
 Dwipurwa  pengulangan suku kata awal, contoh: lelaki
 Dwilingga  pengulangan utuh, contoh: Undang-undang
 Dwilingga salin suara  pengulangan variasi fonem, contoh:
putra-putri
 Pengulangan berimbuhan  pengulangan yang mendapat
imbuhan, contoh: bersama-sama
•Dwilingga
•Dwilingga

Ruang Lingkup Ejaan yang


disempurnakan (EYD)

4. Penulisan unsur serapan


Penyerapan unsur asing dalam pemakaian bahasa Indonesia
dibenarkan, sepanjang:
(a) konsep yang terdapat dalam unsur asing itu tidak ada dalam
bahasa Indonesia
(b) unsur asing itu merupakan istilah teknis sehingga tidak ada
yang layak mewakili dalam bahasa Indonesia, akhirnya
dibenarkan, diterima, atau dipakai dalam bahasa Indonesia.
(c) sebaliknya apabila dalam bahasa Indonesia sudah ada unsur
yang mewakili konsep tersebut, maka penyerapan unsur asing
itu tidak perlu diterima.
Ruang Lingkup Ejaan yang
disempurnakan (EYD)

4. Penulisan unsur serapan (lanjutan)


unsur serapan dalam bahasa Indonesia dikelompokkan dua
bagian, yaitu:
 Secara adopsi, yaitu apabila unsur asing itu diserap
sepenuhnya secara utuh, baik tulisan maupun ucapan, tidak
mengalami perubahan  radio, civitas academica, de facto
 Secara adaptasi, yaitu apabila unsur asing itu sudah
disesuaikan ke dlaam kaidah bahasa Indonesia, baik
pengucapannya maupun penulisannya  ekstra, sistem, draf,
ekonomi, sinema
a

Ruang Lingkup Ejaan yang


disempurnakan (EYD)

5. Pemakaian tanda baca


a) Tanda Titik (.)
 Akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
 Akhir singkatan nama orang.
 Akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
 Singkatan atau ungkapan yang sudah sangat umum.Bila
singkatan itu terdiri atas tiga hurus atau lebih dipakai satu
tanda titik saja.
 Dipakai untuk memisahkan bilangan atau kelipatannya.
a

Ruang Lingkup Ejaan yang


disempurnakan (EYD)

5. Pemakaian tanda baca (lanjutan)


a) Tanda Titik (.)
 Memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukkan waktu.
 Dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan,
ikhtisar, atau daftar.
 Tidak dipakai pada akhir judul
a

Ruang Lingkup Ejaan yang


disempurnakan (EYD)
5. Pemakaian tanda baca (lanjutan)
b) Tanda Koma (,)
 Antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau
pembilangan.
 Memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara
berikutnya yang didahului oleh kata tetapi atau melainkan.
 Memisahkan anak kalimat atau induk kalimat jika anak
kalimat itu mendahului induk kalimatnya.
 Digunakan untuk memisahkan kata seperti: o, ya, wah,
aduh, sayangnya, dan kasihan.
 Memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam
kalimat.
a

Ruang Lingkup Ejaan yang


disempurnakan (EYD)

5. Pemakaian tanda baca (lanjutan)


b) Tanda Koma (,)
 Dipakai di antara : (1) nama dan alamat, (2) bagian-bagian
alamat, (3) tempat dan tanggal, (4) nama dan tempat yang
ditulis secara berurutan.
 Dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah
dan sen yang dinyatakan dengan angka.
 Dipakai antara nama orang dan gelar akademik yang
mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama
diri, keluarga, atau marga.
 Menghindari terjadinya salah baca di belakang keterangan
yang terdapat pada awal kalimat.
a

Ruang Lingkup Ejaan yang


disempurnakan (EYD)

5. Pemakaian tanda baca (lanjutan)


b) Tanda Koma (,)
 Dipakai di antara bagian nama yang dibalik susunannya
dalam daftar pustaka.
 Dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang
sifatnya tidak membatasi.
 Tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari
bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika
petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau
seru. 
a

Ruang Lingkup Ejaan yang


disempurnakan (EYD)

5. Pemakaian tanda baca (lanjutan)


c) Tanda Tanya (?)
 Akhir kalimat tanya.
 Dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian
kalimat yang diragukan atau kurang dapat dibuktikan
kebenarannya
a

Ruang Lingkup Ejaan yang


disempurnakan (EYD)

5. Pemakaian tanda baca (lanjutan)


d) Tanda Seru (!)
Tanda seru digunakan sesudah ungkapan atau pernyataan
yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan
kesungguhan, ketidakpercayaan, dan rasa emosi yang kuat.

e) Tanda Titik Koma (;)


Memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.
Memisahkan kalimat yang setara dalam kalimat majemuk
sebagai pengganti kata penghubung.
a

Ruang Lingkup Ejaan yang


disempurnakan (EYD)
5. Pemakaian tanda baca (lanjutan)
f) Tanda Titik Dua (:)
 Sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
 Pada akhir suatu pertanyaan lengkap bila diikuti rangkaian
atau pemerian.
 Di dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan
pelaku dalam percakapan
 Di antara jilid atau nomor dan halaman
 Di antara bab dan ayat dalam kitab suci
 Di antara judul dan anak judul suatu karangan.
 Tidak dipakai apabila rangkaian atau pemerian itu
merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan
a

Ruang Lingkup Ejaan yang


disempurnakan (EYD)

5. Pemakaian tanda baca (lanjutan)


g) Tanda Elipsis (…)
Tanda ini menggambarkan kalimat-kalimat yang terputus-putus
dan menunjukkan bahwa dalam suatu petikan ada bagian yang
dibuang. Jika yang dibuang itu di akhir kalimat, maka dipakai
empat titik dengan titik terakhir diberi jarak atau loncatan.

h) Tanda Garis Miring (/)


Tanda garis miring dipakai:
 Dalam penomoran kode surat.
 Sebagai pengganti kata dan, atau, per, atau nomor alamat.
a

Ruang Lingkup Ejaan yang


disempurnakan (EYD)
5. Pemakaian tanda baca (lanjutan)
i) Tanda Petik (“…”)
• Digunakan untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari
pembicaraan, naskah, dan bahan lainnya.
• Digunakan untuk mengapit judul puisi, karangan, atau bab buku
dalam sebuah kalimat.
• Digunakan untuk mengapit istilah atau kata yang mempunyai arti
khusus

j) Tanda Petik Tunggal (‘…’)


Tanda petik tunggal dipakai :
 Mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
 Mengapit terjemahan atau penjelasan kata atau ungkapan asing.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai