Anda di halaman 1dari 81

HTC-P14-ALS

Training Text

AUTO-LUBRICATION
SYSTEM

HEXINDO TRAINING CENTER


Balikpapan
_______________________________________________________________________________________________

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10
-0-
Training Contents
___________________________________________

BAGIAN 1
1.1 Training Objective………………………………………. 2
1.2 Pendahuluan……………………………………………….. 3
1.3 Background…………………………………………………. 4
1.4 Spesifikasi Komponen Utama…………………….. 5
1.5 Spesifikasi grease……………………………………….. 7
1.6 Rekomendasi grease............................. 13
1.7 Konsumsi grease.................................. 15
1.8 Letak Komponen................................. 17

BAGIAN 2
2.1 Component System and Operation…………….. 22
2.2 Sistem kerja grease system………………………… 28
2.3 System Kerja injector grease……………………… 34
2.4 Prinsip kerja distributor valve……………………. 40
2.5 Sistem Kerja Electrical System………………….. 41
2.6 System Kerja hydraulic System…………………… 51

BAGIAN 3
3.1 Inspeksi visual berkala........................... 52
3.2 Perawatan Berkala yang benar……………………. 53
3.3 Pemeriksaan pump, grease injector dan
kebocoran saluran grease………………………….. 59
3.4 Bleeding udara dari system…………………………. 64

BAGIAN 4
4.1 Problem solve yang efektif………………………….. 65
4.2 Upaya mencari fakta kerusakan…………………… 67
4.3 Berpikir teknis……………………………………………… 74
4.4 Melakukan modifikasi………………………………….. 76
4.5 Resume dan pelaporan setelah melakukan
Perbaikan…………………………………………………….. 77
4.6 Kesimpulan………………………………………………….. 79

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10
-1-
BAGIAN 1

1.1 Training Objective


_____________________________________________

Dengan terselenggaranya training ini, maka perserta


training diharapkan:

a. Mengetahui bagaimana component system and


Operation bekerja pada Auto-lubrication System
secara detail.

b. Mampu melakukan pemeriksaan system dan


komponen secara berkala dengan benar.

c. Mampu melakukan pekerjaan Problem solve


(troubleshooting) yang efektif dan benar tanpa
terjadi re-work akibat salah melakukan analisa.

d. Meminimalkan jumlah break down time yang


berkaitan dengan kerusakan Auto-lubrication
System

e. Meminimalkan biaya perbaikan dan kerugian


produksi akibat efek dari breakdown time.

f. Timbul kesadaran akan biaya (cost) yang


berkaitan dengan premature repair (kerusakan
komponen lebih dini)

Fig.1 Sambungan bergerak pada machine

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10
-2-
1.2 Pendahuluan
________________________________________________

Auto-lubrication system adalah bagian dari system kerja sebuah machine. System
ini pada umumnya bekerja secara otomatis berdasarkan setting interval yang
ditetapkan oleh teknisi.

Fungsi utama system auto-lubrication ini adalah upaya melumasi komponen yang
bergerak seperti pin terhadap bushing, swing bearing, center joint yang
dilakukan secara otomatis oleh kerja sebuah timer.

Gesekan (friksi) pada komponen yang bergerak akan menimbulkan panas yang
tinggi. Akibat panas yang berlebihan pada sebuah benda keras, maka akan
menimbulkan efek keausan yang tinggi. Akibatnya umur (life time) komponen
tersebut menjadi lebih pendek.

Kerusakan yang ditimbulkan oleh gesekan langsung benda akibat kerusakan


system auto-lubrication ini adalah down time yang cukup lama. Bisa anda
bayangkan jika anda harus mengganti sebuah center joint, swing bearing atau pin
serta bushing. Berapa hari yang anda habiskan hanya untuk mengganti komponen
tersebut.

Dilihat dari akibat yang ditimbulkan, maka kerusakan auto-lubrication termasuk


kerusakan yang signifikan dengan menyita waktu, pemakaian spare part yang
mahal serta potensi kecelakaan (insiden) terhadap pekerja (teknisi).

Oleh karena itu, tidak sepantasnya kita mengulur ulur waktu jika mendapatkan
kerusakan auto-lubrication system ini. Sehingga untuk mendeteksi kerusakan
lebih dini dapat dilakukan dengan hal umum berikut:

1. Memahami sistem secara menyeluruh.


2. elakukan inspeksi kecukupan grease pada sambungan bergerak setiap hari
(saat daily check)
3. Melakukan test kerja system setiap melakukan periodik service serta
memeriksa kebocoran pada grease line.
4. Menjaga level pada grease tank dan mengisi grease dengan kondisi bersih.

Dengan melakukan ke-3 item diatas, maka setidaknya sudah mengurangi potensi
kerusakan auto-lubrication sistem.
Sehingga kerusakan yang terjadi ditengah tengah operasi bisa kurangi seminimal
mungkin dan ditunjukan dalam indicator performa machine: Mean Time Between
Repair (MTBF) dan Machine Availability (MA), sesuai harapan owner.

Selamat Belajar.

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10
-3-
1.3 Background
______________________________________________
Mengapa Pins dan Bushings lebih cepat aus...

Sesuai study yang dilakukan oleh pabrik terhadap major component manufacturer,
tercatat pada tabulasi bahwa lebih dari 50% kerusakan machine yang diakibatkan oleh
kurang sesuainya jenis pelumas grease yang dipakai pada machine (improper lubrication).

Other (18.6%) Inadequate


Storage and Handling Lubrication (34.4%)
Errors (2.8%)

Overload (6.9%) Lubrication Related


Failures: 54%

Installation Errors (17.7%)

Contamination
(19.6%)
Fig.2 Tabulasi kerusakan machine

Hasil study diatas menunjukan bahwa kerusakan yang mengerikan bisa terjadi hanya dua
hal berikut:

1. Inadequate of lubrication (34.4%) dan


2. Contamination (19.6%)

Perlu dicatat bahwa pemilihan kualitas grease dan setting interval yang benar adalah
point penting. Komponen akan cepat aus (terkikis) dari standard life time, jika anda
salah dalam melakukan pemilihan grease ini.
Artinya bahwa, pemilihan grease menyangkut harga dan kualitas. Akibatnya akan sangat
fatal jika anda menggunakan grease yang beredar umum tanpa mempertimbangkan
rekomendasi dari pabrik pembuat machine.
Jika pada rekomendasi disebutkan harus grease dengan kualitas EP1, maka gunakanlah
EP1 dan seterusnya.

Item kedua, tercatat bahwa kontaminasi pada grease menyumbang kerusakan yang
signifikan. Grease yang kotor akan mempercepat kerusakan grease pump secara langsung
dan akan merusak pin/bushing, center joint dan bearing secera tidak langsung.
Penyumbatan saluran grease akan terjadi dan diikuti pula seringnya nyala lampu
peringatan autolube.

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10
-4-
1.4 Spesifikasi Komponen utama
______________________________________________
1. Grease Tank
Fungsi : Untuk menampung ketersediaan pelumas grease yang
akan dipompakan ke injector.
Kapasitas : 200 liter

2. Grease Pump
Fungsi : Untuk mengalirkan pelumas grease ke masing masing
injector melalui grease manifold.
Capacity : 200 kg (440 lb)
Maximum Pressure : 24.0 MPa (245 kgf/cm2, 3490 psi)
Displacement : 240 mL (14 in3)/min

3. Grease pressure switch (automatic detection)


Fungsi : Mendeteksi tekanan grease ketika autolube bekerja dan
mengirimkan signal listrik ke controller.
Setting Pressure : 17.6 MPa (180 bars, 2559 psi)

4. Grease pressure switch (Manual)


Fungsi : Mendeteksi tekanan grease saat operasi manual dan
mengirimkan signal listrik ke controller.
Setting pressure : 23.5 Mpa (240 bars, 3410 psi)

5. Vent Valve
Fungsi : Untuk mengembalikan tekanan grease (return) ke drum
saat kerja auto-lube berakhir dan menutup saluran tank
saat pompa grease bekerja.

6. Injector grease
Fungsi : Menyalurkan grease ke setiap sambungan bergerak dari
proses kerja auto-lube sebelumnya.
Jenis : SL1 dengan nilai Output 0.128 ~ 3.0 cc)/injector
SL11 dengan max. 8.0 cc/injector

7. Interval timer (standard EH series)


Fungsi : Mengatur interval kerja auto-lube sesuai keperluan
pelumasan.

8. Main Controller (standard EX series)


Fungsi : Mengontrol kerja machine dan salah satunya adalah kerja
auto-lube system

9. Autolube Solenoid valve


Fungsi : Membuka/menutup saluran oli hidrolik yang menuju ke
motor grease pump sesuai dengan setting timer.

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10
-5-
10. Pressure Safety valve
Fungsi : Membatasi tekanan max. grease pump
Setting : Grease akan keluar melalui drain passage jika tekanan
lebih dari 340 bars

11. Reducing valve


Fungsi : Mengurangi tekanan oli hidrolik sebelum masuk ke motor
grease pump
Setting : 20 ~ 30 Bars

12. Flow Control valve


Fungsi : Mengatur/mengontrol jumlah aliran oli yang menuju ke
grease pump motor. Pengaturan ini akan mempengaruhi
kecepatan kerja motor hidrolik.

13. Interval switch (excavator)


Fungsi : Mengatur interval waktu kerja solenoid valve, sesuai
dengan keperluan.
Setting : 3, 5, 10 dan 15 menit

14. Auto/manual/Off switch (excavator)


Fungsi : Untuk menentukan posisi kerja autolube (normalnya
posisi auto)

15. Hose Reel dan grease gun


Fungsi : Untuk menyalurkan grease bertekanan saat dilakukan
greasing manual.

16. Nipple Grease


Fungsi : Sebagai saluran masuknya grease ke masing masing
sambungan bergerak saat dilakukan greasing manual.

EX1200 Grease Pump Specification


Model No. 880639
Type KPL-24
Rating Continuous rating 30 minutes rating
Discharge volume 80 ~ 120 Mpa 70 ~ 80 mL/min
Discharge pressure 0 ~27 Mpa 24 ~ 28 Mpa
Max. discharge pressure 27 Mpa (30 min rating)
Revolution per hour 95 ~ 108 RPM
Power supply DC-24V,100 ~ 130W/2.0 ~7.5A
Vibration resistance 4G
Applicable grease NLGI No.0~2
Applicable temperature -10 deg.C ~ 40 deg.C
Weight 12 kg
Equipment accessories 852164 HP grease gun assy
682481 union adapter
803085 follower plate assy
802704 cord assy (2.5 m dengan connector

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10
-6-
1.5 Spesifikasi Grease
______________________________________________
Fungsi Grease:
Grease diartikan sebagai pelumas Pasta atau semi liquid terdiri atas 85-90% minnyak
mineral atau sintetis sebagai base oil dan pemekat (Thickener). Sekitar 90% grease
pemekatnya berasal dari metallic soap yang dibentuk ketika hydroxide bereaksi dengan
fatty acid. Misalnya lithium stearate (lithium soap).
Untuk menghendaki sifat tertentu ditambahkan additive seperti anti oksidan, anti korosi,
stabilizer serta menghasilkan mutu grease yang berbeda beda.
Pemekat yang berasal dari metalic soap berfungsi sebagai wadah minyak pelumas. Soap
dibentuk oleh jaringan serat soap. Ruang dalam jaringan diisi oleh minyak seperti pori
pori dalam spon yang diisi dengan air.

Type grease dan additive:


Berdasarkan bahan dasar pemekatnya, grease dapat digolongkan menjadi: Calcium (Ca),
Sodium (natrium) (Na) dan lithium (Li).

1.51 Sifat sifat Grease


Grease berfungsi untuk melumasi komponen yang saling kontak dengan sifat sifat penting
berikut:

¾ Kapasitas menahan beban


¾ Konsistensi
¾ Rentang temperature
¾ pencegah korosi
¾ Stabilitas mekanik
¾ Miscibility (daya campur)
¾ Viscositas minyak dasar

BASE OIL + TICKNING AGENT + ADDITIVE = GREASE

(Lithium soap grease)

Fig.3 Bahan bahan dasar pelumas grease

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10
-7-
Calcium soap grease (Ca):

Grease ini mempunyai struktur halus seperti mentega serta memiliki stabilitas
mekanis yang baik. Grease tersebut tidak larut dalam air dan tetap stabil dengan 1-
3% air. Pelumas ini tidak dipergunakan untuk bantalan yang dioperasikan pada
bearing yang suhunya tidak lebih dari 60 deg.C
Calcium soap grease dengan tambahan lead soap (Ca-Pb) disarankan untuk instalasi
yang bebas air yang suhunya sampai 60 deg.C
Calcium lead soap grease dapat memproteksi air laut sehingga dapat dipergunakan
pada mesin perkapalan.
Calcium soap grease bisa digunakan sampai suhu 120 deg.C jika tidak bersentuhan
dengan media air.

Sodium soap grease (Na):

Sodium soap grease disebut juga sebagai soda grease. Pelumas ini bisa dipakai dalam
operasi dengan rentang yang lebih lebar dibanding dengan calcium soap grease.
Mempunyai sifat adhesif dan sealing yang baik serta mempunyai sifat anti korosi yang
baik serta menyerap air, tetapi daya pelumasnya turun. Jika benda yang dilumasi
banyak mengandung air, maka pelumas ini tidak berguna lagi. Oleh karena itu jangan
menggunakan pelumas ini pada daerah yang lembab.
Grease dengan tipe syntetic high temperatur sodium soap grease diproduksi dan bisa
dioperasikan sampai suhu 120 deg.C

Lithium soap grease (Li):

Lithium soap grease mempunyai struktur yang halus seperti mentega. Mempunyai
sifat seperti calcium dan sodium grease tetapi tidak memiliki kelemahan. Daya
adhesi terhadap permukaan bagus. Statbilitas pada suhu tinggi juga baik sehingga
sesuai untuk daerah operasi yang suhunya tinggi.
Pelumas ini tidak larut dalam air, memiliki bahan soap dengan sifat melumasi relatif
baik walaupun mengadung air tinggi. Dengan adanya kandungan air dalam kondisi
tertentu akan larut dan dioperasikan pada suhu setinggi calsium soap grease.

Complex soap grease:

Pelumas ini mengandung garam seperti metalic soap. Unsur utama garamnya dari
calcium acetate yang umum ada dipasaran. Unsur garam lain diantaranya: Li, Na, Barium
dan aluminium komplek.
Pelumas ini tahan terhadap suhu operasi tinggi jika dibanding dengan grease
konventional.

Grease dengan pemekat zat inorganic:

Seperti pada metalic soap, beberapa zat inorganic dapat digunakan sebagai pemekat
seperti bentonite dan silica gel. Penggunaan partikel aktif pada permukaan, zat ini
menyerap molekul minyak. Grease dalam kelompok ini pada suhu tinggi stabil dan sesuai
untuk pemakaian suhu tinggi dan tahan terhadap air.

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10
-8-
Grease Synthetic:
Pelumas ini berbasis minyak pelumas sitetic seperti minyak ester dan silicon yang tidak
korosi secepat minyak mineral. Pelumas ini mempunyai rentang waktu yang sangat lebar.
Pemekat yang digunakan antara lain lithium soap, bentonite dan PTFE (Polietra Fluoro
Ethylene).

1.52 Grease Consistency


Yang dimaksud dengan konsistensi adalah derajat kekakuan setelah grease
menerima actual beban. Hal ini dipengaruhi oleh jenis dan jumlah pemekat
yang dipakai serta suhu operasi maupun kondisi kerja mekanis atau beban.

Spesifikasi konsistensi ini didasarkan atas pengujian yang dilakukan oleh National
Lubricating Grease Institute (NLGI) di Amerika. Skala ini dilandasi oleh derajat
penetrasi yang dapat dicapai oleh kerucut yang dimasukan kedalam grease dalam
waktu 5 detik dengan suhu 25 deg.C

Dengan mengukur ketebalan bagian penetrasi yang masuk, dan dinyatakan dalam
satuan milimeter. Jika kedalamanya kecil, berarti index NLGI-nya tinggi, begitu
juga sebaliknya. Untuk benda benda seperti bearing pada umumnya biasa
digunakan jenis grease yang memiliki index konsistensi 2.

Index NLGI Index penetration mm/10


000 445-475
00 400-430
0 355-385
1 310-340
2 365-295
3 220-250
4 175-205
5 130-160
6 085-115

Tabel, NLGI index


Fig.4 Tabel index untuk NLGI grease

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10
-9-
Klasifikasi grease berdasarkan kondisi load
dan suhu
Grease harus difungsikan dengan melihat kondisi suhu operasi yang berbeda beda dilihat
dari faktanya. Maka grease diklasifikasikan menjadi grease for low temperature, medium
temperature dan high temperature.

Low temperature grease (LT): Temp. Range (C) Base oil Viscosity
(mm2/s at 40 C)
Consistency
(NLGI index)
Pelumas ini mempunyai resistensi yang rendah khususnya
pada awal gerakan seperti pada suhu -50 0C. Viskositas 150 500
grease ini mendekati 15 mm 2/s pada 40 0C. 4
Konsistensinya bervariasi dari NLGI 0 s/d 2, tetapi 200
konsistensi 0 s/d 1 memerlukan seal yang efektif untuk
100 3
mencegah kebocoran. 100
Bearing dengan beban ringan dan kecil sangat sensitif
terhadap torsi permulaan yang tinggi. Grease yang pekat 50 2
50
mengganggu putaran sehingga elemen putarnya meluncur
dan mengakibatkan permukaan kontaknya terkena abrasi. 20
1
Low temp. grease dapat juga digunakan pada suhu dari 0
0-70 0C beban ringan. Untuk suhu operasi dibawah 0 0C 10
atau untuk bantalan dengan beban ringan dapat 0
- 50 5
digunakan grease tipe LT, jika berputar dengan
kecepatan tinggi dan menimbulkan panas, maka LT tidak
disarankan untuk dipakai. Fig. Grease Low temperature

Klasifikasi grease berdasarkan kondisi load


dan suhu

Medium temperature grease (MT):


Temp. Range (C) Base oil Viscosity Consistency

Pelumas grease ini merupakan grease serba (mm2/s at 40 C) (NLGI index)

guna atau multipurpose grease atau untuk 150 500


bantalan serta bearing secara umum. Grease 4
ini direkomendasikan utnuk bantalan dengan 200
temperature operasi normal antara suh -30 100 3
0C s/d 110 0C. Viscositas base oilnya antara 100

75 s/d 200 mm/s2 pada 40 0C. Konsistensinya 50 2


menurut skala NLGI dari 2 atau 3. 50
20
1
0
10
0
- 50 5

Fig. Grease medium temperature

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10
- 10 -
Klasifikasi grease berdasarkan kondisi load
dan suhu

High temperature grease (HT): Temp. Range (C) Base oil Viscosity Consistency
(mm2/s at 40 C) (NLGI index)

Temperature operasi bearing yang digunakan 150 500


pada motor listrik, pompa dan fan adalah 4
sangat tinggi. Dalam hal ini high 200
temperature grease sangat sesuai
100 3
dipergunakan. Pelumas ini bisa beroperasi 100
140 0C
50 2
Pelumas ini mengandung aditif yang 50
menyempurnakan stabilitas oksidasi. Base oil 20
viscositas normalnya 100 mm/s2 pada 40 0C 1
0
Pada suhu lingkungan yang lebih pekat dan 10
menyebabkan naiknya torsi permulaan. 0
- 50 5
Konsistensinya termasuk NLGI 3. HT grease
dipakai pada suhu operasi lebih dari 85 0C
Fig. Grease High temperature

Klasifikasi grease berdasarkan kondisi load


dan suhu
Extreme Pressure grease (EP):
Pada umumnya EP grease mengandung Temp. Range (C) Base oil Viscosity
(mm2/s at 40 C)
Consistency
(NLGI index)

sulphur, chlorine compound atau phosphorus 150 500


compound dan dalam hal tertentu
4
mengandung lead soap. Media ini digunakan 200
untuk meningkatkan sifat lapisan seperti
100 3
kapasitas menahan beban. Untuk bearing 100
ukuran menengah dan besar dengan
50
tegangan tinggi serta putaran rendah 50
2
diperlukan additive. Jika permukaan logam 20
mencapai suhu yang tinggi terjadi reksi 1
0
kimia pada titik ini sehingga mencegah 10
terjadi sifat seperti pengelasan. Viscositas 0
- 50 5
base oil-nya sekitar 175 mm/s2 max. 200
mm/s2 pada 40 0C
Konsistensinya memenuhi NLGI 2. secara Fig. Grease Extreme Pressure
umum EP tidak boleh dioperasikan pada suhu
-30 0C dan tidak boleh lebih dari 130 0.C

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10
- 11 -
Klasifikasi grease berdasarkan kondisi load
dan suhu

Extreme Pressure grease with Temp. Range (C) Base oil Viscosity Consistency
molybdemum disulphide (EM): (mm2/s at 40 C) (NLGI index)

150 500
Pelumas grease ini mengandung molybdenum
disulphide (MoS2) yang menghasilkan lapisan 4
200
yang lebih kuat daripada EP aditif. Pelumas
padat seperti grafit juga dipergunakan. 100
100
3

50 2
50
20
1
0
10
0
- 50 5

Fig. Grease Extreme movement

Tabel Penggunaan Grease


Type Karakteristik Pemakaian
LGMT2 Serba guna untuk bantalan kecil dan menengah, operasi pada 0 Motor listrik, mesin pertanian, roda
s/d 70 C, antiwear, tahan karat dan stabil kendaran, conveyor, sepeda motor dll.

LGMT3 Serbaguna, lebih pekat dari LGMT2,untuk bantalan ukuran Motor listrik, mesin pertanian, roda
menengah dan besar, tahan air stabil, sangat bagus menahan kendaran, propeller shaft, pompa air
karat, operasi pada 0 s/d 70 C. dan fan/blower.
LGEP2 Sesuai untuk beban berat, bantalan ukuran menengah dan besar Crusher, mill, rolling mill, mesin pulp
khususnya sperical bearing roller, tahan air, sangat baik mencegah dan kertas, bantalan roda kendaraan
korosi serta stabil. dan pin.
LGEM2 Mengandung molybdenum disulphide untuk bantalan beban yang Vibrating screen, converter dan rolling
sangat berat dan beban kejut, cocok untuk mesin dengan mill
goyangan pelan, efektif untuk komponen luncur.
LGEV2 Tanpa timbale, high performance grease, untuk beban berat High pressure roller mill, dam roller,
kecepatan rendah, viscositas base oil 1000 mm2/s, sebaik pelumas bearing rotary surface bearing.
padat, mengadung EP additive, operasi -20 s/d 120 C.

LGLT2 Untuk bearing beban ringan, instrument bearing kecepatan tinggi, Instrument, peralatan kontrol, spindel
low starting torque, low noise level, operasi pada temperature mesin perkakas, mesin tekstil dan
rendah. motor listrik kecil.
LGHT3 Untuk operasi temperature diatas 75 C s/d 175 C. untuk suhu Wheel hub, bearing yang bersuhu
diatas 150 C memerlukan pelumasan konitinyu. tinggi.

Fig.5 tabel karakteristik

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10
- 12 -
1.6 REKOMENDASI GREASE

Bacalah buku petunjuk perawatan (maintenance) untuk memastikan rekomendasi


grease dari pabrik. Selama machine masih warranty, gunakan pelumas grease
sesuai rekomendasi.
Jika terdapat kerusakan akibat kesalahan pemakaian grease, maka customer akan
kehilangan hak untuk meminta warranty. Dibawah ini adalag contoh rekomendasi
merk grease untuk EX1200-5 berikut ini.

Fig.6 Rekomendasi merk grease

NOTE:
Machine yang dikirim dari pabrik sudah diisi dengan jenis pelumas grease
berikut:
 1 Swing Gear
 2 Front Joint Pin and Swing Bearing

PERINGATAN!

Sesuai dengan buku petunjuk,


perhatikan point yang ditunjuk oleh
anak panah pada gambar sebagai
prioritas utama.

Khusus untuk EX1200 kebawah posisi


arm joint bucket tidak dilengkapi
dengan pelumasa otomatis. Jadi
lakukan greasing setiap 5 jam sekali
untuk operasi normal.

Fig.7 Checking point pelumasan

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10
- 13 -
1.7 Konsumsi Pelumas Grease

Tabel dibawah adalah petunjuk untuk konsumsi oli dan grease untuk berbagai
excavator. Sebenarnya, anda bisa menghitung sendiri berdasarkan dari setting
interval, setting volume output injector dan jumlah injector keseluruhan.
Estimasi pemakaian per jam bisa juga dihitung seperti halnya perhitungan
konsumsi bahan bakar.

Biaya filter bisa dihitung dari kalkulasi local price untuk filter dan interval
pergantian. Hourly filter cost adalah total hourly costs untuk setiap tipe filter.

Formula:
Hourly cost filter A = Jumlah filter x Harga filter local
Interval pergantian filter

Fig.8 Konsumsi Grease

Kondisi Grease:

ZX-3 series dan EX1200-6 yang dimaksud adalah backhoes, dan EX1900-6 serta lager
models yang dimaksud adalah loading shovels.

1) ZX450-3 dan larger models dilumasi dengan memakai auto lubricator. Sehingga,
buckets pada ZX-3 series dan EX1200-6 dilumasi secara manual, dan untuk EX1900-6
dan larger models dilengkapi dengan auto greased.

2) Volume Grease adalah total auto dan volume manual greasing untuk semua greasing
points pada front attachments dan swing circles.

3) Untuk auto lubrication, minimum dan maximum data pada setting lubricating
intervals seperti yang terlampir.

4) Kalkulasi dibuat pada kondisi bahwa manual greasing interval dilakukan untuk front
attachment setiap 8 jam.

5) Greasing interval pada swing circle dilakukan setiap 250 jam.

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10
- 14 -
1.8 Letak Komponen
______________________________________________
Komponen autolube pada Excavator.

Dibawah ini adalah beberapa contoh jenis dan letak komponen yang mendukung kerja
sistem autolube.

Grease Pump Pressure Gauge

Flow Control
valve

Vent Valve
Hose reel Manifold

Hydraulic
reducing valve

Solenoid
Valve
Motor
Hydraulic

Fig.9 Posisi komponen grease sistem

Dasar kita belajar untuk mengetahui sebuah system autolube adalah dengan mengetahui
beberapa perinsip sederhana berikut ini:

1. Mengetahui Nama Komponen


2. Mengetahui Spesifikasi komponen
3. Mengetahui Fungsi komponen
4. Mengetahui Letak (posisi) komponen dan
5. Mengetahui Hubungan masing masing komponen secara keseluruhan.

Ke-5 item diatas dasar umum jika anda ingin mempelajari sebuah sistem apapun yang
merupakan modal utama untuk melakukan analisa kerusakan dan menemukan masalah
(problem solve).
Yang dituntut bagi seorang teknisi dari perusahaan adalah bahwa teknisi bukan bisa
karena terbiasa, akan tetapi bisa karena memahami kerja sistem.

Untuk mengetahui system secara update, diperlukan sebuah informasi berkelanjutan


ataupun dengan melakukan pelatihan pelatihan.

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10
- 15 -
1.81 Posisi komponen Utama untuk pelumasan otomatis.

Error!

4
11

12
2

10

6
1

Fig.10 Sekitar grease panel

Keterangan :

1. Grease drum
2. Grease pump
3. Auto-lube Solenoid Valve
4. Reducing Valve
5. Pressure gauge untuk mendeteksi output reducing Valve
6. Vent valve
7. Flow Control valve (lihat setelah halaman ini)
8. Grease pump Safety Valve (setting : 340 bars)
9. Auto-lubrication Interval Switch
10. Saluran supply grease dari pump ke vent valve (delivery)
11. Saluran grease return dari vent valve ke drum
12. Tekanan oli pilot dari solenoid valve

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10
- 16 -
Letak komponen dilihat dari sisi atas

Fig.11 Grease pump, solenoid dan vent valve

Main
Controller

Fig.12 MC dan Grease interval switch

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10
- 17 -
1.82 Letak komponen Hose Reel

Fig.13 Hose reel untuk greasing manual

Fig.14 Posisi injector greasing

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10
- 18 -
Letak komponen autolube dibagian atas ruang battery (EX2500, EX1900)

Fig.14 Posisi grease selection switch

Fig.15 Posisi grease pressure switch (auto)

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10
- 19 -
1.83 Posisi Komponen autolube pada truck :

Pump assembly
Interval Timer

Grease tank

Grease Injector

Controller

Pressure
Switch

Hydraulic Pressure Grease Pressure


Gauge Gauge

Fig.16 Komponen autolube untuk truck

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10
- 20 -
1.84 Grease Pump Assembly
Pressure Flow Control
Reducing Valve or Pump Speed
Setting Adjustment

Grease Output Pressure


Pressure Reducing Valve
Setting Adjustment

1 Grease Reservoir 3 Drain to steering tank


2 Pump drive oil from steering system 4 Grease supply to injectors

Steering System
Accumulator

RCB Valve
Constroller
Electronic

Vent Port

Fill Port
Steering System
supply oil to drive
auto-lube pump. Velocity
Fuse

Steering
Pump

Auto lube pump digerakan oleh supply


oil dari steering system.

Fig.17 Cirkuit autolube untuk truck

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10
- 21 -
BAGIAN 2
2.1 Components System and Operation
______________________________________________

DIFINISI:

AUTOLUBE SYSTEM adalah sistem pelumasan grease secara otomatis untuk melumasi
sambungan sambungan bergerak (pins, bushing, bearing dan center joint dll) yang
menggunakan gerak pompa grease sesuai dengan setting interval yang ditetapkan.

Pada sebuah machine, sambungan bergerak berjumlah sangat banyak dalam sebuah
susunan komponen. Maka dari itu, diperlukan sistem pelumasan secara terus menerus
untuk meminimalkan keausan komponen. Sehingga sistem auto-lube ini menjadi bagian
yang sangat penting bagi kelangsungan kerja machine.

GREASE LINES

Grease output dari


pompa grease

Hydraulic output
dari Reducing
valve

Line dari fast


filling

Grease return Grease ke


ke tank Injector

Fig.18 Grease line excavator EX1900 up

Tanpa mengabaikan system yang lain bahwa kerusakan sistem autolube akan memiliki
dampak yang paling serius dengan waktu break down yang cukup lama, ditambah harga
spare yang mahal, resiko kecelakaan yang tinggi bagi teknisi serta hilangnya
produktivitas machine.

Maka, trouble autolube system menjadi momok yang menakutkan meski sementara
sebagian orang hanya manganggap masalah yang biasa bahkan dalam penanganan-nya
sering di tunda tunda atau diabaikan.

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10
- 22 -
2.11 Lincoln Lube - Automatic Grease System

Single Line - Parallel System


Sebuah hydraulically driven pump, sebuah timer (Main controller: EX series) dan
individual grease injectors adalah komponen utama (parts) dipakai pada system
autolube ini.

Seleksi (pemilihan) tipe system autolube sangat penting untuk menetapkan


element dibawah ini berdasarkan data teknis berikut:

ƒ Jumlah points/keperluan lubrikasi


ƒ Ukuran machine/area
ƒ Grease
ƒ NLGI
ƒ Ambient temperature
ƒ Grease pump ability (kemampuan pompa grease)
ƒ Expandability
ƒ Power source
ƒ Materials
ƒ Carbon steel
ƒ SS304, SS316

2.12 Relubrication Interval

Tenggang waktu (interval) pelumasan sangat dipengaruhi oleh beberapa hal


dibawah ini:

ƒ Lingkungan /Environment (aplikasi)


ƒ Perlu kebersihan (Membersihkan kotoran secara berkala)
ƒ Machine speed
ƒ Operating temperature
ƒ Type of Grease
ƒ Harder grease holds better

2.13 Single Line Centro-Matic System dengan SL-1 Injectors

ƒ Semua injectors akan bekerja secara independen (dengan susunan secara


parallel system)

ƒ Volume pelumasan disetting untuk masing masing point


ƒ Points bisa ditambah atau dikurangi

ƒ Sebuah injector minimalnya hanya untuk pelumasan satu point (tapi bisa
dikembangkan menjadi beberapa injector untuk 1 point sesuai keperluan
dalam perkembanganya)

ƒ System ini mudah dipahami


ƒ System ini mudah dilakukan inspeksi

ƒ Injectors digerakan oleh grease pressure yang dihasilkan oleh pumping station
(grease pump).

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10
- 23 -
SINGLELINE,
SINGLE LINE,PARALLEL
PARALLEL SYSTEM
SYSTEM

PUMP
RESERVOIR

T IM ER

FEED LI NES TO BEARINGS

INJEC TORS
SUPPLY LINE

F EED LINES TO BEARIN GS FEED LINES TO BEARINGS

IN JECTORS IN JECT ORS


SUPPLY LINE SUPPLY LINE

FEED LI NES TO BEARINGS Five Main Components of an


Automatic Lube System
IN JEC TORS 1) Timer/Control Package
SUPPLY LINE
2) Pump and Reservoir
3) Supply Line
FEED LI NES TO BEARINGS
4) Metering Valves (Injectors)
5) Feedline
IN JEC TORS
SUPPLY LINE

Fig.19 Grease line system

Gambar skematik diatas adalah susunan grease system pada system autolube secara
umum. Aliran grease dari grease pump ditujukan ke Injector melalui pipa grease yang
dipasang secara parallel. Output setelah injector, dipasang sebuah pipa/hoses saluran
dan selanjutnya menuju ke pin/bushing.

Catatan penting:
Jika anda mengganti pipa/hose posisi setelah injector, maka lakukan greasing secara
manual untukmemasukan greasevia nipple injector dengan maksud untuk mengisi
pipa/hose tersebut.

Jika dilihat dari susunanya, jika terjadi kebocoran paka pipa saluran, maka akan
mempengaruhi tekanan sistem secara keseluruhan. Ini penting untuk dikatahui bahwa
sebagian besar tidak tercapainya tekanan adalah akibat dari kebocoran saluran dan
kebocoran internal injector. Untuk antisipasi kejadian ini, maka diperlukan pemeriksaan
kebocoran setiap melakukan PM service dan visual check dilakukan ketika melakuka daily
inspection.

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10
- 24 -
2.14 Kerugian jika memakai sistem grease MANUAL

Siklus Manual Lubrication


Amount of Lubricant Dispensed 3 Kerugian

1. Contamination
2. Breached Seal
3. Washdown Cycle
4. Bearing Starved
of Lubricant
5. Missed Lube Event
4
1
5

0 1 2 3 4

Optimum Lubrication Amount Lubrication Event


Over/Under Lubrication Maximum Bearing Lubricant Capacity
Extreme Over/Under Lubrication

Fig.20 Kerugian sistem manual

2.15 Keunggulan jika memakai sistem grease AUTOMATIC

Siklus Automatic Lubrication


Amount of Lubricant Dispensed

Keuntungan

• Small measured amounts


of lubricant
• Proper amount of lubricant
maintained
• Contaminants purged
• Environmentally safe

0 2 4 6 8 10
Time between lubrication events

Optimum Lubrication Amount Lubrication Event


Over/Under Lubrication
Maximum Bearing Lubricant Capacity
Extreme Over/Under Lubrication

Fig.21 Keuntungan sistem otomatis

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10
- 25 -
2.16 Point yang harus dilakukan inspeksi:

Fig.22 Program Inspeksi keliling

Inspeksi Berkala

Penanganan mendasar agar permasalahan autolube bisa diminimalkan, maka langkah


yang sederhana adalah dengan melakukan visual inspection yang bisa dibagi menjadi 2
pekerjaan berikut ini:

1. Inspeksi harian (daily) Inspeksi harian dikenal dengan istilah daily check
yang dilakukan setiap 12 s/d 24 jam operasi.
Gunakan check sheet untuk melaporkan kondisi
saluran grease, indikasi keboocoran, kecukupan
grease pada pin/bushing. Dari kondisi tersebut harus
diputuskan, apakah bisa dibuat backlog atau harus
dikerjakan secepatnya.

2. Inspeksi saat PM service Inspeksi ini dilakukan setiap 250 jam (saat service).
Gunakan check sheet untuk melaporkan kondisi
saluran grease, indikasi keboocoran, kecukupan
grease pada pin/bushing. Dari kondisi tersebut harus
diputuskan, dan harus dikerjakan secepatnya

3. Melakukan modifikasi Jika kerusakan terjadi berulang ulang dan tidak


ditemukan solusinya, maka jalan terbaik adalah
melakukan re-engineering atau yang lebih kita kenal
dengan nama modifikasi.

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10
- 26 -
PERHATIAN:
Menjaga kebersihan komponen autolube dengan membuat jadwal secara berkala dan
melaporkanya.

Hydraulic driven Lincoln


auto-greasing system
(Max. grease discharging:
182 737 cc/min)
dgn 200 liter (55 US gal)
grease container

Menutup grease injectors dan


menyatukan kembali interval antara
swing bearing dengan front attachment
dikamsudkan untuk jumlah supply
optimum grease.

Fig.23 Kebersihan grease panel

NOTE:
Lakukan pemeriksaan setiap hose, fitting, pipe dan injector untuk bucket link joint arm
setiap hari.

Fig.24 Inspeksi hose/fitting/pipe pada pins

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10
- 27 -
2.2 Kerja Komponen pada Grease System

Secara sederhana, system ini bermula dari penyaluran grease dari grease tank (drum)
menuju ke grease injector melalui grease pump dan vent valve.
Tekanan grease ini hanya berfungsi untuk menekan sejumlah grease didalam grease
injector dari proses kerja pompa sebelumnya.

VENT VALVE
FUNGSI:
Valve ini berfungsi untuk 2 hal
berikut:
1. Menutup jalur output ke tank
ketika auto-lube sistem bekerja.
2. Membuka jalur output ke tank
ketika auto-lube tidak bekerja.
Oil Pressure

out in
OUT
IN

Overload relief valve untuk


membatasi tekanan maksimum
grease pump. Posisi ketika auto-lube
system OFF
Setting: 349 bar
Fig.25 Prinsip kerja vent valve

2.21 Pressure Reducing Valve


Pressure reducing valve diperlukan untuk menurunkan (reduce) pressure supply
untuk kerja pump. Tekanan ini adalah berupa primary pilot pressure dari pilot
pump untuk excavator dan dari steering system untuk Hauler melalui RCB valve,
lalu dialirkan ke Lincoln Lube pump valve block dimana pressure reducing valve
menurunkan dari nilai tekanan dengan 40 bar (EX) atau 2400-2750psi (EH) dan
selanjutnya menuju ke Lincoln Lube pump drive pressure menjadi 340-400psi.

Pump beroperasi dengan rasio 9:1. Ketika pompa berhenti disebabkan oleh kerja
dan tercapainya tekanan, maka ratio berubah menjadi kecil. Dalam kasus untuk
mendapatkan kerja pompa yang efisien, pressure reducing valve harus disetting
sesuai standard agar grease pressure tidak melampaui batas.

Setting pressure reducing valve sudah benar ketika grease pressure gauge
produces menunjukan nilai 2750psi

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10
- 28 -
WARNING! Jangan melakukan setting reducing calve jika anda tidak mengetahui
spesifikasinya. Kerusakan grease pump akan terjadi lebih cepat.

Pressure
Reducing Valve

Fig.26 Pressure reducing Valve

2.22 Flow Control valve

Flow control valve berfungsi untuk mengontrols kecepatan rata rata dari kerja Lincoln
Lube pump. Atau dengan kata lain bahwa floe control valve bekerja untuk mengontrol
jumlah flow rate yang masuk ke motor pump. Oleh karena itu, flow control valve harus
disetting dengan pedoman quietly run (bersuara halus) dengan pencapaian grease
pressure sekitar 2750psi.

Note 1: Jangan sampai membuka flow control valve terlalu besar sebab grease pump
akan beroperasi sangat cepat sehingga maximum grease pressure akan
dicapai, ini akan menyebabkan pump assembly dan flow control valve
menjadi bergetar dan membuat noise. High speed dan terjadi vibrasi akan
mempercepat kerusakan (wear rate) pada komponen pump.

Note 2: Sebuah electronic controller memutuskan power supply ke solenoid, lalu


menghentikan kerja grease pump saat tercapai tekanan grease sekitar
2750psi (Regulasi sistem). Tekanan tersebut bisa tercapai antara 80 s/d 150
detik dan tergantung dari panjang circuit.

Note 3: Adapun cara penyetelanya bisa dilakukan dengan memutar valve adjusting
screw kearah kanan untuk mendekatkan pada slow speed/flow
(memperlambat), dan memutar kearah kiri akan menaikan speed/flow
(mempercepat).

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10
- 29 -
2.23 Posisi Flow control valve (EH/EX series)

Flow Control
Valve

Fig.27 Flow Control Valve

Untuk model excavator, besarnya tekanan grease bisa dideteksi oleh sebuah grease
pressure switch (Normally Open) untuk kerja automatic maupun kerja manual. Selain
mendeteksi tekanan, maka fungsi lainya adalah melaporkan hasil deteksi ke controller
sehubungan dengan kerja lampu warning.

1
Grease pressure switch
untuk operasi manual
(setting: 240 bars)
Normally: NC

1
Auto-lube selection switch
Terdapat 3 posisi:
- AUTOMATIC
- OFF
- MANUAL

Grease pressure switch


untuk operasi
Automatic (setting: 180
bars)
Normally: NC

Fig.28 Sisi atas battery room EX1900 up

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10
- 30 -
2.24 Vent valve

Vent valve berfungsi untuk menyalurkan grease pressure dari system setelah siklus kerja
pompa berakhir.
Hose dibagian atas vent valve mengalirkan tekanan oli sekitar 340-400psi (yang
dihasilkan dari pressure reducing valve) ke bagian atas sebuah needle valve. Saat pump
diaktifkan oleh solenoid valve, maka 340-400psi oil menekan needle kebawah untuk
menutup saluran tank, sehingga grease pressure akan menuju ke supply lines untuk
selanjutnya ke injector banks. Pump akan stall (terhenti) ketika grease pressure sudah
tercapai dan grease pressure akan dijaga sampai solenoid valve cuts out (dimatikan).
Saat solenoid terjadi cuts out, maka pump drops stall (berhentinya pumping
action/force) akibatnya pressure oil pada oil line dibagian atas vent valve melepaskan
pressure yang ada pada grease needle. Akhirnya needle bergerak keatas dan tekanan
grease yang terjebak akan kembali ke tank sehingga seluruh lines dan injectors tidak
bertekanan sebab grease akan melewati vent line dan kembali ke grease tank.

Vent Valve Vent Line


(back to tank)

Fig.29 Posisi hose return

Setting penting
Setting berada
diantara 340
s/d 400psi

Pressure Setting
berkisar: 2500
psi

Fig.30 Setting pressure gauge

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10
- 31 -
WARNING! Jangan melakukan penyetelan adjusting screw pada grease pressure
switch. Jika grease pressure switch disetting lebih rendah, maka hasil
deteksi tekanan juga rendah. Akibatnya lampu warning tidak akan
menyala meskipun tekanan grease rendah. Artinya bahwa kecukupan
grease ke injector berkurang dan pelumasan pin/bushing juga berkurang.

GREASE Pressure switch


AUTO WARNING!
Adjustment screw bukan
untuk menyetel pressure
grease. Tetapi hanya
untuk menyetel
indicator dibawah ini.

Note:
Indicator tersebut hanya
MANUAL untuk signal informasi ke
MC

Fig.31 Grease pressure switch

GREASE INJECTOR
Grease injector berfungsi untuk mensupply
grease melalui grease line. Jumlah grease yang
disalurkan adalah grease yang ada didalam
discharge chamber dari proses kerja grease
pump sebelumnya. Jumlah grease yang
disalurkan melalui discharge port tergantung
dari setting injector atau volume measuring
chamber.
INJECTOR SETTING:
MIN MED MAX

Discharge

Fig.31 Setting Grease Injector

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10
- 32 -
Susunan grease injector pada EH series.

Fig.32 Susunan injector dengan penutup

2.25 PENJELASAN SINGLE LINE, PARALLEL SYSTEMS


Pada sebuah single line, parallel system adalah upaya penyaluran sumner pelumas
yang dialirkan melalui sebuah single supply line seperti yang terpasang pada setiap
injector manifold. Individual injector pada injector manifold adalah “in line”; ini
berarti bahwa sumber (source) langsung menghubung ke setiap injector setiap saat.
Setiap injector bekerja secara simultan dengan mengalirkan lubricant dan masing
masing injector bekerja secara independent dengan yang lain pada system.
Gerakan atau or cycling pada individual injectors adalah parallel satu dengan yang
lain.

Pada penjelasan sebelumnya bahwa injectors cycle independent dengan yang


lainya. Jika suatu injector tidak mengalami siklus, maka siklus dari semua injector
lain dalam sistem tersebut akan berjalan normal. Pelumas akan berhenti mengalir
pada injector yang tidak mengalami siklus saja.

Sistem ini bisa disebut dengan sebuah measuring system. Sumber tersebut
memberikan pelumas ke sistem dan di setiap injektor tekanan menjadi meningkat
dan aliran pelumas menyebabkan injector untuk mengeluarkan grease dengan
ukuran tertentu. Setelah siklus berlangsung, injector tidak mendapatkan aliran
grease, namun aliran grease dari proses sebelumnya akan dialirkan ke discharge
chamber untuk proses selanjutnya.

Tekanan sistem naik ke maksimum preset dan penyediaan pelumas dihentikan.


Panjang stroke bisa disesuaikan dengan keperluan dan diameter dari masing-masing
piston ukur dalam injektor menentukan seberapa banyak pelumas terlantar selama
setiap siklus injektor tersebut. Oleh karena itu, total aliran pelumas dari sumber
tersebut tidak dialirkan kemanapun, hanya saja jumlah volume sudah terukur
disetiap grease injector.

Injector sistem bisa disetel (reset) untuk memenuhi keperluan jumlah tekanan dan
volume pelumas pada supply lines. Hal ini sangat penting untuk memahami bahwa
system pelumas grease adalah memiliki dua siklus secara keseluruhan:

Pertama Menyediakan pelumas grease dengan tekanan dan jumlah volume


tertentu (sesuai dengan keperluan atau kecukupan pada arean
sambungan bergerak).

Kedua Mengembalikan pelumas grease ke reservoir (grease tank) ketika siklus


sudah brakhir.

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10
- 33 -
2.3 System Kerja Grease Injector (SL1)
_________________________________________________________

Pada gambar dibawah ini adalah susunan grease injector (SL1) pada sebuah single grease
manifold. Grease bertekanan disalurkan ke manifold, lalu disalurkan ke masing masing
injector.

Fig.33 Susunan Injector SL1

1. Manifold 7. Adjusting Screw 13. Outlet port (1/8 NPTF)


2. Mounting hole 8. Adjusting screw lock nut 14. Plunger spring
3. Adapter bolt 9. Measuring chamber 15. Slide valve
4. Injector 10. Injector piston 16. Passage
5. Cover cap, metal 11. Discharge chamber 17. gasket
6. Indicator Stem 12. Fitting assembly

CATATAN: Untuk desain terbaru bahwa setiap grease injector dilengkapi dengan
penutup (cover), dimaksudkan untuk melindungi indicator stem dari
kemacetan akibat kotoran. Bukalah cover saat anda memeriksa kerja
grease injector setiap PM service.

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10
- 34 -
KOMPONEN
Grease Injector terdiri dari komponen penting utama dibawah ini:
1. Measuring chamber housing
2. Measuring chamber adjustment
3. Discharge chamber housing
4. Injector piston
5. Spring 5
6. Slide valve
7. Inlet tube
2 3
7
6

1
4

Fig.34 Susunan Injector SL1

2.31 SLI INJECTOR ASSEMBLY

Setiap Lincoln “Centro-Matic” SL1 injector assembly terdiri dari satu atau lima
injectors yang dipasang pada sebuah manifold. Ini adalah desain untuk memberikan
inject grease ke bearings dengan nilai output pressure mencapai 3,500 psi.

Setiap manifold terdiri dari supply line connection ports pada salah satu ujungnya,
mounting surface untuk individual injectors, flow passages untuk interconnect
injectors dan connection ports, serta mounting holes yag terpasang tetap pada
manifold ke machine.

Injector dipasang pada grease manifold dengan sebuah adapter bolt dan dilindungi
oleh copper gaskets. Individual injectors bisa dilepaskan dari manifold untuk
perbaikan atau pergantian tanpa mengganggu injector yang lain atau supply lines
dengan melepaskan adapter bolt dan pelepasan feed line dari injector outlet port.

Indicator stem secara langsung dihubungkan ke injector piston dan dipergunakan


indikasi visual pada saat injector beroperasi. Ketika supply system pressure
meningkat dan indicator stem bergerak kedalam injector body dan ketika supply
side terjadi penurunan pressure maka indicator stem bergerak keluar ke posisi
semula pada adjusting screw.

Adjusting screw bisa dipergunakan untuk penyetelan jumlah lubricant output setiap
individual injector. Untuk SL1 injector, nilai adjustment range sekitar 0.008 s.d
0.08 cubic inches. Seperti yang dinyatakan sebelumnya bahwa penyetelan injector
tidak akan berpengaruh pada system pelumas akan tetapi hanya berpengaruh pada
volume grease yang dikeluarkan.

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10
- 35 -
Injector assembly bisa dipaang pada beberapa posisi dengan tidak mempengaruhi
operating efficiency. Outputs untuk kedua adjustment injectors bisa
dikombinasikan dengan memakai sebuah connector tube

PRINSIP KERJA INJECTOR


STAGE 1
Injector piston (A) pada posisi normal atau posisi neutral.
Discharge chamber (B) dipenuhi dengan grease dari cycle
sebelumnya. Oleh sebab adanya tekanan grease, slide valve
(C) menekan keatas dan menutup saluran antara passage (D)
dengan discharge chamber.
Dengan demikian, tekanan grease dari grease pump akan
mengalir ke measuring chamber melalui passage (D).

Grease bertekanan dari grease pump

Grease tidak bertekanan

Grease bertekanan dari gerakan piston

Fig.35 Kerja Injector Stage 1

STAGE 2
Pada saat slide valve membuka saluran, maka grease
mengalir untuk mengisi measuring chamber (A) dan
mendorong injector piston ke bawah. Piston mendorong
grease dari discharge chamber (B) menuju ke outlet port (C).
Grease yang ada pada discharge chamber berasal dari kerja
injector sebelumnya.
Besarnya volume grease yang keluar dari outlet port (C)
tergantung dari setting injector (+0.128 cc – 1.28 cc) per
cycle.

Grease bertekanan dari grease pump

Grease tidak bertekanan

Grease bertekanan dari gerakan piston

Fig.36 Kerja Injector Stage 2

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10
- 36 -
STAGE 3
Pada saat injector piston terjadi langkah penuh, maka
injector piston akan contact dengan slide valve. Menunjukan
bahwa volume grease keluar 100% dari discharge chamber
dan tidak ada aliran lagi dari outlet port.
Didalam measuring chamber masih bertekanan selama grease
pump masih beroperasi.
Besarnya volume grease yang keluar dari outlet port (C)
tergantung dari setting injector (+0.128 cc – 1.28 cc) per
cycle.

Grease bertekanan dari grease pump

Grease tidak bertekanan

Grease bertekanan dari gerakan piston

Grease dialirkan ke discharge chamber

Grease dialirkan kembali ke Tank

Fig.37 Kerja Injector Stage 3

STAGE 4
Setelah pompa grease tidak bekerja, maka tekanan pada
measuring chamber turun. Maka injector piston bergerak
keatas dan slide valve bergerak kebawah oleh gaya spring
pada discharge chamber. Akibat kerja ini, maka grease
dialirkan ke discharge chamber melalui side passage (D).
Aliran ini terhenti ketika spring sudah full stroke.
Besarnya volume grease yang keluar dari outlet port (C)
tergantung dari setting injector (+0.128 cc – 1.28 cc) per
cycle.

Grease bertekanan dari grease pump

Grease tidak bertekanan

Grease bertekanan dari gerakan piston

Grease dialirkan ke discharge chamber

Grease dialirkan kembali ke Tank


Fig.38 Kerja Injector Stage 4

NOTE: Pengertian injector dalam hal ini bukan berarti menginjeksikan grease secara
terus menurus selama grease pump bekerja. Grease yang keluar dari outlet
port adalah grease yang berada di discharge chamber dari operasi injector
sebelumnya.

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10
- 37 -
Didalam cover cap pada fitting assembly adalah sebuah grease fitting yang berhubungan
langsung dengan discharge chamber pada injector. Dengan menyambung secara manual
atau air powered grease gun, anda bisa melakukan inject grease langsung kedalam
bearing melalui feed line tanpa mengganggu lines atau fungsi system lain.

Jika komponen dari mesin keseluruhan akan diganti dan pelumasan komponen yang tidak
diperlukan lagi untuk sistem Centro-Matic tidak perlu digunakan tanpa memiliki dampak
apapun terhadap injectors lain dari sistem. Jika ada sebuah single bearing point maka
output port dapat dipasang dengan plug. Jika terdapat sebuah ujung dari supply side,
maka ujung dari supply side bisa dipergunakan.

Udara yang terjebak dalam saluran grease adalah laporan yang paling umum dalam posisi
sistem tidak beroperasi. Aktifkan sistem lube melalui "switch lube tombol manual" yang
terletak di ruang battery (excavator) untuk mengeluarkan udara. Jalur supply, tee dan
alat kelengkapan (jalur dari pompa tabung ke bank injektor) harus dibuka untuk
memungkinkan udara untuk keluar diri system dan grease akan mengisi ruang ruang yang
kosong. Grease pada jalur aliran pompa akan terhenti jika jumlah udara cukup besar.

Setelah jalur supply sudah tidak ada udara, lepaskan beberapa plugs di dasar injector
bank untuk mengeluarkan udara. Lalu lepaskan feed line (saluran untuk membuang udara
dari setiap injector ke masing masing bearing), lalu ke masing masing bearing sampai
grease terlihat keluar.

Injectors disetel dan dikunci dengan full stroke dari pabrik. Maksimum output adalah
0.08 cu/in dan minimum setting adalah 0.008 cu/in per stroke. Setting ini harus
dilakukan pada machine delivery atau setelah mendapatkan data bahwa terjadi
kekurangan grease dan memerlukan penyetelan yang lebih besar sesuai dengan kondisi
job-site.

RINGKASAN dan Tips:

1. Untuk mengetahui internal leak atau kemacetan pada grease injector, perlu
diperiksa secara visual dengan melihat naik/turun valve stem sebagai indicator.
2. Kemacetan kerja slide valve pada injector diakibatkan oleh kotoran pada grease
(internal) dan debu disekitar valve stem. Maka jagalah kebersihan disekitar valve
stem.
3. Lakukan pengisian grease ke (reservoir) dengan melalui fast filling. Hindari
pengisian grease dengan cara membuka tutup grease tank, sebab kotoran dari
atas cover tank akan masuk ke grease tank.
4. Lakukan inspeksi pin/bushing/bearing dengan cara memeriksa setiap saluran
grease (pipa/hose). Jika perlu periksa panas pin dengan thermo gun dan catat
hasilnya.
5. Lakukan download machine secara berkala untuk memonitor kerja autolube
sytem melalui program MIC.
6. Lakukan performance test pada grease pump dengan mengamati continuity pada
grease pressure switch. Grease pressure switch harus NC dalam waktu <150 detik.
7. Jangan menyetel grease pressure switch lebih rendah dari standard setting (180
bars).
8. Jika mendapatkan ada salah satu pin/bushing yang kering, segera lakukan
pemeriksaan kerja pelumas otomatis dan lakukan perbaikan segera.
9. Jangan menunda waktu perbaikan jika system autolube mengalami kerusakan
dengan memasukan kedalam backlog.

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10
- 38 -
2.32 POSISI AUTOLUBE PANEL PADA EX1200 SERIES

Fig.39 Posisi grease pump ~EX1200

Posisi Distributor valve

Fig.40 Posisi grease distributor ~EX1200

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10
- 39 -
2.33 PRINSIP KERJA GREASE DISTRIBUTOR (~EX1200)
(Distribution Valve)

Distribution valve dipasang pada auto


lubrication circuit dan mendistribusikan
grease dari grease pump ke setiap posisi
lubrication.
Sebuah proximity switches mendeteksi
jumlah grease yang didistribusikan dan
mengirimkan signal ke MC.

Operasi grease distributor

1. Grease dari grease pump menekan sisi kanan


kanan piston A melalui passage G.

2. Sehingga, piston A bergerak kearah kiri. Grease


pada sisi kiri piston A mengalir ke port 2
melalui passage H dan piston F

3. Saat piston A bergerak kearah kiri, grease dari


grease pump menekan ke sisi kanan dari piston
B melalui passage I.

4. Sehingga, piston B bergerak kea rah kiri.


Grease yang berada disebelah kiri piston B
mengalir ke port 11 melalui passage J dan
piston A.

Fig.41 Prinsip kerja grease distributor ~EX1200

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10
- 40 -
5. Saat piston B bergerak kearah kiri, grease
dari grease pump mnekan sisi kanan dari
piston C melalui passage K.

6. Sehingga piston C bergerak kearah kiri.


Grease pada sisi kiri piston C mengalir ke
port 9 melalui passage L dan piston B.

7. Dengan menulang steps 3 sampai 6, grease


disalurkan ke ports 11, 9, 7, 5 dan 3 dalam
hal ini.

8. Saat piston F bergerak kearah kiri, grease dari


grease pump menekan sisi kiri piston A melalui
passage H.

9. Sehingga piston A bergerak kearah kanan.


Grease pada sisi kanan piston A mengalir ke port
1 melalui passage G dan piston F.

10. Saat piston A bergerak kearah kanan, grease dari


grease pump menekan pada sisi kiri piston B
melalui passage J.

11. Sehingga piston B bergerak kearah kanan. Grease


pada sisi kanan piston B mengalir ke port 12
melalui passage I dan piston A.

12. Dengan mengulang steps 10, 11, grease disalurkan


ke ports 12, 10, 8, 6 dan 4 dalam hal ini.

Fig.42 Prinsip kerja grease distributor ~EX1200

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10
- 41 -
2.4 Kerja Sistem kelistrikan
__________________________________________________
Kerja Circuit EX1900-6 up:

Fig.43 Sirkuit kelistrikan

NOTE: Untuk machine baru, gunakan setting interval terkecil, hingga grease yang ada
pada pin/bushing terlihat cukup. Lalu setting 5 atau 10 menit. Namun jika masih
terlihat berlebihan, maka anda bisa setting ke 15 menit. Artinya bahwa pilihan
interval tersebut dipergunakan sesuai keperluan dan kondisi.

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10
- 42 -
2.41 AUTO LUBRICATION CONTROL

Fungsi : Secara otomatis menyalurkan grease ke jalur lubrikasi joint pins, swing
bearing, dan center joint sesuai dengan intervals.

Operasi : Posisi Automatic Lubrication (contoh: excavator)

1. Saat auto lubrication switch diposisikan AUTOn, maka arus listrik dari
MC terminal 76-13 mendapatkan ground melalui auto lubrication switch
sehingga MC mengetahui bahwa auto lubrication switch pada posisi
AUTO.

2. Arus listrik dari MC terminal 48-18 mengalir ke auto lubrication solenoid


valve (6) sesuai dengan setting intervals ditentukan oleh auto
lubrication interval switch untuk mengaktifkan auto lubrication solenoid
valve.

3. Pressure oil dari pilot pump (45 bars) dialirkan ke vent valve (4) dan
grease pump drive motor (5) setelah diturunkan (30 bar) melalui
reducing valve untuk menggerakan grease pump.

4. Sebagai pilot pressure oil masuk ke vent valve, lalu vent valve menutup
return circuit dari grease pump ke grease tank. Hasilnya, grease
dialirkan ke jalur lubrication circuit.

5. Grease pressure pada jalur lubrication circuit juga dialirkan ke pressure


switch. Saat grease pressure pada front attachment lubrication circuit
mencapai set pressure >17.7 MPa, maka pressure switch menjadi NC. Ini
membuat grounding pada MC terminal 48-38 melalui pressure switch.
Sehingga MC mendeteksi kenaikan grease pressure pada lubrication
circuit.

6. MC menyelakan lampu warning LED warna merah dan mengirimkan


signals ke IDU melalui CAN untuk menunjukan adanya peringatan pada
monitor display.

7. Juga, MC mengaktifkan auto lubrication solenoid valve selama +150


detik setiap intervals untuk intermittent lubrication.

Fig.44 Posisi komponen Utama

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10
- 43 -
Operasi : Posisi Manual Lubrication (Contoh excavator)

1. Saat auto lubrication switch(3) diposisikan MANUAL, maka MC akan


menjaga auto lubrication solenoid valve tetap aktif. Ini menyebabkan
grease pump menghasilkan discharges grease, sehingga grease gun bisa
dipergunakan.

2. Pressure switch (2) akan mendeteksi dan mengirimkan signal ke MC


bahwa manual lubrication pada kondisi normal. Ketika lubrication
circuit pressure mencapai 23.5 MPa atau lebih, maka pressure switch
(2) akan posisi NC.

3. Arus listrik dari MC terminal #48-38 akan mendapatkan grounded


melalui pressure switch (2) sehingga MC mengetahui tekanan grease
apakah normal atau abnormal.

4. Arus dari MC terminal #48-18 diputuskan menjadi OFF untuk auto


lubrication solenoid valve dan menghentikan kerja grease pump.

Fig.45 bagian atas ruang battery

NOTE: Posisi manual lubrication mode ini, lampu warning LED (merah) dijaga tetap
menyala dan peringatan ini ditampilkan pada monitor display setiap saat. Ketika
grease gun tidak digunakan, maka grease pump akan terjadi stall akibat pressure
pada lubrication circuit sudah tinggi.

Komponen utama untuk system ini adalah grease pump, auto-lubrication solenoid valve,
vent valve, auto-lubrication interval switch, auto-lubrication mode switch, pressure
switch (Auto Lubrication) dan pressure switch (Manual Lubrication).

Auto-lubrication mode switch mempunyai tiga posisi:


Auto / Off / Manual. Saat switch diposisikan ke Auto, greasing akan berjalan secara
automatic sesuai interval pada auto-lubrication interval switch.
Saat switch idiposisikan OFF, maka greasing system tidak akan bekerja. Dan ketika
switch diposisikan Manual, maka auto-lubrication system tidak diaktifkan. Sehingga
greasing hanya bisa dilakukan dengan menggunakan sebuah grease gun.

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10
- 44 -
Kerja Circuit untuk EX1200-6 series:
_________________________________________________________________________

Auto-Lubrication Control

Tujuan: Mengontrol auto-lubrication device dengan maksud untuk menjalankan kerja


auto-lubrication dengan benar.

Fig.46 Circuit autolube ZX870

NOTE:
Waktu Lubrikasi dan interval ini bisa disetting dengan/atau melalui monitor unit atau Dr.
ZX Service Mode. (Settingnya antara 10 s.d 253 menit.)

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10
- 45 -
Operasi:
1. Saat lubrication mode selection switches diposisikan ke AUTO, MC (main)
membuat grounds didalam terminal #B24.

2. Sehingga auto-lubrication relay menjadi aktif.

3. Arus dari fuses #15 mengalir ke grease pump dan terminal #1 pada
proximity switch melalui auto-lubrication relay.

4. Sehingga grease pump dioperasikan dan auto-lubrication dimulai.

5. Selama auto-lubrication relay aktif, maka greas pump dioperasikan dan


mengalirkan grease.

6. Saat grease disalurkan dari grease pump, piston pada distribution valve
bergerak (geser).

7. Proximity switch ditempatkan pada distribution valve dan aktif secara


ON/OFF sesuai dengan piston stroke pada distribution valve.

8. Ketika piston distribution valve menekan proximity switch, lalu proximity


switch akan NC (ON) dan transistor pada proximity switch diaktifkan.
Sehingga, MC (main) terminal #B5 terjadi ground melalui proximity switch.

9. Dilain pihak, saat piston pada distribution valve bergerak menjauh dari
proximity switch, maka proximity switch akan OFF dan transistor didalam
proximity switch juga OFF. Sehingga arus dari terminal #1 mengalir ke
terminal #B5 pada MC (main).

10. MC (main) mendeteksi operating


number (stroke number) pada
distribution valve sesuai signal yang
dikirim ke terminal #B5.

11. Saat operating number (stroke


number) distribution valve mencapai
jumlah tertentu, maka MC (main)
memutuskan ground ke terminal #B24.

12. Konsekwensinya bahwa auto-


lubrication relay menjadi OFF dan
arus tidak mengalir ke grease pump
dan grease pump berhenti.

13. Lalu, sebagaimana MC (main)


membuat grounds terminal #B24 lagi setelah preset interval, maka grease
pump dioperasikan dan auto-lubrication mulai bekerja lagi.

14. Selain itu, spesifik signal operating number dari proximity switch tidak
dikirim ke terminal #B5 pada MC (main) dalam 5 menit setelah auto-
lubrication relay aktif (ON), maka MC (main) mengetahui adanya faulty
auto-lubrication circuit (diluar grease, faulty grease pump). MC (main)
menampilkan auto-lubrication alarm pada monitor unit.

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10
- 46 -
Kerja Circuit untuk EX1200-5 series:
_________________________________________________________________________

Auto-Lubrication Control

Tujuan: Mengontrol auto-lubrication device dengan maksud untuk menjalankan kerja


auto-lubrication dengan benar

Fig.47 Circuit autolube EX1200-5

Operasi:

• Auto-Lubrication

1. Saat auto-lubrication switch pada monitor panel diposisikan ke AUTO,


maka monitor controller mengirimkan signal ke main controller B.

2. Lalu, berdasarkan signals dari auto-lubrication interval switch tersebut,


main controller B menghubungkan ground circuit pada power transistor 3.

3. Selama ada signal dari main controller B sebgai input, maka power
transistor 3 mengaktifkan auto-lubrication relay.

4. Selama itu pula auto-lubrication relay diaktifkan. lalu grease pump


dioperasikan untuk mengalirkan grease.

5. Ditambahkan lagi bahwa main controller B memonitor auto-lubrication


system dengan proximity switch untuk memeriksa apakah system berjalan
normal.

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10
- 47 -
6. Saat proximity switch pada posisi ON, main controller B tidak
mengaktifkan auto-lubrication relay. Sehingga kerja grease pump
dihentikan.

NOTE: Didalam auto-lubrication mode, jika proximity switch tidak bergerak kesalah satu
posisi ON atau OFF dalam waktu 5 menit setelah auto-lubrication relay diaktifkan,
main controller B menetapkan bahwa kerusakan system telah terjadi atau volume
grease sudah menutun, dan lampu auto-lubrication indicator akan menyala.

• Manual Lubrication

1. Saat auto-lubrication switch pada monitor panel diposisikan ke MANUAL,


maka monitor controller mengirimkan signal ke main controller B.

2. Lalu, main controller B menghubungkan ground circuit pada power


transistor 3. Power transistor 3 mengaktifkan auto-lubrication relay dan
menahan untuk terus aktif.

3. Posisikan lubricator grease pump switch ON.

4. Sementara grease pump menyalurkan grease, pelumasan bisa dilakukan


dengan memakai lubricator atau grease gun.

5. Saat proximity switch posisi ON, maka main controller B menerima signal,
untuk mematikan auto-lubrication relay. Sehingga, kerja grease pump
dihentikan.

NOTE: Pada posisi manual lubrication mode ini, lampu auto-lubrication indicator akan
tetapmenyala (ON).

AUTO-LUBRICATION INDICATOR

Lampu indicator peringatan akan menyala ketika auto-


lubrication line mengalami penyumbatan atau grease tank
kosong.

NOTE: Lampu Auto-lubrication Indicator menyala saat


system manual dioperasikan.

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10
- 48 -
Proximity Switch Adjustment Procedure

1. Kendorkan nut dengan menggunakan kunci 17 mm


2. Kencangkan perlahan proximity switch dengan tangan hingga ujung dari
proximity switch menyentuh protrusion.
3. Kendorkan proximity switch 1/2 sampai 1 putaran. Pastikan bahwa indicator
faces pada arah yang benar sesuai figure.

PENTING: Proximity switches bisa patah. Jangan mengencangkan nut terlampau


keras.

4. Kencangkan nut kembali pada proximity switch dengan memakai kunci 17 mm


dengan standard torsi sekitar 0.78 N.m (0.08 kgf.m, 0.57lbf.ft)

Fig.48 Distributor Valve EX1200-5

NOTE: Perhatikan jarak antara pin dan prostrusion dengan cara melailkan setting yang
benar. Sebab jika jaraknya terlalu jauh, maka grease akan menjadi boros.

Fig.49 Posisi antara prostrusion dengan pins

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10
- 49 -
Autolubrication circuit (EX1900-5 Up)

Secara prinsip sistem antara dash 5 dengan dash 6 adalah sama. Hanya circuit saja yang
berbeda. Detail perbedaan hanya bisa dilihat dengan electrical circuit diagram.

Fig.50 Circuit Autolube EX1900 up

NOTE: Sesuai dengan interval setting pada electrical equipment box, solenoid valve
mengontrol greasing intervals. Kejadian abnormal pada auto-lubrication circuit
dideteksi oleh pressure switches (180k). Jika grease pressure tidak bisa tercapai
dalam waktu 150 detik setelah lubricator bekerja atau jka greasing terus
berlanjut lebih dari 150 detik, maka MC menghidupkan auto-lubrication warning
indicator didalam cabin dan mencatat kejadian ini kedalam Data Logging Unit
(DLU) pada monitoring system.

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10
- 50 -
2.6 Kerja Sistem Hidrolis
__________________________________________________
Operasi : Hidrolik system pada sistem Lubrikasi

Selama engine dihidupkan, tekanan oli primary yang dihasilkan dari pilot
pump akan disalurkan menuju ke auto lubrication solenoid valve. Jika posisi
auto lubrication solenoid valve tidak aktif, maka tekanan tersebut disebut
sebagai standby pressure dengan nilai 45 bars.

Jika auto lubrication solenoid valve diaktifkan, maka standby pressure akan
dialirkan ke hydraulic motor setelah melewati pressure reducing valve
(berkurang menjadi 30 bars) dan flow control valve, dan pada akhirnya
menggerakan grease pump.

Dari MC

Fig.51 Circuit Hidrolik EX1900 up

Flow control valve berfungsi untuk mengatur jumlah aliran oli ke hydraulic
motor dan bisa disetting jika diperlukan.

Setelah pilot oil melewati pressure reducing valve, juga ada tekanan oli
yang dialirkan ke sisi atas vent valve melalui orifice. Tekanan tersebut
berfungsi untuk menutup valve antara jalur delivery grease dengan jalur
tank.

Pressure gauge berfungsi untuk menunjukan nilai besaran tekanan tekanan


pilot setelah melewati pressure reducing valve.

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10
- 51 -
BAGIAN 3
3.1 Inspeksi Visual Secara Berkala
_________________________________________________________

WARNING INDICATOR
Warning
Indicator (-6)
Warning
Indicator (-5)

Fig.52 Monitor panel EX1900 up

Inspeksi Visual secara Berkala


(Contoh perawatan yang buruk pada sebuah excavator.)

Line dan manifold bocor Pin/bushing kering

Pin/bushing kering Lumpur masuk ke bushing

Fig.53 Contoh kondisi yang salah

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10
- 52 -
3.2 Perawatan Berkala yang benar
________________________________________________
Dibawah ini adalah contoh interval guidance untuk sebuah perawatan auto-lubrication
pada salah satu model giant excavator (abaikan model excavatornya).

Interval (Hours)
Parts Kuantitas
5 10 250 500 1000 1500 2000

1. Loader front joint Bucket Pins 8Â ÌÌ


pins
Front Pins lainya 16 Â ÌÌ
Bucket & link
12 Â ÌÌ
2. Backhoe front joint pins
pins
Front pin lainya 14 Â ÌÌ

3. Swing bearing 21 Â

4. Swing internal Gear 200 L

5. Center Joint 1Â

# NOTE : Tanda ÌÌ Memerlukan perawatan saat beroperasi di perairan atau lumpur


Tanda  Tersedia auto-lubrication

Contoh Penjelasan Tabel:

Pada tabel diatas adalah petunjuk pabrik bagaimana melakukan perawatan secara
interval (berkala).

1. Interval 10 jam mempunyai arti bahwa untuk bucket pins (link) dan front pins lainya
harus dilakukan greasing secara manual setiap 10 jam operasi meskipun sudah
dilengkapi dengan pelumasan otomatis.

2. Tanda  dan  sudah dijepaskan pada NOTE dibawah tabel sisi kiri bawah.

3. Swing bearing harus dilumasi secara manual setiap 250 jam interval.

4. Swing internal gear, kecukupan grease-nya harus diperiksa setiap 2000 jam interval
(maksudnya: bukan di-isi setiap 2000 jam)

5. Center joint harus dilumasi secara manual setiap 1000 jam interval dengan memiliki
1 buah grease injector.

NOTE:
Dengan memahami maksud dari tabel diatas maka akan terhindar dari interpretasi (salah
pengertian) teknis sehingga akan merubah aplikasi. Didalam ilmu perawatan machine,
kesalahan interpretasi memiliki dampak yang besar terhadap upaya perawatan machine
yang optimal.

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10
- 53 -
3.21 Pemeriksaan Swing Internal Gear setiap 2000 Jam

Grease harus diatas semua internal gear teeth pada swing bearing dan terbebas dari
kontaminasi ataupun air. Jika grease terdapat air atau tanah, ganti semua grease pada
internal gear.

Buka cover (1) pada sisi kanan


upperstructure

Lepaskan cover (2) dari sisi bawah swing


1 gear housing, didekat center joint

Lepaskan cover (1) pada sisi kanan


upperstructure. Dengan maksud untuk
menambahkan grease baru ke swing gear,
putar upperstructure tiap 30° (hingga 1
putaran) dan tambahkan grease tiap
interval menggunakan putty knife.

Total jumlah grease yang diberikan sekitar


200 liter (52.8 US gal)
PERINGATAN:

Tambahkan atau ganti swing internal gear


grease dan putar upperstructure yang
dilakukan 1 orang saja. Sebelum memulai
pekerjaan ini, pastikan bahwa disekitar swing
harus dalam kondisi aman.

Bila anda akan meninggalkan cabin:


ƒ Turunkan bucket ke tanah.
ƒ Matikan engine.
ƒ Posisikan pilot control shut-off lever ke 2
posisi LOCK.
ƒ Gunakan handrail saat turun
Fig.54 Swing internal gear

3.22 Swing Bearing --- Tiap 250 Jam

Posisikan pilot control shut-off lever ke posisi


LOCK. Dengan upperstructure tetap, lakukan
greasing untuk 21 buah grease fittings.
Hidupkan engine. Naikan bucket beberapa
inches ke atas tanah dan putar upperstructure
45° (1/8 putaran).
Berikan grease ke swing bearing sampai grease
terlihat keluar dari swing bearing seals. Total
jumlah grease yang diberikan sekitar 10 sampai
12 strokes dari grease lubricator.
Fig.55 Swing bearing injector

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10
- 54 -
3.23 Center Joint --- Tiap 500 Jam

PERHATIAN:

Center joint adalah komponen dengan sambungan


bergerak yang memerlukan greasing tambahan
dengan interval setiap 500 jam, meskipun sudah
dilengkapi dengan system otomatis.

Komponen ini hanya memiliki sebuah injector


grease.

Setting injector harus dibuat pada posisi


minimum agar volume grease yang masuk ke
center joint tidak berlebihan dan merusak seal.
Fig.56 Center joint injector

Saat upperstructure tidak bergerak lakukan greasing pada grease fitting. Total jumlah
grease yang diberikan sekitar 5 sampai 6 strokes dari grease lubricator.

3.24 MANUAL OPERASI LUBRICATOR


Machine dilengkapi dengan sebuah hose reel dan grease
lubricator (Pompa grease). Perangkat ini dipakai untuk
memompakan grease ke group fittings pada main frame
dan front attachmen dengan cara manual.
Panjang hose pada hose reel bisa mencapai lokasi bucket
dengan aposisi arm memanjang penuh untuk setiap model
machine.

Posisikan auto-lubrication toggle switch (lingkaran merah)


yang terletak disisi dalam battery compartment ke posisi
MANUAL.

Tekan gun lever pada grease gun untuk membuang sisa


tekanan; sejumlah grease akan keluar dari grease gun.

Tarik hose grease sesuai keinginan.


Hentikan tarikan sesuai keperluan; reel (5) akan ber-Bunyi
“klik” dan reel akan mengunci otomatis.
Masukan ujung grease gun (4) ke fitting dan tarik gun lever;
maka grease akan mengalir ke fitting

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10
- 55 -
3.25 Mengganti Grease secara manual (EX1900 up)

Saat grease tank dalam posisi kosong, gantilah dengan


prosedur yang ditunjukan berikut:
6
1. Lepaskan wing nuts (7) untuk melepas cover assembly
(6) dari grease tank. Lepaskan cover assembly (6).
7
2. Lepaskan follower plate (8) dari grease tank.
Lepaskan grease tank dengan mengganti yang baru.
8
3. Pasang follower plate (8) kedalam grease tank.
Sambil menahan dan putar follower plate (8) level
dikedua arah, tekan kebawah sehingga tidak terjadi
rongga udara.

4. Pasang cover assembly (6) pada lubricator housing


sambil menluruskan grease tube dengan lubang pada
follower plate, dengan maksud tidak mendorong plate
kedalam grease saat memasang cover. Kencangkan
wing nuts (7).
Fig.57 Memasang follower plate

NOTE: Pengisian grease bisa dilakukan dari fast-filling


panel pada sisi belakang bawah machine.

PERINGATAN:
Pengisian grease secara manual hanya boleh dilakukan
dengan kondisi darurat sebab kebersihan grease saat
pengisian tidak bisa dijamin.
8

Ó 8

PENTING:
Saat mengganti grease container, pastikan bahwa tidak ada pasir atau
kotoran yang menyumbat suction tube atau follower plate. Material seperti
pasir, debu yang masuk kedalam grease, akan merusak bagian bagian pump
dengan cepat. Jika follower plate (8) tidak pada posisi yang benar didalam
container, pump tidak bisamengambil grease, meskipun grease dalam
kondisi cukup pada container. Lakukan reposisi plate jika hal ini terjadi.

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10
- 56 -
3.26 Mengganti Grease secara manual (~ EX1200)

Saat grease container sudah kosong, ikuti prosedur dibawah ini untuk melakukan
pergantian:

1. Kendorkan wing nuts (2) yang ada di pail


cover (7). Lepaskan pump assembly (pump
(1), pail cover (7), dan suction tube (5)) dan
follower plate (3) dari grease container (4)
yang kosong.
2. Lepaskan cover dari new grease container.
3. Isikan grease untuk mengembalikan follower
plate (3) dan mengisi concaved sections; ini
akan mencegah udara masukdan bercampur
dengan grease contents.
4. Posisikan follower plate (3) rata dengan
grease contents pada container.
Gunakankedua tangan, tekan follower plate
(3) kebawah sambil meggerakan kedua
tangan kekiri & ke kanan sambil menekan
container kedalam, lihat ilustrasi sampai
grease keluar dari seal packing (6)

Fig.58 Memasang follower plate

PENTING: Hati hati jangan merusak seal packing


(6) yang ada diujung suction tube (5)
saat memasukanya.

5. Masukan perlahan suction tube (5) (pump


assembly) kedalam grease contents melalui
seal packing hole.
6. Pastikan bahwa pail cover (7) duduk dengan
benar pada container. Kencangkan masing
masing wing nut (2) ke pail cover (7) agar
pump assembly duduk pada container.
7. Setelah mengganti grease container,
kencangkan lubricator unit dengan bracket (8).

PENTING:
Saat mengganti grease container, pastikan bahwa tidak ada pasir atau
kotoran yang menyumbat suction tube (5) atau follower plate (3). Jika
terdapat kotoran seperti pasir, debu bercampur dengan grease, maka
kerusakan pump dan bagian lainnya akan cepat rusak.
Jika follower plate (3) tidak duduk dengan benar didalam container,
maka pump tidak akan bekerja dengan baik meskipun grease yang ada di
container masih cukup.

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10
- 57 -
3.27 Menyetel Greasing Interval

Putar adjusting switch yang terletak didalam room (8) bawah cabin untuk
memposisikan sesuai dengan keperluan dengan pilihan interval: 3, 5, 10, dan 15
menit

Grease interval
(menit)
3
5
10
15

Fig.59 Posisi grease interval switch

3.28 Menyetel Volume Greasing

Kendorkan locknut (11) pada injector (2). Putar


adjusting nut (10) kearah kanan sampai
berhenti. Ini adalah menyetel posisi minimum
delivery 0.168 cm3 (0.010 in3). Putar adjusting
nut (10) kea rah kiri sekitar 10 putaran.
Ini adalah menyetel posisi maximum delivery
sekitar 1.165 cm3 (0.071 in3). Tentukan
volume greasing antara maximum dan volume
minimum. Kencangkan locknut (11).

NOTE: Injectors (2) sudah dilakukan


disetting ketika dikirim dari pabrik
dengan ketentuan sbb:
Front attachment joint pins:
Maximum
Swing bearing: Minimum
Center joint: Minimum

Fig.60 setting volume grease

Model SL-I SL-II


Min. Volume 0.168+40% 1.165+15%
Max. Volume 1.68+40% 8.163+5%

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10
- 58 -
3.3 Pemeriksaan Grease Pump dan Injectors
______________________________________________________________________________________________________

Automatic Grease System

Pada setiap 250 jam operasi machine, periksa beberapa komponen pada automatic
grease system. Periksa dan lihat secara visual semua kekencangan jalur dan fittings,
terlindungi dan tidak ada kebocoran oli ataupun grease. Periksa reservoir dan gauges
apakah ada yang rusak atau cacat. Lepaskan oil level plug pada sisi pump mechanism
untuk melihat oil level dan kondisi oil.

Note: Jika oil menunjukan perubahan warna atau terkontaminasi, lakukan drain dan
ganti segera. Juga operasikan setiap injector bank dengan melihat gerak
indicator stem. Selama auto-lube system bekerja, periksa secara visual semua
injectors bekerja dengan baik.

Cap

Oil
Level
Plug

Fig.61 Memeriksa oli pelumas pada grease pump

Pump Mechanism Lube

Setiap 4000 jam intervals, lepaskan pump oil (regardless of the appearance/condition of
the oil) and install new engine oil (SAE 15W40) to the oil level plug. Untuk membuang
oil, putar oil level plug disamping pompa untuk mengeluarkan oli. Meskipun rectangular
cap bisa dilepaskan tetapi gasket jangan sampai rusak.

NOTE:
1. Oli yang dipergunakan untuk mengisi mechanical chamber pada graese pump
adalah oli engine dengan jenis viscositas SAE15W40. lakukan pemeriksan level
setiap 250 jam interval.
2. Gasket ini tersedia dalam seal kit: E12979470 (untuk EH series)

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10
- 59 -
3.31 Melakukan setting Pump Manifold Pressure dan Flow Controls

1. Pressure reducing valve berfungsi sebagai pembatasan tekanan oli untuk operasi
grease pump. Tekanan oli ini berkaitan dengan kekuatan putar motor terhadap beban
pompa (beban pompa = hambatan tekanan grease).
Memutar adjusting screw kea rah kiri akan mengurangi tekanan dan memutar
kekanan untuk menambah tekanan.

Pressure
Reducing Valve

Fig.62 Setting pressure reducing valve

2. Flow control valve berfungsi sebagai mengatur jumlah aliran oli (volume) untuk
operasi grease pump. Jumlah aliran oli ini berkaitan dengan kecepatan putar motor
yang berkaitan dengan volume output grease pump (Spee pompa = volume output
grease).
Memutar adjusting screw kearah kiri akan menambah jumlah aliran dan memutar
kekanan untuk mengurangi jumlah aliran oli.

Flow Control
Valve

Fig.63 Setting flow control valve

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10
- 60 -
3.32 Cara Melakukan Penyetelan (setting)

A. Kendorkan lock nut pada Pressure Reducing Valve dan Flow Control Valve dengan
memutar terlebih dulu lock nut ke KIRI (COUNTERCLOCKWISE). Putar Pressure
Reducing Valve adjusting screw kea rah KIRI sampai cukup longgar.

Note: Jangan sampai copot atau terlepas jatuh.

Loosen
Lock-nuts

Fig.64 Mengendorkan lock nut

B. Lakukan dengan memutar Flow Control Valve adjusting screw kearah KANAN
sampai putaran berhenti. Ini adalah menyetel dalam posisi minimum setting pada
valve tersebut.

Fig.65 Prosedur Setting

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10
- 61 -
C. Selama pump beroperasi, lakukan penyetelan pada Pressure Reducing Valve
sambil memonitoring tekanan grease pada supply gauge. Setel pada Pressure
Control Valve hingga mencapai 2750 psi untuk tekanan supply grease.

Fig.66 Prosedur Setting

Perlu dicatat bahwa pressure gauge untuk grease hanya tersedia pada model
truck. Dengan metode yang sama, lakukan juga pada model excavator dengan
cara menambahkan (modifikasi) grease pressure gauge.

Pressure Setting
bernilai: 2750psi

Fig.67 Monitoring dengan pressure gauge

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10
- 62 -
D. Lakukan penyetelan untuk Flow Control Valve pada sebuah point dimana pump
beroperasi pada steady quiet pulse, tanpa vibrasi atau bersuara halus. Untuk
merasakan operasi pump, letakan tangan anda diatas valve body.
High speed dan vibrasi akan meningkatkan wear rate (keausan rata rata) pada
komponen pump. Jika Flow Control Valve adjustment belum selesai, tetapi
grease pressure sudah mencapai, anda masih bisa melakukan manually reactivate
untuk grease cycle. Setelah Flow Control sudah disetel sesuai setting, cycle
system lakukan sekali recheck apakah pump cuts out pada tekanan 2750psi.
Buatlah adjustments jika memang diperlukan saja.

Note: Typical pump harus mencapai cycle sekitar 40 ±10 detik setelah aktivasi.

Ini sangat penting apakah grease pressure jangan sampai melebihi 3400psi dan
apakah grease pressure drops dibawah 600 psi setelah timer tidak aktif (timed
out). Apakah pressure tidak drop sampai 0psi setelah timer tidak aktif, udara
harus dikeluarkan dari dalam circuit atau vent valve pada posisi macet. Juka
pump pressure tidak bisa mencapai 2750psi dengan beberapa alasan, lampu
peringatan akan menyala. Jika terdapat udara didalam sistem, maka pump akan
mengalami kerusakan, mempercepat kebocoran dan sebagainya.

Fig.68 Prosedur Setting flow control valve

NOTE:
Jika pergantian pompa dilakukan secara assembly, maka penjelasan diatas tidak
perlu diketahui. Namun dalam kontek penyetelan flow control valve ini sangat
penting dilakukan ketika seorang teknisi melakukan re-seal ataupun repair
dimana seal, o-ring dan gasket diganti. Meskipun sudah diberi mark sebelum
pembongkaran, maka posisi setting belum tentu langsung sesuai. Maka pelajaran
ini sangat berguna.

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10
- 63 -
3.4 Bleeding udara dari System
________________________________________________________________________________________

Masih melanjutkan materi dari halaman sebelumnya, maka langkah selanjutnya


adalah melakukan pembuangan udara dari dalam system grease dengan maksud
untuk menghindariterjadinya kavitasi.

E. Jika mengetahui bahwa terdapat udara didalam system, dua orang harus bersiap
siap untuk melakukan bleed udara dari system. Satu orang bersiap untuk
mengoperasikan manual activation switch pada auto-lube control box (panel),
dan yang lainnya (Bleeder) herus bersiap siap memberikan signal aktivasi dan
mempersiapkan untuk melakukan disconnect lines dan fittings.

F. Operator menghidupkan engine.

G. Orang yang ada dilokasi manual switch harus memeriksa grease pressure gauge
untuk memastikan apakah needle sudah dropp ke 0psi. Jika gauge terbaca 0psi,
maka orang yang berada dilokasi manual switch bisa memberi signal ke Bleeder
untuk disconnect supply line pada salah satu injector banks.

H. Setelah Bleeder melakukan disconnect salah satu supply lines, dia harus
memberikan signal switch operator untuk mengaktifkan lube system

I. Setelah system diaktifkan, Bleeder harus melihat kebersihan aliran grease dari
supply line. Saat Bleeder sudah memastikan bahwa aliran grease tanpa ada udara,
dia harus memberi signal switch operator untuk stop

J. Setelah pumps dihentikan, gentian switch operator harus memeriksa grease


pressure gauge untuk menjamin apakh terbaca 0psi. Saat 0psi sudah dipastikan,
maka Bleeder harus memasang kembali supply line ke injector bank dan kuatkan.

K. Lakukan steps G sampai J hingga tiap tiap supply lines untuk masing masing
injector banks untuk membebaskan udara dari grease

L. Setelah supply lines ke injector banks terbuang udaranya, injector dan delivery
lines akan memerlukan blleding juga. Lalu lepaskan grease fitting caps dari
setiap injectors. Pasang sebuah grease supply source untuk greasing nipple salah
satu dari injectors. Lakukan greasing.

M. Lanjutkan ke pump grease serta semua injectors sampai grease mengalir dari tiap
tiap grease points (bearings bushings, joints dll) dan terakhir adalah ujung semua
delivery line.

N. Pasang delivery lines untuk bearings atau bushings.


Note: Ingat bahwa memasang caps diatas grease fittings setelah bleeding selesai
dilakukan.

O. Setel timer ke posisi run pada sebuah interval sesuai dengan kondisi job site,
tetapi tidak boleh lebih dari 30 (40 menit intervals).

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10
- 64 -
BAGIAN 4
4.1 Problem Solve yang efektif
_________________________________________________________
Troubleshooting (problem solve) adalah sebuah pelaksanaan diagnosa teknis dalam upaya
menemukan indikasi kerusakan. Jika sebuah kerusakan terlihat nyata, maka tidak
memerlukan langkah diagnosa yang rumit.

Pengetahuan sederhana yang harus dilakukan untuk langkah melakukan diagnosa yang
efektif dapat digolongkan menjadi 6 steps.

1. Mempelajari sistem
Belajar pada buku petunjuk teknis tentang
bagaimana sistem bekerja, bagaimana
konstruksinya, bagaimana spesifikasi serta
fungsi komponen didalam sistem.

2. Bertanya pada operator


Sebelum melakukan pekerjaan inspeksi,
carilah informasi dari operator atau teknisi
dari shift sebelumnya.

• Bagaimana machine dioperasikan? (missal: operasi pada material berlumpur,


berair, berdebu dll).
• Apakah trouble saat ini sudah pernah terjadi pada shift sebelumnya?. Atau terjadi
sifatnya kadang kadang?
• Cari informasi tentang detail permasalahan (misal: lampu menyala berkedip kedip,
ada noise ketika boom cylinder dinaikan dll)

3. Lakukan Inspeksi machine


Sebelum memulai melakukan prosedur troubleshooting, periksa apakah daily
maintenance dilakukan dengan benar. Langkah ini adalah upaya untuk mencari fakta
kerusakan.
Juga lakukan pemeriksaan dasar seperti electrical system termasuk kondisi batteries
sebab banyak ditemukan system tidak akan bekerja dengan baik jika terjadi low
battery voltage, sambungan yang kendor dan putus hubungan pada fuse (blown fuses)
dan akan menghasilkan malfunction pada controllers (MC), timer bisa menyebabkan
total kerusakan operational autolube pada machine.

Periksa posisi hose, fitting grease dari benturan material keras selama machine
beroperasi.
Hal hal demikianlah yang menyebabkan masalah autolube terjadi diluar factor teknis.

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10
- 65 -
4. Operasikan system autolube pada machine anda.
Lakukan identifikasi kerusakan dengan
mengoperasikan (mengamati) sendiri autolube
trouble pada machine anda. Jika trouble tidak
bisa dikonfirmasi, cari tahu detail informasi
kerusakan kembali. Sebab ditakutkan bahwa
action anda tidak sesuai dengan lapora kerusakan.
Apakah tidak mungkin yang menyala adalah
warning lamp air cleaner, tapi operator
melaporakan autolube?
Semua bisa mungkin, dan kita harus teliti dan
cross check sebelum mengambil sebuah tindakan.

5. Perform troubleshooting
Troubleshooting dilakukan dengan cara menindaklanjuti item.3 dilengkapi dengan
action plan dan sarana yang diperlukan. Lakukan inspeksi secara menyeluruh
berkaitan dengan kerusakan system yang terjadi dengan cara yang paling mendasar
seperti:
• Periksa jumlah grease pada grease tank.
• Memeriksa kebocoran external pada hose, fitting, nipple, pipe, grease pump
panel dan grease manifold dengan teliti.
• Periksa kebocoran internal pada grease injector dengan melihat operasi gerak
valve stem.
• Periksa kemampuan grease pump dengan melakukan test continuity pada
grease pressure switch.
• Periksa kecukupan output pressure dari pressure reducing valve.
• Lain lain

6. Menetapkan kemungkinan penyebab


Sebelum mencapai pada sebuah titik kesimpulan,
periksa data anda dari beberapa kemungkinan
penyebab lain sekali lagi.

Cobalah untuk melakukan identifikasi aktual


penyebab kerusakan autolube tersebut.
Berdasarkan kesimpulan data yang dikumpulkan
tersebut, buatlan rencana langkah perbaikan yang
merupakan konsekwensi sesuai dengan jenis
kerusakan (malfunctions).

NOTE Setelah selesai dilakukan troubleshooting adalah melakukan perbaikan pada part
yang rusak. Maka langkah selanjutnya adalah membuat laporan pekerjaan secara
jelas dan detail. Sebagai cacatan bahwa kelemahan teknisi secara umum adalah
pembuatan laporan yang kurang detail.

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10
- 66 -
4.2 Upaya mencari fakta kerusakan
_________________________________________________________
Dalam upaya melakukan perbaikan sistem autolube ini, banyak cara yang bisa dilakukan
untuk mencari fakta kerusakan. Langkah ini sangat penting dilakukan agar kita tidak salah
dalam melakukan pekerjaan dengan resiko bertambahnya waktu downtime.
Langkah tersebut bisa dikategorikan menjadi 3 element penting yang secara umum sudah
dipraktekan secara teknis oleh seorang teknisi:

Langkah 1 Mengamati indikasi kerusakan yang secara visual tidak bisa tampak/terlihat
(hidden). Misalnya penurunan kualitas kerja komponen oleh faktor umur,
lampu peringatan autolube dalam jangka lama tidak pernah menyala,
terdapat noise ketika salah satu pin digerakan, tersumbatnya saluran grease,
kualitas grease, kemampuan kerja grease pump dan masih banyak lagi. Dari
contoh tersebut kita akan mengalami kesulitan dalam menetapkan
kesimpulan.

Langkah 2 Mengamati indikasi kerusakan secara visual yang bisa dilihat baik dengan
panca indra maupun alat ukur. Langkah ini tergolong sangat mudah untuk
dilakukan dan hanya memerlukan komitmen dan usaha keras dari seorang
teknisi. Indikasi yang dimaksud sebagai contohnya adalah external leak pada
grease line, internal leak pada injector grease, pin/bushin terlihat kering,
kerja grease pump yang lama, tidak tercapainya tekanan pada grease
pressure switch dan masih banyak lagi contoh lainya. Dari contoh tersebut
akan memberikan kemudahan dalam menetapkan kesimpulan.

Langkah 3 Mengamati indikasi kerusakan berdasarkan data machine (MIC & Contronic
monitoring system), keluhan operator, jumlah pemakaian spare parts,
melakukan observasi ataupun data dari laporan teknisi. Langkah ini tergolong
sangat mudah untuk dilakukan dan hanya memerlukan komitmen dan usaha
keras dari seorang teknisi. Dari contoh tersebut akan memberikan kemudahan
dalam menetapkan kesimpulan.

Penanganan Langkah 1 yang dikatakan sebagai hidden failure, dapat diupayakan dengan
melakukan hal hal berikut ini sebagai gambaran sederhana dalam mengatasi masalah:

• Melakukan pemeriksaan component/parts secara visual dengan menggunakan alat


ukur untuk pembuktian. Langkah ini relatif mudah jika ada tolls/sarana dan
komitmen.

• Melakukan performance test (unjuk kerja) pada system ataupun sub system.
Misalnya mengukur waktu kerja grease pump melalui kontak grease pressure
switch, mengamati gerak valve stem pada injector dll.

• Melakukan assembling/disassembling komponen secara berkala. Misalnya


membongkar grease injector lalu mencuci internal seal dan memasangnya
kembali. Selain mengatasi masalah, upaya ini juga bisa dikategorikan sebagai
langkah perawatan preventive.

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10
- 67 -
Penanganan Langkah 2 yang dikatakan sebagai evidence failure, dapat diupayakan
dengan melakukan hal hal berikut ini sebagai gambaran sederhana dalam mengatasi
masalah:

• Kerusakan yang terlihat nyata ini, seorang teknisi bisa langsung menarik sebuah
kesimpulan kerusakan dan menelusuri mengapa kerusakan tersebut terjadi.

• Melakukan action langsung (atau menjadwalkan) untuk perbaikan atau


penggantian komponen yang rusak.

• Dengan melihat secara fakta bahwa bisa diupayakan bagaimana langkah


preventive yang harus diambil agar kerjadian serupa tidak terjadi lagi
dikemudian hari.

• Melakukan modifikasi (re-engineering) jika diperlukan.

Penanganan Langkah 3 yang hanya bisa dilihat melalui data serta bisa diupayakan dengan
melakukan hal hal berikut ini sebagai gambaran sederhana dalam mengatasi masalah:

• Melakukan download machie secara berkala (MIC/Contronic). Langkah ini relatif


mudah jika ada tolls/sarana dan komitmen.

• Melakukan analisa dan melakukan interpretasi hasil download menjadi resume


penting untuk melakukan action perbaikan.

• Contoh setelah halaman berikut adalah [Alarm History] screen menunjukan


jumlah perkalian masing masing alarm yang dilaporkan untuk bulan tertentu.
[Graph] tab menunjukan jumlah perkalian setiap alarm yang dilaporkan untuk
bulan tertentu (Jika lebih dari 1 dan 10 alarms dilaporkan, jumlah yang
ditampilkan akan berwarna kuning dan merah). [Data] tab memuat semua daftar
alarms.

• Melihat data inspeksi harian (apakah antara kerusakan dan inspeksi ada korelasi?
Jika tidak ada berarti kualitas inspeksi harus ditingkatkan.

• Melihat data kronolgis dari laporan troubleshooting. (Apakah action yang


dilakukan saat problem solve dengan indikasi kerusakan ada korelasi? Jika tidak
ada berarti, pemahaman system autolube dan konsekwensi akibat kerusakan
autolube perlu ditingkatkan. Atau justru action sudah tepat, tapi terlalu lama
menunggu spare parts? Berarti part stock/support perlu ditingkatkan dll.

• Melihat laporan atau data FIR & PIR pada e-cabinet sebagai gambaran serta
komparasi apakah kejadian yang sama juga pernah terjadi ditempat atau site
yang lain.

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10
- 68 -
4.21 PEMERIKSAAN YANG EFEKTIF

Upaya pertama dalam mencari sumber permasalahan autolube adalah dengan


memeriksa kebocoran, terutama ditempat/lokasi yang sulit. Kebocoran yang
perlu diperiksa secara teliti adalah:

a. Fitting dan pipe


b. Grease manifolds
c. Grease injector (external & internal)
d. Hose lubrikasi
e. Internal leaks pada vent valve
f. Internal leaks pada grease pressure switch (auto/manual)
g. Grease pump safety valve dan
h. Sambungan pada hose reel

Periksa kebocoran injector dan line


pada posisi yang sulit (Lihat posisi
anak anak panah)

Fig.69 Pemeriksaan kebocoran yang efektif

Akibat yang ditimbulkan jika ada kebocoran salah satu item diatas, maka akan
terjadi tidak tercapainya tekanan 180 kg.cm2 pada grease pressure switch. Atau
tekanan mengalami kelambatan dari batas waktu yang ditetapkan yakni 150 detik.

Sedang sudah kita ketahui bahwa jika tekanan grease tidak tercapai dalam waktu
150 detik, maka lampu peringatan autolube akan dinyalakan atas perintah Main
controller.

Unruk menghindari kejadian ini disaat machine operasi, maka lakukan


penjadwalan pemeriksaan kebocoran secara menyeluruh dan dilakukan pada saat
PM service. Mengapa harus menunggu PM service?
Sebab penmeriksaan ini perlu ketelitian dan waktu yang cukup. Segera action jika
ditemukan kebosoran dan jangan sampai ditunda.

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10
- 69 -
Memeriksa hose drain antara vent valve dan grease tank.

NOTE:
Grease akan keluar dari vent valve
ke tank ketika operasi pompa
berakhir.
(Lihat arah anak panah )

Hose drain
Lepas salah satu ujung hose
ini saat grease pump sedang
bekerja. Normalnya tidak ada
grease yang keluar dari vent
valve.

Fig. 70 Hose drain vent valve


Jalur ke
injector
manifold
Jika hasil pemeriksaan tekanan ditemukan bahwa ternyata setting pressure tidak
bisa mencapai >180 kg/cm2, maka kemungkinan kebocoran bisa terjadi pada vent
valve.
Cara memeriksa kebocoran ini sangat mudah dilakukan yakni dengan melepas salah
satu dari ujung hose drain tersebut sambil mengoperasikan grease pump. Pada saat
grease pump beroperasi dan grease keluar dari vent valve, sudah dipastikan bahwa
seal pada vent valve mengalami kerusakan.

Secara prinsip bahwa grease akan keluar dari vent valve pada saat operasi grease
pump berakhir. Ini beetujuan untuk membuang tekanan graese dari sistem dan
membuang tekanan tersebut ke grease tank. Dengan terbuangnya tekanan ini,
maka posisi injector piston menjadi release (neutral).

Jika ini terjadi, maka lakukan pergantian vent valve atau melakukan pergantian
seal kit. Dan untuk menghindari kerusakan semacam ini ditengah tengah jam
operasi, maka lakukan pemeriksaan kebocoan setiap PM service tertentu. Atau
mempersiapkan stock vent valve, jika sewaktu waktu ada kerusakan maka sudah
ada penggantinya.

Berdasarkan pengalaman dilapangan bahwa vent valve mulai mengalami keausan


seal sekitar HM 15,000. maka sebagai gambaran saja bahwa sebaiknya anda
melakukan pergantian setiap minor overhaul pada HM 12,000 s/d 14,000.

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10
- 70 -
Melakukan Performance test pada grease pump

Selain factor kebocoran yang merupakan problem dominant dari system autolube,
maka kemungkinan yang lain adalah menurunya performa grease pump, baik secara
graduasi maupun tiba tiba mengalami macet.

Memeriksa performa/kemampuan grease pump 007

Stop watch
Note:
Pompa harus stall antara 80~100
detik dan semua valve stem injector
mampu masuk kedalam.
(Jika adalah ada salah satu atau
lebih valve stem injector yang
tidak masuk, berarti terjadi
internal leaks dan tekanan tidak
akan tercapai).

Fig. 71 Test performa grease pump

Cara memeriksa performa grease yang efektif juga sangat mudah dilakukan yakni
dengan melakukan unjuk kerja (saat grease pump beroperasi) melalui dua cara:

1. Menghitung waktu pencapaian kerja menggunakan stop watch. Dihitung sejak start
kerja, apakah grease pump mengalami stall dalam hitungan beberapa waktu. Catat
dan laporkan pencapaian waktu tersebut. Dan apakah waktu pencapaian mendekati
batas akhir kerja grease pump (150 detik).

NOTE: Jika grease pump memompa terus tanpa bisa stall, maka grease pump
plunger sudah terjadi keausan setelah anda memastikan kecukupan grease.

2. Menghitung waktu pencapaian tekanan kerja menggunakan kontak switch pada


grease pressure switch. Dihitung sejak start kerja, apakah grease pump mengalami
stall dalam hitungan beberapa waktu. Catat dan laporkan pencapaian waktu
tersebut. Dan jika grease pressure switch tidak NC sebelum batas akhir kerja
grease pump (150 detik), maka lampu peringatan autolube akan menyala. Ini
disimpulkan bahwa performa grease pump sudah tidak bisa mencapai 180 kg/cm2.

NOTE: Jika grease pump memompa terus tanpa bisa membuat NC pada grease
pressure switch, maka grease pump plunger sudah terjadi keausan setelah
anda memastikan kecukupan grease

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10
- 71 -
Pemeriksaan continuity pada grease pressure switch.
Selain factor menurunya kemampuan grease pump yang merupakan problem dominan
dari system autolube, maka kemungkinan yang lain adalah kerusakan spool yang ada
didalam grease pressure switch, baik secara graduasi maupun tiba tiba mengalami
macet

Periksa continuity saat pompa sedang bekerja

180 Bars

Multi-Tester

+
-

Posisi continuity
• NO saat tekanan belum tercapai
• NC saat tekanan sudah tercapai

Spools
Tekanan
Grease
Fig. 72 Periksaan kontinuity

Akibat dari kotoran (pasir, debu atau material lain) yang terikut didalam system, maka
dalam jangka lama akan menyebabkan penyumbatan yang membuat kemacetan gerak
spools dibeberapa komponen diantaranya adalah:

1. Injector grease
2. Grease pressure switch (Lihat gambar)

Akibat kemacetan ini, maka spool tidak bisa menekan switch meskipun grease pump
memiliki performa yang cukup. Untuk menghindari kejadian ini ditengah tengah
operasi machine, maka lakukan pembersihan setiap PM service tertentu.
Selain factor macet, terkadang disekitar switch pada grease pressure switch terdapat
banyak grease. Artinya bahwa seal/oring pada spool sudah bocor. Hal ini juga
membuat tekanan grease tidak tercapai.

Dibawah ini adalah beberapa factor utama yang bisa merusak seal/0-ring pada spool
antara lain:
a. Bercampurnya grease dengan kotoran (seperti: pasir, debu tanah/batubara, pastic
dll)
b. Masuknya udara kedalam grease system dan menyebabkan proses oksidasi serta
merusak seal.
c. Masuknya air (water) didalam grease system dan menyebabkan kerusakan seal/o-
ring atau karat pada spools.

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10
- 72 -
4.22 ALARM HISTORY GRAPH & DATA

Tgl 7 terjadi
trouble autolube
(fault) sebanyak 2
kali

Fig. 73 Alarm history dari data MIC

Pada alarm histori graph diatas terlihat dan bisa dijabarkan dengan kesimpulan sebagai
berikut:

1. Lampu warning menyala pada tanggal 2/6 sebanyak 2 kali. Jika ingin tahu
detail kejadian bisa click pada screen kiri-atas.

2. Lampu warning menyala pada tanggal 7/6 sebanyak 2 kali. Jika ingin tahu
detail kejadian bisa click pada screen kiri-atas.

3. Lampu warning menyala pada tanggal 3/6 sebanyak 2 kali. Jika ingin tahu
detail kejadian bisa click pada screen kiri-atas.

4. Lampu warning menyala pada tanggal 14/6 sebanyak 2 kali. Jika ingin
tahu detail kejadian bisa click pada screen kiri-atas.

5. Lampu warning menyala pada tanggal 15/6 sebanyak 4 kali. Jika ingin
tahu detail kejadian bisa click pada screen kiri-atas dan

6. Lampu warning menyala pada tanggal 25/6 sebanyak 2 kali. Jika ingin
tahu detail kejadian bisa click pada screen kiri-atas.

7. Kesimpulan akhir bahwa lampu peringatan autolube telah menyala


sebanyak 18 kali pada bulan June 2006.

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10
- 73 -
4.3 Berpikir Teknis
_________________________________________________________
Satu kata kunci bagi seorang teknisi adalah berpikirlah secara teknis. Dengan berpikir
secara teknis tersebut, maka akan bisa dikembangkan dengan berpikir logis dan pada
akhirnya akan memberikan dampak pada hal hal berikut:

• Mengolah pengetahuan teknis untuk mampu menginterpretasikan hasil data


kerusakan ataupun data download pada MIC Viewer.

• Mampu melakukan analisa dari hasil pembacaan data kerusakan untuk referensi
perawatan unit yang benar.

• Mampu melakukan diskusi dari hasil data kerusakan ke customer, untuk bersama
sama mencari solusi terbaik berhubungan dengan perawatan unit

• Melatih teknisi agar selalu “speak by data” sehingga terhindar dari friksi-friksi
dengan customer yang dipandang tidak perlu.

• Melakukan inspeksi, download secara berkala, sama halnya dengan memonitor


kerja operasi machine secara tidak langsung.

Sebuah pemikiran teknis bisa dilatih dengan cara mempelajari dasar dasar bagaimana
sebuah sistem bekerja, seperti contoh pemahaman dibawah ini.

Contoh pola berpikir teknis 1:

Jika hose/saluran ditekuk-tekuk maka akan menimbulkan panas oli. Jika


hose tsb menghubung ke cylinder maka akan merusak seal/oring dan packing
serta menurunkan life time cylinder tsb

Hose yang
berbelok
membuat suhu
kerja tinggi

Fig74. Contoh belajar berpikir teknis 1

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10
- 74 -
Contoh pola berpikir teknis 2:

Jika hose/saluran terlalu panjang maka akan menimbulkan pressure drop dan energy loss
(produksi menurun). Jika ini dibiarkan, akan menyebabkan kavitasi pada cylinder/motor.
Maka jika kondisi ini dibiarkan akan merusak seal/oring dan packing serta menurunkan
life time cylinder tsb

Hose yang
panjang
membuat saluran
berbelok belok

Fig.75 Belajar berpikir teknis 2

CATATAN POSITIF:

Jika anda mengukuti program program pelatihan, membaca buku petunjuk perbaikan,
buku petunjuk pengoperasian dan sebagainya, sama artinya bahwa anda sudah berlatih
berpikir secara teknis dan logis.

Hal tersulit bagi kita adalah betapa sulitnya menerima hal hal yang baru berkaitan
dengan perubahan model, teknologi, metode yang baru. Sebagian besar teknisi senang
dengan apa yang sudah biasa dilakukan. Coba anda sadari: apakah system autolube
EX3500-3 sama dengan system autolube pada EX3600-5?

Jika anda masih menganggap bahwa kedua model tersebut adalah sama, maka anda
termasuk teknisi yang sulit dikembangkan. Maka hal yang mendesak diperlukan adalah
coba untuk belajar berpikir teknis dan logis.

Semoga tulisan ini bisa menjadikan inspirasi untuk memperbaiki pola pikir teknis
sehingga memudahkan anda dalam melakukan analisa masalah yang berkaitan dengan
kerusakan machine.

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10
- 75 -
4.4 Melakukan Modifikasi
_________________________________________________________
Dalam penanganan sebuah kerusakan yang sifatnya berulang ulang dan belum ditemukan
solusi, maka harus dipikirkan untuk melakukan modifikasi (re-engineering) dengan
harapan bahwa masalah bisa berakhir.

Selama modifikasi tersebut tidak merubah kerja system melainkan hanya upaya
mengatasi masalah yang sifatnya berulang-ulang, maka hal ini sangat baik untuk
dilakukan.

Sebagai contoh modifikasi:

• Baut pengikat grease pump terhadap cover grease tank yang suka kendor bahkan
baut terjatuh kedalam grease.

• Kesulitan teknisi untuk mengikat baut tersebut sebab harus membuka cover
terlebih dulu agar baut bisa diikat.

• Waktu yang diperlukan untuk mengganti grease pump sangat lama

• Belum ada modifikasi dari pabrik meskipun sudah sering melaporkan.

Modifikasi yang dilakukan adalah sbb:

Fig.76 Sebelum Modifikasi Fig.77 Desain modifikasi

Fig.78 Setelah Modifikasi

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10
- 76 -
4.5 Resume dan Tanggungjawab Laporan setelah
melakukan perbaikan
_________________________________________________________
Secara umum bahwa tugas dan tanggungjawab seorang teknisi dibagi menjadi 4 kategori
seperti yang ditunjukan pada ilustrasi dibawah ini.

1. Melakukan problem solve dan menetapkan resume bagaimana mencegah kejadian


yang sama dimasa mendatang.
2. Melakukan periodik maintenance
3. Melakukan Inspeksi secara berkala dan
4. Suppart warranty machine.

TASK ITEMS:

1. Machine
Trouble 2. Periodic
Maintenance
MAKE REPORT

3. Machine
Inspection

4. Support
Warranty

Fig.79 Tugas Utama Teknisi

Dari ke-4 item diatas bahwa masing masing item tersebut, selain melakukan jenis
pekerjan juga harus diserta dengan laporan dan resume sebagai tanggungjawab akhir
dari sebuah pekerjaan.

Memang kita sadari bahwa setiap site/project terkadang memiliki format yang berbeda
dalam pembuatan laporan teknis, namun inti dari sebuah laporan teknis adalah sama.
Sehingga setiap laporan teknis tersebut harus mengandung unsure unsure berikut ini:

1. Informasi update pada machine yang rusak. Misalnya: HM, tanggal kerusakan
(start/finish), lokasi kerja machine, nama customer, pengambilan photo, machine
serial no. Dan sebagainya.

2. Kronolgis kejadian trouble dari informan (operator/customer/vrew lain) dll.

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10
- 77 -
3. Langkah dan metode pertama untuk mencari fakta kerusakan hingga penyebab
trouble ditemukan.
4. Langkah atau aksi setelah trouble ditemukan (proses perbaikan) hingga perbaikan
selesai dilakukan.
5. Membuat resume/kesimpulan yang ditulis kedalam laporan.

Secara standard, Hexindo memiliki jenis laporan umum dibawah ini yang bisa link
(menyambung) ke pabrik dibawah ini:

Technician Report Items:

1. Trouble Information (TI)


2. Technical Service Report (TSR) By Technician

3. Photograph Information Report


Next

Input to FIR (Field Information


Report by admin service By Planner

Next

HITACHI
Tujuan besar dari sebuah laporan teknis adalah improvement the product image, sebab
semua laporan kerusakan unit bisa diketahui oleh factory.

To improve
the product image

GOOD action and


GOOD Reporting
Æ GOOD Mechanic

NOTE:
Supervisor and Foreman must control items reporting as crew leader.

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10
- 78 -
4.5 Kesimpulan

Dengan berakhirnya training « Auto-lubricating System » ini, maka bisa kita simpulkan
sebagai berikut :

• Teknisi bisa memahami dampak dan konsekwensi langsung dari kerusakan sistem
auto-lube.

• Memahami cost awareness yang harus ditanggung oleh customer (termasuk dept.
Teknis dan Dept. Produksi).

• Potensi bahaya bagi keselamatan teknisi yang ditimbulkan saat melakukan


pergantian komponen besar seperti bushing, pins, swing bearing, trailing arm dll.

• Berkurangnya pencapaian machine availability sebagai indicator penting bagi


kesiapan operasi machine.

• Product Image

• Beban moral (psikologis) bagi dealer sebagai tanggungjawab purna jual machine
(after sale support).

Sebagai akhir untuk menutup materi ini bahwa training ini bukan saja memberikan
pengetahuan teknis, namun secara psikologis akan mengangkat moral teknis dan percaya
diri seorang teknisi sebagai dasar tumbuhnya komitmen dan tanggungjawab profesi.

Terima kasih atas kehadiran serta keikutsertaan dalam training kali ini, semoga
membawa manfaat yag besar bagi pengetahuan dan skill anda.

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10
- 79 -
THE END
Your Most Reliable Partner

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10
- 80 -

Anda mungkin juga menyukai