TRAINING HANDBOOK
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas segala rahmat & karunia,
yang telah dan selalu dilimpahkan kepada saya dan anda semua.
Rasa terima kasih yang tak terhingga, atas segala waktu dan kepercayaan
yang diberikan management kepada saya untuk bisa berimprovisasi
dalam menyusun Handbook untuk membantu Self Learning para Mechanic Buma.
Sebelumnya saya meminta maaf,
jika apa yang ada dalam Handbook ini, masih jauh dari sempurna,
karena memang ini merupakan karya pertama saya
yang masih dalam proses pembelajaran dalam menyusun Handbook panduan training.
Untuk itu dengan segala kerendahan hati saya membuka diri terhadap kritik,
saran dan masukan yang membangun tentu saja dan demi kebaikan kita bersama.
Handbook Lincoln-Auto Lubrication ini disusun untuk membantu para mekanik
dalam memahami hal-hal yang berhubungan dengan Lincoln-Auto Lube System.
Sehingga selain menambah wawasan,
juga dapat menjadi bahan pertimbangan dalam melakukan Maintenance Unit.
Juga mudah-mudahan Handbook ini dapat membantu para rekan-rekan Instructor
Dalam memberikan penjelasan menyangkut masalah Lincoln-Auto Lubrication System.
Semoga bermanfaat.
payib2010194
(plant instructor buma site kideco - batukajang)
GREASE
Grease adalah Pelumas yang mempunyai wujud semi-liquid hingga mendekati padat.
Penyusun Grease
Base oil:
Mineral Oils (90% of application)
Synthetic (polyalphaolefin, Ester, Silicon)
Vegetable/Biodegradable
Additives:
Stabilizer
Anti Oxidants
Corrosion inhibitor
Anti-Wear & EP additives
Solid Lubricants : Molybdenum Disulphide & graphite Powder.
Tackifiers : Meningkatkan surface adhesion properti Poly-iso-butene
Thickening Agent:
Lithium & Lithium Complex
Calcium & Calcium Complex
Sodium
Aluminium Complex
Inorganic : Bentonite, Silica, Hectorite (High Temp)
Organic: Polyurea
DISTILASI
GREASE STRUCTURE
Grease adalah produk atau dispersi padatan/solid atau semifluida dari thickening
agent dalam pelumas cair. Bahan lain dapat pula ditambahkan yang dapat mengubah atau
meningkatkan kualitas dan sifat pelumas (misal: aditive). (ASTM D288 “Standard Definitions
of Terms Relating to Petroleum”)
GREASE PROPERTY
Properti Aliran
Konsistensis
Pengukuran terhadap kehalusan dan kekakuan menggunakan piramida metal, di pengaruhi
oleh Temperature, Thickener, Base oil, dan working condition.
Kesetabilan mekanikal
Kemampuan grease untuk bertahan terhadap perubahan kosistensi selama operasi /
mechanical work. Di ukur dengan membandingkan konsistensi sebelum dan sesudah grease
di kondisikan di grease worker untuk waktu tertentu.
Dropping Point
Temperatur grease dimana base oil mulai berpisah dari campuran.
Oil Separation
Munculnya sedikit oli di permukaan grease dalam kemasan drum/grease tank adalah
normal.
Oxidation stability
Grease yang teroksidasi menjadi berubah warna kehitaman/gelap dan menjadi lebih soft.
Compatibility
3 factor yang perlu di pertimbangkan : Thickener, Base oil, and Component compatibility.
Water Resistance
Ketahanan terhadap sapuan air
Corrosion Resistance
Anti-wear & EP properties
Keuntungan: Kerugian:
Grease dapat dengan mudah diletakkan Grease tidak mampu melepaskan panas
di tempatnya dan bertahan di po- se-efektive oli
sisinya. Contaminant: Grease dengan mudah
Grease tetap pada tempatnya saat terkontaminasi oleh debu, geram,
machine berhenti, sehingga protection product oksidasi, etc.
terhadap wear saat machine startup Keterbatasan design: Terbatas untuk
lebih baik. bearing yang beroperasi pada ke-
Sealing ability, perlindungan terhadap cepatan rendah ke menengah.
corrosion dan minimum terjadinya
leaking
Kebersihan : oil cenderung bocor &
terpercik, grease tidak food factory,
pharmaceutical, & textile.
PEMILIHAN GREASE
Rekomendasi OEM :
Sebagai panduan yang utama untuk menentukan grease yang tepat untuk specific applikasi.
Kecepatan :
Grease ditujukan untuk melumasi bearing dengan kecepatan relative rendah. Grease harus
mampu masuk kedalam celah ball/roller bearing untuk membentuk oil film. NLGI 2 biasa di
pilih untuk applikasi ini.
Ukuran Bearing
Beban : Beberapa grease di design untuk applikasi dengan Shock load maupun Extreme
Pressure (EP).
Temperature Operasi
Lingkungan : Coal mine & Quarry umumnya menggunakan grease juga sebagai sealing dari
dirt. Lingkungan yang tinggi intensitas water wash menggunakan grease dengan ability
water wash yang tinggi. Unit yang beroperasi di sungai, danau, perkebunan menggunakan
grease dengan biodegradable base oil. Untuk operasi dgn vibrasi tinggi dibutuhkan grease
dgn daya rekat lebih baik.
SUFFIX 2
• S = Synthetic
• Q = Quiet
• B = Biodegradable
• X = Solid lubricant (e.g..
MoS2)
LINCOLN-AUTO LUBRICATION
Pengertian dasar:
Sistem hydraulic pump ini dirancang untuk dipergunakan dengan system tekanan sehingga
grease akan terpusat pada tank dan distribusikan ke semua bushing dengan system Single
Line atau system jalur tunggal.
Pada pompa ini menggunakan type Double Acting Pump yang artinya saat piston naik
ataupun turun maka proses pumping grease akan terjadi.
Pengaturan pada single line ini meliputi jumlah dan waktu greasing diatur dengan sebuah
controller atau istilahnya adalah ‘LUBRICATING SYSTEM TIMER CONTROLLERS’.
System Components
Sistem ini terdiri dari komponen-komponen
utama ini ditambah dengan hose-hose dan
piping-piping;
1. Hydraulically Powered Reciprocating
Cylinder and Pump (1 & 5, Figur 4-5).
Spesifikasi pump:
Pressure Ratio: 16 : 1
CATATAN: Secara teori ratio dari pump
adalah 16:1. Hal ini bergantung pada
aplikasi dan variasi gesekan, pada saat
operasi ratio nya berkisar pada 10 : 1.
Hydraulic Supply Pressure (Input):
300-3000 PSI (2.1 - 20.1 MPa)
Input Flow (when pumping):
1.0 gpm (3.8 l/min)
Maximum Hydraulic Temperature:
210°F (98.8°C)
MAXIMUM Output Pressure:
Not to Exceed 3500 PSI (24.1 MPa)
WARNING: Kelebihan terhadap nilai ini 2. Combination Valve Body (3, Figur 4-
akan merusak komponen dan/atau 5) termasuk:
menyebabkan komponen pecah, yang a) Solenoid Valve 24VDC (SV1 & SV2)
bisa menyebabkan kecelakaan serius digunakan untuk mengontrol hydraulic
pada personal yang berdekatan. pump.
Output Flow: 11 cu. in./min. (180 cc/min.) Solenoid Valve SV1 (9), mengontrol supply
Operating Ambient Temperature: grease yang menuju ke pressure reducing
-40°F to + 135°F (-40°C to + 57.7°C) valve dan vent valve.
Seals: Buna-N Solenoid Valve SV2 (8), mengarahkan
Filtration Required: grease menuju hydraulic cylinder yang
10 Micron (Hydraulic Supply) memfungsikan grease pump.
b) Pressure Reducing Valve (10) menurunkan
24VDC power source pressure grease pada range kerja dari
hydraulic pump cylinder. Valve ini di set
oleh pabrik pada maksimum pressure 300
PSI (2069 kPa), namun demikian masih
bisa di set lebih rendah.
c) Cylinder Pressure Gauge (2) menunjukkan 6. 24 VDC Solid State System Timer
tekanan grease yang menuju ke pump (tidak terlihat): timer ini mengirim sinyal
cylinder setelah melalui pressure reducing 24 VDC dengan interval waktu untuk
valve. menghidupkan solenfoid valve yang
d) Orifice Fitting Assembly (4) mengukur menyebabkan pump grease bekerja. Timer
tekanan hydraulic dari pressure reducing ini dipasang dalam cabin (di dalam housing
valve menuju bagian atas dari vent valve di bawah seat penumpang/sebelah kanan
assy (ini memungkinkan vent valve bekerja operator) untuk menjaga temperature
stabil, tanpa hentakan). Fitting ini tetap stabil. Range temperature kerjanya
dipasangkan pada bagian samping dari adalah -20ºF - 131ºF (-29º - 55ºC).
Valve VBody (3) dan dihubungkan dengan 7. Lube Injectors (10, Figur 4-6): masing-
hose ¼ in. bertekanan tinggi pada bagian masing injector mengalirkan sejumlah
atas dari Vent Valve Assy (11). grease bertekanan yang diatur menuju ke
3. Pump Cycle Timer (7, Figur 4-5) [juga titik pelumasan. Lihat pada Figur 4-6 untuk
disebut sebagai timer ‘Flasher’, karena lokasi/titik pelumasannya.
didalamnya terdapat LED yang menyala 8. Safety Unloader Relief Valve (tidak
saat ada power yang menuju ke SV2]: terlihat), berada di bagian belakang dari
Pump Cycle Timer ini dipasang pada vent valve (11, Figur 4-5). Unloader Relief
solenoid SV2 yang membangkitkan sinyal Vlave ini di desain untuk membuka jika
pulsa dalam waktu tertentu yang mana tekanan di dalam jalur grease meningkat
menyebabkan valve dalam solenoid hingga 4000 PSI (27,5 MPa)*. Jika valve ini
bergerak on/off (buka/tutup). Pergerakan terbuka maka grease akan mengalir keluar.
dari valve ini merubah arah aliran grease di * Catatan: Valve ini tidak bisa di adjust.
dalam cylinder pump dari atas ke bawah
dan sebaliknya, menyebabkan piston pump WARNING: Tekanan melebihi 3500 PSI
grease bergerak naik turun atau (24,1 MPa) akan merusak komponen
memompa. dan/atau menyebabkan komponen
pecah, yang bisa menyebabkan
4. Grease Reservoir: Untuk HD1500-5,
kecelakaan serius pada personal yang
Canister atau Reservoir (6, Figur 4-5)
berdekatan.
dipasang pada deck bagian kanan di
sebelah cabinet hydraulic persis di atas
suspensi depan kanan. Reservoir ini
berkapasitas 7,7 gal. atau 60 lbs. (27 kg)
grease.
5. Vent Valve (11, Figure 4-5): Ketika
solenoid SV1 mendapat arus, tekanan
hydraulic menutup Vent Valve, dan juga
menyebabkan pump bekerja. Pump
bekerja hingga solenoid SV1 putus
arus/off. Ketika hal ini terjadi tekanan
hydraulic terputus menyebabkan Vent
Valve terbuka. Tekanan grease drop
hingga 0 dan injector kembali mengisi
untuk langkah berikutnya.
System Checkout
3. Hidupkan engine, setelah pressure steering b) Pressure pada gauge pressure grease
dan brake stabil, tarik lever retarder hingga (dipasang pada langkah 1) drop hingga 0.
posisi penuh untuk mengaktifkan brake. c) Semua injector reset (pin indicator
4. Putar kunci kontak ‘Off” untuk mematikan bergerak ke atas).
engine. Kemudian putar kunci kontak posisi 9. Lepas pressure gauge (pada langkah 1).
‘On”.
10. Pada Hydraulic Bleeddown Manifold,
5. Angkat kursi penumpang dan hubungkan pasang kembali Solenoid Bleeddown
terminal ‘SOL’ dan ‘LUBE sw’ pada 24 VDC (dilepas di langkah 4). Pastikan bahwa
solid state timer. Pump harus bekerja, dan hydraulic system dapat bleeddown
biarkan kabel terhubung hingga pompa kembali.
stall.
6. Perhatikan pressure gauge 5000 PSI (35
24 VDC Solid State Timer Check
MPa) pada jalur supply grease. Tekanan
harus sebesar 2500 – 3000 PSI (17,2 –
Untuk memeriksa kerja dari Solid State Timer
20,7 MPa).
tanpa menunggu setting normal dari timer,
lakukan hal berikut:
1. Lepas cover dust timer.
CATATAN: Timer dilengkapi dengan
pelindung cairan dan debu yang terikat
kuat yang mana harus selalu terpasang
WARNING!: Tekanan maksimum Pump
selama operasi.
Tidak Boleh Lebih dari 3500 PSI (24,1 2. Adjust timer pada 5 menit setting interval.
MPa). Tekanan yang melebihi batasan ini
akan merusak komponen dan/atau 3. Timer harus berputar selama 5 menit saat
menyebabkan komponen pecah, yang bisa engine running.
menyebabkan kecelakaan serius pada
CATATAN: Jika pemeriksaan dilakukan saat
personal yang berdekatan.
start awal masih dingin, cycle pertama
Jika tekanan tidak tercapai, lakukan
akan lebih banyak sekitar 2 kali lipat dari
adjustment pada Pressure Reducing Valve
setting cycle. Cycle-cycle berikutnya harus
hingga tekanan pada pressure gauge
berada dalam range setting timer.
(terpasang pada langkah 1) menunjukkan
2500 – 3000 PSI (17,2 – 20,7 MPa) tekanan 4. Pemeriksaan tegangan pada timer harus
grease. dilakukan jika pemeriksaan di atas
menunjukkan tanda-tanda normal.
CATATAN; JANGAN MELEBIHI 300 PSI
(2,1 MPa) pada Cylinder Pressure Gauge (2, a) Pastikan hubungan ground dari timer
Figur 4-5). bersih dan kencang.
7. Sementara kabel jumper terpasang, b) Dengan kunci kontak posisi on, check
periksalah apakah hal-hal berikut terjadi: tegangan antara ‘BAT (+)’ dan ‘BAT (-)’
pada terminal solid state timer. Pembacaan
a) Pump mulai memompa dan LED pada
normalnya harus 18 – 26 VDC, tergantung
flasher unit di bagian atas dari SV2
apakah engine running atau tidak.
menyala ‘On’ dan ‘Off’ dengan interval
waktu sekitar 1 detik.
24 VDC Solid State Timer Adjustment
b) Semua injector memompa ke bawah.
c) Pump mencapai kondisi stall tanpa tanda- Timer ini diset oleh pabrik pada 2,5 menit
tanda pergerakan piston. interval (waktu off). Waktu pumping nya
8. Putar kunci kontak ‘Off’ dan lepas kabel sekitar 1 menit, 15 detik. Untuk interval (off
jumper yang dipasang pada langkah 5, time) yang lebih lama bisa didapatkan dengan
kemudian periksalah hal-hal berikut: memutar Selector Knob (3, Figur 4-7) sesuai
a) Pressure pada Cylinder Pressure Gauge (2, dengan interval yang diinginkan.
Figur 4-5) drop hingga 0.
Plant People Development 19 payib2010194
Lincoln – AUTO LUBRICATION
Pump Cycle Timer (Flasher Timer): Pump Cycle Timer (Flasher Timer)
Adjustment:
Pump Cycle Timer dipasang pada solenoid SV2
dan membangkitkan sinyal pulsa timer untuk Pump Cycle timer di setting pabrik pada 1
mengontrol jumlah langkah reciprocating dari detik ‘On’ dan 1 detik ‘Off’ untuk 30
grease pump. langkah/menit. Jika diperlukan peng adjust an,
lihat pada Figur 4-9 dan ikuti petunjuknya.
Pump Cycle Timer (Flasher Timer) Sebuah adjustment screw mewakili kedua
Installation waktu ‘On’ dan ‘Off’ yang sama. Range
adjustment nya dari 0,5 detik (60
1. Pasang timer pada SV2. Pastikan juga langkah/menit) hingga 5,0 detik (6
gasketnya terpasang. langkah/menit). Juga, adjustment screw
2. Hubungkan terminal ‘Sol’ dari Solid State memungkinkan 15 putaran melebihi range
Timer’ dengan kabel Coklat pada Cycle waktu.
Timer dan satu kabel dari SV1. 1. Adjustment screw harus diputar 20 putaran
3. Hubungkan kabel putih dari Cycle Timer berlawanan arah jarum jam untuk
dengan kabel lain (gnd) dari SV1. memastikan awal start minimum.
CATATAN: Timer tidak bisa di adjust di
bawah minimum – tambahan putaran
kekiri tidak akan berpengaruh.
Componen
Grease Pump
1. Adjustment screw
2. Injector body
3. Injector piston
4. Piston spring
5. Slide valve
6. Manifold
OPERATION – INJECTOR
Stage 1
Grease pressurized yang dihasilkan oleh pump
akan mendorong ke atas Slide valve (5)untuk
menghubungkan manifold (6) dan passage P.
Stage 2
Grease yang mengalir melalui passage P akan
menekan ke bawah Injection piston (3) dan
menekan keluar grease dari dalam discharge
chamber D menuju ke oil hole h.
Stage 3 Stage 4
Injector piston (3) akan bergerak turun Jika slide valve (5) tertekan ke bawah,
sampai menekan slide valve (5) agar passage P akan dihubungkan dengan
bergerak turun untuk menutup hubungan discharge chamber D oleh valve port q dan
manifold (6) and passage P. grease dalam measuring chamber M akan
dikirimkan menuju ke discharge chamber D
untuk supply berikutnya. Putaran proses
selesai pada kondisi tersebut dan akan
terus terulang.
Injector Adjustment