Anda di halaman 1dari 37

PT.

FLUIDCON JAYA
HR DEPARTMENT

Automatic Lubrication System No. Dokumen : SVC/D/006/2007


Training Halaman : 1 dari 37 halaman.

HALAMAN PENGESAHAN

Disiapkan Oleh Diketahui Oleh


Nama Paraf Tgl Nama Paraf Tgl

Robertus 17/07/07
Kurnia
Agung

Disetujui Oleh :

Berlaku efektif tanggal :

Disiapkan oleh : Diketahui oleh : No.Terbitan : 02


Robertus Kurnia Agung Revisi : 02
Berlaku efektif :

___________________________________________________________________ 1
Prepared by: Robertus Kurnia Agung
PT. FLUIDCON JAYA
HR DEPARTMENT

Automatic Lubrication System No. Dokumen : SVC/D/006/2007


Training Halaman : 2 dari 37 halaman.

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN PENGESAHAN 1
DAFTAR ISI 2
TUJUAN 3
PENGENALAN 3
AUTOMATIC LUBRICATION SYSTEM 4
HYDRAULIC OPERATED TYPE 6-16
PNEUMATIC OPERATED TYPE 17-19
* MENGERJAKAN INSTALASI 20-29
* PENGETESAN 29
QUICKLUBE SYSTEM 31-36
* COMMISSIONING 37

___________________________________________________________________ 2
Prepared by: Robertus Kurnia Agung
PT. FLUIDCON JAYA
HR DEPARTMENT

Automatic Lubrication System No. Dokumen : SVC/D/006/2007


Training Halaman : 3 dari 49 halaman.

AIM / TUJUAN

Operating manual Information ini dibuat untuk LINCOLN AUTOMATIC LUBRICATION


SYSTEM ; Centromatic & Quicklube System. Manual juga berisi details pada individual
system components pada LINCOLN AUTOMATIC LUBRICATION SYSTEM.

Technical data berisi manual yang digunakan sebagai guide ONLY. LINCOLN
AUTOMATIC LUBRICATION SYSTEM didesigned, installed, commissioned dan
maintained HANYA oleh personnel yang qualified.

INTRODUCTION / PENGENALAN

Pelumasan dibutuhkan untuk mengurangi gesekan dan panas karena pelumasan akan
membentuk oil film yang akan melapisi permukaan sehingga lebih terlindungi dan
gesekan langsung antara dua permukaan logam dapat berkurang serta panas yang
ditimbulkan akan berkurang juga, karena pergerakan akan lebih lancar dan panas diserap
oleh pelumas.
Teory tentang pelumasan dikenal juga dengan Tribology, Tribology adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari pergesekan (friction) dan keausan (wear), Technology
pelumasan adalah cabang dari Tribology yang mempelajari pengadaan pelumas ke
tempat-tempat yang memerlukan pelumasan. Manfaat Tribology adalah ; Penghematan
Bahan Baku, Pemakaian tenaga (energy) yang effesien dan Penghematan biaya
operasional.

___________________________________________________________________ 3
Prepared by: Robertus Kurnia Agung
AUTOMATIC LUBRICATION SYSTEM

Automatic Lubrication System adalah system pelumasan otomatis yang dapat diset
timernya / waktu kapan dan berapa lama pelumasan akan diberikan. Keuntungan
menggunakan pelumasan otomatis sangat banyak dan lebih baik daripada pelumasan
manual, seperti peralatan atau unit tidak perlu berhenti dan masuk workshop untuk
maintenance pemberian pelumasan secara manual oleh mechanic dan waktu pelumasan
dapat ditentukan kapan dan berapa lama waktunya, maka perawatan terhadap komponen
atau bearing / object yang terus bergerak akan lebih baik, juga menghindari faktor
human error dan behavior mechanic yang tidak baik dalam pemberian pelumasan secara
manual, dapat menghemat waktu dan juga pelumas karna pelumas diberikan secukupnya
secara terkontrol merata dan tidak berlebihan.

Pelumasan otomatis selain dapat menghemat waktu dan biaya juga dapat memberikan
keuntungan lainnya, yaitu pelumasan dapat dilakukan pada komponen yang sulit
terjangkau oleh tangan manusia untuk memberikan pelumasan secara manual, sehingga
komponen terhindar dari kerusakan dan keausan akibat gesekan antar dua logam, waktu
yang dibutuhkan untuk penggantian komponen bisa lebih lama karena lebih terawat dan
terlindungi.

Pelumasan otomatis bisa diumpamakan seperti orang yang makan cukup dalam satu hari
akan lebih baik dan menyehatkan daripada orang yang hanya makan sekali saat malam
hari saja tetapi dalam jumlah yang sangat banyak, begitu pula dengan peralatan yang
diberikan pelumasan otomatis akan lebih baik jika diberi pelumas yang cukup dalam
waktu yang tepat daripada diberikan pelumasan dalam jumlah banyak tetapi waktunya
tidak teratur.

___________________________________________________________________ 4
Prepared by: Robertus Kurnia Agung
Terdapat dua system operasi pelumasan otomatis, yaitu :

1. Centromatic Lube System; Hydraulic operated type bekerja berdasarkan


tekanan fluida dari system hydraulic, biasa digunakan untuk excavator dan dozer,
serta Pneumatic operated type bekerja berdasarkan tekanan udara dari system
pneumatic, biasa digunakan untuk dump truck dan wheel loader. Dapat diaplikasi
untuk pelumasan pada total point yang sedikit dengan volume masing-masing
point yang besar. Pada type ini menggunakan tangki yang ukurannya besar
sehingga waktu pengisian kembali lebih lama.
2. Quicklube System bekerja berdasarkan electric yang dapat mengaktifkan dan
menonaktifkan system, biasa digunakan untuk light truck, trailer dan unit-unit
yang berukuran kecil. Dapat diaplikasi untuk pelumasan pada total point yang
banyak dengan volume masing-masing point yang kecil. Pada type ini
menggunakan tangki yang ukurannya lebih kecil dan kualitas grease yang baik
sangat diperhatikan.

___________________________________________________________________ 5
Prepared by: Robertus Kurnia Agung
Centromatic Lube System.

Hydraulic operated type.


Hydraulic operated type bekerja berdasarkan tekanan fluida dari system hydraulic.
Mengacu pada gambar 1.

Gambar 1-Skema instalasi untuk Hydraulic System dengan menggunakan Timer G2 (03-
002500) dan Hydraulic Vent valve.

*Cara kerja.
Timer bekerja mengirim sinyal ke cycle timer untuk membuka pressure dari
supply line hydraulic system pada unit masuk ke saluran inlet pump untuk mengerakan
pump, grease didalam grease tank bergerak keatas dan mengalir melalui outlet check
valve, vent valve, pressure switch, pressure gauge lalu ke injector dan dari masing-
masing injector diteruskan ke titik-titik nipel pelumasan. Pada saat pressure mencapai
2500-3000 Psi, maka pressure switch akan mengirim sinyal ke Timer untuk
menghentikan kerja pump.
___________________________________________________________________ 6
Prepared by: Robertus Kurnia Agung
* Komponen-komponen dan fungsi.

- Hydraulic grease pump assy, memanfaatkan hydraulic pressure yang ada pada
kendaraan / unit untuk menggerakan pump (pompa). Pada hydraulic pump
terdapat saluran inlet masuknya oli hydraulic yang pada umumnya dihubungkan
dari transmisi dan saluran outlet untuk return kembali ke transmisi. Mengacu pada
gambar 2.

Gambar 2-Hydraulic grease pump & assy (03-000555)

- Cycle timer digunakan untuk membuka dan memutus jalur inlet agar pompa
bekerja, pressure inlet standby 300psi dan maximal 700psi, pada cycle timer
terdapat dua lampu yang menyala saat standby dan berkedip saat piston bergerak
naik turun. Mengacu pada gambar 3.

Gambar 3-Cycle timer (03-000014)

___________________________________________________________________ 7
Prepared by: Robertus Kurnia Agung
- Vent valve bekerja untuk merelease pressure kembali ke tangki, katup pengontrol
buka tutup bekerja berdasarkan pressure dari pump menuju tangki, tersedia
model electric yang bekerja memanfaatkan power listrik dari unit. Mengacu pada
gambar 4. Tersedia juga Hydraulic vent valve yang bekerja memanfaatkan
hydraulic pressure dari unit. Mengacu pada gambar 5.

Gambar 4-Electric vent valve (525-32083-1)

Gambar 5-Hydraulic vent valve (84980)

- Unloader valve sebagai safety valve apabila pressure switch tidak bekerja, diset
oleh pabrik pada pressure 4000psi. Saat grease keluar dari unloader valve
menandakan pressure switch tidak bekerja. Mengacu pada gambar 6.

Gambar 6-Unloader valve (90942)


___________________________________________________________________ 8
Prepared by: Robertus Kurnia Agung
- Outlet check valve katup satu arah / one way valve yang bekerja menahan
pressure dari pump agar tidak kembali lagi. Mengacu pada gambar 7.

Gambar 7-Outlet check valve (03-81938)

- Pressure switch yang bekerja on atau off (normaly close jika menggunakan
Timer biasa dan normaly open jika menggunakan Timer G2), bekerja
berdasarkan pressure / tekanan yang diterimanya, jika pressure sudah tercapai
maka pressure switch akan memberi sinyal ke timer untuk memberhentikan kerja
pump. Pressure yang dibatasi adalah 2500-3000psi. Mengacu pada gambar 8.

Gambar 8-Pressure switch (03-000037)

___________________________________________________________________ 9
Prepared by: Robertus Kurnia Agung
- Pressure gauge, penunjuk pengukur berapa Pressure (tekanan) yang keluar dari
pump menuju injector. Mengacu pada gambar 9.

Gambar 9-Pressure gauge (2251YM14)

- Timer digunakan untuk menset waktu kapan akan dilakukan pelumasan dan
berapa lama waktu pelumasan dibutuhkan, timer bekerja seperti switch yang
menghubungkan dan memicu cycle timer untuk aktif dan membuka jalur inlet.
Tersedia Timer Hijau (normaly close). Mengacu pada gambar 10 dan Timer G2
(normaly open) pada G2 cycle timer sudah terpasang didalamnya. Mengacu pada
gambar 11.

Gambar 10-Timer hijau (84015)

Gambar 11-Timer G2 (03-002500)


___________________________________________________________________ 10
Prepared by: Robertus Kurnia Agung
- Injector memberi pressure dan menyalurkan pelumas ke masing-masing titik
pelumasan, banyaknya grease yang dikiramkan injector pada masing-masing
point dapat diatur volumenya. Jumlah injector yang dipasang sesuai dengan
jumlah titik pelumasan. Mengacu pada gambar 12.

Gambar 12-Hose yang dihubungkan dengan injector (81770)

___________________________________________________________________ 11
Prepared by: Robertus Kurnia Agung
Cara Kerja
Injector SL -1, -11, -41, -44

Tahap 1

Injector Piston berada dalam posisi normal atau posisi diam. Discharge chamber
telah terisi dengan pelumas dari operasi/langkah sebelumnya. Dari tekanan pelumas yang
baru masuk, Slide Valve akan terdorong keatas membuka Passage menuju Measuring
Chamber yang terletak tepat diatas Injector Piston.

___________________________________________________________________ 12
Prepared by: Robertus Kurnia Agung
Tahap 2

Ketika Slide Valve membuka passage, pelumas masuk menuju Measuring


Chamber tepat diatas Injector Piston. Pelumas kemudian menekan Injector Piston
kebawah dan mendorong pelumas yang ada di Discharge Chamber keluar melalui Outlet
Port dan terus ke bearing.

___________________________________________________________________ 13
Prepared by: Robertus Kurnia Agung
Tahap 3

Sementara Injector Piston terus tertekan kebawah, Slide Valve ikut terdorong
kebawah menutup Passage. Ini mengakibatkan penyaluran pelumas ke Passage dan
Measuring Chamber terhenti. Injector Piston dan Slide Valve akan tetap pada posisi ini
sampai tekanan di supply line dikeluarkan (dikeluarkan dari pompa).

___________________________________________________________________ 14
Prepared by: Robertus Kurnia Agung
Tahap 4

Setelah tekanan dilepaskan spring injector mengembang, mengakibatkan Slide


Valve bergerak kebawah sehingga Passage dan Discharge Chamber tersambung dengan
Valve Port. Spring terus mengembang dan membuat Injector Piston bergerak keatas,
mendorong pelumas yang ada di Measuring Chamber melalui Passage dan Valve Port
untuk mengisi Discharge Chamber.

Injector mulai lagi dari Tahap 1

___________________________________________________________________ 15
Prepared by: Robertus Kurnia Agung
- Nipel saluran keluar pelumas pada tititik-titik pelumasan, nipel dapat berbentuk
elbow bersudut, lurus dan bercabang. Mengacu pada gambar 13.

Gambar 13-Contoh nipel elbow untuk autolube

- Hose saluran penghubung fleksibel untuk menyalurkan pelumas dari pump


sampai ke titik-titik pelumasan, terdapat main line hose dan point line hose.
Mengacu pada gambar 14.

Gambar 14-Contoh hose yang sudah terpasang pada injector)

- Fast fill, saluran masuk untuk pengisian atau penambahan pelumas didalam
grease tank, fast fill bisa dipasang pada bagian unit yang mudah dijangkau saat
pengisian manual dengan bantuan pompa pada workshop atau dari service truck.
Mengacu pada gambar 15.

Gambar 15-Contoh penempatan fast fill


___________________________________________________________________ 16
Prepared by: Robertus Kurnia Agung
Pneumatic Operated Type.
Pneumatic Operated Type bekerja berdasarkan tekanan udara dari system pneumatic.
Mengacu pada gambar 16.

Gambar 16-Skema instalasi untuk Pneumatic System dengan menggunakan Timer G2


(03-002500).

* Cara kerja.
Timer bekerja mengirim sinyal ke cycle timer dan selenoid valve untuk membuka
pressure dari supply line masuk ke pump melalui air pressure regulator / air combi masuk
ke saluran inlet pump untuk mengerakan pump, grease didalam grease tank bergerak
keatas dan mengalir melalui vent valve, pressure switch, pressure gauge lalu ke injector
dan dari masing-masing injector diteruskan ke titik-titik nipel pelumasan. Pada saat
pressure mencapai 2500-3000 Psi, maka pressure switch akan mengirim sinyal ke Timer
untuk menghentikan kerja pump.

___________________________________________________________________ 17
Prepared by: Robertus Kurnia Agung
* Komponen-komponen dan fungsi.

Ada beberapa perbedaan antara komponen-komponen Hydraulic grease pump dan


Pneumatic grease pump, diantaranya adalah :
- Pneumatic grease pump memanfaatkan pneumatic pressure (udara) yang ada
pada kendaraan / unit untuk menggerakan pump (pompa). Mengacu pada gambar
17.

Gambar 17- pneumatic pump & assy (03-000888)

___________________________________________________________________ 18
Prepared by: Robertus Kurnia Agung
- Air pressure regulator / air combi set digunakan untuk mengatur aliran udara
masuk yang diambil dari unit ke pneumatic pump agar pressure yang masuk ke
pneumatic pump tidak berlebihan, pada air pressure regulator / air combi set dapat
diseting pressurenya dan terdapat filter untuk memisahkan udara dengan air serta
pressure gauge untuk mengetahui berapa pressure dari pneumatic system pada
unit yang masuk ke pump. Mengacu pada gambar 18.

Gambar 18-Air pressure regulator

- Selenoid valve, katup pengontrol buka tutup saluran dari supply line menuju
pump, bekerja berdasarkan aliran listrik dari timer. Mengacu pada gambar 19.

Gambar 19-Solenoid valve (350283)


- Pneumatic vent valve, katup pengontrol buka tutup saluran pelumas dari pump
menuju injector, bekerja memanfaatkan pneumatic pressure dari unit. Mengacu
pada gambar 20.

Gambar 20-Pneumatic vent valve (83948)


- Untuk komponen lainnya sama dengan Hydraulic pump type yang sudah
dijelaskan sebelumnya.
___________________________________________________________________ 19
Prepared by: Robertus Kurnia Agung
* Mengerjakan instalasi.

Mengerjakan instalasi sesuai dengan standart pemasangan yang telah ditentukan dan
Standart Operational Prosedur (SOP) yang berlaku, perlu diperhatikan dimana saja
tempat pemasangan parts dan titik-titik pelumasannya. Untuk tiap-tiap kendaraan / unit
sudah ada standart dan skemanya, tetapi untuk unit yang belum ada standartnya harus
disesuaikan tempat-tempatnya dan juga sesuai dengan permintaan customer. Pada
pengerjaan instalasi utamakan safety dan penggunaan tools yang tepat.

GUIDELINE CHECKLIST
CENTRO-MATIC

UNTUK PERALATAN BERGERAK.


Pastikan !
1. Apakah machine / unit menggunakan hydraulic, pneumatic atau electrical system.
2. Berapa voltase yang digunakan pada unit.
3. Berapa point pelumasan yang akan diberikan.
4. Lokasi penempatan ; pompa, injector, timer, serta jalur-jalur hose.
5. Berapa lama waktu dan setiap berapa menit pelumasan akan diberikan.
6. Gambar skema instalasi.
7. Type injector apa yang akan digunakan.
8. Type pompa apa yang akan digunakan.
9. Type grease apa yang akan digunakan.
10. Menggunakan hose ½” dua kawat untuk supply line dan fitting ¾ JIC.
11. Menggunakan hose ¼” satu kawat untuk feed line dan fitting 7/16 JIC.
12. Type timer apa yang akan digunakan.

___________________________________________________________________ 20
Prepared by: Robertus Kurnia Agung
INJECTOR FEATURES

1. Penyetel injector pada bagian luar, dapat distel pada bagian luar injector dengan
menggunakan peralatan spesial, dapat distel untuk bisa memenuhi kebutuhan
pelumasan pada point-point / bearing sesuai dengan kebutuhan yang telah
ditentukan. Pada kondisi tertentu injector dapat disesuaikan setingnya untuk
memenuhi pelumasan diseputar bearing yang sering terkontaminasi, seperti area
bucket yang selalu dipenuhi dengan kotoran.
2. Visual indicator pada injektor untuk memastikan injector bekerja dengan baik.
3. Tiap satu injector digunakan untuk satu bearing, memudahkan untuk trouble
shooting, tiap injector dipastikan dapat mengeluarkan pelumasan dalam jumlah
yang dibutuhkan pada tiap-tiap bearing.
4. Memudahkan untuk melakukan service dalam jangka panjang.
5. Dapat dilakukan pengantian injector dengan cepat dan mengurangi waktu down
time.

___________________________________________________________________ 21
Prepared by: Robertus Kurnia Agung
Gambar 21-Contoh layout instalasi Haul Truck Caterpillar 777D
___________________________________________________________________ 22
Prepared by: Robertus Kurnia Agung
1. Pelepasan nipel asli bawaan unit pada titik-titik yang akan diberikan pelumasan
dan diganti dengan nipel khusus untuk autolube. Mengacu pada gambar 22.

Gambar 22-Macam-macam bentuk nipel

Gambar 23-Pemasangan nipel elbow untuk autolube

2. Memasang bracket mount block (tahu) atau bracket buatan untuk injector,
dengan cara mengelas ke body unit, sebelumnya ukur dan beri tanda dimana akan
diletakan bracket tersebut. Mengacu pada gambar 24 & 25.

Gambar 24-Pengelasan bracket untuk injector

___________________________________________________________________ 23
Prepared by: Robertus Kurnia Agung
Gambar 25-Pemasangan bracket untuk injector

3. Menyiapkan injector dengan memasang nipel dan adaptor pada injector, buka
plug tutup plastic pegaman pada kedua lubang nipel dan pasangkan nipel saluran
keluar baik elbow (bersudut) atau straight (lurus). Dalam satu injector hanya
digunakan satu nipel keluar dan nipel yang satunya diberi plug, kemudian
injector dipasangkan pada block manifold. Mengacu pada gambar 26.

Gambar 26-Pemasangan nipel pada injector

4. Memasang injector ke bracket yang sudah dilas pada unit, injector ditempat
ditempat yang sudah ditentukan dan banyaknya injector sesuai dengan banyaknya
titik yang akan dilumasi. Mengacu pada gambar 27.

Gambar 27-Pemasangan injector


___________________________________________________________________ 24
Prepared by: Robertus Kurnia Agung
5. Memasang pump assy Hydraulic type, pemasangan pump assy menggunakan
bracket yang ada pada grease tank atau pembuatan bracket tambahan yang dibaut
pada unit, posisi, besar dan type pump sesuai dengan standart yang sudah
ditentukan untuk masing-masing unit dan sesuai dengan jumlah titik pelumasan
yang akan dipasang, atau bisa mengikuti permintaan dari customer, pemasangan
pump membutuhkan pengeboran pada unit. Mengacu pada gambar 28.

Gambar 28-Pemasangan grease tank & pump assy

6. Supply aliran masuk Hydraulic sudah disediakan pada masing-masing unit, baik
supply masuknya dan return kembali ke tank / system pada unit tersebut.
Mengacu pada gambar 29.

Gambar 29-Pemasangan hose supply line & return hydraulic pada unit

___________________________________________________________________ 25
Prepared by: Robertus Kurnia Agung
7. Memasang pump assy Pneumatic type, pemasangan pump assy menggunakan
bracket yang ada pada grease tank atau pembuatan bracket tambahan yang dibaut
pada unit, posisi, besar dan type pump sesuai dengan standart yang sudah
ditentukan untuk masing-masing unit dan sesuai dengan jumlah titik pelumasan
yang akan dipasang, atau bisa mengikuti permintaan dari customer, pemasangan
pump membutuhkan pengeboran pada unit. Mengacu pada gambar 30.

Gambar 30-Pemasangan grease tank & pump assy

8. Supply aliran masuk Pneumatic sudah disediakan pada masing-masing unit, baik
supply masuknya dan return kembali ke tank / system pada unit tersebut.
Mengacu pada gambar 31.

9. Pemasangan hose, untuk unit yang belum ada standart pemasangannya dan
ukuran panjang hose belum ada dalam bom list, maka perlu dilakukan
pengukuran panjang hose, diukur panjang masing-masing dari pump ke injector
dan dari injector ke titik-titik nipel dengan menggunakan meteran. Mengacu pada
gambar 32.

Gambar 32-Contoh pemasangan hose


___________________________________________________________________ 26
Prepared by: Robertus Kurnia Agung
10. Pembuatan hose, setelah diukur panjangnya hose diberi tanda untuk dipotong dan
setelah dipotong hose diberi tanda untuk pemasangan fitting coupling, baik
straight atau elbow dan fitting dipres menggunakan crimping machine. Ikuti
prosedur yang baik dan aman untuk pembuatan hose yang telah ditentukan sesuai
dengan SOP. Untuk hose yang sudah disiapkan, bisa langsung dilakukan tahap
pemasangan, hose dari pump ke masing-masing injector bank dan dari injector ke
nipel dititik-titik pelumasan. Mengacu pada gambar 33.

Gambar 33-Contoh hose yang sudah terpasang

11. Pemasangan timer pulse lubrication controller, dengan timer yang dapat mengatur
waktu pelumasan dan lama pelumasan, timer dapat diatur dari 1 detik sampai 50
jam sekali dan lamanya pelumasan juga dapat diatur dari 1 sampai 50 menit
lamanya, kabel power untuk timer dapat diambil dari acc kunci kontak atau dari
terminal fuse pada panel dan kabel dari timer dihubungkan ke pump. Mengacu
pada gambar 34.

Gambar 34-Contoh pemasangan kabel

___________________________________________________________________ 27
Prepared by: Robertus Kurnia Agung
Negative Baterai Instalasi

Baterai Positive Instalasi

(gambar pemasangan timer pulse lubrication controller)

___________________________________________________________________ 28
Prepared by: Robertus Kurnia Agung
12. Pemasangan guard pelindung untuk nipple dan injector serta bracket-bracket hose
dan spiral pelindung untuk melindungi dan mereduksi gesekan. Mengacu pada
gambar 35.

Gambar 35-Contoh spiral guard

* Pengetesan.
Pengetesan dilakukan setelah proses instalasi selesai dan sebelum commissioning
(serah terima) kepada customer, yang perlu dilakukan saat pengetesan adalah ;
1. Lepaskan baut plug penutup pada injector manifold dan lakukan pengisian grease
sampai grease keluar dari nipel-nipel pada titik pelumasan. Pengisian bisa
dilakukan secara manual dengan menghubungkan grease gun nosel pada nipel
pengisian lalu pompakan pelumas sampai pelumas keluar dari titik nipel
pelumasan atau Jalankan pump sampai pelumas mulai keluar dari injector
manifold. Mengacu pada gambar 36.

Gambar 36-Pengisian grease pada injector

2. Lakukan langkah yang sama pada injector lainnya.


3. Lakukan pemrograman G2 Pulse.

___________________________________________________________________ 29
Prepared by: Robertus Kurnia Agung
Lepaskan ξ Lepaskan sambungan kabel dari G2 Pulse.
sambungan /
koneksi listrik

Sambungkan listrik ξ Untuk memasuki mode SET-UP, sambungkan kembali kabel dengan tetap
dengan tetap menekan tombol RUN selama 2 detik.
menekan tombol
RUN selama 2 detik ξ Lampu FAULT akan hidup sebagai indikasi mode SET-UP.

Menentukan durasi ξ Parameter pertama yang harus di set-up adalah waktu PAUSE.
PAUSE ξ Hidupkan panel kontrol untuk memilih setting yang diinginkan.
ξ Berputar melewati titik N, akan mengubah parameter (detik, menit atau jam).
Tekan tombol RUN selama 2 detik untuk menyimpan setting yang baru.
ξ
Lampu LED
akan menyala ketika setting disimpan.
ξ Tekan tombol RUN untuk berpindah ke parameter berikutnya.

Menentukan durasi ξ Parameter kedua yang akan di SET-UP adalah RUN (siklus).
RUN (siklus) ξ Hidupkan panel untuk memilih setting yang diinginkan (2 detik adalah setting
standard untuk mengoperasikan Pilot Chief Pump 03-000013)
ξ Hanya kisaran kedua yang dapat di set untuk fungsi ini.
Tekan tombol RUN selama 2 detik untuk menyimpan setting yang baru.
ξ
Lampu LED
akan menyala ketikan setting disimpan.
ξ Tekan tombol RUN untuk berpindah ke parameter berikutnya.

Menentukan batas Parameter ketiga yang akan di set adalah sensor Time-Out untuk
ξ
time out PRESSURE.
PRESSURE ξ Hidupkan panel kontrol untuk memilih setting yang diinginkan.
ξ Berputar melewati titik N, akan mengubah parameter (detik, menit atau jam).
Tekan tombol RUN selama 2 detik untuk menyimpan setting yang baru.
ξ
Lampu LED
akan menyala ketikan setting disimpan.
ξ Tekan tombol RUN untuk berpindah ke parameter berikutnya.

Tekan tombol RUN ξ Lampu LED FAULT sekarang mengindikasikan TEST MODE.
untuk melakukan ξ Tekan tombol RUN untuk mengoperasikan pompa dan siklus solenoid.
test / uji coba pada
sistem ξ Status tekanan dan sensor level rendah kini diindikasikan oleh LED.

ξ Catatan, pompa tidak akan mati ketika tekanan tercapai.

Lepaskan Keluar Set Up (EXIT) and mode test dengan melepas sambungan kabel dari
ξ
sambungan listrik G2
untuk keluar (EXIT) Pulse Controller.
mode setup dan test

___________________________________________________________________ 30
Prepared by: Robertus Kurnia Agung
2. Quicklube System.

* Cara kerja.

Motor berputar karena energi listrik dan bergerak menyalurkan grease dari
reservoir ke metering device (ssv) untuk diatur penyalurannya ke point-point pelumasan
masing-masing secara bergantian.

___________________________________________________________________ 31
Prepared by: Robertus Kurnia Agung
* Komponen-komponen dan fungsi.
1. Electric grease pump bekerja memanfaatkan energi listrik untuk mengerakan
pump, komponennya antara lain seperti ; motor penggerak elektrik, tabung,
reservoir, circuit board time setting, katup tekanan, nipel pengisian dan
penghubung elektrikal. Mengacu pada gambar 37.

Gambar 37-Electric pump, reservoir

2. Plastic tubing, saluran penghubung yang menggunakan tube khusus. Mengacu


pada gambar 38.

Gambar 38-Plastic tubing


3. Metering device (ssv), terminal pembagi aliran pelumas, menyalurkan pelumas
dari motor pump ke titik-titik nipel secara bergantian. Mengacu pada gambar
39.

___________________________________________________________________ 32
Prepared by: Robertus Kurnia Agung
Gambar 39-Metering device / ssv

4. Nipel, saluran keluar pelumas pada titik-titik pelumasan. Mengacu pada gambar
40.

Gambar 40-macam-macam bentuk nipel

* Besar pump, tube / hose dan panjangnya.


1. Semakin banyak titik yang harus dilumasi dan besar bearing yang harus dilumasi,
maka menggunakan pump yang besar, karena membutuhkan reservoir yang besar
dan pressure yang makin tinggi.
2. Menentukan panjang tube berdasarkan pengukuran panjang dari pump ke
metering device dan dari metering device ke titik-titik pelumasan.
3. Besar tube dari pump ke metering device (ssv) 8mm dan dari metering device ke
nipple dititik-titik pelumasan 6mm.

___________________________________________________________________ 33
Prepared by: Robertus Kurnia Agung
* Tahap intalasi.
- Disiapkan parts yang akan dipasang, seperti pump dan komponen-komponennya,
tube/hose khusus, metering device (ssv), nipple, bracket pump, bracket hose,
bracket metering device, bolt, washer dan nut.
- Disiapkan alat-alat yang akan digunakan saat pemasangan, seperti kunci-kunci,
meteran, bor dan mata bor, las listrik, gerinda potong dan gerinda tangan.

* Mengerjakan instalasi.
Mengerjakan instalasi sesuai dengan standart pemasangan yang telah ditentukan,
dimana saja tempat pemasangan parts dan titik-titik pelumasannya. Untuk unit yang
belum ada standartnya harus disesuaikan tempat-tempatnya dan juga sesuai dengan
permintaan customer, tahap-tahap dalam intalasi adalah ;
1. Pelepasan nipel asli bawaan unit dan diganti dengan nipel khusus untuk quicklub.
Mengacu pada gambar 41.

Gambar 41-Nipple conector straight dan elbow untuk tube

2. Menentukan penempatan metering device (ssv) sesuai dengan jumlah titik


pelumasan, jarak dari pump ke metering device (ssv) maksimum 3m, jarak dari
metering device yang satu dengan yang lain maksimum 6m dan jarak antara
metering device dan point pelumasan maksimum 6m. Mengacu pada gambar 42.

Gambar 42-Gambar pemasangan metering Device (ssv)


___________________________________________________________________ 34
Prepared by: Robertus Kurnia Agung
3. Mengelas bracket dan memasang metering device (ssv).
4. Pemasangan pump assy dengan menggunakan bracket yang dibaut pada unit.
Mengacu pada gambar 43.

Gambar 43-Pemasangan pump

5. Pengukuran panjang tube, diukur panjang masing-masing dari pump ke metering


device dan dari metering device ke titik-titik pelumasan.
6. Pembuatan tube dari pump ke metering device (ssv) menggunakan tube 8mm dan
dari metering device (ssv) ke nipple titik-titik pelumasan 6mm, menggunakan
conector khusus untuk tube.
7. Pemasangan tube ke metering device (ssv) dan nipel.
8. Pemasangan bracket-bracket hose dan spiral pelindung untuk mereduksi gesekan.
Mengacu pada gambar 44.

Gambar 44-Pemasangan tube, bracket dan spiral pelindung

___________________________________________________________________ 35
Prepared by: Robertus Kurnia Agung
Gambar 45-Contoh layout instalasi Quicklube

___________________________________________________________________ 36
Prepared by: Robertus Kurnia Agung
* Commissioning.

Commissioning adalah proses serah terima kepada pihak customer, dilakukan


pengecekan pada seluruh system operasi.
disediakan form yang harus diisi, contoh form sebagai berikut ;

Pass
No. Description of Test/Check Result Yes/No Comments
Pump location, Ensure does not block
1 Access or operator view
Injector bank/divider Locations and
2 number of Injectors/divider block
Supply pressure to Regulator/ Pressure
3 reducing valve Psi
Regulator / Pressure Reducing valve
4 Output pressure Psi
5 Type of timer installed/ Make and Model
On time
_____ Off
6 On and Off time setting time_____
Are all hoses clamped up, ? Ensure no
7 hanging untied hoses
Are all Hoses fully grease & fittings tight
8 ? Ensure there are no leaks
Are all brackets fully welded ? Ensure
9 quality of welds ?
Bolts Nuts and Washers are correctly
10 fitted and tight ?
Does system cut out when set grease is
11 reached
12 Grease Cut Out pressure Psi
Labels installed, Is manual test button
13 labeled ?
14 Is Wiring is tied up and installed neatly
Has grease reached all points on the
15 machine? Is system primed
16 Check grease volume setting and lock ?
Install all Injector rubber boot covers.
17 Ensure has O-rings installed

___________________________________________________________________ 37
Prepared by: Robertus Kurnia Agung

Anda mungkin juga menyukai